33
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi bagi suatu perusahaan berfungsi untuk mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya sehingga berguna bagi para pembuat keputusan. 2.1.1 Pengertian Sistem, Informasi dan Akuntansi Menurut S.P Hariningsih (2006:24) pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau sub-sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)”. Definisi lain mengenai sistem menurut West Churchman yang dikutip oleh Krismiaji (2002:15) adalah: “Sistem merupakan serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan”. Menurut Steven A. Moscove yang dikutip oleh S.P Hariningsih (2006:3) pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem merupakan suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian (disebut subsistem) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu”.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

  • Upload
    doannhu

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

8  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi bagi suatu perusahaan berfungsi untuk

mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai

informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya sehingga

berguna bagi para pembuat keputusan.

2.1.1 Pengertian Sistem, Informasi dan Akuntansi

Menurut S.P Hariningsih (2006:24) pengertian sistem adalah sebagai

berikut:

“Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling

berkaitan (interrelated) atau sub-sub sistem yang bersatu untuk mencapai

tujuan yang sama (common purpose)”.

Definisi lain mengenai sistem menurut West Churchman yang dikutip

oleh Krismiaji (2002:15) adalah:

“Sistem merupakan serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk

mencapai serangkaian tujuan”.

Menurut Steven A. Moscove yang dikutip oleh S.P Hariningsih

(2006:3) pengertian sistem adalah sebagai berikut:

“Sistem merupakan suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian

(disebut subsistem) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu”.

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

9  

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

serangkaian komponen yang merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Informasi merupakan sekumpulan data yang diproses lebih lanjut yang

dapat menghasilkan sesuatu yang lebih berguna bagi para pengguna informasi

yang digunakan untuk mengambil keputusan.

Pengertian informasi menurut Krismiaji (2002:5) adalah sebagai berikut:

“Informasi ialah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan

dan manfaat”.

Definisi informasi menurut S.P Hariningsih (2006:11) adalah:

“Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data dan memiliki nilai

tambah”.

Menurut La midjan dan Azhar Susanto (2001:28) informasi adalah:

“Informasi diartikan sebagai keluaran (output) dari suatu pengolahan data

(sistem informasi) yang telah diorganisir dan berguna bagi orang yang

menerima”.

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi

merupakan hasil dari kumpulan data yang telah diproses lebih lanjut sehingga

informasi tersebut dapat berguna bagi para penggunanya.

Definisi akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:4) adalah:

“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan

menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

10  

mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh

para pemakainya”.

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accounting)

yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2004:4) akuntansi adalah:

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran

dengan cara tertentu dan dengan ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-

kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-

hasilnya”.

Definisi akuntansi menurut Ahmed Riahi dan Belkoui (2000:38) adalah:

“Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada”. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan akuntansi merupakan

proses untuk menyampaikan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan yang

berguna untuk para pembuat keputusan.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi

Definisi sistem informasi menurut S.P Hariningsih (2006:26) adalah:

“Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data

dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para

pemakai”.

Menurut Romney yang dikutip oleh Krismiaji (2002:16) sistem

informasi adalah:

“Sistem informasi merupakan cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukan, mengolah dan menyimpan data, dan

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

11  

cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut S.P Hariningsih (2006:11) pengertian sistem informasi adalah:

“Sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang

terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan

dan menyajikan informasi”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi

merupakan suatu sistem yang dibuat manusia untuk menghasilkan informasi yang

berguna bagi organisasi.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar George H dan William S. Hopwood (2010:1)

pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

“An Accounting Information System (AIS) is a collection of resources, such a

people and equipment, designed to transform financial and other data into

information”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem informasi

akuntansi adalah koleksi sumber daya seperti orang dan peralatan yang dirancang

untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.

Pengertian lain menurut Romney Marshall B, Paul John Steinbart dan

Barry E. Cushing (1997:2) adalah:

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

12  

“An Accounting Information system (AIS) is a processes data and transactions

to provide user with the information they need to plan, control, and operate

their businesses”.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem

informasi akuntansi adalah proses data dan transaksi yang disediakan bagi

pengguna informasi yang mereka butuhkan untuk merencanakan, mengendalikan,

dan mengoperasikan bisnis mereka.

Definisi lain sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2005:4)

adalah sebagai berikut:

“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan

transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan data yang dirancang untuk

menyediakan data bagi para pengambil keputusan sesuai kebutuhan dan

kewenangan mereka.

2.1.4 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Pancawati Hardiningsih (1997) komponen sistem informasi

akuntansi dalam situs http://jurnal.pdii.lipi.go.id adalah sebagai berikut:

1. Business Operations

2. Transaction Processing

3. Management Decision Making

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

13  

4. Reporting

5. Systems Development and Operation

6. Data Base

7. Technology

8. Control

9. Communication

10. Accounting and Auditing Principles

2.1.5 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut M. Fakhri Husein (2004:5) tujuan sistem informasi akuntansi

adaalah sebagai berikut:

1. Untuk mendukung operasi harian.

Untuk beroperasi setiap hari, perusahaan melakukan sejumlah peristiwa

bisnis yang disebut transaksi. Transaksi akuntansi termasuk peristiwa atau

transaksi yang menunjukan adanya pertukaran yang bernilai ekonomis.

2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern

perusahaan.

Keputusan harus dibuat oleh perusahaan untuk merencanakan dan

mengendalikan jalannya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pemrosesan

informasi melalui transaksi yang diproses, SIA umumnya menyediakan

beberapa informasi yang diperlukan dalam pembuatan keputusan. Manajer

merupakan pemakai keputusan utama yang merupakan output dari

pemrosesan informasi.

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

14  

3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.

Setiap perusahaan harus memenuhi kewajiban hukumnya. Kewajiban

penting tertentu terdiri dari penyediaan informasi yang wajib bagi pemakai

eksternal perusahaan. Perusahaan yang dikelola dan dimiliki oleh publik

memiliki kewajiban yang lebih besar. Mereka diminta untuk menyediakan

informasi untuk pemegang saham.

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayan, yaitu

kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjaman

beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditur

percaya bahwa kredit itu tidak akan macet.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Pokok-Pokok

Perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah:

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”. Pengertian kredit lain menurut Malayu S.P Pasibuan (2005:87) adalah:

“Semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh

peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

15  

Menurut O.P simongkir (2004:100) kredit adalah:

“Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas

prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang”.

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur kredit menurut Kasmir (2003:103) sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa

kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali di masa yang akan

datang sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu

Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit

yang sudah disepakati, bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1

tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di

atas 3 tahun).

4. Risiko

Suatu tingkat risiko akibat adanya tenggang waktu, maka

pengembalian kredit akan memungkinkan suatu risiko tidak

tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit.

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

16  

5. Balas jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas

pemberian suatu kredit.

2.2.3 Tujuan Kredit

Menurut Malayu S.P. Pasibuan (2005:88), tujuan kredit adalah:

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.

3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.

6. Menambah modal kerja perusahaan.

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Amir Rumra (2008) tujuan utama pemberian kredit dalam situs

http://jurnal.pdii.lipi.go.id adalah:

1. Mencari keuntungan

Yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut. Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh

bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan

kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

17  

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun modal kerja.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit

berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

2.2.4 Fungsi Kredit

Fungsi kredit dalam perbankan bagi masyarakat menurut Malayu S.P.

Hasibuan (2005:88) adalah sebagai berikut:

1. Manjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan

perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Memperlancar arus barang dan arus uang.

4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain).

5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.

6. Meningkatkan daya guna (utility) barang.

7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.

8. Memperbesar modal kerja perusahaan.

9. Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat.

10. Mengubah cara berpikir/ bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

18  

2.2.5 Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit menurut Kasmir (2003:109) sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi, merupakan kredit jangka panjang yang biasanya

digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Misalnya

membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

b. Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya

membeli bahan baku, membayar gaji pegawai.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha

atau produksi atau investasi.

b. Kredit konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara

pribadi.

c. Kredit perdagangan, kredit yang diberikan kepada pedagang dan

digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya. Kredit ini

sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang

akan membeli barang dalam jumlah besar.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek, kredit yang memiliki jangka waktu kurang

dari atau paling lama 1 tahun dan biasa untuk keperluan modal

kerja.

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

19  

b. Kredit jangka menengah, kredit yng berkisar antara 1 tahun sampai

3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan

investasi.

c. Kredit jangka panjang, kredit yang jangka waktunya 3 tahun atau 5

tahun.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan, kredit yang dikeluarkan akan dilindungi

minimal senilai jaminan yang melebihi kredit yang diajukan si

calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan, kredit yang diberikan tanpa jaminan yang

diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas

atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan pihak

lain.

5. Dilihat dari sektor usaha

a. Kredit pertanian

b. Kredit peternakan

c. Kredit industri

d. Kredit pertambangan

e. Kredit pendidikan

f. Kredit profesi

g. Kredit perumahan

h. Dan sektor-sektor lainnya.

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

20  

2.2.6 Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:91) prosedur pemberian kredit

adalah sebagai berikut:

Prosedur yang harus dipenuhi dalam penyaluran kredit, antara lain:

1. Calon debitur menulis nama, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada

formulir aplikasi permohonan kredit.

2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan.

3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan

kredit tersebut.

4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal

Lending Limit (3L) atau BMPK-nya.

5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (perjanjian kredit) ditandatangani

oleh kedua belah pihak.

Menurut Kasmir (2003:110) prosedur pemberian kredit (piutang) secara

umum adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang

dituangkan dalam satu proposal, kemudian dilampirkan dengan berkas-

berkas lainnya yang dibutuhkan.

2. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah

benar dan lengkap sesuai persyaratan. Jika belum lengkap maka nasabah

diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tetentu

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

21  

nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya

permohonan kredit dibatalkan.

3. Wawancara ke-I

Wawancara pertama merupakan penyidikan kepada calon peminjam yang

dilaksanakan secara langsung. Wawancara ini juga untuk mengetahui

keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

4. On the spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai

objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan sehingga apa yang dilihat di

lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kemudian hasil on the

spot dicocokkan dengan hasil wawancara ke-I.

5. Wawancara ke-II

Wawancara ke-II merupakan kegiatan perbaikan berkas, yang ada

kekurangan-kekurangan setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan

yang ada pada surat permohonan dan pada saat wawancara ke-I dicocokkan

dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung

kebenaran.

6. Keputusan kredit

Dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak.

Jika diterima maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan kredit

akan mencakup:

a. Jumlah uang yang akan diterima

b. Jangka waktu kredit

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

22  

c. Biaya-biaya yang harus dibayar

Keputusan kredit biasanya keputusan tim, dan apabila kredit ditolak maka

hendaknya calon debitur dikirim surat penolakan sesuai dengan alasan

penolakan.

7. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya

Sebelum kredit dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah menandatangani

akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau

pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan akad kredit dapat

dilaksanakan secara langsung antara kreditur dengan debitur atau melalui

notaris

8. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang

diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan.

9. Penyaluran/ penarikan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang oleh debitur dari rekening sebagai

realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sekaligus atau secara

bertahap.

2.2.7 Ketentuan Pemberian Kredit

Menurut Thomas Suyatno dkk (2000:39) ketentuan pemberian kredit

adalah sebagai berikut:

1. Plafond kredit atau jumlah maksimum kredit

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

23  

Jumlah kredit yang dapat diberikan kepada nasabah akan disesuaikan

dengan kebutuhan dan kemampuan dari nasabah yang bersangkutan.

2. Jangka waktu kredit

Jangka waktu kredit ini bisa diartikan sebagai masa tenggang waktu

dalam hal kemampuan membayar kembali fasilitas kredit yang telah

diperoleh dari pihak debitur.

3. Bunga kredit

Pada dasarnya bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang

diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada

nasabah yang membeli atau menjual produknya atau dengan kata lain

bunga krerdit dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh

nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

4. Jaminan kredit

Jaminan kredit adalah hak dan kekuasaan yang diserahkan oleh debitur

kepada pihak kreditur (bank) guna menjamin pelunasan utangnya apabila

kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu sebagaimana

ditentukan dalam perjanjian kredit.

Sedangkan ketentuan-ketentuan pemberian fasilitas kredit menurut Agus

Santoso (2007) dalam situs http://jurnal.pdii.lipi.go.id adalah sebagai berikut:

1. Kewajiban penyusunan dan pelaksanaan perkreditan bank bagi bank

umum.

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

24  

Bank harus berpegang pada asas-asas perkreditan yang sehat guna

melindungi dan memelihara kepentingan dan kepercayaan masyarakat,

serta melindungi usaha bank sendiri.

2. Batas maksimum pemberian kredit.

3. Penilaian kualitas aktiva

Kondisi dan karakteristik dari aset perbankan sangat dipengaruhi oleh

risiko kredit, yang apabila tidak dikelola secara baik akan berpotensi

mengganggu kelangsungan usaha bank.

4. Mengantisipasi potensi kerugian

Untuk mengantisipasi potensi kerugian, bank perlu collateral baik berupa

agunan kebendaan, maupun perorangan asuransi, penyediaan modal yang

cukup, dan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva terhadap aktiva

produktif dan aktiva non produktif.

5. Sistem informasi debitur

Dalam proses pemberian kredit, sistem informasi mengenai profil dan

kondisi debitur dapat mendukung percepatan proses analisa dan

pengambilan keputusan pemberian kredit.

2.2.8 Prinsip Pemberian Kredit

Dalam pertimbangan suatu permohonan kredit, pertimbangan utamanya

adalah apakah kredit yang akan diberikan itu akan mampu dilunasi atau tidak,

pada umumnya para analisis kredit dalam mempertimbangkan permohonan kredit

memiliki kerangka analisis kredit yang dikenal dengan sebutan Asas 5C, Asas 7P,

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

25  

dan Asas 3R seperti yang dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 106),

adalah sebagai berikut:

a. Asas 5C

1. (watak) Character

Capacity

Capital (m

Condition

Collatera

Karakter calon debitur perlu diteliti oleh analisis kredit apakah layak

untuk menerima kredit. Karakter pemohon kredit dapat diperoleh

dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi nasabah dan

bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan ketaatannya

memenuhi pembayaran transaksi.

2. (kemampuan)

Kemampuan calon debitur menyangkut arus kas dimana arus kas

tersebut mampu untuk membayar hutang.

3. odal)

Modal menggambarkan struktur keuangan debitur yang terlihat dari

neracanya yang akan memberikan gambaran sehat atau tidaknya

perusahaan atau calon debitur.

4. of Economic (kondisi perekonomian)

Kondisi perekonomian pada umumnya dan bidang usaha pemohon

kredit khususnya. Misalnya tingkat suku bunga, siklus usaha, dan

tingkat persaingan.

5. l (agunan)

Merupakan syarat utama yang menentukan disetujui atau ditolaknya

permohonan kredit nasabah. Menurut ketentuan Bank Indonesia bahwa

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

26  

setiap kredit yang disalurkan suatu bank harus mempunyai agunan

yang cukup. Oleh karena itu jika terjadi kredit macet maka agunan

inilah yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.

b. Asas 7P

1. (kepribadian) Personality

Party (pe

Purpose

Prospect

Payment

Sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitur yang mengajukan

permohonan kredit bersangkutan, digunakan sebagai dasar

pertimbangan pemberian kredit.

2. r bagian)

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi-klasifikasi atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, karakter, dan

loyalitasnya, di mana setiap klasifikasi nasabah akan mendapatkan

fasilitas yang berbeda.

3. (tujuan)

Tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur, apakah untuk

kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Tujuan kredit ini menjadi

hal yang menentukan apakah permohonan calon debitur disetujui atau

ditolak.

4. (prospek)

Prospek perusahaan di masa datang, apakah akan menguntungkan

(baik) atau merugikan (jelek).

5. (pembayaran)

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

27  

Mengetahui bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan.

Hal ini dapat diketahui jika analis kredit memperhitungkan kelancaran

penjualan dan pendapat calon debitur sehingga dapat diperkirakan

kemampuannya untuk membayar kembali kredit tersebut sesuai

dengan perjanjian.

6. lity (laba) Profitabi

Protection

Asas 3R

Returns

Repayment

Risk bear

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah mendapatkan

laba.

7. (perlindungan)

Bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.

Perlindungan dapat berupa jaminan barang, jaminan orang, atau

jaminan asuransi.

c.

1.

Penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah

memperoleh kredit. Apakah hasil yang diperoleh cukup untuk

membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha

calon debitur.

2.

Memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran

kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan.

3. ing ability

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

28  

Memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitur

untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debitur risikonya

besar atau kecil.

Selain asas 5C, 7P, dan 3R di atas, Malayu S.P Hasibuan (2004:113)

juga mengemukakan aspek-aspek pertimbangan kredit sebagai berikut:

1. dan ekonomis dimaksudkan masalah keabsahan dan

besarnya nilai pasar agunan yang akan diserahkan debitur.

2. Aspek u

Aspek hukum

mum dan manajemen perusahaan debitur meliputi bentuk,

nama, lo

a, persediaan

bahan ba

n masa

depan pe

rugi/ laba, analisis biaya, dan

kalkulasi

annya.

Aspek ta

rikan kredit berupa kredit rekening koran atau kredit

berjangka.

ar (2008:121) analisis kredit terdiri dari formula 5C

tu :

kasi, bidang usaha, susunan pengurus, struktur organisasi,

hubungan rekening dan sebagainya.

3. Aspek teknis meliputi peralatan, perkembangan usah

ku, rencana usaha dan sebagainya.

4. Aspek komersial usaha meliputi penjualan, persaingan, da

rusahaan.

5. Aspek finansial meliputi struktur modal,

kebutuhan kredit perusahaan.

6. Aspek marketability menyangkut masalah pemasaran agun

7. ta cara pengikatan berupa hipotek, fiducia, borg, atau gadai.

8. Aspek pena

Menurut Syamsu Iskand

dan 5P yai

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

29  

a) Formula 5C

1. Character, untuk mengetahui watak atau sifat calon debitur yang

meliputi:

at positif

- Rasa

keras

un, efisien atau hemat

.

kemampuan calon debitur dalam hal:

r-faktor produksi

n

- Pend

k mengetahui kemampuan dalam bidang keuangan

odal

- Kema

tahui jaminan yang diberikan:

erugian bila usaha debitur gagal

pa kekayaan sendiri atau pihak ketiga

usaha saat ini

dan yang

- Sifat-sif

tanggung jawab

- Kemauan dan kerja

- Terbuka, jujur, tek

- Sabar dan tinggi moral

2. Capacity, yaitu untuk melihat

- Kemampuan untuk mengkombinasi fakto

- Meningkatkan pendapata

idikan, kesehatan, skill/umur, dan stabilitas kerja.

3. Capital, yaitu untu

dalam hal:

- Menggambarkan struktur m

- Rasa tanggung jawab

mpuan menghasilkan laba atau earning power.

4. Collateral, yaitu untuk menge

- Nilai jaminan untuk mengurangi k

- Jaminan pengurus beru

5. Condition of Economy, yaitu untuk mengetahui prospek

akan datang dalam hubungannya dengan perkembangan

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

30  

ekonomi moneter keuangan dan perbankan serta dampaknya kepada

rmula 5P

it.

aitu untuk mengetahui sasaran dan tujuan nasabah dalam

mengamb

Protection

erview) antara risiko dan kewajiban

(reward)

enurut Syamsu Iskandar (2008:122)

k yang di

1. ah pemohon telah memenuhi ketentuan hukum dan

ran yang

2. lifikasi untuk mereka yang

dih

ngan baik.

bidang usaha.

b) Fo

1. Personality yaitu penilaian dari segi kepribadian atau tingkah laku

terhadap peminjam dan mitra usahanya serta orang-orang yang terlibat

langsung atau tidak langsung dalam kred

2. Purpose y

il kredit.

3. Payment yaitu untuk mengetahui cara pengembalian kredit oleh

nasabah.

4. yaitu untuk mengetahui seandainya usaha debitur gagal.

5. Perspective adalah pengamatan (ov

bagi bank.

Selain formula 5C dan 5P di atas, m

aspek-aspe nilai dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:

Aspek hukum, apak

peratu berlaku untuk melaksanakan kegiatan usahanya.

Aspek manajemen meliputi perkembangan qua

arapkan akan menduduki posisi penting (key position) dalam

melaksanakan/ menjalankan usahanya.

3. Aspek teknis/ produksi, yang bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah

apakah seluruh alternatif dari proses produksi telah dijalankan de

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

31  

4. Aspek pemasaran, yang bertujuan untuk menilai apakah barang yang akan

diproduksi akan dapat dipasarkan.

5. Aspek finansial, penilaian dari segi keuangan lazimnya diadakan setelah

n

ainnya apabila usaha nasabah diberikan

it Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah antara lain:

orang perorangan dan atau

Rp. 300.000.000,-

(tiga ratus juta rupiah).

penilaian aspek teknis/ produksi dan pemasaran.

6. Aspek sosial/ ekonomi, mencangkup penilaian terhadap pengaruh keberadaa

perusahaan bagi kegiatan perekonomian disekitarnya, penyerapan tenaga

kerja, dampak lingkungan dan l

kredit.

7. Aspek jaminan, untuk menilai seberapa cover yang dapat diberikan oleh

nasabah terhadap kemungkinan risiko yang dihadapi oleh bank atas kredit

yang akan diberikan.

2.3 Kred

Kredit usaha UMKM adalah kredit yang diberikan kepada pelaku usaha,

dimana pelaku usaha tersebut memiliki kriteria-kriteria usaha UMKM. Kriteria

usaha tersebut diatur pada

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik

badan usaha perorangan yang:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

32  

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

i usaha

ih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

h)

iki,

ualan tahunan yang:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000. juta

50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah).

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dar

menengah atau usaha besar yang:

1. Memiliki kekayaan bers

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,-

(dua miliar lima ratus juta rupia

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimil

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penj

000,- (lima ratus

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh

miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua

miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

33  

2.3.1 Karakteristik Kredit kepada Usaha Kecil dan Mikro

Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:121)

k

ipasarkan.

Sebagai

ukan

c.

ya cenderung

d.

ibandingkan nilai

kredit yang relatif besar, dan mungkin juga karena keterbatasan tingkat

karakteristik kredit kepada usaha kecil dan mikro adalah sebagai berikut:

a. Memerlukan persyaratan penyerahan agunan yang lebih lunak.

Usaha kecil dan mikro biasanya akan mengalami kesulitan untu

menyerahkan agunan tambahan. Kalaupun ada agunan tambahan,

biasanya mempunyai nilai yang lebih rendah daripada fasilitas kredit

yang diperlukan dan sering juga tidak dapat d

b. Memerlukan metode monitoring kredit yang khusus.

Usaha kecil dan mikro biasanya memiliki keterbatasan dalam

kemampuan administratif, pencatatan, dan perencanaan.

contoh, keberadaan laporan keuangan yang jarang bisa ditem

dalam usaha mikro, maka dari itu bank memerlukan kegiatan

monitoring untuk mengetahui kondisi usaha debitur.

Cenderung menimbulkan biaya pelayanan kredit yang relatif lebih

tinggi.

Kenyataan pada karakteristik di atas, pada akhirn

menimbulkan biaya pelayanan kredit per nilai kredit tersalur yang

relatif lebih tinggi, demikian juga biaya kredit per debitur juga menjadi

relatif tinggi.

Memerlukan persyaratan persetujuan kredit yang lebih sederhana.

Keterbatasan akses informasi, biaya aplikasi kredit d

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

34  

pendidikan calon debitur menyebabkan proses pengajuan dan

persetujuan kredit menjadi lebih sederhana dan cepat.

2.4 Ban

Ban

keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi pinjaman dan

i

lembaga

menyalurk

perekonom

mempunya yang berfungsi

memperlancar arus lalu lintas pembayaran dirasakan amat dibutuhkan.

asyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam benuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Menurut Kasmir (2003:2) yang dimaksud dengan bank adalah :

k

k dikenal sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa

menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral. Peranan bank sebaga

keuangan baik dalam menghimpun dana masyarakat maupun

annya kembali ke masyarakat semakin meningkat dalam kondisi

ian saat ini maupun dimasa yang akan datang, peranan perbankan

i kedudukan yang strategis sebagai lembaga

2.4.1 Pengertian Bank

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana (tabungan atau simpanan) dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana (kredit) tersebut kepada masyarakat

pula.

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2005:2) menyatakan bahwa:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari m

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

35  

“Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya

kembali dana tersenut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa

(2004:

adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

bank lainnya”.

Menurut G.M. Verryn Stuart yang dikutip oleh O.P. Simongkir

10) mendefinisikan bahwa bank adalah :

kebutuhan lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang mperedarkan

alat-alat penukaran uang berupa uang giral”.

adalah na dari masyarakat dan

menyal uk kredit

dengan

2.4.2 ungsi Bank

dan Sigit Triandaru (2006:9):

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat

akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur

kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan

disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank

tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan

tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

b. Agent of development

“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan

diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan me

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian bank

suatu badan usaha yang menghimpun da

urkan kembali dana tersebur kepada masyarakat dalam bent

tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

F

Fungsi bank menurut Totok budisantoso

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

36  

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor rill

c.

punan dan penyaluran dana,

penawaran jasa perbankan yang lain kepada

2.4.3 Jen

lo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso

(2000:49),

No.10 Tah

Ad

1. Jenis b

a. Ban

tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan

saling mempengaruhi. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan

baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank

berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi

lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill.

Agent of services

Di samping melakukan kegiatan penghim

bank juga memberikan

masyarakat. Jasa yang ditawarkan baik ini erat kaitannya dengan

kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain

dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga,

pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

is Bank

Menurut Y. Sri Susi

terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang

un 1998 Tentang Perbankan.

apun jenis perbankan dapat dilihat dari beberapa jenis yaitu:

ank menurut kegiatan usahanya

k umum

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

37  

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

l dan atau

dalam kegiatannya tidak memberikan

u-lintas pembayaran.

2. Jen

Set

dal bih dahulu memperoleh izin usaha sebagai

kreditan Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia,

kec

den

a. pat berupa:

apkan dengan peraturan Pemerintah

rut pendirian dan kepemilikan

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu-lintas pembayaran.

b. Bank perkreditan rakyat

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensiona

berdasarkan prinsip syariah yang

jasa dalam lal

is bank menurut bentuk badan usaha

iap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat

am bentuk simpanan wajib terle

Bank Umum atau Bank Per

uali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur

gan undang-undang tersendiri.

Bentuk hukum suatu Bank Umum da

- Perseroan Terbatas

- Koperasi

- Perusahaan daerah

b. Bentuk hukum bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:

- Perusahaan Daerah

- Koperasi

- Perseroan Terbatas, atau

c. Bentuk lain yang ditet

3. Jenis bank menu

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

38  

a. Bank umum

Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan

esia oleh:

ara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia, atau

dan atau badan hukum Indonesia dengan

emitraan.

esia setinggi-tingginya sebesar

badan hukum yang bersangkutan. Modal sendiri bersih

me

setor, cadangan dan laba, dikurangi

Terbatas/

bah modal

ang menjadi pemilik Bank adalah pihak-pihak yang:

memiliki

izin Direksi Bank Indon

- Warga neg

- Warga negara Indonesia

warga negara asing dan atau badan hukum asing secara k

Kepemilikan bank oleh badan hukum Indon

modal sendiri

rupakan:

- Penjumlahan dari modal di

penyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Perseroan

Perusahaan Daerah, atau

- Penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hi

penyertaan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan

dan kerugian, bagi badan hukum Koperasi.

Y

- Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan sesuai

dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

- Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan

integritas yang baik.

b. Bank perkreditan rakyat

 

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

39  

BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia,

badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia,

4. ut target pasar

atas dasar target pasarnya dapat digolongkan

n

a.

asabah-

n retail disini adalah nasabah-nasabah

‘kecil’ atau ‘retail’ adalah relatif, namun biasanya

injau dari jasa kredit yang diberikan nasabah debitur yang

b.

rate Bank tidak berarti seluruh nasabahnya

perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan

pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.

Jenis bank menur

Secara umum, jenis bank

me jadi:

Retail Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada n

nasabah retail. Pengertia

individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun

pengertian kata

apabila dit

dilayani adalah yang memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar

daripada Rp. 20 milyar.

Corporate Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-

nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini

biasanya berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut

Corporate Bank. Corpo

berbentuk suatu

kepada suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa

pealayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi dan

komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan yang

 

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem

40  

 

c.

bah retail maupun

ini memandang bahwa potensi pasar retail dan

diberikan secara perorangan disini diarahkan untuk menjalin kerjasama

yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.

Retail-Corporate Bank

Bank jenis ini memberikan pelayanannya tidak hanya kepada nasabah

retail tetapi juga kepada nasabah korporasi. Penyebab munculnya bank

ini tidaklah seragam. Ada bank yang sejak awal sudah menentukan

untuk menjadi bank yang melayani baik nasa

korporasi. Bank jenis

korporasi harus dimanfaatkan kedua-duanya untuk mencapai keuntungan

yang maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi.