16
14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu 11 .” Sedangkan belajar menurut teori kontruktivisme adalah suatu pendekatan dimana peserta didik secara individual menemukan dan menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisikannya bila perlu. Sehingga belajar merupakan proses perubahan tingkah laku menuju kearah yang lebih baik. Belajar dalam proses pembelajaran diusahakan agar memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan jati diri dan pengetahuan pada diri peserta didik. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran peserta didik harus lebih berperan aktif , sehingga peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas. Teori belajar konstruktivisme lahir dari pandangan Piaget dan Vigotsky. Menurut pandangan Piaget dan Vigotsky adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan juga tentang penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggotanya yang beragam, sehingga terjadi perubahan konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun di dalam diri peserta didik. “Keaktifan peserta didik menjadi unsur yang amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri adalah 11 Aunurrahman, op, cit, hal. 35

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

14

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

“Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan

tertentu11

.” Sedangkan belajar menurut teori kontruktivisme adalah suatu

pendekatan dimana peserta didik secara individual menemukan dan

menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan

aturan yang ada dan merevisikannya bila perlu. Sehingga belajar merupakan

proses perubahan tingkah laku menuju kearah yang lebih baik. Belajar dalam

proses pembelajaran diusahakan agar memberikan kondisi terjadinya proses

pembentukan jati diri dan pengetahuan pada diri peserta didik. Oleh karena itu

dalam proses pembelajaran peserta didik harus lebih berperan aktif , sehingga

peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.

Teori belajar konstruktivisme lahir dari pandangan Piaget dan Vigotsky.

Menurut pandangan Piaget dan Vigotsky adanya hakikat sosial dari sebuah proses

belajar dan juga tentang penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan

kemampuan anggotanya yang beragam, sehingga terjadi perubahan konseptual.

Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan

disusun di dalam diri peserta didik. “Keaktifan peserta didik menjadi unsur yang

amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri adalah

11

Aunurrahman, op, cit, hal. 35

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

15

jaminan untuk mencapai hasil belajar yang optimal12

.” Proses pembelajaran

konstruktivisme Piaget menekankan pada kegiatan internal individu terhadap

objek yang dihadapi dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Konsep belajar

konstruktivisme Vigotsky mengartikan bahwa belajar adalah adanya sebuah

proses yang melibatkan dua elemen penting. ”Pertama, belajar merupakan proses

secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai

proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial

budaya13

. Konstruktivisme Vigotsky menekankan pada interaksi sosial dan

melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosial.

Pandangan konstuktivisme Piaget dan Vigotsky menekankan pentingnya

interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar. Kelompok

belajar memberikan kesempatan kepada peserta didik secara aktif untuk

mengungkapkan apa yang dipikirkan peserta didik kepada teman sebaya. Hal ini

nantinya akan membantu peserta didik untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas

dan melihat ketidaksesuaian pandangan diri mereka sendiri.

2.2. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah

campuran peserta didik yang terdiri dari peserta didik yang berprestasi rendah,

berprestasi tinggi, jenis kelamin, dan suku. Hal ini memberikan kesempatan

12

Budiningsih, 2008, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, hal.

450. 13 Ibid, hal.74.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

16

kepada peserta didik dengan latar belakang dan kondisi yang beragam untuk

bekerja sama, belajar dan saling menghargai.

Pembelajaran kooperatif ini akan dapat dicapai apabila semua anggota tim

bisa belajar mengenai kompetensi dasar yang telah diajarkan. Pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran dimana peserta didik bekerja sama dalam

belajar dan bertanggung jawab terhadap sesama teman satu timnya serta mampu

membuat diri mereka belajar sama baiknya. Pembelajaran ini terdapat tugas-tugas

yang diberikan pada peserta didik, bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah tim

tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim. Pembelajaran ini akan menciptakan

sebuah interaksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan

antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta

didik dengan guru.

Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit

tiga tujuan penting: prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap

keanekaragaman dan pengembangan keterampilan sosial.

Tujuan pembelajaran kooperatif akan tercapai melalui enam fase. Enam

fase atau langkah utama yang terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan

model cooperative learning adalah:

“1. Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan

pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar.

2. Fase ini diikuti oleh persentasi informasi, seringkali dalam

bentuk teks daripada ceramah.

3. Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok

belajar.

4. Dalam langkah berikutnya siswa dibantu guru, bekerja

bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas

interdependen.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

17

5. Persentasi akhir kelompok atau menguji segala yang sudah

dipelajari siswa.

6. Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.”

(Richard I.Arends, 2010:6)14

Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan melalui berbagai tipe, guru

dapat memilih tipe yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tipe-tipe

dalam model pembelajaran kooperatifyaitu: tipe STAD ( Student Teams

Achievement Divisions), tipe Jigsaw II, tipe TGT (Teams Games Tournament),

tipe TAI (Teams Assisted Individualization), tipe GI (Group Investigation).

Kelima metode ini melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual dan

kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda.

2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Metode GI (Group Investigation) berasal dari jaman John Dewey dan

dikembangkan serta diperbaharui oleh Shlomo dan Yael Sharan. ”GI merupakan

pendekatan kooperatif yang kompleks dengan perencanaan pengaturan kelas

yang umum di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan

pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek

kooperatif”15

. Metode pembelajaran GI merupakan salah satu metode kooperatif

yang mendorong peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir

mandiri, saling bekerja sama dalam kelompok dan menguasai materi yang

disampaikan oleh guru. GI ini mengajak peserta didik untuk lebih aktif dalam

berfikir dan mengkomunikasikan gagasan dalam proses pembelajaran.

14 Richard L. Arend, loc. cit, hal.7. 15 Robert E. Slavin, 2009, Cooperatif Learning (Teori, Riset dan Praktek), Nusa

Media, Bandung, hal. 24.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

18

GI merupakan salah satu model pembelajaran dimana peserta didik

dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam

orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah

dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas

pribadi, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan

kelompok. Tiap kelompok lalau mempresentasikan atau menampilkan penemuan

mereka di hadapan seluruh kelas.

Dalam metode kooperatif GI, peran guru adalah bertindak sebagai nara

sumber dan fasilitator, guru tersebut berkeliling di antara kelompok-kelompok

yang ada, untuk melihat bahwa peserta didik bisa mengelola tugasnya, membantu

tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah

dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek

pembelajaran.

Dalam Group Investigation, peserta didik bekerja melalui enam tahap.

Tahap- tahap ini dan komponennya dijabarkan dibawah ini :

Tahap 1 : Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid

ke dalam kelompok

- Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan

sejumlah topic, dan mengkategorikan saran- saran.

- Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk

mempelajari topic yang telah mereka pilih

- Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan

siswa dan harus bersifat heterogen.

- Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan

memfasilitasi pengaturan.

Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai :

- Apa yang kita pelajari?

- Bagaiman kita mempelajarinya?

- Siapa yang melakukan apa?( pembagian tugas)

- Untuk tujuan atau kepentingan apa kita

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

19

menginvestigasikan topic?

Tahap 3 :Melaksanakan Investigasi

- Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis

data, dan membuat kesimpulan.

- Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-

usaha yang dilakukan kelompoknya

- Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi,

dan mensistesis semua gagasan

Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir

- Anggota kelompok menentukan pesan- pesan esensial

dari proyek mereka

- Anggota kelompok merencanakan apa yang akan

mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan

membuat presentasi mereka

- Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara

untuk mengkoordinasikan rencana- rencana presentasi

Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan Akhir

- Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam

bergbagai macam bentuk

- Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan

pendengarannya secra aktif

- Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan

penampilan presentasi berdasarkan criteria yang telah

ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

Tahap 6 : Evaluasi

- Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai

topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka

kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka.

- Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi

pembelajaran siswa

- Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi

pemikiran paling tinggi.16

Menurut Suherman (2001: 75) metode pembelajaran kooperatif teknik

Group Investigation memiliki kelebihan dan kekurangan, di antaranya:

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation.

- Peserta didik menjadi lebih aktif.

16 Ibid, hal. 218.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

20

- Tugas guru menjadi lebih ringan.

- Setiap kelompok mendapatkan tugas yang berbeda sehingga tidak

mudah untuk mencari jawaban dari kelompok lain

- Diskusi menjadi lebih aktif.

- Peserta didik yang nilainya tertinggi diberikan penghargaan yang

dapat mendorong semangat belajar peserta didik.

2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif teknik Group

Investigation.

- Peserta didik cenderung ribut, sebab peran seorang guru sangat

sedikit.

- Membutuhkan waktu yang lama.

- Biasanya peserta didik mengalami kesulitan dalam menjelaskan

hasil temuannya kepada temannya.

Dari pendapat di atas maka dapat kita ketahui bahwa kelebihan dari

metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini adalah peserta didik

menjadi lebih aktif, tugas guru lebih ringan, menumbuhkan rasa tanggungjawab,

diskusi menjadi lebih efektif. Sedangkan kelemahannya adalah peserta didik

cenderung menjadi ribut, peserta didik mengalami kesulitan dalam menjelaskan

materi kepada temannya.

2.4. Motivasi

Motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar peserta didik,

dengan adanya motivasi mendorong peserta didik untuk berusaha keras agar dapat

memperhatikan dan memahami materi pembelajaran.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

21

”Menurut pakar psikologi, motivasi merupakan proses internal

yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari

waktu ke waktu. Dalam bahasa sederhana, motivasi adalah

sesuatu yang menyebabkan Anda melangkah, membuat Anda tetap

melangkah, dan menentukan ke mana Anda mencoba

melangkah”17

Peserta didik yang termotivasi untuk mempelajari materi pembelajaran

akan menggunakan seluruh perhatian, pikiran,dan tenaganya untuk lebih berusaha

keras memahami, menyerap dan mengingat materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru. Penulis berpendapat, bahwa motivasi di dalam

pembelajaran adalah ketertarikan pada proses pembelajaran untuk lebih

memperhatikan, memahami dan mengingat secara terus-menerus serta diikuti oleh

perasaan senang atas kepuasan yang diperoleh di dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran diperlukan sebagai suatu proses pemusatan perhatian

agar yang dipelajari oleh peserta didik akan mudah dipahami. Peserta didik dapat

melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan atau tidak diminati

untuk dilakukan. Terjadilah suatu perubahan tingkah laku yang meliputi

keseluruhan pribadi peserta didik baik dari aspek kognitif, psikomotor, maupun

afektif. Peningkatkan motivasi belajar peserta didik di dalam proses pembelajaran

dapat dilakukan dengan bentuk kegiatan peserta didik, bekerja untuk mengalami

sendiri yang ada di lingkungan sekitar peserta didik secara berkelompok dan

mengkonsepkan pengalaman-pengalaman yang di dapat oleh peserta didik.

Peserta didik dengan kegiatan tersebut akan memperoleh pengalaman

pembelajaran yang dirasa sangat optimal.

17 Robert E. Slavin, 2009, Psikologi Pendidikan (Teori Dan Praktik), Indeks,

Jakarta, hal. 99.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

22

Indikator motivasi belajar peserta didik terdiri dari adanya perhatian,

adanya kegiatan dan adanya rasa senang terhadap materi pembelajaran yang di

sampaikan. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi dua bagian, yaitu

perhatian terhadap bahan ajar dan memahami materi pelajaran di dalam

pembelajaran. Kegiatan dibedakan menjadi pelaksanaan aktivitas kegiatan

terhadap bahan ajar dan secara aktif untuk menyelesaikan tugas-tugas di dalam

proses pembelajaran secara tepat waktu. Rasa senang meliputi rasa senang

mengetahui bahan pelajaran, senang mengikuti proses pembelajaran, dan antusias

di dalam menyelesaikan tugas belajar.

2.5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang

dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didk tersebut mengalamai aktivitas atau

proses belajar. Aktivitas atau proses tersebut dapat memberikan perubahan

tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap, motivasi, dan ketrampilan dari

peserta didik sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :1.

Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi

belajar,minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,

sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis ; 2. Faktor yang datang dari luar diri

peserta didik atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Hasil belajar

yang dicapai peserta didik menurut Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang

optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan

motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

23

mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang

lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya

mempertahankan yang telah dicapai.

Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia

tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia ,mempunyai

potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha

sebagaimana mestinya.

Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya,

seperti akan tahan lama diingat,membentuk perilaku,

bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan

dankemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan

kreativitasnya.

Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh

(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan

atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranahpsikomotorik,

keterampilan atau perilaku.

Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan diri terutamadalam menilai hasil yang

dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan

usaha belajarnya.18

Indikator hasil belajar peserta didik ditandai dengan adanya nilai peserta

didik yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang ditetapkan

oleh sekolah. Dalam penelitian ini KKM yang ditetapkan oleh Sekolah Menengah

Kejuruan Pelita Salatiga untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI adalah 75.

2.6. Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan dan Standar Kompetensi

Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan

18

Aunurrahman, loc. cit, hal. 67.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

24

meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata

pelajaran.

”Standar Kompetensi ditetapkan berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 1 :

1. Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam

menentukan kelulusan peserta didik.

2. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan

pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan

minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi

lulusan minimal mata pelajaran.

3. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.”19

Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut adalah kompetensi

minimum yang harus dilaksanakan. Setiap satuan pendidikan dapat menambahkan

kompetensi – kompetensi yang dinilai penting untuk menunjang mutu dan

relevansi kompetensi lulusan.

Dasar Kompetensi kejuruan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada

di dalam Program Keahlian Akuntansi. Produktif Akuntansi merupakan salah satu

mata diklat yang ada di dalam program keahlian akuntansi. Program keahlian

akuntansi bertujuan untuk membekali peserta didik dengan keterampilan,

pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam:

a. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berakhlak

mulia sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten sesuai

program keahlian akuntansi.

19 TIM MGMP Pemasaran SMK Negeri 1 Salatiga, op. cit. hal. 10

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

25

b. Membekali peserta didik untuk berkarir, mandiri yang mampu

beradaptasi di lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu

menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat.

c. Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap

agar kompeten dalam :

1) Mengelola dokumen transaksi

2) Memproses dokumen dana kas kecil

3) Memproses dokumen dana kas di bank

4) Memproses entri jurnal

5) Memproses buku besar memproses buku besar

6) Mengelola kartu piutang

7) Mengelola kartu persediaan

8) Mengelola kartu aktiva tetap

9) Mengelola kartu utang

10) Menyajikan laporan harga pokok produk

11) Menyusun laporan keuangan

12) Menyiapkan surat pemberitahuan pajak

Penelitian tindakan akan dilakukan pada standar kompetensi mengelola

administrasi dana kas kecil, dengan kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan

administrasi dana kas kecil. Pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan

administrasi dana kas kecil, akan membahas mengenai materi pembelajaran

prosedur pengelolaan administrasi dana kas kecil yang berisi tentang prosedur

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

26

pembentukan dana kas kecil (awal), prosedur penggunaan dana kas kecil, dan

prosedur pengisian kembali dana kas kecil secara sistematis.

2.7. Pembelajaran Dengan Metode GI Pada Kompetensi Dasar Menyiapkan

Pengelolaan Administrasi Dana Kas Kecil.

Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif Group

Investigation (GI) merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk

berperan aktif di dalam setiap kegiatan pembelajaran.

”Menurut Killen, beberapa ciri esensial group investigation

sebagai pendekatan pembelajaran adalah :

1. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan

memiliki independensi terhadap guru;

2. Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan;

3. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan

mereka untuk mengumpulkan sejumlah data,

menganalisisnya dan mencapai beberapa kesimpulan;

4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di

dalam belajar;

5. Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara

seluruh siswa.” 20

Peran peserta didik dalam pembelajaran GI, peserta didik benar-benar dituntut

untuk aktif berfikir mandiri dan aktif bekerja dalam kelompok sesuai dengan

kompetensi dasar yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Kompetensi dasar yang dibahas dalam penelitian ini adalah kompetensi

dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil, pada materi

pembelajaran prosedur pengelolaan administrasi dana kas kecil yang berisi

tentang materi prosedur pembentukan dana kas kecil (awal), prosedur penggunaan

dana kas kecil, dan prosedur pengisian kembali dana kas kecil dengan

20 Aunurrahman, loc. cit, hal.153.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

27

menggunakan metode pembelajaran GI. Setiap prosedur pengelolaan administrasi

dana kas kecil diuraikan tentang bagaimana cara pengelolaan administrasi dana

kas kecil dan tugas dari masing-masing bagian prosedur pengelolaan administrasi

dana kas kecil.

Penerapan metode pembelajaran GI pada kompetensi dasar menyiapkan

pengelolaan administrasi dana kas kecil ini peserta didik kelas XI Program

Keahlian Akuntasi yang terdiri dari 15 anak dibagi ke dalam tiga kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari lima peserta didik. Setiap kelompok

mendapatkan topik atau materi tentang prosedur pengelolaan administrasi dana

kas kecil. Tiga kelompok ini memiliki tugas yang berbeda yaitu melakukan

investigasi atau wawancara kepada Kepala Bendahara Yayasan SMK Pelita

Salatiga, Kepala Tata Usaha SMK Pelita Salatiga, dan Kepala Bank Artha Pelita

SMK Pelita Salatiga. Setelah melakukan wawancara tersebut, kelompok membuat

laporan hasil investigasi yang kemudian hasilnya akan dipresentasikan di depan

kelas.

Penerapan metode pembelajaran GI pada kompetensi dasar ini, guru

berperan sebagai mediator dan fasilitator di dalam setiap kegiatan pembelajaran

peserta didik. Diharapkan dengan pembelajaran ini motivasi peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran meningkat, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar

seluruh peserta didik.

2.8. Kerangka Berpikir

Kinerja akademik (hasil belajar) peserta didik pada kompetensi dasar

menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil ditentukan oleh proses

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

28

belajar peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Untuk memahami

materi tersebut sudah sewajibnya guru dapat menumbuhkan motivasi peserta

didik, agar dalam proses pembelajaran di kelas mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan. Penggunaan metode Group Investigation (GI) dipilih sebagai

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik

dalam rangka mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. Metode GI ini

dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Kerangka berpikir penelitian yang mendasari penulis dalam penelitian

tindakan ini adalah sebagai berikut :

Skema 2.1. Kerangka Penelitian Pembelajaran Kooperatif GI

Pembelajaran Guru Mengajar Dengan Metode

Ceramah Bervariasi

Motivasi yang

rendah

Hasil Belajar

Peserta Didik Rendah

Tindakan

Perbaikan

Guru Mengajar

Dengan Metode

Kooperatif GI

Siklus 1

Siklus 2

Hasil Belajar

Peserta Didik

(mencapai 75)

Motivasi Belajar Peserta Didik

Mencapai Indikator

Keberhasilan (

75%)

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme...14 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme “ Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

29

2.9. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode

kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat membuat peserta didik di kelas XI

Program Keahlian Akuntansi pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan

administrasi dana kas kecil menunjukkan pengaruh positif berupa:

1. Peningkatan motivasi belajar peserta didik.

Bertujuan untuk meningkatkan perhatian, kegiatan, dan rasa senang

peserta didik terhadap proses pembelajaran.

2. Peningkatkan hasil belajar peserta didik.

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam

tugas-tugas akademik dalam pembelajaran.