60
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis Secara etimologi kata kritik dalam bahasa Arab sering diungkapkan dengan kata نقد. Dalam kamus Lisa>n al-Arab disebutkan bahwa kata ن ق دmempunyai beberapa arti, dan dari arti-arti tersebut, setidaknya ada tiga pengertian yang relevan dengan pembahasan ini, yaitu 1 : a. الن ق د و الت ن ق اد: ت م ي ي ز الد ر اه م و إ خ ر اج ا لز ي ف م ن ه اmemilah dirham untuk mengetahui yang palsu dari padanya. b. الن ق د: membantah suatu pendapat, misalnya ن اق د ت ف ل ن ا: ن اق ش ت ه ف ي ال م ر(saya membantah si fulan dalam suatu hal). c. الن ق د: memukul dan memecahkan, misalnya ض ر ب ه ا الن ق د, ن ق د الج و ز ةmemukul atau memecahkan buah pala. Secara terminologi pengertian kata naqd di atas, baik diartikan dengan memisahkan yang palsu dari yang tidak palsu, maupun diartikan membantah suatu pendapat, ataupun diartikan memukul atau memecahkan, pada hakikatnya bertujuan untuk memisahkan antara yang asli dan yang palsu atau memisahkan yang baik dan yang buruk demi tercapainya kualitas yang 1 Jamal al-Di>n Muhammad Ibn Mikra>n Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Ara>b, Vol. 3, (Beirut: Da>r S}adi>r, 1414 H/1994 M), 426-426.; Muhammad Hasan ‘Abdillah, Muqaddimat fi> al-Adabi> (t.t:Da>r al- Bahth al-Ilmiyyat,1345 H/1975 M), 34.; Abu> al-Faid} al-Sayyid Muhammad Murtad}a> al-H}usaini> al-Wasit}i> al-Zabidi> al-H}anafi>, Sharh} al-Qa>mus al-Musamma> Ta>j al-Aru>s min Jawa>hir al-Qa>mus, Vol. 2 (Beirut: Da>r al-Fikr,t.th), 516.; Muhammad ibn Ya’kub al-Firuz al-A>ba>di>, Qa>mus al- Muhith, Vol.1 (Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>bi> al-H}alabi> wa Awla>duh, 1371 H/1952 M),354. 34

BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

  • Upload
    ledat

  • View
    291

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU

A. Kritik Hadis

1. Pengertian kritik hadis

Secara etimologi kata kritik dalam bahasa Arab sering diungkapkan dengan

kata نقد. Dalam kamus Lisa>n al-‘Arab disebutkan bahwa kata د ق ن mempunyai

beberapa arti, dan dari arti-arti tersebut, setidaknya ada tiga pengertian yang

relevan dengan pembahasan ini, yaitu1:

a. اد ق ن الت و د ق الن : اه ن م ف ي لز ااج ر خ إ و م اه ر الد ز ي ي م ت memilah dirham untuk mengetahui

yang palsu dari padanya.

b. د ق الن : membantah suatu pendapat, misalnya ف ت د اق ن ان ل ال ف ه ت ش اق ن : ر م ي (saya

membantah si fulan dalam suatu hal).

c. د ق الن : memukul dan memecahkan, misalnya د ق الن اه ب ر ض , memukul ة ز و الج د ق ن

atau memecahkan buah pala.

Secara terminologi pengertian kata naqd di atas, baik diartikan dengan

memisahkan yang palsu dari yang tidak palsu, maupun diartikan membantah

suatu pendapat, ataupun diartikan memukul atau memecahkan, pada

hakikatnya bertujuan untuk memisahkan antara yang asli dan yang palsu atau

memisahkan yang baik dan yang buruk demi tercapainya kualitas yang

1Jamal al-Di>n Muhammad Ibn Mikra>n Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Ara>b, Vol. 3, (Beirut: Da>r S}adi>r,

1414 H/1994 M), 426-426.; Muhammad Hasan ‘Abdillah, Muqaddimat fi> al-Adabi> (t.t:Da>r al-

Bahth al-Ilmiyyat,1345 H/1975 M), 34.; Abu> al-Faid} al-Sayyid Muhammad Murtad}a> al-H}usaini>

al-Wasit}i> al-Zabidi> al-H}anafi>, Sharh} al-Qa>mus al-Musamma> Ta>j al-Aru>s min Jawa>hir al-Qa>mus,

Vol. 2 (Beirut: Da>r al-Fikr,t.th), 516.; Muhammad ibn Ya’kub al-Firuz al-A>ba>di>, Qa>mus al- Muhith, Vol.1 (Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>bi> al-H}alabi> wa Awla>duh, 1371 H/1952 M),354.

34

Page 2: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

dibutuhkan. Misalnya ketika diartikan memisahkan dirham dan mengeluarkan

yang palsu, maka tujuannya adalah memisahkan yang baik dari yang buruk.

Demikian pula bila diartikan dengan membantah suatu pendapat, karena

dengan membantah pendapat tersebut maka akan terungkap pendapat yang

salah maupun pendapat yang benar dan dapat diterima, atau bahkan pendapat

yang lebih kuat. Demikian juga ketika kata naqd diartikan memukul atau

memecahkan, misalnya ة ز و الج د ق ن (memecahkan buah pala) tujuannya adalah

untuk mengetahui atau membedakan baik dan jeleknya isi buah pala tersebut.

Begitu pula jika kata ث ي د لح ا د ق ن (memecahkan hadis) yang diartikan kritik hadis

adalah untuk mengetahui atau membedakan hadis yang sahih dan yang tidak.

Naqd al-h}adi>th (kritik hadis) mirip dengan al-jarh} wa al-ta’di>l. Hanya saja

naqd al-h}adi>th lebih luas dari pada al-jarh} wa al-ta’di>l karena pembahasan

ilmu al-jarh} wa al-ta’di>l berkisar pada keadilan dan kedabitan para periwayat

dan kecacatan mereka. Sedangkan lingkup pembahasan naqd al-h}adi>th berkisar

pada keadilan dan kedabitan para periwayat hadis dan ketersambungan sanad

serta ada tidaknya shudu >>d dan ‘illah, bahkan dapat diperluas lagi pada

pembahasan ada atau tidak adanya kemuskilan, kontradiksi, al-na>sikh wa al-

mansu>kh, ataupun ke-gharib-an dalam matan hadis.

Dengan melihat pengertian kata naqd atau kritik di atas, ulama hadis

cenderung menggunakan istilah naqd, meskipun mereka tidak memaparkannya

secara luas dan rinci. Oleh karena itu kritik hadis dapat dipergunakan dengan

mengacu pada metodologi yang diajukan para ulama hadis dan pelacakan

Page 3: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

sejarah. Dalam hal ini al-Jawabi memberikan suatu pengertian yang mengarah

pada pengertian ilmu naqd al-h}adi>th atau kritik hadis dengan mengatakan:2

ة ل ل د ات ذ ة اص خ اظ ف ل أ ب ل ي د ع ت و اا ح ي ر ج ت اة و يالر ل ع م ك ح ال و ه ث ي د ح ال د ق ن م ل ع و ل ه ا د ن ع ة م و ل ع م م ف ر ظ الن ه ن و ت ي ص ت ل ا ث ي اد ح ال ل ه د ن س ح ي ا ه ح ي ح ص ت ا و ا ع ف ر ل او ه ف ي ع ض ت ق ي ب ط ت اب ه ن ي ضب ار ع الت ع ف د او ه ح ي ح ص ن م ل ك ش ام د اب م الع ك ش ال 3.ة ق ي ق د ة د ع اق

Ilmu kritik hadis adalah ilmu yang memberikan hukum tajrih dan ta’di>l terhadap perawi dengan lafal tertentu yang memiliki tanda yang dapat

diketahui bagi ahlinya serta memberikan peninjauan terhadap matan hadis

yang sahih sanadnya untuk mensahihkan atau mendaifkan dan untuk

menghilangkan kesamar-samaran yang dapat menjadi masalah terhadap

kesahihan hadis atau untuk menolak hadis-hadis yang yang bertentangan

melalui suatu kaidah yang tepat.

Dengan demikian, kritik hadis tidak dilakukan untuk menguji kebenaran

hadis-hadis dalam kapasitasnya sebagai sumber ajaran Islam yang dibawa Nabi

Muhammad SAW, tetapi untuk mengetahui kebenaran penyampaian informasi

hadis. Oleh karena itu dibutuhkan kritik untuk mengetahui akurasi dan

validitasnya, berasal dari Nabi SAW atau tidak.

2. Tujuan dan objek kritik hadis

Seperti disiplin ilmu yang lain, ilmu hadis juga memiliki tujuan beserta

obyek penelitian. Tujuan kritik hadis adalah untuk menguji dan menganalisis

secara kritis apakah secara historis hadis dapat dibuktikan kebenarannya

berasal dari Nabi atau tidak.

2 Ibid.,

3 al-Jawabi, Juhu>d al-Muh}addithi>n ( Tunis: Muassasat Abd al-Kari>m,1986 M.), 94.

Page 4: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

Pada taraf operasional kritik hadis, sanad hadis menjadi obyek utama

penelitian, walaupun tujuan akhirnya untuk menguji kebenaran (verifikasi)

matan hadis. Penelitian sanad itu sebagaimana dikatakan Ibn Khaldun (w. 808

H/1406 M),4 telah dilakukan ulama hadis. Jika para pembawa berita adalah

orang-orang yang dapat dipercaya, beritanya dinyatakan valid. Sebaliknya jika

para pembawa berita bukan orang-orang terpercaya, maka berita itu tidak dapat

dijadikan hujjah agama. Oleh karena itu tidak heran bila ulama hadis ketika

melakukan kritik hadis lebih banyak menfokuskan pada kritik sanad dari pada

kritik matan.5

Muhammad al-Ghazali (w. 1996 H.) seorang ulama Mesir kontemporer

juga berpendapat bahwa kegiatan kritik hadis oleh para ahli hadis tercurah pada

aspek sanad, sedang upaya meneliti matan hadis justru dilakukan oleh para

fuqaha>‘ mujtahidu>n.6 Kegiatan kritik matan hadis oleh fuqaha>‘ adalah untuk

kepentingan pencarian landasan normatif penetapan hukum Islam.

Berbeda dengan Muhammad al-Ghazali (w. 1996 M.), Mustafa al-Shiba’i

(w. 1384 H.)7 Muhammad Abu Shuhbah (w. 1403 H.)

8, dan Nur al-Din ‘Itr

9

berpendapat bahwa ulama hadis tidak menafikan penelitian matan hadis

sebagaimana tercantum dalam syarat-syarat kesahihan hadis, di antaranya

matan hadis harus terhindar dari kejanggalan dan kecacatan. Secara praktis

4 ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun, Muqaddimat ibn Khaldun (Beirut : Da>r al-Fikr,

t.th), 37 5 Lihat Nur al-Din ‘Itr, al-Madkha>l ‘ala > ‘Ulu>m al-H}adi>th (al-Madinat al-Munawarah: al-Maktabat

al-‘Ilmiyyat, 1972), 14.; Ahmad Amin, Fajr al-Islam (Kairo: Maktabah al-Nahdat al-Mishriyyat,

1975 M), 217. 6 Muhammad al-Ghazali, al-Sunnah al-Nabawiyyat (Kairo:Da>r al-Shuruq, 1989), 15.

7 Mustafa al-Shiba’i, al-Sunnat wa Maka>natuha> (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat, t.th), 296.

8 Muhammad Muhammad Abu Shuhbat, Difa’ al-Sunnat Wa Radd Shubah al-Mushtashriqi>n Wa

al-Kutta>b al-Mu’as}s}iri>n (Kairo: Maktabah al-Azhar, t.th), 46-51. 9 Nur al-Din ‘Itr, al-Madkha>l,... 15-17

Page 5: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

kritik matan tersebut telah ada sejak masa Nabi dan terkenal luas sejak masa

sahabat dan generasi sesudahnya10

. Pengecekan hadis yang dilakukan sahabat

bukan karena mereka curiga terhadap kredibilitas pembawa berita, melainkan

semata-mata untuk meyakinkan bahwa berita atau hadis Nabi benar-benar ada.

Jika diamati kajian dalam beberapa literatur ilmu hadis, pengujian validitas

dan akurasi hadis memang lebih dititik-beratkan pada sanad. Hal ini terbukti

dari kriteria hadis sahih yang lima11

, hanya dua di antaranya yang berhubungan

dengan sanad dan matan, tiga kriteria lain berkenaan dengan sanad saja. Ini

menunjukkan bahwa kritik sanad mendapat porsi yang lebih banyak dari pada

kritik matan.

3. Sejarah Perkembangan Kritik Hadis

a. Kritik hadis pada masa Rasulullah SAW

Kritik hadis yang dilakukan sahabat pada masa Rasulullah SAW dapat

dilihat ketika Umar pernah menanyakan langsung kepada Rasulullah SAW

tentang berita yang didengar dari tetangganya yang menyatakan bahwa

Rasulullah SAW mentalak istri-istrinya. Ketika mendengar berita tersebut

Umar menemui Rasulullah SAW dan menanyakan kepastian kejadiannya,

dan Umar berkata:

ث ن اأ ن لغ س ان ك ن ات ح د ت ن ع ل الن ع ال ب ت ه ف ر ج ع ع ش اء ف ض ر ب م ن و ب يي و ص اح غ ز و ن اف ن ز ل م ا أ م رع ظ يمق ل ت ح د ث إ ل ي ه و ق ال ف خ ر ج ت ف ف ز ع ت أ ن ائ مه و او ق ال ب اب يض ر ب اش د يد

10

Salahuddin Muhammad al-Adlabi>, Manhaj an-Naqd ‘ind Ulama al-H}adi>th al-Nabawi> (al-

Madinat al-Munawarah: al-Maktabat al-‘Ilmiyyat, 1972), 4. 11

Lihat: Abu Amr Uthman Ibn Abd al-Rahman Ibn Salah, ‘Ulu>m al-H}adi>th (Madinat: Maktabah

al-Islamiyyat, 1972), 10.

Page 6: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

أ ج الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ه و ر س ول ط ل ق م ن ه و أ ط و ل أ ع ظ م ب ل ل ق ال غ س ان اء ت 12ن س اء ه

Suatu kali kami membicarakan mengenai Ghassan (penguasa Syam)

bahwasannya, ia telah bersiap-siap untuk menyerang kami. Lalu

seorang temanku mendatangi majlis ilmu (untuk mendapatkan

pengetahuan dari Rasulullah) dan pulang pada waktu Isya, ia mengetuk

pintu rumahku dengan keras. Ia berkata: apakah ia sedang tertidur? Aku

terkaget dan keluar menghampirinya. Ia berkata: telah terjadi suatu

peristiwa yang besar. Saya berkata: Apakah itu, apakah Ghasan telah

datang? Ia menjawab: tidak, bahkan lebih besar dan lebih penting dari

itu, Rasulullah telah menceraikan istri-istrinya.”

Seusai salat subuh bersama Rasulullah SAW di masjid Nabawi, Umar

minta izin untuk masuk ke rumah beliau dan menanyakan kebenaran berita

tersebut kepada beliau seraya berkata:

13.ل :ال ق ف ي ل ا ه ر ص ب ع ف ر ف ك اء س ن ت ق ل ط

Apakah benar Rasul menceraikan istri-istri Rasul? (kata Umar kepada

Rasulullah SAW). Lalu Rasulullah memandang padaku seraya berkata,

“Tidak.

Pertanyaan ini muncul karena Umar khawatir bahwa kejadian ini terjadi

pada Rasulullah SAW sehingga Umar mempertanyakan kebenarannya.

Kenyataannya berita ini tidak benar, dibuktikan dengan ungkapan

Rasulullah SAW yang mengatakan: tidak.14

Dalam riwayat Anas ibn Malik disebutkan

12

al-Bukhari, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Vol. 2 (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyat,t.th) , 105, Kitab al-

Maz}alim wa Ghasb, Bab ghurfah wa al-‘ulliyyat al-mushrifat, no indeks 2468. Hadis Sahih dan

para perawinya adalah thiqah. 13

Ibid.,106 14

al-Jawabi, Juhu >d al Muh}addithi>n fi Naqd matn al-H}adi>th al-Nabawi> al-Shari>f..., 97

Page 7: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

ق ال ع ن ه الل ه ي ر ض أ ن س ر اع ن ش ه ن س ائ ه م ن و س ل م ع ل ي ه ص ل ىالل ه الل ه آل ىر س ول ل ق ال ن س اء ك أ ط ل ق ت ف ق ال ع م ر ف ج اء ل ه ع لي ة ف ي ف ج ل س م ه ق د ان ف ك ت و ك ان ت

ه ن م ف د خ ل ع ل ىن س ائ ه و ل ك نيآل ي ت ر ين ث م ن ز ل ع او ع ش ت س ر اف م ك ث ن ش ه 15

Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah SAW meng-’ila’ (bersumpah

untuk tidak menggauli) istrinya selama sebulan. Ketika itu Rasulullah

SAW sedang luka kakinya dan duduk di dalam kamarnya lalu Umar

mendatanginya seraya bertanya: “Apakah Rasul menceraikan istri-istri

Rasul?” Rasulullah SAW menjawab: “Tidak, melainkan saya hanya

meninggalkan mereka selama sebulan, sehingga Rasulullah SAW tidak

menggaulinya selama 29 hari kemudian menggaulinya setelah itu.”

Riwayat ini memberikan penjelasan terhadap riwayat pertama bahwa

Rasulullah SAW hanya bersumpah untuk tidak menggauli sebagian istrinya

selama sebulan lamanya dan bukan menceraikannya sebagaimana berita

yang disampaikan oleh Umar.

Berdasarkan contoh ini, dapat dipahami bahwa pada masa Rasulullah

SAW sudah terdapat riwayat yang membutuhkan ketelitian. Dengan kata

lain perlu diadakan kritik terhadap suatu riwayat dengan

mengkonfirmasikan kepada Rasulullah SAW. Dengan demikian, maka

sunnah Rasulullah SAW senantiasa terjaga keotentikannya dan tidak

dicampuri oleh perkataan dan perbuatan orang lain.

Contoh di atas menggambarkan kehati-hatian sahabat menerima riwayat

hadis, karena Rasulullah SAW dengan tegas mengancamnya dengan

neraka:

16ار الن ن م ه د ع ق م أ و ب ت ي ل اف د مع ت م ي ل ع ب ذ ك ن م

15

al-Bukhari, Sahih al-Bukha>ri>..., Vol. 2, 106 Kitab al-Maz}alim wa Ghasb, Bab Ghurfah wa al-‘Ulliyyat al-Mushrifat, no indeks 2469.

Page 8: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

Orang yang sengaja membuat kedustaan padaku, maka siap-siaplah

masuk neraka.

Dalam kitab al-Mawd}u>‘a>t, Ibn al-Jawzi menyebutkan asba>b al-wuru>d

hadis ini melalui riwayat Abdullah ibn Buraidah dari bapaknya

mengatakan:17

sekitar beberapa mil dari Madinah terdapat perkampungan

Bani Laith. Pada masa ja>hiliyat ada seorang laki-laki telah meminang

seorang perempuan Bani Laith, akan tetapi mereka (Bani Laith) tidak

menikahkan dengannya, sehingga laki-laki itu mendatangi Bani Laith lagi

dengan membawa perhiasan seraya berkata: Rasulullah SAW memberikan

perhiasan ini padaku, dan memerintahkan padaku untuk memberi keputusan

terhadap harta dan darahmu. Kemudian lelaki tersebut mendatangi wanita

yang dicintainya, maka Bani Laith mengutus utusan kepada Rasulullah

SAW, dan bertanya tentang hal tersebut, lalu beliau berkata, “telah berdusta

musuh Allah”, kemudian beliau mengutus seseorang kepadanya dan berkata,

jika kamu mendapatkannya masih hidup, maka penggallah lehernya, dan

jika kamu mendapatinya sudah mati, maka bakarlah mayatnya”. Ketika

utusan tersebut datang, dia mendapati lelaki tersebut meninggal karena

digigit ular, lalu Rasulullah SAW bersabda:

16

al-Bukha>ri>, S}ahih al-Bukha>ri>..., Vol 1, 42, Kitab al-‘Ilm, Bab Ithm Man Kadhdhaba ‘ala al-

Nabi SAW no indeks 108, Riwayat Anas. ; Muslim, S}ah}ih Muslim…, Vol 1, 6; al-Hakim, al-

Mustadrak..., Vol 1, 195; Abu Dawud, Sunan Abu> Da>wu>d..., Vol 2,182, no indeks 1580, Kitab al-

‘Ilm, Bab fi al-Tashdi>d bi al-Kidhb ‘ala Rasulillah SAW, no indeks 3651; al-Turmidhi, Sunan al-Tirmidhi>., Vol 4, 142, no indeks .272, Kitab Fitan, Bab Ma Ja-a fi al-Nahy ‘an sabb al-riyah, no

indeks. 2264,2257. hadisnya adalah Hasan sahih, riwayat Mas’ud. ; Ibn Majah, Sunan ibn

Majah..., Vol 1, 26; al-Dharimi, Sunan al-Dha>rimi>..., 76, al-Shafi’i, al-Risa>lat..., 396; Abu

Hanifah, Sharh} Musnad Abi Hani>fah..., 293; Abu Dawud al-T}ayalisi, Musnad Abi> Da>wu>d al-T}aya>lisi>, (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat,t.th), 80. 17

Abu Farj Abd Al-Rahman ibn Ali ibn al-Jawzi, al-Mawd}u>’a>t, ditahqiq oleh Abd Al-Rahman

Muhammad Uthman, Vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyat), 29.

Page 9: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

18 ار الن ن م ه د ع ق م أ و ب ت ي ل اف د مع ت م ي ل ع ب ذ ك ن م

Orang yang sengaja membuat kedustan padaku, maka siap-siaplah

masuk neraka.

Setelah riwayat di atas, Ibn al-Jawzi juga menyebutkan riwayat dari

Abdullah ibn al-Zubair yang menyebutkan bahwa ketika utusan tersebut

berangkat, Rasulullah SAW memanggil kembali dan berkata: “Saya telah

memerintahkan kepadamu untuk memenggal lehernya dan membakarnya.

Jika memungkinkan kamu memenggal lehernya, maka penggallah lehernya,

dan jangan kamu membakarnya, karena tiada yang menyiksa dengan api

kecuali Allah.” Ketika hujan turun laki-laki tersebut keluar untuk ber-wud}u>’

dan di sanalah digigit ular. Ketika kejadian ini disampaikan pada Rasulullah

SAW, beliau berkata: “ia di neraka.”19

Ada yang berpendapat bahwa penjelasan hadis di atas menunjukkan

adanya seseorang yang sengaja membuat kedustaan terhadap Rasulullah

SAW . Hadis yang menegaskan ancaman Rasulullah SAW dengan neraka

kepada orang yang sengaja berbuat kedustaan terhadap beliau adalah

sangat banyak, antara lain:

و س ل م ي ب الن ل و ق ي ي ل ع ن ع ع ل ي ص ل ىالل ه ع ل ي ه ذ ب وا ي ك ذ ب ل ت ك ،ف إ ن ه م ن ع ل ي ا الن ار م ت ع مد 20 ف ل ي ل ج

18

Ibid. 19

Ibid. 20

al-Bukhari, S}ah}i>h} Bukha>ri>, Vol, 1, 42, Kitab al-Ilm, Bab Man Kadhdhaba ‘ala al-Nabi SAW, no

indeks.106.

Page 10: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

Diriwayatkan dari Ali bahwa Rasulullah berkata: “Janganlah kalian

berdusta atasku. Orang yang berdusta atasku maka ia akan masuk

neraka.

Demikian pula hadis yang berbunyi;

ث د ح ت ك ع م س ا ل ي نا ر ي ب لز ل ت ل ق ال ق ه ي ب ا ن ع ر ي ب الز ن ب الل د ب ع ن ب ر ام ع ن ع ه ق ار ف ا م ل ي ناا م ا ال ق نل ف و نل ف ث دح اي م ك م ل س و ه ي ل ع ىالل ل ص الل ل و س ر ن ع .ار الن ن م ه د ع ق م أ و ب ت ي ل ف ي ل ع ب ذ ك ن م ل و ق ي ه ت ع م س ن لك و

21

Diriwayatkan dari Amir Ibn Abdullah Ibn Zubair dari bapaknya berkata

pada al-Zubair: “Sesungguhnya aku tidak pernah mendengar kamu

berbicara tentang hadis dari Rasulullah SAW seperti yang dikatakan

orang.” al-Zubair berkata bahwa aku tidak pernah berpisah dengan

Rasulullah SAW dan aku pernah mendengar (Nabi saw) bersabda:

“Orang yang berdusta atasku maka siap-siaplah masuk neraka.

ك ث ي د ح م ك ث دح ا ن يا ن ع ن م ي ل ه ن ا سن قالا ز ي ز الع د ب ع ن ع ىالل ل ص ي ب الن ن اا ر ي ث ا22ار الن ن م ه د ع ق م أ و ب ت ي ل اف ب ذ ك ي ل ع د م ع ت ن م ال ق م ل س و ه ي ل ع

Diriwayatkan dari Abd al-Aziz bahwa Anas berkata: sesungguhnya aku

telah dicegah untuk menyampaikan banyak hadis kepada kalian.

Sesungguhnya Nabi bersabda: “Orang yang sengaja berbuat kedustaan

atasku maka siap-siaplah masuk neraka.”

Demikian pula hadis yang diriwayatkan dari Salamah yang berbunyi;

ل ق ا م ال م ي ل لع ق ي ن م ل و ق ي م ل س و ه ي ل ع ىالل ل ص ي ب الن ت ع م س ال ق ة م ل س ن ع 23ار الن ن م ه د ع ق م أ و ب ت ي ل ف

Diriwayatkan dari Salamah bahwa ia mendengar Rasulullah SAW

bersabda: “Orang yang menyandarkan suatu perkataan padaku sedang

aku tidak pernah mengatakannya, maka siap-siaplah masuk neraka.”

Selain beberapa hadis yang disebutkan di atas terdapat ayat yang

mengingatkan kita agar senantiasa berhati-hati dan teliti terhadap berita

21

Ibid., 46, no indeks 106 22

Ibid., 46, no indeks 108 23

Ibid., 64, no indeks 109

Page 11: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

yang disampaikan oleh seseorang, terutama yang berhubungan dengan

masalah agama, di antaranya surat al-Hujurat ayat 6 Allah berfirman:

م اب ج ه ال ة ف ت ص ب ح واي اأ ي يب واق و ت ص ف ت ب ي ن واأ ن قب ن ب إ ف اس ج اء ك م آم ن واإ ن ه اال ذ ين ن اد م ين ال م ر .ع ل ىم اف ع ل ت م ك ث ير م ن ف ي ي ط يع ك م الل ه ل و ر س ول و اع ل م واأ ن ف يك م

ل ع ن ت م ال ك ف ر إ ل ي ك م و ك ر ه ق ل وب ك م ف ي و ز ي ن ه يم ان ال إ ل ي ك م ح ب ب الل ه و ل ك ن د ون ه م الر اش و ال ع ص ي ان أ ول ئ ك م ن الل ه و ن ع م ة و الل ه ع ل يمح ك يم.و ال ف س وق ف ض ل

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui

keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Dan Ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah SAW.

kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah

kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada

keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta

menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.

mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, Sebagai

karunia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.24

al-Wahidi (w. 456 H.) menyebutkan: ayat ini turun berkenaan dengan al-

Walid Ibn ‘Uqbah.25

Ia menyebutkan riwayat dari al-Harith Ibn Dhirar: “Dalam

suatu riwayat dikemukakan bahwa al-Harith menghadap Rasulullah SAW.Beliau

mengajaknya untuk masuk Islam. Ia pun berikrar menyatakan diri masuk Islam.

Beliau juga mengajaknya untuk membayar zakat, ia pun menyaggupi kewajiban

itu dan berkata: “Ya Rasulullah, aku akan pulang ke kaumku untuk mengajak

mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Orang-orang yang mengikuti

24

Depag, Al Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah,2002), 846. 25

al-WAlid ibn ‘Uqbah ibn Abu Mu’it Aban ibn Abi Amr Dakhwan ibn Umayah ibn Abd Al-

Sham ibn Abi Manaf al-Umawi, dia adalah saudara seibu dengan Uthman Ibn Affan,diangkat

sebagai gubenur Kufah oleh Uthman. Beliau bersama dengan saudaranya Khalid ibn ‘Uqbah

masuk Islam pada hari penaklukan kota Mekah. Wafat pada masa kekhalifahan Mu’awiyah . lihat

Ibn Hajar al-Asqalani, al-Ishabat fi Tamyi>z al-S}aha>bat, jild.2 (Mesir: Muassah Mustafa

Muhammad), 638, dan Ibn Sa’ad, Tabaqat al-Kubra>, Jild. 6 (Beirut: Da>r Shadr, 1380 H), 24.

Page 12: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

ajakanku, akan aku kumpulkan zakatnya. Apabila telah tiba waktunya,

kirimkanlah utusan untuk mengambil zakat yang telah aku kumpulkan itu.

Ketika al-Harith telah banyak mengumpulkan zakat, dan waktu yang sudah

ditetapkan pun telah tiba, tidak seorangpun utusan yang datang menemuinya. al-

Harith mengira telah terjadi sesuatu yang menyebabkan Rasululllah marah

kepadanya. Ia pun memanggil para hartawan kaumnya dan berkata:

“Sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan waktu untuk mengutus seseorang

untuk mengambil zakat yang telah ada padaku, dan beliau tidak pernah menyalahi

janji. Akan tetapi aku tidak tahu kenapa beliau menangguhkan utusannya itu.

Mungkinkan beliau marah? Mari kita berangkat menghadap Rasulullah Saw.

Rasulullah pada waktu itu telah menetapkan mengutus al-Walid ibn ‘Uqbah

untuk mengambil dan menerima zakat yang berada pada al-Harith. Ketika al-

Walid berangkat, di perjalanan hatinya merasa gentar, lalu ia pun pulang sebelum

sampai tempat yang ditujuan. Ia melaporkan laporan palsu kepada Rasulullah

SAW bahwa al-Harith tidak mau menyerahkan zakat kepadanya, bahkan

mengancam akan membunuhnya.

Kemudian Rasulullah SAW mengirimkan utusan yang lain kepada al-Harith.

Di tengah perjalanan utusan tersebut berpapasan dengan al-Harith dan sahabat-

sahabatnya yang sedang menuju kepada Rasulullah SAW. Setelah berhadap–

hadapan, al-Harith bertanya pada utusan itu : “ Kepada siapa engkau diutus?”

Utusan itu menjawab: “Kami diutus kepadamu”. Dia bertanya : “Mengapa?”

Mereka menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah SAW. telah mengutus al-Walid

ibn ‘Uqbah. Namun ia mengatakan bahwa engkau tidak mau menyerahkan zakat,

Page 13: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

bahkan bermaksud membunuhnya.” al- Harith menjawab: “Demi Allah yang telah

mengutus Muhammad dengan sebenar-benarnya, aku tidak melihatnya. Tidak ada

yang datang kepadaku.” Ketika mereka sampai di hadapan Rasulullah SAW,

bertanyalah beliau: “Mengapa engkau menahan zakat dan akan membunuh

utusanku?” al-Harith menjawab: “Demi Allah yang telah mengutus engkau

dengan sebenar-benarnya, aku tidak berbuat demikian.” Oleh karena itu turunlah

ayat keenam surah al-Hujurȃt sebagai peringatan kepada kaum mukmin agar tidak

menerima keterangan dari sebelah pihak saja.26

Pada riwayat lain27

disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengutus al-Walid ibn

‘Uqbah ibn Abi Mu’ayt } } (wafat pada masa pemerintahan Muawiyah) kepada Bani

Must}aliq, akan tetapi dia kembali kepada Rasulullah SAW dan memberitahukan

kepada beliau bahwa mereka (Bani Musthalaq) telah murtad dan mereka enggan

mengeluarkan zakat. al-Walid menyampaikan demikian karena mengira, ketika

mereka keluar menemui al-Walid ibn ‘Uqbah dengan membawa pedang ingin

membunuhnya sehingga dia kembali ke Madinah. Kemudian Rasulullah SAW

mengutus Khalid ibn al-Walid kepada mereka dan dia memberitahukan kepada

Rasulullah SAW bahwa mereka masih tetap dalam Islam, maka turunlah ayat;

قه اال ذ ين آم ن واأ ي ي ا ج اء ك م ف اس ...ب ن ب إ ف ت ب ي ن واإ ن

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa

suatu berita, maka periksalah dengan teliti...28

.

26

Abu al-Hasan Ali ibn Ahmad al-Wahidi, Asba>b al-Nuzu>l, (Kairo: Da>r al-H}adi>th, t.th), 332-333.

lihat pula Qamaruddin Shaleh dkk, Asbabun Nuzul (Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-

Ayat al-Qur’an),(Bandung : CV. Diponegoro, Edisi II,cet X,2009), Ibid.,512-514 27

al-Mizzi>, Tahdhi>b al-Kama>l, Vol. 31,53-56. pdf 28

Ibid.

Page 14: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

b. Kritik Hadis pada Masa Sahabat

Jika dicermati sikap dan aktifitas para sahabat terhadap hadis Nabi SAW

dan periwayatnya, maka dapat disimpulkan beberapa ketentuan umum yang

dilatarbelakangi oleh para sahabat ketika itu yaitu:

1) Menyedikitkan periwayatan hadis (taqlil al-riwayat), dan periwayatan

hanya boleh pada hal-hal yang diperlukan saja. Sikap ini diperlukan

terutama dalam rangka memelihara kemurnian hadis dari kekeliruan dan

kesalahan. Periwayatan yang banyak dan tanpa batas dapat menyebabkan

terjadinya kekeliruan akibat lupa atau lalai dan hal itu dapat

menjerumuskan pelakunya dalam perbuatan dusta kepada Rasulnya. Hal

ini sangat dikecam oleh beliau sebagaimana diungkapkan dalam

sabdanya:

ا ي ل ع ب ذ ك ن م 29 ار الن ن م ه د ع ق م أ و ب ت ي ل ف م ت ع مد

Orang yang sengaja membuat kedustaan atasku maka siap-siaplah

masuk neraka.

2) Berhati-hati dalam menerima dan menyampaikan riwayat hadis,30

sebagaimana yang pernah dilakukan Abu Bakar ketika didatangi seorang

nenek yang meminta bagian dari warisan. Abu Bakar tidak memberikan

bagian nenek tersebut begitu saja, karena tidak menemukan hak warisan

bagi seorang nenek dalam al-Qur’an dan sunnah. Kemudian beliau

tanyakan kepada sahabat lain, maka berdirilah al-Mughirah seraya

berkata: saya telah mendapati Rasulullah SAW memberinya seperenam.

29

al-Bukha >ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri, Vol. 1 (Beirut: Da>r al-Fikr,t.th.),38. no indeks 107, Kitab al-ilm,

Bab ithm Man Kadhdhaba ‘ala> al-Nabi SAW; Abu> Da>wu>d, Sunan Abu> Da>wu>d, Vol.2 (Beirut: Da>r

al-Fikr,t.th.), 182. no indeks. 3651. 30

Nur al-Din Itr, Manhaj al-Naqd Fi> ‘Ulu>m al-H}adi>th..., 52

Page 15: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

Kemudian Abu Bakar bertanya lagi apakah ada orang lain yang

meriwayatkan? Muhammad Ibn Maslamah menyampaikan hal serupa

untuk memperkuat perkataan al-Mughirah.31

Demikian pula Umar Ibn

Khattab, ketika mendengar Abu Musa menyampaikan hadis Rasulullah

SAW yang redaksinya: “Jika di antara kalian meminta izin untuk

memasuki suatu rumah sebanyak tiga kali lalu tidak diizinkan hendaklah

ia kembali.” Mendengar riwayat ini, Umar ibn Khattab meminta

kesaksian kepada para sahabat lain yang dapat mendukung riwayat Abu

Musa. Kemudian Ubay ibn Ka’ab berkata bahwa Rasulullah SAW

memang pernah mengatakan demikian.32

3) Kritik terhadap matan hadis (naqd al-matn). Kritik terhadap matan hadis

ini dilakukan oleh para sahabat dengan cara membandingkan antara

matan hadis dan nas} al-Qur’an. Jika terdapat pertentangan antara

keduanya, maka mereka menolak riwayat hadis tersebut.33

Salah satu

contoh adalah sikap Umar ibn al-Khatab yang diriwayatkan oleh

Muslim.34

Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa Umar ibn Khattab

pernah mendengar hadis yang berasal dari Fatimah bint Qaish35

, yang

menceritakan bahwa dia pernah ditalak tiga oleh suaminya, lalu

Rasulullah SAW tidak menganjurkan memberinya tempat tinggal dan

31

al-Tirmidi, Sunan al-Tirmidhi>, Vol. 4. (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th) 419-450, Kitab al-fara>’id, Bab

Ma ja>’a fi marath al-jadda. 32

al-Bukhari, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>..., Kitab al-isti’dhan Bab Taslim wa al-isti’dan thala >than. 33

Nur Al-Din Itr, Manhaj al-Naqd fi ‘Ulu>m al-H}adi>th..., 53 34

Kisah Umar Dan Fatimah bint Qaisy dapat dilihat dalam S}ah}i>h} Muslim bi Sharh} al-Nawawi>, Kitab T}ala>q Bab Mut}alliqi>n Thala>than la Nafaqa lahu, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1995), Jild 5, 85. 35

Beliau bernama Fatimah ibnt Qaisy ibn Khalid al-Quraysyah al-Fahriyah. Ia termasuk golongan

muhajirat dan terkenal dengan kecantikannya. Pernah menikah dengan Abu Bakar Ibn Abdullah

al-Makhzumi kemudian bercerai, dan selanjutnya dinikahi oleh Usamah ibn Zaid, selama hidupnya

ia meriwayatkan 34 hadis. Lihat Ibn Hajar, al-Is}abat fi Tamyi>z al-S}ahabat, jild 4. 374.

Page 16: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

nafkah. Mendegar hal itu, Umar berkata: kita tidak boleh meninggalkan

kitab Allah (al-Qur’an) dan sunnah Nabi SAW karena hanya perkataan

perempuan ini. Kita tidak tahu mungkin saja wanita ini lupa bahwa

baginya (perempuan yang ditalak tiga) mendapat tempat tinggal dan

nafkah. Umar dalam hal ini tetap memberikan hak tempat tinggal dan

nafkah bagi perempuan yang ditalak. Keputusan ini didasarkan pada

firman Allah dalam surat al-Talaq ayat 1:

ش ة م ب ي ن ة ب ف اح ي أ ت ين أ ن إ ل ن ر ج ي خ ب ي وت ه ن و ل ر ج وه ن م ن ت خ ...ل

Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah

mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji

yang terang...36

Sebelum terjadinya fitnah dalam kehidupan umat Islam, para sahabat

belum melakukan kritik sanad hadis karena sejak masa Rasulullah SAW

sampai terjadinya fitnah terhadap Uthman belum terjadi saling membohongi

antara mereka. Setelah terjadi fitnah pada masa khalifah Ali, umat Islam

terpecah ke dalam beberapa aliran politik, dan mulailah mengantisipasi

serta menjaga terjadi kedustaan terhadap Rasulullah SAW, maka para

Sahabat dan tabi’in mulai meminta keterangan tentang orang-orang yang

menyampaikan hadis.37

Imam Muhammad ibn Sirin (w. 110 H.) 38

menyebutkan;

Sebelum terjadi fitnah para sahabat tidak menanyakan sanad (perawi).

Namun setelah terjadi fitnah mereka menanyakan nama perawi padaku,

kemudian menyelidikinya dan mengambil riwayat ahl al-sunnah (orang

36

Depag, al Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah,2002), 945. 37

Muhammad Ajjaj al-Khatib, al-Sunnah Qabl al-Tadwi>n..., 220 38

Muhammad ibn Sirin Adalah Seorang Tabi’in, Lahir Pada Tahun 33 H, Dan Wafat Pada Tahun

110 H. Lihat al-Dhahabi, Tadhkirah al-H}uffaz}, (Beirut: Da>r Ihya al-Turats al-Arabi,), jild 1, 77.

Page 17: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

yang berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW dan menolak

riwayat dari ahli bid’ah).39

Pernyataan tersebut di atas tidak berarti bahwa para sahabat dan tabi’in

tidak menyebutkan sanad ketika ia meriwayatkan hadis. Di antara mereka

ada yang terkadang menyebutkan sanad dan ada yang tidak

menyebutkannya, karena mereka masih teguh memegang amanah dan

terdapat saling percaya.

Para sahabat, yang menyebar ke berbagai daerah kekuasaan Islam,

senantiasa mengajarkan hadis yang pernah didengar dari Rasulullah kepada

tabi’in, dan para tabi’in yang menuntut ilmu dapat mendengar hadis

langsung dari Sahabat yang berdomisili di wilayahnya. Bahkan ketika

tabi’in mendengar hadis dari tabi’in lainnya dan bukan dari Sahabat, mereka

dapat menanyakan langsung kepada Sahabat untuk memastikan

kebenarannya.

Banyak di antara tabi’in yang mengadakan perjalanan untuk menemui

Sahabat yang ada di tempat lain, demi mendengar dan memastikan

kebenaran suatu hadis.40

Hal ini sebagaimana diungkapkan Abu al-Aliyah:

“Kami mendengar riwayat dari salah seorang sahabat Rasulullah ketika di

Bashrah melalui seorang tabi’in, akan tetapi kami tidak rida menerimanya

sebelum kami berangkat ke Madinah dan mendengar langsung dari Sahabat

tersebut. Bahkan banyak Sahabat yang berangkat untuk menemui Sahabat

yang lainnya untuk mendengar riwayat dari padanya, seperti Abu Ayub

39

Imam al-Nawawi, Muqaddimah S}ah}ih} Muslim bi Sharh} al-Nawa>wi>..., Jild 1, 19. 40

Muhammad Ajjaj al-Khatib, al-Sunnah Qabl al-Tadwi>n ....., 226-227.

Page 18: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

berangkat ke Mesir untuk menemui Uqbah ibn Amir.”41

Demikian pula

Jabir ibn Abdullah mengadakan perjalanan menemui Abdullah ibn Unais

untuk menanyakan suatu hadis.42

Dalam mengkritik hadis ada beberapa sahabat yang sangat terkemuka,

seperti Umar ibn al-Khattab (w. 23 H.) dan Ali ibn Abi Talib (w. 40 H).43

Selain dua sahabat tersebut, dalam kitab al-Ka>mil fi> al-D}u’afa>’, Ibn ‘Adi> (w.

365 H.) menyebut sahabat lain yang banyak memberikan kritikan terhadap

beberapa hadis. Mereka adalah, Ubadah ibn Shamit (w. 34 H.), Abdullah

ibn Salam (w. 43H), Aisyah (w. 58 H), Abdullah ibn Abbas (w. 68 H.) dan

Anas ibn Malik (w. 93 H). Para sahabat tersebut banyak mengkritik matan

hadis karena bertentangan dengan konteks al-Qur’an sebagai sumber hukum

pertama yang telah diyakini ke-mutawatir-annya, sehingga tidak mungkin

terjadi kesalahan dan kekeliruan di dalammya.

Meskipun para sahabat tersebut di atas berbeda tingkat kecerdasannya,

mereka senantiasa berkomitmen untuk menjaga keotentikan hadis. Umar ibn

Khattab dan Ali misalnya, meski tanggung jawab yang diemban keduanya

sebagai pemimpin perang pada masa hidup Rasulullah SAW dan menjabat

sebagaimana Khalifah pasca wafatnya Rasulullah, keduanya tetap

meriwayatkan beberapa hadis. Umar meriwayatkan 537 hadis, dan Ali

meriwayatkan 536 hadis.44

Secara kuantitas, jumlah ini tergolong sedikit,

41

Abu Umar Yusuf ibn Abd al-Barr, Jami’ Baya>n al-Ilm wa Fad}a>’il, Jild 1 (Mesir: Ida>rah al-

Matba’ah Amuniriyah, t.th), 93. 42

Ibid., 93, Ibn Hajar, Tahdhi>b al Tahdhi>b..., Vol. 5, 149-150. 43

Muhammad Ibn Hibban al-Basti, Kitab al-Majru>hi>n min al-Muh}addithi>n wa al-Du’afa’ wa al-

Matru>ki>n, jild 1 (Halab: Da>r al-Wa’ti, t.th). 38 44

Ibn Sa’ad, Tabaqat al-Kubra>, Jild 2 (Beirut: Da>r al-Sadr, 1380 H), , 352-353.

Page 19: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

akan tetapi kalau kita melihat sosok sahabat tersebut banyak menangani

urusan militer dan politik, maka jumlah hadis yang diriwayatkan termasuk

banyak.

Dalam usahanya menjaga keotentikan hadis, Umar ibn Khattab pernah

mengkritik Fatimah bint Qays yang telah meriwayatkan hadis yang

menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak memberikan tempat tinggal dan

nafkah kepada istri yang ditalak tiga. Hadis tersebut adalah;

و م ع ن ا ال ع ظ م د ج ال س اف ىال م س ج ي ز يد ب ن و د ال س م ع ك ن ت ق ال أ ب ىإ س ح اق ع ن ر س أ ن ق ي س ف اط م ة ب ن ت ب ح د يث الش ع ب ى ف ح د ث الش ع ب ى الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه ول

ع ل ل ه اس و س ل م ن ف ق ة ل م ي ج ن ىو ل 45 ك

Diriwayatkan dari Abi Ishaq berkata; aku duduk bersama al-Sawad ibn

Yazid di majid lalu datang al-Sya’bi dan menceritakan tentang hadis

Fatimah ibnt Qays bahwa Rasulullah SAW tidak memberikan tempat

tinggal dan nafkah bagi istri-istrinya yang ditalak tiga.

Menanggapi hal ini, Umar berkata;

الل ه و س ن ة ن ب ي ن ا ك ت اب ر ك ر ىل ع ل ه ا-صلىاللعليهوسلم-ل ن ت ام ر أ ة ل ن د ل ق و ل الل ق ال و الن ف ق ة ن ى الس ك ل ه ا ي ت ن س أ و ح ف ظ ت و ج ل ع ز )ه م ن ر ج وه ن ت خ ل

ش ة م ب ي ن ة ب ف اح ي أ ت ين أ ن إ ل ر ج ن ي خ 46ب ي وت ه ن و ل

Kita tidak boleh meninggalkan kitab Allah dan sunnah Nabi SAW

hanya karena perkataan perempuan ini. Kita tidak tahu, mungkin saja

wanita ini mengingat atau justru lupa bahwa baginya (yang ditalak tiga)

mendapatkan tempat tinggal dan nafkah. Allah berfirman: “Janganlah

kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (izin)

ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang.”

45

Muslim, S}ah}ih} Muslim,... Vol. 4, 198, Kitab Talaq, Bab Mut}allaqah thalatha la nafaqa laha, no

indeks, 2717. 46

Ibid,. Hadis sahih dan para perawinya adalah thiqah.

Page 20: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

Umar dalam hal ini tetap memberikan hak tempat tinggal dan nafkah.

Keputusan Umar ini didasarkan pada firman Allah dalam surah al-Thalaq

ayat 1;

ش ة م ب ي ن ة ب ف اح ي أ ت ين أ ن إ ل ن ر ج ي خ ب ي وت ه ن و ل ر ج وه ن م ن ت خ ...ل

Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah

mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji

yang terang.47

Sebagai sikap kehati-hatian dalam menjaga hadis, Ali pernah berkata,

sebagaiamana yang ditulis dalam kitab Nahj al-Bala>ghah dan dikutip oleh

al-Jawabi48

: “Sesungguhnya hadis yang pernah datang kepadamu melalui

beberapa orang”, diantaranya:

a. Melalui orang munafik yang menampakkan keimanan, berpura-pura

masuk Islam, ia tidak merasa berdosa sengaja berdusta kepada Nabi

SAW. Jika ada seseorang yang mengetahui bahwa ia adalah orang

munafik dan pendusta, maka hendaknya tidak mempercayainya dan

menolaknya.

b. Melalui orang yang mendengar dari Rasulullah SAW kemudian ia

keliru karena tidak menghafalnya secara tekstual, dan dia berdusta

secara tidak sengaja, dia meriwayatkan dan mengamalkan apa yang

telah diriwayatkannya seraya berkata: “Saya mendengarnya dari

Rasulullah SAW.” Seandainya ada orang Muslim mengetahui bahwa ia

keliru dalam meriwayatkan hadis, hendaklah tidak menerimanya.

47

Depag, al Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah,2002), 945. 48

al-Jawa>bi>, Juhu>d al-Muh}addithi>n fi naqd al-H}adi>th al-Nabawi> al-Shari>f (‘Amman: Mu’assasah

al-Karim Ibn Abdullah), 137-138.

Page 21: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

Ali pernah melakukan kritik terhadap hadis yang bertentangan

dengan al-Qur’an secara tekstual, Beliau telah mengkritik Ma’qal ibn

Sinan al-Ashja’i tentang hadis yang menyebutkan adanya mahar bagi

istri yang meninggal suaminya sebelum dicampuri. Ali berpendapat

bahwa tidak ada mahar bagi seorang istri yang ditinggal mati oleh

suaminya sebelum ia ‘dicampuri’. Oleh karena itu tatkala disampaikan

pada Ali tentang hadis Ma’qil ibn Sinan al-Ashja’i yang mengatakan:

و س ل م ي ب الن ن أ ص ل ىالل ه ع ل ي ه ق و اش ب ن ت م ه ل ن أ ق ض ىف يب ر و ع ل ث الم ر ه اه اال ع د ة و ع ل ي و ل ه اال م ير اث 49

Nabi SAW menetapkan mahar, warisan dan iddah terhadap Birwa’

bint Washiq.

Ali mengatakan, kita tidak mungkin menerima perkataan seorang Arab

Badui yang kencing di atas ‘kedua tumit’nya, terhadap sesuatu yang

menyalahi al-Qur’an dan hadis.50

Ali mengkritik hadis ini karena

bertentangan dengan al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 24:

ت ع ت م ت م ...ب ه م ن ه ن ف آت وه ن أ ج ور ه ن ف ر يض ةف م ااس

Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka,

berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu

kewajiban...51

Demikian pula Aisyah Umm al-Mu’minin (w. 58 H) yang meriwayatkan

2210 hadis, dan banyak mengetahui tentang al-Qur’an, sering menjadi

49

al-Nasa’i, Sunan al-Nasa>’i>, Vol. 3 (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th), 317, Kitab al-nikah, Bab ibahah al-

tazawwaj bi ghairi s}adaqah. no indeks 3302, Hadis ini Sahih dan para perawinya adalah thiqah. 50

Ahmad Ibn Ali al-Shawkani, Nayl al-Awt}a>r Sharh}} al-Muntaq al-Akhbar, (Mesir: Maktabah al-

Qahirah, 1398 H/1978 M), 359. 51

Depag, al Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah, 2002), 121.

Page 22: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

tempat bertanya tentang masalah yang muncul ketika itu. Bahkan beliau

adalah kritikus hadis yang dapat memberitahukan kesalahan yang terdapat

dalam matan hadis.52

. Diantara kritikannya adalah terhadap Abu Hurayrah

yang menyebutkan hadis bahwa penyebab kesialan ada tiga macam

sebagaimana disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya:

الل ي ب ن ن أ ث دح ي ة ر ي ر اه ب أ ن إ ال ق ف ة ش ائ ىع ل ع ل خ د ن ي ل ج ر ن أ ة ر ي ر ه يب أ ن ع اب ة و الد ار ل و ق ي ان ك ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م 53.إ ن م االطي ر ة ف ىال م ر أ ة و الد

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa suatu ketika ada dua orang

menjumpai Aisyah lalu berkata kepadanya bahwa Abu Huraarah

menceritakan bahwa Nabi SAW pernah berkata, sesungguhnya

penyebab kesialan adalah perempuan, kuda dan tempat tinggal.

Mendengar ucapan ini, Aisyah berkata:

ك ذ ك ه ام م اس يالق ب أ ىل ع ن آر الق ل ز ن أ ي ذ ال و صلىاللالل ي ب ن ن ك ل و ل و ق ي ان اك وسلم و الد اب ة ل و ق ي ان عليه ف ىال م ر أ ة الطي ر ة إ ن م ا ي ق ول ون ال ج اه ل ي ة أ ه ل ك ان

54…ة ش ائ ع ت أ ر ق م ث و الد ار

Demi yang menurunkan al-Qur’an kepada Abu Qasim, Nabi SAW

tidak pernah mengatakan demikian melainkan mengatakan

sesungguhnya orang jahiliah mengatakan bahwa penyebab kesialan

adalah perempuan, kuda dan tempat tingal kemudian Aisyah membaca

al-Qur’an surat al-hadi>d ayat 22.

ر أ ه ا أ نن ب ف ىكتابمنق ب ل ك م إ ل ف ىأ نف س يب ة ف ىالرضو ل م نم ص م اأ ص اب

Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi, (dan tidak pula) pada diri

sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh al- mahfud) sebelum

kami menciptakannya55

.

52

Ibn Sa’ad, T}abaqat al-Kubra>..., Jild 2, 352-353. 53

Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal..., , 246, Kitab baqi’ musnad al-ans}ar, Bab bagi’ Musnad al-Sa>biq, no indek 150. hadis ini adalah sahih 54

Ibid. 55

Depag, al Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah,2002), 904.

Page 23: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

Dengan penjelasan Aisyah (w.58 H.) terhadap hadis Abu Hurairah (w.

58 H.) ini dapat diketahui bahwa yang berasumsi demikian (penyebab

kesialan) adalah orang-orang Jahiliyah. Aisyah mengkritik hadis ini karena

ada sesuatu yang tertinggal dan tidak disebutkan oleh Abu Hurairah,

sehingga hadis tersebut beralih dari makna al-khas (yakni orang Jahiliyah

yang berpendapat demikian) ke makna al-‘am (umum), akhirnya dengan

ayat 22 surat al-Hadid.56

Demikian pula Abdullah ibn Abbas (w. 68 H), meskipun ia tidak lama

hidup bersama Rasulullah, Rasulullah SAW pernah mendoakan agar Allah

mengajarkan hikmah kepadanya. Kemudian ia tumbuh sebagai penuntut

ilmu sehingga terkenal dengan penafsiran al-Qur’an dan ilmu fiqh serta

banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW dan Sahabat hingga

mencapai 1660 hadis. Setelah keluar dari Madinah, ia berangkat ke Bashrah,

Mekkah dan T}aif untuk mengumpulkan hadis. Salah satu kritikannya

terhadap Amr al-Ghifari adalah tentang hadis yang menyebutkan bahwa

Rasulullah SAW mengharamkan keledai piaraan. Dalam mengkritik hadis

tersebut, Ibn Abbas berdalil pada ayat 145 surah al-An’am;

م ي ت ة أ و ي ك ون أ ن ي ط ع م ه إ ل م ح ر م اع ل ىط اع م إ ل ي ي ف يم اأ وح د أ ج ل د م اق ل ق اأ ه ل ل غ ي ر الل ه ب ه ف س سأ و ن ز ير ف إ ن ه ر ج م خ ل ح ف وح اأ و م س

Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan

kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak

memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang

56

Lihat Badr al-Din al-Zarkashi>, Ija>bat li Ira>dat Mimma Istadrakathu al-Sayyidat ‘A>’ishat ‘ala S}ah}a>bat, Ditahqiq oleh Sa’id al-Afghani (Beirut: Maktabat al-Islami,1400H/1980M), 104.

Page 24: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor, atau

binatang yang disembelih atas nama selain Allah.”57

Menurut ibn Abbas58

, ayat ini menunjukkan tidak diharamkannya

memakan daging keledai. Hal tersebut bertentangan dengan hadis yang

diungkapkan Ibn Amr al-Ghifari.

Demikian pula Abd al-Rahman ibn al-Harith pernah mengkritik Abu

Hurairah (w. 58 H.) dalam suatu riwayat hadis :

ق ر أ ب ىب ك ع ن ه ر ي ر ة أ ب ا س م ع ت ه ن ع الل ي ض ر ال م ن ه ف ىق ص ص ي ق ول ي ق ص ي ص م ج ن ب اف ل ر 59أ د ر ك ه ال ف ج

Diriwayatkan dari Abu Bakar bahwa aku pernah mendengar Abu

Hurairah berkata: “Seseorang yang mendapati fajar dalam keadaan

junub, hendaklah ia tidak berpuasa.”

Ketika Abd al-Rahman menerima riwayat hadis tersebut, dia

mengingkarinya, lalu mendatangi Aisyah (w. 58 H.) dan Ummu Salamah,

kemudian Abd al-Rahman bertanya kepada Aisyah dan Ummu Salamah,

keduanya menjawab.

الل ه ك ان ر س ث م ي ص وم ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ول ت ل م غ ي ر اح 60ي ص ب ح ج ن ب ام ن

Suatu pagi Nabi SAW berjunub bukan karena mimpi, kemudian beliau

berpuasa.

57

Depag, al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah,2002), 212. 58

Muhammad Ibn Ahmad al-Qurtubi, al-Ja>mi’ al-Ahka>m al-Qur’a>n, (Mesir: Da>r al-Qalam, 1386

H/1966 M), Jild 7, 117. 59

Muslim, Sahih Muslim..., Vol. 1,Kitab al-s}iya>m, Bab s}ih}h}ah} al-s}awm man t}ala’a alayhi al-fajr wa huwa junub. no indek 1874 60

al-Nawawi, Sharh} S}ah}i>h} Muslim, Vol. 7, 155, no indeks 1109.

Page 25: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

Setelah itu Abd al-Rahman menyampaikan pendapat

Aisyah dan Ummu Salamah kepada Abu Hurairah, maka

beliau berkata:

ن ع م ق ال ه م اأ ع ل م .أ ه م اق ال ت اه ل ك .ق ال ف ىذ ل ك ي ق ول ك ان ث م ر د أ ب وه ر ي ر ة م اال ف م ن ذ ل ك س م ع ت أ ب وه ر ي ر ة ف ق ال ال ع ب اس ب ن م ع ه م ن إ ل ىال ف ض ل أ س و ل م ض ل

61.ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م الن ب ى

Apakah keduanya yang mengatakan demikian padamu. Abd al-

Rahman menjawab: ”Ya”, Abu Hurairah berkata; “Keduanya lebih

mengetahui kemudian mengembalikan apa yang dikatakan itu kepada

al-Fadl ibn al-Abbas dengan mengatakan; hal itu aku dengar dari al-

Fadl dan bukan mendengar Nabi SAW”.

Pada hadis lain disebutkan oleh al-Tirmidhi;

الر أ ن أ ب اه ع ب د ب ن ه ش ام ال ح ار ث ب ن م ن ر ب ن ع ب د الر ح م ر و ان أ ن أ ب وب ك ب ر أ خ ح م ن ر ك ه ال ف ج ر ي د ك ان و س ل م ص ل ىالل ه ع ل ي ه الل ه ر س ول أ ن ب ر ت اه أ خ س ل م ة و أ م ع ائ ش ة

ل و ل ه ث م ي غ ت س أ ه ج ن بم ن ي ص وم و ه و 62

Diriwayatkan dari Abd al-Rahman ibn al-Haris ibn Hisham bahwa

Aisyah dan Ummu Salamah (keduanya istri Nabi SAW) memberi tahu

padaku bahwa Nabi SAW mendapati fajar sedang dia dalam keadaan

junub kemudian beliau mandi lalu berpuasa.

Riwayat Abu Hurayrah ini juga bertentangan dengan ayat 187 surat al-

Baqarah;

ل ك م ٱل خ ي ط ي ت ب ي ن ر ب واح ت ى ٱلل ه ل ك م و ك ل واو ٱش ك ت ب ر وه ن و ٱب ت غ وام ا ب ش ف ٱل ن ر ث م أ ت م واٱلصي ام إ ل ىٱل ي ل و د م ن ٱل ف ج ٱل س م ن ٱل خ ي ط ٱل ب ي ض

61

Ibid. 62

al-Tirmidhi,Sunan al-Tirmidhi>..., Vol. 1,550, Kitab al-S}aum, Bab Ma Ja’a fi al-Junub Yudrikuhu al-Fajr wahuwa Yuri>du al-S}aum, no indeks 779. Menurut al-Tirmidhi Hadis Aisyah dan Ummu

Salamah ini adalah H}asan S}ah}i>h}.; al-Bukhari, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Vol.1, 455, Kitab al-S}aum, Bab

al-S}a>’i yusbihu Junuban no indeks 1926.

Page 26: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan

Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih

dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai

(datang) malam.63

Ayat ini membolehkan makan, minum dan hubungan badan hingga

terbit fajar. Ketika Rasulullah SAW wafat, semua urusan agama dan umat

dilanjutkan oleh sahabat sebagai generasi penerus dakwah Rasulullah dalam

menyebarkan Islam ke penjuru dunia. Dapat dikatakan bahwa sejak

wafatnya Rasulullah SAW, problematika umat mulai muncul dan sangat

beragam, mulai masalah politik sampai masalah yang berhubungan dengan

al-Qur’an dan hadis.

Problematika yang berhubungan dengan hadis antara lain adalah adanya

hadis-hadis yang secara kontekstual bertentangan dengan al-Qur’an, bahkan

antara hadis yang satu dengan yang lainpun ada yang bertentangan. Puncak

problematika ini adalah pada khalifah Ali ibn Abi Thalib. Ketika itu terjadi

pertentangan politik antara Ali dan Muawiyah yang pada masa berikutnya

memicu timbulnya berbagai hadis palsu yang mendukung tiap-tiap golongan

yang bertikai dan menjelekkan golongan lain.64

Di antara hadis yang

dianggap palsu adalah hadis yang diucapkan orang Shi’ah tentang adanya

wasiat kekhalifahan terhadap Ali:

ف ت ف ي ل خ يو رس ع ض و م و ييص و ا ي و ل ه ي ع د ع ب ف ل خ ا ن م ر ي خ ي ى ل ي يب أ ابن 65ب ال ط

63

Depag, al Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah, 2002), 45. 64

Muhammad Ajjaj al-Khatib, al-Sunnah Qabl al-Tadwi>n, 188. 65

Abu al-Farj ‘Abd Al-Rahman Ibn Ali Ibn al-Jawzi, al-Mawdu>’a>t, , Jild, 1 (Beirut: Da>r al-Kutub

al-Ilmiyyah), 280,bab fi> fad}a>’il Ali> Alaihi al-Sala>m, hadis yang ke 24.; al-Suyuti, al-La’a>li> al-Masnu>’at, Vol. 1, 358.; al-Kinani, Tanzih al-Shari>‘at, Vol.1, 356.

Page 27: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

Orang yang menerima wasiatku, tempat rahasiaku, pengganti saya di

keluargaku, dan sebaik-baik pengganti sesudahku adalah Ali ibn Abi

Talib.

66ب ال ط ي ب ا ابن ي ل ع ي ث ار و و ي يص و ن ا او ث ار و او ي ص و ي ب ن ل ك ل ن ا و

Sesungguhnya setiap Nabi SAW memiliki wasiat dan pengganti,

wasiat dan penggantiku adalah Ali bi Abi T}alib.

Sementara kelompok lainnya merasa bahwa hadis palsu di atas

memojokkan Abu Bakar, Umar, Uthman dan Muawiyah, dan mereka

membalas hadis palsu pula yang mengangkat derajat golongan mereka. Di

antara hadis tersebut adalah:

ب ال يط ب أ ن ب ي ل ع ي د ع ب ن م ة ف ي ل الخ ل ع اج م ه لل ا :ت ل ق اء م ىالس ل إ ي ب ج ر ع ام ل محمد جانب لك ن م يالملئكة ب ف ت ه و ات و م الس ت ج ت ار ف ن و شاء ومات رأ ق ا يا67الصديق وبكر اب ك بعد ن م يكون ن ا الل يشاء ن ا ل ا الل شاء قد

Tatkala Allah memi’rajkan saya kelangit saya memohon, ya Allah

jadikanlah Ali sebagai khalifah setelahku, maka langit berguncang dan

para malaikat di berbagai penjuru berteriak padaku, wahai Muhammad

bacalah wa ma tashauna illa an yasha Allahu (kamu tidak memiliki

kehendak melainkan hanya Allah yang memiliki kehendak) dan Allah

telah menghendaki Abu Bakar menjadi khalifah setelahmu.

ر م وع ر ك وب ب اا ذ ا و يىعل ل ع أك ت م م ل س و ه ي ل ع صلىالل ي ب الن ت ي أ ر ر م ع بن ا ن ع 68ة ن ج ال ل خ د ي ام ه ب ح ب اف م ه ب ح ا ن س ح اال ب اا ي :ال ق ف ل ب ق ا

Diriwayatkan dari Ibn Umar, aku melihat Rasulullah SAW bersandar

kepada Ali kemudian ketika itu Abu Bakar, Umar datang, lalu

Rasulullah SAW berkata kepada Ali wahai Abu al-Hasan! Aku

66

Ibid., jilid 1, 282, dan Jalal al-Din al-Suyut}i, al-La’a>li> al-Mas{nu>’ah fi al-Ah}adi>th al-Mawd}u>’ah, jild 1(Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat,t.th) 3. 67

Ali al-Kinani, Tanzi>h al-Shari>’ah al-Marfu>’ah al-Akhba>r al-Shani>’ah al-Mawdu>’ah, jild 1

(Kairo: Maktabah al-Qahirah, 1378 H), 345. 68

Ibn Jawzi, al-Mawdu>’a>t,... jild 1, 241. al-Shaukani, Nail al-Aut}ar, Sharh Muntaq al-Khaba>r, 338.

Page 28: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

mencintai keduanya dengan mencintai keduanya kamu akan masuk

surga.

ك ل ع بو ت ك م ل ا ةر ج ش ة ن ج يال اف م الل ل و س ر دم ح م الل ل ا له ا ال ه ن م ة ق ر و لى69ن ي ر و والن ذ ان م ث ع و ق و ر اف ال ر م ع و ق ي دالص ر ك ب و ب ا

Tiada pohon dalam surga melainkan tertulis pada setiap daunnya (la

ilaha illa Allah uhammad Rasulullah SAW, Abu Bakar al-Siddiq, Umar

al-Faruq dan Usman Du al-Nurain).

Sebagian pengikut Muawiyah pun berusaha membuat hadis palsu untuk

mendukung golongannya, antara lain:

70ة ي او ع م لى ا ه ع ف د ف ي ل ع د ي ن م م ل ق ال ذ خ ا ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ه ن ا

Rasulullah SAW mengambil pena dari tangan Ali kemudian

memberikan kepada Muawiyah.

ا 71ة ي او ع م و ل ي ر ب ج او ن ا :ةث ل ث الل د ن ع اء ن م ل

Orang yang dapat dipercaya di sisi Allah ada tiga, yaitu saya

(Rasulullah SAW), Jibril dan Mu’awiyah

له ا ال ه ي ل ع بو ت ك م ر ض خ ا آس ة ق ر و ب ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م يب ىالن ل ا ل ي ر ب ج جاء 72ياد ب ىع ل ع ضر ف ة ي او ع م ب ح الل ل و س ر دم ح م الل ل ا

Jibril pernah mendatangi Rasulullah dengan sehelai daun yang harum,

berwarna hijau bertuliskan la ilaha illa Allah, Muhammad al-

Rasulullah , cinta kepada Mu’awiyah adalah wajib atas hambaku.

Dalam menyikapi hadis sebelum terjadinya fitnah, para Sahabat

memiliki pandangan dalam mentakwil atau menerima dan menolak suatu

69

Ibid., 251.; al-Shawkani, Fawa>id al-Majmu>’ah fi al-Ah}}adi>th al-Mawdu>’ah, ditahqiq oleh

Abdullah ibn Yahya al-Yamani (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat,1380 H/1960 M), 403. 70

al-Shawkani, al-Fawa<id al-Majmu>’ah fi al-Ah}adi>th al-Mawdu>’ah,... 403 71

Ibn Al-Jawzi, al-Mawdu>’a>t,... Vol. 1, 330. 72

Ali al-Kinani, Tanzi>h Al-Shari>’ah al-Marfu>’ah ‘an al-Akhba>r al-Mawdu>’ah,... jild 2, 21, no

indeks 48

Page 29: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

hadis. Ketika mereka menemui hadis yang bertentangan dengan al-Qur’an,

atau bertentangan dengan riwayat sahabat lain yang lebih thiqah, mereka

menolaknya. Dengan demikian, mereka mengindikasikan bahwa

pertentangan tersebut dapat muncul kerena adanya suatu kesalahan dan

kehilafan dan pendengaran yang kurang normal dari perawi, sehingga ketika

menyampaikan kepada orang lain akan terdapat perubahan pada lafal dan

makna.73

Untuk mengetahui metode atau kaedah para sahabat dalam mengkritik

matan hadis, dapat diketahui dengan melihat kembali problematika yang

muncul ketika itu dan solusi yang ditempuh mereka dalam mengatasi

problema karena mereka lebih mengetahui sunnah.

al-Da>rimi> (w. 255 H.) mengungkapkan tiga metode yang digunakan

sahabat untuk kritik matan yaitu :74

a. Jika hadis tersebut bertentangan dengan al-Qur’an

b. Jika hadis tersebut bertentangan dengan hadis lain yang lebih sahih

c. Jika hadis tersebut bertentangan dengan akal

Sebagai penjelasan lebih lanjut, berikut ini disebutkan beberapa contoh

yang dapat memberikan yang lebih mendalam dalam memahami kaedah

kritik hadis, sebagai berikut:

a. Hadis bertentangan dengan al-Qur’an

73

al-Da>rimi>,Sunnan al-Da>>rimi>, (Indonesia:Maktabat Dahlan ,t.th) 55. 74

Ibid., 61,79, dan 95.

Page 30: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

Metode pertama yang digunakan oleh sahabat adalah ketika mereka

menemukan hadis yang bertentangan dengan al-Qur’an, dan keduanya

tidak dapat dikompromikan, mereka menganggap hadis tersebut tidak

sahih. Dengan demikan al-Qur’an adalah tolok ukur dalam menerima

segala macam hadis. Oleh karena itu, bila mereka menemukan riwayat

yang bertentangan dengan al-Qur’an, mereka tidak menerima dan tidak

mengamalkannya. Misalnya kritikan Aisyah terhadap Umar ibn al-Khattab

tentang orang mati disiksa karena adanya tangis keluarga yang ditinggal.

Umar ibn Khattab pernah meriwayatkan hadis ini dari Rasulullah yang

mengatakan;

75ه ي ل ع ه ل ه ا ء اك ب ب ب ذع ي ل ت ي م ال ن ا

Sesungguhnya orang mati akan disiksa karena tangisan keluarganya.

Ketika Umar ibn al-Khattab meninggal, Ibn Abbas mengungkapkan

hadis ini kepada Aisyah, lalu Aisyah berkata; semoga Allah memberi

rahmat kepada Umar, demi Allah, Rasulullah SAW tidak pernah

mengatakan bahwa orang mukmin ini akan disiksa oleh Allah karena tangis

keluarganya, akan tetapi Rasulullah mengatakan sesungguhnya Allah akan

menambah siksaan orang kafir kerena tangisan keluarganya. Kemudian

Aisyah menyampaikan sural al-An’am ayat 164:

75

al-Bukhari, S}ah}ih} al-Bukha>ri>, Vol. 1, 307 Kitab al-jana>iz, Bab Qaul al-Nabi saw yu’addib al-

mayyit bi bukai ahlihi, no indek 1286.; al-Nasa’i: Sunan al-Nasa>’i >, jild. 2/Vol. 3(Beirut: Da>r al-

fikr,t.th),16-17, no indeks 1844, 1846.; al-Nawawi, S}ah}i>h} Muslim Bi Sharh al-Nawawi>,Vol. 5

(Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat, t.th), 203.; Abd Allah ibn Abd al-Rahman al-Bassa>m, Tawd}i>h al-Ahka>m min Bulugh al-Mara>m, Vol. 3(Makkah: Maktabatal-Asdi>,1423H/2003H), 2.; Abd Allah

ibn Abd al-Rahman al-Bassam, Tawd}}i>h al-Ahka>m min Bulugh al-Mara>m, Vol. 3(Makkah:

Maktabat al-Asdi>, 1423M/2003H), 264.; Abi al-Abbas Shihab al-Din Ahmad ibn Abd al-Latif al-

Zabaydi>, Muhtas}ar S}ah}i>h} al-Bukhari> al-Musamma> al-Tajri>d al-S}ari>h, 130, no indeks 634/1288.

Page 31: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

ت ز ر و از ر ة ر ىو ل ...و ز ر ا خ Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.

76

Maksud ayat tersebut adalah bahwa setiap orang memikul dosanya

sendiri-sendiri. Dalam riwayat Amrah bint Abd al-Rahman disebutkan

bahwa pernah disampaikan kepada Aisyah riwayat dari Abdullah ibn Umar

yang mengatakan;

77يح ال اء ك ب ب ب ذع ي ل ت ي م ال ن ا

Sesungguhnya orang yang meninggal akan disiksa karena tangisan

orang yang masih hidup.

Mendengar ucapan ini, Aisyah berkata: suatu ketika jenazah seorang

perempuan Yahudi yang sedang ditangisi oleh keluarganya78

, lewat di

hadapan Rasulullah SAW maka Rasulullah SAW berkata:

79ه ر ب يق ف ب ذع ت ال ه ن ا او ه ي ل ع ن و ك ب ي ل م ه ن ا

Mereka (orang Yahudi) menangisinya dan dia (mayat) akan disiksa

dalam kuburnya.

Kelihatannya Aisyah mengkritik riwayat Umar dan Ibn Umar karena

kedua riwayat tersebut menunjukkan keikutsertaan perbuatan seseorang

76

Depag, al-Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Penerbit al-Hidayah, 2002), 217. 77

al-Bukhari, S}ah}i>h} Bukha>ri>...,Vol. 1, 209 , no indek 1290, Kitab al-Jana>’iz, Bab Qawl al-Nabi> Yu’adhib al-Maiyit.; Ibn al-Hajar, Fath al-Ba>ri>, Vol. 3, 200-201.; Abi Hamid Muhammad ibn

Muhammad ibn Muhammad al-Ghozali, al-Wasi>t}} fi> al-Madhhab, Vol. 1(Beirut: Da>r al-Kutub al-

Ilmiyyat, t.th), 363.; al-Nawawi, S}ah}i>h} Muslim bi Sharh al-Nawawi>, Vol. 5 (Beirut: Da>r al-Kutub

al-Ilmiyyat,t.th), 203, no indeks 927.; Muhyid al-Din Abi Ja’far Ahmad ibn Abd Allah al-Tabari,

Gho>yat al-Ahka>m fi> Ah}a>di>th al-Ahkam, Vol. 4 (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat, t.th), 71-74.;

Muhamamad ibn Abd Allah al-Khatib al-Tibrizi, Mishka>t al-Mas}a>bi>h, Vol. 1 (Beirut:Da>r al-

Kutub al-Isla>mi>, t.th), 545-546. al-Shafi’i, Ma’rifat al-Sunan wa al-A>tha>r, Jild 3(Beirut: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyyat,t.th), 199-201. 78

Musfir Azm Allah al-Damini, Maqa>yi>s Naqd al-Mutu>n al-Sunnah, (Riyad: t.p, 1984 M./1404

H.), 62. 79

Ibid.

Page 32: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

yang masih hidup, menjadi beban tanggung jawab seseorang yang sudah

meninggal. Hal ini bertentangan dengan ayat al-Qur’an yang menunjukkan

bahwa setiap orang akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.

Aisyah melihat dua riwayat tersebut tidak menyebutkan asba>b al-wuru>d al-

h}adi>th, sehingga mendatangkan perubahan makna, yaitu dari yang khusus

(berlaku bagi orang Yahudi) ke umum ((bagi setiap Muslim)

Pada riwayat lain ditanyakan kepada Aisyah tentang riwayat Ibn

Abbas, Aisyah mengatakan: telah terdapat kesalahan dan kehilafan

sesungguhnya Rasulullah bersabda; dia (orang Yahudi) akan disiksa karena

do’a dan kesalahan keluarganya sedang menangisinya saat ini.80

Dalam

riwayat lain Aisyah berkata semoga Allah mencurahkan rahmat kepada

Abd al-Rahman (Umar), sesungguhnya ia tidak berdusta melainkan lupa

atau salah.81

Semua riwayat di atas menunjukkan adanya kekhilafan dan kesalahan

Umar (w. 32 H.) dan Ibn Umar dalam menyampaikan riwayat, dan tidak

terdapat unsur kesengajaan dalam meriwayatkan hadis.

a. Hadis bertentangan dengan hadis lain yang lebih sahih

Para sahabat menjadikan al-Qur’an sebagai standar dalam menetapkan

kesahihan suatu hadis, maka mereka menolak hadis yang bertentangan

80

al-Bukhari, Sahih al-Bukhari…, Vol. 1, 209, Kitab jana>iz, bab qaul al-nabi saw yu’addiba al-

mayyit biba’di bukai ahli ‘alaih, no indeks. 1288.; Ibn al-Hajar, Fath al-Ba>ri>, Vol.3 (t.t: Maktabat

Mis}r, 1421H/2001M), 221, no indeks 1288.; Muslim, Sahih Muslim..., Kitab Jana>iz, Bab Qaul al-

Nabi saw yu’addiba al-mayyit biba’di bukai ahli ‘alaih, no indeks, 26, 81

Muslim, Sahih Muslim...,Vol ,369 Kitab jana>iz, Bab al-Mayyid Yu’addiba bi Bukai Ahli ahlihi, no indeks, 27,

Page 33: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

dengan al-Qur’an, dan mereka meyakini bahwa hadis yang benar

bersumber dari Rasulullah, tidak akan bertentangan dengan al-Qur’an.

Namun ketika sahabat menemukan hadis yang bertentangan dengan

hadis lain, mereka mengkompromikan antara satu riwayat dengan riwayat

lainnya, atau mentarji>h salah satu di antara riwayat yang bertentangan.

Dalam men-tarjih salah satu riwayat yang bertentangan, mereka

menempuh beberapa cara:

1) Menanyakan langsung kepada yang dianggap lebih berkompeten dalam

mengetahui riwayat.

2) Mendatangkan riwayat lain yang mendukung salah satu hadis yang

bertentangan

3) Mendahulukan riwayat s}ahib al-qisa>h (pelaku kisah).

Berikut ini ada beberapa contoh dari sikap sahabat dalam mentarjih

riwayat yang bertentangan yaitu:

a) Menanyakan langsung kepada yang dianggap lebih berkompeten dalam

mengetahui riwayat.

Ketika ditemukan riwayat hadis yang bertentangan, seperti hadis

dalam rumah tangga Rasul, maka mereka menanyakan langsung kepada

orang yang lebih berkompeten dan yang dianggap lebih efektif

memberikan jawaban seperti istri Rasul, misalnya hadis tentang

menguraikan rambut ketika mandi junub.

Page 34: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

Disampaikan kepada Aisyah bahwa Ibn Amr memerintahkan kepada

wanita agar menguraikan rambutnya ketika mandi junub, maka Aisyah

berkata:

أ ف ل ر ء وس ه ن ق ض ن ي ن أ ن اغ ت س ل ن إ ذ ا النس اء ي أ م ر ا ه ذ ر و ع م ل ب ن ع ج ب ا ي اأ غ ي ك ن ت ل ق د ر ء وس ه ن ل ق ن ي ح أ ن أ م ر ه ن الل ه و ر س ول أ ن ا ل ع ل ي ه ت س الل ه ص ل ى

إ ف ر اغ ات و س ل م ىث ل ث أ ف ر غ ع ل ىر أ س أ ز يد ع ل ىأ ن د و ل إ ن اء و اح .م ن 82

Alangkah anehnya ibn Amr, memerintahkan kepada wanita agar

menguraikan rambutnya ketika mandi junub, mengapa ia tidak

memerintahkan mencukur rambutnya saja? Sungguh saya mandi

bersama Nabi SAW pada satu bejana dan saya tidak melebihkan tiga

kali menyiramkan air pada kepalaku.

Dalam riwayat ini Aisyah dianggap lebih mengetahui dari pada ibn

Amr, karena kejadian ini terjadi dalam rumah tangga Rasul, yaitu bahwa

Aisyah pernah melaksanakannya ketika mandi bersama Nabi SAW dan

beliau tidak menyalahkannya. Perkataan Aisyah ini juga didukung oleh

riwayat dari Ummu Salamah, beliau pernah bertanya kepada Rasulullah

SAW:

ل إ ن م ا ق ال ال ج ن اب ة ل غ س ل ىف أ ن ق ض ه ر أ س ض ف ر أ ش د إ نىام ر أ ة الل ه ر س ول ي اث م ت ف ح ث ي ات ث ل ث ك ث ىع ل ىر أ س ت ح أ ن ف يك ال م اء ف ت ط ه ر ين ي ك ين ع ل ي ك 83يض

Wahai Rasulullah SAW! Saya adalah perempuan yang pintalan

rambutnya sangat kuat, apakah saya harus mengurainya ketika mandi

junub? Rasulullah SAW menjawab, tidak perlu, kamu cukup

menuangkan tiga cedok air pada kepalamu kemudian kamu siram

seluruh badanmu, maka kamu telah bersuci.

82

Ibid., Kitab al-Haid}, Vol. 1, Bab hukm d}afa>ir al-Mughtasilah, no indeks 59.; al-Nawawi, Sharh} S}ah}i>>h} Muslim, Vol. 4 (Kairo: al-Maktabat al-Tawfiqiyah, 2008), 10, no indeks 59(331). 83

Ibid., 9, no indeks 58.(330).

Page 35: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

b) Mendatangkan riwayat lain yang mendukung salah satu hadis yang

bertentangan.

Bentuk kedua yang ditempuh sahabat dalam men-tarjih salah satu

hadis yang bertentangan adalah dengan mendatangkan riwayat lain yang

mendukung salah satu hadis yang bertentangan, sehingga hadis yang

mendapat dukungan dari riwayat lain dianggap lebih ra>jih, misalnya

tentang masa ‘iddah seorang istri hamil.Suatu ketika Abu Salamah Ibn

Abd al-Rahman dan Abdullah Ibn Abbas berkumpul bersama Abu

Hurayrah. Mereka berbincang-bincang tentang seorang laki-laki yang

meninggal dan istrinya sedang hamil, lalu melahirkan setelah beberapa

hari. Mereka mempermasalahkan tentang ‘iddahnya.

Ibn Abbas (w. 68 H.) berpendapat: ن ي ل ج ال ر خ آاه ل ح (masa iddah adalah

sampai pada akhir dua masa ‘iddah: ‘iddah kehamilan dan ‘iddah

meninggal suami). Kemudian Abu Salamah berpendapat: ت ل ح د ق ف ت ع ض او ذ إ

(jika dia telah melahirkan maka masa ‘iddahnya berakhir). Ketika

mendengar perseteruan itu, Abu Hurairah (w.58 H.) berkata: saya

sependapat dengan anak pamanku (Abu Salamah). Selanjutnya mereka

mengutus kariban (hamba sahaya Ibn Abbas) untuk menanyakan hal ini

kepada Ummu Salamah, lalu Ummu Salamah menyebutkan salah satu

riwayat: bahwa Subai’ah bint al-Harith al-Aslamiyah meningal suaminya

dan ia sedang hamil, dan setelah beberapa hari kemudian ia melahirkan.

Kemudian ada seorang pria dari bani Abd al-Dhar bernama Abu al-

Sanabil ingin meminangnya dan mengatakan kepada Sabi’ah bahwa

Page 36: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

masa ‘iddahnya sudah habis. Akan tetapi Subai’ah ingin menikah dengan

pria lain sehingga Abu Sanabil berkata padanya: kamu belum halal (masa

‘iddah-mu belum habis), sehingga Subai’ah menanyakan kepada

Rasulullah SAW lalu beliau menyuruhnya untuk menikah.84

Riwayat yang disebutkan Ummu Salamah tentang diperbolehkannya

Subai’ah bint al-Haris untuk menikah setelah melahirkan, merupakan

riwayat yang mendukung pendapat Abu Salamah dan Abu Hurayrah

bahwa akhir masa ‘iddah istri hamil yang meninggal suaminya adalah

setelah melahirkan.

c) Mendahulukan riwayat s}ahib al-qis}as} (pelaku kisah)

Cara pentarji>han yang ketiga ini erat kaitannya dengan cara

pentarjihan yang pertama, karena cara ketiga ini juga dapat dijadikan

sebagai contoh pada cara pertama, namun tidak semua contoh pada cara

yang pertama dapat dijadikan sebagai contoh pada cara yang ketiga.

Salah satu contoh pentarji>han mendahulukan riwayat s}>ah}ib al-qis}a>s}

adalah hadis tentang pernikahan orang yang sedang ihram.

مر ح م و ه و ة ن و م ي م ج و ز ت م ل س و ه ي ل ع ىالل ل ص ي ب الن ن ا اس ب ع ن ب ا ن ع 85

Diriwayatkan dari ibn Abbas bahwa Rasulullah menikahi maimunah

dan beliau sedang berihram.

84

al-Turmudhi, Sunan al-Turmu>dhi>, Vol. 2, 247, no indeks 1194, Kitab al-Talaq, Bab Ma> Ja’a fi> al-Ha>mil.;al-Darimi,Sunan al-Da>rimi> (Beirut:Da>r ibn Hazm,1423H/2002M),314, no indeks 2319,

Kitab al-talaq, Bab fi ‘iddah al-Hamil al-Mutawaffa ‘anha zaujuha. 85

al-Bukhari, S}ah}i>h} al-Bukha>ri> ..., Vol. 1, 426, no indeks 1837, Kitab Jaza’ al-S}ayd, Bab Tazwi>j al-Muhrim/ Vol. 3, 74, no indeks 4258 dan 4259. Nabi mengawini Maimunah pada Waktu

melakukan Umrah Qad}a’, serta no indeks 5114.; Muslim, S}ah}i>h} Muslim..., Vol. no indeks1410.;

al-Turmudhi, Sunan al-Turmudhi>...., Vol. 2, 25, no indeks 842, 843,844. H}adi>thun H}as}anun S}ah}i>h}un.

Page 37: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

Riwayat Ibn Abbas yang menunjukkan bahwa Nabi SAW menikahi

Maimunah sedang dalam keadaan ihram bertentangan dengan hadis yang

diriwayatkan Maymunah yang menunjukkan bahwa Rasul menikahinya

dan beliau tidak sedang ihram, yaitu:

86لل ح و ه و م ل س و ه ي ل ع ىالل ل ص الل ل و س ير ن ج و ز ت ت ال ق ة ن و م ي م ن ع

Diriwayatkan dari maymunah berkata: Rasulullah SAW menikahi

aku dan dia dalam keadaan dalam keadaan halal (tidak sedang

ihram).

Riwayat dari Maimunah ini, juga mendapat dukungan dari riwayat

Abu Rafi’ yang berbunyi:

ر ب ا ن ع لل ح و ه و ة ن و م ي م م ل س و ه ي ل ع ىالل ل ص الل ل و س ر ج و ز ت ال ق ع اف ي87ام ه ن ي اب م ي ف ل و س ر ل اا ن ا ت ن ك و لل ح و ه او ه ىب ن ب و

Diriwayatkan dari Abu Rafi’ berkata: Rasulullah menikahi

Maimunah dan beliau dalam keadaan halal (tidak sedang ihram), dan

mulai bersama dengannya (maimunah) dan dia dalam keadaan halal

dan saya adalah utusan terhadap keduanya (berada di sisi keduanya).

Pada riwayat yang bertentangan di atas, dapat dikatakan bahwa

riwayat Maimunah yang menyebutkan bahwa dirinya menikah dengan

Rasulullah SAW dalam keadaan halal (tidak sedang ihram) lebih ra>jih

dari pada riwayat Ibn Abbas yang menyebutkan bahwa Maimunah

menikah dengan Rasulullah SAW dalam keadaan ihram, karena

86

al-Tirmidhi,Sunan al-Tirmidhi>, Vol. 2 23, no indeks 841, Kitab al-hajj, Bab ma ja-a fi

karahiyah tazwij al-muhrim.; Abi al-Walid Sulaiman ibn Khalaf ibn Sa’d ibn Ayyub al-Bakhi, al-Muntaqa> Sharh Muwat}t}a’ Maliki,Vol. 3(Beirut : Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat,t.th),406, no indeks

762, Nabi SAW kawin dengan Maimunah di Madinah sebelum keluar untuk melakukan untuk

melakukan ihram. 87

al-Tirmidhi, Sunan al-Turmidhi>, Vol. 2, 24, hadis ini adalah hasan sahih.; al-Nasa’i, Kitab al-

Sunan al-Kubra>, Vol. 1, 146.

Page 38: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

Maimunah adalah pelaku kisah tersebut. Di samping itu, juga terdapat

sha>hid dari riwayat Abu Rafi’ bahwa dia berada di sisi Rasulullah dan

Maimunah. al-Kattani (w.1927 M.) berpendapat bahwa hadis riwayat

Maimunah yang menikah dengan Rasulullah dalam keadaan halal, adalah

pada derajat Mutawa>tir, berdasarkan pendapat Ibn Abd al-Bar (w. 463

H.).88

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam riwayat Ibn Abbas

(w. 68 H.) terdapat suatu kekeliruan, walau ada riwayat yang

menyebutkan keikutsertaan Ibn Abbas dalam perkawinan tersebut, hanya

saja pada waktu itu masih kecil, belum mengerti tentang pekawinan.

Selain pentarji>han yang dilaksanakan oleh sahabat terhadap riwayat

yang bertentangan, juga terkadang mengkompromikan beberapa riwayat,

sebagaimana yang dilakukan Ibn Abbas terhadap beberapa riwayat yang

menerangkan tentang waktu ihramnya Rasulullah SAW.

Dalam menjelaskan sebab perbedaan sahabat tersebut, Said Ibn Jubair

bertanya kepada Ibn Abbas: “Wahai Ibn Abbas! Saya heran terhadap

perbedaan sahabat tentang ihramnya Rasulullah SAW ketika diwajibkan

haji.” Ibn Abbas menjawab: “Rasulullah SAW melaksanakan haji hanya

satu kali.” Dari sinilah mereka berbeda pendapat. Ketika Rasulullah

SAW berangkat melaksanakan haji, dan tatkala salat dua raka’at di

masjid Dhu al-Khulaifah (Bir Ali) beliau mewajibkan berihram (berniat

haji) pada tempat duduknya. Beliau pun berihram ketika selesai salat dua

88

Abi Abd Allah Muhammad Ibn Abi al-Faid} al-Kattani, Naz}m al-Mutana>thir min al-H}adi>th al-Mutawa>tir, (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah,t.th), 148.

Page 39: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

rakaat. Hal ini didengar oleh beberapa orang, dan saya ingat benar dari

beliau. Kemudian Rasulullah SAW menaiki kendaraannya (untanya), dan

setelah beliau berada di atas kendaraannya, beliau berihram. Hal ini

diketahui oleh beberapa orang dan terjadi karena orang-orang datang

beruntun, tidak sekaligus. Mereka ada yang mendengar bahwa beliau

berihram ketika di atas untanya, kemudian Rasulullah berangkat dan

tatkala sampai di atas Sharf al-Baida’ beliau berihram lagi dan diketahui

lagi oleh beberapa orang sehingga merekapun berkata bahwa Rasulullah

SAW berniat ketika berada di atas Sharf al-Baida’.89

Dari riwayat ibn Umar ini dapat diketahui bahwa Rasulullah

melaksanakan ihram di Masjid Dhu al-Khulaifah setelah salat dua rakaat,

kemudian melaksanakan ihram lagi setelah berada di atas untanya, dan

ketika berada di atas Sharf al-Baida’

Metode ketiga yang digunakan sahabat dalam mengkritik matan hadis

adalah dengan menggunakan akal, misalnya tentang hadis yang

menyebutkan agar berwudu’ karena memakan yang dimatangkan dengan

api, seperti berikut:

ث و ر أ ق ط ،الن ار ت س ام م م وء ض و ل ا م ن 90و ل و

Berwudu’ karena memakan disentuh api (dimatangkan dengan api),

meskipun hanya dengan memakan susu yang dibekukan dengan batu

yang panas.

89

Abu Dawud,Sunan Abi> Dawu>d Vol. 2 (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyat,t.th), 14, Kitab al-Hajj,

Bab fi wakt al-ihram, no indek 1770. 90

al-Tirmidhi , Sunan al-Tirmi>dhi>, Vol. 1 (Beirut: al-Fikr,t.th), 137, Kitab al-Taharah, Bab maja-a

fi al-wudu’ mimma ghayyarat al-nar, no indek 79 dan hadisnya adalah sahih .;al-Nasa’i, Kitab al-Sunan al-Kubra>, Vol. 1, 145-146.

Page 40: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

Mendengar ucapan ini Ibn Abbas berkata:

ي اأ ن الد ه م ن م ن؟ب اه ر ي ر ة أ ن ت و ض أ 91؟ال ح م يم أ ن ت و ض أ

Wahai Abu Hurayrah apakah kita berwudu’ dari apa yang disentuh

api atau dari air yang dipanaskan dengan api?

Kemudian Abu Hurairah (w. 58 H.) berkata:

يإ ذ اس أ خ ي ااب ن ت ض ر ب الل ه ص ل ىالل ه ع ل ي ه و س ل م ف ل ح د يث اع نر س ول م ع ت 92 ل ه م ث ل

Wahai anak saudaraku jika kamu mendengar hadis dari Rasulallah

janganlah berkomentar (berdalih).

Namun Umi Salamah meriwayatkan hadis bahwa” Sesungguhnya

Rasulullah makan daging yang dibakar lalu datang Bilal dan beliau

keluar untuk melakukan salat dan tanpa Wuduk.”93

Contoh di atas

menunjukkan metodologi sahabat dalam mengkritik matan hadis sjumhur

ulama mera>jihkan pendapat yang disandarkan pada akal dari pada hadis.

Misalnya masalah wajibnya berwuduk karena memakan apa yang telah

disentuh api. Jumhur mengatakan hendaklah meninggalkan pendapat

tersebut.94

Meskipun jumhur ulama hadis banyak menolak pendapat yang

berdasarkan akal, perlu diingat bahwa penolakan tersebut bukan hanya

91

al-Tirmidhi, Sunan al-Tirmidhi>, Vol. 1, 137 92

Ibid. 93

al-Nasa’i, Kitab al-Sunan al-Kubra>, Vol. 1, 147.; al-Turmidhi, Sunan al-Tirmidhi. Vol. 1, 42, no

indeks 80, kitab al-T}aharat. 94

Ahmad ibn Ali al-Shaukani, Nail Aut}a>r Sharh} al-Muntaqa al-Akhba>r, jild 1 (Mesir: Maktabah

al-Qahirah, 1198 H/1978 M), 314.

Page 41: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

sekedar berdasar akal semata, akan tetapi karena adanya faktor lain,

yaitu; bahwa para sahabat telah hidup bersama Rasulullah SAW dan

banyak hukum yang bersumber dari Rasul. Ketika mendengar sesuatu

yang aneh dan tidak pernah didengar sebelumnya, mereka menganalisa

dengan akalnya, kemudian mengkritik sesuai dengan pengetahuan

mereka tentang hukum-hukum yang telah ditetapkan Rasulullah SAW.

c. Perkembangan Kritik Hadis pada masa Tabi’in

Setelah masa sahabat kritik hadis mulai berkembang dan sudah memiliki

metode tertentu, dan makin berkembang pada masa tabi’in yang mencakup

kritik sanad dan matan, seiring perkembangan kritik hadis pada masa itu

muncul beberapa nuqqad (kritikus), diantara nuqqad hadis dari kalangan

tabi’in adalah;

1. Sa’id ibn Jubair (w. 95 H.)95

yang melarang berkumpul dalam satu majlis

bersama dengan Talaq ibn Habib karena ia seorang Murjiah mekipun ia

termasuk orang saleh.96

2. Amir al-Sha’bi (w.104 H.)97

yang pernah men-tarji>h al-Harith al-A’war

sebagai pendusta98

3. Tawus, (w. 106 H.)99

keduanya (al-Hasan al-Basri dan Tawus) pernah

mengkritik Ma’bad al-Juhani>. Sesungguhnya ia adalah sesat dan

95

Said Ibn Jubair ibn Hisham al-As’adi al-Kufi, lahir pada tahun 45 H/665 M dan wafat pada tahun

95 H/714 M. Lihat Jamal al-Din Ahmad Ibn Muhammad Ibn Abu Bakar, Wafayat al-A’yan,

(Beirut: Da>r S}adir, t.th), jild 1, 204. 96

Ibn Hibban, Kitab al-Majruh}i>n, jild 1, 204. 97

Amir ibn Shara>h}i>l al-Sha’bi, lahir pada tahun 19 H atau 20 H/640 M, dan wafat pada tahun 104

H/722 M. Beliau bertemu dengan beberapa Sahabat dan meriwayatkan dari mereka diantara yang

meriwayatkan dari padanya adalah al-A’masy dan al-Thauri. Lihat ibn Sa’ad, T}abaqat al-Kubra>>…, jild 6, 246-256. 98

Muslim ibn Hajjaj, Muqaddimah S}ah}ih} Muslim…, jilid 1, 19.

Page 42: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

menyesatkan. Demikian pula Tawus menuduh Ma’bad berdusta kepada

Rasulullah SAW, meskipun Ma’bad menyangkalnya.100

4. al-Hasan al-Basri (w. 110 H.)101

5. Muhammad ibn Sirin (w. 110 H.),102

orang nuqqad hadis yang cerdas dan

terkemuka dalam meneliti sanad. Beliau pernah berkata bahwa hadis itu

adalah agama, maka hendaklah seseorang meneliti orang, dengan

meneliti agamanya. Yahya ibn Ma’in (w. 233 H.) dan Ali ibn al-Madi>ni>

(w.234 H.) mengakuinya sebagai orang bersih dan tidak ada yang

menyaingi pada masanya.103

6. Abdullah ibn ‘Aun (w. 151 H.),104

sangat keras terhadap pembuat bid’ah

dan tidak pernah menyerah terhadap Aliran Qadariah.105

d. Perkembangan Kritik Hadis pada masa Tabi’ Tabi’in dan sesudahnya.

Setelah masa tabi’in kritik hadis makin berkembang dengan munculnya

beberapa tabi’ tabi’in beserta beberapa karangannya yang berhubungan

99

Tawus ibn Kisan Khairi al-Himyari, lahir pada tahun 33 H/653 M dan wafat pada tahun 106

H/724 M, beliau meriwayatkan dari Aisyah dan Zaidi ibn Thabit, dan yang meiwayatkan dari

padanya adalah AbdAllah ibn Tawus, Wahb ibn Munabbih dan selainnya, lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b...,Vol. 4, 100. 100

Muhammad ibn Hibban al-Bisti, Kitab al-Majruhi>n min al-Muh}addithi>n wa al-D}u’afa’ wa al-Matruki>n, jild 1 (Halab: Dar al-Wa’yi,t.th), 79. 101

al-Hasan ibn Abi Hasan al-Basri lahir pada 33 H/653 M dan wafat pada tahun 110 H/729 M.

Beliau meriwayatkan hadis dari Abd Allah dan Abd Allah Ibn Abbas diantara yang meriwayatkan

hadis dari padanya adalah Ayyub al-Shikhtiyani dan Rabi’ ibn Subh, lihat ibn Sa’ad, Tabaqat al-

Kubra>, jild 7, (Beirut:Da>r al-Sadr), 157-158. 102

Muhammad ibn Sirin al-Bahri, lahir tahun 33 H 653 M dan wafat pada tahun 110 H/729 M.

Beliau bertemu dengan beberapa Sahabat dan meriwayatkan dari mereka, diantaranya adalah Anas

ibn Malik, Zaid ibn Thabit dan Abd Allah ibn Abbas, dan yang meriwayatkan daripadanya adalah

Abdullah ibn ‘Aun dan Jarit ibn Hazm. Lihat al-Dhahabi, Tadhkira>h al-H}uffaz}…, jild 1, 77. 103

Ibn Rajab al-Hanbali, Sharh} ‘Ilal al-Tirmidhi> (Baghdad: al-Ani, t.th), 82. 104

Abdullah ibn ‘Aun ibn At}riban al-Mazni, lahir pada tahun 66 H/686 M, dan wafat pada tahun

151 H/768 M, beliau meriwayatkan dari Muhammad ibn Sirin, al-Hasan al-Basri dan al-Sha’bi,

dan yang meriwayatkan dari padanya adalah al-a’masy dan Abdullah ibn Mubarak. Lihat ibn

Sa’ad, Tabaqa>t al-Kubra>…, jilid 7, 261-268. 105

Ibn Hajar, Tahdh>ib al-Tahdhi>b..., Vol. 5, 348.

Page 43: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

dengan kritik hadis. Kemudian buku tersebut menjadi sumber acuan ulama

setelahnya. Diantara tabi’ tabi’in tersebut adalah;

1. Shu’bah ibn al-Hajjaj (w. 160 H.),106

orang pertama di Irak yang meneliti

perawi hadis kemudian diikuti oleh ulama setelahnya.107

2. Abdullah ibn Mubarak (w. 181 H),108

orang yang cerdas dan mengetahui

kesahihan suatu hadis.109

3. Abd al-Rahman ibn Mahdi (w. 198 H.),110

orang yang sangat mengetahui

hadis yang diriwayatkannya dan yang tidak diriwayatkan selainnya.111

4. Yahya ibn Qattan (w. 198 H.),112

al-Sawi pernah berkata seseorang di-

tajri>h dan di thiqah-kan oleh Yahya ibn Sa’id al-Qattan dan Abd al-

Rahman ibn al-Mahdi, maka hal itu dapat diterima.113

5. Yahya ibn Ma’in (w. 233 H.),114

yang memiliki kitab Tari>kh al-Rija>l.

106

Shu’bah ibn al-Hajjaj al-Warad al-Bisti, lahir pada tahun 83 H/707 M, dan wafat pada tahun

160 H/776 M, beliau meriwayatkan dari Hasan al-Basri, Yahya ibn Abi Kathir dan Qatadah, dan

diantara yang meriwayatkan dari padanya adalah Ayub al-Sakhtiyani, al-Thauri dan ibn mubarak.

Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, Vol. 4, 334-346 107

al-Dhahabi, Tadkirah al-H}uffad…, Vol.1, 228-229. 108

Abdullah ibn Mubarak ibn al-Wadih al-Hambali Lahir pada tahun 118 H/736 M dan wafat

pada tahun 181 H/797 M. Beliau meriwayatkan dari bapaknya, Hisham ibn ‘Urwah, Malik ibn

Anas, al-Auza’i, dan yang meriwayatkan dari padanya adalah Yahya al-Naisaburi, al-Humaini, ibn

Abi Ya’la dan selainnya. Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b..., jild 4, 457. 109

Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b...,Vol. 5, 385. 110

Abd al-Rahman ibn Mahdi ibn Hasan al-Basri. Lahir pada tahun 153 H/752 m dan wafat pada

tahun 198 H/813 M, beliau meriwayatkan dari Malik dan Shu’bah dan yang meriwayatkan dari

padanya adalah Ahmad ibn Hanbal, Ibn Mubarak, Ibn al-Mahdi al-Khasraji. Lihat ibn Hajar,

Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, Vol. 5 5, 182. 111

Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, Vol. 5, 182. 112

Yahya ibn Sa’id ibn Farukh al-Qat}t}an al-Tami>mi> al-Basri>. Lahir pada tahun 120 H/737 M dan

wafat pada tahun 198 H/813 M. Beliau meriwayatkan dari Sulaiman al-Yamani, Humaid al-T}awil,

Isma’il ibn Abi Malik dan lain-lain,, dan yang meriwayatkan dari padanya adalah Muhammad Ibn

yahya, Ali ibn al-Mahdi, Yahya ibn al-Madani dan selainnya. Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, Vol. 9, 189-192. 113

Shams al-Din ibn Abd al-Rahma al-Sakhawi, Fath} al-Mughi>th, jild 3 (Madinah: Maktabah al-

Salafiyah, 1388 h), 349. 114

Yahya Ibn Ma’in al-Baghdadi. Lahir pada tahun 159 H/775 m dan wafat pada tahun 233 H/848

M di Madinah. Beliau meriwayatkan dari Abdullah ibn Mubarak, Sufyan ibn ‘Uyaynah, Abd al-

Page 44: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

6. Ali ibn al-Madini (w. 234 H.),115

al-Bukhari pernah berkata; saya tidak

pernah merasa kecil dihadapan seseorang kecuali dihadapan ibn al-

Mahdi.116

7. Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H.).117

yang memiliki kitab al-Musnad

8. al- ‘Ijli > (w. 261 H.) yang memiliki kitab Ta>ri>kh al-Thiqat.

9. Abu Zur’ah al-Razi (w. 264 H.),118

yang memiliki kitab al-Du’afa’ fi al-

Jarh} wa al-Ta’di>l. Sebagai kritikus hadis pada masanya. Imam Muslim

pernah memperlihatkan kitab yang ditulisnya kepada Abu Zur’ah untuk

diteliti, dan apa yang dianggap sahih oleh beliau, Imam Muslim

menulisnya dalam kitab sahihnya, dan apa yang dianggap d}a’i>f, maka

beliau meninggalkannya, hal ini seperti diungkapkan Imam Muslim; saya

telah memperlihatkan kitabku ini (untuk diteliti) kepada Abu Zur’ah al-

Razi (w. 264). Semua hadis yang dikatakan memiliki ‘ilal (cacat) saya

tinggalkan, dan yang semua yang dikatakan sahih saya tulis.119

Rahman ibn Mahdi dan yang meriwayatkan dari padanya adalah Imam al-Bukhari, Muslim, Abu

Dawud, dan Ahmad dan selainnya. Lihat Ibn Hajar, Tahdh>ib al-Tahdhib...,Vol. 4, 297 -303. 115

Ali ibn al-Madini ibn Ja’far al-A’idi. Lahir pada tahun 161 H/777 M. dan wafat pada tahun 234

H/849 M. Beliau meriwayatkan dari Hammad ibn Yazid, Yahya ibn al-Qattan, dan yang

meriwayatkan dari padanya adalah al-Zuhri, Imam al-Bukhari, dan selainnya. Lihat Ibn Hajar,

Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, jilid 5, 710-716.. 116

Ibid., 713. 117

Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal al-Shaibani, beliau memiliki kitab Musnad dan kitab Ilal al-H}adi>th, lahir pada tahun 164 H/780 M dan wafat pada tahun 241 H/855 M, beliau meriwayatkan

hadis dari Jarir ibn Abd Hamid ibn Ubadah, Abu Mushar, dan diantaranya muridnya adalah Abbas

ibn al-Dawri, Abu Zur’ah, Abu Hatim al-Razi. Lihat Ibn Hajar , Tahdhi>b al-Tahdhi>b…,Vol. 1, 97-

100. 118

Abdullah ibn Abdul Karim ibn Yazid al-Razi, terkenal dengan sebutan Abu Zur’ah , lahir pada

tahun 200 H/ 815 m, dan wafat pada tahun 264 H/878 M, di Ray, beliau meriwayatkan dari

Muslim ibn Ibrahim Qubaishah ibn ‘Uqbah dan diantara yang Meriwayatkan dari padanya adalah

Amr ibn Ali al-Fallas. Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…,Vol. 5, 392-395. 119

Imam Nawa >wi>, Muqaddimah S}ah}i>h} Muslim bi Sharh} al-Nawa>wi>…, Vol.1, 8.

Page 45: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

10. Abu Hatim al-Razi (w. 276 H.), 120

yang memiliki kitab ‘Ila>l al-H{adi>th.

11. al-Tirmidhi (w.279 H.) 121

yang memiliki kitab sunan yang menghimpun

beberapa hadis, juga memiliki kitab ‘Ilal al-Kubra > dan ‘ilal al-Sughra>

yang memuat komentar beliau dalam mengkritik hadis.

12. al-Nasa’i (w.303 H.)122

yang memiliki kitab sunan dan kitab al-D}u’afa’

wa al-Matruki>n.

13. Abu Ja’far al-Tabari (w. 310 H.),123

yang memiliki kitab al-Thiqa>t wa

Tahdhi>b al-Atha>r sebuah kitab yang khusus memuat kritik matan hadis.

14. Al-Uqaili (w. 323 H),124

yang memiliki Kitab al-D}u’afa >’ dan kitab

Jarh}’wa al-Ta’di >l

15. al-Bazzar (w. 329 H.),125

yang memiliki kitab yang sangat penting, yaitu

Musnad al-Kubra> al-Mu’allal.

16. Ibn Hibban (w. 354 H.),126

yang memiliki kitab al-Thiqa>t dan kitab al-

Majru>h}i>n, yaitu kitab yang memuat kritik rijal (perawi) hadis.

120

Muhammad ibn Idris ibn al-Mundir ibn al-Hamza, Ali al-Razi, terkenal dengan sebutan Abu

hatim, lahir pada tahun 195 H/ 811 M, dan wafat pada tahun 277 H/890 M, di Ray, beliau

meriwayatkan hadis dari Abdullah ibn Musa, Abu Naim, Abu Mushar, dan yang meriwayatkan

dari padanya adalah Abu Dawud, Nasa’i, Ibn Majah. Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, jilid

7, 28-30 121

Muhammad ibn Isa al-Tirmidhi, lahir pada tahun 210 H/825 M, dan wafat pada tahun 279

H/892 M. Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, jild 37, 364-365 122

Ahmad ibn Shu’aib ibn Ali al-Nasa’i, lahir di Nasa’i pada tahun 215 H/830 M, dan wafat pada

tahun 304 H/917 M, dan ada yang berpendapat wafat tahun 315 H. Lihat pada al-Suyuti, Husn al-

Muhadarah fi Akhbar Mash wa al-Qahirah. (Mesir: Taba’ah al-Masu’at, t.th), jilid 1, 198.;Abu

Shuhbah, al-Wasi>t} fi> Ulu>m wa Mus}t}alah} al-H}adi>th, (Kairo: Da>r al-Fikr al-‘Arabi, t.th), 70. 123

Muhammad ibn Jarir al-Tabari, selain Muh}addith beliau juga dikenal dengan mufasir, faqih,

dan mujtahid, lahir di Tabaristan padda tahun 224 H/839 M, dan wafat pada tahun 310 H/923 M,

lihat Abu Sa’ad Abd al-Karim ibn Muhammad al-San’ani, al-Ins}a>b, (Beirut: dar al-Kutub al-

Ilmiyah) jilid 8, 46-47 124

Muhammad ibn Amr ibn Musa ibn Hamad al-Uqaili al-Hajzi, meninggal di mekkah pada tahun

322 H/935 M, al-Dahabi lihat Shiyar al-‘Alam..., jilid 5, 254-255. 125

Abu Bakar Ahmad ibn Amr ibn Abd al-Khalik, dikenal dengan al-Bazzar, wafat di Ramallah

pada tahun 329 H lihat Khatib al-Baghdadi, Tari>kh al-Baghda>di>…, jilid 4, 334.

Page 46: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

17. Ibn ‘Adi > (w. 365 H.),127

yang memiliki kitab al-Kami>l fi Ma’rifah

D}u’afa’ al-H}adi>th dan kitab ‘Ilal al-H}adi>th.

18. Abu Hasan al-Daruqutni (w. 385 H.),128

yang memiliki kitab Sunan dan

kitab ‘Ilal.

19. Abu Sulaiman al-Kattabi (w. 388 H.),129

yang memiliki kitab Ma’alim

al-Sunan, kitab Ghari>b al-H}adi>th, dan kitab Islah al-Khata’ al-

Muh}addithi>n.

20. Ahmad al-Kalabadi (w. 398 H.),130

yang memiliki kitab al-Hidayah wa

al-Irsha>d fi Ma’rifah Ahl al-Thiqah.

21. Abu Mas’ud al-Dimasqi (w. 401 H.)131

memiliki kitab al-At}ra>f, al-

Dhahabi pernah berkata: “Saya pernah mencermati sebagian kitab

tersebut yang memuat hadis-hadis mu’allal, dan menunjukkan kekuatan

daya hafal dan kepiawaian beliau dalam mengkritik hadis.”132

Setelah masa tabi’ al-tabi’in, muncul pula beberapa ulama terkemuka dalam

mengembangkan kritik hadis. Mereka dapat dianggap sebagai perantara antar

126

Muhammad Ibn Hibban al-Bisti, lahir di Bast (al-Sajistan) pada tahun 270 H/884 M, dan wafat

pada tahun 354 H/965 M. Lihat Ibn al-Athir al-Juzuri, al-Kam>il fi> al-Tari>kh, (Mesir: Matba’ah al-

Muniriyah, 1438) jilid 8, 186. 127

Abdullah ibn Adi ibn Abdullah al-Jurjani, dikenal dengan Ibn Qattan. Lahir pada tahun 277 H

di Jurjan dan wafat pada tahun 365 H, lihat al-San’ani, al-Is}abah…, jilid 2, 40-41. 128

Abu Hasan Ali ibn Umar al-Daruqutni, lahir di dar al-Quth Baghdad pada tahun 385 H/ 995 m

lihat Abu Syam al-Din Ahmad ibn Muhammad ibn Abu Bakar ibn Khallikan, Wafiyat al-Ayan,

(Beirut: Dar Shadir, 1970), jilid 3, 298 129

Ahmad ibn Muhammad ibn Ibrahim al-Khattabi al-Basti lahir pada tahun 319 h. Riwayat lain

menyebutkan bahwa beliau lahir pada tahun 317, dan wafat pada tahun 388 h. Lihat Yaqut al-

Hamud, Mu’jam al-‘Udaba’, (Beirut: dar al-Mustasyriq, t.t), jilid 6, 46-47. 130

Abu Nashr Ahmad ibn Muhammad ibn al-Husan al-Bukhari al-Kalabadi. Lahir di Kalabadi al-

Bukhari 323 H/935 M, dan wafa pada tahun 398 H/1008 M, lihat Khatib al-Baghdadi, Tari>kh al-Baghda>d>i…, jilid 4, 434-435 131

Abu Mas’ud, Ibrahim ibn Ahmad ibn ‘Ubaid al-Dimasqi, wafat pada tahun 401 H/1011 m.

Lihat al-Dhahabi,Tadkirat al-Huffa>z}…, jilid 3, 169. 132

al-Dhahabi,Tadhkirat al-H}uffaz}…, jild 3, 169.

Page 47: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

generasi sebelumnya dengan generasi setelahnya. Sebagaimana tabi’ tabi’in

menyusun berbagai macam kitab kritik ilmu hadis, merekapun mengikuti jejak

tabi’ al-tabi’in menulis berbagai macam kitab. Di antaranya mereka adalah:

1. al-Khatib al-Baghdadi (w. 463 H.),133

salah seorang ulama yang memiliki

banyak karangan, dan diantara karangannya adalah al-Jami>’ li al-Akhla>k al-

Ra>wi> wa Adab al-Sa>mi’, al-Kifa>yah fi Ilm al-Riwa>yah, dan Ta>ri>kh al-

Baghda>d.

2. Ahmad Baihaqi (w. 458 H.),134

memiliki kitab al-Sunan al-Kubra>, Ma’rifah al-

Sunan wa al-Atha>r.

3. Abu Qasim al-Asakir (w. 571 H.),135

memiliki kitab Tari>kh Madinah Damshiq.

4. Ibn al-Jawzi (w. 597 H.), yang memiliki kitab Al-‘Ilal al-Mutana>hiyah yang

memuat hadis-hadis d}a’i>f, dan kitab al-Mawd}u>’a>t yang memuat hadis-hadis

mawd}u>’.

5. Ibn S}a>lah (w. 643 H.),136

memiliki kitab ilmu hadis yang dikenal dengan

Muqaddimah Ibn S}a>lah fi> Ulu>m al-H}adi>th yang kemudian di-sharh oleh ulama

setelahnya.

6. Ibn Daqiq al-‘Id (w. 702 H.),137

memiliki kitab Naz}m Kitab al-Iqtirah .

133

Ahmad ibn Ali ibn Thabit, Dikenal Dengan al-Khatib Al-Baghdadi, lahir di Baghdad pada tahun

392 H/1002 M, dan wafat di Baghdad pada tahun 463 H/1070 M, Lihat Taj al-Di>n al-Subki,

T}abaqat al-Shafi’iyah al-Kubra>, (Mesir: Al-Hasiniyah) Jild 3, 12-16. 134

Ahmad ibn Husain ibn Ali al-Baihaqi al-Kurasan. Lihat Di Naisabur Pada Tahun 384 H/994 M,

dan wafat di Naisabur pada tahun 458 H, 106 M, kemudian di makamkan di Baihaq, lihat Al-

Samani, Al-Ans}ab…, Jilid 1, 438-439. 135

Abu Qasim Ali ibn Al-Hasan al-Damasyqi terkenal dengan ibn asakir, lahir pada tahun 499

H/1105 M, wafat pada tahun 571 H/ 1176 M. Lihat Ibn Asakir, Ta>rikh Madi>nat Damshiq, (Beirut:

Dar Al-Fikr, 1995), Jilid 1, 11-50 136

Taqy al-Di>n Abu Amr Uthman ibn Mufti S}a>la>h al-Din Abd al-Rahman ibn Uthman al-

Syahrazuri, dikenal dengan Ibn S}a>lah, lahir pada tahun 577 H/1181 M, dan wafat di Damaskus

pada tahun 643 H/1228 M, Lihat di al-Dhahabi, Siya>r al-A’la>m al-Nubala>’…, Jilid 23, 140-144.

Page 48: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

7. al-Dhahabi (w. 748 H.),138

beliau memiliki beberapa kitab ilmu hadis,

diantaranya adalah Tadkirat al-H}uffa>z}, Dikr Man Ya’tamid Qawlah fi al-Jarh}

wa al-Ta’di>l, Miza>n al-I’tida >l.

8. Ibn Taymiyah (w. 728),139

seorang al-Muh}addi>th dan al-faqi>h. Diantara

karyanya adalah Minha>j al-Ummat al-Nabawiyat fi Naqd al-Kalam al-Shi’ah

wa al-Qadariyah.

9. Ibn Kathir (w. 774 H.),140

seorang muh}addith dan mufassir, dan diantara

kitabnya dalam ilmu hadis adalah al-Takmi>l fi Ma’rifat al-Thiqa>t wa al-

D}u’afa>’ wa al-Maja>hi>l, dan Ikhtis}ar ‘Ulu>m al-H}adi>th.

10. Zain al-Din al-Iraqi (w. 806 H.),141

diantara karyanya adalah Taqli>d wa al-

Lahah Lima At}la>q wa Aghla>q min Muqaddi>mah Ibn S}ala>h.

11. Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H.),142

yang memiliki karya tentang ilmu hadis,

diantaranya adalah Nukhbat al-Fikr fi Mus}t}alah} Ahl Atha>r al-Nukat ala Ibn

S}alah, al-Mudraj, al-Mud}tari>b al-Is}a>bat fi Tamyi>z al-S}ah{a>bat, Tahdhi>b al-

Tahdhi>b dan Lisa>n al-Mi>za>n.

137

Muhammad ibn Ali ibn Wahb, dikenal dengan Ibn Daqiq al-‘Id. lahir Di Yanbi (Hijaz) Pada

tahun 625 H/1228 M dan wafat di Mesir pada tahun 702 H/1302 M. Lihat Ibn Hajar, Durar al-

Kuminah…, jilid 1, 144-160. 138

Syam al-Din Muhammad ibn Ahmad ibn Uthman al-Dhahabi, lahir di Damaskus pada tahun

673 H/1274 M dan wafat Di Damaskus pada tahun 748 H/1348 M. Lihat Ibn Hajar Durar al-

Kuminah..., 1, 337-338. 139

) Ahmad ibn Abd Al-Halim ibn Abd Alsalam ibn Tamiyah al-Harani al-Dimasyqi. Lahir di

Khairan Pada Tahun 604 H/1263 M dan wafat Di Damaskus pada tahun 728 H/1328 M. Lihat Ibn

Hajar, al-Durar al-Kuminah..., Jilid 1, 144-160. 140

Isma’il ibn Umar ibn Kathir, dikenal dengan Ibn Kathir. Lahir Pada Tahun 100 H/1302 M, Dan

wafat di Damaskus Pada Tahun 774 H/1325 M. Lihat al-Shaukani, al-Badr al-Thali bi Mahasin

min Ba’d al-Qarn al-Sa’bi, (Cairo: Al-Sa’adah, 1348), Jilid 1, 153. 141

Abd al-Rahman al-Husain ibn Abd Al-Rahman, dikenal dengan al-Iraqi. Lahir Di Kairo Pada

Tahun 725 H/1325 M dan wafat di Kairo Pada Tahun 806 H/1404 M. Lihat al-Suyuti Husn al-

Muhadarah..., Jilid 1, 204-205.a 142

Ahmad ibn Ali ibn Muhammad al-Asqalani al-Mashri, dikenal dengan Ibn Hajar. Lahir pada

tahun 773 H/1372 M dan meninggal pada tahun 852 H/1449 M. Lihat Ibn Hajar, Tahdhi>b al-Tahdhi>b…, Jilid 1, 8-29.

Page 49: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

12. Jalal al-Din al-Suyuti (w. 911 H.),143

seorang muhaddith dan mufasir yang

banyak penulis karya ilmiyah, diantara karyanya dalam ilmu hadis adalah

Tadri>b al-Ra>wi> Sharh Taqri>b al-Nawa>wi>, al-La’a>li> al-Masnu>’at fi al-Akhba>r

al-Mawd}u>’ah dan lain-lain.

Demikian perkembangan tentang ilmu al-jarh} wa al-ta’di>l dari masa ke masa.

Dapat dikatakan bahwa pembahasan tentang ilmu al-jarh} wa al-ta’di>l telah selesai

pada abad ketiga. Menurut pendapat yang lain berahir abad keempat, karena

pada masa tersebut para perawi telah teridentifikasi, dan hadispun sudah

dibukukan.144

Dengan demikian apa yang dilakukan oleh orang-orang yang datang

belakangan hanya sebagai pengembangan pengetahuan yang telah ditulis oleh

pendahulu mereka. Bahkan Fakhr al-Razi mengatakan bahwa apabila terdapat

suatu hadis yang muncul setelah ditetapkannya hadis dalam beberapa kitab,

kemudian hadis yang disampaikan tidak ditemukan kitab-kitab yang sudah ada,

maka riwayat tersebut.

4. Kritikus Hadis al-Mutashaddid, al- Mutasa >hil dan al-Mu’tadil.

a. Kritikus hadis al-Mutashaddid,145

yang pertama adalah Shu’bah ibn al-

Hajjaj (w. 160 H.).146

Kemudian diikuti oleh Yahya ibn Sa’id al-Qattan (w.

198 H.), Abu Ha>tim al-Razi > (w. 327 H.) dan Yahya ibn Main (w. 233 H.).

143

Abd al-Rahman ibn Abi Bakar ibn Muhammad ibn Abu Bakar, dikenal dengan Jalal al-Din al

Suyuti. Lahir di Kairo Pada Tahun 849 H/1445 M, dan meninggal di Kairo pada tahun 911 H/1507

M Lihat Al-Suyuti, Husn al-Muhad}arah.., jild 1, 188-195 144

al-Jawabi, Juhud al-Muh}addithi>n fi>Naqd al-Matn al-H}adi>th al-Shari>f, 173 145

Qasim Ali Sa’d, Maba>h}ith fi> Ilm al-Jarh} wa al-Ta’di>l, (tt:Da>r Bashair al-Isamiyah,t.th),107 146

Sharh al-Ilal, Vol. 1, 272-273

Page 50: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

b. Kritikus hadis al-Mutasa>hil,147 adalah Abu ‘Isa al-Turmudhi (w. 279 H.)

karena beliau membagi hadis pada: s}ah}i>h>,h}asan dan d}a’i>f . Yang dimaksud

dengan al-h}asan adalah al-h}asan li ghairihi. Sedang yang dimaksud h}asan

adalah h}asan sanadnya yaitu hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang

tidak tertuduh dusta, hadisnya tidak janggal dan diriwayatkan oleh jalur

sanad lain.148

Kemudian setelah al-Turmudhi adalah Ibn Hazm, Ibn Hibban (w. 354

H.)149

dan Abu Abdullah al-Hakim (w. 405 H.). Menurut Ibn al-Salah (w.

643 H.)150

al-Hakim dalam kitab s}ah}i>h}-nya menggunakan syarat S}ah}i>h}ain151

hanya saja ia mempermudah dalam men-S}ah}i>h}-kan. Sedangkan menurut al-

Dhahabi152

dalam kitab al-Mustadrak, walau banyak hadis menurut syarat

S}ah}i>h}ain tapi juga terdapat hadis mawd}u>’, karena hadis-hadis tersebut

147

Qasim Ali Sa’d, Maba>hith fi Ilm al-Jarh wa al-Ta’di>l, 121,; Abu Shuhbah, al-Wasit}, 389. 148

Menurut al-Iraqi dalam karyanya, Sharh }li Ja>mi’ al-Turmudhi>, bahwa “ Dari kebiasaan al-

Turmudhi sesungguhnya hadis hasan bila diriwayatkan oleh jalur lain, maka derajatnya naik ke

derajad shahih. 149

Menurut Ibn Hajar dalam Muqaddimah kitabnya Lisa>n al-Miza>n, bahwa Ibn Hibban terkenal

mempermudah dalam mengkritik perawi. Lihat al-Dhahabi, Miza>n al-I’tida>l, vol 3, 1,515/667,

Vol. 2, 96 150

Ibn al-Salah, Ulu>m al-Hadi>th, 17 151

al-Maqdisi (w.507 H.) dan al-Hazimi (w. 594 H.) berpendapatSyarat S}ah}i>h}ain /syarat-syarat

kesahihan hadis menurut Bukhari dan Muslim diantaranya: 1. Perawi thiqah yang disepakati oleh

Bukhari Muslim, 2. Muttasil. Hanya saja Muslim masih meriwayatkan hadis dari perawi yang

ditinggalkan al-Bukhari disebabkan terdapat subhat (sesuatu yang diragukan) oleh al-Bukhari,

sedangkan Muslim meriwayatkan hadis mereka dengan membuang keraguan tersebut seperti hadis

yang diriwayatkan oleh Hammad ibn salamah, Suhail ibn salih, Dawud ibn Abi Hunud, Abi al-

Zubair dan al-‘Ala’ibn Abd al-Rahman. 5perawi tersebut dipakai oleh Muslim dengan membuang

sesuatu yang menjadi keraguan sedang al-Bukhari meninggalkan mereka. Syarat liqa’ menurut al-

Bukhari dan mu’as}arah menurut Muslim tidak dijelaskan dalam masalah ini karena telah

tersohor.Lihat Abi al-Fad{l Muhammad T}a>>hir al-Maqdisi>, Shuru>t} al-‘A’immah al-Sittah (Beirut:

Da>r al-Kutub, 1984 M./1405 H.), 17-18.; Abi Bakar Muhammad Ibn Musa al-Hazimi, Shuru>t} al-‘A’immah al-Khomsat (Beirut: Da>r al-Kutub, 1984 M./1405 H.), 17. 152

al-Dhahabi, Tadhkirat al-Huffa>z}}, Vol. 3, 1042, lihat Ibn al-Jawzi, al-‘Ilal al-Mutana>hiyat fi al-Ah}a>dith al-Wa>hiyat, Vol. 1, 225-235

Page 51: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

tampak mengikuti syarat s}ah}i>h}ain atau salah satu dari keduanya, tapi ba>tin-

nya terdapat illat kha>fi> yang dapat mempengaruhi status hadis.

c. Kritikus hadis al-Mu’tadil153

adalah al-Dhahabi (w. 748 H.) Ahmad ibn

Hanbal (w. 241 H.), al-Bukha>ri (w. 256 H.), Abu Zur’ah al-Ra>zi> (w. 264 H.)

dan Ibn ‘Adi > (w. 365)>.

5. Urgensi Kritik Hadis

Penggunaan istilah kritik hadis (naqd al-h}adi>th) seringkali menimbulkan

mispersepsi (kesalahpahaman) bagi sebagian umat Islam. Muncul kesan di

kalangan masyarakat intelektual bahwa kritik hadis merupakan upaya untuk

melecehkan kedudukan dan fungsi hadis dalam agama Islam, kerena mereka

beranggapan bahwa kritik hadis datang dari kaum orientalis Barat, dan pada

gilirannya selalu dikonotasikan negatif.154

Hal ini tidak benar karena kritik

hadis atau naq al-h}adi>th jelas telah muncul jauh sebelum sarjana Barat

melakukan kajian hadis. Bahkan istilah naqd al-h}adi>th telah digunakan oleh

beberapa sarjana pada abad kedua hijriah.155

Menurut Azami bahwa naqd al-h}adi>th adalah usaha untuk menyeleksi

hadis-hadis yang sahih dari yang daif serta untuk menetapkan status para

periwayat hadis apakah mereka‘adl atau cacat156

Dengan demikian maka

lingkup naqd al-h}adi>th lebih luas dari pada ilmu al-jarh} wa al-ta’di>l, karena

ilmu al-jarh} wa al-ta’di>l secara umum diartikan dengan ilmu yang membahas

153

Qasim Ali Sa’d, Maba>h}ith fi Ilm al-Jarh} wa al-Ta’di>l..., 132 154

Azami, Hadith Methodoligy..., 47. 155

Abd al-Mutallib, Tawthiq al-Sunnat fi> Qarn al-Tha>ni> al-Hijriy (Mesir: Maktabat al-Khanzi,

1400 H/1981 M), 22. 156

Azami, Manhaj al-Naqd..., 5

Page 52: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

tentang hal ihwal para periwayat hadis dari segi diterima atau ditolaknya

periwayatan mereka.157

Dalam pengertian ini maka al-jarh} wa al-ta’di>l berkisar

pada keadilan, ke-d}abit}-an, dan kecacatan para periwayat hadis, sedangkan

naqd al-h}adi>th berkisar ketersambungan sanad, serta tidak adanya sha>dh dan

‘illat, bahkan tidak adanya kontradiksi al-na>sikh wa al-mansu>kh ataupun ke-

gharib-an matan hadis.

Kritik hadis bila dipahami sebagai usaha untuk membedakan antara apa

yang benar dan yang salah, maka urgensi kritik hadis adalah sebagai berikut:

a. Kritik hadis pada periode Nabi untuk meyakinkan bahwa berita atau hadis

itu berasal dari Nabi, karena para sahabat tidak berani berbuat dusta,158

seperti Umar yang sering bertanya kepada Nabi.

b. Kritik hadis pada masa sahabat menurut al-Jawabi ada empat hal pokok.

Pertama, mencari penguat ketika menerima hadis. Kedua, kehati-hatian

dalam meriwayatkan hadis baik menerima atau meriwayatkannya kembali.

Ketiga, kritik terhadap kandungan makna hadis. Keempat, kritik terhadap

para periwayat hadis dari segi ke-d}abit}-annya bukan ke-‘adl-annya.159

Kritik terhadap periwayatan hadis ada dua aspek. Pertama, kritik

terhadap tingkat ke-d}abit}-an para periwayat hadis. Kedua, kritik terhadap

makna hadis antara lain: 1) Membandingkan hadis dengan al-Qur’an160

, 2)

Membandingkan hadis yang satu dengan yang lainnya, 3) Membandingkan

157

Muhammad Ajjaj al-Khatib, Us}ul al-H}adi>th..., 261. 158

Azami, Manhaj al-Naqd..., 7-10 159

al-Jawabi, Juhu>d al-Muh}addithi>n..., 102-109. 160

Musfir Azm Allah al-Damini, Maqa>yi>s Naqd al-Mutu>n al-Sunnah, 62-63

Page 53: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

86

hadis dengan qiyas, 4) Membandingkan hadis dengan pernyataan sahabat,

5) Membandingkan hadis kejadian-kejadian dan pengetahuan sejarah.161

Pada situasi inilah muncul sahabat yaitu Abu Bakar orang pertama yang

menunjukkan kehati-hatian dalam meriwayatkan hadis, seperti kasus

pembagian harta waris untuk nenek.

c. Kritik pada periode tabi’in. Urgensi kritik hadis pada masa ini semakin tak

terelakkan, karena terdapat dua alasan penting yaitu: 1) telah tersebar

hadis-hadis ke seluruh penjuru dunia Islam, maka kemungkinan keliru bisa

saja muncul yang pada gilirannya urgensi kritik hadis menjadi sangat

penting.162

Kedua, munculnya konflik politik dan perpecahan di tubuh

umat islam pada pemerintahan khulafa’ al-Rashidun telah mendorong

semua kritikus untuk menjaga hadis dari kepalsuan. Saat itulah muncul

kritikus hadis kenamaan yaitu Sa’id ibn Musayyab dari kaum Sunni dan

Ibrahim al-Nakha’i dari kaum Shi’ah.

d. Kritik hadis pada masa atba’ al-tabi’in semakin gencar dilakukan, karena

pada waktu itu telah banyak tersebar kelemahan baik lemahnya hafalan

maupun tersebarnya berbagai bid’ah, maka muncullah kritikus pada

tabaqat pertama Shu’bah ibn al-Hajjaj (w. 160 H) dari al-Wasit.

e. Kritik hadis pada masa atba’ atba’ al-tabi’in, dikenal dengan era ‘as}r al-

tajri>d wa al-tas}h}i>h wa al-tanqi>h (periode pemilahan, pengoreksian dan

pemurnian). Kritikus Sunni pada masa ini Abu Hatim al-Razi (w. 277 H).

161

Ibid., 107. 162

Azami, Hadith Methodology..., 49.

Page 54: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

87

Kritikus dari kalangan Shi’ah adalah Muhammad ibn Wad}ah (w. 289

H).163

Kritik hadis pada masa ini lebih memperhatikan kredibilitas riwayat

hadis dan validitas matan hadis.

f. Kritik hadis pasca atba’ atba’ al-tabi’in telah tampak matang, karena telah

tersusun ilmu hadis secara menyeluruh dan lahir disiplin ilmu-ilmu hadis

yang terkodifikasi. Sedangkan urgensi kritik hadis pada masa itu untuk

menguji aspek sanad maupun matan hadis, sebagaimana pernyataan Ibn

Abi Hatim al-Razi (w.327 H.)164

“Bagusnya sebuah dinar akan diketahui

jika diukur dengan dinar yang lain. Jika ia berbeda dalam kemerahannya

maka akan diketahui kemurniannya bahwa ia adalah dinar palsu. Kwalitas

permata diukur melalui pengukuran dengan permata yang lain, jika ia

berbeda dalam cahaya dan kekerasannya akan diketahui bahwa ia adalah

kaca. Keotentikan sebuah hadis diketahui dari kenyataan bahwa ia datang

dari periwayat-periwayat yang terpercaya dan pernyataan yang

diriwayatkan itu sendiri harus mencerminkan pernyataan Nabi.”

Urgensi kritik hadis selain yang telah penulis sebutkan di atas, juga

karena masa Nabi dan proses tadwin hadis secara resmi dan kolektif baru

dilakukan pada masa Umar Ibn Abd al-Aziz (memerintah 99-101 H) yang

memakan waktu cukup lama sehingga menuntut adanya kritik hadis dalam

rangka mengetahui kebenarannya.

163

Muhammad Abd al-Aziz al-Khu>li>, Mihta>h al-Sunnah..., 148-149. 164

Ibn Hatim al-Razi, al-Jarh} wa al-Ta’di>l..., Jild 1, 351. kesahihan hadis tergantung pada

kesahihan sanad. lihat: Mussfir Azm Allah al-Damini, Maqa>yi>s Naqd al-Mutu>n al-Sunnah, (Riyad:

t.p, 1984 M./1404 H.), 247.

Page 55: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

88

B. Kriteria Hadis Palsu

1. Definisi hadis mawd}u>’

Hadis mawd}u>’ secara etimologis menurut Ajjaj al-Khatib165

merupakan

bentuk isim maf’u >l dari ع ض ي ع ض و karena memiliki beberapa makna antara lain:

menggugurkan seperti ه ن ع ة اي جن ال ع ض و : hakim menggugurkan hukuman seseorang,

meletakkan seperti ع ض و ه اه ل ك ن ع يء الش و أ ر م ال : seseorang meletakkan perkara atau

meletakkan sesuatu dari pundaknya, meninggalkan seperti ه ع ض و م لب إ ع ض و : unta

ditinggalkan di tempat pegembalaannya, mengada-ngada dan membuat-buat

seperti ال ل ف ع ض و ة ص ق ن Fulan mengada-ngadakan dan membuat kisah.166

ع ض و

ث ي د ح ال memalsukan hadis.167

Menurut Ajjaj al-Khatib168

hadis mawd}u>‘ secara istilah adalah hadis yang

disandarkan kepada Rasul Allah SAW dengan membuat dan berbohong

terhadap apa yang tidak pernah dikatakan atau diperbuat dan ditetapkan oleh

Rasul. Sedang menurut sebagian ulama, hadis mawd}u>’ adalah hadis yang

dibuat-buat dan direka-reka169

Tak jauh berbeda dengan Muhammad Ajjaj Khatib (w. 2013 M.), Subhi al-

Salih (w. 1406 H)170

. berpendapat bahwa hadis mawd}u>’ menurut istilah adalah

hadis yang dibuat oleh pembohong-pembohong yang disadarkan kepada Nabi

165

Muhammad Ajjaj al-Khatib, Us}u>l al-H}adi>th Ulu>muhu wa Mus}t}ala>h}uhu, 275 166

Lihat al-San’ani,Tawd}ih...., Vol. 2,41 167

Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif,1997 M.),1564 168

Muhammad Ajjaj al-Khatib, Us}u>l Ulu>muhu wa Mus}t}alah}uhu, 275 169

Fairuz zabadi, al-Qa>>mu>s al-Bahr al-Muhi>t, Vol 3, 94, materi “wada’a” 170

Subhi al-Shalih, ‘Ulu>m al-H}adi>th wa Must}ala>h}uh (Beirut: Da>r Ilm al-Malayin, 1988),263

Page 56: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

SAW untuk memperdayai171

. Menurut Umar Ibn Hasan ‘Uthman Fallatah (w.

1419 H.) dalam kitabnya al-Wad}’u fi> al-H}adi>th, dan Mahmud Abu Rayyat (w.

1970 M.) dalam kitabnya Adwa’ ‘ala> al-S}unnat al-Muh}ammadiyyat wa Difa’

’an al-H}adi>th bahwa al-H}}adi>th mawd}u>‘ adalah dicipta dan dibuat-buat,

kemudian dinisbahkan kepada Rasulullah SAW secara sengaja atau tidak.

Sebagai mana yang dilakukan oleh Umar ibn s}abah ibn Imran al-Tamimi

mengaku telah membuat palsu terhadap Khatbah Nabi SAW.172

Menurut Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1449 M) bahwa al-H}adi>th

Mawd}u>‘ tidak dapat disebut sebagai hadis. Berbeda dengan Ibn Hajar, al-

Nawawi (w. 676 H/1277 M)173

berpendapat al-H}adi>th Mawd}u>‘ dapat disebut

hadis walaupun pada statusnya sebagai hadis d}a’i>f yang terburuk. Menurut

Ahmad Umar Hashim hadis mawd}u>‘ disebut hadis berdasar anggapan

pemalsunya, sedang hakikatnya bukan hadis.174

2. Kriteria al-H}adi>th al-Mawd}u>‘ menurut para ulama hadis

Para ulama hadis dalam menentukan kriteria al-h}adi>th al-mawd}u>‘

bermacam-macam, untuk itu penulis gabungkan dari berbagai kitab sebagai

berikut:175

171

al-Suyuti, al-Tadri>b al-Ra>wi>, 98 172

Muhammad Abu Rayyat, Adwa’ ‘ala> al-S}unnat al-Muh}ammadiyyat Difa’ ’an al-H}adi>th (Beirut:

Muassasat Al-Malayin, t.th), 119. ; Umar ibn Hasan Uthman al Fallatah, al-Wad}’u fi> al-H}adi>th,

Vol. 2 (Beirut: Muassasat mana>hil al-Irfan, t.th), 61.; Ibn al-Jawzi, al-D}u’afa’, Vol.1, 180. 173

Abu Zakariya Muhyiddin ibn Syaraf al-Nawawi, al-T}ariq wa al-Taysir fi Ma’rifat Sunan al-Bashirin Naz}i>r, 46. 174

Ahmad Umar Hasyim, Qawa>’id Us }ul al-H}adi>th (Beirut: Da>r al-Kutub al-Araby, 1984), 115. 175

Lihat Husain Ibn Abd Allah al-T{ibi, al-Khulas}at..., 74.; al-Suyuti, Tadri>b al-Ra>wi >fi> Sharh} al-Nawa>wi>..., 274-277 .; Ibn Qayim al-Jawziyyah, al-Mana>r al-Muni>f al-S}ah}i>h} wa al-D}a’if..., 46-82.;

Ibn Kathir, Ikhtis}ar ‘Ulu>m al-H}adi>th..., 57-58.; Ibn Hajar al-Asqalani, al-Nukat..., 358-359.; al-

Farisi, Jawa>hir al-Us}ul fi> ‘Ilm ah}a>di>th al-Rasu>l..., 80-82.; al-Tarmisi, Manhaj Daw al-Nad}r...,89-

90.; S}ubh}i al-S}a>lih, ‘Ulu>m al-h}adi>th..., 164-267.; Ahmad Umar Hashim, Qawa>’id..., 114-115.;

Page 57: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

Dari segi sanad:

a. Pengakuan periwayat pemalsu hadis176

b. Sesuatu yang menempati tempat pengakuan177

c. Qarinat pada periwayat178

d. Keadaan periwayat179

e. Periwayat pendusta dan hadis hanya diriwayatkan olehnya180

f. Diriwayatkan oleh satu orang tidak ada penunjang181

g. Sesuai dengan madhab periwayat yang fanatik182

h. Sariqat al-isnad (Pencurian sanad)183

Mustafa al-Shiba’i, al-Sunnah..., 97-102.; Mahmud al-Tahhan, al-Taisi>r..., 75-76.; Umar ibn

Hasan Uthman Fallatah, al-Wad}’u fi> al-H}adi>th...., Vol. 2, 34-62.;Ibn al-Jawzi, al-D}u’afa’....,180. 176

Sebagaimana pengakuan yang pernah dilakukan oleh Abu Ismah Nuh ibn Abi Maryam yang

menyandarkan pada Ibn Abbas bahwa ia telah menciptakan hadis tentang keutamaan surat al-

Qur’an, pengakuan Umar ibn S}ubh ibn Imran al-Taimi bahwa ia telah memalsukan khutbah Nabi

SAW juga pengakuan Maisarah ibn Abdi Rabbih al-Farusi bahwa ia memalsukan 70 hadis tentang

keutamaan Ali ibn Abi Talib, pengakuan Abd al-Karim seorang pemalsu hadis. 177

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan seseorang dari seorang guru, yang ia tidak pernah

bertemu dengannya. 178

Sebagaimana riwayat Shi’ah Rafidah,hadis tentang keutamaan Ahl al-Bait 179

Sebagaimana yang terjadi pada Sa’d ibn Tarif ketika anaknya menangis sepulang dari

madrasah, ia berkata padanya: kenapa kamu? saya dipukul oleh guruku, Sa’d berkata: Aku akan

membuat malu para guru ini ( dia membuat hadis), Ikrimah bercerita padaku dari Ibn Abbas secara

marfu’ معلموا صبيانكم شراركم أقلهم رحمة لليتيم وأغلظهم على المسكين" ” artinya Para guru anak-anak kalian

adalah orang yang paling jelek diantara kalian. Paling sedikit belas kasihan mereka kepada anak

yatim dan paling kesat hati mereka terhadap orang miskin. 180

Pernah ditanyakan kepada Makmun ibn Ahmad al-Harawi:”Tidak tahukah anda bahwa imam

Syafi’i dan para pengikutnya pengikutnya di Khurasan? Makmun menjawab, bahwa Nabi

bersabda: “Dikalangan umatku akan muncul seorang lelaki yang dipanggil Muhammad ibn Idris

(al-Shafi’i), yang lebih membahayakan ummatku juga akan muncul seorang lelaki yang dipanggil

Abu Hanifah, ia adalah pelita umatku,” 181

Hadis yang diriwayatkan Ali ibn Jami>l (sendirian)dari gurunya: Jarir ibn Abd Huamaid dari

Laith dari Mujahid dari ibn Abbas secara marfu’: Di Surga ada pohon yang tertulis di setiap daun-

daunnya: Muhammad Rasul Allah, Abu Bakar al-Siddiq,Umar al-Faruq, Uthman dhi> al-Nurain 182

Sebagaimana hadis yang dibuat Shi’ah Rafidah tentang keutamaan Ahl al-Bait. 183

Sariqat al-isnad (pencurian sanad), yaitu ketika seorang perawi suatu hadis atau beberapa hadis

yang dikenal dengan kesendirian perawi dalam meriwayatkannya dari seorang guru, kemudian

perawi lain mengaku bersama ikut meriwayatkannya dari guru tersebut, baik secara langsung

maupun melalui perantara. Sariqat al-isnad sering menimpa hadis-hadis d}ai>f, munkar, atau

mawd}u>’. Seorang sariq melakukan hal ini tujuannya adalah mutaba’ah terhadap seorang perawi

yang sendirian dan menguatkan hadisnya. Hanya saja para pakar yang kritis menanggulangi dan

membuka kedok pencurian sanadnya. Contoh hadis yang dihukumi sebagian perawinya dengan

pencuri sanad yaitu apa yang diriwayatkan oleh Ash’ath ibn Said Abu al-Rabi’ al-Saman dari

Page 58: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

i. Qalb al-isnad (Memutar balikkan sanad)184

Dari segi matan:

a. Qarinat pada matan185

b. Jelek lafad (redaksi) nya, rusak maknanya. 186

c. Tidak menyerupai perkataan Nabi atau sahabat187

d. Bertentangan dengan ayat al-Quran yang qat’i, atau sunnah yang mutawatir,

atau dengan ijma’ yang qat’i 188

e. Bertentangan dengan akal pikiran189

Hisham ibn ‘Urwah dari ayahnya dari Aishah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Tumbuhnya rambut dalam hidung adalah berarti aman dari lepra.” Abu al-Rabi’ al-Saman

sendirian dalam meriwayatkan ini dari Hisham ibn Urwah, hadis ini telah diketahui dan populer

dengan keadaan tersebut. Hadis ini dicuri oleh sekelompok perawi, mereka mengaku

meriwayatkannya dari Hisham ibn Urwah dari ayahnya. Ibn Adi berkata: hadis ini dicuri dari Abi

al-Rabi’ al-Saman oleh sekelompok perawi-perawi yang daif di antaranya Nu’aim ibn Mawra’,

Ya’kub ibn al-Walid al-Azdi>, Yahya ibn Hashim al-Ghassani, dan lainnya. lihat, Umar ibn Hasan

Uthman Fallatah, al-Wad}’u fi> al-H}adi>th...., Vol. 2, 39,; Ibn Adi>, al-Ka>mil fi> D}u’afa’ al-Rija> l, Vol.

1, 133. 184

Qalb al-isna>d (memutarbalikkan sanad), yaitu ketika seorang perawi berlaku terhadap suatu

sanad matan yang diketahui dengan menggantinya dengan sanad yang lain. Perbuatan ini dianggap

oleh para ulama hadis sebagai kebohongan dan kepalsuan ketika seorang perawi melakukannya

dengan sangaja, begitu pula hadisnya dianggap palsu karenanya. Karena hal ini kitab-kitab hadis

yang memuat hadis-hadis palsu dipenuhi oleh sekelompok hadis-hadis yang diganti sanadnya,

padahal redaksinya benar dengan jalur-jalur sanad lain dan dimuat dalam kitab-kitab s}ah}i>h}, sunan,

atau musnad.Contoh hadis yang diketahui mawd}u>’ karena adanya penggantian dalam sanadnya

adalah hadis bahwa Nabi SAW memenjarakan seorang lelaki atas dasar curiga. Hadis tersebut

diriwayatkan oleh Ibrahim ibn Zakaria al-Wasit}i dari Abi Bakar ibn Ayyash dari Yahya ibn Said

al-Ans}a>ri> dari Anas ibn Malik. Ibn T}ahir al-Maqdisi> (w. 507 H.) menjelaskan hadis tersebut dalam

Tadhkirat al-Mawd}u>’a>t ia berkata: di dalam sanadnya terdapat Ibrahim ibn Zakaria al-Wasit}i, ia

adalah munkar hadisnya. Hadis ini bukan hadis Anas maupun Yahya, tetapi sebagaimana diketahui

adalah riwayat Bahz ibn Hakim dari ayahnya dari Kakeknya. Ma’mar sendirian dalam

meriwayatkan hadis .lihat, Umar ibn Hasan Uthman Fallatah, al-Wad}’u fi> al-H}adi>th...., Vol. 2, 42-

43. 185

Sebagaimana hadis yang kacau lafadnya, menyalahi panca indra dan penjelasan al-Qur’an. 186

Sebagaimana dikatakan oleh al-Rabi’ ibn Jutsaim: “Terang bagaikan terangnya siang, bila anda

mengenalnya. Tetapi, kelam bagai gelap malam, bila anda tidak mengenalnya”. Lihat, al-Suyut}i,

Tadri>b al-Ra>wi> Sharh} Taqri>b al-Nawa>wi> (Mesir: Da>r al-Fikr, 1307 H.), 88. 187

“ Kalau sekiranya beras itu seorang laki-laki, ia mesti mengenyangkan orang lapar yang

memakannya” 188

Sebagaimana hadis yang menjelaskan tentang umur dunia, ini bertentangan dengan al-Qur’an

surat al-A’raf,187,ال يجلها لوقتها اال هو 189

Pernah ditanyakan kepada Abdurrahman ibn Zaid: “Apakah ayahmu menceritakan sebuah

hadis kepadmu yang bersumber dari kakekmu,bahwa Rasulullah SAW bersabda:” Perahu nabi

Page 59: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

92

f. Bertentangan dengan kenyataan/indera/kesaksian

g. Bertentangan dengan sunnatullah

h. Bertentangan dengan kaedah umum dan akhlak

i. Bertentangan dengan sejarah Nabi

j. Bertentangan dengan sejarah yang pasti kebenarannya.190

k. Bertentangan dengan hal yang aksiomatik kedokteran191

l. Melebih-lebihkan pahala atau siksa terhadap amal yang sepele192

m. Menuduh sahabat Nabi menyimpan urusan agama dan tidak

menyampaikannya193

n. Adanya bukti yang jelas tentang kepalsuannya194

o. Mengajak pada sahwat kerusakan

p. Tidak terdapat dalam kitab atau hafalan periwayat

q. Sesuatu yang diceritakan195

r. Mengandung kekejian196

Nuh mengitari Baitullah dan melakukan shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim?

Jawabnya: “YA” hadis ini dibuat Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam. 190

Sebagaimana hadis mengenai kewajiban pajak untuk penduduk khaibar,padahal diketahui

bahwa pajak baru diwajibkan pada tahun perang Tabuk atas orang-orang Nasrani di Najran dan

Yahudi di Yaman 191

Di hari Jum’at ada saat yang tidak cocok seseorang membekam kecuali mati. 192

Sebagaimana hadis “barang siapa baca la> ila>ha illa> Alla>h , maka Allah menciptakan dari

kalimat tersebut seekor burung dengan tujuh puluh lisan, dari satu lisan terdapat tujuh puluh ribu

bahasa, memintakan ampun untuknya (pembaca). 193

Sebagaimana hadis yang menyatakan bahwa suatu kali Nabi memegang tangan Ali ibn Abi

Talib di muka seluruh sahabat kemudian beliau bersabda: Inilah pewarisku, saudaraku dan yang

jadi khalifah setelahku. 194

Contoh yang mudah ditemukan adalah hadis yang menyatakan bahwa, sesungguhnya agama

Islam dilandaskan pada akal, maka tidak dianggap beragama orang yang tidak menggunakan

akalnya. Hadis ini tentu saja kontradiksi dengan kenyataan bahwa Islam terutama dibangun di atas

pondasi Alquran dan hadis, bukan akal murni semata. 195

Misal dari hadis palsu berkonotasi kisah adalah kisah mengelilinginya bahtera Nuh AS di atas

Ka’bah saat turun air bah. 196

Seperti hadis berisi perintah Nabi agar membunuh orang yang memalsukan hadisnya, jika

ditemukan dalam keadaan hidup, dan membakarnya jika ditemukan dalam keadaan mati.

Page 60: BAB II KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik …digilib.uinsby.ac.id/6437/9/Bab 2.pdf · KRITIK HADIS DAN KRITERIA HADIS PALSU A. Kritik Hadis 1. Pengertian kritik hadis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

s. Lebih menyerupai perkataan dokter197

Adapun lafal-lafal yang disepakati menunjukkan adanya kepalsuan

menurut ulama hadis198

:

1. Lafal-lafal yang menunjukkan adanya kepalsuan secara s}ari>h}, dengan

memakai s}i>ghat af’al seperti akdhab al-na>s. dengan s}i>ghat al-muba>laghat

seperti fula>nun kadhdha>bun/fula>nun dajja>lun, dan dengan s}i>ghat al-fi’li

seperti fula>nun wad}a’a h}adi>than/kadhdha>bun fi> h}adi>>thihi.

2. Lafal-lafal yang menunjukkan adanya kepalsuan secara kina>yat seperti

fula>nun yasraq al-h}adi>th, hadha h}adith la asla lahu.

197

Hadis bahwa “Terong adalah obat dari segala penyakit” adalah salah satunya. 198

Umar Fallatah, al-Wad}’u fi> al-H}adi>th, Vol. 1, 111.