14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Literatur 2.1.1. Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja merupakan catatan out-come yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja dapat dikatakan hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerjaindividu merupakan pondasi kinerja organisasi. Faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi adalah adanya karyawan yang mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang memuaskan. Kenyataannya tidak semua karyawan mempunyai kemampuan dan ketrampilan serta semangat kerja sesuai dengan harapan organisasi. Seorang karyawan yang mempunyai kemampuan sesuai dengan harapan organisasi, kadang-kadang tidak mempunyai semangat kerja tinggi sehingga kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan (Pasaribu dan Krisnaldy, 2020). Menurut Khotimah, dkk. (2017) menyatakan bahwa kinerja adalah standart yang telah ditentukan yangdigunakan sebagai bukti seseorang sudah berusaha semaksimal mungkin dan usaha tersebut merupakan indikator seseorang yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka memikul tanggung jawab yang lebih besar seperti kualitas kerja, kecepatan dan ketepatan kerja, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja sama. Kinerja dapat diartikan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian kinerja adalah suatu sistem terstruktur dan formal untuk mengukur, mengevaluasi dan mempengaruhi atribut-atribut yang dapat berhubungan dengan pekerjaan, perilaku, dan outcomes karyawan, serta tingkat absensi, untuk mengetahui tingkat produktivitas dan efektivitas karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Literatur 2.1.1

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Literatur

2.1.1. Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang

berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja merupakan catatan out-come

yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama

periode waktu tertentu. Kinerja dapat dikatakan hasil yang dicapai oleh seseorang

menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerjaindividu

merupakan pondasi kinerja organisasi. Faktor penting dalam keberhasilan suatu

organisasi adalah adanya karyawan yang mampu dan terampil serta mempunyai

semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang

memuaskan. Kenyataannya tidak semua karyawan mempunyai kemampuan dan

ketrampilan serta semangat kerja sesuai dengan harapan organisasi. Seorang karyawan

yang mempunyai kemampuan sesuai dengan harapan organisasi, kadang-kadang tidak

mempunyai semangat kerja tinggi sehingga kinerjanya tidak sesuai dengan yang

diharapkan (Pasaribu dan Krisnaldy, 2020).

Menurut Khotimah, dkk. (2017) menyatakan bahwa kinerja adalah standart

yang telah ditentukan yangdigunakan sebagai bukti seseorang sudah berusaha

semaksimal mungkin dan usaha tersebut merupakan indikator seseorang yang

memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka memikul tanggung jawab

yang lebih besar seperti kualitas kerja, kecepatan dan ketepatan kerja, inisiatif dalam

bekerja, kemampuan kerja sama. Kinerja dapat diartikan hasil kerja secara kuantitas

dan kualitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Penilaian kinerja adalah suatu sistem terstruktur dan formal untuk mengukur,

mengevaluasi dan mempengaruhi atribut-atribut yang dapat berhubungan dengan

pekerjaan, perilaku, dan outcomes karyawan, serta tingkat absensi, untuk mengetahui

tingkat produktivitas dan efektivitas karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di masa

FEUSM
Typewritten text
9

depan sehingga bermanfaat bagi karyawan, organisasi, dan masyarakat. Secara lebih

sederhana dapat dikemukakan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses

melalui organisasi dapat mengevaluasi atau menilai prestasi dari kerja karyawan

(Hakim dan Fanani, 2019).

Jika kinerja tidak sesuai sesuai dengan standar, maka perlu disusun rencana

peningkatan kinerja. Dalam penilaian kinerja karyawan tidak hanya fisik yang dinilai,

tetapi kegiatan pekerjaan keseluruhan dari kinerja karyawan yang menyangkut

berbagai hal seperti kemampuan kerja, kedisiplinan, kerajinan, hubungan kerja, atau

hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan tingkat pekerjaan (Siswanto dan Hamid,

2017).

2.1.1.1. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Jamaludin (2017) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan,

yaitu:

1. Kemampuan Individual

Kemampuan individual karyawan ini mencakup bakat, minat, dan

faktor kepribadian. Tingkat keterampilan bahan mentah yang dimiliki

seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, kecakapan

interpersonal, dan kecakapan tehnis. Dengan demikian, kemungkinan

seorang karyawan akan mempunyai kinerja yang baik. Jika karyawan tersebut

memiliki ketrampilan yang baik maka karyawan tersebut akan menghasilkan

kinerja yang baik pula.

2. Usaha yang dicurahkan

Usaha yang dicurahkan oleh karyawan bagi perusahaan adalah

motivasi, etika kerja, kehadirannya. Tingkat usahanya merupakan gambaran

motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan

dengan baik. Dari itu kalaupun karyawan memiliki tingkat ketrampilan untuk

mengerjakan pekerjaan, akan tetapi tidak akan bekerja dengan baik jika hanya

sedikit upaya. Hal ini berkaitan dengan perbedaan antara tingkat ketrampilan

FEUSM
Typewritten text
10

merupakan cermin dari apa yang dilakukan, sedangkan tingkat upaya

merupakan cermin dari apa yang dilakukan.

3. Dukungan organisasional

Dalam dukungan organisasional, perusahaan menyediakan fasilitas

bagikaryawan meliputi pelatihan dan pengembangan, peralatan dan

teknologi,standar kinerja, dan manajemen dan rekan kerja. Kinerja pada

dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja

karyawan adalah apa yang mempengaruhi sebanyak mereka memberikan

kontribusi pada organisasi.

Menurut Parwoto, dkk (2017) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :

1. Faktor personal/individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan

(skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang

dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan

dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer

dan team leader.

3. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

kelompokan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja

dalam organisasi.

5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal.

Menurut Daulay, dkk (2019) pengukurankinerja adalah

hasil kerja pegawai dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu

kerja, dan kerja samauntuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan

oleh organisasi.

FEUSM
Typewritten text
11

2.1.2. Stres Kerja

Sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya mengaharuskan sebuah

produktifitas pada karyawannya. Produktifitas dengan kualitas tinggi merupakan

tanggung jawab karyawan yang harus dipenuhi. Karyawan dalam meningkatkan

produktifitasnya, perlu untuk menyesuaikan dengan kapasitas kemampuanya. Beban

kerja yang menuntut karyawan untuk terus produktif seringkali menimbulkan stres

kerja. Stres kerja secara komprehensif disebut sebagai respon adaptif terhadap situasi

eksternal yang menimbulkan sebuah penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku

anggota organisasi (Yulia dan Mukzam, 2017)

Stres sering diartikan sebagai kelebihan tuntutan atas kemampuan individu

dalam memenuhi kebutuhan.Masalah yang terdapat dalam lingkungan keluarga,

kegiatan sosial, pekerjaan di kantor, kegiatan di waktu senggang, maupun yang ada

hubungannya dengan orang lain, dapat menimbulkan beban yang berlebihan. Istilah

stres tidak dapat dipisahkan dari distress dan depresi, karena satu sama lainnya saling

terkait. Stres merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang

dialaminya dan apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress.

Sedangkan depresi merupakan reaksi kejiwaan terhadap stres seseorang yang

dialaminya (Prastiyo, 2019).

Menurut Parwoto, dkk. (2017) menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.

Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi

lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam

gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Gejala-gejala ini

menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Orang-orang yang

mengalami stres bisa menjadi nerveous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka

sering menjadi mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, atau menunjukkan sikap

yang tidak kooperatif. Mereka biasanya sering melarikan diri dengan minum alkohol

atau merokok secara berlebihan. Di samping itu, mereka bahkan bisa terkena berbagai

penyakit fisik, seperti masalah pencernaan atau tekanan darah tinggi, serta sulit tidur.

FEUSM
Typewritten text
12

Kondisi-kondisi tersebut meskipun dapat juga terjadi karena penyebab-penyebab lain,

tetapi pada umumnya hal itu merupakan gejala-gejala stres.

2.1.2.1. Faktor Penyebab Stres Kerja

Stres kerja berada pada suatu kondisi dinamika yangdidalamnya seorang

individu dihadapkan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang berkaitan

dengan apa yang diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak

pasti.Terdapatdua kategori penyebab stres yaitu on the job dan off the job. Penyebab

stres on the job yaitu Wartono (2017):

1. Beban kerja yang berlebihan

2. Tekanan atau desakan waktu

3. Supervisi yang buruk

4. Konflik antar pribadi atau kelompok

5. Iklim kerja yang tidak nyaman

6. Pengembangan karir

Penyebab stres off the job yaitu :

1. Kekhawatiran finansial

2. Masalah keluarga

3. Masalah fisik

4. Masalah perkawinan

5. Perubahan yang terjadi di tempat tinggal

Sedangkan menurut Biru, dkk. (2016) penyebab stres yaitu sebagai berikut :

1. Stressor Ekstraorganisasi

Stressor ekstraorganisasi adalah faktor penyebab stres yang berasal dari

luar perusahaan yaitu mencakup hal seperti di bawah ini:

a. Perubahan sosial

b. Kesulitan menguasai globalisasi

c. Dukungan keluarga

FEUSM
Typewritten text
13

2. Stressor Organisasi

Stressor organisasi yaitu penyebab stres yang berasal dari organisasi itu

sendiri. Sering kali perusahaan mengalami intervensi perubahan dalam

strategi bisnis mereka untuk bersaing dengan perusahaan lain, maka ada

beberapa akibat yang sering pula timbul ketika perusahaan mengalami

intervensi, yaitu:

a. Kebijakan atau pertauran pimpinan yang otoriter

b. Ketidakjelasan tugas yang dibebankan pada karyawan

3. Stressor Kelompok

Stressor kelompok dapat di kategorikan menjadi dua area, yaitu:

a. Rekan kerja yang tidak menyenangkan

b. Kurangnya kebersamaan dengan rekan kerja

4. Stressor Individu

Terdapat kesepakatan mengenai dimensi situasi dan disposisi individu

yang dapat mempengaruhi stres. Faktor stres yang mempengaruhi seorang

individu adalah beban kerja, terbatasnya waktu kerja dan peran ganda. Pola

kepribadian karyawan saat mengalami stres kerja berbeda-beda. individual

stressor memiliki beberapa item yaitu tipe kepribadian seseorang, kontrol

personal, dan tingkat kepasrahan seseorang, serta tingkat ketabahan dalam

menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.

Stres kerja dapat dikaitkan dengan kendala dan tuntutan, kendala adalah

kekuatan yang mencegah seseorang untuk mengerjakan apa yang diinginkan

sedangkan tuntutan mengacu pada hilangnya sesuatu yang diinginkan, jadi karyawan

akan mengalami stres karena menghadapi peluang, kendala ,dan tuntutan. Pengukuran

stres kerja dapat dilihat dari beban kerja, sikap pimpinan, waktu kerja, konflik,

komunikasi, dan otoritas kerja (Dewi dan Sintaasih, 2016).

FEUSM
Typewritten text
14

2.1.3. Kompensasi

Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Tujuan dari pemberian kompensasi adalah

sangat penting bagi karyawan guna merangsang seseorang untuk melakukan pekerjaan

melebihi apa yang diinginkan oleh organisasi, juga berfungsi sebagai penghargaan

bagi karyawan yang telah melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan oleh

pimpinan (Agustina, dkk. 2019).

Manusia pada dasarnya bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.Seorang karyawan akan bekerja keras dan menunjukan dedikasi serta

loyalitasnya kepada perusahaan jika perusahaan tersebut memberikan reward salah

satunya dengan kompensasi. Kompensasi sangat penting bagi karyawan karena

besarnya kompensasi yang diterima karyawan mencerminkan ukuran nilai kerja atau

kinerja karyawan. Oleh karena itu kompensasi juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan, baik dari semangat kerjanya, maupun motivasi

dalam dirinya untuk mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan. Begitu pula

bagi perusahaan, perusahaan berharap dengan adanya kompensasi yang dikeluarkan

oleh manajemen perusahaan, mendapatkan timbal balik dari hasil kerja karyawan

dan prestasi kerja yang lebih besar oleh karyawan. Nilai prestasi kerja karyawan harus

lebih besar dari nilai kompensasi yang dikeluarkan kepada karyawan, agar perusahaan

mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin (Ekhsan dan Septian, 2020).

Menurut Manik (2016) kompensasi dibagi menjadi dua yaitu :

1. Kompensasi Langsung

Kompensasi langsung meliputi gaji, upah, dan upah insentif.

2. Kompensasi Tidak Langsung

Kompensasi tidak langsung meliputi tunjangan hari raya, uang

pensiun, darmawisata dan searagam.

FEUSM
Typewritten text
15

2.1.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi

Menurut Suryani (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi yaitu

:

1. Penawaran dan Permintaan Kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan

pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaiknya jika pencari

kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan,maka kompensasi relatif

semakin besar.

2. Kemampuan dan Kesediaan Instansi

Apabila kemampuan dan kesediaan instansi untuk membayar semakin

baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

3. Serikat Buruh / Organisasi Instansi

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat

kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan

kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.

4. Produktivitas Kerja Pegawai

Jika produktivitas kerja pegawai baikdan banyak maka kompensasi

akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta

sedikit maka kompensasinya kecil.

5. Pemerintah dengan Undang-Undang Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya

batas upah / jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya

pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi

pegawai.

2.1.4. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang

meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya dalam

FEUSM
Typewritten text
16

menjalankan tugas – tugas yang di bebankan. lingkungan kerja merupakan segenap

faktor fisik yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang melingkupi suatu

tempat kerja. lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan

yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas – tugas yang dibebankan

(Khotimah, dkk 2017). Sebuah organisasi hubungan interpersonal merupakan suatu

hal yang sangat penting untuk menajaga sebuah kondisi lingkungan kerja atau

hubungan yang harmonis. Dalam menjalankan tugas dengan hubungan interpersonal

yang baik antara atasan-bawahan serta rekan kerja maka dapat meningktkan

kemudahan dalam menjalankan pekerjaan, ketepatan kerja yang tinggi, menciptakan

komunikasi dan suasana yang baik serta kekompakan kerja sehingga menghasilkan

produktivitas kerja yang tinggi (Anam dan Rahardja, 2017).

Menurut Suwondo dan Sutanto (2015) berpendapat bahwa lingkungan kerja

adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang

sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

Lingkungan kerja merupakan kondisi dari segala sesuatu yang terdapat di sekitar

tempat bekerja karyawan yang mampu memberikan pengaruh bagi dirinya dalam

melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja terdiri atas dua jenis. Pertama,

lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik adalah segala sesuatu yang menyangkut

segi fisik dalam lingkungan kerja. Kedua, lingkungan kerja yang menyangkut segi

psikis adalah lingkungan kerja yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera

Menurut Suwanto (2019) lingkungan kerja dapat dibagi menjadi dua jenis

yakni lingkungan kerja fisik dan non fisik. Berikut penjelasannya :

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

berada di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik

secara langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dibagi

kedalam dua kategori yaitu :

FEUSM
Typewritten text
17

a. Lingkungan kerja yang berhubungan langsung dengan karyawan

seperti kursi, meja, kantor dan sebagainya.

b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum yang dapat

mempengaruhi kondisi pegawai, misal temperatur, kelembaban,

sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan dan lain-lain.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan atasan baik hubungan

dengan sesama rekan kerja, ataupun hubungan atasan dengan bawahan. Dari

penjelasan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja non fisik

adalah semua keadaan yang ada di tempat kerja yang berkaitan dengan

hubungan kerja, baik hubungan antar sesama karyawan, maupun hubungan

antara atasan dengan karyawannya.

Sebuah organisasi hubungan interpersonal merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk menajaga sebuah kondisi lingkungan kerja atau hubungan yang

harmonis. Dalam menjalankan tugas dengan hubungan interpersonal yang baik antara

atasan-bawahan serta rekan kerja maka dapat meningktkan kemudahan dalam

menjalankan pekerjaan, ketepatan kerja yang tinggi, menciptakan komunikasi dan

suasana yang baik serta kekompakan kerja sehingga menghasilkan produktivitas kerja

yang tinggi. Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja sehingga

produktifitas dan prestasi kerja akan meningkat (Anam dan Rahardja, 2017).

FEUSM
Typewritten text
18

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut tabel ringkasan beberapa penelitian sebelumnya :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

1 Astuti, 2017 Analisis Motivasi

Kerja Karyawan Dalam

Upaya Meningkatkan

Produktivitas Kinerja

Karyawan Studi Kasus

Bagian Assembling

Perusahaan Metal

Button

Hasil penelitian menunjukan bahwa

bentuk motivasi dalam upaya

meningkatkan produktivitas kerja

karyawan dapat dilakukan dengan

cara perbaikan lingkungan kerja

baik fisik maupun non fisik,

pemberian Insentif/Bonus dan

training untuk meningkatkan

pengetahuan karyawan.

2 Rizki, 2017 Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan

Pengambilan

Keputusan Terhadap

Kinerja Karyawan

PT.Imperium Happy

Puppy

Gaya kepemimpinan yang memiliki

suatu penekanan namun dengan

diimbangi suatu komunikasi dalam

organisasi yang baik , mampu

memberikan pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan pada

sebuah perusahaan dan pengambilan

keputusan merupakan proses

memilih sejumlah alternatif penting

bagi pemimpin, karena proses

pengambilan keputusan mempunyai

peran penting dalam memotivasi

kepemimpinan, komunikasi,

koordinasi, dan perubahan

perusahaan yang dilakukan oleh

seorang pemimpin pada perusahaan

yang dia pimpin. Pengambilan

keputusan juga bisa dipandang

sebagai proses memilih dari

berbagai alternatif untuk

memecahkan masalah dalam rangka

pencapaian tujuan sebuah

perusahaan.

FEUSM
Typewritten text
19

3 Gayatri,

dkk. 2018

Analisis Kinerja

Karyawan Pada PT.

Bank Mandiri (Persero)

Tbk. Cabang

Cendrawasih Makassar

Hasil penelitian tersebut yaitu

karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan rata-rata sudah bekerja

sesuai dengan yang ditargetkan dan

sudah mampu meningkatkan

pencairan kredit. Ditinjau dari aspek

kualitas pekerjaan, masih rendahnya

tingkat kesalahan dalam

menyelesaikan pekerjaan dan selain

itu setiap karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan yang ditentukan. Ditinjau

dari aspek ketepatan waktu,

karyawan telah memiliki

kemampuan dalam menyelesaikan

setiap pekerjaan secara tepat waktu.

Ditinjau dari aspek kehadiran,

bahwa tingkat kehadiran karyawan

yang relatif tinggi karena karyawan

tepat waktu masuk kantor

Sedangkan ditinjau dari kemampuan

kerjasama. Dimana dalam penelitian

ini diperoleh temuan bahwa

karyawan dalam melakukan

pekerjaan selalu menjalin kerjasama

dengan rekan kerja lainnya dan

selain itu adanya tim kerja serta

adanya jalinan hubungan yang baik

antara atasan dengan bawahan.

4 Andriani,

2016

Peranan Gaya

Kepemimpinan Dalam

Upaya Meningkatkan

Prestasi Kerja di Dinas

Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara

Hasil penelitian tersebut yaitu

Pemimpin di Dinas Kesehatan

ProvinsiSumatera Utara

menggunakan beberapa gaya

kepemimpinan untuk meningkatkan

prestasikerja, dan menggunakan

beberapa gaya tersebut diharapkan

dapat memacu prestasi kerja.Peran

dari pemimpin sangatlah penting

dalam meningkatkan prestasi kerja

staffnya. Penghambatdalam

pelaksanaannya yaitu kurangnya

sumber daya manusia, sumber

FEUSM
Typewritten text
20

anggaran danfasilitas/sarana dan

prasarana.

5 Sukmarwati,

dkk. (2013)

Analisis Kinerja

Pegawai di Kecamatan

Gunungpati Kota

Semarang.

Hasil penelitian tersebut yaitu

individual memiliki keahlian yang

cukup baik, namun pada

kemampuan, latar belakang dan

demografi sudah baik. Begitu juga

dengan faktor psikologis yaitu

persepsi, personality, pembelajaran

dan motivasi yang sangat baik,

meskipun begitu attitude pegawai di

kecamatan baik. selain itu terdapat

faktor organisasi dengan sumber

daya, kepemimpinan, penghargaan,

struktur dan struktur sudah baik,

begitu juga dengan job design yang

sangat baik pula, hal ini dkarenakan

masing-masing pegawai saling

membantu satu sama lain. Ada

beberapa karyawan yang diberikan

pekerjaan kadang-kadang mereka

menyelesaikannya tidak tepat waktu,

hal ini akan berdampak pada

penurunan kinerja, tetapi mereka

mengatakan bahwa tidak selesainya

pekerjaan tepat waktu disebabkan

karena atasan memberikan

pekerjaan lain diluar tupoksi yang

harus diselesaikan lebih dulu,

sehingga beberapa pekerjaan yang

sudah dikerjakan tertunda.Padahal

standart kinerja salah satunya diukur

dari penyelesaian pekerjaan tepat

waktu.

FEUSM
Typewritten text
21

2.3. Alur Penelitian

Gambar 2.1

Alur Penelitian

Mengungkap penurunan kinerja di FIF

Group Pos Ungaran

Hasil

Kesimpulan

Penyebab penurunan kinerja karyawan di

FIF Group Pos Ungaran

Pengumpulan data dengan metode

wawancara dengan 3 informan

Menguji kebsahan data dengan teknik

triangulasi

Dokumentasi Observasi Wawancara

FEUSM
Typewritten text
22