34
9 BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan di dalam Undang- undang Perbankan 1967 dan Undang-Undang Perbankan yang diubah. Pasal 1 huruf a Undang-Undang Perbankan 1967, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sementara itu, Undang-undang perbankan yang diubah pada pasal 1 angka 2 mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai “Financial Intermediary” dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa- jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai kewajiban pokok untuk menjaga kestabilan nilai uang, mendorong kegiatan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja (Usman, 2003:59) Menurut Dasih (2014:1) Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Perry Warjiyo (2004: 135), bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem

BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

9

BAB II : LANDASAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bank

Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan di dalam Undang-

undang Perbankan 1967 dan Undang-Undang Perbankan yang diubah.

Pasal 1 huruf a Undang-Undang Perbankan 1967, menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran uang. Sementara itu, Undang-undang

perbankan yang diubah pada pasal 1 angka 2 mendefinisikan bank

sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa bank

berfungsi sebagai “Financial Intermediary” dengan usaha utama

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa-

jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. Sebagai badan usaha, bank

akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya

dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan,

bank mempunyai kewajiban pokok untuk menjaga kestabilan nilai uang,

mendorong kegiatan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja (Usman,

2003:59)

Menurut Dasih (2014:1) Bank merupakan badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut

Perry Warjiyo (2004: 135), bank adalah lembaga kepercayaan yang

berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem

Page 2: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

10

pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga

yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu

kebijakan moneter.

Dalam suatu perekonomian, bank mempunyai peran yang penting

yakni sebagai lembaga intermediasi yang mengimpun dana dari surplus

unit kemudian menyalurkannya ke defisit unit. Bank menghimpun dana

dari masyarakat sebagai sumber utama yang diandalkan dalam kegiatan

usaha sehari-hari. Dana ini dihimpun menggunakan instrumen produk

simpanan yang terdiri dari giro, deposito, dan tabungan. Selain itu, bank

juga berperan dalam melancarkan pembayaran, perdagangan dan

peredaran uang melalui berbagai layanan yang disediakan (Dasih,

2014:16)

2.1.2 Investasi

Menurut Halim (2005:4). Investasi adalah penempatan sejumlah

dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di

masa yang akan datang. Sedangkan Tandelilin (2010:3) mengemukakan

bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya

lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

sejumlah keuntungan dimasa datang.

Pengertian investasi menurut Sunariyah (2004) investasi adalah

penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan

biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan dimasa yang akan datang. Selanjutnya menurut Jogiyanto

(2010) dalam bukunya Teori Portofolio dan Analisis Investasi adalah

Penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif

selama periode waktu tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa investasi merupakan suatu aktivitas berupa penundaan konsumsi

di masa sekarang dalam jumlah tertentu dan selama periode waktu

tertentu pada suatu aset yang efisien oleh investor, dengan tujuan

Page 3: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

11

memperoleh keuntungan di masa yang akan datang pada tingkat tertentu

sesuai dengan yang diharapkan; tentunya lebih baik daripada

mengonsumsi di masa sekarang (Sudaryo, 2017:2).

Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor.

Umumnya investor dibagi menjadi dua golongan yaitu investor

individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari

individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan

investor institusional terdiri dari perusahaan-perusahaan lembaga

penyimpan dana seperti bank dan lembaga simpan pinjam, kemudian

perusahaan asuransi, lembaga dana pensiun dan perusahaan investasi.

Menurut Sudaryo (2017:3) Bentuk investasi yang dapat

dijadikan sarana investasi sangatlah beragam. Masing-masing dengan

ciri tersendiri dan dengan kandungan risiko dan return harapan yang

berbeda-beda. Investor tinggal memilih bentuk investasi yang menurut

mereka dapat memenuhi keinginan untuk berinvestasi.

Menurut Fahmi dan Hadi (2009) dalam bukunya, Teori

Portofolio dan Analisis Investasi, dalam aktivitasnya pada umumnya

dikenal dua bentuk investasi, yaitu:

1. Real Investment

Investasi nyata (Real Investment) secara umum melibatkan aset

berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.

2. Financial Investment

Investasi keuangan (Financial Infestment) secara umum melibatkan

aset kontrak tertulis, seperti saham biasa (Common Stock) dan

Obligasi (Bond).

Halim (2005: 4) mengklasifikasikan investasi dalam dua bentuk,

yaitu investasi pada aset-aset riil (real assets) dan investasi pada aset-

aset finansial (financial assets). Investasi pada aset-aset riil dapat

berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan

Page 4: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

12

pertambangan, perkebunan, dan lain-lain. Sedangkan investasi dalam

bentuk financial assets dapat dilakukan antara lain dalam bentuk

investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dilakukan di pasar

modal, misalnya pembelian obligasi, waran, reksadana, opsi, futures,

saham, dan lainnya.

Perbedaan antara investasi pada Real Investment dan Financial

Investment adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut.

Investasi pada Real Investment relatif lebih sulit untuk dicairkan

karena terbentur pada komitmen jangka panjang antara investor dengan

perusahaan. Sementara investasi pada Financial Investment lebih

mudah dicairkan karena dapat diperjualbelikan tanpa terikat waktu

(Sudaryo, 2017:3).

Jogiyanto (2010), Pembagian alternatif investasi menjadi dua

golongan besar, yaitu:

1. Investasi Langsung

Investasi langsung diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat

berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi

telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

berupa penghasilan dividen dan capital gains.

2. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga

yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi

(Investment Company) yang berfungsi sebagai perantara.

Kepemilikan aktiva tidak langsung dilakukan melalui lembaga-

lembaga keuangan terdaftar, yang bertindak sebagai perantara

atau intermediary. Dalam perananya sebagai investor tidak

langsung, pedagang perantara (pialang) mendapatkan dividen dan

capital gain seperti halnya dalam investasi langsung. Selain itu

Page 5: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

13

juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil

perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara

tersebut.

Tujuan dari investasi adalah untuk memperoleh keuntungan

selama jangka waktu tertentu, menambah nilai modal yang ditempatkan

dan menjaga aset terhadap inflasi. Dilakukan dengan tingkat risiko yang

dapat ditolerir. Semakin besar manfaat dari investasi tersebut maka

akan semakin besar pula risiko yang harus dihadapi. Jika ingin

melakukan investasi dengan risiko yang kecil, maka manfaat yang bisa

diharapkan dari investasi tersebut juga akan lebih kecil.

2.1.3 Pasar Modal

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

berbagai instrumen keuangan(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik

yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

swasta (Husnan, 2009:3).

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan

maupun institusi lain (misalnya pemerintah). Dengan demikian, pasar

modal memfasilitasi berbagai saran dan prasarana kegiatan jual beli dan

kegiatan terkait lainnya. Instrumen yang diperdagangkan dipasar modal

merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari satu

tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai

instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-undang

Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai “Kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal memiliki

peran penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara, yang

Page 6: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

14

merupakan saran bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat investor.

Menurut Husnan (2009:265) pasar modal yang efisien

didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritasnya

mencerminkan semua informasi yang relevan. Fama (1970)

mengklasifikasikan informasi menjadi tiga tipe, yaitu (i) perubahan

harga di waktu yang lalu (past price changes), (ii) informasi yang

tersedia kepada publik (public information), dan (iii) informasi yang

tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and private

information).

Ada tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar

modal. Pertama adalah Keadaan dimana harga-harga mencerminkan

semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu yang lalu. Dalam

keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan

di atas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan atas

informasi harga di waktu yang lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk

efisiensi yang lemah (weak form efficiency). Penelitian tentang random

walk menunjukan bahwa sebagian besar modal paling tidak efisien

dalam bentuk ini.

Tingkat efisiensi yang kedua adalah keadaan dimana harga-harga

bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu, tetapi

semua informasi yang dipublikasikan. Keadaan ini disebut sebagai

bentuk efisiensi setengah kuat (semi strong). Dengan kata lain, para

pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal

dengan memanfaatkan public information. Bentuk ketiga adalah bentuk

efisiensi yang kuat (strong forms) dimana harga tidak hanya

mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga

informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang

perusahaan dan perekonomian.

Page 7: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

15

Dalam mengatur kegiatan pasar modal di Indonesia Mentri

Keuangan membawahi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (BAPEPAM-LK) namun sekarang peran BAPEPAM-LK

diganti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diatur dalam UU No. 21

tahun 2011. Selain menggantikan peran BAPEPAM-LK dalam

pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, OJK

juga menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan

pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa

keuangan.

Berikut ini adalah Gambar Struktur Pasar Modal Indonesia.

Gambar II.1. Struktur Pasar Modal Indonesia

Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2017

OTORITAS JASA KEUANGAN

Bursa Efek

(Bursa Efek

Indonesia - BEI)

Lembaga Kliring dan

Penjaminan

(Kliring Penjaminan

Efek Indonesia- KPEI)

Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian

Kustodian Sentral Efek

Indonesia - KSEI)

Perusahaan

Efek

Penjamin

Emisi

Perantara

Perdagangan

Efek

Manajer

Biro

Administrasi

Efek

Bank

Kustodian

Wali Amanat

Pemeringkat

Efek

Akuntan

Notaris

Penilai

Konsultan

Hukum

Domestik

Asing

Emiten

Perusahaan

Publik

Reksadana

Lembaga

Penunjang

Profesi

Penunjang

Pemodal

Page 8: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

16

2.1.4 Saham

Di Pasar Modal Indonesia terdapat berbagai macam produk untuk

berinvestasi. Produk-produk investasi tersebut antara lain: Saham

(Stock), Obligasi, Bukti Rigth, Waran, Kontrak Berjangka Indeks Saham

dan Reksadana. Salah satu produk investasi yang paling populer saat ini

adalah saham (Abi,2016:14). Karena dengan investasi pada saham

memungkinkan investor mendapatkan keuntungan lebih besar

dibandingkan investasi pada sekuritas lainnya, tetapi saham juga

memiliki resiko lebih tinggi juga. Dengan pergerakan naik turunnya

harga saham justru menjadikan beberapa investor tertarik investasi pada

sekuritas ini, dimana dengan peningkatan harga saham investor akan

memperoleh keuntungan tetapi investor juga dapat menanggung

kerugiaan jika harga saham mengalami penurunan dalam harga jualnya.

Darmadji, T.d.(2001) bahwa ada beberapa sudut pandang untuk

membedakan jenis-jenis saham, yaitu

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1) Saham biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim

berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila

terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan

prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan

asset perusahaan. Ciri dari saham biasa antara lain:

(1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh

laba;

(2) Memiliki hak suara (one share one vote);

(3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling

akhir apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan

dilunasi.

2) Saham preferen (preffered stock).

Page 9: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

17

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang

tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka

pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama

dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham preferen

mempunyai sifat gabungan antara gabungan antara obligasi dan

saham. Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut siamat

(2004) adalah :

(1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen;

(2) Tidak memiliki hak suara

(3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama

dalam pencalonan pengurus.

(4) memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham

lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi

b. Di dalam praktek pasar modal, saham preferen dibagi menjadi

beberapa jenis, antara lain :

1) Saham preferen kumulatif (cumulative preffered stock)

Saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas

pembagian dividen yang sifatnya kumulatife dalam suatu

presntase atau jumlah tertentu.

2) Saham preferen non kumulatif ( non cumulative preffered stock)

Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian

dividen sampai pada suatu presentase atau jumlah tertentu, tetapi

tidak besifat kumulatif

3) Saham preferen partisipasi (participating preffered stock)

Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap

seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra dividen

apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.

Page 10: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

18

c. Ditinjau dari cara peralihannya:

1) Saham atas unjuk(Bearer stocks)

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar

mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dia

akan diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir

dalam RUPS.

2) Saham atas nama(Registered stocks)

Saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,

dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

d. Ditinjau dari kinerja perdagangan:

1) Blue-Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi

tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan

yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

2) Income Stock

saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar

dividen lebih tinggi dari ratra-rata dividen yang dibayarkan

pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu

menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur

membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba

dan tidak mementingkan potensi .

3) Growth Stock

saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan

pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang

mempunyai reputasi tinggi.

4) Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten

memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi

memipunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa

mendatang, meskipun belum pasti.

Page 11: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

19

5) Countercyclical stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro

maupun situasi bisnis secara umum.

Pada instrumen saham semakin tinggi potensi keuntungan dari

investasi, semakin tinggi pula kemungkinan risiko yang akan diderita

investor, demikian pula sebaliknya. Potensi keuntungan dari investasi

dalam bentuk saham relatif lebih besar dari investasi dalam bentuk

financial assets lainnya seperti instrumen pasar uang, obligasi, dan

reksadana, oleh karena itu risiko investasi dalam bentuk saham juga lebih

besar dari pada investasi dalam bentuk financial assets selain saham.

Pemegang saham memiliki beberapa keuntungan dengan memiliki atau

membeli saham, antara lain:

1) Dividen

Dividen merupakan pemberian keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang

dihasilkannya. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari

pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang investor ingin

mendapatkan dividen, maka investor tersebut harus tercatat sebagai

pemegang saham pada tanggal penentuan pemegang saham yang

berhak mendapat dividen (dikenal dengan istilah recording date).

2) Keuntungan modal (capital gain)

Capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih antara

harga jual dan harga beli saham. Apabila investor membeli saham

dan menjualnya kembali pada harga yang lebih tinggi dari harga beli

saham, maka ia memperoleh capital gain.

Tujuan seorang investor melakukan investasi adalah untuk

memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin. Namun sebelum

Page 12: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

20

memulai investasi, kadang investor hanya memperhatikan keuntungan

yang akan diperoleh. Sementara faktanya, bahwa dalam melakukan

investasi pasti akan selalu mengalami dua hal, yaitu keuntungan dan

kerugian (Abi, 2016:19).

Kerugian investasi dalam bentuk saham yaitu apabila investor

menjual saham pada harga yang lebih rendah dari pada harga saat

membeli saham, investor akan menderita kerugian atau capital loss. Dan

apabila emiten menderita kerugian, maka investor tidak akan menerima

dividen pada akhir tahun tersebut. Risiko terbesar investasi saham adalah

risiko likuidasi, yaitu apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki,

dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut

dibubarkan. Dalam hal ini klaim dari pemegang saham mendapat

prioritas terakhir setelah semua kewajiban perusahaan dapat dilunasi

(Abi, 2016:22).

Darmadji dan Fakhruddin (2006) di dalam skripsi Qoribulloh

(2013:25-26) Risiko selanjutnya yaitu saham perusahaan yang di-delist

dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk. Saham yang telah

di-delist tidak dapat diperdagangkan di bursa. Meskipun saham tersebut

tetap dapat diperdagangkan diluar bursa, namun tidak terdapat patokan

harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih

rendah dari harga sebelumnya. Resiko lain yaitu saham dihentikan

sementara (susppend). Jika suatu saham di-suspend atau dihentikan

perdagangannya sementara oleh otoritas Bursa Efek, maka investor tidak

dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut.

2.1.5 Harga Saham

Menurut Sunariyah (2004: 128) harga saham adalah harga selembar

saham yang berlaku dalam pasar saat ini di bursa efek. Sedangkan

menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) harga saham adalah nilai dan

Page 13: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

21

penyertaan atau kepemilikkan seseorang dalam suatu perusahaan. Harga

saham merupakan harga per lembar saham yang berlaku di pasar modal.

Harga saham di pasar modal terdiri dari tiga kategori, yaitu harga

tertinggi (high price), harga terendah (low price), dan harga penutupan

(close price). Harga tertinggi dan terendah adalah harga dimana saham

yang paling tinggi dan paling rendah pada satu hari bursa. Sedangkan

harga penutupan adalah harga terakhir yang terjadi pada saat akhir jam

bursa. Dari ketiga kategori tersebut dapat dilihat perubahan harga saham

yang terjadi. Banyak investor yang tergesa-gesa menjual sahamnya tanpa

memperhatikan apakah prospek ke depan bagus atau tidak. Harga saham

dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan,

dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi

perdagangan saham perusahaan di pasar modal (Setyorini, 2016:6).

Menurut Widoatmodjo (2005:91) harga saham dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

a) Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham

yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham

yang dikeluarkan.

b) Harga Perdana

Harga perdana adalah harga yang pada waktu saham tersebut

dicatat di bursa efek.

c) Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan

investor yang lain.

Dalam Tendelilin (2010:301), penilaian saham dikenal adanya tiga

jenis nilai,yaitu: nilai buku, nilai pasar, dan nilai instriksi saham. Nilai

buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan

penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang

ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai instrinsik

Page 14: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

22

atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya

atau seharusnya terjadi. Meskipun semuanya dinyatakan dalam per

lembar saham, ketiga jenis nilai tersebut ditambahkan nilai nominal

umumnya adalah tidak sama besarnya. Nilai nominal dan nilai buku

dapat dicari didalam atau ditentukan berdasarkan laporan perusahaan

keuangan. Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham dibursa efek.

Pada aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham selalu

mengalami fluktuasi baik kenaikan maupun penurunan harga saham.

Harga saham di bursa ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan

permintaan dan penawaran saham tersebut. Semakin banyak orang yang

membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan

bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang

yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut akan

bergerak turun.

Dalam Qoribulloh (2013:27). Secara umum, semakin baik kinerja

suatu perusahaan maka semakin tinggi laba usaha dan semakin banyak

keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham, sehingga semakin

besar kemungkinan harga saham perusahaan tersebut akan naik.

Meskipun demikian, perusahaan yang memiliki kinerja baik sekalipun

harga sahamnya bisa saja turun dikarenakan keadaan pasar. Perusahaan

yang memiliki kinerja baik sekalipun harga sahamnya bisa mengalami

penurunan karena keadaan pasar yang buruk yang menyebabkan

kepercayaan pemodal terguncang. Saham ini tidak akan sampai hilang.

Jika kepercayaan pemodal ini pulih, siklus ekonomi membaik ataupun

hal-hal lain membaik, maka harga saham ini akan kembali naik. Dengan

demikian, risiko pemegang saham adalah turunnya harga saham. Cara

mengatasinya adalah dengan menahan saham tersebut untuk waktu

yang cukup lama sampai keadaan pasar kembali membaik (Rahmadi,

2010).

Page 15: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

23

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat

diterka secara pasti. Harga saham di bursa efek ditentukan menurut

hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar.

Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham

tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak

orang yang ingin menjual, maka harga saham tersebut akan bergerak

turun. Namun dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan

pergerakan harga saham umumnya bergerak searah. Meskipun demikian

perlu diingat, tidak ada bursa saham yang terus menerus naik

sebagaimana juga tidak ada saham yang terus menerus turun. Pergerakan

harga saham selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu

pola tertentu (Widoatmodjo, 2008 :23).

2.1.6 Analisis Sekuritas

Menurut Husnan (2009:307) untuk melakukan analisis dan

memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yaitu analisis teknikal dan

analisis fundamental.

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan (i) mengestimasi nilai

faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di

masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variable-

variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis

fundamental umumnya dilakukam dengan tahapan melakukan

analisis ekonomi terlebih dulu, diikuti dengan analisis industri dan

akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut

(Husnan, 2009:336-337).

Kondisi fundamental mencerminkan kinerja variabel-

variabel keuangan yang dianggap mendasar atau penting. Jika

Page 16: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

24

prospek suatu perusahaan publik adalah sangat kuat dan baik, maka

harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan

merefleksikannya dengan peningkatan harga saham. Para penganut

analisis fundamental berasumsi bahwa apabila kondisi fundamental

atau kinerja keuangan perusahaan semakin baik maka saham yang

diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Ghozali dan

Sugiyanto, 2002:71-72). Analisis fundamental merupakan analisis

yang memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah diukur

dari standar harga dipasar, melainkan diprediksikan terlebih dahulu

dengan menggunakan analisis kinerja keuangan perusahaan.

Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat

menjelaskan kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan perusahaan

di antaranya adalah rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan

merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu

unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio ini

akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada

penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan

dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart

(Munawir, 2001:64).

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi

pergerakan harga dan tren pasar di masa depan melalui studi grafik

historis dengan pertimbangan harga dan volume perdagangan

(Sunariyah, 2004: 168). Sedangkan menurut Husnan (2009:341)

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga

saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham

tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang

mendasari analisis tersebut adalah (i) bahwa harga saham

Page 17: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

25

mencerminkan informasi yang relevan, (ii) bahwa informasi

tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yan lalu, dan

(iii) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola

tertentu dan pola tersebut akan berulang.

Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk

menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual

saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-

indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis.

Analisis teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa

harga saham terbentuk dari hasil spekulasi (Ghozali dan Sugiyanto,

2002:94). Spekulasi tersebut menitikberatkan pada trend yang

dibentuk harga saham pada periode yang lalu. Trend harga saham

menjadi tolak ukur untuk memprediksi harga saham pada periode

berikutnya.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:160) analisis

teknikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

penilaian saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan

evaluasi saham berbasis pada data-data stastistik yang dihasilkan

dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume

transaksi. Dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik

yang terbentuk, analisis teknikal mencoba memprediksi arah

pergerakan harga saham ke depan. Analisis teknikal atau sering

disebut chartist percaya bahwa perkembangan atau kinerja saham

dan pasar masa lalu merupakan cermin kinerja ke depan.

2.1.7 Analisis Laporan Keuangan

2.1.7.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban

manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan

Page 18: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

26

yang dipercayakan kepadanya kepada pemangku kepentingan atau

pihak-pihak yang punya kepentingan (stakeholders) di luar

perusahaan; pemilik perusahaan; pemerintah; kreditor; dan pihak

lainnya (Rahardjo,2009).

Menurut Murhardi (2013) di dalam laporan keuangan berisi

informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak

pengguna, maka berbagai pihak yang berkepentingan dapat melihat

kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002) ada dua laporan

keuangan perusahaan yang pokok, yaitu Neraca dan Laporan Rugi

laba. Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban

keuangan dan modal sendiri perusahaan sendiri pada waktu

tertentu. Sedangkan laporan rugi laba menunjukkan laba atau rugi

yang diperoleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.

2.1.7.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

keuangan, perlu dipahami kondisi keuangan perusahaan. Untuk

memahami kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis

terhadap laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan

perusahaan berguna bagi manajer keuangan (pihak intern

perusahaan), dan pihak diluar perusahaan seperti para (calon)

pemodal dan kreditur (Husnan dan Pudjiastuti, 2002).

Menurut Murhadi (2013) Tujuan utama dari laporan

keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja dan perubahan dalam posisi keuangan sebagai

suatu entitas yang bermanfaat dalam pembuatan putusan ekonomi.

Sedangkan peranan analisis laporan keuangan adalah untuk

pengambilan keputusan ekonomi dengan menggunakan informasi

laporan keuangan dan informasi relevan penting.

Page 19: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

27

2.1.7.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002), Laporan keuangan

masih perlu diolah dan analisis untuk dapat dipergunakan sesuai

dengan maksud pemakai laporan keuangan tersebut. Berbagai alat

analisis dapat dipergunakan untuk mengolah laporan keuangan.

Alat analisis tersebut mungkin berbentuk analisis Common Size,

indeks maupun rasio keuangan

1) Analisis Common Size

Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan

laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar

tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraca, common

base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva

dipergunakan sebagai 100%. Untuk angka-angka dalam rugi

laba, penjualan neto dipergunakan sebagai 100%. Penyajian

dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca

laporan keuangan memperhatikan perubahan-perubahan yang

terjadi dalam neraca.

2) Analisis Indeks

Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan

keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun

dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun

yang dianggap normal. Dengan demikian analisis ini dilakukan

untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu.

3) Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah yang paling banyak digunakan

dalam menganalisis laporan keuangan. Cara untuk menafsirkan

rasio-rasio keuangan dengan menggunakan asumsi bahwa

Page 20: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

28

metode akuntansi yang dipergunakan oleh perusahaan

konsisten dari waktu ke waktu, dan sama dengan yang

dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan lain.

2.1.8 Rasio Keuangan

2.1.8.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Murhardi (2013) analisis rasio digunakan dengan

cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun

terhadap angka dari akun lainnya. Analisis rasio sering digunakan

oleh manajer, analisis kredit dan analisis saham.

Rasio keuangan merupakan rasio yang menggambarkan

hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya pada

laporan keuangan. Penggunaan rasio keuangan akan menjelaskan

dan memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan serta

posisi keuangan perusahaan, terutama bila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai

standar industri.

Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi

laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio keuangan,

diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan

aspek-aspek tertentu. Setiap bentuk dari analisis rasio mempunyai

tujuan tertentu atau digunakan untuk menentukan perbedaan

penekanan hubungan.

2.1.8.2 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Menurut Munawir (2002:268) analisis rasio sangat

bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan

pengevaluasian prestasi atau kinerja (performance) perusahaannya

bila dibandingkan dengan rata-rata industri, sedangkan bagi para

Page 21: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

29

kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang

akan dihadapi dikaitan dengan adanya jaminan kelangsungan

pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjamannya. Analisis

rasio juga bermanfaat bagi para investor yang akan mengevaluasi

nilai saham, dan adanya jaminan atas keamanan dana yang akan

dianamkan.

Analisis rasio selalu digunakan untuk mengetahui kesehatan

keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan

diterbitkan. Setiap laporan keuangan yang dibentuk memiliki

tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan. Rasio

keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu: (1) rasio

likuiditas (liquidity ratio); (2) rasio aktivitas (activity ratio); (3)

rasio rentabilitas (profitability ratio); (4) rasio solvabilitas

(leverage ratio); (5) rasio pasar (market ratio) (Ang, di dalam

skripsi Kusumo: 2011).

Dalam penelitian ini analisis rasio keuangan yang

digunakan adalah Pertama, rasio solvabilitas atau leverage rasio

yang digunakan untuk mengukur penggunaan hutang terhadap total

shareholders equity yang dimiliki perusahaan yaitu rasio DER.

Kedua, rasio pasar yang menggambarkan harapan-harapan investor

terhadap investasi yang ditanamkan, yaitu EPS. Ketiga, rasio

profitabilitas yang menggambarkan tingkat laba yang diperoleh

perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan, diantaranya

NPM dan ROA. Adapun penjelasan tentang Rasio Keuangan yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) DER

DER yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara

hutang dengan modal sendiri (Husnan dan pudjiastuti, 2002).

Page 22: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

30

DER =

Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba

perusahaan semakin tidak menentu dan menambah

kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi

kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin

tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi pula risiko

financial suatu perusahaan (Nurfadillah, 2011:46)

Menurut Wahyono,(2002:12) di dalam skripsi Ariana

(2016) rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur

seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur

permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiridari

hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang

saham.

2) EPS

Setyorini dkk (2016:9) Earning Per Share (EPS) atau laba

per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap

lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat

menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS

diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa

dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar.

EPS =

Pemodal sering memusatkan perhatian pada laba per

lembar saham (Earning per share, EPS) dalam melakukan

analisis (Husnan, 2009). Komponen penting yang pertama harus

diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba bersih

setelah pajak per lembar saham atau lebih dikenal dengan

Earning Per Share (EPS), karena rasio EPS perusahaan

Page 23: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

31

menentukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap

dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (Tandelilin,

2001:241). EPS memberikan informasi penting bagi para

investor dalam menilai seberapa jauh kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba tiap lembar saham yang beredar.

Dengan mengetahui EPS dapat dinilai berapa potensi laba yang

akan diterima investor. Rasio ini sekaligus sebagai indikator

untuk memprediksi keberhasilan ataukah kegagalan yang akan

diperoleh investor di masa yang akan datang.

Syamsuddin (2007: 66) EPS merupakan rasio yang banyak

diperhatikan oleh calon investor, karena informasi EPS

merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan dapat

menggambarkan prospek earning perusahaan masa depan. Pada

umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan

calon pemegang saham tertarik akan EPS, karena hal ini

menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap

lembar saham biasa.

3) NPM

Net Profit Margin (NPM), yaitu membandingkan antara

laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax) dengan Total

penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur pendapatan

bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh

perusahaan. Rasio NPM dapat dirumuskan sebagai berikut

NPM =

x 100%

Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih (net

profit) yaitu sesudah dikurangi dengan seluruh expenses

termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin,

2007:62). Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006),

Page 24: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

32

menyatakan bahwa NPM diperoleh dengan membandingkan

laba operasi dengan penjualan. Semikin tinggi nilai rasio ini,

menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan semakin baik.

4) ROA

Menurut munawir (2002: 269) Return on Assets (ROA)

merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh

hasil atas seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan pada

perusahaan.

Return on Assets (ROA), yaitu membandingkan antara laba

setelah pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

yang tersedia di dalam perusahaan. Secara teoritis rasio ROA

dapat dirumuskan sebagai berikut

ROA =

x 100%

Dalam mengukur tingkat kesehatan perusahaan terdapat

perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis

dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Perusahaan

Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba

setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang

diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Semakin besar ROA

suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi

perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Aminah dkk,

2016). Sedangkan Munawir (2000) menyatakan bahwa ROA

mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik

analisa keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif.

Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan keseluruhan

Page 25: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

33

aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan atau laba.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian tentang

pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS), Net Profit

Margin (NPM), dan Return on Asset (ROA) terhadap harga saham. Hasil dari

beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan

dalam penelitian ini, berikut hasil beberapa penelitian :

Nurfadillah (2011) “Analisis Pengaruh Earning per Share(EPS), Debt

to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham

PT. Unilever Indonesia” menunjukkan bahwa semua variabel yaitu Earning

per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity (ROE)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT Unilever

Indonesia. Sedangkan berdasarkan hasil analisis statistic uji t menunjukkan

bahwa variabel yang berpengaruh Earning per Share (EPS) dan Return on

Equity (ROE) sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia.

Hutami (2012) “Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan

Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”. Dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa Dividend per Share, Return on Equity

dan Net Profit Margin memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial

maupun secara bersama-sama (simultan) terhadap Harga Saham.

Qoribulloh (2013) “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel EPS dan

ROA berpengaruh positif terhadap harga saham, ROE berpengaruh negatif

terhadap harga saham, sedangkan NPM tidak berpengaruh terhadap harga

Page 26: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

34

saham. Secara simultan variabel EPS, NPM, ROA, dan ROE berpengaruh

terhadap harga saham.

Raharjo dan Muid (2013) “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor

Fundamental Rasio Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham” Hasil

pengujian data secara simultan dengan menggunakan semua variabel

independen yaitu ROE, ROA, DER, CR, EPS dan BVS menunjukkan

pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Hasil

pengujian data secara parsial menunjukkan bahwa variabel CR berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabel

ROE, ROA, DER, EPS dan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap

perubahan harga saham.

Pratama dan Erawati (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin dan

Earning Per Share terhadap Harga Saham” (Study Kasus pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Hasil

penelitian menunjukkan secara parsial dari kelima variabel independen yang

memiliki pengaruh positif dan signifikan hanya tiga variabel yaitu Current

Ratio, Debt to Equity Ratio dan Earning per Share. Sedangkan secara

simultan dari kelima variabel independen memiliki pengaruh signifikan.

Ariana (2016) mengenai “Pengaruh Return On Investment (ROI), Debt

to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada

perusahaan whole sale dan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2013”. Hasil penelitian menunjukan Return On Investment

(ROI) tidak berpengaruh terhadap harga saham, Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh positif terhadap harga saham, Current Ratio (CR) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara

simultan variable Return On Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER)

dan Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Harga Saham.

Dewi dan Saryadi (2016) “ Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), EPS dan

Page 27: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

35

ROE Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014“. Hasil penelitian dari

uji t menunjukkan bahwa dari ketiga variabel yang berpengaruh secara

signifikan hanya variabel Earning per Share (EPS). Sedangkan secara

simultan Bi Rate, Earning per Share (EPS), dan Return on Equity (ROE)

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sektor pertambangan.

Aminah dkk (2016) “ Pengaruh Dividen Per Share, Return on Equity,

Net Profit Margin, Return on Investment dan Return on Asset Terhadap Harga

Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013”. Hasil penelitian ini menunjukkan

Variabel DPS dan ROI berpengaruh positif terhadap harga saham pada

perusahaan Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.

Variabel ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham pada perusahaan

Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia. Variabel NPM

dan ROA berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham

pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.

Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun)

Variabel

Penelitian

Alat

Analisis Hasil Penelitian

1 Mursidah

Nurfadillah

(2011)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

EPS, DER,

dan ROE

Analisis

Regresi

Berganda

Secara simultan variabel

EPS, DER, ROE

berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Secara parsial variabel

yang berpengaruh EPS

sedangkan ROE dan DER

tidak berpengaruh

terhadap harga saham.

2 Rescyana Dependen : Analisis Secara simultan dan

Page 28: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

36

Putri Hutami

(2012)

Harga Saham

Independen :

DPS, ROE,

NPM

Regresi

Berganda

parsial DPS, ROE dan

NPM memiliki pengaruh

positif dan signifikan

terhadap Harga Saham.

3 A Rizal

Qoribulloh

(2013)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

EPS, NPM,

ROA dan

ROE

Analisis

Regresi

Berganda

Secara simultan variabel

EPS, NPM, ROA, dan

ROE berpengaruh

terhadap harga saham.

Secara parsial variabel

EPS dan ROA

berpengaruh positif

terhadap harga saham,

ROE berpengaruh negatif

terhadap harga saham,

sedangkan NPM tidak

berpengaruh terhadap

harga saham.

4 Daniarto

Raharjo, Dul

Muid(2013)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

ROE, ROA,

DER, CR,

EPS dan BVS

Analisis

Regresi

Berganda

Secara simultan ROE,

ROA, DER, CR, EPS dan

BVS berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

perubahan harga saham.

Secara parsial CR

berpengaruh positif dan

signifikan, sedangkan

variabel ROE, ROA,

DER, EPS dan BVS tidak

berpengaruh signifikan

terhadap perubahan harga

Page 29: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

37

saham.

5 Aditya

Pratama,

Teguh

Erawati

(2014)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

CR, DER,

ROE, NPM,

EPS

Analisis

Regresi

Berganda

Secara simultan CR,

DER, ROE, NPM, EPS

memiliki pengaruh

signifikan.

Secara parsial dari kelima

variabel independen yang

memiliki pengaruh positif

dan signifikan hanya tiga

variabel yaitu CR, DER

dan EPS

6 Ana Ariana

(2016)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

ROI, DER,

CR

Analisis

Regresi

Berganda

Secara simultan ROI,

DER dan CR

berpengaruh terhadap

Harga Saham.

Secara parsial ROI dan

CR tidak berpengaruh

terhadap harga saham,

DER berpengaruh positif

terhadap harga saham.

7 Nor Dewi.

Saryadi

(2016)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

Bi rate, EPS,

ROE

Analisis

Regresi

Berganda

Secara simultan Bi Rate,

EPS, dan ROE

berpengaruh secara

signifikan terhadap harga

saham.

Secara parsial dari ketiga

variabel yang

berpengaruh secara

signifikan hanya variabel

EPS.

Page 30: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

38

8 Nur Aminah,

Rina Arifati,

SE, M.Si.

Agus

Supriyanto,

SE, MM

(2016)

Dependen :

Harga Saham

Independen :

DPS, ROE,

NPM, ROI,

ROA

Analisis

Regresi

Berganda

Secara parsial DPS dan

ROI berpengaruh positif

terhadap harga saham,

Variabel ROE

berpengaruh negatif

terhadap harga saham,

Variabel NPM dan ROA

berpengaruh negatif tetapi

tidak signifikan terhadap

harga saham

2.3 Kerangka Fikir

Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu

saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham

tersebut. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi.

Dengan nilai usaha yang tinggi membuat investor tertarik untuk menanamkan

modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila

terjadi berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan

penurunan harga saham pada perusahaan tersebut (Ghozali dan Sugiyanto,

2002: 71-72)

Kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan

yang kemudian dapat dilakukan analisis laporan keuangan menggunakan

rasio keuangan. Untuk penelitian ini akan menguji bagaimana pengaruh rasio

keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

LQ-45. Kerangka hubungan rasio keuangan dengan harga saham adalah

sebagai berikut:

1) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham.

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

penggunaan utang terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

Page 31: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

39

menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham

terhadap pemberi pinjaman. Tingkat DER yang tinggi menunjukkan

komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka

panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal

sendiri, sehingga ini akan berdampak pada semakin besar pula beban

perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur).

Semakin besar nilai DER menandakan bahwa struktur permodalan

usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap

ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan risiko perusahaan yang

relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-

saham yang memiliki DER yang tinggi (Ang, 1997). Oleh karena itu,

DER berpengaruh negatif terhadap harga saham.

2) Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.

EPS merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara laba

bersih dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai EPS

berarti semakin besar laba yang diperoleh pemegang saham atas setiap

lembar saham yang dimilikinya. Nilai EPS yang lebih besar

menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam

menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Semakin

tinggi nilai EPS akan semakin menarik minat investor dalam

menanamkan modalnya, karena EPS menunjukkan laba yang berhak

didapatkan oleh pemegang saham atas satu lembar saham yang

dimilikinya. Informasi peningkatan EPS akan diterima pasar sebagai

sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam

pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan

akan saham meningkat sehingga harganya pun akan naik. Oleh karena

itu, EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.

Page 32: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

40

3) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham.

NPM merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak

keuntungan operasional yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan.

NPM diperoleh dengan membandingkan laba operasi dengan penjualan.

Semakin tinggi nilai rasio ini, menunjukkan bahwa profitabilitas

perusahaan semakin baik sehingga investor tertarik untuk menanamkan

modal (Husnan dan Pudjiastuti, 2006:74). Semakin tinggi NPM akan

menunjukkan adanya efisiensi yang semakin tinggi, sehingga variabel

ini menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh investor.

Oleh karena itu, NPM berpengaruh positif terhadap harga saham.

4) Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Harga Saham.

ROA merupakan perbandingan antara laba dan aset. Menurut

Dendawijaya (2003:120) rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik

pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Dengan

pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengharapkan

keuntungan dari dividen karena pada hakekatnya dalam ekonomi

konvensional, motif investasi adalah untuk memperoleh laba yang

tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan dividen yang tinggi

ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut

akan berdampak pada peningkatan harga saham. Oleh karena itu, ROA

berpengaruh positif terhadap harga saham.

2.4 Paradigma Penelitian

Dalam kerangka pemikiran ini dijelaskan bagaimana rasio keuangan

seperti DER, EPS, NPM dan ROA dapat mempengaruhi harga saham

Page 33: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

41

perbankan yang terdaftar di LQ-45. Berikut skema kerangka pemikiran dari

keempat variabel tersebut :

Gambar II.2. Paradigma Penelitian

Keterangan:

: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama.

2.5 Hipotesis

Berpedoman pada kerangka pemikiran teoritis diatas, dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di LQ-45

H2 : EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di LQ-45

H3 : NPM berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di LQ-45

Page 34: BAB II : LANDASAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2051/3/BAB II.pdf · investasi di pasar uang, seperti: sertifikat deposito, comercial paper,

42

H4 : ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di LQ-45

H5 : DER, EPS, NPM dan ROA berpengaruh secara simultan

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di LQ-45.