37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah ilmu spesialisasi dalam ilmu kesehatan yang bertujuan agar para pekerja dan masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha prevensif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum (Suma’mur, 1967). Status kesehatan seseorang, menurut Blum ditentukan oleh empat faktor yakni : a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik, atau anorganik, logam berat atau debu), biologis (virus, bakteri, mikroorganisme lain) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan dan pekerjaan). b. Perilaku, yang meliputi : sikap, kebiasaan, dan tingkah laku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah ilmu spesialisasi dalam ilmu kesehatan yang

bertujuan agar para pekerja dan masyarakat pekerja memperoleh derajat

kesehatan setinggi-tingginya baik fisik atau mental maupun sosial dengan

usaha-usaha prevensif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan

yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum

(Suma’mur, 1967).

Status kesehatan seseorang, menurut Blum ditentukan oleh empat faktor

yakni :

a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik, atau

anorganik, logam berat atau debu), biologis (virus, bakteri,

mikroorganisme lain) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan dan

pekerjaan).

b. Perilaku, yang meliputi : sikap, kebiasaan, dan tingkah laku.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

12

c. Pelayanan kesehatan yang meliputi : promotif, perawatan, pengobatan,

pencegahan kecacatan, dan rehabilitasi.

d. Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi

sebaliknya pekerjaan juga dapat memperbaiki tingkat kesehatan dan

kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian juga status kesehatan

pekerja yang sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya, pekerja yang sehat

memungkinkan tercapainya hasil kerja baik bila dibandingkan dengan pekerja

yang terganggu kesehatannya (Suma’mur, 1967).

Pada tahun 1950 satu komisi bersama ILO dan WHO menyusun

definisi kesehatan kerja. Menurut komisi tersebut kesehatan kerja adalah

merupakan promosi dan pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial

pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya dan layanan tersebut

memerlukan peran serta para manejer dan serikat kerja. Sejumlah kaum

professional terlibat dalam bidang ini seperti Dokter, Ahli Higene Kerja, Ahli

Toksiologi, Ahli Mikrobiologi, Ahli Ergonomi, Perawat, Sarjana Hukum, Ahli

Labotarium, Ahli Epidemiologi, dan Insinyur Keselamatan (Suma’mur, 1967).

Sedangkan tujuan kesehatan kerja menurut Suma’mur adalah sebagai

berikut:

a. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

13

b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat

kerja.

c. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

d. Pemberantasan kelelahan kerja dan penglipatgandaan kegairahan serta

kenikmatan kerja.

e. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga

manusia.

f. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan yang bersangkutan.

g. Dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin

ditimbulkan oleh produk-produk industri.

2.2. Dasar Hukum Pengaturan K3 di Indonesia

2.2.1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja

Di dalam UU No.1 tahun 1951 tentang Kerja, mengatur tentang

jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja wanita,

peraturan tentang kerja anak-anak, orang muda, dan wanita, persyaratan

tempat kerja, dan lain-lain. Dalam Pasal 16 ayat 1 UU No. 1 Tahun

1951 yang menetapkan, bahwa “Majikan harus mengadakan tempat

kerja dan perumahan yang memenuhi syarat-syarat kebersihan dan

Kesehatan”.

Undang-undang No. 2 tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja,

Undang-Undang Konpensasi Pekerja (Workmen Compensation Law)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

14

Undang-undang ini menentukan penggantian kerugian kepada buruh

yang mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

2.2.2. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Dan

Undang- undang Keselamatan Kerja diundangkan pada tahun 1970

dan menggantikan Veilligheids Reglement pada Tahun 1910 (Stb.

No. 406).

Mengatur tentang syarat-syarat keselamatan kerja, kewajiban

dari pengurus, sanksi terhadap pelanggaran terhadap undang-undang ini

dan juga mengatur tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan

Kerja. Selain Undang-undang tentang Keselamatan Kerja, Pemerintah

telah mengeluarkan regulasi guna mendukung Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

2.2.3. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek

Peraturan ini mengandung empat pokok program, yakni :

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

b. Jaminan Kematian

c. Jaminan Hari Tua

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

15

2.3. Konsep Dasar Perilaku

2.3.1. Pengertian Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua

tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan

yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak

dapat diamati. Sedangkan dari segi kepentingan kerangka analisis, perilaku

adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut baik dapat diamati

secara langsung maupun tidak langsung.

2.3.2. Bentuk Perilaku

Teori Bloom (1908) yang dikutip dalam Notoatmodjo (2010)

membedakan perilaku dalam 3 domain perilaku yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tingkat

pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2007), tercakup

dalam 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

16

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

e. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi (evaluation), tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

17

2. Sikap

Masih menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi

atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap

terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

a. menerima (receiving), yaitu sikap dimana seseorang atau subjek

mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

b. menanggapi (responding), yaitu sikap memberikan jawaban atau

tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi

c. menghargai (valuing), yaitu sikap dimana subjek atau seseorang

memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus.

Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak

atau mempengaruhi orang lain merespon

d. bertanggungjawab (responsible), sikap yang paling tinggi

tindakannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang

diyakininya (Notoatmodjo 2007).

3. Tindakan (practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

18

mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).

Inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

2.3.3. Proses Adopsi Perilaku

Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan, yakni :

1. Awareness : orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus

(objek) terlebih dahulu

2. Interest : orang mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluation : orang mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya

4. Trial : orang mulai mencoba perilaku baru

5. Adoption : orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo,

2007).

2.3.4. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan (health behaviour) adalah respon seseorang

terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit,

dan faktor-faktor yang memengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti

lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

19

perilaku kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua

yakni (Notoatmodjo, 2010) :

1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Contoh :

makan dengan gizi seimbang.

2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk

memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya.

2.3.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal (lingkungan). Salah satu teori yang terkenal tentang terbentuknya

perilaku adalah ”Teori Precede-Procede” (1991), yaitu teori yang

dikembangkan oleh Lawrence Green, yang dirintis sejak tahun 1980

(Notoadmojo, 2010).

PRECEDE : Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in

Educational Diagnosis and Evaluation. Precede adalah merupakan fase

diagnosis masalah. Sedangkan PROCEDE : Policy, Regulatory,

Organizational Construct in Educational and Environmental Development,

adalah merupakan arahan dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi

pendidikan (promosi) kesehatan. Apabila Precede merupakan fase diagnosis

masalah, maka Proceed adalah merupakan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi Promosi Kesehatan (Maine, 2001).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

20

2.4. Alat Pelindung Diri

2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri yang disingkat APD adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat

kerja. Alat pelindung diri wajib diberikan perusahaan kepada para

pekerjanya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan diberikan

secara cuma-cuma. Pengusaha dan pengurus wajib memasang rambu-

rambu peringatan mengenai kewajiban memakai alat pelindung diri di

tempat kerja (Permenaker pasal 1 dan 2, 2010).

Pengusaha dan pengurus harus melakukan manejemen dalam

penggunaan APD pada pekerjanya. Hal tersebut meliputi:

a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;

b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan

/kenyamanan pekerja/buruh;

c. pelatihan;

d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;

e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;

f. pembinaan;

g. inspeksi; dan

h. evaluasi dan pelaporan (Permenaker, 2010).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

21

2.4.2 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Menurut Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia tahun 2010, ada beberapa jenis alat pelindung diri, diantaranya:

a. Alat pelindung kepala

Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety

helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan

lain-lain.

b. Alat pelindung mata dan muka

Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata

pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker

selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full

face masker).

c. Alat pelindung telinga

Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug)

dan penutup telinga (ear muff).

d. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya

Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari

masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator,

Continues Air Supply Machine=Air Hose Mask Respirator, tangki

selam dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus

/SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan

emergency breathing apparatus.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

22

e. Alat pelindung tangan

Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari

logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung

tangan yang tahan bahan kimia.

f. Alat pelindung kaki

Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan

peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan

yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang

basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya

binatang dan lain-lain.

g. Pakaian pelindung

Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek

(Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi

sebagian atau seluruh bagian badan.

h. Alat pelindung jatuh perorangan

Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman

tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman

(safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender),

alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

i. Pelampung

Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi

keselamatan ( life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy

Control Device).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

23

2.5 Alat Pelindung Pernapasan

Menurut Harnawanti (2009), alat pelindung pernafasan digunakan untuk

melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara

terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum

melakukan pemilihan terhadap suatu alat pelindung pernafasan yang tepat,

maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya atau kadar

kontaminan yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui antara

lain:

a) Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau

kombinasi dari berbagai bentuk kontaminan tersebut.

b) Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.

c) Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-masing kontaminan.

d) Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan iritasi mata

dan kulit.

e) Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dll (Harnawanti, 2009).

Jenis alat pelindung pernafasan antara lain:

1) Masker

Marker digunakan untuk mengurangi paparan debu atau partikel-

partikel yang lebih besar masuk kedalam saluran pernafasan (Harnawanti,

2009). Adapun jenis-jenis masker dalam membantu pekerjaan:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

24

a. masker sekali pakai

masker ini terbuat dari bahan filter, beberapa cocok untuk debu

berukuran pernapasan. Npf=5

b. separuh masker

masker ini terbuat dari karet atau plastik yang dirancang untuk menutup

mulut dan hidung. Alat ini memiliki cartridge filter yang dapat diganti.

Npf= 10

c. masker seluruh muka

masker ini terbuat dari karet atau plastik yang dirancang untuk menutup

hidung, mulut dan mata. Cocok untuk menyaring debu, gas dan uap.Npf=

50

d. masker berdaya

masker ini terbuat dari karet atau plastik yang dirancang untuk menutup

hidung yang dipertahankan dalam tekanan positif dengan jalan

mengalirkan udara melalui filter deengan bantuan kipas baterai. Npf=

500 (Ramaddan, 2008).

2) Respirator

Menurut Harwanti (2009), alat ini digunakan untuk melindungi

pernafasan dari paparan debu, kabut, uap logam, asap, dan gas-gas berbahaya.

Jenis-jenis respirator ini antara lain:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

25

a. Chemical Respirator

Merupakan catridge respirator terkontaminasi gas dan uap dengan tiksisitas

rendah. Catridge ini berisi adsorban dan karbon aktif, arang dan silicagel.

Sedangkan canister digunakan untuk mengadsorbsi khlor dan gas atau uap

zat organic (Harwanti,2009).

b. Mechanical Filter Respirator

Alat pelindung ini berguna untuk menangkap partikel-partikel zat padat,

debu, kabut, uap logam dan asap. Respirator ini biasanya dilengkapi

dengan filter yang berfungsi untuk menangkap debu dan kabut dengan

kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau partikel yang tidak terlalu

kecil. Filter pada respirator ini terbuat dari fiberglas atau wol dan serat

sintetis yang dilapisi dengan resin untuk memberi muatan pada partikel

(Harwanti,2009).

2.6 Debu

2.6.1 Sifat dan Karakteristik Debu

Debu adalah partikel-partikel zat yang disebabkan oleh pengolahan,

penghancuran, pelembutan, pengepakan dan lain-lain dari bahan-bahan

organic maupun anorganik, misalnya batu, kayu, bijih logam,arang batu,

butir-butir zat padat dan sebagainya (Suma’mur,1988). Debu umumnya

berasal dari gabungan secara mekanik dan meterial yang berukuran kasar

yang melayang-layang di udara yang bersifat toksik bagi manusia.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

26

Menurut Departemen Kesehatan RI yang dikutip oleh Ramaddan

(2008), partikel-partikel debu di udara mempunyai sifat:

1. Sifat Pengendapan

Adalah sifat debu yang cendrung selalu mengendap proporsi partikel

yang lebih daripada yang ada di udara.

2. Sifat Permukaan Basah

Permukaan debu akan cendrung selalu basah, dilapisi oleh lapisan air

yang sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian debu di dalam

tempat kerja.

3. Sifat Penggumpalan

Oleh karena permukaan debu yang selalu basah maka dapat menempel

antara debu satu dengan yang lainnya sehingga menjadi menggumpal.

Turbuelensi udara membantu meningkatkan pembentukkan gumpalan.

4. Sifat Listrik Statis

Sifat listrik statis yang dimiliki partikel debu dapat menarik partikel lain

yang berlawanan sehingga mempercepat terjadinya proses

penggumpalannya.

5. Sifat Optis

Partikel debu yang basah/lembab dapat memancarkan sinar sehingga

dapat terlihat di dalam kamar yang gelap. Partikel debu yang

berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses

mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan , dan

pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

27

2.6.2 Jenis Debu

Jenis debu terkait dengan daya larut dan sifat kimianya. Adanya

perbedaan daya larut dan sifat kimiawi ini, maka kemampuan

mengendapnya di paru juga akan berbeda pula. Demikian juga tingkat

kerusakan yang ditimbulkannya juga akan berbeda pula. Faridawati

(1995) mengelompokkan partikel debu menjadi dua yaitu debu organik

dan anorganik, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Jenis Debu yang Dapat Mengganggu Pernapasan Manusia

No Jenis Debu Contoh

1. Organik

a. Alamiah

1. Fosil

2. Bakteri

3. Jamur

4. Virus

5. Sayuran

6. Binatang

b. Sintesis

1. Plastik

2. Reagen

Batu bara, karbon hitam, arang, granit

TBC, antraks, enzim, bacillus

Histoplasmosis,kriptokokus,

thermophilic

Cacar air, Q fever, psikatosis

Padi, gabus, serat nanas, alang-alang

Kotoran burung, ayam

Politetrafluoretilen, toluene diisosianat

Minyak isopropyl, pelarut organic

2. Anorganik

a. Silika bebas

1. Crystaline

2. Amorphous

b. Silika

1. Fibosis

2. Lain-lain

c. Metal

1. Inert

2.Bersifat keganasan

Quarz, trymite cristobalite

Diatomaceous earth, silica gel

Asbestosis, sillinamite, talk

Mika, kaolin, debu semen

Besi, barium, titanium, alumunium,

seng

Arsen, kobal, nikle, uranium, khrom

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

28

2.6.3 Sumber Debu

Debu yang terdapat di dalam udara terbagi dua, yaitu deposite

particulate matter adalah partikel debu yang hanya berada sementara di

udara, partikel ini segera mengendap karena ada daya tarik bumi.

Suspended particulate matter adalah debu yang tetap berada di udara dan

tidak mudah mengendap. Sumber-sumber debu dapat berasal dari udara,

tanah, aktivitas mesin maupun akibat aktivitas manusia yang tertiup angin

(Yunus, 1997).

2.6.4 Pengukuran Kadar Debu di Udara

Pengukuran kadar debu di udara bertujuan untuk mengetahui

apakah kadar debu pada suatu lingkungan kerja berada konsentrasinya

sesuai dengan kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi

pekerja. Alat-alat yang biasa digunakan untuk pengambilan sampel debu

total (TSP) di udara seperti:

1. High Volume Air Sampler

2. Low Volume Air Sampler

3. Low Volume Dust Sampler

4. Personal Dust Sampler (LVDS) (Ramaddan, 2008).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

29

2.6.5 Nilai Ambang Batas (NAB) untuk Debu

Nilai ambang batas kadar debu yang ruangan didasarkan pada

Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999, dan disesuaikan dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/Menkes/SK/XV/2002 tanggal

19 November 2002, pada lampiran I tentang Persyaratan dan tata cara

penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja. Adapun kandungan debu

maksimal di dalam udara dalam pengukuran debu rata-rata 8 jam adalah

0,15 mg/m³ (Menkes, 2002).

2.7 Pengaruh Debu Lingkungan Terhadap Kesehatan Manusia

Partikel debu akan berada di udara dalam kurun waktu yang relatif lama

dalam keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh

manusia melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan

juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan

berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi pertikel yang

sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran

dan bentuk yang relatif berbeda-beda (Pujiastuti, 2002).

Ada tiga cara masuknya bahan polutan seperti debu dari udara ke tubuh

manusia, yaitu melalui inhalasi, ingesti, dan penetrasi kulit. Inhalasi bahan

polutan dari udara dapat menyebabkan gangguan di paru dan saluran nafas.

Bahan polutan yang cukup besar tidak jarang masuk ke saluran cerna

(Aditama,1992).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

30

Menurut Riyadina (1996), efek biologis paparan debu di udara terhadap

kesehatan manusia atau pekerja terdiri dari:

1. Efek Fibrogenik

Debu fibrogenik sebagai debu respirabel dari kristal silika (asbestos), debu

batubara, debu berrylium, debu talk, dan debu dari tumbuhan. Konsentrasi

massa dari sisa debu yang respirabel sebagai faktor tunggal yang paling penting

pada perkembangan/kemajuan keparahan pneumokoniosis pada pekerja.

2. Efek Iritan

Pengaruh iritan dari debu yang berbeda tidak spesifik, sehingga keadaan

ini tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan pengaruh dari debu. Tetapi

secara klinis atau dengan tes fungsional ataupun pemeriksaan secara morfologi

dapat diperlihatkan kasus dimana efek yang timbul berasal dari debu.

3. Efek Alergi

Debu dari tumbuhan hewan mempunyai sifat dapat meningkatkan reaksi

alergi. Beberapa reaksi kekebalan biasanya membentuk respon secara psikologi

berupa iritasi. Secara patologi dapat ditentukan melalui tes alergi sebagai

penyakit akibat kerja pada saluran pernafasan yang umumnya berupa asma

bronchial. Debu organik yang menyebabkan alergi meliputi tepung, pollen

(serbuk sari), rambut hewan, bulu unggas, jamur, cendawan dan serangga.

4. Efek Karsinogenik

Penyebab yang berperan penting dalam pertumbuhan kanker pada

manusia adalah debu asbestos, arsenik, chromium dan nikel. Akan tetapi,

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

31

penyebab tersebut kurang lebih 2000 substansi kimia diketahui sebagai

penyebab timbulnya kanker.

5. Efek Sistemik Toksik

Banyak substansi yang berbahaya menyebabkan efek sistemik toksik

sebagai hasil dari debu yang masuk melalui sistem saluran pernafasan. Paparan

debu untuk beberapa tahun pada kadar yang rendah tetapi di atas batas limit

paparan, menunjukkan efek sistemik toksik yang jelas.

6. Efek pada Kulit

Partikel-partikel debu yang berasal dari material yang berbentuk pita dan

tebal seperti fiberglass, dan material tahan api sering sebagai penyebab

dermatitis.

Berbagai gangguan atau penyakit dapat timbul pada pekerja tergantung

dari lamanya paparan dan kepekaan individual terhadap debu. Debu yang

masuk ke dalam saluran pernafasan menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme

pertahanan non spesifik berupa bersin dan batuk. Pneumokoniosis biasanya

timbul setelah pekerja terpapar selama bertahun-tahun. Penyakit akibat paparan

debu yang lain seperti asma kerja, bronchitis industri (Yunus, 1997).

2.8 Gangguan Kesehatan Akibat Merokok

Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Bukan hanya bagi kesehatan, merokok juga merupakan problem di bidang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

32

ekonomi. Komponen gas dalam rokok terdiri dari karbon monoksida, karbon

dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa

hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren,

fenol, dan kadmium. Di negara industri maju, kini terdapat kecenderungan

berhenti merokok, sedangkan di negara berkembang, khususnya Indonesia,

malah cenderung timbul peningkatan kebiasaan merokok. Laporan WHO tahun

1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1 persen per tahun di negara

berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar 1,1 persen per

tahun (Hans, 2010).

Adapun untuk mengukur derajat berat merokok biasanya dilakukan dengan

menghitung indeks Brinkman, yaitu perkalian antara jumlah rata-rata batang rokok

yang dihisap setiap hari kemudian dikalikan dengan lama merokok dalam tahun.

Ringan : 0-200

Sedang : 200-600

Berat : > 600 (Alsagaff, 2002).

Menurut Antaruddin (2003), dampak-dampak yang ditimbulkan oleh

merokok adalah:

a. Dampak paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran

napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa

membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

33

Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat

bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi

peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-

5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok,

terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang

secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya

kanker paru-paru.

b. Dampak terhadap jantung

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok

dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di

negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta)

disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit

jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan

1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7

persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO.

Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu

suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya

kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

34

nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi

denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta

menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja

saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan

trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke

dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan

langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk

miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu

pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan

dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas

latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah

penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok

terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan

mempermudah timbulnya penggumpalan darah.

c. Penyakit (stroke)

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke

banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih

tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

d. HIV AIDS

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

35

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris,

didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS

pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam

8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5

bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih

mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam

langkah pertahanan melawan AIDS (Alsagaff, 2002).

2.9 Faktor Lain Yang Mempengaruhi Gangguan Fungsi Paru

Selain yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai faktor yang

mempengaruhi fungsi paru seperti paparan debu, serta kebiasaan merokok, ada

beberapa hal yang juga menjadi pencetus gangguan fungsi paru, yakni :

a. Usia

Usia merupakan salah satu karateristik yang mempunyai resiko tinggi

terhadap gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana

kualitas paru dapat memburuk dengan cepat. Menurut penelitian Juli

Soemirat dan kawan-kawan dalam Rosbinawati (2002), mengungkapkan

bahwa usia berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Semakin

bertambahnya umur maka terjadi penurunan fungsi paru di dalam tubuh.

Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002) ada hubungan yang bermakna

secara statistik antara usia dengan gejala pernafasan.

b. Masa Kerja

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

36

Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang

terpajan dengan debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian

Rosbinawati (2002) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan debu, aerosol dan gas

iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru.

c. Perilaku penggunaan APD

Alat pelindung diri adalah perlengkapan yang dipakai untuk

melindungi pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan

yang ada di lingkungan kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi

sistem pernafasan dari partikel-partikel berbahaya yang ada di udara yang

dapat membahayakan kesehatan. Perlindungan terhadap sistem pernafasan

sangat diperlukan terutama bila tercemar partikel-partikel berbahaya, baik

yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun kimiawi. Alat yang dipakai

adalah masker, baik yang terbuat dari kain atau kertas wol (Irga, 2009).

d. Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit merupakan faktor yang dianggap juga sebagai

pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena penyakit yang di derita

seseorang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dalam lingkungan kerja.

Apabila seseorang pernah atau sementara menderita penyakit sistem

pernafasan, maka akan meningkatkan resiko timbulnya penyakit sistem

pernapasan jika terpapar debu.

e. Jenis Kelamin

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

37

Menurut Guyton (1997) volume dan kapasitas seluruh paru pada

wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan lebih

besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang

bertubuh kecil dan astenis. Menurut Tambayong (2001) disebutkan bahwa

kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8L dibandingkan pada wanita

yaitu 3,1L.

f. Kebiasaan Olahraga

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal

balik.Gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga,

sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal

paru. Seseorang yang aktif dalam latihan akan mempunyai kapasitas

aerobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi serta kapasitas

paru yang meningkat (Sahab, 1997).

Kapasitas Vital Paru (KVP) dapat dipengaruhi oleh kebiasaan

seseorang melakukan olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah

melalui paru-paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam

kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas

vital pada seorang atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah

berolahraga (Hall, 1997). Menurut Guyton (1997), kebiasaan olah raga

akan meningkan kapasitas paru dan akan meningkat 30-40%.

g. Status Gizi

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

38

Kesehatan dan daya kerja erat hubungannya dengan status gizi

seseorang. Secara umum kekurangan gizi akan berpengaruh terhadap

kekuatan daya tahan dan respon imunologis terhadap penyakit dan

keracunan. Status gizi juga berperan terhadap kapasitas paru. Orang dengan

postur kurus panjang biasanya kapasitas vital paksanya lebih besar dari

orang dengan postur gemuk pendek.

Tanpa makan dan minum yang cukup kebutuhan energi untuk

bekerja akan diambil dari cadangan sel tubuh. Kekurangan makanan yang

terus menerus akan menyebabkan susunan fisiologis terganggu. Menurut

Sridhar (1999) secara fisiologis seseorang dengan status gizi yang kurang

maupun lebih dapat mengalami penurunan KVP yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi terjadinya gangguan fungsi paru (Alsagaf, 2002).

2.10 Anatomi Dan Fisiologi Paru

2.10.1 Anatomi Paru

Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring,

laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2

bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada

pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen di pungut

melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui

trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah

didalam kapiler pulmunaris (Guyton, 2008).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

39

Hanya satu membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan

darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel

darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri

kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan

oksigen 100 mm hg dan tingkat ini hemoglobinnya 95%. Di dalam paru-

paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan. Metabolisme menembus

membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui

pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut

(Guyton, 2008).

2.10.2 Fisiologi Paru

Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih

tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik

otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai

penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena

diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu

sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus,

skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga (Price,1994)

Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat

elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis

eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke

atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang.

Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

40

tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir

menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai

udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi

(Price,1994)

Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas

melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5

μm). Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan

parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir

pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen

diinspirasi dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan

mengalami penurunan sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan tekanan

parsial ini terjadi berdasarkan fakta bahwa udara inspirasi tercampur

dengan udara dalam ruangan sepi anatomic saluran udara dan dengan uap

air. Perbedaan tekanan karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh

lebih rendah menyebabkan karbondioksida berdifusi kedalam alveolus.

Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfir (Price,1994).

Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen

di kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik

dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan

bahwa paru-paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada

beberapa penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi

melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu

berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

41

mendukung terjadinya hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor utama

(Rab,1996).

2.10.3 Sistem Pertahanan Paru

Paru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai

kemungkinan terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan

tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada umumnya, maka paru-paru

mempunyai pertahanan seluler dan humoral. Beberapa mekanisme

pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi atas (Rab,1996) :

1. Filtrasi udara

Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan :

a. Yang berdiameter 5-7 μ akan tertahan di orofaring.

b. Yang berdiameter 0,5-5 μ akan masuk sampai ke alveoli paru

c. Yang berdiameter < 0,5 μ dapat masuk sampai ke alveoli, dan masuk

ke pembuluh darah.

2. Mukosilia

Baik mukus maupun partikel yang terbungkus di dalam mucus

akan digerakkan oleh silia keluar menuju laring. Keberhasilan dalam

mengeluarkan mucus ini tergantung pada kekentalan mucus, luas

permukaan bronkus dan aktivitas silia yang mungkin terganggu oleh

iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun hiperkapnia.

3. Sekresi Humoral Lokal

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

42

zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain, terdiri dari :

a. Lisozim, dimana dapat melisis bakteri

b. Laktoferon, suatu zat yang dapat mengikat ferrum dan bersifat

bakteriostatik

c. Interferon, protein dengan berat molekul rendah mempunyai

kemampuan dalam membunuh virus.

d. Ig A yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam mencegah

terjadinya infeksi virus. Kekurangan Ig A akan memudahkan

terjadinya infeksi paru yang berulang.

4. Fagositosis

Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan

mikroorganisme dan kemudian menghancurkannya. Makrofag yang

mungkin sebagai derivate monosit berperan sebagai fagositer. Untuk

proses ini diperlukan opsonim dan komplemen.

2.10.4. Sistem Pernafasan

a. Pengertian Pernafasan

Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang

mengandung O2 (oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan udara

yang banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari

oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan

menghembuskan disebut ekspirasi (Syaifuddin,1996).

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

43

b. Fungsi Pernafasan

Fungsi pernafasan adalah:

1.Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh

(sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.

2.Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa

pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk

dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh) (Syaifuddin, 1996).

c. Mekanisme Kerja Sistem Pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :

1. Inspirasi (menarik napas)

Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila

tekanan intra pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan

udara luar.

2. Ekspirasi (menghembus napas)

Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung

bila tekanan intra pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara

luar sehingga udara bergerak keluar paru (Guyton, 2008).

d. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Fungsi Pernapasan

Gangguan pada fungsi pernapasan di tandai dengan keluhan-keluhan

utama berupa :

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

44

1. Batuk

2. Sesak

3. Batuk darah

4. Nyeri dada (Danusantoso, 2000).

2.11 Pengukuran Pernapasan

Pengukuran pernapasan dapat dilakukan dengan menggunakan metode

spirometri. Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur

sebagian terbesar volume dan kapasitas paru-paru. Spirometri merekam secara

grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume

Ekspirasi Paksa (VEP) atau Forced Expiratory Volume (FEV) adalah volume

dari udara yang dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum dengan

usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu tertentu. Biasanya diukur

dalam 1 detik (VEP1). Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC)

adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi

maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum (Guyton, 2008).

Gambar 2.1 Spirometri ( Dewan Asma Nasional Australia)

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

45

Ada beberapa indikasi-indikasi dari pemeriksaan spirometri seperti:

a. Untuk mengevaluasi gejala dan tanda

b. Untuk mengukur efek penyakit pada fungsi paru

c. Untuk menilai resiko pra-operasi

d. Untuk menilai prognosis

e. Untuk menilai status kesehatan sebelum memulai aktivitas fisik berat

program (Miller MR, Hanikinson JL, 2005)

Prediksi Nilai normal Untuk menginterpretasikan tes fungsi ventilasi

dalam setiap individu, bandingkan hasilnya dengan nilai-nilai referensi yang

diperoleh dari yang jelas populasi subyek normal cocok untuk jenis kelamin,

umur, tinggi dan asal etnis dan menggunakan tes serupa protokol, dan

instrumen hati-hati dikalibrasi dan divalidasi. Nilai diprediksi Normal untuk

fungsi ventilasi umumnya bervariasi sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin: Untuk ketinggian tertentu dan usia, laki-laki memiliki

VEP1, KVP, FEF25%-75% dan PEF yang lebih besar tetapi memiliki

VEP1/KVP yang relatif lebih kecil.

b. Umur: VEP1, KVP, FEF25-75% dan PEF meningkat sementara

penurunan VEP1/ KVP dengan usia sampai sekitar 20 tahun pada wanita

dan 25 tahun pada pria. Setelah ini, semua indeks bertahap turun,

meskipun kadar penurunan yang tepat tidak diketahui karena keterkaitan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

46

antara usia dan tinggi badan. Penurunan VEP1/ KVP dengan usia pada

orang dewasa karena penurunan yang lebih besar pada VEP1 dari KVP.

c. Tinggi: Semua indeks selain VEP1/ KVP meningkat.

d. Etnis asal: Polinesia termasuk yang paling rendah memiliki VEP1 dan

KVP dari berbagai kelompok etnis seperti kaukasia dan afrika. (Miller

MR, Hanikinson JL, 2005).

Tes spirometri memiliki Interpretasi Fungsi Ventilasi. Kelainan ventilasi

dapat disimpulkan jika ada VEP1, KVP, PEF atau VEP1/KVP adalah luar

kisaran normal.

a. Normal: KVP≥ 80%, VEP1/KVP≥75%

b. Gangguan Obstruksi: VEP1< 80% nilai prediksi, VEP1/KVP< 70% nilai

prediksi

c. Gangguan Restriksi: Kapasitas Vital (KV)< 80% nilai prediksi, KVP<80%

d. Gangguan Campuran: KVP< 80% nilai prediksi, VEP1/KVP< 75% nilai

prediksi (Johns DP, Pierce, 2007).

2.12 Proses Kerja Dalam Industri Pabrik Gula

Dalam melaksanakan produksinya sebuah pabrik gula memiliki proses

kerja. Adapun proses kerja yang dilakukan dalam industri pabrik gula adalah

sebagai berikut:

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan Kerjadigilib.unila.ac.id/6691/36/BAB II.pdf · Alat Pelindung Diri 2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri yang

47

a. Pengiriman Dan Penimbangan Tebu

b. Pengendalian Operasional Peralatan Pabrik

c. Penanganan Tebu

d. Preparasi Tebu

e. Ekstraksi Nira

f. Boiler Dan Pembangkit Tenaga Listrik

3 unit boiler dengan tekanan kerja masing masing 20kg/cm2G

digunakan untuk menggerakkan 3 buah back pressure turbo-alternator yang

masing masing mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga

digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane

cutter dan shredder)dan unit ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak

giling (off-season) 1 unit boiler tetap beroperasi dan memanfaatkan bahan

bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk melayani kebutuhan

uap penggerak turbine generator dalam memenuhi kebutuhan listrik

perumahan divisi I s/d divisi VI, perkantoran,maintenance peralatan di

pabrik dan pompa irigasi pertanian.

g. Pemurnian Gula

h. Penguapan (Evaporation)

i. Kristalisasi Gula

j. Pemisahan Kristal Gula Dan Molasses

k. Penanganan Dan Pengemasan Produk (IT-GMP, 2009).