26
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alat Pelindung Diri (APD) 2.1.1 Pengertian Alat Peindung Diri (APD) Alat pelindung diri adalah peralatan yang di gunakan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat tidak menggunakannya. Kontak yang salah dengan bahan dan mesin ditempat kerja dapat mengakibatkan suatu cidera dan penyakit yang cukup serius (Kuswana,2015). Berasarkan peraturan menteri tenagakerja dan transmigrasi Republik Indonesi nomor PER.08/MEN/V11 2010 tentang alat pelindung diri, APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja. Menurut Occupatioonal Safety and Health Addministration (OSHA) alat pelinudng diri, didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari penyakit akibat kerja baik bersifat biologis, radiasi, kimia, elektrik, fisik, mekanik, dan lainnya. APD digunakan sebagai upaya terakhir untuk melindungi tenaga kerja saat melakukan pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja serta penyakit berahaya (Sholihah,2014). 2.1.2 Definisi persepsi Persepsi adalah proses ketika kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi pemaknaan kita terhadap suatu pesan (Tim Psikologi, 2014). Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan. Perepsi berkenaan dengan fenomena dimana relasi antara stimulus dan pengalaman yang leih komplek ketimang dengan fenomena yang ada pada sensasi. Fenomena persepsi tergantung pada proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alat Pelindung Diri

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Alat Pelindung Diri (APD)

2.1.1 Pengertian Alat Peindung Diri (APD)

Alat pelindung diri adalah peralatan yang di gunakan untuk meminimalisir dan

mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat tidak

menggunakannya. Kontak yang salah dengan bahan dan mesin ditempat kerja dapat

mengakibatkan suatu cidera dan penyakit yang cukup serius (Kuswana,2015).

Berasarkan peraturan menteri tenagakerja dan transmigrasi Republik Indonesi

nomor PER.08/MEN/V11 2010 tentang alat pelindung diri, APD adalah suatu alat

yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.

Menurut Occupatioonal Safety and Health Addministration (OSHA) alat pelinudng

diri, didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari penyakit

akibat kerja baik bersifat biologis, radiasi, kimia, elektrik, fisik, mekanik, dan lainnya.

APD digunakan sebagai upaya terakhir untuk melindungi tenaga kerja saat melakukan

pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja serta penyakit berahaya (Sholihah,2014).

2.1.2 Definisi persepsi

Persepsi adalah proses ketika kita sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi pemaknaan kita terhadap suatu

pesan (Tim Psikologi, 2014). Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan

dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan. Perepsi berkenaan dengan

fenomena dimana relasi antara stimulus dan pengalaman yang leih komplek ketimang

dengan fenomena yang ada pada sensasi. Fenomena persepsi tergantung pada proses

11

yang lebih tinggi. Persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variable campur

tangan yang tergantung pada faktor-faktor motivasional (Pieter, 2011). Perepsi adalah

ketika individu mengalami melihat, mendengar, menyentuh, tersenyum, merasakan

posisi tulang sendi dn tekanan otot-otot, keseimbangan, suhu, sakit, semua itu

dimulai dari stimulus sel-sel saraf sensorik. Persepsi adalah sebuah proses aktif.

Persepsi bukanlah sesuatu yang dilakukan dnegan kedua mata atau telinga atau setiap

organ indrea yang spesifik (Boeree, 2013).

2.1.3 Peraturan tentang Alat Pelindung Diri (APD)

1. Menurut Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

1) Pasal 2 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan

syarat-syarat untuk memberikan APD.

2) Pasal 9 ayat (1) butir c: pengurus diwajibkan menunjukan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

3) Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan

atau tidak tenaga kerja untuk memakai APD.

4) Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-

cuma.

2. Peraturan menteri tenaga kerja dan tranmigrasi nomer per.01/men/1981

tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja. Menurut pasal 4 ayat (3)

kewajiban pengurus menyediakan APD dan wajib bagi tenaga kerja

menggunakannya untuk pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK).

3. Permenaker dan Transmigrasi RI No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang

APD. Pasal 2 yang berbunyi pengusaha wajib menyediakan APD bagi

perkerja atau buruh ditempat kerja yang diberikan secara cuma-cuma dan

harus sesuai Standrat Nasional Indonesia (SNI). Pasal 4 ayat 1 point e yang

12

berbunyi APD wajib digunakan tempat kerja dimana dilakukan usaha

pertambangan dan perngelolaan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi, atau

mineral bumi lainnya baik dipermukaan, didalam bumi, maupun didasar

perairan.

2.1.4 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Buntarto, 2015 macam-macam APD sebagai berikut:

1. Pakaian pelindung tubuh

1) Apron adalah pakaian pelindung yang menutupi sebagian tubuh mulai

dari dada sampai lutut, apron terbuat dari kain drill, kulit, plastic, karet,

asbes, atau kain yang dilapisi alumunium.

Tabel 2.1 pada petugas sampah di TPA Supit Urang Kota Malang

Jenis Apron Deskripsi

Apron bahan CP atau kulit mitasi

Sumber: ceremek.blogspot.com

Apron yang terbuat dari bahan CP atau

terkenal dengan istilah kulit mitasi dan

biasanya di pakai oleh perusahaan

industri otomotif dan elektronik dan

bahan ini tidak gampang sobek dan dapat

dibersihkan dengan mudah sekali.

Apron berbahan mika

Sumber: apron-

industrial.blogspot.com

Desain dan ukuran dapat dipesan sesuai standart perusahaan biasanya banyak digunakan oleh perusahaan makanan dan minuman, bahannya mudah sekali dibersihkan.

Apron berbahan katun drill

Sumber: apron-industrial.blogspot.com

Apron disamping terbuat dari bahan katun dan drill ( amerkcan drill, jalan dril, nagata drill ) dan banyak di gunakan oleh pabrik makanan dan minuman model dan ukuran dapat di pesan sesuai standar perusahaan.

13

Apron berbahan mika jerry

Sumber: apron-

industrial.blogspot.com

Apron di samping terbuat dari bahan mika jerry dan banyak di pakai khusus oleh perusahaan perikanan dan pembekuan udang dan cumi-cumi bahan ini gampang di bersihkan dan tahan dalam tingkat pembekuan yang sangat tinggi.

Apron berbahan Tripollin

Sumber: apron-

industrial.blogspot.com

Apron ini terbuat dari bahan tripolin dan biasanya digunakan oleh perusahaan industri mesin dan perkapalan karena gampang dibersihkan cari kotoran minyak ,bentuk dan design dapat di pesan sesuai standar perusahaan.

2) Overalls

Pakaian pelindung tubuh yang menutupi seluruh bagian tubuh. Pakaian

ini biasanya yang digunakan oleh pekerja sampah di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

Sumber: histeel.blogspot.com

Gambar 2.1 APD jenis Overalls

14

2. Pelindung Kepala (Safety Helmet)

Alat pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung dari benturan,

terantuk, kejatuhan atau terpukul benda keras maupun tajam yang melayang

maupun meluncur dari udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan

bahan kimia dan suhu yang ekstrim (Sholihah, 2014). Alat pelindung kepala

adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,

terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang

melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan

bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim

(Soekirman, 2014).

Menurut Buntarto 2015 alat pelindung kepala berdasarkan bentuknya

dibedakan menjadi 3 yaitu :

Tabel 2.2 Tabel Jenis Pelindung Kepala

Jenis pelindung kepala Deskripsi

Topi Pengaman

Sumber:

Indonesian.alibaba.blogspot.com

Topi ini untuk melindungi kepala dari

benturan, kejatuhan, hantaman benda

keras dan tajam. Topi pengaman harus

tahan terhadap pukulan dan benturan,

perubahan cuaca serta oengaruh bahan

kimia. Topi ini harus terbuat dari bahan

yang tidak mudah terbakar dan tidak

menghantarkan listrik.

15

Hood

Sumber: hunderarmour.blogspot.com

Untuk melindungi kepala dari bahan kimia, api, dan panas radiasi yang tinggi. Hood terbuat dari bahan yang tidak mempunyai celah atau lubang seperti asbes, kulit, wool, katun yang di campuri alumunium.

Hair Cap

Sumber:

canacopegdl.blogspot.com

Untuk melindungi kepala dari paparan debu, dan meindungi rambut dari bahaya terjerat mesin yang berputar. Biasanya terbuat dari bahan katun atau bahan yang mudah di cuci.

3. Pelindung Mata

Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan korosif,

radiasi gelombang elektro magnetic, dan mencegah masuknya debu-debu

kedalam mata yang menyebabkan iritasi pada mata (Buntarto,2015). Alat

pelindung mata adalah yang digunkan untuk menvegah debu-debu, partikel-

partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan (Listiyarini,2018).

Sumber: snap361.net/ig-tag/AlatPelindungDiri/

Gambar 2.2 Alat Pelindung Mata

16

4. Alat Pelindung Telinga

Melindungi telinga dari gemuruh mesin yang sangat bising juga penahan

bising dari letupan-letupan (Irzal,2016). Menurut Buntarto 2015 pelindung

telinga memiliki dua jenis yaitu ear plug, ear muff. Ear plug adalah sumbat telinga

yang dapat menahan frekuensi tertentu sehingga frekuensi pembicaraan tidak

terganggu. Dapat di buat dari apas, plastic, karet alami, dan malam. Ear Muff

adalah alat pelindung telinga yang terdiri dari dua buah tutup telinga dan

sebuah head band. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang

berfungsi untuk menyersap suara dengan frekuensi tinggi.

1) Ear Plug 2) Ear Muff

Sumber: Indiamart.com Sumber: Tokootomotif.com

Gambar 2.3 Contoh Gambar Pelindung Teinga 1) Ear Plug; dan 2) Ear Muff

5. Pelindung Pernafasan

Pelindung pernafasan berfungsi untuk melindungi organ pernafasan

dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat atau menyaring cemaran

bahan kimia,mikro-organisme, pertikel yang ebrupa debu, kabur, uap, gas.

Untuk mencegah masuknya kotoran yang dapat meggangu system pernafasan

dengan menggunakan masker (Anizar,2009). Menurut Buntaro 2015 ada

beberapa jenis masker pelindung pernafasan yaitu:

17

1) Respirator pemurni udara (Air Purifying Reapirator)

Tabel 2. 3 Jenis Alat Pelindung Pernafasan berdasarkan Air Purifying

Jenis alat pelindung pernafasan Deskripsi

Cemical respirator

Sumber: Bukalapak.com

Respirator berfungsi sebagai

permbersih udara dengan cara

absorbsi atau adsobrobsi.

Mecanical respirator

Sumber: Indotrading.com

Filter ini digunakan sebagai perlindungan terhadap paparan aerosol, zat padat dan aerosol zat cair melalui filtrasi.

Combinasi cemical respirator

Sumber: aliexpress.com

Respirator ini dilengkapi dengan filter dan adsorben sehingga relative lebih berat dari filter. Respirator ini digunakan pada penyemprotan pestisida dan pengecatan.

2) Respirator penyedia udara (Breathing Aparatus)

Tabel 2.4 Jenis Alat Pelindung Pernafasan berdasarkan Breathing Aparatus

Jenis alat pelindung pernafasan Deskripsi

Air Hose Respirator/Hose Mask

Sumber: msasafety.com

Cara kerja masker ini sama dnegan air

line respirator yang membedakan

adalah diameter pipa udara yang di

gunakan lebih besar dari pada air line

respirator sehingga oemakaiannya

masih dapat menghirup udara bersih

sekalipun blower dari respirator

tersebut tidak berfungsi.

18

Air Line Respirator

Sumber: clean-air.cz.com

Respirator ini terdiri dari full-half (Head covering helmet), saluran udara (air line, selinder atau compressor udara yang dilengkapi dengan alat pengatur tekanan.

Self-Contained Breathing Aparatus (SCBA)

Sumber: diytrade.com

Masker ini di gunakan ditempat-tempat kerja diaman terdapat zat-zat yang sangat toxic atau difisiensi oksigen.

6. Pelindung Tangan

Alat pelindung tangan adalah berfungsi sebgai pelindung tangan saat

bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cidera tangan

(Kuswana,2015). Sarung tangan adalah perlengkapan yang digunakan untuk

melindungi tangan dari kontak bahan kimia, tergores, atau luka akibat

sentuhan dengan benda runcing dan tajam (Listiyarini, 2016). Alat pelindung

tangan terbuat dari berbagai macam bahan sesuai kebutuhan perkerja

(Irzal,2016). Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

19

Tabel 2.5 Jenis Alat Pelindung Pernafasan berdasarkan Breathing Aparatus

7. Pelindung Kaki

Menurut peraturan menteri tenanga kerja dan transmigrasi Republik

Indonesia PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, alat

pelindung kaki berfungsi melinungi kaki dari tertimpa atau berbenturan

dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau

dingin, uap panas, terpajang suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia

berbahaya serta tergelincir(Sholihah, 2014). Alat pelindung kaki perlengkapan

Jenis alat pelindung sarung tangan Deskripsi

Gloves

Sumber: gemplers.com

Sarung tangan biasa.

Gounlets

Sumber: jennybeautydiva.club

Sarung tangan yang di lapisi logam

Mitts Mittens

Sumber: ebay.com

Sarung tangan yang keempat jarinya dibungkus jadi satu kecuali

ibu jari

20

untuk melindungi kaki dari benda-benda seperti kaca, atau potongan baja,

dan aliran listrik (Listiyarini, 2018).

Sumber: alibaba.com

Gambar 2.4 Contoh Gambar Sabuk Pengaman

8. Tali tau Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman merupakan suatu alat yang di rancang untuk menahan

seseorang agar tetap di tempat apabila terjadi benturan. Sbuk pengaman di

rancang untuk mengurangi cidera dengan menahan si pemakai dari benturan

dengan bagian dalam kendaraan atau terlempar dari dalam kendaraan

(Kuswana, 2015).

Sumber: id.tchnology.info.com

Gambar 2.5 Contoh Gambar Pelindung Kaki

2.1.5 Ketentuan Pemilihan Alat Pelindung Diri

Menurut Buntarto 2015, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemilihan

APD, antara lain :

21

1. Dapat memberikan pelindung yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi

oleh pekerja.

2. Harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang

berlebihan.

3. Tidak mudah rusak.

4. Suku cadang mudah di peroleh.

5. Harus memnuhi ketentuan standart yang telah ada.

6. Dapat dioakai secara fleksibel.

7. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi penggunanya misalnya

karena bentuk dan bahan dari alat pelindung diri yang digunakan tidak tepat.

8. Tidsak membatasi gerakan dan persepsi sesori pemakainya.

Menurut Sholihah 2014 aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan APD adalah :

1. Bentuknya menarik, dapat dipakai secara fleksibel dan tahan untuk pemakaian

yang cukup lama.

2. Seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan berlebhan.

3. Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya spesifik yang

diadapi oleh pekerja.

4. Suku cadang mudah diperoleh untuk mempermudah pemeliharaan.

22

2.1.6 Alat Pelindung Diri Pada Petugas Sampah

Sumber : PATH. 2006. Personal Protective Equipment for Incinerator Operators.

Gambar 2.6 Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan Alat Pelindung Diri

2.1.7 Alat Pelindung Diri Pada Petugas Sampah di TPA Supit Urang Kota

Malang

S

umber: TPA Supit Urang Kota Malang

Gambar 2.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan Alat Pelindung Diri di TPA Supit Urang Kota Malang

23

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intenstas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran yaitu telinga dan indra pengelihtan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011, pengetahuan adalah sesuatu

yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi

berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa informasi yang

tersedia, serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah informas atau maklumat

yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Agus, 2013).

2.2.2 Proses terjadinya Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2011 mengungkapkan bahwa pengetahuan terjadi

sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru yang ada di dalam diri orang tersebut

kemudian terjadilah proses sebagai berikut :

1. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

2. Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap

obyek mulai timbul.

3. Menimbang-nimbang (Evaluation)¸terhadap baik dan tidaknya stimulasi

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Mencoba (Trial), dimana sibyek mulai mencoba melakuka sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki.

24

5. Adaption, dimana sibyek telah berperilaku baru srsuaipengetahuan, kesadaran

dan sikap stimulasi.

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Fauzia (2015) pengetahuan seseorang dipengaruhi beberapa faktor

yaitu

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruh pada

pengetahuan seseorang, pengetahuan diperoleh melalui proses belajar

terhadap suatu informasi yang diperoleh sesorang. Pendidikan merupakan

bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain

menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan

juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari pengetahuan dan teknologi,

pedidikan meliputi segala usaha sendiri atau dari pihak luar untuk

meningkatkan penegtahuan dan kecakapan, serta memperoleh keterampilan

dan membentuk sika-sikap tertentu (Achruh, 2018). Pendidikan juga sangat

diperlukan dalam pengetahuan di bidang kesehatan untuk mendapatkan

infromasi. Missalnya pengetahuan para petugas sampah masih banyak yang

kurang tentang Alat Pelindung Diri (APD) dalam mencegah masalah

kesehatan.

2. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang diperoleh baik dari

pendidikan formal maupun non-formal yang dapat memberikan pengaruh

jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

25

pengetahuan. Contoh seorang petugas sampah yang tidak memiliki informasi

terkait Alat Pleindung Diri (APD) kepatuhan penggunaan APD pasti akan

diabaikan, kemungkinan penyebab kepatuhan penggunaan APD adalah

kurangnya informasi sehingga petugas sampah tidak mengetahui apa dampak

yang akan ditimbulkan ketika tidak menggunakan APD.

3. Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang paling baik, serta pelajaran paling berharga yang

harus kita hargai (Haryadi, 2013). Pengalaman adalah pelajaran terbaik

dikehidupan manusia. Berkat engalaman kita dapat membedakan yang baik

dan buruk. Hal tersebut tidak bias hanya diajarkan saja karena biasanya segera

dilupakan. Apabila seseoang sudah memiliki pengalaman yang banyak maka

akan semakin luas pengetahuan yang di milikinya. Sebagai contoh adalah

petugas sampah yang sudah berpengalaman akan mengetahui dampak yang

akan ditimbulkan jika tidak mengeankan APD.

4. Usia

Usia mempengauhi terhadap daya tangkap dan pola pikir sesorang. Semakin

bertambahnya usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang dieproleh semakin baik. Semakin tua

usia individu maka akan semakin mempengaruhi daya tangkap dan pola

pikirnya sebagai contoh petugas sampah yang sudah lama bekerja dan bias

dikatakan senior maka akan lebih banyak berpikir dampak kedepan ketika

tidak mentaati peraturan penggunaan Alat Pleinudng Diri (APD).

5. Lingkungan

Limgkungan adalah tempat pemukiman dengans segala seseuatunya dimana

organismenya hidup berserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung

26

maupun tidak langsung di diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan

maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu, hal

ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Sholihah, 2015). Sebagai

contoh telah kita ketaui petugas sampah banyak menghabiskan waktu di

sekitar lingkungan pembuangan sampah, dengan keadaan lingkungn seperrti

itu akan mempengaruhi petugas sampah untuk lebih mengetahui bagaimana

pecngehan penyakit dengan cara memggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

6. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui diskusi dan

hanya sekedar penalaran yang mana orang-orang tidak mengerti baik atau

buruk yang dilakukannya. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuaannya walaupun tidak melakukan kebiasaan atau tradisi tersebut.

(Sholihah, 2015). Manfaat dalam konteks perbaikan dalam hal penghasilan,

produktivitas, kesehatan, nutrisi, kehidupan keluarga, kebudayaan, rekreasi,

dan partisipasi masyarakat. Perbaikan penghasilan dan sebagian produktivitas

adalah merupakan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Perbaikan dari sebagian

produktivitas, kesehatan, makanan, kehidupan keluarga, kebudayaan, rekreasi,

dan partisipasi adalah merupakan manfaat sosial bagi masyarakat (Nurseto,

2010). Misalnya petugas sampah yang memiliki kebiasaan tidak menggunakan

APD lengkap, kebiasaan ini memungkinkan petgas lainnya juga mengikuti

kebiasaan tersebut. Kebiasaan tersebut yang memungkinkan dapat

menurunkan kinerja para petugas sampah karena banyak dampak yang akan

timbul yang dialami oleh petugas sampah tersebut.

27

2.3 Konsep Persepsi

2.3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi

Menurut Pieter 2011 ada empat faktor yang mempengaruhi persepsi

diantaranya :

1. Minat

Minat adalah semakin tinggi minat seseorang mterhadap suatu obyek maka

semakin tunggi juga kintanya dalam mempersepsikan obyek tersebut.

1) Kepentingan

Semakin dirasakan penting terhadap suatu obyek atau peristiwa bagi diri

seseorang, maka semakin peka obyek-obyek persepsinya.

2) Kebiasaan

Semakin sering di rasakan obyek atau peristiwa, maka semakin terbiasa

dalam membentuk persepsi.

3) Konstansi

Berarti adanya kecenderungan seseorang untuk melihat obyek atau

kejadian secara konstan sekalipun bervariasi dalam bentuk, ukuran,

warna, dan kecemerlangan.

2.3.2 Macam-macam persepsi

Persepsi menurut Irwanto (2002) terdapat dua jenis persepsi yaitu:

1. Persepsi Positif

Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan yang dimiliki

seseorang dan tanggapan di teruskan dalam bentuk upaya pemanfaatan

dari apa yang diperoleh saat memahami sesuatu.

28

2. Persepsi negative

Persepsi dimana segala pengetahuan dan tanggapan yang tidak selaras

dengan obyek persepsi diteruskan dengan kepasifan ataupun dengan

tolakan serta menentang segala usaha obyek yang di pahami dari cara

memandangnya.

2.3.3 Proses Terjadinya Persepsi

Proses terbentuknya persepsi menurut Walgito (2010), didasari pada beberapa

tahapan, yaitu:

1. Stimulus/Rangsangan

Proses awal persepsi terjadi ketika individu dihadapkan pada suatu

stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

2. Registrasi

individu yang menderngar atau melihat suatu informasi, kemudian individu

tersebut mendaftar/meregistrasi semua informasi yang terkirim tersebut

dengan indra yang dimilikinya.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang telah diterima.

Proses interpretasi bergantung pada motivasi, cara pendalaman, dan

kepribadian seseorang.

2.3.4 Syarat terjadinya persepsi

Menurut Sunaryo (2014) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai

berikut:

1. Adanya benda atau obyek yang dipersepsi

2. Perhatian merupakan persiapan dalam mengadakan persepsi.

29

3. Penerimaan stimulus adalah dengan indera atau reseptor dari obyek yang

dipersepsi.

4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan alat untuk

mengadakan respon.

2.4 Konsep Self Awareness atau Kesadaran Diri

2.4.1 Pengertian Self Awareness atau Kesadaran Diri

Menurut Sastrawinata (2011) kesadaran diri merupakan proses mengenali

motivasi, pilihan dan kepribadian individu tersebut lalu menyadari pengaruh faktor-

faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi individu tersebut dengan orang

lain. Kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan emosional yaitu merupakan

kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu. Self awareness atau

kesadaran diri adalah informasi mengenai alasan-alasan dari tingkah laku seorang

individu atau pemahaman terhadap diri seseorang itu sendiri (Maharani et al, 2016).

2.4.2 Tingkat Kesadaran

Menurut King (2016), tingkat kesadaran ada 5 bagian, yaitu :

1. Kesadaran tingkat-tinggi yaitu melibatkan pemrosesan terkontrol, ketika

individu secara aktif berfokus pada usaha mereka untuk mencapai tujuan;

kondisi kesadaran yang paling tinggi.

2. Kesadaran tingkat-rendah yaitu meliputi pemrosesan otomais yang

memerluka sedikit perhatian, seperti ketika sedang melamun.

3. Kondisi kesadaran yang berubah yaitu dapat disebabkanolehobat, trauma,

kelelahan hypnosis, dan deprivasi sensoris

4. Keawasan bawah-sadar yaitu dapat terjadi ketika terbangun, atau pun ketika

sedang tidur dan bermimpi.

30

5. Tidak ada keawasan yaitu keyakinan Freud bahwa beberapa pikiran tidak

sadar disebabkan oleh kecemasan dan emosi negative lain yang di akui oleh

kesadaran.

2.4.3 Meningkatkan Kesadaran Diri

Menurut Pieter (2017) mengungkapkan bahwa kesadaran diri merupakan hal

utama dalam memperbaiki kekurangan yang sering kali terjadi dalam proses

komunikasi. Kesadaran diri dapat muncul apabila ada pengetahuan dan kemauan

yang cukup untuk memeperbaiki kualitas seseorang. Kesadaran diri dapat

ditingkatkan melalui pembelajaran, baik itu belajar atas pengalaman orang lain

maupun pengalaman diri sendiri atau bersikap membuka diri terhadap bebagai saran,

kritik dan perubahan yang terjadi.

Menurut Utoyo (2011) ada lima faktor untuk meningkatkan kesadaran diri,

yaitu :

1. Mengenali kemampuan dan kekurangan yang ada pada diri.

2. Melatih kepekaan untuk memahami situasi disekitar.

3. Belajar berkonsentrasi dan focus terhadap sesuatu.

4. Selalu mengevaluasi kekurangan atau kelebihan diri dan kondisi si sekitar kita.

5. Memiliki nilai terhadap diri kita sendiri sebagai tolak ukur kehidupan.

2.5 Konsep Kepatuhan

2.5.1 Definisi Kepatuhan

Kepatuhan adalah perilaku individu yang mana ketika individu tersebut

mematuhi atau menerima permintaan pihak yang memiliki kemampuan memerintah

seseorang yang orang lain tidak memiliki kemampuan itu atau sering disebut dengan

otoritas (King, 2016). Kepatuhan adalah dimana seorang individu mudah

31

dikendalikan dengan perintah yang di layangkan oleh penguasa (Burger, 2018).

Kepatuhan pekerja akan diukur apabila dalam waktu 6 bulan terakhir menggunakan

APD karena perilaku patuh atau kepatuhan seseorang dapat dinilai patuh dalam

waktu 6 bulan (Fakhradin Ghasemi, 2015)

2.5.2 Kepatuhan Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)

Peraturan penggunaan alat pelindung diri dijelaskan di Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 yang

disesuaikan dengan bahaya dan kebutuhan di TPA . Adapun aturan yang digunakan

yaitu dalam pasal 2 ayat 1 TPA wajib menyediakan alat pelindung diri bagi pegawai di

tempat kerja. Pasal 3 jenis alat pelindung diri yang disediakan meliputi pelindung

tangan, pelindung pernafasan, apron,pelindung mata,pelindung kaki, pelindung muka,

pelindung kepala. Pasal 4poin N alat pelindung diri wajib digunakan di tempat kerja

dimana dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah.

2.5.3 Faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia seperti berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)

(Notoatmodjo, 2010). Stimulus yang mempengaruhi perilaku kepatuhan dalam

menggunakan alat pelindung diri dibagi dalam beberapa faktor diantaranya

predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi meliputi

pengetahuan dan sikap tentang alat pelindung diri. Faktor pendukung mengacu pada

daya dukung lingkungan secara fisik meliputi ketersediaan alat pelindung diri . Faktor

32

pendorong yaitu dukungan sumberdaya manusia di sekitar individu yang selalu

melakukan pengawasan terhadap pengunaanalat pelindung diri saat bekerja.

2.5.3.1 Faktor-faktor predisposisi kepatuhan

Faktor predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi perubahan perilaku

yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu perilaku. Faktor

ini meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai, dan sebagainya.

2.5.3.2 Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor pemungkin merupakan faktor-faktor yang merupakan sarana

dan prasarana untuk berlangsungnya suatu perilaku. Yang merupakan faktor

pemungkin misalnya lingkungan fisik dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan

setempat.

1. Ketersediaan alat pelindung diri

Permenaker dan Transmigrasi RI No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang

APD. Pasal 2 yang berbunyi pengusaha wajib menyediakan APD bagi

perkerja atau buruh ditempat kerja yang diberikan secara cuma-cuma dan

harus sesuai Standrat Nasional Indonesia (SNI). Pasal 4 ayat 1 point E yang

berbunyi APD wajib digunakan tempat kerja dimana dilakukan usaha

pertambangan dan perngelolaan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi, atau

mineral bumi lainnya baik dipermukaan, didalam bumi, maupun didasar

perairan.

2. Pelatihan

Menurut Notoatmodjo (2009), pelatihan adalah suatu proses yang akan

menghasilkan suatu perubahan perilaku bagi karyawan atau pegawai.

Pelatihan tenaga kerja adalah setiap usaha untuk memperbaiki performa

pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung

33

jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan (Danang,

2012). Pelatihan adalah proses mengajar karyawan baru atau yang saat ini

sedang bekerja tentang keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk

melakukan pekerjaan mereka (Dessler, 2013).

2.5.3.3 Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya suatu

perilaku. Menurut Sudarmo (2016) adalah salah satu faktor penguat untuk pendorong

terjadinya perilaku. Peraturan atau kebijakan penggunaan alat pelindung diri di

tempat kerja adalah salah satu faktor penguat untuk mendorong petugas sampah

menggunakan alat pelindung diridari hasil penelitian bahawa responden patuh

menggunakan alat peindung diri.

2.6 Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) Pada Petugas Sampah

Menurut KBBI (2011), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan

dengan proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah pendidikan, informasi, pengalaman, usia, lingkungan. Pengetahuan

berperan penting dalam kepatuhan penggunaan APD, karena pengetahuan dapat

merubah perilaku seseorang serta dapat meningkatkan rasa disiplin. Petugas sampah

juga perlu memiliki pengetahuan khususnya tentang APD yang digunakan mereka,

untuk menghindari dampak buruk yang disebabkan akibat ketidakpatuhan

penggunaan APD.

34

2.7 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepatuhan Penggunaan APD

(Alat Pelindung Diri) Pada Petugas Sampah

Perepsi berkenaan dengan fenomena dimana relasi antara stimulus dan

pengalaman yang lebih komplek ketimbang dengan fenomena yang ada pada sensasi.

Fenomena persepsi tergantung pada proses yang lebih tinggi. Persepsi secara umum

diperlakukan sebagai satu variable campur tangan yang tergantung pada faktor-faktor

motivasional (Pieter, 2011). Persepsi menurut Irwanto (2002) terdapat dua jenis

persepsi yaitu: 1. Persepsi Positif yang menggambarkan segala pengetahuan yang

dimiliki seseorang dan tanggapan di teruskan dalam bentuk upaya pemanfaatan dari

apa yang diperoleh saat memahami sesuatu. 2. Persepsi negative dimana segala

pengetahuan dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek persepsi diteruskan

dengan kepasifan ataupun dengan tolakan serta menentang segala usaha obyek yang

di pahami dari cara memandangnya. Persepsi seorang petugas sampah didapat ketika

petugas sampah itu melihat, mendengar, menyentuh, merasakan sakit terlebih jika

para petugas sampah tidak menggunakan atau tidak patuh terhadap penggunaan

APD, hal tersebut akan menimbulkan dampak terhadap indera/stimulus yang telah

disebutkan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan jika seseorang petugas

sampah tidak patuh menggunakan APD saat bekerja mka orang tersebut memiliki

persepsi yang negative terhadap ketentuan kepatuhan penggunaan APD.

2.8 Hubungan Antara Self Awareness Terhadap Kepatuhan Penggunaan

APD (Alat Pelindung Diri) Pada Petugas Sampah

Self awareness atau kesadaran diri adalah informasi mengenai alasan-alasan

dari tingkah laku seorang individu atau pemahaman terhadap diri seseorang itu

sendiri (Maharani et al, 2016). Kesadaran diri sangatlah penting ketika kita melakukan

pekerjaan dimana pekerjaan itu apakah memberi dampak positif bagi diri kita atau

35

sebaliknya, contoh adalah petugas sampah yang setiap hari kontak langsung dengan

sumber infeksi, kemungkinan yang akan terjadi adalah masalah kesehatan. Masalah

kesehatan dapat dicegah dengan kepatuhan penggunaan APD yang baik dan sesuai,

hal ini akan menguragi angka kejadian kecelakaan kerja serta menignkatkan derajat

kesehatan para pekerja itu sendiri. Menurut Sastrawinata (2011) kesadaran diri

merupakan proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian individu tersebut lalu

menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi

individu tersebut dengan orang lain. Kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan

emosional yaitu merupakan kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke

waktu. Self awareness atau kesadaran diri adalah informasi mengenai alasan-alasan

dari tingkah laku seorang individu atau pemahaman terhadap diri seseorang itu

sendiri (Maharani et al, 2016). Dari pernyataan tersebut hubungan kesadaran diri

dengan kepatuhan peggunaan APD adalah ketika petugas sampah sadar akan

lingkungan sekitarnya yang berbahaya, maka petugas sampah akan lebih

meningkatkan kepatuhan terhadap peggunaan APD.