12
7 BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.Landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan dalam penelitian. Dari landasan teori akan penulis gunakan sebagai acuan mengganalisis masalah penelitian. A. Koperasi. 1. Pengertian Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Departemen Koperasi: 1992: 2).Artinya koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan untuk menjalankan usaha dalam rangka memperoleh keuntungan namun harus tetap tidak meninggalkan karakteristik dan prinsip-prinsip koperasi yang telah ditetapkan. 2. Tujuan Koperasi Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (DepartemenKoperasi: 1992:10).Kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan tercapainya kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan koperasi tidak terlepas dari partisipasi anggota dan pengelolaan secara profesional. 3. Usaha dan jenis koperasi

BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan

dengan masalah penelitian.Landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep – konsep

yang digunakan dalam penelitian. Dari landasan teori akan penulis gunakan sebagai acuan

mengganalisis masalah penelitian.

A. Koperasi.

1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Departemen Koperasi:

1992: 2).Artinya koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan untuk menjalankan usaha

dalam rangka memperoleh keuntungan namun harus tetap tidak meninggalkan karakteristik

dan prinsip-prinsip koperasi yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar

1945 (DepartemenKoperasi: 1992:10).Kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama

yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan tercapainya

kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan koperasi tidak terlepas dari

partisipasi anggota dan pengelolaan secara profesional.

3. Usaha dan jenis koperasi

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

8

Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004: 2) disebutkan

bahwa “koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti sektor

perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa

transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya.” Jeniskoperasi sebenarnya bermacam-macam

jenisnya tergantung dari sudut pandang pembedaan koperasi. Jenis-jenis koperasi dibedakan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan

kedalam empat jenis yaitu:

1) Koperasi Konsumsi

yaitu koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa,

dan kegiatan atau jasa utamanya menyediakan barang-barang keperluan anggotanya.

2) Koperasi Produksi

Yaitukoperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan

sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan

memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan,

atau mengelola sarana produksi bersama.

3) Koperasi simpan-pinjam / koperasi kredit

Yaitukoperasiyang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan

peminjaman untuk anggotanya.

4) Koperasi pemasaran

yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa

dan kegiatan utamanya melakukan pemasaran bersama.

b. Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan dalam dua jenis yaitu:

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

9

1) Koperasi Tunggal Usaha (Single Purpose)

yaitu koperasi yang mengusahakan hanya satu macam kegiatan usaha meskipun ada

kesempatan untuk memperluas usaha.

2) Koperasi Serba Usaha (Multi Purpose)

yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan

ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya

c. Berdasarkan jenjang hierarkhi organisasinya, koperasi dapat digolongkan dalam dua jenis

yaitu:

1) Koperasi Primer

Yaitukoperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan

kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani

kepentingan anggotanya.

2) Koperasi Sekunder

Yaitukoperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena kesamaan

kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan kelayakan dalam rangka

melayani anggotanya

d. Berdasarkan status hukum yang dimilikinya, koperasi dapat digolongkan dalam dua jenis

yaitu:

1) Koperasi berbadan hukum adalah koperasi yang telah memperoleh badan hukum

koperasi sehingga dapat melakukan tindakan hukum berkenaan dengan seluruh

kegiatan usahanya.

2) Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum adalah bentuk

kerjasama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum sehingga tidak dapat

melakukan tindakan hukum berkenaan dengan seluruh kegiatan usahanya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

10

4. Koperasi Simpan Pinjam ( KSP )

Dalam penelitian ini khususnya peneliti akan membahas tentang KSP.

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia No 20/Per/MKUKM/XI/2008, Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi

yang kegiatanya hanya usaha simpan pinjam.

Sasaran penilaian ini adalah Koperasi Simpan-Pinjam dan Unit Simpan-Pinjam yang

telah memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1. Kualifikasi Koperasi Simpan-Pinjam (KSP):

a. Telah berbadan hukum.

b. Telah beroperasi minimal 2 tahun dan melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT)

tutup buku selama 2 tahun berturut-turut.

c. Memiliki modal sendiri minimal Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) untuk

KSP primer dan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) untuk KSP sekunder

2. Dalam penilaian kesehatan koperasi ini ada 5 aspek yang dinilai, berikut ini sedikit

penjelasan tentang aspek-aspek tersebut

a. Permodalan

Rasio modal ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri/modal tetap

KSP/USP terhadap total asset dan menutup bila ada risiko kemacetan dalam

pengembalian pinjaman.

b. Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif yang dinilai adalah kualitas pinjaman yang diberikan kepada anggota

dan non-anggota

c. Manajemen

Penilaian terhadap manajemen KSP/USPmeliputi :

1) Manajemen Permodalan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

11

2) Manajemen Aktiva

3) Manajemen Pengelolan

4) Manajemen Rentabilitas

5) Manajemen Likuiditas

Menurut Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Kegiatan Uasha Simpan Pinjam.

Koperasi dalam menjalankan usahan Koperasi Simpan Pinjam, Pengelola wajib

memperhatikan aspek permodalan, likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas guna mengetahui

kinerja keuangan dan menjaga kepentingan semua pihak yang berkepentingan yaitu:

(1) Aspek permodalan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Modal sendiri koperasi tidak boleh berkurang jumlahnya dan harus ditingkatkan.

b. Setiap pembukaan jaringan pelayanan, harus disediakan tambahan modal sendiri.

c. Antara modal sendiri dengan modal pinjaman dan modal penyertaan harus berimbang.

(2) Aspek likuiditas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

b. Ratio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun.

(3) Aspek solvabilitas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Penghimpunan modal pinjaman dan modal penyertaan didasarkan pada

kemampuanmembayarkembali

b. Ratio antara modal pinjaman dan modal penyertaan dengan kekayaan harus berimbang.

(4) Aspek rentabilitas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Rencana perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) atau keuntungan ditetapkan dalam jumlah

yang wajar untuk dapat memupuk permodalan, pengembangan usaha, pembagian jasa

anggota dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan.

b. Ratio antara Sisa Hasil Usaha (SHU) atau keuntungan dengan aktiva harus wajar.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

12

(5) Untuk menjaga kesehatan usaha, Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam tidak

dapatmenggadaikan harta kekayaannya.

B. Pengertian dan Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Koperasi.

1. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Koperasi

Dalam PSAK Nomor 27 dinyatakan bahwa laporankeuangan koperasi merupakan bagian

dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada

pihak-pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian usaha

(Ikatan Akuntan Indonesia: 2002). Selanjutnyaberdasarkan laporan keuangan koperasi

tersebut, para pemakaidapat melakukan penilaian terhadap kinerja koperasi.

Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi terutama adalah untuk:

a. Menilai pertanggungjawaban pengurus

b. Menilai prestasi pengurus

c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya, karya dan jasa yang

diberikan kepada koperasi (Ikatan Akuntan Indonesia: 2002).

Oleh karena itu begitu penting untuk selalu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan

koperasi agar segera terdeteksi jika terjadi ketidakberesan masalah keuangan di koperasi.

2. Pengertian Analisis Laporan Keuanagan Koperasi.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi

sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil usaha yang telah dicapai oleh koperasi. Data

keuangan akan bermakna jika dilakukan analisis, sehingga dapat segera digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan.

Laporan keuangan adalah suatu alatbantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu

keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman modal/investasi,

pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal: 1995: 22).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

13

Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat

mengambil keputusan.Pengelola/manajer koperasi dapat menilai apakah kinerjanya dalam

suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.

C. Rasio Keuangan

Rasio keuanganadalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain atau perbandinganantara

berbagai gejala yang dinyatakan dengan angka/persentase. (AminWijaya Tunggal:1995).

Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial antara

lain:

1. Analisis Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Jadi yang dimaksud dengan Rasio Likuiditas Koperasi Simpan Pinjam dalam

penelitian ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang

telah jatuh tempo.

Rasio yang termasuk Rasio Likuiditas, yang akan digunakan adalah :

Kas + Bank

a. Current Kas = X 100%

Hutang Lancar

Current kas yang tinggi belum tentu dapat menjamin terbayarnya utang yang jatuh tempo.Hal

ini dikarenakan adanya jumlah persediaan yang relatif besar jika dibandingkan dengan

tingkat penjualan, sehingga perputaran persediaan rendah, atau dapat juga dimungkinkan oleh

jumlah piutang yang besar dan sulit ditagih.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi

tahun 2008, Current kas yang baik adalah sebesar 10% - 15%.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

14

2. Rasio Permodalan

Rasio modal ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri/modal tetap

KSP terhadap total asset dan menutup bila ada risiko kemacetan dalam pengembalian

pinjaman.

Jadi yang dimaksud permodalan dalam penelitian ini adalah kemampuan modal

sendiri KSP terhadap total asset.

Rasio solvabilitas ini dapat ditentaukan dengan:

Modal sendiri

a. Rasio modal sendiri = X 100%

Total Asset

Rasioyang rendah menunjukkan adanya pinjaman yang besar, berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Koperasi tahun 2008,Rasio Modal Sendiriyang baik adalah sebesar 40%-

60%.

2. Kemandirian dan Pertumbuhan

Rasio ini menunjukkan kemapuan koperasi untuk memperolehSHU (SisaHasil Usaha)

dari pengelolaan kekayan.

Jadi yang dimaksud dengan Rasio kemandirian dan Pertumbuhan pada penelitian ini

adalah kemampuan koperasi dalam memperoleh SHU.

Analisis rasio rentabilitas ini dapat ditentukan dengan dua macam cara yaitu:

Sisa Hasil Usaha sebelum pajak

a.Rasio Rentabilitas Asset = X 100%

Total Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh hasil

usaha dengan memanfaatkan keseluruhan dana yang ditanamakan dalam aktiva untuk operasi

koperasi sehingga menghasilkan keuntungan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi

tahun 2008, Rasio Rentabilitas Asset yang baik > 10%.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

15

Sisa Hasil Usaha

b. Rentabilitas Modal Sendiri = X 100%

Modal sendiri

Rasio Rentabilitas Modal Sendiri yang tinggi menunjukkan keberhasilan koperasi dalam

memperoleh penghasilan yang nantinya akan diberikan untuk kesejahteraan anggota koperasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi tahun 2008, Rentabilitas Modal Sendiri yang

baik >5%.

D. Kinerja

Kinerja keuangan koperasi simpan pinjam dapat dilihat dan diukur dengan cara

menganalisis laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan keadaan dan

perkembangan koperasi serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik

diwaktu lampau maupun diwaktu sedang berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi

koperasi yang diterapkan.

1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Kinerja menurut irham adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Irham Fahmi (2011:239).

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan

dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan

sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan

dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai

tujuan.

Kinerja (performance) suatu koperasi berarti bagaimana kemampuan koperasi dalam

mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan

antara lain laba yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain.

2. Tujuan Pengukuran Kinerja

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

16

Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai

sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,

agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.Selain itu, penilaian kinerja dilakukan

untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan

perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta

penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

Tujuan daripada pengukuran kinerja koperasi adalah untuk mengetahui:

a. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu koperasi untuk memenuhi kewajiban

keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan pada saat ditagih.

b. Tingkat Permodalan, yaitu kemampuan koperasi untuk mengelola modal sendiri

terhadap total asset untuk menutupi resiko kemacetan dalam pengembalian pinjaman.

c. Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba pada

periode tertentu.

Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas koperasi telah

dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis

serta untuk mencegah pemborosan.

E. Kerangka Pikir

Gambar 2.1.Analisis Rasio keuangan Koperasi Simpan Pinjam “Harta Sentosa”.

Kinerja

Keuangan

Analisis Rasio

Likuiditas

Permodalan

Kemandirian dan Pertumbuhan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

17

Koperasi seperti halnya badan usaha lainnya yang melaksanakan kegiatan usaha pada

periode tertenru perlu mengadakan laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan

kinerja penggurus kepada anggota.Untuk mengetahui hasil kinerja para pengurus yang

menggelola koperasi perlu diadakan suatu evaluasi atau satuan analisis penilaian yang

dilakukan pada umumnya adalah analisis rasio terhadap laporan keuangan yang dihasilkan.

Beberapa jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja

antaralaain:

1. Likuiditas.

2. Permodalan

3. Rentabilitas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Koperasi Simpan Pinjam Harta Sentosa

kemudian diolah, sehingga diperoleh hasil :

1. Likuiditas

Standart penggerak Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar :

Kriteria Rasio Kas Skor

Buruk

Sedang

Baik

0 < 100%

100% - 125%

125% - 150%

2,5

5

10

2. permodalan

Standart Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

Kriteria Rasio Kas Skor

Buruk

Sedang

Baik

0 – < 20%

20% - 40%

< 40% - 60%

1,5

3,00

6,00

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/574/12/T1_162007027_BAB II… · 8 Menurut pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2004:

18

3. Rentabilitas

Standart Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Asset

Kriteria Rasio Kas Skor

Kurang

Cukup

Sedang

Baik

< 5%

5% - <7,5%

7,5% - <10%

>10%

0,75

1,5

2,25

3,00

Standart Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Kriteria Rasio Kas Skor

Kurang

Cukup

Sedang

Baik

< 3%

3% - < 4%

4% - < 5%

> 5%

0,75

1,5

2,25

3,00

F. Penelitian Sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Kresna Masahe dengan judul “Kinerja Keuangan

KUD Getasan periode tahun 2004 sampai dengan 2006” di KUD Getasan, dengan

maslahbagaimana kinerja keuangan KUD Getasan Selama periode tahun 2004 sampai dengan

2006. Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa kinerja keuangan KUD Getasan

adalah Sedang.

Berdasarkan analisis dari ketentuan kategorik baik jika tiga indikator selama tiga

periode tahun meningkat, sedang jika dua indikator selama tiga periode meningkat dan jelek

jika hanya satu indikator meningkat, maka posisi kinerja keuangan KUD Getasan periode

2004 sampai dengan 2006 dalam keadaan “sedang” dengan indikator Likuid, Tidak Solvabel

dan Rentabel.