12
BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT Definisi-definisi Membaring ialah mengambil arahnya suatu benda dari kapal lalu arah tersebut dengan arah berlawanan dilukis sebuah garis dari titik yang dibaring dalam peta. Sinar baring ialah sebagai lingkaran besar yang ditarik dari titik baringan melalui pusat pedoman dari kapal. Lengkung baring ialah garis lengkung yang menghubungkan antara titik pusat pedoman di kapal dan benda yang dibaring yang memotong derajah atas sudut yang sama. Garis baringan ialah garis lurus dipeta laut yang pada titik yang dibaring menyinggung lengkungan baringan. Baringan ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara dengan garis baringan. Ada 4 macam baringan : 1. Baringan Sejati (BS) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara Sejati (US) dengan garis baringan 2. Baringan Magnetis (BM) adalah sudut yang dibentuk oleh arah Utara magnetis (UT) dengan garis baringan. 3. Baringan pedoman (BP) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara pedoman (UP) dengan garis baringan. 4. Baringan relatip (Br) ialah sudut antara sinar baringan dan haluan kapal.

BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

BAB II

PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Definisi-definisi

Membaring ialah mengambil arahnya suatu benda dari kapal lalu arah

tersebut dengan arah berlawanan dilukis sebuah garis dari titik yang

dibaring dalam peta.

Sinar baring ialah sebagai lingkaran besar yang ditarik dari titik baringan

melalui pusat pedoman dari kapal.

Lengkung baring ialah garis lengkung yang menghubungkan antara titik

pusat pedoman di kapal dan benda yang dibaring yang memotong derajah

atas sudut yang sama.

Garis baringan ialah garis lurus dipeta laut yang pada titik yang dibaring

menyinggung lengkungan baringan.

Baringan ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara dengan garis

baringan.

Ada 4 macam baringan :

1. Baringan Sejati (BS) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara

Sejati (US) dengan garis baringan

2. Baringan Magnetis (BM) adalah sudut yang dibentuk oleh arah

Utara magnetis (UT) dengan garis baringan.

3. Baringan pedoman (BP) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara

pedoman (UP) dengan garis baringan.

4. Baringan relatip (Br) ialah sudut antara sinar baringan dan haluan

kapal.

Page 2: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Gambar. 1

Untuk menentukan posisi kapal di atas peta laut dipakai bermacam-

macam cara tergantung jumlah benda-benda yang dapat dibaring dari

kapal.

1. Jika disekeliling kapal hanya terdapat satu benda baringan saja :

a. Satu benda dibaring 1 kali

1. Baringan dengan jarak

2. Baringan dengan peruman

3. Baringan dengan lingkaran suar

b. Satu benda dibaring 2 kali

1. Baringan dengan geseran

2. Baringan dengan sudut berganda

3. Baringan 4 surat

4. Baringan istimewa

5. Baringan dengan surat berganda

Page 3: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

2. Jika disekeliling kapal terdapat dua benda yang dapat dibaring

Baringan silang

Gambar. 2

1) Bar I dan Bar II diambil dalam waktu hampir bersamaan, didapat

baringan pedoman.

2) Baringan pedoman yang diperoleh, dijabarkan dengan sembir

dan diperoleh baringan saja.

3) Lukis kedua baringan sejati tersebut dari benda yang dibaring

dalam peta.

4) Perpotongan kedua garis baringan sejati tersebut adalah posisi

kapal (K)

1.a.1 Baringan dengan peruman

Page 4: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Gambar. 3

Pelaksanaan :

1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp), bersamaan

dengan itu kedalam air diukur dengan perum (25m)

2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta

3. Jabarkan hasil peruman sampai muka serutan peta( lihat daftar

Pasang Surut )

4. Carilah pada garis baringan suatu kedalaman yang jatuh sama

dengan garis baringan (25m).

5. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut.

1.a.2. Baringan Lingkar suar ( Baringan dengan jarak )

Page 5: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Gambar. 4

Pelaksanaan :

1. Terlebih dahulu buatlah lingkaran jarak nampak suar dengan suar

sebagai titik pusatnya dan jari-jarinya = jarak geografis suar ( lihat,

daftar suar )

2. Pada saat suar tersebut mulai nampak/hilang di cakrawala

baringlah suar tersebut denagn pedoman (Bp)

3. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta

4. Perpotongan antara Bs dangan lingkaran adalah posisi kapal (K)

1.b.1. Baringan dengan Geseran

Gambar. 5

Page 6: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Pelaksanaan :

1. Baringkah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktu.

2. Jabarkan Bp menjadi Bs 1 dan lukis garis baringnya dipeta

3. Setelah selang beberapa waktu kemudian benda tersebut dibaring

lagi dengan pedoman (Bp) dan dicatat waktunya.

4. Jabarkan Bp menjadi Bs II dan lukis garis baringnya di peta.

5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI dan

bS II dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan sesuai dengan

jarak tersebut.

6. Perpotongan antara Bs II dengan BsI yang digeserkan adalah

posisi kapal (K)

Catatan :

Jarak yang ditempuh dari bar I ke bar II =

Selisih waktu dalam menit X kecepatan atau / jam = d 60

1.b.2 Baringan dengan sudut berganda

Gambar. 6

Page 7: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Catatan :

I. Benda kiri

Baringan = H - < perpotongan

II. Benda kanan

Baringan = Haluan ( H) + < perpotongan

Pelaksanaan:

1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktunya.

2. Lukiskan Bs II sedemikian rupa sehingga sudut ytang dibentuk oleh BsII

dengan haluan 2x sudut yang dibentuk oleh Bs I dengan haluan

3. Pada saat terjadinya Bs II, catat waktunya

4. Hitunglah jarak waktu yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI-BsII

(misalnya = d mil ) dan ukurkan pada BD dari benda 7/8 di (BE)

5. Tarik dari E garis // garis keluar yang memotong bar II di K

6. Posisi kapal (K) terlertak pada titik tersebut.

1.b.3 Baringan Empat Surat

AC = BC ( segitiga siku-siku sama kaki )

Gambar. 7

Page 8: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Catatan :

I. Benda kiri

Baringan = H - < perpotongan

II. Benda kanan

Baringan = Haluan + < perpotongan

Catatan Benda dikiri

Bar I = H – 45°

Bar II = H - 90°

Karena baringan menggunakan pedoman magnet maka sembir harus

diperhitungkan.

Jika selama dalam pelayaran terdapat arus dari muka/belakang maka

letak kapal (K) lebih dekat /jauh dari benda sesuai dengan arah dan

kekuatan arus.

Pelaksaan :

1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I dan Bs II

sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut 45°

dan 90° dengan garis haluan (Hs)

2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya.

3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I –Bs II

( misalnya = d mil ) BD = a AC//ED

4. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut.

Page 9: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

1.b.4 Baringan Istimewa

Gambar. 8

Catatan :

I. Benda kiri

Baringan = H - < perpotongan

II. Benda kanan

Baringan = Haluan + < perpotongan

Pelaksanaan :

1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I, Bs II dan Bs III

sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut-sudut

26,5°, 45° dan 90° dengan garis haluan (Hs)

2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya.

3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I –Bs II

( misalnya = d mil ) dan geserkan Hs sepanjang Bs III sehingga

jaraknya dari benda tersebut = jarak yang telah dihitung,

4. Posisi kapal (K) pada perpotongan antara BS II dengan Hs yang

digeser.

Page 10: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Catatan :

Benda kiri

Bar I = H – 26,5°

Bar II = H - 45°

Sembir harus diperhitungkan

Keistimewaan daripada baringan istimewa ini adalah sebelum benda

tersebut melintang haluan, penilik sudah mengetahui saat dan jarak

kapal terhadap benda pada waktu melintang, sehingga jika jarak

tersebut dipandang kurang aman, kapal masih dapat dirubah

haluannya untuk menghindari bahaya navigasi.

Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam melaksanakan baringan silang

1. Waktu antara baringan yang satu dengan yang lain jangan terlalu

lama

2. Benda-benda yang perubahan sudut baringannya lambat dibaring

lebih dahulu.

3. Jika disekeliling kapal terdapat banyak benda yang dapat dibaring,

pilihlah benda-benda yang garis baringnya berpotongan tegak lurus

dan baringlah benda ketiga untuk pemeriksa.Jika pelaksanaan

baringan silang baik, ketiga garis baringan tersebut akan

berpotongan pada satu titik atau merupakan segitiga yang kecil.

Pelaksanaan :

1. Baringlah kedua benda tersebut dalam waktu yang hampir

bersamaan.

2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis-garis baringannya di peta

( BsI dan Bs II)

3. Perpotongan antara Bs I dan BS II adalah posisi kapal (K)

Page 11: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

2.a. Baringan silang dengan geseran.

Gambar. 9

Pelaksanaan :

1. Baringlah n\benda yang satu (K) derngan pedoman (Bp) dan catat

waktunya

2. Jabarkan Bp I menjadi Bs I dan lukis garis baringnya di peta

3. Selang beberapa waktu kemudian baringlah benda yang lain (B)

dengan pedoman (Bp I) dan catat waktunya.

4. Jabarkan Bp II menjadi BS II dan lukis garis baringnya di peta.

5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BSI- BS II

( misal = d mil ) dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan dengan

jarak = jarak yang telah dihitung.

6. Perpotongan antara Bs II dengan Bs I yang digeser adalah posisi

kapal (K)

Page 12: BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT

Menggunakan garis-garis merkah (garis-garis penuntun)

Untuk memudahkan navigasi seringkali dipasang merkah-merkah (menara

suar, suar penuntun, rambu-rambu dll ), sehingga kapal terhindar dari

bahaya navigasi dengan jalan menahan merkah-merkah tersebut menjadi

satu (berimpit) . Pada umumnya arah sejati telah diberikan.

Disamping mengarahkan haluan, garis penuntun juga digunakan untuk

menentukan deviasi (lihat transit)

Gambar. 10

Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan deviasi, dan jelaskan ?

2. Bagaimana cara mengetahui bahaya-bahaya navigasi dalam

berlayar,?

3. Apa fungsi dari garis-garis merkah ( penuntun ).?

4. Sebutkan macam2 baringan, dan jelaskan ?

5. Bagaimana cara menentukan posisi kapal, ?