BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian
of 27/27
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Menurut Thomas dikutip Mulyana (2010:4), mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti apa yang kita inginkan. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi adalah tujuan dalam mengemukakan apa yang kita inginkan. Dengan berkomunikasi kita dapat mengenal berbagai orang, mulai dari karakteristik, ras, budaya dan lain-lain. Dalam memahami pengertian komunikasi tentu saja banyak penjelasan dari para ahli komunikasi, salah satunya mengenai model komunikasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu contoh model interaktif. - Model komunikasi Model diibaratkan sebagai peta. Model mencoba menyederhanakan fenomena komunikasi dengan merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri yang dianggap penting. Maka model adalah representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi. Model komunikasi dibagi menjadi tiga yaitu, model linier, model interaktif, dan model transaksional. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model komunikasi interaktif. Model komunikasi interaktif adalah menggambarkan komunikasi sebagai proses dimana pendengar memberikan sebuah umpan balik sebagai respon terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian
Text of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian
berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas
diri, untuk
membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk
mempengaruhi
orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti apa
yang kita inginkan.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi adalah tujuan
dalam
mengemukakan apa yang kita inginkan. Dengan berkomunikasi kita
dapat
mengenal berbagai orang, mulai dari karakteristik, ras, budaya dan
lain-lain.
Dalam memahami pengertian komunikasi tentu saja banyak penjelasan
dari
para ahli komunikasi, salah satunya mengenai model komunikasi.
Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil salah satu contoh model
interaktif.
- Model komunikasi
yang dianggap penting. Maka model adalah representasi
fenomena
komunikasi dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting guna
memahami
suatu proses komunikasi.
interaktif, dan model transaksional. Dalam penelitian ini
peneliti
menggunakan model komunikasi interaktif. Model komunikasi
interaktif
adalah menggambarkan komunikasi sebagai proses dimana
pendengar
memberikan sebuah umpan balik sebagai respon terhadap pesan
yang
disampaikan oleh komunikator.
Sumber: Buku Julia T. Wood, 2013. “Komunikasi Interpersonal
Interaksi
Keseharian”. Jakarta: Salemba Humanika. Hal: 20.
Model komunikasi interaktif menekankan bahwa komunikasi
berjalan
dua arah (dinamis), komunikator dan komunikan dapat menerima
dan
mengirim pesan. Elemen terpenting dari model komunikasi ini
adalah
adanya umpan balik dari penerima pesan. Umpan balik tersebut
dapat
berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Adanya umpan balik
ini
dapat membantu komunikator untuk mengetahui sejauh mana pesan
tersampaikan dan bagaimana pencampaian makna yang terjadi.
Dalam model ini juga terdapat field experience seseorang
yaitu
bagaimana budaya, pengalaman, dan keturunan dapat
mempengaruhi
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Ketika berinteraksi
dengan
seseorang, biasanya ia akan cenderung untuk membagikan
pengalaman
yang dialaminya.
hampa sosial, melainkan dalam konteks atau situasi tertentu.
Konteks terdiri dari
beberapa tingkatan kategori yang digunakan untuk sejauh mana
konteks tersebut
berkembang, misalnya dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah
peserta
8
dari dua orang, tiga orang lalu setelah itu melibatkan kelompok
komunikasi
dengan jumlah yang besar.
Menurut Joseph A. Devito dikutip Effendy (2017), komunikasi yaitu
proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau
diantara
sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika.
Pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan
konteksnya.
Indokator dalam pengkalsifikasian komunikasi berdasarkan konteksnya
adalah
jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Konteks-konteks
tersebut antara
lain:
a. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication),
yaitu
komunikasi yang berlangsung dalam diri sseseorang. Ia
merangkap
menjadi dua tugas yaitu sebagai penerima dan pengirim.
Komunikasi
intrapersonal disini membahas mengenai proses pemahaman,
ingatan,
dan intreprestasi terhadap simbol-simbil yang di tangkap
melalui
pancaindera. Contohnya saja, saat ia mendeskripsikan sebuah
objek
yang diamati dan dipikirkan kembali, sehingga terjadilah
komunikasi
dalam dirinya sendiri.
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Karakteristik
dari komunikasi interpersonal adalah dimulai dari dirinya
lalu
diungkapkan kepada orang lain. Komunikasi interpersonal
disini
membahas mengenai pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat
hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik
komunikator.
2. Komunikasi kelompok
tiga atau lebih guna untuk memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Adapun elemen yang tercangkup dalam komunikasi
kelompok yaitu, interaksi tatap muka, jumlah partisipan, maksud
dan
tujuan, dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan
karakteristik
dari anggota lain. Komunikasi kelompok melibatkan komunikasi
pribadi.
9
pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan (desicion
making).
3. Komunikasi massa
saluran mesia massa seperti, surat kabar, radio, televisi dan
film.
Karakteristik komunikasi massa bersifat massal karena pesan
bersifat
heterogen. Komunikasi massa disini membahas mengenai
perhatiannya
dalam hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan
masyarakat, hubungan media dengan khalayak, aspek-aspek dari
komunikasi massa, dan dampak atau hasil komunikasi massa
terhadap
individu.
dengan sejumlah besar prang (khalayak), yang tidak bisa dikenali
satu
persatu. Contoh dari komunikasi publik disini adalah pidato,
ceramah,
seminar dan lain-lain. Komunikasi publik sifatnya cenderung pasif,
umpan
balik yang mereka berikan cenderung terbatas dan sifatnya
verbal.
Komunikasi publik bertujuan untuk memberikan penerangan,
menghiburm
memberikan penghormatan dan membujuk.
komunikasi kelompok yang bersifat interpersonal atau komunikasi
yang
terstruktur dalam suatu organisasi. Bentuk komunikasi organisasi
ini
bersifat formal dan informal tergantu pada organisasi itu
sendiri.
Komunikasi organisasi disini membahas mengenai struktur dan
fungsi
organisasi, hubungan antar manusia, dan komunikasi dan proses
pengorganisasian.
Karena dirasa sesuai dengan pokok pembahasan peneliti yaitu,
menjelaskan alur
dari komunikasi interpersonal yang masuk dalam kategori komunikasi
terapeutik
10
dalam sub bab komunikasi kesehatan yang tujuannya untuk menerapi
pasien agar
pasien merasa percaya diri dalam menjalani pengobatan.
Komunikasi
interpersonal sebagai alur dari komunikasi, maka akan membentuk
suatu proses
komunikasi.
Bidang komunikasi adalah suatu pandangan dan strategi yang
akan
membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak
akan
dilaksanakan dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan
kaidah
komunikasi yang akan dibuat. Yang dimaksud dari bidang tersebut
adalah segala
aspek kehidupan manusia, dimana diantara aspek kehidupan manusia
berbeda
antara bidang satu dengan lainnya. Bidang tersebut mencangkup
beberapa jenis
komunikasi, yaitu:
seseorang atau suatu lembaga menyampaikan amanat kepada pihak
lain
agar pihak lain dapat menangkap maksud yang dikehendaki
penyampaiannya baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi
sosial
juga sangat penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi
diri,
memperoleh kebahagiaan, serta terhindar dari tekanan
ketergantungan.
Dalam komunikasi sosial kita dituntut untuk berbuhungan
dengan
orang lain dan menghibur orang lain. Melalui komunikasi sosial kita
dapat
bekerjasama dengan anggota masyarakat contohnya, keluarga,
kelompok
masyarakat sekolah, kota, desa, dan negara yang bertujuan
untukmencapai
tujuan bersama.
Tujuan daei komunikasi dalam lingkup organisasi adalah
memajukan
dan mengembangkan organisasi yang ditafsirkan sebagai upaya
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan manajemen. Pengelolaan
informasi
dalam komunikasi organisasi dikatakan lancar apabila dilakukan
melalui
kegiatan komunikasi yang efektif baik secara lisan maupun tulisan
dan
11
organisasi dikategorikan sebagai berikut:
mencapai efektifitas dan efisiensi di berbagai kegiatan internal
organisasi
bisnis. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi bisnis
bersifat
persuasuf. Komunikasi bisnis berperan sebagai pembentukan
pendapat
umum dan sikap publik khususnya untuk membangun citra
perusahaan.
4. Komunikasi Politik
lambang-lambang atau simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan
politik
dari seseoran atau kelompok pada orang lain yang bertujuan
untuk
membuka wawasan atau cara berfikir, serta mempengaruhi sikap
dan
tingkah laku khalayak menjadi target politik. Komunikasi
politik
melibatkan pesan-pesan politik dan aktor politik yang berkaitan
dengan
kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan pemerintah.
5. Komunikasi Internasional
antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk
menyampaikan
pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan
negaranya
kepada komunikan uang mewakili negara lain dengan tujuan
untuk
memperoleh dukungan lebih luas. Kegiatan komunikasi
interpersonal
berlangsung antara people to people atau goverment to goverment,
yaiti
interaksi antara dua negara yang berbeda latar belakang
budaya.
6. Komunikasi Antar Budaya
orang yang berbeda latar belakang budaya. Dalam dunia bisnis
komunikasi
antar budaya memiliki tempat utama untuk melakukan ekpansi
pasar
keluar negara yang memiliki aneka ragam budaya.
12
dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan juga merupakan
perubahan yang menghendaki dalam suatu pembangunan dengan
perubahan yang lebih baik dan maju dari yang sebelumnya.
8. Komunikasi Tradisional
satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan media tradisional
yang
sudah lama digunakan disuatu tempat sebelum kebudayaan tersentuh
oleh
teknologi modern. Media penyampaian pesan menggunakan:
a. Kentongan
b. Kulkul
c. Wayang
bidang komunikasi seperti:
1. Komunikasi Keluarga
sebuah keluarga, atau bisa diartikan sebagai bagaimana cara suatu
anggota
keluarga untuk berinteraksi dengan anggota lainnya, sekaligus
sebagai
wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang
dibutuhkan sebagai pegangan hidup. Tujuan dari komunikasi
keluarga
sendiri adalah untuk memberikan informasi, nasihat, didikan kepada
anak
agar anak lebih baik dalam hal perilakunya.
13
agar mereka dapat membuat keputusan terkait dengan
pengelolaan
kesehatan. Komunikasi kesehatan mencangkup pemanfaatan jasa
komunikasi untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan upaya peningkatan
dan
pengelolaan kesehatan oleh individu maupun komunitas
masyarakat.
Komunikasi kesehatan juga mencangkup kegiatan menyebarluaskan
informasi mengenai kesehatan kepada masyarakat agar tercapai
perilaku
hidup sehat, menciptakan kesadaran,mengubah sikap, dan
memberikan
motivasi mengenai kesehatan.
3. Komunikasi Pendidikan
pendidikan, atau komunikasi yang terjadi pada bidang
pendidikan.
Komunikasi pendidikan yang dimaksud adalah komunikasi yang
sudah
merambah atau menyentuh dunia pendidikan dari segala aspeknya.
Maka
komunikasi pendidikan merupakan suatu interaksi yang
berhubungan
dalam semua aspek pendidikan yang saling berkaitan dan mendukung
satu
sama lain.
kepada masyarakat.
dilakukan dalam ranah kesehatan untuk mendorong tercapainya keadaan
atau
status yang sehat secara utuh, baik fisik, mental maupun sosial.
Sifat dari
komunikasi kesehatan sendiri mempunyai sifat khusus ketimbang
komunikasi
pada umumnya. Fokus dari komunikasi kesehatan adalah transaksi
terhadap isu-
14
transaksi tersebut.
organisasi, maupun pemerintah. Dalam dunia kesehatan yang menjadi
tenaga
kerjanya adalah seorang dokter, perawat, bidan, ahli farmasi,
laboran, terapis, dan
staf lainnya yang saling bekerjasalam dalam mencapai tujuan
pengobatan.
Menurut Liliweri (2013), Komunikasi kesehatan secara
interpersonal
merupakan komunikasi yang aktif yaitu komunikasi yang bukan
komunikator
dengan komunikan mendapatkan suatu pesan, melainkan komunikator
dan
komunikan yang menghasilkan suatu feedback yang tujuannya untuk
melayani,
memantau dan membantu kesehatan pasien. Komunikasi kesehatan
secara
interpersonal bukan hanya menyampaikan ransangan dan tanggapan,
stimulus dan
respon akan tetapi komunikasi interpersonal dalam kesehatan juga
merupakan
penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing-masing pihak.
Agar
interpesonalnya menghasilkan suatu hubungan yang efektif dan
kerjasama maka
perlunya sikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan
mendorong akan
timbulnya sikap yang memahami, dan menghargai.
Menurut Schenment dikutip Junaedi (2016:8), fokus dari
komunikasi
kesehatan interpersonal adalah bagaimana penyedia layanan kesehatan
dan
konsumen yang bersifat diadik (tatap muka) dalam edukasi kesehatan,
interaksi
terapeutik dan pertukaran informasi yang relevan dalam kesehatan
yang bersifat
interpersonal. Perkembangan fokus dari komunikasi kesehatan
interpersonal
mengenai bagaimana relasi dapat bekerja sama dengan sistem
kesehatan modern,
seperti bagaimana relasi antara profesional medis ke pasien, relasi
antar profesial
medis, dan dengan keluarga pasien. Kajian dalam komunikasi
kesehatan
interpersonal menjadi sangat penting ketika pesan benar-benar dapat
disampaikan
kepada pasien.
mendukung terciptanya suatu hubungan yang baik. Menurut Freddy,
bentuk
komunikasi yang sering digunakan dalam program kesehatan masyarakat
yaitu:
15
telepone atau telekonferensi. Komunikasi oral biasanya ditujukan
untuk
pasien yang ingin berkonsultasi namun tidak secara langsung
yakni
melalui media. Adapun tahapan komunikasi oral adalah
perbendaharaan
kata, kecepatan, intonasi, humor, singkatan dan jelas.
2. Komunikasi Terapeutik
misalnya stres. Tujuan komunikasi terapeutik itu sendiri adalah
untuk
menerapi pasien dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien.
Adapun tahapan komunikasi terapeutik adalah pra-interaksi,
orientasi,
kerja dan terminasi. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu
bentuk
komunikasi kesehatan namun juga termasuk kedalam komunikasi
interpersonal.
adalah metode komunikasi yang digunakan untuk anggota tim
medis
kesehatan dalam melaporkan kondisi pasien. Komunikasi SBAR
ini
ditujukan pada komunikasi antara dokter dengan dokter, perawat
dengan
perawat dan tenaga medis dengan tenaga medis lainnya. Teknik
komunikasi SBAr ini menyediakan kerangka kerja untuk
komunikasi
antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien, Sbar
merupakan
teknik yang mudah diinggat agar memudahkan berkomunikasi
dengan
anggota tim dalam meningkatkan keselamatan pasien
2.3 Komunikasi Terapeutik
pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional
klien.
16
beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan
belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
komunikasi terapeutik mempunyai suatu tujuan satu arah yaitu
terapi. Dari
beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi
terapeutik
dilaksanakan, dilakukan, direncanakan secara sadar, dan bertujuan
untuk
kesembuhan pasien dan membina hubungan terapeutik antara perawat
dan pasien
melalui komunikasi.
membantu ibu hamil beradaptasi pada keadaan fisik maupun psikologis
dalam
menghadapi kehamilan, kelahiran dan menjadi seorang orang tua.
Komunikasi
terapeutik digunakan oleh bidan untuk berhubungan langsung dengan
ibu hamil
agar mengetahui keadaan yang dialami ibu hamil trisemester akhir
tersebut.
Manfaat tenaga kesehatan (bidan) menggunakan komunikasi
terapeutik
adalah untuk memudahkan mereka menjalin hubungan dengan pasien.
Hubungan
tersebut adalah bentuk dari rasa kepuasan dan saling kepercayaan
pasien dalam
sebuah asuhan tenaga kesehatan (bidan) yang telah ditetapkan.
Berikut adalah
manfaat komunikasi terapeutik bagi bidan dalam menanggani pasiennya
sebagai
berikut:
1. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dengan
pasien
melalui hubungan bidan pasien
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan.
Komunikasi terapeutik termasuk kedalam komunikasi kesehatan
namun
posisi komunikasi terapeutik ini berada pada komunikasi
interpersonal. Karena
komunikasi terapeutik memfokuskan studinya pada kesembuhan pasien
dan
kegiatannya biasanya bertatap muka langsung untuk mencapai hunungan
yang
baik antara komunikator dengan komunikannya.
17
penerapan teknik berkomunikasi yang dapat membantu tenaga kesehatan
dalam
menjalin kerjasama antar pasien dan tenaga kesehatan. Menurut
Muhith
(2018:238-252), teknik komunikasi terapeutik yaitu:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Kesan pertama ketika perawat mau mendengarkan keluhan pasien
dengan seksama yaitu dengan perawat memerhatikan keluhan
pasien
2. Menunjukkan penerimaan
atau tidak setuju.
Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai
kondisi rill dari pasien dengan menggali penyebab pasien
mencari
pertolongan atau penyebab pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan.
Misalnya:
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata
sendiri
Bertujuan untuk menghindari berbedaan persepsi. Maka perlu
adanya klarifikasi, validasi maupun pengulangan kata yang
disampaikan
agar pesan yang di sampaikan sesiai dengan maksud dan tujuan
kemungkinan pesan juga bisa bersifat bias karena terdapat noise
di
sekelilingnya. Misalnya:
Perawat : “Saudara mengalami kesulitan untuk
tidur............”
5. Klarifikasi
maksud, dan ruang lingkup pembicaraan oleh karena informasi
sangat
penting dalam memberikan pelayanan. Misalnya:
“Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang Anda katakan”
18
spesifik dan mengerti. Misalnya:
“Hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan lebih dalam
lagi”.
7. Menyampaikan hasil observasi
diterima dengan benar. Misalnya:
8. Menawarkan informasi
bagi pasien. Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada
pasien
ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi pasien
membuat
keputusan.
kesempatan kepada pasien untuk mengorganisir dan menyusun
pikiran
atau ide sebelum diungkapkan kepada perawat.
10. Meringkas
sehingga dapat melanjutkan topik pembicaraan dengan topik
yang
berkaitan. Misalnya:
11. Memberikan penghargaan menawarkan diri
Pemberian penghargaan merupakan motif atau bentuk dorongan
kepada pasien dengan cara membanggakan diri pasien agar mampu
memacu semangat dalam penerimaan diri untuk berbuat dab
berperilaku
yang lebih baik lagi.
agar seseorang menyadari perilakunya yang merugikan baik diri
sendiri
maupun orang lain tanpa ada rasa permusuhan. Misalnya:
“Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman”
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Bertujuan untuk memberi kesempatan kepada pasien untuk
berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Misalnya:
“Adakah sesuatu yang ingin Anda bicarakan?”
“Apa yang sedang Saudara pikirkan?”
“Dari mana Anda ingin mulai pembicaraan ini?”
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Perawat berusaha untuk menafsifkan dari pada mengarahkan
diskusi
pembicaraan. Misalnya:
15. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan
klien
untuk melihatnya dalam suatu perspektif
Perawat akan dapat menentukan pola kesukaran interpersonal
dan
memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti
bagi
pasien dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya:
“Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya?”
“Kapan kejadian tersebut terjadi?”
Bertujuan untuk memberikan space untuk pasien agar bercerita
dan
menguraikan persepsinya. Misalnya:
dioperasi?”
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Maka perawat
mengindikasikan bahwa pendapat pasien adalah pendapat yang
berharga
dan pasien mempunyai hak untuk melakukannya. Misalnya:
Pasien : “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada
dokter?”
Pasien : “suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi
saya,
bahkan tidak menelepon saya, kalau dia datang saya tidak
ingin berbicara dengannya”.
2.4 Komunikasi Terapeutik dalam Konteks Komunikasi
Interpersonal
“Interpersonal communication is the communication that takes place
between
two person who have an established relationship” (De Vito dikutip
Muhith
2018:30)
orang atau lebih, dengan efek dan feedback langsung. Komunikasi
melibatkan
realitas fisik maupun psikologis dalam menanggapi sebuah informasi.
Dalam
penelitian ini menggunakan prespektif psikologi yaitu komunikasi
yang
menitikberatkan pada audiens (penerima pesan), pengaruh yang
melatarbelakangi
seorang dalam menerima pesan. Masing-masing pihak yang
melakukan
komunikasi akan melakukan perceiving (pencerapan), lalu
menginterprestasikan
informasi menjadi understanding (pemahaman), dan menimbulkan
believing
(keyakinan) yang menimbulkan tindakan atau action.
Dalam berkomunikasi tentunya kita diajarkan untuk
mengembangkan
kemampuan komunikasi efektif untuk mengembangkan diri secara
personal
maupun profesional. Komunikasi yang efektif terjadi apabila
dalam
berkomunikasi dapat menghasilkan persamaan persepsi sehingga
tidak
menimbulkan multitafsir dan multi interpretasi dari pihak-pihak
yang terlibat
21
interpersonal dikatakan efektif apabila melalui kondisi sebagai
berikut:
1. Bertemu satu sama lain secara personal.
2. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi
yang
dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
3. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa
menilai atau
keberatan.
bersikap menerima dan empati satu sama lain,
5. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang
mendukung
dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
6. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan
memperkuat
persamaan aman terhadap yang lain.
Untuk mencapai kondisi diatas, terdapat berbagai kondisi dalam
kehidupan
pasien yang akan diekspresikan atau diperlihatkan antara pasien
dengan tenaga
kesehatan. Dengan begitu, tenaga kesehatan akan mendukung pasien
untuk
mengekspresikan perasaan, pikiran dan persepsi serta dihubungkan
dengan
perilaku yang tampak.
Suasana yang menggambarkan komunikasi terapeutik adalah ketika
dalam
berkomunikasi dengan pasien, tenaga kesehatan mendapatkan gambaran
yang
jelas dan alami tentang kondisi pasien yang sedang dirawat mengenai
tanda dan
gejala yang ditampakkan serta keluhan yang dirasakan. Dalam
menjalani sebuah
proses komunikasi terapeutik, tenaga kesehatan melakukan kegiatan
mulai dari
pengkajian, penentuan masalah kesehatan, menentukan rencana
tindakan,
melakukan tindakan kesehatan sesuai dengan rencana sampai pada
tahap evaluasi
yang dapat dicapai secara maksimal ketika terjadi proses komunikasi
terapeutik.
Terjadinya komunikasi terapeutik adalah apabila didahului hubungan
saling
percaya antara perawat dengan pasien. Komunikasi terapeutik
mempunyai tujuan
untuk membantu pasien mencapai tujuan dalam asuhan keperawatan.
Hubungan
antara perawat dan pasien merupakan hubungan komunikasi yang
bersifat
resiprokal dan berkelanjutan. Hubungan tersebut membentu suatu
hubungan
“helping relationship” adalah hubungan yang terjadi diantara dua
individu
22
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan. Hubungan
antara
tenaga kesehatan dengan pasien juga disebut dengan “helper” adalah
membantu
pasien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai
tujuannya
yaitu tujuan untuk sembuh.
kehangatan suasanankomunikasi untuk menghasilkan rasa percaya, dan
nyaman
pada pasien, sehingga proses tukar menukar perasaan dan sikap akan
berjalan
wajar. Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan bukanlah hubungan
yang
mutualis saja, melainkan mereka menyebutnya dengan “a
human-to-human
relationship”. Kelemahan yang terdapat pada pasien dan tenaga
kesehatan akan
menghilang ketika masing-masing pihak terlihat dalam interaksi dan
komunikasi
mereka mencoba untuk memahami kondisi masing-masing.
Komunikasi terapeutik dalam konteks komunikasi interpersonal
merupakan
sebuah hubungan interpersonal dimana tenaga kesehatan memperoleh
pengalaman
belajar bersama serta memperbaiki pengalaman emosional pasien.
Komunikasi
interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagi
ide,
pengambilan keputsan, dan pertumbuhan personal. Komunikasi
terapeutik dalam
konteks komunikasi interpersonal sangat penting karena komunikasi
menjadi
lebih bermakna ketika tenaga kesehatan dengan pasien saling
memberikan
informasi dan pengetahuannya dalam mengimplementasikan
tindakannya
menyangkut bidang kesehatan.
mengembangkan hubungan pasien yang akan menghasilkan
pemahaman
mengenai pasien sebagai manusia yang utuh. Hubungan ini yang
bersifat
terapeutik yang meningkatkan iklim psikologi yang kondusif dan
memfasilitasi
perubahan dan perkembangan positif pada diri pasien.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menghubungkan dengan self
disclousure
yang dikembangkan oleh Sydney Marshall Jourard pada 1974. self
disclousure ini
juga merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal. Dalam
hal
pengungkapan suatu informasi mengenai diri kita kepada orang lain
yang
23
biasanya disembunyikan dan disimpan. Topik dari self disclousure
ini adalah
informasi mengenai perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi
dan ide yang
sesuaim dan lain-lain. Selain itu self disclousure juga berkaitan
dengan konsep
diri dan kesehatan mental seseorang. Yang berarti, self disclousure
juga memiliki
manfaat untuk mengembangkan diri sehingga kita dapat mengemukakan
diri kita
terhadap orang lain.
Teori yang berhubungan dengan self disclousure adalah teori
Komunikasi
Interpersonal Jouhari Windows oleh Joseph Luft dan Harry Ingham.
Dalam teori
ini mereka menggambarkan terdapat empat kepribadian dari dalam diri
individu.
Tabel 1. Teori Self Disclosure
I
lain
II
III
Sumber: Buku Fuadah Ashri Nurfurqoni. Buku Saku Komunikasi
Interpersonal dan
Komunikasi Kebidanan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal:
55-59.
Keterangan:
1. Kuadran I menunjukkan kepribadian diri kita yang tidak diketahui
akan
tetapi dapat diketahui oleh orang lain.
2. Kuadran II menunjukkan bagian dari diri kita yang tidak
diketahui akan
tetapi diketahui oleh orang lain.
3. Kuadran III menunjukkan bagian dari diri kita yang kita ketahui
namun
tidak diketahui oleh orang lain.
4. Kuadran IV menunjukkan daerah yang tidak kita sadari, dimana
kita dan
orang lain tidak mengetahuinya.
Ketika kita melakukan self disclousure maka kuadran yang pertama
akan
membesar dari kuadran yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar
hal-hal yang kita ketahui oleh kedua belah pihak maka semakin besar
pula
keterbukaan kita dengan lawan bicara kita.
Dalam mengungkapkan diri kepada orang lain harus dilandasi
dengan
kejujuran dan keterbukaan dalam memberikan informasi. Dengan kata
lain, saat
kita membicarakan perihal penting kepada orang lain kita seperti
membuka
24
topeng yang menampilkan semua hal yang dirasa berguna untuk
disampaikan
tidak hanya menampilkan satu sisi saja. Maka peneliti merumuskan
bahwa self
disclousure merupakan sebuah pengungkapan informasi kepada orang
lain.
Informasi tersebut berupa perasaan, sikap, pendapat, dan personal
dari dalam diri.
2.5 Proses Komunikasi Terapeutik
terus-menerus. Proses komunikasi adalah mengartikan dan menjelaskan
suatu
fenomena komunikasi yang ditujukan untuk perubahan dalam suatu
waktu. Jika
komunikasi sebagai proses maka peristiwa dan perubahan yang
menyusul terus
menerus dan karenanya sebagai suatu proses, komunikasi itu tumbuh,
berubah,
berganti, dan bergerak. Proses komunikasi dalam dunia kesehatan
sering disebut
sebagai proses komunikasi terapeutik. Proses komunikasi terapeutik
digunakan
untuk proses penyembuhan yaitu terapi pasien.
Komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan melalui proses
perawatan
kepada ibu hamil merupakan tindakan yang direncanakan dan disengaja
dalam
membantu proses interaksi antara keduanya. Dalam menganalisa
hubungan antara
bidan dan ibu hamil diperlukannya evaluasi dalam menentukan teknik
dan
keterampilan yang tepat dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah
pasien
dengan prinsip disini dan saat ini (here and now). Berikut adalah
tugas bidan
dalam proses komunikasi terapeutik menanggani pasiennya yaitu
:
Fase Tugas
- Analisa kekuatan dan kelemahan profesional
- Dapatkan data tentang pasien
- Bina rasa percaya, penerimaan, dan komunikasi terbuka
- Rumuskan kontrak pertama
- Identifikasi masalah pasien
mekanisme koping yang konstruktif
- Atasi penolakan perilaku adaptif
Terminasi - Ciptakan realitas perpisahan
Tabel 2. Tugas Bidan dalam Proses Komunikasi Terapeutik untuk
Menanggani
Pasien
Setelah peneliti menjelaskan beberapa tugas bidan tersebut
ditemukan empat
fase dalam proses komunikasi terapeutik yaitu Fase Prainteraksi,
Fase Orientasi,
Fase Kerja, dan Fase Terminasi. Fase-fase tersebut akan dijabarkan
yaitu:
1. Fase Prainteraksi
berinteraksi dengan pasien. Pada fase ini bidan mencoba mencari
tahu
informasi mengenai pasien, mengidentifikasi kekurangan dan
kelebihan
pasien. Setelah mendapatkan informasi tersebut bidan mulai
membuat
strategi untuk bertemu dengan pasien. Pada fase prainteraksi
terdapat dua
unsur yang perlu untuk dipelajari dan dipersiapkan yaitu unsur diri
sendiri
(perawat) dan unsur dari pasien. Maka adapun hal-hal yang
dapat
dipelajari dari diri sendiri (perawat) yaitu:
a. Pengetahuan yang dimiliki yang terkait dengan penyakit dan
masalah pasien.
maka perawat akan berdiskusi dengan teman atau atasannya agar
ketika perawat bertemu dengan pasien, perawat sudah siap
berinteraksi dan siap memberikan jawaban untuk pertanyaan
pasien.
Sebelum berinteraksi dengan pasien perawat harus
mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasan. Ketika
kecemasan tidak dapat dikendalikan maka perawat tidak bisa
mendengarkan keluhan pasien dengan baik, maka penggunaan
active listening sangat dibutuhkan untuk mengerti keluhan
pasien.
Ketika berada dalam lingkungan keperawatan maka perawat
harus mampu mengendalikan diri dari masalah pribadinya.
- Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
- Saling mengeksplorasi perasaan penolakan dan kehilangan,
sedih, marah, dan perilaku pasien.
26
ditentukan sesuai dengan keadaan pasien. Harapan tersebut
dapat
ditentukan sesuai dengan tujuan tindakan keperawatan yang
memenuhi kriteria Nursing Outcome Clasification.
c. Analisis kekuatan diri
orang lain terutama pada aspek kekuatan mental. Ketika diri
mudah
terpengaruh ataupun mudah emosi maka akan mempengaruhi
proses komunikasi. Dalam diri seseorang juga terdapat
kelebihan
dan kekurangan. Sebelum bertemu dengan pasien, perawat juga
perlu menganalisis kelemahannya dan menggunakan kelebihannya
untuk mengendalikan dirinya.
Dalam berkomunikasi dengan pasien, perawat harus mampu
menentukan timing yang tepat saat pertemuan dan perawat juga
harus mengetahui kegiatan dan jabwal istirahat pasien.
Lamanya
pertemuan juga dipertimbangkan agar pasien tidak mudah jenuh,
biasanya lamanya pertemuan bekisar 20 sampai dengan 30 menit
kecuali dengan tindakan keperawatan.
a. Perilaku pasien dalam menghadapi penyakitnya
Adapun perilaku pasien yang menunjukkan sikap tertutup
dalam mendiskusikan penyakitnya dan adapun pasien yang
terbuka
dengan penyakitnya. Peningkatan rasa percaya diri dan rasa
optimis akan penyakit akan mendukung kesempuhan pasien,
adapun teknik komunikasi untuk menghadapi pasien yaitu
“Presenting Reality”. “Presenting Reality” adalah
menghadirkan
kondisi realita yang telah dilakukan oleh pasien, tujuannya
untuk
menghadirkan atau menunjukkan pada pasien tindakan yang telah
dilakukan dengan harapan perilaku pasien yang destruktif.
Contohnya: “saya lihat Anda tampak gelisah, apa yang membuat
Anda tampak tak tenang?”.
pasien. Tujuan utama dari fase orientasi adalah memvalidasi
keakuratan
data (keluhan yang dirasakan oleh pasien), membuat kontrak kerja
dengan
pasien (memberikan informasi mengenai pra melahirkan dan
dijelaskan
mengenai apa saja yang diperlukan ketikan akan melahirkan),
dan
mengevaluasi hasil tindakan. Dalam memulai hubungan, tugas
utama
perawat adalah membina rasa percaya, penerimaan dan
pengertian,
komunikasi yang terbuka dan perumusan kontak dengan pasien.
Berikut
adalah elemen kontrak perawat dengan pasien:
Nama individu (perawat dan pasien)
Peran perawat dan pasien
Tujuan hubungan
Tempat pertemuan
Waktu pertemuan
Situasi terminasi
Sumber: Stuart dan Sundeen 1987 dikutip Muhith (2018:292)
c. Fase Kerja
Fase kerja merupakan fase utama dalam hubungan antara bidan
dan
pasien. Hubungan tersebut terkait dengan pelaksanaan rencana
tindakan
kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
Pada fase ini bidan dan pasien mencoba untuk bekerjasama
dalam
mengatasi masalah yang dihadapi pasien. Dalam fase kerja
bidan
memerlukan active listening, melalui active listening bidan
membantu
pasien untuk memevahkan masalah yang telah dihadapi dan
memberikan
solusi untuk mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi atau
alternatif
pemecahan dalam menghadapi masalah.
28
karena hubungan saling percaya dan hubungan intim yang
terapeutik
sudah terbuba dan berada dalam tingkat optimal. Menurut Stuart, G.
W.,
1998, fase terminasi terbagi menjadi dua yaitu terminasi sementara
dan
terminasi akhir. Fase terminasi sementara adalah fase dimana bidan
akan
bertemu lagi dengan pasien (misalnya, kontrol bulanan) dan fase
terminasi
akhir adalah fase dimana semua kebutuhan pasien sudah
terselesaikan
secara keseluruhan oleh bidan. Biasanya setelah melalui fase
terminasi ini,
bidan dan pasien melakukan sebuah kontrak, hal tersebut dilakukan
agar
pasien dan bidan mempersiapkan diri pada kegiatan selanjutnya
termasuk
persiapan psikologis dari pasien dalam menghadapi kegiatan
tersebut.
Berikut contoh kontrak yang akan datang yaitu:
“Baik bu infusnya sudah dipasang”
“Nanti pukul 11.00 WIB ibu ada jabwal untuk foto Rontgen”
“Tempatnya didepan gedung ruang rawat inap, nanti kami
dampingi”
2.6 Motivasi antara Bidan dan Ibu Hamil
Menurut Mc. Donald dikutip Masri (2014:1), mendefinisikan
motivasi
sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Sedangkan
menurut UNO 2007 dikutip jurnal Christin (2017:109), motivasi
merupakan
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan
adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan
cita-cita,
penghargaan dan penghormatan. Maka, motivasi adalah perubahan dalam
diri
seseorang yang ditandai oleh munculnya keinginan untuk menggapai
sesuatu.
Motivasi juga dapat disebut dengan kebutuhan (need), desakan
(urge),
keinginan (wish), dan dorongan (drive) yang gunanya untuk mencapai
suatu
keinginan dan tujuan dari dalam diri seseorang. Biasanya motivasi
dilakukan
dalam bentuk perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu atas dasar
tujuan yang
diinginkan.
29
motif. Motif itu sendiri yang dapat melatarbelakangi seseorang
untuk mencapai
tujuannya dengan menunjukkan beberapa tingkah laku. Tingkah laku
tersebut
dilatar belakangi oleh kebutuhan yang diarahkan pada pencapaian
suatu tujuan.
Dalam tingkah laku dapat pula membentuk suatu unsur motivasi
yakni:
Gambar 2. Unsur Pembentukan Motivasi
Sumber: anonim.
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1169/2/BAB%20II.pdf
Keterangan:
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ketika orang ingin mencapai
suatu
tujuan, orang tersebut harus memiliki beberapa proses. Proses yang
pertama
adalah kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat berupa bahan yang
digunakan dalam
menjalankan suatu tingkah laku. Lalu tingkah laku digunakan sebagai
pendorong
dan aksi seseorang untuk mencapai sebuah hal yang diinginkannya.
Setelah
mencapai step tingkah laku dan orang tersebut dapat berhasil maka,
ia akan
mencapai tujuannya yang ia inginkan. Hal tersebut adalah yang
termasuk unsur
motivasi seseorang melakukan tindakan dalam mempengaruhi lawan
bicaranya.
Keinginan, kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda-beda dengan
orang
lain. Mulai dari tempat, waktu, dan tujuan sehingga dapat dikatakan
motivasi
setiap orang berbeda dari segi intensitasnya. Jika komunikasi
tersebut sesuai
dengan motivasi yang diberikan oleh orang lain maka semakin besar
pula
komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik dan begitupula
sebaliknya.
Adanya suatu keinginan dan kebutuhan dalam diri seseorang
menjadikan
motivasi sebagai sebuah hal yang harus dipenuhi. Ketika ibu hamil
memasuki usia
trisemester ketiga atau akhir ibu hamil biasanya mengalami
kecemasan dan
ketakutan dari diri sendiri maupun dari cerita orang lain. Motivasi
dipandang
sebagai sebuah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku
ibu hamil yaitu perilaku belajar dan motivasi merupakan suatu
dorongan yang
dimiliki ibu hamil untuk melakukan sesuatu, dan juga pemberian
informasi
Kebutuhan
mengenai kesehatan ibu hamil saat menjalani masa kehamilan
khususnya pada
usia trisemester akhir.
Dengan adanya motivasi yang diberikan oleh bidan kepada ibu hamil,
maka ia
akan berusaha untuk mengalahkan rasa ketakutan dan kecemasan
yang
dialaminya. Misalnya saja, bidan mencari solusi untuk memecahkan
suatu
masalah yang dihadapi oleh ibu hamil.
Dalam memberikan sebuah motivasi bidan wajib melakukan asuhan
kebidanan, terutama pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar.
Tanggung
jawab seorang bidan dapat diliat dari hasil kinerjamya, lalu
kondisi sarana dan
prasarana yang terpenuhi di dalam tempat atau lingkungan kesehatan
dapat
mendukung suatu pelayanan bidan secara optimal dan dapat
menumbuhkan juga
motivasi bidan dalam memberikan pelayanan dengan baik dan sesuai
standar.
Ketika seorang bidan mempunyai motivasi yang baik dalam memberikan
asuhan
maka ibu hamil akan berpendapat bahwa bidan adalah tenaga kesehatan
yang
terpecaya dan diyakini dapat mengatasi masalah yang dialami ibu
hamil dalam
proses pra-persalinan.
(2009), banyak karya komunikasi terbaru dalam tradisi ini yang
memperhatikan
pada persuasi dan perubahan sikap dalam pemprosesan pesan,
bagaimana individu
merencanakan strategi pesan, bagaimana menerima sebuah pesan
memproses
informasi pesan, dan dampak pesan pada individu. Menurut peneliti
teori yang
cocok untuk “Proses Komunikasi Terapeutik Bidan dalam Memotivasi
Ibu Hamil
Trisemester Akhir di Klinik Daqu Sehat Malang” adalah teori
penyusunan
tindakan, dan teori komunikasi interpersonal (Jouhari
Window).
Teori penyusunan tindakan yang dikembangkan oleh John Greene. Teori
ini
menguji cara kita untuk mengatur pengetahuan dalam pikiran
dan
menggunakannya untuk membentuk sebuah pesan. Menurut teori ini,
kita
membentuk sebuah pesan dengan menggunakannya dengan aspek
kandungan
pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Jadi pada dasarnya kita
mengetahui
informasi-informasi yang berkaitan dengan suatu permasalahan lalu
kita juga
mengetahui bagaimana kita melakukan hal tersebut.
31
Dalam teori ini terbagi menjadi dua yaitu, aspek kandungan
pengetahuan
adalah aspek yang dimana kita mengetahui tentang sebuah pengetahuan
yang
digunakan untuk menyusun sebuah tindakan. Aspek prosedural adalah
aspek
dimana komunikator yang sudah mengetahui sebuah pengetahuan tadi
khususnya
dibidang komunikasi interpersonal lalu pengetahuan tersebut akan
menghasilkan
sebuah tindakan. Proses penyusunan tindakan tidak hanya
membutuhkan
pengetahuan dan motivasi saja melainkan ia juga memiliki kemampuan
untuk
mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dengan
cepat.
2.7 Definisi Konseptual
1. Komunikasi terapeutik, yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu
komunikasi terapeutik antara bidan dan ibu hamil trisemester akhir
dalam
pemberian motivasi. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
yang
dilakukan dan dirancang dengan tujuan untuk menerapi pasien.
Menurut
Stuart G. W. 1998 dikutip Suryani (2005), komunikasi
terapeutik
merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien
memperoleh
pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki
pengalaman
emosional.
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap
adanya tujuan. Motivasi dalam penelitian ini merupakan sebuah
dorongan
yang diberikan bidan kepada ibu hamil untuk melakukan
sesuatu,
memberikan suatu arahan, salah satunya dorongan untuk ibu
hamil
trisemester akhir tidak takut dalam menghadapi proses persalinan
dan agar
persalinannya berjalan dengan lancar.
3. Menurut Nazriah 2009 dikutip Ningsih (2018), bidan adalah
seseorang
yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah
diakui pemerintah dan lulus sesuai dengan persyarakat yang telah
berlaku,
dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan
praktek.
32
4. Ibu hamil trisemester akhir, kehamilan adalah suatu masa yang
dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Menurut Mochtar 2002 dikutip
Astuti
2017, ketika ibu hamil memasuki trisemester akhir maka usia
kandunga
memasuki 28-40 minggu pada trisemester ini masa dimana ia
berorientasi