Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Pratama dan Marlinda (2015:106) “Jaringan komputer adalah satu
bentuk implementasi dari komunikasi data. Sebagaimana prinsip dasar dalam
komunikasi data bahwa data yang dikirim harus diterima oleh komputer yang
dituju dalam waktu yang secepat mungkin, maka jaringan pun memiliki kriteria
tertentu yang harus dipenuhi agar prinsip dasar komunikasi data tersebut dapat
tercapai”. Jaringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area atau
wilayah beberapa jenisnya yaitu:
2.1.1 Jenis Jaringan Komputer
1. Local Area Network (LAN)
Menurut Munandar dan Badrul (2015:31) “Local Area Network (LAN)
adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil,
seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah,sekolahan atau
yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3
Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer
data 10, 100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi
802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk
LAN”. Jaringan yang satu ini sering dipakai didalam suatu perusahaan, karena
6
perusahaan menggunakan jaringan LAN di mana di dalam perusahaan yang
menggunakan jaringan LAN untuk memanfaatkan fasilitas untuk berbagi data
rahasia perusahaan.
.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.1. Local Area Network
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Menurut Munandar dan Badrul (2015:31) MAN adalah “sebuah jaringan
komputer besar yang mencangkup sebuah kota atau sebuah kampus besar. MAN
biasanya merupakan gabungan dari LAN yang menggunakan teknologi backbone
berkecepatan tinggi dan menyediakan layanan ke jaringan yang lebih besar seperti
WAN dan Internet”. MAN (Metropolitan Area Network) merupakan kumpulan
dari beberapa jaringan LAN yang menjadi satu, sehingga bisa tersambung dalam
ruang lingkup yang lebih besar dari satu ruangan saja. Biasanya, MAN
7
diaplikasikan untuk mengkoneksikan komputer melalui jaringan, pada satu kota
tertentu. Namun di Indonesia, penggunaan MAN tidak berkembang dan jarang
sekali digunakan. Jaringan komputer MAN ini lebih efisien untuk cakupan yang
lebih luas, dengan menggunakan tipe jaringan MAN ini para user akan lebih
mudah mengakses data dari user lainnya meski lokasi mereka tidaklah dekat.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.2. Metropolitan Area Network
3. Wide Area Network (WAN)
Menurut Munandar dan Badrul (2015:31) “Wide Area Network merupakan
jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan
komputer antar wilayah, kota, atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga
sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi
public”. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan
jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu
dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer dilokasi yang lain. WAN
8
biasanya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih suatu jaringan lokal
yang sehingga sih pengguna dapat berkomunikasi dengan si pengguna lain
walaupun berada di lokasi berbeda. WAN menggunakan sarana fasilitas transmisi
seperti telepon, kabel bawah laut ataupun satelit. Kecepatan transmisinya beragam
dari 2Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 155 Mbps, sampai 625 Mbps (atau kadang-
kadang lebih). Faktor khusus yang mempengaruhi desain dan performance-nya
terletak pada siklus komunikasi, seperti jaringan telepon, satelit atau komunikasi
pembawa lainnya.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.3. Wide Area Network
9
2.1.2 Jenis Jaringan Berdasarkan Distribusi Data dari Suatu Jaringan
1. Jaringan Terpusat
Menurut Irawan (2013:6) Jaringan terpusat “adalah jaringan yang terdiri dari
server sebagai pusat data dan komputer client sebagai perantara untuk mengakses
sumber informasi”.Jaringan terpusat merupakan jaringan umum yang biasanya
digunakan pada warnet, perpustakaan, dan tempat mengakses informasi publik
lainnya. Jaringan terpusat ini mengandalkan satu server sebagai penyedia data
utama, yang kemudian dihubungkan ke dalam beberapa komputer client. Client
yang mengakses komputer, akan memperoleh data dari bank data atau database
yang tersimpan di dalam server utama. Sehingga jaringan ini hanya menyimpan
pada satu server saja, tentunya server utama memiliki kapasitas yang baik dan
kinerja yang cukup bagus untuk menampung semua data client yang
ada.Kelebihan dari jaringan terpusat ini lebih menghemat waktu dalam
penyetingan jaringan ke beberapa user, selain itu jaringan yang di hasilkan lebih
terarah dengan hanya satu server sebagai pusatnya.
Sumber: http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.4. Jaringan Terpusat
10
2. Jaringan Terdistribusi
Menurut Irawan (2013:6) jaringan terdistribusi “merupakan perpaduan dari
beberapa jaringan terpusat, yaitu terdiri dari beberapa komputer server yang saling
berhubungan dengan client sehingga membentuk sitem jaringan tertentu”.
Jaringan terdistribusi ini merupakan gabungan dari beberapa jaringan terpusat,
sehingga dalam hal ini, komputer client dan server akan membentuk suatu
jaringan tersendiri yang baru, dan dapat mengakses informasi lebih banyak karena
menggunakan lebih dari satu sistem jaringan terpusat. Jaringan terdistribusi ini
lebih membantu para user dalam mendapatkan informasi lebih cepat dan tepat,
pasalnya jaringan ini memiliki banyak processor yang dapat bekerja secara
bergantian jika terdapat masalah pada salah satu processor yang sedang
beroperasi.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.5. Jaringan Terdistribusi
11
2.1.3 Jenis Jaringan Berdasarkan Transmitter yang Digunakan
1. Jaringan Kabel (Wired Network)
Menurut Sofana (2013:6) Wired Network adalah “jaringan komputer yang
menggunakan kabel sebagai media Penghantar”. Jaringan kabel, seperti namanya
jaringan komputer ini dibentuk dengan menggunakan koneksi kabel antar
komputer. Biasanya, koneksi dari jaringan kabel ini menggunakan port untuk
konek LAN, dimana kabel LAN akan dicolokkan ke dalam port LAN Card, untuk
kemudian dikoneksikan ke dalam komputer Penggunaan Jaringan kabel ini
seringkali digunakan untuk membentuk jaringan dalam warnet ataupun dalam satu
rumah kecil. Contoh konkrit dari jaringan kabel adalah telepon rumah yang biasa
kita gunakan sehari-hari. Jaringan kabel sebenarnya baik untuk digunakan, karena
tidak dipengaruhi oleh kondisi cuaca danjuga penghalang sinyal, namun cukup
rumit dan juga ribet dalam mengatur tata letak perkabelannya.
Sumber: http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.6. Wired Network
12
2. Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)
Menurut Sofana (2013:6) Wireless Network adalah “jaringan tanpa kabel
yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared atau
LASER”. Jaringan tanpa kabel atau wireless merupakan salah satu pengembangan
jaringan yang saat ini sudah banyak digunakan oleh user. Sinyal GSM, GPRS,
3G, 4G merupakan contoh nyata dari penggunaan jaringan wireless yang kita
gunakan sehari hari. Jaringan wireless membutuhkan satu buah menara atau tower
pengirim sinyal, dan juga penempatan chip penangkap sinyal pada komputer, bisa
berupa SIM Card, bisa juga berupa modem dan antena. Karena tanpa
menggunakan kabel, maka koneksi jaringan wireless ini:
a. Lebih praktis dalam penggunaannya.
b. Tidak perlu menggunakan instalasi kabel.
c. Memiliki cakupan dan juga jangkauan jaringan yang lebih luas
dibandingkan jaringan kabel.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.7. Wireless
13
2.1.4 Jenis Jaringan Berdasarkan Peran dan Juga Hubungan antar
Komputer
1. Client – Server
Menurut Sofana (2013:7) Client – Server adalah “jaringan komputer yang
mengharuskan salah satu atau lebih komputer difungsikan sebagai server atau
central. Server melayani komputer lain yang disebut Client”. Jaringan client to
server merupakan jaringan umum yang biasa kita temui pada perpustakaan online,
ataupun warnet. Jaringan ini menyediakan satu server dan juga beberapa client,
hampir sama dengan model jenis jaringan terpusat. Server akan menyediakan data
yang disimpan dalam database, lalu kemudian komputer client hanya akan bisa
mengakses data tersebut, tanpa bisa merubah dan juga mengedit. Jaringan ini
dapat dikatakan server tersebut bertindak sebagai server dedicated yang dapat
menyediakan multi service untuk setiap client. Sayangnya untuk menggunakan
jaringan ini membutuhkan biaya oprasional yang cukup mahal karena
menggunakan komputer dengan spesifikasi yang lebih tinggi.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.8. Client–Server
14
2. Peer to Peer
Menurut Sofana (2013:7) Peer to Peer adalah “jaringan komputer dimana
setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Jadi tidak ada komputer
yang “lebih utama” dibanding komputer lain”. Apabila pada koneksi client server,
server memiliki peran sebagai penyedia data, maka pada jaringan peer to peer.
Semua komputer yang terhubung dalam satu jaringan memiliki peran yang sama
bisa menjadi client dan juga bisa juga menjadi server. Biasanya, koneksi peer to
peer ini sering kita temui pada koneksi jaringan dalam permainan yang bersifat
multiplayer. Untuk jaringan peer to peer ini setiap user memiliki hak akses yang
sama sehingga semua dapat mengakses data informasi dan dapat mengubah,
menambah dan menghapus data tersebut. Kelebihan dari jaringan ini tidak
membutuhkan administrator untuk pengoperasian server karena semua komputer
dapat memiliki peran ganda sebagai server dan client.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.9. Peer to Peer
15
2.2 Topologi Jaringan
Menurut Irawan (2013:23) Topologi jaringan adalah “cara bagaimana
menghubungkan komputer dengan komputer lainnya dalam sebuah jaringan”.
Topologi jaringan adalah suatu aturan atau cara untuk menghubungkan komputer
yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan.
Topologi jaringan juga dapat didefinisikan sebagai gambaran secara fisik dari pola
hubungan antara komponen jaringan, yang meliputi Server, Workstation, Hub,
dan pengkabelannya. Berikut adalah jenis – jenis dari topologi:
2.2.1 Topologi Bus
Menurut Irawan (2013:23) Topologi Bus atau topologi backbone adalah
“menghubungkan beberapa komputer secara berantai (workstation dan server)
pada sebuah kabel coaxial”. Pada topologi Bus semua komputer dihubungkan
secara langsung pada media transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Kabel
untuk menghubungkan jaring an ini biasanya menggunakan kabel coaxial. Setiap
server dan workstation yang disambungkan pada bus menggunakan konektor T
(T-Connector). Pada kedua ujung kabel harus diberi Terminator berupa Resistor
yang memiliki resistansi khusus sebesar 50 Ohm yang berwujud sebuah konektor,
bila resistansi dibawah maupun diatas 50 Ohm, maka server tidak akan bisa
bekerja secara maksimal dalam melayani jaringan, sehingga akses user atau client
menjadi menurun. Sekarang ini, topologi bus sering digunakan backbone (jalur
utama), dengan menggunakan kabel fiber optic sebagai media transmisi. Berikut
keunggulan dan kelemahannya:
16
Keunggulan topologi Bus:
a. Penggunaan kabel sedikit, sehingga terlihat sederhana dan hemat biaya.
b. Pengembangan menjadi mudah.
Kelemahan topologi Bus:
a. Jaringan akan terganggu bila salah satu komputer rusak.
b. Jika tingkat traffic tinggi dapat menyebabkan kemacetan.
c. Membutuhkan Repeater untuk jarak jaringan yang terlalu jauh (jika
menggunakan kabel coaxial).
d. Bila terjadi gangguan yang terlalu serius, maka proses pengiriman data
menjadi lambat karena lalu lintas jaringan penuh dan padat akibat tidak
ada pengontrol user.
e. Deteksi kesalahan sangat kecil, sehingga bila terjadi gangguan maka sulit
sekali mencari kesalahan tersebut.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.10. Topologi Bus
17
2.2.2 Topologi Star
Menurut Irawan (2013:25) Topologi star atau topologi bintang adalah
“sistem jaringan dengan komunikasi terpusat, yaitu beberapa komputer terhubung
dengan sebuah terminal yang menjadi pusat jaringan”. Pada Topologi jaringan
star, setiap workstation dihubungkan dengan menggunakan alat penghubung
terpusat atau yang disebut dengan konsentrator. Masing–masing workstation tidak
saling berhubungan. Jadi setiap workstation yang terhubung ke konsentrator tidak
akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi sebelum konsentrator dihidupkan.
Bila Konsentrator dimatikan, maka seluruh koneksi jaringan akan terputus. Bila
dibandingkan dengan sistem topologi jaringan Bus, sistem ini mempunyai tingkat
kerumitan jaringan yang lebih sederhana, hanya saja pada sistem ini
membutuhkan konsentrator. Pada topologi ini beban yang dipikul oleh
konsentrator cukup berat, dengan demikian tingkat kerusakan atau gangguan dari
sentral ini lebih besar. Hubungan antar workstation akan dilakukan melalui
peralatan yang disebut konsentrator, sehingga setiap workstation dihubungkan
dengan kabel jaringan ke konsentrator. Jadi, tidak ada hubungan kabel antar
workstation. Pada topologi star, penambahan workstation tidak akan mengganggu
sistem yang sedang bekerja, tinggal menambah kabel dari workstation ke
konsentrator. Begitu pula jika salah satu workstation kabelnya terputus atau
terjadi kerusakan, maka tidak akan mengganggu workstation lain yang sedang
bekerja. Yang bertindak sebagai konsentrator dalah Hub dan Switch.
18
Keunggulan topologi Star:
a. Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi
jaringan yang sudah ada sebelumnya.
b. Bila salah satu kabel koneksi user putus, maka hanya komputer user yang
bersangkutan saja yang tidak berfungsi dan tidak mempengaruhi user yang
lain (keseluruhan hubungan jaringan masih tetap bekerja).
Kelemahan topologi star:
a. Boros dalam pemakaian kabel, jika dihubungkan dengan jaringan yang
lebih besar dan luas.
b. Bila pengiriman data secara bersamaan waktunya, dapat terjadi Collision.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.11. Topologi Star
19
2.2.3 Topologi Ring
Menurut Irawan (2013:22) Topologi Ring atau cincin merupakan “jalur
komuniksi satu arah, karena semua komputer dan node lainnya saling
berhubungan seperti membentuk lingkaran”. Untuk membentuk jaringan cincin,
setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini
akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang
agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan.
Dengan demikian topologi ini memiliki kemampuan melakukan switching ke
berbagai arah workstation. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain
adalah tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana). Topologi ini sering
digunakan untuk jaringan yang luas pada satu kota dengan menggunakan media
transmisi kabel fiber optic, misalnya untuk menghubungkan beberapa ISP pusat
dan cabang dalam satu kota.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.12. Topologi Ring
20
2.2.4 Topologi Mesh
Menurut Irawan (2013:27) Topologi mesh adalah “topologi yang tidak
memiliki aturan dalam koneksi”. Topologi mesh merupakan topologi yang
dibangun dengan memasang link diantara semua node. Topologi jaringan ini
menerapkan hubungan antar sentral secara penuh atau Fully-Connected Mesh,
yaitu sebuah jaringan dimana setiap node terhubung langsung ke semua node
yang lain. Jumlah saluran atau link yang harus disediakan untuk membentuk
jaringan topologi mesh adalah jumlah node (Station) dikurang 1 (n-1, n = Jumlah
Node). Misal, jika semua node dalam jaringan terdapat 5 node, maka setiap node
harus me-link (menyambung) ke 4 node.Topologi mesh biasanya digunakan pada
ISP (Internet Service Provider) untuk memastikan bila terjadi kerusakan pada
salah satu sistem komputer maka tidak akan mengganggu hubungan jaringan
dengan sistem komputer lain dalam jaringan.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.13. Topologi Mesh
21
2.2.5 Topologi Tree
Menurut Irawan (2013:26) menyimpulkan bahwa “Topologi tree atau
topologi pohon biasa dikatakan sebagai kombinasi karakteristik antara topologi
star dan topologi bus”. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar
sentral dengan susunan yang berbeda. Pada topologi tree setiap tingkai atau node
akan dihubungakan pada pusat atau konsentrator (Hub atau Switch) yang berada
pada awal traffic rangkaian.Pada dasarnya, topologi tree merupakan gabungan
dari beberapa topologi star, sehingga keunggulan dan kelemahan dalam topologi
ini hampir sama dengan topologi star.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.14. Topologi Tree
22
2.3 Perangkat Keras Jaringan
Menurut Madcoms (2013:13) “salah satu faktor penting dalam
pembuatanjaringan komputer adalah dengan adanya perangkat atau hardware
yang mendukung untuk membuat jairngan komputer”.
2.3.1 Kabel Jaringan
1. Kabel Coaxial
Menurut Mubarok (2014:145) “Kabel coaxial adalah kabel data yang
menggunakan material tembaga dimana”. Prinsip kerja kabel coaxial yaitu dengan
cara menghantarkan arus atau sinyal listrik dari sumber tujuan.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.15. Kabel Coaxial
2. Kabel Twisted Pair
Menurut Mubarok (2014:145) “Twisted Pair Menggunakan kabel
berpasangan dimana tujuannya untuk menghilangkan efek crosstalk”. Kabel
twisted pair merupakan kabel yang didalamnya terdiri atas beberapa kabel yang
saling berpasangan/berlilitan dan membentuk spiral. Cara kerja kabel ini mirip
23
dengan kabel coaxial yaitu dengan menghantarkan arus atau sinyal listrik dari
sumber ke tujuan. Kabel jenis ini merupakan jenis kabel yang umun digunakan
untuk membuat sebuah jaringan local atau LAN. Kabel twisted pair mempunyai
tiga jenis kabel utama, yaitu UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded
Twisted Pair), FTP (Foiled Twisted Pair). Berikut penjelasannya :
Tabel II.1.
Kategori Kabel Twisted Pair
Sumber:jomka.tripod.com/media_transmisi.html:
a. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kabel UTP dalam penggunaannya didukung sebuah perlindungan proteksi
dari kumpulan spiralnya. Kabel ini tidak memiliki perlindungan didalam bagian
kabelnya, maka jenis kabel UTP ini memiliki kelemahan utama, yaitu rentan dan
Tipe Penggunaan
Kategori 1 Voice Only
(Telephone Wire)
Kategori 2 Data sampai 4 Mbps
(LocalTalk)
Kategori 3 Data sampai 10
Mbps (Ethernet)
Kategori 4 Data sampai 20
Mbps (16 Mbps
Token Ring)
Kategori 5 Data sampai 100
Mbps (Fast Ethernet)
24
sensitive terhadap voltase tinggi dan medan magnet. Kabel jenis ini banyak
digunakan pada kabel jaringa telepon, dan jaringan LAN kapasitas kecil.
b. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
Kabel STP juga memiliki perlindunga didalam kabelnya mirip dengan kabel
FTP namun yang membedakan hanya pada bahan yang digunakan untu melapisi
susunan kabel twisted pair nya saja. Kabel STP juga memiliki kemampuan yang
baik dalam menangkal noise dan gangguan magnetic.
c. Kabel FTP (Foiled Twisted Pair)
FTP memiliki spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP,
karena lapisan kabelnya dilindungi oleh semacam foil, sehingga hal ini membuat
kabel jenis FTP memiliiki ketahanan yang lebih baik terhadap noise dan gangguan
magnetic dibandingkan dengan kabel UTP.
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.16. Kabel UTP,FTP,dan STP
25
3. Kabel Fiber Optik
Menurut Mubarok (2014:145) Jenis kabel fiber optic tidak menggunakan
tembaga (cooper), melainkan menggunakan bahan serat optik. Sinyal yang
dialirkan berupa berkas cahaya yang mampu mengirim bandwidth lebih banyak.
Pada awalnya kabel ini hanya digunakan untuk keperluan khusus seperti
penggunaan pada jaringan backbone pada suatu perusahaan besar. Namun lambat
laun kabel ini populer dan digunakan untuk keperluan jaringan secara umum.
Kelebihan:
a. Mampu mentransmisikan sinyal dengan kecepatan tinggi.
b. Simple dan juga fleksibel
c. Dapat mentransmisikan sinyal cahaya
d. Tahan terhadap gelombang radio.
Kekurangan:
a. Harga instalasi yang tinggi.
b. Kecepatan transmisi masih dibatasi oleh provider.
c. Tidak semua provider mau mendukung jaringan menggunakan fiber optic.
26
Sumber : http://dosenit.com/jaringan-komputer/jenis-jenis-jaringan-komputer
Gambar II.17. Fiber Optic
2.3.2 Modem
Menurut Varianto dan Badrul (2015:55) “Modem berasal dari singkatan
Modulator Demodulator”. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal
informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan,
sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang
berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi
tersebut dapat diterima dengan baik. Perangkat ini berfungsi mengubah sinyal
Analog menjadi sinyal Digital. Modem mengganti sinyal digital dari komputer
menjadi sinyal analog ketika melewati medium seperti saluran telepon, kemudian
modem merubah kembali sinya tersebut menjadi sinya digital saat menuju
komputer tujuan. Hal ini dilakukan agar bisa dipahami oleh komputer.
27
Sumber:http://www.teknisipintar.com/2015/11/jenis-jenis-perangkat-keras-jaringan-komputer-
fungsi-beserta-gambarnya.html
Gambar II.18. Modem
2.3.3 NIC (Network Interface Card )
Menurut Varianto dan Badrul (2015:56) NIC (network interface card)
adalah expansion board yang digunakan supaya komputer dapat dihubungkan
dengan jaringan”. Fungsi lan card ini sendiri yaitu sebagai media penghubung
antara komputer atau laptop ke jaringan. Pada kenyataannya NIC ini suda
terintegrasi di dalam komputer atau laptop jaman sekarang, Bahkan di jaman yang
sudah modern ini sudah banyak model lan card, salah satunya bentuk USB.
Sumber:http://www.teknisipintar.com/2015/11/jenis-jenis-perangkat-keras-jaringan-komputer-
fungsi-beserta-gambarnya.html
Gambar II.19. NIC
28
2.3.4 Konektor
Menurut Micro (2012:19) Konektor digunakan sebagai “penghubung
antara kabel jaringan dengan port yang ada di perangkat keras jaringan”.
Konektor ini berfungsi sebagai device yang di pasangkan denga kabel dan
kemudian bisa di kombinasikan ke network adapter. Adapun macam-macam
konektor terbagi menjadi tiga :
1. Konektor RJ - 45 di pakai dan dipasangkan di Kabel UTP
2. Konektor BNC/T di pakai dan di pasangkan di Kabel Coaxial
3. Konektor ST dipakai dan di pasangkan di Kabel Fiber Optic.
Sumber:http://www.teknisipintar.com/2015/11/jenis-jenis-perangkat-keras-jaringan-komputer-
fungsi-beserta-gambarnya.html
Gambar II.20. RJ – 45
2.3.5 Router
Menurut Kurniawan Dalam Doni (2016:89) Router “ adalah perangkat
yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua jaringan lokal yang mempunyai
29
protokol sama pada lapisan jaringan OSI” Device ini secara spesifik berguna
untuk meneruskan sinyal antar komputer satu dengan yang lainnya.
Sumber:http://www.teknisipintar.com/2015/11/jenis-jenis-perangkat-keras-jaringan-komputer-
fungsi-beserta-gambarnya.html
Gambar II.21. Router
2.3.6 Switch
Menurut Varianto dan Badrul (2015:56) Switch adalah “Bridge yang
merupakan banyak port, sehingga disebut sebagai multiport bridge”. Swicth
berfungsi sebagai sentral atau konsestrator pada sebuah network. Switch dapat
mempelajari alamat hardware host tujuan, sehingga informasi berupa data bisa
langsung di kirim ke host tujuan. Kemampuan dari switch ini bisa mengenali
topologi jaringan.
30
Sumber:http://www.teknisipintar.com/2015/11/jenis-jenis-perangkat-keras-jaringan-komputer-
fungsi-beserta-gambarnya.html
Gambar II.22. Switch
2.4 Perangkat Lunak Jaringan
Menurut Wahana Dalam Asteroid dan Hendrian (2016:78) “ Sistem operasi
merupakan perangkat lunak yang bertugas mengontrol dan mengatur manajemen
perangkat keras serta operasi-operasi dasar”. Perangkat lunak jaringan komputer
adalah suatu program yang telah dirancang dengan sistematis dimana program ini
mempunyai peran sebagai media penghubung antara pengguna komputer dengan
perangkat keras pendukung jaringan komputer, pada dasarnya suatu perangkat
keras yang terpasang pada komputer dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
jika telah dilakukan pemasangan sebuah perangkat lunak yang menjadi sebuah
driver untuk perangkat keras tersebut serta perangkat lunak tersebut bisa diterima
dan selaras dengan system operasi yang digunakan, yang bilama mana jika dibuat
sebuah pengibaratan, perangkat keras merupakan sebuah kendaran sedangkan
perangkat lunak merupakan seorang pengemudinya yang akan membawa
31
perangkat keras tersebut pada jalur – jalur yang memang menjadi rutenya dan
kedua elemen ini benar – benar harus bisa sejalan satu sama lain agar suatu
jaringan komputer bisa berjalan sesuai dengan fungsinya juga.Berikut jenis – jenis
perangkat lunak komputer :
2.4.1 Mikrotik Router OS
Menurut Wahana Dalam Asteroid dan Hendrian (2016:78) “Mikrotik
router OS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat mampu membuat
PC berbasis Intel atau AMD mampu melakukan fungsi Router, Brigde, Firewall,
Bandwidth management, Proxy, Hotspot dan masih banyak fungsi lainnya”.
Mikrotik dapat digunakan dalam 2 tipe, yaitu dalam bentuk perangkat
keras dan perangkat lunak. Dalam bentuk perangkat keras, Mikrotik biasanya
sudah diinstalasi pada suatu board tertentu, sedangkan dalam bentuk perangkat
lunak, Mikrotik merupakan satu distro Linux yang memang dikhususkan untuk
fungsi router.
Sumber: http://www.komputerdia.com
Gambar II.23. Mikrotik Router OS
32
2.4.2 Winbox
Menurut Athailah (2013:2) “Winbox adalah sebuah utility yang digunakan
untuk melakukan remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI”. Jika untuk
mengkonfigurasi mikrotik dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka untuk
mode GUI yang menggunakan winbox ini kita mengkonfigurasi mikrotik melalui
komputer client.
Mengkonfigurasi mikrotik melaui winbox ini lebih banyak digunakan
karena selain penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal
perintah-perintah console. Untuk mendapatkan winbox anda bisa
mendownloadnya atau bisa juga mendapatkan dimikrotik anda.
Sumber: http://wiki.mikrotik.com
Gambar II.24. Winbox
2.4.3 Manajement Bandwidth
Menurut Athailah (2013: 2) “Manajemen Bandwidth adalah pengalokasian
yang tepat dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan
aplikasi atau suatu layanan jaringan”. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat
menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan
33
jaringan QOS = Quality Of Services). Router memiliki fitur Queue yang dapat
melakukan pengatur alokasi bandwidth setiap komputer user. Quality Of Service
atau QOS akan memberikan jaminan alokasi bandwidth minimum pada setiap
komputer user di dalam jaringan, sehingga setiap komputer user tidak perlu
khawatir akan tidak kebagian bandwidth.
Dalam menjalankan Queue, Router Mikrotik memiliki dua cara, yaitu
1. Simple Queue : merupakan cara termudah untuk melakukan management
bandwidth yang diterapkan pada jaringan skala kecil sampai menengah untuk
mengatur pemakaian bandwidth upload dan download tiap user.
2. Queue Tree: untuk mengimplementasikan fungsi yang lebih komplex dalam
limit bandwidth pada mikrotik dimana penggunaan packet mark nya memiliki
fungsi yang lebih baik. Digunakan untuk membatasi satu arah koneksi saja
baik itu download maupun upload. Secara umum Queue Tree ini tidak terlihat
berbeda dari Simple Queue.
2.4.4 DHCP Server
Menurut Athahilah (2013:10) DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol) server adalah Suatu protocol yang dibuat untuk memudahkan dalam
pemberian alamat IP kepada komputer client/ perangkat jaringan (walau dalam
jumlah yang banyak) secara otomatis. Jadi kita tidak perlu memberikan alamat IP
secara manual kepada setiap komputer satu per satu.
2.5 TCP / IP dan Subnetting
2.5.1 TCP / IP
34
Menurut Sugeng Dan Winarto (2013:16) TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol) merupakan protokol jaringan paling banyak
digunakan. TCP/IP merupakan sekelompok protokol yang mengatur komunikasi
data yang ada di internet. Semua komputer yang tehhubung dengan internet dan
menggunakan protokol ini bisa saling berkomunikasi meskipun menggunakan
perangkat dan sistem operasi yang berbeda.
Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini
berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol
yang paling banyak digunakan saat ini, karena protokol ini mampu bekerja dan
diimplementasikan pada lintas perangkat lunak (software) di berbagai sistem
operasi Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat
independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan,
sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema
pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang
mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling
berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga
bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem.
35
Sumber: http://www.ciscotut.com/icnd1.network_models.html
Gambar II.25 Model TCP/IP
2.5.2 Pengertian IP Address
Menurut Irawan (2013:70) “IP Address (Internet Protocol Address) adalah
alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan peralatan jaringan lainya untuk
dapat diidentifikasi oleh komputer lain”. IP address memiliki dua fungsi, yakni:
Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan. Fungsi ini
diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa
orang tersebut. dalam jaringan komputer berlaku hal yang sama.
Sebagai alamat lokasi jaringan. Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat
rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman
36
paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang
harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.
IP address menggunakan bilangan 32 bit. Sistem ini dikenal dengan nama
Internet Protocol version 4 atau IPv4. Saat ini IPv4 masih digunakan meskipun
sudah ada IPv6 yang diperkenalkan pada tahun 1995. Hal ini dikarenakan
tingginya pertumbuhan jumlah komputer yang terkoneksi ke internet. Maka
dibutuhkan alamat yang lebih banyak yang mampu mengidentifikasi banyak
anggota jaringan.
2.5.3 Format IP Address
Sebenarnya pengalamatan IP address menggunakan bilangan biner.
Namun supaya lebih mudah ditulis dan dibaca oleh manusia, maka IP address
ditulis dengan bilangan 4 desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik.
Format penulisan ini disebut sebagai dotted-decimal notation. Setiap bilangan
desimal merupakan nilai dari satu oktet atau delapan bit alamat IP. Sebagai contoh
adalah sebagai berikut:
192.168.1.1 Jika dikonversi menjadi bilangan biner adalah sebagai berikut:
11000000.10101000.1.1
Struktur IP address terdiri atas dua bagian yaitu bagian networkID dan
hostID. NetworkID menunjukkan ID alamat jaringan tempat host-host berada,
sedangkan hostID adalah bagian yang menunjukkan host itu berada.
Sederhananya, networkID seperti nama jalan sedangkan hostID adalah nomor
rumah dijalan tersebut.
37
Sumber: http://ilmukomputer.org/2013/01/31/perhitungan-tentang-subnetting
Gambar II.26 Format IP Address
2.5.4 Host ID dan Network ID
Host ID merupakan ID yang digunakan untuk mengindentifikasikan suatu
host secara spesifik pada jaringan komputer dan setiap komputer memiliki ciri
khas yang berbeda. Network ID jaringan dipakai untuk melanjutkan kiriman
paket-paket data yang melewati jaringan.ketika mengirimkan paket data
jaringan,setiap host harus mempunyai dan menggunakan alamat dari host ID.
2.5.5 Pembagian Kelas IP Address
IP Address Kelas A, merupakan IP address dengan jumlah yang sangat
besar, sehingga biasanya digunakan untuk jaringan yang sangat besar dengan
jumlah host yang sangat banyak. Sebagai contoh pada penggunaan IP address :
113.46.5.6 , 113 berfungsi sebagai network ID sedangkan 46.5.6 berfungsi
sebagai host ID nya.
IP Address Kelas B, merupakan IP address dengan jumlah host yang
sedang, jumlah maksimal host berkisar 65.534 host, sehingga IP ini cocok untuk
jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
38
Sebagai contoh penggunaan IP address Kelas B adalah : 132.92.121.1 , 132.92
berfungsi sebagai network ID sedangkan 121.1 berfungsi sebagai host ID.
IP Address Kelas C, merupakan IP address dengan jumlah host yang
sangat kecil sehingga IP address ini digunakan untuk jaringan kecil seperti
disekolah-sekolah, dikantor-kantor maupun instansi rumahan, jumlah maksimal
host pada IP address ini hanya 254 host. Seabagai contoh penggunaan IP Address
Kelas C adalah : 192.168.1.2 , 192.168.1 merupakan network ID dan 2 merupakan
host ID-nya
2.5.6 Subnetting
Menurut Irawan (2013:39) “subnetting adalah membagi jaringan kedalam
beberapa bagian dengan “memecah” host id subnett mask untuk dijadikan
beberapa network id baru bagi jaringan jaringan yang lebih kecil”.
Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan mengapa
perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan
dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai
network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address
network yang unik. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti
akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary
yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address
39
umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet
mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-
Broadcast.
Tabel II.1
Range IP Address
Sumber: http://ilmukomputer.org/2013/01/31/perhitungan-tentang-subnetting
a. Kelas A
IP address kelas A terdiri atas 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit
digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan
40
dengan jumlah host sangat besar. Pada bit pertama diberikan angka 0 sampai
dengan 127.
Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Oktat pertama : 0 - 127
Jumlah network : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Rentang IP : 1.x.x.x - 126.x.x.x
Jumlah IP address : 16.777.214
Contoh
IP address 120.31.45.18 maka :
· NetworkID = 120
· HostID = 31.45.18
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
b. Kelas B
41
IP address kelas B terdiri atas 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit
digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan
dengan jumlah host tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama, diberikan angka 10.
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Oktat pertama : 128 - 191
Jumlah network : 16.384
Rentang IP : 128.1.x.x - 191.255.x.x
Jumlah IP address : 65.534
Contoh
IP address 150.70.60.56 maka :
· NetworkID = 150.70
· HostID = 60.56
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70
c. Kelas C
42
IP address kelas C terdiri atas 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit
digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan
berukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area
Network atau LAN. Pada 3 bit pertama, diberikan angka 110.
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Oktat pertama : 192 - 223
Jumlah network : 2.097.152
Rentang IP : 192.0.0.x - 223.255.225.x
Jumlah IP address : 254
Contoh
IP address 192.168.1.1 maka :
· NetworkID = 192.168.1
· HostID = 1
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1
43
Kelas IP address lainnya adalah D dan E, namun kelas IP D dan E tersebut
tidak digunakan untuk alokasi IP secara normal tetapi digunakan untuk IP
multicasting dan untuk eksperimental.
Tabel II.2
Jumlah Host
Sumber:www.slidehare.net
2.5.7 Subnet Mask
Nilai subnet mask berfungsi untuk memisahkan network ID dengan host
ID.Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan, apakah jaringan yang
dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal. Untuk jaringan Nonlokal berarti
TCP/IP harus mengirimkan paket data melalui sebuah Router. Dengan demikian,
diperlukan address mask untuk menyaring IP address dan paket data yang keluar
masuk jaringan tersebut.
Kelas Antara Jumlah jaringan Jumlah host id jaringan
A 1 sampai 126 126 16.777.214
B 128 sampai 191 16.384 65.534
C 192 sampai 223 2.097.152 254
Kelas Alamat awal Alamat akhir
A xxx.0.0.1 xxx.255.255.255
B xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.255
C xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.255.255
44
Network ID dan host ID didalam IP address dibedakan oleh penggunaan
subnet mask. Masing-masing subnet mask menggunakan pola nomor 32-bit yang
merupakan bit groups dari semua satu (1) yang menunjukkan network ID dan
semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Sebagai contoh, alamat kelas B: 170.203.93.5 bilangan binernya adalah:
10101010 11001011 01011101 00000101
Subnet mask default untuk alamat kelas B adalah :
11111111 11111111 00000000 00000000
Bisa juga ditulis dalam notasi desimal :
255.255.0.0
Tabel II.3
Subnet Mask untuk Internet Address Clasess
Kelas Bit Subnet Subnet mask
A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0
Sumber: http://ilmukomputer.org/2013/01/31/perhitungan-tentang-subnetting
2.6 Sistem Keamanan Jaringan
Menurut Gondohanindijo Dalam Asteroid dan Hendrian (2016:79)
45
“Kelemahan jaringan wireless terletak pada kelemahan pada konfigurasi dan jenis
enkripsi yang digunakan”. Ada beberapa tipe dari seranagan yang dilakukan oleh
seorang penyerang menurut Gondohanindijo Dalam Asteroid dan Hendrian
(2016:145) antara lain:
1. Interruption, Penyerang telah menyerang dan merusak sistem. Layanan pada
sistem menjadi tidak tersedia ataua tidak berfungi sebagaimana mestinya.
2. Fabrication, sistem pada targettelah dimasuki atau disisipi suatu objek palsu
oleh penyerang. Contoh sperti email palsu kedalam komputer target.
3. Modification, penyerang telah berhasil mengakses sistem file data. Penyerang
tidak saja dapat melihat-lihat apa saja yang terdapat pada sistem tersebut,
melainkan juga memodifiasi atau mengubah semua informasi data yang
berada pada sistem tersebut.
2.6.1 Jenis –Jenis Keamanan Jaringan
1. Probe
Adanya usaha yang tidak berhak dilakukan untuk dapat mengendalikan dan
memperoleh atau meraih ke dalam suatu sistem yang memiliki tugas untuk
mencari tahu tentang sumber informasi dari sistem itu sendiri.
2. Scan
46
Merupakan dari kegiatan dari probe dalam jumlah yang cukup besar dengan
menggunakan tools secara otomatis. Tools tersebut secara otomatis akan
memberikat infomasi mengenai port-port berapa saja yang terbuka pada local host
dan host remote.
3. Account Compromise
Dalam sebuah komputer, memilki akun secara ilegal yang digunakan bukan dari
administrator. Account Compromise dapat mengalami kehilangan data ataupun
kerusakan data. Jika dibiarkan maka secara otomatis terjadinya insiden account
compromise dapat mengalami kerusakan lebih lanjut dan dapat terjadinya
kerusakan data yang sangat besar.
4. Root Compromise
Root Compromise serupa dengan Account Compromise,hanya saja perbedaan
account yang di gunakan oleh bukan administrator.Sedangkan
Root Compromise, penyusup yang berhasil melakukan root compromise dapat
melakukan apa saja pada sistem korban, seperti termaksud menjalankan program,
mengubah sistem kerja dan lain sebagainya.
5. Packet Sniffer
Merupakan suatu device, baik perangkat lunak serta perangkat keras yang
bertujuan untuk memproleh informasi yang melewati jaringan komputer. Packet
Sniffer berfungsi membuat NIC ( Network Interface Card ). Keberadaan sniffer
sulit terdeteksi jika dilakukan kombinasi antara perangkat lunak dan perangkat
47
keras. Hal ini di sebab karena aplikasi tersebut sangat pasif dan tidak
meninggalkan jejak pada sistem.
6. DOS (Daniel Of Service)
Database merupakan data yang sangat penting serta pelayanan-pelayang yang di
berikan oleh pihak pemberi jaringan. Dengan hal ini kebanyakan para user
menggunakan fasilitas-fasilitas yang di berikan oleh pihak pemberi jaringan agar
pekerjaan yang dilakukan lebih baik. Jika pelayanan ini tidak di manfaatkan maka
akan menyebabkan kehilangan seluruh produktifitas dan sulit untuk menentukan
penyebab terjadinya Daniel Of Service
7. Exploitation of Trust
Sebelum mengambil ke putusan, komputer akan memeriksa file-file yang
memspesifikasikan komputer lain yang ada dalam jaringan tersebut. Jika
penyerang membuat identitas mereka tersamar seakan penyerang tersebut
menggunakan komputer yang dapat di percayai. Maka komputer tersebut dapat
memproleh akses komputer lain secara ilegal.
8. Malicious Code
Merupakan program apabila di eksekusi maka akan menyebabkan sesuatu yang
tidak di inginkan para user. Malicious Code merupakan trojan horse, virus, dan
worm. Biasanya trojan horse dan virus menyusup ke suatu file dan juga program,
sedangkan worm adalah program yang dapat di publikasikan diri dan
menyebarkan intervensi setelah program tersebut di jalankan.
48
2.1.2 Jenis Jaringan Berdasarkan Distribusi Data dari Suatu Jaringan1. Jaringan TerpusatMenurut Irawan (2013:6) Jaringan terpusat “adalah jaringan yang terdiri dari server sebagai pusat data dan komputer client sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi”.Jaringan terpusat merupakan jaringan umum yang biasanya digunakan pada warne...2.1.3 Jenis Jaringan Berdasarkan Transmitter yang Digunakan1. Jaringan Kabel (Wired Network)2.1.4 Jenis Jaringan Berdasarkan Peran dan Juga Hubungan antar Komputer1. Client – Server2. Kabel Twisted Pair