23
II-1 BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI II.1 Konsep Umum Sistem Akuntansi II.1.1 Definisi Menurut Mulyadi (2016: 6) [4] sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Philip E. Fees (2006: 234) [5] sistem akuntansi (accounting system) adalah metode dan prosedur, untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan. II.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi Suatu perusahaan membuat suatu sistem akuntansi yang berguna untuk pihak intern ataupun pihak ekstern perusahaan. Tujuan umum dari pengembangan sesuai dengan sistem akuntansi menurut Mulyadi (2013:19) [4] , yaitu: 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan selama ini. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajeman, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-1

BAB II

LANDASAN TEORI TERPAKAI

II.1 Konsep Umum Sistem Akuntansi

II.1.1 Definisi

Menurut Mulyadi (2016: 6) [4] sistem akuntansi adalah

organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan. Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Philip

E. Fees (2006: 234) [5] sistem akuntansi (accounting system) adalah

metode dan prosedur, untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan,

mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan

sebuah perusahaan.

II.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi

Suatu perusahaan membuat suatu sistem akuntansi yang

berguna untuk pihak intern ataupun pihak ekstern perusahaan.

Tujuan umum dari pengembangan sesuai dengan sistem akuntansi

menurut Mulyadi (2013:19) [4], yaitu:

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha

baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika

perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan

usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan selama

ini.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang

sudah ada. Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak

dapat memenuhi kebutuhan manajeman, baik dalam hal mutu,

ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat

dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-2

perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem

akuntansi untuk penyajiannya, dengan struktur informasi yang

lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi

yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan manajemen.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan

intern, akuntansi merupakan alat pertanggung jawaban suatu

organisasi. Pengembangan sistem akuntansi sering ditujukan

untuk memperbaiki perlindungan terhadap pengguna kekayaan

organisasi dapat dilaksanakan dengan baik. Pengembangan

sistem informasi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki

pengecekkan intern agar informasi yang dihasilkan oleh sistem

dapat dipercaya.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan

catatan akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi sering kali

ditujukan untuk menghemat biaya, informasi merupakan barang

ekonomis, untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan

sumber ekonomi lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan

informasi perlu pertimbangan besarnya manfaat yang diperoleh

dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk

memperoleh informasi keuangan diperhitungkan lebih besar

dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah

ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan

sumber daya bagi penyediaan informasi.

II.1.3 Unsur Sistem Akuntansi Pokok

Menurut Mulyadi (2016:21) [4] unsur-unsur sistem

akuntansi pokok yaitu:

1. Formulir. Dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen karna

dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi

direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Contoh

fomulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar, cek, dan lain-

lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-3

2. Jurnal. Catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan dan

data lainnya. Contoh jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal

penjualan, jurnal penerimaan kas, dan lain-lain.

3. Buku Besar. Terdiri dari akun akun yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam

jurnal. Rekening-rekening tersebut disediakan sesuai dengan

unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan

keuangan.

4. Buku Pembantu. Terdiri dari rekening-rekening pembantu

yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening

tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh buku pembantu

piutang yang merinci semua data tentang debitur.

5. Laporan. Hasil dari proses akuntansi adalah laporan keuangan

yang dapat berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,

laporan perubahan saldo laba, laporan laporan harga pokok

produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok

penjualan, daftar umur piutang,daftar utang yang akan dibayar,

daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

II.2 Gambaran Umum Aplikasi Berbasis Software Spreadsheet

Spreadsheet Application is a spreadsheet file (for group of related

files) that is designed so that someone other than the developer can perform

useful work without extensive training. (Alexander dkk 2016:3)[6].

Dalam hal ini Tofik (2012:4)[7] menjelaskan, Aplikasi Berbasis Excel

Spreadsheet mulai bermunculan. Ini dikarenakan sifat dasar dari aplikasi ini

yang realitif UserFriendly. Banyak aplikasi bisnis, statistik, maupun

rekayasa berbasis Excel. Menurut pengalaman, aplikasi excel banyak

diminati. Berikut merupakan beberapa penyebab aplikasi excel banyak

diminati:

1. Excel adalah aplikasi yang relatif mudah dioperasikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-4

2. Excel adalah aplikasi yang banyak terinstal hampir disemua

komputer, terutama yang berbasis OS Windows.

3. Dalam banyak kasus pengumpulan data banyak dilakukan dengan

menggunakan aplikasi spreadsheet (Excel) sehingga tentu sangat logis

bila tindak lanjut pengelahannya juga dengan Excel.

4. Excel banyak menyediakan banyak fitur yang mendukung untuk

mudah dipresentasikan.

5. Output data dapat dengan mudah dilanjutkan ke proses berikutnya.

6. Excel merupakan aplikasi yang terenkapsulasi, artinya proses

kerumitan yang terjadi dibelakang layar tidak ditampilkan sehingga

pengguna tidak terganggu dengan proses internal komputer dalam

mengelola data.

7. File Excel adalah file yang dapat berdiri sendiri. Aplikasi Excel tidak

memerlukan objek-objek lain dalam menjalankan aplikasi. Ini

berbeda dengan aplikasi berbasis database programming, di mana

objek-objek berdiri sendiri-sendiri dan saling mendukung, sehingga

ketika salah satu objek error, maka akan mengganggu jalannya

aplikasi.

8. Biaya relatif murah. Aplikasi dengan Excel dalam tingkatan sampai

pada penggunaan secara umum relatif tidak banyak menjumpai

permasalahan, sehingga bisa menekan biaya.

II.2.1 Komponen Aplikasi Berbasis Excel Spreadsheet

Menurut Tofik (2012:6)[7] komponen dalam aplikasi berbasis

excel spreadsheet yaitu:

1. Worksheet. Dokumen utama yang digunakan untuk mengolah

dan menyimpan data

2. Tabel. Sekumpulan data yang berkenaan dengan subjek tertentu

yang tersimpan dalam kolom dan baris.

3. Fungction Sebuah objek formula yang mengambil nilai atau

beberapa nilai, melakukan sebuah operasi, dan menghasilkan

sebuah nilai atau beberapa nilai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-5

4. Formula. Deretan dari nilai, sel referensi, nama, fungsi, atau

operator dalam sebuah dalam sebuah sel yang menghasilkan

nilai baru.

5. Argumen. Sebuah nilai yang menyediakan informasi terhadap

sebuah tindakan, kejadian, properti, fungsi, atau prosedure.

6. Operator dan Operand. Elemen dasar pada proses operasi

formula dalam Excel.

II.2.2 Menu dan Fungsi Aplikasi Microsoft Excel

Dalam hal ini menurut Riadi (2014) [8] beberapa menu dan

fungsi dalam Microsoft excel yang digunakan dalam program

aplikasi akuntansi ini adalah sebagai berikut:

1. Menu data form.

Menu ini digunakan untuk membantu pengguna dalam

memasukkan data ke dalam format yang sudah disiapkan

sebelumnya.

2. Menu data filter, advanced filter.

Menu ini digunakan untuk melakukan pencarian data

beradasarkan criteria yang di ingingkan dari suatu kumpulan

data yang tersedia (data query).

3. Menu copy paste.

Menu ini digunakan untuk menyalin data dari suatu data range

ke data range tertentu.

4. Menu format cells coloumn hide

Menu ini digunakan untuk menyembunyikan kolom data yang

tidak lagi dibutuhkan dalam tampilan data.

5. Fungsi SUM

Untuk menjumlahkan nilai-nilai yang ada pada suatu range data.

6. Fungsi Logika IF

Fungsi ini digunakan untuk menentukan suatu keputusan

berdasarkan suatu kondisi atau syarat tertentu. Biasanya selalu

dikombinasikan dengan beberapa operator seperti operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-6

perhitungan, opereator perbandingan, operator relasi, operator

logika.

7. Fungsi Arimatika

Fungsi ini digunakan untuk membuat formula yang berkaitan

dengan kalkulasi data yang akan diproses.

8. Fungsi Pembacaan Tabel VLOOKUP

Fungsi ini digunakan untuk membaca suatu nilai yang ada pada

suatu range data tabel yang digunakan. Untuk mengikat atau

mengabsolutkan nilai yang ada dalamsuatu tabel yang ada

digunakan tombol fungsi F4.

II.3 Gambaran Umum Microsoft Excel VBA

VBA is an object-oriented programming language. The basic

concept of object oriented programming is that a software application

(Excel ini this case) consists of various individual object, each of which its

own set of features and uses. An Excel application contain workbook,

worksheet, cell, chart, pivot tables, shapes, and lies goes on. Each object

has its own set of features, which are called propeties, and its own set of

uses, called methods. (Alexander dkk 2016:42) [6].

Dalam hal ini Tofik (2012:4) [6] Excel adalah aplikasi pertama yang

menghadirkan fitur Visual Basic for Application (VBA) yang diluncurkan

ke pasar. VBA sekarang sudah disertakan di semua aplikasi Microsoft

Office dan bahkan beberapa aplikasi dari vendor lain yang disertai VBA.

Kelebihan VBA dengan aplikasi lain terletak pada cara memahami object

model. Pada object VBA model akan dimanipulasi dengan mudah

(termasuk didalamnya object pada Excel, Access, Word, Powerpoint).

Sebagai contoh, object model pada Excel mampu melakukan analisis data

dengan sangat baik seperti worksheet, chart, pivot table dan sejumlah

fungsi-fungsi seperti fungsi matematika, financial, teknis, dan dari fungsi-

fungsi lainnya. Dengan VBA kita bisa bekerja dengan object-object tersebut

dan mengembangkan prosedur yang ada didalamnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-7

II.3.1 Komponen Aplikasi Microsoft Excel Visual Basic

Dalam hal ini menurut rumus excel (2014) [10] komponen

untuk membangun VBA pada excel diantaranya sebagai berikut:

1. Visual Basic Editor. Lingkungan tempat program VBA Excel

dibuat lingkungan kerja Visual Basic Editor.

2. Toolbox Control. Objek dalam Userform atau worksheet yang

dapat dimanupulasi, seperti command button, text box, check

box, combo box, list box, label dan option button.

3. Property. Karakteristik suatu oobjek seperti ScrollArea, Font

dan Name.

4. User Form. Lembar kerja yang berisi kontrol dan instruksi

VBA untuk memanipulasi antar muka pengguna (user

interface).

5. Function dan Macro. Salah satu tipe VBA macro yang

memiliki return value.

6. Macro. Sekumpulan instruksi dalam VBA yang dijalankan

secara otomatis.

II.4 Gambaran Umum Custom UI Editor Microsoft Excel

The Ribbon UI introduced in Excel 2007 is a dramatic shift in user

interface design. Fortunately, the developer has a fair amount of control

over the ribbon. Although Excel 2013 allows the end user to modifty the

Ribbon, making UI changes via code isn’t a simple task. (Alexander dkk

2013:18)[9].

Dalam hal ini menurut rumus excel (2014) [11] menjelaskan

Custom Ribbon Excel adalah memodifikasi default ribbon aplikasi

Microsoft Excel, baik itu menambah, menghapus ataupun

menyembunyikan Ribbon tapi hal ini hanya berlaku pada workbook tertentu

saja, yang bertujuan untuk memudahkan user menggunakan aplikasi yang

dibuat dengan menggunakan Microsoft Excel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-8

II.5 Metodologi Pengembangan Sistem Aplikasi

II.5.1 Definisi

Menurut Wabula (2015) [12] metodologi pengembangan

software program aplikasi adalah pengembangan sebuah solusi

terhadap program teridentifikasi, dan mengatur serangkaian

instruksi yang relevan yang mana ketika diarahkan melalui

perangkat keras komputer akan menghasilkan hasil yang diinginkan.

II.5.2 Tahap Pengembangan Sistem Aplikasi

Menurut Krismiaji (2010:175) [14] perubahan terhadap

sistem informasi akuntansi dapat berupa perubahan kecil maupun

perubahan menyeluruh sekaligus pembuatan sistem baru,

seberapapun perubahan terhadap sebuah sistem, upaya perbaikan

yang dilakukan tetap melalui sebuah proses yang sama yang disebut

daur hidup pembuatan sistem (systems development life

cycles/SDLC), yang terdiri atas lima tahap, yaitu:

1. Analisis Sistem

Selama tahap analisis sistem ini, dilakukan pengumpulan

informasi yang diperlukan untuk membeli atau membangun

sebuah sistem baru. Permintaan untuk membangun sebuah sistem

diprioritaskan untuk maksimumkan sumber-sumber ekonomi

yang jumlahnya terbatas guna mendukung pembuatan sistem

tersebut. Jika sebuah proyek lolos dari saringan awal, selanjutnya

dilakukan survei untuk menetapkan sifat dan lingkup dan

memahami kelemahan dan kelebihannya. Selanjutnya akan

dilakukan survei lengkap dan rinci untuk menentukan kelayakan

penyusunan sistem tersebut. Jika hasilnya menunjukkan bahwa

penyusunan sistem tersebut layak, kemudian dilakukan

identifikasi dan pendokumentasian tentang informai apa saja

yang dibutuhkan oleh para pemakai sistem dan para manajer.

Informasi ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat dan

mendokumentasikan persyaratan sistem. Persyaratan sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-9

inilah yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk membuat

sistem baru. Hasil akhir dari tahap ini dilaporkan dalam bentuk

laporan analisis sistem dan disampaikan kepada pihak

manajemen.

2. Perancangan konseptual

Dalam tahap ini, perusahaan harus memutuskan bagaimana cara

untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemakai sistem

informasi akuntansi. Tugas pertama yang harus yang dilakukan

adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai macam

alternatif rancangan. Jika alternatif telah dipilih, maka harus

ditindaklanjuti dengan membuat outline yang rinci dan lengkap

spesifikasinya. Hasil akhir tahap ini adalah berupa laporan hasil

perancangan konsep dan disampaikan kepada pihak manajemen.

3. Perancangan Fisik

Dalam tahap ini, perusahaan menjabarkan lebih lanjut hasil

perancangan konsep yang bersifat umum, luas dan berorientasi

kepada pemakai, ke dalam rancangan yang lebih rinci yang akan

digunakan sebagai dasar untuk membuat dan menguji program

komputer. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

merancang output, database dan input. Kemudian dilanjutkan

dengan membuat program komputer, membuat berbagai prosedur

yang terkait dan merancang sistem pengawasan dan pengendalian

serta melekatkannya ke dalam sistem baru.

4. Implementasi dan konversi

Tahap ini merupakan tahap terpenting sekaligus paling kompleks

dari tahap-tahap dalam sebuah siklus, karena pada tahap inilah

semua elemen dan aktivitas sistem terintegrasi secara lengkap.

Karena tahap ini merupakan tahap yang kompleks dan penting,

maka sebelum dilaksanakan perlu dibuat perencanaan yang

matang dan rencana tersebut harus diikuti secara konsisten dan

ketat. Kegiatan yang tercakup dalam tahap ini antara lain adalah

memasang dan menguji perangkat keras dan perangkat lunak,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-10

kemudian mengangkat dan melatih karyawan baru serta

merelokasi karyawan lama. Selain itu juga dilakukan pengujian

dan modifikasi seperlunya terhadap prosedur pengolahan yang

saat ini dipakai. Selanjutnya dibuat sistem pengendalian terhadap

sistem baru, serta membuat dokumentasi sistem. Kegiatan

berakhir pada tahap ini adalah menghentikan sistem lama dan

menggantikannya dengan sistem yang baru.

5. Operasi dan pemeliharaan

Setelah sistem baru terpasang dan berjalan, maka sistem tersebut

akan selalu dipantau untuk mendeteksi sekaligus

menyempurnakan jika ada cacat rancangan. Selama sistem

digunakan, secara periodik dilakukan kaji ulang. Jika ditemukan

fakta bahwa sistem tersebut bermasalah maka sistem tersebut

akan dimodifikasi seperlunya, namun jika ternyata modifikasi

yang diperlukan cukup besar, maka sistem tersebut perlu direvisi

dengan mengulang langkah-langkah dalam siklus.

II.5.3 Tahap Pengembangan Sistem

Menurut Mulyadi (2013:39)[4] pengembangan sistem

akuntansi dengan metode ini dilaksanakan melalui tiga tahap utama,

yaitu analisis sistem (system analysis), desain sistem (system design)

dan implementasi sistem (system implementation). Berikut ini

diuraikan tiga tahap utama dalam pengembangan sistem, yaitu:

1. Analisis Sistem

Dalam tahap ini, analisis sistem membantu pemakai informasi

dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai

untuk melaksanakan pekerjaannya. Analisis sistem dapat dibagi

menjadi empat tahap, yaitu:

a. Analisis pendahuluan

b. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem

c. Pelaksanaan analisis sistem

d. Penyusunan laporan hasil analisis sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-11

2. Perancangan Sistem

Perancangan atau desain adalah proses penerjemahan kebutuhan

pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem

informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk

dipertimbangkan. Tahap desain sistem ini dibagi menjadi lima

tahap, yaitu:

a. Desain spesifikasi sistem secara umum

b. Penyusunan usulan desain sistem secara umum

c. Penyusunan laporan final desain sistem secara umum

d. Desain sistem secara rinci

e. Penyusunan laporan final desain sistem secara rinci

3. Implementasi Sistem

Implementasi adalah pendidikan dan pelatihan pemakai

informasi, pelatihan dan koordinasi teknisi yang akan

menjalankan sistem, pengujian sistem yang baru, dan

pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem informasi

yang telah dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara

operasional. Puncak segala kegiatan pengembangan dan

perancangan sistem informasi adalah terletak pada tahap

implementasi.

Kegiatan perancangan aplikasi dalam penelitian ini,

dilakukan pada tahap yang kedua, yaitu tahap perancangan

sistem.

II.5.4 Alat Bantu Pengembangan Sistem

Alat bantu pengembangan sistem menggunakan alir

dokumen. Melakukan symbol-simbol standar yang digunakan oleh

analisis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang

menggambarkan sistem tertentu. Alat bantu pengembangan sistem

sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-12

1. Dokumen Flowchart

Krismiaji (2010:75) [14] menyebutkan bahwa

dokumen flowchart dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Bagan alir dokumen, merupakan flowchart yang

menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar

area pertanggungjawaban di dalam sebuah organisasi.

b. Bagan alir sistem, merupakan flowchart yang

menggambarkan hubungan antara input, pemrosesan,

dan output sebuah sistem informasi akuntansi.

c. Bagan alir program, merupakan flowchart yang

menjelaskan urutan logika pemrosesan data oleh

komputer dalam menjalankan sebuah program.

Berikut gambar jenis flowchart :

Sumber: Krismiaji (2010)

Gambar II.1 Dokumen Flowchart-1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-13

Sumber: Krismiaji (2010)

Gambar II.2 Dokumen Flowchart-2

2. Diagram Arus Data (DFD)

Menurut Supardi (2013:5) [14] DFD sering juga disebut DAD

(Diagram Aliran Data) adalah representasi grafik yang

menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang

diaplikasikan sebagai data mengalir dan masukan (input) dan

keluaran (output). Sedangkan menurut Puspawati dan Anggadini

(2011:121) menyatakan bahwa, bagan alir data menggambarkan

komponen-komponen sebuah sistem, aliran data diantara komponen

tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan datanya. Ada tiga jenis bagan

alir data, yaitu:

Ada tiga jenis bagan alir data, yaitu:

1) Context Data Flow Diagram

Context DFD merupakan diagram yang paling tidak detail dari

sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran

data dari dan menuju sistem maupun entitas eksternal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-14

2) Physical Data Flow Diagram

Physical DFD adalah representasi grafik dari sebuah sistem

yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari dan

menuju sistem maupun entitas tersebut.

3) Logical Data Flow Diagram

Logical DFD merupakan representasi grafik dari sebuah sistem

yang menunjukan proses-proses dalam sistem tersebut dan

aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses

tersebut.

Menurut Supardi (2013:8) [15), menjelaskan notasi atau

simbol pada DFD adalah sebagai berikut:

No Simbol Keterangan

1 Proses (Process) atau fungsi (Function) atau

prosedur (Procedure). Pada pemograman

terstruktur, notasi inilah yang aharusnya menjadi

fungsi atau prosedur didalam kode program.

2 File atau basis data atau penyimpanan (storage)

pada pemprograman terstruktur. Notasi inilah yang

harusnya menjadi tabel – tabel basis data yang

dibutuhkan. Tabel-tabel ini harus sesuai dengan

ERD (Entity Relationship Model), PDM (Phsical

Data Model).

3 Entitas luar (external entity) atau masukan (input)

atau keluaran (output) atau orang yang

memakai/berinteraksi dengan perangkat lunak

yang dimodelkan atau sistem lain yang terkai

dengan aliran data dari sistem yang dimodelkan.

4 Aliran data merupakan data yang dikirim antar-

proses penyimpanan ke proses, atau dari proses ke

masukan (input) atau keluaran (output)

Gambar II.3 Simbol DFD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-15

3. Kerangka Desain Antar Objek

Menurut Meli (2017:11) [21] kerangka desain hubungan antar objek

merupakan diagram yang menggambarkan objek-objek yang terdapat dalam

suatu aplikasi Database dan hubungan antar objek tersebut mulai dari form-

form yang berhubungan dengan tabel-tabel, kemudian tabel-tabel

menghasilkan beberapa report. Manfaat kerangka hubungan antar objek

aplikasi yaitu:

a. menyatakan objek-objek yang dibuat dalam aplikasi

b. hubungan antar objek query

c. hubungan antar tabel-tabel yang menghasilkan report

d. hubungan antar objek query dan report

II.6 Konsep Dasar Akuntansi Desa

II.6.1 Definisi

Menurut Sujarweni (2015:17) [16] akuntansi desa adalah

pencatatan dari proses transaksi yang terjadi di Desa, dibuktikan

dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan

keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam benruk

laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang berhubungan

dengan desa.

II.6.2 Pengguna Akuntansi

Menurut Ikantan Akuntansi Indonesia (2015) [17]. Pihak-

pihak yang membutuhkan dan senantiasa menggunakan informasi

akuntansi, di antaranya :

` 1. Pihak Internal

a. Pihak internal adalah pihak yang berada di dalam struktur

organisasi Desa,

b. yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara, dan Kepala

Urusan/Kepala

c. Seksi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-16

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai tugas untuk

melakukan pengawasan terhadap Pelaksanaan APBDesa.

3. Pemerintah

a. Dalam hal ini baik pemerintah pusat, pemerintah Provinsi,

dan pemerintah

b. Kabupaten/Kota mengingat bahwa anggaran Desa berasal

baik dari APBN

c. dan APBD melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan

keuangan.

4. Pihak Lainnya

a. Selain pihak-pihak yang telah disebutkan sebelumnya,

masih banyak lagi

b. pihak yang memungkinkan untuk melihat laporan

keuangan Desa, misalnya

c. Lembaga Swadaya Desa, RT/RW, dan sebagainya.

II.7 Pengeloaan Keuangan Desa

II.7.1 Definisi Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 [2] pengelolaan

keungan desa keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan desa. Menurut Peraturan Desa Rancamanyar tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Rancamanyar Tahun

2014 [19]menyatakan bahwa pengelolaan keuangan Desa meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban dan pengawasan desa.

II.7.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2015) [16] APBDesa

pada dasarnya adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan

Desa. APBDesa terdiri atas :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-17

1. Pendapatan Desa

Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang

merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak

perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa

diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.

2. Belanja Desa

Meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang

merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.

Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai

penyelenggaraan kewenangan desa dan diklasifikasikan

menurut kelompok, kegiatan, dan jenis.

3. Pembiayaan Desa

Meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas penerimaan

pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan yang

diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.

II.7.3 Kegiatan Pengeloaan Keuangan Desa

Menurut Permendagri 113 Tahun 2014 [2] pengelolaan

keuangan desa dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pembangunan desa menyusun perencanaan pembangunan

desa yang sesuai dengan kewenangan dengan mengacu pada

perencanaan pembangunan kabupaten dan kota. Rencana

pembangunan desa disusun untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan (Sujareweni,2014) [16].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-18

2. Penatausahaan

Kepala Desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan

desa harus menetapkan endahara desa. Penetapan Bendahara

Desa harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran

yang bersangkutan dan berdasarkan keputusan kepalaa desa.

Bendahara Desa adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh

Kepala Desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,

menatausahakan, membayar, dan mempertanggungjawabkan

keuangan desa dalam pelaksanaan APBDes (Ardi

Hamzah,2015) [19].

3. Pelaporan

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban

Kepala Desa wajib.

1. Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan

APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa:

a. laporan semester pertama berupa laporan realisasi

APBDesa, disampaikan paling lambat pada akhir

bulan Juli tahun berjalan.

b. laporan semester akhir tahun, disampaikan paling

lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

2. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah

desa (LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada

bupati/walikota.

3. Menyampaikan laporan penyelenggaraan

pemerintahan desa pada akhir masa jabatan kepada

bupati/walikota.

4. Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan

pemerintah desa secara tertulis kepada BPD setiap

akhir tahun anggaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-19

4. Pertanggungjawaban

Permendagri No 113 tahun 2014 [2] pertanggungjawaban

terdiri dari:

1. Kepala Desa menyampaikan laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

kepada bupati/walikota melalui camat setiap akhir

tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja,

dan pembiayaan. Laporan ini ditetapkan peraturan desa

dan dilampiri:

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa tahun anggaran berkenaan.

b. Format laporan kekayaan milik desa per 31

Desember tahun anggaran berkenaan: dan

c. Format laporan program pemerintah dan

pemerintah daerah yang masuk kedesa.

2. laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun

anggaran berkenaan.

II.8 Penatausahaan Keuangan Desa

Dalam hal Menurut Yuliansyah dan Rusmianto (2015:64) [20]

penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri 113 Tahun

2014 [2] dapat berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli

desa, pendapatan transfer, pendapatan lain-lain , ataupun bersumber dari

penerimaan pembiayaan. Sementara pengeluaran kas oleh pemerintahan

desa dapat berupa belanja pada bidang penyelenggaran pemerintahan desa,

bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan

kemasyarakatan, bidang tak terduga, atau untuk pengeluaran. Berikut

definisi penatausahaan keuangan desa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-20

II.8.1 Definisi

Menurut Yuliansyah dan Rusmianto (2015:64) [20]

Penatausahaan Keuangan Desa adalah pencatatan seluruh transaksi

keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran uang dalam satu

tahun anggaran. Sedangkan menurut Sujarweni

(2015:17) [15]penatausahaan keuangan desa adalah kegiatan

pencatatan yang khususnya dilakukan oleh Bendahara Desa wajib

melakukan pencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa

penerimaan dan pengeluaran.

II.8.2 Dasar Hukum

Penatausahaan Keuangan Desa menurut Permendagri 113

Tahun 2014 bagian ketiga pasal 35-36 [2] . Sebagai berikut:

1. Pasal 35

a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.

b. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkkan pencatatan

setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku

setiap akhir bulan secara tertib.

c. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui

laporan pertanggungjawaban.

d. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

2. Pasal 36

Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2), menggunakan:

a. Buku kas umum

b. Buku kas pembantu pajak, dan

c. Buku Bank

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-21

II.8.3 Pertanggungjawaban Pencatatan Penatausahaan Keuangan

Desa

Pertanggungjawaban pencatatan penatausahaan keuangan

desa menurut Permandagri 113 (2014) [2] terdiri dari:

1. Buku Kas Umum

Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas

yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas, baik secara

tunai maupun kredit, digunakan juga untuk mencatat mutasi

perbankan atau kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum

dapat dikatakan sebagai sumber dokumen transaksi (Sujarweni,

2014) [16].

2. Buku Kas Pembantu Pajak

Buku pajak digunakan untuk membantu buku kas umum dalam

rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan

pajak (Sujarweni, 2014) [16].

3. Buku Bank

Buku bank digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam

rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan

uang bank (Sujarweni, 2014) [16].

II.8.4 Siklus Penatausahaan Keuangan Desa

Menurut Yuliansyah dan Rusmianto (2015:65) [20]. Berikut

siklus penatausahaan keuangan yang dapat dilaksanakan oleh

Bendahara Desa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-22

Sumber : Permendagri 113 Tahun 2014

Gambar II.4 Siklus Penatausahaan Keuangan Desa

Keterangan :

1. Siklus penatausahaan keuangan desa dimulai dengan ditetapkan peraturan desa

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

2. Berdasarkan APBDesa maka pemerintahan desa melakukan transaksi

keuangan berupa penerimaan kas sebagai sumber pendapatan desa dan

melakukan pengeluaran kas sebagai sumber pendapatan desa dan melakukan

pengeluaran kas berupa belanja untuk menjalankan operasional dan program-

program desa.

3. Berdasarkan bukti-bukti transaksi keuangan (kas masuk maupun kas keluar)

yang sah terutama Surat Permintaan Pembayaran dan Bukti Penerimaan Kas,

Bendahara Desa mencatatnya dalam buku-buku kas (buku kas umum, buku

pembantu pajak, dan buku bank)

4. Bendahara Desa melakukan penutupan pada setiap bulannya terhadap masing-

masing buku kas tersebut dan menjadikannya sebagai laporan ke Kepala Desa.

5. Bendahara Desa memposting setiap transaksi yang dicatat di buku kas ke

masing-masing akun/rekening yang ada di buku besar.

6. Pada saat menyusun laporan keuangan, baik semesteran maupun tahunan,

Bendahara Desa harus menyusun neraca saldo yang merupakan ringkasan

saldo dari setiap akun/rekening –rekening yang ada di buku besa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI

II-23

7. Selanjunya, Bendahara Desa menghitung dan melakukan penyesuaian terhadap

akun-akun/rekening-rekening yang terkait dengan aset lancar sebagai tahap

penyusunan laporan kekayaan milik desa.

8. Bendahara Desa menyusun laporan keuangan.