Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal – kapalnya dari
pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya baik dalam maupun diluar negeri, untuk dapat
menangani pekerjaan yang berkaitan dengan kedatangan kapal – kapal itu di pelabuhan –
pelabuhan sehingga perusahaan pelayaran perlu membuka kantor cabang, tergantung
pada banyaknya permintaan pengangkutan muatan ke dan dari pelabuhan masing –
masing. (Triatmodjo, Bambang, 2008 : 7 )
Perusahaan pelayaran hendaknya lebih memprioritaskan servicenya yaitu dengan
pelayanan maximal atas pelanggannya, apabila penjualan jasa mampu bertanggung
jawab atas jasa yang diberikan yaitu dapat memberikan pelayanan terbaik terhadap
konsumen sehingga konsumen merasa senang dan puas.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan
dilatar belakangi oleh keinginan konsumen tentang keamanan, biaya dan waktu yang
efektif dan efisien serta kapasitas angkut yang besar dalam rangka pengiriman
barang,maka timbulah suatu gagasan yang di sebut dengan sistem container. Sistem
container dianggap mampu untuk mengatasi masalah – masalah yang sering timbul
dalam kegiatan ekspor impor barang.
1. Pengertian Umum Container
Pengertian perusahaan pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal yang
dimiliki dari pelabuhan atau kepelabuhan yang lain baik itu dalam negeri maupun luar
negeri untuk dapat menangani pekerjaan yang berkaitan dengan kedatangan kapal di
pelabuhan sehingga perusahaan pelayaran perlu membuka kantor cabang, Tergantung
dngan volume pengangkutan muatan ke atau dari pelabuhan masing – masing. (FDC
Sudjatmiko, 2007 : 134 )
Perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya dan menarik pelanggan agar
menggunakan jasa–jasa usahanya, maka harus lebih memperhatikan terhadap mutu
pelayanan atau service atas jasa yang di berikan sebab pelayanan merupakan alat
pemasaran yang sangat penting, dengan perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi
yang semakin maju dan dilatar belakangi oleh keinginan konsumen tentang keamanan ,
biaya dan waktu yang efektif dan efesien serta kapasitas. Suatu gagasan yang di sebut
dengan sistem container.Sisem container dianggap mampu untuk mengatasi masalah–
masalah yang sering timbul dalam timbul dalam kegiatan handling cargo bongkar muat.
a. Container
Menurut (Triatmodjo, Bambang, 2008 : 27) dalam bukunya Operasi Peti Kemas
(container), peti kemas atau container dapat diartikan sebagai gudang mini yang
bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai akibat dari adanya pengangkutan.
Sedangkan sesuai Internasional Convetion For Save Container (CSC) dan
Internasional Standard Organization (ISO). Container adalah sebuah peti besar yang
terbuat dari logam seperti alumunium atau logam lainnya, serta memiliki pintu yang
dapat dikunci dari luar.
Selain dua pengertian di atas sesuai dengan Custom Convention On Container
1972, container adalah alat untuk mengangkut barang dengan syarat :
1) Seluruh atau sebagian tertutup sehingga tertutup sehingga berbentuk peti atau kerat
dan dimaksudkan untuk diisi barang yang akan diangkut.
2) Berbentuk permanen dan kokoh sehingga dapat di pakai berulangkali untuk
pengangkutan barang.
3) Dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengangkutan barang dengan
suatu kendaraan tanpa terlebih dahulu dibongkar kembali.
4) Langsung dapat diangkut, khususnya pemindahan dari kendaraan satu ke
kendaraan lain.
5) Mudah diisi dari dan dikosongkan.
6) Mempunyai isi (bag.dalam) minimal 1m3.
b. Pengertian Depo
Depo secara umum Adalah lokasi penumpukan/penampungan petikemas yang
dilengkapi dengan sarana & prasarana guna mendukung kegiatan operasional
pelayaran.
1) Depo Meratus Adalah suatu tempat menampung/menumpuk peti kemas/container
full/empty. Dimana didalamnya ada proses kegiatan penerimaan, penyerahan peti
kemas dan barang, proses stuffing/stripping, relokasi muatan/bongkaran kapal,
relokasi antar depo (oper-oper) dan kegiatan administrasi guna menunjang
kelancaran seluruh aktifitas kegiatan pelayanan di depo .
2) Stuffing adalah suatu kegiatan pemasukan barang kedalam peti kemas/container
dengan menggunakan tenaga manusia/alat mekanis .
3) Stripping adalah suatu kegiatan mengeluarkan barang dari dalam petikemas
dengan menggunakan tenaga manusia/alat mekanis.
c. Pengertian Stuffing
Selain kegiatan bongkar muat container di pelabuhan, ada satu lagi kegiatan
bongkar muat container.Yaitu stuffing dan stripping.Stuffing adalah kegiatan
memasukkan muatan ke dalam container, sedangkanstrippingadalah kegiatan
mengeluarkan barang dari dalam container.
1) Stuffingdalam yaitu kegiatan yang dilakukan di dalam depo.
2) Stuffing luar yaitu kegiatan yang dilakukan di luar depo.
3) Strippingdalam yaitu kegiatan yang dilakukan di dalam depo.
4) Stripping luar yaitu kegiatan yang dilakukan di luar depo.
d. Sejarah Perkembangan Container
Sistem angkutan Container diperkenalkan dan dimulai pada tahun 1920 yaitu
pengangkutan container dengan kereta api oleh The New York Center Railway.
Pada tahun 1921 karena hasilnya sangat baik dikembangkan lagi di kereta api Eropa.
Setelah perang dunia kedua, dikembangkan juga Peggy Back Sistem dalam angkutan
container – container dipasang di atas chasis dan diangkut dengan kereta api dan jalan
raya (truck / trailer).
Pada tahun 1950 – an, dikembangkan lagi suatu rencana yang berkaitan dengan
peggy back sistem dengan sistem Angkutan Laut. Pada tahun 1956 diadakan percobaan
pengangkutan containerdi atas chasis / trailer antara kereta api / jalan raya dengan
sistem angkutan laut dengan kapal – kapal Ro – Ro (Roll on – Roll off Vessel). Dengan
berhasilnya integrasi angkutan container antara kereta api, jalan raya dan angkutan laut,
dikembangkan pula otomatis dalam pelayaran container yaitu dengan dikembangkan
alat – alat mekanik khusus dalam handling container.
Pada mulanya ukuran container belum ada standard dan masih disesuaikan dengan
berbagai alat angkut melalui darat, laut dan keraeta api dan kapal pedalaman, maka
kemudian para maskapai pelayaran sepakat merumuskan standard ukuran container
secara internasional melalui Badan Internasional Standard Organization (ISO).
Sedangkan untuk kapal – kapal container sendiri muncul dengan
modifikasi/perombakan dari kapal – kapal konvcensional.
Di Indonesia yang pertama kali mengoperasikan kapal container adalah PT .
Djakarta Loiyd pada tahun 1975 yang kemudian diikuti oleh perusahaan pelayaran
lainnya.
e. Ukuran Container
(http://triyatmoko.wordpress.com) Ukuran yang umumnya digunakan adalah sebagai
berikut :
1) All Steel Container Ukuran 20’ (Twenty feet)
Panjang : 6.055 M (19’. 10,5” )
Lebar : 2.435 M ( 8’ ) : Bag. Luar
Tinggi : 2,590 M ( 8’6” )
Berat kosong : 2.210 Kg.
Berat Muatan Max : 26.681 Kg.
Kapasitas Kubik : 30 M3
2) All Steel Container Ukuran 40’ (Fourty feet)
Panjang : 12.192 M (40’)
Lebar : 2.435 M (8’) : Bag. Luar
Tinggi : 2.590 M (8’6”)
Berat kosong : 3.801 Kg.
Berat Muatan Max : 26.681 Kg.
Kapasitas Kubik : 67,23 M3
3) Refer Container (Refregereted Container) 20’
Panjang : 6.055 M (19’. 10.5”)
Lebar : 2.435 M ( 8’ ) :Bag. Luar
Tinggi : 2,590 M ( 8’6” )
Berat kosong : 3.311 Kg.
Berat Muatan Max : 15.144 Kg.
Kapasitas Kubik : 25,900 M3
f. Jenis Container
Sementara menurut Subandi (1992 : 12 ) jenis contaier yang sering digunakan
dalam perdagangan ekspor impor sangat banyak diantaranya yang terpenting
dapat disebutkan di bawah ini :
1) Dry Cargo Container
Jenis ini digunakan untuk mengangkut General Cargo (muatan umum) yang
terdiri dari berbagai jenis barang dagangan yang kering dan sudah dikemas
dalam komoditi packing (atau loose) yang tidak memerlukan perlakuan atau
penanganan khsus.
2) Reefer Container
Jenis ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus dikapalkan dalam
keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan, sayur-sayuran, buah-buahan.
3) Bulk Container
Jenis ini digunakan untuk mengangkut muatan curah (bulk cargo) seperti
beras, gandum yang tidak kemas. Konstruksinya tidak menggunakan pintu
biasa melainkan hanya bukaan kecil dibagian bawah belakang.
4) Open Side Container
Jenis ini pintunya ada disamping, memanjang sepanjang peti kemas, tidak
diberi pintu sebagaimana jenis lainnya, melainkan hanya terpal saja guna
melindungi muatan dari pengaruh cuaca.
5) Soft Top Container
Muatan yang dikapalkan dalam container jenis ini dapat terdiri dari barang
berat yang tidak terlalu besar, baik yang dikapalkan dalam keadaan terkemas
maupun loose. Contoh : generator listrik.
6) Open Top,Open Side Container
Bagian atas dan sisinya terbuka, jadi hanya berupa geladak dengan empat
tiang sudut dan empat set lubang untuk memasukan locking pin.
Penggunaannya untuk pengapalan barang berat yang tidak perlu mendapat
perlindungan terhadap pengaruh cuaca.
7) Flat Rack Container
Ini sebenarnya bukan peti kemas karena hanya terdiri dari landasannya saja.
Penggunaannya: untuk pengapalan barang berat yang sedikit melebihi luas peti
kemas.
8) Tank Container
Berupa tangki berkapasitas 4000 galon (15.140 liter) yang dibangun dalam
kerangka peti kemas, mirip seperti tanki yang dimasukan kedalam peti kemas
jenis open top, open side. Tank container digunakan untuk mengapalkan bahan
kimia atau bahan cair lainnya sesuai kebutuhan.
2. Pergerakan Handling Container Dalam Depo
a. Gerakan handling container
Gerakan-gerakan Handling container adalah sebagai berikut:
1) Stevedoring
Adalah gerakan container dari palka kapal ke atas chasis diatas dermaga
dengan menggunakan Gantry Crane / Port Crane / Ship Crane atau kegiatan
sebaliknya.
2) Haulage
Adalah kegiatan container dari lambung kapal ke CY atau ke CFS
(Container Freight Station) dengan menggunakan chasis dan head truck
(trailer) atau kegiatan sebaliknya.
3) Lift On
Adalah gerakan naikan container ke atas chasis dengan menggunakan
transtainer / Top Loader / Forlift / Crane. Kegiatan ini biasanya dikerjakan di
CY atau dilapangan CFS.
4) Lift Off
Adalah gerakan menurunkan container dari chasis dengan menggunakan
Transtainer / Top Loader / Forlift / Crane. Kegiatan ini biasanya dikerjakan di
CY atau dilapangan CFS.
5) Stripping
Adalah kegiatan mengosongkan atau mengeluarkan isi container dengan
menggunakan tenaga buruh atau alat forklift.
6) Stuffing
Adalah kegiatan mengisi atau memasukan barang kedalam Container
dengan menggunakan tenaga buruh atau alat forklift.
7) Stack
Adalah gerakan memindahkan container di lapangan CFS dengan tidak
menggunakan trailer (haulage), kegiatan stack terjadi pada container CFS.
8) Relokasi
Adalah gerakan memindahkan container dalam suatu lapangan (CY).
Kegiatan relokasi adalah kegiatan yang terpaksa dilakukan karena untuk
efisiensi lapangan yang disebabkan karena pemilik barang tidak mengeluarkan
containernya pada waktu yang telah ditentukan dalam dokumen. Untuk tidak
memberatkan pemilik barang, kegiatan ini dilakukan dengan tidak
menggunakan Trailer (haulage).
9) Lashing
Adalah merupakan bagian dari kegiatan stevedoring, dikerjakan setelah
semua container dimuat di atas kapal, agar kedudukan satu dengan yang
lainnya tidak bergerak, maka harus dilashing.
3. Dokumen Pengapalan Container
Dokumen – dokumen yang biasanya digunakan dalam pengapalan
container, antara lain :
a. Shipping Instruction ( SI )
b. Equipment Interchange Receipt ( EIR )
c. Delevery Order (D/O)
d. Container Load Plan
e. Bill Of Loading ( Konosemen )
f. Bay Plan
4. Alat Bongkar Muat Container
Menurut Darusman, Dani, Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik,
UPN Jawa Timur,2011, dalam pengoperasian petikemas atau container digunakan
peralatan yang terdiri dari :
a. Gentry crane / Port Crane
Alat bongkar muat container yang dipasang permanen dipinggir dermaga dengan
menggunakan rel sehingga dapat bergeser yang berfungsi untuk bongkar muat
container dengan jangkauan / row yang cukup jauh.
b. Transtainer dan Top Loader
Adalah alat untuk menaikan / menurunkan (lift on / lift off) ke / dari chasis
(operasional CY /CFS).
c. Floating crane
Floating crane juga merupakan alat untuk mengangkut muatan, tetapi alat ini
berjalan diatas air.Pada saat ship gentry tidak mampu mengangkut muatan berat,
maka bersama–sama dengan floating crane muatan tersebut dapat dengan mudah
diangkat.
d. Super Stacker dan Straddle Carrier
Adalah alat untuk mengangkat sekaligus menaikkan / menurunkan container.
e. Harbour Mobile Crane(HMC)
Alat bongkar muat dipelabuhan / crane yang dapat berpindah pindah tempat serta
memiliki sifat yg flexible sehingga bisa digunakan untuk bongkar / muat container
maupun barang barang curah / general cargo dengan kapasitas angkat / Safety
Weight Load (SWL) sampai dgn 100 ton.
f. Forklift
Adalah alat untuk lift on / lift off empty container juga untuk kegiatan striping /
stuffing.
g. Chasis
Alat bongkar muat container yang dapat bergerak dalam lapangan penumpukan /
Container Yard(CY) yang berfungsi untuk menaikkan / menurunkan container dari
dan ke atas trailer atau sebaliknya dalam area stack / penumpukan sesuai dengan
block, slot, row dan tier.
Macam – macam chassis adalah sebagai berikut :
1) Parallel frame Chassis
Chasis jenis ini sebagai pengangkut peti kemas,pada dewasa ini sangat
digemari oleh para pemakai.
2) Dual Purphose Unit
Chasis ini berbentuk semi trailer dan dapat digunakan untuk mengangkut
peti kemas dan muatan break-bulk lainnya.Alat ini juga dilengkapi dengan
alat pengunci peti kemas (Container Locking Devices ).
3) Flatbed Truk
Alat ini digunakan untuk mengangkut peti kemas (Container) yang
digunakan pada saat alat angkutan masih kurang. Chassis ini sangat lazim
terdapat di pelabuhan-pelabuhan kecil.
4) TarifBongkar Muat Container
Tarif ini di buat oleh Pemerintah dengan maksud untuk menunjang
kebijaksanaan Pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dan untuk
meniadakan perbedaan ( diskriminasi ) tarif bongkar muat peti kemas
(Container) yang di angkut oleh kapal asing dengan yang di angkut oleh kapal
nasional dalam upaya meningkatkan pelayanan jasa pelabuhan.
h. Spreader
Adalah alat bantu yang dipasang di crane, top loader, super stacker atau forklift
untuk menghandle berbagai macam container.
Spreader ada 2 macam :
a) Fix Spreader : yaitu spreader yang tidak dapat diubah-ubah (hanya untuk 20’ atau
hanya 40’).
b) Telescope Spreader : yaitu spreader yang dapat dipakai untuk container 20’, 40’,
maupun container khusus.
Fungsi spreader adalah sebagai pelindung agar kerangka container tidak patah
atau bengkok karena beban dari isi container yang terlalu berat.
5. Macam – Macam Tarif Perhitungan Stuffing
1. Tarif LCL ( Less Than Container Load)
Dikenakan atas jasa pekerjaan :
a. Membongkar Container isi atau kosong dari kapal, mengangkut dan
menurunkan langsung menyusun di lapangan penumpukan untuk di serahkan
kepada pemilik atau penerima di lingkungan kerja pelabuhan, tidak termasuk
biaya lift on pada saat penyerahan.
b. Memuat Container isi atau kosong ke kapal dengan kegiatan yang merupakan
kebaikan sebagaimana di maksud pada butir (1) di atas.
2. Tarif FCL ( Full Container Load )
Dikenakan atas jasa biaya pekerjaan :
a. Membongkar Container isi dan kapal mengangkut dan menurunkan langsung
menyusun di lapangan penumpukan, mengangkut ke Container Freight Station
dan menyusun barang di tempat penumpukan untuk di serahkan kepada
penerima / pemilik, kemudian menentukan peti kemas kosong ke lapangan
penumpukan di lingkungan kerja pelabuhan, tidak termasuk biaya penyerahan
(delivery) ke atas alat penerima yang di sediakan oleh penerima / pemilik
barang.
Memuat Container ke kapal dengan kegiatan yang merupakan kebalikan
sebagian di maksud pada ketentuan di atas.
6. ProsedurSingkat Tentang Pengurusan Container
a. Pengambilan container kosong di depo container
Ketika seorang eksoprtir (customer) akan mengirimkan barangnya, maka eksportir
(customer) tersebut akan memberikan surat kuasa kepada pihak EMKL memberikan
shipping instruction kepada pihak shipping lines untuk kemudian pihak shipping
lines memberikan D/O kepada EMKL untuk mengambil Empty container di depo
container, dan depo container akan mengeluarkan EIR ( Equipment Intercange
Recept ) sebagai bukti penyerahan container dan berisi data – data tentang container.
b. Pengiriman container dari depo container ke gudang shipper
Setelah dokumen EIR diserahkan maka pihak EMKL melakukan trucking
container kosong ke gudang shipper. Setelah sampai di gudang shipper maka pihak
trucking menyerahkan EIR kepada pihak shipper di gudang stuffing.
c. Pengiriman container full ke CY (Container Yard)
Setelah kegiatan stuffing selesai, maka kegiatan selanjutnya adalah trucking
container full ke CY. Dengan berbekal packing list dan EIR maka pihak eksportir
(customer) membawa container full ke CY untuk kemudian container di timbun di CY
selama menunggu kedatangan kapal. Setelah container di CY maka tanggung jawab
beralih kepada pihak container yard (CY).
d. Kapal datang, container full dimuat ke kapal
Setelah kapal datang maka container segera dimuat ke atas kapal. Dengan terlebih
dahulu pihak CY menyerahkan EIR untuk mengetahui dengan pasti bagaimana
keadaan container tersebut.
e. Instansi Terkait Dalam Container Muat
Dalam melaksanakan kegiatan Handling Container muat selalu berhubungan
dengan instansi – instansi pemerintah maupun swasta,hubungan tersebut akan
memperlancar serta mempermudah dalam pelaksanaan handling container muat.
Adapun instansi – instansi tersebut antara lain :
1) Perusahaan Pelayaran
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan yaitu perusahaan
yang menyediakan ruangan kapal dan container untuk barang muatan yang akan
dikapalkan.
2) EMKL / Freight Forwading
Perusahaan jasa yang menangani pengurusan baik ekspor maupun impor,
pengurusan ini meliputi pengeluaran barang dari gudang pemilik sampai ke
gudang pelabuhan maupun sebaliknya atas perintah pemilik barang.
3) Administrator Pelabuhan
Instansi pemerintah yang mengatur kegiatan pelabuhan di lingkungan
Departemen Perhubungan. Bertugas melaksanakan koordinasi dengan instansi –
instansi terkait di pelabuhan.
4) Perusahaan Depo Container
Perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran yang menyediakan container
kosong dan juga mengeluarkan EIR yang berfungsi mencatat kondisi container.
5) Perusahaan Angkutan Darat
Perusahaan yang menawarkan jasa pengangkutan muatan mulai dari container
kosong di depo container menuju gudang eksportir sampai container isi dan
dikirim melalui gudang pelabuhan.
6) TPKS
Instansi yang berfungsi menguasai, menangani segala pergerakan container
dilapangan penumpukan peti kemas dan memberi ijin keluar maupun masuknya
container di TPKS (Tempat Penimbunan Kontainer Sementara).
7) Bea dan Cukai
Instansi yang memberikan ijin dan memeriksa dokumen maupun barang eksport
/ import secara administrative. Dalam hal ini ditentukan adanya tiga jalur, yaitu
jalur merah, jalur hijau, jalur kuning.
2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan
1. PT. MERATUS LINE
Meratus Line (dahulu PT . Pelayaran Nusantara Meratus) berdiri sejak 17 Oktober
1957 oleh bapak Hen Menaro. Berawal dari perusahaan pelayaran dengan kapal
pertama diberi nama MV . Paliat dengan kapasitas 616 DWT. Support pengiriman,
utamanya bahan pangan dari Surabaya ke Banjarmasin. Awal 1980-an, managemen
Meratus dipegang oleh Bapak Charles Menaro sebagai Presiden Direktur. Meratus
memiliki peran besar dalam memulai ” Interisland Container Service “ dengan
menggunakan kapal container untuk pertama kali pada rute Surabaya-Makasar, yaitu
MV. Marina Star 1. Semakin berkembangnya dunia bisnis, kebutuhan kecepatan
support operasional pelayaran membuat makin banyak anak cabang perusahaan.
Kantor pusat (Head Office) PT . Meratus line berada di jalan Alon-alon Priok
No.27 Surabaya. PT . Meratus Line mempunyai cabang di seluruh Indonesia agar
memperlancar pengiriman barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan. PT .
Meratus Line merupakan perusahaan pelayaran yang mempunyai banyak kapal
walaupun dilihat dari segi ukuran tidak sebesar kapal-kapal Internasional, hal ini
disebabkan karena kapal-kapal meratus diprioritaskan pada angkutan sungai sehingga
dapat menjangkau sampai ke daerah pedalaman seperti di kalimantan. Perkembangan
kapal-kapal Meratus dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu pada tahun 1990:
15 kapal, 2001: 21 kapal, 2007: 33 kapal dan sampai sekarang mendekati 40 kapal.
Salah satu kantor cabang PT . Meratus Line adalah PT . Meratus Line Cabang
Surabaya yang bertempat di jalan Alon-alon Priok No. 27 Surabaya. Dalam bidang
usahanya PT . Meratus Line bekerjasama dengan PT . Mitra Dharma Laksana sebagai
PBM dan PT . Mitra Intrans Forwading yang bergerak di bidang Forwading untuk
menjalankan kegiatan EMKL. Dilihat dari segi daya angkut dan armada PT . Meratus
Line adalah perusahaan pelayaran yang paling besar di Indonesia sedangkan pesaing
terdekatnya adalah PT . SPIL, PT . Tanto dan PT . Temas. PT . Meratus Line sampai
saat ini mempunyai kurang lebih 2000 karyawan hal ini disebabkan karena kegiatan
perdagangan yang semakin ramai dan aktifitas yang semakin padat maka dibutuhkan
tenaga-tenaga ahli dibidangnya.
a. Kantor cabang dan armada
Di karenakan PT . Meratus Line merupakan salah satu perusahaan pelayaran domestik
yang terbesar di Indonesia maka untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing pulau
diperlukan jaringan-jaringan nasional yang sekiranya dapat mempercepat arus
pengiriman barang.
Melalui kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan dilengkapi sarana
pendukung, PT . Meratus Line dapat dengan leluasa / mudah melayani kebutuhan para
pengguna jasa angkutan laut maupun domestik maupun expor-impor. Berikut adalah
beberapa kantor cabang PT . Meratus Line yang tersebar diseluruh Indonesia antara lain :
Banjarmasin, Benete, Benoa, Bintuni, Dili, Jakarta, Kendari, Kupang, Kumai, Makasar,
Medan, Padang, Palu, Samarinda, Sampit, Surabaya, Toli-toli.
PT . Meratus Line memiliki armada lebih dari 33 buah kapal dengan kapasitas mulai dari
60 TEUS sampai dengan 350 TEUS dan kapasitas terbanyak antara 120 TEUS – 160
TEUS. Berdasarkan putusan perkara NO : 03 / KPPR – 1 / 2003. Armada PT . Meratus
Line terdiri dari 2 jenis kapal, yaitu kapal container yang berjumlah 28 buah kapal
konvensional yang berjumlah 3 buah kapal.
b. Struktur Organisasi dan cara kerjanyaDepo Tanjung Tembaga di PT. Meratus
Line Surabaya
Struktur organisasi adalah suatu keterangan yang menunjukkan tugas dari masing-
masing bagian yang didalam struktur organisasi terdapat orang-orang yang
menggerakkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanpa struktur
organisasi perusahaan tidak akan memperoleh atau mencapai tujuan yang
direncanakan. Adapun struktur organisasi PT. Mereatus Surabaya menganut system
struktur organisasi bentuk lini, yaitu suatu bentuk organisasi yang didalamnya
terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan
dan bawahan.Mengingat di dalam Depo Tanjung Tembaga PT. Meratus Surabaya
mempunyai sedikit pegawai dan tata kerja merupakan hasil perintah langsung dari
pusat.
STRUKTUR ORGANISASI
Gambar : I.1
Struktur Organisasi PT. Meratus Surabaya
Sumber : PT. Meratus Surabaya 2010
1) Koordinator depo (supervisor).
Berperan penting dalam merencanakan dan mengontrolkegiatan di Depo dan
mengatur setiap ada pergerakan pemasukan pengeluaran container baik full
maupun empty container dari pelabuhan tujuan dan mengevaluasi setiap terdapat
keselahan dalam kegiatan handling container dan handling cargo didalam depo.
2) Foreman Bongkar/muat(B/M).
Mengontrol setiap kegiatan dalam Bongkar dan muat container untuk segera
dimuat dan didata dalam muatan sortiran atau didalam dok loadlist muatan untuk
segara dapat dimuat ke atas kapal.
3) Foreman stuffing dan sripping.
Mengontrol setiap kegiatan staffing dan stripping dalam pergerakan handling
cargo di lapangan untuk pemuatan tujuan dan mengevaluasi jika ada kesalahan
terhadap handling cargo.
4) Foreman Lapangan.
Mengontrol alur keluar/masuknya container setiap pergerakan container dan
mengalokasikan blok container yang sudah terdata dalam sistem container didalam
adm get in/adm get out.
5) Foreman Adm.
Koordinator Depo
Foreman Lapangan
Inspektor Petikemas
Kerani B / M
Teknisi Reefer
Cleaning
Foreman Stuffing & Stripping
Kerani Stuffing
Kerani Stripping
Inspektor Lapangan
Foreman Adm .
Adm . Gate in
Adm . Gate Out
Adm . Persnlia
Security
Mengontrol kegiatan pemasukan dan pengeluaran container dan dokumen-
dokumen untuk container full ataupun empty untuk didata dan dimasukan dalam
sistem adm.
6) Kerani lapangan Stuffing dan Stripping.
Mencatat semua pergerakan container dalam pergerakan siffting container,
stacking container dan hampar empty dari order pemasukan yang ada untuk
dimasukan dalam sistem Adm.
7) Security.
Mengatur lalu lintas kegiatan masuk dan keluarnya trucking yang berada di
depo untuk mengakut barang yang akan di stuffing atau mengangkut container
yang akan dimuat ke CY atau ke Dermaga.
c. Budaya Kerja PT. Meratus Line Surabaya
Dalam budaya kerjanya PT. Meratus Surabaya mempunyai program budaya
ISTEP
Dengan menjunjung tinggi kerja sama tim yang baik salah satunya dengan
ketepatan waktu dan ketelitian tiap anggota tim dalam melakukan tugasnya masing-
masing. Semua itu tercermin dalam jam kerja yang diterapkan PT. Meratus Line Cabang
Surabaya.
Tabel : I. 1
Jam Kerja Depo PT. Meratus Surabaya
Sumber : PT. Meratus Surabaya
Hari Jam Kerja Jam Istirahat
Senin 08.00-19.00 12.00-13.00
Selasa 08.00-19.00 12.00-13.00
Rabu 08.00-19.00 12.00-13.00
Kamis 08.00-19.00 12.00-13.00
Jumat 08.00-19.00 12.00-13.00
Sabtu 08.00-19.00 12.00-13.00
d. Visi dan Misi PT. Meratus Line Surabaya
Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan diawalidengan membuat
evaluasi diri dan melakukan analisis secara internal daneksternal untuk menentukan apa yang
seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Langkah berikutnya adalah membahas dalam rapat
kerja untuk menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan. Pencapaian dalam
menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran, tentunya juga harus memahami lingkungan sekitar,
memperkirakan masa depan dan persaingannya bagaimana.
a. Visi
Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clankarakteristik yang ingin di capai
oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Dalam hal ini perusahaan
bongkar muat PT.Meratus Line memiliki visi yaitu untuk mengembangkan bisnis
pengiriman melalui asia tenggara danoseania.
b. Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembagadalam usahanya
mewujudkan Visi dan Misi PT.Meratus Line untuk memberikan solusi
transportasimelalui kepengurusan biaya, kehandalan, dan proses internal yang efisien.
c. Visi Dan Misi PT.Mitra Dharma Laksana (MDL)
Memastikan PT.Mitra Dharma Laksana menjadi salah satu perusahaan yang
terkemuka dalam operasionalisasi depo dan bongkar muat kapal serta meningkatkan
kinerja perusahaan secara berkesinambungan didalam bidang pelayaran.