13 BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya: Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”. George R. Terry dalam buku dengan judul “Principlesof Manajemen” memberikan definisi: “ Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. James A. F. Stoner, menyatakan bahwa “Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang”. Bila kita simpulkan maka manajemen berarti proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Namun, mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian. 1. Manajemen sebagai suatu proses. repository.unisba.ac.id
Text of BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris),
turunan dari kata “ to
manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata
laksanaan. Sehingga
manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya)
mengatur, membimbing dan
memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang
sedang digarap dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang
memberikan definisi
tentang manajemen, diantaranya:
Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul
“Principles of
Management” mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan
pencapaian
sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain”.
George R. Terry dalam buku dengan judul “Principlesof Manajemen”
memberikan
definisi: “ Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan
sebelumnya.
James A. F. Stoner, menyatakan bahwa “Manajemen adalah seni untuk
melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang-orang”. Bila kita simpulkan maka
manajemen berarti
proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain.
Namun, mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang
mengartikan dengan
ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya.
Pengertian manajemen dapat
dilihat dari tiga pengertian.
repository.unisba.ac.id
14
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni.
Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari
pengertian menurut:
1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana
pelaksanaan suatu tujuan
tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan
melalui kegiatan orang
lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai
tujuan.
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu
dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari
orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau
kumpulan orang-orang
inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung
jawab terhadap
terlaksananya suatutujuan atau berjalannya aktivitas manajemen
disebut Manajer.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas
manajemen
dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian
manajemen sebagai suatu
ilmu dan seni dari:
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of
the executive, bahwa
manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown
Harold, Koontz Cyril
O’donnel dan Geroge R. Terry.
2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni
dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dari devinisi di atas
dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya
melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan
dan pengawasan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
repository.unisba.ac.id
15
Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen
yang mempunyai
peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
sebelumnya. Banyak sekali ahli yang mengemukakan tentang fungsi
manajemen ini. Ambil
contoh misalnya George R. Terry. dia menyebutkan bahwa fungsi
manajemen terdiri dari:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (Penggerakkan)
d. Controlling (Pengawasan)
Sedangkan Harold Koontz dan Cyril O’Donnel membagi fungsi manajemen
menjadi:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
e. Controlling (Pengawasan)
Tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Henry Fayol
mengemukakan bahwa
fungsi manajemen terdiri dari:
repository.unisba.ac.id
16
Ahli lain yang bernama Lyndall F. Urwick menambahkan pendapat Henry
Fayol
dengan Forecasting (Peramalan), sehingga urutannya menjadi:
a. Forecasting (Peramalan)
b. Planning (Perencanaan)
c. Organizing (Pengorganisasian)
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Reporting (Pelaporan)
g. Budgeting (Anggaran).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini Anda akan mempelajari uraian
singkat tentang fungsi
manajemen yang paling banyak digunakan.
Perencanaan (Planning)ialah fungsi manajemen yang harus bisa
menjawab rumus 5W1H.
WHAT(apa) yang akan dilakukan, WHY (mengapa) harus melakukan
apa,WHEN (kapan)
melakukan apa, WHERE (dimana) melakukan apa, WHO (siapa) yang
melakukan apa, HOW
(bagaimana) cara melakukan apa.
tugas. Siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada
siapa.
repository.unisba.ac.id
17
menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh
kesadaran tanpa paksaan.
Pengawasan ( Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu
proses untuk mengukur
atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan
pelaksanaan. Dengan
adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan
atau penyimpangan.
Disamping itu, Forecasting (Peramalan)sering dijadikan sebagai
bahan pertimbangan.
Forecasting ialah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau
mengadakan taksiran terhadap
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang
lebih pasti dapat
dilakukan.
2.3 Prinsip Manajemen
Di atas telah dijelaskan bahwa manajemen itu berarti proses
pencapaian tujuan melalui kerja
orang lain. Untuk dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien
maka harus didasarkan
pada prinsip-prinsip manajemen.
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang
bersifat pokok yang tidak
boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya
harus diusahakan agar
prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus
luwes, yaitu bisa saja
diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Menurut Henry Fayol,
prinsip-prinsip manajemen
terdiri dari empat belas macam, yaitu:
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat
kerja, seorang
manajer hendaknya tidak bersifat pilih kasih atau pilih bulu,
melainkan harus bersikap
sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan
jelas
repository.unisba.ac.id
18
atasan langsung.
3. Disiplin
Disiplin ialah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata
(bekerja sesuai
dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya)
berdasarkan
rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah
ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu
jenis perintah
dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian),
bukan dari
beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para
karyawan/kerabat kerja
tersebut.
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh
seorang atasan
langsung serta didasarkan pada rencana kerjayang sama (satu tujuan,
satu rencana,
dan satu pimpinan).
Ketika seseorang sedang bekerja sebagai kerabat kerja, maka semua
kepentingan
pribadi harus dikesampingkan/diabaikan atau disimpan dalam
hati.
7. Penggajian
Pemberian gaji dan cara pembayarannya hendaknya diusahakan sedapat
mungkin bisa
memuaskan.
dipegang oleh administrator (sentralisasi/dari pusat).
repository.unisba.ac.id
19
9. Jenjang jabatan (hierarki)
Para karyawan harus tunduk dan taat kepada mandor, para mandor
harus tunduk dan
taat kepada kepala seksi (manajemen tingkat rendah), para kepala
seksi harus tunduk
dan taat kepada kepala bagian (manajemen tingkat menengah) dan para
kepala bagian
harus tunduk dan taat kepada administrator (manajemen tingkat
atas).
10. Tata tertib
Di dalam tata tertib terdapat perintah dan larangan, perizinan dan
berbagai peraturan
lainnya yang menjamin kelancaran pekerjaan segenap kerabat kerja
tanpa kecuali.
11. Keadilan
Segenap karyawan harus dianggap sama pentingnya dan sama baiknya
serta kalau
terjadi perselisihan antar mereka tidak bolehada yang dibela,
melainkan harus dilerai
melalui musyawarah dan mufakat berdasarkan rasa kekeluargaan.
12. Pemantapan jabatan
jabatannya.
13. Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif yang timbul di kalangan kerabat kerja
hendaknya mendapat
penghargaan/sambutan yang layak.
14. Solidaritas atau rasa setia kawan
Rasa setia kawan biasanya muncul berkat kerja sama dan hubungan
baik antar kawan.
Hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan yang
positif,
konstruktif dan rasional.
2.4 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasional
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57), diferensiasi,
biaya rendah dan respons
yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif
dalam sepuluh wilayah
manajemen operasional. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan
operasi (operations
decisions). Berikut sepuluh keputusan manajemen operasional yang
mendukung misi dan
menerapkan strategi:
Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses
transformasi yang
akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia
bergantung pada
keputusan perancangan.
b. Kualitas.
dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas
tersebut.
c. Perancangan proses dan kapasitas.
Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen
dalam
hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan
pemeliharaan yang
spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan
struktur biaya dasar
suatu perusahaan.
e. Perancangan tata letak.
dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak.
f. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan.
repository.unisba.ac.id
21
Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan
rancang sistem.
Karenanya, kualitas lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian
yang dibutuhan,
dan upah yang harus ditentukan dengan jelas.
g. Manajemen rantai pasokan.
Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus
dibeli.
h. Persediaan.
perencanaan produksi dan sumber daya manusia dipertimbangkan.
i. Penjadwalan.
j. Pemeliharaan.
Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang
diinginkan.
2.4.1 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi
Menurut Sofjan Assauri (2008:27) ruang lingkup Manajemen Operasi
dan Produksi
mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi,
serta pengoperasian dari
sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau
desain dari sistem
produksi dan operasi meliput :
1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk).
Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk,
berupa barang dan
jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas
yang baik. Oleh karena
itu setiap kegiatan produksi dan operasi harus di mulai dari
penyelesaian dan
perancangan produk yang akan di hasilkan. Kegiatan ini harus
diawali dengan kegiatan-
kegiatan penelitian atau riset, serta usaha-usaha pengembangan
produk yang sudah ada.
Dengan hasil riset dan pengembangan produk, maka diseleksi dan di
putuskan produk
repository.unisba.ac.id
22
apa yang akan dihasilkan dan bagaimana desai dari produk itu, yang
mnggambarkan pula
spesifikasi dari produk tersebut.
Setelah produk didesain, maka kegaitan yang harus dilakukan untuk
merealisasikan
usaha untuk menghasilkanya adalah menentukan jenis prose yang akan
di pergunakan
serta peralatanya.
Untuk menjamin kelancaran perusahaan maka sangat penting peran dari
pemilihan lokasi
dan site perusahaan dan unit produksinya. Dalam pemilihan lokasi
dan site tersebut,
perlu memperhatikan faktor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan
dari sumber-
sumber bahan dan masukan (inputs), serta biaya pengangkutan dari
barang jadi kepasar.
4. Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses.
Rancangan tata letak harus mempertimbangkan berbagai faktor antara
lain adalah
kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu pergerakan dalam
proses, kemungkinan
kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses akan
meminimalisasi biaya yang
timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling.
5. Rancangan tugas pekerjaan.
Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi
kerja harus disusun,
karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaaan tugas pekerjaan,
merupakan alat atau
wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu pencapaian tujuan
erusahaan atau unit
produksi dan operasi tersebut.
repository.unisba.ac.id
23
Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan
tentang maksud dan
tujuan produksi dan operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan
dasar atau kunci untuk
lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan
mutu atau kualitas.
Pembahasan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan
mencakup
(Sofjan Assauri, 2008:29) :
Dalam rencana produksi dan operasi harus tercakup penetapan target
produksi,
sdieduling, routing, dispatching dan follow-up. Perencanaan
produksi dan operasi
merupakan kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi dan
operasi.
2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
baku
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh
kelancaran tersedianya
bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi
tersebut.
3. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan
peralatan.
Dalam pembahasan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan
ini akan dicakup
tentang penting dan peranan dari kegiatan pemeliharaan atau
perawatan, macam-macam
kegiatan pemeliharaan atau perawatan, syarat-syarat bagi
terlaksananya kegiatan
pemeliharaaan atau perawatan yang efektif dan efisin, serta proses
pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan mesin dan peralatan.
4. Pengendalian mutu.
Terjaminya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi
menentukan
keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan operasi. Dalam
rangka ini maka
perlu di pelajari kegiatan pengendalian mutu. Pembahasan yang
tercangkup dalam
pengenalian mutu antara lain adalah maksud dan tujuan kegiatan
pengendalian mutu,
proses kegiatan perencanaan dan pengendalian mutu, peran
pengendalian proses dan
repository.unisba.ac.id
24
produk dalam pengendalian mutu, tekhnik dan perlatan pengendalian
mutu, serta
pengendalian mutu secara statistik (statistical quality
control).
5. Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia).
Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan
oleh kemampua
dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya
manusianya
2.5 Strategi Manajemen Operasional
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:51), perusahaan mencapai
misi mereka melalui
tiga cara yakni:
Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan.
Diferensiasi harus
diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup
segala sesuatu
mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai dimana konsumen
dapatkan
darinya.
Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum
sebagaimana yang
diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh
keputusan manajemen
operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap
memenuhi nilai
harapan pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau
kualitas barang
menjadi rendah.
Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran
barang yang
tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan kinerja yang
fleksibel. Respons
yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan memenuhi perubahan
yang terjadi
di pasar dimana terjadi pembaruan rancangan dan fluktuasi
volume.
repository.unisba.ac.id
25
Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para
manajer operasi untuk
meraih keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing berarti menciptakan
sistem yang
mempunyai keunggulan unik atas pesaing lain. Idenya adalah
menciptakan nilai pelanggan
(customer value) dengan cara efisien dan efektif.
2.6 Pengertian Manajemen Operasi
Manajemen operasi dan produksi terdiri dari kata manajemen dan
operasi/produksi.
Para ahli manajemen, mempunyai banyak definisi tentang manajemen.
Manajemen adalah
tindakan atau kegiatan merencanakan, mengorganisir, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan
mengontrol untuk mencapai tujuan organisasi. Operasi adalah
kegiatan untuk mengubah
input menjadi sehingga lebih berdaya guna daripada bentuk aslinya.
Operasi sering
didefinisikan sebagai transformasi input (manusia, mesin, modal,
dan manajemen) menjadi
output (barang dan jasa) dengan tujuan meningkatkan nilai (value).
Ini menegaskan bahwa
tujuan dari operasi adalah menciptakan nilai. Proses transformasi
itu sendiri dapat
digambarkan sebagai serangkaian aktivitas sepanjang rantai nilai
(value chain) dari mulai
supplier ke konsumen. Aktivitas yang tidak meningkatkan nilai harus
dihilangkan.
Manajemen operasi mendesain, mengelola, dan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas
produksi/sistem transformasi input tersebut. Dalam manajemen
operasi, perusahaan
menjamin bahwa proses transformasi yang dilaksanakan memiliki nilai
yang lebih besar
dibandingkan dengan penjumlahan input-input yang digunakan.
Sedangkan istilah produksi dan operasi sering dipergunakan dalam
suatu organisasi
yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang
maupun jasa. Manajemen
produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya dana serta bahan secara efektif dan
efisien untuk
repository.unisba.ac.id
26
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.
Dengan pengertian ini,
maka dalam istilah manajemen tercakup semua kegiatan atau aktivitas
yang menghasilkan
barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung atau
menunjang usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa itu. Sehingga dengan demikian
dapatlah disadari bahwa
manajemen produksi dan operasi selalu terdapat dan berguna hampir
semua organisasi,
seperti pabrik pengolahan atau indsutri manufaktur, perbankan,
perhotelan, pelayanan dan
sebagainya. (Sofjan Assauari, 2008:19).
Adapun beberapa pakar yang mengartikan manajemen operasi yang
berbeda-beda di
antaranya adalah sebagai berikut:
Menurut Soentoro Ali Idris (2001: 1) dalam bukunya cara mudah
belajar Manajemen
Operasi bahwa dari perkembangan dari konsep produksi yang
menyangkut masalah produksi
riel. Jadi operasi (operation) merupakan proses transformasi input
menjadi output yang
mempunya nilai lebih tinggi dibandingkan inputnya.
Manajemen operasional menurut Richard L. Daft (2006 : 216) adalah
“bidang
manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta
menggunakan alat – alat dan
tekhink – tekhnik khusus untuk memecahkan masalah – masalah
produksi”.
Sedangkan Manajemen operasi menurut Chase, Jacobs, dan Aquilano
(2004:6) adalah
suatu rancangan operasi dan perbaikan dari suatu sistem penyampaian
yang dibuat terutama
barang dan jasa. Dengan kata lain suatu barang atau jasa tidak
dapat diproduksi jika tidak ada
pengendalian manajemen operasional dari suatu perusahaan atau
organisasi.
Selain itu menurut Berry Render dan Jay Heizer yang diterjemahkan
oleh
Dwianoegrahwati S. dan Indra Almahdy ( 2006:4) manajemen operasi
adalah “Serangkaian
repository.unisba.ac.id
27
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
dengan mengubah input
menjadi output”.
Dari penjelasan manajemen operasi menurut beberapa para ahli di
atas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa manajemen operasi adalah perencanaan
rancangan desain,
pengendalian operasi, dan pengembangan sistem dan teknik untuk
menciptakan dan
mendistribusikan sumber daya yang ada menjadi barang dan jasa yang
lebih bernilai dan
bermanfaat.
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen.
Pengendalian dilakukan
dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga
dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Satu hal
yang harus dipahami,
bahwa pengendalian dan pengawasan adalah hal yang berbeda karena
pengawasan
merupakan bagian dari pengendalian. Dalam pelaksanaan pengendalian
kualitas ada beberapa
faktor yang dapat menentukan atau setidaknya terpengaruh terhadap
baik atau tidaknya
kualitas dari produk yang dihasilkan. Seperti kualitas bahan baku
dengan mutu terbaik agar
dapat menghasilkan keluaran atau output yang bermutu pula. Akan
tetapi tidak hanya bahan
baku saja yang berpengaruh terhadap produksi, aspek lain juga ikut
mempengaruhi mutu dari
output tersebut. Aspek lain tersebut diantarnya adalah mesin,
tenaga kerja, ataupun teknologi.
Dengan terpenuhinya setiap aspek – aspek tersebut akan memperlancar
proses produksi dan
juga menghindari waktu tunggu (lead time), yang akan memberikan
banyak manfaat bagi
industri dan akan menaikan pencritraan dimata konsumen.
Pengendalian menurut Nafarin (2007:30) menjelaskan bahwa
pengendalian berarti
mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan
cara:
a. membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
repository.unisba.ac.id
28
b. melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila
terdapat penyimpanan
merugikan.
yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan yaitu
perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras
dengan standar.
Sedangkan menurut Welsch (2000:5) pengawasan dan pengendalian
didefinisikan
sebagai proses mengukur dan mengevaluasai kinerja aktual dari
setiap bagian organisasi dari
suatu perusahaan dan kemudian melaksanakan tindakan perbaikan
apabila diperlukan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah
suatu usaha
yang di lakukan sebuah perusahaan dengan rancangan yang sudah di
tentukan oleh
perusahaan dilakukan sebelum proses dan setelah proses yakni hingga
hasil akhir untuk
menentukan standarisasi apa yang harus di dicapai, dan membuat
tindakan yang tepat apabila
perlu dilakukan perbaikan – perbaikan sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai.
2.8 Pengertian Mutu
Mutu merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan
suatu produk
menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti harga
dan pelayanan. Produk
yang bermutu akan memiliki daya saing dan tingkat keberterimaan
yang tinggi. Mutu
menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu
tidak semata – mata
menjadi tanggung jawab bagian produksi namun menjadi perhatian
semua pihak dalam
perusahaan. Goetshc dan Davis dalam Fandy Tjiptono (2005:10)
mendefinisikan “mutu
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Istilah mutu
sering diucapkan dalam
kehidupan sehari – hari. Namun dalam praktek, pengertian mutu dapat
beraneka ragam. Mutu
repository.unisba.ac.id
29
biasanya dinilai dari penampilan, tingkat kerja, atau pemenuhan
terhadap persyaratan. Suatu
produk dikatakan bermutu jika eksklusif, harganya mahal, memiliki
ketelitian tinggi, lebih
tahan lama, lebih kuat, lebih menarik, atau lebih nyaman dipakai.
Mutu dari sudut pandang
setiap orang pasti berbeda, demikian pula mutu dari sudut pandang
konsumen dan produsen .
Berikut adalah beberapa pengertian mutu menurut para ahli :
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:92) yang diadopsi oleh
American Society
for Quality Control, pengertian mutu adalah totalitas bentuk dan
karakteristik barang atau
jasa yang menunjukan kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan yang tampak
jelas maupun yang tersembunyi.
Sedangkan menurut Kotler ( 2002 : 67 ), “Mutu adalah keseluruhan
ciri serta sifat dari
suatu produk yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat.”
yang diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu
tersebut untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa setiap
produk yang
diciptakan oleh perusahaan bertujuan untuk memenuhi suatu
persyaratan tertentu dan
kebutuhan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan tertentu tersebut maka
diperlukan unsur dan
karakteristik tertentu untuk kebutuhan tersebut.
Tidak ada suatu definisi mutu yang secara universal dapat
diterapkan pada semua
jenis organisasi atau perusahaan. Setiap perusahaan perlu
mendefinisikan arti mutu bagi
dirinya dalam melayani pelanggan, karyawan, pemilik saham, pasar,
dan masyarakat.
repository.unisba.ac.id
30
Pengertian mutu sedapat mungkin mencerminkan visi organisasi, misi,
dan nilai – nilai yang
dianut perusahaan.
2.9.1 Pengertian Pengendalian Mutu
berkesinambungan, sistemati, dan objektif dalam memantau dan
menilai barang, jasa,
maupun pelayanan yang dihasilkan perusahaan atau institusi
dibandingkan dengan standar
yang ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang ditemukan dengan
tujuan memperbaiki
mutu.
Pengendalian mutu menurut (Sukanto, 2000 : 245), “Alat bagi
manajemen untuk
memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan
kualitas yang sudah tinggi
dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.”
Menurut Vincent Gasperz (2005:480) pengendalian mutu adalah
aktivitas yang
berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, dan bukan berfokus
pada upaya
mendeteksi kerusakan saja.
Menurut C. Rudy Prihantoro (2013:6) Pengendalian mutu adalah suatu
sistem kendali
yang efektif untuk mengkoordinasikan usaha – usaha penjagaan
kualitas, dan sehingga
diperoleh suatu produksi yang sangat ekonomis serta dapat memuaskan
kebutuhan dan
keinginan konsumen.
pengecekan atau evaluasi dan aksi perbaikan terhadap masalah yang
berkaitan dengan
kualitas.
Jadi menurut pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengendalian
mutu adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menetapkan dan
mencapai standar dengan
melakukan pengawasan, pengujian, pengendalian, dan perbaikan pada
bahan baku dari awal
produksi hingga akhir demi mencapai standar yang diinginkan.
2.9.2 Tujuan Pengendalian Mutu
dalam kegiatan pengendalian mutu, setiap perusahaan pasti memiliki
tujuan tertentu
yang telah ditentukan. Oleh karena itu kegiatan pengendalian mutu
merupakan hal yang
penting untuk dilakukan perusahaan demi mencapai tujuan dan
keberhasilan dalam proses
produksi.
adalah :
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang
telah ditetapkan
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat diperkecil sekecil
mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan
menggunakan mutu
produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah
mungkin.
Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan
bahwa
kualitas mutu produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar kualitas yang telah
ditetapkan dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin.
Pengendalian mutu juga tidak
repository.unisba.ac.id
32
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal
ini disebabkan karena
semua kegiatan produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya
barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana
penyimpangan –
penyimpangan yang terjadi diusahakan serendah – rendahnya.
2.9.3 Manfaat Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality
Control)
Menurut Sofjan Assauri (2001:223), manfaat/ keuntungan melakukan
pengendalian
kualitas secara statistik adalah:
1. Pengawasan (control), di mana penyelidikan yang diperlukan untuk
dapat
mentapkan statistical control mengharuskan bahwa syarat-syarat
kualitas pada
situasi itu dan kemampuan prosesnya telah dipelajari hingga
mendetail. Hal ini
akan menghilangkan beberapa titik kesulitan tertentu, baik dalam
spesifikasi
maupun dalam proses.
dijalankannya pengontrolan, maka dapat dicegah terjadinya
penyimpangan-
penyimpangan dalam proses. Sebelum terjadi hal-hal yang serius dan
akan
diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan (process
capability)
dengan spesifikasi, sehingga banyaknya barang-barang yang diapkir
(scrap) dapat
dikurangi sekali. Dalam perusahaan pabrik sekarang ini, biaya-biaya
bahan sering
kali mencapai 3 sampai 4 kali biaya buruh, sehingga dengan
perbaikan yang telah
dilakukan dalam hal pemanfaatan bahan dapat memberikan penghematan
yang
menguntungkan.
jalan mengambil sampel-sampel dan mempergunakan sampling
techniques, maka
repository.unisba.ac.id
33
hanya sebagian saja dari hasil produksi yang perlu untuk diperiksa.
Akibatnya
maka hal ini akan dapat menurunkan biaya-biaya pemeriksaan.
2.10 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mutu
Mutu dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa suatu
barang dapat
memenuhi tujuannya. Seringkali terdapat permasalahan pada mutu oleh
beberapa faktor.
Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
menurut Basterfield
(2009:180):
Faktor tenaga kerja sangat berperan penting dalam menentukan
kualitas produk
dari tahap perencanaan produk tersebut sampai ke tangan
konsumen.
b. Materials (bahan baku)
Kualitas bahan baku akan sangat mempengaruhi kualitas dari suatu
barang dan
jasa. Jadi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa yang
berkualitas maka
bahan baku yang tersedia harus berkualitas juga.
c. Method (metode kerja)
d. Metode kerja yang digunakan suatu organisasi akan sangat
mempengaruhi
kualitas dari hasil produksi barang atau jasa. Metode kerja
haruslah baik dari
perencanaan sampai ke pelaksanaannya.
Pengendalian, penggunaan dan perawatan mesin haruslah dilakukan
dengan baik
agar proses produksi dapat berjalan dengan lancer sehingga mencapai
hasil yang
diharapkan.
repository.unisba.ac.id
34
sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer dan
menghasilkan produk
yang sesuai dengan harapan.
2008:396):
2. Mesin dan alat produksi lain tidak digunakan secara tepat
3. Desain tidak sesuai harapan pelanggan
4. Inspeksi dan pengujian tidak tepat
5. Tempat penyimpanan barang dan pengemasan tidak memadai
6. Waktu pengiriman tidak tepat
7. Sistem penandaan tidak jelas
8. Tenaga ahli/terlatih yang dapat menganalisa penyimpanan
kurang
9. Kesadaran akan mutu rendah
10. Komunikasi tidak lancar
Dari masalah di atas tersebut ada sebagian masalah yang mudah
diperbaiki, seperti
tidak sesuainya bahan baku atau penggunaan peralatan kerja yang
salah, namun sebagian lain
sangat sulit diperbaiki, seperti kurang nya kesadaran akan mutu.
Dengan memperbaiki
kekurangan yang terjadi di atas, masalah mutu dapat diminimalkan.
Perbaikan atau
pencegahan yang mungkin terjadi pada faktor penyebab rendahnya mutu
akan membawa
perusahaan menuju ke tujuan yang diharapkan. Secara khusus mutu
juga turut berpengaruh
kepada perusahaan dalam hal – hal sebagai berikut:
1. Citra perusahaan
Mutu produk dari suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap
reputasi perusahaan.
Setiap perusahaan harus mengusahakan produknya memenuhi syarat mutu
sehingga
membawa citra positive bagi perusahaan itu
2. Keunggulan
Produk yang bermutu baik tentu akan disukai oleh pelanggan,
sehingga permintaan
meningkat dan serta mendorong kearah peningkatan keuntungan dan
pangsa pasar.
Produk yang bermutu baik juga meningkatkan pemenuhan kesesuaian
terhadap
persyaratan, sehingga mengurangi pengerjaan ulang (rework) atau
produk yang
terbuang (scrape). Dengan demikian biaya menjadi lebih rendan dan
keuntungan
meningkat.
Produktivitas dan mutu saling berkaitan. Produk yang bermutu rendah
akan
mempengaruhi produktivitas selama proses pembuatan. Dengan
demikian,
peningkatan dan pemeliharaan mutu dapat memberikan efek positive
bagi
produktivitas perusahaan.
4. Liabilitas
produk tersebut.
Menurut Schroeder (2000:135) usaha pengendalian mutu yang baik
haruslah dapat
dikelola dengan baik, tersistem dan menyeluruh sesuai dengan
langkah-langkah sebagai
berikut:
repository.unisba.ac.id
36
yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Setelah itu
dilakukan
perencanaan tentang atribut produk yang dapat memenuhi
karakteristik kualitas
tersebut.
2. Memutuskan cara mengukur setiap kualitas produk tersebut
Dalam tahap ini harus ditentukan metode atau alat yang akan
digunakan untuk
mengukur apakah karakteristik produk tersebut telah berkualitas
atau belum.
3. Memutuskan standar kualitas
Dalam tahap ini ditentukan standar yang akan menjadi pembatasan
kualitas suatu
produk.
Dalam tahap ini dilakukan program inspeksi dengan mengambil
beberapa sampel
yang akan diuji apakah sudah memenuhi standar yang telah ditentukan
atau
belum.
5. Menemukan dan memperbaiki sebab-sebab kualitas yang
rendah.
Jika dalam inspeksi ditemukan kualitas yang rendah dan tidak sesuai
dengan
standar yang telah direncanakan maka harus dicari penyebab
rendahnya kualitas
tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan merencanakan dan merancang
tindakan
perbaikan terhadap kualitas yang rendah tersebut.
Menurut Ravianto dalam buku Konsep Pengendalian Mutu mengatakan
proses
pengendalian mutu adalah memutarkan siklus PDCA, yaitu melakukan
perencanaan,
pengerjaan atau proses, pengecekan atau evaluasi dan aksi perbaikan
terhadap masalah yang
berkaitan dengan kualitas. Hakikatnya siklus PDCA adalah suatu
metode untuk melakukan
perbaikan secara berkelanjutan. Siklus PDCA ditunjukan oleh gambar
berikut:
repository.unisba.ac.id
37
Siklus PDCA merupakan penerapan dari konsep pengendalian mutu dan
untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, maka pengendalian mutu harus
dilakukan dengan
maksimal pula, caranya dengan menerapkan asas-asas pengendalian
mutu maksimal.
Menerapkan asas-asas pengendalian mutu maksimal perlu
langkah-langkah pada masing-
masing tahapan, antara lain:
a. Tahapan perencanaan (Plan)
1. Harus ditentukan proses mana yang perlu diperbaiki, yaitu proses
yang berkaitan
erat dengan misi organisasi dan tuntutan pelanggan.
2. Menentukan perbaikan apa yang akan dilakukan terhadap proses
yang dipilih.
3. Menentukan data dan informasi yang diperlukan untuk memilih
proses yang
paling relevan dengan perusahaan.
1. Mengumpulkan informasi dasar tentang jalannya proses yang sedang
berlangsung.
2. Melakukan perubahan yang dikehendaki untuk dapat diterapkan,
dengan
menyesuaikan keadaan nyata yang ada, sehingga tidak menimbulkan
gejolak.
3. Kembali mengumpulkan perbaikan atau tidak.
c. Tahap Pemeriksaan (Check)
Menafsirkan perubahan dengan menyusun data yang sudah terkumpul
dalam grafik.
Grafik yang lazim dipakai dalam dalam pengendalian mutu, yaitu
analisis,
merangkum serta menafsirkan data dan informasi untuk mendapatkan
kesimpulan.
d. Tahap Tindakan Perbaikan (Action)
1. Memutuskan perubahan mana yang akan diimplementasikan, jika
perubahan yang
dilakukan berhasil bagi perbaikan preses, maka perlu disusun
prosedur yang baku.
2. Adanya pelatihan ulang dan tambahan bagi karyawan agar adanya
perubahan yang
baik.
3. Pengkajian apakah mempunyai efek negative pada bagian lain atau
tidak.
4. Penentuan perubahan untuk menjaga agar seluruh karyawan
melaksanakan apa
yang diharapkan dalam prosesdur yang telah digariskan.
2.12 Statistical Quality Control
Stastistical Quality Control adalah alat bantu manajemen untuk
menjamin kualitas.
Pengujian statistic diperlukan untuk menyelesaikan masalah seperti
ini, dan dalam Statistical
Quality Control teknik teknik tersebut diaplikasikan guna memeriksa
dan menguji data untuk
menentukan standard an mengecek kesesuaian produk untuk mencapai
operasi manufaktur
yang maksimum dam biasanya menghasilkan biaya kualitas yang lebih
rendah dan
repository.unisba.ac.id
39
menaikkan tingkat posisi kempetitif. Ada pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut.
statistical quality control adalah sebuah teknik statistik yang
digunakan secara luas untuk
memastikan bahwa proses memenuhi standar.
Menurut Sofjan Assauri (2009:291) mengemukakan bahwa pengertian
dari statistical
quality control adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga
standar yang uniform
dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan
menerapkan bantuan
untuk menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi.
Sedangkan menurut Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F.
Robert Jacobs.
(2001:291), statistical quality control diartikan sebagai:
pengendalian kualitas secara
statistika adalah satu teknik berbeda yang didesain untuk
mengevaluasi kualitas ditinjau dari
sisi kesesuaian dengan spesifikasinya.
Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SQC
(Statistical Quality
Control), mempunyai 7 (tujuh) alat statistik utama yang dapat
digunakan sebagai alat bantu
untuk mengendalikan kualitas sebagaimana juga disebutkan oleh
Heizer dan Render dalam
bukunya manajemen operasi (2006:263-268), antara lain check sheet,
histogram, control
chart, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram dan
diagam proses
repository.unisba.ac.id
40
Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan
penganalisis
data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah
barang yang diproduksi dan
jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.
Tujuan digunakannya check
sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan
analisis, serta untuk
mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau
penyebab dan
repository.unisba.ac.id
41
dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk
yang berkenaan
dengan kualitasnya. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk
mengadakan analisis
masalah kualitas. Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu
sebagai alat untuk:
a. Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui
bagaimana
suatu masalah terjadi.
c. Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk
dikumpulkan.
d. Memisahkan antara opini dan fakta.
gambar 2.2
2. Diagram Sebar (Scatter Diagram)
Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah
grafik yang
menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua
variabel tersebut
kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses
dengan kualitas produk.
Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data
yang digunakan untuk
menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan
menentukan jenis hubungan
dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada
hubungan. Dua variabel
yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik
kuat dan faktor yang
mempengaruhinya.
repository.unisba.ac.id
42
Sumber Jay Heizer and Barry Render, 2004
3. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)
Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan
berguna untuk
memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas
dan mempunyai akibat
pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat
faktor-faktor yang lebih
terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama
tersebut yang dapat
kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram
fishbone tersebut.
Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950
oleh seorang pakar
kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan
uraian grafis dari unsur-
unsur proses untuk menganalisa sumbersumber potensial dari
penyimpangan proses. Faktor-
faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam :
a. Material / bahan baku
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah.
b. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk
memperbaiki
peningkatan kualitas.
d. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut.
e. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian
produk
dengan keluhan konsumen.
f. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau
yang akan
dilaksanakan. Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan
pelatihan
tenaga kerja.
a. Mengidentifikasi masalah utama.
c. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram
utama.
d. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab
mayor.
e. Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk
menentukan
penyebab sesungguhnya.
4. Diagram Pareto (Pareto Analysis)
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan
digunakan
pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok
dan grafik baris yang
menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap
keseluruhan. Dengan
memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan
sehingga dapat
mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto
adalah untuk
mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan
kualitas dari yang paling
besar ke yang paling kecil. Kegunaan diagram pareto adalah:
a. Menunjukkan masalah utama.
c. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada
daerah yang
terbatas.
perbaikan.
repository.unisba.ac.id
45
penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang paling
berpengaruh. Pencarian cacat
terbesar atau cacat yang paling berpengaruh dapat berguna untuk
mencari beberapa wakil dari
cacat yang teridentifikasi, kemudian dapat digunakan untuk membuat
diagram sebab akibat.
Hal ini perlu untuk dilakukan mengingat sangat sulit untuk mencari
penyebab dari semua
cacat yang teridentifikasi. Apabila semua cacat dianalisis untuk
dicari penyebabnya maka hal
tersebut hanya akan menghabiskan waktu dan biaya dengan
sia-sia.
5. Diagram Alir/ Diagram Proses (Process Flow Chart)
Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem
dengan
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini
cukup sederhana, tetapi
merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah
proses atau menjelaskan
langkah-langkah sebuah proses. Diagram Alir dipergunakan sebagai
alat analisis untuk:
a. Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan
ringkasan
visual dari data itu sehingga memudahkan dalam pemahaman.
b. Menunjukkan output dari suatu proses.
c. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu
sepanjang waktu.
d. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.
e. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain,
juga
memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.
6. Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi
dalam proses.
Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang
diatur berdasarkan
ukurannya. Manfaat histogram, yaitu:
a. Memberikan gambaran populasi.
repository.unisba.ac.id
46
d. Pola-pola variasi mengungkapkan fakta-fakta produk tentang
proses
7. Peta Kendali (Control Chart)
Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk
memonitor dan
mengevaluasi apakah suatu aktivitas/ proses berada dalam
pengendalian kualitas secara
statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan
menghasilkan perbaikan
kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu
ke waktu, tetapi tidak
menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan
terlihat pada peta
kendali. Manfaat peta kendali, yaitu:
a. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada
didalam
batas kendali atau tidak terkendali.
b. Memantau proses produksi secara terus-menerus agar tetap
stabil.
c. Menentukan kemampuan proses (capability process).
d. Mengevaluasi performa pelaksanaan dan kebijaksanaan proses
produksi.
e. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk
sebelum
dipasarkan.
dengan cara menetapkan batas-batas kendali:
a. Upper Control Limit (UCL)
Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih
diijinkan
b. Central Line (CL)
karakteristik sampel.
Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari
karakteristik
sampel.
Dari pengendalian kualitas terdapat 2 kondisi yang dapat terjadi
dalam proses
produksi, yaitu:
Suatu proses dapat dikatakan terkendali apabila pola-pola alami
dari nilai-nilai
variasi yang diplot pada peta memiliki pola:
1. Terdapat 2 atau 3 titik yang dekat dengan garis pusat.
2. Sedikit titik-titik yang dekat dengan batas kendali.
3. Titik-titik terletak bolak-balik diantara garis pusat.
4. Jumlah titik-titik pada kedua sisi dari garis pusat
seimbang.
5. Tidak ada yang melewati batas-batas kendali.
b. Proses Tidak Terkendali
Beberapa titik pada peta kendali yang membentuk grafik, memiliki
berbagai
macam bentuk yang dapat memberitahukan kapan proses dalam
keadaaan
tidak terkendali dan perlu dilakukan perbaikan. Perlu diperhatikan,
bahwa
adanya kemungkinan titik-titik tersebut dapat menjadi penyebab
terjadinya
penyimpangan pada proses berikutnya. Ciri-ciri proses tidak
terkendali pada
peta, yaitu:
1. Deret. Apabila terdapat 7 titik berturut-turut pada peta kendali
yang selalu
berada diatas atau dibawah garis tengah secara berurutan.
2. Kecenderungan. Bila dari 7 titik berturut-turut cenderung maju
ke atas atau
ke bawah garis tengah membentuk sekumpulan titik yang
membentuk
sekumpulan titik yang membentuk garis yang naik turun.
repository.unisba.ac.id
48
3. Perulangan. Dari sekumpulan titik terdapat titik yang menunjukan
pola
yang hampir sama dalam selang waktu yang sama.
4. Terjepit dalam batas kendali. Apabila dari sekelompok titik
terdapat
beberapa titik pada peta kendali cenderung selalu jatuh dekat
gaaris tengah
atau batas kendali atas maupun bawah (CL/ Central Line, UCL/
Upper
Control Limit, LCL/ Lower Control Limit).
5. Pelompatan. Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas
kendali tertentu
secara tiba-tiba titik selanjutnya jatuh di dekat kendali yang
lain.
Salah satu pola teknik untuk mengetahui pola yang tidak umum adalah
dengan
membagi peta kendali ke dalam enam bagian yang sama dengan garis
khayalan. Tiga bagian
di antara garis tengah dan batas kendali atas sedangkan tiga bagian
lagi di antara garis tengah
dengan batas kendali bawah.
peta kendali yang secara garis besar di bagi menjadi 2 jenis:
1. Peta Kendali Variabel
produksi yang bersifat variabel dan dapat diukur. Seperti: berat,
ketebalan, panjang
volume, diameter. Peta kendali variabel biasanya digunakan untuk
pengendalian
proses yang didominasi oleh mesin. Peta kendali variabel dibagi
menjadi 2 :
a. Peta kendali rata-rata ( X bar Chart)
Digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub grup yang
diperiksa.
b. Peta kendali rentang (R chart)
Digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau selisih antara
nilai
pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran terkecil di dalam
sub grup
yang diperiksa.
repository.unisba.ac.id
49
Penentuan garis pusat untuk mean dan range dicapai dengan
perhitungan rumus :
∑ i
n
∑
R = X max – X min = range data sampel pada setiap kali
observasi
R ∑Ri
Keterangan:
g = banyaknya observasi yang dilakukan
Ri = range untuk setiap sub kelompok
Xi = data pada sub kelompok atau sampel yang diambil
Batas Atas :
√
Batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) untuk
pengendali rata-
ratanya adalah :
Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk
selama proses
produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dihitung sehingga
kualitas produk dapat
dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil atau gagal.
Peta kendali
atribut dibagi menjadi 4 :
Digunakan untuk menganalisis banyaknya barang yang ditolak yang
ditemukan
dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang
yang
diperiksa.
dalam peta kendali p dihitung dengan rumus :
C ∑ pi
n
n
pi = proporsi kesalahan setiap sampel atau sub kelompok dalam
setiap observasi
g = banyaknya observasi yang dilakukan
λ = sigma
Merupakan peta kendali yang menginterpretasikan jumlah kerusakan
dalam suatu
unit produk. Batas-batas kendali pada peta np dapat dihitung dengan
rumus :
C ∑ np
Keterangan : = rata-rata kerusakan per unit
n = jumlah unit yang diperiksa
np = jumlah kerusakan per unit
c. Peta kendali ketidaksesuaian (C Chart)
Digunakan untuk menganalisis dengan cara menghitung jumlah produk
yang
mengalami ketidaksesuaian dengan cara spesifikasi.
Batas-batas kendali dalam peta kendali c dapat dihitung dengan
menggunakan
rumus :
Batas Atas C c √c
Batas Bawah C c √c
Keterangan : c garis pusat ci = banyaknya kesalahan pada setiap
unit produk sebagai
sampel pada setiap kali obervasi
g = banyaknya observasi yang dilakukan
repository.unisba.ac.id
52
Digunakan untuk menganalisa dengan cara menghitung jumlah produk
yang
mengalami ketidaksesuaian per unit.
Peta kendali u (peta kendali u kecil) ini terlebih dahulu harus
diketahui
banyaknya kesalahan untuk satu unit produk dengan rumus :
Garis pusat :
pada setiap kali observasi
n = ukuran sampel
Peta kendali untuk jenis atribut ini memilik perbedaan dalam
penggunaannya.
Perbedaan tersebut adalah peta kendali p dan np digunakan untuk
menganalisis produk yang
mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan peta
kendali c dan u
digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau
ketidaksesuaian dan masih
dapat diperbaiki.
Setelah data diperoleh telah mencukupi. Peta kendali dapat
menunjukan apabila
terjadi penyimpangan dalam sebuah proses produksi, berikut ini
beberapa keadaan yang
menunjukan bahwa terjadi penyimpangan dalam suatu proses produksi
yang dapat dilihat
dari peta kendali Heizer & Render, Operations Management (2009
; 256):
1. Terdapat titik pada peta kendali yang berada di luar garis batas
kendali atas atau
batas kendali bawah
2. Kecenderungan kes setiap arah minimal terdapat 5 titik. Hal ini
dapat disebebkan
oleh kinerja dari peralatan yang menurun.
3. Terdapat 2 titik yang terletak di dekat batas kendali atas atau
batas kendali bawah
4. Terdapat 5 titik yang berurutan yang berada di atas atau di
bawah garis pusat
(Central line)
Jika terjadi keadaan di atas. maka dinyatakan sebagai tingkah laku
yang tidak
menentu, sehingga harus dilakukan penyelidikan terhadap proses
tersebut. Setelah hasil peta
kendali u diperiksa atau dianalisis maka ditentukan terlebih dahulu
jenis cacat yang paling
dominan terjadi penulis menggunakan diagram pareto dalam penelitian
ini.
repository.unisba.ac.id