36
BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang- lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Tarigan (2008: 31). Slamet (2009: 2) Menyimak (listening) dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap (talking) dengan medium dengar (audial) maupun medium pandang (visual). Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang (Moeliono dalam Slamet, 2009: 3). Melalui menyimak, orang dapat menguasai percakapan fonem, kosakata dan kalimat. pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat sangat membantu seseorang dalam berbicara, membaca ataupun menulis. Petunjuk-petunjuk belajar berbicara, membaca, maupun menulis selalu disampaikan dalam bahasa lisan. Ini berarti bahwa kegiatan menyimak benar-benar menunjang keterampilan bahasa yang lain (Kundharu dan Slamet, 2012: 13). Russel & Russell dalam Tarigan (2008: 30) 6 Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Menyimak

1. Pengertian Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Tarigan (2008: 31). Slamet

(2009: 2) Menyimak (listening) dikatakan sebagai kegiatan berbahasa

reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap (talking) dengan medium

dengar (audial) maupun medium pandang (visual). Menyimak berarti

memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang

(Moeliono dalam Slamet, 2009: 3).

Melalui menyimak, orang dapat menguasai percakapan fonem,

kosakata dan kalimat. pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat

sangat membantu seseorang dalam berbicara, membaca ataupun menulis.

Petunjuk-petunjuk belajar berbicara, membaca, maupun menulis selalu

disampaikan dalam bahasa lisan. Ini berarti bahwa kegiatan menyimak

benar-benar menunjang keterampilan bahasa yang lain (Kundharu dan

Slamet, 2012: 13). Russel & Russell dalam Tarigan (2008: 30)

6

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

berpendapat bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan penuh

pemahaman dan perhatian serta apresiasi.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

menyimak adalah kegiatan yang dilakukan dengan disengaja atau

terancana dan memerlukan perhatian oleh pendengar, agar benar-benar

memahami isi dan tujuan yang disampaikan oleh pembicara.

2. Tujuan Menyimak

Gary T. Hunt (Kundharu dan Slamet, 2012: 13-14) menyatakan

tujuan menyimak sebagai berikut:

a. Memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan/profesi.

b. Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antarpribadi dalam

kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan di dalam

kehidupan masyarakat.

c. Mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan yang

masuk akal dan

d. Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu

yang didengar.

Logan (Slamet, 2009: 10) mengungkapkan tujuan menyimak antara

lain:

a. Memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara, dengan

perkataan lain menyimak untuk belajar.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

b. Menikmati terhadap sesuatu materi ujaran (pagelaran) terutama dalam

bidang seni, dengan perkataan lain menyimak untuk menikmati

keindahan audial.

c. Menilai bahan simakan (baik-buruk, indah-indah jelek, tepat, asal-

asalan, logis-tak logis, dan sebagainya), dengan perkataan lain

menyimak untuk mengevaluasi.

d. Menikmati dan menghargai bahan simakan (penyimak cerita, puisi,

musik, lagu, dialog, diskusi dan sebagainya) dengan perkataan lain

menyimak untuk mengevaluasi.

e. Mengomunikasikan gagasan-gagasan, ide-ide perasaan-perasaan

kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Dengan kata lain,

menyimak sebagai penunjang dalam mengkomunikasikan ide atau

gagasan sendiri.

f. Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, bunyi yang distingtif

(membedakan arti) dan bunyi mana yang tidak distingtif. Ini biasanya

diperoleh dari dari native speaker (pembicara asli).

g. Memecahkan masalah secara kreatif dan analitis, dengan masukan dari

bahan simakan dan

h. Meyakinkan diri sendiri terhadap suatu masalah atau pendapat yang

diragukan, dengan perkataan lain menyimak persuasif.

Djago Tarigan (Slamet, 2009: 11) menjelaskan bahwa tujuan

menyimak dapat disusun sebagai berikut: a) mendapatkan fakta, b)

menganalisis fakta, c) mengevaluasi fakta, d) mendapatkan inspirasi, e)

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

menghibur diri, f) meningkatkan kemampuan bicara. Tujuan menyimak

menurut Djago Tarigan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Mendapatkan fakta dengan cara mendengarkan radio, televisi,

menyampaikan makalah, percakapan dan sebagainya.

b. Menganalisis fakta yang berlangsung secara konsisten dari saat ke saat

selama proses menyimak berlangsung. Bagaimana kaitan dengan unsur

fakta, sebab dan akibat yang terkandung didalamnya. Bahan simakan

harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman menyimak.

c. Mengevaluasi fakta yang disampaikan oleh pembicara. Sejumlah

pertanyaan perlu disertakan dalam aktivitas ini, benarkah fakta yang

diajukan, relevankah fakta yang dikemukakan, serta akuratkah fakta

yang disampaikan?.

d. Mendapatkan inspirasi dari pembicara orang lain. Penyimak ingin

mendapatkan dorongan, suntikan, semangat, sugesti yang bermanfaat.

e. Menghibur diri bagi orang-orang yang lelah, letih, jenuh. mereka perlu

penyegaran fisik dan mental misalnya mendengarkan lawak, banyolan,

dan sebagainya.

f. Meningkatkan kemampuan berbicara. Dalam hal ini penyimak

memperhatikan cara mengorganisasikan bahan, cara cara

menggunakan alat bantu, dan cara simulasi dan mengakhiri

pembicaraan.

H.G Tarigan (2008: 60-61) mengemukakan delapan tujuan

menyimak yaitu (a) menyimak untuk belajar, (b) menyimak untuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

menikmati, (c) menyimak untuk mengevaluasi, (d) menyimak untuk

mengapresiasi, (e) menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, (f)

menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, (g) menyimak untuk

memecahkan masalah, (h) menyimak untuk meyakinkan.

Tujuan menyimak disini untuk menghibur, maka pembicara harus

mampu menciptakan suasana yang gembira dan nyaman. Tujuan ini akan

mudah dicapai apabila pembicara dalam menyampaikan cerita dengan cara

menyenangkan dan pembicara menciptakan humor yang orisinil agar

penyimak menunjukkan minat dan kegembiraannya. Oleh sebab itu

pembicaraan ini disebut bersifat rekreatif.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diketahui bahwa tujuan pembelajaran menyimak cerita adalah untuk

memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi

yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran, dan mendapatkan

hiburan melalui cerita.

3. Tahap-Tahap Menyimak

H.G Tarigan (2008: 35-36) berpendapat ada 7 tahapan dalam

menyimak, yaitu: a) isolasi, b) identifikasi, c) integrasi, d) inspeksi, e)

interpretasi, f) interpolasi g) introspeksi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

a. Isolasi

Pada tahapan ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual

kata-lisan dan memisah-misahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi,

ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus-

stimulus lainnya.

b. Identifikasi

Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna atau

identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.

c. Integrasi

Kita mengintegrasikan atau menyatukan sesuatu yang kita dengar

dengan informasi lain yang telah kita simpan dan rekam dalam otak

kita. Oleh karena itulah, pengetahuan umum sangat penting dalam tahap

ini. Kalau proses menyimak berlangsung, kita harus terlebih dahulu

harus mempunyai beberapa latar belakang atau pemahaman mengenai

bidang pokok pesan tertentu. Kalu kita tidak memiliki bahan penunjang

yang dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan informasi yang baru

itu, jelas kegiatan menyimak akanb menemui kesulitan atau kendala.

d. Inspeksi

Pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan

dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki

mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah

berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau

prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

dengan ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, kita harus mencari

serta memilih hal-hal tertentu dari informasi itu yang lebih mendekati

kebenaran.

e. Interpretasi

Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita

dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulai

menolak dan menyetujui serta mengakui dan mempertimbangkan

informasi tersebut dengan sumber-sumbernya.

f. Interpolasi

Selama tidak ada pesan yang membawa makna dalam dan memberi

informasi tanggung jawab kitalah untuk menyediakan serta memberikan

data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan

pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi butir-butir

pesan yang kita dapat.

g. Introspeksi

Dengan cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita berupaya

untuk mempersonalisasikan informasi tersebut dan menerapkanya pada

situasi kita sendiri.

Logan dalam Tarigan (2008: 63) menjelaskan bahwa dalam proses

menyimak terdapat tahap-tahap, antara lain:

a) tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala

sesuatu yang dikemukakan oleh pembicaradalam ujaran atas

pembicaranya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

b) tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan kita

untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang

disampaikan oleh pembicara.

c) tahap mengintepretasi, penyimak yang baik, cermat dan teliti belum

puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang

pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi

yang tersirat dalam ujaran itu.

d) tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menfsirkan isi

pembicaraan, penyimak mulai menilai atau mengevaluasi pendapat

serta gagasan dari pembicara dan,

e) tahap menanggapi, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap

serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh

pembicara.

Ruth G. Strickland (Tarigan, 2008: 31-32) menyimpulkan adanya

sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai

pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu dapat

dilukiskan sebagai berikut:

1) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan

keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.

2) Menyimak dengan perhatian dangkal, karena seing mendapat

gangguan dengan adanya selingan-selingan kepada hal-hal diluar

pembicaraan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

3) Setengah menyimak, karena terganggu oleh kegiatan menunggu

kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa

yang terpendam dalam hati sang anak.

4) Menyimak serakan, karena sang anak keasyikan menyerap atau

mengabsorpsikan hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan

penjaringan pasif yang sesungguhnya.

5) Menyimak sekali-kali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang

disimak perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lain

hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik

hatinya saja.

6) Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman

pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-

benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikana

sang pembicara.

7) Menyimak dengan reaksi berskala, terhadap pembicara dengan

membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.

8) Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti

jalan pikiran sang pembicara.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

9) Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan

pikiran, pendapat dan gagasan sang pembicara.

Berdasarkan uraian di atas mengenai tahap-tahap menyimak, maka

dapat disimpulkan bahwa menyimak terdiri dari lima tahap, yaitu: a)

mendengarkan, b) memahami, c) menginterprestasi, d) mengevaluasi, dan

e) menanggapi.

4. Jenis-Jenis Menyimak

Menurut Slamet (2009:15) menyebutkan bahwa jenis menyimak

berdasarkan suara yang disimak dibedakan menjadi dua, yaitu: a)

menyimak interpersonal listening terjadi pada saat seseorang

mendengarkan dan memperhatikan suara-suara yang berasal dari dalam

diri sendiri. b) menyimakintrapersonal listening, terlaksana pada saat

seseorang mendengarkan dan memperhatikan apa yang dibicarakan oleh

orang lain misalnya, dalam percakapan diskusi, seminar, dan sebagainnya.

H.G.Tarigan (Slamet, 2009:15) membedakan aktivitas menyimak

berdasar cara penyimakan menjadi dua, yaitu: a) menyimak ekstenfif, b)

menyimak intensif. Pada menyimak ekstensif, menyimak memahami isi

simakan secara sepintas saja, misalnya menyimak soal, menyimak

sekunder, menyimak estetik dan menyimak pasif. Pada menyimak intensif,

menyimak memahami isi simakan secara terinci, cermat dan mendalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

terhadap bahan simakannya. Menyimak intensif ini meliputi: a) menyimak

interogatif, b) menyimak selektif dan menyimak kritis.

Grenn and Petty (Khundaru dan Slamet, 2012:18) berpendapat

jenis-jenis menyimak dibagi menjadi sembilan, yaitu:

a) menyimak tanpa mereaksi. Penyimak mendengar suara tetapi yang

bersangkutan tidak memberikan reaksi apapun. Suara masuk lewat

telinga kanan keluar lewat telinga kiri.

b) menyimak pasif. Penyimak menyimak pasif, hampir sama dengan

menyimak tanpa mereaksi. Dalam hal menyimak pasif ini sudah ada

reaksi tetapi relative sedikit.

c) menyimak terputus-putus. Penyimak tidak kontinyu menyimak bahan

simakan, sebentar menyimak sebentar tidak. Pikiran penyimak sering

melayang dan bercabang, tidak terpusat pada bahan simakan.

d) menyimak dangkal. Penyimak hanya menangkap sebagian dari isi

simakan. Bagian-bagian yang penting tidak disimak, boleh jadi sudah

diketahui, menyetujui, atau menerima.

e) menyimak terpusat. Pikiran penyimak terpusat pada pembicaraan,

misalnya menyimak aba-aba, untuk mengetahui bila suatu harus

dikerjakan.

f) menyimak untuk membandingkan. Penyimak menyimak pesan

kemudian membandingkan isinya dengan pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki oleh si penyimak.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

g) menyimak organisasi materi. Penyimak berusaha mengetahui

bagaimana organisasi materi yang disampaikan oleh pembicara, ide

pokok beserta detail-detail penunjangnya.

h) menyimak kritis. Penyimak menganalisis secata kritis isi simakan yang

disampaikan oleh pembicara. Bila perlu minta data atau keterangan

terhadap pernyataan yang disampaikan oleh pembicara.

i) menyimak kreatif dan aspiratif. Penyimak berusaha memberikan

respons mental dan fisik yang asli terhadap pernyataan yang

disampaikan oleh pembicara.

Logan dkk (Kundharu dan Slamet, 2012:18-19) mengemukakan

ada tujuh jenis menyimak yang perlu dikembangkan melalui pengajaran

bahasa bagi siswa disekolah dasar, yaitu:

a) menyimak untuk belajar. Melalui kegiatan menyimak seseorang

mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya para siswa

menyimak ceramah guru dan sebagainya. Mahasiswa mendengarkan

siaran radio, televisi, diskusi, dan sebagainya.

b) menyimak untuk menghibur. Penyimak menyimak sesuatu untuk

menghibur dirinya sendiri, misalnya menyimak bacaan cerita-cerita

lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.

c) menyimak untuk menilai. Penyimak mendengarkan dan memahami

simakan, kemudian menelaah, mengkaji, menguji, membandingkan

dengan pengalaman pengalaman dan pengetahuan menyimak.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

d) menyimak apresiatif. Penyimak memahami, menghayati,

mengapresiasi isi bahan simakan. Misalnya menyimak pembacaan

puisi, cerita pendek, roman, menyimak pertunjukan sandiwara dan

lain-lain.

e) menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan. Penyimak

memahami, merasakan ide gagasan, perasaan pembicara sehingga

terjadi sambung antara pembicara dengan pendengar.

f) menyimak diskriminatif. Menyimak untuk membedakan bunyi, suara.

Misalnya membedakan (e) dalam kata benar, mentah dan (e) dalam

kata bebas, tembak, kesed.

g) menyimak pemecahan masalah. Penyimak mengikuti uraian

pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh

pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya, secara kreatif dan analitis setelah yang bersangkutan

mendapat informasi dari menyimak sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas mengenai tahap-tahap menyimak, maka

dapat disimpulkan bahwa membedakan aktivitas menyimak berdasar cara

penyimakan dibagi menjadi dua, yaitu : a) menyimak ekstensif, dan b)

menyimak intensif. Dalam penelitian ini kegiatan menyimak terjadi ketika

siswa mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru dan siswa harus

memahami cerita yang disampaikan oleh guru. Pemahaman terhadap cerita

yang disampaikan guru sangat berguna bagi siswa pada saat kegiatan

evaluasi pada akhir pembelajaran.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak

Menurut Hunt (Tarigan, 2008:104) terdapat lima faktor yang

mempengaruhi menyimak, yaitu: a) sikap, b) motivasi, 3) pribadi, 4)

situasi kehidupan, dan 5) peranan dalam masyarakat. Webb (Tarigan,

2008:104) mengemukakan hal-hal yang mempengaruhi menyimak yaitu:

a) pengalaman, b) pembawaan, c) sikap atau pendirian, d) motivasi, daya

gerak,prayojana, dan e) perbedaan jenis kelamin.

Tarigan (2008:105) menyebutkan bahwa ada delapan faktor yang

mempengaruhi menyimak, yaitu: a) faktor fisik, b) faktor psikologis, c)

faktor pengalaman, d) faktor sikap, e) faktor motivasi, f) faktor jenis

kelamin, g) faktor lingkungan, dan h) faktor peranan dalam masyarakat.

a) faktor fisik, kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting

yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam

menyimak.

b) faktor psikologis, sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi penyimak

mempengaruhi kegiatan menyimak.

c) faktor pengalaman, kurang atau tiadanya minat untuk menyimak

merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada dalam

bidang yang akan disimaknya.

d) faktor sikap, sikap menerima dan sikap menolak dari penyimak

mempengaruhi keberhasilan si penyimak dalam menyimak.

e) faktor jenis kelamin, gaya menyimak pria pada umumnya bersifat

objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala dan lain-lain.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

Sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif,

ramah, sensitif, gampang terpengaruh dan lain-lain.

f) faktor lingkungan, lingkungan fisik yang berupa ruangan kelas dan

suasana sosial kelas mempengaruhi keberhasilan menyimak siswa dan

g) faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak juga

dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat.

Slamet (2009:19-21) mengemukakan bahwa ada beberapa unsur

yang mempengaruhi keefektifan menyimak antara lain: a) pembicara, b)

pembicaraan, c) situasi, dan d) menyimak.

a) pembicara adalah orang yang menyampaikan pembicaraan, ide, pesan,

informasi pada penyimak melalui bahasa lisan.

b) pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang

disampaikan oleh pembicara kepada penyimak.

c) situasi adalah sesuatu yang menyertai kegiatan menyimak diluar

pembicara, pembicaraan, dan penyimak.

d) penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan

simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa

menyimak berlangsung.

Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan menyimak dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a) pembicara, b)

pembicaraan, c) situasi, d) penyimak.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

6. Penilaian Kemampuan Menyimak

Penilaian kemampuan menyimak dilakukan dari proses dan hasil

pembelajaran penilaian proses pada kemampuan menyimak dilakukan oleh

guru keika pembelajaran menyimak sedang berlangsung dan guru harus

merancang model instrumen penilaian, sedangkan dalam penilaian hasil

diperoleh dari hasil simakan siswa yang berupa jawaban-jawaban terhadap

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Penilaian hasil dapat diperoleh dari tes. Tes pada kemampuan

menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menangkap dan memahami informasi yang terkadang dalam wacana yang

diterima melalui saluran pendengaran. Menurut Nurgiantoro, (2001: 239-

244) ada empat tingkatan tes kemampuan menyimak, yaitu: a) tingkat

ingatan, b) tingkat pemahaman, c) tingkat penerapan, d) tingkat analisis.

a) Tingkat ingatan

Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat ingatan untuk mengingat

fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta yang terdapat dalam

wacana yang diperdengarkan, dapat berupa nama, peristiwa, angka,

dan tahun. Tes biasa berbentuk tes objektif isian singkat atau pilihan

ganda.

b) Tingkat pemahaman

Tes pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk memahami

wacana yang diperdengarkan. Kemampuan pemahaman yang

dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan antar ide, antar

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

faktor, antar kejadian, hubungan sebab akibat. Akan tetapi

kemampuan pemahaman pada tingkat pemahaman ini belum

kompleks benar, belum menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Jadi,

kemampuan pemahaman dalam tingkat yang sederhana. Dengan kata

lain, butir-butir tes tingkat ini belum sulit.

c) Tingkat penerapan

Butir-butir tes kemampuan mendengarkan yang dapat dikategorikan

tes tingkat penerapan adalah butir tes yang terdiri dari pernyataan

(diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban yang

terdapat di dalam lembar tugas.

d) Tingkat analisis

Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat analisis pada hakikatnya

juga merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang

diteskan. Akan tetapi, untuk memahami informasi atau lebih tepatnya

memilih alternative jawaban yang tepat itu, siswa dituntut untuk

melakukan kerja analisis. Tanpa melakukan analisis wacana, jawaban

yang tepat secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan demikian,

butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan suit dari pada butir tes

pada tingkat pemahaman.

Penilaian menyimak harus menyesuaikan diri dengan indikator

pencapaian suatu materi simakan terlebih dahulu, sehingga untuk

mengukur ketercapaian hasil belajar menyimak, maka alat tes yang dibuat

harus disesuaikan dengan indikator. Tujuan dari penilaian pembelajaran

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

menyimak adalah untuk mengetahui apakah pengetahuan yang telah

dimiliki siswa dalam proses pembelajaran menyimak, sesuai dengan

kompetensi dasar khususnya dalam indikator yang ingin dicapai. Penilaian

kemampuan menyimak cerita di atas digunakan untuk membuat instrumen

tes dalam penelitian. Instrumen tes terdiri dari 25 soal pilihan ganda

dengan empat pilihan jawaban.

B. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Karakteristik siswa kelas V SD dapat dilihat berdasarkan tahap-tahap

perkembangan kognitif menurut teori piaget dalam Sunarto dan Hartono

(2008: 24-25) membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu:

1) Tahap pertama : Masa sensori motor (0.0-2,5 tahun).

Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas

motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi motorik

atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks,

misalnya refleks mencari puting susu ibu, refleksi menangis, dan lain-lain.

Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan

yang lebih canggih, misalnya berjalan.

2) Tahap kedua : Masa pra-operasional (2.0-7.0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang

mewakili sesuatu konsep. Misalnya kata “pisau plastik”. Kata “pisau” atau

tulisan “pisau” sebenarnya mewakili makna benda yang sesungguhnya.

Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-

tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat, misalnya seorang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

anak yang pernah melihat dokter berpraktek akan (dapat) bermain”dokter-

dokteran”.

3) Tahap ketiga : Masa konkret operasional (7.0- 11.0 tahun).

Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang

kongkret. Anak mulai mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir,

yaitu: a) identifikasi : menggali sesuatu, b) negasi : mengingkari sesuatu,

c) reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.

4) Tahap keempat : Masa operasional (11.0- dewasa)

Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berpikir

abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini seseorang bisa memperkirakan apa

yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu

pernyataan seperti: Kalau mobil A lebih mahal dari pada mobil B,

sedangkan mobil C lebih murah dari pada mobil B, maka ia dapat

menyimpulkan mobil mana yang paling mahal dan yang mana yang paling

murah.

Berdasarkan perkembangan kognitif menurut piaget, maka siswa kelas

V SD berada pada tahap Operasional konkret. Pada tahap ini anak sudah

mampu berpikir dan sudah dapat melukan berbagai macam tugas serta

memecahkan masalah yang bersifat konkret. Pada tahap ini siswa akan lebih

mudah memahami suatu materi dalam pembelajaran jika menggunakan

benda-benda konkret dalam penyampaian materinya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

C. Pembelajaran Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

yang digunakan dalam pendidikan Indonesia saat ini. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendididkanf (KTSP) itu sendiri adalah kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Di dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD / MI kelas V, ada 8

Standar Kompetensi (SK) yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran Bahasa

Indonesia. Setiap semester terdiri dari 4 Standar Kompetensi (SK). Standar

Kompetensi (SK) yang ada dikembangkan berdasarkan empat kemapuan

berbahasa yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan

menulis. Berikut adalah tabel SK mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V

semester genap

Tabel 2.1 SK Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester Genap

No Standar Kompetensi (SK)

1. Mendengarkan : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita

pendek anak yang disampaikan secara lisan

2. Berbicara : Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam

diskusi dan bermain drama

3. Membaca : Memahami teks dengan membaca teks sekilas, membaca

memindai, dan membaca cerita anak

4. Menulis : Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta

secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas

Adapun Standar Kompetensi (SK) semester genap terdiri atas sepuluh

Kompetensi Dasar (KD). Berikut adalah tabel Kompetensi Dasar (KD) mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas V semester genap.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

Tabel 2. 2 KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester Genap

No Kompetensi Dasar (KD)

1 Mengidentifikasi unsur cerita ( tokoh, tema, latar, alur, dan amanah )

2 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

3 Menemukan informasi secara tepat dari berbagai teks khusus yang

dilakukan melalui membaca memindai

4 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat

5 Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang

disampaikan secara lisan

6 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat

7 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat

8 Meringkas isi buku

9 Membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas

10 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan

(catatan, konsep awal, perbaikan final) dengan memperhatikan

penggunaan ejaan

Berdasarkan table 2.2 tentang SK dan KD di atas, maka SK dan KD

yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 2.3 SK dan KD yang digunakan dalam penelitian

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

Mendengarkan : Memahami cerita

tentang suatu peristiwa dan cerita

pendek anak yang disampaikan

secara lisan

Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh,

tema, latar, alur, dan amanat)

D. Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

(Sadiman, dkk, 2011: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar. Sementara itu Briggs (Sadiman, dkk, 2011:6) berpendapat bahwa

media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar.

Secara lebih khusus Arsyad, A (2007: 3) menyatakan pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung sebagai alat-alat grafis

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. Selain pengertian diatas Arsyad, A

(2007: 4-5) juga menyatakan bahwa media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sependapat dengan Hamalik

(1986: 23) menyatakan Media adalah alat, metode dan teknik yang

digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi

antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media

adalah sarana yang dapat menyalurkan sumber informasi mengenai

pembelajaran dari sumber informasi (guru) kepada penerimanya (siswa).

Dalam pembelajaran menyimak cerita penggunaan media pembelajaran

sangat diperlukan, agar pesan atau informasi yang ada dalam cerita dapat

dipahami oleh siswa, sehingga dapat mendapatkan nilai yang maksimal.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

2. Manfaat Media

Hamalik dalam Arsyad (2007: 15) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Sadiman, dkk. (2011:17-18) menyebutkan bahwa secara

umum media pendidikan mempunyai manfaat sebagai berikut.

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik, dan

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana itu harus di atasi sendiri. Hal ini akan

lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga

berbeda. Masalah ini dapat di atasi dengan media pendidikan, yaitu

dengan kemampuannya dalam:

a) memberikan perangsang yang sama,

b) mempersamakan pengalaman, dan

c) menimbulkan persepsi yang sama.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

Sudjana dan Rivai (2011: 2) mengemukakan bahwa manfaat media

dalam proses belajar adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

pengajaran lebih baik

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar

untuk setiap jam pelajaran

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, seba tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan mendemonstrasikan dan lain-lain

Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad, A(2007: 19)

dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk

perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumahnya,

yaitu: a) memotivasi minat atau tindakan, b) menyajikan informasi, dan c)

memberi instruksi.

Arsyad (2007: 25) mengemukakan bahwa manfaat praktis dari penggunaan

media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut:

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa

untuk belajar sendiri-sendiri dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,

dan lingkungannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemakaian

media pada saat pembelajaran dapat membangkitkan semangat siswa dalam

mengikuti pelajaran danmempermudah guru dalam menyampaikan pelajaran

kepada siswa.

3. Jenis-Jenis Media

Menurut Gagne dalam Sadiman, dkk, (2011: 23) membuat tujuh

macam pengelompokan media, yaitu: a) benda untuk didemonstrasikan, b)

komunikasi lisan, c) media cetak, d) gambar diam, e) gambar gerak, f) film

bersuara, dan g) mesin belajar. Sudjana dan Rivai (2011: 3)

mengklasifikasikan media pengajaran menjadi empat, yaitu: a) media grafis,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

seperti foto, grafik bagan, diagram, poster dan lain-lain, b) media tiga

dimensi yaitu kedalam bentuk model seperti model susun, model kerja,

diorama dan lain-lain, dan d) penggunaan lingkungan sebagai media

pengajaran.

Lenshin, dkk. Arsyad (2007: 81-82) berpendapat bahwa media

dapat dikelompokan menjadi lima yaitu: a) media berbasis manusia, b)

media berbasis cetakan, c) media berbasis visual, d) media berbasis

komputer.

Berdasarkan uraian mengenai jenis-jenis media di atas, maka media

yang digunakan dalam penelitian ini termasuk media gambar diam yang

dikemukakan oleh Gagne. Media yang digunakan dalam penelitian ini

adalah media wayang kartun binatang. Wayang kartun binatang merupakan

gambar binatang yang diberi gagang sehingga berbentk seperti wayang dan

dimainkan dengan cara menggerakan gagang seperti dalang memainkan

wayang.

4. Media Wayang Kartun Binatang

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, wayang diartikan gambar atau

tiruan orang dan sebagainya yang terbuat dari kulit atau kayu dan

sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam

pertunjukan drama tradisional. Menurut Mulyono (1989: 10) wayang

adalah boneka-boneka yang digunakan dalam pertunjukan itu berbayangan

atau memberi bayang-bayang. Wayang terdiri dari wayang kulit, wayang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

golek, wayang suket, dan lain sebagainya. Jenis wayang yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wayang kartun. binatang

Wayang kartun binatang adalah jenis wayang yang dikembangkan

menyerupai bentuk binatang dengan perwujudan kartun yang menarik.

Terdapat perbedaan yang cukup banyak antara wayang yang biasa ada

dimasyarakat dengan wayang kartun binatang yang digunakan dalam

penelitian ini. Wayang kartun binatang dalam penelitian ini adalah bentuk

tiruan dari wayang yang terbuat dari kertas karton yang diatasnya dilapisi

oleh gambar binatang. Gambar yang dibuat merupakan gambar yang

berjenis kartun binatang dan bukan gambar dari bentuk tokoh yang

sebenarnya, misalnya jika tokohnya monyet maka gambar yang digunakan

adalah monyet kartun. Hal ini dimaksudkan agar lebih menarik perhatian

siswa karena siswa pada usia kelas V SD menyukai gambar kartun yang

lucu. Gambar yang sudah jadi kemudian diprint dengan menggunakan

kertas berukuran A4.

Gambarkemudian dipotong dengan menggunakan gunting. Setelah itu

gambar ditempelkan diatas kertas karton. Kertas karton yang digunakan

adalah kertas karton yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, agar

memudahkan dalam menempelkan gambar kartun binatang pada kertas

karton. Gambar yang sudah ditempel kemudian diberi gagang yang terbuat

dari bambu dengan panjang sesuai dengan keinginan. Gagang berguna

untuk menggerakan gambar kartun binatang pada saat digunakan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media

wayang kartun adalah media yang digunakan untuk membantu dan

memudahkan proses belajar mengajar dengan bentuk menyerupai wayang

yang dibuat menggunakan bahan dasar karton dan juga gambar kartun

binatang yang lucu yang dapat menarik perhatian siswa pada saat

pembelajaran menyimak cerita.

5. Penggunaan Media Wayang Kartun Binatang dalam Pembelajaran

Menyimak Cerita

Menurut Arsyad (2007: 15) penggunaan media pembelajaran adalah

sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.Media wayang

kartun binatang yang digunakan mempunyai manfaat yang besar dalam

pembelajaran menyimak cerita, manfaat tersebut antara lain adalah mampu

menarik perhatian siswa sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam

menyimak cerita yang disampaikan. Selain itu media wayang kartun

binatang mampu membantu siswa mengkonkretkan isi cerita melalui

gambaran tokoh yang digambarkan menjadi bentuk wayang dan dapat

mewakili watak dari masing-masing tokoh.

Cara menggunakan media wayang kartun binatang dalam pembelajaran

menyimak cerita pada umumnya hampir sama dengan menggunakan

wayang kulit pada pergelaran wayang. Penggunaan media wayang kartun

binatang pada pembelajaran menyimak cerita dengan cara menggerakan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

gambar ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang dengan menggunakan

gagang, sehingga media wayang kartun binatang terlihat lebih hidup.

Sebelum bercerita perkenalkan suara tokoh yang ada didalam cerita dengan

menggunakan media wayang kartun. Maksud dari memperkenalkan suara

tokoh dalam bercerita agar siswa mengenali tokoh yang ada dalam cerita

tersebut, sehingga siswa dapat memahami cerita dengan benar dan dapat

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

6. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena

membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan

fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada

siswatentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau

hanya sekedar tiruan ( Majid, 2013: 197)

Sagala (Majid, 2013: 199) menjelaskan bahwa metode demonstrasi

adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai

pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan

dipahami oleh peserta didik secara nyata.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan

secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa

hanya sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan

pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori

dan inkuiri.

a. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi

1) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a). Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir

b). Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan

c). Melakukan uji coba demonstrasi

2) Tahap pelaksanaan

a). Langkah pembukaan

Sebeklum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, diantaranya:

(1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa

dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan

(2) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa

(3) Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh

siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang

dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

(1) mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang

merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga

mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

(2) ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari

suasana yang menegangkan.

Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya demonstrasi dengan

memperhatikan reaksi seluruh siswa.

Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan

lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses

demonstrasi itu.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajran

perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada

kaitanya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian

tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan

apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain

memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa

melakukan evaluasi bersama tentang jalanya proses demonstrasi

itu untuk perbaikan selanjutnya.

Berdasarkan uraian diatas mengenai metode demonstrasi maka dapat

disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan salah satu metode

mengajarr dengan menggunakan peragaan untuk memperluas suatu

pengertian atau untuk memperjelas memperlihatkan bagaimana melakukan

suatu dengan mendemonstrasikan terlebih dahulu kepada siswa.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian oleh Lia Noviana (2013) tentang “Pengaruh Metode Bercerita

Terhadap Kemampuan Menyimak pada Anak Kelompok Bermain Tunas

Bangsa di DS. Wotansari, Kec. Balongpanggang, Kab. Gresik. Menyatakan

ada pengaruh signifikan antara kemampuan menyimak anak sebelum dan

sesudah penerapan metode bercerita diberikan pada anak.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh metode bercerita terhadap

kemampuan menyimak pada anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak

sebelum mendapatkan penerapan metode bercerita dan sesudah penerapan

metode bercerita di kelompok bermain tunas bangsa. Penelitian ini

menggunakan dua kelompok bermain sebagai perbandingan yaitu kelompok

bermain tunas bangsa sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelompok

bermain dharma wanita persatuan banjaragung sebagai kelompok kontrol.

Analisis data dengan membandingkan nilai rata-rata setelah melakukan

kegiatan pada kelompok yang diberikan perlakuan (eksperimen) sebesar 17.

Dimana hasil pre-test kelompok kontrol sebesar 2,55 sedangkan hasil rata-rata

post-test kelompok kontrol sebesar 2,67. Pada kelompok eksperimen nilai rata-

rata pre-test sebesar 2,57 kemudian setelah diberikan perlakuan post-test

sebesar 3,46. Terdapat perbedaan yang signifikan setelah diuji dengan rumus

statistic t-tes dengan hasil t-hitung sebesar 8,392 dan t-tabel 2,032 sehingga t-

hitung lebih besar dari pada t-tabel.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

Penelitian yang dilakukan oleh Ening Setiowati (2012) tentang

Pengaruh Penggunaan Media Wayang Terhadap Kemampuan Menyimak

Dongeng di Kelas V SD N 1 Serang dan SD N 2 Mantrianom Kec Bawang

Kab. Banjarnegara. l

Hasil menunjukkan nilai rata-rata post test kelompok control yaitu

67,33 sedangkan nilai rata-rata post test kelompok eksperimen yaitu 75,56.

Selisih nilai rata-rata yaitu 8,23, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian ini yaitu hipotesis Alternatif (Ha) yang berbunyi terdapat pengaruh

penggunaan media wayang terhadap kemampuan menyimak dongeng di kelas

V SD N1 Serang dan SD N 2 Mantrianom Kecamatan Bawang Banjar

Negara.

Perbedaan penelitian relevan dan penelitian ini adalah penggunaan

model pembelajaran dan penggunaan media dalam penelitain ini adalah

wayang kartun binatang sedangkan pada penelitian relevan menggunakan

metode bercerita dan hanya untuk mengetahui pengaruh metode bercerita

meningkatkan kemampuan menyimak dan pengaruh media wayang untuk

meningkatkan kemampuan menyimak dongeng., namun demikian penelitian

relevan di atas telah memberikan gambaran tentang afektifitas penggunaan

media dalam pembelajaran.

F. Kerangka Pikir

Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa

yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan

berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan menyimak

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

sangat berpengaruh terhadap keterampilan bahasa yang lainnya seperti

berbicara, membaca dan menulis.

Pembelajaran menyimak sering kali terdapat kendala-kendala yang

mengakibatkan siswa jenuh pada saat pembelajaran. Salah satu penyebabnya

adalah guru kelas V SD Negeri 1 Cidadap belum menggunakan media pada

saat pembelajaran menyimak cerita, sehingga siswa pada saat pembelajaran

merasa jenuh dan bosan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil

simakan siswa sehingga keterampilan menyimak pada siswa rendah. Untuk

dapat mengatasi masalah tersebut dalam pembelajaran menyimak guru harus

mempunyai starategi belajar yang menarik agar siswa tidak jenuh dan bosan

pada saat pembelajaran menyimak cerita.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa

pada saat pembelajaran menyimak cerita adalah menggunakan media. Media

yang akan digunakan adalah media wayang kartun binatang, media wayang

kartun binatang merupakan media yang berbentuk seperti wayang memliki

kelebihan-kelebihan jika digunakan pada saat pembelajaran menyimak cerita.

Kelebihan-kelebihan wayang kartun binatang diantaranya adalah media

wayang kartun binatang mempunyai bentuk yang menarik dan lucu sehingga

dapat menarik perhatian siswa, dengan media wayang kartun binatang siswa

akan lebih mudah memahami isi cerita yang disampaikan oleh guru, siswa

lebih mudah untuk mengingat cerita dan menentukan tokoh-tokoh yang ada

dalam cerita yang disampaikan oleh guru, dan media wayang kartun binatang

juga masih sedikit yang menggunakan pada saat pembelajaran menyimak

cerita. Dengan kelebihan-kelebihan media wayang kartun binatang, maka

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

diharapkan ada peningkatan keterampilan menyimak cerita pada siswa

sehingga siswa dapat memperoleh nilai yang maksimal dalam pembelajaran

menyimak cerita. Kerangka berpikir yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pikir Penelitian

KONDISI

AWAL Guru belum

menggunakan

media

wayang

kartun

binatang

Keterampilan

menyimak

cerita pada

siswa rendah

TINDAKAN Guru

menggunakan

media wayang

kartun

binatang

Siklus I

Guru

menngunaka

n media

wayang

kartun

binatang

KONDISI

AKHIR

Dengan

menggunakan

media wayang

kartun

binatang

dapat

meningkatkan

keterampilan

menyimak

cerita

Siklus II

Guru

menggunaka

n media

wayang

kartun

bianatang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Menyimak 1. Pengertian …repository.ump.ac.id/6729/3/BAB II.pdfpembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi yang tersirat dalam ujaran itu

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah melalui penggunaan media wayang kartun binatang maka

dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas V SD

Negeri Cidadap 01 Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., M Rizqi Siregar, FKIP, UMP, 2014