16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal kapalnya dari pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya baik dalam maupun diluar negeri, untuk dapat menangani pekerjaan yang berkaitan dengan kedatangan kapal kapal itu di pelabuhan pelabuhan sehingga perusahaan pelayaran perlu membuka kantor cabang, tergantung pada banyaknya permintaan pengangkutan muatan ke dan dari pelabuhan masing masing. (Triatmodjo, Bambang, 2008 : 7 ) Perusahaan pelayaran hendaknya lebih memprioritaskan servicenya yaitu dengan pelayanan maximal atas pelanggannya, apabila penjualan jasa mampu bertanggung jawab atas jasa yang diberikan yaitu dapat memberikan pelayanan terbaik terhadap konsumen sehingga konsumen merasa senang dan puas. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan dilatar belakangi oleh keinginan konsumen tentang keamanan, biaya dan waktu yang efektif dan efisien serta kapasitas angkut yang besar dalam rangka pengiriman barang,maka timbulah suatu gagasan yang di sebut dengan sistem container. Sistem container dianggap mampu untuk mengatasi masalah masalah yang sering timbul dalam kegiatan ekspor impor barang. 1. Pengertian Umum Container Pengertian perusahaan pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal yang dimiliki dari pelabuhan atau kepelabuhan yang lain baik itu dalam negeri maupun luar negeri untuk dapat menangani pekerjaan yang berkaitan dengan kedatangan kapal di pelabuhan sehingga perusahaan pelayaran perlu membuka kantor cabang, Tergantung dngan volume pengangkutan muatan ke atau dari pelabuhan masing masing. (FDC Sudjatmiko, 2007 : 134 ) Perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya dan menarik pelanggan agar menggunakan jasajasa usahanya, maka harus lebih memperhatikan terhadap mutu pelayanan atau service atas jasa yang di berikan sebab pelayanan merupakan alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal – kapalnya dari

pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya baik dalam maupun diluar negeri, untuk dapat

menangani pekerjaan yang berkaitan dengan kedatangan kapal – kapal itu di pelabuhan –

pelabuhan sehingga perusahaan pelayaran perlu membuka kantor cabang, tergantung

pada banyaknya permintaan pengangkutan muatan ke dan dari pelabuhan masing –

masing. (Triatmodjo, Bambang, 2008 : 7 )

Perusahaan pelayaran hendaknya lebih memprioritaskan servicenya yaitu dengan

pelayanan maximal atas pelanggannya, apabila penjualan jasa mampu bertanggung

jawab atas jasa yang diberikan yaitu dapat memberikan pelayanan terbaik terhadap

konsumen sehingga konsumen merasa senang dan puas.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan

dilatar belakangi oleh keinginan konsumen tentang keamanan, biaya dan waktu yang

efektif dan efisien serta kapasitas angkut yang besar dalam rangka pengiriman

barang,maka timbulah suatu gagasan yang di sebut dengan sistem container. Sistem

container dianggap mampu untuk mengatasi masalah – masalah yang sering timbul

dalam kegiatan ekspor impor barang.

1. Pengertian Umum Container

Pengertian perusahaan pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal yang

dimiliki dari pelabuhan atau kepelabuhan yang lain baik itu dalam negeri maupun luar

negeri untuk dapat menangani pekerjaan yang berkaitan dengan kedatangan kapal di

pelabuhan sehingga perusahaan pelayaran perlu membuka kantor cabang, Tergantung

dngan volume pengangkutan muatan ke atau dari pelabuhan masing – masing. (FDC

Sudjatmiko, 2007 : 134 )

Perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya dan menarik pelanggan agar

menggunakan jasa–jasa usahanya, maka harus lebih memperhatikan terhadap mutu

pelayanan atau service atas jasa yang di berikan sebab pelayanan merupakan alat

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

pemasaran yang sangat penting, dengan perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi

yang semakin maju dan dilatar belakangi oleh keinginan konsumen tentang keamanan ,

biaya dan waktu yang efektif dan efesien serta kapasitas. Suatu gagasan yang di sebut

dengan sistem container.Sisem container dianggap mampu untuk mengatasi masalah–

masalah yang sering timbul dalam timbul dalam kegiatan handling cargo bongkar muat.

a. Container

Menurut (Triatmodjo, Bambang, 2008 : 27) dalam bukunya Operasi Peti Kemas

(container), peti kemas atau container dapat diartikan sebagai gudang mini yang

bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai akibat dari adanya pengangkutan.

Sedangkan sesuai Internasional Convetion For Save Container (CSC) dan

Internasional Standard Organization (ISO). Container adalah sebuah peti besar yang

terbuat dari logam seperti alumunium atau logam lainnya, serta memiliki pintu yang

dapat dikunci dari luar.

Selain dua pengertian di atas sesuai dengan Custom Convention On Container

1972, container adalah alat untuk mengangkut barang dengan syarat :

1) Seluruh atau sebagian tertutup sehingga tertutup sehingga berbentuk peti atau kerat

dan dimaksudkan untuk diisi barang yang akan diangkut.

2) Berbentuk permanen dan kokoh sehingga dapat di pakai berulangkali untuk

pengangkutan barang.

3) Dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengangkutan barang dengan

suatu kendaraan tanpa terlebih dahulu dibongkar kembali.

4) Langsung dapat diangkut, khususnya pemindahan dari kendaraan satu ke

kendaraan lain.

5) Mudah diisi dari dan dikosongkan.

6) Mempunyai isi (bag.dalam) minimal 1m3.

b. Pengertian Depo

Depo secara umum Adalah lokasi penumpukan/penampungan petikemas yang

dilengkapi dengan sarana & prasarana guna mendukung kegiatan operasional

pelayaran.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

1) Depo Meratus Adalah suatu tempat menampung/menumpuk peti kemas/container

full/empty. Dimana didalamnya ada proses kegiatan penerimaan, penyerahan peti

kemas dan barang, proses stuffing/stripping, relokasi muatan/bongkaran kapal,

relokasi antar depo (oper-oper) dan kegiatan administrasi guna menunjang

kelancaran seluruh aktifitas kegiatan pelayanan di depo .

2) Stuffing adalah suatu kegiatan pemasukan barang kedalam peti kemas/container

dengan menggunakan tenaga manusia/alat mekanis .

3) Stripping adalah suatu kegiatan mengeluarkan barang dari dalam petikemas

dengan menggunakan tenaga manusia/alat mekanis.

c. Pengertian Stuffing

Selain kegiatan bongkar muat container di pelabuhan, ada satu lagi kegiatan

bongkar muat container.Yaitu stuffing dan stripping.Stuffing adalah kegiatan

memasukkan muatan ke dalam container, sedangkanstrippingadalah kegiatan

mengeluarkan barang dari dalam container.

1) Stuffingdalam yaitu kegiatan yang dilakukan di dalam depo.

2) Stuffing luar yaitu kegiatan yang dilakukan di luar depo.

3) Strippingdalam yaitu kegiatan yang dilakukan di dalam depo.

4) Stripping luar yaitu kegiatan yang dilakukan di luar depo.

d. Sejarah Perkembangan Container

Sistem angkutan Container diperkenalkan dan dimulai pada tahun 1920 yaitu

pengangkutan container dengan kereta api oleh The New York Center Railway.

Pada tahun 1921 karena hasilnya sangat baik dikembangkan lagi di kereta api Eropa.

Setelah perang dunia kedua, dikembangkan juga Peggy Back Sistem dalam angkutan

container – container dipasang di atas chasis dan diangkut dengan kereta api dan jalan

raya (truck / trailer).

Pada tahun 1950 – an, dikembangkan lagi suatu rencana yang berkaitan dengan

peggy back sistem dengan sistem Angkutan Laut. Pada tahun 1956 diadakan percobaan

pengangkutan containerdi atas chasis / trailer antara kereta api / jalan raya dengan

sistem angkutan laut dengan kapal – kapal Ro – Ro (Roll on – Roll off Vessel). Dengan

berhasilnya integrasi angkutan container antara kereta api, jalan raya dan angkutan laut,

dikembangkan pula otomatis dalam pelayaran container yaitu dengan dikembangkan

alat – alat mekanik khusus dalam handling container.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Pada mulanya ukuran container belum ada standard dan masih disesuaikan dengan

berbagai alat angkut melalui darat, laut dan keraeta api dan kapal pedalaman, maka

kemudian para maskapai pelayaran sepakat merumuskan standard ukuran container

secara internasional melalui Badan Internasional Standard Organization (ISO).

Sedangkan untuk kapal – kapal container sendiri muncul dengan

modifikasi/perombakan dari kapal – kapal konvcensional.

Di Indonesia yang pertama kali mengoperasikan kapal container adalah PT .

Djakarta Loiyd pada tahun 1975 yang kemudian diikuti oleh perusahaan pelayaran

lainnya.

e. Ukuran Container

(http://triyatmoko.wordpress.com) Ukuran yang umumnya digunakan adalah sebagai

berikut :

1) All Steel Container Ukuran 20’ (Twenty feet)

Panjang : 6.055 M (19’. 10,5” )

Lebar : 2.435 M ( 8’ ) : Bag. Luar

Tinggi : 2,590 M ( 8’6” )

Berat kosong : 2.210 Kg.

Berat Muatan Max : 26.681 Kg.

Kapasitas Kubik : 30 M3

2) All Steel Container Ukuran 40’ (Fourty feet)

Panjang : 12.192 M (40’)

Lebar : 2.435 M (8’) : Bag. Luar

Tinggi : 2.590 M (8’6”)

Berat kosong : 3.801 Kg.

Berat Muatan Max : 26.681 Kg.

Kapasitas Kubik : 67,23 M3

3) Refer Container (Refregereted Container) 20’

Panjang : 6.055 M (19’. 10.5”)

Lebar : 2.435 M ( 8’ ) :Bag. Luar

Tinggi : 2,590 M ( 8’6” )

Berat kosong : 3.311 Kg.

Berat Muatan Max : 15.144 Kg.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Kapasitas Kubik : 25,900 M3

f. Jenis Container

Sementara menurut Subandi (1992 : 12 ) jenis contaier yang sering digunakan

dalam perdagangan ekspor impor sangat banyak diantaranya yang terpenting

dapat disebutkan di bawah ini :

1) Dry Cargo Container

Jenis ini digunakan untuk mengangkut General Cargo (muatan umum) yang

terdiri dari berbagai jenis barang dagangan yang kering dan sudah dikemas

dalam komoditi packing (atau loose) yang tidak memerlukan perlakuan atau

penanganan khsus.

2) Reefer Container

Jenis ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus dikapalkan dalam

keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan, sayur-sayuran, buah-buahan.

3) Bulk Container

Jenis ini digunakan untuk mengangkut muatan curah (bulk cargo) seperti

beras, gandum yang tidak kemas. Konstruksinya tidak menggunakan pintu

biasa melainkan hanya bukaan kecil dibagian bawah belakang.

4) Open Side Container

Jenis ini pintunya ada disamping, memanjang sepanjang peti kemas, tidak

diberi pintu sebagaimana jenis lainnya, melainkan hanya terpal saja guna

melindungi muatan dari pengaruh cuaca.

5) Soft Top Container

Muatan yang dikapalkan dalam container jenis ini dapat terdiri dari barang

berat yang tidak terlalu besar, baik yang dikapalkan dalam keadaan terkemas

maupun loose. Contoh : generator listrik.

6) Open Top,Open Side Container

Bagian atas dan sisinya terbuka, jadi hanya berupa geladak dengan empat

tiang sudut dan empat set lubang untuk memasukan locking pin.

Penggunaannya untuk pengapalan barang berat yang tidak perlu mendapat

perlindungan terhadap pengaruh cuaca.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

7) Flat Rack Container

Ini sebenarnya bukan peti kemas karena hanya terdiri dari landasannya saja.

Penggunaannya: untuk pengapalan barang berat yang sedikit melebihi luas peti

kemas.

8) Tank Container

Berupa tangki berkapasitas 4000 galon (15.140 liter) yang dibangun dalam

kerangka peti kemas, mirip seperti tanki yang dimasukan kedalam peti kemas

jenis open top, open side. Tank container digunakan untuk mengapalkan bahan

kimia atau bahan cair lainnya sesuai kebutuhan.

2. Pergerakan Handling Container Dalam Depo

a. Gerakan handling container

Gerakan-gerakan Handling container adalah sebagai berikut:

1) Stevedoring

Adalah gerakan container dari palka kapal ke atas chasis diatas dermaga

dengan menggunakan Gantry Crane / Port Crane / Ship Crane atau kegiatan

sebaliknya.

2) Haulage

Adalah kegiatan container dari lambung kapal ke CY atau ke CFS

(Container Freight Station) dengan menggunakan chasis dan head truck

(trailer) atau kegiatan sebaliknya.

3) Lift On

Adalah gerakan naikan container ke atas chasis dengan menggunakan

transtainer / Top Loader / Forlift / Crane. Kegiatan ini biasanya dikerjakan di

CY atau dilapangan CFS.

4) Lift Off

Adalah gerakan menurunkan container dari chasis dengan menggunakan

Transtainer / Top Loader / Forlift / Crane. Kegiatan ini biasanya dikerjakan di

CY atau dilapangan CFS.

5) Stripping

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Adalah kegiatan mengosongkan atau mengeluarkan isi container dengan

menggunakan tenaga buruh atau alat forklift.

6) Stuffing

Adalah kegiatan mengisi atau memasukan barang kedalam Container

dengan menggunakan tenaga buruh atau alat forklift.

7) Stack

Adalah gerakan memindahkan container di lapangan CFS dengan tidak

menggunakan trailer (haulage), kegiatan stack terjadi pada container CFS.

8) Relokasi

Adalah gerakan memindahkan container dalam suatu lapangan (CY).

Kegiatan relokasi adalah kegiatan yang terpaksa dilakukan karena untuk

efisiensi lapangan yang disebabkan karena pemilik barang tidak mengeluarkan

containernya pada waktu yang telah ditentukan dalam dokumen. Untuk tidak

memberatkan pemilik barang, kegiatan ini dilakukan dengan tidak

menggunakan Trailer (haulage).

9) Lashing

Adalah merupakan bagian dari kegiatan stevedoring, dikerjakan setelah

semua container dimuat di atas kapal, agar kedudukan satu dengan yang

lainnya tidak bergerak, maka harus dilashing.

3. Dokumen Pengapalan Container

Dokumen – dokumen yang biasanya digunakan dalam pengapalan

container, antara lain :

a. Shipping Instruction ( SI )

b. Equipment Interchange Receipt ( EIR )

c. Delevery Order (D/O)

d. Container Load Plan

e. Bill Of Loading ( Konosemen )

f. Bay Plan

4. Alat Bongkar Muat Container

Menurut Darusman, Dani, Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik,

UPN Jawa Timur,2011, dalam pengoperasian petikemas atau container digunakan

peralatan yang terdiri dari :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

a. Gentry crane / Port Crane

Alat bongkar muat container yang dipasang permanen dipinggir dermaga dengan

menggunakan rel sehingga dapat bergeser yang berfungsi untuk bongkar muat

container dengan jangkauan / row yang cukup jauh.

b. Transtainer dan Top Loader

Adalah alat untuk menaikan / menurunkan (lift on / lift off) ke / dari chasis

(operasional CY /CFS).

c. Floating crane

Floating crane juga merupakan alat untuk mengangkut muatan, tetapi alat ini

berjalan diatas air.Pada saat ship gentry tidak mampu mengangkut muatan berat,

maka bersama–sama dengan floating crane muatan tersebut dapat dengan mudah

diangkat.

d. Super Stacker dan Straddle Carrier

Adalah alat untuk mengangkat sekaligus menaikkan / menurunkan container.

e. Harbour Mobile Crane(HMC)

Alat bongkar muat dipelabuhan / crane yang dapat berpindah pindah tempat serta

memiliki sifat yg flexible sehingga bisa digunakan untuk bongkar / muat container

maupun barang barang curah / general cargo dengan kapasitas angkat / Safety

Weight Load (SWL) sampai dgn 100 ton.

f. Forklift

Adalah alat untuk lift on / lift off empty container juga untuk kegiatan striping /

stuffing.

g. Chasis

Alat bongkar muat container yang dapat bergerak dalam lapangan penumpukan /

Container Yard(CY) yang berfungsi untuk menaikkan / menurunkan container dari

dan ke atas trailer atau sebaliknya dalam area stack / penumpukan sesuai dengan

block, slot, row dan tier.

Macam – macam chassis adalah sebagai berikut :

1) Parallel frame Chassis

Chasis jenis ini sebagai pengangkut peti kemas,pada dewasa ini sangat

digemari oleh para pemakai.

2) Dual Purphose Unit

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Chasis ini berbentuk semi trailer dan dapat digunakan untuk mengangkut

peti kemas dan muatan break-bulk lainnya.Alat ini juga dilengkapi dengan

alat pengunci peti kemas (Container Locking Devices ).

3) Flatbed Truk

Alat ini digunakan untuk mengangkut peti kemas (Container) yang

digunakan pada saat alat angkutan masih kurang. Chassis ini sangat lazim

terdapat di pelabuhan-pelabuhan kecil.

4) TarifBongkar Muat Container

Tarif ini di buat oleh Pemerintah dengan maksud untuk menunjang

kebijaksanaan Pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dan untuk

meniadakan perbedaan ( diskriminasi ) tarif bongkar muat peti kemas

(Container) yang di angkut oleh kapal asing dengan yang di angkut oleh kapal

nasional dalam upaya meningkatkan pelayanan jasa pelabuhan.

h. Spreader

Adalah alat bantu yang dipasang di crane, top loader, super stacker atau forklift

untuk menghandle berbagai macam container.

Spreader ada 2 macam :

a) Fix Spreader : yaitu spreader yang tidak dapat diubah-ubah (hanya untuk 20’ atau

hanya 40’).

b) Telescope Spreader : yaitu spreader yang dapat dipakai untuk container 20’, 40’,

maupun container khusus.

Fungsi spreader adalah sebagai pelindung agar kerangka container tidak patah

atau bengkok karena beban dari isi container yang terlalu berat.

5. Macam – Macam Tarif Perhitungan Stuffing

1. Tarif LCL ( Less Than Container Load)

Dikenakan atas jasa pekerjaan :

a. Membongkar Container isi atau kosong dari kapal, mengangkut dan

menurunkan langsung menyusun di lapangan penumpukan untuk di serahkan

kepada pemilik atau penerima di lingkungan kerja pelabuhan, tidak termasuk

biaya lift on pada saat penyerahan.

b. Memuat Container isi atau kosong ke kapal dengan kegiatan yang merupakan

kebaikan sebagaimana di maksud pada butir (1) di atas.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

2. Tarif FCL ( Full Container Load )

Dikenakan atas jasa biaya pekerjaan :

a. Membongkar Container isi dan kapal mengangkut dan menurunkan langsung

menyusun di lapangan penumpukan, mengangkut ke Container Freight Station

dan menyusun barang di tempat penumpukan untuk di serahkan kepada

penerima / pemilik, kemudian menentukan peti kemas kosong ke lapangan

penumpukan di lingkungan kerja pelabuhan, tidak termasuk biaya penyerahan

(delivery) ke atas alat penerima yang di sediakan oleh penerima / pemilik

barang.

Memuat Container ke kapal dengan kegiatan yang merupakan kebalikan

sebagian di maksud pada ketentuan di atas.

6. ProsedurSingkat Tentang Pengurusan Container

a. Pengambilan container kosong di depo container

Ketika seorang eksoprtir (customer) akan mengirimkan barangnya, maka eksportir

(customer) tersebut akan memberikan surat kuasa kepada pihak EMKL memberikan

shipping instruction kepada pihak shipping lines untuk kemudian pihak shipping

lines memberikan D/O kepada EMKL untuk mengambil Empty container di depo

container, dan depo container akan mengeluarkan EIR ( Equipment Intercange

Recept ) sebagai bukti penyerahan container dan berisi data – data tentang container.

b. Pengiriman container dari depo container ke gudang shipper

Setelah dokumen EIR diserahkan maka pihak EMKL melakukan trucking

container kosong ke gudang shipper. Setelah sampai di gudang shipper maka pihak

trucking menyerahkan EIR kepada pihak shipper di gudang stuffing.

c. Pengiriman container full ke CY (Container Yard)

Setelah kegiatan stuffing selesai, maka kegiatan selanjutnya adalah trucking

container full ke CY. Dengan berbekal packing list dan EIR maka pihak eksportir

(customer) membawa container full ke CY untuk kemudian container di timbun di CY

selama menunggu kedatangan kapal. Setelah container di CY maka tanggung jawab

beralih kepada pihak container yard (CY).

d. Kapal datang, container full dimuat ke kapal

Setelah kapal datang maka container segera dimuat ke atas kapal. Dengan terlebih

dahulu pihak CY menyerahkan EIR untuk mengetahui dengan pasti bagaimana

keadaan container tersebut.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

e. Instansi Terkait Dalam Container Muat

Dalam melaksanakan kegiatan Handling Container muat selalu berhubungan

dengan instansi – instansi pemerintah maupun swasta,hubungan tersebut akan

memperlancar serta mempermudah dalam pelaksanaan handling container muat.

Adapun instansi – instansi tersebut antara lain :

1) Perusahaan Pelayaran

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan yaitu perusahaan

yang menyediakan ruangan kapal dan container untuk barang muatan yang akan

dikapalkan.

2) EMKL / Freight Forwading

Perusahaan jasa yang menangani pengurusan baik ekspor maupun impor,

pengurusan ini meliputi pengeluaran barang dari gudang pemilik sampai ke

gudang pelabuhan maupun sebaliknya atas perintah pemilik barang.

3) Administrator Pelabuhan

Instansi pemerintah yang mengatur kegiatan pelabuhan di lingkungan

Departemen Perhubungan. Bertugas melaksanakan koordinasi dengan instansi –

instansi terkait di pelabuhan.

4) Perusahaan Depo Container

Perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran yang menyediakan container

kosong dan juga mengeluarkan EIR yang berfungsi mencatat kondisi container.

5) Perusahaan Angkutan Darat

Perusahaan yang menawarkan jasa pengangkutan muatan mulai dari container

kosong di depo container menuju gudang eksportir sampai container isi dan

dikirim melalui gudang pelabuhan.

6) TPKS

Instansi yang berfungsi menguasai, menangani segala pergerakan container

dilapangan penumpukan peti kemas dan memberi ijin keluar maupun masuknya

container di TPKS (Tempat Penimbunan Kontainer Sementara).

7) Bea dan Cukai

Instansi yang memberikan ijin dan memeriksa dokumen maupun barang eksport

/ import secara administrative. Dalam hal ini ditentukan adanya tiga jalur, yaitu

jalur merah, jalur hijau, jalur kuning.

2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan

1. PT. MERATUS LINE

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Meratus Line (dahulu PT . Pelayaran Nusantara Meratus) berdiri sejak 17 Oktober

1957 oleh bapak Hen Menaro. Berawal dari perusahaan pelayaran dengan kapal

pertama diberi nama MV . Paliat dengan kapasitas 616 DWT. Support pengiriman,

utamanya bahan pangan dari Surabaya ke Banjarmasin. Awal 1980-an, managemen

Meratus dipegang oleh Bapak Charles Menaro sebagai Presiden Direktur. Meratus

memiliki peran besar dalam memulai ” Interisland Container Service “ dengan

menggunakan kapal container untuk pertama kali pada rute Surabaya-Makasar, yaitu

MV. Marina Star 1. Semakin berkembangnya dunia bisnis, kebutuhan kecepatan

support operasional pelayaran membuat makin banyak anak cabang perusahaan.

Kantor pusat (Head Office) PT . Meratus line berada di jalan Alon-alon Priok

No.27 Surabaya. PT . Meratus Line mempunyai cabang di seluruh Indonesia agar

memperlancar pengiriman barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan. PT .

Meratus Line merupakan perusahaan pelayaran yang mempunyai banyak kapal

walaupun dilihat dari segi ukuran tidak sebesar kapal-kapal Internasional, hal ini

disebabkan karena kapal-kapal meratus diprioritaskan pada angkutan sungai sehingga

dapat menjangkau sampai ke daerah pedalaman seperti di kalimantan. Perkembangan

kapal-kapal Meratus dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu pada tahun 1990:

15 kapal, 2001: 21 kapal, 2007: 33 kapal dan sampai sekarang mendekati 40 kapal.

Salah satu kantor cabang PT . Meratus Line adalah PT . Meratus Line Cabang

Surabaya yang bertempat di jalan Alon-alon Priok No. 27 Surabaya. Dalam bidang

usahanya PT . Meratus Line bekerjasama dengan PT . Mitra Dharma Laksana sebagai

PBM dan PT . Mitra Intrans Forwading yang bergerak di bidang Forwading untuk

menjalankan kegiatan EMKL. Dilihat dari segi daya angkut dan armada PT . Meratus

Line adalah perusahaan pelayaran yang paling besar di Indonesia sedangkan pesaing

terdekatnya adalah PT . SPIL, PT . Tanto dan PT . Temas. PT . Meratus Line sampai

saat ini mempunyai kurang lebih 2000 karyawan hal ini disebabkan karena kegiatan

perdagangan yang semakin ramai dan aktifitas yang semakin padat maka dibutuhkan

tenaga-tenaga ahli dibidangnya.

a. Kantor cabang dan armada

Di karenakan PT . Meratus Line merupakan salah satu perusahaan pelayaran domestik

yang terbesar di Indonesia maka untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing pulau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

diperlukan jaringan-jaringan nasional yang sekiranya dapat mempercepat arus

pengiriman barang.

Melalui kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan dilengkapi sarana

pendukung, PT . Meratus Line dapat dengan leluasa / mudah melayani kebutuhan para

pengguna jasa angkutan laut maupun domestik maupun expor-impor. Berikut adalah

beberapa kantor cabang PT . Meratus Line yang tersebar diseluruh Indonesia antara lain :

Banjarmasin, Benete, Benoa, Bintuni, Dili, Jakarta, Kendari, Kupang, Kumai, Makasar,

Medan, Padang, Palu, Samarinda, Sampit, Surabaya, Toli-toli.

PT . Meratus Line memiliki armada lebih dari 33 buah kapal dengan kapasitas mulai dari

60 TEUS sampai dengan 350 TEUS dan kapasitas terbanyak antara 120 TEUS – 160

TEUS. Berdasarkan putusan perkara NO : 03 / KPPR – 1 / 2003. Armada PT . Meratus

Line terdiri dari 2 jenis kapal, yaitu kapal container yang berjumlah 28 buah kapal

konvensional yang berjumlah 3 buah kapal.

b. Struktur Organisasi dan cara kerjanyaDepo Tanjung Tembaga di PT. Meratus

Line Surabaya

Struktur organisasi adalah suatu keterangan yang menunjukkan tugas dari masing-

masing bagian yang didalam struktur organisasi terdapat orang-orang yang

menggerakkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanpa struktur

organisasi perusahaan tidak akan memperoleh atau mencapai tujuan yang

direncanakan. Adapun struktur organisasi PT. Mereatus Surabaya menganut system

struktur organisasi bentuk lini, yaitu suatu bentuk organisasi yang didalamnya

terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan

dan bawahan.Mengingat di dalam Depo Tanjung Tembaga PT. Meratus Surabaya

mempunyai sedikit pegawai dan tata kerja merupakan hasil perintah langsung dari

pusat.

STRUKTUR ORGANISASI

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Gambar : I.1

Struktur Organisasi PT. Meratus Surabaya

Sumber : PT. Meratus Surabaya 2010

1) Koordinator depo (supervisor).

Berperan penting dalam merencanakan dan mengontrolkegiatan di Depo dan

mengatur setiap ada pergerakan pemasukan pengeluaran container baik full

maupun empty container dari pelabuhan tujuan dan mengevaluasi setiap terdapat

keselahan dalam kegiatan handling container dan handling cargo didalam depo.

2) Foreman Bongkar/muat(B/M).

Mengontrol setiap kegiatan dalam Bongkar dan muat container untuk segera

dimuat dan didata dalam muatan sortiran atau didalam dok loadlist muatan untuk

segara dapat dimuat ke atas kapal.

3) Foreman stuffing dan sripping.

Mengontrol setiap kegiatan staffing dan stripping dalam pergerakan handling

cargo di lapangan untuk pemuatan tujuan dan mengevaluasi jika ada kesalahan

terhadap handling cargo.

4) Foreman Lapangan.

Mengontrol alur keluar/masuknya container setiap pergerakan container dan

mengalokasikan blok container yang sudah terdata dalam sistem container didalam

adm get in/adm get out.

5) Foreman Adm.

Koordinator Depo

Foreman Lapangan

Inspektor Petikemas

Kerani B / M

Teknisi Reefer

Cleaning

Foreman Stuffing & Stripping

Kerani Stuffing

Kerani Stripping

Inspektor Lapangan

Foreman Adm .

Adm . Gate in

Adm . Gate Out

Adm . Persnlia

Security

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

Mengontrol kegiatan pemasukan dan pengeluaran container dan dokumen-

dokumen untuk container full ataupun empty untuk didata dan dimasukan dalam

sistem adm.

6) Kerani lapangan Stuffing dan Stripping.

Mencatat semua pergerakan container dalam pergerakan siffting container,

stacking container dan hampar empty dari order pemasukan yang ada untuk

dimasukan dalam sistem Adm.

7) Security.

Mengatur lalu lintas kegiatan masuk dan keluarnya trucking yang berada di

depo untuk mengakut barang yang akan di stuffing atau mengangkut container

yang akan dimuat ke CY atau ke Dermaga.

c. Budaya Kerja PT. Meratus Line Surabaya

Dalam budaya kerjanya PT. Meratus Surabaya mempunyai program budaya

ISTEP

Dengan menjunjung tinggi kerja sama tim yang baik salah satunya dengan

ketepatan waktu dan ketelitian tiap anggota tim dalam melakukan tugasnya masing-

masing. Semua itu tercermin dalam jam kerja yang diterapkan PT. Meratus Line Cabang

Surabaya.

Tabel : I. 1

Jam Kerja Depo PT. Meratus Surabaya

Sumber : PT. Meratus Surabaya

Hari Jam Kerja Jam Istirahat

Senin 08.00-19.00 12.00-13.00

Selasa 08.00-19.00 12.00-13.00

Rabu 08.00-19.00 12.00-13.00

Kamis 08.00-19.00 12.00-13.00

Jumat 08.00-19.00 12.00-13.00

Sabtu 08.00-19.00 12.00-13.00

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/1418/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perusahaan Pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal

d. Visi dan Misi PT. Meratus Line Surabaya

Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan diawalidengan membuat

evaluasi diri dan melakukan analisis secara internal daneksternal untuk menentukan apa yang

seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Langkah berikutnya adalah membahas dalam rapat

kerja untuk menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan. Pencapaian dalam

menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran, tentunya juga harus memahami lingkungan sekitar,

memperkirakan masa depan dan persaingannya bagaimana.

a. Visi

Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clankarakteristik yang ingin di capai

oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Dalam hal ini perusahaan

bongkar muat PT.Meratus Line memiliki visi yaitu untuk mengembangkan bisnis

pengiriman melalui asia tenggara danoseania.

b. Misi

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembagadalam usahanya

mewujudkan Visi dan Misi PT.Meratus Line untuk memberikan solusi

transportasimelalui kepengurusan biaya, kehandalan, dan proses internal yang efisien.

c. Visi Dan Misi PT.Mitra Dharma Laksana (MDL)

Memastikan PT.Mitra Dharma Laksana menjadi salah satu perusahaan yang

terkemuka dalam operasionalisasi depo dan bongkar muat kapal serta meningkatkan

kinerja perusahaan secara berkesinambungan didalam bidang pelayaran.