Upload
doannhu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi bagi suatu perusahaan berfungsi untuk
mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai
informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya sehingga
berguna bagi para pembuat keputusan.
2.1.1 Pengertian Sistem, Informasi dan Akuntansi
Menurut S.P Hariningsih (2006:24) pengertian sistem adalah sebagai
berikut:
“Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (interrelated) atau sub-sub sistem yang bersatu untuk mencapai
tujuan yang sama (common purpose)”.
Definisi lain mengenai sistem menurut West Churchman yang dikutip
oleh Krismiaji (2002:15) adalah:
“Sistem merupakan serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk
mencapai serangkaian tujuan”.
Menurut Steven A. Moscove yang dikutip oleh S.P Hariningsih
(2006:3) pengertian sistem adalah sebagai berikut:
“Sistem merupakan suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian
(disebut subsistem) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu”.
9
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
serangkaian komponen yang merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Informasi merupakan sekumpulan data yang diproses lebih lanjut yang
dapat menghasilkan sesuatu yang lebih berguna bagi para pengguna informasi
yang digunakan untuk mengambil keputusan.
Pengertian informasi menurut Krismiaji (2002:5) adalah sebagai berikut:
“Informasi ialah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan
dan manfaat”.
Definisi informasi menurut S.P Hariningsih (2006:11) adalah:
“Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data dan memiliki nilai
tambah”.
Menurut La midjan dan Azhar Susanto (2001:28) informasi adalah:
“Informasi diartikan sebagai keluaran (output) dari suatu pengolahan data
(sistem informasi) yang telah diorganisir dan berguna bagi orang yang
menerima”.
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi
merupakan hasil dari kumpulan data yang telah diproses lebih lanjut sehingga
informasi tersebut dapat berguna bagi para penggunanya.
Definisi akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:4) adalah:
“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
10
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh
para pemakainya”.
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accounting)
yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2004:4) akuntansi adalah:
“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dan dengan ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-
kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-
hasilnya”.
Definisi akuntansi menurut Ahmed Riahi dan Belkoui (2000:38) adalah:
“Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada”. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan akuntansi merupakan
proses untuk menyampaikan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan yang
berguna untuk para pembuat keputusan.
2.1.2 Pengertian Sistem Informasi
Definisi sistem informasi menurut S.P Hariningsih (2006:26) adalah:
“Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para
pemakai”.
Menurut Romney yang dikutip oleh Krismiaji (2002:16) sistem
informasi adalah:
“Sistem informasi merupakan cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukan, mengolah dan menyimpan data, dan
11
cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Menurut S.P Hariningsih (2006:11) pengertian sistem informasi adalah:
“Sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang
terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan
dan menyajikan informasi”.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi
merupakan suatu sistem yang dibuat manusia untuk menghasilkan informasi yang
berguna bagi organisasi.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar George H dan William S. Hopwood (2010:1)
pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
“An Accounting Information System (AIS) is a collection of resources, such a
people and equipment, designed to transform financial and other data into
information”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem informasi
akuntansi adalah koleksi sumber daya seperti orang dan peralatan yang dirancang
untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.
Pengertian lain menurut Romney Marshall B, Paul John Steinbart dan
Barry E. Cushing (1997:2) adalah:
12
“An Accounting Information system (AIS) is a processes data and transactions
to provide user with the information they need to plan, control, and operate
their businesses”.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem
informasi akuntansi adalah proses data dan transaksi yang disediakan bagi
pengguna informasi yang mereka butuhkan untuk merencanakan, mengendalikan,
dan mengoperasikan bisnis mereka.
Definisi lain sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2005:4)
adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan
transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan data yang dirancang untuk
menyediakan data bagi para pengambil keputusan sesuai kebutuhan dan
kewenangan mereka.
2.1.4 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Pancawati Hardiningsih (1997) komponen sistem informasi
akuntansi dalam situs http://jurnal.pdii.lipi.go.id adalah sebagai berikut:
1. Business Operations
2. Transaction Processing
3. Management Decision Making
13
4. Reporting
5. Systems Development and Operation
6. Data Base
7. Technology
8. Control
9. Communication
10. Accounting and Auditing Principles
2.1.5 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut M. Fakhri Husein (2004:5) tujuan sistem informasi akuntansi
adaalah sebagai berikut:
1. Untuk mendukung operasi harian.
Untuk beroperasi setiap hari, perusahaan melakukan sejumlah peristiwa
bisnis yang disebut transaksi. Transaksi akuntansi termasuk peristiwa atau
transaksi yang menunjukan adanya pertukaran yang bernilai ekonomis.
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern
perusahaan.
Keputusan harus dibuat oleh perusahaan untuk merencanakan dan
mengendalikan jalannya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pemrosesan
informasi melalui transaksi yang diproses, SIA umumnya menyediakan
beberapa informasi yang diperlukan dalam pembuatan keputusan. Manajer
merupakan pemakai keputusan utama yang merupakan output dari
pemrosesan informasi.
14
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.
Setiap perusahaan harus memenuhi kewajiban hukumnya. Kewajiban
penting tertentu terdiri dari penyediaan informasi yang wajib bagi pemakai
eksternal perusahaan. Perusahaan yang dikelola dan dimiliki oleh publik
memiliki kewajiban yang lebih besar. Mereka diminta untuk menyediakan
informasi untuk pemegang saham.
2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayan, yaitu
kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjaman
beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditur
percaya bahwa kredit itu tidak akan macet.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Pokok-Pokok
Perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah:
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”. Pengertian kredit lain menurut Malayu S.P Pasibuan (2005:87) adalah:
“Semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh
peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.
15
Menurut O.P simongkir (2004:100) kredit adalah:
“Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas
prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang”.
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Unsur-unsur kredit menurut Kasmir (2003:103) sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali di masa yang akan
datang sesuai jangka waktu kredit.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit
yang sudah disepakati, bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1
tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di
atas 3 tahun).
4. Risiko
Suatu tingkat risiko akibat adanya tenggang waktu, maka
pengembalian kredit akan memungkinkan suatu risiko tidak
tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit.
16
5. Balas jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian suatu kredit.
2.2.3 Tujuan Kredit
Menurut Malayu S.P. Pasibuan (2005:88), tujuan kredit adalah:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.
3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.
6. Menambah modal kerja perusahaan.
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Amir Rumra (2008) tujuan utama pemberian kredit dalam situs
http://jurnal.pdii.lipi.go.id adalah:
1. Mencari keuntungan
Yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut. Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah
17
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun modal kerja.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
2.2.4 Fungsi Kredit
Fungsi kredit dalam perbankan bagi masyarakat menurut Malayu S.P.
Hasibuan (2005:88) adalah sebagai berikut:
1. Manjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan
perekonomian.
2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
3. Memperlancar arus barang dan arus uang.
4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain).
5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.
6. Meningkatkan daya guna (utility) barang.
7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.
8. Memperbesar modal kerja perusahaan.
9. Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat.
10. Mengubah cara berpikir/ bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.
18
2.2.5 Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit menurut Kasmir (2003:109) sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi, merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Misalnya
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
b. Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya
membeli bahan baku, membayar gaji pegawai.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha
atau produksi atau investasi.
b. Kredit konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara
pribadi.
c. Kredit perdagangan, kredit yang diberikan kepada pedagang dan
digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya. Kredit ini
sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang
akan membeli barang dalam jumlah besar.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek, kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari atau paling lama 1 tahun dan biasa untuk keperluan modal
kerja.
19
b. Kredit jangka menengah, kredit yng berkisar antara 1 tahun sampai
3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan
investasi.
c. Kredit jangka panjang, kredit yang jangka waktunya 3 tahun atau 5
tahun.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan, kredit yang dikeluarkan akan dilindungi
minimal senilai jaminan yang melebihi kredit yang diajukan si
calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan, kredit yang diberikan tanpa jaminan yang
diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas
atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan pihak
lain.
5. Dilihat dari sektor usaha
a. Kredit pertanian
b. Kredit peternakan
c. Kredit industri
d. Kredit pertambangan
e. Kredit pendidikan
f. Kredit profesi
g. Kredit perumahan
h. Dan sektor-sektor lainnya.
20
2.2.6 Prosedur Pemberian Kredit
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:91) prosedur pemberian kredit
adalah sebagai berikut:
Prosedur yang harus dipenuhi dalam penyaluran kredit, antara lain:
1. Calon debitur menulis nama, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada
formulir aplikasi permohonan kredit.
2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan.
3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan
kredit tersebut.
4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal
Lending Limit (3L) atau BMPK-nya.
5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (perjanjian kredit) ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
Menurut Kasmir (2003:110) prosedur pemberian kredit (piutang) secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam satu proposal, kemudian dilampirkan dengan berkas-
berkas lainnya yang dibutuhkan.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
benar dan lengkap sesuai persyaratan. Jika belum lengkap maka nasabah
diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tetentu
21
nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan.
3. Wawancara ke-I
Wawancara pertama merupakan penyidikan kepada calon peminjam yang
dilaksanakan secara langsung. Wawancara ini juga untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan sehingga apa yang dilihat di
lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kemudian hasil on the
spot dicocokkan dengan hasil wawancara ke-I.
5. Wawancara ke-II
Wawancara ke-II merupakan kegiatan perbaikan berkas, yang ada
kekurangan-kekurangan setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan
yang ada pada surat permohonan dan pada saat wawancara ke-I dicocokkan
dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung
kebenaran.
6. Keputusan kredit
Dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak.
Jika diterima maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan kredit
akan mencakup:
a. Jumlah uang yang akan diterima
b. Jangka waktu kredit
22
c. Biaya-biaya yang harus dibayar
Keputusan kredit biasanya keputusan tim, dan apabila kredit ditolak maka
hendaknya calon debitur dikirim surat penolakan sesuai dengan alasan
penolakan.
7. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya
Sebelum kredit dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah menandatangani
akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau
pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan akad kredit dapat
dilaksanakan secara langsung antara kreditur dengan debitur atau melalui
notaris
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan.
9. Penyaluran/ penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang oleh debitur dari rekening sebagai
realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sekaligus atau secara
bertahap.
2.2.7 Ketentuan Pemberian Kredit
Menurut Thomas Suyatno dkk (2000:39) ketentuan pemberian kredit
adalah sebagai berikut:
1. Plafond kredit atau jumlah maksimum kredit
23
Jumlah kredit yang dapat diberikan kepada nasabah akan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan dari nasabah yang bersangkutan.
2. Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit ini bisa diartikan sebagai masa tenggang waktu
dalam hal kemampuan membayar kembali fasilitas kredit yang telah
diperoleh dari pihak debitur.
3. Bunga kredit
Pada dasarnya bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya atau dengan kata lain
bunga krerdit dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
4. Jaminan kredit
Jaminan kredit adalah hak dan kekuasaan yang diserahkan oleh debitur
kepada pihak kreditur (bank) guna menjamin pelunasan utangnya apabila
kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu sebagaimana
ditentukan dalam perjanjian kredit.
Sedangkan ketentuan-ketentuan pemberian fasilitas kredit menurut Agus
Santoso (2007) dalam situs http://jurnal.pdii.lipi.go.id adalah sebagai berikut:
1. Kewajiban penyusunan dan pelaksanaan perkreditan bank bagi bank
umum.
24
Bank harus berpegang pada asas-asas perkreditan yang sehat guna
melindungi dan memelihara kepentingan dan kepercayaan masyarakat,
serta melindungi usaha bank sendiri.
2. Batas maksimum pemberian kredit.
3. Penilaian kualitas aktiva
Kondisi dan karakteristik dari aset perbankan sangat dipengaruhi oleh
risiko kredit, yang apabila tidak dikelola secara baik akan berpotensi
mengganggu kelangsungan usaha bank.
4. Mengantisipasi potensi kerugian
Untuk mengantisipasi potensi kerugian, bank perlu collateral baik berupa
agunan kebendaan, maupun perorangan asuransi, penyediaan modal yang
cukup, dan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva terhadap aktiva
produktif dan aktiva non produktif.
5. Sistem informasi debitur
Dalam proses pemberian kredit, sistem informasi mengenai profil dan
kondisi debitur dapat mendukung percepatan proses analisa dan
pengambilan keputusan pemberian kredit.
2.2.8 Prinsip Pemberian Kredit
Dalam pertimbangan suatu permohonan kredit, pertimbangan utamanya
adalah apakah kredit yang akan diberikan itu akan mampu dilunasi atau tidak,
pada umumnya para analisis kredit dalam mempertimbangkan permohonan kredit
memiliki kerangka analisis kredit yang dikenal dengan sebutan Asas 5C, Asas 7P,
25
dan Asas 3R seperti yang dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 106),
adalah sebagai berikut:
a. Asas 5C
1. (watak) Character
Capacity
Capital (m
Condition
Collatera
Karakter calon debitur perlu diteliti oleh analisis kredit apakah layak
untuk menerima kredit. Karakter pemohon kredit dapat diperoleh
dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi nasabah dan
bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan ketaatannya
memenuhi pembayaran transaksi.
2. (kemampuan)
Kemampuan calon debitur menyangkut arus kas dimana arus kas
tersebut mampu untuk membayar hutang.
3. odal)
Modal menggambarkan struktur keuangan debitur yang terlihat dari
neracanya yang akan memberikan gambaran sehat atau tidaknya
perusahaan atau calon debitur.
4. of Economic (kondisi perekonomian)
Kondisi perekonomian pada umumnya dan bidang usaha pemohon
kredit khususnya. Misalnya tingkat suku bunga, siklus usaha, dan
tingkat persaingan.
5. l (agunan)
Merupakan syarat utama yang menentukan disetujui atau ditolaknya
permohonan kredit nasabah. Menurut ketentuan Bank Indonesia bahwa
26
setiap kredit yang disalurkan suatu bank harus mempunyai agunan
yang cukup. Oleh karena itu jika terjadi kredit macet maka agunan
inilah yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.
b. Asas 7P
1. (kepribadian) Personality
Party (pe
Purpose
Prospect
Payment
Sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitur yang mengajukan
permohonan kredit bersangkutan, digunakan sebagai dasar
pertimbangan pemberian kredit.
2. r bagian)
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi-klasifikasi atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, karakter, dan
loyalitasnya, di mana setiap klasifikasi nasabah akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda.
3. (tujuan)
Tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur, apakah untuk
kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Tujuan kredit ini menjadi
hal yang menentukan apakah permohonan calon debitur disetujui atau
ditolak.
4. (prospek)
Prospek perusahaan di masa datang, apakah akan menguntungkan
(baik) atau merugikan (jelek).
5. (pembayaran)
27
Mengetahui bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan.
Hal ini dapat diketahui jika analis kredit memperhitungkan kelancaran
penjualan dan pendapat calon debitur sehingga dapat diperkirakan
kemampuannya untuk membayar kembali kredit tersebut sesuai
dengan perjanjian.
6. lity (laba) Profitabi
Protection
Asas 3R
Returns
Repayment
Risk bear
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah mendapatkan
laba.
7. (perlindungan)
Bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
Perlindungan dapat berupa jaminan barang, jaminan orang, atau
jaminan asuransi.
c.
1.
Penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah
memperoleh kredit. Apakah hasil yang diperoleh cukup untuk
membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha
calon debitur.
2.
Memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran
kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan.
3. ing ability
28
Memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitur
untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debitur risikonya
besar atau kecil.
Selain asas 5C, 7P, dan 3R di atas, Malayu S.P Hasibuan (2004:113)
juga mengemukakan aspek-aspek pertimbangan kredit sebagai berikut:
1. dan ekonomis dimaksudkan masalah keabsahan dan
besarnya nilai pasar agunan yang akan diserahkan debitur.
2. Aspek u
Aspek hukum
mum dan manajemen perusahaan debitur meliputi bentuk,
nama, lo
a, persediaan
bahan ba
n masa
depan pe
rugi/ laba, analisis biaya, dan
kalkulasi
annya.
Aspek ta
rikan kredit berupa kredit rekening koran atau kredit
berjangka.
ar (2008:121) analisis kredit terdiri dari formula 5C
tu :
kasi, bidang usaha, susunan pengurus, struktur organisasi,
hubungan rekening dan sebagainya.
3. Aspek teknis meliputi peralatan, perkembangan usah
ku, rencana usaha dan sebagainya.
4. Aspek komersial usaha meliputi penjualan, persaingan, da
rusahaan.
5. Aspek finansial meliputi struktur modal,
kebutuhan kredit perusahaan.
6. Aspek marketability menyangkut masalah pemasaran agun
7. ta cara pengikatan berupa hipotek, fiducia, borg, atau gadai.
8. Aspek pena
Menurut Syamsu Iskand
dan 5P yai
29
a) Formula 5C
1. Character, untuk mengetahui watak atau sifat calon debitur yang
meliputi:
at positif
- Rasa
keras
un, efisien atau hemat
.
kemampuan calon debitur dalam hal:
r-faktor produksi
n
- Pend
k mengetahui kemampuan dalam bidang keuangan
odal
- Kema
tahui jaminan yang diberikan:
erugian bila usaha debitur gagal
pa kekayaan sendiri atau pihak ketiga
usaha saat ini
dan yang
- Sifat-sif
tanggung jawab
- Kemauan dan kerja
- Terbuka, jujur, tek
- Sabar dan tinggi moral
2. Capacity, yaitu untuk melihat
- Kemampuan untuk mengkombinasi fakto
- Meningkatkan pendapata
idikan, kesehatan, skill/umur, dan stabilitas kerja.
3. Capital, yaitu untu
dalam hal:
- Menggambarkan struktur m
- Rasa tanggung jawab
mpuan menghasilkan laba atau earning power.
4. Collateral, yaitu untuk menge
- Nilai jaminan untuk mengurangi k
- Jaminan pengurus beru
5. Condition of Economy, yaitu untuk mengetahui prospek
akan datang dalam hubungannya dengan perkembangan
30
ekonomi moneter keuangan dan perbankan serta dampaknya kepada
rmula 5P
it.
aitu untuk mengetahui sasaran dan tujuan nasabah dalam
mengamb
Protection
erview) antara risiko dan kewajiban
(reward)
enurut Syamsu Iskandar (2008:122)
k yang di
1. ah pemohon telah memenuhi ketentuan hukum dan
ran yang
2. lifikasi untuk mereka yang
dih
ngan baik.
bidang usaha.
b) Fo
1. Personality yaitu penilaian dari segi kepribadian atau tingkah laku
terhadap peminjam dan mitra usahanya serta orang-orang yang terlibat
langsung atau tidak langsung dalam kred
2. Purpose y
il kredit.
3. Payment yaitu untuk mengetahui cara pengembalian kredit oleh
nasabah.
4. yaitu untuk mengetahui seandainya usaha debitur gagal.
5. Perspective adalah pengamatan (ov
bagi bank.
Selain formula 5C dan 5P di atas, m
aspek-aspe nilai dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:
Aspek hukum, apak
peratu berlaku untuk melaksanakan kegiatan usahanya.
Aspek manajemen meliputi perkembangan qua
arapkan akan menduduki posisi penting (key position) dalam
melaksanakan/ menjalankan usahanya.
3. Aspek teknis/ produksi, yang bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah
apakah seluruh alternatif dari proses produksi telah dijalankan de
31
4. Aspek pemasaran, yang bertujuan untuk menilai apakah barang yang akan
diproduksi akan dapat dipasarkan.
5. Aspek finansial, penilaian dari segi keuangan lazimnya diadakan setelah
n
ainnya apabila usaha nasabah diberikan
it Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah antara lain:
orang perorangan dan atau
Rp. 300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah).
penilaian aspek teknis/ produksi dan pemasaran.
6. Aspek sosial/ ekonomi, mencangkup penilaian terhadap pengaruh keberadaa
perusahaan bagi kegiatan perekonomian disekitarnya, penyerapan tenaga
kerja, dampak lingkungan dan l
kredit.
7. Aspek jaminan, untuk menilai seberapa cover yang dapat diberikan oleh
nasabah terhadap kemungkinan risiko yang dihadapi oleh bank atas kredit
yang akan diberikan.
2.3 Kred
Kredit usaha UMKM adalah kredit yang diberikan kepada pelaku usaha,
dimana pelaku usaha tersebut memiliki kriteria-kriteria usaha UMKM. Kriteria
usaha tersebut diatur pada
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik
badan usaha perorangan yang:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
32
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
i usaha
ih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
h)
iki,
ualan tahunan yang:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000. juta
50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah).
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dar
menengah atau usaha besar yang:
1. Memiliki kekayaan bers
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,-
(dua miliar lima ratus juta rupia
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimil
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penj
000,- (lima ratus
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
33
2.3.1 Karakteristik Kredit kepada Usaha Kecil dan Mikro
Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:121)
k
ipasarkan.
Sebagai
ukan
c.
ya cenderung
d.
ibandingkan nilai
kredit yang relatif besar, dan mungkin juga karena keterbatasan tingkat
karakteristik kredit kepada usaha kecil dan mikro adalah sebagai berikut:
a. Memerlukan persyaratan penyerahan agunan yang lebih lunak.
Usaha kecil dan mikro biasanya akan mengalami kesulitan untu
menyerahkan agunan tambahan. Kalaupun ada agunan tambahan,
biasanya mempunyai nilai yang lebih rendah daripada fasilitas kredit
yang diperlukan dan sering juga tidak dapat d
b. Memerlukan metode monitoring kredit yang khusus.
Usaha kecil dan mikro biasanya memiliki keterbatasan dalam
kemampuan administratif, pencatatan, dan perencanaan.
contoh, keberadaan laporan keuangan yang jarang bisa ditem
dalam usaha mikro, maka dari itu bank memerlukan kegiatan
monitoring untuk mengetahui kondisi usaha debitur.
Cenderung menimbulkan biaya pelayanan kredit yang relatif lebih
tinggi.
Kenyataan pada karakteristik di atas, pada akhirn
menimbulkan biaya pelayanan kredit per nilai kredit tersalur yang
relatif lebih tinggi, demikian juga biaya kredit per debitur juga menjadi
relatif tinggi.
Memerlukan persyaratan persetujuan kredit yang lebih sederhana.
Keterbatasan akses informasi, biaya aplikasi kredit d
34
pendidikan calon debitur menyebabkan proses pengajuan dan
persetujuan kredit menjadi lebih sederhana dan cepat.
2.4 Ban
Ban
keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi pinjaman dan
i
lembaga
menyalurk
perekonom
mempunya yang berfungsi
memperlancar arus lalu lintas pembayaran dirasakan amat dibutuhkan.
asyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam benuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut Kasmir (2003:2) yang dimaksud dengan bank adalah :
k
k dikenal sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa
menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral. Peranan bank sebaga
keuangan baik dalam menghimpun dana masyarakat maupun
annya kembali ke masyarakat semakin meningkat dalam kondisi
ian saat ini maupun dimasa yang akan datang, peranan perbankan
i kedudukan yang strategis sebagai lembaga
2.4.1 Pengertian Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana (tabungan atau simpanan) dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana (kredit) tersebut kepada masyarakat
pula.
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang
dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2005:2) menyatakan bahwa:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari m
35
“Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya
kembali dana tersenut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa
(2004:
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
bank lainnya”.
Menurut G.M. Verryn Stuart yang dikutip oleh O.P. Simongkir
10) mendefinisikan bahwa bank adalah :
kebutuhan lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang mperedarkan
alat-alat penukaran uang berupa uang giral”.
adalah na dari masyarakat dan
menyal uk kredit
dengan
2.4.2 ungsi Bank
dan Sigit Triandaru (2006:9):
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat
akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur
kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank
tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan
tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
b. Agent of development
“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan me
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian bank
suatu badan usaha yang menghimpun da
urkan kembali dana tersebur kepada masyarakat dalam bent
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
F
Fungsi bank menurut Totok budisantoso
a. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik
36
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor rill
c.
punan dan penyaluran dana,
penawaran jasa perbankan yang lain kepada
2.4.3 Jen
lo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso
(2000:49),
No.10 Tah
Ad
1. Jenis b
a. Ban
tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan
saling mempengaruhi. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan
baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank
berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi
lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill.
Agent of services
Di samping melakukan kegiatan penghim
bank juga memberikan
masyarakat. Jasa yang ditawarkan baik ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain
dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga,
pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
is Bank
Menurut Y. Sri Susi
terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang
un 1998 Tentang Perbankan.
apun jenis perbankan dapat dilihat dari beberapa jenis yaitu:
ank menurut kegiatan usahanya
k umum
37
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
l dan atau
dalam kegiatannya tidak memberikan
u-lintas pembayaran.
2. Jen
Set
dal bih dahulu memperoleh izin usaha sebagai
kreditan Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia,
kec
den
a. pat berupa:
apkan dengan peraturan Pemerintah
rut pendirian dan kepemilikan
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu-lintas pembayaran.
b. Bank perkreditan rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensiona
berdasarkan prinsip syariah yang
jasa dalam lal
is bank menurut bentuk badan usaha
iap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
am bentuk simpanan wajib terle
Bank Umum atau Bank Per
uali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur
gan undang-undang tersendiri.
Bentuk hukum suatu Bank Umum da
- Perseroan Terbatas
- Koperasi
- Perusahaan daerah
b. Bentuk hukum bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:
- Perusahaan Daerah
- Koperasi
- Perseroan Terbatas, atau
c. Bentuk lain yang ditet
3. Jenis bank menu
38
a. Bank umum
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan
esia oleh:
ara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia, atau
dan atau badan hukum Indonesia dengan
emitraan.
esia setinggi-tingginya sebesar
badan hukum yang bersangkutan. Modal sendiri bersih
me
setor, cadangan dan laba, dikurangi
Terbatas/
bah modal
ang menjadi pemilik Bank adalah pihak-pihak yang:
memiliki
izin Direksi Bank Indon
- Warga neg
- Warga negara Indonesia
warga negara asing dan atau badan hukum asing secara k
Kepemilikan bank oleh badan hukum Indon
modal sendiri
rupakan:
- Penjumlahan dari modal di
penyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Perseroan
Perusahaan Daerah, atau
- Penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hi
penyertaan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan
dan kerugian, bagi badan hukum Koperasi.
Y
- Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan sesuai
dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
- Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan
integritas yang baik.
b. Bank perkreditan rakyat
39
BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia,
badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia,
4. ut target pasar
atas dasar target pasarnya dapat digolongkan
n
a.
asabah-
n retail disini adalah nasabah-nasabah
‘kecil’ atau ‘retail’ adalah relatif, namun biasanya
injau dari jasa kredit yang diberikan nasabah debitur yang
b.
rate Bank tidak berarti seluruh nasabahnya
perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan
pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.
Jenis bank menur
Secara umum, jenis bank
me jadi:
Retail Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada n
nasabah retail. Pengertia
individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun
pengertian kata
apabila dit
dilayani adalah yang memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar
daripada Rp. 20 milyar.
Corporate Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini
biasanya berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut
Corporate Bank. Corpo
berbentuk suatu
kepada suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa
pealayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi dan
komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan yang
40
c.
bah retail maupun
ini memandang bahwa potensi pasar retail dan
diberikan secara perorangan disini diarahkan untuk menjalin kerjasama
yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.
Retail-Corporate Bank
Bank jenis ini memberikan pelayanannya tidak hanya kepada nasabah
retail tetapi juga kepada nasabah korporasi. Penyebab munculnya bank
ini tidaklah seragam. Ada bank yang sejak awal sudah menentukan
untuk menjadi bank yang melayani baik nasa
korporasi. Bank jenis
korporasi harus dimanfaatkan kedua-duanya untuk mencapai keuntungan
yang maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi.