Upload
others
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Administrasi
2.1.1. Pengertian Administrasi
Menurut Nawawi dalam Syafii (2006:14) mengatakan bahwa, “ Administrasi adalah
kegiatan atau rangkaian sebagai proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapakan sebelumnya’’.
Menurut Siagian dalam Syafii (2006:14) mengatakan bahwa, “ Administrasi adalah
keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya’’.
Menurut Alma (2007:3) mengemukakan bahwa, “ Administrasi merupakan himpunan
catatan-catatan mengenai perusahaan dan peristiwa-peristiwa perusahaan untuk keperluan
pimpinan dan penyelenggaran perusahaan’’.
Berdasarkan kesimpulannya diatas, Administrasi adalah perencanaan, pengendalian,
dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang
melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.2. Fungsi-fungsi Administrasi
Menurut Siagian (2006:83) dikalangan para sarjana belum terdapat satu konsensus
bulat mengenai jumlah fungsi-fungsi administrasi dan manajemen Konsensus yang telah
dicapai ialah bahwa pada dasarnya keseluruhan fungsi administrasi dan manajemen itu dapat
dibagi menjadi dua klasifikasi utama, yaitu:
1. Fungsi Organik
Fungsi Organik adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan
manajemen ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan
lambat atau cepat matinya organisasi. Dalam bagian-bagian lanjutan dari buku ini yang
akan dibahas adalah fungsi-fungsi organik itu, juga akan diberikan beberapa contoh
tentang teori yang telah dikemukakan oleh para sarjana.
2. Fungsi Pelengkap
Yang dimaksud dengan fungsi-fungsi pelengkap ialah semua fungsi yang meskipun tidak
mutlak dijalankan organisasi,sebaiknya dilaksanakan juga dengan baik karena
pelaksanaan fungsi-fungsi itu akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksaaan kegiatan,
memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan efisiensi, ekonomis, dan efektif.
2.1.3. Klasifikasi Ilmu Administrasi
Dalam mengambil keputusan dari berbagai kesamaan rumusan administrasi yang
berasal sumber bacaan, hasil kerja tersebut. Menurut Westra (2009a:3) administrasi di
klasifikasi menjadi dua jenis yaitu:
1. Administrasi sebagai tata usaha
Adalah serangkaian penataan kegiatan pencatatan yang secara tertulis dengan maksud
untuk memperoleh keterangan-keterangan secara sistematis yang berhubungan dengan
tata pencatatan, bahan-bahan keterangan fakta atau informasi yang diperlukan dalam
usaha bersama sekelompok orang yang ingin mencapai tujuan bersama.
2. Administrasi sebagai proses atau kegiatan
Adalah administrasi keseluruhan proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan dari
pemikiran-pemikiran pengaturan mulai dari penentuan tujuan tersebut untuk mencapai
tujuan tertentu.
2.1.4. Prinsip Dasar Ilmu Administrasi
Menurut Westra (2009:3) yang termasuk prinsip administrasi diantaranya:
1. Atas dasar faktor-faktor yang membentuk administrasi sebagai segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan
lainnya yang bermaksud mencapai apapun dalam usaha bersama dari sekelompok orang
meliputi:
a. Adanya dua orang atau lebih (sekelompok orang)
b. Kelompok orang itu bekerja sama (usaha kerja sama)
c. Tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh sekelompok orang tersebut.
2. Administrasi merupakan rangkaian kegiatan penataan yang merupakan administrasi itu
berlangsung dalam usaha bersama dari sekelompok orang yang bermaksud untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan penataan berwujud mengatur, memimpin, mengurus, mengendalikan, dan
menyusun rangkaian itu terhadap pekerjaan dan sumber-sumber usaha lainnya yang
bermaksud melancarkan tercapainya tujuan dari usaha bersama yang bersangkutan.
Sebagai proses kegiatan, administrasi dibagai menjadi delapan unsur, yaitu:
a. Administrasi organisasi
b. Administrasi manajemen
c. Administrasi komunikasi
d. Administrasi kepegawaian
e. Administrasi keuangan
f. Administrasi perbekalan
g. Administrasi perkantoran
h. Administrasi masyarakat
Masing-masing unsur tersebut dapat dikembalikan menjadi cabang ilmu adminsitrasi itu
sendiri.
3. Disamping rincian diatas, dikemukakan juga perbedaan ketiga jenis lingkungan suasana
sebagai upaya berlangsungnya usaha kerja sama itu. Diantaranya meliputi lingkungan
suasana kenegaraan, lingkungan suasana perusahaan, dan lingkungan suasana sosial.
Masing-masing ketiga unsur mempengaruhi corak dan tujuan usaha kerja sama yang
berlangsung di dalamnya. Sesuai dengan lingkungan kerja sama itu maka dapat
digolongkan ilmSu administrasi di indonesia dalam tiga kelompok yaitu bidang
administrasi negara, bidang administrasi perusahaan, dan bidang administrasi sosial.
2.2. Penjualan
2.2.1. Pengertian Penjualan
Menurut Alma (2007:102), “ penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk
mengembangkan rencana-rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan
dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba’’.
Menurut Swatsha (2009:8), “ menjual adalah ilmu seni mempengaruhi pribadi yang
dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa
yang ditawarkan.
Berdasarkan kesimpulan diatas, Penjualan adalah aktivitas atau bisnis menjual produk
atau jasa. Dalam proses penjualan, penjual atau penyedia barang dan jasa memberikan
kepemilikan suatu komoditas kepada pembeli untuk suatu harga tertentu. Penjualan dapat
dilakukan melalui berbagai metode, seperti penjualan langsung, dan melalui agen penjualan.
2.2.2. Jenis-jenis Penjualan
Menurut Swasha (2009:11) jenis-jenis penjualan dikelompokan menjadi 5 (lima)
antara lain:
1. Trade Selling
Trade Selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan
pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk-produk merek. Hal ini
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, persediaan dan produk baru. Jadi
titik beratnya adalah “penjualan melalui’’ penyalur daripada “penjualan ke’’ pembelian
akhir.
2. Missionery Selling
Dalam Missionery Selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli
barang-barang dari penyalur perusahaan. Disini, wiraniaga lebih cenderung pada
“penjualan untuk’’ penyalur. Jadi wiraniaga sendiri tidak menjual secara langsung
produk yang ditawarkan, misalnya penawaran obat.
3. Technical Selling
Technical Selling berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan
nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Dalam hal ini, tugas utama
wiraniaga adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
pembeli, serta menunjukan bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi
masalah tersebut.
4. New Business Selling
New Business Selling berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli
menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahan Asuransi.
5. Responsive Selling
Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap permintaan
pembeli. Dua jenis penjualan utama disini adalah raute driving dan retailing. Para
mengemudi yang mengantar susu, roti, gas, dan keperluan rumah tangga, para pelayan
ditoko serba ada, toko mainan, toko pakaian , merupakan contoh dari jenis penjualan in.
Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan terlalu besar meskipun
layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus kepada
pembelian ulang.
2.2.3. Tugas Penjualan
Menurut Swasta (2009:13) berdasarkan tugas penjualan yang dilakukannya kita
mengenal ada empat macam wiraniaga, yaitu:
1. Merchandishing Salesman
Merchandishing Salesman tidak hanya menjual saja, tetapi juga membantu penyalur dalam
mempromosikan penjualan produknya. Ia bertanggung jawab pula atas persediaan barang
dan membantu dengan periklanan. Tugas penjualan yang dilakukan disebut trade selling.
2. Detail Man
Ciri khusus dari Detail Man adalah tidak melakukan penjualan secara langsung. Misalnya,
perusahaan obat-obatan dapat mengunakan detail man untuk memperkenalkan dan
membujuk para dokter agar mengunakan obat-obatan yang diproduksinya. Tugas
penjualannya disebut missionary selling.
3. Pioneer Product Salesman
Pioneer Product Salesman mempunyai tugas pokok untuk membuka daerah baru atau
segmen pasar yang baru bagi produk barunya. Dalam hal ini perusahaan juga menentukan
penyalurannya. Tugas penjualan ini disebut new business selling.
2.3. Laporan Penjualan
2.3.1. Pengertian Laporan Penjualan
Menurut Sihombing (2005:4) “ laporan penjualan adalah, jurnal dan perhitungan laba
rugi serta keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain sumber sumber
laporan sumber keuangan dan penggunaan uang tersebut”.
2.3.2. Laporan Penjualan Sebagai Alat Penguji Perusahaan
Berikut ini akan dijelaskan maksud dari laporan penjualan sebagai alat penguji
perusahaan Menurut Sihombing (2005:4), yaitu :
Bagi yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi
keuangan perusahaan akan dapat diketahui dari laporan penjualan perusahaan yang
bersangkutan. Yang terdiri dari laporan penjualan harian, laporan penjualan mingguan,
laporan penjualan bulanan, dan laporan penjualan lainnya.
Dengan membuat laporan penjualan ini maka hal-hal yang menyangkut penjualan
barang maka dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran posisi keuangan perusahaan
sebagai hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Pada mulanya laporan penjualan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari
pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan penjualan tidak hanya sebagai alat
penguji saja tetapi juga sebagaidasar untuk menentukan atau menilai hasil dari posisi
keuangan perusahaan.
Selain itu laporan penjualan merupakan suatu data yang isinya berdasarkan fakta-
fakta yang memperlihatkan nilai dari perusahaan secara keseluruhan dengan pasti dan tepat
sesuai dengan kondisi penjualan barang pada perusahaan.
2.3.3. Pencacatan Transaksi Laporan Penjualan
Menurut Krisdiartiwi (2008:5) menyatakan bahwa, “Pencatatan transaksi adalah,
kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhungan dengan kegitan usaha”.
Salah satu transaksi yang penting untuk dicatatadalah transaksi yang berhubungan
dengan petty cash, pembelian tunai, penjualan tunai. Mencatat setiap transsaksi yang terjadi
sangat penting sebagai bahan penyusunan laporan penjualan. Tanpa adanya catatan mengenai
transaksi usaha, mustahil untuk membuat laporan penjualan. Tentunya setiap transaksi juga
harus disertai dengan bukti , sebagai penguat bahwa kegiatan ekonomi benar-benar terjadi.
2.3.4. Faktor Utama Laporan Penjualan
Terdapat tiga faktor utama yang paling mempengaruhi dalam pembuatan laporan
penjualan menurut Krisdiartiwi (2008:5), adalah :
1. Mencatat
Yang berhubungan dengan pencatatan atau penulisan transaksi-transaksi dalam kejadian
usaha.
2. Membukukan
Sebagai pencatatan transaksi dalam kejadian usaha secara sistematis dan kronologi.
Penyusunan harus sistematis karena dipandu oleh sejumlah peraturan serta prinsip-
prinsip akunting. Tuntutan penyusunan yang kronologis timbul karena pencatatan
dilakukan menurut urutan tanggal-tanggal pelaksanaan transaksi dalam usaha.
3. Mengklasifikasikan
Menggolongkan dan menyortir bagian-bagian komponen kedalam nama yang sesuai.
2.3.5. Komponen-komponen Laporan Penjualan
Didalam laporan penjualan terdapat tujuh komponen, yaitu target penjualan, stock
penjualan, modal pendapat, keuntungan, dan kerugian yang merupakan gambaran dari
transaksi keuangan yang menyebabkan perubahan dalam sumber keuangan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen-komponen laporan penjualan
menurut Krisdartiwi (2008.5), adalah:
1. Target penjualan
Target penjualan adalah jumlah pendapatan usaha yang harus dicapai dalam satu bulan.
Apabila dalam satu bulan target telah ditentukan maka karyawan usaha harus
memaksimalkan penjualan barang dalam satu agar memenuhi target penjualan yang
diharapkan perusahaan.
2. Stock barang
Stock barang adalah jumlah barang yang berada dalam suatu usaha yang digunakan
untuk melakukan penjualan atau pembelian dengan tujuan untuk mencapai keuntungan
sebanyak-banyaknya.
3. Modal
Modal adalah hak yang dimiliki oleh karyawan, modal sering juga disebut sebagai harta
pemilik. Investasi yang dilakukan oleh para pemilik suatu usaha yang kecil sering
disebut transaksi modal. Dalam lingkup usaha yang kecil sering digunakan modal untuk
pembayaran transaksi pelanggan.
4. Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk harta, penyelesaian utang atau keduanya. Selama satu
periode tertentu yang disebabkan oleh penjualan barang yang diproduksi atau jasa yang
diberikan kepada para pembeli barang atau jasa. Pendapatan juga bisa berasal dari aktiva
lain yang dimasukan kedalam pembukuan usaha itu sendiri.
Ada dua macam pendapatan, yaitu:
a. Pendapatan yang timbul dari aktivitas menguntungkan yang sifatnya berulang-ulang
atau kelanjutan, misalnya penjualan barang secara terus-menerus.
b. Pendapatan yang berasal dari transaksi pada suatu saat tertentu , misalnya penjualan
barang yang paling mahal dalam suatu usaha.
5. Keuntungan atau kerugian
Keuntungan adalah pertambahan harta bersih yang berasal dari transaksi yang dilakukan
perusahaan. Sedangkan kerugian adalah penurunan harta bersih yang timbul dari
transaksi yang dilakukan. Ada beberapa perbedaan penting antara pendapatan dengan
keuntungan, dan antara beban dan kerugian, yaitu:
a. Pendapat dan beban berhubungan dengan aktivitas utama karyawan toko, sementara
keuntungan dan kerugian berhubungan dengan aktifitas yang tidak bisa terjadi.
b. Pendapatan dan beban arus masuk dan keluar kotor (gross), sementara keuntungan
dan kerugian menghasilkan arus masuk dan keluar bersih (nett) contoh: pendapatan
yang diperoleh dari penjualan adalah satu jenis penghasilan toko dalam bidang
perdagangan dan menghasilkan arus kotor (gross). Sebaliknya, keuntungan yang
diperoleh dari penjulan barang milik toko akan menujukan perbedaan antara nilai
buku aktiva tetap dengan kas, atau sumber-sumber penjualan itu.
6. Laba bersih dan rugi bersih
Laba bersih atau rugi bersih menjelaskan adanya perubahan harta bersih selama satu
periode sebagai akibat dari transaksi yang mendatangkan pendapatan, beban, keuntungan
dan kerugian. Laba bersih dan rug bersih meliputi seluruh perubahan dalam harta selama
satu periode, kecuali invenstasi dan pendistribusian hasil kepada pemilik. Perubahan lain
dalam harta bersih, laba bersih, rugi bersih, ditentukan oleh pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian.