53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA 2.1.1. Anatomi Payudara Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada . Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi . Berat payudara pada masa menyusui mencapai 600-800 gram. (Ambarwati dan Wulandari, 2010) Kelenjar susu berada di jaringan subkutan , tepatnya di antara jaringan subkutan superficial dan profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor , sebagian kecil seratus anterior dan obliqus eksterna. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause. Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak .(Soetjiningsih, 1997) 1. Letak : setiap payudara terletak pada sternum dan meluas setinggi costa kedua dan keenam. Payudara ini terletak pada fascia superficialis di daerah pektoral antara sternum dan axila dan melebar dari iga kedua atau ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh dinding rongga dada yang disangga oleh ligamentum suspensorium. 2. Bentuk: masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan

Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA

2.1.1. Anatomi Payudara

Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada .

Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi . Berat payudara pada masa

menyusui mencapai 600-800 gram. (Ambarwati dan Wulandari, 2010)

Kelenjar susu berada di jaringan subkutan , tepatnya di antara jaringan subkutan superficial dan

profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor , sebagian kecil seratus anterior dan

obliqus eksterna. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil

setelah menopause. Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan stroma jaringan

penyangga dan penimbunan jaringan lemak .(Soetjiningsih, 1997)

1. Letak : setiap payudara terletak pada sternum dan meluas setinggi costa kedua dan

keenam. Payudara ini terletak pada fascia superficialis di daerah pektoral antara sternum

dan axila dan melebar dari iga kedua atau ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh

dinding rongga dada yang disangga oleh ligamentum suspensorium.

2. Bentuk: masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai

ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau aksila. Bentuk payudara

cembung ke depan dengan putting (papila mammaria) yang berwarna tua

ditengahnya. Puting terdiri atas kulit dan jaringan erektil.

3. Ukuran: ukuran payudara berbeda pada setiap individu , juga tergantung pada

stadium perkembangan dan umur.

Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada yang lainnya.

(Dewi dan Sunarsih, 2011)

Page 2: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaceus, yaitu kelenjar Montgomery yang

membentuk tuberkal dan membesar selama kehamilan. Kelenjar ini mengeluarkan zat

lemak agar puting tetap lunak dan lentur selama menyusui. (Maryunani, 2009)

Tiap payudara terdiri atas 15-30 unit dukto-lobular fungsional yang tersusun radial di

sekitar puting susu. Lobus –lobus ini dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi

jumlahnya , yang mengelilingi jaringan ikat(stroma) di antara lobus-lobus. Jaringan ikat

di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap

substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit .

Pita ini , yaitu ligamentum Cooper, merupakan ligamentum suspensorium payudara.

(Price dan Wilson, 2006)

Setiap lobulus terdiri atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam duktus

laktiferus(saluran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk

membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekreotik. Ketika

saluran-saluran ini mendekati putting , saluran membesar uintuk membentuk wadah

penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus.

Kemudian saluran- saluran itu menyempit dan menembus putting dan bermuara di atas

permukaannya. (Pearce, 2009)

Sinus laktiferus, duktus dan alveolus dikelilingi oleh otot polos(mioepitel) yang dapat

berkontraksi untuk memompa air susu ibu. Alveolus juga dikelilingi oleh pembuluh

darah yang memberi zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu ibu .

(Maryunani, 2009)

Page 3: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Struktur Makroskopis.

Struktur makroskopis dari payudara adalah sebagai berikut:

1. Cauda axillaris.

Adalah jaringan payudara yang meluas ke arah aksila.

2. Areola Mammae.

Adalah daerah lingkaran yang terdiri atas kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi.

Areola pada masing-masing payudara memiliki garis tengah kira-kira 2,5cm. letaknya

mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan

penimbunan pigmen pada kulitnya. Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat ,

kelenjar lemak dari Montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama

kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan

payudara selama menyusui.

Terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu. Sinus

laktiferus yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar , akhirnya memusat ke dalam

puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran –saluran terdapat

otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar .

(Dewi dan Sunarsih, 2011)

3. Papilla mammae (puting susu).

Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran

payudara, maka letaknya akan bervariasi.

Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,

ujung-ujung serat saraf ,pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos

yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi duktus laktiferus akan memadat

dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan

menarik kembali puting susu tersebut.

(Ambarwati dan Wulandari, 2010

Page 4: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

)Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus ,

selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing

dihubungkan dengan saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu pohon.

Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu , akan didapatkan saluran air susu

yang disebut duktus laktiferus. Di daerah areola mammae duktus laktiferus ini melebar

membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus

terus bercabang –cabang menjadi duktus dan duktulus. Tiap –tiap duktulus yang pada

perjalanan selanjutnya disusun oleh sekelompok alveoli. Di dalam alveoli terdiri dari

duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang

berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli. ( Sulistyawati, 2009)

Bentuk puting susu ada empat macam, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar,panjang,

dan terbenam (inverted).

Struktur Mikroskopis.

Payudara tersusun atas jaringan kelenjar, tetapi juga mengandung sejumlah jaringan lemak

dan ditutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi 15-20 lobus yang dipisahkan

secara sempurna satu sama lain oleh lembaran- lembaran jaringan fibrosa.

( Price dan Wilson, 2006)

Struktur dalamnya dikatakan menyerupai segmen buah anggur atau jeruk yang dibelah.

Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan tersusun atas bangunan-

bangunan sebagai berikut:

1.Alveoli.

Alveolus merupakan unit terkecil yang memproduksi susu . Bagian dari alveolus adalah sel

Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh darah. Payudara terdiri atas

15-25 lobus. Masing-masing lobus tediri atas 20-40 lobulus. Selanjutnya masing-masing

lobulus terdiri atas 10-100 alveoli dan masing- masing dihubungkan dengan saluran air susu

(sistem duktus) sehingga menyerupai suatu pohon. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam

saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang

lebih besar (duktus laktiferus).

Page 5: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

2. Duktus laktiferus.

Adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus laktiferus.

3. Ampulla.

Adalah bagian dari duktus laktiferus yang melebar, merupakan tempat menyimpan air

susu. Ampulla terletak di bawah areola.

4. Lanjutan setiap duktus laktiferus.

Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae. Fungsi payudara terutama

dikendalikan oleh aktifitas hormon , tetapi pada bagian kulitnya dikendalikan oleh

cabang-cabang nervus torakalis. Selain itu , juga terdapat sejumlah saraf simpatis,

terutama di sekitar areola dan papilla mammae.

Selama kehamilan , estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveolus dan

duktus laktiferus di dalam mammae, serta merangsang produksi kolostrum. Namun ,

produksi ASI tidak terjadi sampai sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen

menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan

produksi ASI pun dimulai. Produksi prolaktin secara berkesinambungan disebabkan oleh

proses menyusui yang dilakukan secara berkesinambungan.

(Dewi dan Sunarsih, 2011)

Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuroendokrin, rangsangan sentuhan pada

payudara akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel

mioepitel. Proses ini disebut sebagai repleks let down atau pelepasan ASI yang membuat

ASI tersedia bagi bayi. Dalam hari –hari dini laktasi, refleks pelepasan ASI ini tidak

terpengaruh oleh kecemasan ibu.

Nantinya , proses pelepasan ASI dapat dihambat oleh kecemasan ibu bila dia merasa

sakit, lelah, malu, atau bila merasakan nyeri pada saat menyusui.

Isapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus sinus

laktiferus. Isapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis anterior.

Page 6: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus yang

mengelilingi alveolus dan duktus laktiferus.

Kontraksi ini mendorong ASI keluar dari alveolus melalui duktus laktiferus menuju sinus

laktiferus di mana akan tersimpan. (Pearce, 2009).

Pada saat bayi mengisap , ASI dalam sinus tertekan keluar ke mulut bayi. Gerakan ASI

dari sinus dinamakan let down atau pelepasan. Pada akhirnya let down dapat dipicu

tanpa rangsangan isapan, pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau

sekedar memikirkan bayinya.

“Pelepasan’’penting sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa “pelepasan’’ bayi dapat

mengisap terus- menerus , tetapi hanya memperoleh dari sebagian ASI yang tersedia dan

tersimpan.

Bila “pelepasan’’ gagal terjadi berulang kali dan payudara berulang kali tidak

dikosongkan pada waktu pelepasan , refleks ini akan terhenti berfungsi dan laktasi akan

berhenti .

(Dewi dan Sunarsih, 2011)

2.1.FISIOLOGI PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI).

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan

mekanik , saraf dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon terhadap

pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Pembentukan kelenjar payudara.

2. Pembentukan air susu.

3. Pemeliharaan pengeluaran air susu.

( Sulistyawati, 2009)

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofisi akan mengatur kadar prolaktin dan

oksitosin dalam darah.

Page 7: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Hormon- hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan

penyediaan air susu selama menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan

berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui

dan berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isap kurang,

frekuensi isapan yang kurang, serta singkatnya waktu menyusui. Hal ini berarti pelepasan

prolaktin yang cukup diperlukan untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai

sejak minggu pertama kelahiran.

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan

mekanik, saraf , dan bermacam-macam hormon.

Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi tiga bagian,

yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Kelenjar Payudara.

a. Sebelum pubertas

Duktus primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati pubertas terjadi

petumbuhan yang cepat dari sistem duktus terutama di bawah pengaruh hormon

ekstrogen sedangkan pertumbuhan alveoli oleh hormon progesteron. Hormon yang juga

ikut berperan dalam pembentukkan kelenjar payudara adalah prolaktin yang dikeluarkan

oleh kelenjar adenohipofise (hipofise anterior). Hormon yang kurang perannya adalah

hormon kelenjar adrenalin, tiroid , paratiroid dan hormon pertumbuhan.

b. Masa pubertas

Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan sistem duktus , proliferasi

dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yang terletak pada ujung-ujung distal

duktulus. Jaringan penyangga stroma mengalami organisasi dan membentuk septum

interlobular.

c. Masa siklus menstruasi.

Perubahan –perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan dengan siklus

menstruasi dan perubahan –perubahan hormonal yang mengatur siklus tersebut seperti

Page 8: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormon ini

meningkat maka akan terjadi edema lobulus , penebalan dari basal membran epitel dan

keluarnya bahan dalam alveoli . secara klinis akan dirasakan payudara berat dan penuh.

Setelah menstruasi dimana kadar estrogen dan progesteron berkurang, yang berperan

hanya prolaktin saja , terjadi degenerasi dari sel-sel kelenjar air susu beserta jaringan

yang mengalami proliferasi , edema berkurang sehingga besarnya payudara berkurang

namun tidak kembali seperti besar sebelumnya. Hal ini menyebabkan payudara selalu

bertambah besar pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan tahun menstruasi sampai

umur 30 tahun.

d. Masa kehamilan

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,

percabangan –percabangan dan lobulus , yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta

dan korpus luteum. Hormon- hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan

adalah prolaktin , laktogen plasenta, korionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon

tiroid, hormon paratiroid, hormon pertumbuhan.

e. Pada 3 bulan kehamilan.

Prolaktin dari adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk

menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum

masih dihambat oleh estrogen dan progesteron , tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya

aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.

f. Pada trimester kedua kehamilan.

Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum . keaktifan dari

rangsangan hormon-hormon terhadap pengeluaran air susu telah dibuktikan

kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan di mana bayinya

meninggal , tetap keluar kolostrum. (Sulistyawati, 2009)

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktus yang baru,

percabangan –percabangan dan lobulus , yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta

dan korpus luteum.

Page 9: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Hormon –hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin ,

laktogen plasenta, karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon

paratiroid, dan hormon pertumbuhan. (Sherwood, 2001)

Pada trimester pertama kehamilan , prolaktin dari adenohipofisis/hipofisis anterior mulai

merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.

Pada masa ini, pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron,

tetapi jumlah prolaktin meningkat, hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang

ditekan. (Ganong, 2003)

Pada trimester kedua kehamilan , laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan

kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon-hormon terhadap pengeluaran air susu telah

didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur empat

bulan di mana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum.

(Dewi dan Sunarsih, 2011)

2.1.3 Pembentukan Air Susu.

Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing- masing berperan sebagai

pembentukkan dan pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin dan refleks”let down’’.

Susu disintesis oleh sel epitel, lalu disekresikan ke dalam lumen alveolus, kemudian

mengalir melalui duktus laktiferus ke permukaan puting payudara. (Sherwood, 2001)

Walaupun pada pertengahan kehamilan payudara sudah mampu menghasilkan air susu

secara penuh, akan tetapi sekresi susu tidak terjadi sampai persalinan selesai. Konsentrasi

estrogen dan progesteron yang tinggi selama terakhir masa kehamilan mencegah laktasi

dengan menghambat efek stimulatorik prolaktin pada sekrsei susu. Prolaktin adalah

stimulan utama bagi sekresi susu.

Dengan demikian , walaupun steroid-steroid plasenta yang kadarnya tinggi memicu

perkembangan perangkat penghasil susu di payudara, steroid –steroid itu juga menghambat

kelenjar- kelenjar tersebut untuk bekerja sampai bayi lahir dan memerlukan susu.

Page 10: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi seiring dengan keluarnya

plasenta pada persalinan memicu laktasi.

(Sherwood, 2001)

Sesudah bayi lahir, payudara keluar sekret yang berupa cairan bening yang disebut

kolostrum yang kaya protein , dan dikeluarkan selama 2-3 hari pertama. Di pihak lain,stres

psikologis, yang bekerja secara hipotalamus dapat menghambat penyemprotan susu.

Tangisan atau pandangan bayi dan persiapan payudara untuk menyusui dan dapat

menyebabkan pengeluaran air susu.

Merokok dapat menghambat lonjakan prolaktin dan menyebabkan penurunan produksi

air susu. Sedangkan rasa nyeri, malu, dan alkohol dapat menghambat pengeluaran air

susu. Karena itu sikap positif terhadap menyusui serta lingkungan yang santai penting

agar proses menyusui berhasil.

(Heffner dan Schust, 2008)

Pada ibu yang menyusui memiliki dua refleks yang masing-masing berperan sebagai

pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu sebagai berikut:

a. Refleks Prolaktin.

Pada akhir kehamilan , hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum ,

namun jumlah kolostrum terbatas karena

aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi.

Setelah partus , lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum membuat

estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi yang

merangsang puting susu dan kalang payudara yang akan merangsang ujung-ujung saraf

sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. (Dewi dan Sunarsih, 2011)

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis hipotalamus yang

akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan

sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin.

Page 11: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Faktor- faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofisis anterior

sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal pada tiga

bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada

peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap

berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui , kadar prolaktin akan menjadi normal

pada minggu kedua sampai ketiga.

Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti:

- stress atau pengaruh psikis

- anastesi

- operasi

- rangsangan puting susu.

- hubungan kelamin.

- obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin , klorpromazin, fenotiazid.

Sedangkan keadaan –keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah:

- gizi ibu yang jelek.

- obat- obatan seperti ergot , I-dopa.

2. Refleks Let Down (milk ejection reflex).

Bersamaan dengan pembentukkan prolaktin oleh adenohipofise ,rangsangan yang berasal dari

isapan bayi yang ada dilanjutkan ke neuro hipofise(hipofise posterior) yang kemudian

dikeluarkan oksitosin . Melalui aliran darah, hormon ini diangkat menuju uterus yang dapat

menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari

sel akan memeras air susu yang telah diproduksi keluar dari alveoli dan masuk ke sistem

duktus , selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

Page 12: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah stres, seperti keadaan

bingung/pikiran kacau, takut ,dan cemas.

Bila ada stres dari ibu menyusui maka akan terjadi suatu blokade dari refleks let down.

Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin0 yang

menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh darah alveoli , sehingga oksitosin sedikit

harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium . akibat dari tidak

sempurnanya refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli

yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat

abses, gagal untuk menyusui dan rasa sakit . rasa sakit ini akan merupakan stres bagi

seorang ibu sehingga stres akan bertambah. ( Sulistyawati, 2009)

3. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu.

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofisis akan mengatur kadar prolaktin dan

oksitosin dalam darah. Hormon –hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan

dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan

akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan

terlambatnya proses menyusui dan berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi

misalnya kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang , serta singkatnya

waktu menyusui. Hal ini berarti pelepasan prolaktin yang cukup diperlukan umtuk

mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran.

(Dewi dan Sunarsih, 2011).

Ibu sebaiknya menyusui bayinya pada kedua payudara setiap kali menyusui karena

pengisian payudara yang berlebihan merupakan penyebab utama penurunan produksi

susu. Menyusui hanya pada satu payudara menyebabkan payudara yang lain penuh, dan

peregangan payudara yang penuh menghambat refleks pengeluaran air susu.

Hal ini menyebabkan penurunan pengeluaran susu pada kedua payudara. Karena itu ,

menggunakan hanya pada satu payudara silih berganti setiap kali menyusui akan

meningkakan bahaya akibat pembesaran payudara dan mengurangi pengeluaran susu.

Memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya setiap lima sampai sepuluh

menit juga dianjurkan untuk memperingan maserasi puting payudara. (Varney, 2007)

Page 13: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

2.2. AIR SUSU IBU ( ASI ).

2.2.1 Definisi

Adalah : suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam organik

yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu sebagai makanan alamiah berupa

cairan dengan kandungan gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan bayi, sehingga bayi

tumbuh dan berkembang dengan baik.

2.2.2 Klasifikasi Stadium ASI.

Air Susu Ibu menurut Stadium ASI:

- Kolostrum.

- Air Susu Transisi / Peralihan.

- Air susu matur( mature).

A .Komponen ASI.

1. Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli

payudara ibu . Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir

yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu

banyak tetapi kaya akan gizi dan sangat baik bagi bayi.Kolostrum mengandung karoten

dan vitamin A yang sangat tinggi. Tetapi karena kekurangtahuan nya dan kepercayaan

yang salah banyak ibu yang baru melahirkan tidak memberikan kolostrumnya kepada

bayinya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan pemberian ASI bahwa

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Susuilah bayi sampai berumur 2 tahun , susuilah

setiap kali anak merasa lapar(menangis) dan susuilah dari payudara kaan dan kiri secara

bergantian. Air Susu Ibu yang keluar pertama kali jangan dibuang , kaena menjadikan

anak lebih tahan terhadap penyakit. Protein utama pada kolostrum adalah

imunoglobulin(IgG, IgA, dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk

mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur, dan parasit. Meskipun kolostrum yang

keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara

Page 14: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-

300 ml/24 jam. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihakn zat yang

tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan .

ASI terdiri atas 90% air sehingga bayi yang menyusu tidak membutuhkan cairan lain lagi

bagi tubuhnya. ( Dewi dan Sunarsih, 2011)

Sampai umur 4 bulan jangan diberi pisang , bubur atau makanan lunak lainnya,

menyebabkan anak merasa kenyang sehingga mengurangi kemeuan bayi untuk menyusu.

Agar Air Susu Ibu (ASI) bisa mencukupi kebutuhan bayi, ibu harus makan dan minum

yang cukup gizi. (Proverawati dan Rahmawati, 2010).

2. Air Susu Transisi/ Peralihan.

- Merupakan ASI peralihan dari kolostrum samapi menjadi ASI yang matur.

- Disekresi dari hari ke-4 samapi hari ke- 10 dari masa laktasi , tetapi ada pula pendapat

yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu

kelima.

- Kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi.

- Juga volume akan makin meningkat.

Komposisi ASI menurut penyelidikan dari Kleiner I. S & Osten J. M.

Waktu Protein Karbohidrat Lemak

Hari ke-5 2,00 gr /ml 6,42 gr/ml 3,2 gr/ml

Hari ke-9 1,73 gr/ ml 6,73 gr/ml 3,7 gr/ml

Minggu ke-34 1,30 gr/ml 7,11 gr/ml 4,0 gr/ml

Kadar di atas dalam satuan gram/100 ml ASI.

Page 15: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

3. Air Susu Matur.

ASI Matur disekresi pada hari ke – 10 dan seterusnya. ASI Matur tampak berwarna putih.

Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu

mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk.

Foremilk lebih encer , serta mempunyai kandungan rendah lemak , tinggi glukosa, gula,

protein, mineral, dan air. Selanjutnya , air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya

akan lemak dan nutrisi . hindmilk membuat bayi akan cepat lebih kenyang. Dengan

demikian, bayi akan membutuhkan keduanya , baik foremilk maupun hindmilk.

(Dewi dan Sunarsih, 2011)

2.2.3. Kandungan ASI :

- Mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan anak., memiliki kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain

sebagai zat penting bagi otak dan retina minyak omega-3 sangat penting bagi bayi yang

baru lahir untuk perkembangan saraf secara normal. (Wong et al, 2009)

- Mengandung zat anti infeksi , terutama untuk infeksi saluran pencernaan.

- Mengandung zat kekebalan tubuh untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit

infeksi seperti: diare, batuk, pilek , radang tenggorokan dan gangguan pernafasan,

sehingga bayi tidak mudah sakit.

2.2. 4. ASI makanan terbaik bagi bayi karena:

- Mengandung zat kekebalan tubuh, sehingga bayi tidak mudah sakit.

- Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi.

- Melindungi bayi dari alergi.

- Aman dan terjamin kebersihannya , karena langsung disusukan kepada bayi dalam

keadaan segar.

Page 16: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

- Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat serta dapat diberikan kapan saja

dan dimana saja.

- Membantu memperbaiki refleks menghisap , menelan dan bernafas bayi.

2.2.5. Produksi ASI.

ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. Keberhasilan laktasi

ini dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum

kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan pubertas . sedangkan

kondisi pada saat kehamilan yaitu pada trimester II dimana payudara mengalami

pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel

payudara.

Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja

dalam memproduksi ASI.

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi

pada putting payudara ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk

memproduksi sejumlah prolaktin , yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran

air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada let down refleks, dimana

isapan puting dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar

membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.

Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi lahir , dan kemudian terjadi

peningkatan aliran susu yang cepat pada minggu pertama , meskipun agak tertunda

sampai beberapa hari. Larangan bagi bayi untuk mengisap puting ibu akan banyak

menghambat keluarnya air susu , produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung

pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi.

Page 17: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi ASI diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Faktor Isapan Anak atau Frekuensi Penyusuan.

Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara .

frekuensi penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah

melahirkan. Semakin sering bayi menyusu pda payudara ibu, maka produksi dan

pengeluaran ASI akan semakin banyak . akan tetapi , frekuensi penyusuan pada bayi

prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi

prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5kali perhari selama bulan

pertama setelah melahirkan. Sementara itu , pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan

3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini

berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2.Berat Lahir Bayi.

Beberapa penelitian menyebutkan adanya hubungan antara berat lahir bayi dengan

volume ASI , yaitu berkaitan dengan kekuatan menghisap , frekuensi dan lama

penyusuan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI

yang lebih rendah dibandingkandengan bayi berat lahir normal yang akan

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

3.Umur Kehamilan saat melahirkan.

Bila umur kehamilan kurang dari 34 minggu (bayi lahir premature), maka bayi dalam

kondisi sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif, sehingga produksi

ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir normal .

4. Usia dan Paritas.

Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat post

partum jauh lebih tinggi dibandingkan pada ibu yang baru melahirkan pertama kalinya.

Page 18: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

5.Stres dan Penyakit Akut.

Adanya stres dan kecemasan pada ibu menyusui dapat mengganggu proses laktasi , oleh

karena pengeluaran ASI terhambat , sehingga akan mempengaruhi produksi ASI.

Penyakit infeksi kronis maupun akut juga dapat mengganggu proses laktasi dan

mempengaruhi produksi ASI. ASI akan keluar dengan baik apabila ibu dalam kondisi

rileks dan nyaman.

6.Konsumsi Rokok.

Konsumsi rokok dapat menganggu kerja hormon prolaktin dan oksitosin dalam

memproduksi ASI. Rokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin , dan adrenalin akan

menghambat pelepasan oksitosin, sehingga volume ASI yang dihasilkan akan

berkurang. Penelitian menunjukkan bahwa pada ibu yang merokok lebih dari 15 batang

perhari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke

21setelah melahirkan, dibandingkan dengan yang tidak merokok.

7.Konsumsi Alkohol.

Konsumsi alkohol dalam dosis rendah dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga

membantu proses pengeluaran ASI, tetapi etanol dalam alkohol tersebut juga dapat

menghambat produksi oksitosin.

8.Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan

penurunan volume dan durasi ASI. Sedangkan pil yang hanya mengandung progestin

tidak ada dampak terhadap volume ASI . Berdasarkan hal ini maka WHO

merekomendasikan pil progestin bagi ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.

9.Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.

Apabila makanan yang ibu makan mengandung cukup gizi dan pola makan yang

teratur , maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

Page 19: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

10.Ketenangan jiwa dan pikiran.

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang.

Keadaan psikologis ibu yang tertekan , sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.

11.Pola istirahat.

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu

terlalu capek , kurang istirahat , maka ASI juga berkurang.

12.Faktor Fisiologi.

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi

dan mempertahankan sekresi air susu.

13.Anatomi Payudara.

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI . Selain itu , perlu

diperhatikan juga bentuk anatomi papilla mammae atau puting susu ibu.

14.Perawatan Payudara.

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga mempengaruhi

hipofisis untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. Ada dua cara untuk

mengukur produksi ASI yaitu penimbangan berat badan bayi sebelum dan setelah

menyusui; dan penggosongan payudara. Kurva berat badan bayi merupakan cara

termudah untuk menentukan cukup tidaknya produksi ASI. (Proverawati dan

Rahmawati, 2010)

Makanan yang dapat memperbanyak ASI misalnya: daun katuk, bunga /buah pepeya,

bayam hijau/merah, kedelai jepang, kacang hijau, pare, jambu air,semangka, labu siam

dan lain-lain.

Page 20: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

2.2.6. Manfaat Pemberian ASI untuk Bayi:

1. Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

2. Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam,

mineral, serta vitamin.

3. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama.

4. Pemberian ASI dapat merangsang pertumbuhan bayi yang normal.

5. Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah

infeksi dan membuat bayi menjadi kuat, terhindar dari suatu penyakit. Penting sekali

bagi bayi untuk segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian

setidaknya setiap 2-3 jam.

6. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi bayi.

7. ASI mudah dicerna oleh bayi, ASI saja tanpa tambahan makanan lain merupakan cara

terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama.

8. Sesudah 6 bulan, beberapa bahan makanan lain harus ditambahkan pada bayi.

Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama tidaknya 1 tahun pertama

kehidupan anak. (Sulistyawati, 2009)

9. ASI mengandung zat pelindung kekebalan tubuh bayi, kalori dari ASI memenuhi

kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.

10. Perkembangan psikomotor lebih cepat, menunjang perkembangan kognitif dan

perkembangan penglihatan.

11. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak, ASI kaya akan sari-sari makanan

yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.

(Barasi, 2007)

Page 21: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

12. Manfaat ASI jangka panjang adalah pada tekanan darah mencegah arteriosklerosis

sehingga tingkat bahaya serangan jantung berkurang pada bayi yang minum ASI.( Litin,

2009)

13. Pada bayi yang minum ASI lebih bisa menghadapi efek kuning ( jaundice). Level

bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum

dan mengatasi kekuningan , asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa

pengganti ASI. (Wong et al, 2009)

2.2.7. Manfaat ASI untuk Ibu Menyusui:

1. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya.

Pemberian ASI selama beberapahari pertama membuat rahim berkontraksi dengan

cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada putting susu merangsang

dikeluarkannya hormon oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim

sehingga dapat mengurangi resiko bagi ibu terkena anemia).

2. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat badannya dari

berat badan yang bertambah selama kehamilan.

3. Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil

kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan

hormon FSH dan ovulasi).

4. Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya

kepada buah hatinya.

( Sulistyawati, 2009)

5. Memperkuat ikatan antara ibu dan anak. (Barasi, 2007)

6. Menurunkan resiko kanker payudara dan ovarium.

( Lissauer et al, 2006; Saifuddin et al, 2008)

7. Ibu tidak akan mengalami menstruasi dalam beberapa bulan ( bisa dipakai sebagai

KB alami)

8. Uterus akan berkontraksi lebih cepat sehingga akan mempercepat proses pemulihan

rahim untuk persiapan kehamilan kembali.

Page 22: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

9. Mempercepat proses pembentukkan tubuh ke ukuran semula

10. Memberikan kesenangan dan kepuasan bagi ibu.

(Proverawati dan rahmawati, 2010)

2.2.8. Manfaat ASI bagi semua orang:

1. ASI selalu bersih dan bebas penyakit yang dapat menyebabkan infeksi.

2. Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus.

3. ASI selalu tersedia dan gratis.

4. Bila ibu memberikan ASI pada bayinya sewaktu-waktu ketika bayinya meminta

maka kecil kemungkinannya bagi ibu untuk hamil dalam 6 bulan pertama sesudah

melahirkan.

5. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali akan memperoleh

perlindungan sepenuhnya dari kemungkinan hamil. (Sulistyawati, 2009)

2.2.9. Kontra Indikasi Menyusui.

Beberapa hal yang membuat menyusui tidak diperkenankan adalah:

1.Ibu yang menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol dalam jumlah berlebihan.

2. Bayi dengan galaktosemia.

3. Ibu dengan penyakit HIV/ AIDS.

4. Ibu dengan penyakit Tuberkulosis (TBC) yang tidak diobati dan masih aktif.

Wanita tersebut dapat memberikan ASI kepada bayinya apabila pengobatannya sudah

menunjukkan keberhasilan terapi.

6. Ibu dengan penyakit varisela (cacar) , apabila bayi sudah diberikan imunoglobulin

virus varicela zoster , maka bayi tersebut dapat disusui apabila tidak terdapat luka di

puting.

Page 23: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Dalam waktu 5 hari antibodi ibu terbentuk , dan menyusui pada saat ini dapat

memberikan kekebalan pasif bagi bayi.

6. Herpes yang aktif pada payudara.

2.3 Komposisi Gizi Dalam ASI Biasa (Matur).

1. Protein.

Dibandingkan dengan komposisi protein susu mamalia lain , protein ASI paling rendah ,

berkisar 1,3g/ml pada bulan pertama dengan rata-rata 1,15 g/100 ml. ASI mengandung

whey protein dan casein.

Casein adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang

membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lembut dan mudah dicerna oleh

usus bayi.

Whey ASI terdiri dari alpha –lactalbumin yang membantu sintesa laktosa , sedangkan

pada susu sapi terdiri dari beta –lactoglobulin. Di samping alpha-lactalbumin, ASI

mengandung 4 unsur penting lainnya , yaitu serum albumin, laktoferin,

immunoglobulin,dan lisozim.

2. Lemak.

Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99%) yang dengan enzim lipase akan terurai

menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sistem

pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI mudah dicerna karena dalam bentuk

emulsi. Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial,

docosahexaenoic acid (DHA) dan arachnoic acid (AA) yang berperan penting dalam

pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak. Yang

merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok omega-3 yang dapat

diubah menjadi AA. Kelebihan ASI dapat terjadi karena ASI selain mengandung n-3

dan n-6, juga mengandung DHA dan AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2,0g/ml

pada kolostrum menjadi sekitar 4-4,5 g/100 ml pada 14 hari setelah persalinan. Kadar

lemak juga bervariasi pada saat baru mulai menyusui (fore milk) menjadi 2-3 kali lebih

Page 24: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

tinggi pada akhir menyusui (hind milk). Dalam ASI asam lemak terdiri 42% asam

lemak jenuh dan 57% asam lemak tak jenuh, termasuk DHA dan AA yang sangat

dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi dan anak kecil.

3. Vitamin.

a. Vitamin yang larut dalam lemak.

Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam kolostrum dan

menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik dengan konsentrasi

sekitar 200IU/dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya adalah vitamin D, E,dan K.

Konsentrasi vitamin D dan K sedikit dalam ASI.

Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri di dalam usus bayi beberapa waktu kemudian.

b. Vitamin yang larut dalam air.

Vitamin C,asam nicotinic, B12, B1(tiamin), B2(riboflavin), B6(piridoksin) sangat

dipengaruhi oleh makanan ibu , namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu

diberi suplemen.

4.Zat Besi.

ASI mengandung sedikit zat besi(0,5-1,0mg/liter) , namun bayi yang sering menyusui

jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI

diserap dengan baik (>70%) dibandingkan dengan penyerapan 30% dari susu sapi dan

10% dari susu formula.

5.Zat Anti Infeksi.

ASI mengandung anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit , seperti penyakit

saluran pernafasan atas, diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI sering disebut

juga’’ darah putih’’ yang mengandung enzim , immunoglobulin, dan lekosit.

Fungsi antibodi ASI melalui alur limfosit. Antibodi IgA terbentuk dalam payudara ibu

(melalui ASI). Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit dan karena itulah bayi

sangat memerlukan tambahn proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi.

Page 25: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

7. Laktoferin.

Laktoferin banyak dalam ASI(1-6mg/ml), tapi tidak terdapat dalam susu sapi.

Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan sehingga

menyebabkan terhindarnya supali zat besi yang dibutuhkan organisme patogenik ,

seperti Escheria coli dan Candida Albicans. Oleh karena itu pemberian suplemen zat

besi kepada bayi menyusui harus lebih dipertimbangkan.

8. Lisozim.

Sebagai anti inflamasi dapat melawan serangan E.coli karena jika antibodi menurun

yang lain menurun maka kadar lisozim akan meningkat di ASI setelah bayi berumur di

atas 6 bulan saat bayi sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI). Oleh

karena itu , kemungkinan terkena infeksi semakin tinggi.

8.Taurin.

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam

susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak

bayi. (Sulistyawati, 2009)

9.Mineral.

ASI mengandung mineral yang lengkap. Kadarnya relatif rendah tetapi bisa mencukupi

bayi sampai usia 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang

sangat stabil , mudah diserap tubuh dan berjumlah sangat sedikit.

Sekitar 75%dari zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap oleh usus. ASI juga

mengandung natrium , kalium , fosfor, dan klor lebih sedikit dibanding PASI tetapi

dapat mencukupi kebutuhan bayi.kandungan mineral dalam PASI cukup tinggi. Jika

tidak dapat diserap maka memperberat kerja usus bayi,serta mengganggu sistem

keseimbangan dalam pencernaan , yang bisa merangsang pertumbuhan bakteri sehingga

perut bayi kembung.

Page 26: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

10. Karbohidrat

Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan penting dalam

pertumbuhan sel saraf otak , serta pemberian energi untuk kerja sel-sel saraf. Juga

mempermudah penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus dalam usus(faktor

yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadi tempat baik bagi

bakteri yang menguntungkan) dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai

antibodi bayi.

Karbohidrat utama yang terdapat dalam ASI adalah laktosa . Kadar laktosa yang tinggi

sangat menguntungkan karena laktosa oleh fermentasi ini akan diubah menjadi asam

laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam dalam usus bayi. Dengan

suasana asam di dalam usus bayi ini memberikan beberapa keuntungan yaitu:

a. Penghambatan pertumbuhan bakteri yang patologis.

b. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan

mensintesis vitamin.

c. Memudahkan absorpsi dari mineral misalnya kalsium , fosfor dan magnesium.

2.3.1 Masalah Dalam Pemberian ASI.

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa

masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham

masalah ini , kegagalan menyusui sering dianggap masalah pada anaak saja. Masalah

dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan( periode

antenatal), pada masa pasca -persalinan dini , dan masa pasca persalinan lanjut.

Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi sehingga bayi sering

menjadi “bingung puting” atau sering menangis, yang sering diinterpretasikan oleh ibu

dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.

Page 27: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Masalah menyusui dapat pula diakibatkan keadaan yang khusus . Selain itu , ibu sering

sekali mengeluhkan bayinya sering menangis, “ menolak’’ menyusu, dan sebagainya

yang sering diartikan bahwa ASI tidak cukup , atau ASI tidak enak , tidak baik, atau apa

pun pendapatnya sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk

menghentikan menyusui.

- Kurang / Salah Informasi.

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari

ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Sebagai

contoh , banyak ibu/ petugas kesehatan yang tidak mengetahui hal-hal berikut:

1. Bayi pada minggu-minggu pertama defeksinya encer dan sering sehingga dikatakan

bayi menderita diare dan sering kali petugas kesehatan meminta untuk menghentikan

menyusui.

Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum

bersifat sebagai laksan(zat pencahar)..

2. ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain

, padahal bayi yang baru lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan

yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Di samping itu,

pemberian minum sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran ASI oleh bayi karena

bayi menjadi kenyang dan malas menyusu.

3. Payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara

tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran ditentukan oleh

banyaknya lemak pada payudara ; sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya

walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen

laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar .

Page 28: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

4.Informasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil /menyusui antara lain meliputi hal-hal

sebagai berikut:

a. Fisiologi laktasi.

b. Keuntungan pemberian ASI.

c. Cara menyusui yang baik dan benar.

d. Kerugian pemberian susu formula.

e. Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6 bulan.

(Dewi dan Sunarsih, 2011).

2.3.2 Bendungan ASI.

1.Konsep Dasar.

Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena

peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa

nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Prawirohardjo, 2005)

Bendungan ASI dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada

payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan puting susu (puting susu

mendatar, terbenamdan cekung).

2.Faktor-faktor Penyebab.

a. Pengosongan mammae yang tidak sempurna.

( Dalam masa laktasi ,terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-

nya berlebihan, apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu. Sisa ASI tersebut

tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).

b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif.

( Pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika

bayi tidak aktif mengisap , maka akan menimbulkan bendungan ASI.)

Page 29: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar.

(Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet

dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu.

d. Puting susu terbenam.

( Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu.Karena bayi tidak

dapat menghisap puting dan aerola , bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi

bendungan ASI).

e. Puting susu terlalu panjang.

( Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi

tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI.

Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI). (Rukiyah dan Yulianti, 2010)

Tanda dan gejala.

Ditandainya dengan : Mamma panas serta keras pada perabaan dan nyeri ;puting susu

bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu ; Pengeluaran susu kadang terhalang oleh

duktuli laktiferi menyempit, payudara bengkak , keras, panas. Nyeri bila ditekan,

warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai 38C.

- Puting Susu Datar atau Terbenam.

Secara umum , ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatal

umumnya kurang berguna, misalnya dengan memanipulasi Hofman, menarik-narik

puting , ataupun penggunaan breast shield dan breast shell.

Tindakan yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung

bayi yang kuat. Oleh karena itu , sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu saja

sampai bayi baru lahir.

Page 30: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Segera setelah pasca -lahir lakukan tindakan –tindakan sebagai berikut:

1. Skin-to-skin kontak dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin.

2. Biarkan bayi “mencari’’ puting kemudian menghisapnya . bila perlu coba berbagai

posisi untuk mendapat keadaan yang paling menguntungkan. Rangsang puting agar

dapat “keluar’’sebelum bayi “mengambilnya’’

3. Apabila puting benar-benar tidak bisa muncul , dapat “ditarik’’ dengan pompa

puting susu (nipple puller), atau yang paling sederhana dengan sedotan spuit yang

dipakai terbalik.

4. Jika tetap mengalami kesulitan , usahakan agar bayi tetap disusui dengan sedikit

penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga terbentuk dot ketika

memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi.

- Puting Susu Lecet (Abraded and or Cracked Nipple)

Puting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu , dapat pula

terjadi retak dan pembentukkan celah-celah. Retakan pada puting susu dapat sembuh

sendiri dalam waktu 48 jam.

Beberapa penyebab puting susu lecet adalah sebagai berikut: 1.Teknik menyusui yang

tidak benar.

2. Puting susu terpapar oleh sabun , krim , alkohol , ataupun zat iritan lain saat ibu

membersihkan puting susu.

3. Moniliasis pada mulut bayi.

4. Bayi dengan tali lidah pendek.

5.Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat.

- Payudara Bengkak.

Bedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada

payudara penuh terasa berat pada payudara , panas, dan keras; bila diperiksa ASI

keluar dan tidak ada demam.

Page 31: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Pada payudara bengkak ; payudara udem , sakit puting kencang, kulit mengkilap

walau tidak merah, dan bila diperiksa /diisap Asi tidak keluar. Badan bisa demam

setelah 48 jam.

Penyebab. Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinu

sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus.

Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini,

perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan, dan mungkin juga

ada perbatasan waktu menyusui. Hal ini dapat terjadi pada hari ketiga setelah

melahirkan.

Selain itu , penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih

dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

Gejala. Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada

payudara bengkak: payudara udem , sakit, puting susu kencang, kulit mengkilap

walau tidak merah , dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24

jam. Sementara pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas, dan keras; bila

ASI tidak dikeluarkan tidak ada demam.

Beberapa tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi payudara bengkak adalah

sebagai berikut:

1. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek sehingga

lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.

2. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan

diberikan pada bayi dengan cangkir/ sendok.

3. Untuk mengatasi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.

4. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak , bermanfaat untuk

membantu memperlancar pengeluaran ASI.

Page 32: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

- Lama dan Frekuensi Menyusui.

Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap bayi membutuhkan karena

bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi

menangis bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar

ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya . bayi yang sehat dapat

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan

kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya , bayi tidak memiliki pola yang teratur

dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat

berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa

dijadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui.

Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering

disusukan malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan

ukuran kedua payudara , maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua

payudara . pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa

kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik.

Setiap kali menyusui , dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama

masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan bra yang dapat menyangga payudara,

tetapi tidak terlalu ketat. ( Dewi dan Sunarsih, 2011)

- Upaya Memperbanyak ASI.

ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai

dengan kebutuhannya. Meski demikian , tidak semua ibu mau menyusui bayinya

karena berbagai alasan , sebagai contoh: takut gemuk,sibuk , payudara kendor, dan

sebagainya. Pada lain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya , tetapi

mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar.

Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon , yaitu prolaktin dan

oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin

mempengaruhi proses pengeluaran ASI.

Page 33: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik, maka

produksi yang dihasilkan juga banyak. Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI

diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya dipengaruhi oleh proses isapan bayi.

Semakin sering puting susu diisap oleh bayi, maka semakin banyak pula pengeluaran

ASI. (Proverawati dan Rahmawati, 2010)

- Abses Payudara (Mastitis).

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak,

terkadang diikuti rasa nyeri dan panas, serta suhu tubuh meningkat. Pada bagian

dalam terasa ada masa padat (lump), dan di luarnya kulit menjadi merah.

Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan yang diakibatkan

oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI

diisap/ dikeluarkanatau penghisapan yang tidak efektif , dapat juga karena kebiasaan

menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju / bra, serta pengeluaran ASI

yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara

yang menggantung. Ada 2 jenis mastitis , yaitu yang terinfeksi milk stasis disebut

Non-Infective Mastitis dan yang telah terinfeksi bakteri: Infective Mastitis. Lecet

pada puting dan trauma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1.Kompres hangat /panas dan pemijatan.

2.Rangsang oksitosin; dimulai pada payudara yang tidak sakit, yaitu stimulasi puting,

pijat leher-punggung, dan lain-lain.

3.Pemberian antibiotik;Flucloxacilin atau Erythromycin selama 7-10 hari.

4.Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri.

5.Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan

karena mungkin memerlukan tindakan bedah.

Page 34: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

- Sindrom ASI Kurang.

Pada kenyataannya sering ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang

“mungkin saja’’ ASI benar kurang antara lain sebagai berikut.

1. Bayi tidak puas setiap selesai menyusu , menyusu dengan waktu yang sangat

lama. Akan tetapi , terkadang juga bayi lebih cepat menyusu. Disangka

produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu.

2. Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu

3. Tinja bayi keras, kering, atau berwarna hijau.

4. Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak

keluar pasca-kelahiran.

Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada tempat

kelompok faktor penyebab, yaitu sebagai berikut.

1. Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai , yang dapat

disebabkan oleh masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol dan lain-lain.

2. Faktor psikologis, juga sering terjadi.

3. Faktor fisik ibu(jarang) antara lain dikarenakan oleh KB, kontrasepsi, diuretik,

hamil, merokok, kurang gizi, dan lain-lain.

4. Sangat jarang, adalah faktor kondisi bayi, misal: penyakit, abnormalitas dan lain-

lain.

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus

memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana produksi ASI

memeng tidak memadai, maka perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaktasi. Bila

perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan suplementer yaitu dengan pipa

nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada puting untuk diisap bayi

dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI atau formula.

Page 35: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Hormon yang terlibat dalam proses pembentukkan ASI adalah sebagai berikut:

1. Progesteron

Mempengaruhi pertumbuhan dan ukurtan alveoli. Kadar progesteron dan estrogen

menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi ASI secara besar-

besaran.

2. Estrogen

Menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar . kadar estrogen dalam tubuh

menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap

menyusui

3. Prolaktin

Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan

4. Oksitosin

Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melehirkan dan setelahnya, seperti

halnya juga dalam orgasme . setelah melahirkan , oksitosin juga mengencangkan otot

hal;us di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan

dalam proses turunnya susu ( Let-down/ milk ejection reflex).

5. Human placental lactogen(HPL)

Sejak bulan kedua kehamilan , plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan

dalam pertumbuhan payudara , putting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan

kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa

juga diproduksi tanpa kehamilan( induced lactation).

Kerangka Konsep

Definisi ASI

Kriteria ASI

Page 36: Bab II Mengenai Asi Eksklusif -2

Manfaat ASI A

Faktor penghambat pengeluaran ASI S

Komposisi ASI

Hormon yang terkandung dalam pengeluaran ASI I