17
9 BAB II KAJIAN TEORI A . Tinjauan Perancangan Seperti yang dikemukakan oleh Cunningham (1982:4), perancangan diartikan sebagai menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, imajinasi, fakta dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan tersebut, urutan kegiatan yang diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam hal ini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apakah wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan (Dr Hamzah B. Uno 2006:1). Perancanaan juga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Sondang P.Siagian, 1994:108). B. Tinjauan Buku Ilustrasi 1. Pengertian Buku Buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi atau kosong (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998:152) Pengertian ini sangat sederhana dan

BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · Buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi atau kosong ... 2) Ilustrasi komik atau cerita bergambar 3) Ilustrasi rubrik

  • Upload
    vandang

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A . Tinjauan Perancangan

Seperti yang dikemukakan oleh Cunningham (1982:4), perancangan

diartikan sebagai menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, imajinasi, fakta

dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan

memformulasi hasil yang diinginkan tersebut, urutan kegiatan yang diperlukan dan

perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian.

Perencanaan dalam hal ini menekankan pada usaha menyeleksi dan

menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha

untuk mencapainya. Apakah wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha

untuk mencapainya merupakan perencanaan (Dr Hamzah B. Uno 2006:1).

Perancanaan juga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di

masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

(Sondang P.Siagian, 1994:108).

B. Tinjauan Buku Ilustrasi

1. Pengertian Buku

Buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi atau kosong

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998:152) Pengertian ini sangat sederhana dan

10

umum tetapi secara khusus menyatakan bahan, susunan, dan isi sebuah buku.

Bahan buku itu adalah kertas yang disusun dalam bentuk jilidan serta berisi

tulisan atau kosong.

Dalam arti luas buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis

dan dilukis atas segala macam lembaran papirus, lontar, perkamen dan kertas

dengan segala bentuknya: berupa gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau

dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu (Ensiklopedi

Indonesia, 1980:538).

2. Pengertian Ilustrasi

Ilustrasi merupakan gambar untuk membantu memperjelas isi buku,

atau karangan (Hasan Alwi,2002:425).

Wojirsch (1995) berpendapat bahwa ilustrasi merupakan gambaran

pesan yang tak terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan

tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat

menjelaskan makna yang terkandung didalam pesan tersembunyi(dikutip dari

www.e-journal.com, diakses tanggal 15/3/16, 08:34).

3. Jenis Ilustrasi

Berdasarkan corak dan bentuknya, ilustrasi dibagi menjadi beberapa

jenis yaitu (dikutip dari www.senibudaya.web.co.id, diakses tanggal 14/3/16,

23:01):

11

a. Realistis

Corak realis artinya gambar dibuat sesuai dengan keadaan yang

sebernarnya, baik proporsi maupun anatomi dibuat sama menyerupai dengan

objek yang di gambar.

b. Dekoratif

Dekoratif diwujudkan dengan cara menstiril atau mengubah bentuk

yang ada di alam tanpa meninggalkan ciri khasnya. Corak dekoratif

merupakan corak yang sering ditemukan terutama dalam rumah.

c. Karikaturis

Karikatur berasal dari bahasa Italia caricature yang berarti melebih-

lebihkan atau mengubah bentuk (deformasi). Gambar karikatur menampilkan

objek seseorang dengan karakter yang aneh dan lucu dan mengandung

kritikkan dan sindiran.

d. Ekspresionis

Corak ekspresionis merepukan kecenderungan seorang seniman

untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme

bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik.

Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan

depresi daripada emosi bahagia. Penganut paham ekspresionisme memiliki

dalil bahwa “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu

pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini bertalian dengan apa yang

dialami oleh seseorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis

12

aliran ini Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan bahwa seni adalah

pengungkapan dari kesan-kesan ( art is expression of impresion ). Menurut

Croce ekspresi sama dengan intuisi. Intuisi adalah pengetahuan intuitif yang

diperoleh melalui pengkhayalan tentang hal-hal individual yang

menghasilkan gambaran angan-angan (The Liang Gie, 1976:75). Gambar

ekspresionis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1).Pengungkapannya berwujud berbagai gambaran angan-angan misalnya

warna, garis, dan kata

2).Mengungkapkan bagi seseorang sama dengan menciptakan seni dalam

dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar

3) Merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke

arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.

Sedangkan berdasarkan penempatannya, ilustrasi dibagi menjadi

beberapa jenis yaitu:

1) Ilustrasi cerita

2) Ilustrasi komik atau cerita bergambar

3) Ilustrasi rubrik

4) Karikatur dan kartun

5) Ilustrasi periklanan

13

4. Fungsi Ilustrasi

Ilustrasi merupakan gambaran singkat alur suatu cerita guna lebih

menjelaskan salah satu adegan, dan merupakan suatu cara untuk menciptakan

efek atau memperlihatkan suatu subjek dengan tujuan sebagai berikut (Artini

Kusmiarti R, Sri Pudjiastuti, Pamuji Suptandar, 1999:47) :

a. Untuk menggambarkan suatu produk atau ilusi yang belum ada

b. Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang agak mustahil, misalnya

gambar sebuah pohon yang memakai sepatu

c. Mencoba menggambarkan ide abstrak�

d. Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk kartun

atau karikatur

e. Memperjelas suatu artikel untuk bidang medis atau teknik, dengan gambar

yang memperlihatkan bagaimana susunan otot atau cara kerja sebuah mesin

5. Pengertian Buku Bergambar

Buku ilustrasi atau buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan

cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita

dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk

mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya

secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga

mempengaruhi minat siswa untuk membaca cerita. Oleh karena itu, gambar

dalam cerita anak-anak harus hidup dan komunikatif (Stewing, 1980:97).

14

6. Jenis Buku Bergambar

Menurut Rothlein dan Meinbach (1991) buku bergambar dapat

dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu (dikutip dari repository.um.ac.id,

diakses tanggal 15/3/16, 23:47) :

a. Buku abjad (alphabet book)

Dalam buku alfabet, setiap huruf alphabet dikaitkan dengan suatu

ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan

dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek dan mudah teridentifikasi.

Beberapa buku alfabet diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti

peternakan dan transportasi. Buku alfabet berfungsi untuk membantu siswa,

menstimulasi dan membantu pengembangan kosakata.

Gambar 1. Contoh Alphabet Book

Sumber: google.com

b. Buku mainan (toys book)

Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak

biasa. Buku mainan sendiri dari buku kartu papan, buku pakaian dan buku

pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk memahami

15

teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku

mainan membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif,

meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan untuk mencintai buku.

Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini

Gambar 2. Contoh Toys Book

Sumber: google.com

c. Buku konsep (consept books)

Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan

menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep

yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep yang ditekankan diajarkan

melalui alur cerita atau dijelaskan melalui repetisi (pengulangan), dan

perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dapat

didemonstrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya.

16

Gambar 3. Contoh Concept Book

Sumber: google.com

d. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books)

Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu

cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang

dan popular pada masyarakat generasi muda. Ini terdapat di televisi, komik,

dan bentuk visual lainnya dari komunikasi. Alur cerita disajikan dengan

gambar yang diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas. Buku

bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk, seperti buku berupa buku

humor, buku serius, buku informasi atau buku fiksi. Buku ini mempunyai

beberapa keunggulan, misalnya untuk mengembangkan bahasa tulis dan lisan

secara produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman juga

dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui ilustrasi. Anak-

anak menganalisis maksud pengarang dengan mengidentifikasi ide pokok dan

memahami ceritanya.

17

Gambar 4. Contoh Wordless Picture Book

Sumber: google.com

e. Buku cerita bergambar.

Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks

tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku

ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman

kehidupan sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia

atau binatang. Di sini ditampilkan kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan,

sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan

pengalaman pribadinya. Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan

baik akan memberikan kontribusi pada perkembangan sastra anak. Buku

bergambar yang baik memuat elemen instrinsik sastra, seperti alur , struktur

yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik.

Buku ini dapat menimbulkan imajinasi orisional dan mempersiapkan

stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar dapat memberikan apresiasi

bahasa dan mengembangkann komunikasi lisan, mengembangkkan proses

berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni.

18

7. Fungsi dan Peranan Cerita Bergambar

Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005) mengungkapkan fungsi dan

pentingnya buku cerita bergambar sebagai berikut (dikutip dari

www.elib.unikom.ac.id, diakses tanggal 25/3/16, 11:42):

a. Membantu perkembangan emosi anak

b. Membantu anak belajar tentang dunia dan keberadaannya

c. Belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi dan pengembangan

perasaan

d. Memperoleh kesenangan

e. Untuk mengapresiasi keindahan, dan

f. Untuk menstimulasi imajinasi

E. Tinjauan Perkembangan Anak-Anak Usia 6-8 Tahun

Menurut Piaget perkembangan moral anak dibagi menjadi dua tahapan

yang jelas. Tahap pertama disebut “tahap realisme moral” atau “moralitas oleh

pembatasan” dan tahap kedua disebut “tahap moralitas otonomi” atau “moralitas

oleh kerjasama atau hubungan timbal balik”. Pada tahan pertama, perilaku anak

ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran atau

penilaian. Mereka menganggap orangtua dan semua orang dewasa yang berwenang

sebagai maha kuasa dan anak mengikuti peraturan yang diberikan tanpa

mempertanyakan kebenarannya (dikutip dari www.pendidikanakmulaidini.com,

diakses tanggal 14/03/16, 21:53).

19

Sekitar usia 6 tahun, anak-anak mulai mencerna kaidah moral dari perilaku

hingga memperoleh suatu kata hati. Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk

memahami dan mereka perlu didampingi oleh orang dewasa. Guru dan orang tua

perlu membantu mereka mengembangkan kata hatinya dan meningkatkan kendali

diri. Pada usia ini anak mulai dapat membuat pertimbangan yang akurat mengenai

salah dan benar dan mulai memegang teguh pemahaman barunya mengenai kaidah

(Berdekamp, 1987:7)

Havighurst berpendapat masa kanak-kanan akhir dan anak sekolah yaitu

usia 6-12 tahun memiliki karakteristik seperti berikut (Hurlock, 1980:98):

1. Belajar keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-hari

2. Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang

tumbuh berkembang

3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya

4. Belajar peranan social sebagai pria dan wanita

5. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung

6. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari

7. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai-nilai

8. Mencapai kebebasan pribadi

9. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan institusi

F. Tinjauan Wiracerita

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wiracarita atau juga yang biasa

disebut dengan epos merupakan karya sastra tradisional yang menceritakan kisah

20

kepahlawanan (dikutip dari www.kbbi.web.id, diakses tanggal 15/3/16, 23:46)

Biasanya karya asli wiracerita berupa syair. Ramayana merupakan salah satu

wiracerita yang terkenal di seluruh dunia.

G. Tinjauan Buku Pop Up

1. Pengertian Buku Pop Up

Buku pop up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat

bergerak ketika halaman buku dibuka sehingga konstruksi kertas pada halaman

berubah. Sekilas pop up hampir sama dengan origami dimana kedua seni ini

mempergunakan teknik melipat kertas. Walau demikian, origami lebih

memfokuskan diri pada menciptakan objek atau benda sedangkan pop up lebih

cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat gambar tampak

secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga

dapat bergerak yang disusun sealami mungkin (Dzuanda, 2009:1).

2. Sejarah Buku Pop Up

Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, pop-up diawali dengan

kontruksi yang masih sederhana, sekitar awal abad ke-13. Pada masa itu teknik

ini disebut movable book (buku bergerak), dengan melibatkan peran mekanis

pada kertas yang disusun sedemikian rupa sehingga gambar/objek/beberapa

bagian pada kertas tampak bergerak, memiliki bentuk atau dimensi. Movable

book pertama kali diterapkan di Eropa dan mulai diproduksi secara massal

seiring berkembangnya movable type oleh Johannes Gutenberg. Movable book

21

pertama kali muncul dengan teknik volvelles (atau yang kini dikenal sebagai

teknik rotary), yakni melibatkan peranan poros pada susunan mekanis kertas.

Teori tentang volvelles ini dicetuskan oleh Matthew Paris (1200-1259) dan

Ramon Llull (1235-1316).

Secara teknis, movable book pada volvelles dapat dinikmati dengan

cara memutar bagian kertas yang berporos tersebut. Pada perkembangan

selanjutnya, tahun 1500-an movable book dimanfaatkan untuk bidang medis

dalam menggambarkan anatomi tubuh manusia. Andreas Vesalius (1514-1564),

adalah seorang profesor anatomi dari Brussels yang menerapkan movable book

pada bukunya yang berjudul, De Humani Corporis Fabrica Librorum pada

1543. Para medis menyebut naskah ini dengan istilah lift the flap. Lift the flap

dikemas dengan menyusun/menumpuk beberapa kertas, lalu mengunci salah

satu sisi susunan kertas dan menyisakan sebagian besar bagian kertas agar dapat

dibuka dan ditutup kembali.

Lift the flap menjadi semakin berkembang dengan kekuatan ciri khas

teknis yang dari dulu hingga kini masih dipertahankan. Mekanis yang sederhana

dan ramah kiranya menjadikan lift the flap lebih dekat dengan target pasar anak-

anak. Manfaatnya besar, secara tidak langsung kegiatan melihat, membuka dan

menutup gambar pada lift the flap dapat melatih perkembangan motorik pada

anak-anak.

Movable book mengalami masa keemasan pada 1800-an. Di mana pada

masa ini muncullah beberapa nama yang mengembangkan movable book dengan

berbagai mekanis yang lebih rumit dan dengan target pasar yang lebih luas,

22

terutama anak-anak. Salah satunya adalah Lothar Meggendorfer (1847-1925)

dari Jerman. Karya yang dihasilkan saat itu lebih pada karya yang menghasilkan

gerak dan bentuk yang lebih berdimensi (tekstur nyata) pada saat bagian

halaman kertas dibuka. Baru pada tahun 1930-an, Amerika Serikat

menggunakan istilah pop up untuk produksi movable book-nya. Akhirnya istilah

pop up-lah yang populer hingga saat ini. Popup d ikenal pada saat teknisnya

telah dieksekusi dengan lebih rumit. (dikutip dari www.dgi-indonesia.com,

diakses tanggal 14/3/16, 00:11)

3. Jenis Buku Pop Up

Buku pop up yang ada saat ini memiliki beberapa jenis berdasarkan teknik

pembuatannya, yaitu sebagai berikut (Mark Hiner, 1996 : 16):

a. V-folding

Menambah klan panel lipat pada sisi gambar yang akan ditempelkan.

Penel ini diletakkan disisi dalam kartu sehingga tidak tampak dari luar. Sudut

harus diperhatikan agartidak terjadi kemiringan

Gambar 5. Teknik V-Folding

Sumber: dgi-indonesia.com

23

b. Internal stand

Biasanya digunakan sebagai sandaran kecil, sehingga pada saat

dibuka, gambarnya akanberdiri. Dibuat dengan cara potongan kertas yang

dilipat tegak lurus dan diberipanel untuk ditempelkan pada kartu.

Gambar 6. Teknik Internal Stand

Sumber: dgi-indonesia.com

c. Rotary

Rotary memiliki cara dengan membuat dua bagian secara terpisah

dan disatukan oleh poros ditegahnya. Harus diperhatikan ketepatan

porosnya sehingga pada saat diputar, gambar yangtampak melalui lubang

yang disediakan tidak melenceng.

Gambar 7. Teknik Rotary

Sumber: dgi-indonesia.com

24

d. Mouth

Biasanya digunakan untuk memungkinkanada gerakan secara

segaris. Cara membuatnya dengan membuat lubang secukupnya sebagai

lintasan, kemudian tempelkan gambar dan panel dengan posisigambar-

kartu-panel, sehingga kartu terletak di lapisan tengah. Dengan demikian

gambar dapat digerakan.

Gambar 8. Teknik Mouth

Sumber: dgi-indonesia.com

e. Parallel slide

Biasanya digunakan untuk memungkinkanada gerakan secara

segaris. Cara membuatnya dengan membuat lubang secukupnya sebagai

lintasan, kemudian tempelkan gambar dan panel dengan posisigambar-

kartu-panel, sehingga kartu terletak di lapisan tengah. Dengan demikian

gambar dapat digerakan.

25

Gambar 9. Teknik Parallel Slide

Sumber: dgi-indonesia.com