17
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Puspitasari et al. (2018) meneliti tentang analisis efisiensi bank umum syariah di Indonesia menggunakan metode DEA. Populasi penelitian ini adalah 6 BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) Devisa Bank Umum Syariah di Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1 sebagai alat pengukuran kinerja suatu aktivitas unit. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa berdasarkan perhitungan dengan menggunakan DEA yaitu pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa Bank Umum Syariah di Indonesia, hanya Bank Panin Dubai Syariah yang sudah 100% mengalami efisiensi terus menerus dari periode penelitian maret 2014-desember 2015. Sedangkan bank yang mengalami inefisiensi tertinggi yaitu Bank BNI Syariah dan BRI Syariah. Perbedaan penelitian ini terletak pada periode penelitian pada tahun 2014-2015, dengan sampel 6 BUSN Devisa Bank Umum Syariah di Indonesia dan variabel input yang digunakan terdiri dari simpanan, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Sedangkan peneliti menggunakan periode tahun 2015- 2017 dengan sampel 11 bank dengan menggunakan variabel input dana pihak ketiga, aset, dan biaya operasional. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang efisiensi bank dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis. Cahyaningsih et al. (2017) meneliti tentang analisis tingkat efisiensi melalui pengukuran DEA. Populasi pada penelitian ini adalah 4 bank umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Puspitasari et al. (2018) meneliti tentang analisis efisiensi bank umum

syariah di Indonesia menggunakan metode DEA. Populasi penelitian ini adalah

6 BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) Devisa Bank Umum Syariah di

Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1 sebagai

alat pengukuran kinerja suatu aktivitas unit. Dalam penelitiannya mengatakan

bahwa berdasarkan perhitungan dengan menggunakan DEA yaitu pada Bank

Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa Bank Umum Syariah di Indonesia,

hanya Bank Panin Dubai Syariah yang sudah 100% mengalami efisiensi terus

menerus dari periode penelitian maret 2014-desember 2015. Sedangkan bank

yang mengalami inefisiensi tertinggi yaitu Bank BNI Syariah dan BRI Syariah.

Perbedaan penelitian ini terletak pada periode penelitian pada tahun 2014-2015,

dengan sampel 6 BUSN Devisa Bank Umum Syariah di Indonesia dan variabel

input yang digunakan terdiri dari simpanan, biaya tenaga kerja, dan biaya

operasional lainnya. Sedangkan peneliti menggunakan periode tahun 2015-

2017 dengan sampel 11 bank dengan menggunakan variabel input dana pihak

ketiga, aset, dan biaya operasional. Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti tentang efisiensi bank dengan menggunakan metode Data

Envelopment Analysis.

Cahyaningsih et al. (2017) meneliti tentang analisis tingkat efisiensi

melalui pengukuran DEA. Populasi pada penelitian ini adalah 4 bank umum

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

8

syariah yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin Syariah, Bank BNI Syariah,

dan Bank BCA Syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi

sebagai pendekatan dalam penentuan variabel input dan outputnya. Perhitungan

efisiensi Bank Umum Syariah menggunakan variabel input yang terdiri dari

simpanan, aset, beban personalia. Sedangankan pembiayaan dan laba

operasional sebagai variabel outputnya. Hasil penelitian mengatakan bahwa

terdapat beberapa bank umum syariah yang memiliki skor efisien selama

Triwulan I 2015 sampai dengan Triwulan IV 2016 yaitu terdappat 2 bank umum

syariah yang efisiensi yaitu Bank Bukopin Syariah dan Bank BNI Syariah.

Sedangkan Bank Syariah Mandiri masih belum efisien di semua periode

Triwulan Tahun 2015-2016 karena skor <1.000. Persamaan dengan penelitian

ini yaitu sama-sama meneliti tentang kinerja bank syariah dengan menggunakan

metode Data Envelopment Analysis. Perbedaan peneilitian ini terletak pada

periode penelitian pada tahun 2015-2016, dengan sampel 4 BUS di Indonesia

dan variabel input yang digunakan terdiri dari simpanan, aset, dan beban

personalia. Serta variabel output yang digunakan terdiri dari pembiayaan dan

laba operasional. Sedangkan peneliti menggunakan periode 2015-2017 dengan

sampel 11 bank menggunakan variabel input dana pihak ketiga, aset, dan biaya

operasional. Serta variabel output terdiri dari pembiayaan dan pendapatan

operasional.

Cahya (2015) dalam penelitiannya tentang efisiensi kinerja bank umum

syariah di Indonesia menggunakan DEA. Penelitian ini mengambil objek

penelitian sebanyak 11 Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia pada periode

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

9

2010-2012. Variabel-variabel yang digunakan adalah simpanan, aset, biaya

tenaga kerja, pembiayaan, dan pendapatan operasional. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode Constant Return to Scale (CRS). Hasil

penelitiannya mengatakan bahwa terdapat 4 Bank Umum Syariah yang belum

efisien. Adapun Bank Umum Syariah yang belum efisien yaitu BRI Syariah,

BCA Syariah, Bank Panin Syariah, dan Bank Victoria Syariah. Sementara 7

Bank Umum Syariah lainnya mampu mencapai tingkat efisiensi. Dapat

dikatakan mayoritas Bank Umum Syariah di Indonesia mengalami efisiensi

pada periode tahun 2010-2012. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-

sama meneliti tentang efisiensi bank syariah dengan menggunakan metode Data

Envelopment Analysis (DEA). Perbedaan peneilitian ini dengan penelitian

terdahulu adalah periode penelitian pada tahun 2010-2012 dengan variabel

input yang digunakan terdiri dari simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja.

Sedangkan peneliti menggunakan periode tahun 2015-2017 dengan

menggunakan variabel input dana pihak ketiga, aset, dan biaya operasional.

B. Tinjauan Pustaka

1. Bank Syariah

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 bank syariah adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dalam UU No. 7 Tahun 1992 pasal 1 butir 13 tentang perbankan dijelaskan

prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara

bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

10

kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan

syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa

murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah

wa iqtina).

Dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan perbankan syariah adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.

Menurut Zainul (2012), ruang lingkup fungsi dan kegiatan bank syariah

meliputi transaksi-transaksi :

(a) Penghimpunan dana berdasarkan prinsip titipan (wadi’ah) dan prinsip

investasi (mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah).

(b) Investasi atau pembiayaan berdasarkan akad jual-beli dan pembiayaan

ekuitas termasuk jual-beli surat berharga yang berbasis syariah.

(c) Jasa-jasa keuangan lainnya untuk memperoleh imbalan atas dasar akad

wakalah atau ijarah.

(d) Jasa sosial, yaitu pelayanan sosial, bisa melalui dana qard, zakat atau

dana-dana sumbangan sesuai dengan prinsip islam.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

11

Terdapat dua hal dalam operasional bank syariah yaitu terbebas dari

adanya unsur riba (bunga) dan menggantinya dengan prinsip bagi hasil

(mudharabah) dan bentuk-bentuk usaha lain yang sesuai dengan prinsip

syariah seperti musyarakah, ijarah, dan murabahah.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada

suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,

likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006).

Menurut Sutrisno (2007) kinerja keuangan merupakan prestasi yang

dicapai perusahaan dlam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan ialah suatu gambaran

tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya

keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja

dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan

secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011).

3. Teori Efisiensi

Efisiensi dalam industri perbankan secara keseluruhan merupakan aspek

yang penting diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang

sehat dan berkelanjutan. Muharam (2007) mengatakan bahwa efisiensi

merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar

atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

12

output (keluaran) dan atau input (masukan) atau jumlah keluaran yang

dihasilkan dari satu input yang digunakan. Menurut Permono (2000), suatu

perusahaan dikatakan efisiensi apabila:

a. Menggunakan jumlah unit input yang lebih sedikit bila dibandingkan

dengan jumlah unit input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan

menghasilkan jumlah output yang sama.

b. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dengan menghasilkan

jumlah output yang lebih besar.

Tingkat efisiensi sangat ditentukan oleh pemilihan variabel-variabel

yang akan menjadi input dan outputnya. Variabel output merupakan

variabel keluaran yang merupakan hasil dari suatu proses suatu Unit

Kegiatan Ekonomi (UKE). Sedangkan variabel input merupakan variabel

masukan yang berfungsi menentukan berapa proporsi atau presentase yang

dibutuhkan untuk mencapai kondisi seimbang antara kebutuhan dan

harapan hingga tercapai pada tingkat efisiensi (Asiyah dan Wahyudi, 2014).

Penentuan input dan output dilakukan dengan menggunakan beberapa

pendekatan yaitu pendekatan aset, pendekatan produksi dan pendekatan

intermediasi. Menurut Hadad et al. (2003) terdapat tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Aset (Aset Approach)

Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga

keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman. Dalam pendekatan ini,

output didefinisikan dalam bentuk aset.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

13

2. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen akun

deposito dan kredit pinjaman, sedangkan output didefinisikan sebagai

jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset tetap dan material lainnya.

3. Pendekatan Intermediasi (intermediation Approach)

Pendekatan ini dalam bank syariah memandang aktivitas perbankan

sebagai pentransformasian dana yang dimiliki yang berasal dari giro

wadiah, tabungan dan deposito mudharabah (dana pihak ketiga)

menjadi dana yang digunakan untuk pembiayaan oleh mudharib. Input

dalam pendekatan ini meliputi, pembayaran bunga pada deposit, aset,

dan biaya operasional. Sedangkan, outputnya diukur dengan

pembiayaan dan pendapatan operasional.

Pada variabel input yang pertama, dana pihak ketiga merupakan dana

yang diperoleh dari masyarakat berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.

Dana tersebut berupa tabungan, giro, maupun deposito. Kedua, aset

merupakan kekayaan yang dimiliki oleh bank meliputi kas, giro pada Bank

Indonesia, penempatan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki,

pembiayaan, dan aset tetap yang dimiliki. Ketiga, biaya operasional

merupakan biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh perbankan yang terdiri

dari biaya penurunan surat berharga, biaya transaksi valas dan biaya

lainnya, tidak termasuk kedalam pos biaya bunga dan personalia.

Pada variabel output yang pertama, pembiayaan merupakan produk

utama bank sebagai lembaga intermediasi manajemen bank dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

14

menghasilkan produk utama berupa pembiayaan/kredit sebagai salah satu

cara dalam meningkatkan profit. Pembiayaan tersebut berupa, piutang

mudharabah,piutang salam, piutang istishna, piutang qard, dan

pembiayaan. Kedua, pendapatan operasional merupakan arus masuk

sumber daya yang pada umumnya berupa kas, wesel tagih, atau piutang

pendapatan yang tidak mencakup sumber daya yang diterima dan sumber-

sumber selain operasi, seperti penjualan aset tetap, penerbitan saham, atau

peminjaman.

Menurut Dadang et al. (2014) efisiensi didefinisikan sebagai indikator

yang menunjukkan kemampuan manajer dan staf perusahaan dalam

menjaga tingkat kenaikan pendapatan dan laba di atas tingkat kenaikan

biaya operasional. Sumber dana perbankan sebagian besar berasal dari dana

pihak ketiga yang digunakan untuk menggerakkan seluruh kegiatan

perbankan yang berpengaruh pada kegiatan perekonomian. Perputaran dana

tersebut diperlukan untuk memperoleh keuntungan yang kemudian akan

dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip

mudharabah (bagi hasil) yang seadil-adilnya sesuai dengan kesepakatan

yang sudah terjalin di awal penerimaan dana.

Pengukuran efisiensi dapat dilakukan melalui pendekatan sisi input dan

pendekatan sisi output. Coelli et al. (2005) menjelaskan dua sisi pendekatan

ukuran efisiensi sebagai berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

15

a. Pengukuran Berorientasi Input (Input-Oriented Measures)

Pendekatan sisi input dilakukan untuk menjawab berapa banyak

kuantitas input yang dapat dikurangi secara proporsional untuk

menghasilkan kuantitas output yang sama. Oleh karena itu, melalui

pendekatan input ini diharapkan perusahaan dalam hal ini bank) dapat

mengurangi biaya produksi (input) dengan memaksimalkan jumlah

output. Pendekatan ini dilakukan saat kondisi suatu pasar sudah

mencapai titik jenuh, sehingga perusahaan perlu mengetahui tingkat

efisiensi dari sumber daya yang dimilikinya saat ini. Diasumsikan, jika

sebuah perusahaan menggunakan dua jenis input (X1 dan X2) untuk

memproduksi satu jenis output (Y1) dalam Constant Return to Scale

(CRS). Konsep efisiensi dari pendekatan sisi input dapat dilihat pada

grafik dibawah ini:

Gambar 2.1 Efisiensi Pendekatan Input

Sumber: Coelli et al. (2005)

Perusahaan yang paling efisien dalam kumpulan unit bisnis (fully

efficiency firms) atau unit bisnis-bisnis yang paling efisien secara teknis

(fully technically efficienct). Unit bisnis yang berada pada titik P adalah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

16

unit bisnis yang tergolong kurang efisien. Unit bisnis ini dapat menjadi

unit bisnis yang lebih efisien jika kedua jenis inputnya X1 dan X2

dikurangi, untuk memproduksi satu unit output sehingga unit bisnis

tersebut berada di titik Q. Jarak PQ disebut sebagai potential

improvement, yaitu berapa banyak kuantitas input dapat dikurangi

secara proporsional untuk menghasilkan kuantitas output yang sama.

Ukuran efisiensi teknis sebuah unit bisnis dalam keompok unit bisnis

(TE1) secara umum diukur dengan rasio:

TE1 = 1-QP/OP = 0Q/0P

Sehingga 0 ≤ TE1 ≤ = 1 menunjukkan bahwa unit bisnis I adalah

yang paling efisien secara teknis di antara kelompok unit bisnisnya.

Garis A to A’ adalah garis isocostyang menunjukkan rasio harga antara

input 2 terhadap input 1. Efisiensi Alokatif (AE) unit bisnis I yang

berada pada titik P, ditunjukkan oleh rasio:

AE = 1-RQ/0Q = 0R/0Q

RQ menunjukkan pengurangan biaya produksi yang akan terjadi

jika produksi dilakukan pada titik yang efisien, baik secara teknis

maupun secara alokatif Q’.

Efisiensi ekonomis (EE1) unit bisnis i merupakan produk atau hasil

perkalian antara efisiensi teknis (TEi) dengan efisiensi alokatif (AEi).

Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut ini.

EE1 = TEi x AEi = 1 – (QP/OP) x (RQ/0Q) = 0R/0P

Dimana 0 ≤ TEi, AEi, EE1 ≤ = 1

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

17

b. Pendekatan Berorientasi Output (Output-Oriented Measures)

Pada pendekatan sisi output menjawab beberapa banyak kuantitas

output dapat ditingkatkan secara proporsional dengan kuantitas input

yang sama. Diasumsikan, jika sebuah perusahaan dengan dua jenis

output (Y1 dan Y2) dan satu jenis input (X1) dalam suatu ancangan CRS.

Konsep ukuran efisiensi dengan pendekatan sisi output dapat dilihat

pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.2 Efisiensi Pendekatan Output

Sumber: Coelli et al. (2005)

TE1 = 1-AB/0B = 0A/0B

Jika kita memiliki informasi tentang harga output, maka efisiensi

alokatif (AEi) dapat dihitung dengan:

AE1 = 1-BC/0C = 0B/0C

Potential Improvement pada titik C memiliki arti bahwa perusahaan

di titik B masih dapat meningkatkan pendapatannya dengan berproduksi

di titik yang efisien secara teknis dan alokatif, yaitu di titik B’.

Secara umum efisiensi ekonomis adalah:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

18

EE1 = TEi x AEi = 1-0A/0B x 0B/0C = 0A/0C

Ukuran efisiensi relative, baik melalui pendekatan input dan output

sama-sama membutuhkan pendefinisian garis pembatas (frontier) yang

menunjukkan unit-unit bisnis yang secara relatif paling efisien dari

kelompok unit bisnisnya.

4. Efisiensi Perbankan

Pengukuran efisiensi perbankan dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan yaitu (Muharam, 2007):

1. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan yang mengukur efisiensi dilakukan

dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang

digunakan. Pendekatan ini dapat dinilai memiliki efisiensi yang tinggi

apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan

input tertentu.

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Kelemahan pendekatan ini yaitu apabila terdapat banyak input dan

output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga banyak

perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.

2. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang mengukur efisiensi

menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi

dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya dapat dilihat sebagai

berikut:

Y = f ( X1 , X2 , X3 , X4 , ….. Xn )

Dimana Y = Output ; dan X = Input

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

19

Pendekatan ini akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat

digunakan untuk memproduksi tingkat input yang dihasilkan sebuah

Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE

tersebut dapat dinilai efisien apabila mampu menghasilkan jumlah

output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi.

Pendekatan regresi ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output

karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah

persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak output

dalam suatu indikator, informasi yang akan dihasilkan menjadi tidak

rinci lagi.

3. Pendekatan frontier, pada pendekatan ini dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu pendekatan parametric dan non-parametrik. Pendekatan

parametrik dapat diukur dengan tes statistik parametrik seperti

menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dan

Distribution Free Approach (DFA). Sedangkan pendekatan non-

parametrik diukur dengan tes statistik non-parametrik yaitu dengan

menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Pendekatan frontier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur

melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif

terhadap perkiraan kinerja yang “terbaik” dari industri tersebut. Kondisi

ini terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut menghadapi

kondisi pasar yang sama.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

20

5. Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan model pemrograman

matematika (mathematical programming) yang diterapkan pada data

observasional. Data Envelopment Analysis (DEA) dikembangkan pertama

kali oleh Farrell (1957) yang mengukur efisiensi teknik satu input dan satu

output menjadi multi input dan multi output, menggunakan kerangka nilai

efisiensi relatif sebagai rasio input maupun output.

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah suatu teknik pemrograman

linier yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu organisasi

dengan menggunakan sejumlah input dan output sebagi alat evaluasi dan

sebagai tolak ukur dalam membuat suatu keputusan. DEA merupakan

prosedur yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif

suatu bank yang menggunakan banyak input dan output, dimana

penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan. Efisiensi

relatif adalah efisiensi suatu bank dibandingkan dengan bank lain dalam

sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama (Sunarsih,

2017).

Dalam pengukuran efisiensi dengan menggunakan Data Envelopment

Analysis (DEA) terdapat 2 model yang digunakan dalam menganalisis

efisiensi suatu UKE. Model yang pertama adalah model Constant Return of

Scale (CRS) yang dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada

tahun 1978. Dalam model constant return to scale (CRS) setiap UKE akan

dibandingkan dengan seluruh UKE yang ada di sampel dengan asumsi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

21

bahwa kondisi internal dan eksternal UKE adalah sama. Menurut Charnes,

Cooper dan Rhodes model ini dapat menunjukkan technical efficiency

secara keseluruhan atau nilai dari profit efficiency untuk setiap UKE

(Firdaus dan Hosen, 2013).

Sedangkan model kedua adalah model dengan asumsi Variable Return

to Scale (VRS) yang dikembangkan oleh Banker, Charnes dan Cooper pada

tahun 1984. Model ini diasumsikan bahwa kondisi semua UKE tidak sama

atau dapat dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal.

Hal yang menyababkan suatu UKE tidak dapat beroperasi pada skala yang

optimal yaitu karena persaingan yang tidak sempurna, kendala keuangan

atau sebagainya. Model matematika dengan pendekatan VRS merupakan

modifikasi dari pendekatan CRS dan tetap berpedoman pada model

matematika umum DEA sebagai persamaan dalam mengukur tingkat

efisiensi teknis (Firdaus dan Hosen, 2013).

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan sebagai

perangkat untuk mengukur kinerja. Pada dasarnya prinsip DEA yaitu

membandingkan data input dan output dari suatu UKE dengan data input

dan output lainnya pada UKE yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan

untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi.

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) memiliki beberapa

keunggulan dan kelemahan. Menurut keunggulan DEA adalah dapat

menangani pengukuran efisiensi secara relatif beberapa UKE sejenis

dengan menggunakan banyak input dan output, DEA tidak perlu mencari

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

22

asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output dari UKE

sejenis yang akan diukur efisiensinya, beberapa UKE dibandingkan secara

langsung dengan sesamanya, faktor input dan output dapat memiliki satuan

pengukuran yang berbeda tanpa perlu melakukan perubahan satuan dari

kedua variabel tersebut. Sedangkan kelemahan dari metode DEA ini adalah:

1. DEA merupakan sebuah extreme point technique, sehingga kesalahan-

kesalahan pengukuran dapat mengakibatkan masalah yang signifikan.

2. DEA hanya menunjukkan perbandingan baik buruk apa yang telah

dilakukan sebuah UKE dibandingkan dengan sekumpulan UKE sejenis

(relatif).

3. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi bank umum syariah periode

2015-2017. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan menggunakan

pendekatan Data Enevelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan

variabel input dan output terlebih dahulu. Variabel input meliputi Dana Pihak

Ketiga, Aset, dan Biaya Operasional. Sedangkan variabel output meliputi

Pembiayaan dan Pendapatan Operasional.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41290/3/BAB II.pdf · dibagi antara bank dan nasabah dengan dengan menerapkan prinsip mudharabah (bagi

23

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum

Syariah di Indonesia periode tahun 2015-2017.

Variabel input :

- Dana Pihak Ketiga

- Aset

- Biaya Operasional

Variabel output :

- Pembiayaan

- Pendapatan

Operasional

Pengukuran Efisiensi menggunakan metode

Data Envelopment Analysis (DEA)

Perbandingan

Kesimpulan