30
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi Berdasarkan pada Kotler & Armstrong (2001, p111-115), bauran promosi (promotion mix) merupakan suatu perpaduan khusus antara iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan internet marketing. Pada umumnya, respon akhir yang diinginkan oleh pemasar dalam melakukan promosi adalah tindakan pembelian. 2.1.2 Definisi Periklanan Menurut Jefkins (1997, p1), pemasaran sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari para produsen pembuatnya ke para konsumen pemakainya. Pemasaran meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi penjualan terjadi. Salah satu tahapan dalam pemasaran yang penting dalam pemasaran merupakan periklanan. Menurut Jefkins (1997, p1), periklanan didefinisikan sebagai pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang seoptimal mungkin. Berdasarkan Kotler & Keller (2006, p526), periklanan merupakan seluruh pembayaran dari presentasi nonpersonal dan promosi dari ide, produk atau jasa oleh sponsor tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bauran Promosi

Berdasarkan pada Kotler & Armstrong (2001, p111-115), bauran promosi (promotion

mix) merupakan suatu perpaduan khusus antara iklan, penjualan personal, promosi

penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan internet marketing. Pada

umumnya, respon akhir yang diinginkan oleh pemasar dalam melakukan promosi adalah

tindakan pembelian.

2.1.2 Definisi Periklanan

Menurut Jefkins (1997, p1), pemasaran sebenarnya lebih dari sekedar

mendistribusikan barang dari para produsen pembuatnya ke para konsumen

pemakainya. Pemasaran meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk

hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi penjualan terjadi. Salah satu tahapan

dalam pemasaran yang penting dalam pemasaran merupakan periklanan.

Menurut Jefkins (1997, p1), periklanan didefinisikan sebagai pesan-pesan penjualan

yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial

atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang seoptimal mungkin.

Berdasarkan Kotler & Keller (2006, p526), periklanan merupakan seluruh

pembayaran dari presentasi nonpersonal dan promosi dari ide, produk atau jasa oleh

sponsor tertentu.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.1.3 Fungsi Periklanan

Berdasarkan pada Jefkins (1997, p5-6), dalam periklanan dapat ditemukan suatu

kombinasi kreativitas, riset pemasaran dan pembelian media berdasarkan perhitungan

yang ekonomis. Kegiatan-kegiatan periklanan memang dapat menelan biaya yang sangat

mahal, namun selama itu didasarkan pada tujuan dan perhitungan yang jelas maka

semuanya dapat dibenarkan. Yang terpenting adalah bahwa semua kegiatan tersebut

tetap efektif dan ekonomis, dalam pengertian dapat mencapai sasaran dan tetap

menjamin keuntungan perusahaan.

Berdasarkan pada Jefkins (1997, p15), periklanan merupakan salah satu bentuk

khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi

pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus

lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak. Periklanan harus mampu

membujuk khayalak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi

pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus

mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh departemen

pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi

kebutuhan atau keinginan pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi

pemilihan dan keputusan pembeli.

Pada dasarnya, tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap

khayalak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap konsumen (Jefkins, 1997, p17).

Menurut Kotler & Keller (2006, p527), periklanan berdasarkan tujuannya adalah sbb:

Iklan informasi (informative advertising), merupakan iklan yang bertujuan untuk

menciptakan kesadaran akan merk dan pengetahuan mengenai produk baru atau

fitur baru dari produk yang telah ada.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Iklan yang meyakinkan (persuasive advertising), bertujuan untuk menciptakan

kesukaan, pemilihan, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa.

Iklan pengingat (reminder advertising), bertujuan untuk menstimulasi pembelian

berulang dari produk atau jasa.

Iklan penguatan (reinforcement advertising), bertujuan untuk meyakinkan bahwa

pembelian yang dilakukan oleh pembeli adalah pilihan yang tepat.

2.1.4 Karakteristik Iklan Yang Efektif

Untuk menilai sebuah iklan agar iklan yang dijalankan dapat berjalan dengan efektif,

terdapat beberapa kriteria yaitu (Jefkins, 1997, p16-17) :

A. Formula VIPS

David Berstein, seorang tokoh periklanan yang termasyur, menjelaskan perlunya

penerapan prinsip-prinsip VIPS. Prinsip VIPS ini terdiri dari visibilitas, identitas, janji

(promise), serta pikiran yang terarah (singlemindedness). Jadi sebuah iklan haruslah

visible, artinya mudah dilihat atau mudah memikat perhatian. Identitas pengiklan produk

atau jasa harus dibuat sejelas mungkin dan tidak tertutup oleh pernak-pernik hiasan atau

rancangan yang serampangan. Janji atau promise perusahaan kepada konsumen juga

harus dibuat sejelas mungkin. Dan yang terakhir, singlemindedness adalah bahwa iklan

harus berkonsentrasi sepenuhnya untuk tujuan utama, dan tidak tergoda untuk

mengemukakan hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu (Jefkins, 1997, p16).

B. Nilai Kesederhanaan

Sebuah iklan harus senantiasa diingat, tidak perlu berharap seluruh sosok iklan akan

diingat konsumen. Jika konsumen dapat mengingat sebagian dari tanda-tanda, seperti

gambarnya yang menarik atau hiasan yang unik (bukan nama atau penawaran yang

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

diajukannya) sudah cukup, karena pada akhirnya jika seseorang mengingat tanda-tanda

khas dari suatu iklan maka ia akan terdorong untuk mengingat dan mengidentifikasi hal-

hal penting lainnya yang tertera pada iklan tersebut (Jefkins, 1997, p16-17).

Sementara, berdasarkan Kotler & Keller (2001, p541), Communication-effect

research merupakan penelitian yang bertujuan mendefinisikan sampai mana keefektifan

dari sebuah proses komunikasi, dalam kasus ini periklanan, disebut juga copy-testing,

yang dapat dilakukan sebelum maupun sesudah iklan tersebut disiarkan. Dilakukan

dengan cara mendapatkan tanggapan umpan balik (feedback) dari konsumen mengenai

responnya, misalnya :

1. Pesan utama apa yang anda dapatkan dari iklan ini ?

2. Seberapa mungkin iklan ini akan mengakibatkan anda mengambil keputusan ?

2.1.5 Kendala-kendala Komunikasi Iklan

Apabila para pembaca, pendengar atau pemirsa mengartikan suatu pesan iklan

secara keliru, maka kampanye iklan dapat dikatakan telah gagal total. Kesalahpahaman

dalam suatu pesan iklan sering kali terjadi, oleh sebab itu, dalam dunia periklanan, setiap

pelakunya harus berhati-hati agar tidak terantuk pada kendala-kendala komunikasi ini

baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Dengan demikian, komunikasi yang efektif senantiasa sangat ditentukan oleh

perpaduan antara kata-kata dan gambar sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.1

berikut :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Unsur verbal

Simbol-simbol

Kata-kata

Unsur non-verbal

Simbol-simbol

Gambar-gambar

Makna

Gambar 2.1 : Interaksi Kata-kata Dan Gambar Dalam Menyampaikan Makna

Sumber : Jefkins (1997, p21)

2.1.6 Definisi Promosi Penjualan

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 2 (2001, p173), promosi penjualan terdiri dari

insentif jangka pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau

jasa. Promosi penjualan menekankan pada alasan mengapa kita harus membeli sekarang

juga.

Berdasarkan Paul Peter & Olson Jilid 2 (1999, p182), promosi penjualan adalah

rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 2 (2001, p175), alat utama promosi konsumen

adalah sampel, kupon, pengembalian sebagian uang (cash refunds), paket harga,

hadiah-hadiah, barang promosi, penghargaan atas kesetiaan, display dan peragaan

point-of-purchase, serta kontes, undian, dan permainan.

Sampel adalah sejumlah kecil produk yang ditawarkan kepada konsumen untuk

dicoba, ada yang gratis dan ada juga yang dijual dengan harga pengganti ongkos.

Kupon adalah sertifikat yang memberi pembeli potongan harga untuk pembelian

produk tertentu.

Pengembalian sebagian uang menyerupai kupon kecuali bahwa pengurangan harga

terjadi setelah pembelian, dan diurus di tempat lain, bukannya di toko pengecer.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Paket harga adalah penawaran harga produk tertentu lebih murah kepada

konsumen.

Hadiah adalah barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai

insentif untuk membeli suatu produk.

Barang promosi adalah pernak-pernik yang bermanfaat, dengan cetakan nama

pemasang iklan di situ.

Penghargaan atas kesetiaan adalah uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan

bagi penggunaan suatu produk atau jasa perusahaan secara reguler.

Peragaan point-of-purchase adalah display dan peragaan di dekat tempat

pembayaran atau penjualan.

Kontes mengundang konsumen untuk mengirimkan karyanya, seperti nyanyian,

tebakan, saran untuk dinilai oleh panel yang akan memilih pengirim terbaik. Undian

mengundang konsumen mengirimkan namanya untuk diundi. Dan permainan

menyajikan sesuatu kepada konsumen seperti nomor bingo, huruf yang hilang,

setiap kali mereka membeli yang mungkin membantu mereka memenangkan hadiah.

2.1.7 Tujuan Promosi Penjualan

Berdasarkan P.R Smith (1997, p298), beberapa tujuan dari promosi penjualan adalah

sbb :

Meningkatkan penjualan dengan me-reward konsumen yang loyal, meningkatkan

keloyalan konsumen, meningkatkan pembelian kembali, mendorong konsumen untuk

mencoba, memposisikan kembali produk di benak konsumen.

Membantu penjualan produk baru.

Memuaskan pengecer akbat dari meningkatnya penjualan.

Mengurangi tingkat persediaan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Memblok kompetitor.

Mendorong publikasi.

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 2 (2001,p174), pada umumnya, promosi

penjualan harus merupakan pembangunan hubungan konsumen, ketimbang sekedar

menciptakan volume penjualan jangka pendek atau pengalihan merk yang sifatnya

temporer, promosi penjualan itu mesti membantu memperkuat posisi produk dan

membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen.

2.1.8 Strategi Produk

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1(2001, p346), produk dapat didefinisikan

sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Dalam definisinya secara luas, produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat,

organisasi, ide atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.

2.1.9 Tingkat Produk

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1(2001, p348), produk dibagi menjadi tiga

tingkatan. Yakni :

Produk Inti (core product)

Produk inti ditujukan untuk menjawab pertanyaan : ”Apa yang sebenarnya dibeli

oleh pembeli ?”. Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang

dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa.

Produk Aktual (actual product)

Terdiri dari lima karakteristik, yakni : tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merk

dan kemasan. Nama produk, komponen, gaya, sifat, kemasan, dan atribut lain

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti – cara yang

menyenangkan dan berkualitas tinggi untuk merekam momen-momen penting.

Produk Tambahan

Merupakan jasa dan manfaat tambahan bagi konsumen.

Gambar 2.2 : Tiga Tingkatan Produk

Sumber : Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p348)

Oleh karena itu, sebuah produk lebih dari sekedar seperangkat sifat-sifat barang

berwujud. Konsumen cenderung melihat produk sebagai rangkaian komplek dari manfaat

yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Ketika mengembangkan produk, pertama

kali pemasar harus mengidentifikasi kebutuhan inti konsumen yang akan dipuaskan oleh

produk tersebut, kemudian mereka harus merancang produk aktual dan menemukan

Jasa purna jual

Rancangan

Pengemasan

Nama merk

Sifat

Pemasangan

Garansi

Tingkat mutu

Pengiriman dan kredit

Manfaat atau

jasa inti

Produk Tambahan

Produk Aktual

Produk Inti

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

cara untuk menambahnya untuk menciptakan serangkaian manfaat yang akan paling

baik memuaskan konsumen.

2.1.10 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p349-350), produk dan jasa dibagi

menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang menggunakannya, yakni produk

konsumen (consumer product) dan produk industri (industrial product).

Produk Konsumen

Merupakan produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi, yang

meliputi produk sehari-hari (convenience products), produk shopping (shopping

products), produk spesial (specialty products), serta produk yang tidak dicari

(unsought products). Produk-produk ini berbeda dalam cara pembelian konsumen

dan oleh karena itu produk inipun berbeda dalam cara pemasarannya.

Produk Industri

Merupakan produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang

terkait dengan bisnis.

Berdasarkan klasifikasi produk konsumen di atas, produk sehari-hari (convenience

products) adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh

pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli,

misalnya sabun, permen, fast food, dsb. Produk sehari-hari ini dapat dibagi-bagi menjadi

produk kebutuhan pokok, produk impuls, dan produk emergensi. Dimana produk

kebutuhan pokok adalah produk yang dibeli konsumen secara reguler, seperti kecap,

pasta gigi, dsb. Produk impuls dibeli hampir tanpa perencanaan dan usaha mencari,

seperti permen batangan, majalah, di mana produk semacam ini biasanya diletakkan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

dekat dengan kasir toko karena pembelanja mungkin tidak terpikirkan untuk

membelinya. Produk emergensi adalah produk yang dibeli ketika kebutuhan konsumen

menjadi benar-benar penting, seperti payung di musim hujan, sepatu boot dan sekop

ketika badai salju turun pertama kali.

Sementara produk shopping (shopping products) adalah produk dan jasa konsumen

yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga dan

gayanya dengan cermat, ketika membeli produk ini, konsumen menghabiskan waktu dan

tenaga yang cukup besar dalam mengumpulkan informasi dan membuat pembandingan,

contohnya : mebel, pakaian, peralatan rumah tangga utama, dsb.

Produk spesial (specialty products) adalah produk konsumen dengan karakteristik

unik atau identifikasi merk yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka

mau mengeluarkan usaha khusus untuk memperolehnya. Contohnya : merk serta jenis

mobil tertentu, peralatan fotografi yang mahal, pakaian yang dirancang oleh desainer,

dsb. Umumnya pembeli tidak membandingkan produk spesial, mereka hanya

meluangkan waktunya untuk mencari agen yang menjual produk yang diinginkan.

Produk yang tidak dicari (unsought products) adalah produk konsumen yang

keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh konsumen sekalipun, tidak terpikir

oleh mereka untuk membelinya. Sebagian besar inovasi baru yang penting tidak dicari

sampai konsumen menyadarinya lewat iklan. Contohnya : asuransi jiwa, donor darah

untuk Palang Merah, dsb.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Tabel 2.1 : Petimbangan Pemasaran untuk Produk Konsumen

Pertimbangan

Pemasaran

Jenis Produk Konsumen

Produk sehari-

hari

Produk

shopping

Produk spesial Produk yang

tidak dicari

Perilaku

pembelian

konsumen

Sering dibeli,

sedikit

perencanaan,

sedikit usaha

pembandingan

dalam

berbelanja,

keterlibatan

pelanggan

rendah.

Jarang dibeli,

memerlukan

usaha yang

lebih banyak

dalam

perencanaan

dan berbelanja

serta

pembandingan

atas merk, mutu

serta gaya.

Preferensi serta

loyalitas mereka

kuat, usaha

pembelian

khusus, sedikit

pembandingan

merk,

sensitivitas

harga rendah.

Kesadaran dan

pengetahuan

akan produk

rendah, (atau

blia sadar,

hanya ada

sedikit

ketertarikan

atau bahkan

bersikap

negative).

Harga Rendah Lebih tinggi Tinggi Bervariasi

Distribusi Distribusi

tersebar luas,

lokasi mudah

dicapai.

Distribusi

selektif di

beberapa toko

cabang.

Distribusi

eksklusif hanya

di satu atau

beberapa toko

cabang per

wilayah.

Bervariasi

Promosi Promosi besar-

besaran oleh

produsen.

Iklan dan

penjualan

pribadi oleh

produsen dan

penjual.

Promosi

ditargetkan lebih

cermat baik oleh

produsen

maupun

pedagang.

Periklanan dan

penjualan

pribadi yang

agresif oleh

produsen

maupun

pedagang.

Sumber : Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p350)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.1.11 Keputusan Produk Individu

Bedasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p354-355), terdapat berbagai

keputusan penting dalam pengembangan dan pemasaran produk dan jasa individu.

Keputusan itu difokuskan pada keputusan mengenai atribut produk, pemberian merk

(branding), pengemasan, pemasangan label, dan jasa pendukung produk.

Gambar 2.3 Keputusan Produk Individu

Sumber : Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p355)

2.1.12 Atribut Produk Dan Lingkungan Produk

Berdasarkan pada Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p354-356), pengembangan

suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini

dikomunikasikan dan diserahkan dari atribut produk seperti kualitas (quality), fitur

(features), dan rancangan.

Berdasarkan pada Paul Peter & Olson Jilid 2 (1999, p164-165), lingkungan produk

adalah rangsangan yang berkaitan dengan produk yang ditujukan ke konsumen dan

dipahami seluruhnya oleh konsumen. Umumnya, sebagian besar rangsangan tersebut

diterima melalui indera penglihatan, walaupun beberapa pengecualian. Misalnya,

bagaimana sebuah perangkat radio tape berbunyi, atau bagaimana sebuah baju sutra

dirasakan juga mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen. Fokus dalam

bukunya mengenai lingkungan produk adalah pada ciri produk dan kemasan.

Atribut produk

Pemberian merk

Pengemasan

Penetapan Label

Jasa pendukung produk

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

A. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning di mana merupakan tahap

menetapkan posisi bagi pemasar. Kualitas produk mempunyai dua dimensi, yakni tingkat

dan konsistensi.

Dalam pengembangan suatu produk, pemasar awalnya harus memilih tingkat

kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Di sini kualitas produk

berarti kualitas kinerja – kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya.

Kualitas yang tinggi dapat pula berarti tingkat dari konsistensi kualitas yang tinggi.

Di sini kualitas produk berarti kualitas kesesuaian (conformance quality), yaitu bebas dari

kerusakan, serta konsisten dalam memberikan tingkat kinerja yang ditargetkan.

B. Fitur (features) Produk

Produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Sebuah model ”polos”

merupakan produk tanpa tambahan apa pun, yang merupakan titik awal. Fitur adalah

alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.

C. Rancangan Produk

Rancangan merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan gaya. Gaya hanya

menguraikan penampilan produk. Gaya bisa mencolok mata atau hanya membuat jemu.

Gaya yang sensasional dapat menarik perhatian, tetapi tidak begitu saja membuat

produk itu melakukan kinerja lebih baik. Tidak seperti gaya, rancangan lebih dari sekedar

”kulitnya”, tetapi lebih mencapai inti produk. Rancangan yang baik memberi kontribusi

pada kegunaan suatu produk seperti juga penampilannya. Rancangan yang baik dapat

menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan

memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.1.13 Merk

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1(2001, p357), merk didefinisikan sebagai

nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual

dan membedakannya dari produk pesaing. Konsumen memandang merk sebagai bagian

penting dari produk, dan pemberian merk dapat menambah nilai suatu produk.

Pemberian merk membantu pembeli dalam beberapa hal. Nama merk membantu

konsumen untuk mengidentifikasi produk yang mungkin menguntungkan mereka. Merk

juga menyampaikan beberapa hal mengenai kualitas produk kepada pembeli. Pembeli

yang selalu membeli produk dengan merk yang sama mengetahui bahwa mereka akan

mendapatkan fitur, manfaat, dan kualitas yang sama setiap kalinya.

2.1.14 Pengemasan

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p367-368), pengemasan melibatkan

kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Secara

tradisional, fungsi primer kemasan adalah untuk memuat dan melindungi produk.

Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, banyak faktor-faktor yang membuat

pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Semakin bertambahnya persaingan

dan kacau balaunya rak toko eceran, mempunyai arti bahwa kemasan sekarang harus

banyak melakukan tugas penjualan, menarik perhatian, menguraikan produk, dan

bahkan membuat penjualan.

Mengembangkan pengemasan yang baik untuk produk baru memerlukan banyak

pembuatan keputusan. Pertama, perusahaan harus menyusun konsep pengemasan,

yang menyatakan bagaimana kemasan itu seharusnya atau apa yang seharusnya

dilakukan oleh kemasan itu bagi produk : Apakah kemasan itu hanya berfungsi memberi

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

perlindungan produk, memperkenalkan metode pengemasan yang baru, atau hal lain?

Kemudian, harus dibuat juga keputusan mengenai elemen spesifik dari kemasan, seperti

ukuran, bentuk, bahan, warna, teks, dan merk dagang. Berbagai elemen ini harus

bekerja sama untuk mendukung posisi produk serta strategi pemasaran. Kemasan harus

konsisten dengan iklan, penetapan harga, dan distribusi produk tersebut.

2.1.15 Pemberian Label (Labeling)

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p369), label dapat bermacam-macam

bentuknya, mulai dari sepotong kertas yang ditempelkan pada produk sampai grafik

rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Fungsi label adalah mengidentifikasikan

produk atau merk, seperti nama Sunkist yang dicap pada jeruk. Label juga dapat

menggambarkan beberapa hal mengenai produk, yang membuatnya, di mana dibuat,

isinya, bagaimana penggunaannya, dan bagaimana menggunakannya secara aman. Dan

terakhir, label dapat pula mempromosikan produk lewat gambar yang menarik.

Dewasa ini, pemberian label dipengaruhi oleh penetapan harga unit (menyatakan

harga per unit dari ukuran standar), tanggal kadaluarsa (menyatakan berapa lama

produk layak dikonsumsi), keterangan gizi (menyatakan nilai gizi dalam produk).

2.1.16 Jasa Pendukung Produk

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p369), jasa pendukung produk adalah

elemen lain dari strategi produk, biasanya meliputi beberapa jenis jasa, yang dapat

menjadi bagian minor atau mayor dari penawaran total. Perusahaan yang menggunakan

jasa pendukung produk sebagai alat utama akan memperoleh keunggulan kompetitif

yang semakin banyak.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.1.17 Perilaku Konsumen

Berdasar pada Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p8-9), American Marketing

Association mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behaviour) sebagai interaksi

dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita di mana

manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Terdapat tiga ide penting

dalam definisi di atas :

Perilaku konsumen adalah dinamis.

Berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu

berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan

kejadian di sekitar.

Berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran

yang tepat, kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka

rasakan (afeksi / pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di

mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang

dipikirkan, dirasa dan dilakukan oleh konsumen.

Melibatkan pertukaran.

Hal yang ditekankan di sini adalah pertukaran di antara individu, sehingga konsisten

dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.

Kenyataannya peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan

konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Berdasarkan Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p195), perilaku membeli konsumen

didefinisikan sebagai individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk

konsumsi pribadi. Setiap hari konsumen menentukan berbagai pilihan pembelian.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana tanggapan konsumen atas

sifat-sifat produk, harga dan pendekatan iklan yang berbeda memiliki keunggulan yang

besar atas pesaingnya. Titik awalnya adalah model rangsangan-rangsangan dari perilaku

membeli yang digambarkan pada Gambar 2.4 berikut ini :

Gambar 2.4 : Model Perilaku Pembeli

Sumber : Kotler & Armstrong Jilid 1 (2001, p196)

Gambar 2.4 di atas menunjukkan bahwa pemasaran dan rangsangan lainnya masuk

ke kotak hitam konsumen dan menghasilkan tanggapan tertentu. Sehingga orang-orang

pemasaran harus menebak apa yang ada dalam kotak hitam pembeli.

2.1.18 Grup Yang Tertarik Pada Perilaku Konsumen

Ada dua grup besar yang tertarik pada perilaku konsumen, yakni : grup riset dasar

dan grup yang berorientasi aksi (Paul Peter & Olson Jilid 1, 1999, p9-10). Grup riset

dasar terdiri dari periset akademis yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai

suatu cara mengembangkan pengetahuan yang unik tentang aspek perilaku manusia.

Grup yang berorientasi aksi dapat dipecah menjadi tiga kelompok : organisasi

Karakteristik pembeli

Proses keputusan membeli

Produk, harga, distribusi, promosi

Ekonomi, teknologi, politik, budaya

Pemilihan produkPemilihan merkPemilihan dealerWaktu pembelianJumlah pembelian

Pemasaran dan rangsangan lainnya

Kotak hitam pembeli

Tanggapan pembeli

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Organisasi Pemasaran

Strategi Pemasaran

Konsumen

Kegiatan Konsumen

Kebijakan Publik

Organisasi Pemerintah dan Politik

pemasaran, organisasi pemerintahan dan politik dan yang terakhir adalah konsumen.

Peran dan hubungan antara grup yang berorientasi aksi adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5 : Hubungan Antara Grup Berorientasi Aksi

Sumber : Paul Peter & Olson Jilid 1 (1999, p11)

2.1.19 Karakteristik Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Berdasar Kotler & Armstrong Jilid 1(2001, p196-219), pembelian konsumen secara

kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial,faktor pribadi dan psikologis.

A. Faktor-faktor Budaya

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas pada keinginan dan

perilaku konsumen. Faktor budaya ini terdiri atas peranan budaya, sub-budaya, dan

kelas sosial pembeli.

Budaya merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku

yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan istitusi penting lainnya.

Sub-budaya merupakan sekelompok orang dengan sistem nilai bersama

berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama, meliputi : kewarganegaraan,

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Kelas sosial merupakan bagian-bagian

masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya

memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.

Kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan, tetapi

ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan,

kesejahteraan, dan variabel lainnya.

B. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok

kecil, keluarga, serta aturan dan status sosial konsumen.

Kelompok merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai

sasaran individu maupun bersama.

C. Faktor Pribadi

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur

pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta

kepribadian dan konsep diri.

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang. Untuk memahaminya harus

diukur dimensi-dimensi AIO, yakni activities (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga,

kegiatan sosial), interests (makanan, mode, keluarga, rekreasi), self orientation

menggambarkan pola sikap dan kegiatan yang membantu seseorang memperkuat

identitas sosialnya.

Kepribadian (personality) adalah karakteristik psikologis yang unik, yang

menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan menetap terhadap lingkungan

seseorang, kepribadian biasanya diuraikan berdasarkan sifat-sifat seseorang seperti

kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, mempertahankan

diri, kemampuan beradaptasi, dan agresivitas.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Dasar pemikiran konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi

kontribusi dan mencerminkan identitas mereka, bahwa ”kita adalah apa yang kita

punya”.

D. Faktor Psikologis

Pilihan-pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh empat faktor

psikologis yang penting, yakni : motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan

sikap.

Motivasi (dorongan) merupakan suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang

untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya. Terdapat 2 teori

motivasi yang paling populer, yaitu teori Freud dan Maslow. Teori Freud

menganggap manusia pada umumnya sadar mengenai kekuatan psikologis yang

sebenarnya membentuk perilaku mereka. Dia melihat seseorang tumbuh dan

mendesakkan banyak permintaan, di mana permintaan ini tidak pernah hilang atau

dikendalikan secara sempurna, dorongan itu muncul dalam mimpi, terlontar sebagai

kata-kata, dalam perilaku neurotik dan obsesif, atau akhirnya dalam psikosis. Teori

Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam suatu hirarki, dari yang

paling mendesak sampai yang paling tidak mendesak. Hirarki kebutuhannya adalah

seperti pada Gambar 2.6 berikut :

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Gambar 2.6 : Hirarki Kebutuhan Maslow

Sumber : Kotler & Armstrong Jilid 1(2001, p213)

Seseorang pertama kali mencoba memenuhi kebutuhan yang paling penting

(yang paling bawah), ketika terpenuhi kebutuhan itu tidak akan menjadi motivator

lagi bagi orang tersebut dan orang itu akan mencoba memenuhi kebutuhan

terpenting selanjutnya (bagian yang lebih atas) sebagai motivatornya.

Persepsi adalah proses di mana seseorang memilih, mengatur dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti

mengenai dunia.

Pembelajaran merupakan perubahan pada perilaku individu yang muncul dari

pengalaman.

Keyakinan merupakan pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu.

Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang terhadap

objek atau gagasan.

Kebutuhan fisiologis (lapar, haus)

Kebutuhan akan rasa aman (keamanan, perlindungan)

Kebutuhan social (rasa memiliki, cinta)

Kebutuhan akan penghargaan (penghargaan diri, pengakuan, status)

Kebutuhan aktualisasi diri (realisasi dan

pengembangan diri)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.1.20 Kerangka Kerja Konseptual Dalam Perilaku Konsumen

Menurut Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p18-23), kerangka kerja konseptual dalam

perilaku konsumen terdiri dari tiga elemen, yaitu : afeksi dan kognisi (affect and

cognition), perilaku (behaviour), dan lingkungan (environtment).

Afeksi (affect) dan kognisi (cognition) mengacu pada dua tipe tanggapan internal

psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang

berlangsung. Afeksi melibatkan perasaan, kognisi melibatkan pemikiran.

Tanggapan afektif beragam dalam penilaian positif atau negatif, menyenangkan atau

tidak menyenangkan, dan dalam intensitas atau tingkat pergerakan badan. Misalnya

afeksi yang melibatkan emosi seperti cinta dan marah, status perasaan yang tidak begitu

kuat seperti kepuasan atau frustasi, suasana hati yang melarut seperti kebosanan, dan

evaluasi menyeluruh yang agak umum seperti ”saya suka kentang goreng McDonald”.

Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan

dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Misalnya termasuk di dalamnya

adalah pengetahuan yang didapat seseorang dari pengalamannya dan yang tertanam

dalam ingatan mereka. Termasuk juga di dalamnya, proses psikologis yang terkait

dengan pemberian perhatian pada aspek-aspek lingkungan dan pemahamannya,

mengingat kejadian masa lalu, pembentukan evaluasi dan pembuatan keputusan

pembelian. Proses kognisi dapat dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.

Perilaku mengacu pada tindakan nyata konsumen yang dapat diobservasi secara

langsung. Misalnya mengunjungi toko, membeli produk, dsb.

Lingkungan mengacu pada rangsangan fisik dan sosial yang kompleks di dunia

eksternal konsumen, rangsangan fisik dan sosial yang diciptakan oleh pemasar untuk

mempengaruhi konsumen. Misalnya benda-benda, tempat, iklan, dsb.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Ketiga elemen ini memiliki suatu interaksi yang berkesinambungan, yang disebut

sebagai penetapan timbal-balik (reciprocal determinism), yang mengacu pada aksi saling

menguntungkan di antara faktor dan penetapan mengindikasikan dampak yang

diakibatkan oleh faktor tersebut. Sehingga penetapan timbal balik (reciprocal

determinism) berarti setiap elemen pada model menyebabkan elemen lain, dan

sebaliknya, disebabkan oleh elemen lainnya, biasanya dalam suatu urutan kejadian yang

berkesinambungan.

2.1.21 Model Pengambilan Keputusan Konsumen

Berdasarkan Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p47-48), konsumen harus

menerjemahkan atau memberi arti bagi setiap informasi di lingkungan sekitarnya. Dalam

proses interpretasi, integrasi, dan pengetahuan produk dalam ingatan menciptakan

pengetahuan, arti dan kepercayaan baru tentang lingkungan serta posisi ketiga hal

tersebut di dalamnya. Proses interpretasi mensyaratkan eksposur pada informasi dan

melibatkan dua proses kognitif terkait – perhatian dan pemahaman. Perhatian mengatur

bagaimana konsumen memilih informasi mana yang harus diterjemahkan dan informasi

mana yang harus diabaikan. Pemahaman mengacu pada bagaimana konsumen

menetapkan arti subyektif dari informasi dan oleh karena itu menciptakan pengetahuan

serta kepercayaan personal.

Proses integrasi menyangkut bagaimana menyangkut bagaimana konsumen

mengkombinasikan berbagai jenis pengetahuan untuk membentuk evaluasi produk,

objek lain, serta perilaku dan untuk membentuk pilihan di antara beberapa perilaku

alternatif seperti pembelian.

Pengetahuan produk dan keterlibatan mengacu pada berbagai jenis pengetahuan,

arti dan kepercayaan yang direkam dalam ingatan konsumen. Pengetahuan misalnya

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang ciri atau model suatu merk sepatu

atletik. Keterlibatan produk mengacu pada pengetahuan konsumen tentang relevansi

personal suatu produk dalam hidupnya.

Gambar 2.7 di bawah ini akan menyajikan suatu model pengambilan keputusan

konsumen yang menonjolkan interpretasi, integrasi, dan pengetahuan produk dalam

ingatan :

Gambar 2.7 : Model Proses Kognitif Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p48)

Lingkungan

Proses InterPretasi

Ingatan

Perhatian Pemahaman

Proses Integrasi

Pengetahuan, Arti dan Kepercayaan

Sikap , Keinginan Pengambilan Keputusan

Perilaku

Pengetahuan, Arti dan Kepercayaan

Proses Kognitif

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.1.22 Pengertian Sikap

Menurut Paul Peter & Olson Jilid 1 (1999, p130-132), sikap didefinisikan sebagai

evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi di sini

didefinisikan sebagai tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas dan gerakan yang

relatif rendah.

Sikap konsumen selalu ditujukan terhadap konsep. Terdapat dua jenis konsep yang

luas yang menarik, yakni objek dan perilaku. Konsumen dapat memiliki sikap terhadap

berbagai objek fisik dan sosial, termasuk di dalamnya adalah produk, merk, model, toko,

dan orang, di samping itu juga berbagai aspek strategi pemasaran (iklan, diskon).

2.1.23 Tingkatan Konsep Sikap

Berdasar Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p132), konsumen dapat memiliki sikap

yang berbeda untuk berbagai variasi konsep umum yang sama. Gambar 2.8 berikut

menunjukkan beberapa konsep sikap yang berbeda dalam tingkat kekhususannya,

walaupun semua konsep ada dalam lingkup produk yang sama.

Tabel 2.2 : Variasi Dalam Tingkatan Konsep Sikap

Tingkatan Konsep Sikap ContohKelas produk Restoran siap saji

Bentuk produk Restoran pizza, restoran hamburger

Merk Mcdonald, BurgerKing

Model Mcdonald di Jalan Grant, Mcdonald di Mal

Chester

Merk/model/situasi umum Makan siang bersama di Mcdonald di Jalan

Grant, makan malam bersama anak-anak di

Mcdonald di Jalan Grant

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Merk/model/situasi khusus Makan malam bersama anak-anak di

Mcdonald di Jalan Grant setelah menonton

sepak bola, makan malam bersama anak-

anak di Mcdonald di Jalan Grant untuk pesta

ulang tahun

Sumber : Paul Peter & Olson Jilid 1 (1999, p134)

2.1.24 Model Sikap Multiciri

Berdasarkan Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p139), sejumlah besar riset pemasaran

difokuskan pada pengembangan model untuk memperkirakan sikap yang tercipta oleh

proses integrasi. Disebut sebagai model sikap multiciri (multiattribute attitude model)

karena difokuskan pada kepercayaan konsumen tentang multiciri suatu merk atau

produk. Untuk hal ini, model Martin Fishbein adalah yang paling berpengaruh dalam

dunia pemasaran.

Model Fishbein ini adalah bahwa evaluasi terhadap kepercayaan utama

menghasilkan sikap keseluruhan. Dalam model ini, sikap keseluruhan terhadap suatu

objek adalah fungsi dari dua faktor : kekuatan dari kepercayaan utama jika dikaitkan

dengan objek, dan evaluasi dari kepercayaan tersebut. Secara formal, model tersebut

menyatakan bahwa :

n

iii ebA

10 .

Ket :

A0 = Sikap terhadap objek / produk

bi = Kekuatan dari kepercayaan bahwa suatu produk memiliki ciri i

ei = Evaluasi terhadap ciri i

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

n = Jumlah kepercayaan utama tentang objek

Kekuatan kepercayaan (belief strength) (bi) adalah kemungkinan yang diyakini dari

hubungan antara suatu objek dengan ciri-cirinya yang relevan.

Evaluasi kepercayaan (belief evaluation) (ei) adalah yang mencerminkan seberapa

baik konsumen menilai suatu ciri.

2.1.25 Teori Tindakan Beralasan

Berdasarkan Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p147-149), Fishbein yang merupakan

seorang peneliti yang paling berpengaruh di dunia pemasaran menyadari bahwa sikap

seseorang terhadap suatu objek tidak harus secara kuat atau terestimasi berhubungan

dengan perilaku khusus mereka. Sebaliknya, penentu langsung apakah konsumen akan

terlibat dalam suatu perilaku adalah keinginan mereka untuk terlibat dalam perilaku

tersebut.

Model ini disebut Teori Tindakan Beralasan (theory of reasoned action) karena teori

ini mengasumsikan bahwa konsumen secara sadar mempertimbangkan konsekuensi

alternatif perilaku yang sedang dipertimbangkan dan memilih salah satu yang dapat

memberikan konsekuensi paling diharapkan. Hasil dari proses pilihan beralasan ini adalah

satu keinginan untuk terlibat dalam perilaku yang dipilih. Pada intinya teori tindakan

beralasan menyatakan bahwa perilaku disengaja yang cukup rumit (seperti membeli

sepasang sepatu) ditentukan oleh keinginan seseorang untuk menyatakan perilaku

tersebut. Teori tindakan beralasan tidak relevan pada perilaku yang sangat sederhana

atau yang tidak disengaja seperti mengedipkan mata, memalingkan kepala ketika

mendengar dering telepon, dsb.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Berdasar Mowen (1987, p218), the behavioral intentions model yang saat ini lebih

dikenal sebagai Teori Tindakan Beralasan (theory of reasoned action), dapat dijabarkan

sebagai berikut :

)()( 21 SNwAwBIB B

Ket :

B = Suatu perilaku khusus.

BI = Keinginan konsumen untuk terlibat dalam perilaku tersebut.

AB = Sikap konsumen untuk terlibat pada perilaku tersebut.

SN = norma subjektif sehubungan dengan apakah orang lain menginginkan si konsumen

terlibat pada perilaku tersebut.

w1 dan w2 = bobot yang mencerminkan pengaruh relatif dari komponen AB dan SN pada

BI.

Berdasarkan Paul Peter & Olson Jilid 1(1999, p149), keinginan berperilaku

(behavioral intention (BI)) adalah suatu proporsi yang menghubungkan diri dengan

tindakan yang akan datang : ”saya ingin pergi berbelanja hari Sabtu ini”. Seseorang

dapat berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah rencana untuk terlibat dalam suatu

perilaku khusus guna mencapai tujuan. Keinginan berperilaku (BI) beragam dalam

kekuatan, yang dapat diukur dengan meminta konsumen memeringkat kemungkinan

mereka melakukan perilaku yang diinginkan.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.8 : Kerangka Pemikiran

Iklan TorabikaDuo

Perilaku membeli kopi instant Torabika Duo oleh konsumen

Sikap Konsumenkepada produk kopi instant Torabika Duo(atas atribut/cirikopi instant yang baik)

Pengetahuan konsumen mengenaiatribut/ciri kopiinstant yang baik

Kopi instant(yang ada di pasar)

Kopi instant TorabikaDuo

Atribut/ciri produk kopi instant

Promosi PenjualanTorabikaDuo

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN fileLANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bauran Promosi ... lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khayalak

Akibat maraknya peredaran produk kopi instant di pasar, dengan berbagai atribut

atau ciri yang ditawarkan, maka hal tersebut mendorong konsumen menyeleksi kopi

instant mana yang baik, dan sesuai dengan kebutuhannya, yang kemudian membentuk

suatu pengetahuan di benak konsumen bagaimana atribut atau ciri kopi instant yang

baik. Kemudian pengetahuan konsumen mengenai atribut atau ciri kopi instant yang baik

tersebut akan dijadikan dasar untuk mengukur sikap konsumen kepada produk Torabika

Duo.

Sementara itu, PT Torabika Eka Semesta yang menawarkan salah satu produk kopi

instantnya dengan merk Torabika Duo ini berharap agar produknya tersebut dapat

diterima konsumen. Dengan maraknya peredaran kopi instant di pasar, PT Torabika Eka

Semesta melakukan program bauran promosi dalam bentuk periklanan serta promosi

penjualan. Program bauran promosi yang dilakukan diharapkan dapat mempengaruhi

sikap konsumen kepada produk Torabika Duo ke arah yang lebih baik serta dapat

mempengaruhi perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen dalam keputusan

pembelian kopi instantnya. Sejauh mana periklanan dan promosi penjualan yang

dilakukan PT Torabika Eka Semesta dapat mempengaruhi sikap konsumen kepada

produk Torabika Duo, dan sejauh mana periklanan dan promosi penjualan dapat

mempengaruhi perilaku pembelian Torabika Duo oleh konsumen. Serta bagaimana

hubungan antara sikap konsumen kepada Torabika Duo terhadap perilaku pembelian

Torabika Duo oleh konsumen.