25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 2.1.1. Pengertian ASI eksklusif Menurut ( Kristiyansari, 2009) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tampa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI eksklusif tidak selalu harus langsung dari payudara. Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda pemberiannya kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya, (Sulistyawati, 2009) Pengenalan makanan tambahan dimulai saat usia 6 bulan bukan 4 bulan, hal ini dikarenakan jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Baru saat 6 bulan system pencernaan bayi mulai teratur. Jaringan pada usus bayi seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pada umur 6 bulan pori-pori dalam usus bayi ini akan tertutup. Dengan demikian, usus bayi setelah 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi, ( Kristiyansari, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi

2.1.1. Pengertian ASI eksklusif

Menurut ( Kristiyansari, 2009) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja selama 6 bulan, tampa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, dan air putih,serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,

bubur susu, biskuit, bubur nasi. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan

pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun

atau lebih. Pemberian ASI eksklusif tidak selalu harus langsung dari payudara.

Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda pemberiannya

kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama

kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya, (Sulistyawati, 2009)

Pengenalan makanan tambahan dimulai saat usia 6 bulan bukan 4 bulan, hal

ini dikarenakan jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi

berumur 6 bulan. Baru saat 6 bulan system pencernaan bayi mulai teratur.

Jaringan pada usus bayi seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga

memungkinkan kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan

dapat menimbulkan alergi. Pada umur 6 bulan pori-pori dalam usus bayi ini akan

tertutup. Dengan demikian, usus bayi setelah 6 bulan mampu menolak faktor

alergi ataupun kuman yang masuk. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum

berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi, ( Kristiyansari, 2009)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Komposisi ASI sampai 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan

gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping

Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.

Kolostrum, susu jolong, atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk

mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali bagi bayi untuk

segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap

2-3 jam.ASI mengandung campuran dari berbagai bahan makanan yang tepat bagi

bayi. ASI mudah dicerna bayi. ASI saja, tanpa tambahan makanan lain merupakan

cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama. Sesudah

6 bulan, beberapa makanan lain harus ditambahkan pada bayi. Sedangkan

pemberian ASI bagi ibu dapat memulihkan diri dari proses persalinan. Pemberian

ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan

memperlambat perdarahan karena hisapan pada puting susu merangsang

dikeluarkan oksitosin alami yang akasn membantu kontraksi rahim

( Sulistyawati, 2009 ).

ASI memiliki berbagai manfaat untuk bayi. Diantaranya merupakan nutrisi

paling sempurna karena komposisi zat-zat gizinyang lengkap danseimbang,

mengandung zat kekebalan yang membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya,

menghin dari bahaya diare dan infeksi saluran nafas, ASI steril dan tersedia setiap

saat, sehingga sangat praktis dan ekonomi, mempererat ikatan emosional antara

anak dengan ibu, sehingga sangat positif dampaknya bagi perkembangan

psikologisnya. Penelitian juga membuktikan, bayi-bayi yang memperoleh ASI

umumnya terhindar dari risiko obesitas. Sedangkan manfaat ASI bagi ibu adalah

memberi kepuasan batin, ketenangan, serta kebahagiaan emosional, mempercepat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

kontraksi rahim, sehingga dalam waktu singkat rahim kembali pada ukuran

normal. ini menyebabkan menurunnya risiko perdarahan rahim dimasa nifas,

sertan memperkecil risiko kanker payudara, ( Infodatin Indonesia, 2014 ).

Kolostrum adalah ASI yang diberikan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna

kekuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI teratur, bentuknya sedikit kasar

karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel. Khasiat kolostrum adalah

sebagai pembersih selaput usus BBL ( Bayi Baru Lahir ) sehingga saluran

pencernaan siap untuk menerima makanan. Mengandung kadar protein yang

tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh

terhadap infeksi. Kolostrum juga mengandung zat antibodi sehingga mampu

melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai

dengan 6 bulan. Lain halnya dengan susu formula yang tidak mengandung zat anti

infeksi sebagaimana yang terkandung dalam ASI. Perlu diwaspadai, susu buatan

bisa merupakan media bakteri patogen enterik dan produksi enterotoksin yang

merugikan, ( Kristiyansari 2009 )

Ada 12 masalah menyusui yaitu; kurang atau salah informasi,puting susu

terbenam, puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, mastitis,

sindrom ASI kurang, ibu hamil, bayi bingung puting, bayi premature dan BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah), ibu sakit, dan ibu bekerja. ( Adiningsih 2010)

Kurang atau salah informasi yang mana bayi pada minggu pertama

defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan menderita diare. Padahal sifat

defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum

bersifat sebagai laksan. Bayi yang lahir teratur dan sehat mempunyai persediaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

kalori dan cairan yang dapat mempertahankanya tanpa minum selama beberapa

hari oleh karena itu apabila ASI belum keluarpada hari pertama, bayi tidak perlu

diberi minuman. Pemberian minuman sebelum ASI keluar akan membuat bayi

kenyang dan malas menyusu. Puting susu nyeri terjadi pada masa awal menyusi.

Nyeri akan berkurang setelah ASI keluar. Puting susu lecet dapat terjadi karena

posisi menyusui yang salah, tapidapat juga disebabkan oleh thrush (candidates)

atau dermatitis. Payudara bengkak yang bisa dikarenakan posisi mulut dan puting

yang salah, produksi ASI berlebihan, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang

jarang, atau waktu menyusui yang terbatas. Mastitis atau abses payudara terjadi

akibat sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini bisa disebabkan

kurangnya ASI dihisap atau dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif. Dapat

juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan

BH.Sindromm ASI kurang. Tanda ASI kurang biasanya berat badan bayi

meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB ( Berat Badan ) lahir

dalam waktu 2 minggu belum kembali, dan ngompol rata-rata kurang dari 6 kali

dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan berwarna kuning. Ibu hamil. Dalam hal

ini tidak ada bahaya bagi ibu dan janinnya. Bila ibu meneruskan menyusui

bayinya, ibu harus makan lebih banyak lagi. Bayi bingung putting, adalah suatu

keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-

ganti dengan menyusui pada ibu. Bayi prematur dan BBLR. Pada kondisi ini

refleks menghisap bayi masih lemah. Oleh karenanya bayi harus sering dan lebih

cepat dilatih menyusui, (Kristiyansari, 2009).

Menurut penjelasan atas PP RI No.33 tahun 2012, kondisi medis ibuyang

tidak dapat memberikan ASI Eksklusif karena harus mendapat pengobatan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

antara lain yang pertama adalah ibu yang infeksi Human Immunodeficiency Virus.

Dalam kondisi tersebut, pengganti pemberian ASI harus memenuhi kriteria, yaitu

dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman (acceptable, feasible,

affordable, sustainable, andsafe). Kondisi tersebut bisa berubah jika secara

teknologi ASI Eksklusif dariibu terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

dinyatakan aman bagi bayi dandemi kepentingan bayi. Kondisi tersebut juga dapat

diberlakukan bagi penyakit menular lainnya. Yang kedua ibu yang menderita

penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat bayi, misalnya sepsis yang

menyebabkan demam tinggi hingga tidak sadarkan diri dan infeksi Virus Herpes

Simplex tipe 1 (HSV-1) di payudara; kontak langsung antara luka pada payudara

ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari sampai semua selesai aktif telah diterapi

hingga tuntas.

Berdasarkan penelitian para dokter, taknik memiliki pengaruh terhadap

kesehatan bayi. Dr. Faruq Masahil dalam tulisan beliau menyebutkan bahwa

teknik dengan ukuran apapun merupakan mukjizat Nabidalam bidang kedokteran

selama empat belas abad agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah

baiknya. Para dokter telah membuktikan bahwa semua bayi, terutama yang baru

dilahirkan dan masih menyusui, memiliki risiko terancam kematian apabila

mengalami penurunan kadar gula dalam darah ( karena kelaparan ), masa transisi

dari menerima asupan makanan secara langsung dari ibu melalui plasenta menjadi

harus meminta dulu untukmendapat ASI). Kejadian ini dapat dicegah dengan

tahnik, karena tahnik pada dasarnya memberi zat gula yang sangat dibutuhkan

pada bayi yang baru lahir ( Proverawati, 2009).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Maryunani ( 2015) ASI Eksklusif memang memiliki pengertian hanya ASI

sampai 6 bulan, air putih bahkan madu pun tidak diperkenankan. Mengenai

tahnik, sama dengan obat- obatan. Ia diizinkan karena proses tahnik memiliki

banyak manfaat sesungguhnnya yang dimaksud dengan pemberian ASI Eksklusif

adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti

susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpan tambahan makanan

padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dannasi tim, kecuali vitamin,

mineral, dan obat.

Perlu diketahui bahwa tahnik berbeda dengan makanan, jadi

walaupunsudah masuk makanan selain ASI yaitu kurma pada tahnik, maka

statusnyabukan seperti makanan biasa yang sudah tidak terhitung lagi ASI

Eksklusif. Ibu Hajar AlS -Asqalani rahimahullah berkata “Yang dimaksud

dengan makanan adalah yang selain susu yang ia menetek darinya, selain kurma

yang ditahnik dengannya, dan selain madu yang ia disuapi untuk pengobatan

danyang selainnya. Yang dimaksud adalah bahwa tidak dihasilkan kekenyangan

baginya selain dari susu ASIsaja (Bahraen, 2012).

2.1.2. Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja

Menjadi wanita karier dengan berbagai profesi yang sibuk dengan

pekerjaan, bukan menjadi alasan tidak bisa menyusui anaknya, termasuk juga

wanita yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Menurut undang-undang nomor

6 tahun 1963 yang termasuk dalam tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi,

apoteker, asisten apoteker, bidan, perawat, fisioterapis, penilik kesehatan,

nutrisionis dan lain-lain.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Saat ini wanita yang mempunyai anak, terlebih balita, semakin

sedikitwaktunya bisa bertemu sang buah hati, namun banyak wanita memutuskan

untuk tetap menyusui. Masalahnya, pemberian ASI Eksklusif merupakan satu-

satunya makanan yang terbaik untuk bayi selama 6 bulan, namun perusahaan atau

kantor tempat ibu bekerja hanya memberikan kebijakan cuti hanya selama 3

bulan, bahkanada yang kurang. Seiring dengan kemajaun di bidang kesehatan,

para orangtua kini dapat mengetahui perkiraan kelahiran anaknya. Perkiraan

kelahiran tersebut dapat menjadi pedoman bagi ibu yang bekerja untuk

mengambil cuti menjelang kelahiran agar mempunyai waktu yang lebih banyak

sesudah kelahiran (Yuliarti, 2010).

Pada dasarnya, ada 3 aspek penting bagi ibu menyusui yang ingintetap

bekerja, yaitu faktor fisik, psikologis dan sosiologis. Secara fisik, jika ditinjau

secara medis, ibu harus memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Oleh karena

itu, kondisi ibu harus benar-benar sehat. Ada terkecualian untuk kondisi-kondisi

tertentu yang memang tidak memungkinkan ibu untuk memberikan ASI

Eksklusif. Dari aspek psikologis ada berbagai alasan yang digunakan oleh para

ibu untuk menolak pemberian ASI Eksklusif, misalnya takut kariernya terganggu

dan kuatir badannya tidak bagus lagi.Pada kenyataannya, hal tersebut tidaklah

benar.Jika ditinjau dari sisi psikologis, ASI justru menciptakan hubungan

keterikatan emosional antara ibu dan anak.Sedangkan dari aspek sosiologis agar

pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan lancar, harus ada upaya khusus

dan tidak boleh malas. Ibu harus menyisihkan waktunya untuk memeras ASI atau

menyusui anaknya. Dirumah, perlu adanya dukungan dari suami, orang tua,

saudara, dan anak yang lebih besar. Suami turut berperan dalam mendukung atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

membantu pekerjaan istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus

menyusui, suami dapat memandikan anak pertama mereka. Selama ibu menyusui,

suami harus mengambil alih tugas-tugas domestik lainnya (Yuliarti, 2010).

Dukungan sosial dari atasan di tempat kerja, rekan kerja, dan kondisi

pekerjaan juga sangat penting. Bagi ibu yang menyusui, biasanya perusahaan akan

memberikan toleransi. Seseorang pimpinan perusahaan hendaknya dapat

memahami jika stafnya yang ingin meminta izin untuk memberikan ASI Eksklusif

kepada anaknya. Jika sakit saja kantor masih memberikan toleransi, apalagi dalam

soal pemberian ASI. Pihak perusahaan hendaknya memberikan toleransi berupa

pemberian izin selama 1-2 jam agar stafnya dapat pulang sekedar menyusui

bayinya atau memerah ASI jika memang persediaan telah habis. Jika diperlukan,

perusahaan dapat membangun tempat penitipan bayi yang sekaligus menjadi

tempat bagi ibu untuk menyusui anaknya (Yuliarti,2010).

Menyusui sambil bekerja sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan dan

sifatnya fleksibel sekali. Begitu pula dengan rekan kerja, Saat ini pemberian ASI

makin dimudahkan dengan adanya teknologi penyimpanan dan pemerasan ASI,

serta adanya pengetahuan tentang ASI yang semakin baik (Yuliarti, 2010).

2.1.3. Tantangan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja.

Mobilitas kerja yang terlalu tinggi bisa menyulitkan kegiatan menyusui.

Tidak memungkinkan bagi ibu bekerja untuk mengambil banyak jam lembur

untuk urusan pekerjaan atau banyak bekerja di luar kantor yang lingkungannya

bisa membahayakan produksi ASI. Tips yang bisa digunakan adalah dengan

mencari tahu apakah lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan ibu

ataupun produksi ASI misalnya, pekerjaan mengharuskan kita untuk bersentuhan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

dengan zat kimia, polusi udara, atau tertular penyakit dari pasien.Jika hal tersebut

terjadi anda dapat mengajukan mutasi untuk sementara. Jika Ibu tetap diharuskan

bekerja, ekstra waspadadan lakukan tindakan preventif seperti lebih sering

mencuci tangan, mengenakan masker, minum air kemasan (jika kantor di kawasan

industri yang airnya kemungkinan tercemar) dan menjaga stamina tubuh (

Wageindicator Foundation, 2014 ).

Apabila Ibu bekerja sebagai jurnalis, koordinator tur atau

purchasingmanager, dinas keluar kota atau keluar negeri sudah merupakan suatu

keharusan.Tips untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mendelegasikan

tugas dinas kepada junior atau sistem, membawa anak beserta pengasuhnya dalam

perjalanan dinas, dan pilihan terakhir dengan tetap berangkat namun pastikan

persediaan ASI cukup selama Ibu tidak ada dan selama dinas tetap memerah ASI.

Masih banyak kantor yang tidak menyediakan ruang menyusui yangtidak

memadai bagi ibu menyusui. Yang ada hanya toilet yang tidak higienisdan ruang

sholat yang sempit. Cara mengatasinya adalah dengan menjadikan mobil pribadi

sebagai ruang menyusui.Tutup jendela, sisakan sedikit ruangagar udara bisa

keluar (lebih baik apabila disertai dengan tirai/horden mobil), nyalakan AC,

pasang musik dan perahlah ASI setelah mencuci tangan terlebih dahulu. Alternatif

lain yaitu dengan menggunakan ruang rapat yang kosong atau anda bisa

meminjam rumah atau apartemen teman yang bisa ditempuh dengan jalan kaki

dari kantor. (Yuliarti, 2010).

Pulang pergi kerja menghabiskan waktu 4 jam atau 1-2 kali waktu perah.

Payudara bisa bengkak di jalan, ASI perah yang disimpan bisa rusak. Cara

mengatasinya dengan mencari lokasi memerah di perjalanan (seperti ruang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

menyusui di mal), jadikan mobil sebagai ruang menyusui. Agar ASIyang diperah

tetap baik, beli cooler box yang memuat minimal 5 bungkus ASI ( Wageindicator

Foundation, 2014 )

Pemerintah Republik Indonesia mendukung sepenuhnya tentan gprogram

ASI Eksklusif. Dukungan program ASI Eksklusif tersebut menyebutkan bahwa

pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung

program ASI Eksklusif melalui penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan

atau memerah ASI, pemberian kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk

memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja

ditempat kerja, pembuatan peraturan internal yang mendukung keberhasilan

program pemberian ASI Eksklusif dan penyediaan tenaga terlatih pemberian ASI.

Selain dukungan tersebut, penyelenggara tempat sarana umum berupa fasilitas

pelayanan kesehatan harus membuat kebijakan yang berpedoman pada sepuluh

langkah menuju keberhasilan menyusui (Mennkes N0 28/MenPP/XII/ 2008).

2.1.4. Fasilitas Pendukung Program ASI Eksklusif

Fasilitas adalah alat atau sarana untuk melancarkan pengerjaan atau

pelaksanaan tugas atau kegiatan (kamus saku Bahasa Indonesia, 2008 ).

Kementerian kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menkes No.48/Men/ XII/

2008, dan PER 27/MEN/XII/2008 dan 1177/ MENKES/PB/XII/ 2008 tentang tata

cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerahASI. Fasilitas yang

harus disediakan oleh tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum

adalah ruang ASI, fasilitas di dalam ruang ASI dan penanggung jawab ruang ASI

yang dapat merangkap sebagai konselor menyusui.

2.1.5. Ruang ASI

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah

ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah,

dan atau konseling menyusui ASI ( Kemenkes RI, 2013 ).

1. Ruang ASI atau ruang laktasi minimal berukuran 3x4 m2 dan atau disesuaikan

dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui.

2. Terdapat pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka atau ditutup. Lantai

ruangan dapat berupa keramik, semen atau karpet.

3. Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.

4. Bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi.

5. Lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan.

6. Penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan.

7. Kelembaban berkisar antara 30-50%, maksimum 60%.

8. Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk mencuci tangan dan mencuci

peralatan.

2.1.6. Peralatan Ruang ASI

1. Lemari pendingin ( refrigerator ) untuk menyimpan ASI adalah alat untuk

mengurangi atau untuk mempertahankan suhuruang di bawah suhu sekitarnya

( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).

2. Gel pendingin (ice pack)

3. Kantong adalah tempat membawa sesuatu ( belanjaan dansebagainya ) yang

terbuat dari kain, plastik, dan sebagainya

( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).

4. Es adalah air beku atau air membatu.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Ice pack/kantong es adalah tempat membawa es yang terbuat darikain, plastik,

dan sebagainya.

5. Tas untuk membawa ASI perahan ( cooler bag )

Tas adalah kemasan atau wadah berbentuk persegi dansebagainya, biasanya

bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan atau membawa sesuatu (Kamus

Bahasa Indonesia, 2008).

Tas ASI perahan adalah kemasan atau wadah berbentuk persegidan sebagainya,

dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa ASI perahan.

6. Pompa ASI

Pompa adalah alat atau mesin untuk memindahkan atau menaikkan cairan atau

gas dengan cara mengisap dan memancarkannya (Kamus Bahasa Indonesia,

2008). Pompa ASI adalah alat atau mesin untuk memindahkan ASI dengan

cara menghisap.

7. Botol ASI

Botol ASI adalah wadah untuk ASI, yang berleher sempit dan biasanya dibuat

dari kaca atau plastik.

8. Sterilizer botol ASI.

Sterilisasi adalah perlakuan untuk menjadikan suatu bahan ataubenda

bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan

zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya (Kamus

Bahasa Indonesia, 2008).

Sterilizer adalah alat yang digunakan untuk menjadikan suatu bahan atau

benda bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau

dengan zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Sterilizer botol ASI adalah alat yang digunakan untuk menjadikan botol ASI

bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan

zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya.

2.1.7. Peralatan Pendukung

1. Meja tulis, kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI.

2. Kita konseling menyusui yang terdiri dari model payudara, boneka, cangkir

minum ASI, spuit 5cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc

3. Media KIA tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster,

foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui.

4. Lemari penyimpan alat.

5. Dispenser dingin dan panas, alat cuci botol, tempat sampah dan penutup

6. Penyejuk ruangan ( AC/Kipas angin ).

7. Nursing apron/kain pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI, ,waslap untuk

kompres payudara, tisu/lap tangan dan bantal untuk menopang saat menyusui.

Bila peralatan pendukung tidak atau belum dapat disediakan,sekurang

kurangnya yang harus disediakan adalah:

a. Meja

Adalah perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai

daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya ( bermacam-macam

bentuk dan gunanya) ( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).

2. Wastafel

Adalah tempat membersihkan diri (cuci muka, cuci tangan,

gosokgigi, bercukur), letaknya menempel pada dinding (diluar atau

didalam kamar mandi), dilengkapi dengan keran air, cermin, danrak

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

untuk menaruh sabun, pasta gigi, atau alat-alat kecantikan ( Kamus

Bahasa Indonesia, 2002 ).

3. Sabun cuci tangan

4. Adalah bahan yang dapat berbuih, digunakan untuk mencucitangan,

biasanya berupa campuran alkali, garam, dan natrium( Kamus Bahasa

Indonesia, 2008 )

2.1.8 Penanggung jawab Ruangan ASI

Penanggung jawab ruang ASI dapat merangkap sebagai konselor menyusui.

Dalam memberikan konseling menyusui, tenaga terlatih pemberian ASI juga

menyampaikan manfaat pemberian ASI Eksklusif antara lain berupa peningkatan

kesehatan ibu dan anak, peningkatan produk aktivitas kerja, peningkatan rasa

percaya diri ibu, keuntungan ekonomis dan higienis dan penundaan kehamilan.

2.2. Bayi

2.2.1.Pengertian

Bayi adalah anak yang muda usianya, dan tidak ditetapkan batasan

usianya. Bayi baru lahir atau neonatus mulai bayi lahir sampai satu bulan

periodeini adalah bulan pertama kehidupan.Dimana bayi mengalami

pertumbuhandan perubahan yang menakjubkan ( Halminton, 2009 ).

2.2.2. Fisiologi Bayi

Sebelum lahir, bayi hidup dalam lingkungan yang terlindung dengan suhu

terkontrol dan kedap suara. Terapung dalam suatu genangan cairan hangat,dan

memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya. Oksigen, glukosa, vitamin,

dan mineral diberikan lewat talipusat ibunya, sedangkan karbon dioksida serta

produk sisa lainnya dibuang ke dalam darah ibunya ( Mirriam, 2009 ). Pada saat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total kemandirian fisiologis.

Perubahan ini dikenal sebagai periode transisi, yang dimulai ketika bayi keluar

dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu untuk sistem organ

tertentu.Transisi ekstra uteri bayi baru lahir yang paling dramastis dan cepat

terjadi pada area sistem pernafasan, sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi,

dan kemampuan memperoleh sumber glukosa (Helen, 2011). Di luar rahim bayi

harus mengerjakan beberapa fungsi baru, termasuk mengendalikan suhu tubuhnya

sendiri, mempertahankan diri terhadap infeksi dan mengeluarkan bahan-bahan

sisa yang jumlahnya makin meningkat. Antibodi dari ibu akan melindunginya

untuk beberapa minggu, tetapi sendiri harus segera menghasilkan antibodi itu.

Bayi juga harus beradaptasi terhadap masukan data inderawi yang meningkat

melalui telinga, mata, hidung, lidah, dan kulitnya menyimpan dan menata semua

informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang duniadan secara bertahap

membentuk kepribadiannya ( Mirriam, 2009 ).

2.3. Hubungan Antara Pekerjan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif

Pada Bayi

Kolostrum yang terdapat dalam ASI mempunyai khasiat bagi bayi karena

mengandung zat antibody yang berfungsi melindungi bayi terhadap serangan

berbagai penyakit infeksi dalam jangka waktu 6 bulan. Apabila bayi selama 6

bulan tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif maka kemungkinan besar

berakibat akan kondisi kesehatan bayi. Hal ini terjadi diakibatkan karena salah

satu penyebabnya adalah ibu bekerja. (Prasetyono, 2009) mengatakan bahwa

konsep tentang ASI ekslusif sekarang ini terasa sulit untuk dilaksanakan oleh ibu-

ibu bekerja. Kesibukan akibat bekerja diluar rumah merupakan penghambat utama

seorang ibu untuk menyusui anaknya lebih baik. Untuk mengatasi hal ini adalah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

dengan beberapa cara sederhana seperti sebelum ibu berangkat bekerja terlebih

dahulu menyusui bayinya sampai bayi tersebut kenyang. ASI diusahakan agar

diperah terlebih dahulu untuk di tempat yang aman dan hygienis dalam jumlah

cukup agar kebutuhan bayi akan ASI tercukupi selama ibu bekerja. Hal ini sejalan

dengan pendapat Rizki (2013) ibu bekerja masih dapat memberikan ASI ekslusif

dengan cara memerah ASI sebelum berangkat ketempat kerja. Namun hal ini tidak

berjalan mulus dikarenakan faktor ibu terkendala dengan kondisi payudara yang

lecet akibat perah yang dilakukan setiap saat hendak bekerja. Alasan ini pulalah

yang menyebabkan bayi tidak mendaptkan ASI secara Eksklusif. Apabila puting

susu ibu lecet, terjadi pembengkakan payudara, dan mengakibatkan mastitis

akibat dan kesalahan inilah yang menjadi alasan dalam menyusui ibu akan

menghentikan pemberian ASI ( Rizki, 2013. )

Hal lain juga yang menjadi penghambat tidak terpenuhinya pemberian ASI

Eksklusif adalah karena beban kerja ibu sehingga terjadi kelelahan fisik yang

berdampak pada produksi ASI berkurang. Jumlah ibu yang ASI nya masih cukup

sampai bayi umur 6 bulan lebih sedikit jika di bandingkan dengan ibu yang tidak

bekerja, kondisi ini diduga akibat beban fisik ibu karena pekerjaan sehingga tidak

dapat mempertahankan produksi ASI yang mengakibatkan ibu memberikan MP-

ASI ( Mulyaningsih, 2010 )

Negara menyatakan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah dapat terus

memberikan ASI kepada anaknya dengan memerah dan menyusui selama jam

kerja. Undang-undang No. 13/2013 tentang Ketenaga kerjaan: “Pekerja atau

buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu

kerja” ( Kristiyansari, 2009 )

Menurut penelitian Juliastuti 2011, pemberian ASI secara eksklusif akan

semakin tinggi jika ibu tidak bekerja. Hal tersebut karena ibu yang tidak bekerja

hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga dan banyak

menghabiskan waktunya dirumah tanpa terikat pekerjaan diluar rumah sehingga

dapat memberikan ASI secara optimal tanpa dibatasi oleh waktu dan kesibukan.

Sama halnya dengan penelitian Evareny, et al (2010) yang menyatakan bahwa

resiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada ibu yang kembali bekerja

adalah 14 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja dan

penelitian Setegn ( 2012 ) yang menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja lima

kali lebih mungkin memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang

bekerja serta hasil penelitian Indrawati ( 2012 ) juga menunjukkan adanya

hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat

usia 0-6 bulan. Dari 28 ibu bekerja hanya 4 ( 14,3% ) yang memberikan ASI

eksklusif pada bayinya sedangkan pada 12 ibu yang tidak bekerja, 9 (75%)

memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

2.4 Kecukupan ASI

Setelah melahirkan seorang ibu memerlukan ketrampilan khusus untuk

merawat bayinya, memberikan ASI dengan secara benar baik pelekatan

(attachment) maupun posisinya. Pada umumnya ibu akan trampil dan menyusui

menjadi mantap setelah beberapa hari sampai minggu. Produksi ASI akan

meningkat segera setelah lahir sampai usia 4 sampai 6 minggu dan setelah itu

produksinya akan menetap. Produksi ASI pada hari pertama dan kedua sangat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

sedikit tetapi akan meningkat menjadi ± 500 mL pada hari ke-5, 600 sampai 690

mL pada minggu kedua, dan kurang lebih 750 mL pada bulan ke-3 sampai ke-5.

Produksi ASI ini akan menyesuaikan kebutuhan bayi (on demand). Jika saat itu

bayi mendapat tambahan makanan dari luar (misalnya susu formula), maka

kebutuhan bayi akan ASI berkurang dan berakibat produksi ASI akan turun. ASI

sebanyak 750-1000 mL/ hari menghasilkan energi 500-700 kkal/hari, yaitu setara

dengan energi yang diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg.

Kecukupan ASI Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi

kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai

menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi

normal ASI diproduksi sebanyak 10- 100 cc pada hari- hari pertama. Produksi

ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan

mengkonsumsi sebanyak 700- 800 cc ASI perhari, namun kadang- kadang ada

yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc / bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap

menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama (Depkes RI, 2001:16). ASI dalam

jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi

bayi selama enam bulan pertama. Sesudah umur enam bulan, bayi memerlukan

makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi 21 meningkat dan tidak

seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya

secepatnya diberikan ASI yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan

kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum

sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein

dan mineral serta vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan

setiap saat (Sunoto 2017).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan bayi, oleh karenanya sangat

dianjurkan untuk menyusui secara on-demand, artinya sesuai dengan keinginan

bayi. Suatu penelitian di Rusia dengan memberikan 4 perlakuan berbeda pada

bayi baru lahir. Kelompok I bayi dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 25-120

menit setelah lahir dan skin-to-skin contact, bayi tidak memakai baju, dan setelah

itu dilakukan rawat gabung, bayi dan ibu dalam 1 kamar sehingga bayi menyusui

on-demand. Kelompok II dilakukan IMD 25-120 menit setelah melahirkan tetapi

bayi sudah dibungkus selimut sesuai kebiasaan tradisional di usia, selanjutnya

dilakukan rawat gabung. Kelompok III tidak dilakukan IMD dan tidak dilakukan

rawat gabung. Kelompok IV tidak dilakukan IMD tetapi dilakukan rawat gabung.

Tampak bahwa rerata volume ASI terbanyak adalah pada kelompok IMD skin-to-

skin contact dan dilakukan rawat gabung sehingga bayi dapat menyusu on-

demand. Rerata volume ASI adalah 300 ml/hari pada multipara (ibu yang

melahirkan kedua kali atau lebih) dan 250 ml untuk primipara (ibu yang

melahirkan pertama kali). Sedangkan kelompok III yang tidak dilakukan IMD dan

rawat gabung mempunyai volume yang paling sedikit.

Penelitian lain pada 71 bayi usia 1-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif

dan demand dengan dilakukan penimbangan berat badan setiap kali menyusu

mendapatkan hasil sebagai berikut:

1. Bayi menyusui 10 - 12 kali dalam sehari

2. Rata-rata produksi ASI adalah 800 mL/ hari

3. Produksi ASI setiap kali menyusui adalah 90-120 mL/ kali, yang dihasilkan 2

payudara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

4. Pada umumnya bayi akan menyusu pada payudara pertama sebanyak 75 mL

dan dilanjutkan 50 mL pada payudara kedua

5. Rata-rata frekuensi menyusui malam hari (jam 22 sampai 4 pagi) adalah 1-3

kali.

2.4.1 Tanda-tanda Kecukupan ASI pada Bayi

Untuk mencegah malnutrisi seorang ibu harus mengetahui tanda kecukupan

ASI, terutama pada bulan pertama. Setelah bulan pertama tanda kecukupan ASI

lebih tergambar melalui perubahan berat badan bayi. Tanda bahwa bayi mendapat

cukup ASI adalah :

1. Bayi ASI tiap 2-3 Jam

2. Kotoran berwarna Kuning

3. Bayi buang air kecil 6-8 kali sehari

4. Payudara terasa lebih lembek

5. Bayi bertambah berat badan

6. Bayi tidak rewel dan sangat ceria

7. Produksi ASI akan berlimpah pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah melahirkan,

nampak dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat dan seringkali

ASI menetes dengan spontan.

8. Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap

payudara dan menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada setiap

payudara.

9. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat

menyusu, terutama pada payudara yang kedua

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

10. Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari dengan volume paling tidak 1

sendok makan, tidak hanya berupa noda membekas pada popok bayi, pada

bayi usia 4 hari sampai 4 minggu. Sering ditemukan bayi yang BAB setiap

kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal

11. Feses berwarna kekuningan dengan butiran-butiran berwarna putih susu

diantaranya (seedy milk), setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila

setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (berwarna

hitam seperti ter), atau transisi antara hijau kecoklatan, mungkin ini

merupakan salah satu tanda bayi kurang mendapat ASI.

12. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui.

Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, lebih-lebih apabila

disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat

dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan

membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan

produksi ASI

13. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir

2.4.2 Tanda-Tanda Bayi Tidak Cukup ASI.

Tantangan dalam menyusui hal buruk salah satunya adalah bayi kekurangan

ASI. Masalah ini bisa terjadi jika produk asi berkurang ataupun Bayi belum

menyusui dengan sempurna karena itu sangat untuk memahami dan mengetahui

tanda bayi kurang ASI

1. Berat Menurun

2. Jarang buang air kecil

3. Sering menyusui tetap menangis

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

4. Bayi Tidak bisa tidur

5. Warna urine gelap.

2.4.3 Pertumbuhan Bayi yang mendapat ASI

Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan kembali ke berat lahir paling tidak

pada usia 2 minggu, dan tumbuh sesuai atau bahkan di atas grafik sampai usia 3

bulan Penurunan berat badan bayi selama 2 minggu pertama kehidupan tidak

boleh melebihi 10%. Bayi yang lahir dengan berat rendah lebih lambat kembali ke

berat lahir dibandingkan bayi dengan berat lahir normal, yang dapat lebih jelas

diikuti dengan kurva Dancis.

Apabila memakai grafik pada KMS yang biasa dipakai, bayi yang mendapat

ASI eksklusif akan tumbuh lebih lambat sebelum usia 4 sampai 6 bulan. Bayi

yang mendapat susu formula akan tumbuh lebih cepat setelah 6 bulan, dan

seringkali hal ini dihubungkan dengan risiko obesitas di kemudian hari.

Berdasarkan Survei Kesehatan dan Nutrisi Nasional III di Amerika Serikat

didapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 4 bulan (saat itu

batasan ASI eksklusif adalah 4 bulan), pada usia 8-11 bulan, mempunyai rerata

berat badan, panjang badan dan lingkar lengan atas lebih rendah dibanding yang

mendapatkan susu formula.

2.5 Konsep Pekerjaan

2.5.1 Pengertian Pekerjaan

Menurut BPS (2016) Bekerja adalah suatu kegiatan ekonomi yang

dilkukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan dan

dilakukan seminggu yang lalu. Selain itu juga ada yang disebut dengan status

pekerjaan, yaitu kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

suatu kegiatan atau suatu unit usaha. (Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Masyarakat Provinsi DIY, 2011).

Menurut Imaniah ( 2013), ibu bekerja adalah seorang ibu yang melakukan

aktifitas bukan di rumah dalam rangka mendapatkan tambahan nafkah serta agar

dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dan dapat membangun hubungan sosial

di lingkungan bekerjanya.

Terkait dengan faktor dukungan tempat bekerja dalam menunjang praktik

pemberian ASI ekslusif, sebenarnya pemerintah telah membuat peraturan yang

berguna agar ibu tetap merasa aman dan terlindungi dalam memberikan ASI

eksklusif kepada anaknya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012

tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif Pasal 30 ayat 1 dan 2 yang mengatur

bahwa tempat kerja dan sarana umum harus mendukung program ASI ekslusif

dan menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan atau memerah ASI, jika

tidak makan akan dikenakan sanksi. Tidak hanya itu saja pasal 34 juga mengatur

bahwa pengurus kerja wajib memberikan kesempatan pada ibu bekerja untuk

memberikan ASI eksklusif atau memerah ASI selama waktu kerja ditempat kerja ,

dan jika tidak maka akan dikenakan sanksi ( AIMI, 2013).

2.5.2 Jenis Pekerjaan

1. PNS

PNS adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

Berdasarkan Penjelasan PP no 53 tahun 2010 pasal 3 angka 11 Yang

dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati ketentuan jam

kerja” adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai

ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas.

Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang

berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara

kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak

masuk kerja.

Berdasarkan Permen Dagri no 59 tahun 2008 Pasal 3. Ketentuan Hari dan

Jam Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri sebagai berikut:

a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis Pukul 07. 30-16.00 WIB.

b. Hari Jum’at Pukul 07.30 – 16.30 WIB.

Ibu yang bekerja sebagai PNS mempunyai kesempatan pulang sebentar

untuk menyusui bayinya atau bisa juga membawa bayinya dan menyusui di ruang

pojok laktasi yang sudah disediakan di tempat kerja sedangkan untuk ibu yang

bekerja sebagai swasta hampir tidak ada kesempatan pulang kerumah sebentar

untuk menyusui bayinya atau jarang sekali membawa bayinya ke kantor dan tidak

semua kantor menyediakan ruang pojok laktasi, hal ini karena ibu yang bekerja

sebagai swasta biasanya akan bekerja tanpa berhenti dari jam 7 pagi sampai jam

15 atau jam 16 dan hanya istirahat pada siang hari yg lamanya maksimal adalah 1

jam.

Sudah ditetapkan dalam PPRI No 33 tahun 2012 Pasal 30, 31 dan 32 yang

menyebutkan tempat kerja ( perusahaan, perkantoran milik pemerintah,

pemerintah daerah dan swasta ) dan tempat sarana umum ( hotel, terminal,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif

bandara dll ) harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau

memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.

2. Pekerjaan Swasta

Mereka yang berkerja di luar rumah dengan waktu bekerja lebih lama yaitu

lebih dari 7 jam dan tidak bisa pulang ke rumah selama waktu istirahat kerja

sehingga bisa mempengaruhi kuantitas ibu menyusui bayinya secara langsung.

Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk

melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2

sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:

1. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari

kerja dalam 1 minggu.

2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari

kerja dalam 1 minggu.

Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat di laksanakan

siang hari / malam hari jam kerja bagi pekerja di sektor swasta.