26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri yakni kelompok industri hulu (kelompok industri dasar), kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Bidang usaha industri adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan cabang industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi (UU RI No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian). Istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda- beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. 10 Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

  • Upload
    phamque

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi dan atau barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri

yakni kelompok industri hulu (kelompok industri dasar), kelompok industri hilir, dan

kelompok industri kecil. Bidang usaha industri adalah lapangan kegiatan yang

bersangkutan dengan cabang industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan

atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi (UU RI No.5 Tahun 1984 tentang

Perindustrian).

Istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).

Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan

manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena

merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-

beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat

perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan

macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara

penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada

dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan

bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.

10 Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara

juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan

kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam

jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah

sebagai berikut:

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa

yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang

digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari

alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri

hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri

kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah

dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,

perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan

menjadi:

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang

dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga

kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri

biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya:

industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan

ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19

orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga

kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.

Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,

tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki

kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan

industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.

Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan

khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan

kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil,

industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak

perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat

dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri

konveksi, industri makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.

Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri

tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang

dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung,

melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu

kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan,

industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh

dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, industri gula,

industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja,

industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat

mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.

Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri

transportasi, industri seni dan hiburan.

5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan

industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industri), yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industri), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah

yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industri), yaitu industri

yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di

Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di

Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di

Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan

industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industri), yaitu

industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat

didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat

luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri

otomotif, dan industri transportasi.

6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk

kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,

industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang

jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati

oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri

otomotif, dan industri meubeler.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi

lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri

percetakan.

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri

minuman.

8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yaitu industri yang

memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam

negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan

dan minuman.

b. Industri dengan Penanaman Modal Asing (PMA), yaitu industri yang modalnya

berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri

perminyakan, dan industri pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya

berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri

otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,

misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang

dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,

industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri

transportasi.

10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:

modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan

cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,

teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan

keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih

terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan

ringan.

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar,

teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang,

tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala

regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-

anak.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,

teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah

banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri

transportasi, dan industri persenjataan.

2.2. Industri Pengolahan Kayu

Sektor industri pengolahan terbagi menjadi beberapa golongan yakni industri

makanan dan minuman, pengolahan tembakau, tekstil, pakaian jadi, kulit, kayu,

percetakan, pengilangan minyak, dll.

Industri Pengolahan Kayu mencakup industri kayu gergajian (sawmill), kayu

lapis (plywood), bubur kertas (pulp), moulding, korek api dan chopstick. Industri

sawmill, plywood dan pulp merupakan industri kayu hulu. Industri-industri tersebut

tidak hanya mengolah produk-produk yang siap dipasarkan, tetapi juga mengolah

kayu bulat menjadi produk-produk yang dibutuhkan sebagai bahan baku bagi

industri-industri hilir seperti moulding dan mebel. Di mana industri hilir ini mengolah

bahan baku tersebut menjadi barang jadi.

Industri pengolahan kayu yang membutuhkan pasokan kayu bulat adalah

industri yang langsung mengolah kayu (industri pengolahan kayu hulu) seperti

industri kayu gergajian, pulp dan kayu lapis. Di Sumatera Utara industri korek api

dan chopstick juga langsung memasok kayu bulat. Sedangkan industri pengolahan

kayu hilir seperti moulding dan mebel (furniture) mengolah bahan baku yang berasal

dari industri kayu gergajian. Dengan demikian berkembangnya industri hilir sangat

ditentukan oleh industri pengolahan kayu hulu sebagai pemasok bahan baku. Jenis

kayu yang banyak digunakan adalah kayu Meranti, Pinus dan Karet.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Indonesia seringkali disebut sebagai negara “mega-biodiversity” karena

memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, di antaranya 25.000 jenis

tumbuhan termasuk 4000 jenis pohon. Dari 4000 jenis sekitar 400 jenis dianggap

sebagai kayu perdagangan, namun yang sudah teridentifikasi dengan baik sebanyak

365 jenis yang kemudian dikelompokkan menjadi 120 kelompok jenis kayu

perdagangan (Kartasujana dan Martawijaya,1979). Kerusakan akan lebih cepat lagi

jika dipakai atau dipasang di tempat terbuka tanpa naungan, terutama jika

berhubungan dengan tanah lembab. Sebab pada dasarnya kayu dan bahan

berlignoselulosa lainnya tidak tahan terhadap perubahan suhu, udara, kelembaban,

dan air. Di pihak lain, kayu juga dihadapkan pada beragam jenis jasad atau

Organisme Perusak Kayu (OPK) yang siap mengancam, seperti bakteri, jamur

pewarna dan buluk, jamur pelapuk (brown rots dan white rots), jamur pelunak (soft

rot), rayap kayu kering, rayap tanah, bubuk kayu kering dan binatang laut penggerek

kayu (Wilkinson,1979). Ancaman OPK ada di mana-mana, sejak pohon masih dalam

status tegakan, angkutan, proses pengolahan sampai produk kayu dalam pemakaian.

Ancaman tersebut bisa disebabkan oleh salah satu atau kombinasi diantara OPK

tersebut di atas. Misalnya, kayu yang tahan terhadap jamur, belum tentu tahan

terhadap serangga atau sebaliknya.

Daya tahan terhadap OPK inilah yang dimaksud dengan keawetan kayu.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keawetan kayu, antara lain zat ekstaktif

yang terdapat dalam kayu, umur pohon, posisi pada bagian batang, tempat di mana

kayu itu digunakan dan jenis OPK yang menyerangnya (Martawijaya, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Pengawetan kayu pada dasarnya merupakan tindakan pencegahan (preventive),

berperan untuk meminimalkan atau meniadakan kemungkinan terjadi cacat yang

disebabkan OPK, bukan pengobatan (curative) yang diilakukan dalam rangka

pengendalian mutu atau kualitas, mencakup kualitas bahan baku dan produk serta

memperpanjang umur pakai kayu. Biasanya penggunaan pengawet kayu mengacu

pada penggunaan pestisida (bahan kimia pengawet) yang dimasukkan ke dalam kayu

(Barly,1990). Dalam hal ini, persyaratan bagi bahan pengawet kayu antara lain harus

memiliki sifat efikasi terhadap OPK, mampu menembus ke dalam kayu dan tidak

mudah luntur atau terikat di dalam kayu, tetapi beberapa jenis bahan pengawet larut

air bersifat korosif (Kadir dan Barly, 1974). Istilah bahan pengawet kayu sekarang

termasuk bahan kimia atau kombinasi bahan yang dapat mencegah kerusakan kayu

terhadap satu atau kombinasi antara; pelapukan (decay), serangga (termite), binatang

laut (marine borer), api (fire), cuaca (weathering), penyerapan air dan reaksi kimia

(Anonim, 1976).

2.3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Industri

Menurut beberapa ahli geografi ekonomi seperti Renner, Alexander, dan

Robinson perkembangan suatu industri ditentukan oleh faktor pokok dan faktor

tambahan. Yang termasuk faktor pokok adalah bahan mentah modal, tenaga kerja,

sumber tenaga, transportasi dan pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Berikut adalah faktor pokok yang menetukan perkembangan industri.

1. Faktor – faktor pendukung pembangunan industri.

Apabila semua faktor tersebut dapat terpenuhi, kegiatan industri dapat berjalan

lancar tanpa hambatan. Bagi Indonesia, terdapat banyak faktor yang dapat

mendukung pembangunan industri. Faktor-faktor berupa kekayaan negara, antara

lain sebagai berikut:

(a) Bahan mentah (bahan baku), (b) modal, (c) tenaga kerja, (d) sumber tenaga,

(e) transformasi, (f) pemasaran hasil industri, (g) pemerintahan yang stabil,

(h) kondisi perekonomian: 1. pendapatan perkapita, 2. saluran distribusi,

(i) kemajuan teknologi, (j) semangat rakyat untuk membangun, (k) iklim yang baik

dan (l) kebudayaan.

2. Faktor – faktor penghambat pembangunan industri.

a. Modal yang kurang.

b. Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga terampil.

c. Pemasaran yang kurang lancar.

d. Kualitas barang.

2.4. Dampak Pembangunan Industri

1. Dampak Positif

a. Mengurangi ketergantungan akan hasil industri dari negara lain.

b. Menambah pemasukan devisa negara

c. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

d. Perbaikan dan pengembangan sarana umum

e. Berkembangnya sektor informal

2. Dampak Negatif

a. Berkurangnya lahan pertanian

b. Pencemaran lingkungan

c. Perubahan cara hidup

2.5. Faktor Produksi dalam Pembangunan Ekonomi

2.5.1. Tanah

Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-

hasil pertanian yaitu tempat di mana produksi berjalan dan darimana hasil produksi

itu keluar. Oleh sebab itu tanah sebagai unsur produksi mempunyai kedudukan paling

penting dewasa ini, hal ini terbukti bahwa besarnya balas jasa yang diterima oleh

tanah masih lebih besar dibandingkan dengan faktor produksi lainnya.

Tanah sebagai unsur produksi biasanya terdiri dari barang ekonomi yang

diberikan oleh alam yang meliputi permukaan tanah, air dan segala yang terkandung

berada di dalamnya.

Menurut David Ricardo menunjukkan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah

adalah disebabkan perbedaan kesuburan tanah, makin subur tanah makin tinggi sewa

tanah. Dengan berkembangnya penduduk maka nilai tanah akan terus naik karena

tanah adalah satu-satunya faktor produksi yang tidak dapat dibuat oleh manusia

(Mubyarto, 1977).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

2.5.2. Modal

Pengertian modal diartikan sebagai tabungan masyarakat yang setiap saat

dapat digunakan untuk membeli saham perusahaan atau obligasi pemerintah ataupun

yang dipinjamkan kepada orang lain. Modal dinyatakan nilainya dalam bentuk uang

yang merupakan sebagai alat pengukur nilai dari modal tersebut.

Pengertian ekonomi modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor

produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Karena modal

menghasilkan barang-barang baru atau merupakan alat untuk memupuk pendapatan

maka akan menciptakan dorongan dan minat untuk menyisihkan kekayaannya

maupun hasil produksi dengan maksud yang produktif dan tidak untuk maksud

keperluan yang konsumtif.

Modal dapat diciptakan untuk menahan diri dalam bentuk konsumsi, dengan

tujuan pendapatannya akan dapat lebih besar lagi di masa yang akan datang.

Pengembangan pembangunan ekonomi akan terlaksana bila pembentukan modal

berjalan baik. Oleh sebab itu pembangunan yang berhasil akan tetap berusaha

meningkatkan modalnya.

2.5.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan resources, tepatnya human resources atau sumber

daya manusia yang berperan dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Peranan

tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat besar terhadap perkembangan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

ekonomi, demikian pula pada sektor industri yang banyak berorientasi kepada sektor

padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja.

Pengertian tenaga kerja dalam (www.nakertrans.go.id) adalah: setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja

guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (UU

Pokok Ketenagakerjaan No.14 Tahun 1969). Dalam hubungan ini maka pembinaan

tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk

melakukan pekerjaan.

Pengertian bekerja menurut indikator ketenagakerjaan adalah: “Jika telah

melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh pendapatan atau

keuntungan paling sedikit satu jam secara tidak terputus selama satu minggu yang

lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja yang tak dibayar yang

membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi”.

Menurut BPS (2001) membagi tenaga kerja (employed) atas 3 (tiga) macam,

yaitu:

a. Tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang mempunyai jumlah

jam kerja ≥ 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan

uraian tugas.

b. Tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed), adalah

tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam dalam seminggu.

c. Tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed),

adalah tenaga kerja dengan jam kerja ≤ 1 jam per minggu.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Simanjuntak (1998) menyatakan tenaga kerja atau manpower terdiri dari

angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari

dan: (1) golongan yang bekerja, (2) golongan yang menganggur atau mencari

pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari: (1) golongan bersekolah,

(2) golongan yang mengurus rumah tangga, dan (3) golongan lain-lain atau penerima

pendapatan. Ketiga kelompok dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu

dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering juga

dinamakan potential labor force.

Menurut Sukirno (2000), golongan penduduk yang tergolong sebagai

angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja di

Indonesia adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang ikut berpartisipasi dalam proses

produksi untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.5.4. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan dasar yang dibutuhkan dalam proses

pengolahan/industri. Dalam industri pengolahan kayu, bahan baku yang dipakai

tentunya adalah kayu. Kayu yang merupakan hasil hutan dari kekayaan alam

merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang jadi dengan

menggunakan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus maupun

kayu yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu disini ialah

sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana

yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk

kayu pertukangan, kayu industrI bakar (Dumanauw J.F, 1990).

Produk paling penting dari pengolahan kayu secara kimia adalah pulp. Kimia

kayu dan komponen-komponennya tidak dapat dipisahkan dari strukturnya. Kayu

tidak hanya merupakan senyawa kimia, atau jaringan anatomi, atau bahan tetapi

merupakan gabungan dari ketiganya. Kesemuanya ini merupakan hasil hubungan

yang erat dari komponen-komponen kimia yang membentuk unsur-unsur ultra

struktur, yang kemudian bergabung menjadi suatu sistem yang berderajat tinggi yang

membentuk dinding sel yang akhirnya membentuk jaringan kayu (Fengel. D, 1995)

Selama periode prasejarah dan sesudahnya kayu tidak hanya digunakan untuk

bahan bangunan tetapi juga semakin penting sebagai bahan mentah kimia untuk

pembuatan arang (digunakan dalam peleburan besi), getah (digunakan untuk

mengawetkan dan melapisi lambung kapal), dan kalium (digunakan dalam pembuatan

gelas dan sebagai bahan pemucat kain dan tekstil kapas). Namun di sisi lain kayu

merupakan bahan dasar yang sangat modern. Kubah-kubah kayu yang besar dan

perabot rumah yang indah membuktikan kegunaan dan keindahannya. Bahkan dalam

bentuk alih seperti kayu lapis, papan partikel dan papan serat, kayu telah menjadi

bahan bangunan yang berharga. Disamping itu, kayu merupakan bahan dasar pulp

dan kertas, serat, film, aditif dan banyak produk lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet:

1. Kelas awet I (sangat awet), missal: kayu sonokeling dan jati.

2. Kelas awet II (awet), missal: kayu merbau dan mahoni.

3. Kelas awet III (kurang awet), missal: kayu karet dan pinus.

4. Kelas awet IV (tidak awet), missal: kayu sengon.

5. Kelas V (sangat tidak awet).

2.5.5. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai kesempatan berusaha atas semua

pekerjaan yang tersedia pada lapangan kerja di mana tenaga kerja tersebut dapat

memenuhi kebutuhannya.

Dengan keterbatasan penambahan jumlah kesempatan kerja akibat

keterbatasan peningkatan jumlah investasi dan penempatan tenaga kerja yang

diciptakan, maka akan menimbulkan kerawanan pertumbuhan ekonomi. Sehubungan

dengan hal tersebut, maka langkah-langkah untuk memperluas kesempatan kerja

adalah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, untuk itu diambil kebijaksanaan

menyeluruh dan terpadu dalam memperluas kesempatan kerja yang menyangkut

kepada pengarahan investasi dan pembangunan yang berorientasi kepada perluasan

kesempatan kerja, pendidikan dan ketarmpilan yang menunjang pembangunan dan

dapat terserap oleh lapangan kerja yang tersedia (Kamaluddin Rustian, 1983).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

2.6. Pengembangan Wilayah

Pengertian pengembangan wilayah dalam pembangunan adalah berbagai jenis

kegiatan, baik yang tercakup dalam sektor pemerintah maupun dalam masyarakat,

dilaksanakan dan diatur dalam rangka usaha-usaha untuk memperbaiki tingkat

kesejahteraan hidup masyarakat. Usaha-usaha tersebut pada dasarnya adalah bersifat

meningkatkan pemenuhan berbagai kebutuhan-kebutuhan, baik melalui produk-

produk maupun melalui berbagai jenis kegiatan yang membawa pengaruh

peningkatan kawasan.

Peningkatan pada kawasan dapat pula diartikan sebaga peristiwa

pengembangan wilayah pada wilayah yang bersangkutan sehingga keseluruhan usaha

yang menjurus pada perbaikan dalam tingkat kesejahteraan hidup masyarakat, dapat

dipandang sebagai penyebab berlangsungnya proses berkembangnya wilayah

(Purnomosidi, 1981 dalam Parluhutan, 2001).

Hartshone dalam Hanafiah (1992) memformulasikan pengertian wilayah

sebagai berikut:” Suatu area dengan lokasi spesifik dan dalam beberapa aspek tertentu

berbeda dengan area lain”. Unit area ini adalah merupakan objek konkrit dengan

karakteristik yang unik. Struktur wilayah akan mempunyai watak dari pada “mosaik”

dari tiap-tiap bagian yang memiliki kesamaan.

Wilayah merupakan suatu unit geografi yang membentuk suatu unit kesatuan.

Pengertian unit geografi adalah ruang, sehingga bukan merupakan aspek fisik tanah

saja, tetapi lebih dari itu meliputi aspek lain seperti aspek biologi, ekonomi, sosial

dan budaya (Wibowo, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Menurut Miraza (2005), pengembangan wilayah adalah pemanfaatan potensi

wilayah, baik potensi alam maupun potensi buatan, harus dilaksanakan secara fully

dan effeciency agar potensi dimaksud benar-benar berdampak pada kesejahteraan

masyarakat secara maksimal.

Sasaran pembangunan harus diterjemahkan dari tujuan pembangunan

nasional. Di mana tujuan pembangunan daerah harus konsisten dengan tujuan

pembangunan nasional yang umumnya terdiri atas:

a. Mencapai pertumbuhan pendapatan perkapita yang cepat.

b. Menyediakan kesempatan kerja yang cukup.

c. Pemerataan pendapatan.

d. Mengurangi perbedaan antara tingkat pendapatan, kemakmuran, pembangunan

serta kemampuan antar daerah.

e. Membangun struktur perekonomian agar tidak berat sebelah (Hadjisaroso,1994).

Pemerintah melakukan berbagai program pembangunan untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat, di mana pembangunan tersebut berlandaskan pada pengertian

sebagai pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh elemen

masyarakat Indonesia.

Suryana (2000) mengatakan bahwa pembangunan diartikan sebagai suatu

proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur

sosial, sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga-lembaga nasional termasuk

pula percepatan akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan dan pemberantasan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

kemiskinan. Oleh sebab itu pengertian pembangunan harus dilihat secara dinamis dan

bukan sebagai konsep statis, di mana pembangunan adalah suatu orientasi-orientasi

dan kegiatan usaha tanpa akhir.

Berdasarkan uraian diatas, maka wilayah pembangunan hendaknya sesuai

dengan wilayah administratif dan juga mempunyai ciri wilayah modal. Dalam

praktek, apabila membahas mengenai perencanaan pembangunan daerah, pengertian

daerah administratif paling banyak digunakan karena alasan kemudahan koordinasi

dan tersedianya data untuk perencanaan. Wilayah pengembangan dipakai untuk

wilayah yang berdasarkan homogneity dan bertujuan lebih banyak untuk analisis

informasi dalam wilayah itu guna keperluan pengembangan. Batas wilayah tidak

terikat pada batas administratif dan tidak perlu mempunyai pusat. Misalnya satu

propinsi mungkin mempunyai wilayah pengembangan seperti wilayah pantai timur,

wilayah pantai barat, wilayah pegunungan dan wilayah kepulauan yang masing-

masing mempunyai ciri geografis, fauna dan flora yang sama.

Jadi dapat dilihat bahwa pembangunan ekonomi adalah merupakan suatu

proses, di mana dengan proses itu akan terlihat adanya perubahan yang besar dalam

struktur sosial, sikap mental yang telah terbiasa, pertumbuhan ekonomi serta

pemberantasan kemiskinan dan pengangguran, pemberantasan letimpangan dalam

pendapatan perkapita melalui perluasan kesempatan kerja yang memadai, pendidikan

dan juga dengan cara membebaskan masyarakat dari sikap ketergantungan terhadap

orang lain serta mengangkat kesadaran akan harga diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Menurut Sirojuzilam (2005), kenyataannya banyak fenomena yang timbul

dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi wilayah. Masalah utama dalam

pembangunan wilayah adalah ketimpangan ruang (wilayah). Artinya ketimpangan

juga terjadi antar daerah, karena itu pemerataan pembangunan berarti juga suatu

usaha dalam menyeimbangkan kemampuan wilayah untuk berkembang.

Mengurangi kesenjangan wilayah (Regional Imbalances) adalah salah satu

tema pokok dalam pembangunan wilayah (Regional Development). Masalah pokok

yang dihadapi sekarang adalah bukan ada atau tidaknya kesenjangan wilayah, namun

bagaimana pembangunan wilayah dapat dikonsepsikan dalam perspektif jangka

panjang. Dalam konteks perkembangan sosial ekonomi dunia dewasa ini, maka arah

yang dituju dalam pembangunan wilayah jangka panjang adalah wilayah harus

mandiri dan cukup memiliki daya saing sehingga mampu berintegrasi ke dalam

sistem perekonomian nasional maupun global. Salah satu upaya yang sangat strategis

adalah memobilisasi seluruh kelembagaan pembangunan di wilayah serta

menciptakan interaksi yang erat melalui networking diantara kelembagaan tersebut

dengan tujuan menciptakan kemampuan dan kemandirian ekonomi wilayah (lokal).

Unsur-unsur strategis dalam networking untuk pembangunan ekonomi wilayah

meliputi perguruan tinggi setempat, asosiasi industri, lembaga peneliti, pengusaha

menengah dan kecil, lembaga keuangan dan perbankan, serta tentu saja pemerintah

daerah sendiri. Kegiatan riset terapan dalam teknologi untuk meningkatkan kualitas

industri dan produk jasa unggulan, serta hasilnya harus terbuka bagi para penguasaha

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

lokal (Departemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah Direktorat Jenderal

Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah).

2.7. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan Julius Eben Ezer Ginting (2006) tentang pengaruh

Industri Produk Turunan Crude Palm Oil (CPO) terhadap Pengembangan Wilayah

Propinsi Sumatera Utara menghasilkan beberapa kesimpulan: (1) Industri Pengolahan

produk turunan CPO di Propinsi Sumatera Utara ada sebnayak 34 industri dengan

kapasitas terpasang 5.440.000 kg/jam dan menggunakan teknologi mesin, (2)

Variabel jumlah bahan baku, investasi, kapasitas produksi dan teknologi berpengaruh

signifikan terhadap tingkat produksi produk turunan CPO, namun variabel tenaga

kerja tidak emmberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat produksi produk

turunan CPO, (3) Variabel bahan baku berpengaruh signifikan positif namun variabel

investasi dan biaya tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap kapasitas produksi

industri turunan CPO, (4) Variabel investasi berpengaruh signifikan positif namun

variabel produksi produk turunan CPO tidak berpengaruh terhadap Pengembangan

Wilayah Sumatera Utara.

Sedangkan Penelitian yang dilakukan Immanuel (2007) tentang Analisis Peran

Industri Pertenunan terhadap Pengembangan Wilayah di Kota Pematang Siantar,

menghasilkan beberapa kesimpulan: (1) Bahwa ternyata hasil uji statistik

menunjukkan bahwa variabel modal investasi, variabel tenaga kerja dan variabel

pengalaman berusaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

pengusaha industri pertenunan di Kota Pematang Siantar, (2) Bahwa Industri

Pertenunan di Kota Pematang Siantar berperan dalam peningkatan penyerapan tenaga

kerja, nilai investasi dan mampu menggerakkan kegiatan ekonomi (multiplier effect)

seperti menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan kegiatan

ekonomi lainnya.

Penelitian yang dilakukan Bangun (2008) tentang Peranan dan Pengaruh

Industri Tikar Rakyat terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Pantai Cermin

Kabupaten Serdang Bedagai – Sumatera Utara menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut: (1) Faktor Produksi yang berperan dalam peningkatan produksi adalah

modal, sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap peningkatan produksi, (2)

Bahwa korelasi antara lama usaha dan tingkat pendidikan dengan pendapatan

pengrajin tidak berpengaruh signifikan, sedangkan modal berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pengrajin, (3) Sumber bahan baku dan meningkatnya

pendapatan masyarakat menjadi indikator penting dalam pengembangan wilayah di

Kecamatan Pantai Cermin.

2.8. Kerangka Pemikiran

Pada hakikatnya pembangunan industri merupakan bagian dari usaha

pembangunan jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang tidak seimbang.

Pembangunan sektor industri diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja,

pendapatan masyarakat, pembangunan infrastruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

untuk melihat pengaruh industri pengolahan kayu terhadap pengembangan wilayah di

Kabupaten Serdang Bedagai.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

2.9.Hipotesis Penelitian

a. Investasi, jumlah tenaga dan nilai bahan baku berpengaruh positif terhadap nilai

produksi industri pengolahan kayu di Kabupaten Serdang Bedagai.

Investasi

Jumlah Tenaga Kerja

Nilai

Produksi

Industri Pengolahan Kayu

Pengembangan Wilayah

Investasi

Nilai

B h B k

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Industri - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32417/4/Chapter II.pdf · 2.1.Industri . Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

b. Nilai produksi dan investasi berpengaruh positif terhadap pengembangan wilayah

di Kabupaten Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara