Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
http://repository.unimus.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
2.1.1 Definisi Darah
Darah adalah komponen penting yang terdiri dari komponen cair dan padat.
Komponen cair disebut plasma dan yang padat disebut sel darah. Beberapa unsur
sel darah antara lain sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping
darah yang disebut trombosit. Pembentukan dan pematangan sel darah ini terjadi di
sumsum tulang, proses pembentukan sel darah ini disebut hematopoiesis (Price dan
Wilson, 2013). Volume darah secara keseluruhan rata-ratanya adalah 5 liter. Sekitar
55% nya adalah cairan, sedangkan 45% terdiri atas sel darah, angka ini dinyatakan
dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang didapatkan berkisar antara 40%
sampai 47% (Pearce, 2009).
2.1.2 Fungsi Darah
Menurut Sadikin (2001) fungsi darah secara umum ialah sebagai berikut :
a. Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan keseluruh
tubuh.
b. Alat transpor oksigen, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke
seluruh tubuh.
c. Alat transpor bahan buangan dari ke jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-
paru, ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
empedu dan saluran cerna sebagai tinja ( untuk bahan yang sukar larut dalam
air).
d. Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu
jaringan dibuat oleh jaringan lain.
e. Mempertahankan keseimbangan dinamis (hemostasis) dalam tubuh, termasuk
di dalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan
distribusi air dan mempertahankan keseimbangan asam basa sehingga pH darah
dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang seharusnya.
f. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya
selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman (Sadakin, 2001).
Secara garis besar dapat dikatakan, bahwa fungsi darah ialah sebagai sarana
transpor, alat hemostasis dan pertahanan.
2.1.3 Komponen Darah
Komponen darah terbagi atas dua bagian besar yaitu korpuskula dan plasma
darah.
a. Plasma darah
Plasma darah merupakan cairan darah berwarna jernih kekuningan terdiri atas
sisa zat-zat yang terlarut di dalam air. Zat-zat yang terlarut di dalam air tersebut
antara lain sari-sari makanan (glukosa, asam lemak, gliserol, asam amino,) dan
garam-garam mineral : enzim, hormone, dan antibody. Sisa metabolisme : urea
dan asam urat, gas yan terlarut di dalam plasma darah : oksigen, karbon dioksida,
dan nitrogen, protein yang terlarut dalam plasma darah yaitu bumin dan
fibrinogen. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari makanan dari sisa-
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
sisa metabolisme dan berperan dalam pembekuan darah (dilakukan oleh
fibrinogen) (Sacher, dan McPherson, 2004).
b. Korpuskula
Korpuskula terdiri atas tiga jenis sel darah yaitu :
1) Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) merupakan bagian utama sel darah. Ciri-ciri
eritrosit yaitu: berbentuk bulat, pipih, bikonkaf (cekung), dan tidak mempunyai inti
sel. Eritrosit dibentuk disumsum tulang ( pada bayi dibentuk di dalam hati). Eritrosit
yang sudah tua dan rusak akan di rombak di dalam hati dan limpa. Eritrosit
berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu
protein yang mengandung senyawa besi heme dan globin. Fungsi eritrosit adalah
mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh dan mengangkut karbon dari
seluruh tubuh ke paru-paru. Nilai normal eritrosit dalam darah yaitu pada laki-laki
: 4,6-6,0 juta/mL, perempuan : 4,0-5,5 juta/mL (Sacher, dan McPherson, 2004).
2) Leukosit
Ciri-ciri leukosit (sel darah putih) antara lain berbentuk tidak tetap, berukuran
lebih besar dari pada eritrosit, mempunyai inti sel, dapat melakukan gerak ameboid
(bergerak seperti amoeba), dan dapat melakukan diapesis (dapat menembus dinding
pembuluh darah). Umur leukosit 6-9 hari. Leukosit dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu leukosit agranulosit dan leukosit granulosit, leukosit agranulosit
mempunyai sitoplasma tidak bergranula mempunyai sitoplasma tidak bergranula
(tidak mempunyai butir-butir), terdiri atas limfosit dan monosit. Sedangkan leukosit
granulosit mempunyai sitoplasma bergranula, terdiri atas netrofil, basofil dan
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
eosinofil. Lekosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap benda-benda asing
dan virus atau bakteri. Leukosit agranulosit dibentuk dalam kelenjar limfa,
sedangkan leukosit granulosit dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium di dalam
sumsum tulang. Nilai normal leukosit dalam darah yaitu 4.000-10.000/mm3
(Sacher, dan McPherson, 2004).
3) Trombosit
Trombosit (keping darah) memiliki ciri-ciri antara lain berbentuk tidak teratur,
berbentuk lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, tidak berinti dan rapuh (mudah
pecah). Trombosit dibentuk dari fegmentasi (pecahan) megakariosit (sebuah sel
dangan inti sangat besar). Umur trombosit sekitar 10 hari. Trombosit yang mati
dihancurkan oleh limpa. Nilai normal trombosit dalam darah yaitu 150.000-
450.00/mm3 (Sacher, dan McPherson, 2004).
2.2 Tinjauan Umum Leukosit
2.2.1. Gambaran Umum Leukosit
Bentuk leukosit lebih besar dari eritrosit, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Dalam
tiap milliliter kubik darah terdapat 4.000 sampai 10.000. Bentuk leukosit dapat
berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki (pseudopodia).
Mempunyai bermacam-macam inti sel, sehingga dapat dibedakan menurut inti
selnya serta warnanya bening (tidak berwarna) sel darah putih dibentuk di tulang
panjang dari sel-sel bakal. Jenis-jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang
tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B, monosit dan makrofag, serta golongan
yang bergranula yaitu eosinofil, basofil, dan neutrofil. Leukosit pada umumnya
berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap masuknya benda-benda asing
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi
kelangsungan hidup individu. Terdapat 5 jenis leukosit dalam darah yaitu neutrofil
segmen 50-70%, neutrofil batang 2-6%, eosinofil 1-3%, basofil 0-1%, monosit 2-
8% dan limfosit 20-40% (Handayani & Haribowo, 2008).
2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Leukosit
Peningkatan jumlah leukosit (diatas normal) dikenal dengan istilah
Leukositosis, Leukositosis adalah respon normal terhadap infeksi atau peradangan
pada tubuh. Keadaan ini dapat juga dijumpai setelah gangguan emosi, anestesi,
olahraga atau selama kehamilan. Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan
dan gangguan sumsum tulang. Penurunan jumlah leukosit (dibawah normal)
dikenal dengan istilah Leukopeni. Leukopeni dapat disebabkan beberapa hal,
termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu, kekurangan sumsum tulang,
radiasi dan kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah Lupus eritematosus,
leukemia, penyakit tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini. Indikasi hitung
lekosit adalah tes rutin sebagai bagian dari tes darah lengkap (full blood count),
untuk menentukan lekositosis (misalnya pada infeksi, inflamasi, anemia, leukemia)
atau leukopenia (misalnya pada depresi sumsum tulang, iradiasi, toksik karena obat
anti kanker, malnutrisi, infeksi virus) dan pemantauan pengobatan.Infeksi akut
(pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielonefritis,
peritonitis, pankreatitis, divertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia,
nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, ulkus
peptikum), penyakit kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik,
stress (pembedahan, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama).
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
Pengaruh Obat : Aspirin, heparin, digitalis, epinefrin, lithium, histamin, antibiotik
(ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin),
senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, derivat
didantoin, sulfonamide. Penyakit hematopoetik (anemia aplastik, anameia
pernisiosa, hipersplenisme, penyakit Gaucher), infeksi virus, malaria,
agranulositosis, alkoholisme, artritis rheumatoid. Pengaruh Obat Antibiotik
(penisilin, sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen, sulfonamid, propiltiourasil,
barbiturat, diazepam, diuretik, klordiazepoksid, agen hipoglikemik oral,
indometasin, metildopa, rifampin, fenotiazin (Muttaqin, A. 2009).
2.2.4 Metode Hitung Jumlah Leukosit
Pada pemeriksaan jumlah leukosit di gunakan metode :
1. Metode bilik hitung
Prinsip metode ini adalah darah di encerkan dalam pipet lekosit, kemudian di
masukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah lekosit di hitung dalam volume tertentu
dengan menggunakan faktor konversi jumlah lekosit per ul darah. Nilai normalnya
adalah 4.000 – 10.000/mm darah (Gandasoebrata, 2007). Bilik hitung yang dipakai
ialah yang memakai garis bagi “Improved Neubauer”. Luas seluruh kamar ini
dibagi menjadi sembilan kamar besar yang luasnya masing-masing 1 mm2. Tinggi
kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris garis dan kaca penutup
yang berpasangan adalah 1/10 mm2. (Gandasoebrata, R, 2010).
2. Metode sediaan apus
Prinsip metode ini setetes darah di buat hapusan pada slide, dicat, dan di
periksa di bawah mikroskop. Dengan jalan ini dapat di hitung jumlah lekosit
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
perlapang pandang (Gandasoebrata, R, 2007). Tiap-tiap perhitungan lekosit di
kontrol dengan pemeriksaan sediaan hapusan darahnya. Penaksiran jumlah lekosit
harus dilakukan pada daerah penghitung (counting urea) yaitu bagian untuk
hapusan tempat eritrosit-eritrosit terletak berdampingan satu dengan yang lainnya,
tetapi tidak saling bertumpukan. Bila didapatkan 20-30 lekosit perlapang pandang
ini kira-kira sesuai dengan jumlah lekosit 5.000. Bila didapatkan 30-40 lekosit
perlapang pandang ini kira-kira sesuai dengan jumlah lekosit 7500, Bila didapatkan
40-50 lekosit perlapang pandang ini kira-kira sesuai dengan jumlah lekosit 10000
(Depkes, 1989).
2.3. Tinjauan Umum Larutan Turk
Larutan turk merupakan pengencer yang digunakan dalam pemeriksaan
hitung leukosit, yang kemudian akan mengencerkan sel-sel darah selain sel darah
putih agar memudahkan untuk menghitung sel darah putih (leukosit).Komposisi
larutan turk adalah sebagai berikut :
1. Larutan gentian violet dalam air 1 mL
2. Asam asetat glasial
3. Aquadest 100 mL (Gandasoebrata, R, 2007).
2.4. Tinjauan Umum Tentang Asam Asetat
A. Penamaan
Asam asetat merupakan senyawa pertama yang ditemukan dari golongan
asam karbosilat. Oleh sebab itu, penamaan asam karbosilat umumnya diambil dari
bahasa latin berdasarkan nama sumbernya di alam. Asam asetat (acetu), artinya
cuka diperoleh melalui destilasi cuka. Menurut system IUPAC (International
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
Union of Pure and Applied Chemistry), penataan asam karbosilat diturunkan di
nama alkana, dimana akhiran –a diganti –oat dan ditambah kata asam sehingga
asam karbosilat digolongkan sebagai alkanoat (Jones A, 2005).
B. Sifat kimia
Ditinjau dari gugus fungsionalnya, asam karbosilat umumnya bersifat polar,
tetapi kepolarannya berkurang dengan bertambahnya rantai karbon, makin
berkurang kepolarannya, akibatnya kepolaran dalam air juga berkurang. Asam
karbosilat dapat larut dalam pelarut yang kurang polar, seperti eter, alcohol, dan
benzen. Kelarutan di dalam pelarut kurang polar ini makin tinggi dengan
bertambahnya rantai karbon. Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam benzen dan
eter (lemak adalah eter dari asam karbosilat) dan asam asetat memiliki pH 2,4
(Jones A, 2005).
2.5. Tinjauan Umum Buah Jeruk Nipis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotil
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia Swingle
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
Buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle). Bentuknya bulat sampai bulat
telur. Diameter buahnya sekitar 3-6 cm. ketebalan kulit buahnya berkisar 0,2-0,5
mm. Pohonnya tumbuh sebagai pohon kecil bercabang lebat, tetapi tak beraturan.
Tinggi pohon berkisar antara 1,5-5 meter. Ranting-rantingnya berduri pendek,
kaku, dan tajam. Daunnya berselang-seling berbentuk jorong sampai bundar,
pinggiran daunnya bergerigi kecil (Sarwono, 2001).
A. Manfaat buah jeruk nipis
Buah jeruk nipis selain kaya vitamin dan mineral juga mengandung zat
bioflavonoid yang berguna untuk mencegah tejadinya pendarahan pada pembuluh
nadi, kemunduran mental dan fisik, serta mengurangi luka memar. Disamping itu
buah jeruk nipis mengandung asm sitrat 7% dan minyak atsiri “limonene”. Manfaat
lain buah jeruk nipis adalah sebagai obat tradisional seperti obat batuk, penghilang
rasa lelah, panas dalam, anti mabuk dan lain sebagainya. Jeruk nipis juga berguna
untuk minuman seperti juice, sirup, perawatan kecantikan dan penyedap bumbu
masakan (Sarwono, 2001).
B. Sifat Kimia
Buah jeruk nipis (Citrus auratifolia Swingle) memiliki berbagai macam
kandungan berupa senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam amino (triptofan
dan lisin), asam sitrat minyak atsiri (limonene, linalin asetat, geramil asetat,
fellandren sitrat, lemon kamfer, kadinen, aktialdehid, anildehid), vitamin C, dan
vitamin B1. Serta jeruk nipis juga mempunyai kandungan asam dengan pH 2,0
(Sarwono, 2001).
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
2.6. Tinjauan Umum Prosedur Kerja
2.6.1 Cara manual larutan turk
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukan kedalam kamar
hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan
vaktor konversi jumlah leukosit per µl darah diperhitungkan. Larutan pengencer
ialah larutan turk yang mempunyai susunan sebagai berikut: larutan gentian violet,
asam asetat glacial dan aquadest 100 mL, dan saring sebelum dipakai
(Gandasoebrata, R, 2006).
Prinsip :
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume tertentu, dengan
mengalikan faktor perhitungan diperoleh jumlah leukosit dalam satuan volume
darah. Larutan turk berfungsi untuk mengencerkan darah, melisiskan sel darah
selain leukosit sehingga memudahkan perhitungan. Jumlah leukosit dihitung
dibawah mikroskop (Waterbary, 2000).
2.6.2 Cara manual modifikasi
Pemeriksaan leukosit manual modifikasi pada umumnya mempunyai
prinsip yang sama dengan pemeriksaan menggunakan larutan turk yakni
pengencerannya dan hitung leukosit menggunakan kamar hitung. Pada modifikasi
ini komponen larutan pengencer turk diganti komposisinya dengan bahan lain yang
memiliki fungsi dan sifat yang sama. Bahan modifikasi yang digunakan adalah :
Air perasan buah jeruk nipis (Citrus auratifolia Swingle) memiliki berbagai macam
kandungan berupa senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam amino (triptofan
dan lisin), asam sitrat minyak atsiri (limonene, linalin asetat, geramil asetat,
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
fellandren sitrat, lemon kamfer, kadinen, aktialdehid, anildehid), vitamin A, dan
vitamin B1. Serta jeruk nipis juga mempunyai kandungan asam dengan pH 2,0
(Sarwono, 2001).
Prosedur Kerja Hitung Leukosit Manual Modifikasi Turk
a. Proses pemerasan jeruk nipis
1) Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2) Buah jeruk nipis dibelah menggunakan pisau kater menjadi empat bagian.
3) Buah jeruk nipis yang telah dibelah tadi diperas kedalam gelas kimia.
4) Air perasan buah jeruk nipis disaring menggunakan kertas saring.
5) Cek kadar PH jeruk nipis sebelum di gunakan.
6) Air perasan buah jeruk nipis siap dipakai.
b. Pembuatan larutan pengencer :
Larutan pengencer ialah larutan turk yang mempunyai susunan sebagai
berikut : air perasan jeruk nipis 1 mL, gentian violet 1 mL, aquadest 100 mL.
b. Prosedur pengenceran modifikasi turk
1) Dipipet darah sampai tanda 0,5 kemudian tambahkan larutan modifikasi
turk sampai tanda 11.
2) Dicampur hingga homogen dan diamkan selama 3 menit.
3) Darah yang telah diencerkan dengan larutan modifikasi turk dimasukan
kedalam bilik kamar hitung.
4) Dihitung sel-sel leukosit dibawah mikroskop pada perbesaran objektif 10x.
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
2.7. Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan Leukosit
Analitik Pasca Analitik Pra Analitik
1. Reagen
2. Prosedur
3. Pemeriksaan
1. Persiapan pasien
2. Persiapan peralatan
3. Teknik pengambilan
sampel darah
Jumlah Leukosit Pengambilan sampel
darah vena
Metode Direct
countin atau kamar
hitung Improved
neubauer
Turk
kontrol
Modifikasi
Turk
Melisiskan
Eritrosit
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
2.8. Kerangka Konsep
Gambar kerangka konsep
2.9. Hipotesis Penelitian
Ada perbandingan hasil modifikasi larutan turk perasan jeruk nipis dengan
larutan turk (kontrol) untuk menghitung jumlah leukosit.
Larutan Turk
Modifikasi Larutan
Turk perasan jeruk
nipis
Jumlah Leukosit
http://repository.unimus.ac.id