25
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi dilakukan oleh manusia yang merupakan mahluk sosial. Manusia sebagai mahkluk sosial yang selalu dituntut untuk berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia merupakan mahkluk yang diciptakan untuk hidup berhubungan dengan orang lain. Proses interaksi tersebut membutuhkan alat bantu untuk berhubungan dengan individu yang lain. Atas dasar hal tersebut kemudian munculah apa yang disebut variasi bahasa. Variasi bahasa sendiri muncul karena proses interaksi sosial dari para pelaku bahasa yang beragam. Bahasa merupakan salah satu alat bantu untuk berinteraksi dengan manusia lain. Semua gagasan, ide, maupun maksud dari penutur disampaikan melalui bahasa. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa tersebut juga mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi juga ikut andil dalam perkembangan bahasa. Perbedaan golongan, pekerjaan, aktivitas, komunitas, juga memberikan andil terhadap keanekaragaman bahasa. Hal-hal tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu penyebab munculnya variasi bahasa. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa itu tidak hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi

BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

  • Upload
    vandat

  • View
    233

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Variasi Bahasa

Fungsi bahasa yang utama adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi

dilakukan oleh manusia yang merupakan mahluk sosial. Manusia sebagai mahkluk

sosial yang selalu dituntut untuk berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia

merupakan mahkluk yang diciptakan untuk hidup berhubungan dengan orang lain.

Proses interaksi tersebut membutuhkan alat bantu untuk berhubungan dengan

individu yang lain. Atas dasar hal tersebut kemudian munculah apa yang disebut

variasi bahasa. Variasi bahasa sendiri muncul karena proses interaksi sosial dari para

pelaku bahasa yang beragam. Bahasa merupakan salah satu alat bantu untuk

berinteraksi dengan manusia lain. Semua gagasan, ide, maupun maksud dari penutur

disampaikan melalui bahasa.

Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa tersebut juga mengalami

perkembangan. Perkembangan teknologi juga ikut andil dalam perkembangan bahasa.

Perbedaan golongan, pekerjaan, aktivitas, komunitas, juga memberikan andil

terhadap keanekaragaman bahasa. Hal-hal tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu

penyebab munculnya variasi bahasa. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa

itu tidak hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

9

juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan berbeda-beda. Setiap orang

mempunyai kegiatan yang berbeda-beda pula. Setiap individu penutur menyebabkan

keberagaman bahasa tersebut. Penutur yang berada diwilayah yang sangat luas akan

menimbulkan keberagaman bahasa yang lebih banyak.

Variasi bahasa adalah jenis ragam bahasa yang pemakaianya disesuaikan

dengan fungsi dan situasi tanpa menghasilkan kaidah-kaidah pokok yang berlaku

dalam bahasa yang bersangkutan (Suwito, 1985: 29). Variasi bahasa berkenaan

dengan penggunannya, pemakainya atau fungsinya disebut fungsiolek ragam atau

register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan gaya atau

tingkat keformalan dan sarana penggunaan (Nababan melalui Chaer, 1995: 89-90).

Ciri variasi bahasa yang terjadi karena adanya perbedaan bidang pemakaian antara

lain leksikogramatis, fonologis, ciri penunjuk yang berupa bentuk kata tertentu,

penanda gramatis tertentu, atau bahkan penanda fonologi yang memiliki fungsi untuk

memberi tanda kepada para pelaku bahasa bahwa inilah register yang dimaksud.

Penanda atau ciri itu pulalah yang membedakan antara register satu dengan yang

lainnya.

Variasi bahasa dapat juga dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu

register dan dialek. Dialek merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakainya,

sedangkan register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya. Dalam

kehidupan, seseorang mungkin saja hidup dengan satu dialek, tetapi tidak hanya

hidup dengan satu register, sebab dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

10

bidang yang dilakukan pasti lebih dari satu. Adanya faktor-faktor sosial dan faktor

situasional yang mempengaruhi pemakaian bahasa menimbulkan variasi-variasi

bahasa. Dengan timbulnya variasi bahasa menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat

aneka ragam dan manasuka.

B. Register

Register merupakan merupakan salah satu bentuk gejala variasi bahasa yang

disebabkan oleh perbedaan bidang pemakaian. Register merupakan proses atau hasil

dari pemakaian kosa kata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan maupun

kelompok sosial tertentu. Menurut Suwito (1985: 25) mengemukakan bahwa register

sebagai bentuk variasi bahasa yang disebabkan sifat khas kebutuhan pemakainya.

Register dengan kata lain bisa diartikan sebagai suatu bahasa yang biasa

dipergunakan pada saat ini, bahasa yang tergantung pada apa saja yang dikerjakanya

dan sifat kegiatanya mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya

melibatkan masyarakat tertentu.

Register muncul disebabkan oleh banyak hal kebahasaan, salah satunya

variasi bahasa. Kedua hal tersebut merupakan dua bagian yang saling berhubungan

dan saling mempengaruhi. Register sendiri merupakan salah satu bentuk gejala

variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan bidang pemakaian. Register

merupakan proses atau hasil dari pemakaian kosa kata khusus yang berkaitan dengan

jenis pekerjaan maupun kelompok sosial tertentu. Konsep register menurut Wardaugh

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

11

(1986: 48) adalah pemakaian kosa kata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan

maupun kelompok sosial tertentu.

Ciri-ciri register secara umum adalah pertama register hanya mengacu pada

pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok pekerja yang berbeda.

Kedua, bahasa register sesuai dengan situasi komunikasi yang terjadi berulang secara

teratur dalam suatu masyarakat yang berkenaan dengan pertisipan, tempat, fungsi-

fungsi komunikatif. Ketiga, register digunakan oleh suatu kelompok ataupun

masyarakat tertentu sesuai dengan profesi dan keahlian yang sama.

Register dibedakan menjadi dua bagian menurut Halliday (1978: 35), yaitu

“terbatas” atau restricted languages dan “bahasa untuk tujuan khusus” atau language

for special purposes. Bahasa terbatas atau restricted languages jarang dimengerti

oleh orang lain yang tidak berkecimpung di bidang yang sama seperti penutur.

Bahasa tersebut disampaikan cenderung dalam bentuk ringkas, dan cenderung susah

dimengerti. Bahasa untuk tujuan khusus atau language for special purposes dapat

ditemukan dalam komunikasi sehari-hari. Misalnya saja bahasa yang dilakukan dalam

percakapan sehari-hari saat bercanda, bermain, sehingga tanpa ikut dalam kegiatan

tersebut penutur mudah untuk dimengerti oleh petutur. Register ini terbentuk dari

wacana yang dipakai suatu kelompok masyarakat yang setiap bidang kegiatannya

memiliki ciri register yang berbeda.

Istilah register dilihat dari tingkat keformalanya menurut Pateda (1987: 64-65)

adalah pemakaian bahasa yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

12

Dikemukakan pula ada lima jenis register, yakni register beku, register formal,

register casual, register konsultatif, dan register intimate. Register beku atau

oratorical adalah register yang dipakai oleh pembicara yang profesional sehingga

orang tertarik dengan pembicaraannya, sedangkan register deliberative atau register

formal yang ditujukan kepada pendengar untuk memperluas pembicaraan yang

disengaja. Register consultative atau konsultatif adalah register yang terdapat dalam

transaksi perdagangan, dimana terjadi dialog karena membutuhkan persetujuan antara

keduanya. Register casual atau kasual register yang digunakan dalam situasi tidak

resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman, biasanya digunakan

untuk menghilangkan kekakuan bahasa yang terjadi antara dua orang yang sedang

berbincang, dan register intimate atau akrab digunakan oleh penutur yang

hubunganya sudah akrab, seperti dipergunakan dalam suasana kekeluargaan. Ragam

ini menggunakan bahasa yang kurang lengkap dengan artikulasi kurang jelas.

C. Istilah

Istilah penjabaranya adalah kosakata, kamus yang sederhana, daftar istilah

dalam suatu bidang disusun menurut abjad dan dilengkapi dengan keterangannya,

komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata

dalam bahasa, kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa. Istilah adalah kata atau

gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau

sifat yang khas dalam bidang tertentu (Kridalaksana, 2001: 86).

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

13

Dilihat dari konteks pemakaianya istilah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

istilah yang terbentuk dari istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum yaitu istilah

yang unsur bahasanya digunakan secara umum, sedangkan istilah khusus merupakan

istilah yang ada di dalam perbendaharaan suatu bahasa atau kata yang pemakainya

atau maknanya terbatas pada bidang atau konteks tertentu.

Istilah dapat berasal dari beberapa sumber yang dapat dijadikan dasar

pembentukan istilah (Depdikbud, 2007: 12). Sumber-sumber pembentukan istilah itu

diantaranya sebagai berikut.

1. Kosakata Bahasa Indonesia

Kata Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah adalah kata umum, baik

yang lazim ataupun yang tidak lazim yang memenuhi salah satu syarat atau lebih

yang berikut ini.

a. Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses,

keadaan atau sifat yang dimaksudkan.

b. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama.

c. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap di

dengar (eufonik).

d. Di samping itu istilah dapat berupa kata umum yang diberi makna

baru atau makna khusus dengan jalan menyempitkan atau meluaskan

makna asalnya.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

14

2. Bahasa Nusantara

Bahasa Nusantara yang serumpun merupakan sumber kedua yang dapat

dijadikan sumber istilah. Bahasa nusantara dipakai jika dalam bahasa Indonesia tidak

ditemukan istilah yang dengan tepat dapat mengungkapkan konsep, proses, keadaan,

atau sifat yang dimaksudkan, maka istilah dicari dari bahasa serumpun, baik yang

lazim ataupun yang tidak lazim, yang memenuhi ketiga syarat yang dijelaskan pada

sumber dari kosakata bahasa Indonesia.

3. Kosakata Bahasa Asing

Bahasa asing dapat dijadikan sumber yang ketiga peristilahan Indonesia

istilah baru. Pembentukan istilah baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan,

menyerap dan menyerap sekaligus menerjemahkan istilah asing.

4. Penerjemahan istilah asing

Istilah baru dapat dibentuk dengan menerjemahkan istilah asing berdasarkan

kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan. Penerjemahan dapat pula

dilakukan atas dasar kesesuaian bentuk dan makna. Yang pertama-tama harus

diperhatikan adalah kesamaan dan kepadanan konsep, bukan kemiripan bentuk

luarnya atau makna harfiahnya.

5. Penyerapan istilah asing

Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan,

pemasukan istilah asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat

dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

15

a. Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena tidak mengandung

konotasi buruk.

b. Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan

terjemahan Indonesianya.

c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya

kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

d. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa

asing dan bahasa indonesia secara timbal balik mengingat keperluan

masa depan.

D. Bentuk Istilah

Kekhasan kosakata merupakan dasar penggolongan suatu register. Bentuk

istilah tersebut terbentuk oleh kosakata yang mempunyai makna tersendiri. Bentuk

yaitu penampakan atau rupa satuan bahasa dan penampakan satuan gramatikal atau

leksikal yang dipandang secara fonis atau grafemis (Kridalaksana, 2008: 32). Batasan

dari bentuk ini hanya berupa satuan gramatikal atau leksikal. Istilah merupakan kata

atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan,

sifat yang khas dalam bidang tertentu (Kridalaksana, 2008: 97).

1. Bentuk Kata

Menurut Kridalaksana (2008: 110) pertama, kata merupakan morfem atau

kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

16

diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kedua, kata merupakan satuan bahasa yang

dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Dalam

beberapa bahasa antara lain dalam bahasa Inggris, pola tekanan juga menandai kata.

Ketiga, kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang

telah mengalami proses morfologis. Bentuk kata dapat berupa sebagai bentuk tunggal

maupun bentuk kompleks. Kata merupakan satuan bebas yang paling kecil, atau

dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata (Ramlan, 1987: 33). Masing-

masing istilah register bentuk kata akan diuraikan sebagai berikut.

a. Bentuk Dasar/tunggal

Bentuk Dasar/tunggal merupakan satuan gramatik yang tidak terdiri dari

satuan yang lebih kecil lagi (Ramlan, 1987: 28). Menurut Keraf (1994: 44) bentuk

dasar merupakan satuan bahasa yang belum mendapat imbuhan.

b. Bentuk kata kompleks

Bentuk kata kompleks dalam proses pembentukan dapat dibedakan menjadi

beberapa proses, yaitu sebagai berikut.

1) Afiksasi

Afiksasi adalah suatu proses pembubuhan afiks yang di dalam suatu kata

merupakan unsur langsung yang bukan kata dan pokok kata, yang memilki

kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok

kata baru (Ramlan, 1987: 55). Dalam proses pembubuhan afiks, bentuk dasar

merupakan salah satu unsur yang bukan afiks, ada bentuk dasar yang dapat berdiri

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

17

sendiri sebagai kata, tetapi ada juga bentuk dasar yang tidak dapat berdiri sendiri

sebagai kata dalam pembentukan bahasa. Afiksasi adalah prosede pembentukan kata

kompleks dengan cara penambahan afiks pada bentuk dasar (Soeparno, 2002: 95).

Afiksasi yang terdiri atas prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran, infiks atau sisipan,

dan konfiks yaitu gabungan prefiks dan sufiks. Misalnya saja kata pemotretan. Kosa

kata tersebut mempunyai awalan pen- dan akhiran –an.

2) Reduplikasi

Reduplikasi adalah pengulangan bentuk dasar, bisa sebagian maupun secara

keseluruhan. Reduplikasi adalah prosede pembentukan kata kompleks pengulangan

morfem secara parsial (Soeparno, 2002: 95). Macam-macam reduplikasi, yaitu

pertama ulangan atas suku awal, atau disebut juga dwipurwa. Kedua, ulangan atas

seluruh bentuk dasar, ulangan ini disebut ulangan utuh. Ketiga, ulangan yang juga

terjadi atas seluruh suku kata kata, namun pada salah satu lingganya terjadi perubahan

suara pada suatu fonem atau lebih. Perulangan macam ini disebut dwilingga salin

suara. Keempat ulangan dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama,

maupun pada lingga kedua. Ulangan macam ini disebut ulangan berimbuhan (Keraf,

1984: 120-121).

3) Pemajemukan

Pemajemukan atau kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai

unsurnya (Ramlan, 1987: 76). Menurut Kridalaksana (2008: 111) kata majemuk ialah

gabungan leksem dengan leksem yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

18

mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan semantik yang khusus menurut kaidah

bahasa yang bersangkutan. Pola khusus tersebut membedakannya dari gabungan

leksem yang bukan kata majemuk. Kata majemuk sendiri bisa disimpulkan

pengertiannya sebagai gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan

arti (Keraf, 1984: 124), misalnya kata kamar hitam, ibu kota.

4) Abreviasi

Abreviasi adalah proses morfologis berupa pemenggalan satu atau beberapa

bagian dari kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata

Abreviasi ini menyangkut penyingkatan, pemenggalan, akronimi, kontraksi, lambang

huruf (Kridalaksana, 2008: 1).

a. Singkatan

Menurut Kridalaksana (2008: 186) singkatan adalah hasil proses

pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja

huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf.

Contoh:

Singkatan yang dieja huruf demi huruf: UNY (Universitas Negeri

Yogyakarta).

Singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf: dll, (dan lain-lain), dst, (dan

seterusnya).

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

19

b. Pemenggalan

Pemenggalan ialah proses pemendekan yang mengekalkan salah satu

bagian dari leksem (Kridalaksana, 2008: 178).

Contoh:

Pak (bapak)

Bu (ibu)

c. Akronim

Akronim dapat disebut sebagai hasil pemendekan yang berupa kata

atau dapat dilafalkan sebagai kata (Chaer, 2003: 192). Menurut

Kridalaksana (2008: 5) akronim ialah kependekan yang berupa gabungan

huruf atau suku kata atau bagian lain yang diulis dan dilafalkan sebagai

kata yang sesuai dengan kaidah fonotaktik bahasa bersangkutan.

Contoh:

PEMILU (Pemilihan Umum)

d. Kontraksi

Kontraksi ialah proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar

atau gabungan leksem (Kridalaksana, 2008: 135).

Contoh:

tak dari tidak

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

20

e. Lambang Huruf

Lambang huruf ialah hasil proses pemendekan berupa satu huruf atau

lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas satuan atau unsur

(Kridalaksana, 2008: 139-140).

Contoh:

mm (milimeter)

km (kilometer)

2. Bentuk Frase

Frase adalah satuan gramatikal yang berupa yang berupa gabungan kata yang

bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu

fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2003: 222). Menurut Kridalaksana (2008:

66) frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif;

gabungan itu dapat rapat, dapat renggang.

Menurut Ramlan (2005: 138) frase merupakan satuan gramatik yang terdiri

dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Berdasarkan

perilaku sintaksisnya, frase terbagi menjadi dua jenis. Kedua jenis tersebut adalah

frase endosentrik dan frase eksosentrik (Ramlan, 2005: 141-142).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

21

1. Frase endosentrik

Frase endosentrik merupakan frase yang mempunyai distribusi yang sama

dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.

Frase endosentrik terbagi menjadi tiga golongan (Ramlan, 2005: 142).

a. Frase endosentrik koordinatif

Frase endosentrik koordinatif merupakan frase yang terdiri dari unsur-

unsur yang setara. Kesetaraan itu dihubungkan dengan kata

penghubung dan atau atau. Misalnya ayah ibu, pintu dan jendela.

b. Frase endosentrik atributif

Frase endosentrik atributif terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara.

Frase jenis ini tidak dapat dihubungkan dengan konjungsi dan , atau,

dan tetapi. Dalam bahasa indonesia struktur frase endosentrik atributif

bepola D-M, ada pula yang berpola M-D.

Contoh :

sedang membaca

c. Frase endosentrik apositif

Frase endosentrik apositif merupakan frase yang terdiri dari unsur

penjelas dan unsur aposisi.

Contoh :

Sinta, anak Pak Camat cantik sekali

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

22

2. Frase eksosentrik

Frase eksosentrik merupakan frase yang keseluruhanya tidak mempunyai

perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituenya

(Kridalaksana, 2008: 66). Frase ini mempunyai dua bagian. Bagian

pertama disebut perangkai atau direktor yang berupa preposisi atau

partikel si, sang, atau partikel yang. Bagian kedua disebut sumbu atau

poros yang berupa kata atau kelompok kata.

Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase dapat

digolongkan menjadi lima, yaitu frase nominal, frase verbal, frase bilangan, frase

keterangan, dan frase depan (Ramlan, 2005: 144-164). Frase nominal adalah frase

yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal, frase verbal adalah frase

yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal. Frase bilangan adalah

frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Frase keterangan

adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan, dan frase

depan adalah frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau

frase sebagai aksisnya.

E. Semantik

Leksikon merupakan suatu komponen bahasa yang memuat semua informasi

tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa atau daftar kata yang tersusun

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

23

seperti kamus tetapi memiliki penjelasan yang singkat dan praktis. Dalam penelitian

dalam bidang leksikon pasti tidak bisa terlepas dari peranan bidang-bidang yang lain

seperti bidang morfologi, semantik, dan sosiolinguistik. Semantik adalah subdisiplin

linguistik yang membicarakan makna. Karena objek dari penelitian ini adalah kata

jadi jenis semantiknya adalah semantik leksikal. Menurut Pateda (2001:74) semantik

leksikal adalah kajian semantik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem

makna yang terdapat pada kata.

Dalam studi semantik leksikal sebuah kata dapat mempunyai berbagai macam

makna yang terkandung. Berhubungan dengan makna, semantik leksikal membahas

tentang perubahan makna. Dalam penelitian istilah register fotografi ini juga mencoba

mencari kemungkinan perubahan makna yang terjadi dalam objek penelitian, dalam

hal ini yang bersangkutan dengan istilah register fotografi. Menurut Chaer

(2003:310) secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah,

tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah. Maksudnya makna suatu

kata dalam waktu yang relatif singkat tidak akan mengalami perubahan atau dengan

kata lain maknanya tetap, tetapi dalam waktu yang relatif lebih lama makna suatu

kata tersebut mempunyai kemungkinan untuk berubah. Perubahan makna terjadi

dalam kurun waktu yang lama, jadi dengan kata lain perubahan makna memerlukan

waktu dalam proses pembentukannya.

Dari semua unsur yang terlibat dalam ranah kebahasaan, maka makna

mungkin merupakan yang paling lemah daya tahannya untuk berubah. Dari waktu ke

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

24

waktu, makna kata dapat mengalami perubahan sehingga akan menimbulkan

kesulitan-kesulitan yang baru bagi para pemakai bahasa. Karena itu, penutur bahasa

harus selalu memperhatikan perubahan-perubahan makna yang terjadi. Perubahan

makna itu tidak hanya mencakup bidang waktu, tetapi dapat juga mencakup persoalan

tempat (Keraf,1994:95). Hal ini berarti kosakata yang dikenal masyarakat bahasa,

pada suatu waktu akan berubah maknanya pada suatu wilayah tertentu. Menurut

Keraf (1994:97) macam-macam perubahan makna yang penting itu berupa

penyempitan makna, perluasan arti, ameliorasi, peyorasi, metafora, dan metonimi.

Penyempitan makna adalah perubahan makna dari makna yang bersifat umum

ke dalam makna yang bersifat khusus, sedangkan perluasan arti merupakan

kebalikannya. Ameliorasi sendiri bisa dikatakan sebagai peninggian makna karena

makna baru yang terbentuk mempunyai nilai yang lebih tinggi dari makna yang lama.

Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi. Metafora merupakan perubahan makna

karena persamaan sifat dua objek. Kemudian metonimi adalah perubahan makna yang

terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu

lingkungan makna yang sama dan dapat diklasifikasikan menurut tempat atau waktu,

menurut hubungan isi dan kulit.

Berdasarkan penyebab terjadinya, menurut Chaer (2003:311) perubahan

makna dapat dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

a. Perubahan makna karena perkembangan ilmu dan teknologi

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

25

Perkembangan ilmu dan teknologi tersebut menyebabkan perubahan

makna. Misalnya kereta api yang awalnya mempunyai makna kereta yang

digerakkan dengan menggunakan tenaga uap hasil dari pembakaran, namun

mskipun penggeraknya sudah berganti disel dan listrik, istilah kereta api

masih digunakan untuk kereta tersebut.

b. Perubahan makna karena perkembangan sosial budaya

Perkembangan dalam masyarakat yang berkenaan dengan sosial dan

budaya, juga menyebabkan perubahan makna. Misalnya kata Bapak, pada

awalnya Bapak mempunyai pengertian orang tua laki-laki, tetapi seiring

dengan perkembangan kata Bapak dipakai sebagai sebutan untuk orang yang

dihormati

c. Perubahan makna karena bidang pemakaian

Kosakata yang sebelumnya hanya digunakan pada bidangnya saja dalam

perkembangannya digunakan juga dalam bidang yang lain. Misalnya kata shot

dalam bidang sepak bola mempunyai makna menendang bola kegawang,

dalam bidang fotografi kata shot mempunyai makna memotret atau merekam

gambar.

d. Perubahan makna karena pertukaran tanggapan indra

Indra manusia mempunyai kegunaan dan fungsi masing-masing. Panca

indra manusia digunakan untuk menangkap gejala-gejala yang terjadi di

dunia. Perubahan tanggapan indra ini disebut dengan sinestesia (Chaer,

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

26

2003:313). Dalam perkembangan pemakaian bahasa terjadi banyak pertukaran

pemakaian indra. Misalnya kata manis pada kalimat “ Wajah perempuan itu

manis sekali “, seharusnya ditanggap oleh indra perasa lidah namun ditanggap

oleh indra penglihatan sehingga maknanya berubah.

e. Perubahan makna karena adanya asosiasi

Menurut Slametmuljana (via Pateda , 2001:178) asosiasi adalah hubungan

antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh semula kata

yang bersangkutan dengan makna yang baru, yakni makna di dalam

lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. Adanya

asosiasi berarti adanya hubungan antara sebuah bentuk ujaran dengan sesuatu

yang lain, berkenaan dengan bentuk ujaran itu, sehingga dengan demikian bila

disebut ujaran itu maka yang dimaksud adalah sesuatu yang lain yang

berkenaan dengan ujaran itu. Misalnya kata box office, makna awalnya adalah

tempat penjualan tiket. Kemudian muncul istilah film box office. Asosiasinya

saat film laku maka penjualan tiket meningkat. Jadi film-film yang laku keras

di pasaran mempunyai istilah film box office.

Selain ilmu kebahasaan tersebut dalam penelitian ini juga bersinggungan

dengan sosiolinguistik, sosiolinguistik sendiri merupakan cabang ilmu bahasa yang

mempelajari tentang hubungan dan saling pengaruh perilaku kebahasaan dengan

perilaku sosial.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

27

F. Fotografi

Awalnya fotografi mempunyai pengertian metode untuk menghasilkan

gambar dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek

tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi merupakan karya seni yang dibuat

dengan mengolah cahaya. Cabang seni ini muncul pada sekitar abad 19. Fotografi

sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni photos yang berarti cahaya dan graphein

yang berarti menggambar. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan

gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai

objek tersebut pada media yang peka cahaya (Mulyanto, 2008: 5). Fotografi hadir

diberbagai lapisan masyarakat, karena sekarang ini fotografi sudah menjadi salah satu

kebutuhan dalam proses pendokumentasian kehidupan seseorang. Masyarakat

membutuhkan arsip tentang dirinya dan tentang orang-orang disekitarnya. Salah satu

cara untuk mengabadikannya adalah dengan fotografi ini. Sebelumnya media

penyimpanan fotografi menggunakan media film, yaitu bahan plastik yang dilapisi

bahan kimia tempat tercetaknya foto dengan bantuan sinar matahari.

Dunia fotografi telah memasuki babak baru, yaitu babak digital. Berbeda

dengan babak konvensional, fotografi digital tidak memerlukan film, kamar gelap,

dan berbagai zat kimia untuk mencuci film dan mencetak foto. Dalam hal ini, kamera

digital menggunakan chip yang disebut charge couple device (CCD) untuk merekam

gambar. Walaupun demikian, definisi dasar yang menyatakan bahwa fotografi adalah

teknik melukis dengan cahaya belum tergeser. Fotografi digital tetap diciptakan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

28

melalui proses kreativitas manusia dengan bantuan kamera. Hukum-hukum fotografi

yang menyangkut masalah pencahayaan, bukaan diafragma, dan ruang tajam, tidak

mengalami perubahan.

Fotografi digital adalah fotografi yang memanfaatkan data digital dalam

proses pengolahan dan penyimpanannya. Data digital adalah data berupa angka-

angka digit 0 dan 1 yang hanya bisa dimengerti komputer. Dengan kata lain fotografi

digital adalah fotografi yang memanfaatkan komputer sebagai kamar gelap, pencetak

dan penyimpannya. Selain dapat menggunakan kamera digital yang dihubungkan

dengan komputer, foto konvensional dapat diproses menjadi foto digital. Alat untuk

melakukan proses tersebut disebut scanner. Setelah dibaca komputer, data-data

elektronik itu akan memberikan imaji untuk diolah lebih lanjut.

Ada dua jenis kamera yang beredar luas dalam masyarakat yaitu kamera

digital jenis kompak dan SLR. Kamera digital kompak adalah kamera yang umum

digunakan oleh semua orang, karena bisa dioperasikan dengan sangat mudah.

Umumnya untuk keperluan memotret dokumentasi saja. Kepekaan pixel yang rendah

membuat hasil foto tidak bisa dicetak secara maksimal. Susunan pengaturan

permanen dan lensa tidak dapat di bongkar pasang. Bentuknya yang kecil membuat

kamera ini mudah dibawa kemana-mana. Single Lens Reflex (SLR) merupakan

kamera yang cukup sulit dalam pengoperasiannya, sehingga biasanya digunakan oleh

para fotografer profesional. Lensa bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

29

pemotretan, unsur yang bisa diatur adalah angka ASA, diafragma, speed dan

sebagainya.

G. Majalah

Majalah merupakan bagian dari media massa yaitu media massa cetak seperti

halnya surat kabar. Majalah sendiri mempunyai pengertian kumpulan artikel yang di

dalamnya terdapat gambar dan unsur visual lainya serta terbit secara periodik. Dalam

kamus besar bahasa indonesia majalah didefinisikan sebagai terbitan berkala yang

isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan topik aktual yang patut

diketahui konsumen pembaca. Salah satu jenis dari majalah adalah majalah Digital

Cameras. Majalah ini tergolong majalah baru yang terbit satu bulan sekali. Dalam

majalah tersebut memuat berbagai macam artikel tentang fotografi digital, karena

memang majalah tersebut dibuat khusus untuk mengulas tentang hal-hal yang

menyangkut dunia fotografi.

H. Kerangka pikir

Penelitian dengan objek istilah bahasa fotografi yang terdapat pada majalah

Digital Cameras meneliti bentuk istilah dan perubahna makna yang terjadi. Data

penelitian dipilih berdasarkan pemakaian istilah tersebut dalam dunia fotografi.

Sebagai alat komunikasi, bahasa yang digunakan oleh seorang untuk menyampaikan

pikiran atau gagasanya, haruslah bahasa yang bisa dimengerti oleh komunikan atau

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

30

lawan tuturnya. Apabila antara orang yang berkomunikasi tidak saling mengerti,

komunikasi tidak akan berjalan secara efektif, sehingga pemahaman terhadap istilah-

istilah yang ada mesti dibangun. Dalam dunia fotografi, perkembangan teknologi

maju dengan cukup pesat, hal itu diiringi perkembangan bahasa. Istilah-istilah baru

bermunculan dengan berbagai bentuk. Istilah fotografi kebanyakan adalah berasal

dari bahasa asing. Berikut akan disajikan disajikan bentuk tabel kerangka pikir untuk

memudahkan pembaca dalam memahami tujuan dan alur penelitian ini.

I. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah “Register Rubrik

Mempertemukan Harapan di Majalah Suara Muhammadiyah”, oleh Laili Isti Adah

(2002). Penelitian ini mengkaji tentang istilah, hubungan makna antar kalimat, dan

fungsi bahasa pada register rubrik “Mempertemukan Harapan di Majalah Suara

Muhammadiyah”. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa istilah register dalam

rubrik ini menggunakan istilah berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan

kata majemuk. Selain menggunakan istilah utuh, istilah rubrik Mempertemukan

Harapan di Majalah Suara Muhammadiyah ini juga menggunakan pemendekan, yaitu

berupa singkatan. Hubungan makna antarkata register rubrik ini meliputi sinonim,

antonimi, dan hiponimi. Fungsi bahasa pada register rubrik Mempertemukan Harapan

adalah instrumental, personal, imajinasi, dan informasi.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

31

Penelitian yang lain adalah “Register Sepakbola Internazionale Lega Calcio

pada Tabloid Bola Triwulan Pertama 2002” oleh Aldilla Hartawati (2002). Penelitian

ini mendeskripsikan penggunaan istilah dan penggunaan gaya bahasa dalam rubrik

sepakbola Internazionale Lega Calcio pada Tabloid Bola. Berdasarkan penelitian,

ditemukan adanya ciri khas yang menandai register sepakbola Lega Calcio yaitu

berupa penggunaan istilah dan gaya bahasa. Istilah dalam rubrik ini meliputi kata dan

frasa. Kata dibagi tunggal dan majemuk, frasa dibagi menjadi frasa endosentik

atributif, frasa endosentrik apositif, dan eksosentris. Istilah-istilah yang digunakan

dalam rubrik sepakbola Internazionale Lega Calcio pada Tabloid Bola didominasi

oleh kata serapan dari bahasa asing yaitu bahasa Itali dan bahasa Inggris. Gaya

bahasa yang digunakan dalam rubrik ini adalah eufimisme, personifikasi, hiperbola,

metonimia, simile, sarkasme, dan antonomasia.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Variasi Bahasa Fungsi bahasa yang utama

32

Gambar 1 : Peta Konsep

Istilah – istilah dalam bahasa fotografi pada majalah Digital Camera

Analisis Istilah

Dasar/tunggal

Bentuk Istilah

Kompleks

Endosentrik Koordinatif

Perkembangan IPTEK

Perkembangan sosial budaya

Pertukaran tanggapan Indra

Adanya asosiasi

Frase

Perubahan Makna

Kata

Majemuk

Abreviasi

Endosesntrik Atributif

Afiksasi

Eksosentrik

Perbedaan Bidang