16
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui Skinner (Notoatmodjo, 2007), merumuskan perilaku sebagai respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Bloom (Notoatmodjo, 2012) membagi perilaku manusia ke dalam tiga domain dari sudut pandang kesehatan, yaitu : 1. Pengetahuan Merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan dalam hal ini melalui pancaindra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Selanjutnya menurut Bloom, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan manusia. Sehingga Bloom membagi pengetahuan menjadi enam tingkatan, yaitu : a. Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya (recall), termasuk didalamnya sesuatu yang spesifik dan seluruh rangsangan yang telah diterima. b. Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui

Skinner (Notoatmodjo, 2007), merumuskan perilaku sebagai

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar). Bloom (Notoatmodjo, 2012) membagi perilaku manusia ke

dalam tiga domain dari sudut pandang kesehatan, yaitu :

1. Pengetahuan

Merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan dalam hal ini melalui pancaindra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Selanjutnya

menurut Bloom, pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan manusia. Sehingga Bloom

membagi pengetahuan menjadi enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya (recall), termasuk didalamnya sesuatu yang

spesifik dan seluruh rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

8

c. Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Maksudnya adalah sesorang dapat menggunakan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsif dalam konteks atau situasi yang

lain.

d. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetap di dalam

suatu struktur dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.

e. Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-

bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai suatu materi atau

objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap

Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap tidak dapat

dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup. Menurut Newcomb, sikap adalah

suatu kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sehingga sikap bukan

merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku dan masih

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

9

merupakan reaksi tertutup. Menurut Allport, sikap mempunyai

tiga komponen utama yaitu :

a. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecendrungan untuk bertindak

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama

membentuk sikap yang utuh. Selain ketiga komponen tersebut ada

berbagai tingkatan sikap yaitu :

a. Menerima

Diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan objek.

b. Merespons

Diartikan subjek memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan terlepas dari

benar atau salah.

c. Menghargai

Diartikan dalam hal mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab

Subjek mau bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya dengan segala resiko.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

10

3. Tindakan

Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan.

Tindakan memiliki beberapa tingkatan yaitu:

a. Respon terpimpin

Seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

yang benar dan sesuai dengan contoh.

b. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis atau kebiasaan.

c. Adopsi

Suatu tindakan yang sudah berkembang atau sudah

dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

merupakan wanita yang telah melahirkan seseorang; sebutan untuk

wanita yang sudah bersuami; panggilan yang lazim kepada wanita

baik yang sudah bersuami maupun yang belum (Kamus Besar

Bahasa Indonesia edisi III, 2008). Sedangkan menyusui menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memberikan air

susu untuk diminum (kepada bayi) dari buah dada (Kamus Besar

Bahasa Indonesia edisi III, 2008). Menyusui merupakan cara alami

memberi makan bayi berupa ASI (Welford, 2008). Dapat

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

11

disimpulkan bahwa ibu menyusui adalah wanita yang telah

melahirkan anak baik yang telah bersuami ataupun tidak bersuami

yang memberikan air susu (ASI) untuk diminum kepada bayinya

secara alami. Jadi, perilaku ibu menyusui adalah respon atau reaksi

ibu menyusui dalam pemberian air susu (ASI) kepada bayinya

secara alami yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal

dan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan

ASI, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu bentuk intervensi atau upaya

agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan

dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, memberikan

informasi, memberikan kesadaran. Pendidikan tersebut sangat

berperan dalam proses pengembangan diri manusia (Notoatmodjo,

2007). Tingkat pendidikan ibu merupakan determinan yang penting

dalam menentukan lamanya menyusui dan pola pemberian ASI.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

12

b. Sikap ibu

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap

mempunyai 3 komponen pokok, yaitu kepercayaan (ide, konsep

terhapat suatu objek), kehidupan emosional atau evaluasi terhadap

suatu objek, dan kencenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo,

2010). Sikap ibu merupakan faktor yang penting dalam hal

menyusui, karena sikap ibu nantinya akan menentukan bayinya

akan disusui atau akan diberi pengganti ASI.

c. Dukungan keluarga

Kurangnya dukungan dari keluarga terutama dukungan dari

ayah bayi dan orangtua mengakibatkan bayi tidak mendapatkan

ASI eksklusif. Kebahagiaan yang dirasakan seorang ibu akan

memperlancar reflex hormon oksitosin sehingga pengeluaran ASI

juga lancar. Sebaliknya, kesedihan ataupun kelelahan fisik dan

mental seorang ibu akan mengganggu reflex oksitosin sehingga

pengeluaran ASI juga terganggu. Oleh karena itu seorang ayah

memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan

menyusui (Ariani, 2009).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

13

d. Dukungan petugas kesehatan

Beberapa pakar kesehatan merupakan sumber dukungan

yang luar biasa bagi keberhasilan ibu dalam menyusui dengan

memberikan pelatihan untuk membantu ibu menyusui (Welford,

2008).

2.2 Air Susu Ibu (ASI)

ASI merupakan cairan yang mengandung anti-infeksi

penting yang membantu bayi melawan infeksi dan penyakit

(Welford, 2008). Kemudian, menurut Roesli (2000), dan Yuliarti

(2010) mengatakan ASI yang diberikan kepada bayi dari usia 0-6

bulan tanpa tambahan cairan lain diantaranya susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim.

Menurut Yuliarti, pemberian cairan atau makanan tambahan akan

meningkatkan risiko bayi terkena penyakit. Cairan dan makanan

tersebut dapat menjadi sarana masuknya bakteri patogen. Oleh

sebab, bayi yang berusia 0-6 bulan masih sangat rentan terhadap

bakteri-bakteri penyebab penyakit salah satunya diare.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

14

2.3 Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi

Menurut Worhington-Roberts (dalam Bobak dkk, 2004),

menyusui memiliki keuntungan-keuntungan berikut.

1. Bayi mendapat imonoglobulin atau antibody untuk

melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi. Hasil

penelitian dilakukan oleh Victora CG, dkk (1989) dalam Roesli

(2008: 50) terhadap anak-anak di Brazil, didapatkan data

bahwa bayi yang diberi ASI tanpa makanan tambahan dari 0-6

bulan memiliki risiko kematian akibat diare lebih rendah (4,2

kali) daripada yang tidak diberikan ASI (14,2 kali).

2. Bayi lebih jarang menderita infeksi dan saluran pernapasan

atas. Penelitian Broor S, dkk (2001) dalam Roesli (2008: 51)

yang berpusat di rumah sakit di India membandingkan 201

kasus ISPA dengan 311 kontrol. Hasilnya pemberian ASI yang

kurang merupakan salah satu faktor risiko kunci yang bisa

diubah untuk infeksi saluran pernapasan bawah pada anak

balita.

3. Risiko bayi mendapat diabetes menurun. Berdasarkan hasil

penelitian Sadauskaite-Kuehne V, dkk (2004) dalam Roesli

(2008: 57) yaitu terlalu awal mengenalkan susu formula,

makanan padat, susu sapi terbukti meningkatkan kejadian

kencing manis (Diabetes) tipe 1 di masa depannya. Dilakukan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

15

perbandingan antara anak-anak Swedia (517) dan Lithuania

(286) berusia 0-15 tahun yang didiagnosis terkena kencing

manis (Diabetes) tipe I dengan kelompok kontrol. Hasilnya

menunjukkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif lebih dari

lima bulan dan total waktu pemberian ASI selama lebih dari

tujuh atau sembilan bulan dapat melindungi bayi dari kencing

manis.

4. Mengurangi risiko alergi. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil

penelitian pada anak-anak di Finlandia oleh Soarinen, dkk

(1995) dalam Roesli (2008: 51) yaitu semakin lama diberi ASI,

semakin rendah kemungkinan bayi menderita penyakit alergi,

penyakit kulit (eksim), alergi makanan, dan alergi saluran

napas. Saat mencapai 17 tahun, kejadian alergi saluran napas

pada remaja yang hanya diberi ASI 65%. Bahkan, bayi yang

diberi ASI terlama memiliki presentase 42%.

Manfaat lain pemberian ASI pada bayi menurut Roesli

(2000), yaitu :

1. ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan

komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tubuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

16

Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi

ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Selama kehamilan dan awal kelahiran, secara alamiah

mendapat imunoglobulin (Zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui

plasenta. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera

setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri membuat zat kekebalan

cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu

berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan

bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum

mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada

bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi

ASI. Hal ini dikarenakan ASI adalah cairan yang mengandung zat

kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

bakteri, virus, parasit dan jamur.

3. ASI meningkatkan kecerdasan

Faktor terpenting dalam pertumbuhan otak adalah nutrisi

yang diberikan. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai

bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan

potensi kecerdasan anak secara optimal. Pada penelitian Dr. Riva

(1997), ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

17

berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi

dibandingkan anak yang ketika bayi tidak diberi ASI eksklusif.

4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena

menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Bayi juga akan

merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat

mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam

kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan

menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk

kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

2.4 Manfaat pemberian ASI bagi Ibu Menyusui

Pentingnya pemberian ASI bagi ibu menyusui adalah untuk

menjarangkan kehamilan, dan mengecilkan rahim2, dan untuk

mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Hal ini disebabkan

sesaat setelah melahirkan terjadi perdarahan. Pada ibu menyusui

terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk

kontriksi/penutupan pembuluh darah. Sehingga lewat proses

menyusui perdarahan tersebut akan lebih cepat berhenti. Selain itu

lebih ekonomis atau murah, serta tidak merepotkan dan hemat

waktu (Roesli, 2008).

2 American Academy of Pediatrics. (2005). Breastfeeding and the Use of Human Milk. Volume 115. Washington DC: PEDIATRICS, Official Journal of the American Academy of Pediatrics. Hal. 497

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

18

2.5 Dampak tidak Memberikan ASI pada Bayi

Menurut beberapa penelitian menyebutkan bahwa beberapa

penyakit akan dialami bayi yang diberi susu formula (Roesli, 2008:

50-53):

1. Infeksi saluran pencernaan (muntah mencret)

Berdasarkan hasil penelitian oleh Kramer (2001) di Amerikat

Serikat, 400 bayi meninggal per tahun akibat muntah mencret. Tiga

ratus diantaranya adalah bayi yang tidak disusui.

2. Infeksi saluran pernapasan

Penelitian yang berpusat di rumah sakit di ndia

membandingkan 201 kasus dengan 311 kontrol. Hasilnya

pemberian ASI yang kurang merupakan salah satu faktor risiko

kunci yang bisa diubah untuk infeksi saluran pernapasan bawah

pada anak balita oleh Broor S, dkk (2001).

3. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif

a. Seribu anak sampai usia 18 tahun dilibatkan dalam penelitian

ini. Tampak kecendrungan bahwa lama pemberian ASI

mempengaruhi peningkatan IQ hasil tes kecerdasan standar,

serta peningkatan ranking dan angka di sekolah oleh Horwood

& Fergusson (1998).

b. Berdasarkan penelitian terhadap 3.253 orang di Denmark,

didapatkan hubungan antara lama pemberian ASI dan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

19

peningkatan IQ. Orang yang disusul kurang dari satu bulan

mempunyai IQ 5 poin lebih rendah daripada yang disusui 7-9

bulan. Terdapat korelasi antara lama pemberian ASI dengan

tingkat IQ oleh Motensen, dkk, (2003).

2.6 Masalah yang Muncul pada Masa Menyusui

Masalah yang muncul pada masa menyusui menurut

Welford (2008), yaitu:

a. Puting yang luka menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Pengelupasan atau pelepuhan pada puting dapat dengan cepat

terbelah begitu bayi mengisapnya dan ini sangat menyakitkan.

Hal ini karena bayi tidak menghisap dengan baik. Contohnya

posisi mulut bayi saat menyusu tidak tepat atau karena ibu

menarik puting secara paksa seusai menyusui.

b. Mastitis adalah istilah untuk payudara yang meradang.

Penyebabnya yaitu infeksi yang masuk ke payudara, melalui

bakteri dari hidung bayi. Penyebab lainnya yaitu peradangan

akibat tersumbatnya salah satu saluran susu, sehingga susu

menumpuk di daerah tersebut. Air susu yang merembes ke

sekeliling jaringan, sehingga menimbulkan peradangan klasik

di tubuh, yang ditandai dengan air susu yang berada bukan di

tempatnya. Hal ini menimbulkan payudara terasa bengkak.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

20

Menurut Nisman, dkk (2011: 28-36), masalah yang sering

muncul pada masa menyusui sebagai berikut :

1. Payudara bengkak dan saluran susu terhambat.

Penyebab terjadinya payudara bengkak dan saluran susu

adalah karena adanya penggumpalan air susu dalam kelenjar susu

di payudara yang kelamaan menyebabkan tersumbatnya kelenjar

susu sehingga menyebabkan pengeluaran volume ASI berkurang.

2. Jumlah ASI yang keluar sedikit dan tidak mencukupi kebutuhan

bayi.

Hal ini disebabkan karena faktor makanan dan minuman ibu,

psikologis atau emosi ibu, bentuk dan fungsi payudara yang tidak

normal ibu, dan faktor dari isapan bayi (kekuatan menghisap, lama

menghisap dan keseringan menghisap).

3. Puting lecet

Penyebab dari puting lecet adalah posisi mulut bayi tidak

tepat saat menyusui atau kurang hati-hati ketika menghentikan

proses menyusui.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

21

2.7 Teknik Menyusui yang Efektif dan Posisi Menyusui

Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan menyusui

adalah persiapan menyusui dan posisi yang baik. Berikut ini teknik

persiapan menyusui yang efektif dan posisi menyusui (Nisman,

2010: 20-24).

1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

2. Bersihkan payudara dan puting menggunakan kapas yang

sudah dibasahi dengan air hangat sampai bersih dan lunak.

Selain untuk membersihkan payudara, teknik ini dapat

melunakkan puting dan mencegah lecet pada payudara.

3. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.

Manfaatnya adalah sebagai desinfeksi dan untuk menjaga

kelembaban puting susu.

4. Memilih kursi yang nyaman dengan sandaran kursi.

Berikut beberapa pilihan posisi untuk menyusui :

a. Posisi Menggendong (Cradle Hold)

Posisi menyusui dengan payudara kiri/kanan, sementara

tangan kiri/kanan ibu menyangga punggung dan pantat bayi.

b. Posisi berbaring menghadap kesamping dengan bayi

menghadap kearahnya (lying down position).

c. Ibu dapat menyusui bayi dengan payudara kiri, sementara

tangan kanan ibu menyangga punggung dan pantat bayi.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusuirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6710/2/T1... · 2.1 Konsep Perilaku Ibu Menyusui. Skinn. er ... agar masyarakat berperilaku

22

d. Ibu dapat menempatkan bayi di bawah lengan, dengan kepala

bayi berada di tangan ibu, dan tubuh bayi didukung dengan

menggunakan lengan bawah ibu (football position)

5. Apa pun posisi yang dipilih, bayi harus menempel ke tubuh ibu

dengan mulut dan hidung menghadap ke puting susu,

sementara telinga, leher, dan lengan bayi pada satu garis lurus.

Menurut Yuliarti (2010: 41), posisi menyusui dapat dilakukan

sambil duduk atau berbaring. Posisi berbaring dapat dilakukan

dengan posisi miring ke kiri atau ke kanan menghadap bayi. Untuk

posisi duduk dapat dilakukan dengan posisi duduk sambil

bersandar.

2.8 Frekuensi dan Waktu Menyusui

Menurut Ariani (2009: 91), frekuensi menyusui bayi

sedikitnya 8 kali dalam 24 jam dan bahkan lebih. Sedangkan untuk

waktu menyusui menurut Ariani (2009: 90), waktu menyusui tiap

periode berbeda-beda. Rata-rata bayi menyusui selama 5-15 menit,

walaupun terkadang lebih. Menurut Musbikin (2005), secara umum,

bayi menyusui sepuluh menit pada tiap payudara.