37
8 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Menurut Depkes RI (1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Friedmen (1998), keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. 2. Tipe / Bentuk keluarga (Murwani, 2007) a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan satu saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi kerena perceraian atau kematian. 8

BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

  • Upload
    phamtu

  • View
    218

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

8

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Menurut Depkes RI (1998), keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan

saling ketergantungan. Menurut Friedmen (1998), keluarga adalah dua atau

lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi

pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi

diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

2. Tipe / Bentuk keluarga (Murwani, 2007)

a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan

satu saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,

bibi, dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi kerena

perceraian atau kematian.

8

Page 2: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

9

e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu

tanpa pernikahan tempi membentuk satu keluarga.

3. Tugas Keluarga

Menurut Murwani (2007) ada lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan, yaitu mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap

anggotanya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat,

memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang tertalu muda,

mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan

timbai balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang menunjukkan

pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada.

Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, yaitu:

pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-

sumber daya yang ada dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing

anggotanya sesuai kedudukan masing-masing, sosialisasi antar anggota

keluarga, pengaturan jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban

anggota keluarga, penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas, dan membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

Page 3: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

10

4. Peran Keluarga

a. Peran Formal Keluarga

1) Peran Parental

Peran parental adalah peran dasar yang membentuk posisi

sosial, yaitu suami sebagai ayah dan istri sebagai ibu. Menurut

Murwani (2006) ada delapan peran parental. Peran – peran tersebut

yaitu: peran sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur

rumah tangga, peran perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran

rekreasi, peran persaudaraan (kinship) atau peran memelihara

hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terapeutik

(memenuhi kebutuhan afektif pasangan), dan peran seksual.

2) Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan

perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat

mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana

suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara

suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah satu

tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

3) Peran informal

a) Pengharmonis: menengahi perbedaan yang terdapat diantara para

anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan

pendapat.

b) Inisiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide

Page 4: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

11

baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

kelompok.

c) Pendamai (compromiser): merupakan salah satu bagian dari

konflik dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan

posisi dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan

penyelesaian “setengah jalan”.

d) Perawat keluarga: orang yang terpanggil untuk merawat dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

e) Koordinator keluarga: mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi - mengangkat keterikatan /

keakraban

5. Fungsi Keluarga (Murwani, 2007)

a. Fungsi biologis

Tugas keluarga secara biologis adalah untuk meneruskan keturunan,

memelihara dan membesarkan anak , memenuhi kebutuhan gizi keluarga,

memelihara dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis

Sedangakan keluarga secara psikologis berfungsi untuk memberikan

kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota

keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta memberikan

identitas keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi keluarga dalam hal ini adalah membina sosialisasi pada anak,

Page 5: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

12

membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan

keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang

misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,

dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

f. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-

tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung

dan merasa aman.

g. Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan

perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama

Page 6: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

13

lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

h. Fungsi religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak

anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan

tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan

lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia

i. Fungsi rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ke

tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai

keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.

6. Keperawatan kesehatan keluarga

a. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui

perawatan sebagai saran / penyalur (Murwani, 2007).

b. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan.

1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam

kelompoknya.

Page 7: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

14

3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(Pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam

memelihara kesehatan para anggotanya.

5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

berbagai upaya kesehatan masyarakat.

B. Konsep Penyakit

1. Pengertian

Tifus Abdominalis adalah infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, dan

gangguan kesadaran (Nursalam, 2005). Sedangkan menurut Hidayat (2006)

Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang

disebabkan oleh salmonella thypii, yang dapat ditularkan melalui makanan,

mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii.

Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik bersifat akut yang

disebabkan oleh Salmonella Typhi yang ditandai dengan panas

berkepanjangan, ditopang dengan bakterimia tanpa keterlibatan struktur

endokardial atau endotelial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam

sel fagosit mononuklear dari hati, limfa, dan kelenjar usus (Ikatan Dokter

Anak Indonesia, 2008) sedangkan menurut Nelson (1999) demam enterik

Page 8: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

15

adalah sindrom klinis sitemik yang dihasilkan oleh organisme salmonella

tertentu. Istilah ini mencakup istilah demam yang disebabkan oleh

Salmonella Thyphi.

Typhus abdominalis (demam enterik, enteric fever adalah penyakit

infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan dengan gejalademam lebih

dari satu minggu, dan gangguan kesadaran (Ngastiyah, 2003).

Thyphus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh kuman salmonella thyphosa terjadi pada usus halus dengan

gejala demam satu minggu atau lebih disertai dengan gangguan pada saluran

pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

Page 9: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

16

2. Anatomi Sistem Pencernaan

Gambar 2.1 Strutur Pencernaan

Page 10: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

17

Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang

membentang dari pilorus sampai kutub ileosekal. Pada orang hidup panjang

usus halus sekitar 2,5 meter. Usus ini mengisi bagian tengah dan daerah

rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekiatar 3,8 cm, tetapi

semakin kebawah lambat laun garis tengahnya semakin mengecil berkurang

sampai menjadi 2,5 cm, usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum dan

ileum.

Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dan pilorus sampai

jejenum, kira-kira dan sisa usus halus adalah jejenum, dan tiga perlima bagian

terminalnya adalah ileum. Jejenum terletak di regio abdominalis media

sebelah kiri, sedangkan ileum cenderung terletak di regio bawah kanan.

Masuknya kimus ke dalam usus halus diatur oleh sfingter pilorus, sedangkan

pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup

ileoksekal. Katup ileosekal juga mencegah refluks isi usus besar ke dalam

usus halus.

Dinding usus halus terdiri dan 4 lapisan dasar. Yang paling luar, atau

lapisa serosa, dibentuk oleh peritoneum. Paritoneum mempunyai lapisa

viseral dan pariteral, dan ruang terletak diantara lapisan lapisan ini dinamakan

rongga peritoneum. Salah satu fungsi penting peritoneum adalah mencegah

pergesekan antara organ-organ yang berdekatan, dengan mensekresikan

cairan serosa yang berperan sebagai pelumas.

Otot yang meliputi usus halus mempunyai dua lapisan yaitu serabut

luar terdiri atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis, dan lapisan

Page 11: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

18

dalam berupa serabut serabut sirkuler. Lapisan submukosa terdiri atas

jaringan penyambung, sedangkan lapisan mukosa bagian dalam tebal, banyak

mengandung pembuluh darah dan kelenjar.

Usus halus dipersarafi oleh cabang-cabang kedua sistem saraf otonom.

Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan pergerakan,

sedangkan rangsangan simpatis menghambat pergerakan usus. Suplai saraf

intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus

auerbach yang terletak pada lapisan muskaluris, dan pleksus meissner

dilapisan submukrosa (Sylvia, 2006)

Pada penyakit tifus abdominalis kuman salmonela typhi menyerang

usus halus yang ditandai dengan peradangan usus halus. Peradangan pada

usus halus dapat mengenai salah satu atau semua lapisan gastro intestinal.

Kelainan ini terutama mengenai lapisan mukosa usus halus. Peradangan pada

penyakit ini timbul sebagai lesi-lesi granulomatasa berbatas tegas dengan

pola terpisah-pisah di selruh bagian usus yang terkena. Pada peradangan

kronik, timbul jaringan ikat dan fibrosis sehingga usus menjadi kaku atau

tidak fleksibel. Apabila fibrosis terjadi di usus halus, maka penyerapan zat-

zat gizi akan terganggu (Sarwono, 1999: 436, Price, 2005: 289-391).

3. Fisiologi Sistem Pencernaan

Makanan masuk ke dalam mulut dan dihancurkan oleh gigi.

Penglihatan, penghidupan dan pengecap makanan mencetuskan saliva oleh

reflek saraf. Seliva melumaskan makanan dan memungkinkan makanan untuk

diubah menjadi massa yang lunak, atau bolus. Sebagian makanan

Page 12: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

19

dihancurkan kemudian dapat lebih menstimulasi reseptor-reseptor pengecap.

Selain fungsi ini saliva juga mengandung enzim ptialin yang memulai

pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana. Saliva disekresi oleh 3

kelenjar utama: Kelenjar parotis yang menghasilkan saliva yang bayak

mengandung air. Kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular yang

menghasilkan saliva berair dan berlendir.

Menelan dimulai sebagai kerja volunter yang kemudian bergabung

berlahan menjadi reflek ivolunter. Menelan terjadi dalam tiga tahapan :

a. Tahap bukal

Makanan dikumpulkan di permukaan atas lidah sebagai bolus

yang lembab, kemudian lidah menekan ke langit-langit keras mendorong

bolus ke arah belakang.langit-langit lunak terangkat untuk mencegah

makanan masuk ke dalam hidung, dan bolus didorong ke dalam faring

b. Tahap Faringeal

Laring tertarik ke atas dibawah dasar lidah, inlet laringeal

berkontraksi dan epiglotis melipat menutupi laring untuk mencegah

makanan menutupi trachea. Sfingter krikofaringeal antara faring dan

esophagus biasany tertutup untuk mencegah udara tertarik ke dalam

esophagus selama pernapasan tetapi sfingter ini berelaksasi ketika bolus

mencapai sfingter otot-otot faring kemudian mendorong boluskedalam

esophagus bagien atas.

c. Tahap esophagus

Gelombang peristaltic membawa bolus makanan terus kebawah ke

Page 13: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

20

dalam lambung.

Absorbsi di dalam lambung sangat terbatas tetapi glukosa dan alkohol

diabsorbsi sangat baik. Di dalam lambung makanan diubah oleh berbagai

bentuk sekresi dari kelenjar lambung menjadi cairan seperti susu yang disebut

kimus, yang cocok untuk dapat melewati usus halus. Fundus dan korpus

lambung mempunyai kelenjar berduktus pendek dan asini panjang. Kelenjar

ini dilapisi oleh sel-sel petric yang mensekresi pepsinogen suatu enzim yang

diubah menjadi pepsin dan dengan demikian dimulailah proses pemecahan

protein.

Sel-sel oksintik yang mensekresi gas hidroklonik dan menghasilkan

gas. Berkonsentrasi tinggi di dalam lambung. Keasaman yang tinggi dapat

mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Mensterilkan makanan membuat

kalsium dan zat besi cocokuntuk diserap. Di dalam antrum lambung kelenjar

mempunyai duktus yang panjang dan asini yang pendek berpilin kelenjar ini

menghasilkan mukus bersifat bastra dan gastrin. Hormon yang berguna yang

mengontrol sekresi asam. Kimus memasuki duodenum melaliu pilorus

dicampur oleh sekresi dinding duodenum, empedu dan getah pankreas.

Sekresi duodenum dari kelenjar mukosa dan dari kelenjar submukosa yang

mengandung bikarbonat dan bersifat basa, sehingga membantu menetralkan

kimus yang asam. Adanya makanan dalam duodenum menyebabkan kandung

empedu berkontraksi dan mengeluarkan empedu ke duktus sistikus dan

duktus empedu melalui ampula pada duodenum dan jejunum, mukosa

terbenam di dalam lipatan-lipatan dan fili panjang dan sangat rapat.

Page 14: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

21

Mengarah ke ileum, lapisan mukosa lebih sedikit lipatannya dan dindingnya

lebih tipis dan filinya lebih pendek dan lebih panjang.

Pada sel-sel yang melapisi viii terjadi hal-hal berikut :

a. Protease

Memecahkan peptida menjadi asam amino yang diserap melalui kapiler-

kapiler ke dalam aliran darah.

b. Lactase

Lactase, sucrose memecahkan disakarida menjadi monosakarida

(terutama glukosa) yang diserap melalui kapiler-kapiler ke dalam aliran

darah.

c. Lipase

Bekerja pada pemecahan lemak untuk membentuk :

1) Asam-asam lemak sederhana dan gliseral yang diserap melalui

kapilerkapiler ke dalam aliran darah.

2) Asam-asam lemak rantai panjang dan gliseral yang bergabung

kembali untuk membentuk lemak trigliserida dan melewati ke dalam

lacteal limfatik sebagai droplet yang sangat halus (kilomikron)

bersamaan dengan vitamin A dan D yang larut dalam lemak.

d. Garam-garam empedu yang direabsorbsi dalam ilium bagian bawah.

e. Vitamin-vitamin larut dalam air diserap langsung ke dalam aliran darah.

f. Zat besi diserap terutama dalam duodenum bagian atas.

g. Vitamin B12 (berikatan dengan faktor-fator intrinsik) diserap pada ileum

bagian bawah.

Page 15: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

22

Semua pencernaan dan penyerapan yang penting terjadi di dalam usus

halus baik lambung maupun usus besar dapat diangkat seluruhnya tanpa

menyebabkan dampak yang serius kira-kira sampai sepertiga usus halus dapat

diangkat tanpa memberikan efek pada pencernaan dan daya tahan hidup

masih dapat dimungkinkan dengan kira-kira satu meter usus halus ke dalam

keadaan utuh.

Kimus bergerak dan ileum menuju sekum melalui katup ileo-sekal,

lipatan mukosa dalam cekum yang cenderung mencegah aliran balik kimus 5

cm terakhir ileum bekerja sebagai sfingter. Sfingter ini biasanya berkontraksi

pengisian lambung membuat sfingter ini relaksasi dan isi ileum masuk ke

dalam sekum. Reflek gastrokolik ini sering berkaitan dengan gerakan masa.

Gerakan masa adalah gerakan cepat tiba-tiba dan peristaltik dimulai dalam

kolon tengah. Gerakan ini menggerakkan isi usus besar ke dalam kolon

bawah atau bahkan ke rektum.

Rektum normalnya kosong dari feses tetapi ketika feses melewati

rektum akibat distensi dari dinding rektum membangkitkan sensasi

kesadaran. Keputusan volunter kemudian dibuat apakah untuk membiarkan

reflek defekasi dengan merelaksasi sfingter ani eksternal.

Defekasi disertai dengan kontraksi peristaltik kuat dari kolon

desenden dan kolon relvis dan rektum, kontraksi otot abdomen meningkatkan

tekanan intra abdomen (Evelyn, 2006).

4. Etiologi

Menurut Mansjoer (1999) etiologi demam thypoid dan demam

Page 16: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

23

parathypoid adalah salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

paratyphi B, salmonella paratyphi C. Salmonella typhosa merupakan basil

gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Bakteri

tersebut mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu antigen

O, H, dan Vi.

Antigen O (Ohne Hauch) yaitu somatic antigen (tidak menyebar) yang

terdiri dari zat kompleks lipopolisakarida. Sedangkan antigen H

(Hauch/menyebar) yaitu antigen terdapat pada flagella. Adapun antigen Vi

merupakan polisakarida kapsul verilen. Ketiga jenis antigen tersebut di dalam

tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga macam antibody yang

lazim disebut aglutinin.

5. Patofisiologi

Penyakit typhoid disebabkan oleh kuman salmonella typhi, salmonella

paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella paratyphi C, yang masuk ke

dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.

Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan terjadi peningkatan

produksi asam lambung yang menimbulkan perasan yang tidak enak di perut

mual muntah, anoreksia, dan mengakibatkan terjadi iritasi mukosa lambung

sebagian lagi masuk ke dalam usus halus sehingga terjadi infeksi yang

merangsang peristaltik usus sehingga menimbulkan diare atau konstipasi

selain itu kuman mencapai jaringan limfoid plaque penyeri diellium

terminalis yang mengalami hipertropi.

Di tempat ini terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal

Page 17: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

24

dapat terjadi. Kuman salmonella kemudian menembus ke lamina propia,

masuk kealiran limfe dan mencapai kalenjar limfe mesentrial, yang juga

mengalami hipertropi. Selanjutnya kuman salmonella typhi ke aliran darah

melalui duktus toracikus kuman salmonella typhi lain mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi bersarang di plague peyeri, limpa

hati, dan bagian-bagian lain system retikuloendotelia.

Endotoksi salmonella typhi membatu terjadiya proses inflamasi lokal

pada jaringan tempat salmonella typhi berkembang biak. Namun pada typhi

disebabkan karena salmonella typhi dan endotoksinya merangsang sintesis

dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang dalam

perkembangbiakan kuman dapat mengakibatkan hipertropi splenomegali

terjadi penekanan pada usus menyebabkan nyeri (Silvia,2005).

6. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik demam typoid pada anak biasanya lebih ringan

daripada orang dewasa. Masa tunas: 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika

infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang

terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal,

yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala., pusing dan tidak

bersemangat, nafsu makan kurang. Menyusul manifestasi klinik yang biasa

ditemukan ialah :

a. Demam

Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat

febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu

Page 18: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

25

tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari

dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua

pasien terus berada dalam keadaan demam; pada minggu ketiga suhu

berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

b. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan

pecah-pecah. Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung

dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen ditemukan

keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai

nyeri perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare

atau normal.

c. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun walapun tidak berapa

dalam, yaitu apatis sampai somnolen, jarang sopora koma atau gelisah

(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Di

samping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada

punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik-bintik

kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan

pula bradikardia dan epistaksis pada anak besar (Ngastiyah, 2003).

7. Komplikasi

Dapat terjadi :

a. Pada usus halus

1) Pendarahan usus

Page 19: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

26

Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja

dengan benzidin. Jika perdarahan banyak terjadi melena, dapat

disertai nyeri perut dengan tanda-tanda ranjatan.

2) Perforasi usus

Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan

terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai

peritontis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di rongga

peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara

hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat dalam

mengadakan tegak.

3) Peritonitis

Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa

perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut, nyeri perut yang

hebat, dinding abdomen tegang (defense muscular) dan nyeri tekan.

b. Di luar usus

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia),

yaitu meningtis, kolesistitis, ensefolopati. Terjadi karena infeksi sekunder

yaitu bronkopneumonia (Ngastiyah, 2003).

8. Penatalaksanaan

Pengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu:

a. Perawatan

Pasien demam thypoid perlu dirawat secara profesional dan

diharuskan tirah baring secara total. Hal ini bertujuan untuk mencegah

Page 20: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

27

komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti

makan, minum, mandi, buang air kecil, dan buang air besar akan

membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalamm perawatan

perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan

yang dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitus dan

pneumonia ortostatik serta higiene perorangan tetap perlu diperhatikan

dan dijaga (Widodo, 2006).

b. Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak

merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Bila

kesadaran menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika

kesadaran dan nafsu makan baik dapat juga diberikan makanan lunak.

c. Obat

Obat-obat anti mikroba yang sering dipergunakan ialah:

1) Kloramfenikol

Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan demam

lebih cepat dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis untuk orang

dewasa 4x.500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari bebas

demam. Dengan penggunan kloramfenikol, demam pada demam

tifoid turun rata-rata setelah 5 hari.

2) Tiamfenikol

Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam thypid sama

Page 21: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

28

dengan kloramfenikol komplikasi pada hematologis pada penggunan

tiamfenikol lebih jarang dari pada kloramfenikol. Dengan tiamfemikol

demam pada demam tifoid akan turun sekitar 5-6 hari.

3) Ko-trimoksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol)

Dosis untuk orang dewasa adalah 2 kali 2 tablet sehari,

digunakan sampai 7 hari bebas demam (1 tablet mengandung 80 mg

trimitropin dan 400 mg sulfametoksazol). Dengan kontrimoksazol

demam pada demam tifoid akan turun sekitar 5-6 hari.

4) Ampicillin dan Amoksisilin

Indikasi mutlak pengunaannya adalah pasien demam thypid

dengan leokopenia. Dosis yang dianjurkan berkisar antara 75-150

mg/kg berat badan sehari, digunakan sampai 7 hari bebas demam.

Dengan ampicillin dan amoksisilin demam pada demam tifoid akan

turun sekitar 7-9 hari.

5) Sefalosforin generasi ketiga

Beberapa uji klinis menunjukan bahwa sefalosporin generasi

ketiga antara lain sefiperazon, seftriakson dan cefotaksim. Obat anti

mikroba ini sangat efektif untuk demam thypoid, tetapi lama

pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.

6) Fluorokinolon

Fluorokinolon efektif untuk demam thypoid, tetapi dosis dan lama

pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.

Page 22: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

29

Obat-obat Simtomatik:

1) Antipiretika

Antipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien

demam thypoid, karena tidak dapat berguna.

2) Kortikosteroid

Pasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid oral atau

parenteral dalam dosis yang menurun secara bertahap (Tapering off)

selama 5 hari. Hasilnya biasanya sangat memuaskan, kesadaran

pasien menjadi jernih dan suhu badan cepat turun sampai normal.

Akan tetapi kortikosteroid tidak boleh diberikan tanpa indikasi, karena

dapat menyebabkan perdarahan intestinal dan relaps.

9. Pengkajian Fokus

a. Biodata Keluarga

Fokus pengkajian untuk Biodata keluarga berkaitan dengan umur,

jenis kelamin, dan jumlah anggota keluarga yang ada pada keluarga.

Umur sangat berkaitan dengan kejadian thypoid yaitu pada usia 3-19

tahun. Dan thypoid juga lebih sering menyerang anak-anak usia sekolah

dasar, ini dikarenakan mereka lebih suka jajan yang belum tentu bersih

dalam pengolahan bahan makanan, dari pada makan di rumah. Anak usia

sekolah rata-rata tidak tahu penyebab dari penyakit thypoid abdominalis,

ini diperburuk dengan para orang tua tidak memperhatikan pola jajan dari

anak-anak mereka.

Page 23: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

30

b. Riwayat Keluarga

Thypoid bisa disebabkan karena adanya riwayat keluarga yang

pernah menderita penyakit thypoid. Mengingat penularan salmonella

thypi salah satunya adalah pasien dengan carier orang yang sembuh dari

demam thypoid dan terus mengekspres salmnella thypi dalam tinja dan air

kemih selama lebih dari satu tahun.

c. Karakteristik Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyebab terjadinya

Thypoid. Lingkungan yang kotor akan beresiko tinggi untuk terkena

penyakit thypoid.

d. Fungsi Perawatan Kesehatan

Pada keluarga yang pernah menderita thypoid perawatan

kesehatan perlu dilakukan seperti mengatur diitnya yaitu jangan makan

yang keras-keras, pedas dan masam. Pada keluarga Tn. L jika sakit selalu

periksa ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan terdekat

10. Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan

secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga. Hal ini juga digunakan untuk merencanakan asuhan

keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga

sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu yang telah

dilaksanakan terhadap keluarga (Friedman, 1998).

Page 24: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

31

a. Pengkajian Keluarga

Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan

keluarga ke dalam beberapa tahap. Tahap-tahap tresebut meliputi

identifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan,

struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga.

b. Mengidentifikasi Data

Menurut Friedman (1998) data-data dasar yang digunakan oleh

perawat untuk mengukur keadaan pasien dengan memakai norma

kesehatan keluarga maupun sosial yang merupakan sistem integrasi dan

kesanggupan untuk mengatasinya. Pengumpulan data pada keluarga

dengan Thypoid difokuskan pada komponen-komponen yang berkaitan

dengan Thypoid.

c. Data Identitas

1) Usia

Usia sangat berkaitan dengan kejadian thypoid yaitu pada usia

3-19 tahun. Dan thypoid juga lebih sering menyerang anak-anak usia

sekolah dasar, ini dikarenakan mereka lebih suka jajan yang belum

tentu bersih dalam pengolahan bahan makanan, dari pada makan

dirumah. Anak usia sekolah rata-rata tidak tahu penyebab dari

penyakit thypoid abdominalis, ini diperburuk dengan para orang tua

tidak memperhatikan pola jajan dari anak-anak mereka.

2) Jenis Kelamin

Pada pria lebih bresiko terkena penyakit thypoid ataupun

Page 25: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

32

terpapar dengan kuman salmonella typhi dibandingkan wanita. Hal

dini dikarenakan aktivitas pria di luar rumah lebih banyak daripada

wanita. (Artikel mahasiswa Fak.kedokteran UH, 2005, 5, google.com,

diakses tanggal 10 mei 2008).

3) Lingkungan

Penyakit thypoid merebak di daerah yang kebersihan

lingkungannya kurang diperhatikan, misalnya saja di daerah yang

kumuh atau kotor dan banyak lalat. Banyaknya lalat di daerah yang

kumuh akan menjadi perantara pindahnya kuman ke manusia, dimana

penyebaran salmonella thypi ini melalui muntahan, urine, dan kotoran

dari penderita yang kemudian terbawa oleh lalat, lalat itu

megontaminasi makanan, minuman, sayuran maupun buah-buahan

yang terbuka, sehingga orang yang mengkonsumsi makanan yang

terkontaminasi dengan kuman salmonella thypi akan beresiko terkena

penyakit thypoid. (Artikel mahasiswa Fak.kedokteran UH, 2005,6,

google.com, diakses tanggal 10 mei 2008).

4) Pekerjaan

Orang yang bekerja pada lingkungan yang kumuh dan kotor

lebih beresiko terkena penyakit thypoid. Misalnya, pemulung lebih

beresiko daripada pegawai kantor.

5) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif. Hal ini

karena dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan

Page 26: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

33

psikomotorik dalam pengelolaan penderita thypoid mereka tidak

mengenal tentang thypoid dan akibat serta pentingnya fasilitas

kesehatan.

6) Hubungan (genogram).

Dalam anggota keluarga penularan kuman salmonella thypi

melalui 2 sumber yaitu adanya anggota keluarga yang saat itu sedang

menderita penyakit thypoid dan adanya anggota keluarga dengan

caller. Caller yaitu orang yang sembuh dari penyakit thypoid dan terus

mengeksresi salmonella thypi, tinja dan air kemih selama lebih dari

satu tahun. (Artikel mahasiswa Fak. Kedokteran UH, 2005, 8,

google.com, diakses tanggal 10 mei 2008).

7) Kebiasaan.

Kebiasaan yang paling berpengaruh pada proses terjadinya

penyakit thypoid yaitu hygiene personal yang kurang. Kebiasaan tidak

mencuci tangan sebelum makan ataupun kebiasaan memelihara kuku

yang panjang akan mempermudah masuknya kuman kedalam tubuh.

(Artikel mahasiswa Fak.kedokteran UH, 2005, 10, google.com,

diakses tanggal 10 mei 2008).

1) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko mengalami

masalah thypoid adalah tahap perkembangan keluarga dengan

anak usia sekolah. Pada face ini umumnya keluarga mencapai

Page 27: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

34

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat

sibuk dan kurang memperhatikan pola jajan dari anak mereka.

Dimana dalam pengolahan bahan makanan tersebut belum tentu

bersih dari pada makan dirumah. Anak usia sekolah rata-rata tidak

tahu penyebab dari penyakit thypoid.

b) Riwayat Kesehatan Keluarga

Thypoid tidak ada kaitannya dengan penyakit yang lain

misalnya penyakit hipertensi, DM, dan lain-lain. Kaitan penyakit

thypoid adalah dengan lingkungan (lingkungan yang kotor dan

kumuh). Meskipun thypoid adalah penyakit menular, namun

penularan penyakit thypoid yaitu melalui carier atau orang yang

sembuh dari penyakit thypoid dan masih mengekskresi salmonella

thypii dalam kemih selama lebih dari satu tahun.

2) Data Lingkungan

a) Kondisi Rumah atau Karakteristik Rumah

Penataan perabot rumah yang kurang diperhatikan atau

tidak teratur seperti tempat makanan dan tempat sampah yang

dibiarkan terbuka akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit

thypoid, karena penyakit thypoid sering terjadi pada daerah yang

kebersihan lingkungannya kurang diperhatikan misalnya saja di

lingkungan yang kumuh dan kotor serta banyak lalat.

Page 28: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

35

b) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas, menjelaskan tentang

karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat

(1) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh

mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

(2) Sistem pendukung

Pengelolaan pasien post opname thypoid di keluarga sangat

membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga dan

petugas dari pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.

Semuanya berperan dalam pemberian edukasi, motivasi dan

mengontrol perkembangan kesehatan anggota keluarga yang

habis menderita penyakit thypoid.

3) Struktur Keluarga

a) Pola Komunikasi

Adanya komunikasi yang terbuka antara keluarga sangat

berpengaruh terhadap kesembuhan penyakitnya, karena dengan

komunikasi yang terbuka dapat mengetahui masalah kesehatan

keluarga secara dini.

b) Struktur Pengambilan Keputusan

Kekuasaan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan yang tepat untuk merawat anggota

keluarga yang sakit, karena pengambilan keputusan yang tepat

Page 29: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

36

dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut.

c) Peran

Peran kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan

keluarga terutama dalam penyediaan kebutuhan anggota keluarga

yang meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan.

d) Nilai atau Norma

Nilai atau norma yang dianut oleh keluarga sangat berpengaruh

terhadap cara perawatan anggota keluarga yang sakit.

4) Fungsi Keluarga

a) Fungsi Afektif

Kekurangan perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit mengakibatkan penderita thypoid tidak mendapatkan

perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan, sehingga dapat

menimbulkan terjadinya komplikasi lebih lanjut.

b) Fungsi Sosial

Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang thypoid dan cara

penanggulangannya.

c) Fungsi Perawatan Keluarga

Pendidikan ataupun pengetahuan yang kurang mempunyai

kecenderungan lebih tinggi untuk menderita thypoid (Friedman,

1998).

(1) Mengenal Masalah Kesehatan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah thypoid adalah

Page 30: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

37

salah satu faktor penyebab karena apabila keluarga tidak

mampu mengenal masalah thypoid, penyakit tersebut akan

mengakibatkan komplikasi.

(2) Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit thypoid dikarenakan oleh ketidaktahuan tentang

penyakit, misa

komplikasi, se

(3) Memodifikasi

Ketidakmamp

lingkungan da

yang tidak s

memelihara k

yang terbuka.

c) Fungsi Reproduks

Dalam keluarga p

ditularkan kepada

d) Fungsi Ekonomi

Keadaan ekonom

tidak diperhatikan

penyakit thypoid

menengah ke baw

lnya penyebab, gejala, perawatan, pencegahan,

rta diit thypoid.

Lingkungan

uan keluarga memelihara dan memodifikasi

pat beresiko untuk dilihat dari kebiasaan Nn. A

ehat yaitu menjalankan diit yang salah dan

uku yang panjang serta keadaan tempat sampah

i

enyakit thypoid merupakan penyakit yang dapat

anggota keluarga yang lain.

i yang rendah menyebabkan penyakit thypoid

perawatan ataupun pengobatannya, sementara

juga sering diderita oleh kalangan ekonomi

ah.

Page 31: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

38

11. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan SGOT dan SPGT

Sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya

demam thypoid. Kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan

pembatasan pengobatan.

b. Pemeriksaan Leukosit

Pada demam thypod terdapat Leukopenia (penurunan jumlah

leukosit) dan Limfositosis (peningkatan jumlah leukosit) relatif pada

permulaan sakit. Pemeriksaan darah tepi ini sederhana dan mudah

dikerjakan di labolatorium yang sederhana, tetapi hasilnya berguna untuk

membantu menentukan penyakitnya dengan cepat.

Leukositosis : Peningkatan jumlah Leukosit

Leukopenia : Penurunan jumlah Leukosit

Nilai normal Leukosit :

Dewasa : Total :4500-10000 Lµ

Anak usia 2 tahun : 6000-17000 Lµ

Bayi baru lahir : 9000-30000 Lµ (Kee, 1997)

c. Biakan Darah

Biakan darah positif memastikan demam thypoid tetapi biakan darah

negatif tidak menunjukan demam thypoid. Hal ini disebabkan karena

hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor:

1) Teknik Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium satu dengan yang lain berbeda. Hal

Page 32: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

39

ini disebabkan oleh karena perbedaan tehnik dan media biakan yang

digunakan karena jumlah kuman yang berada dalam darah hanya

sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman/ml darah (dewasa 5-10 ml, anak

2-5 ml) dan darah tersebut harus segera ditanam dalam media biakan

sewaktu berada di sisi pasien dan langsung dikirim ke laboratorium.

Waktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi pada

waktu bakteriemia berlangsung.

2) Saat Pemeriksaan Selama Perjalanan Penyakit

Pada demam tifoid biakan darah terhadap Salmonella thypi terutama

positif pada minggu pertama penyakit dan berkurang pada minggu-

minggu berikutnya, pada waktu kambuh biakan dapat positif lagi.

3) Vaksinasi di masa lampau

Vaksinasi pada masa lampau menimbulkan antibody dalam darah

pasien. Antibodi ini dapat menekan bakteriemia, hingga biakan darah

mungkin negatif.

4) Pengobatan dengan obat antimikrobia

Bila pasien sebelum biakan darah sudah mendapat obat antimikroba

pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan basil biakan

mungkin negatif.

5) Kepekaan Salmonella typhi terhadap obat antimikrobia

Penelitian di laboratorium kesehatan perum bio farma menunjukkan

bahwa selama 1984-1990 Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A

masih 100% sensitive terhadap Kloramfeniol, 83,3%-100% sensitive

Page 33: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

40

terhadap ampisilin dan 97%-100% sensitive terhadap kotrimoksasol.

d. Uji Widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan

antibobodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella

terdapat dalam serum pasien demam tifoid, juga pada orang yang pernah

tertular salmonella dan pada orang yang pernah difaksinasi terhadap

demam thypid. Maksud uji widal adalah untuk menentukan adanya

aglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita thypoid.Akibat

infeksi Salmonella typhi pasien membuat antibody (aglutinin), yaitu:

1) Aglutinin 0, yang dibuat karena rangsang antigen 0 (berasal dari tubuh

kuman)

2) Aglutinin H, karena rangsangan antigen H (berasal dari flagella

kuman)

3) Aglutinin Vi, karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai

kuman)

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya agglutinin 0 dan H yang

ditemukan titernya untuk diagnosis. Makin tinggi titernya, makin besar

kemungkinan pasien menderita demam thypoid. Pada infeksi yang aktif,

titer uji widal akan meningkat. Pada pemeriksaan ulang yang dilakukan

selang paling sedikit 5 hari.(Ngastiyah,2005).

Page 34: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

41

12. Pathway Faktor predisposisi

Bakteri Salmonella thyphii

Masuk ke mulut

Tercemar

Masuk ke saluran pencernaan

Kuman dimusnahkan olehasam lambung

Asam lambung meningkat

Perasaan tidak enak perut,mual muntah, anoreksia

Gangguan nutrisi kurang darikebutuhan

Kelemahan fisik

Keterbatasanaktifitas

tirah baring yanglama

Penekanan padaderah kulit

Resiko terhadapkerusakan integritas

Terjadi iritasi mukosalambung

Masuk ke usus

Limfoid plague peyer

Perdarahan & perforasiintestina

Lamina propia

Kuman masuk aliran limfemesentrial

Duktus toracikus

Menuju RES (hati, limfa)

Kuman berkembang biak

Proses infeksiperadangan

Mal absorbsi

Peningkatan padaperistaltik usus

Diare

Hipertrofihepanospeno-megali

Tekanan padausus

Gangguan rasanyaman nyeri

Jaringan tubuh

Peradangan

Pelepasan zatpirogen dan

sirkulasi endotoksinhiptalamus oleh

leukosit

Pusatfermonegulasi

tubuh

Peningkatan suhutubuh

Kurang intake carian

Bibir kering danpecah

Kekurangan volumecairan

Intoleransiaktivitas

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang penyakit thypoid

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dan tindakan yang tepat

3) Ketidakamampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit thypoid

4) Ketidakmampuan memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah thypoid

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk memelihara kesehatan

Page 35: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

42

13. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi / Peningkatan Suhu Tubuh pada An.E di keluarga Tn.S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang menderita thypoid

b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di keluarga Tn.S

khususnya pada An.E berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang menderita thypoid.

14. Fokus Intervensi

Diagnosa I Hipertermi

a. Pencegahan Primer

1) Berikan penyuluhan tentang pencegahan dari peningkatan suhu tubuh

2) Ajarkan cara untuk kompres

3) Identifikasi adanya faktor-faktor hipertermi

b. Pencegahan Sekunder

1) Kaji keadaan suhu pasien

2) Beri kompres hangat

3) Pantau suhu lingkungan, batasi / tambah linen tempat tidur

4) Beri selimut dingin untuk mengurangi demam

c. Pencegahan Tersier

1) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila diketahui demam

berkelanjutan

2) Kolaborasi pemberian antipiretik, pemberian pamol sesuai dengan

kebutuhan anak

Page 36: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

43

Diagnosa II Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a. Pencegahan Primer

1) Beri penyuluhan tentang pentingnya nutrisi

2) Ajarkan keluarga untuk susun menu seimbang untuk penderita

penyakit thypoid

b. Pencegahan Sekunder

1) Kaji selera makan klien

2) Anjurkan untuk tidak makan makanan yang pedas dan yang

menyebabkan kram abdomen

3) Anjurkan klien makan sedikit tetapi sering

4) Berikan dorongan kepada klien untuk makan makanan yang lebih

banyak dalam porsi kecil

5) Sajikan makanan dalam keadaan hangat, lembut, dan menarik

6) Beri tahu kepada keluarga untuk memenuhi jkebutuhan oral hygiene

c. Pencegahan Tersier

1) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila diketahui ada tanda-tanda

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2) Kolaborasi dengan tim ahli gizi (bagaimana nutrisi yang baik)

Diagnosa III Resiko terhadap Penularan Infeksi

a. Pencegahan Primer

1) Beri penyuluhan tentang cara merawat dan memodifikasi lingkungan

b. Pencegahan Sekunder

1) Anjurkan kepada keluarga untuk membersihkan alat makan dan

Page 37: BAB II KONSEP DASARdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl...pengeluaran zat yang telah dicernakan ke dalam usus besar diatur oleh katup ileoksekal. Katup ileosekal juga

44

minum

2) Anjurkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan dengan

menciptakan lingkungan rumah yang bersih

3) Anjurkan keluarga untuk menutup menu makanan yang belum

dihidangkan untuk dimakan.

c. Pencegahan Tersier

1) Peningkatan keluarga untuk memodifikasi dan merawat lingkungan

yang bersih