16
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan judul Kajian Tindak Tutur Komunikasi Penjual dan Pembeli Sepatu Sandal di Pasar Banjanegara (Sebuah Kajian Pragmatik) oleh Vivi S. Pada penelitian ini menggunakan teknik desktriptif kuantitatif. Sumber yang diperoleh dalam penelitian ini adalah penjual dan pembeli yang melakukan tawar menawar di sebuah pasar di daerah Banjarnegara. Data yang diperoleh adalah tuturan yang digunakan oleh penjual dan pembeli dalam komunikasi jual beli sepatu dan sandal, dalam percakapan yang dilakukan oleh pembeli dan penjual banyak digunakan bahasa Jawa, karena kedua pihak memang orang jawa dan berada di daerah yang menggunakan bahasa Jawa. Pada penelitiannya Vivi S hanya mengamati ilokusi resfentatif, direktif, ekspresif saja. Berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti saat ini dilakukan pada tempat pelayanan publik yaitu kecamatan, kantor pos, dan KUD di sini bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda, dan mengamati semua bentuk tindak tutur. 2. Penelitian dengan judul Tindak Tutur Guru dalam Proses Belaajar Mengajar Kelas 5 SD di SLB Yakut Purwokerto (Kajian Pragmatik) oleh Demi Purnamawati tahun 2011. Demi Purnamawati melakukan penelitian mengenai bentuk-bentuk tindak tutur pada guru yang mengajar di kelas V SD di SLB Yakut Purwokerto. Sumber data yang digunakanya adalah guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. 8 Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Kajian ...repository.ump.ac.id/418/3/3. LINA ROSTIANA BAB II.pdf10 B. Bahasa Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2010 : 11) bahasa adalah

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Relevan

1. Penelitian dengan judul Kajian Tindak Tutur Komunikasi Penjual dan Pembeli

Sepatu Sandal di Pasar Banjanegara (Sebuah Kajian Pragmatik) oleh Vivi S.

Pada penelitian ini menggunakan teknik desktriptif kuantitatif. Sumber yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah penjual dan pembeli yang melakukan tawar

menawar di sebuah pasar di daerah Banjarnegara. Data yang diperoleh adalah tuturan

yang digunakan oleh penjual dan pembeli dalam komunikasi jual beli sepatu dan

sandal, dalam percakapan yang dilakukan oleh pembeli dan penjual banyak digunakan

bahasa Jawa, karena kedua pihak memang orang jawa dan berada di daerah yang

menggunakan bahasa Jawa. Pada penelitiannya Vivi S hanya mengamati ilokusi

resfentatif, direktif, ekspresif saja. Berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh

peneliti saat ini dilakukan pada tempat pelayanan publik yaitu kecamatan, kantor pos,

dan KUD di sini bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda, dan mengamati semua

bentuk tindak tutur.

2. Penelitian dengan judul Tindak Tutur Guru dalam Proses Belaajar Mengajar

Kelas 5 SD di SLB Yakut Purwokerto (Kajian Pragmatik) oleh Demi

Purnamawati tahun 2011.

Demi Purnamawati melakukan penelitian mengenai bentuk-bentuk tindak tutur

pada guru yang mengajar di kelas V SD di SLB Yakut Purwokerto. Sumber data yang

digunakanya adalah guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

8 Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

9

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu menggunakan teknik sadap

dan teknik rekam. Penelitian yang dilakukan oleh Demi yaitu bentuk tindak tutur

lokusi yang tediri atas pernyaataan atau informasi, lokusi perintah, dan lokusi

pertanyaan, bentuk tindak tutur ilokusi, dan bentuk perlokusi. Bentuk-bentuk tersebut

digunakan dalam peoses belajar mengajar untuk memberi penguatan dalam mengolah

kelas. Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah sama-sama

mencakup semua tindak tutur, sedangkan perbedaannya terletak pada data yang

dianalisis dan tempat penelitianya.

3. Penelitian dengan judul Kajian Bentuk Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di

Toko Yuyun Collection and Credit di Desa Madusari Kecamatan Wanerja

Kabupaten Cilacap oleh Tri Utami Anisa tahun 2014

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Utami Anisa bertujuan untuk

mendeskripsikan bentuk tindak tutur penjual dan pembeli Toko Yuyun Collection and

Credit di Desa Madusari Kecamatan Wanerja Kabupaten Cilacap. Penelitian ini

menggunakan metode padan, sumber data yang digunakan adalah penjual dan pembeli

yang berbelanja, dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur yang

digunakan oleh penjual dan pembeli Toko Yuyun Collection and Credit di Desa

Madusari Kecamatan Wanerja Kabupaten Cilacap terdapat tiga bentuk tindak tutur

yakni tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi.

Ketiga penelitian yang dijelaskan di atas sangatlah berbeda dengan penelitian

yang dilakukan penelitian saat ini, dan pada penelitian sebelumnya belum pernah ada

yang meneliti bentuk tindak tutur yang terjadi di tempat pelayanan publik. Penelitian

mengenai bentuk tindak tutur di tempat pelayanan publik baru pertama kali dilakukan

oleh peneliti saat ini.

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

10

B. Bahasa

Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2010 : 11) bahasa adalah sebuah sistem,

artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan

dapat dikaidahkan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Sistematis

maksudnya bahasa tersebut tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara

acak atau sembarangan, sedangkan sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan

sistem tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem fonologi,

subsistem morfologi, subsistem sintaksis dan subsistem leksikon.

Menurut Kridalaksana (2007 :88) bahasa adalah sistem lamabang bunyi yang

arbiter, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan

mengindetifikasi diri. Definisi tersebut sejalan dengan yang di jelaskan oleh

Sumarsono (2012 :18) yang menjelakaskan bahwa bahasa adalah sisitem lamabang

bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota

masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. Berdasarkan dari beberapa

pengertian tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan

sistem lambang bunyi yang besifat arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia

dalam masyarakat untuk bekerja sama. Sistematis maksudnya tersusun menurut pola

tertentu, sedangkan sistemis bahasa tidak bersistem tunggal. Bahasa adalah sebuah

lambang bunyi yang bersifat arbitrer (sewenag-wenang) yang digunakan oleh manusia

untuk saling berhubungan, berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasikan diri.

C. Fungsi Bahasa

Keraf (2001 :4-1) menyebutkan bahwa fungsi bahasa dapat dituturkan dari

dasar dan motif bahasa itu sendiri, sedangkan fungsi bahasa yang utama adalah

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

11

sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial antara sesama manusia. Sebagai alat

komunikasi bahasa merupakan media dalam menyampaikan ide, gagasan, dan

perasaan penutur kepada lawan tutur. Dengan demikian, lawan tutur akan mengerti

maksud dan tujuan tuturan si penutur. Maksud dan tujuan tuturan tersebut dapat

berupa menanyakan, menyuruh, meminta, menyerahkan, dan lain sebagainya.

Disi lain Chaer dan Agustina (2010 :14-16) melihat fungsi bahasa dari sudut-

sudut tertentu. Pertama, dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal atau

pribadi, yaitu penutur menyampaikan emosinya lewat bahasa dan memperlihatkan

emosi sewaktu menyampaikan tuturannya sehingga lawan tutur menduga apakah

penutur sedih, marah, atau gembira. Kedua, dilihat dari sudut pendengar atau lawan

bicara bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Ketiga,

dilihat dari sudut topik, bahasa berfungsi referensial, yaitu bahasa berfungsi sebagai

alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur.

Keempat, dilihat dari sudut kode yang digunakan bahasa berfungsi metalingual atau

metalinguistik, yaitu bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.

Kelima, dilihat dari segi amanat yang akan disampaikan bahasa berfungsi imajinatif,

yaitu untuk menyampaikan pikiran gagasan dan perasaan.

Bertolak dar pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa

yaitu: (1) fungsi ekspresi diri atau personal, yaitu bahasa digunakan oleh penutur

untuk menyatakan sesuatu dengan memperlihatkan emosi sehingga lawan tutur dapat

menduga apakah penutur sedang sedih atau bahagia, (2) berfungsi imajinatif, artinya

bahasa digunakan oleh penutur sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

perasaan, (3) fungsi direktif, artinya bahasa digunakan untuk mempengaruhi tingkah

laku dan tindakan lawan tutur, dan (4) fungsi referensial, yaitu bahasa digunakan oleh

penutur untuk membicarakan objek atau peristiwa yang terjadi di sekeliling penutur.

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

12

D. Tindak Tutur

1. Pengertian Tindak Tutur

Tindak tutur merupakan suatu kegiatan seseorang menggunakan bahasa

kepada mitra tutur dengan rangka mengkomunikasikan sesuatu. Menurut Chaer dan

Leonie Agustina (2004 :49) mengatakan bahwa tindak tutur adalah peristiwa tutur

pada peristiwa sosial yang menyangkut pihak –pihak yang bertutur dalam satu situasi

dan tempat tertentu, untuk menyatakan maksud tuturan, penutur tidak hanya

mengeluarkan kata-kata, tetapi juga berupaya menyisipkan suatu tindakan atau

pengaruh kepada lawan tuturnya. Tindak tutur merupakan produk dari suatu ujaran

kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil dari komunikasi bahasa.

Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat pisikologis dan keberlangsunganya

ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur pada saat komunikasi.

Tindak tutur (speech act) adalah saat seseorang mengatakan sesuatu dia juga

melakukan sesuatu (Austin dalam Nadar, 2009: 11) . Sedangkan menurut Aslinda

(2010 : 34), tindak tutur adalah sepenggal tuturan yang dihasilkan sebagai bagian

terkecil dalam interaksi lingual. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tarigan (2009:36)

bahwa tindak tutur atau tuturan yang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Ia

mengatakan bahwa ucapan tersebut dianggap sebagai suatu bentuk kegiatan atau suatu

tindak tutur.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur

merupakan unusur pragmatik yang melibatkan pembicaraan yang terjadi dalam situasi

tertentu. Pemakaiannya bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang berupa tuturan tidak

terbatas, karena setiap hari seseorang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

13

dinamakan komunikasi. Bertutur sering digunakan untuk menyampaikan gagasan atau

pesan komunikasi kepada lawan tuturnya. Tuturan yang dilakukan seseorang dilihat

pada tujuan peristiwanya, maka dalam sebuah tindak tutur orang-orang lebih

memperhatikan makna atau arti dari tindakan dalam tuturannya walaupun terkadang

sebaliknya ada yang tidak memperhatikan hal tesebut.

2. Bentuk Tindak Tutur

Searle (dalam Rohmadi 2004 :30) dalam bukunya Speech Acts: An Essay in

The Philosophy of Language, mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan tindak

tutur. Dalam bukunya tersebut ia mengatakan bahwa secara pragmatis setidak-

tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur.

Tindakan tersebut yaitu tindak lokusi (lokutionary act), tindak ilokusi (ilokutonary

act), dan tindak perlokusi (perlokutionary act). Dalam bukunya Sarle menjelaskan

bagian-bagian dari masing-masing bentuk tindak tutur tersebut.

a. Tindak Tutur Lokusi (Locutionary Act)

Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Chaer dan Leonie

Agustina (2004:53) menyebutkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang

menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tuturan dalam bentuk kalimat yang

bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur lokusi mengacu pada bentuk tuturan

tertentu, dalam tindak lokusi penutur mengatakan sesuatu. Bahasa si penutur langsung

dihubungkan dengan sesuatu yang diungkapkan dalam isi ujarannya, dalam tindak

lokusi isi ujaran penutur adalah menginformasikan sesuatu kepada lawan tuturnya atau

mitra turur. Jenis tindak lokusi dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk pernyataan

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

14

(deklaratif), pertanyaan (introgatif), dan perintah (imperatif). Ketiga jenis lokusi ini

hanya memberikan informasi tidak untuk mempengaruhi mitra tuturnya.

1) Bentuk Pernyataan (Deklaratif)

Bentuk ini sering disebut bentuk kalimat berita atau kalimat deklaratif.

Kalimat berita menurut fungsinya dalam hubungan situasi pada umumnya memberi

tahu sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan hanyalah berupa

sebuah perhatian (Rohmadi, 2004:41). Tindak tutur lokusi pernyataan sebenarnya

hanya untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pendengar mengenai berita dan

tidak memberi efek bagi pendengarnya. Respon yang diharapkan oleh pendengarnya

hanyalah berupa perhatian.

Ciri- ciri bentuk pernyataan:

a) Berupa pola intonasi berita

b) Tak ada kata tanya, ajakan, persilaan, dan larangan.

Contoh : pada kalimat Ali belajar membaca, dan Ani bermain piano. Kedua

kalimat tersebut semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa melakukan

sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak tutur lokusi paling

mudah didefinisikan karena lokusi tidak perlu memperhitungkan konteks

tuturnya.

2) Lokusi Pertanyaan (Introgatif)

Lokusi yang berfungsi untuk menyatakan suatu hal kepada awan tuturnya.

Lokusi ini selalu menggunakan kata seperti, apa, bagaimana, kapan, dimana, siapa,

mengapa, berapa, sesuai dengan tujuan yang ingin dinyatakan. Selain menggunakan

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

15

kata tanya, lokusi ini juga menggunakan kata tanya kah. Pola intonasi akhir kalimat

tanya adalah naik dan diakhiri dengan tanda tanya (?). Dalam lokusi ini tanggapan

yang adalah sebuah jawaban dari apa yang telah ditanyakan oleh seorang penutur

kepada lawan tuturnya (Rohmadi, 2004:43).

Ciri-ciri bentuk pertanyaan:

a) Intonasi yang digunakan adalah intonasi tanya,

b) Kalimatnya memerlukan jawaban ya atau tidak,

c) Sering menggunakan kata tanya.

Contoh : apa kabar?

Pada kaliamat apa kabar? Merupakan bentuk pertanyaan, karena menanyakan

keadaan seseorang.

3) Bentuk Perintah (Imferatif)

Rohmadi (2010 :47) mengatakan bentuk perintah berfungsi untuk memerintah

atau menyuruh lawan bicaranya. Artinya penutur mengharapkan adanya tanggapan

yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara. Bentuk perintah ini dilakukan

untuk memerintah mitra tutur untuk melakukan sesuatu sesuai dengan perintah si

penutur. Perintah tersebut dilakukan oleh orang yang mempunyai jabatan lebih tinggi

untuk memerintah kepada bawahannya.

Ciri bentuk perintah :

a) Intonasi keras (terutama perintah atau larangan)

b) Dapat menggunakan partikel pengeras –lah dan nya.

Pengeras lah digunakan pada akhir kata yang diucapkan oleh seorang penutur. Partikel

lah ini digunakan sebagai penganut dari kata-kata yang telah diucapkan oleh

penuturnya.

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

16

Contoh : Tidur lah waktu sudah malam.

Pada kalimat di atas merupakan sebuah perintah untuk segera tidur karena waktu

sudah malam.

b. Tindak Tutur Ilokusi (Ilucionary Act)

Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan

sesuatu dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Apabila hal ini terjadi

tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur ilokusi. Menurut Chaer (2004 :53),

tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya didefinisikan dengan kalimat

performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan

pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan

menjanjikan. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan

atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak

tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan berfungsi untuk

mempengaruhi lawan tutur atau mintra tuturnya. Tindak tutur ilokusi sangat sulit

didefinisikan karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan

lawan tuturnya, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi. Searle (dalam Rohmadi,

2010 :34) membagi bentuk ilokusi berdasarkan fungsinya yaitu:

a) Respresentatif, yaitu tindak tutur yang digunakan untuk memberi tahu penutur

mengenai sesuatu. Ilokusi dalam bentuk ini cenderung netral yaitu termasuk

katagori kerja sama, misalnya menyatakan, melaporkan, menunjukan, dan

menyebutkan.

b) Direktif, ialah tindak tutur yang digunakan untuk membantu penutur melakukan

sesuatu, tuturan ini dilakukan oleh penutur dengan maksud agar lawan tutur

melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya menyuruh,

memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang.

c) Ekspresif, ialah tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan

sikap penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi. Tindak tutur ini

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

17

mempunyai fungsi untuk mengekspresikan sikap psikologis pembicaranya terkait

dengan sesuatu keadaan misal : memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik,

dan mengeluh, mengucapkan selamat.

d) Komisif, ialah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan segala hal

yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya berjanji, bersumpah, dan

mengancam.

e) Deklaratif, ialah tindak tutur yang dilakukan oleh si penutur dengan maksud

untuk menciptakan hal, (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru, misalnya

memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan memberikan maaf.

c. Tindak Tutur Perlokusi

Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya

ucapan dan sikap atau perilaku dari orang lain itu. Tindak tutur perlokusi adalah

tindak tutur yang pengutaraannya untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Misalnya,

karena ada ucapan dokter (kepada pasienya) ”Mungkin ibu menderita penyakit

jantung coroner”, maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan dokter ini adalah

tindak tutur perlokusi. Leech (2011: 323) menyebutkan macam-macam tindak tutur

perlokusi yaitu : (1) bringh to learn that (membuat penutur tahu bahwa), (2) persuade

(membujuk), (3) deceive (menipu), (4) enough (mendorong), (5) iritate

(menjengkelkan), (6) frigren (menakuti), (7) amause (menyenangkan), (8) get to do

(membuat penutur melakukan sesuatu), (9) inspire (mengilhami), (10) impress

(mengesankan), (11) distract (mengalihkan pehatian), (12) get he to think abaut

(membuat penutur berpikir tentang), (13) relive tension (melegakan), (14) embarrass

(mempermalukan), (15) attract attention (menarik perhatian), dan (16) bore

(menjemukan).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi

adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu namun tidak mempengaruhi lawan

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

18

tuturnya hanya sekedar menginformasikan saja. Tindak tutur ilokusi dapat

disimpulkan sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan sesuatu atau

menginformasikan sekaligus melakukan sesuatu. Tindak ilokusi sulit dideteksi karena

tindak tutur ini berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan

dipergunakan untuk melakuakan sesuaitu. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur

yang memiliki efek terhadap mitra tutur dapat secara sengaja dapat pula tidak sengaja.

Tindak tutur perlokusi dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.

E. Pelayanan Publik

1. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Hardiyansyah (2015:15) fungsi utama pemerintah adalah

menyelenggarakan pembangunan dan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus

masyarakat, dengan menciptakan ketentraman dan ketertiban yang mengayomi dan

mensejahtrakan masyarakat Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, komunikasi

menduduki peranan yang sangat penting dan strategis karena semua pelayanan publik

memerlukan komunikasi.

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Fajri dan Senja (2008: 520) menyebutkan

bahwa pelayanan adalah cara melayani, dan cara membantu yang dibutuhkan pihak

lain, sedangkan publik adalah sekumpulan orang banyak, masyarakat umum yang

melakukan atau membutuhkan sesuatu. Jadi pelayanan publik adalah kegiatan untuk

melayani masyarakat dalam segala bentuk kebutuhan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat atau dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik.

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

19

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik.

Faktor komunikasi sangatlah berperan penting dalam peningkatan kualitas

pelayanan publik. Rendahnya kualiatas pelayanan publik akan berdampak pada

semakin rendahnya kepercayaan publik. Kemampuan menjalin komunikasi dengan

publik merupakan merupakan kemampuan penting bagi seorang penyelenggara

publik/pemerintah/pemerintahan daerah agar dia dapat bertahan dalam

pemerintahannya.

a. Unsur-Unsur Pelayanan Publik

Menurut Mukarom dan Muhibudin Wijaya Laksana (2015: 163), pelayanan publik

meliputi tiga unsur penting berikut ini.

1) Penerima Layanan (Customer)

Layanan publik yang adil dan berkualitas merupakan dambaan masyarakat.

Selain itu, pelayanan publik juga harus adil dalam arti pelayanan publik tidak

melayani orang yang mampu membayar, tetapi juga melayani orang yang tidak

mampu membayar. Hal ini merupakan prinsip pelayanan publik.

2) Penyedia Layanan (Provider)

Layanan publik yang diberikan secara adil dan berkualitas harus menjadi fokus

utama para penyedia layanan. Layanan prima tersebut akan menaikkan citra kinerja

mereka. Setiap unit layanan harus memberikan kepuasan kepada pelanggan atau

warga yang menerima layanan. Kepuasan merupakan wujud dari keberhasilan

pemberi layanan.

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

20

3) Warga Masyarakat (Umum)

Perinsip dari layanan atas hak-hak dasar masyarakat merupakan kewajiban

bagi negara maka semua orang tanpa terkecuali berhak mendapatkan layanan tersebut.

Hal ini tentu akan mengurangi kesenjangan sosial dan akan meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Layanan yang adil memberi kesempatan setiap orang atau warga negara

untuk menikmati jenis layanan yang terbaik untuk perbaikan kehidupannya.

Pasal 34 Undang-Undang Nomor 25/2009 disebutkan bahwa penyelenggara

pelayanan publik harus berperilaku sebagai berikut:

(1) Adil dan dan tidak dikriminatif,

(2) Cermat,

(3) Santun dan ramah,

(4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlatut- larut,

(5) Profesional,

(6) Tidak mempersulit,

(7) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar,

(8) Mengunjungi tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas insitusi penyelengara,

(9) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai

peraturan perundang-undangan,

(10) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk mengindari benturan

kepentingan,

(11) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik,

(12) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi

permintaan informasi, serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat,

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

21

(13) Tidak menyalahgunakan informasi, jabaran, dan atau waktu kewenangan yang

dimiliki,

(14) Sesuai dengan kepantasan,

(15) Tidak menyimpang dari prosedur.

2. Tempat Pelayanan Publik

a. Kecamatan

Kantor kecamatan merupakan tempat pelayanan pemerintahan tingkat

kecamatan yang berada di setiap wilayah yang dihuni oleh sejumlah penduduk. Kantor

kecamatan merupakan tempat pelayanan atau pengurusan KTP ( Kartu Tanda

Penduduk), Kartu Keluarga (KK), akta kelahiran, dan surat nikah. Kecamatan adalah

tingkat pemerintahan di atas desa atau kelurahan. Kantor kecamatan merupakan

tempat kerja camat dan pegawai-pegawai lainya. Mereka bertugas melayani

masyarakat.

Menurut PP. Nomor 41 Tahun 2007, tugas camat adalah sebagai berikut:

1) mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,

2) mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,

3) mengoordinasikan pemeliharaan peranan dan fasilitas pelayanan umum,

4) mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah tingkat kecamatan,

5) membina penyelenggaraan pemerintah desa dan kelurahan,

6) melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau

yang belum dapat dilaksanakan pemerintah desa atau kelurahan.

b. Kantor Pos

Menurut Lengkap Bahasa Indonesia Fajri dan Senja (2008: 420) kantor

adalah tempat bekerja atau tempat menangani (mengurus) pekerjaan, sedangkan pos

adalah kantor untuk mengirim surat atau pun barang dan lain sebagainya. Jadi kantor

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

22

pos merupakan tempat pelayanan pengiriman surat atupun barang lainya. Namun,

dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin moderen orang- orang

tidak lagi menggunakan kantor pos sebagai tempat pengiriman surat untuk

berkomunikasi, melainkan sebagai tempat pengiriman barang-barang. Kantor pos pada

saat sekarang menyediakan pelayanan mengenai pembayaran listrik dan pembayaran

cicialan kredit yang dilakukan oleh masyarakat, misalkan cicilan motor, mobil dan

peminjaman uang. Kegunaan kantor pos di zaman modern seperti ini semakin

mempermudah pelayanan terhadap masyarakat luas.

c. KUD

Kata koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperatin yang terdiri dari

kata co yang artinya bersama-sama dan operation yang artinya usaha untuk mencapai

tujuan. Jadi, kooprasi adalah usaha bersama untuk mencapai tujuan. Koperasi menurut

Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koprasi dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan

prinsip koprasi. Koperasi merupakan badan usaha yang tediri dari orang, seseorang

atau badan hukum, Akan tetapi koprasi berbeda dengan badan usaha lain yaitu pada

bunga peminjaman di KUD lebih kecil dari pada Bungan pinjaman di Bank. Koperasi

Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi rakyat pedesaan yang pembentukanya

dilakukan oleh seluruh warga masyarakat desa tersebut yang wilayahnya meliputi satu

kecamatan.

Berikut adalah bidang usaha KUD:

1) menyalurkan sarana produkdi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman, obat

pemberantas hama dan alat-alat pertanian,

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016

23

2) memberikan penyaluran teknis bersama dengan petugas penyuluhan lapangan

kepada para petani,

3) penyaluran kebutuhan pokok masyarakat des, terutama pangan, sandang dan

papan,

4) penyediaan jasa lain, antara lain jasa simpan pinjam,

5) bidang usaha lain sesuai kemampuan dan keadaan setempat.

Kajian Tindak Tutur..., Lina Rostiana, FKIP, UMP, 2016