26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran- peran sosial (dalam Sari Hayati, 2009). 1. Definisi Lansia Menurut WHO Lanjut usia (elderly) ialah kelompok usia 60 sampai 74 tahun, Lanjut usia tua (old) ialah kelompok usia 75 sampai 90 tahun, Usia sangat tua (very old) ialah usia di atas 90 tahun. Sedangkan menurut pendapat Sumiati (2000) Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut: Umur 40 – 65 tahun : masa setengah umur (prasenium), 65 tahun ke atas masa lanjut usia (senium). Lain halnya dengan pendapat Masdani (dalam Nugroho, 2008) Mengatakan bahwa lanjut usia

BAB II. kecemasan ada lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Lanjut Usia

Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial (dalam Sari Hayati, 2009).1. Definisi LansiaMenurut WHO Lanjut usia (elderly) ialah kelompok usia 60 sampai 74 tahun, Lanjut usia tua (old) ialah kelompok usia 75 sampai 90 tahun, Usia sangat tua (very old) ialah usia di atas 90 tahun. Sedangkan menurut pendapat Sumiati (2000) Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut: Umur 40 65 tahun : masa setengah umur (prasenium), 65 tahun ke atas masa lanjut usia (senium). Lain halnya dengan pendapat Masdani (dalam Nugroho, 2008) Mengatakan bahwa lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi fase prasenium, antara 55 dan 65 tahun dan fase senium, antara 65 tahun hingga tutup usia. Sedangkan menurut Setyonegoro (dalam Nugroho, 2008) Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut : Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun. Untuk umur 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old)2. Batasan Lansia Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Menurut WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (dalam Lilikb Marifatul Azizah, 2011 : 2).3. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus-menerus (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006 : 190).a. Perubahan fisikMeliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya system pernapasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, system pengaturan tubuh, musculoskeletal, gastro intestinal, genitor urinaria, endokrin dan integumen. Dan masalah-masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006 :192).b. Perubahan Kondisi MentalPada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, serta situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama faktor penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006).

c. Perubahan psikososial

Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk masa pensiun dengan menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah atau bermain domino di klub pria lanjut usia. Perubahan psikososial yang lain adalah merasakan atau sadar akan kematian, perubahan cara hidup : memasuki rumah perawatan, penghasilan menurun : biaya hidup meningkat dan tambahan biaya pengobatan, penyakit kronis dan ketidak mampuan, kesepian akibat pengasingan diri lingkungan sosial, kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik : perubahan konsep diri dan kematian pasangan hidup (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006).

d. Perubahan Kognitif

Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah : kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek, kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran, kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap bila tidak ada penyakit (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006)

e. Perubahan Spiritual

Menurut Maslow (1970) agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya, menurut Murray dan Zentner (1970) lanjut usia makin matur dalam kehidupan kegamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertidak dalam sehari-hari, menurut Fowler : Universalizing, perkembangan spiritual pada usia 70 tahun, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan (Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006). 4. Ciri Ciri LansiaMenurut Hurlock (1980) terdapat beberapa ciri orang lanjut usia yaitu:a. Usia lanjut merupakan periode kemunduranKemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah,sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritasLansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.c. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknyadilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.B. Konsep Dasar Kecemasan

1. Definisi KecemasanKecemasan adalah suatu perasaan yang sifat umum, dimana seorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujud nya ( Wiramihardja, 2005 : 66). Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak ada nya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang akan nanti nya menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman,2010:104). Menurut Lubis ( 2009:14). Menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena danya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang suatu yang tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan siti sundari (2004) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.Kecemasan adalah rasa khawatir,takut yang tidak jelas sebabnya, kecemsan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua nya memang merupakan pernyataan ,penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut. (Gunarsa,2008). Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pernyataan diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisaan karena danya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa suatu yang buruk akan terjadi.2. Gejala KecemasanKecemasan seringkali disertai oleh gejala ketegangan motorik (gelisah, mudah lelah), hiperaktivitas otonomi (napas pendek atau perasaan tercekik, palpitasi dan takikardia, tangan dingin, berkeringat, sulit menelan, pusing, mual, diare, konstipasi atau sering berkemih), kewaspadaan dan skaning (sulit tidur) (Linda Carman Copel, 2007).

Kecemasan juga biasanya disertai gejala seperti gejala psikis dan gejala fisik. Gejala psikis diantaranya :

a. Kuatir pada kesehatannyab. Takut mati atau takut sesuatu yang luar biasa akan terjadi c. Takut kehilangan kontrol diri atau menjadi gila

d. Tingkah laku menghindar disebabkan takut situasi tertentue. Merasa takut tanpa sebab yang jelas

f. Perasaan tegang dan tertekan g. Sukar konsentrasi

h. Tidur sulit dan tidak nyenyak i. Mudah tersinggung.Gejala fisik diantaranya:

a. Gangguan menelanb. Detak jantung cepat

c. Telapak tangan berkeringatd. Perut kembung, nausea, gemetar, nafas pendek, mulut kering, sering buang air kecil, kepala pusing, belakang leher tidak enak

3. Rentang Respon KecemasanMenurut stuart (2007), tentang respon individu terhadap cemas berfluktasi antara respon adaptif dan maladaptif . rentang respon yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan fisik, dan psikososial. Rentang respon kecemasan menurut videbeck (2008) adalah sebagai berikut :Respon adaptif respon maladaptif

Ringan sedang berat panik

1. Ansietas ringan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dan waspada. Manisfestasi yang muncul pada ansietas ringan, antara lain:

a. Respon fisiologis

Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar.

b. Respon kognitif

Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.

c. Respon perilaku dan emosiRespon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi.2. Ansietas sedang

Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dengan mengesampingkan yang lain perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang muncul pada kecemasan sedang antara lain:

a. Respon fisiologis

Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.

b. Respon kognitif

Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan bingung.

c. Respon perilaku dan emosi

Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.

3. Ansietas berat

Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tantang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat antara lain:

a. Respon fisiologis

Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketegangan.

b. Respon kognitif

Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

c. Respon perilaku dan emosi

Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan interpersonal.

4. Panik

Tingkat panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:

a. Respon fisiologis

Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik rendah.

b. Lapang kognitif

Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.

c. Respon perilaku dan emosiMengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau.Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat dan berat sekali atau panik, dapat menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri 14 kelompok gejala yang masing- masing kelompok dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih spesifik.

Adapun hal- hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut:

1.Perasaan cemas (ansietas)

a) Cemas

b) Firasat buruk

c) Takut akan pikiran sendiri

d) Mudah tersinggung

2. Ketegangan

a) Merasa tegang

b) Lesu

c) Tidak bisa istirahat dengan tenang

d) Mudah terkejut

e) Mudah menangis

f) Gemetar

g) Gelisah3. Ketakutan

a) Pada gelap

b) Pada orang asing

c) Ditinggal sendiri

d) Pada binatang besar

e) Pada keramaian lalu lintas

f) Pada kerumunan banyak orang

4. Gangguan tidur

a) Sukar masuk tidur

b) Terbangun malam hari

c) Tidur tidak nyenyak

d) Bangun dengan lesu

e) Banyak mimpi- mimpi

f) Mimpi buruk

g) Mimpi menakutkan

5.Gangguan kecerdasan

a) Sukar konsentrasi

b) Daya ingat menurun

c) Daya ingat buruk

6. Perasaan depresi (murung)

a) Hilangnya minat

b) Berkurangnya kesenangan pada hobi

c) Sedih

d) Bangun dini hari

e) Perasaan berubah- ubah sepanjang hari

7. Gejala somatik/ fisik (otot)

a) Sakit dan nyeri di otot- otot

b) Kaku

c) Kedutan otot

d) Gigi gemerutuk

e) Suara tidak stabil

8. Gejala somatik/ fisik (sensorik)

a) Tinitus (telinga berdengung)

b) Penglihatan kabur

c) Muka merah/ pucat

d) Merasa lemas

e) Perasaan di tusuk- tusuk

9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)

a) Takikardia (denyut jantung cepat)

b) Berdebar- debar

c) Nyeri di dada

d) Denyut nadi mengeras

e) Rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan

f) Detak jantung menghilang (berhenti sekejap)

10. Gejala respiratori (pernapasan)

a) Rasa tertekan / sempit di dada

b) Rasa tercekik

c) Sering menarik napas

d) Napas pendek / sesak

11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)

a) Sulit menelan

b) Perut melilit

c) Gangguan pencernaan

d) Nyeri sebelum dan sesudah makan

e) Perasaan terbakar di perut

f) Rasa penuh / kembung

g) Mual

h) Muntah

i) Buang air besar lembek

j) Sukar buang air besar (konstipasi)

k) Kehilangan berat badan

12. Gejala urogenetal (perkemihan dan kelamin)

a) Sering buang air kecil

b) Tidak dapat menahan air seni

c) Tidak datang bulan (tidak ada haid)

d) Darah haid berlebihan

e) Darah haid amat sedikit

f) Masa haid berkepanjangan

g) Masa haid amat pendek

h) Haid beberapa kali dalam sebulan

i) Menjadi dingin (frigid)

j) Ejakulasi dini

k) Ereksi melemah

l) Ereksi hilang

m) Impotensi

13. Gejala autonom

a) Mulut kering

b) Muka merah

c) Mudah berkeringat

d) Kepala pusing

e) Kepala terasa berat

f) Kepala terasa sakit

g) Bulu bulu berdiri

14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara

a) Gelisah

b) Tidak tenang

c) Jari gemetar

d) Kerut kening

e) Muka tegang

f) Otot tegang / mengeras

g) Napas pendek dan cepat

h) Muka merahMasing- masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalah :

Nilai 0 = tidak ada gejala / keluhan

Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

Nilai 2 = gejala sedang / separuh dari gejala yang ada

Nilai 3 = gejala berat / lebih dari separuh dari gejala yang ada

Nilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada

Masing- masing nilai angka (skore) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:

Total nilai (skore) :

kurang dari

14 = tidak ada kecemasan

14 20 = kecemasan ringan

21 27 = kecemasan sedang

28 41 = kecemasan berat

42 56 = kecemasan berat sekali / panik

C. Faktor Faktor Yang berhubungan Dengan Kecemasan Pada LansiaMenurut Noorkasiani (2009), usia lanjut dalam pengalaman hidupnya tentu diwarnai oleh masalah psikologi berupa kehilangan dan kecemasan. Adapun mekanisme koping pada usia lanjut dipengaruhi faktor-faktor (dalam Marlina, 2010).

a. Faktor Internal

Adapun faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kecemasan pada lanjut usia diantaranya:1. UmurSemakin bertambah usia atau umur seseorang semakin siap pula dalam menerima cobaan, hal ini didukung oleh teori aktivitas yang menyatakan bahwa hubungan antara sistem sosial dengan individu bertahan stabil pada saat individu bergerak dari usia pertengahan menuju usia tua.2. Jenis kelaminPerbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak pada bentuk adaptasi yang digunakan.

3. Tingkat PendidikanSemakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah yang terjadi.

4. MotivasiAdanya motivasi akan sangat membantu individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.

5. Kondisi FisikMenurut Nugroho (2000), di kemukakan adanya empat proses penyakit yang sangat erat hubungannaya dengan proses menua, yakni:a. Gangguan sirkulasi darah. Seperti: hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner), dan ginjal.b. Gangguan metabolik hormonal seperti: diabetes, minitus, klimakterium, dan ketidak seimbangan tiroid.c. Gangguan pada persendian, seperti osteoporosis, goutartritis, ataupun penyakit kolagen lainnya.d. Berbagai neoplasma.

b. Faktor Eksternal

Adapun faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan kecemasan pada lanjut usia diantaranya:1. Dukungan sosial2. Dukungan keluarga

Menurut Maryam dkk (2008) keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.