76
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Olahraga Pencak Silat Pencak Silat adalah seni beladiri dan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki serta mempertahankan kebudayaan. Pencak Silat merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Indonesia yang tumbuh dan berkembang dengan pesat dari jaman ke jaman. Ditinjau dari falsafah dan nilai-nilainya, pencak silat merupakan cermin dari ideologi Pancasila. Pencak di definisikan sebagai gerak dasar beladiri yang terikat pada aturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat dapat diartikan sebagai gerak beladiri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, serta untuk menghindarkan manusia dari bencana/bahaya. Peranan pencak silat adalah sebagai sarana dan prasarana untuk membentuk manusia seutuhnya yang sehat, kuat, tangkas, terampil, sabar, ksatria, dan percaya diri. Pada awalnya Pencak Silat hanya sebagai alat untuk membela diri dari serangan dan berbagai ancaman. Seiring perkembangan jaman kini Pencak Silat tidak hanya sebagai alat untuk membela diri namun Pencak Silat digunakan sebagai sarana olahraga dan sarana untuk mencurahkan kecintaan pada aspek keindahan (estetika), dan alat pendidikan mental serta rohani ( Agung Nugroho, 2004: 15) Menurut PB. IPSI (2012: 1) Pencak silat mempunyai 4 aspek yang mencakup nilai-nilai luhur sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan, aspek tersebut meliputi : a. Aspek Mental Spiritual - Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. - Tenggang rasa, percaya diri dan disiplin. - Cinta bangsa dan tanah air. - Solidaritas sosial, jujur, membela kebenaran dan keadilan. b. Aspek Beladiri - Berani dalam membela kebenaran dan keadilan. - Tahan uji dan tabah. - Tangguh dan ulet. - Tanggap, peka, dan cermat.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

  • Upload
    voanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Olahraga Pencak Silat

Pencak Silat adalah seni beladiri dan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki

serta mempertahankan kebudayaan. Pencak Silat merupakan salah satu hasil budaya

masyarakat Indonesia yang tumbuh dan berkembang dengan pesat dari jaman ke jaman.

Ditinjau dari falsafah dan nilai-nilainya, pencak silat merupakan cermin dari ideologi

Pancasila. Pencak di definisikan sebagai gerak dasar beladiri yang terikat pada aturan

dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat dapat diartikan sebagai

gerak beladiri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni guna

keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, serta untuk menghindarkan manusia dari

bencana/bahaya. Peranan pencak silat adalah sebagai sarana dan prasarana untuk

membentuk manusia seutuhnya yang sehat, kuat, tangkas, terampil, sabar, ksatria, dan

percaya diri. Pada awalnya Pencak Silat hanya sebagai alat untuk membela diri dari

serangan dan berbagai ancaman. Seiring perkembangan jaman kini Pencak Silat tidak

hanya sebagai alat untuk membela diri namun Pencak Silat digunakan sebagai sarana

olahraga dan sarana untuk mencurahkan kecintaan pada aspek keindahan (estetika), dan

alat pendidikan mental serta rohani ( Agung Nugroho, 2004: 15)

Menurut PB. IPSI (2012: 1) Pencak silat mempunyai 4 aspek yang mencakup

nilai-nilai luhur sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan, aspek tersebut meliputi :

a. Aspek Mental Spiritual

- Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

- Tenggang rasa, percaya diri dan disiplin.

- Cinta bangsa dan tanah air.

- Solidaritas sosial, jujur, membela kebenaran dan keadilan.

b. Aspek Beladiri

- Berani dalam membela kebenaran dan keadilan.

- Tahan uji dan tabah.

- Tangguh dan ulet.

- Tanggap, peka, dan cermat.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

10

c. Aspek Seni

- Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia yang

mencerminkan nilai-nilai luhur.

- Mengembangkan pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai-nilai

kepribadian bangsa.

- Mencegah penonjolan secara sempit nilai-nilai pencak silat yang bersifat

kedaerahan.

- Menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif.

d. Aspek olahraga

- Berlatih dan melaksanakan olahraga pencak silat sebagi bagian dari kehidupan

sehari-hari.

- Meningkatkan prestasi.

- Menjunjung tinggi solidaritas.

- Pantang menyerah

Dalam keseluruhan aspeknya, pencak silat dapat diartikan sebagai sistem sikap

dan gerak terencana, terorganisir, terarah, terkoordinasi, dan terkendali yang bermoral

dan beretika, yakni memiliki ukuran tentang baik dan buruk yang dapat digunakan

untuk pembelaan diri serta kegiatan seni olahraga (Iskandar, 1992: 22). Pencak silat

merupakan salah satu unsur budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang

saat ini sudah berkembang sampai ke manca negara. Pencak silat adalah suatu cabang

olahraga kebanggaan bangsa dan rakyat Indonesia yang lahir dan berkembang di bumi

pertiwi untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan mencapai keselarasan hidup, serta

meningkatkan iman dan taqwa kepada tuhan Yang Maha Esa. Pada pesta-pesta olahraga

baik tingkat regional, nasional, maupun internasional, pencak silat sudah sejajar

kedudukannya dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini telah terbukti dengan

dibentuknya Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT) pada tanggal 1 Maret

1980. Dengan demikian pencak silat bukan saja milik bangsa Indonesia tetapi juga milik

bangsa-bangsa lain di Dunia.

Para pendekar, dan perguruan secara aktif mengupayakan untuk membentuk

pencak silat sebagai olahraga. Mereka berjuang keras untuk meyakinkan bahwa pencak

silat perlu dikembangkan sebagi olahraga agar tidak musnah dimasyarakat. Alasannya,

bahwa dengan berakhir masa peperangan, pencak silat sudah kehilangan peran sebagai

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

11

sarana bela diri. Dalam upaya mencari peran baru, yang lebih sesuai dengan

perkembangan zaman, pencak silat sebaiknya dicoba untuk dipertandingkan. Uji coba

pertandingan pencak silat pertama diadakan antara pendekar-pendekar di Stadion

Kalisari, Semarang tahun 1957. Pertandingan ini menggembirakan, karena berjalan

dengan lancar, tanpa ada kecelakaan. Namun, uji coba di tempat lainnya tidak begitu

berhasil, karena peraturan masih sangat longgar dan kontak antara pesilat tidak dibatasi.

Akibatnya banyak terjadi cedera, bahkan sampai mengakibatkan kematian. Selanjutnya,

pencak silat hanya dijadikan acara demonstrasi di Pekan Olahraga Nasional I (PON I)

tahun 1948 sampai PON ke-VII tahun 1969. Pencak silat untuk pertama kali tampil

sebagai cabang olahraga prestasi dan dipertandingkan secara resmi yaitu pada PON VIII

tahun 1973 di Jakarta. Sejak saat itu dapat dikatakan Pencak Silat Tanding mengalami

perkembangan pesat, baik teknik-teknik yang terus diperhalus agar lebih efektif dan

efisien dan tidak bersifat mencelakai, maupun dalam bidang pembinaan dan

pelatihannya. Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu

dan prinsip-prinsip olahraga, yang secara umum menitikberatkan kepada kemampuan

maksimal tubuh. Kemampuan tersebut dibedakan menjadi beberapa spesifikasi, yaitu :

strength (kekuatan), endurance (daya tahan), speed (kecepatan), flexibility (kelentukan),

agility (kelicahan), fitness (kesegaran jasmani) dan reaction (reaksi) (Kosasih, 1993:21).

Dimasa sekarang, perkembangan sistem pertandingn pencak silat terbagi dalam

empat kategori yaitu: (1) kategori TGR (tunggal, ganda dan regu) dan (2) kategori

tanding. Pencak silat kategori tunggal adalah pertandingan yang menampilkan seorang

pesilat memperagakan kemahiranya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat,

mantap dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata (PB IPSI, 2012: 1).

Pencak silat kategori ganda adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat

dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela

pencak silat yang dimiliki, gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif,

estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan

cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan

dilanjutkan dengan bersenjata (PB IPSI, 2012: 2). Pencak silat kategori regu adalah

pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama

memperagakan kemahiran dalam jurus regu baku secara benar, tepat, mantap, penuh

penjiwaan dan kompak, dengan tangan kosong (PB IPSI, 2012: 2).

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

12

Pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan dua orang

pesilat dari kubu yang berbeda dan saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan

dan serangan yaitu menangkis, mengelak, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan

lawan. (PB IPSI, 2012: 1). Untuk dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang

pesilat harus menguasai teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar. Untuk

itu, diperlukan penguasaan teknik dalam pencak silat melalui proses latihan yang relatif

lama dan dilakukan secara teratur, terprogram dan terukur. Pencak silat kategori tanding

merupakan olah raga yang full body contact, kemungkinan terjadinya cedera relatif

besar, untuk itu diperlukan kondisi fisik yang baik yang mampu menunjang penampilan

pesilat di dalam gelanggang. Komponen fisik yang diperlukan dalam pencak silat

diantaranya adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahaan dan

koordinasi. Selain itu, aspek psikis berupa penguasaan emosi, motivasi dan intelegensi

serta unsur lain yang berkaitan dengan kejiwaan diperlukan agar lebih mendukung

untuk menjadi pesilat yang baik.

a. Teknik Dasar Pencak Silat

Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan

sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga (Suharno,

1993) Selain itu, teknik merupakan cara paling efesien dan sederhana untuk

memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi dalam pertandingan yang

dibenarkan oleh peraturan.

Menurut Suharno HP (1993: 43) mengemukakan bahwa ”teknik dasar ialah

suatu teknik dimana proses gerak dalam melakukannya merupakan fundamen, gerakan

itu dengan kondisi sederhana dan mudah”. Sedangkan menurut Sudjarwo (1993: 43)

mengemukakan bahwa ”teknik dasar ialah penguasaan teknik tingkat awal yang terdiri

dari gerakan dari proses gerak,bersifat sederhana dan mudah dilakukan”. Berdasarkan

pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, teknik dasar permainan pencak silat

merupakan bentuk tenik dasar yang masih sederhana dari pelaksanaan permainan yang

sebenarnya.

Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan

terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental

spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Dari jenis gerakannya

gerak dasar dalam olahraga pencak silat termasuk dalam gerak manipulatif, menurut

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

13

Anita J. harrow (1977) gerakan manipulatif, yaitu gerakan yang menggunakan anggota-

anggota badan yang terkoordinasi dan dikombinasikan dengan modalitas visual dan

modalitas peraba. Dengan demikian, pencak silat merupakan cabang olahraga yang

cukup lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu

kesatuan utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan (Lubis, 2004 : 7). Teknik dasar dalam

cabang olahraga pencak silat, meliputi : (1) Kuda-kuda, (2) Sikap pasang, (3) Pola

langkah, (4) Belaan, (5) Serangan, (6) Hindaran, (7) Tangkapan, (8) Tangkisan

Unsur teknik yang dibutuhkan oleh pesilat kategori tanding diantaranya adalah:

teknik serangan (lengan dan kaki), dan teknik belaan (lengan, kaki, dan jatuhan).

Menurut Muharnanto (1993: 89), teknik yang perlu dikembangkan dalam pencak silat

meliputi: (1) teknik serangan, (2) teknik jatuhan, (3) teknik kuncian, (4) teknik belaan,

(5) sikap pasang dan kembangan. Berdasarkan pendapat dari beberapa pakar pencak

silat diatas, maka unsur unsur teknik pencak silat meliputi: (1) teknik pukulan, (2)

teknik tendangan, (3) teknik jatuhan, (4) teknik kuncian.

Hal ini sesuai dengan teknik dan taktik olahraga pencak silat antar bangsa oleh

PB IPSI (1989: 4-5) yang menyatakan:

1. Serangan dengan tangan atau pukulan dapat dilakukan dengan cara tangan

mengepal, setengah mengepal, atau terbuka serta dengan siku.

2. Serangan dengan tungkai/kaki dapat dilakukan menurut bentuk dan sikap kaki

seperti: tendangan depan, tendangan samping, tendangan busur/ sabit, tendangan

belakang, dan lututan.

3. Teknik menjatuhkan dengan menggunakan kaki; menyapu tegak, menyapu rebah,

mangait, mengungkit, dan menggunting.

4. Teknik mengunci.

Dalam pertandingan pencak silat tidak semua teknik dapat digunakan dan

dimainkan, penggunaan teknik pencak silat disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku

dan kategori yang dipertandingkan. Sebagai contoh teknik kuncian dalam pertandingan

olahraga pencak silat tidak digunakan, dan hanya boleh digunakan pada aspek seni beladiri atau

pertandingan pencak silat kategori ganda (Penjelasan Peraturan Pertandingan Pencak Silat

Antara Bangsa, 1999: 20)

Unsur-unsur teknik sangat menentukan dalam melakukan serang bela pada

pertandingan pencak silat, karena teknik yang efektif dan efisien akan menghasilkan

nilai prestasi teknik yang banyak. Dalam melakukan belaan maupun serangan pada

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

14

sasaran dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Menurut Januarno (1989: 70)

sasaran yang sah tersebut dapat dilakukan dengan ketentuan unsur-unsur teknik

meliputi:

1) serangan dengan tangan atau lengan

2) serangan dengan kaki atau tungkai

3) teknik pembelaan

4) teknik menjatuhkan

5) teknik mengunci

Pada dasarnya, teknik dasar pencak silat dalam pelaksanaannya terbagi atas 2

unsur yaitu : belaan dan serangan. Dalam pencak silat, serangan merupakan bagian

intregal dari belaan atau pertahanan, sehingga serangan dapat disebut sebagai belaan

atau pertahanan aktif. Peraturan pertandingan mengatur tentang serangan beruntun yang

diperkenankan yaitu yang pelaksanaannya dilakukan dengan teratur dan berangkai

dengan berbagai cara, dalam arti tidak sejenis. Berikut ini adalah teknik-teknik pencak

silat yang digunakan dan mendapatkan nilai dalam pertandingan pencak silat kategori

tanding :

1) Pukulan Dalam Pencak Silat

Teknik serangan dapat dilakukan dengan tangan/lengan biasa disebut

"pukulan", dapat dilakukan dengan berbagai kuda-kuda dan bentuk tangan seperti

mengepal, setengah mengepal atau terbuka, serta dengan siku memperhatikan lintasan

serangan yang benar dan bertenaga.

Serangan tangan/pukulan adalah semua jenis teknik menyerang yang dilakukan

dengan menggunakan tangan dalam posisi terkepal. Teknik pukulan ada beberapa

macam, yaitu : pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol, dan pukulan lingkar.

(Sikap awal) ( Gerak pukulan) (Perkenaan)

Gambar 2. 1. Rangkaian Gerak Pukulan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

15

Teknik pukulan sering digunakan sebagai teknik pembuka dalam melakukan

serangan, tujuannya adalah sebagai sarana untuk mendapatkan jarak serang atau sekedar

untuk mengganggu konsentrasi lawan. Teknik pukulan sebagai pendukung taktik

dilakukan di awal serangan dengan maksud agar dalam proses serang bela susulan yang

akan dilakukan tidak mudah di antisipasi lawan, sehingga perolehan poin dapat tercapai

dengan baik. Selain sebagai serangan pembuka dan pendukung taktik, pukulan juga

sering digunakan sebagai teknik “one point” dalam pencak silat kategori tanding, yaitu

pukulan sebagai sarana memperoleh poin tunggal. Pukulan dapat dilakukan dengan

menggunkan lengan depan atau lengan belakang dalam kaidah sikap pasang pencak

silat. Pukulan akan lebih mudah dilakukan dengan cepat daripada teknik lainnya karena

dalam sikap berhadapan dengan lawan lengan merupakan alat serang terdekat dengan

sasaran.

2) Tendangan dalam Pencak Silat

Teknik serangan dengan tungkai biasa disebut “tendangan”, dapat dilakukan

dengan bebagai cara dan bentuk sikap kaki sperti:

- Tendangan depan atau lebih dikenal dangan tendangan lurus,

- Tendangan samping atau lebih dikenal dengan tendangan “T”,

- Tendangan busur/melintang atau lebih dikenal dengan tendangan “sabit”

- Tendangan Jejag dapat dilakukan dengan mendorong kaki ke depan.

- Tendangan belakang dan tendangan lutut yaitu serangan dengan menggunakan

lutut.

Unsur-unsur teknik serangan yang menggunakan kaki atau tungkai dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a) Tendangan depan

Tendangan depan atau lebih dikenal dengan tendangan lurus, di mana dalam

melakukan gerakan tersebut posisi badan condong ke depan, salah satu tungkai diangkat

dan diluruskan dengan perkenaan pada ujung telapak kaki. Kotot Slamet (2003),

menyatakan bahwa tendangan lurus ini sangat efektif untuk melumpuhkan lawan. Lebih

lanjut dinyatakan bahwa efektifan tersebut tercipta, karena gerakan yang diperlukan

oleh tubuh sewaktu melakukan teknik ini hanya sedikit, dengan demikian efisiensi

gerak menjadi maksimal. Gerakan tendangan lurus dapat kita lihat pada gambar di

bawah ini

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

16

b) Tendangan sabit

Tendangan sabit atau busur adalah sikap tubuh tegak, salah satu tungkai

diangkat, bersamaan dengan sikap tubuh condong serong ke depan, kemudian tungkai

diluruskan dengan lintasan membusur atau memotong dan perkenaannya pada

punggung kaki atau kura-kura penuh. Untuk tendangan samping dilakukan jika lawan

ada di posisi sisi kanan atau sisi kiri, di mana pesilat mengangkat salah satu tungkai dan

diluruskan ke arah samping serta posisi badan menjaga keseimbangan dengan condong

ke sisi sebaliknya, perkenaannya pada sisi tumit kaki, gerakan dimulai dari sikap

pasang, angkat lutut setinggi sasaran. Putar pinggang mengikuti arah lintasan tendangan

dan serentak diikuti oleh lecutan tungkai bawah, berpusat pada lutut.

Jika dianalisa dari teknik gerakannya, benturan yang terjadi pada sasaran dari

arah samping luar menuju arah dalam, dengan perkenaan punggung kaki. Sementara itu,

efisiensi gerak serta tenaga maksimal diperoleh melalui koordinasi antara tungkai atas

dan tungkai bawah yang dilecutkan pada lutut dengan perputaran pinggul searah

gerakan kaki. Teknik gerakan tendangan sabit dapat dilihat pada gambar 3 sebagai

berikut:

(Sikap awal) (Gerak tendangan depan) (Perkenaan)

Gambar 2. 2. Rangkaian Gerak Tendangan Depan

(Sikap awal) (Gerak tendangan sabit) (Perkenaan)

Gambar 2. 3. Rangkaian Gerak Tendangan Sabit

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

17

c) Tendangan “T“ atau samping

Tendangan ”T” adalah dimana tendangan dengan gerakan tubuh dan salah satu

kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan bertumpu pada salah satu kaki.

Tendangan ini diberi nama dengan tendangan ”T” karena merujuk pada bentuk akhir

dari gerak tendangan itu sendiri yang jika dilihat dari samping menyerupai huruf ”T”.

Tendangan ”T” juga dapat dijadikan sebagai blok terhadap serangan lawan, hal ini

senada dengan yang dinyatakan oleh Kotot Slamet yakni; tendangan ini selain untuk

menyerang, dapat pula digunakan untuk menahan laju serangan lawan, yaitu dengan

memblok atau dalam pencak silat lebih dikenal dengan istilah ganjelan (bahasa jawa),

kepada lawan yang akan melakukan suatu serangan. Bentuk gerakan daripada

tendangan ”T” dapat dilihat pada gambar 4.

d) Tendangan belakang

Untuk tendangan belakang, dilakukan bila posisi lawan berada di belakang,

dimana pesilat melakukan angkatan kaki dan meluruskan ke arah belakang bersamaan

dengan posisi tubuh dicondongkan ke depan, sasaran perkenaannya adalah tumit.

Pelaksanaan gerak tendangan belakang adalah, pesilat dari sikap pasang harus

melakukan putaran tubuh (berbalik) terlebih dahulu, sehingga ia berada dalam posisi

membelakangi lawan.

Dalam teknik tendangan belakang, keseimbangan sangat dibutuhkan, untuk itu

harus memperhatikan posisi akhir dari tendangan dimana tubuh harus sejajar atau lebih

rendah dari pinggul. Teknik gerakan tendangan belakang dapat dilihat pada gambar 5.

(Sikap awal) (Gerak tendangan T) (Perkenaan)

Gambar 2. 4. Rangkaian Gerak Tendangan Samping

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

18

Dari serangan menggunakan kaki tidak semuanya dapat dipergunakan pada

pertandingan, misalnya lututan yang lintasannya dari bawah ke atas dilarang namun

lututan dapat dilakukan apabila lintasannya dari samping. Serangan kaki yang dinilai

adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan teknik serangan dengan kaki

(dalam bentuk apapun), bertenaga dan mantap, tidak disertai tangkapan/pegangan, tanpa

terhalang oleh tangkisan atau elakan dan dengan dukungan kuda-kuda, atau kaki tumpu

yang baik, jarak jangkauan tepat dan lintasan serangan yang benar.

Tendangan dalam olahraga pencak silat merupakan komponen yang paling

dominan baik saat melakukan serangan maupun belaan. Tendangan yang baik apabila

dilakukan secara keras, cepat serta didukung koordinasi gerak yang baik, sehingga

menghasilkan kualitas tendangan yang efektif, efisien dan mampu melakukan dalam

frekuensi yang banyak. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam menghasilkan

tendangan yang baik adalah faktor fisik yang dimiliki seorang atlet. Dengan demikian

perlu diketahui komponen-komponen fisik apa saja yang mempengaruhi keterampilan

dalam pencak silat.

Dari berbagai macam-macam teknik dalam pertandingan pencak silat tersebut

tentunya setiap pesilat harus dapat menguasainya agar bermanfaat saat menghadapi

lawan khususnya dalam pertandingan. Penguasaan teknik yang baik memiliki manfaat

diantaranya: a) cara efisien mencapai prestasi, b) mencegah atau mengurangi cedera, c)

Modal untuk melakukan taktik dan, d) Meningkatkan percaya diri. Namun demikian,

untuk mencapainya perlu memperhatikan proses latihannya. Keberhasilan dalam proses

latihan teknik sangat tergantung dari kualitas latihan yang dilaksanakan. Artinya, bahwa

keberhasilan dalam latihan sangat ditentukan oleh kemampun atlet, pelatih profesional

(Sikap awal) (Gerak tendangan belakang) (Posisi tendangan)

Gambar 2. 5. Rangkaian Gerak Tendangan Belakang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

19

dan metode latihan yang digunakan, antara pelatih dan atlet harus memiliki

kemampuan, kemauan dan komitmen yang tinggi untuk meraih hasil yang terbaik.

Pelatih yang profesional tanpa didukung kemampuan atletnya akan sulit untuk dapat

meraih prestasi puncak. Sebaliknya, atlet yang memiliki bakat istimewa tanpa didukung

dan dibina dengan baik dan benar tidak akan dapat berprestasi secara optimal. Untuk itu

diperlukan kerjasama yang baik antara pelatih dan atlet agar prestasi yang optimal dapat

diraih. Ada beberapa faktor-faktor untuk mencapai kualitas teknik yang baik yaitu :

a. Kualitas fisik yang relevan.

b. Kualitas psikologis dan kematangan bertanding.

c. Metode latihan yang tepat.

d. Kecerdasan atlet memilih teknik yang tepat dalam situasi tertentu

Gerakan teknik dalam pencak silat merupakan rangkaian gerak yang kompleks,

sehingga relatif sulit dilakukan oleh pemula. Untuk itu pada setiap awal pembelajaran,

gerakan harus diberikan secara bertahap dan berkelanjutan. Artinya proses pembelajaran

diawali dari yang mudah kemudian meningkat menuju sulit dan dari yang sederhana

menuju tingkatan yang lebih kompleks.

b. Analisis Biomekanika Keterampilan Pencak Silat Kategori Tanding

Keterampilan menurut Martens (2004:170) merupakan kecakapan untuk

mengeksekusi teknik yang dibutuhkan pada waktu yang tepat dan sesuai. Seseorang

dikatakan terampil apabila bergerak secara efisien dan efektif atau apabila mempunyai

potensi yang baik untuk melakukan suatu gerakan yang khusus. Keterampilan juga

merupakan gerakan dasar dalam cabang olahraga yang dilakukan secara teknik dengan

gerakan efektif dan efisien untuk menghasilkan gerakan yang optimal sesuai apa yang

diharapkan.

Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga, harus melalui latihan yang

dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait dalam olahraga

dan kesehatan olahraga, menurut Nossek (1995: 1) antara lain adalah fisislogi latihan,

biomekanika olahraga, paedagogi dibidang olahraga, sosiologi olahraga, psikologi

olahraga, dan kesehatan olahraga. Ilmu pengetahuan yang ikut berperan dalam usaha

menjelaskan tentang keterampilan pencak silat kategori tanding adalah biomekanika.

Pada umumnya analisis dalam keterampilan gerak (olahraga) meliputi pengertian

tentang:

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

20

a. Maksud dan tujuan gerakan

b. Tipe atau jenis gerakan

c. Kategori gerakan, yakni: mengenai besarnya, arahnya, titik tangkapnya, dan

interaksi gaya dan bidang tumpunya.

d. Uraian penampilan biomekanika, yakni: analisis mekanik dan analisis anatomois.

Gerakan tendangan sabit merupakan gerakan yang menggunakan tungkai atas,

tungkai bawah dan pergelangan kaki. Dari posisi kuda kuda mengangakat tungkai atas,

lutut sanpai mendekati dada dengan gerakan fleksi, lalu meluruskan tungkai bawah

sehingga lutut menjadi lurus dengan gerakan ekstensi arahnya vertikal.

Menurut Suharno HP. (1993:29) Gerakan keterampilan (skilled movement)

adalah gerakan yang mengandung derajad efisiensi dalam pelaksanaannya. Drowatzky

(1981) mengemukakan suatu skema yang menggambarkan komponen-komponen

penting yang membentuk gerakan yang efisien. Di dalam gambar tersebut terdapat 3

lingkaran yang masing-masing mengelompokkan komponen fitness dan kemampuan

gerak (fitness and motor abilities), kemampuan mengindera (sensory abilities) dan

proses-proses perseptual (perseptual processes). Ketiga lingkaran saling bertautan yang

melambangkan ketiganya saling berinteraksi untuk menghasilkan gerakan yang efisien.

Gambar 2.6 Komponen-komponen dari Gerakan yang Efisien

Sumber: Sugiyanto (1987) dimodifikasi dari Barsch (1968)

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

21

Keterampilan akan menentukan level bermain seseorang, semakin tinggi tingkat

keterampilan seorang atlet akan menentukan prestasi yang diperolehnya. Untuk

menguasai gerakan keterampilan memerlukan proses belajar dan untuk melakukan

gerakan keterampilan diperlukan keterampilan gerak atau ketangkasan dan penguasaan

gerak. Gerakan keterampilan dapat diklasifikasikan berdasarkan 2 sudut pandang, yaitu

sudut pandang sebagai kontinum vertikal dan kontinum horizontal.

1) Kontinum vertikal. Yaitu pengklasifikasian berdasarkan derajad kesukaran atau level

kompleksitas gerakan. Meliputi 3 level yaitu :

a) Keterampilan adaptif sederhana. Adalah keterampilan yang dihasilkan dari

penyesuaian gerak dasar fundamental dengan situasi atau kondisi tertentu pada

saat melakukan gerakan. Misalnya berlari melewati bermacam-macam rintangan.

b) Keterampilan adaptif terpadu. Adalah keterampilan yang dihasilkan dari

perpaduan antara gerak dasar fundamental dengan penggunaan perlengkapan atau

alat tertentu. Misalnya memukul bola menggunakan raket.

c) Keterampilan adaptif kompleks. Adalah keterampilan yang memerlukan

penguasaan gerakan dan koordinasi banyak bagian tubuh. Misalnya melakukan

smash dalam bola voli.

2) Kontinum horizontal. Yaitu pengklasifikasian berdasarkan tingkat penguasaan

keterampilan oleh pelajar atau level ketangkasan. Meliputi 4 level yaitu :

a) Pemula (beginner)

b) Madya (intermediate)

c) Maju (advance)

d) Mahir atau berketerampilan tinggi (highly skilled)

Menurut Mardapi (2003) dalam bukunya menjelaskan keterampilan psikomotor

terbagi menjadi enam (6) tahapan, yaitu :

1) Gerakan refleks, adalah respon gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir.

2) Gerakan dasar, adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang

khusus.

3) Kemampuan perseptual, adalah kombinasi kemampuan kognitif dan gerak.

4) Kemampuan fisik, adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

22

5) Gerakan terampil, adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan

dalam olahraga.

6) Komunikasi nondiskursif, adalah kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan gerakan.

Dwi Hatmisari dkk (2007:4) menyatakan jenis-jenis keterampilan diklasifikasikan

menjadi beberapa kelompok, antara lain:

1) Berdasarkan kompleksitas gerakan

a) Simpel, misalnya kalestenik

b) Lebih kompleks, beban bertambah, misalnya: lompat, gulat.

c) Kompleks, misalnya: olahraga permainan, skating, anggar.

2) Berdasarkan objek

a) Keterampilan tertutup (close skill), yaitu keterampilan dengan kondisi

lingkungan dan objek statis, misalnya: menembak, panahan, lari, dan lain-lain.

b) Keterampilan terbuka (open skill), yaitu keterampilan dengan kondisi

lingkungan dan objek dinamis/berubah-ubah, misalnya olahraga permainan.

3) Berdasarkan jumlah atlet

a) Individual (atletik, senam, tinju)

b) Beregu (basket, voli, futsal, sepak bola)

4) Berdasarkan pola gerak

a) Siklis (lari, renang, dayung, balap sepeda)

b) Asiklis (lempar, lompat, tinju, anggar)

c) Kombinasi siklis-asiklis

Bentuk ketrampilan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding adalah

berupa rangkaian teknik dan gerak dasar, yaitu pesilat saling berhadapan menggunakan

unsur pembelaan dan serangan pencak silat, yaitu menangkis/mengelak , mengenakan

sasaran dan menjatuhkan lawan. PB. IPSI (2012: 16). Lebih kompleks lagi penerapan

keterampilan pencak silat adalah pada saat pesilat dituntut untuk memperoleh nilai

dengan kaidah pertandingan pencak silat secara beruntun, tersusun dengan teratur dan

berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran. Yang dimaksud dengan kaidah adalah

bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola

bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

23

lawan dan koordinasi dalam emlakukan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap

pasang. PB. IPSI (2012).

Gerak teknik dalam keterampilan pencak silat terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

tahap persiapan (sikap pasang), tahap pelaksanaan (take-off), perkenaan (impact) dan

tahap gerak lanjutan (follow through).

1) Tahap persiapan (sikap pasang)

Sikap pasang merupakan sikap dasar dalam setiap melakukan teknik pertandingan

pencak silat. Menurut Agung Nugroho (2001: 38) sikap pasang adalah sikap siaga untuk

melakukan pembelaan atau serangan yang berpola dan dilakukan pada awal serta akhir

dari rangkaian gerak. Selain itu, sikap pasang diartikan sebagai sikap taktik untuk

menghadapi lawan yang berpola menyerang atau menyambut (Johansyah, 2004: 10).

Dengan demikian, sikap pasang merupakan beragam sesuai dengan perguruan masing-

masing. Hal tersebut menunjukkan kekayaan hal yang penting karena menjadi

landasaan untuk melakukan gerakan berikutnya.

Sikap pasang yang paling efektif adalah sikap pasang satu. Dalam sikap pasang

satu kaki tidak dalam keadaan segaris sehingga memudahkan pesilat untuk

melakukan serangan. Sikap pasang satu memiliki jarak lintasan paling pendek

sehingga penyerangan bisa dilakukan secara cepat dengan asumsi jarak tempuh

tungkai terhadap sasaran lebih pendek.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan teknik pencak silat

kategori tanding, yaitu arah pandangan, fleksi lengan depan, letak proyeksi pusat

gaya berat terhadap bidang tumpu, fleksi lutut depan dan fleksi lutut belakang, dan

bidang tumpu.

Gambar 2. 7. Sikap Pasang (Sikap Pasang Satu)

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

24

a. Arah pandangan

Pada sikap pasang, arah pandangan fokus terhadap target sasaran. Tujuannya

agar tendangan yang dilakukan memiliki tingkat akurasi (ketepatan) yang tinggi.

b. Fleksi lengan depan

Fleksi lengan depan diupayakan sedekat mungkin pada sudut 90o

. Dengan

demikian akan mempermudah gerakan lengan depan pada saat ditarik ke arah luar,

sehingga akan membantu gerak koordinasi alat serang dan mempercepat gerakan teknik

serangan dan belaan.

c. Fleksi lutut depan dan fleksi lutut belakang

Pada teknik tendangan yang menggunakan kaki belakang, letak proyaksi pusat

gaya berat akan lebih menguntungkan apabila berada lebih dekat dengan kaki tumpu

(kaki yang berada di depan). Dengan demikian gaya yang digunakan untuk mengangkat

kaki bagian belakang menjadi lebih kecil sehingga gerakan yang dilakukan dapat

menjadi lebih cepat, karena tingkat keseimbangan pesilat berada pada posisi seimbang.

d. Letak proyeksi pusat gaya berat terhadap bidang tumpu

Fleksi lutut sangat menentukan kecepatan hasil tendangan. Fleksi lutut yang

membentuk sudut terlalu kecil akan mengakibatkan letak proyeksi pusat gaya berat

semakin mendekati bidang tumpu. Dengan demikian gaya gravitasi bumi akan

memberikan pengaruh yang kuat pada saat akan mengawali gerakan. Sebagai akibatnya

gerakan yang dilakukan menjadi lambat. Oleh karena itu, fleksi lutut pada saat

melakukan sikap pasang tidak boleh terlalu mendekati titik berat badan (pusar) maupun

terlalu besar. Pada saat sikap pasang, fleksi lutut depan harus lebih kecil dibandingkan

dengan fleksi lutut belakang segingga letak proyeksi pusat gaya berat badan akan

mengarah pada kaki yang berada di depan.

e. Bidang tumpu

Semakin luas bidang tumpu, maka tingkat keseimbangan pesilat menjadi

semakin stabil. Sebagai akibatnya, pesilat harus mengeluarkan gaya yang lebih besar

untuk dapat melakukan tendangan dengan cepat. Untuk itu, agar dapat melakukan

tendangan dengan cepat maka kuda-kuda yang dilakukan pesilat sebaiknya tidak terlalu

lebar.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

25

2) Tahap Pelaksanaan

Dua tahapan pelaksanaan adalah sesaat sebelum take off dari tumpuan kaki dan

ketika impact terhadap punch box.

a. Sesaat Sebelum Take Off

Arah pandangan pada tahap ini tetap fokus pada sasaran yang akan ditendang

agar tendangan yang dilakukan memiliki tingkat ketepatan yang tinggi. Lutut diangkat

ke depan menyamping dengan merubah posisi kaki tumpu ke arah laterah antara 45° -

90°. Perputaran pinggul searah dengan pergerakan tungkai. Posisi lengan kiri ditarik ke

arah kiri luar untuk membantu terjadinya rotasi pada bahu, sedangkan lengan kanan

bergerak ke arah kiri atas untuk membantu mempercepat gerakan kaki serang.

Pada tahap ini terjadi perubahan letak proyeksi pusat gaya berat, yaitu ke arah

kaki tumpu dan cenderung lebih tinggi dibandingkan pada saat sikap pasang.

Perpindahan letak proyeksi pusat gaya berat diakibatkan adanya perubahan fleksi pada

lutut yang sebabkan adanya tarikan yang dilakukan oleh lengan kiri. Kesalahan yang

sering terjadi pada tahap ini adalah posisi kaki tumpu yang cenderung masih menapak

sepenuhnya pada lantai matras. Keadaan ini membuat gerakan kaki serang mengalami

hambatan sehingga gerakan yang dilakukan menjadi lambat. Untuk itu, pada saat kaki

serang pada posisi take-off, kaki tumpu sudah harus segera mengikuti untuk

mempercepat gerakan kaki serang.

Gambar 2.8. Sesaat sebelum impact

3) Impact

Impact adalah tahapan dimana kaki mulai menyerang atau menendang sampai

mengenai sasaran. Tendangan sabit yang baik dapat dilihat di tahapan ini. Pergerakan

yang ideal dari tahapan ini adalah arah kepala selalu melihat target, pergerakan lengan

kanan tidak terlalu ke belakang dan pergerakan tangan kiri di depan dada, ada putaran

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

26

pinggul, lintasan tendangan yang benar adalah dari sisi bawah ke sisi atas, posisi gaya

berat dalam bidang tumpu dalam kondisi seimbang. Lutut yang diangkat, dilecutkan ke

arah depan/sasaran dengan lintasan dari samping dengan posisi badan tetap tegak

menyamping menggunakan seluruh bagian punggung kaki.

Gambar 2. 9. Proses take off dan Impact

(teknik serangan menggunakan tungkai)

Proses gerakan dalam tendangan pada olahraga pencak silat dilakukan dalam

suatu pola gerak yang tidak terputus yaitu mulai dari posisi kuda-kuda, mengangkat

kaki penendang setinggi lutut, dan meluruskan tungkai dengan gerakan cepat untuk

mencapai sasaran tubuh lawan. Unsur-unsur gerakan teknik tersebut memerlukan

otomatisasi gerakan secara terpadu disertai kemampuan mengoptimalkan panjang

tungkai dan kekuatan otot tungkai. Apabila proses gerakan tendangan pencak silat

dilakukan dengan tersendat-sendat atau ada gerakan yang berhenti, akan mengurangi

kelincahan gerak sehingga mudah ditangkis atau dielakan oleh lawan dan kemungkinan

besar lawan akan melakukan serangan balik.

Banyak pesilat pemula yang selalu latihan tendangan pencak silat pada salah

satu perguruan pencak silat, namun hasil yang dicapai belum optimal.Beberapa pesilat

pemula yang melakukan latihan tidak mampu menunjukkan prestasi secara optimal.

Banyak pesilat yang kemampuan fisik maupun teknik kurang sempurna, seperti

kekuatan tungkai sangat kurang dalam melakukan serangan dengan tendangan, teknik

tangkisan, elakan serta kemampuan memanfaatkan kelemahan lawan untuk menyerang

balik karena tidak memiliki kemampuan tendangan yang memadai.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

27

Para pesilat dalam mengembangkan kemampuannya seperti tendangan, sering

dilakukan dengan latihan teknik dengan cara melakukan tendangan secara berulang-

ulang tanpa latihan pengembangan kekuatan kontraksi otot-otot tungkai. Teknik latihan

ini, disadari kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan tendangan pada olahraga

pencak silat.Hal yang perlu dipikirkan bahwa untuk melakukan tendangan dalam

olahraga pencak silat dibutuhkan kekuatan gerakan tungkai atau seluruh tubuh untuk

membantu koordinasi, kelincahan dan kecepatan gerakan kaki pada saat melakukan

tendangan.

Bagi pesilat yang belum terbentuk koordinasigerak dan kecepatan kontraksi otot

tungkainya secara optimal, serta kemampuan teknik untuk melakukan tendangan dalam

pencak silat, seperti teknik mengangkat tungkai penendang secara tepat, cepat, dan kuat

belum dikuasai dengan timing yang tepat, maka perlu diberikan latihan yang dapat

meningkatkan kemampuan tersebut.

Pola gerakan dalam melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat dapat

ditunjang dengan berbagai komponen kondisi fisik seperti daya ledak tungkai, kekuatan

otot tungkai, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi dan keseimbangan.Salah

satu komponen lain yang tidak kalah penting dalam prestasi olahraga adalah postur dan

struktur tubuh. Fox, Bowers dan Foss (1993:542) menyebutkan bahwa “olahragawan

profesional dan guru mempunyai pandangan ketertarikan pada postur dan struktur tubuh

sebagai pengertian relatif dari tipe tubuh dalam kesuksesan pada berbagai cabang

olahraga”. Untuk mengetahui beberapa proses gerakan tendangan dalam olahraga

pencak silat, maka dikemukakan menurut pendekatan fisiologi.

Manusia adalah makhluk yang dibentuk oleh tulang dan jaringan sistem

perototan. Fungsi otot-otot adalah menghasilkan gaya yang menimbulkan gerakan. Otot

terikat pada tulang yaitu pada tendon. Kontraksi otot menimbulkan gaya, yang

menggerakkan tulang yang satu ke arah tulang yang lainnya melalui ruang gerak

tertentu. Kontraksi otot, pada dasarnya adalah memanjang dan memendeknya otot, dan

biasanya terjadi pada persendian. Aktivitas tendangan dalam olahraga pencak silat

adalah hasil dari kontraksi jaringan otot-otot yang menggerakkan tulang sehingga

menjadi gerakan yang nyata. Melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat selalu

mempergunakan prinsip timbang badan, permainan posisi dengan perubahan

pemindahan titik berat badan. Melakukan tendangan juga harus memanfaatkan setiap

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

28

serangan, tenaga lawan dan keadaan panjang tungkai lawan sehingga tendangan yang

dilakukan lebih efektif mengenai sasaran.

Sikap awal dari pelaksanaan tendangan pada pencak silat adalah mengangkat

kaki penendang setinggi lutut. Posisi kaki seperti ini merupakan tindakan yang

menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan kaki penendang yang bertumpu di

tanah karena jarak tempuh dari kaki penendang untuk mencapai sasaran akan lebih

cepat. Menurut Soedarminto (1992: 60) kontraksi otot-otot tungkai dalam melakukan

tendangan akan melibatkan otot-otot sebagai berikut:

a) Sendi pinggul:

- M. Iliopsoas.

- M. Tensor Fasciae Latae

- M. Rectus Femoris

- M. Gluteus.

- M. Hamstring

b) Sendi lutut:

- M. Bisep Femoris

- M. Semitendinosus.

- M. Semimembranosus.

- M. Qadriceps Femoris

- M. Vectus Femoris.

Tegangan otot sangat menentukan kemampuan kontraksi pada saat melakukan

tendangan dalam olahraga pencak silat. Menurut Fox, et al (1988: 159) bahwa “the

tension exerted by a muscle as it shortens is affected by several important factors, three

of which are (1) the initial length of the muscle fibers, (2) the angle of pull of the muscle

on the bony skeleton, and (3) the speed of shortening.”Fungsi kerja otot tungkai pada

saat melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat dapat berupa sinergis dan

antagonis yang dikendalikan oleh otot-otot agar dapat dilakukan dengan gerakan

cepat.Untuk memantapkan gerakan agar lebih efisien diperlukan kekuatan dari

persendian maupun otot-otot yang bergerak.Kekuatan otot tungkai pada saat menendang

dapat menunjang kecepatandan kelincahan sehingga memaksimalkan kemampuan

tendangan. “Increased coordination of muscle (skill) can increase the speed of spesific

movements”(Jansen, et al., 1983:169).

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

29

Dalam pelaksanaan tendangan dalam olahraga pencak silat, tenaga yang

digunakan dibawa ke telapak kaki sehingga sistem gerakannya yaitu sumbu putar

gerakan tendangan berada pada persendian paha, tenaga berada pada tungkai dan beban

adalah ujung kaki yang mengenai sasaran pada tubuh lawan. Tetapi proses tendangan

pencak silat dapat pula menggunakan gerak dengan tenaga pada otot paha, titik sumbu

gerakan pada persendian lutut dan beban pada ujung kaki. Sistem gerakan dengan

berbagai teknik tendangan dalam olahraga pencak silat akan memberikan kemampuan

untuk mengerahkan kekuatan pada tungkai ketika gerakan menendang dilakukan

sehingga dapat dengan telak masuk pada sasaran tubuh lawan. Volume otot akan

menentukan kekuatan dan kelincahan tungkai untuk melakukan gerakan tendangan.

Tendangan yang dilakukan oleh gerakan tungkai termasuk proses gerak pada anggota

gerak bawah dari tubuh atau “lower extremity”(Kreighbaum, et al., 1981: 217).

Mengangkat kaki setinggi lutut pada saat melakukan tendangan membuat tubuh

tidak seimbang yang disebabkan oleh perpindahan titik berat badan dan penyaluran

tenaga ke telapak kaki atau tungkai bagian bawah. Untuk menjaga keseimbangan tubuh

harus ditopang oleh posisi tubuh yang baik khususnya kuda-kuda yang mantap sehingga

tenaga dapat dikerahkan secara maksimal.

Dari keterangan di atas keterampilan pencak silat kategori tanding dapat

digolongkan ke dalam jenis keterampilan kompleks, sedangkan berdasarkan objeknya

keterampilan pencak silat kategori tanding merupakan jenis keterampilan terbuka dan

berdasarkan pola gerak merupakan keterampilan asiklis.

2. Faktor Anthropometri dan Fisik dalam Pencak Silat Kategori Tanding

a. Faktor anthropometri dalam Pencak Silat

Antrhopometri adalah studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam mengenai

dimensi tulang, otot, dan adiposa (lemak) jaringan. Kata "antropometri" berasal dari

kata Yunani "anthropo" yang berarti manusia dan "metron" yang berarti ukuran. Bidang

antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia. Berat badan, tinggi badan,

postur tubuh, panjang rentangan, ketebalan lipatan kulit, lingkar (kepala, dada,

pinggang, tungkai, dll), panjang anggota gerak (lengan, tungkai).

Menurut Etty Indriati (2010:5) Anthropometri adalah pengukuran tubuh.

Pengukuran yang dapat dilakukan pada manusia secara umum meliputi pengukuran

massa, panjang, tinggi, lebar, dalam, circumference (putaran), curvatur (busur),

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

30

pengukuran jaringan lunak (lipatan kulit). Pengukuran dapat dilakukan pada tubuh

secara keseluruhan (contoh: stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang

spesifik (contoh: panjang tungkai). Menurut Djoko Pekik Irianto (2007:67) ukuran

anthropometri mencakup kuantitas dari dimensi-dimensi tubuh didalamnya berat,

ukuran panjang dan luas penampang tubuh memberikan tampilan yang berbeda-beda

pada masing-masing individu.

Gallahue dan Ozmun (1998:189) mengatakan bahwa perkembangan ukuran

anthropometri tubuh berkembang sesuai dengan periode perkembangan individu.

Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh ini dipengaruhi faktor-faktor perkembangan

seperti faktor genetis, lingkungan serta aktivitas gerak fisik yang dilakukan.

Perkembangan ukuran tubuh dan bagian-bagiannya berlangsung terus selama masa

pertumbuhan dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda pada proporsi dan

kecepatannya. Pertumbuhan ukuran bayi berlangsung sangat cepat, kemudian secara

proporsional mengalami penurunan pada masa anak-anak dan kemudian mengalami

ledakan pertumbuhan pada masa adolesensi. Perbedaan kecepatan pertumbuhan

menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh seseorang.

Ukuran anthropometri merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas

olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan karakteristik anthropometri

yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan karakteristik gerak yang diperlukan dalam

masing-masing olahraga tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian tubuh

serta perbedaan struktur tubuh memberikan kemungkinan efisiensi gerak yang berbeda

pula. Faktor anthropometri dalam olahraga dibutuhkan untuk memaksimalkan

prestasi atlet, sebagaimana menurut Etty Indriati (2010: 92) peran anthropometri

dalam olahraga beragam mulai dari penentuan cabang olahraga yang dapat

memaksimalkan kondisi atlet, status kebugaran seseorang, komposisi lemak, tulang,

ukuran tubuh, kadar air dan massa otot. Dalam kaitannya dengan pengukuran fisik,

anthropometri merupakan salah satu teknik standar untuk melakukan pengukuran yang

sistematis terhadap tubuh secara keseluruhan ataupun bagian-bagian tubuh (Malina,

Bouchard dan Bar-Or, 2004: 42).

Anthropometri melibatkan pengukuran bagian tubuh luar. Terdapat dua tipe

pengukuran anthropometri yaitu dimensi tubuh dan somatotropi. Somatotropi adalah

proses pengukuran dan pendiskripsian konfirmasi tubuh secara morfologi. Secara umum

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

31

dapat digambarkan 3 bentuk dan susunan tubuh manusia: (1) endomorph, (2)

mesomorph, dan (3) ectomorph. Setiap tubuh manusia terbentuk dari macam-macam

tingkat dari ketiganya. Klasifikasi yang pertama (somatotype) ditentukan dengan jumlah

dari masing-masing komponen dalam satu fase. Bentuk tubuh yang ideal sesuai cabang

olahraga yang dipelajari merupakan salah satu syarat yang dapat mempengaruhi

pencapaian prestasi olahraga. Dalam hal ini Sajoto (1990:11)” salah satu aspek untuk

mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologi yang meliputi struktur dan

postur tubuh yaitu :

1. Ukuran tinggi dan panjang tungkai.

2. Ukuran besar, lebar , dan berat badan,

3. Somatotype (bentuk tubuh)”.

Somatotype atau bentuk tubuh menurut Sheldon dibagi menjadi tiga tipe, yaitu

mesomorp sebagai karakteristik bentuk tubuh yang berotot (atletis), endomorp

menunjukan bentuk tubuh yang gemuk atau berlemak, dan ektomorp merupakan bentuk

tubuh yang kurus, namun ada bentuk tubuh gabungan atau kombinasi dari ketiga benuk

tubuh tersebut,

Gambar 2. 10. Macam-macam Bentuk Tubuh Manusia Endomorph, Mesomorph,

Ectomorph. Verducci (1980: 217 & 219)

Urutan pencapaian puncak pertumbuhan untuk anak laki-laki dimulai dengan

panjang tungkai, kemudian disusul dengan pelebaran panggul dan dada, pertumbuhan

puncak panjang tungkai dengan panjang togok kira-kira berselang satu tahun,

kematangan yang terlambat ditandai variasi urutan, lamanya dan itensitas peningkatan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

32

berbagai segmen tubuh selama periode pertumbahan. Seorang anak yang lambat matang

mengalami pertumbuhan tungkai lebih lama sehingga secara proporsional tungkai lebih

panjang dibandingkan togok. Pada anak laki-laki yang cepat matang cenderung

mempunyai tungkai yang lebih pendek dengan panggul lebih besar dibandingkan

mereka yang lebih cepat matang.

Bentuk tubuh yang tinggi, atletis yang memiliki otot-otot yang baik dapat

mendukung penampilan pesilat untuk meraih prestasi pada umumnya orang yang atletis

disertai anggota tubuh yang ideal (orang yang tinggi biasanya tangan dan tungkainya

panjang). Dalam hal ini Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:73) menyatakan”

orang yang tinggi umumnya anggota badannya, lengan dan tungkainya juga panjang.

Bentuk tubuh serta anggota badan yang demikian akan memberi keuntungan bagi

cabang olahraga yang spesifikasinya memerlukan tubuh yang demikian”.

Menurut Frank M. Verducci (1980:215) pengukuran dimensi tubuh yang umum

digunakan dalam pendidikan olahraga adalah menitik beratkan pada diameter dan

keliling dari macam-macam ruas tubuh. Menurut ISAK (2001:17-18) menyatakan,

pengukuran anthropometri dibagi menjadi 5 tipe/dimensi, yaitu :

1) Dasar : a) Berat badan

b) Tinggi badan

c) Tinggi duduk

2) Kadar Lemak : a) Triseps

b) Subscapularis

c) Biceps

d) Iliac Crest

e) Supraspinale

f) Abdominal

g) Front Thigh

h) Medial Calf

3) Lebar : a) Biacromial

b) Billocristal

c) Foot lenght

d) Transverse shest

e) A-P chest depth

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

33

f) Humerus

g) Femur

4) Panjang : a) Acromiale-radiale

b) Radiale-stylion

c) Midstylion-dactylion

d) Iliospinale height

e) Trochanterion height

f) Trochanterion-tibialte

laterale

g) Tibiale laterale height

h) Tibiale-laterale-sphyrion

tibiale

5) Lingkaran : a) Kepala

b) Leher

c) Lengan (relaks/relaksasi)

d) Lengan (tengang/kontraksi)

e) Lengan bawah

f) Dada

g) Pinggang

h) Pantat

i) Paha ( 1 cm dari pantat)

j) Paha ( tengah)

k) Betis

l) Angkel

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

34

Gambar 2. 11. Cara Pengukuran dimensi Antropometri Tubuh Manusia

Verducci (1980: 217 & 219)

Gambar 2. 12. Macam-macam alat ukur anthropometri tubuh

Untuk mencapai prestasi yang tinggi, diperlukan ciri-ciri fisik dan postur tubuh

tertentu sesuai dengan tuntutan cabang olahraga yang diikutinya. Ukuran anthropometri

merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas olahraga. Masing-masing cabang

olahraga memerlukan karakteristik anthropometri yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

35

dengan karakteristik gerak yang diperlukan dalam masing-masing cabang olahraga

tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian tubuh serta perbedaan struktur

tubuh memberikan kemungkinan efisien gerak yang berbeda pula. Anthropometri atau

postur tubuh berpengaruh terhadap kegiatan olahraga, terutama untuk meraih prestasi

yang tinggi (olahraga prestasi). Untuk mencapai prestasi yang tinggi, diperlukan ciri-ciri

fisik dan postur tubuh tertentu sesuai dengan tuntutan cabang olahraga yang diikuti,

begitu juga dengan pencak silat.

Beberapa faktor antrhropometri yang memiliki pengaruh cukup besar dalam

aktivitas olahraga pencak silat diantaranya tinggi badan, berat badan, dan panjang

tungkai. Tinggi badan merupakan faktor penting untuk membentuk pesilat yang ideal

secara postural dalam cabang olahraga pencak silat, sedangkan berat badan memiliki

peran yang besar dalam cabang olahraga pencak silat yang dijadikan acuan menentukan

kelas tanding yang akan diikuti oleh pesilat, sedangkan panjang tungkai merupakan

elemen penting yang menjadi faktor penunjang keterampilan pencak silat. Berikut ini

dijelaskan pengertian dari tinggi badan, berat badan, dan panjang tungkai menurut

pendapat para ahli yaitu :

1) Tinggi Badan

Tinggi badan adalah tinggi seseorang yang diukur dengan menggunakan alat

Stadiometer yang diukur dari ujung kaki (telapak kaki) sampai dengan kepala bagian

atas (ubun-ubun) apabila berdiri dengan sikap tegak (Anwar, 1986: 15). Tinggi badan

merupakan salah satu acuan untuk menentukan faktor penentu keterampilan pesilat.

Postur tubuh atau tinggi badan bisa diukur di depan dinding. Atlet tidak bersepatu dan

berdiri pada permukaan yang rata di sebelah kanan tiang vertikal atau papan

stadiometer. Atlet berdiri tegak lurus dan kedua tumit harus menyentuh lantai. Kepala,

punggung dan pantat juga menyentuh tiang vertikal. Kepala tegak dengan mata fokus ke

depan. Tungkai yang menonjol ke depan dari alat pengukuran (stadiometer) berada di

atas kepala. Posisi alat pengukur sejajar dengan deret ruas-ruas tulang belakang.

Kedudukan kepala hendaknya sedemikian rupa sehingga lubang telinga dan batas

bawah dari rongga mata berada dalam garis horizontal. Hasil pengukuran tinggi badan

dicatat dalam satuan centimeter (Verducci, 1980: 217). Faktor-faktor yang

mempengaruhi tinggi badan badan antara lain :

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

36

a) Genetik (keturunan)

Faktor ini cukup dominan dalam menentukan tinggi badan seseorang. Dapat

kita lihat bahwa orang-orang afrika meskipun tidak mendapatkan gizi makanan yang

baik, namun memiliki postur yang tinggi. Hal ini dapat terjadi lebih dikarenakan

faktor keturunan atau genetik ini. Namun tentu saja hal itu bukanlah suatu kepastian,

namun hanya kecenderungan medis telah diamati.

b) Asupan nutrisi

Gizi makanan sangat penting dalam membantu pertumbuhan tinggi badan

seseorang. Gizi makanan yang dikonsumsi orang eropa sehari-hari jauh lebih baik

dari pada gizi makanan yang dikonsumsi oleh orang asia. Susu adalah makanan yang

memiliki gizi “sempurna” bagi pertumbuhan tulang (tubuh). Susu mengandung

semua zat yang dibutuhkan tulang untuk bertambah panjang. Selain itu, Faktor yang

dapat mempengaruhi tinggi badan diantaranya adalah Zat besi. Zat besi merupakan

zat yang penting, terutama untuk membentuk hemonglobin, mioglobin, dan zat lain,

seperti enzim-enzim cytochrome oxidase, peroxidase, dan catalase. Jumlah total zat

besi di dalam tubuh rata-rata 4 gram, sekitar 65% berbentuk hemonglobin, sekitar

4% dalam bentuk mioglobin, sekitar 1% dalam berbagai bentuk ikatan heme yang

mengendalikan oksidasi intra-seluler, 0,1% bergabung dengan protein transferin di

dalam plasma darah, dan 15-30% disimpan di dalam hati dalm bentuk feritin dan

hemosiderin. Oleh karena itu di dalam menu sehari-hari zat besi harus selalu tersedia,

karena menurut Smith dan Robert dalam Junusul Hairy (2003: 116) kebutuhan zat

besi sangat meningkat terutama pada masa-masa lanjut pertumbuhan yang tinggi

c) Tidur berkualitas

Hormon pertumbuhan bekerja “penuh” sewaktu tidur. Semakin berkualitas

tidur seseorang maka hormon pertumbuhan semakin bekerja optimal. Tinggi badan

perenang bertambah sewaktu tidur (biasanya 1-2 cm). Ini disebabkan oleh karena

adanya pertambahan panjang tulang rawan pada punggung dan kaki. Namun

pertambhana ini bersifat sementara saja. Tidur yang sangat menunjang bagi

pertumbuhan badan adalah tidur lelap (deep sleep) selama kurang lebih 7-8 jam

tanpa terputus-putus, tanpa perasaan gelisah dan tanpa mimpi.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

37

d) Olahraga teratur

Olahraga teratur dapat memacu produksi hormon pertumbuhan oleh tubuh

sehingga dapat menambah tinggi badan secara signifikan. Gerakan-gerakan dalam

renang juga merangsang tulang kaki dan punggung untuk bertambah panjang.

Gambar 2.13 Posisi Pengukuran Tinggi Badan

(Verducci, 1980:217)

Gambar 2. 14. Alat Ukur Tinggi Badan

(httpwww.timbanganbadan & httptokoone.com)

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

38

Tinggi badan selain digunakan sebagai pertimbangan anthopometri, juga dapat

dijadikan sebagai pendukung asumsi kekuatan. Dalam upaya meningkatkan kekuatan

otot dapat dilakukan dengan latihan secara sistematis dan teratur dengan program

latihan yang tepat dan harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan

otot Sukadiyanto (2011:91) Secara fisiologi, kekuatan adalah kemampuan

neoromuskuler untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban dalam. Artinya, tingkat

kekuatan olahragawan diantaranya dipengaruhi oleh keadaan: panjang pendeknya otot,

besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan,

jenis otot, potensi otot, pemanfaatan potensi otot, teknik, dan kemampuan kontraksi

otot. Sedangkan Suharno HP (1993:39-40) bahwa faktor-faktor penentu baik tidaknya

kekuatan seseorang antara lain:

1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung

dari proses hypertropy otot).

2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak

fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.

3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan.

4) Innervasi otot baik pusat maupun perifer.

5) Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP).

6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berartikekuatan otot

tersebut pada saat bekerja makin besar.

7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.

Sajoto (1988:108) mengemukakan selain faktor fisiologis, ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kekuatan otot. Faktor tersebut adalah biomekanik, sistem

pengungkit, ukuran otot, jenis kelamin dan faktor umur.

1) Faktor biomekanik

Dilihat dari faktor biomekanik, sangat mungkin bila dua orang yang

mempunyai jumlah tegangan otot yang sama akan berbeda dalam mengangkat beban.

Sebagai contoh A dan B dapat mengangkat beban dengan gaya 200 pound. Keduanya

memiliki panjang lengan bawah 12 cm. Tetapi A memiliki panjang jarak antara titik

insersio dengan sudut siku 1,5 cm. B memiliki titik insersio dengan sudut siku 2 cm.

Maka benda yang dapat diangkat dengan flexi sudut pada siku 900 berbeda jumlahnya.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

39

2) Faktor pengungkit

Setiap gaya yang ada hubungannya dengan pengungkit dapat dihitung secara

mekanik, sehingga letak gaya yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang

berbeda. Menurut Sajoto (1988:109) pengungkit dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu

dibagi menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dan gaya gerak mengangkat.

a) Kelompok III : letak gaya angkat berada diantara sumbu dengan gaya beban

b) Kelompok II : letak beban diantara sumbu dengan gaya angkat

c) Kelompok I : letak sumbu diantara gaya beban dan gaya angkat.

Gambar 2.15. Sistem Pengungkit

M Sajoto (1988:110)

3) Faktor ukuran

Besar kecilnya suatu otot berpengaruh pada kekuatan tersebut. Semakin

besar serabut otot seseorang, maka semakin kuat pula otot tersebut. Dan semakin

panjang ukuran ototnya, semakin kuat juga ototnya. Pembesaran otot disebabkan

karena bertambah luasnyaserabut otot akibat dari suatu latihan dan bukan akibat dari

pecahnya serabut per serabut otot. Pembesaran pada otot disebut dengan

hypertrophy otot dan mengecilnya otot disebut dengan atrophy.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

40

4) Faktor jenis kelamin

Meskipun wanita yang mengikuti program latihan beban akan berkembang

kekuatannya sama dengan perkembangan pada pria. Dan kekuatan otot laki-laki dan

perempuan tiap centimeter sama besar. Namun fakta menunjukkan bahwa pada akhir

masa puber, anak laki- laki mulai memiliki ukuran otot yang lebih besar dibanding

dengan wanita.

Dalam olahraga pencak silat gerakan lengan dan tungkai dipengaruhi oleh

proporsi tinggi badan. Pesilat dengan tinggi badan yang ideal dimungkinkan memiliki

alat gerak yang lebih kuat dan panjang. Dengan demikian dibutuhkan kekuatan untuk

dapat menghasilkan tenaga atau gaya yang besar sebagai usaha peragaan teknik dan

gerak dorongan kedepan. Kekuatan mutlak dibutuhkan tanpa kekuatan maka gerakan

yang dilakukan tidak menghasilkan dorongan. Sesuai dengan hukum Newton III aksi

reaksi besarnya gaya yang dikeluarkan oleh otot lengan dan otot tungkai dalam

kaitannya dengan postur badan dalam melawan massa tubuh lawan.

2) Berat Badan

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa

tubuh. Berat badan merupakan salah satu faktor anthropometri yang sangat penting bagi

seorang pesilat, dengan berat badan pesilat akan dapat menentukan di kelas tanding

manakah ia akan bertanding. Berat badan yang ideal disertai dengan kemampuan

tanding yang mumpuni akan berpengaruh pada prestasi pesilat.

Berat badan dan susunan tubuh ditentukan oleh serangkaian faktor keturunan

dan perilaku. Pada atlet perorangan (pesilat) susunan tubuh bervariasi sesuai dengan

perubahan jangka panjang dalam keseimbangan kalori. Berat badan akan bertambah

apabila masukan kalori secara nyata melebihi pengeluaran kalori, berat menurun bila

terjadi hal sebaliknya. (Pate, McClenaghan, dan Rotella, 1984: 312). Menurut Pate,

McClenaghan, dan Rotella (1984: 312) menggolongkan berat badan adalah sebagai

berikut:

a) Penggolongan Berat Badan

Berdasar pengukuran tinggi badan (TB) dan berat badan (BB), seseorang dapat

digolongkan ke dalam klafikasi ideal atau normal, kelebihan berat (overweight), kurang

berat (underweight), atau terlalu gemuk (obesity). Penggolongan tersebut berpedoman

pada index Brocca yaitu BB ideal = (TB-100) ± 10 % (TB-100). Orang yang

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

41

mempunyai berat badan 10% diatas berat idealnya termasuk dalam klasifikasi normal

plus begitu juga sebaliknya. Golongan yang termasuk dalam klasifikasi overweight

adalah orang yang mempunyai berat badan 25% di atas ideal, dan sebaliknya,

underweight.

1) Berat Badan Normal

Berat badan normal merupakan kondisi seseorang yang masih mempunyai

ambang batas normal untuk berat badannya sesuai dengan standard Brocca. Sebagai

contoh seseorang yang mempunyai tinggi badan 150 cm, berat badan ideal atau

normalnya adalah (150-100) – 10% (150-100) = 45 kg berarti termasuk kategori

normal.

2) Berat Badan Normal Plus

Berat badan normal plus merupakan kondisi dimana seseorang masih

mempunyai ambang batas normal untuk berat badannya sesuai dengan standard Brocca,

yaitu berada 10% di atas berat normal. Sebagai contoh seseorang yang mempunyai

tinggi badan 150 cm, berat badan ideal atau normalnya adalah (150-100) – 10% (150-

100) = 45 kg Apabila dia mempunyai berat badan 48 kg berarti termasuk kategori

normal plus.

3) Berat Badan Normal Minus

Berat badan normal minus merupakan kondisi dimana seseorang masih

mempunyai ambang batas normal untuk berat badannya sesuai dengan standard Brocca ,

yaitu berada 10% di bawah berat badan normal. Sebagai contoh seseorang yang

mempunyai tinggi badan 160 cm, berat badan ideal/normalnya adalah (160-100)-

10%(160-100) = 54 kg. Apabila dia mempunyai berat badan 50 kg termasuk kategori

normal minus.

b. Faktor yang mempengaruhi berat badan

Ada beberapa faktor yan mempengaruhi berat badan, antara lain adalah :

1) Kelebihan makanan

Kegemukan hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan

dalam tubuh, terutama bahan makanan sumber energi. Dengan kata lain,

jumlah makanan yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh.

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

42

2) Kekurangan aktifitas dan kemudahan hidup

Kegemukan bukan hanya terjadi karena makanan berlebih, tetapi juga

karena aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi. Berbagai

kemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik, serta

kemajuan teknologi diberbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat

untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat.

3) Faktor Psikologik dan Genetik

Faktor psikologis sering juga disebut sebagai faktor yang mendorong

terjadinya obesitas. Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis atau

lingkungan kehidupan masyarakat yang dirasakan tidak menguntungkan. Saat

seseorang merasa cemas, sedih, kecewa atau tertekan, biasanya cenderung

mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasan-perasaan tidak

menyenangkan. Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada

generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita sering

menjumpai orang tua gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula.

Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel

lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara

otomatis akan diturunkan kepada bayi selama didalam kandungan. Maka tidak

heran bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama

besar.

4) Pola konsumsi makan

Pola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemak serta

rendah serat akan memicu peningkatan jumlah penderita obesitas.

5) Kebudayaan

Bayi-bayi yang gemuk bisanya dianggap bayi sehat. Bayi yang terlalu

gemuk pada usia enam minggu pertama akan cenderung tumbuh menjadi

remaja yang gemuk. Beberapa studi menunjukkan bahwa 80% dari anak-anak

yang kegemukan akan tumbuh menjadi anak dewasa yang kegemukan

(Hutapea, 1994)

6) Faktor hormonal

Menurut hipotesa para ahli, Depo Medroxy Progetseron Acetat (DMPA)

merangsang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus yang

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

43

menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya (Hartanto,

2004).

7) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seorang menjadi gemuk,

jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah

simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut cenderung menjadi

gemuk.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, untuk memperoleh kondisi fisik yang

prima dalam pertandingan pencak silat selain program latihan juga diperlukan program

pengaturan berat badan yang dapat di wujudkan dengan menjaga pola makan. Oleh

karena itu setiap pesilat yang bertanding pada kelas tanding diharuskan menjaga

stabilitas berat badan sepanjang musim latihan dan pertandingan.

3) Panjang tungkai

Salah satu komponen penting dalam prestasi olahraga adalah postur dan

struktur tubuh. Fox, Bowers dan Foss (1993:542) menyebutkan bahwa “olahragawan

profesional dan guru mempunyai pandangan ketertarikan pada postur dan struktur tubuh

sebagai pengertian relatif dari tipe tubuh dalam kesuksesan pada berbagai cabang

olahraga”, sedangkan M. Sajoto (1988:3) menyatakan bahwa “struktur dan postur tubuh

meliputi a) ukuran tinggi dan panjang tungkai, b) ukuran besar, lebar dan berat tubuh, c)

somatotype (bentuk tubuh)”. Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari

seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan kaki. Yang dimaksud dengan

tungkai adalah anggota gerak badan bagian bawah yang terdiri dari tulang anggota

gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior liberae). Menurut Soedarminto (1992:

60) tulang-tulang anggota gerak bawah bebas terdiri dari :

1) Femur (tulang paha)

2) Crus / crural (tungkai bawah)

a) Tibia

b) Fibula

3) Ossa pedis

a) Ossa tarsalia

Tulang-tulang pergelangan kaki yang terdiri dari tujuh buah tulang.

b) Ossa metatarsalia

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

44

Tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari lima buah tulang.

c) Ossa palangea digitorum pedis

Tiap-tiap jari terdiri dari tiga ruas tulang kecuali ibu jari hanya terdiri dari dua

ruas tulang.

Dalam hal ini Ismaryati (2009:191) menyatakan bahwa ukuran panjang tungkai

diukur dari tulang belakang bawah atau dapat juga dari trochanter sampai ke lantai

(telapak kaki)”.

Gambar 2.16. Pengukuran panjang tungkai,

Ismaryati (2009 : 100)

Menentukan letak titik trochanter dapat dilakukan dengan cara berdiri di

belakang subjek, kemudian meraba bagian lateral dari otot pantat dengan tumit tangan.

Ketikan menekan pada sisi kanan subjek maka tangan sebelah kiri ikut membantu

memberi penekanan kearah kanan agar trochanter segera dapat terasa dimana letaknya.

Setelah menemukan trochanter major, pengukuran harus dilakukan dengan meraba

keatas untuk menemukan titik tertinggi dari trochanter dimana tulang masih dapat terasa

ketika diberi tekanan yg lebih kuat kebawah. Akan sulit menentukan trochanter pada

subjek yang memiliki lemak banyak pada bagian ini.

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pada usia tertentu ukuran dan proporsi tubuh mengalami

perkembangan. Demikian juga panjang tungkai juga mengalami peningkatan seiring

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

45

dengan perkembangan pertumbuhan anak. Sugiyanto (1996:149) menyatakan “Secara

proporsi, kaki dan tangan tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan thorax”. Hal ini

terjadi pada masa anak kecil. Dengan percepatan pertumbuhan kaki dan pertumbuhan

togok tidak sama, maka anak besar umumnya menjadi tampak panjang kakinya.

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh dipengaruhi oleh makanan yang

dikomsumsi setiap hari. Makanan yang bergizi akan mempengaruhi pertumbuhan

seseorang, baik rangka tubuh maupun organ lainnya. Selain faktor gizi, keturunan

merupakan faktor yang sangat menentukan keadaan fisik seseorang. Sugiyanto (1996:

37) mengemukakan bahwa” Faktor keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan

lahir yang diperoleh dari orang tuanya. Faktor ini menentukan potensi maksimum dan

penampilan fisik”.

Panjang tulang berkembang melalui osifikasi endokondral (tulang rawan

digantikan oleh tulang). Pada janin manusia, model tulang rawan sudah mulai terbentuk.

Osifikasi endokhondral dari kerangka tulang rawan dimulai sebelum kelahiran. Setelah

lahir, poros dari tulang panjang telah kaku, namun ujung-ujungnya masih terdiri dari

tulang rawan. Tulang rawan pada ujung tulang panjang mengeras segera setelah lahir,

kecuali tulang rawan yang memisahkan ujung dari sisa tulang. Bagian yang tersisa dari

tulang disebut diaphysis. karena tulang panjang tunggal pada anak-anak sebenarnya

dapat terdiri dari dua atau tiga tulang yang terpisah, anak-anak memiliki tulang yang

lebih daripada orang dewasa. Tulang rawan epifisis bertanggung jawab untuk

pertumbuhan panjang dari tulang panjang. Tulang rawan ini tumbuh, tulang rawan

terdekat diaphysis mulai mengeras. jika tingkat proses adalah sama, pertumbuhan tulang

membujur terjadi. Jika tingkat osifikasi melebihi laju pertumbuhan tulang rawan, tulang

rawan epiphysis seluruh mengeras, bergabung diaphysis dengan epiphysis dan berhenti

pertumbuhan longitudinal. penutupan epiphysis seperti ini terjadi secara alami pada usia

tertentu tetapi tidak menutup sampai setelah usia 25.

Tulang pada tungkai dilapisi dengan berbagai macam otot. Otot-otot yang ada

di tungkai menurut Luttgens dan Hamilton (1997:212-217) antara lain sebagai berikut:

a. Musculus di femur

a. Anterior :

- M. rectus femoris

- M. vastus intermedius

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

46

- M. vastus lateralis

- M. vastus medialis

b. Posterior :

- M. biceps femoris

- M. semimembranosus

- M. semitendinosus

- M. sartorius

- M. gracilis

- M. popliteus

- M. gastrocnemius

Gambar 2. 17. Muscle of the knee joint

Luttgens dan Hamilton (1997:214)

a. Musculi regio cruris

1) Anterior :

- M. tibialis anterior

- M. extensor digitorum longus

- M. extensor hallucis longus

- M. peroneus tertius

2) Lateral :

- M. peroneus longus

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

47

- M. peroneus brevis

3) Posterior :

- M. gastrocnemius

- M. soleus

- M. tibialis posterior

- M. flexor digitorum longus

- M. flexor hallucis longus

4) Musculi di planta pedis:

a) M. extensor digitorum brevis

b) M. flexor digitorum brevis

c) M. quadratus plantae

d) M. lumbricales

e) M. abductor hallucis

f) M. flexor hallucis brevis

g) M. adductor hallucis

h) M. abductor digiti minimi

i) M. flexor digiti minimi brevis

j) M. dorsal interossei

k) M. plantar interossei

Gambar 2. 18. Muscle of the ankle and foot

Sobotta (2006: 490)

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

48

Tungkai dalam pencak silat memberikan kontribusi dalam membawa tubuh

bergerak, gerakan tungkai yang eksplosif merupakan salah satu cara untuk mendukung

gerakan tubuh kesegala arah. Semakin besar gaya yang dihasilkan oleh tungkai akan

semakin baik gerakan tubuh pesilat untuk mengelak dan menghindar, serta melakukan

serang bela, sebagaimana hukum Newton III yaitu hukum aksi reaksi. Selain itu,

tungkai merupakan alat serang yang utama dalam pencak silat. Serangan menggunakan

tungkai merupakan yang tertinggi dalam setiap pertandingan pencak silat. Pesilat

dengan panjang tungkai yang ideal dan baik akan lebih di untungkan dalam hal teknis,

seperti jangkauan langkah, jangkauan tendangan serta jarak dalam melakukan serang

bela.

b. Faktor Fisik dalam Pencak Silat Kategori Tanding

Menurut M. Sajoto, (1988 : 57) Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari

komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan

maupun pemeliharaanya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik,

seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Kualitas fisik sangat berpengaruh

terhadap prestasi seorang olahragawan untuk meraih prestasi sebab teknik, taktik dan

mental akan dapat dikembangkan lebih lanjut jika memiliki kualitas fisik yang baik.

Sasaran latihan fisik adalah meningkatkan meningkatkan kualitas sistem otot dan

kualitas sistem energi yakni melatih unsur gerak atau biomotor, (Djoko Pekik I, 2002:

65). Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan

mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti

latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai

banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat. Kondisi fisik sangat

diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima

maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil dapat

berprestasi tinggi. Adapun kebugaran fisik dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

kita melakukan kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani

tekanan tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul.

Status kondisi fisik seseorang diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk

tes pengukuran. Tes ini dapat dilakukan di dalam laboratorium ataupun di lapangan.

Meskipun tes yang dilakukan di dalam laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal,

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

49

tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif.

Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan

dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan

merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai

kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet secara

menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari.

Latihan terprogram berdasarkan prinsip-prinsip latihan secara benar, dapat

mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar latihan tersebut perlu di

implementasikan dalam proses latihan. Penyusunan program latihan yang baik dan

benar perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

program latihan tersebut dalam meningkatkan prestasi. Faktor-faktor tersebut antara lain

adalah :

1) Intensitas latihan

Intensitas latihan adalah dosis beban latihan yang harus dilakukan atlet dalam

suatu program latihan tertentu. Intensitas (intensity) latihan sering diartikan sebagai

besarnya beban yang harus ditanggung selama latihan dengan indikator jumlah

denyutan jantung meningkat tiap menitnya atau denyut nadi latihan (heart rate).

Intensitas yang diberikan tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi. Apabila

intensitas terlalu rendah maka pengaruh latihan sangat kecil atau bahkan tidak ada sama

sekali. Sebaliknya apabila terlalu tinggi dapat berakibat terjadinya cedera atau sakit.

Jadi dalam menentukan intensitas latihan harus memperhatikan kemampuan masing-

masing atlet. Dalam menentukan dosis latihan ada tiga cara yang bisa dicapai sebagai

patokan ambang rangsang, yaitu: denyut nadi, asam laktat, dan ambang rangsang

anaerobik. Cara yang termudah adalah dengan pengukuran perhitungan denyut nadi.

2) Lama latihan

Lama latihan atau durasi latihan adalah berapa minggu atau bulan program

latihan itu dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan setiap kali latihan

(Soekarman, 1987:63, Bompa, Tudor.O, 1990:239), sehingga seorang atlet dapat

mencapai kondisi yang diharapkan. Lama latihan ditentukan berdasarkan kegiatan

latihan per minggu, per bulan atau aktivitas latihan yang dilakukan dalam jangka waktu

per menit atau jam. Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Bila

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

50

intensitas latihan tinggi maka durasi latihan lebih singkat, sebaliknya bila intensitas

latihan rendah maka durasi latihan lebih panjang.

M. Sajoto (1995:70) menyatakan bahwa “lama latihan hendaknya dilakukan 4 –

8 minggu”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Pate, Russell R. Clanaghan, Bruce

Mc & Rotella Robert (1993 : 318) lama pelatihan 6 - 8 minggu akan memberikan efek

yang cukup bagi yang berlatih. Sedangkan Harsono (1988: 117) berpendapat bahwa

“untuk tujuan olahraga prestasi, lama latihan 45-120 menit dan untuk olahraga

kesehatan lama latihan 20-30 menit dan training zone”.

3) Frekuensi latihan

Frekuensi latihan adalah jumlah latihan intensif yang dilakukan dalam satu

minggu. Untuk menentukan frekuensi latihan harus memperhatikan kemampuan

seseorang, sebab kemampuan setiap orang tidak sama dalam beradaptasi dengan

program latihan. Bila frekuensi latihan terlebih dapat mengakibatkan cedera, tetapi bila

frekuensi kurang maka tidak memberikan hasil karena otot sudah kembali pada kondisi

semula sebelum latihan.

Jumlah frekuensi latihan bergantung pada jenis, sifat dan karakter olahraga

yang dilakukan. Latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam satu minggu untuk memberi

kesempatan bagi tubuh beradaptasi dengan beban latihan. Sajoto, M (1995: 35)

mengemukakan bahwa, ”program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu

selama 6 minggu cukup efektif, namun para pelatih cenderung melaksanakan 3 kali

setiap minggu untuk menghindari terjadinya kelelahan yang kronis, dengan lama latihan

yang dilakukan selama 6 minggu atau lebih. Latihan dengan frekuensi 3 kali perminggu

sangat sesuai bagi pemula dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti”.

4) Prosedur Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan, dimana pelatihan

dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pemanasan, pelatihan inti dan pelatihan penutup. Hal-

hal tersebut di atas sangat penting dalam menyusun program latihan suatu cabang

olahraga, sehingga usaha latihan untuk meningkatkan dari maksimal ke super maksimal

dapat terwujud tanpa merugikan atlet karena terjadinya cedera.

Otot yang dilatih secara teratur dengan dosis dan waktu yang cukup, akan

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan secara fisiologis yang mengarah pada

kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan dapat memperbaiki penampilan

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

51

fisik (Fox, Bowers, D. Foss:1988). Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi dalam

otot skelet sebagai akibat dari latihan yang dilakukan berupa :

1) Konsentrasi karotin otot meningkat 39 %, PC 22%, ATP 18% dan Glikogen 66%.

2) Aktivitas enzim glikolitik meningkat

3) Aktivitas enzim pembentuk kembali ATP disebut dapat meningkat kecil dan tidak

dapat ditentukan.

4) Aktivitas enzim daur Kreb’s mengalami sedikit peningkatan.

5) Konsentrasi mitochondria tampak menurun karena akibat meningkatnya ukuran

myofibril dan bertambahnya cairan otot atau sarkoplasma.

Adapun perubahan fisiologis sebagai akibat dari latihan menurut (Fox, Edward. L;

Bowers; D Foss, 1988) adalah sebagai berikut:

1) Perubahan biokimia dalam jaringan

2) Perubahan sistemik, yaitu perubahan sistem sirkulasi dan respirasi dan sistem

pengangkutan oksigen

3) Perubahan yang terjadi pada komposisi tubuh, kadar kolesterol dan trigliserida,

perubahan tekanan darah, perubahan oklimatisasi pada panas

Latihan fisik yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu serta

menerapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat akan menyebabkan terjadinya

perubahan-perubahan terhadap tubuh yang mengarah pada peningkatan kemampuan

tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih berat. Agar dapat mencapai hasil sesuai

yang diharapkan, program latihan yang disusun dan dilakukan harus memperhatikan

prinsip-prinsip latihan secara benar. Prinsip- prinsip latihan yang perlu digunakan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan latihan, menurut Sajoto, M. (1995:30-31) yaitu:

1) Prinsip overload (beban lebih)

2) Prinsip penggunaan beban secara progresif

3) Prinsip pengaturan latihan

4) Prinsip kekhususan program latihan

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:10) bahwa, “latihan harus dikhususkan

pada olahraga yang dipilihnya serta memenuhi kebutuhan khusus dan strategi untuk

olahraga yang dipilih”. Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut beberapa aspek

diantaranya: (1) khusus terhadap sistem energi utama yang diperlukan (2) khusus

terhadap kelompok otot yang dilatih, dan (3) khusus terhadap pola gerak yang sesuai

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

52

dengan keterampilan cabang olahraga yang akan dikembangkan, pada pembinaan

prestasi pencak silat, pembentukan unsur-unsur fisik antara lain meliputi latihan daya

tahan (endurance), latihan kekuatan otot (muscle strenght), latihan kecepatan (speed),

latihan tenaga ledak (muscle explosive power), latihan ketangkasan (agility), latihan

kelentukan (flexibility), latihan keseimbangan (balance). (Joko Subroto, 1994;22).

Sementara itu Claude Bouchard dkk (1974) mengunakan istilah Physical Qualities

mengklasifikasi domain fisik sebagai berikut :

a. Kualitas Organik

1) Kapasitas Aerobik

2) Kapasitas Anaerobik

b. Kualitas Otot

1) Kekuatan Otot

2) Kapasitas Aerobik Otot Lokal

3) Kapasitas Anaerobik Otot Lokal

4) Power

5) Fleksibilitas

c. Kualitas Persepsi Kinetik

1) Kecepatan Mereaksi

2) Kecepatan Bergerak

3) Koordinasi Syaraf-Otot

4) Kepekaan Kinetik

Masing-masing pengertian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kualitas Organik

1) Kapasitas aerobik adalah kualitas yang membuat seseorang mampu melaksanakan

kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam kondisi aerobik, yaitu

kondisi dimana kebutuhan oksigen perlu tercukupi untuk memproduksi adenosine

tri posphat (ATP). Kapasitas aerobik ditentukan oleh kapasitas fungsional jantung

dan efisiensi penyediaan oksigen.

2) Kapasitas anaerobik adalah kualitas yang membuat seseorang mampu

melaksanakan kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam kondisi

anaerobik, yaitu kondisi dimana oksigen tidak mutlak diperlukan dalam

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

53

memproduksi ATP. Kapasitas anaerobik ditentukan oleh kapasitas maksimum

konsumsi oksigen dan kapasitas psikologis melawan kesulitan fisiologis.

b. Kualitas Otot

1) Kekuatan Otot adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan otot

dalam kontraksi yang maksimal atau kemampuan menggunakan daya tegang

untuk melawan beban atau hambatan. Kekuatan ditentukan oleh volume otot dan

kualitas control pada otot yang bersangkutan.

2) Kapasitas aerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan seseorang

melakukan usaha yang menggunakan otot lokal atau sekelompok otot tertentu

selama mungkin dalam kondisi aerobik. Kapasitas ini ditentukan oleh kualitas

sirkulasi lokal serta konsentrasi mioglobin dan kekuatan otot.

3) Kapasitas anaerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan seseorang

melakukan usaha yang menggunakan otot lokal selama mungkin dalam kondisi

anaerobik. Kapasitas ini ditentukan oleh tingkat kekuatan otot dan kapasitas

psikologis untuk bertahan terhadap rasa sakit pada otot.

4) Power atau daya ledak eksplosif adalah kualitas yang memungkinkan otot atau

sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik yang eksplosif. Power ditentukan

oleh kekuatan otot dan kecepatan rangsang syaraf serta kecepatan kontraksi otot,

produksi energi secara biokimia dan pertimbangan mekanik gerak.

Dari berbagai prinsip yang telah diuraikan di atas, maka faktor kondisi fisik

yang sesuai dengan karakteristik cabang olahraga pencak silat adalah sebagai berikut :

1. Fleksibilitas

Menurut Setiawan (1991: 67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang dapat

melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian, sedangkan

fleksibilitas menurut Bompa (1994: 317) yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan

jangkauan yang seluas-luasnya. Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu

persendian atau beberapa persendian. Ada dua macam fleksibilitas , yaitu (1) fleksibilitas

statis, dan (2) fleksibilitas dinamis. Fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas

gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak

persendian tulang belakang dengan cara sit and reach, front splits, dan slide splits.

Sedangkan fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan

kecepatan yang tinggi (Sukadiyanto, 2002: 119).

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

54

Fleksibilitas yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh

menunjukkan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan fungsinya.

Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendi yang

dapat dilakukan. Fleksibilitas yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada beberapa

faktor. Faktor penentu kelentukan adalah: (1) elastisitas dari otot, ligamentum, tendo,

dan capsul, (2) luas sempitnya ruang gerak sendi (ROM), (3) tonus otot, tendo,

ligamentum, dan cupsula, (4) tergantung dari derajat panas diluar (temperatur), (5)

unsur jemu, muram, takut, senang, semangat (6) kualitas tulang-tulang yang membentuk

persendian (7) faktor umur dan jenis kelamin (Suharno, 1993: 53).

Fleksibilitas adalah suatu kualitas fisik yang sangat mudah dikembangkan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan M. Sajoto (1988:45), bahwa: fleksibilitas adalah kemampuan

untuk menggunakan ayunan-ayunan, gerakan-gerakan dalam persendian kemampuan

maksimum. Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan) dalam

tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin sesuai dengan

struktur anatomi tubuh. Dalam gerakan-gerakan yang memerlukan lebar ayunan

maksimum, fleksibilitas sering terbatas karena kapasitas pengembangan otot-otot

antagonis.

Perkembangan fleksibilitas seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan

fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki otot

yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia belasan

tahun (usia sekolah). Memasuki usia remaja fleksibilitas mereka cenderung mencapai

puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-lahan fleksibilitas mereka

menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).

Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada otot-

otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan atau agility,

membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran tenaga pada waktu

melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh (Harsono, 1988: 163). Macam-

macam latihan peregangan terdiri dari, 1) peregangan balistik, 2) peregangan statis, 3)

peregangan pasif, dan 4) peregangan kontraksi-relaksasi (Pate, 1993: 330)..

Suharno H.P (1993:35) mengatakan ada dua macam fleksibilitas, yaitu :

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

55

a) Fleksibilitas umum; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitude

yang keras dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan

menghadapi dunia kerja dalam kehidupan sehari-hari.

b) Fleksibilitas khusus; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak amplitude yang luas

dan berada dalam suatu cabang olahraga.

Kapasitas melakukan pergerakan yang tinggi dan lebar disebut fleksibilitas atau

mobilitas dan merupakan hal yang signifikan dalam olahraga. Hal ini merupakan

persyaratan yang mutlak bagi keterampilan dengan pergerakan tinggi dan meningkatkan

peringanan dimana pergerakan cepat mungkin akan dilakukan. Keberhasilan dalam

melakukan pergerakan semacam ini bergantung pada lebar tulang sendi atau jarak

gerakan, yang harus lentuk dan dikembangkan agar berada dalam sisi yang aman.

Kelentukan yang baik menurut Harsono, (1988:163) akan bermanfaat bagi atlet,

diantaranya adalah :

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi.

b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan.

c. Membantu perkembangan prestasi

d. Menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan-gerakan.

e. Membantu memperbaiki sikap tubuh

Menurut Tudor O. Bompa (1994:317), suatu perkembangan fleksibilitas yang

tidak mencukupi atau tidak adanya fleksibilitas mungkin berakibat pada beragam

difisiensi, antara lain : (a) belajar, atau penyempurnaan beragam pergerakan terganggu,

(b) atlet gampang menderita luka-luka, (c) perkembangan kekuatan, kecepatan dan

koordinasi berefek dirugikan, (d) kualitas pergerakan jadi terbatas, ketika seseorang

memiliki fleksibilitas maka keterampilannya mungkin akan dilakukan lebih cepat, lebih

energik, lebih mudah dan lebih ekspresif.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas menurut Tudor O.

Bompa (1994:317-319) adalah sebagai berikut :

a) Fleksibilitas dipengaruhi bentuk, tipe, struktur persendian. Ikatan ligament dan urat

daging tendon juga mempengaruhi fleksibilitas, lebih elastis dan lebih lebar

pergerakan.

b) Otot yang melewati atau berbatasan dengan tulang sendi juga mempengaruhi

fleksibilitas. Dalam pergerakan apapun, kontraksi otot secara aktif (agonist)

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

56

bersamaan dengan relaksasi atau pertentangan otot antagonist. Lebih mudah otot

mengalahkan resistensinya. Kapasitas urat otot untuk merentang meningkat sebagai

hasil pembinaan fleksibilitas. Bagaimanapun juga daya fleksibilitas sering terbatas

tanpa memperhatikan jumlah aktifitas gerak yang dilakukan. Jika otot antagonist

tidak kendur atau kurang koordinasi antara kontraksi (agonist) dan relaksasi

(antagonist). Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika seseorang dengan koordinasi

kurang/ketidakmampuan merelaksasi otot antagonist, mungkin memiliki

fleksibilitas yang rendah.

c) Usia dan jenis kelamin mempengaruhi fleksibilitas, individu lebih muda dan

perempuan cenderung lebih lentuk. Fleksibilitas maksimum dapat dicapai pada usia

15-16 tahun.

d) Temperatur tubuh. Pada umumnya temperature otot khususnya mempengaruhi

lebar pergerakan. Sama halnya dengan lebar pergerakan naik mengikuti pemanasan

normal karena aktifitas fisik progresif mengintensifkan aliran darah dan membuat

otot lebih elastis.

e) Melakukan peregangan (stretching) sebelum pemanasan, merupakan hal yang

penting. Seperti ditunjukkan oleh rangkaian gerak yang diikuti selama pemanasan,

pembinaan fleksibilitas mengikuti beragam tipe jogging dan senam. Sewaktu

pergerakan fleksibilitas dilakukan, temperature otot meregang tanpa menyebabkan

luka. Hasil yang diharapkan merupakan nilai tertinggi fleksibilitas didapak dengan

mengikuti pemanasan normal dan 21% lebih besar daripada minum air panas dan

89% lebih besar daripada tidak melakukan pemanasan sama sekali.

f) Fleksibilitas dapat beragam dalam waktu-waktu tertentu. Pergerakan paling lebar

adalah jam 10.00-11.00 dan 16.00-17.00, sementara pergerakan terendah terjadi di

waktu fajar.

g) Kekuatan otot yang kurang memadai juga menghambat lebar beragam gerak. Jadi

kekuatan merupakan komponen penting fleksibilitas dan sebaiknya diperhatikan

oleh pelatih. Bagaimanapun juga ada pelatih dan atlet yang memiliki kesan

mendapatkan fleksibilitas tinggi akan berefek terhadap kekuatan. Teori tertentu

berdasar fakta kalau peningkatan ukuran otot mengurangi fleksibilitas tulang sendi.

Bagaimanapun juga kapasitas otot untuk meregang mempengaruhi kemampuan

untuk melakukan kekuatan. Kekuatan dan kelemahan tersebut harmonis karena

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

57

kekuatan bergantung pada seksi persaingan otot sementara fleksibilitas bergantung

pada seberapa jauh otot mampu direnggangkan. Hal tersebut merupakan

mekanisme berbeda dan tidak saling melenyapkan satu dengan lainnya.

h) Kelelahan dan kondisi emosi mempengaruhi fleksibilitas secara signifikan. Kondisi

emosional positif memberi pengaruh positif terhadap fleksibilitas dibandingkan

dengan rasa depresif. Fleksibilitas juga dipengaruhi oleh keletihan dan keletihan

berakumulasi terhadap gerak akhir.

Fleksibilitas adalah suatu kualitas fisik yang sangat mudah dikembangkan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan M. Sajoto (1988:45), bahwa: fleksibilitas adalah

kemampuan untuk menggunakan ayunan-ayunan, gerakan-gerakan dalam persendian

kemampuan maksimum. Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan)

dalam tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin sesuai dengan

struktur anatomi tubuh. Gerakan-gerakan yang memerlukan lebar ayunan maksimum,

fleksibilitas sering terbatas karena kapasitas pengembangan otot-otot antagonis.

Menurut Harsono (2001) ada beberapa metode latihan untuk mengembangkan

kemampuan kelentukan seseorang adalah sebagai berikut :

1. Peregangan dinamis (dynamic stretching)

Metode latihan tradisional untuk melatih fleksibilitas adalah metode

peregangan dinamis (dynamic stretch). Peregangan dinamis biasanya dilakukan

dengan menggerak-gerakkkan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis (berirama)

dengan gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota-anggota tubuh,

sedemikian rupa sehingga otot-otot Terasa teregangka, dan yang dimaksud ialah

untuk secra bertahap meningkatkan secara progresif ruang gerak sendi-sendi.

Metode peregangan dinamis akan menyebabkan terjadinya refleks-regang.

Seperti dikatakan oleh De vrie (1961) a rapid forcefull stretch is known to evoke

the stretch reflex. Oleh karena itu gerakan yang dinamis berfungsi untuk

melindungi otot dari cedera akibat peregangan yang berlebihan (overstretching)

2. Peregangan statis (static stretching)

Cara lain untuk mengembangkan kelentukan adalah dengan latihan

peregangan statis (static stretch). Dalam latihan peregangan statis pelaku

mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot

tertentu. Misalnya sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan dibungkukkan,

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

58

tangan menyentuh lantai. Sikap demikian meregangkan kelompok otot belakang

paha dan sendi panggul. Sikap ini dipertahankan secar statis (tidak digerak-

gerakkan) untuk beberapa detik. Yaitu sekitar 20-30 detik.

3. Peregangan pasif (passive stretching)

Dalm metode ini pelaku merilekskan suatu kelompok otot tertentu,

kemuduian temannya membantu meregangkan otot tersebut. Secara perlahan-

lahan sampai titik fleksibilitas maksimal tercapai, tanpa keikutsertaan secara aktif

dari pelaku. Sikap regang ini dipertahankan selama 20-30 detik.

Selain efektif untuk melatih fleksibilitas, keuntungan peregangan pasif

adalah juga rileksasi dari otot-otot yang meregang lebih rileks daripada

peregangan statis, karena otot-otot akan dapat meregang lebih jauh.

4. Peregangan PNF (Propioceptive Neuromuscular Facilitation)

Sebelum diregangkan otot ditegangkan dulu secar isometric (6-10 detik)

kemudian otot diregangkan dengan metode pasif selam 20-30 detik. Suatu

penelitian menunjukkan bahwa metode peregangan ini lebih efektif daripada

metode peregangan yang lain.

Menurut M.Furqon H (1982:89) pembinaan fleksibilitas merupakan

pengembangan elastisitas legamentum-legamentum, tendon-tendon dan terutama otot-

otot. Faktor internal dan eksternal yang berbeda sangat mempengaruhi fleksibilitas. Di

dalam kondisi-kondisi eksternal dimasukkan kondisi cuaca dan iklim (dalam hal ini sore

hari lebih menguntungkan dan akhirnya durasi dan kualitas pemanasan dalam beban

kerja seharian). Kondisi-kondisi internal mencakup keadaan kelelahan atau tingkat

perangsangan sebelum dan selama kompetisi. Menurut M. Sajoto (1988:21) kelelahan

dan keadaan emosional yang tinggi berpengaruh negatif terhadap kemungkinan

fleksibilitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas menurut M. Furqon H (1982: 99-

100) antara lain (1) pengaruh usia, (2) persyaratan-persyaratan fleksiblitas dari cabang

olahraga dan teknk olahraga, (c) faktor internal dan eksternal.

Perkembangan fleksibilitas dari anak, remaja dan dewasa dipengarui oleh otot

dan tulang. Pada usia enam tahun peningkatan jaringan otot lebih banyak dan

pertumbuhan tulang juga meningkat. Diantara penelitian fleksibilitas yang dilakukan

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

59

yang cukup menarik dilakukan oleh Hupprich dan Sigerseth dalam (Koesnadi et al,

1988:56). Mereka mengukur fleksibilitas :

1) Sampai umur 12 tahun anak perempuan mengalami peningkatan fleksibilitas

secaraumum dan setelah usia 12 tahun akan mengalami penurunan.

2) Ada pengecualian penurunan fleksibilitas secara umum tersebut, yaitu pada bahu,

lutut dan paha. Fleksibilitas sudah mulai menurun sesudah umur 6 tahun.

3) Fleksibilitas pergelangan kaki konstan seumur hidup.

4) Fleksibilitas salah satu bagian tubuh tidak bisa menaksir fleksibilitas tubuh yang

lain.

Untuk mengembangkan fleksibilitas tungkai dapat dilakukan latihan peregangan

otot, seperti: peregangan dinamis dan peregangan statis. Memperbaiki kelentukan

daerah gerak suatu persendian, harus dilakukan beberapa bentuk peregangan yang

dinamis dan statis agar badan menjadi normal kembali atau bahkan kondisi lebih baik.

Komponen fleksibilitas merupakan unsur penting dalam pembinaan olahraga

prestasi. Oleh karena fleksibilitas sangat berpengaruh terhadap komponen biomotor

yang lain. Kurang lentuk (lentur) adalah salah satu faktor yang menyebabkan prestasi

kurang memuaskan dan teknik yang tidak efisien, termasuk pula penyebab dari banyak

ketegangan dan sobeknya otot dalam berolahraga. Lebih jauh lagi kelentukan yang

tidak memadai juga menjadi penyebab tidak meningkatnya kecepatan dan terbatasnya

daya tahan. Kelentukan yang tidak memadai akan memaksa otot untuk bekerja lebih

keras untuk mengatasi tahanan kegiatan yang dinamis dan berlangsung lama. Dengan

menambah luas ruang gerak di sendi bahu, panggul, togok dan engkel mungkin saja

kecepatan dan kelincahan seseoang akan bertambah baik, bahkan dampaknya sampai

pada adanya penghematan dalam penggunaan energi. Sehingga atlit dapat bekerja lebih

keras dan lebih lama.

Fleksibilitas tungkai akan menunjang penguasaan teknik pencak silat. Pesilat akan

dapat menerapkan setiap teknik tanding dengan hasil yang memuaskan jika memiliki

tubuh yang lentur dan tidak kaku. Fleksibilitas juga akan mempengaruhi nilai estetika

pencak silat yang luwes, mempermudah pesilat untuk meraih poin karena kejelasan nilai

teknik yang diperagakan, sedangkan menurut Harsono (1988:163), mengemukakan

bahwa kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

60

sendi, ruang gerakan sendi kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot,

tendo, dan ligamen.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat di atas adalah, orang yang

mempunyai kelentukan yang baik, khususnya kelentukan tungkai adalah orang yang

mempunyai ruang gerak yang luas pada sendi-sendi tungkai dan mempunyai otot-otot

yang elastis pada tungkai. Karena kebanyakan pesilat menggunakan teknik serangan

dan bertahan menggunakan tungkai untuk meraih poin, maka kelentukan pada otot

tungkai harus dimiliki oleh setip pesilat. Dalam pencak silat fleksibilitas mutlak dimiliki

oleh pesilat, mengingat pencak silat adalah olahraga beladiri yang mengutamakan

keluwesan dan estetika gerak yang baik. Semakin baik fleksibilitas yang dimiliki oleh

pesilat maka akan semakin halus gerakan yang ditampilkan dalam serang bela.

2. Daya tahan

Daya tahan merupakan kemampuan tubuh atau bagian tubuh dalam

melakukan kerja dalam waktu tertentu yang dipengaruhi oleh kemampuan kerja dari

sistem kerja kardiorespiratori. Daya tahan sering didefinisikan sebagai kemampuan

kerja otot melakukan kerja dalam waktu yang lama, namun para ahli mengklasifikasikan

daya tahan berdasarkan lama kerja kedalam tiga kelompok, yaitu daya tahan waktu

lama, sedang dan pendek. Dalam olahraga, daya tahan dikenal sebagai kapasitas daya

tahan organisme melawan kelelahan dalam penampilan yang berlangsung lama. Namun

demikian arti penampilan yang berlangsung lama adalah, juga tidak sesederhana itu,

karena dalam perlombaan lari 200 m, seorang atlet memerlukan kualitas daya tahan

tertentu. Berbagai cabang olahraga yang memerlukan unsur daya tahan adalah sangat

luas.Ini mencakup nomor-nomor yang memerlukan waktu beberapa detik sampai lari

marathon yang lebih dari 2 jam. Lama waktu suatu penampilan dalam olahraga berada

dalam hubungan langsung dengan intensitas latihan. Oleh karena itu makin lama

penampilan berlangsung, maka makin rendah intensitas atau kesempatan penampilan

dan sebaliknya.

Berkaitan dengan daya tahan, Suharto (2000:115) mengemukakan, daya tahan

adalah kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh

pembebanan yang berlangsung relatif lama. Suharto juga membagi daya tahan menjadi

dua, yaitu: daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik.

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

61

a) Daya tahan Aerobik

Adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi kelelahan yang disebabkan

pembebanan aerobik yang berlangsung lama.Yang termasuk pembebanan aerobik

adalah segala aktivitas fisik yang berlangsung relatif lama dengan intensitas rendah

sampai sedang. Gallahue dan Ozmun (1997:375) mengatakan bahwa ‘cardiovascular or

aerobic endurance is related to the functioning of the heart, lungs and vascular system’.

b) Daya tahan Anaerobik

Adalah kemampuan organ tubuh mengatasi kelelahan yang disebabkan

pembebanan yang berlangsung secara anaerobik dengan intensitas tinggi (80%-100%).

Daya tahan yang dibutuhkan dalam pencak silat kategori tanding adalah daya tahan

anaerobic, sedangkan sistem energi yang dibutuhkan adalah anaerobik alaktik yang

menghasilkan ATP-PC. Pertandingan pencak silat dilakukan dalam 3 babak dengan

waktu 2 menit bersih setiap babak. Selama dalam pertandingan kurun waktu terjadi

fight rata-rata 14 kali dalam satu babak. Hal ini menyebabkan kecenderungan adanya

sisa pembakaran yang tidak dapat diresintesis menjadi energi kembali untuk itu

diperlukan sistem energi anaerobik laktik agar kerja otot dapat berlangsung lebih lama

lagi. Dengan adanya bantuan dari sistem glikolisis anaerobik akan dapat

memperpanjang kerja otot kira-kira 120 detik.

Pada umumnya latihan daya tahan mengembangkan kapasitas fungsional suatu

organisme. Ekspresi-ekspresi seperti kesegaran jasmani atau stamina adalah erat

kaitannya dengan masalah ini. Realisasi pentingnya latihan daya tahan untuk setiap

orang berakibat dalam kegiatan seluruh dunia. Olahraga untuk setiap orang (sport for

all) untuk meningkatkan kesehatan dalam individu-individu dengan daya tahan yang

mudah dikonsentrasikan dengan latihan-latihan seperti jogging, bersepeda atau renang.

Organ-organ yang dibebani dengan latihan daya tahan adalah:

a. Jantung dan sirkulasi darah (sistem kardiovaskuler)

b. Paru-paru dan ventilasi paru-paru (sistem pulmonary)

c. Sistem jantung dan sirkulasi dalam hubungannya dengan paru-paru dan respirasi

(sistem kardiopulmonari)

Latihan daya tahan mengembangkan kapasitas fungsional di samping daya

tahan otot-otot elawan kelelahan. Menurut Josef Nosseck (1982) dalam M. Furqon H.

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

62

(1995: 75), berdasarkan jumlah otot yang terlibat dalam aktivitas gerakan, dibuat

pembagian berikut:

a. Nomor-nomor dan latihan-latihan dimana hanya 1/3 dari otot tubuh yang bekerja

menyebabkan kelelahan lokal dengan latihan daya tahan (misalnya latihan gerak

halus).

b. Nomor-nomor dan latihan-latihan yang menyebabkan yang menyebabkan kelelahan

regional dengan hamper 2/3 otot tubuh bekerja dalam aktivitas (misalnya latihan

sirkuit).

c. Nomor-nomor dan latihan-latihan yang menyebabkan kelelahan global atau total

dengan lebih dari 2/3 otot-otot tubuh bekerja (misalnya dayung, tinju, dsb.).

Fox, Edward. L; Bowers; D Foss (1988:27) menyatakan bahwa, prinsip dasar

dalam program latihan adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk

melakukan aktivitas dan kemudian melalui prinsip overload, disusunlah suatu program

latihan yang akan mengembangkan sistem energi khusus tersebut. Menurut Fox,

Edward L (1984 : 34-36 ), sistem energi berdasarkan waktu penampilan olahraga secara

umum dibedakan menjadi 4 (empat) bidang, yaitu :

1) Bidang 1, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan kurang dari 30

detik. Sistem energi utama yang terlibat adalah ATP-PC, contoh olahraganya

adalah lari 100 m, pukulan dalam tenis dan golf, gerakan lari pemain belakang

sepakbola.

2) Bidang 2, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan antara 30 detik

sampai 1 ½ menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah ATP-PC dan asam

laktat, contoh olahraganya adalah lari 200 meter dan 400 meter, renang gaya bebas

100 meter

3) Bidang 3, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan antara 1 ½ menit

sampai 3 menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah asam laktat dan Oksigen,

contoh olahraganya adalah lari 800 meter dan 1500 meter, renang gaya bebas 200

dan 400 meter, nomor-nomor senam, tinju (3 menit tiap ronde ) dan gulat (2 menit

tiap babak)

4) Bidang 4, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan lebih dari 3 menit.

Sistem energi utama yang terlibat adalah Oksigen. Contoh olahraganya adalah lari

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

63

marathon, renang gaya bebas 1500 meter dan jogging, sedangkan karakteristik

umum dari sistem energi tersebut, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Karakteristik Umum Sistem Energi

Sistem ATP-PC Sistem Lactid Acid Sistem Oksigen

Anaerobik (tanpa

oksigen)

Anaerobik Aerobik

Sangat cepat Cepat Lambat

Bahan bakar kimia : PC Bahan bakar makanan :

Glikogen

Bahan bakar makanan :

glikogen dan protein

Produksi ATP sangat

terbatas

Produksi ATP terbatas Produksi ATP tidak

terbatas

Penyimpanan /

penimbunan di otot

terbatas

Dengan memproduksi

Lactid Acid

menyebabkan kelelahan

otot

Dengan memproduksi

Lactid acid

tidak melelahkan

Menggunakan aktivitas

lari cepat atau berbagai

power yang tinggi,

waktu aktivitasnya

pendek

Menggunakan aktivitas

dengan lama antara 1 –

3 menit

Menggunakan daya tahan

atau aktivitas dengan

durasi panjang

(Dikutip dari Fox, Edward. L,1984:22)

Berdasarkan pendapat diatas, Pencak silat merupakan olahraga yang masuk pada

bidang 3, karena pencak silat menggunakan memerlukan waktu penampilan antara 1 ½

menit sampai 3 menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah asam laktat dan

Oksigen. Dalam pertandingan pencak silat kategori tanding, pemenuhan energi menjadi

sangat penting karena akan menunjang penampilan pesilat di dalam gelanggang.

Menurut Awan Hariono (2006: 30) rata-rata pada waktu kerja melakukan fight dalam

pertandingan pencak silat diperlukan waktu kira-kira selama 3-5 detik. Bila pada

serangan terakhir masing-masing pesilat melakukan empat jenis serangan dan kaki tidak

dapat ditangkap lawan, maka akumulasi waktu yang diperlukan selama proses tersebut

menjadi 10 detik dengan demikian sistem energi yang diperlukan adalah sistem energi

anaerobik alaktik ATP-PC, sebab waktu kerja hanya memerlukan waktu maksimal 10

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

64

detik. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri sistem energi anaerobik alaktik yaitu: (1) intensitas

kerja maksimal (2) lama kerja 10 detik, (3) irama kerja eksplosif (4) aktifitas

menghasilkan adenosin diposphat (ADP + energi) (Sukadiyanto, 2005: 35).

3. Kecepatan

Kecepatan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan dalam

setiap cabang olahraga. Setiap aktivitas olahraga baik yang bersifat permainan,

perlombaan, maupun pertandingan selalu memerlukan komponen kondisi fisik

kecepatan. Untuk itu kecepatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik dasar yang

harus dilatihkan dalam upaya mendukung pencapaian prestasi olahragawan. Kecepatan

menurut Suharno HP (1986:47) adalah “kemampuan atlet untuk melakukan gerakan-

gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.

Kecepatan merupakan komponen fisik yang sangat esensial dalam berbagai cabang

olahraga, karena kecepatan termasuk dalam unsur-unsur kondisi fisik dasar selain

kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance) (Nosseck, Joseph; 1982:19).

Kecepatan harus dirangsang agar tercipta gerak secepat mungkin. Kecepatan

umumnya terbagi ke dalam 3 bentuk: (1) kecepatan gerak dari segmen–segmen tubuh,

(2) kecepatan lari akselerasi, dan (3) kecepatan lari maksimal. Sementara itu pada

bagian lain Jonath membagi kecepatan sesuai dengan pembagian gerak yaitu kecepatan

gerak siklis dan kecepatan gerak asiklis. Kecepatan gerak siklis adalah produk yang

dihitung dari frekuensi gerak dan amplitudo gerak, maka gerak ini dapat dibedakan pada

faktor; kecepatan reaksi, percepatan gerak, ketepatan dan stamina. Contoh gerak ini

adalah lari 100 meter. Sedangkan kecepatan asiklis merupakan kecepatan masing–

masing otot yang terletak dalam otot, dalam hal ini adalah keterampilan. Dengan kata

lain bahwa keterampilan disusun berdasarkan pengintegrasian penampilan gerakan

secara fungsional dalam satu gerakan, contoh gerakan ini seperti tolak peluru, lempar

cakram atau seperti gerakan menendang dalam pencak silat.

Menurut Sukadiyanto (2002) terdapat dua macam kecepatan, yaitu : kecepatan

reaksi dan kecepatan gerak. Dengan demikian yang dimaksud dengan kecepatan adalah

kemampuan seseorang untuk menjawab rangsang dengan bentuk gerak atau serangkaian

gerak dalam waktu secepat mungkin yang terdiri dari kecepatan reaksi dan kecepatan

gerak. Kecepatan dalam olahraga pencak silat dilakukan untuk melakukan berbagai

teknik serangan dan belaan.

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

65

Sementara itu Bompa (1990:263) mengemukakan kecepatan adalah salah satu

komponen biomotorik yang penting untuk aktivitas olahraga. Menurut Nosseck, Joseph

(1982:870) ”Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seorang

olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila dirangsang dan untuk menampilkan atau

melakukan gerakan secepat mungkin”. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat

diambil kesimpulan bahwa kecepatan adalah suatu kemampuan tubuh untuk melakukan

gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkat, atau

kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang secepat-cepatnya. Menurut

Nosseck, Joseph (1982:91) kecepatan dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1) Kecepatan sprint (sprinting speed)

adalah kemampuan untuk gerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal

2) Kecepatan reaksi (reaction speed)

adalah kecepatan untuk merespon suatu rangsangan

3) Kecepatan bergerak (speed of movement)

adalah kemampuan kecepatan kontraksi secara maksimal otot dalam suatu gerakan

yang terpututs (gerak mendadak / gerak eksplosif)

Berdasarkan sifatnya, menurut Bompa (1990:315), kecepatan dapat dibagi

menjadi dua tipe yaitu :

1) Kecepatan Umum

Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam gerakan

(reaksi motorik) dengan cara yang tepat. Persiapan fisik umum maupun khusus

dapat memperbaiki kecepatan umum.

2) Kecepatan Khusus

Kecepatan khusus adalah kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau ketrampilan

tertentu yang biasanya sangat tinggi, kecepatan ini adalah khusus untuk cabang

olahraga dan sebagian besar tidak dapat ditransferkan, kemungkinan hanya dapat

dikembangkan melalui metode khusus namun kiranya perlu dicarikan bentuk

latihan alternatifnya.

Gerakan-gerakan kecepatan melawan beban yang berbeda-beda (berat badan,

berat besi, air dan sebagainya), dengan efek bahwa pengaruh kekuatan juga menjadi

faktor yang kuat. Karena gerakan-gerakan kecepatan dilakukan dalam waktu sesingkat

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

66

mungkin, maka kecepatan secara langsung bergantung pada waktu yang ada dan

pengaruh kekuatan (Nosseck, Joseph; 1982:87).

Pate, Russell R; Clanaghan, Bruce Mc & Rotella, Robert. (1993:300)

mengemukakan bahwa kemampuan dan kecepatan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai

berikut :

1) Jenis serabut otot, distribusi serabut otot cepat (FT) dan otot lambat (ST)

2) Koordinasi otot saraf

3) Faktor-faktor biomekanik, misalnya ketrampilan

4) Kekuatan otot

Lebih lanjut Bompa, Tudor O; (1990:18-19) menyatakan perbandingan

karakteristik otot putih atau fast twist (FT) dengan otot merah atau slow twist (ST). Otot

putih memiliki jumlah sel saraf yang besar hingga 300 – 500 fiber, sedangkan otot

merah memiliki jumlah sel saraf yang kecil antara 10 – 180 fiber. Berdasarkan

perbedaan jumlah tersebut, maka otot putih mempunyai fungsi keberhasilan pada

kecepatan dan power tetapi juga cepat mengalami kelelahan. Untuk otot merah dapat

berfungsi untuk aktivitas yang lama atau aktivitas yang membutuhkan daya tahan

(endurance), untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :

Tabel 2.2 Perbandingan Karakteristik Otot Cepat dan Otot Lambat

(Bompa,Tudor O; 1990:9)

Comparison of FT and ST Characteristic

Fast Twist (FT)

Type II, anaerobic

Slow Twist (ST)

Type I, aerobic

Fast fatiguing Slow fatiguing

Large nerve sel-innervates from 300 to

more than 500 muscle fiber

Smaller nerve sel-innervates from 10 to

180 muscle fiber only

Develops short, forcefull contractions Develops long, continuous contractions

Speed and power Endurance

Recruited only during high intensity

work

Recruited during low and high intensity

work

Kecepatan merupakan pembawaan sejak lahir (genetika), sehingga komponen

kecepatan memiliki keterbatasan yaitu tergantung pada struktur otot dan mobilitas

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

67

syaraf. Sebagai akibatnya peningkatan kecepatan juga relatif terbatas yaitu antara 20-

30%. Seseorang yang mempunyai serat otot putih lebih dominan maka orang tersebut

akan memiliki kecenderungan lebih cepat dari pada orang yang mempunyai serat otot

merah yang lebih dominan. Orang yang memiliki kecepatan tinggi memiliki kelebihan

lebih mudah dalam melakukan berbagai aktivitas olahraga. Hal ini dikarenakan setiap

aktivitas olahraga memerlukan unsur kecepatan baik kecepatan tangan, kecepatan kaki,

kecepatan koordinasi mata dan tangan dan sebagainya. Hal ini selaras dengan kebutuhan

fisik olahraga pencak silat yang semua unsur tekniknya didominasi oleh komponen

kecepatan. Menurut Nossek (1982: 62) gerakan-gerakan kecepatan dilakukan dengan

melawan tahanan yang berbeda (berat badan, berat peralatan, air, dsb). Dengan

demikian kecepatan secara langsung tergantung dari pada waktu dan pengaruh

kekuatan. Beberapa prinsip latihan kecepatan menurut Nosseck (1982:100-101) adalah

sebagai berikut :

1) Otot-otot dipersiapkan dengan intensitas pemanasan yang intensif, penguatan dan

pengenduran otot-otot yang berlangsung kira-kira selama 30 menit.

2) Intensitas maksimum dan submaksimum harus diterapkan.

3) Jarak antara 30-80 meter dipandang menguntungkan untuk pengembangan

kecepatan lari secara umum.

4) Volume latihan berjumlah 10-16 pengulangan dalam 3-4 seri.

5) Kecepatan dapat dilatih setiap hari, bahkan untuk yang bukan pelari.

Kecepatan akan berpengaruh terhadap cabang olahraga yang digeluti. Seperti

dalam kaitannya dengan power. Hal ini dikarenakan semakin baik kecepatan seseorang

maka power yang dihasilkan akan semakin baik. Hal ini dikarenakan kecepatan

merupakan unsur pembangun dari power. Kecepatan merupakan komponen yang

penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, dalam melatih kecepatan

ada beberapa komponen biomotor yang ikut terpengaruh atau terlatihkan, antara lain

adalah kekuatan, power, ketahanan anaerobik, keseimbangan, dan kelincahan. Oleh

karena itu beberapa latihan kecepatan merniliki kesamaan bentuk dengan latihan

komponen biomotor tersebut. Selain itu, pada latihan kecepatan, komponen

keseimbangan dan kelincahan merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Artinya,

selama proses latihan kecepatan akan memberikan pengaruh terhadap komponen

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

68

Kecepatan Perangsangan-

penghentian

Mobility proses

syaraf Kekuatan kecepatan dan

daya tahan kecepatan

Kontraksi-relaksasi

Peregangan dan

kontraksi kapasitas

otot-otot

Elastisitas otot

Koordinasi otot

antara sinergis dan

antagonis

Teknik olahraga

Daya kehendak

keseimbangan atau kelincahan. Menurut M Furqon H (1995:62) faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas kecepatan digambarkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2.19. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Kecepatan

(M. Furqon H, 1995:62)

Kecepatan gerak pesilat adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot

yang diubah menjadi gerakan halus, lancar dan efisien yang sangat dibutuhkan oleh

pesilat untuk melakukan teknik dengan kecepatan yang tinggi. Seorang pesilat yang

potensial dapat dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot dengan persentase

serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40

kali perdetik dalam vitro dibanding dengan serabut otot lambat (slow twitch). Oleh

karena itu, terbentuknya seorang pesilat berbakat dilahirkan bukan dibuat.

Olahraga pencak silat memiliki karakteristik kecepatan saat melakukan serang

bela. Pesilat diharuskan untuk selalu bergerak cepat pada saat melakukan gebrakan, agar

dapat menunjang kualitas teknik dan pola taktik. Kecepatan mengandung unsur adanya

jarak tempuh terhadap rangsang yang muncul. (Awan Hariono, 2007: 72). Untuk itu

kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak

secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang.

Dari pendapat di atas dapat dikatan bahwa kecepatan merupakan komponen fisik

yang sangat esensial dalam pertandingan pencak silat, unsur kecepatan sangat

diperlukan, baik untuk melakukan serangan maupun untuk mengantisipasi serangan

lawan dalam pencak silat.

Page 61: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

69

4. Power otot lengan

Lengan merupakan anggota gerak atas (extremitas superior liberae). Menurut

Yusuf dan Aip (1996:75) panjang lengan adalah jarak tulang bagian atas lengan

(humerus) sampai tulang hasta (ulna). Sedang Johson (1979:180), mengatakan bahwa

panjang lengan adalah jarak yang diukur dari acromion pada humerus sampai titik

styloid pada ulna. Sedangkan panjang tangan adalah jarak terpendek dari garis

midstylion sampai dactylion seperti pada gambar 2.19. Sehingga panjang Lengan-

Tangan merupakan jarak terpendek yang diukur mulai dari acromion hingga dactylion.

Midstylion merupakan titik tengah permukaan anterior pergelangan tangan tepat pada

garis horizontal yang ditarik setinggi stylion/styloid.

Susunan tulang dari lengan-tangan yaitu : Os. Humeri, Os. Ulnaris, Os.Radialis

dan Ossa.Carpalea, ossa metacarpalia dan ossa phalages. Otot-Otot yang menyusun

lengan-tangan ini yaitu : M.Deltoideus, M.Triceps Brachii, M.Biceps Brachii, M.

Brachialis, M.Pronator Teres, M.Brachioradialis, M. Extensor digitorum, M. extensor

carpi radialis longus, M. extensor carpi radialis brevis, M. flexor carpi radialis, M

flexor pollicis longus, M abductor pollicis longus, M. extensor pollicis brevis dan M.

adductor pollicis.

Gambar 2.21 Otot-Otot Lengan

(Sobotta, 2006 : 180-181)

Berdasarkan sistem energinya, pencak silat merupakan olahraga gerak cepat

yang didalamnya didominasi oleh unsur kondisi fisik yang disebut power. Menurut M.

Sajoto (1995: 8) power adalah :”Daya ledak otot (muscular power) kemampuan

seseorang untuk mempergunakan power lengan maksimum yang dikerahkan dalam

Page 62: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

70

waktu yang sependek-pendeknya dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot

= power (force) x kecepatan (velocity). Pendapat tersebut ditegaskan oleh Suharno, H.P

(1993: 59) yang menyatakan bahwa “Daya ledak adalah kemampuan sebuah atau

sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan

maksimal dalam satu gerakan yang utuh”. Sebagian besar olahraga berkaitan dengan

power. Power kadangkala disebut sebagai power eksplosif. Power menyangkut

kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamika dan eksplosif serta melibatkan

pengeluaran power maksimal dalam durasi waktu pendek.

Susunan pada otot rangka pada manusia dilengkapi dengan suatu sistem

pengungkit yang kompleks, memiliki fungsi yang penting dalam penampilan

olahraga. Pengungkit pada tulang digunakan untuk mengatasi suatu tahanan atau untuk

menambah kecepatan bagian badan. Menurut Pate, Mc Clenaghan dan Rotella

(1984:182) pengungkit adalah sebuah mesin sederhana yang dipergunakan untuk

mendapatkan keuntungan mekanik dalam melakukan suatu kegiatan. Tergantung

pada macam pengungkit dan susunan serta panjang lengan pengungkit.

Keuntungan pada mekanik pengungkit adalah sebagai penambah kecepatan suatu

bagian. Pengungkit dengan lengan usaha yang lebih besar atau panjang memungkinkan

untuk penggunaan gaya yang bertambah. Sedangkan memperpanjang lengan tahanan

akan menghasilkan kecepatan bagian yang lebih besar. Sistem rangka pada manusia

terdiri dari pengungkit jenis ke-3 yang dirancang untuk kecepatan. Selain itu

banyak olahraga yang memerlukan penggunaan kekuatan tenaga dengan

menggunakan suatu alat untuk memperpanjang lengan tahanan sehingga

menghasilkan kecepatan yang tinggi. Apabila lengan tahanan diperpanjang maka

akan memerlukan tambahan penggunaan tenaga. Hal ini akan menghasilkan

kontrol dan ketepatan yang kurang.

Menurut Suharno (1998: 86) daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk

mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh. Daya ledak

khususnya otot tungkai digunakan sebagai tenaga pendorong pada saat melakukan

tolakan setelah melakukan awalan untuk memperoleh kecepatan vertikal sehingga dapat

menambah jarak tolakan yang dilakukan. Power juga merupakan kekuatan otot yang

bekerja dalam waktu singkat. Faktor penentu power menurut Suharno (1993: 59) :

Page 63: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

71

a) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari atlet.

b) Kekuatan dan kecepatan otot. Rumus P = F x V.

P = power; F = force (kekuatan); V = velocity

c) Waktu rangsangan maksimal, misalnya waktu rangsangan 15 detik, power akan lebih

baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama 34 detik.

d) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuata dan kecepatan.

e) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot yaitu Adenosine Tri Phosphat

(ATP).

f) Penguasaan gerak yang benar.

Menurut Bompa (1994) mengatakan bahwa power seorang individu terdiri dari

kecepatan dan kekuatan yang efisien, koordinasi dan keterampilan. Selanjutnya

dikatakan pula bahwa seorang individu yang mempunyai power adalah seorang

yang mempunyai; 1) Kekuatan tingkat tinggi, 2) Kecepatan yang tinggi, 3) Tingkat

keterampilan yang tinggi dalam gabungan kecepatan dan kekuatan otot.

Antara kekuatan, daya ledak dan power ketiganya saling berkaitan.Unsur yang

utama adalah kekuatan. Kekuatan merupakan komponen dasar otot untuk membentuk

power dan daya tahan otot. Berdasarkan hal tersebut kekuatan merupakan unsur utama

untuk menghasilkan power dan daya tahan otot. Faktor utama daya ledak otot adalah

kekuatan dan kecepatan. Artinya daya ledak otot adalah gabungan dari kekuatan otot

dan kecepatan. Semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut di atas akan

mempengaruhi tenaga ledak otot yang dihasilkan.

Daya ledak dibutuhkan dalam kegiatan apapun yang membutuhkan tenaga

lebih besar dan usaha maksimal yang eksplosif. Untuk meningkatkan daya ledak

dapat dilakukan dengan:

1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan dan sebaliknya

meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan.

2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan

pelatihan kekuatan dan kecepatan dilakukan simultan.

Pelaksanaan pelatihan mengembangkan power, perlu diperhatikan adalah

titik berat latihan yang ingin ditingkatkan. Latihan yang dilakukan tidak boleh

hanya menekankan pada beban, akan tetapi harus pada kecepatan mengangkat,

mendorong, atau menarik beban. Oleh karena harus mengangkat dengan cepat,

Page 64: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

72

maka dengan sendirinya berat bebannya tidak seberat untuk latihan kekuatan.

Akan tetapi tidak boleh juga terlalu ringan sehingga otot tidak merasakan

rangsangan beban. Dasar untuk mengembangkan daya ledak (power) oleh Pyke

(1991:140) secara sederhana ada tiga rancangan, yaitu:

1) Menambah kekuatan dengan menjaga jarak dan waktu konstan.

2) Menambah jarak tindakan kekuatan dengan menjaga kekuatan dan waktu

konstan.

3) Mengurangi waktu (kecepatan gerak), dengan menjaga kekuatan dan jarak

konstan.

Pengembangan daya ledak khusus pada dua komponen yaitu:

pengembangan kekuatan untuk menambah daya gerak, dan mengembangkan

kecepatan untuk mengurangi waktu gerak. Pyke (1991:142), mengatakan bahwa daya

ledak otot yang paling besar pada angkatan kecepatan dengan daya gerak kira-

kira 30%-40% dari daya gerak maksimal. Untuk lebih jelasnya hubungan antara

daya ledak otot, kekuatan dan kecepatan adalah jika latihan dititik beratkan pada

kekuatan dan kecepatan maka pelatihan kekuatan harus dilakukan secara berulang

melawan tahanan, sedangkan pelatihan kecepatan harus dilakukan secara cepat dan

berulang.

Gerakan lengan yang mengayun dan memukul merupakan salah satu contoh dari

torsi. Menurut McGinnis (2005:121) Dimana besarnya torsi ditentukan oleh dua hal

yaitu panjang lengan torsi dan gaya yang digunakan ( T = F x r ). Dalam hal ini lengan

pesilat merupakan lengan torsi sehingga semakin panjang lengan torsi maka akan

semakin besar pula torsi yang dihasilkan sehingga semakin besar tenaga yang dihasilkan

untuk mendorong lawan ke mundur.

Dalam pencak silat kategori tanding power otot lengan sangat diperlukan

terutama dalam melakukan teknik pukulan dan bantingan, dengan power otot lengan

yang baik pesilat akan mudah memperagakan teknik pukulan yang sesuai dengan kaidah

pencak silat, pukulan tidak mudah terhalang tangkisan ataupun belaan dari lawan

sehingga memudahkan pesilat dalam mengumpulkan poin, begitu juga dalam

melakukan bantingan, pesilat yang mempunyai power otot lengan yang baik akan

melakukan bantingan secara eksplosif dan cepat, sehingga hasil akhir dari bantingan

adalah jatuhnya lawan sebelum wasit menghentikan proses bantingan.

Page 65: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

73

5. Power otot tungkai

Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari tulang anggota gerak

bawah bebas (skeleton extremitas inferior liberae). Menurut Frank M. Verducci

(1980:218) panjang tungkai jika dalam keadaan berdiri diukur mulai dari lantai hingga

coccyx. Dalam hal ini Johnson dan Nelson (1986:191) menyatakan bahwa ukuran

panjang tungkai diukur dari tulang belakang bawah atau dapat juga dari trochanter

sampai ke lantai/telapak kaki. Sedangkan menurut ISAK (2001:99) Panjang tungkai atas

diukur dari trochanter hingga tibiale laterale.

Bompa (1999:61) juga menjelaskan singkat tentang daya ledak atau power,

menurutnya daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang amat singkat. Rumus yang digunakan dalam daya ledak

adalah: power/daya ledak otot = kerja/waktu = kekuatan x jarak tempuh. Power

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a) Kekuatan daya ledak; kekuatan ini digunakan untuk mengatasi resistensi yang lebih

rendah, tetapi dengan percepatan daya ledak maksimum. Power sering digunakan

untuk melakukan satu gerakan atau satu ulangan (lompat jauh, lempar cakram,dll).

b) Kekuatan gerak cepat; gerakan ini dilakukan terhadap resistensi dengan percepatan

dibawah maksimum, jenis ini digunakan untuk melakukan gerakan berulang-ulang,

misalnya lari, mengayuh,dll.

Gambar 2. 21. Pengukuran Power Otot Tungkai

(httpwww.seriousgoalkeeping.net)

Page 66: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

74

Sementara itu, Jansen, C.R. Schultn. G W and Bongerter, B.C (1983: 167-178)

mengatakan, Komponen fisik yang sangat penting untuk melakukan suatu aktivitas yang

sangat berat adalah power, karena dapat menentukan seberapa orang dapat orang berlari

dengan cepat. Semua usaha maksimal yang exsplosive tergantung pada power,

sedangkan menurut Bompa (1990: 285) dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atas

keterampilan gerak power dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Power Asiklik

Power merupakan kemampuan fisik yang tersusun dari beberapa komponen.

Komponen tersebut saling berinteraksi/terkait satu sama lain. Sementara Nossek (1982:

46-48) menyampaikan power adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tahanan

dengan suatu kecepatan kontraksi otot. Jadi, power otot adalah kualitas yang

memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara

explosive. Dalam kegiatan olahraga power dapat dikenal dari peranannya pada suatu

cabang olahraga, power asiklik dibutuhkan dalam gerakan-gerakan pencak silat.

2) Power Siklik

Dari segi kesesuaian jenis gerak dari peranannya pada suatu cabang olahraga lari

cepat, lebih dominan pada power sikliknya. Menurut Jansen, C.R. Schultn. G W and

Bangerter, B.C (1983: 167-178) untuk meningkatkan power dapat dengan cara

meningkatkan kekuatan, meningkatkan kecepatan kontraksi, atau meningkatkan

keduanya, yaitu meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.

Secara anatomi otot-otot yang bekerja ketika melakukan gerakan jump shoot

adalah Gluteus Maximus, Semi Membranosus, Membranosu, M. Semi Tendinosus, M.

Biseps Femoris, M. Rectus Femoris, M. Vastus Medialis, M. Vastus Lateralis, M. Vastus

Intermedius, M. Gastroknemius, M. Soleus, M. Flexor Hallusis longus, M. Flexor

Digitorum Longis, M. Tibialis Posterior, M. poroneus Longus, poroneus Brevis

Page 67: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

75

Gambar 2. 22. Susunan Otot Tungkai

(Paulsen & Wascheke, 485, 488: 2011 )

Pada dasarnya penentu baik dan tidaknya power yang dimiliki seseorang

bergantung pada intensitas kontraksi dan kemampuan otot-otot untuk berkontraksi

secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima rangsangan serta produksi

energi biokimia dalam otot-otot yang bekerja. Jika semua unsur tersebut

tercukupi/dimiliki oleh seseorang maka power seseorang tersebut akan baik dan

sebaliknya. Menurut Suharno HP (1993:59), baik tidaknya power yang dimiliki

seseorang ditentukan oleh :

1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari atlet.

2) Kekuatan otot dan kecepatan otot atlet.

3) Waktu rangsang.

4) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan.

5) Banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP).

6) Penguasaan teknik dasar yang benar.

Dari penjelasan mengenai power otot tungkai diatas dapat di katakana bahwa

untuk mencapai kualitas power yang relevan seperti yang dibutuhkan dalam olahraga,

khususnya pencak silat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap faktor yang

ikut berperan dalam membangun power. Selain itu power juga dipengaruhi oleh kondisi

genetik seseorang karena berkaitan dengan jumlah dan jenis fibril otot. Sehingga untuk

melahirkan pesilat dengan keterampilan yang baik sesuai tuntutan olahraga pencak silat

Page 68: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

76

perlu memperhatikan hasil pengamatan dari power otot tungkai, agar dalam proses

pelatihan dan pertandingan pencak silat yang sesungguhnya kualitas teknik pencak silat

yang berhubungan dengan tungkai dapat di implementasikan melalui secara maksimal.

6. Koordinasi mata kaki

Keterampilan pencak silat banyak dipengaruhi oleh kemampuan fisik maupun

keterampilan teknik. Salah satu komponen fisik yang harus dimiliki oleh seorang atlet

pencak silat dalam melakukan gerakan serang-bela adalah koordinasi. Menurut Harsono

(2001: 39) koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan

ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus. Koordinasi adalah kemampuan biomotor

yang sangat kompleks dan menurut Bompa (1994) koordinasi erat hubungannya dengan

kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Barrow and mc Gee (1979) dalam

Harsono (2001) menambahkan bahwa dalam koordinasi termasuk juga agilitas,

keseimbangan, kinesthetic sense, oleh karena itu koordinasi sangat penting untuk

mempelajari dan menyempurnakan keterampilan teknik dan taktik. Koordinasi adalah

kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan

tepat secara efisien. Sementara itu Sajoto (1995:9) menyatakan koordinasi adalah

kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada berada

kedalam pola garakan tunggal secara efektif Koordinasi menyatakan hubungan

harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Dangsina Moeloek, 1984 :

4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat

melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Menurut Bompa (1999:380)

“coordination is a complex biomotor ability, closely interrelated with speed, strength,

endurance and fleksibility”. Hal ini seperti yang digambarkan dalam diagram dibawah

ini.

Page 69: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

77

Gambar 2. 23 Ilustrasi Keterkaitan diantara Kemampuan Biomotorik

(Bompa 1990: 264)

Koordinasi selalu berkaitan dengan komponen biomotor yang lain terutama

kelincahan dan ketangkasan. Harsono (1988) menyatakan bahwa koordinasi adalah

suatu kemampuan biomotorik yang sangat komplek, yang juga erat hubungannya

dengan kecepatan (speed), kekuatan (strength), daya tahan (endurance), dan kelentukan

(fleksibilitas).

Singer menyatakan bahwa koordinasi adalah bagian penting dari kemampuan

penguasaan gerak keterampilan. Pendapat lain menyatakan bahwa koordinasi adalah

hubungan yang saling mempengaruhi terhadap sekolompok otot selama suatu

penampilan gerak yang diindikasikan sama dengan keterampilan. Selanjutnya

koordinasi merupakan salah satu tugas utama untuk mencapai keahlian atau menguasai

keterampilan. Dari beberapa pendapat yang tersebut di atas, maka dapat dilihat adanya

suatu persamaan yang pada prinsipnya koordinasi merupakan keharmonisan irama

gerak pada saat menampilkan suatu teknik yang baik. Pengalaman yang panjang dalam

menghasilkan kemampuan koordinasi yang baik melalui tahapan perkembangan belajar

gerak seperti yang dinyatakan Fitts dan Posner, bahwa tahapan belajar gerak masing-

masing adalah: 1) tahapan awalan atau kognitif; 2) tahapan antara atau asosiatif; dan 3)

tahapan akhir atau otonom.

Latihan koordinasi yang baik ialah dengan melakukajn berbagai variasi gerak dan

keterampilan. Beberapa metode latihan koordinasi menurut Pecthl yang dikutip Bompa

(1994) ialah :

Power

Streght Endurance

Max Strength

Muscular

Endurance Speed

Endurance

Mobility Agility

Speed Coordination Flexibility

Erobic Endurance

Anaerobic

Endurance Max

Speed Perfect

Coordination Full Range Of

Flexibility

Page 70: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

78

1. Latihan dengan perubahan kecepatan dan irama

2. Melakukan keterampilan dengan anggota badan yang lain

3. Pembatasan daerah keterampilan

4. Melakukan skill baru

5. Latihan untuk mengembangkan reaksi

Menurut Bompa (1994) yang dikutip oleh Sukadiyanto (2002:140), menyatakan

bahwa koordinasi yang dimiliki seseorang dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu

koordinasi yang bersifat umum dan koordinasi yang bersifat khusus.

a) Koordinasi Umum

Merupakan kemampuan seluruh tubuh dalam menyesuaikan dan mengatur

gerakan secara simultan pada saat melakukan suatu gerak.Artinya pada setiap

gerakan yang dilakukan melibatkan semua atau sebagian besar otot-otot, sistem

syaraf dan persendian.Koordinasi umum diperlukan adanya keteraturan gerak dari

beberapa anggota badan yang lainnya agar gerak yang dilakukan dapat harmonis dan

efektif sehingga dapat menguasai keterampilan gerak yang dipelajari.Koordinasi

umum juga diperlukan sebagai dasar mengembangkan koordinasi khusus.

b) Koordinasi Khusus

Koordinasi khusus merupakan koordinasi antar beberapa anggota badan, yaitu

kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secara

simultan. Gerakan yang terkoordinasi merupakan gerakan yang saling berhubungan

di dalam pelaksanaan fungsinya, yang berarti terjadi kombinasi secara serasi antara

timing, keseimbangan dan koordinasi otot. Timing adalah suatu pengatur irama

gerak, yang mana hal ini terwujud dalam bentuk ketepatan waktu kontraksi

sekelompok otot sehingga dapat menghasilkan gerakan cepat, urut dan lamanya

unsur gerak yang dilakukan. Sedangkan keseimbangan menyesuaikan pusat gravitasi

secara efektif dalam bidang tumpuan dan fungsi versibular yang ditunjang oleh mata.

Menurut Suharno HP. (1993:29) mengemukakan pendapat bahwa: kegunaan

koordinasi selain untuk mengkoordinir secara baik beberapa gerakan, juga untuk :

1) Efisiensi tenaga dan efektif dalam gerakan.

2) Menghindari cidera dalam bermain.

3) Berlatih menguasai teknik-teknik tinggi dan taktik, akan lebih cepat bila anak

latih memiliki koordinasi tinggi.

Page 71: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

79

4) Memantapkan kesiapan mental atlet dalam bermain.

Faktor-faktor penentu untuk mencapai suatu koordinasi yang baik guna

mendukung gerakan yang efektif dan efisien diperlukan unsur-unsur sebagai

penentu koordinasi, menurut Suharno HP. (1993:30) koordinasi meliputi :

1) Kemampuan pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan

anak sejak lahir.

2) Tergantung dari kemampuan tonus dan elastisitas dari otot yang bekerja.

3) Baik dan tidaknya unsru keseimbangan dan kelincahan serta kecepatan.

4) Koordinasi kerja yang harmonis antara pusat saraf, otot-otot dan panca indera.

Dalam olahraga pencak silat, koordinasi digunakan pesilat agar dapat melakukan

gerakan teknik dalam pencak silat secara berkesinambungan, misalnya rangkaian

serangan memukul dan menendang, melangkah, menghindar, mengelak atau menangkis

dilanjutkan menyerang atau bertahan aktif. Koordinasi mata kaki diperlukan untuk

meningkatan keterampilan olahraga beladiri pencak silat.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang mempunyai relevansi dan keterkaitan teoritis dengan

penelitian ini antara lain :

1. Nursubekti (2013) : Kemampuan Tendangan Sabit Mahasiswa Pembinaan Prestasi

Pencak Silat UNS Surakarta Ditinjau dari Koordinasi Mata-Kaki Kecepatan Rasio

Panjang Tungkai dan Tinggi Badan. Sumbangan relatif masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut: koordinasi mata-kaki sebesar

52,17%, kecepatan 35,75%, dan rasio panjang tungkai-tinggi badan 12,02%.

Sedangkan sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikat sebagai berikut; koordinasi mata-kaki sebesar 35,11%, kecepatan 24,06%

dan rasio panjang tungkai-tinggi badan 8,09% sehingga total sembangan efektif

sebesar 67,26%.

2. Rahmat Putra Perdana (2014) meneliti tentang faktor fisik dominan penentu

prestasi bermain bulutangkis. Analisis faktor power otot lengan, power otot

tungkai, fleksibilitas, koordinasi mata tangan, kecepatan reaksi dan kelincahan pada

mahasiswa putra pembinaan prestasi bulutangkis Universitas Tunas Pembangunan

Surakarta. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

rancangan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari keenam faktor kondisi fisik yang

Page 72: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

80

diteliti yang mendukung keterampilan bermain bulutangkis adalah kelincahan

dengan nilai korelasi 0.390, flekibilitas dengan nilai korelasi 0.366, daya ledak otot

tungkai dengan nilai korelasi 0.238, koordinasi mata tangan dengan nilai korelasi

sebesar 0.237, daya ledak otot lengan dengan nilai korelasi sebesar 0.151 dan

kecepatan dengan nilai korelasi sebesar 0.128.

C. Kerangka Berfikir

1. Faktor Anthropometri Menentukan Keterampilan Pencak Silat Kategori

Tanding.

Perkembangan keilmuan olahraga yang menjadi dasar teoritis bagi

pengembangan olahraga tentu akan memberikan sumbangan yang berharga terhadap

prestasi olahraga itu sendiri, khususnya pencak silat. Sebagai olahraga yang

berkembang ke ranah olahraga prestasi tentunya pencak silat memerlukan berbagai

kajian ilmu olahraga sebagai landasan pengembangan prestasi.

Antrhopometri sebagai studi tentang pengukuran tubuh manusia yang berkaitan

dengan dimensi tulang, otot, dan adiposa (lemak) jaringan, kini telah menjadikan

wawasan tersendiri bagi keilmuan olahraga. Bidang ukur antropometri yang mencakup

berbagai pengukuran diantaranya : Berat badan, tinggi badan, postur tubuh, panjang

rentangan, ketebalan lipatan kulit, lingkar (kepala, dada, pinggang, tungkai, dll),

panjang anggota gerak (lengan, tungkai) kini telah di asimilasikan dengan ilmu

olahraga dan menjadikan pertimbangan tersendiri dalam menentukan parameter

pembibitan olahraga..

Faktor anthropometri Tinggi badan merupakan faktor antropometrik yang

dibutuhkan pada olahraga beladiri khususnya pecak silat. Beberapa penelitian

menyebutkan bahwa tinggi badan mempunyai sumbangan yang nyata terhadap

keberhasilan teknik pencak silat, yang akan ikut menentukan kualitas tanding seorang

pesilat, sedangkan berat badan adalah satu-satunya patokan dalam pencak silat untuk

menentukan kelas tanding. Tidak bedasarkan tinggi badan atau panjang tungkai,

melainkan berat badan itu sendiri, sehingga dengan berat badan yang sama pesilat yang

mempunyai tinggi badan dan panjang tungkai yang baik akan lebih diutungkan, dengan

panjang tungkai yang ideal pesilat akan dimudahkan dalam melakukan teknik-teknik

belaan ataupun serangan, sehingga ketiga aspek ini tidak bisa diabakan dan menjadi

bagian yang patut dipertimbangkan dalam olahraga pencak silat kategori tanding.

Page 73: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

81

2. Faktor Fisik Menentukan Keterampilan Pencak Silat Kategori Tanding.

Kondisi fisik sebagai elemen mendasar dalam segala aktivitas olahraga

merupakan kebutuhan yang mutlak dimiliki bagi pelaku olahraga, khususnya olahraga

prestasi. Kondisi fisik yang relevan harus dimiliki oleh setiap pelaku olahraga prestasi,

khususnya pesilat. Olahraga pencak silat sebagai olahraga beladiri yang full body

contact menuntut para pesilat untuk terus memacu kemampuannya hingga ambang batas

tertinggi sesuai tuntutan olahraga pencak silat. Faktor fisik dalam setiap kategori dalam

pencak silat mempunyai beberapa kebutuhan yang berbeda. Kondisi fisik merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun dalam praktiknya ada

beberapa kondisi fisik yang dominan yang mempunyai kontribusi lebih besar dan

pengaruh terhadap suatu cabang olahraga tertentu, dalam pencak silat faktor fisik yang

dibutuhkan diantaranya adalah fleksibilitas, kelincahan, kecepatan, daya tahan, power,

kekuatan, dan koordinasi.

Fleksibilitas adalah pondasi dasar yang harus dimiliki oleh pesilat, dengan

fleksibilitas yang baik pesilat akan mampu melakukan peragaan teknik yang sempurna,

baik lintasan teknik maupun sasaran, karena Pencak silat adalah olahraga yang

mengandalkan keluwesan dalam bergerak, tanpa fleksibilitas maka sulit untuk mencapai

prestasi teknik yang tinggi.

Daya tahan yang dibutuhkan dalam olahraga pencak silat kategori tanding

adalah daya tahan anaerobik. Kondisi pertandingan pencak silat yang berlangsung

dalam tempo tinggi dan cepat menuntut pesilat untuk mengerahkan segala kemampuan

fisiknya dalam melakukan serang-bela. Teknik tanding diperagakan secara berulang-

ulang untuk mendapatkan poin, dengan waktu istirahat yang relatif pendek setiap

gebrakan dan babaknya. Oleh karena itu pesilat dengan daya tahan yang baik akan

mampu bertahan sampai akhir pertandingan dan mampu mengontrol situasi

pertandingan menjadi menguntungkan baginya, serta akan mampu menjaga kualitas

tekniknya dan memudahkan dalam melakukan serang-bela.

Nilai dari serangan atau belaan yang dihitung adalah apabila serangan atau

belaan mengenai bidang sasaran dengan tepat, cepat, mantap, dan bertenaga, maka

untuk hal ini power sangat diperlukan dalam setiap teknik yang diperagakan. Power

yang dimaksudkan adalah power yang berkaitan dengan alat serang-bela dalam pencak

silat, yaitu lengan dan tungkai. Pesilat yang mempunyai power otot lengan yang baik

Page 74: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

82

akan mudah melakukan pukulan atau serangan lain yang menggunakan lengan dengan

baik dan betenaga, ditunjang dengan koordinasi yang baik maka akan menghasilkan

poin yang diharapkan. Begitu juga dengan power otot tungkai, pesilat dengan nilai

power tungkai yang tinggi akan menghasilkan tendangan yang keras, dan cepat

sehingga tidak akan mudah diantisipasi oleh lawan .

Untuk dapat melakukan teknik serangan dan belaan dengan cepat, tepat sasaran

maka di perlukan koordinasi. Koordinasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

koordinasi mata kaki. Merujuk pada penelitian yang relevan tentang pencak silat,

serangan menggunakan kaki merupakan yang tertinggi dalam setiap pertandingan yang

dilaksanakan, atau dapat dikatakan rata-rata pesilat bertanding dengan menggunakan

teknik serangan kaki, sehingga koordinasi mata kaki mutlak dipelukan, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa semua komponen anthropometri dan fisik yang diuraikan di

atas salig berkaitan, serta mempunyai peranan terhadap keterampilan pencak silat.

Dengan demikian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi antara

variabel indikator dengan variabel terikat, sehingga dapat diketahui nilai peranannya

terhadap variabel terikat.

Page 75: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

83

Gambar 2. 21. Diagram Kerangka Pemikiran (Analisis Faktor Konfirmatori)

Tinggi Badan

(X1)

Berat Badan

(X2)

Power Otot Tungkai

(X8)

Koordinasi Mata Kaki

(X9)

Power Otot Lengan

(X7)

Panjang Tungkai

(X3)

Fleksibilitas

(X4)

Daya Tahan Anaerob

(X5)

Kecepatan

(X6)

Anthropometri

Variabel Laten(ξ1)

Fisik

Variabel Laten (ξ2)

Keterampilan Pencak

Silat

Variabel Terikat (Y)

Page 76: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ... · Pembinaan dan pelatihan Pencak Silat semakin disesuaikan dengan ilmu ... power, fleksibilitas ... sering digunakan sebagai

84

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang diuraikan di atas, maka hipotesis dalam rencana

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor anthropometri tinggi badan, berat badan, dan panjang tungkai menentukan

keterampilan pencak silat kategori tanding.

2. Faktor fisik fleksibilitas, daya tahan, kecepatan, power otot lengan, power otot

tungkai, dan koordinasi mata kaki menentukan keterampilan pencak silat kategori

tanding.