49
BAB II KONSEP DASAR A. KONSEP TUBERKULOSIS 1. Pengertian Tuberkulosis pulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001). Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah (Price & Wilson, 1994). Klasifikasi tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis : a. Tuberkulosis paru b. Bekas tuberculosis paru c. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam : 1) TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif, tapi tanda-tanda lain positif) 2) TB paru tersangka yang tidak diobati (sputum BTA negatif dan tanda- tanda lain meragukan) (Suyono, et al, 2001)

BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

  • Upload
    hahuong

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

BAB II

KONSEP DASAR

A. KONSEP TUBERKULOSIS

1. Pengertian

Tuberkulosis pulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama

menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium

tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebar melalui getah bening atau

pembuluh darah (Price & Wilson, 1994).

Klasifikasi tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan

kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis :

a. Tuberkulosis paru

b. Bekas tuberculosis paru

c. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :

1) TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif, tapi tanda-tanda

lain positif)

2) TB paru tersangka yang tidak diobati (sputum BTA negatif dan tanda-

tanda lain meragukan)

(Suyono, et al, 2001)

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

2. Anatomi dan Fisiologi

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung,

faring, laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung ; Nares anterior adalah

saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam

bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga hidung). Rongga hidung dilapisi

sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung

dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang

masuk ke dalam rongga hidung. Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan

dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan eshopagus pada ketinggian

tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang laring (laring-faringeal).

Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang

memisahkan dari columna vertebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian

vertebrata servikalis dan masuk ke dalam trachea di bawahnya. Laring terdiri atas

kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran.

Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan

dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat

ini bercabang menjadi dua bronchus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20

lingkaran tak tetap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh

jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trachea,

selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-

kira vertebra torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan

dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus-bronchus itu berjalan ke bawah dan ke

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

samping ke arah tampuk paru. Bronchus kanan lebih pendek dan lebih lebar

daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan

sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.

Bronchus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di

bawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan

ke lobus atas dan bawah. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi

menjadi bronchus lobaris dan kemudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan

ini berjalan terus menjadi bronchus. Yang ukurannya semakin kecil, sampai

akhirnya menjadi bronchiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak

mengandung alveoli (kantong udara). Bronchiolus terminalis memiliki garis

tengah kurang lebih 1 mm. bronchiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan.

Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Saluran-

saluran udara ke bawah sampai tingkat bronchibiolus terminalis disebut saluran

penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke

tempat pertukaran gas paru-paru. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus

terdiri dari bronchiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara

kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh

alveolis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, assinus atau

kadang disebut lobulus primer memiliki tangan kira-kira 0,5-1,0 cm. terdapat

sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai sakus alveolaris. Alveolus

dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

Paru-paru terdapat dalam rongga toraks pada bagian kiri dan kanan.

Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi

atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri

dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh

jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial

venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap

paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang

cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.

Proses fisiologi pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke

dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat

dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi yaitu masuknya

campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang

terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dan otot-otot. Stadium

kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu (1) Difusi gas antara

alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) antara darah sistemik dan sel-

sel jaringan. (2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya

dengan distribusi udara dalam alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen

dan karbondioksida dengan darah respimi atau respirasi interna menipakkan

stadium akhir dari respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk

mendapatkan energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses

metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru. (4) Transportasi, yaitu tahap

kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran

alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 urn). Kekuatan mendorong

untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. (5)

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru

membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran

darah) dalam kapiler dengan perkataan lain ventilasi dan perfusi dari unit

pulmonary harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan

istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-

paru.

Secara garis besar bahwa paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer

ke darah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari alveoli ke udara

atmosfer

b. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi

c. Reservoir darah

d. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas

3. Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman

yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm

dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA). (Suyono, et al 2001)

4. Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi. Bakteri

dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga

dipindahkan melalui system limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan

bagian tubuh lainnya.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit

menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis basil dan jaringan

normal, sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam alveoli dan

menyebabkan bronkopnemonia.

Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan

yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif. Granuloma

diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek

Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti

keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi, memebentuk skar kolagenosa.

Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif. Individu dapat

mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat system imun,

maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini

tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri

kemudian menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang

terinfeksi menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopnemonia lebih

lanjut (Smeltzer & Bare, 2001).

5. Manifestasi Klinik

Gambaran klinis tuberculosis mungkin belum muncul pada infeksi awal

dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif.bila timbul

infeksi aktif klien biasanya memperlihatkan gejala :batuk purulen produktif

disertai nyeri dada, demam (biasanya pagi hari), malaise, keringat malam, gejala

flu, batuk darah, kelelahan, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan

(Corwin, 2001).

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

6. Penatalaksanaan

a. Pengobatan

Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi

cepat M. tuberculosis, mencegah resistensi, dan mencegah terjadinya

komplikasi.

Jenis dan dosis OAT :

1) Isoniazid (H)

Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap

kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang

berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer,

hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi

dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan

dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini

pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.

2) Rifampisin (R)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten).

Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam,

trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warna merah atau

jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada

keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut

terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya.

3) Pirazinamid (P)

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel

dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia,

hepatitis, atralgia.

4) Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan

kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan

pendengaran.

5) Ethambutol (E)

Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan

penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna

merah dan hijau, maupun optic neuritis.

b. Pembedahan

Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan mengangkat jaringan

paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang,

bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk

reseksi bagian paru yang rusak.

c. Pencegahan

Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil tuberkulosis,

mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi adekuat, minum susu

yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat

bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis

virulen.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

7. Prioritas Keperawatan TB Paru

Mempertahankan oksigenasi adekuat, mencegah penyebaran infeksi,

mendukung perilaku mempertahankan kesehatan, meningkatkan strategi koping

efektif, memberi informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan

pengobatan.

8. Komplikasi

Penderita TB paru antara lain:

a. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat mengakibatkan

kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.

b. Penyebaran infeksi ke organ lain

Misalnya : otak, jantung persendian, ginjal aslinya.

9. Fokus Pengkajian Keperawatan

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang

perlu dikaji adalah:

a. Aktivitas/istirahat:

Gejala:

1) Kelelahan umum dan kelemahan

2) Dispnea saat kerja maupun istirahat

3) Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada malam hari, menggigil

dan atau berkeringat

4) Mimpi buruk

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Tanda:

1) Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja

2) Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)

b. Sirkulasi

Gejala:

1) Palpitasi

Tanda:

1) Takikardia, disritmia

2) Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat effusi)

3) Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal

4) Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara dalam

mediatinum)

5) TD: hipertensi/hipotensi

6) Distensi vena jugularis

c. Integritas ego:

Gejala:

1) Gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan penyakit,

masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa, menurunnya

produktivitas.

Tanda:

1) Menyangkal (khususnya pada tahap dini)

2) Ansietas, ketakutan, gelisah, iritabel.

3) Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

d. Makanan dan cairan:

Gejala:

1) Kehilangan napsu makan

2) Penurunan berat badan

Tanda:

1) Turgor kulit buruk, kering, bersisik

2) Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan

e. Nyeri dan Kenyamanan:

Gejala:

1) Nyeri dada meningkat karena pernapsan, batuk berulang

2) Nyeri tajam/menusuk diperberat oleh napas dalam, mungkin menyebar ke

bahu, leher atau abdomen.

Tanda:

1) Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.

f. Pernapasan:

Gejala:

1) Batuk (produktif atau tidak produktif)

2) Napas pendek

3) Riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi

Tanda:

1) Peningkatan frekuensi pernapasan

2) Peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada,

leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

3) Pengembangan dada tidak simetris

4) Perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax perkusi

hiperresonan di atas area yang telibat.

5) Bunyi napas menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral

6) Bunyi napas tubuler atau pektoral di atas lesi

7) Crackles di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek

(crackels posttussive)

8) Karakteristik sputum hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah

9) Deviasi trakeal

g. Keamanan:

Gejala:

1) Kondisi penurunan imunitas secara umum memudahkan infeksi sekunder.

Tanda:

1) Demam ringan atau demam akut.

h. Interaksi Sosial:

Gejala:

1) Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular

2) Perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas fisik untuk

melaksanakan peran

i. Penyuluhan/pembelajaran:

Gejala:

1) Riwayat keluarga TB

2) Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

3) Gagal untuk membaik/kambuhnya TB

4) Tidak berpartisipasi dalam terapi.

Tes Diagnostik

Tes diagnostik yang dilakukan diuraikan pada tabel berikut:

Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil

Sputum:

-Kultur

-Ziehl-Neelsen

Tes Kulit (PPD, Mantoux, Vollmer)

Foto thorax

Histologi atau kultur jaringan

(termasuk bilasan lambung, urine,

cairan serebrospinal, biopsi kulit)

Biopsi jarum pada jaringan paru

Mycobacterium tuberculosis positif pada

tahap aktif, penting untuk menetapkan

diagnosa pasti dan melakukan uji kepekaan

terhadap obat.

BTA positif

Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau

lebih) menunjukkan infeksi masa lalu dan

adanya antibodi tetapi tidak berarti untuk

menunjukkan keaktivan penyakit.

Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada

area paru, simpanan kalsium lesi sembuh

primer, efusi cairan, akumulasi udara, area

cavitas, area fibrosa dan penyimpangan

struktur mediastinal.

Hasil positif dapat menunjukkan serangan

ekstrapulmonal

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Darah:

-LED

-Limfosit

-Elektrolit

-Analisa Gas Darah

Tes faal paru

Positif untuk gralunoma TB, adanya giant

cell menunjukkan nekrosis.

Indikator stabilitas biologik penderita,

respon terhadap pengobatan dan predeksi

tingkat penyembuhan. Sering meningkat

pada proses aktif.

Menggambarakan status imunitas penderita

(normal atau supresi)

Hiponatremia dapat terjadi akibat retensi

cairan pada TB paru kronis luas.

Hasil bervariasi tergantung lokasi dan

beratnya kerusakan paru

Penurunana kapasitas vital, peningkatan

ruang mati, peningkatan rasio udara residu

dan kapasitas paru total, penurunan saturasi

oksigen sebagai akibat dari infiltrasi

parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru

dan penyaki pleural

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Pathway

Mycobacterium tuberculosis

Airbone / inhalasi droplet

Saluran pernafasan

Saluran pernafasan atas

Bakteri yang besar bertahan di bronkus

Peradangan bronkus

Penumpukan sekret

Efektif Tidak efektif

Saluran pernafasan bawah

Paru-paru

Alveolus

Terjadi perdarahan Alveolus

mengalami konsolidasi

dan eksudasi

Gangguan pertukaran

gas

Penyebaran bakteri secara limfa hematogen

Keletihan Anoreksia malaese mual

muntah

Demam

Sekret keluar Sekret sulit dikeluarkan saat batuk

Obstruksi Peningkatan suhu tubuh

Intoleransi aktivitas

Batuk terus menerus Perubahan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

Sesak nafas

Terhisap orang sehat

Gangguan pola nafas

tidak efektif Bersihan jalan

nafas tidak efektif Resiko penyebaran

infeksi

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Sumber : Sylvia A. Price and Lourraine.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Diagnosa Keperawatan

1 Berikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan

upaya batuk buruk

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan

kekurangan upaya batuk

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efek paru.

Kerusakan membran di alveolar, kapiler, sekret kevtal dan tebal

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia.

4. Gangguan pada istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi

untuk aktivitas

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan

berhubungan dengan jalan interpretasi inibrasi, keterbatasan kognitif

7. Risiko tinggi infeksi terhadap penyebaran berhubungan dengan pertahan primer

adekuat, kerusakan jaringan penakanan proses inflamasi, malnutrisi

Fokus Intervensi dan Rasional

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan

upaya batuk buruk

a. Tujuan : bersihan jalan nafas efektif

b. KH : pasien dapat mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan sekret

tanpa bantuan

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

c. Intervensi

1) Kaji fungsi pernafasan contoh bunyi nafas, kecepatan, irama, dan

kelemahan dan penggunaan otot bantu.

Rasional : Peningkatan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis,

ronchi, mengi menunjukkan akumulasi sekret /

ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat

menimbulkan penggunaan otot akseseri pernafasan dan

peningkatan kerja pernafasan.

2) Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa batuk efektif, catat

karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis

Rasional : Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal sputum berdarah

kental / darah cerah (misal efek infeksi, atau tidak kuatnya

hidrasi).

3) Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi

Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan me↓kan

upaya pernafasan.

4) Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai keperluan

Rasional : Mencegah obstruksi respirasi, penghisapan dapat diperlukan

bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.

5) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 m / hari kecuali kontra

indikasi

Rasional : Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan

sekret, membantu untuk mudah dikeluarkan.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan

kekurangan upaya batuk

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas kembali aktif

b. KH : dispnea berkurang, frekuensi, irama dan kedalaman dan pernafasan

normal

c. Intervensi

1) Kaji kualitas dan kedalaman pernafasan penggunaan otot aksesoris, catat

setiap perubahan

Rasional : Kecepatan biasanya meningkat, dispnea terjadi peningkatan

kerja nafas, kedalaman pernafasan dan bervariasi tergantung

derajat gagal nafas.

2) Kaji kualitas sputum, warna, bau dan konsistensi

Rasional : Adanya sputum yang tebal, kental, berdarah dan purulen

diduga terjadi sebagai masalah sekunder.

3) Baringkan klien untuk mengoptimalkan pernafasan (semi fowler)

Rasional : Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal upaya

batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret.

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efek paru,

kerusakan membran alveolar, kapiler, sekret kental dan tebal

a. Tujuan : tidak ada tanda-tanda dispnea

b. KH : melaporkan tidak adanya penurunan dispnea, menunjukkan perbaikan

ventilasi dan O2 jaringan adekuat dengan AGP dalam rentang normal, bebes

dari gejala, distres pernafasan.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

c. Intervensi dan rasional

1) Kaji dispnea, takipnea, tidak normal atau menurunnya bunyi nafas,

peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada dan

kelemahan.

Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil

bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas nekrosis effure

pleural untuk fibrosis luas.

2) Evaluasi tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan pada warna

kulit, termasuk membran mukosa dan kuku

Rasional : Akumulasi sekret/pengaruh jalan nafas dapat mengganggu O2

organ vital dan jaringan.

3) Tunjukkan/dorong bernafas dengan bibir selama endikasi, khususnya

untuk pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim

Rasional : Membuat tahanan melawan udara luar untuk mencegah kolaps

atau penyempitan jalan nafas, sehingga membantu

menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan atau

menurunkan nafas pendek.

4) Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas pasien sesuai

keperluan

Rasional : Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode

penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala.

5) Kolaborasi medis dengan pemeriksaan ACP dan pemberian oksigen

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Rasional : Mencegah pengeringan membran mukosa, membantu

pengenceran sekret.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan,

anoreksia, ketidakcukupan nutrisi

a. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi (tidak terjadi perubahan nutrisi)

b. Kriteria hasil : pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan

melakukan perilaku atau perubahan pola hidup.

c. Intervensi dan rasional:

1) Catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badan

dan derajat kekurangannya berat badan, riwayat mual atau muntah, diare.

Rasional : berguna dalam mendefinisikan derajat/ luasnya masalah dan

pilihan intervensi yang tepat.

2) Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.

Rasional : membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan pertimbangan

keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet.

3) Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan

dengan obat, awasi frekuensi, volume konsistensi feces.

Rasional : Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area

pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan atau

penggunaan nutrien.

4) Dorong dan berikan periode istirahat sering.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Rasional : Membantu menghemat energi khususnya bila

kebutuhan meningkat saat demam.

5) Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.

Rasional : Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum atau obat

untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah.

6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.

Rasional : Masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu atau

kebutuhan energi dari makan makanan banyak dari

menurunkan iritasi gaster.

7) Kolaborasi, rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

Rasional : bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk

kebutuhan metabolik dan diet.

5. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk.

a. Tujuan : agar pola tidur terpenuhi.

b. Kriteria hasil : pasien dapat istirahat tidur tanpa terbangun.

c. Intervensi dan rasional:

1) Diskusikan perbedaan individual dalam kebutuhan tidur berdasarkan hal

usia, tingkat aktivitas, gaya hidup tingkat stress.

Rasional : rekomendasi yang umum untuk tidur 8 jam tiap malam

nyatanya tidak mempunyai fungsi dasar ilmiah individu yang

dapat rileks dan istirahat dengan mudah memerlukan sedikit

tidur untuk merasa segar kembali dengan bertambahnya usia,

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

waktu tidur. Total secara umum menurun, khususnya tidur

tahap IV dan waktu tahap meningkat.

2) Tingkatkan relaksasi, berikan lingkungan yang gelap dan terang, berikan

kesempatan untuk memilih penggunaan bantal, linen dan selimut, berikan

ritual waktu tidur yang menyenangkan bila perlu pastikan ventilasi

ruangan baik, tutup pintu ruangan bila klien menginginkan.

Rasional : tidur akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi, lingkungan

rumah sakit dapat mengganggu relaksasi.

6. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigen

untuk aktivitas.

a. Tujuan : agar aktivitas kembali efektif.

b. Kriteria hasil : pasien mampu melakukan ADLnya secara mandiri dan tidak

kelelahan setelah beraktivitas.

c. Intervensi dan rasional:

1) Jelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen

seperti merokok. suhu sangat ekstrim, berat badan kelebihan, stress.

Rasional : merokok, suhu ekstrim dan stress menyebabkan vasokastriksi

yang meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan

oksigen, berat badan berlebihan, meningkatkan tahapan

perifer yang juga meningkatkan beban kerja jantung.

2) Secara bertahap tingkatan aktivitas harian klien sesuai peningkatan

toleransi.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Rasional : mempertahankan pernafasan lambat, sedang dan latihan yang

diawasi memperbaiki kekuatan otot asesori dan fungsi

pernafasan.

3) Memberikan dukungan emosional dan semangat

Rasional : rasa takut terhadap kesulitan bernafas dapat menghambat

peningkatan aktivitas.

4) Setelah aktivitas kaji respon abnormal untuk meningkatkan

aktivitas.

Rasional : intoleransi aktivitas dapat dikaji dengan mengevaluasi jantung

sirkulasi dan status pernafasan setelah beraktivitas.

7. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan

tindakan dan pencegahan berhubungan dengan salah satu interprestasi informasi,

keterbatasan kognitif, tidak lengkap informasi yang ada.

a. Tujuan : pengetahuan pasien bertambah tentang penyakit TB Paru.

b. Kriteria hasil : pasien menyatakan mengerti tentang penyakit TB Paru.

c. Intervensi dan rasional:

1) Kaji kemampuan pasien untuk belajar

Rasional : belajar tergantung pada emosi dari kesiapan fisik dan

ditingkatkan pada tahapan individu.

2) Berikan instruksi dan informasi tertulis pada pasien untuk rujukan contoh:

jadwal obat.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Rasional : informasi tertulis menentukan hambatan pasien untuk

mengingat sejumlah besar informasi pengulangan menguatkan

belajar.

3) Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan

alasan pengobatan lama, dikaji potensial interaksi dengan obat atau

subtansi lain.

Rasional : meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan

mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi

pasien..

4) Dorong untuk tidak merokok.

Rasional : meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TBC tetapi

meningkatkan disfungsi pernafasan.

5) Kaji bagaimana yang ditularkan kepada orang lain

Rasional : pengetahuan dapat menurunkan resiko penularan atau

reaktivitas ulang juga komperkasi sehubungan dengan

reaktivitas.

8. Risiko tinggi infeksi terhadap penyebaran atau aktivitas ulang berhubungan

dengan pertahanan primer tidak adekuat, kerusakan jaringan, penekanan proses

inflamasi, mal nutrisi.

a. Tujuan : tidak terjadi infeksi terhadap penyebaran.

b. Kriteria hasil : pasien mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau

menurunkan resiko penyebaran infeksi, melakukan perubahan pola hidup.

c. Intervensi dan rasional:

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

1) Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet

udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa.

Rasional : membantu pasien menyadari/ menerima perlunya mematuhi

program pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang

atau komplikasi serta membantu pasien atau orang terdekat

untuk mengambil langkah untuk mencegah infeksi ke orang

lain.

2) Identifikasi orang lain yang beresiko, missal: anggota keluarga, sahabat

karib/ teman.

Rasional : orang-orang yang terpejan ini perlu program terapi obat untuk

mencegah penyebaran/ terjadinya infeksi.

3) Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, missal: masker atau isolasi

pernafasan.

Rasional: dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan

membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit

menular.

4) Anjurkan pasien untuk batuk/ bersin dan mengeluarkan pada tisu dan

menghindari meludah. Kaji pembuangan tisu sekali pakai dan teknik

mencuci tangan yang tepat, dorong untuk mengulangi demonstrasi.

Rasional : perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran

5) Tekanan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Rasional : periode singkat berakhir 2-3 hari setelah kemoterapi awal,

tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas, sedang resiko

penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.

6) Dorong memilih mencerna makanan seimbang, berikan makan sering,

makanan kecil pada jumlah, makanan besar yang tepat.

Rasional : adanya anoreksia (mal nutrisi sebelumnya, merendahkan

tahapan terhadap proses infeksi dan mengganggu

penyembuhan, makanan kecil dapat meningkatkan

pemasukan semua.

B. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) yang dikutip oleh Effendy

(1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Menurut Bailon dan Maglaya (1989) yang dikutip oleh Effendy (1998),

keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di

satu tempat/rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-

masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Struktur Keluarga

Menurut Effendy ( 1998 ) struktur keluarga terdiri dari bermacam-

macam, diantaranya adalah :

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ibu.

c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

3. Tipe/Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

c. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis

1) Untuk meneruskan keturunan.

2) Memelihara dan membesarkan anak.

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis

Page 30: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

4) Memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi

1) Membina sosialisasi pada anak.

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya

pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat, minat yang dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan sewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

5. Tugas Perkembangan Keluarga

a. Pasangan baru menikah (pasangan baru)

Page 31: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.

3) Mengembangkan hubungan dengan keluarga keluarga lain, teman, dan

kelompok sosial.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

b. Keluarga dengan menanti kelahiran / bayi baru lahir

1) Mempersiapkan menjadi orang tua.

2) Tugas masing-masing dan tanggung jawab.

3) Persiapan biaya.

4) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru, interaksi

keluarga, hubungan seksual dan kegiatan sehari - hari.

5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.

c. Keluarga dengan anak usia prasekolah

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal,

privacy dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang

lain (tua) juga harus terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar).

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga

mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

Page 32: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan

lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau

masyarakat).

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan remaja

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab mengingat

remaja adalah seorang dewasa muda dan memiliki otonomi.

2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak-anak dewasa awal (pelepasan)

1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

g. Keluarga usia pertengahan

1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.

Page 33: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

2) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

3) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-

anaknya dan sebaya.

4) Meningkatkan keakraban pasangan.

5) Partisipasi aktifitas sosial.

h. Keluarga usia lanjut

1) Mempertahankan suasana kehidupan kehidupan rumah tangga yang saling

menyenangkan pasangannya.

2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi ; kehilangan pasangan,

kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

4) Mempertahankan kontak dengan anak cucu.

5) Mempertahankan kontak dengan masyarakat.

6) Melakukan life review masa lalu.

6. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Freeman ( 1981 ) yang

dikutip oleh Effendy ( 1998 ), yaitu :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

muda.

Page 34: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas kesehatan yang ada.

C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH

TB PARU MENURUT FRIEDMAN

1. Pengkajian

a. Identifikasi Data

Daftar nama-nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

Alamat tempat tinggal keluarga

b. Komposisi keluarga

1) Umur penderita Tuberkulosis Paru, seringkali berasal dari usia produktif

(15 – 60 tahun) (Soeparman, Sarwono Waspadji, 1990). Angka tertinggi

pada wanita ditemukan pada usia 40 – 50 tahun, sedangkan laki-laki usia

lebih dari 65 tahun.

2) Jenis kelamin, pada wanita angka pravelensinya masih lebih rendah dan

meningkatnya juga lebih sedikit dibandingkan laki-laki (Crofton, John,

1998).

3) Jenis pekerjaan yang berat akan lebih tinggi terjadinya Tuberkulosis Paru,

seperti : tukang batu, kuli, dan buruh bangunan.

c. Tipe keluarga

Page 35: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada yang

menderita penyakit Tuberkulosis Paru.

d. Latar belakang budaya

Adat istiadat di tempat tinggal keluarga, suku bangsa, agama, sosial, budaya,

rekreasi, kegiatan pendidikan, kebiasaan makan dan berpakaian. Adanya

pengaruh budaya pada peran keluarga dan kekuatan struktur, bentuk rumah,

bahasa yang digunakan sehari-hari, komunikasi dalam keluarga, penggunaan

tempat pelayanan kesehatan.

e. Pola spiritual

Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan agama yang aktif diikuti.

f. Status sosial ekonomi budaya

1) Penghasilan keluarga

Dampak keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala keluarga yang

tidak mampu bekerja lagi, mudah terserang Tuberkulosis Paru karena

keadaan gizi menurun dan daya tahan tubuh semua anggota keluarga

rendah. Sehingga kemungkinan terserang Tuberkulosis Paru sangat besar.

Sedangkan penderita Tuberkulosis Paru memerlukan perawatan yang

lama, rutin, dan biaya untuk pengobatan.

2) Pendidikan

Keadaan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah

pendidikan, ini disebabkan karena ketidakmampuan keluarga dalam

mengatasi masalah yang mereka hadapi dan kurangnya pengetahuan

tentang masalah Tuberkulosis Paru pada salah satu anggota keluarga,

Page 36: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

sehingga tidak mampu merawat penderita dengan baik yang

mengakibatkan kondisi bertambah buruk, dan timbul komplikasi.

g. Aktivitas rekreasi keluarga

Identifikasi aktivitas dalam keluarga, frekuensi aktivitas tiap anggota keluarga

dan penggunaan waktu senggang.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap perkembangan setiap anggota keluarga dari yang usia bayi sampai

lanjut usia

b) Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah anggota keluarga yang pernah

menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit yang sifatnya

herediter, misalnya DM, hipertensi, jantung, hepatitis, tuberculosis. Dan

bagaimana perawatan dari keluarga, pengobatan, serta tindakan medis yang

telah didapatkan.

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Lingkungan perumahan yang kumuh, berdebu, kurang ventilasi, penerangan

yang tidak adekuat, keadaan kamar tidur yang pengab karena sinar matahari

tidak dapat masuk, kasur yang tidak pernah dijemur merupakan faktor-faktor

yang menyebabkan kuman-kuman Tuberkulosis mudah menyebar dan

menular.

Page 37: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

b. Macam lingkungan tempat tinggal

Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak terjaga, polusi udara

juga menjadi potensi tersebarnya Tuberkulosis Paru.

c. Karakteristik hubungan dengan tetangga dan masyarakat Penderita

Tuberkulosis Paru cenderung merasa rendah diri dalam pergaulan dengan

tetangga dan masyarakat, oleh karena itu penderita tidak perlu dikucilkan atau

diasingkan. Jika rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan secara

berkala dan minum obat secara teratur, maka penderita dapat disembuhkan.

d. Mobilitas geografis keluarga

Status rumah yang dihuni oleh keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa,

sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut, dan pindah dari daerah mana.

e. Interaksi keluarga dengan masyarakat

1) Fasilitas sosial dan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau menjadi

kendala dalam kelangsungan pengobatan penderita Tuberkulosis Paru,

karena fasilitas kesehatan seperti puskesmas tempat yang dapat digunakan

untuk berobat.

2) Fasilitas transportasi

Transportasi merupakan saran yang penting dan sangat diperlukan agar

penderita mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan

sarana transportasi menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke

pelayanan kesehatan sehingga kondisi akan semakin memburuk.

f. Sistem pendukung dalam keluarga

Page 38: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Dukungan keluarga untuk penderita dengan memberikan motivasi dan

semangat agar penderita tertib minum obat, rajin memeriksakan diri,

penyediaan gizi yang sesuai anjuran. Adanya sistem pendukung dalam

keluarga diharapkan membantu proses kesembuhan.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi

Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari di dalam keluarga dan

waktu yang sering digunakan untuk berkomunikasi.

b. Struktur peran

Apakah keluarga sudah menjalankan perannya dalam keluarga dengan baik

dan sesuai dengan fungsinya. Seorang penderita Tuberkulosis akan

mengalami perubahan kapasitas fisik dalam melaksanakan peran, karena

merasa tidak mampu menjalankan perannya misalnya sebagai seorang kepala

keluarga yang tidak bisa bekerja lagi, sehingga penghasilan keluarga

menurun.

c. Struktur Kekuatan keluarga

Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat dalam

mengatasi masalah Tuberkulosis Paru yang ada di keluarga.

d. Nilai dan norma keluarga

Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi di keluarga dalam

hal ini Tuberkulosis Paru.

Page 39: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan

perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan

berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu

sesama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga terutama

anggota keluarga yang menderita Tuberkulosis Paru (Effendy, Nasrul, 1998).

b. Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga

mempersiapkan anggota keluarganya menjadi anggota masyarakat yang baik,

mampu menyesuaikan diri dan dapat berinteraksi dengan lingkungan

(Effendy, Nasrul, 1998).

c. Fungsi kesehatan

1) Mengenal masalah kesehatan

Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah sejauh mana

pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang terjadi dalam

keluarga dalam hal ini Tuberkulosis Paru.

2) Pola nutrisi

Kebiasaan makan dalam keluarga sangat mempengaruhi penularan

Tuberkulosis Paru. Jika ada anggota keluarga yang menderita

Tuberkulosis Paru, maka keluarga harus memperhatikan gizi yaitu tinggi

kalori tinggi protein, memisahkan peralatan makan penderita seperti

Page 40: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

piring, sendok, gelas agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarga

yang lain (Nadesul, Handrawan, 1996).

3) Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur menjadi satu dengan penderita, tidur di lantai tanpa alas

atau kasur akan memperparah keadaan. Seorang penderita Tuberkulosis

Paru biasanya mengalami kesulitan tidur pada malam hari, demam, dan

berkeringat banyak (Doenges, 2000).

4) Pola aktivitas

Aktivitas kerja yang berlebihan tanpa istirahat juga akan memperparah

keadaan, karena penderita cenderung mengalami kelemahan, kelelahan

umum, nafas pendek, nyeri dada, dan sesak nafas (Doenges, 2000).

5) Kebiasaan mengkonsumsi obat

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol, tembakau yang berlebihan juga

menyebabkan Tuberkulosis Paru bertambah parah.

6) Pola perawatan diri

Kebiasaan meludah di sembarang tempat tidak menggunakan tempat

khusus, tidak menutup mulut saat batuk atau bersin, tidak meninggalkan

kebiasaan merokok, tidak cuci tangan sebelum makan, merupakan

kebiasaan-kebiasaan hidup tidak sehat yang dapat menyebabkan

penularan Tuberkulosis Paru.

7) Lingkungan

Page 41: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

Masalah kebersihan lingkungan juga sangat menunjang tesebarnya

Tuberkulosis Paru terutama polusi udara karena salah satu cara penularan

Tuberkulosis adalah melalui droplet.

8) Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit-penyakit infeksi yang pernah diderita oleh keluarga, misalnya :

demam thipoid, tuberculosis, hepatitits, diare, penyakit kulit.

9) Pelayanan kesehatan yang pernah diterima

10) Persepsi terhadap pelayanan kesehatan

6. Koping Keluarga

a. Stressor yang sering muncul dalam keluarga

b. Respon keluarga terhadap stressor

c. Koping yang digunakan dalam mengatasi stressor

7. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

1) Observasi penampilan umum penderita : tubuh kurus, postur tubuh

cenderung membungkuk, dan tampak lemah.

2) Observasi kulit : Pucat. Turgor buruk, kering/bersisik

3) Batuk berdahak (produktif/non produktif)

4) Sesak nafas, gelisah/distraksi

5) Berhati-hati pada area yang sakit, terutama pada daerah dada

b. Palpasi dada

1) Pengembangan paru yang tidak simetris (efusi pleural)

Page 42: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

2) Nyeri dada

c. Perkusi dada

Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural)

d. Auskultasi paru dan dada

Kaji frekuensi pernafasan, irama kedalaman, bunyi nafas tidak normal

(ronchi, mengi atau stridor).

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Kultur sputum : positif untuk Mycobacterium Tuberkulosis pada tahap aktif

penyakit

b. Zient Neelsen : Positif untuk basil asam cepat

c. Tes kulit (PPD, Mantoux) : reaksi positif (area indurasi 10 mm/lebih besar,

terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intradermal antigen)

d. Foto thorak : dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,

simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau efusi cairan.

D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL PADA KLIEN

TUBERKULOSIS PARU DI KELUARGA

1. Risiko tinggi infeksi (penyebaran/aktivasi ulang) (Doenges, 2000)

2. Pembersihan jalan nafas tidak efektif (Doenges, 2000)

3. Risiko tinggi kerusakan pertukaran gas (Doenges, 2000)

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Doenges, 2000)

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan

(Doenges, 2000)

Page 43: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

6. Intoleransi aktivitas (Carpenito, Lynda Juall, 1997)

7. Gangguan pola tidur (Carpenito, Lynda Juall, 1997)

E. FOKUS INTERVENSI

1. Dx 1 : Risiko tinggi penyebaran infeksi ulang

a. Prevensi Primer

1) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti perbaikan kondisi

rumah yang pengab, lantai yang berdebu, pengadaan ventilasi.

2) Penjelasan tentang cara-cara penularan Tuberkulosis Paru pada anggota

keluarga yang lain

3) Pendidikan kesehatan tentang personal hygiene seperti menutup mulut

saat batuk, tidak meludah di sembarang tempat, mencuci tangan sebelum

makan.

b. Prevensi Sekunder

1) Pemeriksaan sputum ulang penderita BTA (+)

2) Meningkatkan keteraturan minum obat terhadap penderita agar tidak

terjadi putus obat, dan keluarga sebagai pengawas minum obat

3) Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus

Tuberkulosis Paru sesuai paduan OAT Depkes RI tahun 2001.

c. Prevensi Tersier

1) Perhatikan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan tidak

terjadi penyebaran infeksi

Page 44: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

2) Rujukan pada pelayanan kesehatan apabila sudah dilakukan pengobatan

dan penderita masih sakit diharapkan keluarga membawa ke Rumah Sakit

atau BP4.

3) Menyadarkan masyarakat untuk menerima penderita Tuberkulosis Paru

dengan dukungan moral dan tidak mengasingkannya.

2. Dx 2 : Pembersihan jalan nafas tidak efektif

a. Prevensi Primer

1) Mengidentifikasi tanda dan gejala Tuberkulosis pada penderita tersangka

seperti batuk-batuk dan sesak

2) Memperbaiki lingkungan rumah yang kotor, pengab, dan berdebu.

b. Prevensi Sekunder

1) Mengkaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan irama, dan

kedalaman

2) Ajarkan penderita untuk batuk efektif dan nafas dalam

3) Memberikan penderita untuk minum sedikit 2500 ml/hari

4) Berikan uap air panas atau inhalasi uap dan minyak cucalyptus/vicks

vaporub.

5) Berikan obat-obatan tradisional untuk mengencerkan secret misalnya

jahe, kencur, bawang putih.

c. Prevensi Tersier

1) Peningkatan peran serta keluarga dalam prevensi sekunder dan memberi

dukungan moral pada penderita

2) Rujukan ke pelayanan kesehatan jika keluhan semakin memberat

Page 45: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

3. Dx 3 : Risiko tinggi kerusakan pertukaran gas

a. Prevensi Primer

1) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku

hidup sehat seperti tidak merokok, menghindari alkohol agar tidak terjadi

sesak pada penderita tersebut

2) Perbaikan/modifikasi lingkungan seperti lantai rumah yang berdebu,

ventilasi udara yang kurang/rumah yang pengab dan kotor

3) Jelaskan tentang komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita jika

kondisi bertambah parah.

b. Prevensi Sekunder

1) Kaji sesak nafas dan adanya peningkatan supaya pernafasan

2) Anjurkan penderita untuk tirah baring dan membatasi aktivitas

3) Libatkan keluarga untuk membantu perawatan diri sesuai keperluan

c. Prevensi Tersier

1) Rujuk penderita untuk melakukan pemeriksaan laboratorium GDA dan

pemberian terapi oksigen jika diperlukan di rumah sakit.

4. Dx 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a. Prevensi Primer

1) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi dan asupan nutrisi bagi

penderita Tuberkulosis Paru

2) Ajarkan keluarga menyusun menu seimbang untuk penderita terutama

diet TKTP seperti nasi, sayuran hijau, telur, buah-buahan, ikan laut.

b. Prevensi Sekunder

Page 46: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

1) Kaji masukan/pengeluaran dan berat badan penderita secara periodik

2) Anjurkan penderita untuk makan sedikit tapi sering bila terjadi anoreksia,

mual/muntah

3) Dorong anggota keluarga untuk memberikan makanan/diet bagi penderita

Tuberkulosis Paru yaitu tinggi protein dan karbohidrat.

c. Prevensi Tersier

1) Berikan antipiretik yang tepat, misalnya Panadol (Paracetamol) atau

kompres denan daun dadap serep

2) Rujuk untuk pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, protein serum dan

albumin.

5. Dx 5 : Kurang pengetahuan tentang aturan tindakan dan pencegahan Tuberkulosis

Paru

a. Prevensi Primer

1) Penyuluhan dan pemberian informasi tentang pengertian, gejala-gejala,

tindakan, dan pencegahan yang perlu diketahui dan dilakukan secara

mandiri oleh anggota keluarga penderita Tuberkulosis Paru

2) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan tenaga medis

3) Jelaskan tentang jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan Tuberkulosis

Paru.

b. Prevensi Sekunder

1) Anjurkan keluarga untuk selalu terlibat dalam perawatan secara mandiri

pada penderita, terutama sebagai pengawas minum obat agar penderita

tidak putus obat

Page 47: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

2) Anjurkan penderita untuk teratur berobat dan meminum obat yang

diberikan agar mempercepat penyembuhan

3) Jelaskan tentang efek samping obat yang diminum seperti Rikampicine

yang menimbulkan gatal-gatal, kemerahan pada kulit, tidak nafsu makan,

mual, warna kemerahan pada urine.

4) Jelaskan tentang lamanya pengobatan agar penderita tidak merasa cemas

5) Anjurkan untuk tidak merokok dan meminum alkohol.

c. Prevensi Tersier

1) Tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang penularan, pencegahan dan

keteraturan minum obat pada Tuberkulosis Paru

2) Jika terjadi efek samping obat, usahakan ganti dengan obat lain yang

tidak menimbulkan efek samping contohnya efek samping streptomycin

yang menimbulkan gangguan keseimbangan dapat diganti dengan

Ethambutol

3) Jika efek samping bertambah berat, berikan kartikosteroid (Prednison),

infus di UPK perawatan terdekat atau rujuk ke rumah sakit.

6. Dx 6 : Intolerasi aktivitas

a. Prevensi Primer

1) Penyuluhan kepada masyarakat tentang kelemahan, kelelahan dan nafas

pendek pada Tuberkulosis Paru dan jenis-jenis pekerjaan yang

menyebabkan Tuberkulosis Paru seperti kuli bangunan, pegawai pabrik

garment

b. Prevensi Sekunder

Page 48: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

1) Anjurkan penderita untuk membatasi aktivitas yang berat dan menguras

energi, seperti kuli bangunan, buruh pabrik dan pekerjaan naik turun

tangga.

2) Anjurkan penderita untuk tirah baring

3) Libatkan keluarga untuk membantu dalam perawatan diri penderita,

seperti mengambil obat mengambil makan dan personal hygiene.

c. Prevensi Tersier

1) Penyempurnaan dan intesifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan

tidak menimbulkan komplikasi

2) Bila terjadi kelemahan, berikan asupan vitamin B6.

7. Dx 7 : Gangguan pola tidur

a. Prevensi primer

Jelaskan pada masyarakat untuk pola istirahat dan tidur yang baik bagi

penderita Tuberkulosis Paru dan gangguan tidur di malam hari yang sering

dialami penderita

b. Prevensi Sekunder

1) Anjurkan pada penderita untuk banyak istirahat dan tidak terlalu lelah,

tidur terlalu larut dan sering begadang di malam hari

2) Jelaskan pentingnya istirahat bagi kesegaran tubuh

3) Anjurkan teknik masase, distraksi sebelum tidur (pijat pada punggung)

4) Usahakan tempat tidur yang nyaman, bersih, tidak tidur di lantai dan

dipisahkan dari anggota keluarga lain.

c. Prevensi Tersier

Page 49: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ariesitawi... · Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil ... -Ziehl-Neelsen Tes Kulit (PPD,

1) Menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan

modifikasi lingkungan rumah agar nyaman untuk beristirahat terutama

tidur.