22
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Perilaku Sopan Santun Secara etimologis sopan santun berasal dari dua kata, yaitu kata sopan dan santun. Keduanya telah digabung menjadi sebuah kata majemuk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sopan santun dapat diartikan sebagai berikut: Sopan: hormat dengan tak lazim (akan,kepada) tertib menurut adab yang baik. Atau bisa dikatakan sebagai cerminan kognitif (pengetahuan). Santun: halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sopan, sabar; tenang. Atau bisa dikatakan cerminan psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke dalam suatu tindakan) Jika digabungkan kedua kalimat tersebut, sopan santun adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti yang baik, sesuai dengan tata krama; peradaban; kesusilaan. Perilaku sopan-santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari masyarakat itu. Sopan santun merupakan istilah bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap atau berperilaku. Sumber : (http://inunk2609.multiply.com). Perilaku sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari setiap orang, karena dengan menunjukkan sikap sopan santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan dengan keberadaannya

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

  • Upload
    phamque

  • View
    342

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Pengertian Perilaku Sopan Santun

Secara etimologis sopan santun berasal dari dua kata, yaitu kata sopan dan

santun. Keduanya telah digabung menjadi sebuah kata majemuk. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, sopan santun dapat diartikan sebagai berikut: Sopan:

hormat dengan tak lazim (akan,kepada) tertib menurut adab yang baik. Atau bisa

dikatakan sebagai cerminan kognitif (pengetahuan). Santun: halus dan baik (budi

bahasanya, tingkah lakunya); sopan, sabar; tenang. Atau bisa dikatakan cerminan

psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke dalam suatu tindakan) Jika

digabungkan kedua kalimat tersebut, sopan santun adalah pengetahuan yang

berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi

pekerti yang baik, sesuai dengan tata krama; peradaban; kesusilaan.

Perilaku sopan-santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil

pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai

tuntunan pergaulan sehari-hari masyarakat itu. Sopan santun merupakan istilah

bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung

tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun

bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya

kita bersikap atau berperilaku. Sumber : (http://inunk2609.multiply.com).

Perilaku sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan

bersosialisasi sehari-hari setiap orang, karena dengan menunjukkan sikap sopan

santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan dengan keberadaannya

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

sebagai makhluk sosial dimana pun tempat ia berada. Dalam kehidupan

bersosialisasi antar sesama manusia sudah tentu memiliki norma-norma dalam

melakukan hubungan dengan orang lain, dalam hal ini sopan santun dapat

memberikan banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri

maupun orang lain.

Jika dilihat dari asal katanya, sopan santun berarti peraturan hidup yang

timbul dari hasil pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan

dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari – hari masyarakat tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap sopan santun

patutlah dilakukan dimana saja. Sesuai dengan kebutuhan lingkungan, tempat, dan

waktu karena sopan santun bersifat relatif dimana yang dianggap sebagai norma

sopan santun berbeda – beda di setiap tempatnya, seperti sopan santun dalam

lingkungan rumah, sekolah, kampus, pergaulan, dan lain sebagainya.

Sumber :(http://incteachet.wordpress.com).

Berdasarkan perilaku sopan santun dapat di simpulkan bahwa sikap sopan

santun yatu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap

santun yang baik dan benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan

menghormati siapa saja.

2.2. Aspek - Aspek Perilaku Sopan Santun

Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan siswa

dalam pergaulan sehari – hari yaitu tata krama bergaul dengan orang tua, tata

krama bergaul dengan guru, tata krama bergaul dengan orang yang lebih tua, tata

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

krama bergaul dengan orang yang muda, tata krama bergaul dengan teman sebaya

serta tata krama bergaul dengan lawan jenis.

Maka di dalam pergaulan sehari – hari, di lingkungan rumah baik di dalam

maupun di luar lingkungan rumah, maka sopan yang harus diwujudkan siswa

menurut Supriyanti (2008:2) antara lain :

a. Tata Krama Bergaul dengan Orang Tua,

Kasih sayang orang tua terhadap anak adalah kasih sayang yang tulus dan

ikhlas, karena anak adalah bagian dari dirinya sendiri. Cinta dan kasih sayang

yang diberikan orang tua terhadap anak adalah bentuk pengabdian.

Adapun sikap sopan santun dan lemah lembut terhadap kedua orang tua antara

lain dilakukan sebagai berikut : 1). Tidak berkata kasar atau membentak terhadap

orang tua ; 2). Senantiasa berbuat baik dan tidak menyakiti hati kedua orang

tua ; 3) Tunduk dan patuh kepada orang tua selama perintah itu dalam hal

kebaikan ; 4) Menghargai pendapat kedua orang tua ; 5) Selalu mendoakan kedua

orang tua agar diberi kesehatan ; Merawat dengan penuh kasih sayang ketika

orang tua sedang sakit atau lanjut usia.

Contoh berbakti kepada orang tua sebagai berikut : 1) Taat dan patuh kepada

perintah orang tua ; 2) Berbicara sopan kepada orang tua ; 3) Membantu

menyelesaikan pekerjaan orang tua di rumah ; 4) Menjaga nama baik orang tua

; 5) Mendoakan kedua orang tua.

b. Tata Krama Bergaul dengan Guru di sekolah

Peranan guru disekolah adalah sangat besar. Disamping sebagai pendidik

guru juga berperan sebagai pembimbing, pengajar dan peran pengganti orang tua

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

di sekolah. Sikap sopan santun terhadap guru antara lain:1) Selalu tunduk dan

patuh terhadap guru; 2 Melaksanakan segala hal baik;3) Berbicara yang halus dan

sopan;4) Mendoakan guru agar diberikan kesehatan dan ketabahan dalam member

ikan pendidikan dan bimbingan di sekolah;5) Menjaga nama baik sekolah dan

menghormati guru ; 6) Menyapa dengan ramah bila bertemu dengan guru ; 7)

Menampilkan contoh tingkah laku yang baik. Contoh perwujudan sikap hormat

siswa kepada gurunya antara lain sebagai berikut: 1) Mendengarkan nasehat

guru ; 2) Berbicara dengan guru harus sopan dan ramah ; 3) Memperhatikan

pelajaran yang diajarkan; 4) Tidak bergurau saat pelajaran berlangsung ; 5)Menaat

i peraturan yang berlaku di sekolah

c. Tata Krama Bergaul dengan Orang yang Lebih Tua

Sikap sopan santun itu tidak hanya di tujukan kepada orang tua dan guru,

akan tetapi di tujukan kepada orang yang lebih tua seperti kakak kandung sendiri.

Sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua antara lain : 1) Bersikap hormat

kepada kakak kandung agar terjalin hubungan yang harmonis ; 2) Menyapa

dengan sopan dan ramah ; Saling menghargai pendapat ; 3) Suka membantu

pekerjaan kakak.

d. Tata Krama Bergaul dengan Orang yang Lebih Muda

Tata krama dalam pergaulan sehari – hari tidak hanya menghormati

kepada orang tua saja. Namun kepada usia yang lebih muda pun harus dihargai

dan diberikan kasih. Sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua antara lain

dilakukan sebagai berikut : 1) Bersikap sayang kepada adik ; 2) Memberi contoh

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

teladan yang baik dan memberi motivasi ; 3) Menghargai pendapat

adik ; 4) Tidak bersikap otoriter kepada adik.

e. Tata Krama Bergaul dengan Teman Sebaya

Bergaul dengan teman sebaya hendaknya dilandasi dengan akhlak yang

mulia. Teman sebaya harus saling berbagi rasa, saling menghormati dan saling

berbagi pengalaman. Sikap sopan santun terhadap teman sebaya antara lain

dilakukan sebagai berikut : 1) Saling memberi dan menerima nasihat satu sama

lain ; 2) Saling menolong apabila ada teman yang mendapatkan

kesulitan ; 3) Saling memaafkan satu sama lain apabila ada yang berbuat

kesalahan ; 4) Saling berbagi rasa ; 5) Tidak mencari- cari kesalahan 6) Tidak

saling mengejek dan menghina satu dengan yang lain.

f. Tata Krama Bergaul dengan Lawan Jenis

Bergaul dengan lawan jenis ada aturan dan nilai budi pekerti di antara

keduanya. Baik pria atau wanita saling menghargai dan menghormati, baik dalam

sikap, bertutur kata, ataupun dalam perilaku kehidupan sehari hari. Sikap sopan

santun terhadap lawan jenis antara lain di lakukan sebagai berikut : 1) Saling

menghormati dan menghargai ; 2) Menaati norma agama dan norma

masyarakat ; 3) Menghindari pergaulan bebas dan menjaga keseimbangan diri.

g. Menghormati Tetangga.

Menjaga perasaan tetangga sangat pentingagar tidak terjadisalah paham yang

akan berakibat permusuhan di antara tetangga.: 1) Tidak mengganggu umat agama

lain yang sedang menjalankan ibadah ; 2) Saling bekerja sama selain urusan

agama ; 3) Saling menolong apabila ada yang utuh bantuan ; 4) Bersilaturahmi

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

antar sesama ; 5) Menghormati pendapat orang lainketika bermusyawarah ; 6)

Tidak menggunjing tetangga

2.3 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sopan Santun Siswa

Perilaku sopan santun siswa dalam pergaulan sehari – hari dapat

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor orang tua, faktor lingkungan serta faktor

sekolah.

Berikut ini adalah faktor –faktor yang mempengaruhi perilaku sopan

santun siswa yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Orang Tua

Orang tua adalah faktor pertama yang menyebabkan penyimpangan dari

diri anak. Karena dari orang tua pendidikan pertama didapat oleh anak. Apa yang

sering diucapkan dan dilakukan oleh orang tuanya menjadi panutan atau

mempengaruhi pola pikir anak tersebut.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter

dan kepribadian anak jika anak tumbuh dan besar dalam lingkungan yang

disharmonis, maka perilaku anak tersebut akan cenderung kepada penyimpangan-

penyimpangan pada diri anak.

c. Faktor sekolah

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah

merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi

perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

mendidik dan mengajarnya. Sikap teladan, perbuatan dan perkataan para guru

yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk

begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi

pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru

tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya sopan santun siswa di

sekolah. Akan tetapi jika dari lingkungan sekolah misalnya dari guru dan teman

sebaya tidak memberikan contoh yang baik bagi anak, tentu anak juga akan

terpengaruh pola pikirnya sehingga mudah sekali melakukan penyimpangan

seperti telat, kurang sopan dan sering berkata kotor. Secara langsung dan tidak

langsung sekolah adalah media belajar yang peranannya sangat besar bagi peserta

didik. (sumber:http://penyimpanganprilakusiswadisekolahcom).

2.4 Penerapan Bimbingan Kelompok Teknik Bermain Peran Dalam

Mengembangkan Perilaku Sopan Santun Siswa

a. Pengertian Bimbingan Kelompok

Berikut ada beberapa pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli

sebagai berikut :

Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian

bantuan kepada orang – orang yang mengalami masalah. Suasana kelompok yaitu

antar hyubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi

wahana dimana masing – masing anggota kelompok tersebut secara peseorangan

dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, kepentingan dirinya yang

bersangkutan dengan masalahnya tersebut (Hartinah, 2009:12).

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

Damayanti (2012:40),mengatakan bahwa bimbingan kelompok merupakan

salah satu bentuk layanan yang diberikan disekolah yang merupakan bagian dari

pola 17 plus bimbingan konseling.

Tohirin (dalam Damayanti. 2012:40) mengatakan bahwa:

Bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada

individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok

merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing –

masing siswa, yang diharapkan dpat mengambil manfaat dari pengalaman

pendidikan ini bagi dirinya sendiri.

Bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan

sejumlah peserta didik secara bersama – sama memperoleh berbagai bahan dari

narasumber tertentu (terutama dari pembimbing / konselor yang berguna untuk

menunjang kehidupannya sehari –hari baik individu maupun pelajar, anggota

keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan

Sukardi (dalam Damayanti 2012:40).

Berdasarkan pengertian tersebut bimbingan kelompok adalah salah satu

teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada siswa yang

dilakukan oleh seorang konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna

untuk mencegah berkembangnya masalah–masalah yang dihadapi anak didik.

b. Tujuan Bimbingan Kelompok

Menurut Damayanti (2012:41) Tujuan bimbingan kelompok terdiri dari

dua yaitu tujuan khusus dan tujuan umum :

1) Tujuan bimbingan kelompok secara umum. Secara umum bimbingan

kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi,

khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa).

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

2) Tujuan layanan bimbingan kelompok secara lebih khusus adalah

mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap

yang menunjang perwujudan tingkah berkomunikasi baik verbal maupun

non verbal para siswa.

c. Manfaat Bimbingan Kelompok

Secara umum manfaat bimbingan kelompok dapat meningkatkan interaksi

antara guru dan siswa, tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat bimbingan

kelompok yang lebih rinci.

Sukardi (dalam Damayanti. 202:42) menjelaskan manfaat bimbingan

kelompok sebagai berikut:

1) Siswa diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicara

kan berbagai hal yang terjadi disekitarnya.

2) Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang

berbagai hal yang mereka bicarakan.

3) Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan

mereka yang berhubungan dengan hal –hal yang mereka bicarakan dalam

kelompok.

4) Menyususn program – program kegiatan untuk mewujudkan penolakan

terhadap yang buruk dan dukungan tehadap yang baik.

5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan

hasil dan sebagainya yang mereka programkan semula.

Hastuti (dalam Damayanti. 2012:42) menyebutkan bahwa:

Manfaat layanan bimbingan kelompok adalah mendapat kesempatan untuk

berkontak dengan banyak siswa, memberikan informasi yang di butuhkan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

oleh siswa, dapat menyadari tantangan yang di hadapi, siswa dapat

menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering

menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama, dan

lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam

kelompok, diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama,

lebih bersedia : menerima suatu pandangan atau pendapat bila

dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh

seorang konselor.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, manfaat dari layanan bimbingan

kelompok adalah dapat melatih siswa untuk dapat hidup secara berkelompok dan

menumbuhkan kerjasama antara siswa dalam mengatasi masalah, melatih siswa

untuk dapat mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain dan dapat

meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman

sebaya dan pembimbing.

Dalam rangka bimbingan kelompok, terdapat dua jenis kelompok yang

dapat dikembamgkan, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Anggota

kelompok bebas memasuki kelompok tanpa persiapan tertentu dalam kehidapan

kelompok tersebut memang sama sekali tidak disiapkan sebelumnya.

Perkembangan yang timbul dalam kelompok itulah yang nantinya akan

menjadi isi dan mewarnai kehidupan kelompok tersebut. Kelompok bebas

memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada seluruh anggota

kelompok untuk menentukan arah dan isi kegiatan kelompok tersebut. Sesuai

dengan namanya, kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk

menyelesaikan pada suatu pekerjaan, baik pekerjaan pekerjaan tersebut ditugaskan

oleh pihak diluar kelompok tersebut, maupun tumbuh di dalam kelompok itu

sendiri sebagai hasil dari kegiatan – kegiatan kelompok tersebut sebelumnya.

Dalam hal ini, tampak kelompok tersebut mengikatkan diri untuk sesuatu tugas

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

yang ingin diselesaikan. Dalam kelompok tugas, perhatian diarahkan kepada satu

titik pusat, yaitu penyelesaian tugas.

Semua anggota kelompok hendaknya mencurahkan perhatian untuk tugas

tersebut. Semua pendapat, tanggapan, reaksi, dan saling hubungan antar semua

anggota hendaknya menjurus kepada penyelesaian tugas tersebut masing-masing

anggota terikat, pengembangan kediriannya yang bertenggang rasa kepada seiap

anggota kelompok itu sendiri, yaitu pengembangan sikap, keterampilan, dan

keberanian sosialyang bertenggang rasa. Tugas yang ditetapkan untuk digarap

oleh suatu kelompok tugas sebenarnya adalah anggunan semata untuk

mengarahkan kegiatan kelompok, melainkan alat yang merupakan arah dan titik

tumpu kehidupan kelompok yang dinamis.

d. Tahap – Tahap Kegiatan Bimbingan Kelompok Teknik Main Peran

Pada umumnya, terdapat empat tahap perkembangan dalam layanan

bimbingan kelompok, yaitu tahap pembentukan, peralihan, pelaksanaa kegiatan

dan pengakhiran. Tahap – tahap tersebut merupakan suatu kesatuan dalam seluruh

kegiatan kelompok..

Tahap – tahap kegiatan kelompok dalam layanan bimbingan kelompok

menurut Hartinah (2009:13-153) sebagai berikut :

a. Tahap Kegiatan Awal

Kegiatan awal dari sebuah kelompok dapat dimulai dengan pengumpulan

para (calon) anggota kelompok dalam rangka kegiatan kelompok yang akan

direncanakan, meliputi:

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

1) Menyampaikan salam pembuka dan ucapan terima kasih atas peran serta

anggota kelompok.

2) Berdo‟a sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing anggota

kelompok.

3) Perkenalan dan pengakraban

4) Menjelaskan makna dan tujuan bimbingan kelompok teknik main peran

5) Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan

6) Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok teknik main peran

7) Melaksanakan kegiatan untuk menjalin pengakraban

b. Tahap Peralihan

Pada tahap ini yaitu pembangunan jembatan antara tahap pertama dan

tahap ketiga. Maka setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamis, kelompok

sudah mulai tumbuh dan kegiatan kelompok hendaknya dibawa lebih jauh oleh

pemimpin kelompok menuju kelompok yang sebenarnya.

Oleh karena itu perlu di selenggarakan tahap peralihan sebagai berikut :

1) Peneliti menjelaskan kembali dengan ringkas cara pelaksanaan kegiatan

bimbingan kelompok teknik bermain peran

2) Melakukan tanya jawab untuk memastikan kesiapan anggota kelompok

3) Mengenali suasana hati dan fikiran masing-masing anggota kelompok

untuk mengetahui kesiapan mereka.

4) Menekankan asas-asas yang perlu di pedomani dan di perhatikan dalam

pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok teknik main peran.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

c. Tahap Kegiatan Inti

Kegiatan pada tahap inti dilaksanakan sesuai dengan kegiatan yang akan

diberikan yaitu bimbingan kelompok teknik main peran. Tahap kegiatan inti

sebagai berikut :

1) Eksperientasi:

Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan ini sebagai berikut :

a) Peneliti membagikan naskah main peran kepada masing-masing

peserta.

b) Peneliti memberikan penjelasan mengenai alur jalannya kegiatan

c) Peneliti meminta peserta untuk mengambil satu peran pada naskah

d) Peneliti meminta peserta untuk memainkan peran sesuai dengan naskah

drama

e) Kelompok yang maju untuk mementaskan main peran ditetapkan

sebagai kelompok pemain, sementara kelompok yang lain sebagai

kelompok penonton.

f) Peneliti, mengamati jalannya kegiatan untuk mengetahui reaksi dan

perhatian dari siswa yang mempunyai perilaku sopan santun yang baik.

g) Setelah selesai akan dibahas bersama-sama.

h) Kelompok yang maju untuk mementaskan drama ditetapkan sebagai

kelompok pemain, sementara kelompok yang lain sebagai kelompok

penonton.

i) Peneliti, mengamati jalannya sosiodrama untuk mengetahui reaksi dan

perhatian dari siswa yang mempunyai perilaku sopan santun yang baik.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

2) Identifikasi

a) Peneliti memberikan refleksi kepada siswa

b) Peneliti menanyakan bagaimana perasaan peserta setelah mengikuti

kegiatan bermain peran

c) Peneliti menanyakan kesan peserta pada pelaksanaan kegiatan

3) Generalisasi

a) Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan yang telah di ikuti

dan membuat kesimpulan tentang langkah-langkah yang di terapkan

siswa dalam diri.

b) Peneliti main peran menanyakan kembali kepada peserta tentang

kegiatan terhadap sopan santun siswa

4) Analisis

a. Peneliti menganalisis tentang kegiatan yang telah di laksanakan

b. Peneliti menanyakan makna dari kegiatan ini kepada peserta

c. Peneliti menanyakan apa manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan

pada peserta.

d. Tahap Pengkhiran

Kegiatan suatu kelompok tidak berlangsung terus menerus tanpa

berhenti. Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga, kegiatan

kelompok kemudian menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri

kegiatannya pada saat yang di anggap tepat. Tahap akhir di lakukan sebagai

berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

1) Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok teknik

bermain peran akan segera berakhir.

2) Menyampaikan komitmen kepada anggota yang topik permsalahannya

telah di entaskan.

3) Meminta anggota untuk mengisi penilaian segera yang telah disediakan

4) Mengucapkan terima kasih dan salam penutup kepada peserta.

2.5 Teknik Bermain Peran

a. Pengertian Bermain Peran

Berikut dapat dikemukakan beberapa perumusan yang merupakan

kesimpulan para ahli mengenai teknik bermain peran sebagai berikut :

Damayanti (2012:43) mengakan bahwa :

“Teknik bimbingan kelompok ada beberapa macam. Macam-macam

teknik tersebut dapat digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri.

Konselor harus dapat menilai dan melihat keadaan kliennya dan dapat

menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan pas dan terarah”.

Tohirin (dalam Damayanti. 2012:45) :

Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok.

Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa

melalui drama. Masalah yang di dramakan adalah masalah – masalah sosial.

Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama,

individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial.

Sujiono (2010:81) mengatakan bahwa :

“Bermain peran adalah kegiatan yang berfokus pada kegiatan dramatisasi,

tempat anak – anak bermain untuk memerankan tugas –tugas anggota

keluarga, tata cara dan kebiasaan dalam keluarga dengan berbagai

perlengkapan rumah tangga serta kegiatan di lingkungan sekitarnya”.

Bermain peran digunakan dalam pelatihan untuk melihat reaksi peserta

dalam situasi tertentu sebelum dan setelah sesi pelatihan. Bermain peran sangat

bermanfaat untuk memberikan kesempatan kepada peserta mempraktikan cara

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

berhubungan dengan orang lain sesuai skenario yang diberikan. Bahkan meski

peserta keliru melakukannya, mereka mengambil suatu pelajaran.Chayatie (2010:

15).

“Main peran disebut juga main simbolis, main pura-pura, Make

Believe,fantasi, imajinasi, atau drama, sangat penting untuk perkembangan

kognisi, sosial, dan emosi anak usia tiga sampai enam tahun”. Menurut Mutiah

(2012:115)

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk „menghadirkan‟

peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu „pertunjukan peran‟ di

dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar

peserta memberikan penilaian terhadap. Misalnya: menilai keunggulan maupun

kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/

alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih

menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam „pertunjukan‟, dan bukan

pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

Dari sekian banyak pengertian bermain peran, dapat disimpulkan bahwa

bermain peran adalah suatu kegiatan yang di dalamnya melakukan perbuatan-

perbuatan yaitu gerakan-gerakan wajah (ekspresi) sesuai dengan apa yang

diceritakan.

Bermain peran dalam bimbingan kelompok merupakan usaha untuk

memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi

masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah

peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui

peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran

tertentu sesuai dengan tema yang dipilih. Strategi Role Playing (bermain peran)

termasuk metode pementasan drama yang sangat sederhana. Peran diambil dari

kisah kehidupan nyata sehari-hari (bukan imajinatif).

b. Manfaat Bermain Peran

Bermain peran bermanfaat untuk mendorong siswa untuk turut aktif dalam

pemecahan sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara

mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Melalui bermain peran dalam

bimbingan kelompok, siswa juga dapat mengekplorasi perasaannya, memperoleh

wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya mengenai suatu hal,

mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang

dihadapi dan mengekplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai

cara.

Manfaat dari bermain peran adalah sebagai berikut menurut Luluk, Nursalim.

2001: 99) :

1) Kreativitas

Dengan bermain peran kreativitas peserta didik dapat lebih terasah karena

dalam dunia khayalan, anak bisa jadi apa saja dan melaukan apa saja

sesuai dengan peran yang dimainkannya.

2) Disiplin

Saat bermain peran, biasanya ia mengambil peraturan dan pola hidupnya

sehari-hari. Misalnya, saat ia bermain peran sebagai orangtua yang menidurkan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

anaknya, ia akan bersikap dan mengatakan seperti apa yang ia sering dilakukan

dan dikatakan oleh orangtuanya. Sehingga secara tak langsung, ia pun

membangun kedisiplinan dan keteraturan pada dirinya sendiri

3) Keluwesan

Saat bermain peran, secara tidak langsung anak-anak mulai belajar untuk

mengatasi rasa takut dan hal-hal yang sebelumnya berbeda bagi mereka Dengan

bimbingan dan perumpamaan ini, diharapkan rasa takut atau trauma si kecil akan

lebih berkurang.

c. Jenis Bermain Peran

Jenis main peran ini terdiri atas dua jenis. Menurut Erikson (dalam

Mutiah.2012:115) mengatakan bahwa dalam main peran, secara umum dapat

dibagi menjadi dua yaitu main peran makro dan mikro sebagai berikut:

1) Main peran Makro : Siswa berperan sesungguhnya dan menjadi sesorang atau

sesuatu. Saat siswa memiliki pengalaman sehari – hari dengan main peran

makro (tema sekitar kehidupan nyata), mereka belajar banyak keterampilan

praakademis seperti : mendengarkan, tetap dalam tugas, menyelesaikan

masalah, dan bermain kerja sama dengan orang lain

2) Main peran Mikro : Siswa memegang atau menggerak – gerakkan benda –

benda berukuran kecil untuk menyusun adegan. Saat siswa main peran mikro,

mereka belajar untuk menghubungkan dan mengambil sudut pandang dari

orang lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bermain peran makro, karena

bermain peran makro sangat cocok diberikan kepada peserta didik.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

Safriyani (2011:viii) mengatakan bahwa :

Main peran adalah main pura – pura. Sebuah kegiatan bisa dibuat sebagai

main peran kalau ada kualitas pura-pura. Main peran bisa dilakukan mulai

dari hal yang sangat sederhana misalnya dengan mengibaratkan bantal

menjadi setir mobil, sampai ke kegiatan main peran yang kompleks dengan

menggunakan alur cerita atau skenario.

Secara umum main peran dibagi menjadi dua yaitu main peran makro, dan

main peran mikro. Pada main peran makro, siswa berperan sebagai seorang atau

sesuatu. Dalam hal ini siswa memerankan sendiri peran yang ingin dimainkan.

Misalnya ia menggunakan pakaian ayahnya lalu menirukan gaya ayah. Sementara

pada main peran mikro, siswa menggunakan benda-benda untuk dimainkan sesuai

dengan peran yang ia bayangkan. Misalnya anak menggunakan boneka, dan ia

memainkan boneka itu untuk bercakap-cakap dengan boneka yang lain. Lebih

mudahnya, kalau main peran makro anak menjadi pemerannya atau menjadi

artisnya. Sedangkan kalau bermain mikro siswa menjadi sutradaranya.

Tanpa stimulasi dari orang dewasa, secara natural siswa sudah memiliki

minat untuk bermain peran. Adanya pendampingan dari orang dewasa akan

membantu meningkatkan kualitas main peran siswa. Hal ini dipengaruhi oleh

setting, gagasan yang dimunculkan dan bahan main peran yang ada. Kreativitas

pendamping akan menstimulasi siswa untuk menuju tingkat main peran yang

lebih kompleks. Untuk bermain peran siswa mengerahkan sekumpulan

pengalaman dan keterampilan yang dimiliki sehingga bisa memunculkan ide

untuk bermain pura – pura.

Similanky (Dalam Safriyani . (1990:xi) menyebutkan bahwa ada 6 keterampilan

yang mendukung main peran atau sosiodrama. Keterampilan tersebut adalah:

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

1) Memainkan Peran

Siswa dapat berpura – pura memerankan seseorang atau sesuatu dengan

menirukan ekspresi, mimik dan perilakunya. Awalnya hanya menirukan

anggota keluarga atau binatang yang biasa dia lihat, setelah mahir siswa akan

memilih sendiri peran yang dia berikan, dan memunculkan gaya yang

bervariasi, yang berhubungan dengan peran yang dipilih.

2) Menggunakan properti

Melengkapi permainan perannya, siswa mulai menggunakan bahan atau

benda yang bisa mendukung peran yang dimainkan. Awalnya nyata,

kemudian menggunakan benda yang bukan sesungguhnya, lalu menggunakan

benda imajiner seperti orang bermain pantomim.

3) Pura – pura

Pura –pura adalah inti dari bermain peran. Awalnya siswa hanya menirukan

gaya secara sederhana hal – hal yang sering ia lihat, misalnya menelpon

dengan telepon mainan. Pada tingkat yang lebih tinggi siswa mulai merangkai

sebuah cerita untuk dimainkan, dan melakukan pembagian peran dengan

orang lain, siswa juga bisa memainkan peran – peran yang merupakan hasil

fantasinya, misalnya menjadi sekumpulan putri yang sedang menyebrangi

pelangi.

4) Durasi waktu

Awalnya siswa hanya bermain peran bebrapa menit, lalu berganti dengan

permainan yang lain. Pada tingkat main peran yang lebih tinggi siswa mulai

menggunakan waktu yang lebih lama.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

5) Interaksi

Dari tahapan awal main peran, siswa hanya memainkan peran sendiri.

Meskipun ada beberapa siswa, tetapi tidak tampak interaksi kecuali jika

mereka ingin menggunakan benda yang sama. Seiring dengan perkembangan

usia dan tingkat main perannya, siswa dapat bermain bersama, merancang

carita bersama, lalu melakukan pembagian peran dan mengatur properti yang

digunakan.

6) Komunikasi verbal

Komunikasi verbal siswa dapat menunjukkan tingkatan main perannya.

Apabila mereka sudah berkomunikasi dengan menggunakan sudut pandang

peran yang sedang dimainkan, berarti sudah ada pada tingkat man peran yang

tinggi.

Enam keterampilan penting untuk main peran tersebut dapat membantu

konselor untuk melihat tingkatan main peran siswa – siswa, dan mencari ide –ide

kreatif untuk bisa memancing siswa menuju tingkatan peran yang lebih tinggi.

d. Langkah-langkah Bermain Peran

Dalam bermain peran langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu ada empat

langkah sebagai berikut menurut Luluk, Nursalim (2012:42) sebagai berikut:

Membacakan naskah drama atau percakapan dengan intonasi jeda, lafal, dan

volume suara yang sesuai. Kalimat-kalimat dalam kurung tidak perlu dibaca,

karena kalimat-kalimat tersebut merupakan petunjuk laku.

1) Menentukan watak tokoh dan ekspresi yang tepat untuk memerankan

tokoh tersebut.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/5776/5/2013-2-2-86201-111409156-bab2... · Aspek –aspek perilaku sopan santun ini yang dapat di perhatikan

2) Berlatih berulang-ulang sampai betul-betul dapat memerankan tokoh

dengan baik.

3) Menggunakan perlengkapan panggung dan kostum yang sesuai agar

percakapan yang diperankan lebih hidup.

Apabila hal-hal di atas dapat dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh,

maka secara otomatis akan menjadikan hidupnya percakapan karena dilakukan

oleh siswa yang aktif dan kreatif sesuai dengan watak tokoh masing-masing.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis maka hipotesis untuk penelitian eksperimen ini

adalah layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran berpengaruh terhadap

perilaku sopan santun siswa di MTs Al-Huda Kelas VII Kota Gorontalo.

H0 : ρ = 0 → Tidak terdapat pengaruh teknik bermain peran terhadap perilaku

sopan santun siswa di MTs Al-Huda Kelas VII Kota Gorontalo.

Ha : ρ ≠ 0 → Terdapat 16 % pengaruh teknik bermain peran terhadap perilaku

sopan santun siswa di MTs Al-Huda Kelas VII Kota Gorontalo