26
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemilik perusahaan untuk bekerja demi kepentingan perusahaan dan agen akan selalu bertindak yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. Oleh karena itu manajer harus bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan. Teori agensi menunjukkan pentingnya pemisahan fungsi antara manajemen perusahaan dan hubungan pemilik kepada manajer. Dimana tujuan adanya pemisahan ini adalah untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dengan cara menyewa pihak profesional untuk mengelola perusahaan. Akan tetapi dilain sisi pemisahan ini menimbulkan permasalahan yaitu ketika terjadi ketidaksamaan tujuan antara principle dan agen (Anisa, 2012). Pada dasarnya individu bertindak sesuai dengan kepentingannya masing- masing. Agen memiliki kewajiban untuk memberikan kinerja yang baik bagi principle dengan cara menciptakan laba bagi perusahaan. Sedangkan principle mempunyai kewajiban untuk memberikan apresiasi kepada agen atas kinerjanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

  • Upload
    lylien

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

kontrak dimana satu atau lebih pemegang saham (principle) melibatkan

manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka.

Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemilik perusahaan untuk bekerja

demi kepentingan perusahaan dan agen akan selalu bertindak yang terbaik bagi

kepentingan perusahaan. Oleh karena itu manajer harus bertanggungjawab kepada

pemilik perusahaan.

Teori agensi menunjukkan pentingnya pemisahan fungsi antara

manajemen perusahaan dan hubungan pemilik kepada manajer. Dimana tujuan

adanya pemisahan ini adalah untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dengan

cara menyewa pihak profesional untuk mengelola perusahaan. Akan tetapi dilain

sisi pemisahan ini menimbulkan permasalahan yaitu ketika terjadi ketidaksamaan

tujuan antara principle dan agen (Anisa, 2012).

Pada dasarnya individu bertindak sesuai dengan kepentingannya masing-

masing. Agen memiliki kewajiban untuk memberikan kinerja yang baik bagi

principle dengan cara menciptakan laba bagi perusahaan. Sedangkan principle

mempunyai kewajiban untuk memberikan apresiasi kepada agen atas kinerjanya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

13

Kreditor selalu ingin mendapatkan laba yang banyak dari perusahaan agar

dana yang dipinjamkan cepat kembali dan tidak tergolong kategori kredit macet.

Akan tetapi agency juga menginginkan bonus yang banyak atas kinerjanya. Oleh

karena itu agar kedua belah pihak bisa saling mendapatkan keuntungan dari hasil

kinerjanya masing-masing maka baik pihak principle maupun agen harus bisa

bekerja dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang mereka

inginkan.

Kinerja agen dinilai berdasarkan kemampuannya di dalam mengatur

perusahaan dengan cara menciptakan laba yang tinggi. Dengan didapatnya laba

perusahaan yang tinggi maka principle akan diuntungkan dengan pengembalian

utang yang cepat sehingga dana principle terus berputar. Sehingga keadaan

tersebutlah yang menjadikan bonus agency menjadi naik.

Ada tiga jenis asumsi sifat dasar manusia untuk menjelaskan tentang teori

agensi yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self

interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk

averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia, manajer sebagai manusia

kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic. Maksud dari

sifat opportunistic adalah bahwa manajer akan lebih mengutamakan kepentingan

pribadinya dibandingkan kepentingan orang lain (kreditor). Agent akan berusaha

mencari keuntungannya sendiri untuk mendapatkan bonus dari perusahaan dengan

berbagai cara seperti memanipulasi angka-angka di laporan keuangan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

14

Dengan adanya perbedaan kepentingan antara agen dan principle inilah

yang menyebabkan adanya konflik. Konflik ini dapat memicu terjadinya asimetri

informasi diantara kedua belah pihak tersebut. Asimetri informasi antara manajer

dan kreditor seringkali terjadi karena manajemen umumnya mempunyai informasi

yang lebih akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (kreditor). Asimetri

informasi merupakan kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang tidak

diketahui pihak lain, sehingga untuk informasi tertentu hanya akan diketahui oleh

suatu pihak tanpa diketahui oleh pihak lain yang juga memerlukan informasi

tersebut.

Asimetri informasi terjadi antara manajer dengan kreditor sebagai

pengguna laporan keuangan menyebabkan kreditor tidak dapat mengamati seluruh

kinerja dan prospek perusahaan secara sempurna. Ketika situasi dimana kreditor

memiliki informasi yang lebih sedikit dari pada manajer, manajer dapat

menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk melakukan manajemen laba

(Veronika, 2004). Hal ini akan berdampak pada kemungkinan terjadinya

kecurangan laporan keuangan yang materiil.

2.1.2 Fraud Tree

Secara skematis, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Pohon

ini menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam bentuk skema hubungan

kerja, beserta ranting dan anak rantingnya. Terdapat tiga cabang utama, yaitu

Corruption, Asset Misappropriation, dan Fraudulent Statements seperti pada

Gambar 2.1 berikut

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

15

Gambar 2.1Fraud tree

Sumber: acfe.com/fraud-tree.aspx, 2015

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

16

1) Asset Misappropriation

Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset

atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang

paling mudah dideteksi karena sifatnya tangible atau dapat

diukur/dihitung.

2) Fraudulent Statements

Fraudulent statements meliputi tindakan yang dilakukan oleh

pejabat atau eksekutif perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi

kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan

dalam penyajian laporan keuangan untuk memeroleh keuntungan. Salah

satu bentuk dari fraudulent statements adalah manajemen laba (Rezaee,

2002).

3) Corruption

Korupsi banyak terjadi di negara-negara yang memilki sistem

penegakan hukum yang lemah, serta kurangnya kesadaran akan tata kelola

yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Jenis fraud

ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan

pihak lain seperti suap dan korupsi yang memiliki hubungan simbiosis

mutualisme.

2.1.3 Kecurangan Laporan Keuangan

2.1.3.1 Definisi Kecurangan Laporan Keuangan

Definisi kecurangan laporan keuangan menurut ACFE (1998) adalah

kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

17

laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat

bersifat financial dan non financial. Kecurangan laporan keuangan dapat

berkaitan dengan beberapa skema seperti:

1) pemalsuan, pengubahan atau manipulasi dari catatan keuangan, dokumen

pendukung atau transaksi bisnis,

2) kesalahan pencatatan material yang disengaja, penghapusan, atau

kesalahan presentasi dari kejadian, transaksi, akun, atau informasi

signifikan lainnya yang merupakan sumber informasi pembuatan laporan

keuangan,

3) kesalahan yang disengaja pada penggunaan prinsip akuntansi, kebijakan,

dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan

mengungkapkan kejadian ekonomis dan transaksi bisnis,

4) penghilangan secara sengaja dari pengungkapan atau penyajian

pengungkapan yang tidak memadai berkaitan dengan standar, prinsip,

praktek akuntansi dan informasi keuangan yang berhubungan.

5) penggunaan teknik akuntansi yang agresif melalui pengelolaan laba yang

tidak diperbolehkan,

6) manipulasi dari praktek akuntansi yang didasarkan pada standar akuntansi

yang tersedia yang memiliki celah yang dapat digunakan perusahaan untuk

menutupi substansi ekonomi dari kinerjanya (Rezaee, 2002).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

18

2.3.1.2 Imbalan Kecurangan Laporan Keuangan

Imbalan yang diharapkan bagi para pelaku kecurangan adalah beragam.

Menurut Mulford (2010) berbagai imbalan dibagi menjadi beberapa kategori

berikut ini:

1) Dampak pada harga saham (Share-price effect) :

a. Mengurangi gejolak turun dan naiknya harga saham

b. Meningkatkan nilai perusahaan

c. Menurunkan biaya ekuitas

d. Meningkatkan nilai opsi saham

2) Dampak pada biaya pinjaman (Borrowing cost benefit) :

a. Meningkatkan kualitas kredit

b. Rating utang jadi lebih tinggi

c. Biaya pinjaman lebih rendah

d. Kontrak keuangan lebih lunak

3) Dampak pada Bonus yang diperoleh (Bonus plan effect) :

a. Menaikkan laba yang menjadi dasar pemberian bonus

4) Dampak biaya politik (political cost effects) :

a. Menurunkan dampak regulasi

b. Menghindari pajak yang lebih tinggi

2.1.4 Fraud triangle

Teori yang mendasar dari penelitian ini yaitu teori fraud triangle. Teori ini

dicetuskan oleh Cressey (1953) yang diperkenalkan dalam literatur pofesioanal

pada SAS No. 99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Secara

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

19

umum kecurangan mempunyai tiga sifat seperti yang diungkapkan dalam fraud

triangle. Dimana kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi yaitu

tekanan atau pressure, peluang atau opportunity, dan rasionalisasi atau

rationalization (Turner et al., 2003). Menurut AICPA, hanya satu dari faktor-

faktor ini yang hadir dalam rangka kecurangan yang dilakukan.

SAS No. 99 mengharuskan auditor untuk menerapkan prosedur baru yang

bertujuan untuk mengetahui lingkungan perusahaan dan untuk mengevaluasi

jumlah luas informasi baru dalam upaya untuk mengidentifikasi fakta dan keadaan

yang mengindikasikan adanya tekanan, peluang, dan rasionalisasi (Skousen, et al.,

2009). Gambar 2.2 menerangkan hubungan antara pressure, opportunity, dan

rationalization.

Gambar 2.2 Fraud triangle

Sumber: data diolah, 2015

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

20

2.1.4.1 Pressure (Tekanan)

Rahmanti (2013) menyebutkan bahwa pressure adalah dorongan orang

untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk

gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain, termasuk hal keuangan dan non

keuangan. Dalam hal keuangan sebagai contoh dorongan untuk memiliki barang-

barang yang bersifat materi. Tekanan dalam hal non keuangan mendorong

seseorang melakukan kecurangan, misalnya tindakan untuk menutupi kinerja yang

buruk karena tuntutan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik.

SAS No. 99 menjelaskan bahwa, terdapat empat jenis kondisi umum

terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut

adalah stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan individu, dan

target keuangan.

Tekanan eksternal dapat berasal dari kewajiban/utang perusahaan dan

target keuangan yang diberikan oleh pemilik perusahaan, investor atau kreditor.

Dalam hal ini, tekanan eksternal ini akan memberikan dampak terhadap kinerja

perusahaan. Dampak positifnya adalah peningkatan kinerja perusahaan yang

signifikan. Namun, dampak negatifnya adalah kecurangan yang akan timbul

karena manajemen tidak mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga

manajemen akan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan

agar terlihat baik.

Utang perusahaan yang tinggi tidak selalu mencerminkan bahwa

perusahaan tersebut sedang dalam keadaan buruk atau kekurangan dana, karena

utang dapat berfungsi sebagai tambahan modal perusahaan untuk melakukan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

21

ekspansi atau research and development. Jumlah utang yang tinggi juga dapat

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman, hal ini

menjelaskan mengenai fleksibiliatas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen juga tinggi.

2.1.4.2 Oportunity (Kesempatan / peluang)

Nabila (2013) berpendapat bahwa opportunity adalah peluang yang

memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas

mereka tidak akan terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal

yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan

posisi. Kesempatan untuk melakukan fraud berdasarkan pada kedudukan pada

umumnya, manajemen suatu perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk

melakukan fraud dibandingkan dengan karyawan. Tetapi patut digaris bawahi

bahwa kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap

kedudukan. Kegagalan dalam menetapkan prosedur yang memadai untuk kondisi

fraud juga mampu meningkatkan keterjadian suatu kecurangan. Dilihat dari ketiga

elemen fraud triangle, kesempatan memiliki kontrol yang paling atas, oleh karena

itu dalam mendeteksi adanya aktivitas kecurangan maka perusahaan perlu

membangun sebuah proses, prosedur dan kontrol yang efektif.

SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada kecurangan laporan

keuangan dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalah kondisi

industri, ketidakefektifan pengawasan, dan struktur organisasional.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

22

2.1.4.3 Rationalization ( Rasionalisasi )

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana

pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi merupakan bagian

fraud triangle yang paling sulit untuk diukur (Skousen, et al., 2009). Sikap atau

karakter adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara

rasional melakukan fraud. Integritas manajemen merupakan penentu utama dari

kualitas laporan keuangan. Ketika integritas manajemen dipertanyakan, keandalan

laporan keuangan diragukan. Mereka yang umumnya tidak jujur maka akan lebih

mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan standar moral yang lebih

tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran

rasional untuk membenarkan perbuatannya. SAS No. 99 menyebutkan bahwa

rasionalisasi pada perusahaan dapat diukur dengan siklus pergantian auditor, opini

audit yang didapat perusahaan tersebut serta keadaan total akrual dibagi dengan

total aset.

2.1.5 Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat

memengaruhi angka laba yang dilaporkan. Menurut Scott (2000), Manajemen

laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen untuk mencapai

tujuan tertentu. Pemilihan kebijakan akuntansi tersebut termotivasi dari tujuan

efisiensi maupun oportunistik.

Manajemen laba bersifat efisiensi apabila manajemen perusahaan berusaha

untuk menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan hal yang

bersifat informasi internal perusahaan Beberapa kasus teknik-teknik manajemen

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

23

laba yang oportunistik sering kali menggunakan teknik perataan laba (income

smoothing).

Praktik perataan laba disebabkan adanya motivasi manajemen untuk

mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Manajemen akan melakukan income

maximation ketika laba perusahaan mengalami penurunan dengan tujuan

mendapatkan bonus yang besar (Scoot, 2000). Sebaliknya perusahaan akan

melakukan income minimation ketika laba mendatang diperkirakan menurun

drastis sehingga dapat di atasi dengan mengambil laba periode sebelumnya

(Scoot, 2000). Manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah

manajemen laba yang bersifat oportunistik karena melihat adanya income

maximation (DACC positif) dan income minimation (DACC negatif).

Standar Akuntansi Keuangan memperbolehkan manajer untuk memilih

kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, salah satunya dengan

dengan berbasis akuntansi akrual. Penggunaan dasar akrual dipilih karena lebih

rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi perusahaan secara riil. FASB

(1978) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi

akrual memberikan keunggulan karena informasi laba perusahaan dan pengukuran

komponennya mempunyai indikasi yang lebih baik dibandingkan informasi yang

dihasilkan dari akuntansi berbasis kas. Pihak manajer dapat dengan leluasa untuk

memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang diinginkan

dalam penggunaan dasar akrual agar memperlihatkan kinerja yang baik dalam

menghasilkan nilai atau keuntungan (Halim et al., 2005). Jumlah akrual yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

24

tercermin dalam penghitungan laba terdiri dari discretionary accruals dan

nondiscretionary accruals.

Non discretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi

seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Discretionary accruals

merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings management yang

dilakukan manajer. Manajemen laba (DACC) dapat diukur melalui discretionary

accrual yang dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals (TACC) dan

nondiscretionary accruals (NDACC). Discretionary accruals (DACC)

merupakan tingkat akrual yang tidak normal yang berasal dari kebijakan

manajemen untuk melakukan rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang mereka

inginkan.

Menghitung DACC dapat dilakukan dengan metode Modified Jones

Model. Alasan penggunaan model ini karena Modified Jones Model dapat

mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model

lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow et al. (1995)

Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan oleh Positive Accounting

Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar

pemahaman tindakan manajemen laba yaitu (Watts dan Zimmerman 1986):

1) Bonus plan hypothesis

Bonus plan hypothesis menegaskan bahwa manajer perusahaan dengan

rencana bonus lebih cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang

membuat laba yang dilaporkan menjadi lebih tinggi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

25

2) Debt (equity) hypothesis

Debt (equity) hypothesis menegaskan bahwa perusahaan dengan rasio debt

to equity lebih besar, cenderung untuk memilih prosedur-prosedur

akuntansi yang dapat menaikkan labanya.

2.1.6 Discretionary Accrual

Discretionary accrual sering digunakan sebagai proksi manajemen laba

oportunistik dalam beberapa penelitian sebelumnya sesuai dengan konteksnya

masing-masing, tetapi manajer mungkin mempunyai motivasi lain untuk mencatat

discretionary accrual yaitu untuk maksud pemberian sinyal mengenai kinerja

manajemen kini serta yang akan datang (Widodo, 2005). Discretionary accrual

adalah suatu cara untuk mengurangi atau menambah pelaporan laba yang sulit

dideteksi melalui manipulasi kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan akrual,

misalnya menaikkan biaya amortisasi atau depresiasi, mencatat kewajiban yang

besar terhadap potongan harga dan mencatat persediaan yang sudah usang,

sedangkan akrual adalah semua kejadian yang bersifat operasional pada suatu

tahun yang tidak berpengaruh terhadap arus kas, dengan kata lain total akrual

adalah selisih antara laba dengan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan.

2.1.7 Pembahasan Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu sudah pernah mencoba untuk mendeteksi

adanya fenomena fraud dalam perusahaan. Mereka mencoba menggunakan

metode-metode yang berbeda untuk menjelaskan fenomena fraud pada laporan

keuangan. Variabel yang digunakan bervariasi, serta teknik analisis yang

digunakan juga bermacam-macam. Akan tetapi dari sekian peneliti yang mencoba

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

26

mendeteksi adanya fenomena fraud ini mendapatkan hasil yang tidak konsisten.

Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan oleh sampel, proksi, teknik analisis serta

metode penelitian yang berbeda-beda.

Tabel di bawah ini merangkum beberapa hasil penelitian, proksi, serta

teknik analisis yang digunakan dalam mendeteksi atau mengetahui pengaruh

faktor faktor yang memengaruhi adanya fenomena fraud dalam laporan keuangan

perusahaan. Dengan adanya ringkasan penelitian dari peneliti terdahulu

diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penulis dalam melakukan penelitian.

Ringkasan penelitian terdahulu disajikan dalam bentuk tabel yang berisi

nama dan tahun penelitian, variabel serta proksi yang digunakan, data dan alat

analisism serta hasil penelitian. Tabel ringkasan penelitian terdahulu disajikan

dalam Tabel sebagai berikut.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

27

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

.

Nama

Peneliti

Variabel

Data dan Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1.

Skousen,

et al.

(2009)

Dependen: Kecurangan

laporan keuangan

Independen:

1. Proksi untuk pressure:

-Financial stability:

GPM, SCHANGE,

ACHANGE, CATA,

SALAR, SALTA,

INVSAL

- External pressure:

LEV, FINANCE,

FREEC

- Personal financial

need:

OSHIP, OWN

- Financial target:

ROA

2. Proksi untuk

opportunity:

- Nature of industry:

RECEIVABLE,

INVENTORY, FOPS

- Ineffective

monitoring:

BDOUT, AUDCOMM,

AUDSIZE, IND,

EXPERT

- Organizational

structure: CEO,

TOTALTURN

3. Proksi untuk

rationalization:

AUDCHANG,

AUDREPORT, TACC

Menggunakan

data

SEC Akuntansi

dan

Siaran Auditing

Enforcement

(AAERs) yang

diterbitkan

antara tahun

1992 dan 2001

sedangkan alat

analisis yang

digunakan yaitu

menggunakan

analisis regresi

logistik

Menemukan bukti

bahwa:

1) Pertumbuhan

aset yang cepat,

peningkatan

kebutuhan uang

tunai dan

pembiayaan

eksternal

berhubungan

secara positif

terhadap

kemungkinan

terjadinya fraud

2) Kepemilikan

sahamsaham

eksternal dan

internal serta

kontrol dewan

direksi juga

terkait dengan

peningkatan

kecurangan

laporan

keuangan

3) Ekspansi

jumlah anggota

independen di

komite audit

berhubungan

negatif dengan

terjadinya

kecurangan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

28

2.

Lou dan

Wang

(2009)

Dependen: Fraud

Independen:

pertumbuhan tinggi,

kesalahan perkiraan

analisis, kerugian, arus

kas negatif dari aktivitas

operasi, leverage,

pledging, rasio investasi,

transaksi pihak istimewa,

CEO, auditor internal,

deviation in control

away from cash flow

rights, penyajian ulang,

pergantian auditor,

ukuran perusahaan

Menggunakan

data yang

dikumpulkan

dari perusahaan

publik Taiwan,

termasuk Bursa

Efek Taiwan

(TSE). Sebagian

besar sampel

yang diperoleh

dari database

bernama Journal

Ekonomi Taiwan

(TEJ) sedangkan

alat analisis yang

digunakan yaitu

analisis regresi

logistik

Kecurangan

pelaporan berkaitan

dengan salah satu

kondisi berikut:

tekanan keuangan

dari sebuah

perusahaan atau

supervisor

perusahaan, rasio

yang lebih tinggi

dari suatu transaksi

yang kompleks,

dipertanyakannya

integritas dari

manajer perusahaan,

atau lebih

memburuknya

hubungan antara

perusahaan dengan

auditornya

3.

Ema

Kurniaw

ati

(2012)

Dependen:

fraud/kecurangan

Independen:

pertumbuhan tinggi,

kerugian laba, arus kas

negatif, kemampuan

perusahaan memnuhi

kewajibannya, transaksi

pihak istimewa,

pergantian

KAP oleh perusahaan

Data didapatkan

dari BEI periode

tahun 2007-2010

sedangkan alat

analisis yang

digunakan yaitu

analisis regresi

logistik

1) Menunjukkan

hasil bahwa

pertumbuhan

tinggi, kerugian

laba,

kemampuan

perusahaan

memenuhi

kewajibannnya,

dan transaksi

pihak istimewa

berpengaruh

terhadap

kecurangan

laporan

keuangan

2) Arus kas negatif

dan perpindahan

KAP tidak

berpengaruh

terhadap

kecurangan

laporan

keuangan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

29

4.

Martanty

a

Maudy

Rahmant

i

(2013)

Dependen: kecurangan

laporan keuangan

Independen: stabilitas

keuangan, tekanan

eksternal, kepemilikan

manajerial,

target keuangan,

efektivitas pengawasan,

dan ukuran perusahaan

Menggunakan

data yang

diambil dari BEI

tahun 20022006

sedangkan alat

analisisnya

menggunakan

regresi logistik

1) Variabel

stabilitas

keuangan dan

variabel target

keuangan

terbukti

berpengaruh

secara signifikan

terhadap

2) kemungkinan

terjadinya

kecurangan

laporan

keuangan

3) Variabel tekanan

eksternal,

variabel

kepemilikan

manajerial, dan

variabel

efektivitas

pengawasan

terbukti tidak

berpengaruh

secara signifikan

terhadap

kemungkinan

terjadinya

kecurangan

laporan

keuangan.

4) Variabel ukuran

perusahaan yang

dilihat dari total

aset tidak dapat

dijadikan kontrol

dalam

mendeteksi

kemungkinan

adanya

kecurangan

laporan

keuangan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

30

6.

Hasnan

et al.,

(2013)

Dependen: kecurangan

pelaporan keuangan

Independen: pelanggaran

terdahulu, transaksi

pihak istimewa, pendiri

di dewan direksi,

financial distress,

kepemilikan keluarga,

kepemilikan asing,

koneksi politik,

kekurangan dewan

komisaris independen,

multijabatan dewan

direksi, kualitas audit,

dan

manajemen laba

Data didapatkan

dari Bursa

Malaysia tahun

1996-2007

sedangkan alat

analisis yang

digunakan yaitu

analisis regresi

logistik

Mendapatkan hasil

bahwa:

1) Terkait dengan

rasionalisasi,

pelanggaran

sebelumnya

(PRIOR) dan

pendiri di dewan

direksi

(FOUND)

berhubungan

positif dan

signifikan

terhadap

kecurangan

2) Terkait dengan

motif, kesulitan

keuangan

(DISTRESS)

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

kecurangan,

sedangkan

kepemilikan

keluarga

(FAMOWN)

dan

kepemilikan

asing

(FOREINOWN)

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

kecurangan

3) Terkait dengan

peluang,

ditemukan bukti

bahwa

multijabatan

dewan direksi

(CROSSDIR)

berpengaruh

secara positif

dan signifikan

terhadap

kecurangan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

31

7.

Nabila-

2013

Dependen : kecurangan

Independen :

Tekanan :

- Financial

stability

pressure

(ACHANG

E)

- Financial

target

(ROA)

- Personal

Financial

Need

(OSHIP)

- Eksternal

Pressure

(FREEC)

Peluang :

- Effective

monitoring

(IND)

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa financial

stability pressure

yang diproksikan

dengan

ACHANGE,

financial targets

yang diproksikan

dengan ROA dan

external pressure

yang diproksikan

dengan FREEC

berpengaruh

signifikan terhadap

kecurangan

laporan keuangan.

Sementara itu,

personal financial

need yang

diproksikan

dengan OSHIP,

dan effective

monitoring yang

diproksikan

dengan IND tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

kecurangan

laporan keuangan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

32

8.

Rachma

wati –

2014

Dependen: Fraudulent

Financial Reporting

Independen :

Tekanan :

- Kepemilika

n Asing

- Kemampua

n

perusahaan

dalam

memenuhi

kewajibann

ya

- Target

keuangan

Kesempatan :

- Efektivitas

pengawasan

- Multi

Jabatan

Dewan

Direksi

- Transaksi

Pihak

Istimewa

Rasionalisasi :

Pergantian auditor

Menggunakan

data perusahaan

yang

mendapatkan

sanksi dari

BAPEPAM

periode 2008-

2012.

Menggunakan

analisis regresi

logistik

Penelitian ini

menunjukkan

bahwa hanya

faktor multi

jabatan dewan

direksi dan

pergantian auditor

yang memiliki

pengaruh

signifikan terhadap

kecurangan

laporan keuangan

sedangkan faktor

lainnya tidak

berpengaruh secara

signifikan.

Sumber: data diolah, 2015

Penelitian di atas mencoba menganalisis komponen dari fraud triangle

untuk mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. Berdasarkan teori yang

dicetuskan oleh Cressey (1953) peneliti-peneliti di atas mengembangkan variabel

yang diduga berpengaruh terhadap kecurangan dalam pelaporan keuangan.

Penelitian mengenai fraud triangle di Indonesia masih sedikit dilakukan. Oleh

karena itu penelitian ini mencoba melakukan penelitian mengenai misstatement

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

33

laporan keuangan menggunakan proksi yang ada pada fraud triangle yaitu

tekanan dan kesempatan, dalam penelitian ini proksi kesempatan berperan sebagai

variabel pemoderasi hubungan antara variabel tekanan dengan misstatement

laporan keuangan.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh External Pressure pada Misstatement Laporan Keuangan

Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan antara pemilik dan

pengelola perusahaan merupakan hubungan kontraktual dimana masing-masing

memiliki keinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kreditor selaku

pemberi pinjaman uang pada perusahaan menginginkan adanya imbal balik atas

investasinya, di sisi lain manajer selalu menginginkan bonus dari para pemilik

atas hasil kinerjanya. Secara langsung kreditor memberikan tekanan kepada

manajer untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencapai hasil atau

laba yang maksimal.

Tekanan juga bisa timbul dari kewajiban perusahaan untuk melunasi

utang. Oleh karena utang perusahaan yang terbilang cukup tinggi, maka

manajemen akan merasa ditekan untuk meningkatkan penjualan untuk melunasi

utang tersebut. Manajemen akan melakukan banyak cara untuk mengatasi external

pressure tersebut. Salah satunya dengan melakukan pelanggaran dalam

menyajikan laporan keuangan. Tinggi rendahnya salah saji yang dilakukan oleh

manajemen pada laporan keuangan dapat dideteksi dengan menggunakan proksi

manajemen laba. Tinggi rendahnya tekanan yang diberikan dari luar (external)

dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan. Rasio yang digunakan untuk

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

34

mengukur tingkat External pressure adalah dengan menggunakan rasio LEV

(leverage).

Tak dapat dipungkiri bahwa operasional suatu perusahaan tidak bisa

terlepas dari hutang. Hutang ini digunakan oleh perusahaan untuk melakukan

pengembangan bisnis sehingga memengaruhi kinerja perusahaan. Kadangkala

manajemen menghadapi tekanan dari pihak eksternal untuk memenuhi

kewajibannya. Skousen, et al., (2009) menjelaskan bahwa manajer mungkin

merasa bahwa tekanan sebagai salah satu cara untuk memeroleh tambahan utang

atau pembiayaan ekuitas agar tetap kompetitif. Suatu perusahaan dikatakan

mampu membayar hutang apabila kegiatan operasionalnya berlangsung terus

menerus dan tidak mengalami rugi. Perusahaan dipastikan harus dapat

mengembalikan pinjaman yang telah diperolehnya.

Apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan

itu memiliki hutang yang besar dan resiko kreditnya juga tinggi. Timbulnya

hutang di dalam suatu perusahaan ini seringkali membawa manajemen untuk

melaporkan profitabilitas yang tinggi pula. Sehingga tidak jarang perusahaan

melakukan kecurangan pelaporan keuangan dengan cara menaikkan laba yang

dihasilkan.

Penelitian Dechow et al., (1996) menyebutkan bahwa perusahaan yang

leverage nya tinggi maka kemungkinan untuk melakukan manipulasi labanya

akan ikut tinggi. Namun penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh

Subroto (2012) yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya (LEV) tidak berpengaruh terhadap kecurangan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

35

pelaporan keuangan. Penelitiannya tidak berhasil membuktikan bahwa tekanan

eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang diukur dengan menggunakan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (LEV) berpengaruh

terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Peneliti lain Lou dan Wang (2009)

menyatakan bahwa ketika suatu perusahaan mengalami tekanan eksternal, maka

akan dapat diidentifikasi risiko salah saji material yang lebih besar akibat

kecurangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

H1: External pressure berpengaruh positif pada misstatement laporan

keuangan

2.2.2 Pengaruh Opportunity Fraud (IND) pada Misstatement Laporan

Keuangan

Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan Sistem Pengendalian

Intern (SPI) yang baik. Dengan adanya komite audit dipercaya dapat

meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan. Beasly et al. (2000)

berpendapat bahwa insiden fraud akan berkurang dengan perusahaan yang

memiliki komite audit. Selanjutnya (Skousen, et al., 2009) mengatakan bahwa

anggota komite audit yang lebih besar dapat mengurangi insiden fraud. Sejak

tahun 2001, perusahaan diwajibkan untuk memiliki komite audit, maka saat ini

komite audit tidak diukur dengan ada tidaknya komite audit melainkan dengan

proporsi perbandingan anggota komite audit independen terhadap jumlah anggota

audit secara keseluruhan, oleh sebab itu, ineffective monitoring diproksikan

dengan proporsi anggota komite audit independen (IND).

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

36

Berdasarkan surat edaran Bapepam nomor SE-03/PM/2002 dinyatakan

bahwa komite audit terdiri dari tiga orang. Komite audit meningkatkan integritas

dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui: (1) pengawasan atas proses

pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan prinsip akuntansi berterima

umum; (2) mengawasi proses audit secara keseluruhan. Hasilnya mengidikasikan

bahwa adanya komite audit memiliki konsekuensi pada laporan keuangan yaitu:

(a) berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat; (b) berkurangnya

tindakan kecurangan manajemen dan tindakan ilegal.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komite audit dapat

mengurangi aktivitas earning management salah satu bentuk kecurangan laporan

keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Skousen, et al. (2009) membuktikan

bahwa proporsi anggota komite audit independen (IND) berpengaruh negatif

terhadap kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H2: Opportunity fraud berpengaruh negatif pada misstatement laporan

keuangan.

2.2.3 Opportunity fraud (IND) Mampu Memoderasi pengaruh External

Pressure pada Misstatement Laporan Keuangan

Seringkali dalam permasalahan kecurangan, yang pertama kali menjadi

pemicunya adalah tekanan. Tekanan yang diterima akan membuat sesorang

melakukan tindakan melanggar aturan demi menghindari tekanan tersebut.

Tekanan ini lah yang menciptakan adanya kesempatan. Sebagai contoh, dengan

berbagai bentuk tekanan yang diterima oleh manajemen baik itu dari luar maupun

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah

37

dari kebutuhan pribadinya sendiri menyebabkan manajemen mencari-cari celah

untuk melakukan kecurangan. Celah inilah yang disebut dengan kesempatan.

Internal control perusahaan yang buruk akan memberikan peluang atau celah

yang besar bagi manajemen untuk melakukan kecurangan. Sebaliknya, apabila

manajemen tidak menerima tekanan kecurangan tidak akan terjadi walaupun

internal control perusahaan buruk sekalipun (Skousen, et al., 2009).

Berdasarkan konsep inilah penelitian ini menjadikan variabel opportunity

fraud (IND) dalam memoderasi external pressure pada misstatement laporan

keuangan karena opportunity fraud (kesempatan) memerlemah adanya fraud yang

disebabkan oleh external pressure. Maka diperolehlah hipotesis sebagai berikut :

H3: Opportunity fraud memerlemah pengaruh external pressure pada

misstatement laporan keuangan.