33
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Pemecahan Saham Terdapat teori yang menjelaskan motivasi perusahaan melakukan pemecahan saham yaitu Signaling theory dan Trading range theory. a) Signaling Theory Menurut Sharpe (1997: 211) dalam Ivana (2011), signaling theory menekankan bahwa pengumuman informasi laba akuntansi memberikan signal positif bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara pemecahan saham terhadap laba dapat dilihat dari informasi laporan keuangan tahunan perusahaan. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Pemecahan Saham

Terdapat teori yang menjelaskan motivasi perusahaan melakukan

pemecahan saham yaitu Signaling theory dan Trading range theory.

a) Signaling Theory

Menurut Sharpe (1997: 211) dalam Ivana (2011), signaling theory

menekankan bahwa pengumuman informasi laba akuntansi

memberikan signal positif bahwa perusahaan mempunyai prospek

yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik

untuk melakukan perdagangan saham. Dengan demikian hubungan

antara pemecahan saham terhadap laba dapat dilihat dari informasi

laporan keuangan tahunan perusahaan. Salah satu jenis informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di

luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan.

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa

informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak

berkaitan dengan laporan keuangan.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan

mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui

oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua

investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

10

setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio

dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan.

Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka

perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara

terbuka dan transparan. Menurut Lestari (2012) signaling theory atau

dikenal juga dengan istilah information asymmetry menyatakan bahwa

stock split memberikan sinyal yang informatif kepada investor

mengenai prospek peningkatan return yang substansial dimasa

mendatang. Pada tingkat asimetri informasi tertentu antara manajer

dan investor, manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan

untuk melakukan stock split agar informasi yang menguntukan dapat

diterima oleh investor.

b) Trading Range Theory mengatakan bahwa stock split akan

meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga

saham yang terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya saham

tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga

saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak

investor yang bertransaksi (Zein, Indrawati dan Hariyani, 2014).

Harga saham akan mencerminkan nilai perusahaan. Semakin tinggi

harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Namun bila

harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor

untukberinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi

(Damayanti, Atmajaya dan Darmawan 2014).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

11

2.1.2 Pasar Modal

Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan penawaran ata s instrumen keuangan jangka panjang,

umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal

sebagai ”kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek

(Samsul, 2015).

Menurut Sunariyah (2011), pasar modal merupakan tempat pertemuan

antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para

pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai

kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga

yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan

(entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara

listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.

Dengan wawasan yang luas, proses transaksi pada dasarnya tidak dibatasi

oleh lokasi dan dinding gedung pasar modal, mengingat transaksi dapat

terjadi dimanapun juga. Meskipun demikian, dalam rangka menciptakan

iklim usaha yang sehat dan dapat dipercaya, maka transaksi diatur dalam

kerangka sistem yang terpadu di bawah kendali suatu pasar modal yang

secara legal dijamin oleh undang-undang negara. Tanpa jaminan kepastian

hukum dari negara, maka transaksi investasi tidak akan terlaksana dan tidak

akan menghasilkan iklim yang kondusif. Jaminan yang diberikan negara

akan mendorong pasarmodal menjadi efisien.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

12

Pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada

umumnya. Pasar modal berperan sebagai sumber dana yang bersifat jangka

panjang, alternatif investasi dan wahana untuk melakukan restrukturisasi

permodalan perusahaan. Manfaat pasar modal bagi investor adalah untuk

memberikan kesempatan atau hak kepada masyarakat untuk memiliki

perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik di masa depan,

dan merupakan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan

denganrisiko yang bisa diperhitungkan. Sedangkan manfaat pasar modal

bagi dunia usaha adalah membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha serta

memberikan akses kontrol sosial bagi perusahaan dalam menjalankan

usahanya, mendorong pemanfaatan manajemen profesional dalam

pengelolaan perusahaan, wahana untuk melakukan investasi dalam jangka

pendek (likuiditas) maupun jangka panjang (growth), dan merupakan

sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan. Pasar modal dirancang

untuk investasi jangka panjang.

Pengguna pasar modal ini adalah individu-individu, pemerintah, organisasi

dan perusahaan. Nilai nominal investasi bisa sama dengan pasar uang atau

bisa lebih rendah atau lebih tinggi, yang membedakan bukanlah nilai

nominal investasi tetapi jangka waktu penanaman investasi. Misalnya,

jangka waktu pemegang saham tidak terbatas, tetapi deposito biasanya

mempunyai waktu kurang dari satu tahun. Di pasar modal, penawaran dan

permintaan sangat bervariasi dibandingkan pada pasar uang. Dari segi lain,

penawaran pada saat ini bisa menjadi permintaan besok. Tetapi, pemain

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

13

yang memegang peranan penting adalah perusahaan-perusahaan dengan

berbagai ukuran yang menggunakan dana jangka panjang.

Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam suatu negara yang

pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang

lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang

bertujuan untuk menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan

keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal.

Terkecuali dalamsuatu negara dengan perekonomian sosialis ataupun

tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. Pasar modal yang efisien

merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri dari banyak penjual dan pembeli

yang saling berinteraksi di dalamnya dan memiliki karakter yang bersifat

bebas (free market), di mana cukup mudah bagi para investor baru untuk

masuk dan mengadakan transaksi dan sebaliknya, juga cukup mudah bagi

lainnya untuk meninggalkan pasar setiap saat. Beberapa aspek tambahan

lainnya yang merupakan syarat utama terbentuknya suatu pasar modal yang

efisien adalah aspek-aspek berikut ini:

a. Ketersediaan dan penyebaran informasi

Informasi tersedia bagi masyarakat secara bebas dan relatif tanpa biaya.

Pentingnya ketersediaan dan penyebaran informasi ini disebabkan oleh

investor membutuhkan informasi terkait secara cepat dan terus menerus

untuk melakukan penilaian harga saham, sehingga informasi tersebut dapat

dengan segera tercermin pada harga saham.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

14

b. Harga saham berfluktuasi bebas

Harga saham tidak dapat dikendalikan oleh penjual dan pembeli di pasar

modal. Investor individu tidak cukup kuat untuk mempengaruhi pergerakan

harga saham. Terdapat beberapa investor institusi yang cukup kuat

mempengaruhi harga. Investor ini dikendalikan melalui peraturan pasar

modal sehingga tidak dapat melakukan manipulasi harga.

c. Terdapat analis investasi dalam jumlah besar di pasar modal

Dikenal adanya dua tipe analis investasi yang membantu terjadinya

perubahan harga saham secara acak di pasar modal. Pertama, para analis

fundamental berusaha mempelajari kondisi perekonomian secara umum.

Kedua, para analis teknikal yang berusaha mempelajari pergerakan harga

saham di masa lalu dan mencari suatu pola-pola tertentu dari perubahan

harga di masa lalu tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa semakin

banyak analis investasi dan maraknya persaingan antar mereka akan

membuat pasar modal setiap saat menunjukkan harga saham yang

mencerminkan semua informasi yang relevan.

2.1.3 Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan

sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Menurut

Husnan (2015:29) dalam I Ketut Pradipta (2017), “saham merupakan

secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki

kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

15

organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang

memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”. Dalam transaksi

jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling

dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji (2011:6), ada beberapa sudut

pandang untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:

A. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan

laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi,

pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam

pembagian dividen dari penjualan asset perusahaan. Menurut Siamat

(2014:385), ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b) Memiliki hak suara (one share one vote).

c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir

apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan

apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen

akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan

asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan

saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat

(2014:385) adalah:

a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

16

b) Tidak memiliki hak suara

c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam

pencalonan pengurus

d) Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu

setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi

B. Ditinjau dari cara peralihan:

1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah

dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,

siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai

pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama

pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

C. Ditinjau dari kinerja perdagangan:

1) Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai

leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten

dalam membayar dividen.

2) Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen

lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

17

sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan

pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen

tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan

potensi.

3) Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang

tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4) Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan

penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun

situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini

tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi

sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan

yang tinggi pada masa resesi.

Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke

waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan

penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah

permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika

jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek

maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi

fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

18

Menurut Alwi (2013:87), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan

harga saham antara lain:

1) Faktor Internal yaitu:

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,

laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,

manajemen, dan struktur organisasi.

d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.

e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti

melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha

lainnya.

f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per

share (EPS), dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit

margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

19

2) Faktor Eksternal yaitu:

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan

perusahaan terhadap manajernya.

c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham

perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga

saham di bursa efek suatu negara.

e) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

2.1.4 Stock Split

Menurut Nining (2012) stock split merupakan suatu aktivitas yang

dilakukan oleh para manajer perusahaan dengan melakukan perubahan

terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham

sesuai dengan split factor. Split factor merupakan perbandingan jumlah

saham yang beredar sebelum dilakukannya split dengan jumlah saham yang

beredar setelah dilakukannya split. Stock split biasanya dilakukan pada saat

harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan

para investor untuk membelinya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

20

Dengan melakukan stock split diharapkan harga saham yang dinilai terlalu

tinggi dapat menurun sehingga dapat menarik investor untuk membeli dan

meningkatkan volume perdagangan saham tersebut. Stock split berarti

memecah selembar saham menjadi sejumlah lembar saham. Stock split akan

mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa

transaksi jual beli. Setelah dilaksanakan stock split, nilai nominal saham per

lembar dan jumlah lembar saham mengalami perubahan, sebaliknya nilai

total nominal saham tidak mengalami perubahan. Kondisi ini tidak

menyebabkan perubahan nilai ekuitas pemegang saham. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa peristiwa stock split tidak memiliki nilai ekonomis

karena tidak menyebabkan perubahan proporsi kepemilikan investor dan

tidak mempengaruhi tingkat kesejahteraan pemegang saham.

Stock split merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah

nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio

stock split yang ditentukan. Perubahan nilai nominal tersebut hanya

mengakibatkan penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah

jumlah modal ditempatkan dan modal disetor (paid in capital). Dengan kata

lain, aksi pemecahan saham tidak akan mengurangi atau menambah nilai

investasi dari pemegang saham/investor.

Dengan adanya stock split, saham emiten di pasar akan lebih murah dan

jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini, maka

perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan

kemampuannya menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

21

Selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut, kesempatan masyarakat

luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi.

Menurut Nining (2012) harga saham selalu mengalami perubahan setiap

harinya bahkan tiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu

investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Adapun faktor internal menurut Nining (2012) antara lain sebagai berikut :

a. Laba perusahaan

b. Pertumbuhan aktiva tahunan

c. Likuiditas

d. Nilai kekayaan total

e. Penjualan

Sedangkan faktor eksternal menurut Nining (2012) adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan pemerintah dan dampaknya

b. Pergerakan suku bunga

c. Fluktuasi nilai tukar mata uang

d. Rumor dan sentimen pasar

Baker dan Powell (dalam Retno, 2011) menyatakan bahwa pemecahan

saham memberikan sinyal/informasi kepada investor mengenai prospek

perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan melakukan pemecahan

saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan ternyata merupakan

suatu keputusan yang mahal. Semakin tingginya tingkat komisi saham dan

menurunnya harga saham mengakibatkan bertambahnya biaya yang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

22

dikeluarkan manajemen perusahaan dalam melakukan kebijakan pemecahan

saham.

Menurut Lestari (2016) dengan adanya stock split, harga saham menjadi

tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu

bertransaksi. Kondisi ini menyebabkan semakin bertambahnya jumlah

saham yang diperdagangkan dan jumlah pemegang saham. Jadi, menurut

Lestari (2016), Trading range theory perusahaan melakukan stock split

karena memandang harganya terlalu tinggi.

Menurut Akhmad dan Ramadiyansari (2013), stock split adalah penurunan

nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah

saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (split factors). Split

factors diartikan sebagai perbandingan antara jumlah saham yang beredar

setelah pemecahan dengan saham yang beredar sebelum pemecahan. Pada

dasarnya terdapat dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu

pemecahan naik (split-up) dan pemecahan turun (split-down atau reverse

split). Pemecahan saham naik adalah penurunan nilai nominal per lembar

saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar,

sedangkan pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar

saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar.

Corporate action adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

dan mempunyai kemungkinan mempengaruhi harga saham di bursa efek.

Keputusan perusahaan untuk melakukan suatu aksi didasarkan pada

beberapa tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan modal dan untuk

meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Corporate action yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

23

seringkali dilakukan di pasar modal adalah stock split, right issue, saham

bonus dan pembagian dividen (Rusliati dan Farida, 2010).

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kondisi perekonomian Indonesia

dan pasar modal tahun 2015 ini sedang melemah. Paket kebijakan ekonomi

yang dikeluarkan diharapkan dapat memberikan insentif bagi pertumbuhan

ekonomi. Situasi itu membuat laju IHSG BEI sepanjang Januari hingga

Desember 2015 mengalami tren konsolidasi cenderung melemah. Harga

saham yang secara absolut terlalu tinggi menjadi penyebab saham kurang

likuid diperdagangkan di bursa, selain itu juga sulit dijangkau oleh investor

individu. Oleh karena itulah sejumlah emiten berupaya menjaga harga agar

saham tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih

banyak diperdagangkan. Aksi korporasi untuk mencapai tujuan tersebut

biasa dilakukan melalui stock split.

Latar belakang stock split dilakukan biasanya berawal dari harga yang

diperkirakan terlalu tinggi dapat memberikan kesan mahal bagi investor

sehingga tidak semua investor berani membeli saham tersebut. Kemampuan

investor untuk membeli saham juga menjadi berkurang. Menyikapi kondisi

ini, Bursa Efek Indonesia menjalin komunikasi dengan manajemen emiten

untuk mengambil opsi stock split. Dengan demikian, tingkat likuiditas

saham yang umumnya punya fundamental bagus tetap berlanjut.

Pendekatan tersebut juga bertujuan agar saham-saham yang saat ini

harganya sudah terlalu tinggi, kembali terjangkau oleh investor yang

bermodal minim. Selain itu, dengan semakin banyaknya jumlah saham yang

diperdagangkan (likuid), diharapkan pasar akan semakin ramai. Pada

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

24

dasarnya stock split merupakan pemecahan jumlah lembar saham menjadi

jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang

lebih rendah per lembar sahamnya secara proporsional. Dengan demikian

saham emiten di pasar akan lebih rendah dan jumlahnya pun akan lebih

banyak.

A. Jenis Stock Split

Pada dasarnya terdapat dua jenis stock split yang dapat dilakukan oleh

suatu perusahaan, yakni pemecahan saham naik dan pemecahan saham

turun (Nining, 2012):

a. Pemecahan saham naik atau split up

Split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham sehingga

mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya, 2:1,

3:1, 4:1 dan lain-lain. Stock split dengan split factor 2:1 maksudnya adalah 2

lembar saham baru (lembar setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 1

saham lama ( lembar sebelum pemecahan saham ). Stock split dengan split

factor 3:1 maksudnya adalah 3 lembar saham baru (lembar setelah

pemecahan) dapat ditukar dengan 1 saham lama (lembar sebelum

pemecahan) dan seterusnya.

b. Pemecahan saham turun atau split down

Split down merupakan peningkatan nilai nominal per lembar saham

sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah saham yang beredar.

Misalnya stock split dengan split faktor 1:2, 1:3, 1:4 dan lain-lain. Stock

split dengan split faktor 1:2 maksudnya adalah 1 lembar saham baru (lembar

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

25

setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 2 lembar saham lama (lembar

sebelum pemecahan). Stock split dengan split factor 1:3 maksudnya adalah

1 lembar saham baru (lembar setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 3

lembar saham lama (lembar sebelum pemecahan) dan seterusnya.

B. Tujuan dan Manfaat Stock Split

Yuliastari (2013) mengemukakan tujuan utama emiten melakukan stock

split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham

menjadi lebih luas. Selain itu stock split bertujuan untuk menempatkan

saham dalam trading range yang optimal. Kebijakan stock split ini

dilakukan sebagai strategi untuk mempengaruhi transaksi saham tersebut di

bursa, dimana harga awal yang diperkirakan terlalu tinggi dapat

memberikan citra mahal bagi investor sehingga tidak semua investor berani

membeli saham tersebut. Stock split dilakukan oleh perusahaan dengan

harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut (Annafi dalam

Ciptaningsih, 2010):

1. Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk

diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar.

2. Mengubah investor odd lot membeli saham dibawah 500 lembar menjadi

round lot membeli saham minimal 500 lembar.

3. Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih

tinggi karena basis harga yang lebih rendah.

4. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi.

5. Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

26

2.1.5 Dividen

Deviden merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang

didistribusikan kepada para pemegang saham dan pada umumnya dapat

dilakukan secara berkala baik dalam bentuk uang (Cash), dividen saham

(Stock Dividend), dan dividen ekstra. Dividen ekstra diberikan sebagai

tambahan pembayaran dividen pada pemegang saham karena adanya

kelebihan harga yang diperoleh perusahaan dari yang diprediksikan.

Dividen ekstra biasanya diberikan oleh perusahaan yang menganut

kebijakan dividen kecil yang teratur. Kebijakan dividen adalah keputusan

manajemen apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada

pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba yang

ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Total sumber

dana intern (internal financing) akan berkurang apabila suatu perusahaan

memilih untuk membagi laba sebagai dividen. Kemampuan membentuk dana

intern akan semakin besar jika perusahaan lebih banyak menahan laba yang

diperoleh.

Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang

sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua

pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para

pemegang saham, dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan

sebagai pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan

dengan keuntungan yang diperoleh. Kebijakan dividen adalah kebijaksanaan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

27

yang berhubungan denganpembayaran deviden oleh pihak perusahaan, berupa

penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk

kepentingan pihak perusahaan.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya

kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam

jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen

saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen

sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan

bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Dalam banyak

hal dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah

pertimbangan investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga

timbul the residual theory of dividend.

Menurut teori residual dividen (The Residual Theory of Devidend)

menjelaskan bahwa jika perusahaan tidak dapat memperoleh pengembalian

dari investasi yang melebihi biaya modal maka laba harus dibagikan dengan

membayar dividen kepada pemegang saham. Pendekatan ini menyatakan

bahwa dividen “tidak relevan”. Dividen hanya menunjukkan sisa pendapatan

dan bukan variabel keputusan yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dividen

yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan sisa setelah dilakukan

pembayaran atas kesempatan peluang investasi yang dilaksanakan (Inge dan

Ridwan, 2013).

Di samping itu ada juga yang mempertimbangkan pembagian dividen kas

untuk mengurangi masalah keagenan, sehingga timbul peranan dividen dalam

mengurangi masalah keagenan (agency problems), dan masih banyak lagi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

28

pertimbangan manajemen dalam menentukan besarnya dividen yang akan

dibagikan. Namun demikian tak satupun dari pemikiran ini menghasilkan

suatu keputusan yang paling memuaskan, karena secara bersama-sama

mereka nampak hanya memberikan penjelasan mengapa perusahaan

membayar dividen. Kebijakan dividen bukan hanya mementukan besarnya

dividen yang akan dibagikan, tetapi juga mencakup apa bentuk dividen yang

akan dibayarkan.

Alternatif kebijakan pemberian dividen yang bisa dilakukan oleh

perusahaan antara lain: cash dividend, stock dividend, stock split dan

repurchase stock. Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam

bentuk kas oleh perusahaan kepada pemegang saham.

Dividend yield adalah dividen yang dibagikan dalam satu tahun terakhir

dibagi harga saham pada saat itu. Persentase dari laba yang dibagikan sebagai

cash dividend atau disebut dividend payout ratio. Payout ratio diperoleh dari

jumlah dividen per lembar saham dibagi earning perlembar saham. Tingginya

dividend payout ratio yang ditetapkan oleh suatu perusahaan mengakibatkan

semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam

perusahaan.

Devidend payout ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur persentase laba bersih yang dibagikan para pemegang saham dalam

bentuk deviden untuk periode waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun).

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya

kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam

jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

29

saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen

sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan

bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut disatu pihak

dan juga dapat membayarkan deviden kepada pemegang saham dilain pihak,

tetapi tujuan tersebut selalu bertentangan.

Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di

dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk

pembayaran deviden makin kecil. Selain jumlah deviden yang dibagikan

perusahaan, investor juga memperhatikan tingkat Devidend Payout Ratio

(DPR) perusahaan. Rasio pembayaran deviden (Devidend Payout Ratio)

menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai

sumber pendanaan. Rasio pembayaran deviden adalah persentase deviden

yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham

(Jogiyanto, 2010:252).

Menurut Jogiyanto (2010), beberapa faktor yang mempengaruhi

kebijakan deviden antara lain :

a. Posisi likuiditas perusahaan

Oleh karena dividen merupakan cash out flow maka perlu memperhatikan

posisi likuiditas perusahaan. apabila posisi likuiditas perusahaan baik, maka

kemungkinan laba yang dibayarkan sebagai dividen tunai menjadi besar.

b. Biaya pengeluaran saham baru

Keperluan bisa dipenuhi dengan mengeluarkan saham baru, tetapi setiap

pengeluaran saham baru tentu ada biayanya. Apabila biaya emisi saham

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

30

baru tinggi mungkin lebih besar dari biaya modal dari laba ditahan, maka

mengakibatkan laba yang dibagikan sebagai dividen semakin kecil,

umumnya dividend payout ratio (DPR) berkolerasi negative dengan

kebutuhan dana untuk investasi.

c. Penggunaan utang

Suharli (2015:291) menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki utang

yang tinggi menyebabkan kecendrungan pembayaran dividen yang rendah,

hal ini dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan memenuhi kewajiban

kepada kreditur terlebih dahulu sebelum memberikan dividen kepada

pemegang saham.

d. Pengendalian

Pengeluaran saham baru akan mengakibatkan penambahan pemilik,

sehingga proporsi kepemilikan pemegang saham lama semakin kecil dan

mengakibatkan berkurangnya pengendalian perusahaan oleh pemilik

saham lama. Oleh karena itu DPR cenderung kecil supaya pengendalian

perusahaan oleh pemegang saham lama tetap besar atau tidak berkurang.

e. Stabilitas keuntungan

Perusahaan yang mempunyai keuntungan yang stabil maka potensi untuk

membagi dividen menjadi besar tanpa khawatir untuk menurunkan dividen

di masa yang akan datang apabila laba merosot. Tetapi apabila keuntungan

perusahaan sangat fluktuatif maka risiko kebangkrutan besar sehingga

kebijakan dividen dilakukan dengan devidend payout ratio rendah.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

31

f. Harapan pemodal

Preferensi pemodal terhadap dividen pada saat sekarang adalah bahwa

dividen merupakan penerimaan kas yang sudah pasti sedangkan capital

gains belum pasti. Oleh karena itu pemodal lebih suka kalau perusahaan

melakukan kebijakan dividen dengan DPR tinggi.

g. Stock split

Pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih

banyak dengan cara memecahkan harga nominal per lembar secara

proporsional.

Pandangan ini diungkapkan oleh Suad (2012) dalam menentukan

kebijakan dividen maka faktor yang diperhatikan adalah:

1) Karena adanya keengganan yang menurunkan permbayaran dividen

per lembar saham, ada baiknya perusahaan menentukan dividen dalam

jumlah yang tidak terlalu besar. Dengan demikian memudahkan

perusahaan untuk meningkatkan pembayaran dividen kalau laba

perusahaan meningkat dan tidak perlu segera menurunkan pembayaran

dividen kalau laba menurun.

2) Apabila perusahaan mendapatkan kesempatan investasi yang

menguntungkan perusahaan lebih baik mengurangi pembayaran dividen

dari pada penerbitan saham baru. Penurunan pembayaran dividen

mungkin akan diikuti dengan penurunan harga saham, tetapi apabila

pasar modal efisien harga akan menyesuaikan kembali dengan informasi

yang sebenarnya yaitu adanya investasi yang menguntungkan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

32

3) Dalam kegiatan tidak terdapat biaya transaksi tambahan kekayaan

karena kenaikan harga saham sama menariknya dengan tambahan

kekayaan karena pembayaran dividen. Dengan demikian kalau tidak ada

faktor pajak, menerima dividen akan lebih menguntungkan daripada

memperoleh capital gain, karena itulah sekelompok pemodal mungkin

memilih saham yang membagikan dividen secara teratur.

4) Karena pemodal juga membayar pajak, maka bagi pemodal yang

sudah berada dalam tax bracket yang tinggi mungkin akan menyukai

menikmati capital gain, kalau sebagian besar pemegang saham

merupakan pemodal yang mempunyai tax bracket tinggi dan pembagian

dividen akan cenderung tidak terlalu besar.

2.1.6 Laba

Laba adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode. Laba

akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi

dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan

dengan pendapatan tersebut. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) laba

per lembar saham (earning per share) adalah rasio yang menunjukkan

seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang

saham. Informasi laba sering dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan

dan digunakan secara luas oleh pemegang saham dan penanam modal

potensial dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan. Laba dipakai untuk

mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam penggunaan sumbe daya ekonomi

perusahaan.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

33

Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba

periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan perusahaan

lain dengan industri yang sama. Hingga saat ini banyak yang memandang

laporan laba rugi akuntansi sebagai informasi terbaik dalam menilai prospek

arus kas dimasa depan. Oleh karena itu kualitas laba akuntansi yang

dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal

perusahaan.

Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki

sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsi dan dapat mencerminkan

kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga semakin besar

gangguan persepsi yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin

rendah kualitas laba akuntansi tersebut.

Menurut standar akuntansi keuangan PSAK No.1 (IAI:2004:04) laporan

keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip

akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,

sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut M. Nafarin (2011: 788) “Laba (income) adalah perbedaan

antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran

untuk periode tertentu”. Menurut Abdul Halim & Bambang Supomo

(2012;139) “Laba merupakan pusat pertanggungjawaban yang masukan dan

keluarannya diukur dengan menghitung selisi antara pendapatan dan biaya”.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

34

Menurut Kuswadi (2012:135), menyatakan bahwa “Perhitungan laba

diperoleh dari pendapatan dikurangi semua biaya”. Menurut Mahmud M.

Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa“Laba merupakan ukuran keseluruhan

prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut : Laba = Penjualan-

Biaya”. Menurut Darsono (2015:20) laporan laba rugi merupakan akumulasi

aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya-biaya selama periode

waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

Untuk melihat periode waktu tertentu yang dilaporkan, maka pembaca

laporan laba rugi perlu memperhatikan kepala pada laporan tersebut.

Dechows (2010), mendefenisikan kualitas laba sebagai berikut: “Higher

quality earnings provide more information about the features of a firms

financial performance that are relevant to a specific decision made by a

specific decision-maker.”

Dari definisi di atas, terdapat tiga hal yang harus digaris bawahi. Pertama,

kualitas laba tergantung pada informasi yang relevan dalam membuat

keputusan. Dengan demikian, pedefenisian kualitas laba di atas hanya dalam

konteks model keputusan tertentu. Kedua, kualitas dari angka laba yang

dilaporkan dilihat dari apakah informasi tersebut menggambarkan kinerja

keuangan suatu perusahaan. Ketiga, kualitas laba secara bersama-sama

ditentukan oleh relevansi dari kinerja keuangan yang mendasari keputusan.

Dechow (2010) mengklasifikasikan proksi dari kualitas laba ke dalam tiga

kategori utama yaitu: sifat laba (properties of earnings), respon investor

terhadap laba (investor responsiveness to earning), dan indikator eksternal

dari salah saji laba (indicators external of earnings misstatement). Kategori

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

35

pertama meliputi: persistensi laba (earnings persistence), ukuran besarnya

akrual (magnitude of accruals), nilai sisa model akrual (residual models

accrual), perataan laba (earnings smoothness), dan ketepatan pengakuan rugi

(timely loss recognition). Kategori kedua meliputi: earnings response

coefficient (ERC). Dan kategori ketiga meliputi: Accounting and Auditing

Enforcement Releases (AAERs), pernyataan kembali (restatements), dan

ketidakefisienan prosedur internal kontrol berdasarkan Sarbanes Oxley Act

(internal control procedure deficiencies reported under the Sarbanes Oxley

Act).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

No. Nama Judul Variabel

Penelitian Hasil

1. Endang Sri

Utami (2012)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi stock

split

Harga saham

Frekuensi

perdagangan

saham

Abnormal

return

Harga saham

berpengaruh

terhadap

keputusan

perusahaan untuk

melakukan

pemecahan

saham (stock

split).

Ada perbedaan

harga saham

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

36

antara sebelum

dan sesudah

stock split

Tidak ada

perbedaan

frekuensi

perdagangan

saham kuartal

pertama

seebelum stock

split dengan

frekuensi

perdagangan

saham kuartal

pertama sesudah

stock split

Tidak ada

perbedaan

abnormal return

saham kuartal

pertama sebelum

stock split

dengan frekuensi

abnormal return

saham kuartal

pertama sesudah

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

37

stock split

2. Ni Putu Nova

Eka Yanti,

I Ketut

Suryanawa

(2013)

Pengaruh earnings

per share terhadap

harga saham dengan

devidend per share

sebagai variabel

moderasi

Harga Saham

Earnings Per

Share

Devidend Per

Share

EPS memiliki

pengaruh

signifikan

terhadap harga

saham.

Variabel DPS

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap harga

saham

DPS tidak dapat

memoderasi

hubungan atara

EPS terhadap

harga saham.

3. Irdha Yusra,

Lisa Amelia

Herman,

Nova

Begawati

Model kebijakan

devidend

berdasarkan siklus

hidup perusahaan

Laba ditahan

Tingkat

pembayaran

deviden

Laba ditahan

berhubungan

positif dan

signifikan

terhadap tingkat

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

38

(2018) pembayaran

deviden

4. Azilia Yocelin,

Yulius Jogi

Christiawan

(2012)

Analisis pengaruh

perubahan arus kas

dan laba akuntansi

terhadap return

saham pada

perusahaan

berkapitalisasi besar

Return saham

Arus kas

Laba akuntansi

dan keputusan

investasi

Informasi

perubahan arus

kas tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap return

saham.

Informasi laba

akuntansi

berpengaruh

terhadap return

saham

5. Naning

Margasari,

Muniya

Alteza,

Musaroh

(2015)

Sinyal laba dalam

peristiwa pemecahan

saham di bursa efek

Indonesia

Pemecahan

saham

Split factor

signal

Laba bersih

sesudah pajak

Pertumbuhan

laba bersih

sesudah pajak

Split factor

signal sebagai

proksi

informasi privat

berpengaruh

terhadap kinerja

keuangan yang

diukur dengan

laba bersih

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

39

Laba per

lembar saham

sesudah pajak

perusahaan.

Split factor

signal tidak

berpengaruh

terhadap kinerja

keuangan yang

diukur

menggunakan

pertumbuhan

laba bersih

sesudah pajak

dan laba per

lembar saham.

Sumber: Dari berbagai jurnal

2.3 Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Deviden

Menurut teori portofolio dan analisis investasi (Jogiyanto, 2015) secara

umum stock split akan cenderung meningkatkan kinerja pasar. Pada hari

pencatatan terakhir, kecenderungan harga saham akan naik dibandingkan

dengan harga sekarang. Seberapa besar kenaikannya tergantung harga target

stock split nya, namun demikian hari-hari menuju target tersebut akan terjadi

fluktuasi kenaikan dan penurunan saham yang dipengaruhi oleh faktor lain

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

40

yang baik peristiwa dalam negeri maupun global. Menuju hari pencatatan

terakhir, harga saham yang terbentuk merupakan harga penyesuaian para

investor yang sudah berpengalaman dalam membeli saham dengan tujuan

mendapatkan deviden akan mencari waktu dan harga yang tepat pada kurun

waktu tersebut. Kombinasi antara peristiwa pembagian deviden dengan

peristiwa stock split merupakan upaya memberikan sinyal yang positif.

Dengan pemilihan waktu dan harga yang tepat dalam kurun waktu tersebut,

maka investor akan mendapatkan deviden tanpa atau dengan penurunan nilai

pada harga sahamnya. Penelitian Aji Nugroho (2015) menyebutkan

pemecahan saham (stock split) berpengaruh signifikan terhadap deviden.

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Pemecahan saham (stock split) berpengaruh positif terhadap

deviden.

2. Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Laba

Menurut Sharpe (1997: 211) dalam Ivana (2011), signaling theory

menekankan bahwa pemecahan saham (stock split) memberikan signal

positif terhadap laba dan menyatakan bahwa perusahaan mempunyai

prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor

tertarik untuk melakukan perdagangan saham. Informasi laba sering

dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara luas

oleh pemegang saham dan penanam modal potensial dalam mengevaluasi

kemampuan perusahaan. Laba dipakai untuk mengukur efisiensi suatu

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4585/3/BAB II.pdf · dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika

41

perusahaan dalam penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan. Ukuran

efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba periode

berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan perusahaan lain

dengan industri yang sama. Penelitian Dwi Rahmawati (2016)

menyebutkan bahwa pemecahan saham (stock split) berpengaruh

signifikan terhadap laba. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian

terdahulu, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut

H2 : Pemecahan saham (stock split) berpengaruh positif terhadap laba.

2.4 Kerangka Konseptual

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

Sumber: diolah oleh penulis

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa variabel independen dalam penelitian

ini adalah stock split dengan variabel dependen deviden dan laba.

H1

H2

STOCK SPLIT (X)

DEVIDEN (Y1)

LABA (Y2)