18
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher 2.1.1 Definisi Secara umum, nyeri merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, persepsi seseorang ditentukan oleh pengalaman dan status emosional. Persepsi nyeri bersifat pribadi dan subyektif. Oleh karna itu tiap orang berbeda dalam merasakan nyeri (Zakiyah, 2015). Asosiasi Internasional untuk penelitian Nyeri (International Association For The Study of Pain, IASP) sebagaimana dikutip dalam Kumar & Elavarasi (2016), mendefinisikan nyeri sebagai Pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri leher sendiri memiliki arti yakni nyeri yang dirasakan pada bagian atas tulang belakang. Ini merupakan tanda bahwa sendi, otot, atau bagian lain dari leher terluka, tegang, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Huldani, 2013). Nyeri leher merupakan nyeri yang muncul pada daerah yang dibatasi oleh garis nuchae pada bagian atas, garis imajiner transversal melalui ujung processus spinosus thorakal 1 pada bagian bawah, dan pada bagian samping oleh margo lateralis leher (Kudsi, 2015). 2.1.2 Klasifikasi nyeri Menurut Mubarak, Iqbal, & Chayatin, (2009) nyeri dapat diklasifikasikan menjadi 2 yakni : 1. Nyeri Akut Nyeri akut merupakan nyeri yang bersifat sementara, mendadak dan area nyeri yang teridentifikasi. Gejala nyeri muncul seperti berkeringat, pucat, peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan, dilatasi pupil, kekejangan otot, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Nyeri Leher

2.1.1 Definisi

Secara umum, nyeri merupakan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan, persepsi seseorang ditentukan oleh pengalaman dan status emosional.

Persepsi nyeri bersifat pribadi dan subyektif. Oleh karna itu tiap orang berbeda dalam

merasakan nyeri (Zakiyah, 2015). Asosiasi Internasional untuk penelitian Nyeri

(International Association For The Study of Pain, IASP) sebagaimana dikutip dalam Kumar

& Elavarasi (2016), mendefinisikan nyeri sebagai Pengalaman sensoris dan emosional

yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.

Nyeri leher sendiri memiliki arti yakni nyeri yang dirasakan pada bagian atas

tulang belakang. Ini merupakan tanda bahwa sendi, otot, atau bagian lain dari leher

terluka, tegang, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Huldani, 2013). Nyeri leher

merupakan nyeri yang muncul pada daerah yang dibatasi oleh garis nuchae pada bagian

atas, garis imajiner transversal melalui ujung processus spinosus thorakal 1 pada bagian

bawah, dan pada bagian samping oleh margo lateralis leher (Kudsi, 2015).

2.1.2 Klasifikasi nyeri

Menurut Mubarak, Iqbal, & Chayatin, (2009) nyeri dapat diklasifikasikan

menjadi 2 yakni :

1. Nyeri Akut

Nyeri akut merupakan nyeri yang bersifat sementara, mendadak dan area nyeri

yang teridentifikasi. Gejala nyeri muncul seperti berkeringat, pucat, peningkatan

tekanan darah, nadi dan pernafasan, dilatasi pupil, kekejangan otot, serta

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

10

kecemasan. Semua itu merupakan manifestasi dari adanya penyakit atau

kerusakan.

2. Nyeri Kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang berlangsung lebih dari 6 bulan, lokasi nyeri

tidak teridentifikasi, sulit dihilangkan dan tidak ada perubahan pada tanda-tanda

vital tubuh. Merupakan manifestasi adanya penyakit kronis.

2.1.3 Mekanisme terjadinya nyeri

Menurut Andarmoyo, (2013) mekanisme nyeri dapat terjadi melalui lima tahap

yaitu:

1. Stimulus

Persepsi nyeri diantarkan oleh neuron khusus yang bertindak sebagai reseptor,

pendeteksi stimulus, penguat dan penghantar menuju sistem saraf pusat.

Reseptor khusus tersebut dinamakan nonciceptor. Nonciceptor tersebar dalam

lapisan suferficial kulit dan juga dalam jaringan tertentu, seperti periosteum,

dinding arteri, permukaan sendi serta falls dan tentorium serebri. Terdapat tiga

kategori reseptor nyeri, yaitu nonsiseptor mekanis yang dapat merespon

terhadap kerusakan mekanis, misalnya tusukan, benturan, atau cubitan;

nonsiseptor termal yang dapat merespons kerusakan terhadap suhu yang

berlebihan terutama panas; nonsiseptor polimedal misalnya iritasi zat kimia dan

kerusakan jaringan

2. Tranduksi

Tranduksi merupakan proses ketika suatu stimulasi nyeri diubah menjadi suatu

aktivitas listrik yang akan diterima oleh ujung-ujung saraf. Terjadi perubahan

patofisiologi karena mediator-mediator kimia seperti prostaglandin, histamine,

dan serotonin. Selanjutnya terjadi proses sensitisasi perifer, yaitu menurunnya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

11

nilai ambang rangsang noniseptor karena pengaruh mediator-mediator tersebut

diatas dan penurunan PH jaringan. Akibatnya nyeri dapat timbul karena

rangsangan seperti rabaan.

3. Transmisi

Transmisi merupakan proses penerusan impuls nyeri dari nociceftor saraf perifer

melewati cornu dorsalis dan corda spinalis menuju korteks serebri. Tranmisi

nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen yang terdiri daridua macam yaitu serabut

A yang peka terhadap nyeri tajam dan panas disebut juga dengan first pain/fast

pain dan serabut C yang peka terdap nyeri tumpul dan lama disebut juga dengan

second pain/slow pain. Ada beberapa zat kimia yang dapat meningkatkan transmisi

atau persepsi nyeri meliputi histamine, bradikinin, asetilkolin, dan substansi P.

Prostaglandin. Histamin dan bradikinin memiliki efek vasodilator dan

meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga merangsang nonciceptor.

4. Modulasi

Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh system saraf, dapat

meningkatkan atau mengurangi impuls nyeri. Hambatan terjadi melalui sistem

analgesia endogen yang melibatkan bermacam-macam neurotransmitter antara

lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis.

5. Persepsi

Persepsi adalah hasil rekontruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri yang

diterima. Persepsi merupakan hasil dari interaksi proses tranduksi, transmisi,

modulasi yang menghasilkan suatu perasaan subyektif yakni nyeri. Faktor

psikologis dan kognitif akan bereaksi dengan faktor neurofisiologis dalam

mempersepsikan nyeri, sehingga adanya reaksi atau respon nyeri.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

12

2.1.4 Anatomi Fungsional Vertebra

Tulang belakang terdiri dari 33 tulang punggung yang disusun satu sama lain

seperti pada gambar 2.1 (Yunus, 2015) . Tulang belakang ini memberikan dukungan

utama untuk tubuh, memungkinkan untuk berdiri tegak, membungkuk, dan memutar,

sekaligus melindungi sumsum tulang belakang dari cedera. Tulang dan otot yang kuat,

tendon dan ligamen fleksibel, dan saraf sensitif berkontribusi pada tulang belakang.

Namun, jika salah satu struktur ini dipengaruhi oleh ketegangan, cedera, atau penyakit

dapat menyebabkan rasa sakit dan rasa nyeri. Tulang belakang diberi nomor dan dibagi

menjadi beberapa bagian yakni, serviks, toraks, lumbal, sakrum, dan coccyc (Tonya,

2016).

Gambar 2. 1 Tulang belakang (Vertebra) (Yunus, 2015)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

13

Tulang belakang cervical memiliki tujuh vertebra, yang dapat dibagi menjadi

dua kelompok yang berbeda secara anatomis dan fungsional: pasangan atas (C1 dan

C2, atlas dan sumbu) dan lima lebih rendah (C3-C7) sesuai dengan gambar 2.2 (Crock,

2013).

Vertebra C1 cervical disebut juga dengan atlas karena merupakan vertebrae

yang menopang tulang tengkorak. Atlas memiliki dua arkus yang berada pada sisi

anterior dan posterior sehingga tidak memiliki processus spinosus. C2 cervical disebut

juga dengan axis. C2 memiliki corpus vertebrae. Processus odontoid berjalan ke arah

superior melewati bagian anterior foramen vertebrae dari atlas sehingga terbentuk

sendi pivot. Hal tersebut memungkinkan kita untuk memutar kepala kearah kanan dan

kiri. Sendi pivot tersebut disebut sebagai sendi atlanto-axial. C3-C6 berbentuk seperti

vertebrae pada umumnya. C7 disebut juga sebagai vertebrae prominens karena

memiliki processus spinosus yang besar sehingga dapat terlihat dan teraba pada pangkal

leher (Yunus, 2015).

Gambar 2. 2 Regio cervical (Crock, 2013)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

14

2.1.5 Otot leher

Terdapat tiga jenis otot pada manusia, yakni otot rangka (otot lurik), otot polos,

dan otot jantung. Otot lurik merupakan otot yang melekat pada tulang rangka, dimana

otot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan

kontraksi (memendek). Otot polos merupakan otot yang terdapat pada organ-organ

dalam, misalnya pada usus, pembuluh darah, saluran kelamin, dan dinding rahim. Otot

jantung (miokardium) merupakan otot yang hanya dijumpai pada jantung dan bersifat

otonom atau bergerak secara tidak sadar (Iranto, 2013).

Ketiga otot diatas bekerja dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Bagian

otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Pada struktur otot terlihat adanya filamen

protein, yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin ( filamen tebal). Rangsangan yang sampai

ke sel otot akan mempengaruhi asetilkolin yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin

merupakan neurotransmitter, yakni zat kimia yang dapat menanggapi suatu

rangsangan. Asetilkolin yang lepas akan membebaskan ion kalsium yang berada pada

sel otot. ion kalsium ini masuk kedalam otot dengan membawa troponin dan

tropomiosin ke aktin sehingga terjadi perubahan posisi aktin dan mempengaruhi

filamen penghubung. Lalu aktin bergerak kearah miosin sehingga aktin dan miosin

menempel dan membentuk akyomiosin. Akibatnya serabut otot menjadi lebih pendek

(berkontraksi). Setelah itu, ion kalsium kembali ke plasma sel sehinggan ikatan troponin

dan ion kalsium lepas, menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan miosin. Pada

kondisi tersebut otot melakukan relaksasi (Nugroho, 2018).

Otot – otot penggerak pada regio vertebra cervical antara lain m. longus colli,

m. longus capitis, m. rectus capitis anterior, m. sternocledomastoid, m. scalenus

anterior (untuk gerak flexi neck ), m. erector spine, m. rectus capitis lateralis, m.

scalenes splenius cervicis, m. splenius capitis, m. trapezius, m. levator scapula, m.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

15

sternocledomastoid, (untuk gerak lateral fleksi neck), m. levator scapula, m. spelenius

cervicis, m. trapezius, m. spelenus capitis, m. semispinalis, m. superior oblique, m.

sternocledomastoid, m. erector spine, m. rectus capitis posterior major dan minor

(untuk gerakan extensi neck), m. semispinalis, m. multifidus, m. scalenus anterior, m.

spelenius cervicis, m. sternocledomastoid, m. spelenus capitis, m. rectus capitis

posterior major, m. inferior oblique (untuk gerakan rotasi neck) (Sifaunnajwah, 2015).

Titik nyeri 84% terjadi pada otot upper trapezius, levator scapula, infra spinatus,

scalenus. Otot upper trapezius merupakan salah satu otot yang berperan sebagai fiksator

leher dan sebagai fiksator skapula ketika lengan beraktivitas, maka kesalahan postur

berupaya forward head akan menyebabkan kerja statis yang terus menerus pada saat

aktifitas dalam posisi duduk atau berdiri (Saputri, 2016).

Otot levator scapula merupakan otot tipe tonik yang bekerja secara konstan

bersama-sama dengan otot-otot aksioskapular lain memfiksasi dan menstabilisasi

skapula dan leher termasuk mempertahankan postur kepala yang cenderung jatuh ke

depan karena kekuatan gravitasi dan berat kepala itu sendiri. Kerja otot ini akan

meningkat pada kondisi tertentu seperti adanya postur yang tidak bagus, body mekanic

yang jelek, ergonomi kerja yang jelek, trauma atau strain kronis. Jika terlalu lama dalam

posisi static maka beban otot levator scapula akan lebih berat dan akan memunculkan

nyeri (Setyowati, 2017).

Otot scalenus dan otot sternicleidomastoideus pada leher adalah otot

pembantu inspirasi yang membantu menaikkan rongga toraks selama pernapasan

dalam. Otot infra spinatus merupakan otot yang berpangkal di lekuk sebelah bawah

scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan dan berfungsi untuk memutar lengan

keluar (Nugroho, 2018).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

16

2.1.6 Etiologi

Nyeri leher dpat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya trauma, kesalahan

postural, penyakit degeneratif. trauma dapat menyebabkan whiplash injury, kecelakaan

akibat kerja mengakibatkan timbulnya nyeri pada leher. nyeri leher dapat disebabkan

oleh kebiasaan sikap postural posisi yang salah dan dilakukan terus menerus, seperti

kebiasaan tidur menggunakan bantal yang lebih tinggi, menggerakkan leher secara tiba-

tiba. penyakit degeneratif juga dapat menyebabkan nyeri leher. seiring bertambahnya

usia sistem metabolisme, kekuatan otot, kekuatan tulang, kekuatan sendi juga

mengalami penurunan sehingga meningkatkan resiko terjadinya nyeri leher (Prayoga,

2014).

Menurut Ryan, (2013) nyeri leher disebabkan oleh herniated disc dan stenosis,

dimana Pusat spinal disc yang menyerupai gel dapat membengkak atau pecah lalu

menekan saraf sehingga menyebabkan nyeri leher dan pada kasus stenosis terjadi

penyempitan kanal tulang di tulang belakang dapat menekan saraf, menyebabkan

pembengkakan sehingga nyeri leher muncul.

2.1.7 Patofisiologi

Nyeri leher dapat terjadi oleh berbagai faktor, mulai dari posture yang buruk

sampai stress mekanik. Nyeri pada otot dapat terjadi akibat tersensitisasinya free nerve

ending di otot. Proses nyeri pada otot terjadi akibat proses kimiawi maupun mekanik

karena free nerve ending bekerja sebagai unit nonsiseptor mekanis dan nonsiseptor

polimedal. Nyeri akibat proses kimiawi dapat terjadi karena kelelahan, trauma, dan

iskemia pada otot. Kelelahan otot akan memicu metabolisme anaerobik yang akhirnya

akan mengakibatkan akumulasi metabolit pada otot yang kemudian akan merangsang

nonsiseptor polimedal sedangkan trauma dan iskemia akan melepaskan mediator

seperti bradykinin, histamine, serotonin, dan natrium yang kemudian akan merangsang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

17

nonsiseptor polimedal. Proses mekanik yang memicu nyeri dapat berakibat dari

peregangan ataupun tekanan pada otot sehingga merangsang nonsiseptor mekanis

(Yunus, 2015).

Postur tubuh yang kurang baik, bodimekanik yang kurang baik, ergonomi kerja

yang kurang baik, trauma atau strain kronis. Keadaan ini beresiko untuk terjadinya

gangguan pada jaringan otot. Sebagaimana diketahui pada jaringan otot yang normal

terdapat keseimbangan antara kontraksi dan relaksasi. Namun bila otot meneriman

faktor yang memperberat kerjanya seperti yang telah disebutkan di atas maka

keseimbangan antara kontraksi dan relaksasi tidak dapat dipertahankan. Akibatnya

jaringan otot mengalami ketegangan atau kontraksi terus menerus sehingga akan

menimbulkan stress mekanis pada jaringan otot dalam waktu yang lama sehingga akan

menstimulasi nosiseptor yang ada di dalam otot dan tendon. Makin sering dan kuat

nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat aktifitas reflek ketegangan terhadap otot

tersebut. Hal ini akan meningkatkan nyeri, sehingga menimbulkan keadaan “vicious

circle” (Andarmoyo, 2013).

Keadaan “vicious circle” akan mengakibatkan iskemia lokal sebagai akibat dari

kontraksi otot yang kuat dan terus-menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat

sehingga jaringan ini akan mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen serta

menumpuknya zat-zat sisa metabolisme. Keadaan ini akan merangsang ujung-ujung

saraf tepi nosiseptif tipe C untuk melepaskan suatu neuropeptida yaitu subtansi P.

Dengan dilepaskannya substansi P akan membebaskan prostaglandin dan diikuti juga

dengan pembebasan bradikinin, histamin, serotonin, yang merupakan noxious atau

chemical stimuli yang dapat menimbulkan nyeri leher (Setyowati, 2017).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

18

2.1.8 Gambaran Klinis

Gambaran klinis yang muncul pada kasus nyeri leher menurut (Prayoga,

2014) meliputi:

1. Spasme otot

Spasme otot merupakan kontraksi involunter pada otot meliputi kram dan

kontraktur. Spasme otot terjadi pada otot-otot leher, scapula, dan pundak pada m.

sternocleidomastoideus, m. levator scapulae, m. ekstensor leher, m. upper

trapezius, m. rhomboideus major, m. rhomboideus minor, dan otot-otot lainnya.

2. Keterbatasan gerak

Adanya keterbatasan gerak pada leher yang meliputi gerak fleksi, ekstensi, rotasi

kanan, rotasi kiri, lateral fleksi kanan, dan lateral fleksi kiri baik gerak aktif maupun

pasif.

3. Gangguan postural

Gangguan postural sebagai gerakan kompensasi untuk menghindari rasa nyeri,

misalnya bahu menjadi asimetris atau tidak tegak.

2.1.9 Pengukuran Nyeri

Menurut (Khoirunnisa & Novitasari, 2015). Intensitas nyeri dapat ditentukan

dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan wawancara kepada pasien tentang

nyeri atau ketidaknyamanan. Skor skala nyeri dapat dicatat pada lembaran agar bisa

membuat pengkajian yang berkesinambungan mengenai kemajuan nyeri. Salah satu

skala yang digunakan adalah skala NRS (Numeric Rating Scale)

Gambar 2. 3 Skala nyeri NRS

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

19

2.2 Konsep Helm

2.2.1 Definisi

Berdasarkan data sejarah, helm merupakan bagian dari baju pelindung

peradaban Yunani Kuno yaitu Romawi Klasik sampai akhir abad ke 17. pada zaman

tersebut helm hanya sebagai pelindung kepala saat melakukan perang (Antou et al.,

2013). Helm adalah bagian dari kendaraan bermotor berbentuk topi pelindung kepala

yang berfungsi melindungi kepala pemakainya apabila terjadi benturan. Helm terdiri

dari dua yaitu helm terbuka (open face) dan helm tertutup (full face). Helm open face adalah

bentuk helm yang menutup kepala sampai bagian leher dan menutup telinga sedangkan

helm full face adalah bentuk helm yang menutup kepala atas, bagian leher, dan bagian

mulut. Menurut Ridho, (2012) helm memiliki bagian-bagian tertentu diantaranya

sebagai berikut :

1. Tempurung : Bagian keras dan halus yang ada pada sisi paling luar dari helm.

2. Lapisan Pelindung : bagian dalam helm yang dipasang untuk menyerap benturan.

3. Pelindung muka (visor) : bagian muka helm yang dapat melindungi sebagian atau

seluruh bagian muka dan terbuat dari bahan yang bening (tembus pandang).

4. Bantalan kenyamanan : bagian dalam helm yang berguna untuk memberikan

kenyamanan pengguna.

5. Lapisan pengaman : lapisan lunak di bagian dalam helm yang berguna untuk

memberikan kenyamanan bagi penggunanya dan melindungi kepala pemakainya.

6. Alat penahan : rakitan kelengkapan penahan yang berguna untuk

mempertahankan posisi helm diatas kepala.

7. Tali pemegang : bagian bawah helm berupa tali yang dilengkapi dengan kunci

pengikat yang berfungsi sebagai pengikat helm

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

20

8. Tutup dagu : kelengkapan dari tali pegangan yang menutupi rahang bawah helm

saat tali pemegang dalam keadaan terkunci.

9. Pet : tambahan dari sungkup yang berada di atas mata

10. Penutup wajah bagian bawah : suatu bagian yang terpisah, atau dapat

dipindahkan, atau menyeluruh (dipasang secara permanen) dari helm yang

melindungi bagian bawah wajah.

11. Lubang ventilasi : lubang pada helm yang dibuat agar ada sirkulasi di dalam helm.

12. Lubang pendengaran : lubang pada helm yang terletak di bagian telinga, sehingga

pemakai tetap dapat mendengar pada waktu menggunakan helm.

13. Jaring helm : bagian dalam helm yang langsung bersentuhan dengan kepala, dan

ukuran jaring helm dapat bersifat tetap atau diubah ubah oleh pemakainya.

2.2.2 Standar Helm

Menurut (Antou et al., 2013) standar helm berdasarkan SNI dilihat dari segi

material, segi kontruksi, tempurung, peredam benturan dan harus dilengkapi pelindung

pada daerah kepala dan leher. Dari segi material, bahan helm dibuat dari bahan yang

kuat dan bukan logam serta tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Dari segi

konstruksinya helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus;

lapisan peredam benturan dan tali pengikat ke dagu; dan tinggi helm sekurang-

kurangnya 114 mm diukur dari puncak helm ke bidang utama yaitu bidang horizontal

yang melalui lubang telinga dan bagian bawah dari dudukan bola mata. Untuk keliling

lingkaran bagian dalam helm terdapat ukuran S, M, L, dan XL.

Ukuran Keliling lingkaran bagian dalam helm (mm)

S 500-<540

M 540-<580

L 580-<620

XL ≥620

Tabel 2.1 keliling lingkaran bagian dalam helm

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

21

2.2.3 Peraturan Terkait Helm

Semua negara kecuali Maladewa memiliki peraturan yang secara komprehensif

mengatur tentang penggunaan helm (didefinisikan sebagai peraturan perundangan

yang mengharuskan penggunaan helm oleh pengendara dan penumpang kendaraan

bermotor roda dua di semua tipe jalan dan untuk semua tipe atau jenis kendaraan

bermotor roda dua). Namun demikian, tujuh negara (Bhutan, Korea Utara, India,

Indonesia, Myanmar, Sri lanka dan Thailand) memiliki peraturan perundangan yang

mengatur mengenai helm dan standar dari helm itu sendiri. Empat negara (Bhutan,

Korea Utara, Indonesia dan Maladewa) menilai penegakan hukum terhadap

penggunaan helm sudah cukup bagus (nilai delapan dari maksimum sepuluh) (World

Health Organization (WHO), 2013).

Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang berlaku secara

nasional di Indonesia. Helm SNI memiliki berat di atas 1 kg. SNI dirumuskan oleh

Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Berdasarkan

Siahaya, (2012) SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:

1. Openess (keterbukaan): Semua stakeholder yang berkepentingan dapat

berpartisipasi dalam pengembangan SNI

2. Transparency (transparansi): Semua stakeholder yang berkepentingan dapat

mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan

sampai ke tahap penetapannya dan dapat dengan mudah memperoleh semua

informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI

3. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak): Tidak memihak agar

semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara

adil

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

22

4. Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan

dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

5. Coherence: Koheren dengan pengembangan standar internasional.

6. Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi pembangunan agar

memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam

meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Di indonesia terdapat beberapa peraturan yang dibentuk mengenai penggunaan

helm diantaranya sebagai berikut

1. Undang undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan jalan Pasal 291 ayat 1 : setiap orang yang mengemudikan sepeda

motor tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia dipidana dengan

pidana kurungan maksimal 1 bulan atu denda maksimal Rp.250.000

2. Undang undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan jalan Pasal 291 ayat 2 : setiap orang yang mengemudikan sepeda

motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm dipidana

dengan pidana kurungan maksimal satu bulan atu denda maksimal Rp.250.000.

3. SNI 1811-Tahun 2007 tentang Helm Pengendara Roda Dua.

4. SNI 1811-Tahun 2007 Amd1-Tahun 2010 tentang Helm Pengendara Kendaraan

Bermotor Roda Dua (dalam SNI versi amandemen ini terjadi 8 perubahan pada

standard helm SNI).

2.2.4 Beban dan postur tubuh pemakaian helm

Beban yang berat akan menyebabkan peregangan pada otot yang akan memicu

terjadinya nyeri leher. Beban helm atau berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg,

sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg (Kamelia, 2015). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sulung & Mutia (2016), mengenai pengaruh beban

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

23

terhadap keluhan muskuloskeletal didapatkan bahwa terdapat hubungan beban angkut

dengan keluhan muskuloskeletal.

Beban berat pada bagian kepala akan membuat seseorang untuk

mengkompensasi berat tersebut dengan postur yang kurang efektif. Postur tubuh atau

posisi kepala yang berhubungan dengan nyeri leher akut adalah neck-horizontal angle

(NHA), yakni sudut yang dibentuk antara garis horizontal dari prosesus spinosus C7

dengan garis yang menghubungkan prosesus spinosus C7 dan tragus. Dari analisis

multivariat didapatkan pengemudi dengan neck horizontal angle ≤ 50o memiliki risiko 15

kali lebih besar mengalami nyeri tengkuk akut dibandingkan pengemudi dengan neck

horizontal angle > 50º (Setiawati et al., 2018).

Salah satu posture yang mungkin terjadi yakni forward head posture dengan sudut

(42,9º-47,3º), dengan posture tersebut kerja otot leher dan kerja otot punggung semakin

berat dan menyebabkan kelelahan pada otot leher. Studi lain juga menyatakan bahwa

posture tubuh mempengaruhi terjadinya muskuloskeletal disorder (Evadarianto &

Dwiyanti, 2017).

Aktivitas tubuh sangat dipengaruhi oleh Body mekanic dari individu tersebut.

Body mekanic merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk

menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Istilah

body mekanic pada umumnya digunakan untuk menggambarkan efesiensi pergerakan

tubuh seseorang yang digunakan untuk memindahkan tubuh orang lain atau benda

(Aprilia, 2014).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

24

Body mekanic yang baik dapat mengurangi beban kerja dan mengurangi resiko

kelainan muskuloskeletal secara signifikan. Menurut (Potter & Perry, 2010) terdapat

empat elemen dasar pada body mekanic yaitu :

1. Body Alignment

Body aligment atau kesejajaran tubuh merupakan hubungan antara bagian tubuh

dengan bagian tubuh lainnya yang dilihat dari garis horizontal atau vertikal. Posisi

tubuh yang sejajar merupakan posisi yang tidak memiliki tegangan yang

berlebihan pada sendi, tendon, ligamen, atau otot.

2. Keseimbangan Tubuh

Keseimbangan terjadi saat pusat gravitasi yang rendah diseimbangkan pada garis

pertikal. Keseimbangan tubuh dapat ditingkatkan dengan melakukan postur

tubuh yang tepat atau posisi tubuh yang paling mendukung fungsi,

membutuhkan usaha otot terkecil, dan memiliki ketegangan yang kecil pada otot,

ligamen, dan tulang.

3. Gerakan Tubuh Terkoordinasi

Gerakan tubuh yang terkoordinasi dapat terjadi jika menyesuaikan antara berat

badan, pusat gravitasi, dan keseimbangan. Berat badan merupakan gaya yang

ditimbulkan oleh gravitasi terhadap tubuh.

4. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerakan. Semakin besar luas permukaan

maka semakin besar pula gaya geseknya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

25

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Neupane, Ali, & A, 2017) postur

kepala yang tegak tegak, ketika telinga sejajar dengan pusat bahu yakni dengan sudut 0

derajat beban yang diterima leher antara 10-12 pound. Tetapi ketika kepala dimiringkan

ke depan pada posisi 15 derajat, beban yang diterima leher naik menjadi 27 pound,

pada 30 derajat 40 pound, pada 45 derajat 49 pound dan pada 60 derajat 60 pound

seperti terlihat pada gambar 2.4.

Hasil penelitian postur kepala yang dilakukan oleh Lawanont, Inoue,

Mongkolnam, & Nukoolkit (2018), didapatkan data mengenai sudut postur kepala atau

leher dibagi menjadi beberapa kategori yakni, sudut 0 ⷪ-15 ⷪ (sehat), 15 ⷪ- 30 ⷪ (normal),

30 ⷪ-45 ⷪ (kurang sehat), 45ⷪ-60 ⷪ (tidak sehat) , lebih dari 60 ⷪ (sangat tidak sehat). Sudut flexi

leher adalah 45 derajat dari garis tengah dan sudut extensi leher yakni sedut yang

dibentuk dari posisi fleksi adalah 45 derajat (Berman et al., 2014).

2.2.5 Durasi penggunaan helm

Durasi memakai helm perlu diperhatikan, jika otot menerima beban dengan

durasi yang lama maka kemungkinan terjadinya nyeri leher lebih tinggi. Otot yang statis

dapat menyebabkan aliran darah menurun, sehingga asam laktat terakumulasi dan

Gambar 2.4 Peningkatan kemiringan leher dan beban pada leher

(Neupane et al., 2017)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri Leher …eprints.umm.ac.id/49079/4/BAB II.pdfotot lurik dapat menggerakkan tulang melalui proses relaksasi (memanjang) dan kontraksi (memendek)

26

mengakibatkan kelelahan pada otot lokal. Berdasarkan hasil penelitian Haselgrove et al

(2008) dalam Yunus (2015), didapatkan bahwa seseorang yang membawa beban dalam

durasi lebih dari 30 menit memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami nyeri leher

2.3 Ojek Online

Ojek merupakan angkutan penumpang dengan menggunakan sepeda motor.

Saat ini terdapat dua jenis ojek yang beroperasi yakni ojek konvensional dan ojek online.

Ojek konvensional mengharuskan penumpang atau konsumen untuk mencari titik-titik

tertentu jika ingin menggunakan jasa ojek sedangkan, ojek online dapat dilakukan

pemesanannya melalui sebuah aplikasi android dan pengemudi ojek sendiri yang

menghampiri penumpang atau konsumen. Beberapa ojek yang berbasis teknologi dan

sering beroperasi ialah Go-jek dan Grab. Go-jek Didirikan oleh Nadiem Makarim dan

Michaelangelo Moran, Go-Jek mulai beroperasi di Jakarta sejak tahun 2011 (Amajida,

2016).

Beberapa persyaratan perlu dipenuhi untuk menjadi pengemudi Go-jek ialah

surat-surat motor seperti pajak motor, STNK, BPKB dan Surat Izin Mengemudi (SIM)

yang masih berlaku. Untuk modal yang harus dimiliki jika seseorang ingin menjadi

pengemudi GO-jek ialah sepeda motor. Sedangkan untuk helm, jaket, dan smartphone

dapat diperoleh setelah menjadi pengemudi Go-jek. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan Syafrino (2017), Go-Jek saat ini telah memiliki lebih dari 250,000 mitra.

Pengemudi ojek online rata rata bekerja lebih dari 6 jam per hari atau lebih dari 35 jam

per minggu. Dengan data tersebut pengemudi ojek online tergolong dalam kategori

Pekerja Penuh. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) definisi Pekerja Penuh ialah

mereka yang bekerja lebih dari atau sama dengan jam kerja normal yaitu 35 jam per

minggu.