24
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas didefinisikan berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi itu, sehingga kreativitas tergantung bagaimana orang mendefinisikannya karena kreativitas merupakan konsep majemuk dan multidimensional, tidak ada satu definisi yang dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini disebabkan dua alasan. Pertama, sebagai ‘konstruk hipotesis’, kreativitas merupakan ranah psikologi yang kompleks dan multidimensional yang mengandung tafsiran yang beragam. Kedua, definisi-definisi kreatifitas, memberikan tekanan yang berbeda-beda, tergantung dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Untuk lebih memahami pengertian kreativitas, maka peneliti mengutip beberapa pendapat tentang definisi kreativitas, diantaranya adalah: Solso, Maclin & Maclin (2002) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang selalu dipandang menurut kegunaannya. Guilford (dalam Ali dan Asrori, 2006) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas didefinisikan berbeda-beda. Sedemikian

beragam definisi itu, sehingga kreativitas tergantung

bagaimana orang mendefinisikannya karena kreativitas

merupakan konsep majemuk dan multidimensional, tidak ada

satu definisi yang dapat mewakili pemahaman yang beragam

tentang kreativitas. Hal ini disebabkan dua alasan. Pertama,

sebagai ‘konstruk hipotesis’, kreativitas merupakan ranah

psikologi yang kompleks dan multidimensional yang

mengandung tafsiran yang beragam. Kedua, definisi-definisi

kreatifitas, memberikan tekanan yang berbeda-beda,

tergantung dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi.

Untuk lebih memahami pengertian kreativitas, maka

peneliti mengutip beberapa pendapat tentang definisi

kreativitas, diantaranya adalah:

Solso, Maclin & Maclin (2002) mendefinisikan bahwa

kreativitas adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan

suatu pandangan yang baru mengenai bentuk permasalahan

dan tidak dibatasi pada hasil yang selalu dipandang menurut

kegunaannya. Guilford (dalam Ali dan Asrori, 2006)

menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

12

yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Lebih lanjut ia

mengemukakan dua cara berpikir, yaitu cara berpikir

konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-

cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan berpandangan

bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara

berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari

berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Disini

Guilford (dalam Munandar, 1999) menekankan bahwa

individu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan lebih

banyak memiliki cara-cara berpikir divergen daripada

konvergen.

Munandar (1999) mengemukakan bahwa kreativitas

adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,

berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada

atau sudah dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan

pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya

baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari

lingkungan masyarakat.

Selain itu juga Roger (dalam Munandar, 1998)

mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-

hasil baru ke dalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul

dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan

individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.

Selanjutnya Torrance (dalam Ali dan Asrori, 2006)

mendefinisikan kreativitas sebagai proses kemampuan

memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan

dalam hidupnya merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

13

mengkomunikasikan hasil-hasilnya serta sedapat mungkin

memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah

dirumuskan.

Menurut Rhodes (dalam Munandar, 2009) pengertian

kreativitas dapat ditinjau dari empat aspek atau yang disebut

dengan Four P’s of Creativity, yaitu :

a. Pribadi: kreativitas mencerminkan keunikan individu

dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck dalam

Munandar, 2009).

b. Pendorong: kondisi internal dan eksternal yang

mendorong kepribadian kreatif. Kondisi internal dapat

berupa motivasi internal untuk menghasilkan sesuatu

sedangkan kondisi eksternal berasal dari dorongan serta

dukungan dari lingkungan.

c. Proses: bersibuk diri secara kreatif yang menunjukkan

kelancaran, kelenturan (fleksibelitas), dan orisinalitas

dalam berpikir dan berperilaku. Adapun langkah-langkah

kreatif menurut Wallas (dalam Munandar, 2009) yaitu

meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan

verifikasi.

d. Produk: suatu karya dapat dikatakan kreatif jika

merupakan suatu ciptaan yang baru atau orisinal dan

bermakna bagi individu dan lingkungannya.

Ke-empat konsep di atas saling terkait satu sama lain,

sehingga dalam melihat suatu kreativitas tidak dapat

dilepaskan dari satu kesatuan konsep tersebut atau tidak juga

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

14

dapat dilihat hanya dengan satu ‘P’ saja. Empat faktor atau

konsep ‘P’ tersebut memiliki fokus pembahasan yang berbeda,

namun tetap saling terkait. Selanjutnya Torrence (dalam

Munandar, 2009) menjelaskan hubungan keempat aspek

tersebut, yaitu dengan berfokus pada proses kreatif, maka jenis

pribadi, lingkungan dan produk yang dihasilkan akan sangat

mempengaruhi, seperti rasa percaya diri dan kemandirian

merupakan salah satu jenis pribadi yang akan mendukung pada

proses kreatif, lingkungan yang tidak mengikat pada pemikiran

secara divergen, dan produk baru yang mempunyai nilai guna

baik dalam bentuk penyelesaian masalah maupun dalam

bentuk material.

Munandar (2002) kembali menyatakan bahwa kreativitas

sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang

baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan

baru dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai

kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara

unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Hal tersebut

didukung oleh pendapat Baron (dalam Munandar, 2002) yaitu

suatu kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang

baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan gagasan

baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau

sebagai kemampuan untuk melihat hubungan hubungan baru

antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

Sementara itu dalam pengertian lain menurut Campbell

(1986) kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil

yang sifatnya :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

15

a. Baru (Novel) : inovatif, belum ada sebelumnya, segar,

menarik, aneh, mengejutkan.

b. Berguna (Useful) : lebih enak, mendidik, memecahkan

masalah, mengurai hambatan, mengatasi kesulitan,

mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.

c. Dapat dimengerti (Understanding) : hasil yang amat sama

dan dapat dimengerti.

Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar kreativitas di

atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk mengkombinasikan pengetahuan,

menemukan cara-cara baru, membuat ide-ide yang baru

dengan tujuan untuk memecahkan masalah dan membuat

karya yang dapat bermanfaat.

2. Aspek-aspek Kreativitas

Guilford (dalam Sternberg, 1999) mengemukakan

beberapa faktor penting yang merupakan aspek dari

kemampuan berpikir kreatif, yaitu:

a. Kelancaran Berpikir (Fluency of Thinking)

Adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang

keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam

kelancaran berpikir yang perlu ditetapkan adalah kuantitas

bukan kualitas. Munandar (1998) mengemukakan bahwa

kelancaran berpikir adalah kemampuan untuk

mencetuskan banyaknya gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah, memberikan banyak cara atau saran untuk

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

16

melakukan berbagai hal dan selalu memikirkan lebih dari

satu jawaban.

b. Keluwesan Berpikir (Flexibility)

Adalah kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide

jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang

bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda dan mampu menggunakan

bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang

yang kreatif adalah orang luwes dalam berpikir. Mereka

dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan

menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Munandar

(1998) mengemukakan bahwa keluwesan berpikir

merupakan kemampuan melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau cara

yang berbeda-beda, maupun mengubah cara pendekatan

atau cara berpikir.

c. Elaborasi Pikiran (Elaboration)

Adalah kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan

menambahkan atau merinci detil-detil dari suatu objek

gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Munandar (1998) mengemukakan bahwa elaborasi pikiran

adalah kemampuan untuk memperkaya dan

mengembangkan suatu gagasan, mampu menambahkan

atau merinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau

situasi sehingga lebih menarik. Aspek ini juga penting

dalam mengungkapkan kreativitas karena orang yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

17

kreatif adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk

mengembangkan ide-ide sampai ke hal-hal yang kecil.

d. Keaslian Berpikir (Originality)

Adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik

(Unusual) atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan

asli. Munandar (1998), mengemukakan bahwa keaslian

berpikir adalah kemampuan untuk memikirkan ide-ide

baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk

mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi yang

tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

ada empat aspek-aspek penting pada kreativitas yaitu (1).

kelancaran berpikir (fluency of thinking) berupa kemampuan

memberikan banyak gagasan dalam waktu yang relatif singkat,

(2). keluwesan berpikir (flexibility) berupa kemampuan

melihat berbagai macam kemungkinan penggunaan suatu

benda, berbagai macam sudut pandang dan jawaban dari suatu

masalah, (3). elaborasi pikiran berupa kemampuan

memperkaya dan mengembangkan ide-ide sampai hal-hal yang

sekecil-kecilnya. dan (4). keaslian berpikir (origanility) yang

berupa kemampuan memberikan jawaban yang tak terduga

dan tak terpikirkan oleh orang pada umumnya

Dalam penelitian ini untuk mengukur kreativitas pada

siswa Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah dan Sekolah

Menengah Pertama 10 Salatiga, peneliti menggunakan dua

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

18

skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi

oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking

(Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas Verbal) yang dibuat

oleh Munandar (1977) yang berlandaskan model struktur

intelek Guildford.

3. Proses dan Tahap Kreativitas.

Pada dasarnya proses kreatif berlangsung sangat

subyektif, misterius, dan personal. Meskipun proses kreatif

mempunyai tahap-tahap tertentu, tidaklah mudah

mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu

proses kreatif seseorang sedang berada. Guilford (dalam

Munandar, 1985) mengajukan model struktur intelektual yang

mengacu pada proses kreatif. Teori ini menjelaskan tentang

tugas-tugas yang melibatkan produksi yang divergen. Produksi

divergen ini merupakan kemampuan dalam menemukan

banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Wallas

(Munandar 2009), mengemukakan pendapatnya tentang proses

kreatif bahwa proses kreatif terjadi melalui empat tahap,

yakni:

a. Preparation / persiapan : persiapan dengan menyelidiki

persoalan yang akan dipecahkan.

b. Incubation / inkubasi : pengeraman terhadap persoalan itu

untuk suatu jangka waktu.

c. Illumination / iluminasi : penyinaran dengan lahirnya

gagasan baru sebagai pemecahan persoalan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

19

d. Verification / verifikasi : pengujian atau pengembangan

terhadap gagasan baru itu sehingga benar-benar

terlaksana.

Selanjutnya Walgito (2004) mengemukakan bahwa

dalam berpikir kreatif ada beberapa tingkatan sampai

seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau pemecahan

masalah. Tingkatan-tingkatan tersebut adalah:

a. Persiapan: tingkatan seseorang memformulasikan masalah

dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang

berguna dalam memperoleh pemecahan baru.

b. Inkubasi: merupakan tahap berlangsungnya masalah dalam

jiwa seseorang karena belum menemukan pemecahan

terhadap permasalahan.

c. Pemecahan / iluminasi: tahap mendapatkan pemecahan

masalah.

d. Evaluasi: tahap pengecekan apakah pemecahan yang

diperoleh sudah sesuai atau tidak.

e. Revisi: tahap revisi terhadap pemecahan yang diperoleh.

Sedangkan Timpe (1992) mengemukakan ada empat

sifat utama yang membuat seseorang anak menjadi kreatif,

yaitu: kepekaan terhadap masalah, aliran gagasan, keaslian dan

fleksibilitas.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

20

a. Kepekaan terhadap masalah

Kepekaan terhadap masalah merupakan kemampuan anak

mengenali sebuah masalah yang ada, ataupun dapat

menghapuskan kesalahpahaman, kesalahan konsepsi,

kekurangan fakta, dan penghalang lain sehingga anak

mampu mengenali masalah yang sesungguhnya, faktor-

faktor penyebabnya dan memahami akibat-akibat yang

akan dirasakan.

b. Aliran gagasan

Anak dapat mengumpulkan sejumlah besar pemecahan

alternatif terhadap suatu masalah tertentu dalam waktu

tertentu . Makin banyak gagasan yang anak miliki, maka

semakin memungkinkan anak menemukan suatu

pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapinya.

c. Keaslian

Anak selalu terdorong untuk menemukan cara-cara baru

yang lebih efektif dalam segala hal dan menemukan

konsep-konsep baru untuk belajar setelah mengevaluasi

konsep-konsep lama yang sudah terlihat usang dan tidak

lagi efektif.

d. Fleksibilitas

Kesediaan anak untuk menggunakan berbagai macam

sudut pandang, perspektif, pendekatan atau paradigma

dalam memecahkan suatu masalah. Artinya anak tidak

hanya terpaksa pada satu metode saja, tetapi anak

mencoba melihat dan memecahkan masalah dari

pendekatan-pendekatan lain.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

21

4. Faktor-Faktor yang memengaruhi kreativitas

Kreativitas adalah hasil dari proses interaksi antara

individu dan lingkungannya. Seseorang memengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan

demikian baik perubahan di dalam individu maupun di dalam

lingkungan dapat menunjang atau menghambat upaya kreatif

(Munandar, 2009). Hurlock (1993) menegaskan bahwa semua

anak mempunyai potensi untuk kreatif. Kreativitas tersebut

berbeda pada setiap individu, hal ini menunjukkan bahwa

untuk mengembangkan pemikiran kreatif perlu rangsangan

dan kesempatan dari lingkungan. Dimana lingkungan yang

mengandung keamanan dan kebebasan psikologis, maka

kreativitas akan muncul dari kualitas dan keunikan individu

yang memungkinkan terciptanya hal-hal yang baru.

Menurut Guilford (dalam Munandar, 2009) bahwa

faktor yang mempengaruhi pemikiran kreatif pada individu

adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan aptitude dan

non-aptitude traits. Secara aptitude berpikir kreatif meliputi

kelancaran, kelenturan dan orisinalitas. Ini ditunjukkan dengan

kemampuan berpikir secara divergen. Sedangkan secara non-

aptitude atau afektif meliputi kepercayaan diri, keuletan,

kemandirian, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, Munandar (dalam Ali dan Asrori, 2006)

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kreativitas adalah usia, tingkat pendidikan orang tua,

tersedianya fasilitas dan penggunaan waktu luang terhadap

kegiatan kreatif, dan lain sebagainya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

22

Rogers (dalam Munandar, 1999) menyatakan bahwa

ada beberapa faktor yang memengaruhi kreativitas siswa,

yaitu:

a. Faktor Internal

Yaitu berasal dari individu itu sendiri, yang meliputi

keterbukaan terhadap pengalaman, terhadap rangsangan-

rangsangan dari luar atau rangsangan dari dalam,

kemampuan untuk menilai diri produk-produk ciptaannya,

keterbukaan terhadap kritik dari orang lain, kemampuan

untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur,

bentuk-bentuk, konsep-konsep serta membentuk

kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah

ada sebelumnya.

b. Faktor eksternal

Yaitu berasal dari luar individu yang bersangkutan, yang

meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau

fasilitas, toleransi terhadap pandangan bagi orang kreatif,

adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk

menyendiri, dorongan-dorongan untuk mengembangkan

fantasi, kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan

penghargaan terhadap individu.

Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan

yang dapat memengaruhi kreativitas individu dapat berupa

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

23

B. Jalur Pendidikan

1. Pengertian Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta

didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses

pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sistem

Pendidikan Nasional Indonesia mengakui ada 3 jalur

pendidikan dan mengacu pada definisi yang dikemukanan oleh

Coombs (dalam Abdulhak, 2012), yaitu:

a. Formal

Adalah sistem pendidikan yang berstruktur,

bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai

universitas dan yang setaraf, termasuk kegiatan belajar

yang berorientasi akademik dan umum, macam-macam

spesialisasi dan latihan tehnik serta latihan profesional.

b. Informal

Adalah proses yang berlangsung seumur hidup,

yang dalam proses itu setiap orang memperoleh nilai,

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang berasal dari

pengalaman hidup sehari-hari dan pengaruh sumber-

sumber pendidikan dalam lingkungan hidupnya, seperti

keluarga, teman sepermainan, tetangga, pekerjaan,

perpustakaan, pasar, media massa, dan sebagainya..

c. Nonformal

Adalah setiap kegiatan pendidikan yang

diorganisasikan diluar sistem persekolahan yang mapan,

dilakukan secara sengaja untuk melayani peserta didik

tertentu guna mencapai tujuan belajarnya.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

24

2. Pengertian Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama adalah jenjang pendidikan

dasar pada pendidikan formal maupun nonformal setelah lulus

dari sekolah dasar.

a. Jalur Pendidikan Nonformal (Qaryah Thayyibah)

Sekolah Nonformal adalah jalur pendidikan diluar

pendidikan formal yang bisa dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang.

b. Jalur Pendidikan Formal (SMP 10 Salatiga)

Sekolah Formal adalah jalur pendidikan pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan

tinggi.

3. Kondisi Sekolah

a. Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah)

Menurut Abhiyoga (2011) dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa metode pembelajaran komunitas ini

adalah :

1) Sebagai sebuah kelompok belajar yang menitik-

beratkan sistem pembelajaran pada minat anak,

proses pembelajaran yang ada pastinya akan jauh dari

istilah “paksaan”.

2) Sistem pembelajaran akan terjadi secara alami sesuai

keinginan dari sang anak yang telah disepakati

bersama, yang terbentuk dalam forum-forum.

3) Kegiatan belajar KB QT juga tak berlangsung formal,

dalam belajar, jika anggota kelompok belajar merasa

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

25

bosan atau jenuh dengan suasana yang ada dalam

ruangan, mereka dapat mengusulkan untuk belajar di

alam terbuka, tergantung kesepakatan bersama.

4) Tidak seperti sekolah pada umumnya, KB QT kurang

setuju dengan istilah “guru”, yang seakan-akan

menjadi sumber utama proses belajar. Guru di KB QT

umum disebut sebagai pendamping yang memiliki

kapasitas selevel dengan anggota belajar yang lain.

Tidak ada anggota komunitas yang menjadi pusat

sumber pengetahuan dan disebut “guru”. Semuanya

sama-sama belajar satu sama lain sesuai dengan

konsep “long life education”

5) Dalam proses belajarnya, KB QT tak memiliki system

ranking atau sistem sejenis yang dapat menimbulkan

“gab” antara satu anak dengan anak yang lain. KB QT

akan menganggap bahwa semua anak adalah

unggulan dan semua anak rangking 1. Dengan begitu

tak ada “gab” atau level-level artifisial yang

terkadang justru kurang berkenan atau bahkan

menjadi sebuah permasalahan baru yang muncul

dalam hubungan atau interaksi antara anggota belajar.

6) Sistem Evaluasi Berpusat pada Subjek Didik yaitu

puncak keberhasilan pembelajaran adalah ketika si

subjek didik menemukan dirinya, berkemampuan

mengevaluasi diri sehingga tahu persis potensi yang

dimilikinya, dan berikut mengembangkannya

sehingga bermanfaat bagi yang lain

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

26

Menurut Abhiyoga (2011) Sebagai sebuah

kelompok belajar yang menitikberatkan sistem

pembelajaran pada minat anak, proses pembelajaran yang

ada pastinya akan jauh dari istilah “paksaan”. Bukan oleh

guru, sistem pembelajaran akan terjadi secara alami sesuai

keinginan dari sang anak yang telah disepakati bersama,

yang terbentuk dalam forum-forum. Kegiatan belajar KB

QT juga tak berlangsung formal. Dalam belajar, jika

anggota kelompok belajar merasa bosan atau jenuh

dengan suasana yang ada dalam ruangan, mereka dapat

mengusulkan untuk belajar di alam terbuka, tergantung

kesepakatan bersama.

Tak seperti sekolah regular lain yang

menggunakan seragam sebagai identitas seorang pelajar,

KB QT tidak memberlakukannya. Seragam dipandang

sebagai sebuah penyeragaman yang menjemukan. Dengan

duduk melingkar tanpa seragam, keadaan belajar akan

terasa lebih santai dan memposisikan anggota belajar

lebih nyaman berinteraksi satu sama lain.

Pada proses pembelajaran yang ada, KB QT lebih

mengedepankan proses produksi daripada konsumsi

pengetahuan. Anggota komunitas belajar QT sebisa

mungkin dimotivasi untuk menghasilkan karya-karya

yang mereka produksi, berbekal landasan-landasan

mendasar yang muncul atau pernah mereka bahas dan

pelajari dalam forum-forum yang telah terbentuk.

Disinilah professional skill setiap individu akan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

27

digembleng. Telah disepakati bahwa karya-karya yang

telah terwujud nyata ini akan mendapatkan point plus

yang lebih ketimbang jawaban-jawaban hafalan yang

diisikan pada lembar jawab tes, yang nantinya bermuara

pada selembar kertas ijazah Negara.

b. Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga)

Sekolah Formal memakai jalur pendidikan formal

dalam sistem dan kondisi sekolahnya yang diuraikan oleh

Joesoef (2008) bahwa :

1) Selalu dibagi atas jenjang yang memiliki hierarkis

2) Waktu penyampaian diprogram lebih panjang atau

lebih lama.

3) Usia siswa disesuatu jenjang relatif homogen,

khususnya jenjang - jenjang permulaan

4) Para siswa umumnya berorientasi studi untuk jangka

waktu yang relatif lama, kurang berorientasi pada

materi program yang bersifat praktis, dan kurang

berorientasi ke arah cepat kerja.

5) Materi pelajaran pada umumnya lebih banyak bersifat

akademis, dan umum.

6) Merupakan response dari kebutuhan umum dan relatif

jangka panjang.

Menurut buku Rancangan Proses Pembelajaran

tahun 2011/2012 kelas 7 yang diambil satu kali pertemuan

dalam 13 mata pelajaran dapat dilihat bahwa metode

pembelajaran yang dipakai meliputi :

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

28

No Metode Pembelajaran Prosentase

1 Tanya Jawab 19,07%

2 Ceramah 14,31%

3 CTL 9,52%

4 Pemodelan 9,52%

5 Demonstrasi 9,52%

6 Diskusi 7,14%

7 Pemberian Tugas 7,14%

8 Inkuiri 4,76%

9 Unjuk Kerja 2,38%

10 Three Pass Technique 2,38%

11 Observasi 2,38%

12 Life Skill 2,38%

13 Inklusive 2,38%

14 Part and Whole 2,38%

15 Reciprocal 2,38%

16 Cooperative Learning 2,38%

Dari beberapa metode pembelajaran yang dipakai

oleh sekolah menengah pertama 10 Salatiga, dapat dilihat

bahwa prosentase terbesar yang dipakai pada setiap mata

pelajaran adalah dengan cara ceramah dan tanya jawab.

Yamin (2012) memberikan pandangan tentang

kondisi sekolah formal bahwa sekolah tersebut memiliki

regulasi yang padat seperti seragam, sepatu, buku dan

segala macam yang sudah ditentukan setiap hari tertentu

kemudian juga harus dibawa dan jangan sampai ada yang

tertinggal. Masuk sekolah harus tertib. Dalam sekolah,

jangan ada yang membuat kegaduhan atau apa pun yang

dapat menciptakan hiruk pikuk sebab ini tidak akan

menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan

sedemikian baik. Yang lebih penting lagi, ketika jam

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

29

terakhir sudah selesai, sekolah atau jam sekolah sudah

bubar, maka semua siswa harus segera pulang ke rumah

masing-masing. Jangan ada yang masih keluyuran dalam

sekolah dan begitu seterusnya. Persoalannya adalah terkait

aturan yang dibuat sekolah juga semakin rumit dan

bertambah rumit.

4. Siswa

a. Pengertian Siswa

Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada tahap ini,

menurut Erickson (dakam Hanum, 2000) siswa memasuki

tahap awal dari perkembangan remaja. Siswa adalah

subjek atau pribadi yang unik (khas untuk dirinya)

sehingga perlu adanya peraturan program belajar yang

selaras dengan kemampuan dasar sikap siswa (Samana,

1992).

Menurut Monks (dalam Hanum, 2000), pada

umumnya siswa adalah remaja masih belajar di sekolah

menengah atau perguruan tinggi. Rata-rata remaja

menyelesaikan sekolah lanjutan pada usia kurang lebih 18

tahun.

b. Pengertian Siswa Sekolah Menengah Pertama

Siswa sekolah menengah pertama adalah individu

yang sedang menjalani pendidikan di sekolah menengah

pertama. Menurut Sulaeman (1995), siswa SMP secara

kronologis berusia antara 12-15 tahun. Batasan usia

remaja menurut Monks (dalam Hanum, 2000) adalah

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

30

antara 12-21 tahun, dengan perincian 12-15 tahun

merupakan masa remaja awal, 15-18 tahun merupakan

masa remaja pertengahan, 18-21 tahun merupakan masa

remaja akhir.

C. Perbedaan Tingkat Kreativitas antara pendidikan nonformal

(Qaryah Thayyibah) dan pendidikan formal (SMP 10 Salatiga)

Program pendidikan di Qaryah Thayyibah sudah semakin

meluas dan cukup dikenal, termasuk di lingkungan lokal maupun

interlokal. Banyak para pendidik dan tokoh masyarakat

menyambut positif kebijakan ini, karena program ini adalah

menurut Bahruddin (2006) Qaryah Thayyibah dapat membebaskan

siswa untuk belajar apa saja sesuai minat dan hal-hal yang

disukainya terlebih dahulu dalam mereka melakukan proses

belajar. Sesekali mereka berkunjung ke berbagai tempat yang bisa

menjadi objek pelajaran, seperti persawahan, taman burung,

perkebunan yang berisi beraneka ragam makhluk hidup, seperti

persawahan, pasar, dan tempat tempat lain yang dapat dijadikan

sebagai sarana belajar, menurut Rogers (dalam Munandar,1999)

sarana dan fasilitas belajar yang begitu nyata akan mempengaruhi

kreativitas seorang siswa.

Feldhusen dan Treffinger (dalam Fasko, 2001) juga

menyatakan bahwa menyediakan sarana untuk bereksplorasi

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas. Hal ini

berbeda dengan konsep sekolah formal seperti yang sangat

komplek. Belajar mengajar di sekolah formal seperti SMP 10

Salatiga berlangsung dalam lingkungan pendidikan di mana guru

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

31

harus mendampingi siswa dalam perkembangannya menuju

kedewasaan, melalui proses belajar mengajar di dalam kelas

melalui ceramah ataupun tanya jawab. Proses belajar mengajar

dengan tanya jawab dan ceramah menurut Hisyam (2001) dan

Sugandi (2006) dapat menekan kreativitas siswa. Selain itu, siswa

yang belajar di sekolah formal memiliki kondisi psikologis yang

berbeda-beda dan harus mengikuti aturan-aturan yang telah

ditetapkan pihak sekolah sehingga menyebabkan keterbatasan bagi

ruang gerak siswa (Suryadi dan Hartilaar,1993). Keterbatasan

tersebut akan membuat kreativitas anak tidak berkembang

(Munandar, 1999).

Dalam mendidik, baik Qaryah Thayyibah maupun sekolah

formal seperti SMP 10 Salatiga, sama-sama sebagai sebuah sarana

untuk menghantarkan anak-anak mencapai tujuan pendidikan

seperti yang diharapkan. Pengelolaan di sekolah formal seperti

pengaturan dan penentuan kurikulum serta materi ajarnya, dan

kemudian di dalam sekolah formal juga telah mengatur jadwal

belajar dan menentukan seragam untuk seluruh siswa. Menurut

Feldhusen dan Treffinger (dalam Fasko, 2001) dalam pengaturan

dan penentuan materi ajar serta jadwal yang ketat tidak akan

memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan sifat

eksploratif yang cenderung berpengaruh pada kreativitas siswa.

Sementara pengelolaan pada Qaryah Thayyibah diarahkan pada

keinginan siswa, kurikulum dan materi ajar dipilih dan ditentukan

oleh siswa (Bahruddin, 2006). Pemberian kebebasan tersebut akan

mempengaruhi sisi psikologis siswa dan merupakan salah satu

faktor yang dapat meningkatkan kreativitas (Munandar, 1999).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

32

Qaryah Thayyibah juga memiliki jadwal belajar yang fleksibel,

tergantung pada kesepakatan antara anak dan pendamping,

menyediakan pendampingan oleh guru dalam membangun dan

menguatkan sebuah ide/gagasan adalah salah satu cara

meningkatkan kreativitas (Treffinger dalam Fasko, 2001).

Menurut Mulyasa (dalam Rusman, 2011), pembelajaran

menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang

didalamnya terdapat suatu hubungan yang kuat antara guru dan

siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Pembelajaran

menyenangkan adalah adanya pola hubungan baik antara guru

dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan diri

sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak

menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya, kondisi seperti

ini juga terjadi di Qaryah Thayyibah. Dalam hal ini perlu

diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru

maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Jadwal

belajar yang ketat seperti halnya di sekolah formal, kurang mampu

mengoptimalkan kepentingan ini. Kemungkinan, pada saat

pembelajaran berlangsung, siswa dan juga gurunya belum

memiliki minat untuk belajar, efeknya proses belajar mengajar

menjadi tidak efektif. Makna dari pelajarannya pun kemungkinan

tidak dapat diserap, sehingga proses kreativitas akan terhambat.

Namun, di Qaryah Thayyibah dengan membebaskan maka siswa

ketika belajar tidak adanya unsur paksaan atau tertekan sehingga

memberikan kebebasan untuk bereksplorasi dan merangsang

kreativitas siswa (Munandar, 1999) serta pendamping juga ingin

belajar dari siswanya ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

33

Sementara itu, hal yang dapat menunjang kreativitas

menurut Munandar (1985) adalah menciptakan iklim yang

menunjang pengembangan kreativitas dan mendorong anak merasa

tertarik dan tertantang untuk bersibuk diri secara kreatif. Blair,

Jones, Simpson (1975) mengatakan bahwa anak akan kreatif bila

diberi kesempatan untuk menyentuh, menggunakan peralatan-

peralatan, dan mengubah-ubah bentuk objek. Setiap sekolah baik

sekolah formal seperti SMP 10 Salatiga maupun sekolah

nonformal seperti Qaryah Thayyibah pasti pernah memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menyentuh, menggunakan

peralatan, dan mengubah-ubah bentuk objek dalam setiap

pelajarannya, tetapi hal yang membedakan dari keduanya adalah

frekuensi/seberapa sering dimana mereka selaku sekolah yang

memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan tersebut.

Hal ini memberi implikasi bahwa apa pun jenis kegiatan belajar

hendaknya menyediakan lingkungan dan sarana yang dapat

mengembangkan sifat eksploratif dan rasa ingin tahu dari peserta

didiknya. Kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan

lingkungan sekitar akan lebih mendorong perkembangan

kreativitas. Siswa-siswa yang mengikuti di komunitas belajar

Qaryah Thayyibah diperkirakan memiliki kreativitas yang berbeda

dibandingkan dengan siswa-siswa yang belajar di sekolah formal

seperti SMP 10 Salatiga. Siswa di Qaryah Thayyibah lebih

fleksibel dalam menerima maupun mengikuti pendidikan, tidak

kaku dan tidak terlalu berstruktur sebagaimana sekolah formal.

Pendidikan Qaryah Thayyibah lebih kepada upaya pengembangan

kreatif anak-anak itu sendiri, sehingga tercipta anak-anak yang

senang belajar, menjalankan aktivitas pembelajaran dengan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW...skala, yaitu TKF (Tes Kreativitas Figural) yang diadaptasi oleh Munandar (1977) dari Torrance Test of Creative Thinking (Circle Test) dan TKV (Tes Kreativitas

34

motivasi internal yang mandiri, kreatif, serta mampu menguasai

materi pelajaran secara lebih efektif.

Dengan melihat adanya perbedaan dalam sistem

pembelajaran dan kondisi sekolah maka jika diberikan alat tes

berupa tes kreativitas figural dan kreativitas verbal akan

menghasilkan skor yang berbeda. Dengan demikian, kreativitas

siswa Qaryah Thayyibah belum tentu sama dengan kreativitas yang

dimiliki oleh siswa di sekolah formal.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teoritik yang dikemukan di atas, maka

dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesis sebagai jawaban

sementara terhadap permasalahan yang telah dikemukakan.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Ada

perbedaan kreativitas antara siswa jalur pendidikan nonformal

(Qaryah Thayyibah) dan siswa jalur pendidikan formal (SMP 10

Salatiga) dengan rata-rata tingkat kreativitas lebih tinggi pada jalur

pendidikan nonformal (Qaryah Thayyibah)”.

E. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini antara lain :

Ho : µ1 = µ2 Tidak ada perbedaan yang signifikan antara

antara siswa jalur pendidikan nonformal Qaryah

Thayyibah dan siswa jalur pendidikan formal

SMP 10 Salatiga

H1 : µ1 ≠ µ2 Ada perbedaan yang signifikan antara antara

siswa jalur pendidikan nonformal Qaryah

Thayyibah dan siswa jalur pendidikan formal

SMP 10 Salatiga.