13
13 BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, didalam kelompok setiap anggota mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini biasanya mempunyai tujuan dan kesepahaman yang sama untuk menyikapi dan menjalankan tujuan kelompok mereka untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi, hal tersebut tidak lepas karena didalam kelompok terjalin hubungan yang dekat dari setiap anggotanya. Hal tersebut juga berlaku dan di jalankan oleh anggota kelompok kampuz jalanan, dimana didalam kelompok kampuz jalanan masing-masing anggotanya sama-sama memiliki kesepahaman akan tujuan dari kampuz jalanan itu sendiri, kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya. DeVito(1997). Di dalam kelompok kampuz jalanan mereka juga melakukan aktifitas kegiatan yang dimana itu beinteraksi dengan kehidupan sosial diluar kelompok mereka, menurut Robert Bierstedt kelompok sosial dibedakan menjadi dua yaitu In Group dan Out Group

BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

13

BAB II

KAJIAN TEORITIS

1.1 Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, didalam kelompok

setiap anggota mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian

dari kelompok tersebut. Kelompok ini biasanya mempunyai tujuan dan kesepahaman

yang sama untuk menyikapi dan menjalankan tujuan kelompok mereka untuk

mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan

komunikasi antarpribadi, hal tersebut tidak lepas karena didalam kelompok terjalin

hubungan yang dekat dari setiap anggotanya. Hal tersebut juga berlaku dan di

jalankan oleh anggota kelompok kampuz jalanan, dimana didalam kelompok

kampuz jalanan masing-masing anggotanya sama-sama memiliki kesepahaman akan

tujuan dari kampuz jalanan itu sendiri, kelompok merupakan sekumpulan individu

yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah.

Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama

dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok

mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang

apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

DeVito(1997).

Di dalam kelompok kampuz jalanan mereka juga melakukan aktifitas kegiatan

yang dimana itu beinteraksi dengan kehidupan sosial diluar kelompok mereka,

menurut Robert Bierstedt kelompok sosial dibedakan menjadi dua yaitu In Group

dan Out Group

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

14

a. In Group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya

dalam kelompok tersebut. Sifat in group biasanya didasarkan pada faktor

simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok.

b. Out Group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in

groupnya. Dengan kata lain kelompok yang berada di luar kelompok dirinya.

Munculnya perasaan in group dan out group merupakan dasar tumbuhnya

sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu paham yang menganggap

kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan lain. Baik in group

maupun out group dapat ditemui di semua masyarakat walaupun kepentingan-

kepentingannya tidak selalu sama.

Dari penjelasan tersebut diatas, kelompok kampuz jalanan lebih kearah

komunikasi kelompok out group, akan tetapi sifat yang dibawa dan dibangun oleh

kelompok kampuz jalanan adalah asas kepedulian kelompok mereka kepada

kelompok lingkungan sosial yang ada diluar kelompok mereka dan bukan karena

merasa kelompok kampuz jalanan lebih baik dari kelompok yang ada diluar mereka.

1.2 Kegiatan kelompok kampuz jalanan

Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak

dilakukan secara terus menerus, akan tetapi dalam kegiatan yang dilakukan oleh

kelompok jalanan mempunyai sifat dan kecenderungan yang dilakukan secara terus-

menerus (continueitas). Sifat dan tujuan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok

Kampuz Jalanan juga mempunyai kecenderungan yang bersifat sosial dan bukan

kegiatan yang berorientasi pada profit. Dari kegiatan yang dilakukan dan dijalankan

oleh kelompok kampuz jalanan adalah faham kepedulian kelompok tersebut

terhadap lingkungan sosial yang kaitannya kearah pendidikan. Manusia adalah actor

yang kreatif dari realitas sosialnya, sesuatu yang terjadi didalam pemikiran manusia

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

15

antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan merupakan hasil tindakan kreatif

manusia (Ritzer, 2002:44), hal tersebut yang kemudian dilakukan oleh kelompok

Kampuz Jalanan melalui kegiatan yang mereka lakukan.

2.3 Komunikasi

Pengertian komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu

communication,yang bersumber dari perkataan communis dengan arti sama. Sama

makna atau sama arti. Amir Purba (2006:30).

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan pesan antar manusia dalam

bentuk isipikiran, ide, gagasan, pendapat atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan. Dalam bahasa

komunikasi, pernyataan dimnamakan sebagai pesan (message),orang yang

menyampaikan pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima

pernyataan disebut komunikan. Dengan demikian, komunikasi berarti proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan maksud dan tujuan

tertentu. (Suryanto:14)

Dalam buku komunikasi dan perilaku manusia (Ruben:2013:21) komunikasi

merupakan proses melalui mana individu dalam hubungan kelompok, organisasi dan

masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi ini untuk berhubungan satu

sama lain dan dengan lingkungan.

Dalam prosesnya komunikasi di bagi menjadi dua yaitu komunikasi primer

dan komunikasi secara sekunder, seperti yang di jelaskan oleh onnong uchjana

Effendi dalam buku teori komunikasi dan praktek (2006:11).

Proses Komunikasi secara primer

Proses penyampaian perasaan atau pikiran seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

16

dalam proses komunikasi adalah bahasa kial isyarat, gambar, warna dan lainnya

yang secara langsung mampu menejemahkan pikiran atau perasaan komunikator

kepada komunikan. Proses komunikasi ini berlangsung secara tatap muka sehingga

umpan balik yang di berikan komunikan dapat diterima secara langsung oleh

komunikator.

Proses komunikasi secara sekunder.

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

alat atau media. Media yang sering digunakan dalam komunikasi biasanya seperti

surat, surat kabar, teleks, telepon, radio, televise, film dan banyak lagi. Proses

komunikasi ini terjadi tidak secara tatap muka sehingga umpan balik dari

komunikasi bermedia ini sifatnya tertunda.

Teori komunikasi schanon weaver.

Komunikasi dalam model Shanon dan Weaver,dijelaskan dengan memandang

komunikasi sebagai transmisi pesan.

Gambar 2.1 Bagan Model Komunikasi Schanon Weaver

Dalam model shanon dan Weaver, sumber dipandang sebagai pembuat

keputusan (decision maker), yaitu sumber yang memutuskanpesan yang akan

dikirim. Pesan ini diubah oleh transmitter menjadi sebuah sinyal yang dikirim

melalui saluran kepada penerima (receiver). Jika diumpamakan pada percakapan,

mulut adalah transmitter, sinyal adalah suara yang melewati saluran udara dan

telinga adalah penerima.

Sumber Pengirim

Sumber Gangguan

Gangguan

Destinasi Penerima

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

17

Selain itu, shanon dan weaver juga mengidentifikasikan tiga level masalah

(noise) dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

Tingkat A (permasalahan tekhnis) : seberapa akurat sebuah symbol dapat

mentransmisikan komunikasi?

Tingkat B (permasalahan semantic) : seberapa tepat symbol yang ditransmisikan

menyampaikan makna yang diinginkan?

Tingkat C (permasalahan kefektifan) : Seberapa efektif makna yang diterima

mempengaruhi perilaku yang diinginkan?

Ibarat sedang berkomunikasi melaui telepon, gangguan teknis adalah

gangguan telepon yang berfungsi baik atau tidak. Jika telepon yang digunakan

sinyalnya tidak jelas atau putus-putus, suara tidaka akan jelas diterima oleh lawan

bicara. Hal tersebut merupakan gangguan teknis.

Pada nois level B, gangguan semantic adalahsejauh mana kata-kata atau

komunikasiyang dilakukan melalui telepon dapat dipahami atau ditangkap sesuai

yang dimaksud. Secara teknis suara sudahdapat ditangkap jelas oleh lawan bicara,

akan tetapi belum tentu pembicaraan atau kata-katanya akan dipahami atau

ditangkap dengan baik oleh lawan bicara.

Pada level ketiga, gangguan masalah kefektifan adalah persoalan tentang

sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang dilakukan terhadap lawan bicara

mampu mempengaruhi tingkah laku orang tersebut untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan kehendak. Gangguan pada level ini lebih pada persoalan behavioral.

Sudut pandang teori Shanon dan Weaver memandang persoalan komunikasi sebagai

hitungan yang matematis dan komunikasi dibuat sedemikian rupa agar mampu

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

18

memanipulasi pesan dan saluran dalam mencapai level keefektivan komunikasi yang

optimal, yaitu mengubah orang lain mengikuti hal-hal yang diinginkan seorang

komunikator.

1.3 Pesan

Dalam kehidupan manusia, komunikasi terasa sangat penting karena dapat

menjebatani segala bentuk ide seseorang yang akan disampaikan pada orang lain.

Salah satu unsure penting pada komunikasi adalah pesan. Oleh karena itu pesan

harus disampaikan dengan media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang

sederhana dan sesuai dengan maksud serta tujuan penyampaian pesan dan mudah

dicerna oleh komunikan.

Pengertian pesan menurut Onong Uchjana Effendi adalah terjemahan dari

bahas asing “message” yang artinya adalah lambing bermakna (meaningful

symbols), yakni lambing yang membawakan pikiran atau perasaan

komunikator.(Effendy, 1993:15). Menurut Sastropoetro (1982:13) memberikan

pengaertian bahwa pesan merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan

apakah gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang

berarti dan telah disusun sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya salah

paham.

Pada umumnya pesan berbentuk sinyal, symbol, tanda atau kombinasi dari

semuanya dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspon oleh penerima (De

Vito, 1986). Pesan seharusnya mempunyai inti pesan sebagai pengarah dalam usaha

mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.pesan dapat disampaikan

secara panjang, tetapi perlu diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari

komunikasi.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

19

Dalam bentuknya pesan merupakan gagasan yang telah diterjemahkan dalam

symbol yang dipergunakan untuk menyatakan maksut tertentu. Pesan merupakan

serangkaian isyarat yang diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan

harapan bahwa serangkaian isyarat atau symbol itu akan mengutarakan atau

menimbulkan makna tertentu dalam diri seseorang yang hendak diajak

berkomunikasi.

Dalam suryanto (2015:175) ada dua hal utama yang terkandung dalam

“makna” pesan, yaitu sebagai berikut :

Content meaning, merupakan makna literalsuatu pesan yang sering di tampilkan

secara verbal. Makna ini mudah di pahami karena pesan selalu diucapkan atau

ditulis dengan menggunakan bahasa yang sama diantara pengirim dan penerima.

Relationship Meaning, merupakan makna pesan yang harus dipahami secara

emosional (konotasi). Pesan yang dikirimkan atau yang diterima hanya dipahami

para pihak yang sudah mempunyai relasi tertentu.

1.4 Psikologi pesan

Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara tersendiri, semua itu

tentunya dengan maksud dan tujuan tersendiri. Cara itu kita sebut dengan

paralinguistic. Akan tetapi manusia juga menyampaikan pesan atau maksut dengan

maksut tidak menggunakan kalimat atau kata-kata akan tetapi menggunakan isyarat,

ini disebut dengan ekstralinguistic. Biasanya kita mengenal pesan paralinguistic dan

ekstralinguistic dengan sebutan pesan verbal dan non verbal.

Dalam psikologi komunikasi, makna pesan dapat dilihat dari aspek behavioral

dan dari aspek kognitifnya. Dalam aspek behavioral mengkaji makna dalam

peristiwa ujaran (speech event) yang berlangsung dalam situasi tertentu (speech

situation). Satuan tuturan atau unit tekecil yang mangandung makna penuh dari

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

20

keseluruhan atau speech event yang berlangsung dalam speech situation disebut

speech act (Hymes, 1972: 56). Behaviorism menganalisis perilaku yang tampak,

yang dapat di ukur, dilukiskan,dan diramalkan.

1.4.1 Pesan linguistic

Pesan linguistic adalah pesan yang dikemas dalam bahasa atau bahasalah

sebagai alat utamanya. Dalam komunikasi dinamakan komunikasi verbal karena

menggunakan lambing verbal atau bahasa.(Effendi 1993:33)

Ada dua cara untuk mendefinisikan bahasa: fungsional dan formal. Definisi

fungsional melihat bahasa dan segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan sebagai

“alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan” (socially shared means

for expressing ideas). Kita tekankan “socially shared”, karena bahasa hanya dapat

dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk

menggunakannya. Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang

terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa

mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya

memberikan arti.

Tata bahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Menurut

George A. Miller(1974:8), untuk mampu menggunakan bahasa kita harus menguasai

1.fonologi: tentang bunyi-bunyi dalam bahasa, 2.sintaksis: cara pembentukan

kalimat, dan 3. semantic:leksikal arti kata atau gabungan kata-kata. 4. tahap

keempat: kita harus memiliki pengetahuan konseptual tentang dunia tempat tinggal

kita dan dunia yang kita bicarakan, 5. tahap kelima: kita harus mempunyai semacam

sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

21

2.4.2 Pesan non verbal

Pesan no verbal biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu peristiwa di

luar kata-kata terucap dan tertulis. Pesan non verbal merupakan pesan yang berupa

isyarat, bukan kata-kata. Edward T.Hal menamai bahasa non verbal sebagai bahasa

diam dan dimensi tersembunyi suatu budaya. Sifat dari bahasa non verbal adalah

sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang

mempunyai bahasa verbal khas juga di lengkapi dengan bahasa non verbal khas

yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut.

Duncan menyebutkan enam jenis pesan nonverbal : 1. Kinesik atau gerak

tubuh, 2. Paralinguistic atau suara, 3. Proksemik atau pengguna personal dan sosial,

4. Olfaksi atau penciuman, 5. Sensitifitas kulit, dan 6. Faktor artifaktual seperti

pakaian dan kosmetik.

a. Pesan kinesik yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti terdiri dari tiga

komponen utama : pesan fasial, gestural dan postural.

Pesan fasial, dimana muka dapat menyampaikan makna tertentu seperti:

kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,

pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Pesan gestural menunjukan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan

untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan gestural kita gunakan untuk

mengungkapkan: 1. Mendorong atau membatasi, 2. Menyesuaikan atau

mempertentangkan, 3. Resposif atau tak responsive, 4. Perasaan positif atau

negative, 5. Memperhatikan atau tak memperhatikan, 6. Melancarkan atau tidak

reseptif, 7. Menyetujui atau menolak..

Pesan postural berkenaan dengan seluruh anggota badan. Mehrabian menyebutkan

tiga makna yang dapat di sampaikan postur: immediacy: ungkapan kesukaan atau

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

22

ketidaksukaan terhadfap individu lain. Postur yang condong kea arah yang di ajak

bicara menunjukan kesukaan dan penilaian positif,Power: mengungkapkan status

yang tinggi pada diri komunikator, Responsiveness: bila ia bereaksi secara

emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Bila postur Anda tidak

berubah, Anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

b. Pesan proksemik di sampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya

dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban dengan orang lain.

c. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian dan

kosmetik. Selain itu, pakaian digunakan untuk menyampaikan perasaan, status dan

peranan, dan informalitas. Kosmetik dapat mengungkapkan kesehatan, sikap yang

ekspresif, dan komunikatifdan kehangatan.

d. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara

mengucapkan pesan verbal. Satu verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang

berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.Paralinguistik terdiri atas nada,

kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.

e. Volume suara menunjukan tinggi rendahnya suara. Bila kita marah atau

menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikan suara kita. Bila kita ingin

mengungkapkan rasa sayang atau pengertian, kita cenderung merendahkan volume

suara. Pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk menyampaikan

perasaan kita kepada orang lain.

f. Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual dan

nonvokal. Sementara itu penciuman, adalah “the most experienced of sense”.

Penglihatan tidak berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh mendengarkan,

tetapi tidak mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja. Namun, indra pencium

bekerja setiap saat. Alat penerimaan sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

23

dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.

(Jalaludin 2009:157-159)

1.5 Merancang pesan

Schram mengatakan untuk meciptakan daya tarik pesan, psan hendaknya di

rancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa dan dilandasi upaya

membangkitakan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara memperoleh

kebutuhan tersebut.(effendi 1985:339)

1. Dalam merancang pesan terdapat suatu teori yang dikemukakan oleh Charles

Berger. Charles berger menjelaskan merancang pesan dalam suatu teori

“rencana”. Dengan komunikasi begitu penting untuk mencapai tujuan, maka

perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital dalam mencapi tujuan tersebut.

2. Tidaklah mudah melakukan studi mengenai perilaku mencapai tujuan, karena

tujuan cenderung kompleks. Tujuan tersusun dalam jenjang atau tingkatan

(hierarki) dan keberhasilan mencapai satu tujuan pertama mungkin untuk

mencapai tujuan kedua dan selanjutnya. Berger menyatakan bahwa rencana

adalah “hierarchical cognitive representation of goal-directed action sequences”

(representasi kognitif secara hierarkis dari urutan tindakan yang diarahkan pada

tujuan). Dengan kata lain, tujuan adalah gambaran mental dari sejumlah langkah

yang akan ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan. Langkah-langkah yang

akan dilalui itu bersifat hierarkis atau berjenjang, karena tindakan tertentu

dibutuhkan lebih dahulu agar tindakan lainnya dapat dilakukan. Dengan demikian

perencanaan (planning) adalah proses memikirkan berbagai rencana tindakan.

Morisan (2006:180-183)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

24

Charles Berger menjelaskan lima langkah dalam menyusun pesan yang

diantaranya :

Attention, yaitu dimana kelompok ketika ingin menyampaikan pesan harus bias

menarik perhatian dari komunikan sebagai penerima pesan.

Need, kelompok merekonstruksi sebuah pesan sehingga menimbulkan suatu

kebutuhan yang dirasakan oleh komunikan.

Satisfaction, yaitudari pesan yang diberikan oleh kelompok sebagai komunikator

dapat memiliki unsur kepuasan dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

Visualization, yaitu keadaan dimana komunikan diarahkan pada pesan yang

dibentuk oleh komunikator melalui gambaran dan bentuk yang nyata.

Action, yaitu penerapan atas hasil rancangan pesan yang diberikan kepada

komunikan melalui tindakan, kemudian memiliki sifat kontinyuitas.

2.5.1 Fungsi dan Tujuan

Merancang pesan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan oleh kelompok

kampuz jalanan sebagai sebuah bentuk aksi untuk kegiatan yang kelompok

kampuz jalanan itu lakukan, dimana secara fungsi tentunya adanya

perancangan tersebut mempunyai tujuan agar apa yang disampaikan bias

sampai kepada komunikan yang ingin dituju oleh kelompok kampuz

jalanan tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kelompok - UKSW

25

2.6 Kerangka Pikir

Gambar 2.6.1 Kerangka pikir

Keterangan.

1. Kelompok Kampuz Jalanan sebagai komunikator yang membuat sebuah kegiatan

yang dilakukan oleh semua anggota yang ada didalam kelompok tersebut

2. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Kampuz Jalanan digunakan sebagai sebuah

media,dimana didalam kegiatan tersebut di isi dengan pesan yang ditujukan kepada

komunikan.

3. Tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok Kampuz Jalanan dapat tersampaikan

kepada komunikan.

Kelompok Kampuz

Jalanan

Kegiatan Kampuz Jalanan

Perancangan Pesan

Pesan Linguistic Non Verbal

Tujuan