Upload
vukiet
View
221
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin
2.1.1. Bubut Senter
Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan
berusaha memperpendek waktu utama. Hal ini berarti bahwa pernyataan
harus dipercepat.
Hal ini dicapai dengan memilih penampang sayatannya sebesar-
besarnya dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. Tetapi kedua
kemungkinan itu terbatas. Yang pertama karena daya yang tersedia (pada
pembubutan awal) dan karena penelitian permukaan yang dikehendaki (pada
pembubutan akhir), kedua karena bahan dari produk dan pahatnya.
Pemilihan bahan biasanya tergantung dari faktor-faktor yang lain
sama sekali dari pada tergantung dari mudah tidaknya disayat. Pilihan dari
bahan sayatnya biasanya dibatasi oleh baja bubut cepat yang tepat di satu
pihak dan logam kertas di lain pihak.
Waktu utama hanya merupakan sebagian dari waktu total. Pada
pengamatan selanjutnya bahkan akan ternyata waktu-waktu sampingan untuk
pengencangan dan penyetelan benda kerja dan perkakas dan untuk
pengukuran sering lebih lama dari pada waktu utama.
2.1.2. Penyetelan Pahat Bubut
Pada pembubutan dengan toleransi-toleransi kecil, penyetelan pahat
akan selalu sukar bila nonius dari poros lintang mempunyai pembagian
101 mm. Pada pembagian nonius yang sedemikian waktu-waktu pengukuran
juga akan lama, terutama pada jumlah-jumlah kecil.
Gambar 2.1. Cara Penyetelan Pahat Bubut
Akan tetapi penyetelan pahat itu dapat dipermudah dengan cara yang
sederhana. Untuk ini kita setel eretan pahatnya serong, seolah-olah kita akan
membubut sebuah kerucut. Bila sudutnya yang tepat dipilih, pahatnya dapat
disetel sepuluh kali lebih teliti dengan bantuan nonius dari eretan pahat.
Dengan perkataan lain, bila eretan pahat itu digeserkan 0,1 mm, pahatnya
akan mendekati benda kerja sejauh 0,005 mm. Karena itu maka benda
kerjanya bertambah kecil 0,01 mm.
Sudut α dapat kita tentukan menurut :
05,0201
1,0005,0sin ====
baα
Untuk sin α = 0,05 kita mendapatkan sudut 20 52.
Jadi bila eretan pahatnya disetel serong 20 52, benda kerjanya akan
bertambah kecil 0,01 mm, kalau pahat digeserkan 0,1 mm pada hantaran.
(pada 30 pengecilan itu 0,0105 mm, atau 5 %).
Gambar 2.2. Cara Penyetelan Pahat Dengan Ukuran
Dengan bantuan jam ukur, sudut α dapat disetel secara cepat dan
teliti. Dengan cara ini eretan pahat dapat disetel juga untuk pembubutan
tirus (konis).
Lebih mudah bagi penyetelan pahat bubut itu, kalau digunakan jam
ukur di atas standar kecil yang bermagnit. Tanpa penyetelan serong eretan
pahatnya, pada jam ukur itu kita dapat langsung membaca berapa per seratus
mm pahat itu digesernya. Maka kerjanya bertambah kecil dua kali
penggeseran pahatnya.
Jam ukur itu baik juga untuk meluruskan kepala lepas, bila
diameternya sebuah benda kerja harus sama besarnya dimana-mana.
2.2. Perkakas-perkakas Untuk Mesin Bor
2.2.1. Bor Lncip
Bor-bor lancip yang dahulu biasa dipakai, hampir tidak terdapat lagi.
Karena sudut-sudut yang tidak menguntungkan dari bidang potong, bor itu
bekerja ekonomis. Tetapi keuntungannya ialah, bahwa bor itu mudah
dibuatnya. Karena itu kadang-kadang bor lancip itu masih dipakai untuk
membuat profil dasar-dasar lubang atau untuk membuat ruangan di bagian
bawah sebuah lubang. Selanjutnya bor lancip itu masih dipakai untuk
pemboran lubang-lubang yang begitu kecil, sehingga bor spiral untuk ini
tidak dapat dibuatnya.
Gambar 2.3. Jenis Mata Bor Lancip
2.2.2. Bor Spiral
Bor spiral merupakan alat pembor yang paling banyak dipakai.
Keuntungan-keuntungannya ialah : hantaran yang baik melalui
pinggir-pinggiran hantar yang silindris (faset), penyaluran serupih yang baik
karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang
menguntungkan dan di atas segala-galanya bidang potong yang dapat diasah,
tanpa mengubah diameter bor.
Harus dianggap bahwa bentuk yang paling menguntungkan dari
ujung bor tetap pada pengasahan.
Bidang jalan bebas dari bor spiral dibentuk oleh dua buah kerucut
yang garis-garis hatinya tegak lurus terhadap sesamanya.
Alur sayat yang berbentuk sekrup memotong selubung-selubung
kerucut sehingga berbentuk bidang-bidang potong. Bentuk alur-alur sayat
dipilih sedemikian rupa, sehingga bidang-bidang potongnya lurus.
Bidang-bidang potong sebuah bor spiral tidak radial, tetapi digeser
sekian jauhnya, sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran
kecil, yang merupakan ”jiwa” dari bor.
Sehubungan dengan ini garis-garis hati dari kerucut-kerucutnya tidak
berimpit dengan garis hatinya bor. Karenanya maka sudut jalan bebas B
lebih besar dari 00. Akan tetapi terbentuk peralihan yang tidak
menguntungkan antara kedua bidang potong yang disebut bidang potong
lintang.
Bidang potong ini mempunyai sudut sayat yang negatif Y = - 580.
Jadi disini tidak ada hal yang menyangkut penyayatan, paling tidak
pengkaitan. Sudut sayat pada bor spiral ditentukan oleh sudut kisar S dari
alur-alur sayat. Tepat seperti pada sebuah tangga melingkar, sudut kisar S
makin kecil ke dalam. Ini berarti sudut sayat dari bor spiral makin berkurang
kedalam sampai hampir 00. Maka sebenarnya bor spiral itu merupakan
perkakas sayat yang tidak baik sayatannya.
Lagipula ukuran lubang-lubang yang di bor di dalam bahan yang
penuh biasanya lebih besar dari pada ukuran bornya, lihat tabel 7.
Pedoman Untuk Kelebihan Ukuran Dari Lubang-lubang Yang Dibor
Tabel 7. Kelebihan ukuran dari lubang yang dibor dalam mm
Untuk Baja Untuk Logam Ringan Diamater bor
dalam mm Lunak Keras Lunak Keras
5 0,16 0,12 0,45 0,15
10 0,18 0,14 0,75 0,40
15 0,20 0,16 0,90 0,48
20 0,22 0,18 1,00 0,52
Untuk memperoleh hasil yang menguntungkan, maka bor spiral itu
perlu diasah dengan sebaik-baiknya. Bahkan untuk memperoleh perusahaan
kecil, yang tidak mampu mengadakan mesin asah bor, terdapat alat pengasah
bor di pasaran yang tidak mahal dan mudah dipasang pada sebuah mesin
asah tangan.
Gambar 2.4. Cara mengasah Bor Spiral
Maka perusahaan pengasahan pada bor spiral di batasi sampai
sekecil-kecilnya. Untuk pengukuran pengontrolan dapat dipakai mal-asah
bor dengan memuaskan.
Meskipun bor-bor spiral yang pertama untuk baja sudah dibuat oleh
James Perkins dalam tahun 1822 dan sejak 1911 kita sudah mulai melalui
dengan percobaan pengeboran, kita belum berhasil untuk mengembangkan
sebuah perkakas untuk pemboran lubang-lubang secara lebih ekonomis.
Dengan pemegang bor tukar cepat bor dapat di tukar tanpa
memperhatikan poros bornya.
2.2.3. Bor Meriam dan Bor Mahkota
Untuk pemboran lubang-lubang yang sangat dalam sampai diameter
± 60 mm, digunakan bor meriam. Bor meriam ini hanya mempunyai satu
bidang potong yang diasah sedemikian rupa, sehingga pada dasarnya lubang
terbentuk sebuah kerucut. Karenanya bor itu dihantar menurut arah yang
tepat dengan lebih baik.
a
b
Gambar 2.5. (a) Bentuk Bor Meriam, (b) Bor Mahkota
Hasil yang paling baik pada pengeboran lubang-lubang dalam
diperoleh, bila perkakasnya diam dan benda kerjanya berputar. Karenanya
maka cairan pendingin dapat lebih mudah dikempakan melalui saluran yang
dibuat khusus untuk ini di dalam bor.
Cairan itu mengalir kembali melalui alur sayat, sehingga terjamin
adanya penyaluran serupih yang baik. Karenanya maka bor meriam itu dapat
tetap menyayat tanpa berhenti.
bar 2.6. Jenis Bor Mahkota
Bor mahkota digunakan untuk pemboran lubang-lubang dengan
diameter diatas 60 mm. Maka di tengah-tengah lubangnya tertinggi sebuah
inti, sehingga tidak perlu semua bahannya disayat (tidak banyak energi).
Supaya pada permulaan, bor mahkotanya tidak macet, terlebih dahulu di
bubut sebuah ruangan di dalam benda kerjanya. Bor mahkotanya
disekrupkan pada sebuah pipa baja, melalui mana dikempa cairan pendingin.
Pada bagian luar pipa baja hanya terdapat sedikit tempat untuk penyaluran
serupih-serupih. Dengan penerapan bidang-bidang potong yang tempatnya
satu sama lain berjauhan, kita memperoleh serupih-serupih kecil, sehingga
kebuntuan pada bagian luar dari pipa-pipa bornya terhindarkan.
Dengan cara ini lubang-lubang yang sangat dalam dapat dibor.
2.2.4. Bor Benam
Bor benam tirus digunakan untuk menghilangkan pinggiran-
pinggiran yang tajam dari lubang-lubang dan pembenam lubang untuk paku
keling dan sekrup yang dibenamkan. Sudut-sudut ujung α yang normal ialah
600, 700, 900 dan 1200.
Untuk pembenaman sekrup-sekrup kepala silinder digunakan bor
benam menurut gambar 8.
Bor-bor benam sering dilengkapi dengan pena pengantar tetap atau
lepas (gambar 9 dan gambar 10). Pena-pena pengantar lepas dapat ditukar
dengan diameter-diameter lain dan pada waktu pengasahan dapat dilepas.
Gambar 2.7. Macam-macam Jenis Bor Benam
2.3. Mengikir
Dengan mengikir ketelitian permukaan dari alat-alat yang telah mendapat
pengerjaan pendahuluan secara kasar dapat diperbaiki. Biasanya bahan yang
terbuang hanya sedikit, misalnya pada pembuangan beram, pembuatan serongan-
serongan dan pembulatan. Kikr digunakan juga untuk membuat suai suku-suku
bagian seperti pasak-pasak.
Penyayatan tergantung dari efek pemotongan dan pengurutan gigi-gigi kikir.
Paling baik adalah kikir-kikir yang mempunyai bentuk gigi. Bentuk gigi ini hanya
dapat dibuat dengan jalan memfrais gigi pada kikir, dan ini cukup mahal. Pada
umumnya kikir-kikir mempunyai gigi-gigi yang dipotong dengan bentuk seperti
gambar di bawah ini, sehingga gigi-gigi ini sebenarnya lebih banyak menggaruk dari
pada menyayat.
Gambar 2.8. Bentuk Kikir
Oleh pahat pemotong dari m sin pemotong pada sebuah mesin potong
tunggal dibuat takik-tak itu. Supaya serupih-serupih
dapat d
aka
kikir t
sehingga serupih yang lebar dibago-bagi
e
ik pada seluruh lebar kikir
isalurkan maka kikir-kikir potong pada sudut 520 terhadap arah potong.
Supaya beberapa gigi serentak memotong seluruh lebar kikir, diperlukan
tenaga yang dipotong tunggal yang besar, terutama pada bahan yang keras. M
unggal dipakai untuk bahan-bahan lunak seperti timah, timah hitam,
aluminium dan bahan-bahan sintetis.
Untuk mengikir bahan-bahan yang keras dipakai kikir yang diberi
potongan kedua (pemotong silang),
menjad
gah halus, kikir
halus d
Gambar 2.9. Macam-macam Bentuk Kikir
i bagian –bagian yang memudahkan pemotongannya. Potongan yang kedua
biasanya dipasang dengan sudut 700, maka gigi berdiri berselang-seling satu sama
lain sehingga tidak terjadi alur-alur pada permukaan yang dikikir.
Makin halus gigi kikir, makin kecol pemotongan serupihnya tetapi
permukaan menjadi makin halus. Kita kenal kikir bastar, kikir seten
an kikir halus sekali.
Tergantung dari penampangnya, maka kikir-kikir dibagi sebagai berikut :
Gambar 2.10. Cara Mengikir Yang Benar
ikir dibuat dengan panjang daun 4 inci, naik tiap 2 inci sampai 16 inci.
Kikir-kikir yan na dipasang gagang
ikir.
ikir-k
empunyai tangkai yang bulat atau bentuk pena (kikir pena).
iasanya benda kerja disamping langsung di dalam catok.
Untuk mengikir sisi-sisi yang miring kita pasang cakar isi pada catok dan
ntuk mengikir pelat-pelat yang tipis dipakai jepitan pelat. Benda kerja kecil yang
alus dikikir bulat dijepit pada sekrup tangan.
2.4. Menggergaji
Daripada memotong bahan batangan dengan sebuah pahat ringan, lebih baik
b berubah
b
juga untuk menggergaji tangan digunakan juga untuk menggergaji sudut-sudut dan
a
K
g mempunyai pegangan yang ditempa dima
k
K ikir yang paling kecil dari 2 dan 3 inci tidak mempunyai pegangan tetapi
m
B
u
h
atangan itu digergaji dengan gergaji tangan. Maka bahannya tidak akan
entuk, dan pekerjaannya penghalusan lebih maka bahannya tidak akan digunakan
lur-alur.
Pada waktu penggergajian, beberapa sisi potong memotong bersama-sama
dan seu
m
d elombang pada tempat gigi-gigi.
Gambar 2.11. Cara Menggergaji
isini kita tidak memerlukan rongga-rongga gigi yang besar tetapi justru
diperlukan banyak bidang-bidang potong. Karena alasan yang sama maka untuk
bahan-bahan yang tebal di mana gigi-gigi lebih lama memotong, diperlukan gigi-
gigi yang lebih besar dengan rongga-rongga gigi yang besar pula daripada untuk
pih-serupihnya disimpan sementara dalam rongga-rongga gigi,. Untuk
encegah terjepitnya daun gergaji di dalam potongan gergaji, maka gigi-gigi gergaji
ipasang berselang seling atau daun gergaji berg
Untuk menggergaji bahan-bahan yang keras dipakai gergaji dengan gigi-gigi
yang lebih kecil daripada untuk bahan-bahan lunak, karena dari bahan yang keras
hanya serupih-serupih yang kecil yang terlepas.
D
memotong bahan-bahan yang tipis (lihat tabel) di bawah ini. Besar panjang yang
lazim untuk gergaji tangan adalah 12 inch.
Jumlah gigi per inci pada gergaji tangan
Bahan yang hendak diker jakan Gigi per inci
Untuk bah
aluminium, timah, tembaga dan
baha
yang
40 mm pada
an yang lunak seperti
n sintetis untuk pemotongan
panjang misalnya lebih dari
16 Kasar
baja bukan paduan.
Untuk pemakaian umum pada
baja
keras
dan
kira 20 mm.
22 Menengah
dan bahan-bahan setengah
seperti pipa-pipa, baja profil
batangan-batangan dari kira-
Untuk bahan kerasnya, m
perk
tipis,
pelat profil.
isalnya
akas dan pipa berdinding,
32 Halus
pelat-pelat, kabel-kabel dan