Upload
ngodiep
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pemasaran
Keberhasilan keuangan sering bergantung pada kemampuan pemasaran.
Operasi keungan, akunting, dan fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak
berarti kalau tidak ada permintaan akan produk atau jasa sehingga perusahaan
dapat menghasilkan laba.
Definisi pemasaran dikemukakan oleh banyak ahli dalam pemasaran
sebagai berikut :
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika pada Kotler dan Keller (2007)
yang diterjemahkan oleh Molan, pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Sedangkan Kotler, dan Armstrong (2010) mendefinisikan marketing
sebagai :“The process by which companies create value for customers and
build strong customer relationships in order to capture value from customers
in return”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
suatu proses untuk memberikan nilai kepada konsumen dan membangun
8
hubungan yang erat dengan konsumen dengan cara yang menguntungkan
perusahaan.
2.1.1 Konsep Pemasaran
Gambar 2.1 Konsep Pemasaran
Sumber: Kotler dan Armstrong, 2008.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa konsep inti dari pemasaran
dimulai dari melihat apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Setelah
mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen, perusahaan akan melakukan
penawaran atas barang atau jasa yang dibutuhkan tersebut. Kemudian dari
penawaran yang diberikan perusahaan tersebut konsumen akan melakukan
pertimbangan untuk membelinya, yaitu dengan melihat nilai yang akan
didapat dari penawaran tersebut. Setelah konsumen memutuskan untuk
membeli produk atau jasa tersebut, maka akan terjadi pertukaran/transaksi
Core Marketing Concepts
Value and satisfaction
Markets Marketing offers (products,
services, and
Needs, wants, and demands
Exchange, transaction, and
relationship
9
antara perusahaan dengan konsumen, dan secara langsung akan
membentuk suatu pasar.
2.1.2 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) yang diterjemahkan oleh
Sabran, bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.
Gambar 2.2 Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler dan Armstrong, 2008.
Produk Ragam Kualitas Desain Fitur Nama Merek Kemasan Layanan
Harga Daftar Harga Diskon Potongan Harga Periode pembayaran Persyaratan
Pelanggan sasaran
Positioning yang diharapkan
Promosi Iklan Penjualan pribadi Promosi penjualan Hubungan
Tempat Saluran Cakupan Pemilahan Lokasi Persediaan Transportasi Logistik
10
1) Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan. Indikator dari produk antara lain ragam, kualitas, desain,
fitur, nama merek, kemasan, dan layanan.
2) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Harga memiliki indikator seperti daftar harga,
diskon, potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit.
3) Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia
bagi pelanggan sasaran. Indikator dari tempat antara lain saluran,
cakupan, pemilahan, lokasi, persediaan, transportasi, dan logistik.
4) Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan untuk membelinya. Indikator dari promosi antara
lain iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat.
2.2 Promosi
Menurut Kotler dan Armstrong (2010) promosi merupakan aktivitas yang
menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya.
Menurut Grewal dan Levy (2008) promosi merupakan komunikasi yang
dilakukan oleh pemasar untuk mengkomunikasikan, membujuk, dan
mengingatkan pembeli potensial akan produk atau jasa untuk mempengaruhi
opini pembeli dan memperoleh respon dari pembeli.
11
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi
merupakan proses menyampaikan informasi mengenai manfaat produk,
mempengaruhi opini pembeli, hingga membujuk pelanggan untuk membeli
produk.
2.2.1 Bauran Promosi
Bauran promosi menurut Kotler dan Armstrong (2010) adalah sebagai
berikut :
A company’s total promotion mix-also called its marketing communications mix-consists of the specific blend of advertising, public relations, personal selling, sales promotion and direct-marketing tools that the company uses to persuasively communicate customer value and build customer relationships.
Artinya bauran promosi total sebuah perusahaan, yang biasa disebut
komunikasi pemasaran, terdiri dari bauran khusus dari periklanan
(advertising), hubungan masyarakat (public relations), penjualan pribadi
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan alat-alat
pemasaran langsung (direct-marketing tools) yang perusahaan gunakan
secara persuasif menyampaikan nilai pelanggan dan membangun hubungan
dengan pelanggan. Dalam hal ini perusahaan menggunakan metode promosi
personal selling, dan sales promotion.
2.2.2 Personal Selling
Kotler dan Armstrong (2010) memberikan definisi personal selling
sebagai berikut: “Personal Selling: Personal presentation by the firm’s sales
force for the purpose of making sales and building customer relationships”.
12
Artinya, penjualan personal (personal selling) merupakan presentasi
personal oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan membuat penjualan
dan membangun hubungan pelanggan.
Gambar 2.3 Langkah Dalam Personal Selling
Sumber: Kotler dan Armstrong,2010.
Menurut Kotler dan Armstrong (2010) langkah dalam melakukan
personal selling adalah sebagai berikut :
1) Prospecting The step in the selling process in which the salesperson or company identifies qualified potential customers.
2) Preapproach The step in the selling process in which the salesperson learns as much as possible about a prospective customer before making a sales call.
3) Approach The step in the selling process in which the salesperson meets the customer for the first time.
4) Presentation and demonstration Presentation is the step in the selling process in which the salesperson tells the “value story” to the buyer, showing how the company’s offer solves the customer’s problems.
5) Handling Objections The step in the selling process in which the salesperson seeks out, clarifies, and overcomes customer objections to buying.
6) Closing The step in the selling process in which the salesperson asks the customer for an order.
Prospecting
and qualifying
Presentation
and
demosntration
Preapproach Approach
Handling
objections
Closing Follow-up
13
7) Follow-up The last step in the selling process in which the salesperson follow up after the sale to ensure customer satisfaction and repeat business.
2.2.3 Sales Promotion
Menurut Kotler dan Armstrong (2010) definisi sales promotion adalah
sebagai berikut:
“Sales promotion consists of short-term incentives to encourage purchase or sales of a productor service. Whereas advertising offers reason to buy a product or service, sales promotion offers reasons to buy now”.
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa promosi penjualan (sales
promotion) terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan produk atau jasa.Iklan menawarkan alasan untuk membeli
produk atau jasa, sedangkan promosi penjualan (sales promotion)
menawarkan alasan untuk membeli produk atau jasa tersebut sekarang juga.
Menurut Kotler dan Armstrong (2010) terdapat beberapa alat utama
dalam sales promotion, diantaranya :
1) Consumer Promotion Sales promotion tools used to boost short-term customer buying and involvement or to enhance long-term customer relationship. The consumer promotions include a wide range of tools-from samples, coupons, refunds, premiums, and point-of-purchase displays to contests, sweeptakes, and event sponsorships.
2) Trade Promotion Sales promotion tools used to persuade resellers to carry a brand, give it shelf space, promote it in advertising, and push it to cunsumers. Shelf space is so scarce these days that manufacturers often have to offer price-offs, allowances, buy-back guarantees, or free goods to retailers and wholesalers to get products on the shelf and, once there, to keep them on it.
14
3) Business Promotion Sales promotion tools used to generate business leads, stimulate purchases, reward customers, and motivate salespeople. Business promotions include many of the same tools used for consumer or trade promotions. There are two additional major business promotion tools, such as conventions and trade shows, and sales contests.
Menurut Kotler dan Keller (2007) yang diterjemahkan oleh Molan, alat-
alat promosi penjualan berbeda-beda dari segi tujuan tertentunya.Sampel
gratis merangsang konsumen mencoba, sedangkan jasa konsultasi
manajemen gratis bertujuan untuk mempererat hubungan jangka panjang
dengan pengecer.
Penjual menggunakan promosi tipe insentif untuk menarik orang-orang
baru untuk mencoba, untuk memberi imbalan kepada pelanggan setia, dan
untuk menaikkan tingkat pembelian orang yang sesekali
menggunakan.Promosi penjualan sering menarik orang-orang yang beralih
merek, yang terutama mencari harga murah, nilai yang baik atau
hadiah.Promosi penjualan tidak mungkin mengubah mereka menjadi
pemakai yang setia.
2.3 Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) yang diterjemahkan oleh Sabran,
harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh
manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
15
Menurut Kartajaya (2006) harga merupakan estimasi penjual terhadap arti
dari para pembeli potensial, serta menyadari opsi lain yang dimiliki pembeli
atas pemenuhan kebutuhan dari produk yang bisa memuaskannya.
Menurut Dr. Effendi M. Guntur (2009) harga merupakan satu-satunya
unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi
perusahaan, dan merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat.
Menurut Buchari, Alma (2006) harga adalah nilai suatu barang atau jasa
yang dinyatakan dengan uang. Harga ada yang bersifat tetap ada pula yang
dicapai dengan tawar menawar.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan nilai atas
suatu produk atau jasa yang harus dibayarkan pelanggan atas pembelian atau
penggunaannya, dan merupakan unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan bagi perusahaan.
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) yang diterjemahkan oleh Sabran,
dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa suatu perusahaan dapat
melandasi oleh faktor-faktor berikut :
1) Penetapan Harga Berdasarkan Nilai
Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)
menggunakan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual,
16
Produk Biaya Harga Nilai Pelanggan
Pelanggan Nilai Harga Biaya Produk
sebagai kunci penetapan harga.Penetapan harga berdasarkan nilai berarti
bahwa pemasar tidak dapat mendesain suatu produk atau program
pemasaran dan kemudian menetapkan harga.Harga dihitung bersama-
sama dengan variabel bauran pemasaran lainnya sebelum program
pemasaran ditetapkan.
Penetapan harga berdasarkan biaya
Penetapan harga berdasarkan nilai
Gambar 2.4 Penetapan Harga Berdasarkan Biaya Vs Penetapan
Harga Berdasarkan Nilai
Sumber: Kotler dan Armstrong, 2008.
Gambar diatas menjelaskan bahwa penetapan harga berdasarkan
biaya digerakkan oleh produk. Perusahaan mendesain sesuatu yang
dianggap produk yang bagus, menjumlahkan biaya untuk membuat
produk tersebut, dan kemudian menetapkan suatu harga yang menutupi
biaya dan ditambahkan dengan target laba. Bagian pemasaran
kemudian harus meyakinkan pembeli bahwa nilai suatu produk pada
harga tersebut dapat membenarkan pembelian tersebut.Bila ternyata
harganya terlalu tinggi, perusahaan harus menerima keuntungan yang
rendah atau penjualan yang lebih rendah, keduanya menghasilkan laba
yang mengecewakan.
17
Penetapan harga berdasarkan nilai membalik proses ini.
Perusahaan menetapkan harga target berdasarkan pada persepsi
pelanggan atas nilai produk. Nilai dan harga yang ditargetkan
kemudian mendorong keputusan mengenai desain produk dan biaya
yang dapat ditanggung.Sebagai hasilnya, penetapan harga dimulai
dengan menganalisis kebutuhan konsumen dan persepsi nilai mereka,
dan harga kemudian ditetapkan untuk menyamai nilai anggapan
(perceived value) konsumen.
2) Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) melibatkan
penetapan harga berdasarkanbiaya memproduksi, distribusi dan
penjualan produk beserta tingkat pengembalian yang wajar bagi usaha
dan resiko.Perusahaan dengan biaya rendah dapat menetapkan harga
yang lebih rendah yang menghasilkan penjualan dan laba yang lebih
besar.
Biaya perusahaan sendiri terdiri dari dua bentuk, tetap dan
variabel.Biaya tetap (fixed cost) (juga dikenal sebagai overhead)
merupakan biaya yang tidak bervariasi sesuai dengan produksi atau
tingkat penjualan.Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang
nerubah secara langsung sesuai dengan tingkatan produksi.
3) Pertimbangan Internal dan Eksternal Lainnya
Persepsi pelanggan terhadap harga menetapkan batas atas bagi harga,
dan biaya menetapkan batas bawah.Namun, dalam menetapkan harga
18
diantara kedua batas ini, perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah
faktor internal dan eksternal lainnya.Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi harga mencakup keseluruhan strategi pemasaran
perusahaan, pemasaran perusahaan, tujuan perusahaan, dan bauran
pemasaran.Faktor-faktor eksternal termasuk kondisi alamiah pasar dan
permintaan, strategi dan harga pesaing, serta faktor lingkungan.
2.3.2 Tujuan Penetapan Harga
Mengacu pada pendapat Kotler dan Keller (2007) yang diterjemahkan
oleh Molan, terdapat lima tujuan utama penetapan harga, antara lain:
1) Kelangsungan Hidup
Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan
utamanya jika terjadi kelebihan kapasitas, persaingan yang sengit, atau
keinginan konsumen yang berubah-ubah.Sejauh harga dapat menutup
biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaan tersebut dapat
terus menjalankan bisnisnya.
2) Laba Maksimum Sekarang
Banyak perusahaan yang mencoba untuk menetapkan harga yang
akanmemaksimalkan laba sekarang. Perusahaan tersebut
memperkirakan permintaan dan biaya yang terkait dengan harga
laternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang, arus
kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum.
19
3) Pangsa Pasar Maksimum
Beberapa perusahaan yakin dengan volume penjualan yang tinggi akan
menghasilkan biaya perunit yang lebih rendah dan laba jangka panjang
yang lebih tinggi. Perusahaan tersebut menetapkan harga yang paling
rendah, dengan berasumsi bahwa pasar tersebut peka terhadap
harga.Sehingga perusahaan dapat merebut pangsa pasar yang besar.
4) Menguasai Pasar Secara Maksimum
Perusahaan-perusahaan yang memperkenalkan teknologi baru lebih
menyukai penetapan harga yang tinggi untuk menguasai pasar.
Penguasaan pasar masuk akal dalam kondisi berikut: (1) sejumlah
pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang yang tinggi; (2)
biaya per unit untuk memproduksi volume yang kecil tidak terlalu
tinggi sehingga dapat menunda keuntungan dengan mengenakan harga
yang dapat diserap pasar; (3) harga awal yang tinggi tersebut tidak
menarik lebih banyak pesaing ke pasar; (4) harga yang tinggi tersebut
mengkomunikasikan citra suatu produk yang unggul.
5) Kepemimpinan Mutu Produk
Suatu perusahaan mungkin bermaksud untuk menjadi pemimpin mutu
produk di pasar. Banyak merek berusaha keras untuk menjadi “barang
mewah yang dihasilkan”- produk-produk atau jasa yang bercirikan
tingkatan yang tinggi soal mutu, selera, dan status yang dapat
dirasakan, dengan harga yang cukup tinggi yang tidak di luar
jangkauan konsumen.
20
6) Tujuan Lain
Organisasi-organisasi nirlaba dan pemerintah mungkin menggunakan
tujuan penetapan harga lainnya. Contohnya universitas berupaya untuk
mendapatkan pengembalian sebagian biaya, karena tahu organisasi
tersebut harus mengandalkan sumbangan swasta dan dana bantuan
pemerintah untuk menutupi biaya selebihnya.
2.3.3 Indikator Harga
Mengacu pada Kertajaya (2006) indikator dari harga dapat dinyatakan
dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan financial yang
diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas
produk.Selain itu penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu
pengorbanan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah
melakukan pembelian, dan dari situlah konsumen akan mempersepsikan dari
produk atau jasa tersebut. Persepsi yang positif adalah hasil dari rasa puas
akan suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan persepsi yang negatif
merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa
yang dibelinya.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dari harga
antara lain adalah kesesuaian harga produk dengan kualitas produk, dan
kesesuaian harga produk dengan manfaat yang didapat.
21
2.4 Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler (2003), loyalitas pelanggan merupakan komitmen untuk
membeli kembali produk atau jasa di masa yang akan datang meskipun
dipengaruhi oleh situasi dan keadaan pasar yang dapat menyebabkan
perubahan perilaku.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard di dalam Hasan (2008), loyalitas
pelanggan merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan
dan keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian
informasi eksternal dan evaluasi alternatif.
Menurut Gremler dan Brown di dalam Hasan (2008), loyalitas pelanggan
adalah pelanggan yang tidak hanya melakukan pembelian ulang atas suatu
barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap positif terhadap
perusahaan jasa, misalnya dengan merekomendasikan orang lain untuk
membeli.
Menurut Griffin (2005) loyalitas pelanggan merupakan wujud perilaku
dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara
terus-menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Dari berbagai definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa loyalitas
pelanggan merupakan kecenderungan pelanggan untuk melakukan pembelian
berulang secara teratur dan merekomendasikan perusahaan kepada orang lain
yang dihasilkan dari rasa puas akan kualitas suatu produk atau jasa tertentu.
22
2.4.1 Karakteristik Pelanggan yang Loyal
Menurut Griffin (2005) pelanggan yang loyal memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1) Repeat Purchase
Melakukan pembelian berulang akan barang atau jasa secara teratur.
Merupakan pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk
atau jasa sebanyak 2 kali atau lebih.
2) Reward
Melakuan pembelian antar lini produk atau jasa, yaitu membeli semua
barang atau jasa yang ditawarkan dan mereka butuhkan.Mereka
membeli secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah
kuat dan berlangsung lama serta membuat mereka tidak mudah
terpengaruh oleh produk pesaing.
3) Recommendation
Merekomendasikan produk atau jasa atau perusahaan kepada orang
yang mereka kenal.
4) Mendorong Orang Lain Melakukan Pembelian
Melakukan pembelian secara teratur akan barang atau jasa yang
ditawarkan dan dibutuhkan. Selain itu, mereka mendorong orang lain
agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut.
5) Refuse
Menunjukkan kekebalan akan tarikan dari pesaing, atau dengan kata
lain tidak mudah terpengaruh oleh tarikan pesaing.
23
Menurut Piotr (2004) dalam jurnal The Study of The Relationship Among
Experimental Marketing, Service Quality, Customer Satisfaction and
Customer Loyalty (2010), terdapat 3 karakteristik yang mengindikasikan
pelanggan loyal, yaitu :
1) Mereka menghabiskan lebih banyak uang untuk member produk atau
layanan perusahaan.
2) Mereka mendorong orang lain untuk membeli produk atau layanan
perusahaan.
3) Mereka percaya bahwa berharga bila membeli produk atau layanan
perusahaan.
2.4.2 Tahapan Loyalitas
Menurut Griffin di dalam Hurriyati (2005), loyalitas dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu :
1) Suspects
Meliputi setiap orang yang mungkin akan membeli produk atau
jasa perusahaan tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan
dan barang/jasa yang ditawarkan.
2) Prospects
Merupakan orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk
atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya.
Meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah
mengetahui keberadaan perusahaan dan barang/jasa yang
24
ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang/jasa
tersebut kepadanya.
3) Disqualified Prospects
Merupakan prospect yang telah mengetahui keberadaan
barang/jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan
barang/jasa tersebut atau tidak mempunyai kemampuan untuk
membeli.
4) First Time Customers
Merupakan pelanggan yang membeli untuk pertama
kalinya.Mereka masih pelanggan baru.
5) Repeat Customers
Merupakan pelanggan yang telah melakukan pembelian sebanyak
dua kali atau lebih.
6) Clients
Seorang klien membeli semua produk yang kita tawarkan dan yang
dibutuhkan.Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, sehingga membuat
mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing.
7) Advocates
Sama halnya seperti seorang client, advocates membeli barang/jasa
yang ditawarkan dan mereka butuhkan, serta melakukan pembelian
teratur. Selain itu mereka mendorong orang terdekat mereka untuk
membeli barang/jasa perusahaan atau merekomendasikan
25
perusahaan tersebut kepada orang lain. Sehingga dengan begitu
secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran untuk
perusahaan dan membawa konsumen untuk perusahaan.
2.5 Hubungan Antar Variabel
Menurut Yu-Jia Hu (2009) hubungan promosi dan harga dengan
loyalitas pelanggan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang
positif, kuat, dan secara statistik signifikan antara keseluruhan marketing
mix dan loyalitas pelanggan dengan nilai koefisien r = 0.552.Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa dari factor yang ada dalam strategi
bauran pemasaran yang ada, isu harga dan promosi merupakan yang paling
sensitif terhadap loyalitas pelanggan.
Menurut Consuegra, Arturo, dan Esteban (2007) hubungan harga dengan
loyalitas pelanggan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa kesesuaian harga yang
dirasakan oleh pelanggan secara positif dikaitkan dan memiliki hubungan
yang signifikan dengan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.Hasil
ini mendukung bahwa pemberian harga yang adil dapat meningkatkan
kepuasan dan loyalitas pelanggan secara langsung.
26
Menurut Yu-Jia Hu (2011) hubungan promosi dan harga dengan loyalitas
pelanggan sebagai berikut:
Hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa promosi dan harga
(yang termasuk dalam marketing mix strategy) mempunyai hubungan yang
signifikan dan positif pada kedua dimensi loyalitas pelanggan (loyalitas dan
rekomendasi).Namun strategi bauran pemasaran lebih memiliki pengaruh
yang besar pada dimensi loyalitas dibandingkan dimensi rekomendasi.
Pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap loyalitas adalah sebesar
21,3%, sedangkan pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap
rekomendasi adalah sebesar 11%.
Selain itu, Kotier pada Yu-Jia Hu juga menyarankan bahwa strategi
bauran pemasaran memiliki dampak signifikan pada perilaku pelanggan,
seperti loyalitas.
27
2.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis, 2013
Promosi (X1) Kotler, dan Armstrong (2010) - Personal selling - Sales promotion
Harga (X2) Kartajaya (2006) - Kesesuaian harga produk dengan kualitas produk - Kesesuaian harga produk dengan manfaat yang didapat
Loyalitas Pelanggan (Y) Griffin (2005) - Repeat Purchase - Reward - Recommendation - Refuse
28
2.7 Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, maka rancangan hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1) Hipotesis Analisis Pengaruh antara Promosi (X1) terhadapLoyalitas
Pelanggan (Y)
Ho: Tidak ada Pengaruh yang signifikan antara variabel Promosi
(X1)terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y).
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara antara variabel Promosi
(X1)terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y).
2) Hipotesis Analisis Pengaruh antara Harga (X2) terhadap Loyalitas
Pelanggan (Y)
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Harga (X2)
terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y).
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel Harga (X2) terhadap
variabel Loyalitas Pelanggan (Y).
3) Hipotesis Analisis Pengaruh antara Promosi (X1) dan Harga (X2)
secara simultan terhadap Loyalitas Pelanggan (Y)
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Promosi (X1)
dan variabel Harga (X2) secara simultan terhadap variabel Loyalitas
Pelanggan (Y).
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel Promosi (X1) dan
variabel Harga (X2) secara simultan terhadap variabel Loyalitas
Pelanggan (Y).