29
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat ( Rochmanhadi, 1985 ). Setiap perusahaan atau organisasi dalam menjalankan aktivitas / usahanya, pasti dihadapkan pada teknologi yang akan mencerminkan kekuatan perusahaan dalam mencapai tujuan. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba dalam hal teknologi salah satunya penggunaan alat berat guna mencapai sasaran. Menurut Ir. Susy Fatena Rostyanti Msc dalam bukunya Alat Berat Untuk Proyek konstruksi (2008) menyebutkan bahwa bonafiditas suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset teknologi yang dimiliknya, salah satunya adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki sendiri oleh perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan dalam memenangkan tender proyek konstruksi secara otomatis hal tersebut akan mencerminkan kekuatan perusahaan tsb. Menurut ( Rohman, 2003 ) melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti menggabungkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 15 % dari biaya proyek, Peralatan konstruksi yang dimagsud adalah alat/perlalatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis. Artinya pemanfaatan alat berat pada suatu proyek konstruksi dapat memberikan insentif pada efisiensi dan efektifitas pada tahap pelaksanaan maupun hasil yang dicapai. 2.2 Fungsi Alat Berat Alat berat terdiri dari beberapa fungsi diantaranya : - Alat Pengolah Lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

  • Upload
    ngodan

  • View
    229

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Berat

Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan

alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan

pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting di

dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan

kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat

tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya,

sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu

yang relatif lebih singkat ( Rochmanhadi, 1985 ).

Setiap perusahaan atau organisasi dalam menjalankan aktivitas / usahanya,

pasti dihadapkan pada teknologi yang akan mencerminkan kekuatan perusahaan

dalam mencapai tujuan. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba dalam

hal teknologi salah satunya penggunaan alat berat guna mencapai sasaran.

Menurut Ir. Susy Fatena Rostyanti Msc dalam bukunya Alat Berat Untuk

Proyek konstruksi (2008) menyebutkan bahwa bonafiditas suatu perusahaan

konstruksi tergantung dari aset-aset teknologi yang dimiliknya, salah satunya

adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki sendiri oleh perusahaan konstruksi akan

sangat menguntungkan dalam memenangkan tender proyek konstruksi secara

otomatis hal tersebut akan mencerminkan kekuatan perusahaan tsb.

Menurut ( Rohman, 2003 ) melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti

menggabungkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang

diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 – 15 %

dari biaya proyek, Peralatan konstruksi yang dimagsud adalah alat/perlalatan yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis. Artinya

pemanfaatan alat berat pada suatu proyek konstruksi dapat memberikan insentif

pada efisiensi dan efektifitas pada tahap pelaksanaan maupun hasil yang dicapai.

2.2 Fungsi Alat Berat

Alat berat terdiri dari beberapa fungsi diantaranya :

- Alat Pengolah Lahan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

5

- Alat Penggali

- Alat pengangkut material

- Alat pemindahan material

- Alat pemadat

- Alat pemroses material

Dari ke Tujuh fungsi dasar alat berat tersebut yakni akan menganalisa

pada jenis fungsi alat untuk penggali, pemindah dan pengangkut, pada jenis alat

penggali jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Yang termasuk

dalam kategori ini adalah , Front Shovel, Dragline, dan Clamshell. Secara umum

alat excavator terdiri atas struktur bawah, struktur atas, sistem dan bucket

.Struktur bawah alat adalah berupa penggerak yang dapat berupa roda ban atau

Crawler, alat gali mempunyai as ( Slewing ring ) diantara alat penggerak dan

badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan memutar

walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak atau mobilisasi. Kemudian

sistem pada alat gali ada dua macam yaitu sistem hidrolis dan sistem kabel.

Backhoe dan Power Shovel disebut alat penggali dengan sistem hidrolis karena

bucket digerakan dengan sistem pompa minyak hidrolis. Sistem hidrolis ini selain

menggerakan bucket juga menggerakan boom dan arm. Pada backhoe terdiri dari

enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat berputar, boom , lengan ( arm ),

bucket, Slewing ring, dan struktur bawah boom, lengan dan bucket digerakan oleh

sistem hidrolis.

2.2.1 Excavator

Excavator atau sering disebut dengan Backhoe termasuk dalam alat

penggali hidrolis memiliki bucket yang dipasangkan di depannya. Alat

penggeraknya traktor dengan roda ban atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara

menggerakkan bucket ke arah bawah dan kemudian menariknya menuju badan

alat. Sebaliknya front shovel bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah

atas dan menjauhi badan alat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa backhoe

menggali material yang berada di bawah permukaan di mana alat tersebut berada,

sedangkan front shovel menggali material di permukaan dimana alat tersebut

berada. Pengoperasian backhoe umumnya untuk penggalian saluran, terowongan,

atau basement. Backhoe beroda ban biasanya tidak digunakan untuk penggalian,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

6

tetapi lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum lainnya. Backhoe digunakan

pada pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material

keras. Dengan menggunakan backhoe maka akan didapatkan hasil galian yang

rata. Pemilihan kapasitas bucket backhoe harus sesuai dengan pekerjaan yang

akan dilakukan.

Gambar 2. 1 Backhoe

Sumber: www.twentywheels.com

Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat

berputar, boom, lengan (arm), bucket, slewing ring, dan struktur bawah. Boom,

lengan dan bucket digerakkan oleh sistem hidrolis. Struktur bawah adalah

penggerak utama yang dapat berupa roda ban atau roda crawler. Ada enam

gerakan dasar yang mencakup gerakan 24 gerakan pada masing-masing bagian,

yaitu :

a) Gerakan boom : merupakan gerakan boom yang mengarahkan

bucket menuju tanah galian.

b) Gerakan bucket menggali : merupakan gerakan bucket saat

menggali material.

c) Gerakan bucket membongkar : adalah gerakan bucket yang

arahnya berlawanan dengan saat menggali.

d) Gerakan lengan : merupakan gerakan mengangkat lengan dengan

radius sampai 100°.

e) Gerakan slewing ring : gerakan pada as yang bertujuan agar

bagian atas backhoe dapat berputar 360°.

f) Gerakan struktur bawah : dipakai untuk perpindahan tempat jika

area telah selesai digali.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

7

Cara kerja backhoe pada saat penggalian adalah sebagai berikut :

a) Boom dan bucket bergerak maju.

b) Bucket digerakkan menuju alat.

c) Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah.

d) Bucket yang telah penuh diangkat.

e) Struktur atas berputar.

f) Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar.

2.2.2 Dump Truck

Seperti yang telah diketahui bahwa truk sangat efisien untuk pengangkutan

jarak jauh. Kelebihan truk dibanding alat lain :

a) Kecepatan lebih tinggi.

b) Kapasitas besar.

c) Biaya operasional kecil.

d) Kebutuhannya dapat disesuaikan dengan kapasitas alat gali.

Gambar 2. 2 Dump Truck

Sumber: www.hargahino.com

Namun, alat ini juga memiliki kekurangan dibanding alat lain karena truk

memerlukan alat lain untuk pemuatan. Dalam pemilihan ukuran dan konfigurasi

truk ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu material yang akan diangkut

dan excavator atau loader pemuat. Truk tidak hanya digunakan untuk

pengangkutan tanah tetapi 40 juga material-material lain. Untuk pengangkutan

material tertentu, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

a) Untuk batuan, dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

8

b) Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel pada

permukaan bak.

c) Untuk material lengket seperti lempung basah, pilih bak bersudut bulat.

Dalam pengisian baknya, truk memerlukan alat lain seperti excavator dan loader.

Karena truk sangat tergantung pada alat lain, untuk pengisian material tanah perlu

memperhatikan hal-hal berikut :

a) Excavator merupakan penentu utama jumlah truk, sehingga tentukan

jumlah truk agar excavator tidak idle.

b) Jumlah truk yang menunggu jangan sampai lebih dari 2 unit.

c) lsi truk sampai kapasitas maksimumnya.

d) Untuk mengangkutan material beragam, material paling berat diletakkan

di bagian belakang (menghindari terjadinya kerusakan pada kendali

hidrolis).

e) Ganjal ban saat pengisian.

Volume material yang diangkut harus sesuai dengan kapasitas truck. Jika

pengangkutan material oleh truk dilaksanakan melampaui batas kapasitasnya

maka hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, seperti :

a) Konsumsi bahan bakar bertambah.

b) Umur ban berkurang.

c) Kerusakan pada bak.

d) Mengurangi produktivitas.

Kapasitas dan ukuran truk sangat bervariasi. Oleh karena itu, pemilihan ukuran

truk sangat penting karena truk besar atau kecil akan memberikan beberapa

keuntungan dan kerugian.

1. Kelebihan truck kecil terhadap truk besar :

a) Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi.

b) Kerugian dalam produktivitas akan lebih kecil jika salah satu truk tidak

dapat beroperasi.

c) Kemudahan dalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap alat

pemuat.

2. Kerugian truck kecil terhadap truck besar :

a) Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

9

b) Jumlah truck yang banyak maka waktu antrean (ST) akan besar.

c) Memerlukan lebih banyak supir.

d) Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang banyak.

3. Keuntungan truk besar terhadap truk kecil :

a) Jumlah truck yang sedikit menyebabkan investasi berkurang (bensin,

perbaikan, dan perawatan).

b) Kebutuhan supir yang tidak banyak.

c) Memudahkan alat pemuat dalam memuat material.

d) Waktu antre (ST) akan berkurang.

4. Kerugian truck besar terhadap truck kecil :

a) Bila alat pemuat kecil maka akan memperbesar waktu muat (LT).

b) Beban yang besar dari truk dan muatannya akan mempercepat

kerusakan jalan.

c) Jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit didapat.

d) Larangan pengangkutan di jalan raya dapat diberlakukan pada

truck besar.

2.2.3 Bulldozer

Dozer merupakan traktor yang dipasangkan pada blade dibagian depannya.

Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada didepannya.

Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau bulldozer adalah :

a. Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan.

b. Pembukaan jalan baru.

c. Pemindahan material pada scraper.

d. Menyebarkan material.

e. Mengisi kembali saluran.

Ada dua macam alat penggerak dozer, yaitu roda crawler dan roda ban.

Jenis dozer beroda crawler terbagi menjadi ringan, sedang dan berat. Jenis ini

digunakan untuk menarik dan mendorong beban berat serta mampu bekerja pada

permukaan kasar dan berair. Sedangkan dozer beroda ban daoat bergerak lebih

cepat sehingga lebih ekonomis. Pemakaian alat ini pada umumnya pada

permukaan seperti aspal dan beton. (Susy Fatena Rostiyanti, 2008).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

10

Pisau atau blade berfungsi untuk mendorong material ke depan dan

mendorong material ke samping. Ada beberapa macam jenis pisau yang

dipasangkan pada dozer, pemilihan jenisnya tergantung pada jenis pekerjaan yang

akan dilakukan. Jenis-jenis pisau yang ada adalah:

a. Straight blade ( S-blade)

b. Angle blade (A-blade)

c. Universal blade (U-blade)

d. Cushion blade (C-blade)

Gambar 2. 3 Gambar macam-macam blade

Sumber : Susy Fatena Rostiyanti (2008)

Gambar 2. 4 Gambar bulldozer

Sumber : Proyek Stok Yard Suzuki Negara (10/05/2015)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

11

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat

Kemampuan alat dalam manghasilkan produksi sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Ketelitian dalam menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi

kemampuan produksi alat akan memberikan nilai atas faktor-faktor tersebut.

Diantaranya yakni akan menghasilkan ketepatan perhitungan produksi peralatan

sekaligus memberikan ketepatan waktu penyelesaian dan ketepatan biaya

produksi . Berikut merupakan faktor-faktor tersebut.

2.3.1 Faktor Kondisi Peralatan

Produksi suatu peralatan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dari alat

tersebut, hal ini terjadi akibat penurunan kondisi mesin akibat dari adanya keausan

komponen mesin. Semakin tinggi jumlah jam operasional maka, potensi

terjadinya kerusakan komponen-komponen mesin. Kondisi peralatan layak

operasi ditinjau dari aspek ekonomi yakni sebagai berikut:

K = 100% sebagai kondisi umum

K = 60 % sebagai kondisi minimum

Pada pengoperasian normal 2000 jam per tahun, maka penurunan kondisi

peralatan per jam secara garis lurus ( straight Line ) yakni :

∆K = ( 100 – 60 ) / UE……( % jam ) (2.1)

Jadi kondisi peralatan saat penilaian sesuai dengan jam operasi yang

sudah dicapai adalah :

K = 100 -∆K.t (%) (2.2)

= 100-((100-60)UE) x t (%) (2.3)

Dimana :

UE = Umur ekonomis alat dalam jam

t = Jam operasi yang sudah tercapai

Tabel 2.1 Klasifikasi kondisi peralatan

No Klasifikasi Kondisi Nilai Kondisi (%)

1 Prima 100 - 90

2 Baik 90 – 80

3 Cukup 80 – 70

4 Sedang 70 – 60 Sumber : Dept. PU (1998)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

12

2.3.2 Faktor Kondisi Medan dan Faktor Material

Kemampuan alat untuk memproduksi secara optimal akan sangat

dipengaruhi oleh kondisi medan di lapangan. Salah satunya yakni kondisi tanah,

yakni meliputi :

- Keadaan asli yakni : keadaan tanah sebelum diadakan pengerjaan,

dinyatakan dalam ukuran alam Bank measure (BM)

- Kondisi lepas, yakni : keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan, yag

dinyatakan dengan istilah Loose Measure ( LM)

- Kondisi padat, yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dan

dipadatkan, dimana volume tanah setelah dipadatkan mungkin lebih

besar atau sebaliknya lebih kecil dari volume keadaan Bank Measure

(BM), hal ini sangat dipengaruhi oleh usaha dalam pemadatan tersebut.

Faktor tanah berikutnya yang dapat mempengaruhi produktifitas alat berat

diantaranya :

1. Berat material, per M3 yakni berpengaruh terhadap volume yang diangkut,

hubungannya terhadap alat adalah tenaga tarik alat tersebut.

2. Kekerasan yakni makin keras tanah akan makin sukar untuk dikerjakan

oleh alat, sehingga sangat berpengaruh terhadap produktifitas alat tersebut,

dilain sisi alat tersebut akan bekerja ekstra dan akan berdampak pula

terhadap kebutuhan biaya penggunaan alat tersebut.

3. Kohesivitas / daya ikat, yakni merupakan kemampuan ikat butir tanah

tersebut, tiap-tiap jenis tanah mempunyai kohesivitas yang berbeda pula,

sehingga akan berdampak kembali terhadap produktifitas alat tersebut.

4. Bentuk butir / Material, yakni besar kecilnya rongga, sehingga akan

berpengaruh terhadap pengembangan dan penyusutan tanah yang pada

akhirnya akan mempengaruhi produktifitas alat.

Jadi suatu medan disebut Ideal, Ringan, Sedang dan berat bergantung pada

jenis peralatan yang dioperasikan dilapangan. Berikut adalah daftar kondisi

klasifikasi kondisi lapangan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

13

Tabel 2.2 Kondisi medan

Klasifikasi Kriteria

IDEAL - Lapangan datar kering

- Jalan hantar lurus, keras / aspal ,datar

- Ruang gerak luas

- Lingkungan bebas

RINGAN - Lapangan datar lembab

- Jalan hantar lurus

- Ruang gerak luas

- Lingkungan Bebas

SEDANG - Lapangan kering bergelombang

- Jalan hantar tidak lurus, bergelombang

- Ruang gerak luas

- Lingkungan bebas

BERAT - Lapangan bergelombang dan becek

- Jalan hantar berbelok-belok tajam

- Ruang gerak sempit

- Lingkungan terbatas

Sumber : Dept. PU (1998)

Dari gabungan Faktor alat dan Medan yakni sebagai berikut :

Tabel 2.3 Alat dan medan

No

Kondisi

Medan

Kondisi Alat

Prima Baik Cukup Sedang

1 Ideal 0,95 0,90 0,85 0,80

2 Ringan 0,90 0,852 0,805 0,757

3 Sedang 0,85 0,805 0,760 0,715

4 Berat 0,80 0,715 0,715 0.673 Sumber : Dept. PU (1998)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

14

Untuk faktor material ( Em ) merupakan kapasitas atau Pay Load actual

per siklus suatu peralatan tidak selalu sama dengan kapasitas spesifikasi yang

dinyatakan pabrik. Hal ini disebabkan oleh sifat kondisi material yang akan

dikerjakan, hal ini dapat terlihat dari isi bucket apakah terisi penuh atau terdapat

rongga, yang akan berpengaruh terhadap maksimal muat dalam bucket. Volume

tanah dari keadaan tanah asli menjadi lepas atau padat berbeda untuk berat yang

sama dan perbedaan itu disebut Faktor konversi atau Conversion factor. Berikut

fill faktor / faktor pengisian dan conversion factor yang dapat digunakan untuk

perhitungan pengerjaan penggali Excavating dan muat Loading

Tabel 2.4 Faktor material (Em)

Pekerjaan Tingkat

kesulitan

Faktor

material

Kondisi dan jenis

Material

Dozing Mudah 1,10 Dapat digusur secara sempurna

penuh blade,kadar air rendah, bukan

tanah pasir dipadatkan, tanah biasa,

onggokan material.

Sedang 0,90 Tanah lepas tapi tidak digusur

sepenuh blade, tanah kerikil,pasir

batu pecah halus.

Agak Sulit 0,70 Kadar air tinggi,liat lengket,tanah

liat keras kering,pasir kerikil.

Sulit 0,60 Batu hasil ledakan atau batu

berukuran kasar dan lumpur.

Excavating Mudah 1,20 Kondisi alam, tanah biasa, atau

tanah lunak

Sedang 1,10 Kondisi alam tanah liat, tanah liat,

tanah pasir atau pasir kering.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

15

Agak sulit 0,90 Kondisi alam tanah pasir, dengan

kerikil

Sulit 0,80 Onggokan batu hasil peledakan,

batuan karang atau kapur, dan

lumpur

Loading Mudah 1,00-

1,10

Onggokan material, pasir, tanah

berpasir, tanah liat dengan kadar air

sedang

Sedang 0,85-

0,95

Onggokan tanah material dengan

proses pengambilan diforsir , pasir

kering, batu pecah dan kerikil halus

Agak sulit 0,80-

0,85

Batu pecah halus, tanah liat keras,

sirtu, tanah pasir dan lumpur

Sulit 0,75-

0,80

Batu pecah kasar, hasil peledakan,

batu kali, sirtu, tanah pasir, tanah

liat legit dan lumpur

Sumber : Rochmanhadi (1992)

2.3.3 Faktor Manajemen

Manaejemen merupakan seni untuk mendapatkan seluruh kegiatan dalam

suatu sistem agar dapat berjalan lancar, sesuai arah / tujuan, efektif, ekonomis,

aman, dan terkoordinir. Manajemen yang baik tergantung dari sistem yang

dilakukan dengan kebijakan dari seorang manajer. Sejak tahap awal atau tahap

kegiatan belum dimulai sudah ada kepercayaan bahwa seluruh kegiatan akan

terlaksana dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

16

Tabel 2.5 Faktor manajemen (EM)

Klasifikasi Curiculum Vitae Nilai faktor

(%)

Sangat Baik Pendidikan,

a. Formal : S1-Teknik

b. Informal :

1. Large Project Management

2. Management Audit

3. Project Administration

Pengalaman

1. Proyek dengan nilai 1 M

2. Proyek dengan nilai 1.5 M

0.95

Baik Pendidikan,

a. Formal : S1-Teknik

b. Informal :

1. Cotraction Management

2. Engineering Management

3. SimiliarProject Management

Pengalaman

3. Proyek dengan nilai 0.5 M

4. Proyek dengan nilai 1 M

0.90

Cukup Pendidikan,

a. Formal : S1-Teknik

b. Informal :

1. Large Project Management

2. Similar Project Management

3. ………………………..

Pengalaman

5. Proyek dengan nilai 0.25 M

6. Proyek dengan nilai 0.5 M

0.85

Sumber : Rochmanhadi (1992)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

17

2.3.4 Koefisien Traksi

Koefisien traksi adalah suatu faktor yang harus dikalikan pada berat total

kendaraan untuk mendapatkan tenaga maksimum yang boleh dikerahkan agar

roda tidak terjadi selip. Tenaga atau traksi yang boleh dikerahkan agar roda tidak

selip disebut traksi kritis , besarnya traksi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6 Besaran traksi

NO Type dan Jenis Alat Jenis Roda

Ban Karet Roda Kelabang

1 Lempung 0,55 0,90

2 Liat Lempung 0,55 0,90

3 Tanah Kering 0,55 0,90

4 Jalan Datar tanpa perkerasan 0,56 0,90

5 Lempung liat basah 0,45 0,70

6 Lempung liat becek 0,45 0,70

7 Tanah pertanian basah 0,45 0,70

8 Tempat pengambilan batu 0,65 0,55

9 Pasir basah 0,40, 0,50

10 Jalan kerikil gembur 0,36 0,50

11 Pasir kering gembur 0,20 0,30

12 Tanah basah berlumpur 0,20 0,25

Sumber : Dept. PU (1998)

2.3.5 Faktor Operator dan Mekanik

Prestasi kerja suatu peralatan sangat tergantung pada kemampuan operator

dalam menggunakan alat dan mekanik sebagai teknisi yang berperan aktif dalam

mengontrol kondisi alat agar dapat bekerja secara optimal. Untuk klasifikasi

operator dan mekanik akan dibagi dalam 4 klasifikasi berdasarkan Curriculum

Vitae (CV) yakni :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

18

- Terampil yakni pendidikan STM / sederajat, memiliki sertifikat SIMP/

SIPP (III) dan pengalaman kerja lebih dari 6000 jam

- Baik yakni Pendidikan STM /sederajat / memiliki sertifikat SIMP/SIPP

(II) dan pengalaman kerja 4000-6000 jam

- Cukup yakni pendidikan STM/ sederajat, memiliki sertifikat SIMP/SIPP

(I) dan pengalaman kerja 2000 – 4000 jam

- Sedang yakni pendidikan STM/sederajat , pengalaman kerja kurang dari

3000 jam

Mengingat tugas yang dilaksanakan oleh operator dengan menggunakan

peralatan, maka secara tidak langsung owner maupun rekanan harus mampu

menentukan klasifikasi operator dan mekanik, ini dapat ditinjau dari tingkat

kesulitan dan resiko keamanan di lokasi pekerjaan.

2.3.6 Faktor Cuaca

Cuaca merupakan suatu dampak yang tidak dapat diprediksi, secara tidak

langsung cuaca akan berpengaruh terhadap kondisi operator itu sendiri, seperti

waktu untuk istirahat sementara makin banyak untuk keperluan pemulihan

stamina dari operator itu sendiri. Untuk setiap 1 Jam kerja yang tersedia akan

terdapat waktu yang hilang sebagai akibat dari cuaca. Prestasi operator akibat dari

pengaruh cuaca dapat diukur dalam satuan menit/jam atau % yakni perbandingan

antara waktu efektif kerja dari tiap jam kerja dengan tiap jam waktu yang tersedia.

Untuk keperluan perhitungan, faktor pengaruh cuaca terhadap prestasi operator

perlu ditetapkan seperti matrik sebagai berikut :

Tabel 2.7 Prestasi operator dan mekanik terhadap cuaca

No

Cuaca

Operator dan Mekanik

Terampil Baik Cukup Sedang

1 Terang, cerah 0,90 0,85 0,80 0,75

2 Terang Panas, berdebu 0,83 0,783 0,737 0,691

3 Dingin, mendung, gerimis 0,75 0,708 0,666 0,624

4 Gelap 0,666 0,629 0,592 0,555

Sumber : Dept. PU (1998)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

19

2.3.7 Job Faktor

Job faktor merupakan job efisiensi yang sebenarnya. Job efisiensi dapat

diartikan perbandingan antara besaran sumber daya yang dikerahkan dengan

keluaran sember daya yang nilainya baru dapat diketahui setelah pekerjaan

selesai. Sebagai penggantinya digunakan Job Faktor ( ETOT) yang artinya

kombinasi dari faktor-faktor yang telah diuraikan secara bersama-sama dan saling

terikat mempengaruhi produksi perlalatan. Besarnya nilai gabungan tersebut dapat

dinyatakan dengan :

Etotal = Eam + Eco + Em + EM (2.4)

dimana :

Eam = Faktor gabungan alat dan medan

Eco = Faktor gabungan cuaca dan operator

Em = Faktor sifat dan kondisi material

EM = Faktor kondisi manajemen

2.3.8 Pengaruh Kelandaian ( Grade Resisten )

Pada saat alat berat bergerak di permukaan yang menanjak, maka selain

tahanan gelinding terdapat gaya yang menahan alat tersebut. Gaya tersebut

dinamakan tahanan kelandaian. Yang dimaksud dengan kenaikan permukaan

sebanyak 1 % adalah kenaikan sebanyak 1 m untuk setiap 100 m jarak horizontal.

Untuk kenaikan 1 % diperlukan tahanan sebesar 10 kg untuk setiap 1 ton berat

alat agar alat tersebut dapat bergerak naik . Rumus :

GR = 10 Kg x 1% x Berat Kendaraan ( ton). (2.5)

2.3.9 Pengaruh Ketinggian ( Altitude )

Makin tinggi suatu tempat , maka akan berpengaruh terhadap kepadatan

lapisan oksigen, dimana hal ini akan berdampak langsung terhadap kinerja mesin

alat berat. Pada mesin 4 langkah akan mengalami pengurangan tenaga mesin

sebesar 3 % pada setiap kenaikan 100 m diatas ketinggian 750 m diatas

permukaan air laut. Jadi sebelum diatas 750 m diatas permukaan air laut tenaga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

20

atau torsi mesin masih belum berkurang. Pengaruh ketinggian tersebut dapat

dinyatakan dengan rumus :

[ 3% x Tenaga Mesin Hp x ((3000 -750)/100)] (2.6)

2.4 Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu muat yang dibutuhkan alat untuk 1 kali

produksi. Perhitungan waktu siklus diberlakukan hanya untuk alat-alat yang tidak

setiap saat berproduksi secara terus menerus. Perhitungan waktu siklus berbeda

untuk setiap jenis alat menurut fungsinya, yakni sebagai berikut.

2.4.1 Waktu Siklus Excavator

Waktu siklus terdiri dari 4 komponen yakni :

- Waktu muat bucket ( digging time ) tm

- Waktu Putar bermuatan ( Swing Loaded time ), tpb

- Waktu buang muatan ( Dumping time ), tb

- Waktu putar kosong / kembali ( Swing Empty time ), tpk

Waktu siklus cycle time adalah : Ct = tm + tpb + tb + tp (menit) (2.7)

Waktu siklus masih dipengaruhi oleh kedalaman galian yaitu :

R = ( Digging depth / Max.spec digging depth )

R = Kedalaman galian (2.8)

Kemampuan alat

Sehingga waktu siklus yang diperhitungkan adalah :

Cta = Ct x R ( Menit ) (2.9)

Cta adalah waktu siklus awal dan kapasitas bucket

Dari rumus waktu siklus diatas terlihat bahwa :

1. Waktu muat sangat mempengaruhi jenis material lunak atau keras dan

kondisi galian

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

21

2. Waktu putar sangat dipengaruhi oleh beban dan jarak buang ( 90 -

180)

3. Waktu buang sangat dipengaruhi oleh cara pembuangan

Jadi dapat disimpulkan waktu siklus cukup rumit dan besarnya nilai waktu

siklus berbeda untuk alat yang berbeda merek walaupun kapasitas bucket sama.

Oleh karena itu diperlukan tabel waktu siklus dan tabel faktor R sebagai pegangan

untuk keperluan perhitungan dalam perancanaan yakni sebagai berikut :

Tabel 2.8 Waktu siklus

Sudut

buang

Kapasitas Bucket

0,25 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,20 1,50 1,70

90 0,20 0,20 0,23 0,23 0,23 0,26 0,26 0,26 0,26 0,28 0,30 0,31 0,33

180 0,25 0,25 0,28 0,28 0,28 0,31 0,31 0,31 0,31 0,33 0,35 0,36 0,38

Sumber : Dept. Pu, 1998

Tabel 2.9 Faktor kedalaman galian

R % Mudah Sedang Agak Sulit Sulit

< 40 0.70 0,90 1,10 1,40

40 – 75 0,80 1,00 1,30 1,60

>75 0,90 1,10 1,50 1,80

Sumber : Dept. PU (1998)

Pada tabel R diatas , yang dimagsud dengan :

a. Mudah - Tanah lunak

- Galian dangkal

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

22

b. Sedang - Pembuangan bebas

- Tanah Biasa

- Kedalaman sedang

c. Agak Sulit - Pembuangan tertentu

- Tanah keras / tanah liat

- Perlu kehati-hatian menggali

d. Sulit - Pembuangan tertentu

- Tanah Keras dan membatu

- Galian kedalaman maksimum

- Perlu kehati-hatian extra

2.4.2 Waktu Siklus Dump Truck

Untuk waktu siklus dump truck terdiri dari 5 komponen waktu yaitu :

- Waktu muat

- Waktu berangkat

- Waktu kembali ( kosong )

- Waktu pembongkaran

- Waktu antri

(Sjachdirin M.et al,1998)

Jadi waktu siklus adalah :

Cmt = n. Cms + 𝐷

𝑉1 + t1 +

𝐷

𝑉2 + t2 ) (2.10)

n = 𝐶𝑙

𝑞𝑙 𝑥 𝐾 (2.11)

Dimana :

Cmt = Waktu siklus dump truck

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

23

n = Jml siklus yang diperlukan excavator untuk mengisi dump truck

Cl = Kapasitas rata-rata dump truck (m3)

ql = Kapasitas bucket (m3)

K = Faktor bucket dari excavator

Cms = Waktu siklus excavator ( menit)

D = Jarak angkut dump truck (m)

V1 = Kecepatan rata-rata truck bermuatan (m/menit)

V2 = Kecepatan rata-rata kosong (m/menit)

t1 = Waktu buang

t2 = Waktu tunggu dan tunda yaitu waktu yang diperlukan untuk

posisi pengisian dan untuk excavator mulai mengisi.

Secara lebih ringkas untuk memudahkan perhitungan maka untuk

perhitungan waktu buang dan waktu tunggu dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut :

Tabel 2.10 Waktu buang dan waktu tunggu

No Kondisi Waktu buang,

Tb ( menit )

Waktu tunggu ,

tt ( menit )

1 Baik 0,50 – 0,70 0,10 – 0,20

2 Sedang 1,00 – 1,30 0,25 – 0,35

3 Kurang 1,50 – 2,00 0,40 – 0,50

Sumber : Dept. PU (1998)

Kriteria kondisi adalah :

Kondisi Baik :

- Pembuangan bebas

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

24

- Tidak perlu manuver

- Antrian tidak terjadi

Kondisi Sedang :

- Pembuangan bebas

- Perlu manuver

- Antrean tidak lebih dari satu unit

Kondisi kurang :

- Pembuangan tidak terbatas

- Perlu manuver extra

- Antrean menumpuk lebih dari dua unit

2.4.3 Waktu Siklus Bulldozer

Waktu siklus yang dibutuhkan untuk suatu bulldozer menyelesaikan satu

siklus (menggusur, ganti perseneling dan mundur) dapat dihitung dengan rumus

berikut:

Cm = 𝐷

𝐹+

𝐷

𝑅+ 𝑍 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) (2.12)

Dimana :

- D = jarak angkut (m)

- F = kecepatan maju (m/menit)

- R = kecepatan mundur (m/menit)

- Z = waktu perseneling.

a. Kecepatan maju dan kecpatan mundur. Biasanya kecepatan maju berkisar

3-5 km/jam dan kecepatan mundur antara 5-7 km/jam.

b. Waktu yang diperlukan untuk ganti perseneling : 0.1 s/d 0.2 menit.

Sedangkan perhitungan produksi persiklus bulldozer adalah :

q = L x H2 x a (2.13)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

25

Dimana :

q = produksi persiklus (m3)

L = lebar sudu/blade (meter)

H = tinggi sudu/blade (meter)

a = faktor sudu/blade

Dalam menghitung produktifitas standar dari suatu bulldozer, volume

tanah yang dipindahkan dalam suatu siklus dianggap sama dengan lebar sudu x

(tinggi sudu)2. Sesungguhnya produksi persiklus akan berbeda-beda tergantung

dari tipe tanah, sehingga faktor sudu di perlukan untuk penyesuaian karena

pengaruh tersebut.

Tabel 2.11 Faktor sudu

Klasifikasi Deajat Pelaksanaan Penggusuran Faktor Sudu

Ringan Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu

penuh tanah lepas : kadar air rendah, tanah berpasir

tak dipadatkan, tanah biasa, bahan/material untuk

timbunan persediaan (stockpile).

1.1-0.9

Sedang Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur

dengan sudu penuh: tanah bercampur kerikil, pasir,

dan batu pecah.

0.9-0.7

Agak sulit Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur

kerikil, tanah liat yang sangat kering dan tanah asli.

0.7-0.6

Sulit Batu- batu hasil ledakan, batu – batu berukuran

besar.

0.6-0.4

Sumber: Rochmanhadi (1985)

2.5 Produktifitas Alat Berat

Langkah pertama dalam membuat estimasi kapasitas alat adalah

menghitung kapasitas operasi alat-alat berat. Hasil perhitungan tersebut kemudian

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

26

dibandingkan dengan pengalaman yang nyata dari pekerjaan-pekerjaan yang

pernah dilakuakan dari pekerjaan-pekerjaan sejenis. Atas dasar perbandingan itu,

terutama pada efesiensi kerjanya, kita dapat menentukan haga besaran estimasi

kapasitas alat yng paling sesuai untuk proyek bersangkutan, sehingga estimasi

kapasitas biaya proyek tidak terlalu besar.

2.5.1 Produksi Excavator

Produksi perjam dari excavator dapat dihitung dengan rumus berikut :

Q = q x 60 x E

Cm (m3/jam) (2.14)

Produksi persiklus (q) :

q = ql x K (2.15)

Dimana :

Q = produksi perjam (m3/jam)

q = produksi per siklus (m3)

Cm = waktu siklus (menit)

E = Job faktor

ql = kapasitas bucket

K = faktor bucket

(Rochmanhadi, 1985)

Tabel 2.12 Faktor bucket

NO Klasifikasi Kondisi Pemuatan Faktor

1 Ringan Menggali dan memuat dari stock pile atau

material yang telah dikeruk oleh excavator lain,

yang tidak membutuhkan gaya gali dan dapat

dibuat munjung dalam bucket.

Tanah berpasir, pasir, tanah koloidal,dengan

kadar air sedang.

1,0 - 0,8

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

27

2 Sedang Menggali dan memuat dari stockpile lepas dari

tanah yang lebih sulit untuk digali dan dikeruk

tetapi dapat dimuat hamper munjung.

Pasir kering,tanah berpasir, tanah campuran

tanah, tanah liat, gravel yang belum disaring,

pasir yang telah memadat dan sebagainya, atau

menggali dan membuat gravel langsung dari

gravel asli.

0,8 –

0,6

3 Agak sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah

yang keras, pasir campur kerikil, tanah

berpasir, tanah koloidal liat, tanah liat dengan

kadar air tinggi, yang telah di stockpile oleh

excavator lain.

Suli untuk mengisi bucket dengan material

tersebut.

0,6-0,5

4 Sulit Bongkahan, batuan besar dengan tak teratur

dengan ruangan diantaranya batuan hasil

ledakan, batu bundar, pasir campur batu-batu

bundar, tanah berpasir tanah campur tanah liat,

tanah liat yang sulit dikeruk dengan bucket.

0,5-0,4

Sumber: Rochmanhadi (1985)

2.5.2 Produksi Dump Truck

Produksi perjam dari dump truck dapat dihitung dengan rumus berikut :

P = C x 60 x E

Cmt (m3/jam) (2.16)

C = n x ql x K (2.17)

Dimana :

P = produksi perjam (m3/jam)

C = produksi per siklus (m3)

Cmt = waktu siklus dump truck (menit)

E = Job faktor

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

28

n = jumlah siklus dari excavator mengisi dump truck

ql = kapasitas bucket

K = faktor bucket

( Sjachdirin M. et.al,1998 )

2.5.3 Produksi Bulldozer

Produksi perjam dari bulldozer dapat dihitung dengan rumus berikut :

Q = q x 60 x E

Cm (m3/jam) (2.18)

Dimana :

Q = produksi perjam (m3/jam)

q = produksi per siklus (m3)

Cm = waktu siklus (menit)

E = Job faktor

(Rochmanhadi, 1985)

2.6 Jumlah Kebutuhan Peralatan

2.6.1 Excavator dan Dump truck

Untuk menghitung kebutuhan peralatan excavator dapat dirumuskan

sebagai berikut ( Rochmanhadi, 1985 ) :

n = V/ (We.S.Q) (2.19)

dimana :

n = jumlah unit peralatan perjenis (unit)

V = volume perjenis pekerjaan (m3)

We = waktu efektif hari kerja (hari)

S = standar jam kerja perhari sesuai peraturan (jam/hari)

Q = produksi peralatan persatuan-satuan waktu (m3/jam)

Untuk pekerjaan berseri, maka rumusan kebutuhan peralatan perseri

kegiatan adalah:

n1 = R x n (unit) (2.20)

n2 = R x n1 (unit) dst (2.21)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

29

dimana:

R = perbandingan produksi peralatan pada kegiatan seri 1 dengan

produksi peralatan pada kegiatan seri 2.

R = 𝑄

𝑄1 (2.22)

R2 = 𝑄1

𝑄2 (2.23)

n, n1, n2, dst, adalah jumlah unitperjenis alat yang sesuai dengan jenis kegiatan.

(Ir. Susy Fatena Rostiyanti, 2002)

2.6.2 Bulldozer

Untuk menghitung kebutuhan peralatan bulldozer dapat dirumuskan

sebagai berikut ( Rochmanhadi, 1985 ) :

n = V/ (We.S.Q) (2.24)

dimana :

n = jumlah unit peralatan perjenis (unit)

V = volume perjenis pekerjaan (m3)

We = waktu efektif hari kerja (hari)

S = standar jam kerja perhari sesuai peraturan ( jam/hari)

Q = produksi peralatan persatuan-satuan waktu (m3/jam)

2.7 Biaya Operasional

Biaya operasional adalah merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan

agar alat dapat bekerja, berikut adalah biaya yang harus dikeluarkan :

a. Biaya bahan bakar

BBM = ( 0,80 .N .S / E) x H bbm ( Rp/jam ) (2.25)

Dimana :

N = Tenaga alat

S = kebutuhan spesifik bahan bakar

S = 0,22 Liter /HP .jam Untuk mesin Bensin

S= 0.55 Liter /Hp. Jam Untuk mesin solar

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

30

Hbbm = Harga BBM non subsidi, harga industry

E = job faktor alat yang dipengaruhi pengoperasian alat, nilainya

sama dengan job faktor yang ditetapkan pada perhitungan

produksi.

b. Biaya Oli pelumas

Untuk Mesin

BB. Om = [ (C/T) + ( S / E) ] N x Hbop ( Rp / jam ) (2.26)

Dimana :

C = 0,13 liter / HP

T = Pergantian minyak pelumas = 250 jam operasi

S = kehilangan karena penguapan dan rembesan melalui seal

dengan besaran 0,0005 liter / Hp jam

Untuk Transmisi, meliputi Tarque Converter, main cluth, stering cases,

differential, final drive.

BBOt = [(C/T) + ( S / E)] x N.Hbop ( Rp / jam ) (2.27)

Dimana :

C = Kapasitas transfer sesuai spesifikasi alat, C = 0.223 liter /Hp

T = interval waktu penggantian minyak pelumas = 1000 jam

S = Hilangnya penguapan atau rembesan pada seal = 0,0003 liter / Hp

E = faktor pengaruhi beban dan jam operasional, dimana nilainya

sama dengan job faktor yang ditetapkan pada perhitungan

produksi.

N = Tenaga yang tersedia pada spesifikasi alat ( HP ).

Hbop = Harga bahan pelumas ( Rp / liter )

c. Biaya bahan hidroulic

Dimana ditentukan sebagai berikut :

BBH = [(C/T) + (S/E)] x N.Hbbh ( Rp/jam ) (2.28)

Dimana, C adalah Kapasitas tangki persediaan bahan hydraulic dengan

nilai seperti pada tabel berikut :

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

31

Tabel 2.13 Kapasitas bahan hydraulic alat alat berat

No. Jenis Alat C (liter/HP)

1 Excavator 2,875

2 Dump Truck 0.62

Sumber : Dept. PU (1998)

T = interval waktu pergantian = 2000 jam operasional

S = Spesifik penggantian minyak yang hilang akibat penguapan atau

kebocoran seal dengan nilai sebagai berikut :

= 0,0003 liter / HP untuk alat Dump Truck

= 0,00064 liter / HP untuk ekskavator

E = Job faktor mempengaruhi beban dan jam operasi

N = Tenaga mesin HP

Hbbh = Harga bahan hidrolik ( Rp / Liter )

d. Biaya bahan gemuk

Ditentukan sebagai berikut :

BBG = S/E x N x Hbbg ( Rp/ Jam ) (2.29)

e. Biaya filter – filter

Ditentukan berdasarkan biaya – biaya bahan bakar, pelumas dan Hidraulic

serta grease yaitu :

BBF =0,50 ( BBM + BBO + BBH + BBG ) ( Rp / jam ) (2.30)

f. Biaya bahan pokok

Yang dimaksudkan disini biaya ban, selang, atau pipa - pipa

Biaya bahan pokok ditentukan sebagai berikut :

BBP = Hbbp / T ( Rp / jam ) (2.31)

Dimana :

Hbbp = harga bahan pokok ( Rp ) (2.32)

T = umur ekonomis bahan pokok ( Jam ) (2.33)

Untuk jenis alat Dump truck pada kondisi sedang dalam satuan T ( jam )

adalah 2500 jam.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Berat - sinta.unud.ac.id 2.pdf · 5 - Alat Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat pemroses material

32

g. Biaya operator

Untuk biaya operator mengikuti hasil survey.

h. Biaya pemeliharaan

perbaikan yang dimagsud disini adalah untuk pemeliharaan, biaya

pemeliharaan / perbaikan ditentukan sebagai berikut :

BPP = f x [(Hp – Hbbp) / UE ] ( Rp / jam ) (2.34)

Dimana :

HP = Harga pokok peralatan ( Rp )

Hbbp = Harga ban ( Rp )

UE = Umur ekonomis alat

i. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi

Biaya mobilisasi dan demobilisasi adalah biaya yang harus dibayarkan

untuk mendatangkan alat dan mengembalikan kembali alat apabila tidak

digunakan, biasanya pengangkutan ini menggunakan truk Lowbed Trealer

mengenai biaya mengikuti hasil survey untuk wilayah Denpasar.

2.8 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Alat

Hasil kerja atau produksi peralatan adalah equivalen dengan jumlah biaya

yang dikeluarkan dalam penggunaan peralatan. Maka dari itu harga hasil kerja per

satu – satuan volume yang disebut Harga Satuan Pekerjaan ( HSP ) alat adalah

hasil bagi antara biaya penggunaan alat dengan hasil kerja atau produksi alat.

HSP .A = B / Q ( Rp / jam ) (2.35)

Dimana :

B = Biaya penggunaan alat ( Rp / jam)

Q = Produksi alat ( m3 / jam )