47
12 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. Pembangunan a. Pengertian Pembangunan Di kehidupan sehari-hari, istilah pembangunan sering digunakan dalam berbagai bidang. Pembangunan sering dikaitkan dengan bidang ekonomi, bidang politik, mental, tata negara, dan bidang-bidang lainnya. Istilah tersebut berkaitan dengan perubahan kearah yang lebih baik ataupun perubahan hal-hal lama ke berbagai hal baru. Kegiatan pembangunan mutlak perlu dilaksanakan demi terciptanya kehidupan yang lebih baik dan juga untuk beradaptasi dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Setiap orang tidak dapat terlepas dari kata pembangunan. Semuanya wajib melaksanakan pembangunan demi bertahan dalam menjalani kehidupan. Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing- masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan. Ada beberapa paradigma modernisasi mencakup teori teori makro tentang nilai nilai individu yang menjunjung proses perubahan. Paradigma ketergantungan mencakup teori teori keterbelakangan (under development) ketergantungan (dependen development) dan system dunia (world system theory). Dari beberapa macam paradigma muncul beberapa ahli memberikan pengertian tentang pembangunan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

12

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Pembangunan

a. Pengertian Pembangunan

Di kehidupan sehari-hari, istilah pembangunan sering digunakan dalam

berbagai bidang. Pembangunan sering dikaitkan dengan bidang ekonomi, bidang

politik, mental, tata negara, dan bidang-bidang lainnya. Istilah tersebut berkaitan

dengan perubahan kearah yang lebih baik ataupun perubahan hal-hal lama ke

berbagai hal baru. Kegiatan pembangunan mutlak perlu dilaksanakan demi

terciptanya kehidupan yang lebih baik dan juga untuk beradaptasi dengan apa

yang terjadi di lingkungan sekitar. Setiap orang tidak dapat terlepas dari kata

pembangunan. Semuanya wajib melaksanakan pembangunan demi bertahan

dalam menjalani kehidupan.

Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya

pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan

dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek

perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta

industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu,

keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing-

masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip

kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya merupakan bentuk yang

merefleksikan perubahan.

Ada beberapa paradigma modernisasi mencakup teori – teori makro

tentang nilai – nilai individu yang menjunjung proses perubahan. Paradigma

ketergantungan mencakup teori – teori keterbelakangan (under development)

ketergantungan (dependen development) dan system dunia (world system theory).

Dari beberapa macam paradigma muncul beberapa ahli memberikan pengertian

tentang pembangunan.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

13

Terdapat banyak kata yang memiliki makna sama dengan pembangunan

misalnya perubahan sosial, pertumbuhan industri, transportasi, dan modernisasi.

Dari istilah tersebut kata pembangunan sering digunakan untuk menggambarkan

perubahan kearah positif yang lebih maju dari sebelumnya. Dalam kata bahasa

inggris, kata pembangunan sama dengan kata development yang berasal dari kata

kerja to develop yang artinya menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan

atau mengubah secara bertahap ( to change grandually).

Menurut Siagian (2005:9) pembangunan adalah “suatu usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh

suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa”. Pada dasarnya dalam negara berkembang yang lepas landas

dari suatu keadaan taraf rendah menuju taraf yang tinggi yaitu modernisasi,

dimana variable-variabel dalam pembangunan dapat mengalami perubahan kearah

yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan inisiatif, aktif, dan kritis bagi setiap

warga negaranya untuk dapat bertindak dengan arah yang tepat dan dengan

mampu menjadikan sumber-sumber dalam pembuatan keputusan oleh pemerintah

dalam pembangunan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan

tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai

akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa

pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari

aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.

Pembangunan dikatakan ideal dan berkelanjutan jika didasarkan pada

basis kekuatan dan kemampuan rakyat karena tanpanya mustahil hasil

pembangunan berefek jangka panjang. Menurut Noor Isran ( 2013 : 26)

“kurangnya kekuatan dan kemampuan rakyat dalam proses pembangunan, maka

pembangunan akan terjebak dalam kegagalan (failed trap)”. Dalam konteks ini

pembangunan diartikan sebagai upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif

yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan

mencapai aspirasi yang manusiawi, bermartabat dan mandiri.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

14

Pengertian pembangunan juga dapat diartikan sebagai proses

transformasi (Noor Isran, 2013:26). Transformasi yang dimaksud melalui tiga

tema pembangunan. Tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi pada

perlunya suatu kegiatan perencanaan. Tema kedua adalah terciptanya suatu

alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa

pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek

kehidupan. Adapun mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan

dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan dan

adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti

pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai

– nilai moral dan etika umat.

Pembangunan dapat diartikan sebagai setiap kegiatan terencana yang

dilakukan demi mendapatkan perubahan kearah yang lebih baik. Effendi (2002:2)

berpendapat bahwa,”pembangunan adalah suatu upaya meningkatkan segenap

sumber daya yang dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip

daya guna yang merata dan berkeadilan”.

Pengertian pembangunan dalam falsafah pembangunan bangsa Indonesia,

yaitu pembangunan sebagai pengamalan pancasila. Manusia sebagai makhluk

Tuhan yang paling mulia di muka bumi inilah yang menjadi titik sentral dari

segala upaya pembangunan harkat dan martabatnya. Senada dengan falsafah

pancasila, Noor Isran (2013:97) menyatakan bahwa, “manusia adalah sumber

daya pembangunan yang paling utama diantara sumber – sumber daya yang lain

yang akan dibangun kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan

penggerak pembangunan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya –

upaya secara sadar dan terencana dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraaan

rakyat secara menyeluruh. Pengertian pembangunan harus dilihat secara dinamis

dan bukan dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan

usaha tanpa akhir. Pengertian ini memberikan ruang bagi warga atau rakyat untuk

berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan, dan disisi lain pemerintah

melakukan koordinasi dan memfasilitasi proses partisipasi tersebut.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

15

b. Inti Pembangunan

Dalam bukunya Michael P.Todaro mengutip pendapat professor Goulet

dan tokoh – tokoh lainnya menyatakan bahwa paling tidak ada tiga komponen

dasar atau nilai inti yang dijadikan sebagai basis konseptual dan pedoman praktis

untuk memahami makna pembangunan yang paling hakiki. Ketiga komponen

dasar itu adalah kecukupan (sustenance), jati diri (self – estem), serta kebebasan

(freedom). Ketiga hal tersebut merupakan inti yang harus diperoleh dan dicapai

oleh setiap masyarakat melalui pembangunan. Ketiga komponen tersebut

berkaitan secara langsung dengan kebutuhan manusia yang paling mendasar, yang

terwujud dalam berbagai macam manefestasi di seluruh masyarakat.

1) Kecukupan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

Yang dimaksud dengan kecukupan kebutuhan tidak hanya tentang

makanan melainkan menyangkut semua hal yang merupakan kebutuhan dasar

manusia secara fisik. Kebutuhan dasar ini meliputi sandang, pangan, papan,

kesehatan dan keamanan. Apabila salah satu dari sekian banyak kebutuhan

dasar ini tidak terpenuhi maka muncullah keterbelakangan absolute. Fungsi

dari semua kegiatan pembangunan pada hakikatnya adalah untuk menyediakan

sebanyak mungkin perangkat dan bekal guna menghindari kesengsaraan dan

ketidakberdayaan yang diakibatkan oleh kekurangan kebutuhan dasar tersebut.

Berdasarkan hal tersebut dinyatakan bahwa keberhasilan pembangunan itu

merupakan prasyarat untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

Dalam laporan PBB, Human Development Report terbitan tahun 1994

pada bab pembukaan dengan tegas menyatakan bahwa semua manusia lahir

dengan membawa potensi kapabilitas tertentu. Tujuan pembangunan adalah

menciptakan suatu lingkungan yang memunggkinkan setiap orang

mengembangkan kapabilitas, dan kesempatannya harus senantiasa dipupuk dari

satu generasi ke generasi berikutnya. Pondasi nyata bagi pembangunan

manusia adalah universalisme pengakuan atas hidup manusia. Namun jika

semua perhatian diarahkan ke hal itu, maka hal tersebut adalah kekeliruan. Ada

dua alasan pokok, pertama akumulasi kekayaan tidak menjamin tersedia atau

terpenuhinya pilihan – pilihan terpenting bagi manusia. Kedua pilihan manusia

lebih besar dari kenyataan. (Human Development Report, 1994)

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

16

2) Jati diri, harga diri sebagai manusia

Komponen inti dari pembangunan yang kedua adalah menyangkut jati

diri. Kehidupan yang serba lebih baik adalah adanya dorongan dari dalam diri

untuk lebih maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas

(able) dan layak untuk melakukan sesuatu tetapi tidak menghilangkan jati diri.

Semua itu terangkum dalam jati diri (self – esteem).

3) Kebebasan (freedom)

Kebebasan secara umum dimasukan dalam konsep dari filosofi politik

dan mengenali kondisi di mana individu memiliki kemampuan untuk bertindak

sesuai dengan keinginannya. Setiap kebebasan hakikatnya adalah aturan yang

menjadi pilihan. Kebebasan dalam batasan pembangunan adalah kemampuan

untuk memilih, untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran

aspek-aspek material semata. Kebebasan juga dapat berarti hak manusia yang

dengannya dapat memutuskan suatu hal dari banyak pilihan-pilihan dan

peristiwa yang terjadi dalam hidup yang dapat menimbulkan kebahagiaan.

c. Tujuan Pembangunan

Pembangunan harus dipandang sebagai proses multidimensi yang

melibatkan reorganisasi dan reorientasi dari berbagai aspek kehidupan manusia.

Menurut Kamaluddin Rustian (1987) mengatakan bahwa:

Kebijaksanaan pembangunan yang dijalankan berdasarkan pada Trilogi

pembangunan yaitu ; pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya yang

menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Ketiga unsur trilogi pembangunan ini saling kait mengait dan perlu tetap

dikembangkan secara serasi agar saling memperkuat. Terjadinya proses

pembangunan juga terdorong oleh kemajuan globalisasi, regionalisasi,

modernisasi dan westernisasi. (hlm.15)

Strategi yang efektif dan efisien diperlukan untuk menjawab tantangan

dan peluang baru bagi proses pembangunan di Indonesia. Dalam konteks ini pola

pembangunan memegang peranan penting dalam mewujudkannya. Pola umum

jangka panjang yang tercantum dalam GBHN adalah : meningkatkan taraf hidup,

kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata, serta

meletakkan landasan yang kuat bagi pembangunan berikutnya. (Kamaluddin

Rustian, 1987:18).

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

17

Selanjutnya menurut Todaro dalam Suharto, E (2010) mengemukakan

bahwa pembangunan sedikitnya harus memiliki tiga tujuan yang satu sama

lainnya saling berkaitan, antara lain :

1) Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang – barang

kebutuhan dasar seperti makan, perumahan, kesehatan dan perlindungan

kepada seluruh anggota masyarakat.

2) Mencapai kualitas hidup yang bukan hanya untuk meningkatkan

kesejahteraan secara material, melainkan juga untuk mewujudkan

kepercayaan diri dan kemandirian bangsa, aspek ini meliputi peningkatan

pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan dan budaya secara nilai

kemanusiaan.

3) Memperluas kesempatan ekonomi dan sosial bagi individu dan bangsa

melalui pembebasan dari perbudakan dan ketergantungan pada orang atau

bangsa lain secara pembebasan dari kebodohan dan penderitaan. (hlm.3)

Proses pembangunan adalah gerakan yang tidak sederhana, melainkan

sangat kompleks dan multidimensional untuk mendayagunakan segenap sumber

daya manusia, sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya budaya

yang ada. Pembangunan merupakan cita – cita untuk menjawab setiap kebutuhan

manusia, baik kebutuhan fisik, ekonomi, mental – spiritual, atau politik sosial.

d. Indikator Pengukuran Keberhasilan Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu

masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin demi mencapai kehidupan yang

lebih baik. Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda

untuk setiap negara. Di negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan

pembangunan masih sekitar kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,

layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah.

Sebaliknya, di negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,

indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier.

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-

lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB),

struktur perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu

terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan

sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH

atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan

disajikan ringkasan terhadap indikator keberhasilan pembangunan menurut

Deddy T. Tikson dalam Badruddin Syamsiah (2009).

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

18

1) Pendapatan perkapita

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB

merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi,

indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,

sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat.

Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator

makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa

kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah

dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah

ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara

otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional

(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap

penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional.

Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan

kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

2) Struktur ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita

akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan

kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan

perkapita, konstribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap

pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri

dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang

industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan

tenaga kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan

nasional akan semakin menurun.

3) Urbanisasi

Urbanisasi diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang

bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.

Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di

wilayah urban sama dengan nol.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

19

Berdasarkan pengalaman industrialisasi di negara eropa Barat dan

Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn

proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan

semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di negara

industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan

di negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah

pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah

satu indikator pembangunan.

4) Angka tabungan

Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap

industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital

merupakan faktor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah

masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal

pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam

masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat

dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5) Indeks kualitas hidup

IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk

mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat

indikator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang

kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.

Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi

tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.

Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan

hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek

huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi

akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan

lingkungan keluarga yang langsung bersosiasi dengan kesejahteraan

keluarga.

Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat

menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai

hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat,

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

20

karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status

pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap

sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil

dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran

kuantitas manusia.

6) Indeks pembangunan manusia (Hunan development indeks)

The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat

indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa

indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini

adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut

UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan

sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan

sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan-pilihan yang

dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa

peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya

berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai faktor penting dalam

kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi

peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga

komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur

panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan

peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik.

Indeks ini dibuat dengan mengkombinasikan tiga komponen, (1)

rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan

tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung

berdasarkan Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan

erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam

peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan

seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

21

2. Olahraga

a. Hakikat Olahraga

Perkataan olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang

berhubungan dengan peristiwa mengolah yaitu mengolah raga atau mengolah

jasmani. Selaras dengan pendapat Giriwijoyo (2005:30) yang menyatakan bahwa,

“olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang

dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya”.

Olahraga mengkaji bidang garapan tentang olahraga dengan segala

aspeknya, dengan segala yang ada padanya. Karena, olahraga juga mencakup

aspek-aspek yang sangat luas dan kompleks. Apabila diperhatikan secara teliti

bahwa sebenarnya olahraga mengkaji tentang manusia dan gerakan yang

dilakukan yakni gerak manusia dalam rangka pendidikan dan pembentukan.

Semuanya menjadikan manusia dengan kemungkinan fisiknya untuk bereaksi dan

berekspresi. Berarti bahwa yang dihadapinya adalah manusia, yang berada dalam

keadaan bergerak dengan segala gejala dan aspeknya.

Selanjutnya menurut Supandi (1990) yang dikutip oleh Kusmaedi

(2002:1) menyatakan bahwa kata olahraga berasal dari :

1) Disport, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

2) Field Sport, kegiatan yang dilakukan oleh para bangsawan yang teriri dari

kegiatan menembak dan berburu.

3) Desporter, membuang lelah

4) Sports, pemuasan atau hobi

5) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang,

main bola, agar tumbuh menjadi sehat.

Sedangkan menurut ensiklopedia Indonesia olahraga adalah gerak badan

yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

Jika menurut Dewan Eropa, merumuskan olahraga sebagai aktivitas spontan,

bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang. Definisi terakhir ini merupakan cikal

bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983,

“Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat” (Rusli Lutan dan

Sumardianto, 2000: 6).

Makna olahraga di dalamnya terdapat slogan men sana in corpora sano,

yang berarti hidup tidak hanya membutuhkan badan yang sehat, melainkan juga

jiwa yang kuat. Olahraga merupakan bagian gaya hidup sehat yang perlu

dikembangkan. Partisipasi olahraga sangat luas, dari usia sangat muda sampai

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

22

sangat tua, dari tingkat permainan untuk tujuan rekreasi sampai tingkat

profesional. Alasan keikutsertaan seseorang dalam olahraga bervariasi,

diantaranya untuk alasan kesehatan, kebugaran, maupun dengan alasan lain seperti

membentuk karakter positif dan sosialisasi.

Pengertian olahraga dirumuskan dalam Undang-undang Replubik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I

pasal I ayat 4 menyebutkan “olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis

untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan

sosial”. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang dilakukan individu terkait

dengan interaksi dengan lingkungannya.

Hal tersebut senada dengan definisi olahraga menurut Adolf Ogi

penasehat khusus Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa – bangsa dalam Mutohir

dan Maksum (2011:6) menyampaikan bahwa “sport teaches life skill – sport

remains the best school of life”. Artinya olahraga sebagai sarana mengembangkan

potensi jasmani, rohani, sosial dan sekaligus sebagai sekolah kehidupan. Olahraga

sebagi sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah perdamaian yang

membangun jembatan perdamaian diantara orang – orang dan ras.

Keterlibatan seseorang dalam olahraga adalah untuk ekspresi manusia

yang menyenangkan. Banyak orang menemukan olahraga sebagai sumber

kegembiraan dan kepuasan diri. Kegiatan olahraga juga sebagai salah satu sarana

yang ampuh untuk memberikan bentuk positif kepada remaja. Seperti membentuk

kedisiplinan, kerjasama, tekat, ulet, cermat, percaya diri dan sebagainya. Oleh

karena itu olahraga mengembangkan kualitas kepribadian tertentu yang mendasari

perbuatan-perbuatan nyata, karena olahraga merupakan sebagai aktivitas fisik,

mental, sosial, emosional, dan lain-lain. Tidak diragukan lagi bahwa kebanyakan

orang mengalami kematangan kepribadian melalui pengalaman dalam olahraga.

Namun demikian, efek pasti olahraga pada pembentukan karakter sangat

ditentukan oleh kondisi yang terjadi saat pengalaman olahraga dialami.

Pada hakikatnya olahraga merupakan miniatur kehidupan. Hal ini dapat

dikatakan demikian karena di dalam aktifitas olahraga terdapat aspek-aspek yang

berkaitan dengan tujuan, perjuangan, kerjasama, persaingan, komunikasi dan

integrasi, kekuatan fisik dan daya tahan mental, kebersamaan, sikap responsif,

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

23

pengambilan keputusan, ekpresi diri, nilai kejujuran dan sportifitas. Semua aspek

ini merupakan aspek-aspek yang berada dalam diri manusia baik secara individu

maupun secara bermasyarakat. Ikut aktif dalam berolahraga, berarti melatih diri

untuk meningkatkan kualitas berbagai aspek yang diperlukan untuk dapat eksis

ditengah-tengah masyarakat yang semakin dinamis.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa olahraga adalah

serangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk mempertahankan hidup dan

meningktakan kualitas hidup. Pengertian ini memiliki makna filosofis dan

memberikan gambaran tentang hal – hal apa yang akan dilakukan untuk

membangun dan mengedepankan olahraga itu sendiri. Olahraga merupakan suatu

aktivitas fisik yang dikenal sebagai kegiatan terbuka bagi semua orang sesuai

dengan kemampuan, kesenangan dan kesempatan, tanpa membedakan hak, status,

sosial, budaya, atau derajat di masyarakat. Dengan demikian olahraga telah

merasuk kesetiap lapisan masyarakat sebagai bagian dari budaya manusia.

Dengan kata lain, olahraga dilakukan bagi semua orang tanpa memandang jenis

ras, kepercayaan, politik dan geografi.

Berdasarkan nilai yang terkandung dalam olahraga tersebut, maka sudah

selayaknya olahraga ditempatkan pada posisi prioritas, karena nilai-nilai tersebut

memang sangat diperlukan oleh suatu bangsa yang ingin maju. Olahraga juga

merupakan bagian dari budaya yang bersifat internasional. Keragaman sosial

budaya dan kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman

olahraga. Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa olahraga telah menjadi

komitmen bersama untuk diyakini sebagai salah satu instrument dalam

menciptakan tatanan dunia yang lebih baik.

b. Ciri – Ciri Olahraga

Olahraga merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sukarela melalui

aspek jasmani bertujuan untuk meningkatkan solidaritas. Sebagai ilustrasi ciri –

ciri olahraga menurut Hagele (1992) sebagai berikut :

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

24

Gambar 2.1 Ciri – ciri olahraga

Melanjutkan dari ciri – ciri olahraga yang dijelaskan di atas, maka esensi

olahraga berkaitan dengan tiga unsur yaitu : bermain, latihan fisik dan kompetisi.

Rusli Lutan (1992:13-15) memberikan batasan tentang ciri khas olahraga sebagai

berikut:

1) Olahraga ditekankan pada kegiatan jasmani yang berwujud keterampilan

gerak, daya tahan, kekuatan, kecepatan. Jadi olahraga yang lebih dominan

adalah kegiatan jasmani.

2) Olahraga sebagai realitas, olahraga dilakukan dalam suasana yang tidak

sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam melakukan olahraga

merupakan sesuatu yang nyata.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

25

3) Prinsip prestasi dalam olahraga, mengenai tanda-tanda prinsip prestasi

dalam olahraga adalah:

a) Peragaan kemampuan jasmani ditunjukan secara maksimal.

b) Kegiatan olahraga dilakukan secara sukarela.

c) Tidak bertujuan untuk menghancurkan lawan.

d) Aspek sosial olahraga, dalam melakukan olahraga akan memungkinkan

terjadi interaksi sosial yang akan membentuk kelompok sosial.

Dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami

secara mendalam. Konsep ini bersifat abstrak yaitu “mental image”. Walau

diketahui bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu,

walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini. Konsep

dasar tentang keolahragaan beragam, seperti bermain (play), Pendidikan jasmani

(Physical education), olahraga (Sport), rekreasi (recreation), tari (dance).

Bermain (play) adalah fitrah manusia yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo

luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpotensi apa-apa. Menurut

Adisasmita dan Syarifuddin (1996) cakupan olahraga sebagai berikut :

Olahraga mencangkup: a) adanya kegiatan jasmani (fisik), b) adanya kegiatan

berupa permainan, c) dilakukan dalam bentuk pertandingan atau perlombaan,

d) sasaran belajar olahraga diartikan pada peningkatan prestasi yang setinggi-

tingginya dalam upaya memenangkan suatu pertandingan atau perlombaan”

(hlm.4).

Dari penjelasan mengenai ciri-ciri olahraga maka penulis berasumsi

bahwa olahraga merupakan kegiatan fisik yang lebih dominan, kegiatan yang

nyata, terdapat prinsip prestasi, dan terdapat aspek sosial.

c. Tujuan Olahraga

Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari aktivitas sehari-hari, salah

satunya adalah aktivitas fisik yang disebut dengan olahraga. Olahraga merupakan

kegiatan yang bisa dilakukan oleh setiap orang dengan kemampuan, kesenangan,

dan kesempatan. Sebagai mana dijelaskan oleh Ichsan (1991:80) bahwa:

“Olahraga pada dasarnya berisi kegiatan yang berorientasi pada gerak,

pelaksanaannya tergantung pada kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai

pelakunya”.

Sebagai ilustrasi mengenai penggolongan olahraga ditinjau dari tujuan

orang melakukannya menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) dapat ditelaah dari

paparan berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

26

Gambar 2.2 Olahraga dalam kontinum Play dan Work

Berdasarkan gambar tersebut, olahraga rekreasi berada pada kontinum

sebelah kiri, karena lebih tinggi proporsi bermainnya. Makin tinggi proporsi

bermainnya makin tinggi nilai rekretifnya. Olahraga kesehatan terletak ditengah-

ditengah kontinum , karena untuk olahraga preventif sering dikombinasi dengan

unsur bermain, sementara untuk olahraga yang bersifat promotif atau rehabilitatif

lebih mengutamakan hasil akhir walaupun tidak bersifat materially. Olahraga

pendidikan walaupun lebih merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

namun nuansa bermain masih mewarnai olahraga pendidikan. Olahraga prestasi

juga menekankan pada pencapaian hasil akhir berupa prestasi maksimal untuk

mendapatkan juara. Dalam work dapat terjadi tidak ada nuansa bermain sama

sekali, yang terpenting adalah hasil akhir berupa materially atau uang.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

27

Mengenai tujuan olahraga Soudan dan Everett melakukan penelitian

terhadap mahasiswa yang dikutip oleh Arma Abdulah (1994:23) adalah sebagai

berikut:

Bermacam – macam tjuan olahraga adalah : a) Memelihara kesehatan dan

kondisi jasmani yang baik, b) Memperoleh kesenangan dan kegembiraan, c)

Memperoleh kepercayaan diri, d) Memperoleh latihan secara teratur, e)

Membentuk kebiasan menggunakan waktu untuk aktivitas yang

menyenangkan, f) Mencegah, mengetahui, dan mengoreksi kelemahan dan

cacat jasmani.

Selanjutnya Departemen pendidikan dan kebudayaan menyebutkan

bermacam-macam tujuan olahraga sebagai berikut:

1) Untuk mencari kesenangan (rekreasi)

2) Untuk mengisi waktu luang

3) Untuk kesehatan tubuh

4) Untuk physical fitnees

5) Untuk penyembuhan / pengobatan

6) Untuk pembentukan tubuh / sikap

7) Untuk mencapai prestasi

8) Untuk prestise

9) Untuk mencari nafkah

10) Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan

Sedangkan menurut Rusli lutan (1992:23) berdasarkan penekanan tujuan

olahraga dapat dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut:

1) Olahraga prestasi (olahraga kompetitif) yang menekankan pada pencapaian

prestasi, kemenangan,atau keunggulan dalam perlombaan atau pertandingan

2) Olahraga pendidikan yang menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan

3) Olahraga profesional yang menekankan pencapaian tujuan yang bersifat

material

4) Olahraga kesehatan untuk pencapaian derajat sehat yang lebih baik Berdasarkan dari ketiga pendapat tersebut, maka intensitas olahraga itu

sendiri akan sangat ditentukan oleh tujuan apa yang hendak dicapai, seseorang

melakukan olahraga memiliki tujuan seperti untuk mendapatkan pestasi, kesenangan

atau kegembiraan, pendidikan, pemeliharaan kesehatan, atau sebagai mata

pencaharian. Apabila olahraga tersebut dilakukan secara teratur, terarah, dan

terkendali maka akan memberikan manfaat kepada diri seseorang, sebagai mana

dijelaskan oleh Supandi (1992:34) bahwa: “Bergerak wajib bagi manusia, pelakunya

akan memperoleh manfaat sedangkan yang tidak akan memperoleh mudarat”.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

28

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan/aktivitas olahraga

apabila dilakukan secara teratur dan terarah, maka akan meningkatkan kualitas

jasmaninya serta dapat digunakan untuk membentuk dan mengembangkan

kepribadian serta meningkatkan kemampuan seseorang kearah yang lebih tinggi

bagi kepentingan hidupnya. Dalam pelaksanaannya olahraga dapat dilakukan di

mana saja baik di desa, kota, maupun di komplek/pemukiman yang kiranya daerah

tersebut aman bagi keselamatan dan dapat pula bertujuan untuk mencapai prestasi

setinggi-tingginya yang pada hakikatnya untuk memenangkan suatu pertandingan

atau perlombaan.

d. Ruang lingkup olahraga

Partisipasi yang tinggi dalam olahraga disebabkan karena olahraga dapat

memberikan peningkatan kesempatan yang ideal untuk menyalurkan tenaga yang

baik dalam lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk persatuan yang sehat

dengan suasana yang akrab dan gembira, menuju kehidupan serasi, selaras, dan

seimbang. Olahraga tidak hanya merupakan kebutuhan manusia, tetapi juga

merupakan kebutuhan media untuk mencapai tujuan. Manusia bergerak bukan

hanya disebabkan oleh adanya dorongan secara biologis, melainkan juga oleh

faktor kejiwaan. Hal itu berarti ketika seseorang melakukan aktivitas gerak dalam

berolahraga, yang mengalami peristiwa fisik dan psikis.

Berdasarkan Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3

Tahun 2005 Bab VI pasal 17 menyebutkan “ruang lingkup olahraga meliputi

kegiatan : a) olahraga pendidikan, b) olahraga rekreasi, dan c) olahraga prestasi”.

Adapun tiga bagian dari olahraga adalah olahraga amatir, olahraga professional,

dan olahraga penyandang cacat.

1) Olahraga pendidikan

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang

dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan

untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan

kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan dimulai sejak dini yang

diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan yang dilaksanakan baik

pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan

intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Olahraga pendidikan pada jalur

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

29

pendidikan formal dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan dan pada jalur

pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan

diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan

sistem pendidikan nasional, dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru/dosen olahraga yang berkualifikasi dan memiliki sertifikat

kompetensi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai.

Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan pada semua

jenjang pendidikan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk

melakukan kegiatan olahraga sesuai dengan bakat dan minat. Kegiatan tersebut

dilakukan secara teratur, bertahap, dan berkesinambungan dengan

memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Untuk menumbuhkembangkan prestasi olahraga di lembaga

pendidikan, pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk unit kegiatan olahraga,

kelas olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan, sekolah olahraga, serta

diselenggarakannya kompetisi olahraga yang berjenjang dan berkelanjutan dari

tingkat daerah, wilayah, nasional, dan internasional. Pembinaan dan

pengembangan olahraga pendidikan dapat memanfaatkan olahraga rekreasi

yang bersifat tradisional sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran.

2) Olahraga rekreasi

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai

dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,

kebugaran, dan kegembiraan.

Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan

pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga sebagai bagian

proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. Olahraga rekreasi

sebagaimana dimaksud bertujuan untuk :1) memperoleh kesehatan, kebugaran

jasmani, dan kegembiraan; 2) membangun hubungan sosial; 3) melestarikan

dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional.

Setiap orang yang menyelenggarakan olahraga rekreasi tertentu yang

mengandung resiko terhadap kelestarian lingkungan, keterpeliharaan sarana,

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

30

serta keselamatan dan kesehatan wajib menaati ketentuan dan prosedur yang

ditetapkan sesuai dengan jenis olahraga; dan menyediakan instruktur atau

pemandu yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis

olahraga.

Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan

berbasis masyarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, murah, menarik,

manfaat, dan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan

kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran,

kegembiraan, dan hubungan sosial.

3) Olahraga prestasi

Merupakan olahraga yang membina dan mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi

untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan. Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka

meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Olahraga prestasi dilakukan oleh setiap orang yang memiliki bakat,

kemampuan, dan potensi untuk mencapai prestasi dan dilaksanakan melalui

proses pembinaan dan pengembangan oleh pelatih yang memiliki kualifikasi

dan sertifikat kompetensi sesuai kecaborannya secara terencana, berjenjang,

dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan.

4) Olahraga amatir

Adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau kegemaran

berolahraga. Pembinaan dan pengembangan olahraga amatir dapat

dilaksanakan sesuai olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga

prestasi.

5) Olahraga professional

Dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau

bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga. Pembinaan dan

pengembangan olahraga profesional dilaksanakan oleh induk organisasi cabang

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

31

olahraga dan/atau organisasi olahraga professional yang diarahkan untuk

terciptanya prestasi olahraga, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.

6) Olahraga penyandang cacat

Dilakukan sesuai dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental

seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga penyandang cacat

dilaksanakan oleh organisasi olahraga penyandang cacat yang bersangkutan

melalui kegiatan penataran dan pelatihan serta kompetisi yang berjenjang dan

berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan internasional yang diarahkan

untuk meningkatkan kesehatan, rasa percaya diri, dan prestasi olahraga.

Pemerintah, pemerintah daerah, dan organisasi olahraga penyandang

cacat yang ada dalam masyarakat berkewajiban membentuk sentra pembinaan

dan pengembangan olahraga khusus penyandang cacat. Pembinaan dan

pengembangan olahraga penyandang cacat diselenggarakan pada lingkup

olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi berdasarkan jenis

olahraga khusus bagi penyandang cacat yang sesuai dengan kondisi kelainan

fisik dan/atau mental seseorang.

Ruang lingkup olahraga yang dijabarkan dimaksudkan agar strategi

kebijakan pembangunan olahraga tidak terfokus hanya pada salah satu lingkup

olahraga saja namun harus mampu mengakomodasikan kemajuan secara simultan

dari berbagai lingkup olahraga tersebut.

e. Manfaat Olahraga

Kehidupan modern saat ini banyak orang yang melupakan pentingnya

olahraga untuk tubuh, padahal olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling

murah dengan hasil yang mengagumkan untuk kebugaran. Olahraga dapat

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan jasmani, rohani, dan sosial serta

membentuk watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat.

Aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya

penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporosis, kanker,

obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam aktivitas fisik juga dikenal untuk

mengurangi depresi, stress, kecemasan, dan meningkatkan kepercayaan diri,

tingkat energi, kualitas tidur, dan kemampuan untuk berkonsentrasi (VicHealth,

2010:1). Secara fisiologis, olahraga dapat dijadikan wahana pemberdayaan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

32

kemampuan fungsi fisiologis seperti meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan

meningkatkan kualitas komponen kondisi fisik seperti kerja jantung dan paru-

paru, kelincahan, kecepatan, dan kekuatan.

Secara sosial, olahraga dapat digunakan sebagai media sosialisasi melalui

interaksi dan komunikasi dengan orang lain atau lingkungan sekitar. Sesuai yang

dikemukakan Zulkarnaen (2010), yaitu:

Salah satu indikasi meningkatnya keinginan masyarakat akan derajat kesehatan

yang tinggi, penampilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang

lebih luas dalam lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat

semakin beragam sehingga membutuhkan tempat atau wahana yang dapat

menyalurkan serta memenuhi kebutuhan tersebut (hlm.2).

Olahraga menggerakkan aktivitas sosial, ekonomi dan politik dengan

adanya interaksi antar manusia, adanya kegiatan jasa, dan adanya penyerapan

tenaga kerja mampu mengangkat harga diri pelaku olahraga. Eldon E Snyder

(1983) memberikan batasan secara umum manfaat olahraga diantaranya:

1) Sebagai alat untuk persatuan dan kesatuan

2) Sebagai miniatur kehhidupan (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang

menggabungkan “IPOLEKSOSBUDHANKAMRATA”.

3) Dengan berolahraga orang akan sehat meliputi jasmnai, rohani, sosial, tidak

hanya terbebas dari sakit.

4) Berolahraga juga dapat menembus tingkatan/tatanan masyarakat,

diantaranya status sosial, mode, etika. (hlm.17)

Manfaat olahraga menurut Hart Gemma, Gregory Maxine & Taylor Peter

(2011) mengatakan bahwa “that positive benefits from sport are to be found not

only from active participation but also from the development of transferable skills

and increased employability”. Artinya bahwa manfaat positif dari olahraga yang

ditemukan tidak hanya dari partisipasi aktif tetapi juga dapat memberikan

pelajaran bagi pengembangan keterampilan dan peningkatan kerja.

Olahraga yang dilakukan secara rutin juga akan memeberikan manfaat

kesehatan mental bagi pelakunya, diantaranya :

1) Olahraga mengurangi stress

Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau ketegangan, yang

disebabkan oleh berbagai hal. Berolahraga dapat membantu mengurangi

kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya, ketika

jantung kita bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

33

tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan

pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular,

sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi

suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak

adalah aerobik antara lain: berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.

2) Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak

Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan

bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental

kita. Hal ini dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar

oksigen dalam peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat

pemasukkan darah ke otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat

asupan darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat.

3) Olahraga dapat melawan penuaan

Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya

berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah

penurunan daya kerja otak pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan

seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran juga

akan semakin membaik. Hasil terbaik akan didapat dengan menggerakkan

tubuh setiap minggu selama sembilan minggu. Kegiatannya tidak perlu terlalu

tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja, yang penting daya pacu

jantung dapat meningkat.

4) Penyalur syaraf otak

Penelitian menunjukkan bahwa melakukan olahraga mengakibatkan

ada penambahan gelombang alfa di otak. Gelombang otak alfa diketahui

berhubungan dengan rileks dan keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi.

Gelombang alfa ini terlihat pada seorang yang jogging untuk 20-30 menit, dan

tetap dapat diukur setelah olahraga tersebut berakhir. Para peneliti

mengemukakan bahwa bertambahnya kekuatan gelombang alfa memberikan

kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari olahraga, termasuk berkurangnya

kecemasan dan depresi.

5) Olahraga meningkatkan rasa bahagia

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

34

Banyak orang yang terkena depresi memakai obat penenang sebagai

jalan keluar padahal jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih dengan

menggerakkan tubuh secara rutin, olahraga terbukti manjur dalam

meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak, seperti adrenalin,

serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu

penyakit hati. Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi

bergantung pada aktifitas olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan

mengurangi kecemasan.

Arizona yang merupakan pakar ilmu kesehatan fisik menyatakan bahwa

olahraga selama 10menit/hari akan meningkatkan kesehatan mental dengan lebih

cepat dan baik (Daniel,M.Landers dalam www.small.com). Ada lima manfaat

yang beliau paparkan yakni: a) tingkat stress bisa berkurang, b) kinerja otot makin

baik, c) mempengaruhi hormon endogenous, d) opioids yang berkaitan dengan

daya ingat, mengurangi cemas, depresi juga berkurang, d) meningkatkan

gelombang alfa di otak yang bisa mengurangi kecemasan dan depresi, e) olahraga

akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain neurotransmitter) di

dalam otak sehingga bisa mengurangi depresi dan kecemasan, f) olahraga sebagai

anti aging, g) olahraga dapat meningkatkan perasaan bahagia, dan h)

meningkatkan rasa percaya diri.

Toho Cholik Mutohir,dkk (2011:37) memberikan batasan manfaat

olahraga sebagai berikut:

“Manfaat olahraga tidak hanya memberikan efek secara fisiologis seperti

kebugaran jasmani, daya tahan jantung dan paru yang semakin baik, otot

semakin kuat, kecepatan dan koordinasi semakin lebih baik, namun ada efek

secara psikologis yang membuat si pelaku olahraga bisa membantu konsentrasi

makin lebih baik, mengurangi stress yan dialami, bahkan lebih dalam lagi

dengan berolahraga bisa menyempurnakan karakter si pelakunya dan

kepribadian yang semakin tangguh atau kokoh dengan internalisasi nilai – nilai

dalam olahraga melalui partisipasi aktif dengan kegiatan olahraga.”

Duke membuktikan bahwa 60% penderita depresi yang menjalani

olahraga 30 menit tiga kali seminggu selama enam bulan dapat melawan

penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter. Namun bagi penderita depresi

yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan. Hanya saja banyak

dokter yang memasukkan kegiatan olahraga dalam resep pengobatan mereka

disamping obat penenang medis. Olahraga yang regular dan dilakukan lebih

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

35

sering akan memberikan dampak lebik baik daripada olahraga yang dilakukan

dengan waktu yang lama tetapi hanya sekali waktu dalam seminggu.

Manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh kita sudah terbukti sejak dulu,

tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik, tetapi juga kesehatan

mental. Lebih jelasnya disajikan tabel manfaat olahraga secara fisik dan mental

sebagai berikut:

Manfaat Olahraga

Manfaat Fisik Manfaat Mental

Meningkatkan kisaran gerak,

Meningkatkan stamina,

Meredakan kinerja seksual,

Meredakan gejala menopause,

Membantu mencegah penyakit jantung,

Mencegah osteoporosis,

Mengurangi resiko kanker payudara,

Mengurangi nyeri radang sendi,

Mengendalikan kolesterol,

Membakar lemak,

Mempercepat metabolism,

Menghilangkan gejala pra menstruasi,

Mengawetkan otot

Mengawetkan organ – organ internal (hati,

ginjal)

Memperbaiki waktu reaksi,

Memperbaiki kebugaran kardiovaskuler,

Meningkatkan energy,

Memperbaiki koordinasi saraf dan otot,

Meningkatkan kemampuan tubuh untuk

memerangi infeksi,

Mengurangi resiko glaucoma,

Mengurangi resiko kanker usus besar,

Menurunkan tekanan darah,

Mengurangi resiko kegemukan,

Membakar kalori,

Memperbaiki sembelit,

Mencegah endometriosis,

Memperbaiki kelenturan,

Memperbaiki peredaran darah,

Meningkatkan mobilitas,

Memperpendek waktu pemulhan sesudah

sakit atau cedera,

Meningkatkan kesehatan punggung.

Melepaskan kecemasan,

Memperbaiki ketajaman mental,

Memperbaiki konsentrasi,

Memperbaiki pendangan hidup,

Membantu kita berhenti merokok,

Meredakan depresi,

Mengurangi biaya hidup,

Meningkatkan kepuasan kerja,

Mengurangi konsumsi alcohol,

Mengurangi stress,

Meningkatkan harga diri,

Meningkatkan perasaan sejahtera,

Meningkatkan IQ,

Meningkatkan kreativitas,

Mengurangi absensi kerja,

Meningkatkan produktivitas,

Meningkatkan ingatan/mengurangi

resiko pikun,

Dapat tidur dengan nyenyak,

Memperpanjan hidup.

Sumber :http://bali-community.blogspot.com/2008/05/manfaat-olahraga-bagi-

kita.html

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

36

3. Pembangunan Olahraga

Pembangunan olahraga pada hakikatnya adalah upaya pembinaan dan

pengembangan olahraga yang merupakan bagian penting dari upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang utamanya ditujukan untuk pembentukan watak

dan kepribadian termasuk sifat disiplin, sportivitas dan etos kerja yang tinggi dengan

tujuan utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kualitas

kesehatan. Berdasarkan kualitas kesehatan tersebut akan tercapai peningkatan

prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan membawa

nama harum bangsa Indonesia.

Menurut Mutohir dan Maksum (2007:26) “pembangunan olahraga

hakikatnya adalah suatu proses yang membuat manusia memiliki banyak akses untuk

melakukan aktivvittas fisik (jasmani)”. Dalam hal ini, pembangunan dikaitkan

dengan upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas dan dalam rangka

pencapaian tujuan nasional, terutama masyrakat yang demokratis, adil dan sejahtera

lahir batin. Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang – undang Sistem

Keolahragaan Nasional bab II pasal 4 sebagai berikut :

Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan

kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia,

sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa,

memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan

kehormatan bangsa.

Peran olahraga dalam mendukung terciptanya sumber daya manusia yang

memiliki kualitas fisik yang baik sudah tidak diragukan lagi. “Selain bermanfaat

untuk jasmani, olahraga juga berperan dalam pengembangan karakter bangsa.

Olahraga mampu melahirkan kebiasaan yang baik seperti jujur, disiplin, sportif,

tanggung jawab, dan kerja sama.”(Siti Kosasih, 2013:1). Olahraga sangat berperan

untuk manusia, dan olahraga selalu dibutuhkan sepanjang zaman.

Tiga pilar olahraga yang harus diperhatikan agar tujuan olaharaga yang

sebenarnya akan dapat tercapai secara efektif menurut Agus Kristiyanto (2012:3)

bahwa, “Orientasi pembangunan olahraga adalah membangun olahraga pendidikan,

membangun olahraga prestasi dan membangun olahraga rekreasi”. Ketiga lingkup

olahraga tersebut dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara

terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

37

dengan pengenalan gerak pada usia dini, pemasalan dengan menjadikan olahraga

sebagai gaya hidup, pembibitan dengan penelususran bakat dan pemberdayaan sentra

– sentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga

unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian

prestasi.

Pembangunan dalam Renstra Kemenpora (2010) bahwa fokus pembangunan

keolahragaan adalah pembudayaan dan peningkatan prestasi olahraga yang jika

dikaitakan dengan bangunan olahraga berarti penguatan pondasi bangunan olahraga

yaitu budaya olahraga dan penguatan pola pembibitan olahraga prestasi guna

menciptakan sebanyak – banyaknya sumber daya calon olahragawan berbakat dari

berbagai daerah di Indonesia sesuai dengan karakter fisik dan kultur lokal, serta

kondisi lingkungan yang mendukung pembentukaan potensi – potensi olahraga

unggulan di daerah. Bangunan olahraga nasional dalam renstra dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 2.3 Bangunan System Keolahragaan Nasional

(Renstra Kemenpora, 2010)

Penciptaan sumber daya manusia untuk membentuk calon olahragawan

berbakat dilakukan melalui pencanangan gerakan nasional (secara massal) guna

menjadikan olahraga sebagai gaya hidup (life style); pemberdayaan (revitalisasi)

olahraga dasar seperti lari, loncat, dan lempar (track and field) di satuan-satuan

pendidikan usia dini, dasar, menengah, dan tinggi; serta fasilitasi penyelenggaraan

perlombaan/kompetisi olahraga antar satuan pendidikan dan fasilitasi penyediaan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

38

instruktur/pelatih/guru olahraga yang berkualitas internasional di tengah-tengah

masyarakat.

Selama ini keberhasilan pembinaan olahraga selalu diukur dengan

keberhasilan meraih medali. Bahkan masyarakat sudah terlanjur memberikan image

bahwa olahraga itu identik dengan perlombaan dan pertandingan untuk meraih

kemenangan yang diwujudkan dalam bentuk medali atau penghargaan – penghargaan

bentuk lain. Image tersebut tidak sepenuhnya salah, namun ketika proses

penyederhanaan pandangan mengenai olahraga tersebut tidak dibarengi dengan

wawasan tentang bagaimana seharusnya olahraga itu dibangun, maka nilai olahraga

tidak akan membaik di masa yang akan datang.

Pada hakikatnya pembangunan olahraga tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan dan sekaligus merupakan kebutuhan manusia. Oleh karena itu,

pembangunan olahraga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pembinaan dan pembangunan bangsa dalam rangka peningkatan kualitas sumber

daya insani, terutama diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani,

serta bertujuan untuk membentuk watak dan kepribadian yang memiliki displin dan

sportivitas yang tinggi. “Di samping itu, pembangunan olahraga juga dijadikan

sebagai alat untuk memperlihatkan eksistensi bangsa melalui pembinaan prestasi

yang setinggi-tingginya” (Kusnan, 2013: 48).

Membangun olahraga berarti membangun sebuah peradaban masyarakat

yang mengedepankan keunggulan obyektif, kompetitif, dan spotivitas. Ketika suatu

pembangunan olahraga hanya mengacu pada upaya – upaya mendapatkan

kemenangan semata, maka pembangunan olahraga tidak akan sampai pada hakikat

yang sebenarnya. Hakikat sebenarnya dari proses pembangunan tidak terletak pada

hal – hal simbolik, melainkan pada aspek lain terkait dengan upaya menyeluruh dan

berkesinambungan atas segenap potensi dalam mewujudkan arah pembangunan

keolahragaan nasional.

Dengan tidak meninggalkan tolok ukur medali kemenangan sebagai

keberhasilan suatu pembinaan olahraga, maka indikator pembangunan olahraga yang

menyeluruh dan mendasar perlu dikedepankan. “Faktor keberhasilan pembangunan

olahraga mengacu pada dimensi : 1) partisipasi, 2) ruang terbuka, 3) kebugaran, 4)

sumber daya manusia. Keempat dimensi tersebut mencerminkan keberhasilan

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

39

pembangunan olahraga yang kemudian disebut Sport Development Indeks” (Ali

Maksum, dkk, 2004:27)

Tabel 2.1 Multivariabel dan Indikator SDI

Dimensi Ruang

Terbuka

SDM Partisipasi Kebugaran

Indikator

(Multivariabel

dalam rangka

aktual

Indeks

Dimensi

Rasio

ketersediaan

ruang terbuka

dengan jumlah

penduduk > 7th

(ANGKA

AKTUAL)

Indeks Ruang

Terbuka

Rasio pelatih/

guru/ instruktur

dengan populasi

(ANGKA

AKTUAL)

Indeks

SDM

Rasio peserta

aktif

berolahraga

dengan

partisipan

(ANGKA

AKTUAL)

Indeks

Partisipasi

Angka

kebugaran

(ANGKA

AKTUAL)

Anak Rmj Dws

Indeks

Kebugaran

(Agus Kristiyanto, 2012 :34)

Dimensi ruang terbuka merujuk pada tempat kegiatan olahraga dan aktivitas

fisik sejumlah orang (masyarakat) dalam bentuk bangunan atau lahan yang berbentuk

lapangan olahraga tertutup (indoor) ataupun terbuka (outdoor). Dimensi SDM

mengacu pada ketersediaan pelatih olahraga, guru pendidikan jasmani dan instruktur

olahraga dalam suatu wilayah tertentu. Angka SDM diukur berdasarkan rasio antara

jumlah pelatih, instruktur, guru pendidikan jasmani dan jumlah populasi di daerah

yang bersangkutan. Dimensi partisipasi mencakup partisipasi langsung seperti

melakukan olahraga, atau partisipasi tidak langsung seperti event olahraga. Adapun

dimensi kebugaran adalah kesanggupan tubuh melakukan aktivitas tanpa mengalami

kelelahan berarrti, orang yang bugar berarti tidak gampang lelah.

Kebutuhan akan instrumen standar untuk menilai kemajuan pembangunan

olahraga semakin mendesak untuk dipenuhi seiring dengan arah kebijakan

pembangunan nasional dari pola sentralistik ke desentralisasi. Dengan kewenangan

baru yang dimiliki, kabupaten/kota dapat berkompetisi secara sehat dalam rangka

memajukan olahraga di daerah. Upaya pengkajian untuk mengukur pembangunan

olahraga perlu dilakukan tiap – tiap daerah/kota untuk mengetahui lebih akurat

besarnya nilai indeks pembangunan olahraga.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

40

Mengukur kemajuan pembangunan olahraga melalui sport development

indeks (SDI) kendatipun cukup sederhana, namun jelas akan memberikan informasi

yang lebih tepat tentang arah pembangunan umum jangka panjang, terutama dalam

sektor keolahragaan yang lebih mengakar dan terkait dengan pembangunan sektor

lain. Mendeskripsikan angka – angka aktual dimensi SDI dapat menjadi cermin

evaluasi diri (self evaluation) bagi tiap – tiap daerah untuk selalu berbenah

menyongsong kemajuan pembangunan yang lebih cerah di masa yang akan datang.

a. Ruang Terbuka

Ruang terbuka merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat untuk

melakukan aktivitas fisik. Keberadaan ruang terbuka olahraga yang mudah

diakses oleh semua lapisan masyarakat dapat mendorong terciptanya suatu

masyarakat yang gemar berolahraga atau beraktivitas fisik.

Menurut (Mutohir dan Maksum, 2007:37) menyatakan bahwa “ruang

tebuka merujuk pada suatu tempat yang diperuntukkan bagi kegiatan olahraga

oleh sejumlah orang (masyarakat) dalam bentuk bangunan dan /atau lahan”.

Bangunan dan lahan terbuka dapat berupa lapangan olahraga yang standar

ataupun tidak, yang tertutup (indoor) maupun terbuka (outdoor), atau berupa

lahan yang memang diperuntukkan guna kegiatan berolahraga untuk masyarakat.

“Sedangkan agar bisa dikatakan sebagai ruang terbuka, olahraga harus memenuhi

persyaratan antara lain sebagai berikut; (1) didesain untuk olahraga, (2) digunakan

untuk olahraga, (3) bisa diakses oleh masyarakat luas”. (Mutohir dan Maksum,

2007:38).

Secara hakiki menurut Budiharjo, E dalam Agus Kristiyanto (2012)

ruang publik (public space) diartikan sebagai tempat atau wahana para warga

untuk melakukan kontak sosial mulai dari pekarangan komunal, lapangan desa,

lapangan di lingkungan rukun tetangga, sampai alun – alun yang berskala kota.

Ruang publik yang ideal akan menjadi daya tarik masyarakat untuk melakukan

aktivitas. Oleh karena itu, secara ideal ruang publik (public space) atau ruang

terbuka (open space) harus dirancang secara sengaja agar dapat memiliki nilai

manfaat bagi masyarakat luas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang terbuka merupakan

suatu tempat yang diperlukan oleh orang atau masyarakat untuk melakukan

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

41

aktivitas fisik, baik untuk meningkatkan olahraga pendidikan, olaraga rekreasi

ataupun olahraga prestasi. Dampak ruang terbuka terhadap kegiatan olahraga

adalah partisipasi olahraga menyeluruh tanpa terhambat ras, gender, ekonomi,

kemampuan, maupun kelainan fisik. Peningkatan partisipasi olahraga diharapkan

dapat berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan bagi masyarakat dan

pertumbuhan ekonomi dengan demikian ruang terbuka diharapkan dapat

berpengaruh terhadap output dan outcome.

Ruang terbuka untuk olahraga sangat bergantung pada jumlah populasi

yang ada di suatu daerah. Artinya bahwa semakin banyak jumlah populasi, maka

semakin luas dan banyak ruang terbuka yang harus disediakan. Angka ruang

terbuka diukur berdasarkan rasio luas ruang terbuka yang ada dengan jumlah

penduduk yang berusia 7 tahun ke atas. Unesco merekomendasikan ruang gerak

statis yang ideal adalah 2m²/ orang. Olahraga tidak sekedar membutuhkan ruang

statis, tetapi ruang gerak dinamis. Sehingga dapat dianalogikan bahwa kebutuhan

ruang terbuka dinamis dua kali lipat yang diperlukan untuk ruang statis, yaitu

4m²/ orang.

Angka standart ruang terbuka yang diadopsi oleh Komite Olympiade

adalah 3,5m² per orang senada dengan angaka standar ruang terbuka menurut

Clerici dalam Mutohir dan Maksum (2007) adalah 3,5m²/orang. Dengan demikian

nilai maksimum luas ruang terbuka adalah 3,5m² dan nilai minimumnya adalah

0m². Rumus yang digunakan untuk mendapatkan angka indeks ruang terbuka

adalah :

Indeks ruang terbuka = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:46)

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan prasyarat dasar bagi proses

pembangunan segala bidang. Aspek produktivitas pembangunan dapat terwujud

karena ketersediaan sumber daya manusia yang bermutu dan memadai. Dari sisi

kuantitas, Indonesia memiliki modal man power jumlah penduduk yang potensial,

namun dari sisi mutu kiranya masih memerlukan waktu untuk memprosesnya.

Dengan investasi pada modal manusiawi, terutama melalui pendidikan, maka

produktivitas pembangunan dapat ditingkatkan. Hakikat pembangunan manusia

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

42

yang berkelanjutan adalah bahwa setiap orang mempunyai askses yang sama

untuk berbagai kesempatan pembangunan (Komisi Nasional Indonesia untuk

UNESCO, 2001)

Dinamika kegiatan keolahragaan akan sangat ditentukan oleh sumber

daya manusia (SDM) yang menggerakkan roda kegiatan. Pengembangan SDM ini

sudah mengalami perubahan yang sangat berarti seiring dengan anggapan dasar

yang berbeda. Dahulu SDM dianggap sebagai tenaga kerja yang diset untuk

efisiensi produksi, sehingga fungsinya sebagai instrumen. Sedangkan saat ini

SDM ditempatkan sebagai modal kerja sehingga kemampuan, pengetahuan dan

keterlibatannya dalam setiap pengambilan kebijakan lebih mendapat penekanan.

Sesuai dengan Undang – undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3 tahun

2005 pasal 63, menyatakan bahwa :

Tenaga keolahragaan terdiri atas pelatih, guru/dosen, wasit, juri, manajer,

promotor, administrator, pemandu, penyuluh, instruktur, tenaga medis dan para

medis, ahli gizi, ahli biomekanika, psikolog, atau sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan kegiatan

olahraga.

Tenaga keolahragaan yang bertugas dalam setiap organisasi olahraga

dan/atau lembaga olahraga wajib memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi

yang dikeluarkan oleh induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan

dan/atau instansi pemerintah yang berwenang. Pengadaan tenaga keolahragaan

dilaksanakan melalui penataran dan/atau pelatihan oleh lembaga yang khusus

untuk itu.

Menurut Gunawan Hari (2012) tenaga keolahragaan yang harus

dikembangkan dan ditingkatkan kualitas dan kompetensinya dijabarkan sebagai

berikut :

1) Guru/Dosen pendidikan jasmani (Physical Educator)

Merupakan SDM yang menangani pendidikan jasmani yang

dibutuhkan di sekolah – sekolah mulai dari SD, SMP, SLTA dan perguruan

tinggi. Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya guru/dosen pendidikan

jasmani bertanggung jawab dalam menjabarkan kurikulum pendidikan

jasmani (intrakurikulernya) di sekolah bagi upaya peningkatan kualitas fisik,

kesehatan dan kesegaran jasmani, pengenalan dan pemahaman dasar

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

43

olahraga, pemantauan peertumbuhan dan perkembangan fisik, pemantauan

bakat olahraga, pembinaan sportifitas, disiplin dan budaya berolahraga pada

siswa. Untuk itu di suatu sekolah mutlak harus terdapat guru pendidikan

jasmani yang memiliki kualitas dan standar kompetensi yang sesuai.

2) Pelatih olahraga sekolah (School Coach)

Idealnya pelatih olahraga di sekolah berbeda dengan guru

pendidikan jasmani, tetapi karena pertimbangan keterbatasan biasanya pelatih

olahraga ini sering dirangkap oleh guru pendidikan jasmani. Dalam

menjalankan tugasnya, pelatih olahraga bertanggung jawab terhadap proses

pembinaan dan pengembangan bakat siswa dalam berolahraga di beberapa

cabang olahraga sesuai dengan tingkatan usia dan kekhususan kecabangannya

yang dilaksanakan di luar jam pelajaran dalam bentuk ekstrakurikuler.

Sehingga dengan adanya langkah ini akan mendukung munculnya atlet

berbakat dalam proses talent scouting (pemanduan bakat).

3) Pelatih olahraga club atau cabang olahraga (Sport Coach)

Bertugas melatih cabang olahraga tertentu yang bertanggung jawab

untuk melatih baik fisik, teknik ataupun strategi bertandingnya yang

didapatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk mendapatkan sertifikat

yang sah.

4) Penggerak olahraga (Sport Motivator)

Bertugas memasyarakatkan, membudayakan, menggerakkan dan

menggalakkan masyarakat untuk berolahraga baik di kota maupun di

pedesaan. Idealnya seorang penggerak olahraga memiliki pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan tentang berbagai jenis olahraga masyarakat

dengan prinsip 5-M yaitu murah, meriah, masal, menarik dan manfaat juga

memiliki kualitas sebagai pemberi contoh atau instruktur olahraga masyarakat

yang baik.

5) Instruktur olahraga (instructor)

Bertugas memberikan instruksi untuk melakukan satu atau beberapa

jenis kegiatan olahraga yang popular di masyarakat. Dalam melaksanakan

tugasnya instruktur olahraga bertanggung jawab untuk memimpin atau

member aba – aba pada kegiatan olahraga yang sifatnya masal.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

44

6) Manajer olahraga (Sport manager)

Bertugas menangani atau menjadi pengelola suatu kegiatan olahraga

misalnya menyelenggarakan kompetisi, memimpin tim ke suatu event,

menangani atlet, mengelola suatu pemusatan latihan, dsb. Seorang manajer

tim harus menguasai prinsip – prinsip menajemen olahraga yang spesifik dan

professional.

7) Administrator olahraga (sport management)

Menurut Harsuski (2012:64) “administrator olahraga adalah SDM

yang tugasnya menentukan kebutuhan – kebutuhan, mengidentifikasi sumber

daya yang akan memenuhi kebutuhan – kebutuhan, menangani atau

melakukan tugas keadministrasian/kesekretariatan dalam suatu organisasi

atau kegiatan olahraga”. Seoarang administrator olahraga harus memiliki

kualitas sebagai tenaga pelaksana administrasi suatu organisasi atau kegiatan

olahraga baik di tingkat klub, induk cabang olahraga maupun jajaran KONI.

8) Promotor olahraga (sport promotor)

Bertugas menangani atau melakukan upaya promosi kegiatan/event

olahraga dengan melibatkan partisipasi kalangan olahraga dan dunia usaha.

9) Manajer fasilitas olahraga (sport facility manager)

Bertugas menangani atau melakukan pengelolaan suatu fasilitas

olahraga misalnya pada sport club, sport center, recreation center, fasilitas

olahraga di hotel, resort country club, dsb.

10) Wasit olahraga (sport umpire)

Bertugas mewasiti dan menjadi penentu keputusan dalam suatu

kompetisi/pertandingan olahraga. Seorang wasit harus memiliki kualifikasi,

lisensi, sertifikat perwasitan dari induk cabang olahraga yang sesuai serta

mampu memimpin pertandingan dengan fair dan tidak memihak.

11) Dokter/ paramedic olahraga (sport medicine)

Bertugas membantu dalam pembinaan dan pengembangan olahraga

berbasiskan iptek kesehatan olahraga,harus memiliki kualitas dan memenuhi

standar kompetensi sebagai dokter olahraga yang diperoleh melalui

pendidikan formal kedokteran olahraga atau sertifikasi penyetaraan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

45

berjenjang melalui penataran/pelatihan yang dilakukan oleh organisasi profesi

kesehatan/kedokteran olahraga.

12) Psikologi olahraga (sport psychologist)

Bertugas membantu dalam pembinaan dan pengembangan olahraga

yang berbasiskan iptek psikologi olahraga. Seorang psikologi olahraga atau

psikolog yang berkecimpung dalam dunia olahraga harus memiliki kualitas

dan komptensi yan memadai yang didapatkan melalui jalur formal

pendidikan.

13) Ahli gizi olahraga (sport nutrionist)

Tugasnya membantu dalam pembinaan dan pengembangan olahraga

yang berbasiskan iptek gizi olahraga. Ahli gizi inilah yang mengatur menu

makanan olahragawan, dari masa latihan, pra pertandingan, saat pertandingan

maupun pasca pertandingan yang kompetensinya diperoleh lewat jalur

pendidikan formal ataupun penataran/pelatihan yang dilaksanakan oleh

organisasi profesi ahli gizi olahraga.

14) Teknisi olahraga

Bertugas membantu dalam pembinaan dan pengembangan olahraga

di lapangan atau laboratorium iptek olahraga, harus memiliki kemampuan

teknis sebagai operator untuk pemeliharaan dan perawatan peralatan olahraga

yang diperoleh melalui pendidikan maupun pelatihan.

15) Peneliti olahraga (sport research)

Bertugas melakukan pengkajian atau penelitian di bidang olahraga di

lapangan atau laboratorium iptek olahraga yang secara terus menerus hasil

penelitiannya itu dimanfaatkan untuk pengembangan dunia olahraga yang

akan menghasilkan atlet – atlet berkualitas maupun hasil pada aspek yang

lainnya.

Tercukupinya sumber daya manusia keolahragaan seperti yang

dipaparkan di atas dengan kualitas yang baik maka akan sangat membantu

pemerintah dalam proses pembinaan dan pengembangan olahraga di setiap

daerah. Menurut Notoatmodjo, S (1992:4) “pembangunan sumber daya manusia

(Human reseurces development) secara makro adalah suatu proses peningkatan

kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

46

pembangunan bangsa”. Peran olahraga dalam mendukung terciptanya sumber

daya manusia yang memiliki kualitas fisik yang baik sudah tidak diragukan lagi.

Sedangkan menurut Siti Kosasih (2013:1) “Selain bermanfaat untuk

jasmani, olahraga juga berperan dalam pengembangan karakter bangsa. Olahraga

mampu melahirkan kebiasaan yang baik seperti jujur, disiplin, sportif, tanggung

jawab, dan kerja sama”. Olahraga sangat berperan untuk manusia, dan olahraga

selalu dibutuhkan sepanjang zaman.

Indeks SDM diukur berdasarkan rasio jumlah SDM keolahragaan dengan

jumlah penduduk yang berusia di atas 7 tahun. Nilai maksimum yang sudah

ditentukan SDI adalah 2,08 dan nilai minimumnya 0,00. Untuk mendapatkan nilai

indeks SDM menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks SDM = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:48)

c. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi merupakan keterlibatan, keikutsertaan, peran serta masyarakat

dalam rangka melakukan kegiatan yang sifatnya aktif untuk memperoleh suatu

tujuan. Menurut Mubyarto dalam Huraerah Abu (2008:27) “partisipasi merupakan

tindakan mengambil bagian dalam kegiatan”. Sedangkan pasrtisipasi masyarakat

adalah keterlibatan masyarakat dalam suatu proses pembangunan di mana

masyarakat ikut terlibat mulai dari tahap penyususnan program, perencanaan dan

pembangunan, perumusan kebijakan, dan pengambilan keputusan.

Menurut MAch. Wazir Ws., et al. (1999: 29) “partisipasi bisa diartikan

sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi

tertentu”. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan

dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan

orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggungjawab bersama. Sedangkan Isbandi (2007) memberikan batasan

partisipasi sebagai berikut:

Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian

masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan

keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan

upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi (hlm.27).

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

47

Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat bukan hanya

pada proses pelaksana kegiatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam hal

perencanaan dan pengembangan dari program tersebut. Secara sederhana

partisipasi masyarakat adalah keterlibatan seseorang (individu) atau sekelompok

masyarakat secara sukarela, dalam suatu kegiatan mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan kegiatan, sampai pada proses pengembangan kegiatan atau program

tersebut.

Partisipasi masyarakat dalam bidang keolahragaan menunjukkan suatu

indikator keterlibatan aktif masyarakat suatu daerah terhadap aktivitas olahraga.

Secara umum lingkup partisipasi olahraga dapat mencakup partisipasi langsung

seperti melakukan kegiatan olahraga ataupun partisipasi tidak langsung seperti

sebagai sponsor penyelenggara event olahraga. Secara khusus, partisipasi olahraga

merujuk pada keterlibatan langsun secara aktif sebagai pelaku olahraga.

Sesuai dengan Undang – undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3

tahun 2005 pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa “pelaku olahraga adalah setiap

orang dan/atau kelompok orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan

olahraga yang meliputi pengolahraga, pembina olahraga, dan tenaga

keolahragaan”. Pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Sedangkan olahragawan

adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan

dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi. Pembina olahraga merupakan

orang yang memiliki minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan

manajerial, dan/atau pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan

dan pengembangan olahraga. Tenaga keolahragaan adalah setiap orang yang

memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga.

Kesadaran masyarakat untuk berolahraga memberikan kontribusi dalam

pembangunan individu dan masyarakat yang cerdas, sehat, terampil, tangguh,

kompetitif, sejahtera, dan bermartabat. “Kedudukan olahraga amat penting dan

strategis dalam posisinya, karena memiliki kompetensi yang tinggi dalam

memengaruhi keberhasilan pembangunan sektor lainnya terutama yang berkaitan

dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan

masyarakatnya” (Farhan, 2011: 82).

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

48

Berdasarkan Undang – undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3

tahun 2005 bab XIV tentang peran serta masyarakat pasal 75 menyatakan bahwa :

1) Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk

berperan serta dalam kegiatan keolahragaan.

2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilakukan secara perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,

badan usaha, atau organisasi kemasyarakatan lain sesuai dengan prinsip

keterbukaan dan kemitraan.

3) Masyarakat dapat berperan sebagai sumber, pelaksana, tenaga sukarela,

penggerak, pengguna hasil, dan/atau pelayanan kegiatan olahraga.

4) Masyarakat ikut serta mendorong upaya pengembangan

keolahragaan.pembinaan dan pengembangan keolahragaan.

Kemalasan dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu adalah hal

yang sering dialami oleh semua orang. Dalam berolahraga, malas adalah hal yang

cukup sering ditemui. Hal ini biasanya disebabkan oleh 2 dua hal, yaitu pertama,

ketakutan akan sakit setelah melakukan olahraga. Rasa pegal yang muncul 1-2

hari sesudah latihan biasanya merupakan suatu pengalaman yang membuat jera,

sehingga orang berpikir dua kali kalau diajak untuk kembali berolahraga. Sesi

latihan dengan intensitas yang terlalu tinggi yang melebihi kapasitas tubuh

menjadi penyebabnya, ibarat bayi yang masih merangkak harus dipaksa berlari.

Kedua, kurangnya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran.

Orang yang tidak merasa perlunya menjadi pintar biasanya memang tidak rajin

belajar. Sama juga dengan orang yang tidak menyadari pentingnya kebersihan

biasanya akan malas untuk mandi. “Demikian juga, orang yang kurang menyadari

pentingnya hidup sehat dan bugar akan malas untuk berolahraga” (Ade Truna,

2010: 53).

Dari perspektif perorangan dikatakan bahwa, rendahnya tingkat

partisipasi berolahraga disebabkan oleh beberapa hal antara lain: (1) kegiatan

olahraga yang cenderung berorientasi pada peningkatan prestasi, (2) rendahnya

derajat kesehatan atau kebugaran jasmani sehingga secara psikologis merasa tidak

mampu, (3) tingkat ekonomi yang rendah sehingga tidak sangggup memenuhi

pengeluaran minimal untuk melibatkan diri dalam kegiatan olahraga, (4)

terkurasnya tenaga dan waktu akibat terlalu sibuk dalam pekerjaan.

Usaha pemerintah untuk menyiapkan fasilitas berolahraga yang dapat

dimanfaatkan untuk masyarakat umum menjadi daya tarik tersendiri dan

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

49

berdampak langsung pada adanya kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk

berolahraga secara teratur. Olahraga rutin sudah menjadi sebuah kebutuhan

sebagai pola hidup sehat bagi masyarakat, hal tersebut dapat dilihat seperti adanya

senam pagi, jalan sehat, fitnes, futsal, voli, sepak bola, sepeda santai yang juga

sering digelar untuk masyarakat. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam menjalankan aktifitas olahraga, terjadi peningkatan derajat kesehatan dan

kebugaran masyarakat dari tahun ke tahun.

Olahraga apabila sudah tumbuh dan berkembang serta membudaya pada

masyarakat, pada tahap berikutnya olahraga akan menjadi kebutuhan bagi

masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang sadar akan olahraga, tidak perlu

lagi dipaksa atau disuruh untuk melakukan olahraga. Jika masyarakat telah

menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan lebih banyak belajar

tentang olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar untuk tujuan yang ingin

dicapai baik untuk kesehatan, pendidikan, rekreasi bahkan dengan tujuan prestasi.

Angka partisipasi diukur berdasarkan rasio antara peserta kegiatan

dengan jumlah populasi yang berusia 7 tahun ke atas saat penelitian dilakukan.

Partisipasi olahraga masyarakat mengacu pada frekwensi aktivitas olahraga yang

dilakukan minimal tiga kali setiap minggunya. Rumus untuk mendapatkan angka

indeks partisipasi masyarakat adalah :

Indeks partisipasi = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:48)

d. Kebugaran Jasmani

Menurut Rusli Lustan (2001:7) mengemukakan bahwa “kebugaran

jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan fisik yan

memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas”. Daurer dan Pangrazi dalam

Mutohir dan Maksum (2011:10) mengatakan bahwa “seseorang dalam hal ini

yang memiliki kebugaran jasmani yakni kekuatan dan stamina yang memadai,

maka dalam melakukan aktivitas sehari – hari tidak mudah lelah dan mempunyai

cukup sisa energi untuk aktivitas yang lain dan siap dalam situasi yang darurat”.

Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan

aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Maksudnya, masih punya

tenaga cadangan dan selalu bersemangat untuk melakukan aktivitas yang lain.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

50

Oleh karena itu berbagai program dirancang untuk pencapaian kebugaran jasmani

yang optimal. Menurut Franks & Howley dalam Mutohir dan Maksum (2011:11)

“ada tiga hal utama yang harus diperhatikan agar mampu memiliki tingkat

kebugaran jasmani yang baik. Pertama adalah berolahraga yang teratur, makan

yang bergizi dan cukup, dan yang terakhir adalah istirahat yang cukup”.

Kebugaran jasmani memiliki dua macam komponen, yaitu komponen

kebugaran jasmani terkait kesehatan atau Health related fitness dan komponen

kebugaran jasmani terkait keterampilan atau Skill related fitness. Menurut Wuest

dan Bucher dalam (Mutohir dan Maksum, 2011:11) menyatakan bahwa

“komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan adalah

komposisi tubuh, daya tahan, kelincahan, dan kekuatan”. Berikut penjelasan

mengenai komponen kebugaran jasmani yang terkait kesehatan :

1) Daya Tahan

Menurut Wahjoedi (200:86) menyatakan bahwa “daya tahan adalah

kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau

berulang – ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu

tertentu”.

Daya tahan terbagi atas dua komponen yaitu daya tahan

kardiorespiratori, yaitu daya tahan jantung dan parru yang dapat diartikan

sebagai kesanggupan jantung (sistem peredaran darah) dan paru (sistem

pernapasan) untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari –

hari dalam kurun waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang

berarti. “Daya tahan otot dapat diartikan sebagai kapasitas otot untuk

melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitas

submaksimal” (Nurhasan, 2001:42).

2) Kekuatan Otot (Muscle Strength)

Kekuatan Otot adalah kemampuan tubuh mengerahkan tenaga untuk

menahan beban yang diberikan. Jika dilihat dari sudut pandang fisiologi

“kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu

kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban” (Mutohir dan

Maksum,2011:12). Senada dengan pernyataan yang diungkapkan Mochamad

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

51

Sajoto (1988:45) bahwa “kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok

otot untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya”.

Dari sudut pandang biomekanika kekuatan adalah gaya yang dapat

dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kali kontraksi maksimal.

Selanjutnya menurut Wahjoedi (2000:86) mengatakan bahwa “kekuatan otot

adalah tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau

sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal”.

Seseorang mungkin memiliki kekuatan otot pada bagian otot tertentu

tetapi belum tentu memiliki kekuatan yang sama pada bagian otot yang lain.

Melalui aktivitas olahraga yang dilakukan secara benar, teratur dan terencana

akan berdampak pada tingkat kekuatan yang lebih baik.

3) Kelentukan (Flexibilty)

Kelentukan menurut Mutohir dan Maksum (2011:15) adalah

”kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi untuk

melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal sesuai dengan

kemungkinan geraknya (range of movement)”. Dalam pengertian lain adalah

kesanggupan tubuh atau anggota gerak tubuh dalam melakukan gerakan pada

sebuah atau beberapa sendi seluas – luasnya. Lebih lanjut Wahjoedi (2000:87)

berpendapat bahwa “kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan

gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal”.

Kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui

ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal tanpa dipengaruhi

oleh suatu paksaan atau tekanan. Kelentukan gerak tubuh pada persendian

tersebut, sangat dipengaruhi oleh : elastisitas otot, jenis sendi, struktur tulang,

jaringan sekitar sendi, tendon dan ligamen di sekitar sendi serta kualitas sendi

itu sendiri.

4) Komposisi tubuh (Body compotition)

Komposisi tubuh merupakan perbandingan jumlah lemak yang

dikandung di dalam tubuh seseorang. Jika kita memiliki kandungan lemak

dalam tubuh yang berlebihan, akan menganggu sistem kerja organ tubuh

lainnya oleh karena itu, untuk mendapatkan kebugaran tubuh, sebaiknya jaga

asupan lemak yang kita makan.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

52

Komponen kesegaran jasmani yang kedua yaitu yang berhubungan

dengan ketrampilan dimana hal tersebut merupakan kualitas yang dimiliki

seseorang sehingga mampu untuk berpartisipasi dalam aktivitas olahraga.

Menurut Wuest & Bucher dalam Toho Cholik Mutohir,dkk (2011:11) bahwa,

kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan terdiri atas kelincahan,

keseimbangan, koordinasi, kekuatan, waktu reaksi, dan kecepatan”. Penjabaran

komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan adalah sebagai

berikut :

1) Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah Kemampuan seseorang untuk bergerak secepat

mungkin setelah menerima rangsang. “Kecepatan adalah kemampuan untuk

menggerakkan suatu aktivitas yang sama berulang – ulang serta

berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat – singkatnya” (Wahjoedi,

2000:88). Dalam berbagai kegiatan olahraga kecepatan merupakan hal yang

sangat dibutuhkan untuk menunjang prestasi.

Kecepatan ada 3 macam, yaitu kecepatan siklis yang merupakan

pengulangan gerakan dari satu bentuk keterampilan yang sama, kecepatan

asiklis yang merupakan keterampilan yang berkaitan dengan kecepatan dalam

sebuah permainan yang menggunakan alat, dan kecepatan reaksi yang

merupakan kecepatan yang dikerahkan sebagai tanggapan dari rangsangan

yang diterima oleh tubuh dan dilakukan pada saat mendapat rangsang.

2) Daya ledak (power)

Daya ledak merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan

kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran

kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya. Senada

dengan pendapat Toho Cholik Mutohir,dkk (2011:19) “Daya adalah gabungan

antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan otot secara maksimum dengan

kecepatan maksimum”. Sedangkan menurut Wahjoedi (2000:88) “daya ledak

adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok untuk

bekerja secara eksplosif”. Dalam mempraktikkan berbagai kegiatan olahraga

membutuhkan daya yang cukup besar untuk memindahkan badan/beban dalam

waktu tertentu agar dapat menampilkan performa yang maksimal.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

53

3) Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau

sikap tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan tersebut

dapat berupa keseimbangan statis (static balance) pada saat berdiri maupun

keseimbangan dinamis (dynamic balance) pada saat melakukan suatu gerakan

tertentu. Menurut Wahjoedi (2000:88) mengemukakan “keseimbangan adalah

kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada

saat melakukan gerakan.

4) Kelincahan (agility)

Kelincahan merupakan kemampuan tubuh untuk merubah-ubah posisi

tubuh dan mengatasi rintangan dengan dalam waktu yang singkat. Kelincahan

ini merupakan perpaduan dari unsur kelentukan dan kecepatan, bahkan

kekuatan. “Kelincahan lebih menekankan pada kemampuan tubuh atau bagian

tubuh untuk menubah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi

dan ini sangat berkaitan dengan komponen lain yakni kecepatan dan

koordinasi” (Mutohir.T.C dan Maksum.A, 2011:19).

Sementara menurut Wahjoedi, (2000:88) “kelincahan adalah

kemampuan tubuh untuk mengubah arah secara tepat tanpa adanya gangguan

keseimbangan”. Dengan kelincahan yang baik, seseorang dapat melakukan

aktivitas dengan lebih baik, dinamis, efektif dan efisien.

5) Koordinasi (coordination)

Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggabungkan

beberapa gerakan menjadi satu gerakan secara tepat, cermat dan efisien. Sesuai

dengan pendapat Wahjoedi (2000:89) yang menyatakan bahwa “koordinasi

adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara cepat, tepat, cermat

dan efisien”.

Kemampuan koordinasi sangat mendukung penguasaan keterampilan

dasar gerak. Menurut Toho Cholik Mutohir,dkk (2011:21) “koordinasi adalah

kemampuan tubuh untuk mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda

menjadi satu gerakan tunggal yang harmonis dan efektif". Hampir semua

kegiatan olahraga membutuhkan koordinasi, koordinasi meliputi mata –

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

54

tangan, mata – kaki, tangan – kaki, mata – tangan – kaki, telinga – mata – kaki,

dan seterusnya.

6) Kecepatan reaksi (reaction time)

Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan dari saaat diterimanya

rangsangan sampai awal munculnya reaksi. Menurut Wahjoedi (2000:88)

menjelaskan bahwa “kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk

memberikan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus atau rangsangan”.

Kecepatan reaksi tidak hanya dibutuhkan dalam kegiatan olahraga saja namun

dalam melakukan aktivitas sehari – hari juga memerlukan suatu kecepatan

reaksi.

Kebugaran jasmani merupakan suatu kondisi yang lebih dari kata sehat

dan untuk mendapatkan kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan

sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat

yang meliputi upaya bugar yaitu: makan, istirahat dan olahraga. Menurut Perry

Howard (1997:37-38) “faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe, atau bentuk badan, keadaan kesehatan,

gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan kegiatan jasmaniah”.

Untuk menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan terlebih dahulu

peneliti menghitung kebugaran masing – masing klasifikasi usia dengan

mengunakan tes Multistage Fitness Tes (MFT). Nilai maksimum kebugaran adalah

40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Langkah selanjutnya yaitu menghitung indeks

kebugaran menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks kebugaran = Nilai Aktual –Nilai Minimum

Nilai Maksimum – Nilai Minimum

(Agus Kristiyanto, 2012:47)

Setelah mendapatkan nilai indeks dari masing – masing usia kemudian

menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan menggunaan rumus sebagai

berikut :

Indeks kebugaran = IK. Anak – anak + 2 x IK. Remaja + IK. Dewasa

4

(Agus Kristiyanto, 2012:47)

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

55

4. Metode Penerapan Sport Development Indeks

Setelah semua nilai indeks dari keempat indikator pembangunan olahraga

didapatkan maka tahap selanjutnya menghitunng indeks secara keseluruhan dengan

menggunakan rumus :

SDI= Indeks ruang terbuka + Indeks SDM + Indeks Partisipasi + Indeks Kebugaran

4

(Agus Kristiyanto, 2012:47)

Setelah mendapatkan hasil dari indeks keseluruhan, kemudian menentukan

tingkat indeks berdasarkan tabel norma sebagaimana table 2.2

Tabel 2.2 Norma SDI

Angka Indeks Norma / Kategori

0,800 – 1,000 Tinggi

0,500 – 0,799 Menengah

0,000 – 0,499 Rendah

(Agus Kristiyanto, 2012:47)

Hasil dari data yang sudah dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk

tabel, grafik dan diagram yang ditambah dengan penjelasan secara naratif agar lebih

mudah dipahami sebagai data yang bersifat kuantitatif. Sedangkan data kualitatif

yang berupa hasil wawancara dari berbagai narasumber akan disajikan dalam bentuk

teks berupa rangkaian pertanyaan disertai jawaban dari para narasumber. Tahap

analisis data yang terakhir adalah penarikan kesimpulan serta verifikasiya. Penarikan

kesimpulan berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

belum jelas sehingga setelah diteliti kemudian menjadi jelas. Kesimpulan yang

dibuat dapat menjawab rumusan masalah yang diperkuat dengan berbagai data,

sehingga dapat dijadikan kesimpulan yang dipaparkan adalah hasil dari sajian data

berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang saling menguatkan satu sama lain.

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan terkait pembangunan olahraga antara lain penelitian

yang dilakukan oleh Supriyono di Kabupaten Balungan Propinsi Kalimantan Timur

pada tahun 2013. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa hasil pembangunan olahraga

di Kabupaten Balungan dalam kategori rendah sesuai norma indeks yaitu sebesar 0,306,

tetapi bila dibandingkan dengan hasil survei SDI nasional tahun 2006 sebesar 0,280

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

56

hasil pembangunan olahraga Kabupaten Balungan lebih tinggi. Dari 4 indikator untuk

mengukur kemajuan pembangunan olahraga di Kabupaten Balungan, hanya ada 2

indikator yang menunjukkan kemajuan yaitu ruang terbuka dan kebugaran jasmani

masyarakat.

Penelitian lain yaitu yang dilakukan Putra Sastaman B di Kota Pontianak

Propinsi Kalimantan Barat tahun 2014 menunjukkan bahwa hasil pembangunan

olahraga Kota Pontianak dapat disimpulkan sebagi berikut : 1) nilai indeks ruang

terbuka 0,429, 2) nilai indeks SDM 0,001, 3) nilai indeks partisipasi masyarakat 0,455,

4) nilai indeks kebugaran jasmani 0,323. Dari keempat nilai indeks tersebut didapatlah

nilai indeks pembangunan olahraga Kota Pontianak yaitu sebesar 0,302, nilai tersebut

jika ditinjau dari norma SDI berada pada rentang angka 0,001 – 0,499 artinya

pembangunan olahraga Kota Pontianak masih dalam kategori rendah.

Salah satu guru besar dibidang olahraga Agus Kristiyanto dalam disertasinya

implikasi kebijakan pembangunan olahraga berbasis sport development indeks (SDI)

model konseptual pola hubungan kausalitas multivariable SDI dan mentalitas budaya

prestasi di masyarakat pada tahun 2012 juga menjadi penelitian yang relevan dan

bahkan referensi bagi para peneliti yang akan meneliti tentang pembangunan olahraga.

Penelitan tersebut menjelaskan bahwa resonansi pembangunan olahraga untuk

kesejahteraan rakyat akan semakin meluas tatkala bersinggungan dengan komponen –

komponen pembangunan yang lain, seperti : industri olahrga, pengembangan dampak

ekonomi event olahraga, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga,

rancangan media pembentukan karakter bangsa, pengembangan rasa nasionalisme,

peningkatan produktivitas masyarakat melalui usaha pengembangan kebugaran fisik,

dan persoalan – persoalan sosial lain yang sangat bervariasi di masyarakat.

Nilai – nilai hasil pembangunan olahraga yang semakin dirasakan berdampak

bagi peningkatan kesejahteraan, pada gilirannya akan menjadi kekuatan balikan yang

berupa dukungan besar masyarakat untuk pembangunan olahraga masa depan.

Pembangunan selayaknya dari, oleh dan untuk masyarakat yang keberhasilannya untuk

mensejahterakan rakyat dan untuk menuju bangsa yang semakin maju.

Penelitian oleh Agus Kristiyanto yang kemudian dituangkan dalam bukunya

tentang pembangunan olahraga menjadi referensi peneliti dalam mengembangkan ide

dan metode penelitian yang kemudian disesuaikan dengan masalah, tujuan, manfaat dan

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

57

tempat penelitian yaitu Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah, serta

menghubungkan sumber – sumber lainnya yang terkait dengan proses pembangunan

dan kebijakan pemerintah terkait pembangunan olahraga di Kabupaten Wonogiri. Dari

beberapa penelitian di atas maka peneliti memiliki dasar yang kuat baik secara teori dan

metode untuk melaksanakan penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Fokus pembangunan keolahragaan saat ini adalah pembudayaan dan

peningkatan prestasi olahraga yang jika dikaitkan dengan bangunan olahraga berarti

penguatan fondasi bangunan olahraga yaitu budaya berolahraga dan penguatan pola

pembibitan olahraga prestasi guna menciptakan sebanyak-banyaknya sumber daya calon

olahragawan berbakat dari berbagai daerah sesuai dengan karakter fisik dan kultur lokal,

serta kondisi lingkungan yang mendukung pembentukan potensi-potensi olahraga

unggulan di daerah.

Berdasarkan uraian di atas ada beberapa pernyataan penting sebagai kerangka

berpikir : 1) Olahraga merupakan hak dan kebutuhan setiap orang tanpa memperhatikan

status sosial, gender, dan etnik sesuai dengan UUSKN tahun 2005. 2) Akses masyarakat

untuk melakukan olahraga wajib difasilitasi oleh pemeritah, sekurang – kurangnya

menyagkut ketersedian ruang terbuka dan tenaga keolahrgaan. 3) Sistem pembinaan

olahraga harus mencakup 3 pilar, yakni olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan

olahraga prestasi. Penonjolan satu pilar dengan mengabaikan pilar lain akan melahirkan

ketimpangan. 4) Aktifitas yang dilakukan masyarakat sekurang – kurangnya berdampak

pada kebugaran. 5) Komunitas prestasi tinggi dalam olahraga akan lahir dari masyarakat

yang tingkat kebugarannya tinggi, dan kebugaran jasmani yang tinggi akan lahir jika

tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan olahraga meningkat.

Faktor keberhasilan pembangunan olahraga mengacu pada dimensi : 1)

partisipasi, 2) ruang terbuka, 3) kebugaran, 4) sumber daya manusia. Keempat dimensi

tersebut mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga yang kemudian disebut

Sport Development Indeks. Dari keempat indikator tersebut kemudian akan didapat nilai

indeks yang selanjutnya akan disesuaikan dengan norma sport development indeks

(SDI) untuk dapat menyimpulkan apakah pembangunan olahraga pada suatu daerah

dikatakan tinggi, sedang atau rendah.

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. · indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh

58

Dari beberapa pokok pikiran di atas, alur kerangka pemikiran dalam penelitian

ini secara skematis sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka berpikir SDI

PEMBANGUNAN OLAHRAGA

SPORT DEVELOPMENT INDEX

(SDI)

RUANG

TERBUKA SDM

PARTISIPASI

MASYARAKAT

KEBUGARAN

JASMANI

HASIL PEMBANGUNAN OLAHRAGA

KABUPATEN WONOGIRI