19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1 Hakikat IPA Pada hakikatnya IPA adalah produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Menurut Carin dan Sund(1993)pada buku metodologi pembelajaran IPA hal (24) IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur dan berupa kumpulan data dari hasil observasi, pengukuran dan penarikan. Ada tiga istilah yang terlibat dalam ini yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui manusia dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang di miliki oleh manusia. Pengetuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan alam sekitar manusia itu hidup contoh pengetahuan yang di miliki manusia pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta besrta isinya. Ilmu adalah pengetahuan alami pengetahuan yang di peroleh secara alami oleh manusia, artinya di peroleh secara alami buka di buat-buat, ilmu adalah rasional artinya masuk akal, logis atau dapat di terima akal sehat. IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. IPA juga diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau desimenasi pengetahuan.IPA juga di pandang sebagai cara berfikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tumbuh pengetahuan yang di hasilkan dari inkuiri. Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sitem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan pembelajaran. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen- komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai yujuan yang berbentuk kompetensi yang telah di tetapkan. Tugas utama guru IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan … · 2017. 4. 11. · Sains sebagai proes merupakan langkah-langkah ... sebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam

    2.1.1.1 Hakikat IPA

    Pada hakikatnya IPA adalah produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap

    ilmiah. Menurut Carin dan Sund(1993)pada buku metodologi pembelajaran IPA

    hal (24) IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur dan

    berupa kumpulan data dari hasil observasi, pengukuran dan penarikan.

    Ada tiga istilah yang terlibat dalam ini yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan

    “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui manusia dalam

    hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang di miliki oleh manusia. Pengetuan

    tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan alam sekitar manusia itu

    hidup contoh pengetahuan yang di miliki manusia pengetahuan alam berarti

    pengetahuan tentang alam semesta besrta isinya. Ilmu adalah pengetahuan alami

    pengetahuan yang di peroleh secara alami oleh manusia, artinya di peroleh secara

    alami buka di buat-buat, ilmu adalah rasional artinya masuk akal, logis atau dapat

    di terima akal sehat. IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

    sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.

    IPA juga diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan

    pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai

    produk diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam

    sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau

    desimenasi pengetahuan.IPA juga di pandang sebagai cara berfikir dalam

    pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai penyelidikan terhadap gejala

    alam dan sebagai batang tumbuh pengetahuan yang di hasilkan dari inkuiri.

    Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem

    pembelajaran IPA, sebagaimana sitem-sistem lainnya terdiri atas komponen

    masukan pembelajaran. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-

    komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai

    yujuan yang berbentuk kompetensi yang telah di tetapkan. Tugas utama guru IPA

  • 8

    adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri

    atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

    pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

    Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk

    mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains,

    dan sebagai aplikasi, teori IPA akan melahirkan teknoligi yang dapat memberikan

    kemudahan bagi kehidupan. Sains sebagai proes merupakan langkah-langkah

    yang ditempuh para ilmuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari

    penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan

    masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data,

    menganalisis dan terakhir menyimpulkan. Secara umum IPA meliputi tiga bidang

    ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia, merupakan salah satu cabang dari IPA,

    dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi,

    perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui

    eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat di

    katakana bahwa hakikatnya IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

    gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang

    dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah

    yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori

    yang berlaku.

    Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, IPA merupakan

    suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari serangkaian proses pembelajaran

    melalui penemuan, pengalaman, dan gejala-gejala alamnya yang dibangun atas

    dasar pemikiran ilmiah yang terdapat atas komponen pembelajaran berupa

    konsep, prinsip, dan teori yang berlaku. IPA juga merupakan ilmu yang memiliki

    karateristik yang khusus yaitu mempelajari fenomena alam baik berupa kenyataan

    atau kejadian dan hubungan sebab akibat.

    2.1.1.2 Ruang Lingkup IPA

    Menguntip tulisan dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, di

    sebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

  • 9

    a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

    interaksinya dengan lingkungan.

    b. Benda/materi, sifat-sifatnya dan kegunaannya.

    c. Energi dan perubahannya.

    d. Bumi dan alam semesta.

    2.1.1.3 Tujuan Pengajaran IPA

    Dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, disebutkan bahwa mata

    pelajaran IPA di SD/MI bertujuan untuk:

    a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

    keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

    b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang dapat

    di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    c. Mengembangkan rasa ingin tau, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

    hubungan yang saling mempengarui.

    d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk memecahkan masalah dan

    membuat keputusan.

    e. Untuk meningkatkan sesadaran manusia dalam berperan serta memelihara,

    menjaga, dan melestarikan lingkungan.

    f. Untuk meningkatkan kesadaran menghargai alam sebagai salah satu ciptaan

    Tuhan.

    g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA untuk masa

    yang akan datang.

    Adapun Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional

    Standar Pendidikan (BSNP,2006), adalah sebagai berikut:

    a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

    keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya

    b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

    bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

    c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

    hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

    masyarakat.

    d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

    memecahkan masalah dan membuat keputusan.

    e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

    melestarikan lingkungan alam.

    2.1.1.4 Manfaat Pengajaran IPA

    Adapun manfaat mempelajari IPA yang dikemukakan oleh UNESCO yang

    diikuti Asri Budiningsih (2002:47)sebagai berikut:

    a. IPA menolong siswa untuk dapat berfikir secara logis terhadap kejadian-kejadian

    sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapi.

  • 10

    b. Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup

    manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

    c. Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa

    memperoleh bekal yang sangat penting.

    d. Jika IPA diakarkan dengan baik akan menghasilkan pola piker siswa yang baik.

    e. Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata

    pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.

    f. Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungnnya, melalui IPA

    potensi anak akan dikembangkan.

    Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPA

    mempunyai manfaat untuk menanam sikap ilmiah pada nilai positif melalui

    peoses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan tertarik dengan lingkungan

    dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi sederhana dari

    aplikasi IPA.

    2.1.2 Model Inkuiri Terbimbing

    2.1.2.1 Pengertian Model Inkuiri

    Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari

    kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan,

    dan inkuiri berarti penyelidikan.

    Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru

    menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta

    pelajar membuat generalisasi, menurut Sanjaya (2008: 200) pembelajaran inkuiri

    terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya

    guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

    Inkuiri terbimbing merupakan proses pembelajaran berdasarkan penemuan

    dan pencarian melalui proses berpikir secara sistematis, dimana guru memimpin

    murid-murid dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan adanya diskusi,

    menanyakan pertanyaan yang menuntun, dan memperkenalkan ide poko bila

    dirasa perlu. Ini merupakan kerja sama yang semakin menyenangkan karena hasil

    akhirnya dapat diperoleh (Udin Syaefudin Sa’ud, 2009: 169 dan Evan M.

    Maletsky, 2004: 15)

    Dari pendapat diatas dapat disimpulkan model inkuiri terbimbing

    merupakan suatu proses pembelajaran yang mana guru juga berperan aktif dalam

  • 11

    membimbing siswa untuk dapat berfikir kritis secara sistematis dan dapat

    menyimpulkan penemuan atau pendapatanya dengan percaya diri dan dapat

    dipertanggung jawabkan.

    2.1.2.2 Langkah-langkah Model inkuiri Terbimbing

    Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing mengabdosi tahapan model

    inkuiri menurut Sanjaya, Wina (2006:201) dalam buku strategi pembelajaran

    pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Orientasi

    Pada tahap ini guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses

    pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa agar berfikir memecahkan

    masalah.

    b. Merumuskan masalah

    Pada tahap ini siswa dihadapkan dengan suatu persoalan yang mengundang teka-

    teki. Persoalan yang diberikan bersifat menantang siswa untuk berfikir

    memecahkan teka-teki tersebut. Dikatakan teka teki dalam merumuskan masalah

    karena setiap masalah tentu ada jawabannya. Proses mencari jawaban itulah yang

    sangat penting dalam strategi inkuiri.

    c. Merumuskan Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.

    Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan

    atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiiki sejak individu

    itu lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk

    menebak dari suatu permasalahan. Oleh karena itu potensi untuk

    mengembangkan kemampuan untuk menebak pada setiap individu harus dibina.

    d. Mengumpulkan data

    Pada tahap ini adalah proses aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

    untuk menguji hipotesisi. Dalam strategi pembelajaran inkuiri ini pengumpulan

    data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

    Oleh karena itu tugas guru adalah mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat

    mendorong siswa agar berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.

    e. Menguji hipotesis

    Dalam tahap ini adalah proses menentukan jawaban yang bisa diterima dan sesuai

    dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

    Yamng terpenting dalam tahap ini adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas

    jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya

    berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan

    dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • 12

    f. Merumuskan kesimpulan

    Merumuskan kesimpulan merupakan proses menjabarkan temuan yang diperoleh

    berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan adalah titik tumpu dalam

    proses pembelajaran.

    2.1.2.3 Kelebihan Model Inkuiri Terbimbing

    Menurut Sanjaya, Wina (2006:208) dalam buku strategi pembelajaran

    mengemukakan bahwa inkuiri memiliki kelebuhan, yaitu:

    a. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada

    pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,

    sehingga strategi ini dianggap lebih bermakna dalam pembelajaran.

    b. Inkuiri ini member kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan

    gaya belajar mereka.

    c. Inkuiri ini merupakan perkembangan psikologi belajar modern yang

    menganggap belajar merupakan perubahan tingkah laku.

    d. Strategi pembelajaran inkuiri ini adalah strategi pembelajaran dapat melayani

    kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan

    terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

    2.1.2.4 Kelemahan Model Inkuiri Terbimbing

    Menurut Wina sanjaya(2006:208) mengemukakan bahwa inkuiri memiliki

    kelemahan, yaitu:

    a. Strategi inkuiri ini jika diterapkan dalam pembelajaran, maka akan sulit

    mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

    b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

    dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

    c. Dalam penerapan memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit

    menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

    d. Selama criteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai

    materi belajar, maka inkuiri akan sulit di terapkan oleh guru.

    2.1.3 Lembar Kerja Siswa

    2.1.3.1. Pengertian LKS

    Dalam pedoman pengembangan bahan ajar (Diknas, 2004). Lembar kerja

    siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

    didik. LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk

    melaksanakan kegiatan yang terpogram.

    Menurut Trianto,(2007:73), LKS merupakan media pembelajaran yang

    berlandasan atas tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dan berfungsi untuk

  • 13

    mengembangkan ketrampilan berfikir siswa. Lembar kerja siswa merupakan

    pedoman pembelajaran bagi peserta didik berisi soal-soal yang berfungsi untuk

    pengembangan berfikir kreatif peserta didik dan meningkatkan kreatifitas peserta

    didik. Dalam penulisan dalam LKS harus memperhatikan kreteria penulisan yang

    akan mudah di pahami ketika peserta didik membaca LKS tersebut, penulisan

    dalam LKS harus memperhatikan isi pesan dari LKS, pembelajaran yang ada di

    dalam LKS tidak boleh menyimpang dari pembelajaran.

    LKS juga merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP) dan sebagian alat yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Maka dari itu

    LKS tidak dimaksud untuk menggantikan guru, guru masih mempunyai peran

    menjadikan suasana pembelajaran menjadi aktif dengan cara mengatur agar hasil

    belajar siswa sesuai dengan apa yang di harapkan dan guru masih harus

    mengajkan pertanyaan tambahan kepada siswa berkemampuan lebih serta

    menyederhanakan pertanyaan bagi siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata.

    LKS juga merupakan bimbingan belajar untuk peserta didik

    menumbuhkan kreatifitas peserta didik dengan LKS yang inovatif dan kreatif

    maka peserta didik akan secara alami akan menumbuhkan kreatifitas dalam

    belajar peserta didik dan juga di sajikan semenarik mungkin agar peserta didik

    tertarik untuk menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS tersebut, dengan

    ketertarikan peseta didik maka peserta didik akan tertarik mengerjakan soal-soal

    yang ada dalam LKS.

    Lembar Kerja Siswa bukan hanya bimbingan untuk peserta didik tetapi

    juga bimbingan untuk guru untuk mengenalkan materi baru yang akan di ajarkan

    dan memudahkan guru dalam proses pembelajaran.

    Fungsi LKS adalah untuk menyusun materi yang sesuai dengan dengan

    tujuan yang ingin di capai dalam proses pembelajaran, (a)untuk menyususn

    langkah-langkah belajar untuk memudahkan dalam proses pembelajaran bagi

    peserta didik dan juga memudahkan bagi guru untuk memudahkan dalam

    menjelaskan materi yang akan di sampaikan untuk peserta didik, (b) untuk

    memberikan tugas tambahan untuk peserta didik dalam belajar secara terpadu, (c)

    untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan kreatifitas, ketrampilan proses

  • 14

    pada peserta didik sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan, (d) dan untuk

    membantu menambah informasi tentang konsep yang di pelajari melalui kegiatan

    belajar siswa secara sistematis dan terpogram.

    Menjelaskan bahwa LKS merupakan bimbingan guru dalam pembelajaran

    yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu

    memperhatikan kriteria, kreteria tersebut harus memenuhi berbagai syarat yaitu

    syarat didaktik, syarat kontstruksi, dan syarat teknik.

    2.1.3.2 Ciri-ciri LKS

    Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut:

    a. LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sampai seratus halaman.

    b. LKS dicetak sebagai bahan ajar spesifik untuk dipergunakan oleh tingkat

    pendidikan tertentu.

    c. Di dalamnya terdiri uraian singkat pokok bahasan secara umum: rangkuman

    pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.

    2.1.3.3 Fungsi Penyusunan LKS

    LKS berfungsi di antaranya sebagai berikut:

    a. Menyusun materi sesuai dengan tujuan yang di ingin di capai

    b. Menyusun langkah-langkah belajar untuk memudahkan proses belajar siswa

    c. Memberikan tugas belajar siswa secara terpadu.

    2.1.3.4 Tujuan Penyusunan LKS

    Dalam hal ini paling tidak ada 4 pokok yang tujuan penyusunan LKS,yaitu:

    a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi

    dengan materi yang diberikan.

    b. Menyajikan tugas-tugas yang mengingatkan penguasaan peserta didik

    terhadap materi yang diberikan.

    c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.

    d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

    2.1.3.5 Manfaat LKS

    Adapun bagi siswa penggunaan LKS bermanfaat untuk:

    a. Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

  • 15

    b. Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa sebagai dasar

    penerapan ilmu pengetahuan.

    c. Membantu memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan

    tersebut.

    d. Membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui

    kegiatan belajar siswa secara sistematis.

    Manfaat secara umum dari penyusunan lembar kerja siswa adalah sebagai

    berikut:

    a. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran.

    b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses mengajar.

    c. Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang

    konsep yang dipelajari melalui kegiatan secara sistematis.

    d. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan

    dipelajari melalui kegiatan belajar.

    e. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

    dipelajari melalui kegiatan secara sistematis.

    f. Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan

    proses.

    g. Mengakifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.

    2.1.3.6 Kelebihan LKS

    a. Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat di

    pelajari dimana saja dan kapan saja.

    b. Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain bisa

    dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan

    mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan

    argumentasi yang realistis.

    c. Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu memaparkan

    kata-kata, angka-angka, notasi, gambar dua dimensi, serta diagram dengan

    proses yang sangat cepat.

    d. Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan

    media pembelajaran.

  • 16

    2.1.2.7 Kelemahan LKS

    a. Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear,

    tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.

    b. Sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang mengalami kesulitan

    memahami bagian-bagian tertentu.

    c. Sulit memberikan tugas umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang

    memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan

    jawaban yang kompleks dan mendalam.

    d. Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media

    ini ditulis pada tingkat baca tertentu.

    e. Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang

    dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahiuan prasyarat ini

    akan mengalami kesulitan dalam memahami.

    f. Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru menuntut

    siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan

    membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal.

    g. Kadangkala memuat terlalu banyak istilah sehingga dapat menyebabkan

    beban bagi peserta didik.

    h. Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cenderung

    digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadahi.

    2.1.3.8 Langkah-langkah penyusunan LKS

    Langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut:

    a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar

    LKS.

    b. Menyusun peta kebutuhan LKS.

    c. Menentukan judul LKS.

    d. Penulisan LKS.

    Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    a. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus

    pengembangan silabus.

  • 17

    b. Menentukan alat penilaian.

    c. Menyusun materi.

    d. Memperhatikan struktur LKS.

    2.1.2.9 Struktur LKS secara umum

    Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:

    a. Judul, mata pelajaran, semester, tempat.

    b. Petunjuk belajar

    c. Kompetensi yang akan dicapai

    d. Indikator

    e. Informasi pendukung

    f. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

    g. Penilaian

    2.1.3.10 Syarat-syarat pembuatan Lembar Kerja Siswa

    Pengembangan rancangan produk, dengan membuat LKS berdasarkan

    panduan. LKS digunakan siswa harus di rancang sedemikian rupa segingga dapat

    dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa . Menurut Tim

    penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyususnan

    LKS adalah:

    a. Mengutamakan bahan yang penting dalam LKS.

    b. Menyesuaikan tingkat kematangan berfikir siswa.

    c. Membimbing siswa secara baik kea rah pengembangan berfikir siswa.

    d. Mendorong siswa untuk berfikir kritis.

    e. Berdasarkan GBPP berlaku,AMP,buku pegangan siswa.

    2.1.3.11 Kriteria kualitas LKS

    Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses

    belajarmengajar, sehingga penyusun LKS harus memenuhi berbagai persyaratan

    yaitu syarat didatik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. (Hendro Darodjo dan

    Jenny R.E. kaligis 1992:41-46). Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif

    menjadi harapan semua peserta didik. Karena, LKS yang inovatif dan kreatif akan

    menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik

    akan lebih tertarik untuk membuka lembar halamannya. Maka dari itu sebuah

  • 18

    keharusan bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar mampu

    menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri yang inovatif.Pengembangan LKS

    juga harus mempunyai kualitaf yang baik untuk peserta didik.

    a. Syarat-syarat didaktik

    Mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan

    dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan

    pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada

    variasi stimulus melalui barbagai media dan kegiatan siswa.

    LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat didaktik yang dapat

    dijabarkan sebagai berikut:

    i. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran.

    ii. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.

    iii. Memberi variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai

    dengan ciri KTSP.

    iv. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,moral,

    dan estetika pada diri siswa

    v. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

    b. Syarat Konstruksi

    Berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata,

    tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS. Syarat-syarat konstruksi tersebut

    yaitu:

    i. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

    ii. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

    Hal-hal perlu diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya yaitu :

    a) Hindari kalimat kompleks.

    b) Hindari kata-kata tak jelas

    c) Hindari kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.

    d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.

    iii. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

  • 19

    iv. Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan

    merupakan isian atau jawaban yang dapat dari hasil pengolahan informasi,

    bukan mengambil dari perbedaan pengetahuan yang tak terbatas.

    v. Tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan

    siswa.

    vi. Menyediakan ruangan yang cukup untuk member keleluasaan pada siswa

    untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai

    dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai

    denganyang diperintah. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk

    memeriksa hasil kerja siswa.

    vii. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang

    tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu

    pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

    viii. Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada

    sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat abstrak sehingga

    lebih sukar ditangkap oleh anak.

    ix. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.

    x. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.

    xi. Mempunyai identitas untuk memudahkan adminitrasinya. Misalnya, kelas,

    mata pelajaran,topik, nama ataut nama-nama anggota kelompok, tanggal

    dan sebagainya.

    c. Syarat teknis

    Menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilan

    dalam LKS. Syarat teknis penyusunan LKS yaitu:

    i. Tulisan

    a) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

    b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa

    yang diberi garis bawah.

    c) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban

    siswa.

  • 20

    d) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar

    serasi.

    ii. Gambar

    Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan

    pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.

    iii. Penampilan

    Penampilan sangat penting dalam LKS. Anak pertama-tama akan tertarik

    pada penampilan bukan pada isinya

    2.2 Kajian Hasil Penelitian Relevan

    Pengembangan LKS mata pelajaran IPA berbasis Model inkuiri Terbimbing.

    Hal ini pernah diteliti oleh Dilla Mulya Pratiwi dengan judul penelitian “ LKS

    praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga

    kelas XII IPA SMA 1 Boyolali”. Pengembangan LKS IPA berbasis inkuiri

    terbimbing, hasil pengembangan LKS tersebut memenui kriteria kelayakan

    sebagai media pembelajaran yang baik. Perolehan penilaian dari dosen ahli,

    teman sejawat, dan guru IPA termasuk dalam kategori sangat baik (A) dengan

    jumlah skor masing-masing kelayakan isi (85,32%)sangat baik, Kebahasaan

    (84,70%)sangat baik, Sajian (86,92%)sangat baik, Kegrafisan (91,00%)sangat

    baik.

    Fitri wahyuningsih dalam peniitian yang brjudul “pengembangan LKS

    berbasis inkuiri Terbimbing pada materi pokok hidrosis garam untuk SMA”.

    Hasil penelitian menunujukkan bahwa kualitas LKS pengembangan berdasrkan

    penilaian dosen ahli, pee viewer, dan guru IPA berada dalam lategori “baik” .

    Bahasa(82,64%)sangatbaik,Penyajian(81,25%)sangatbaik,Kegrafikan(94,44%)san

    gat baik, dan Penilaian(80,04%)sangat baik. Kualitas LKS hasil pengembangan

    berdasarkan hasil uji respon siswa berada dalam kategori “ baik”.

    2.3 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

    2.3.1 Asumsi Pengembangan

  • 21

    Pengembangan LKS IPA yang berbasis Model Inkuiri terbimbing

    bermaterikan tentang sifat-sifat cahaya dapat di gunakan sebagai bahan ajar

    pembelajaran mandiri pada siswa kelas V sekoalh dasar.

    2.3.2 Keterbatasan Pengembangan

    Pengembanagan LKS IPA yang Berbasis Model inkuiri terbimbing ini hanya

    membahas materi pokok tentang sifat-sifat cahaya.

    2.4 Kerangka Berfikir

    Pada proses pembelajaran di sekolah, guru masih menggunakan LKS

    konvensional dan kurang kreatif sehingga pembelajaran yang ada disekolah

    kurang begitu menyenangkan dan belum membuat siswa untuk aktif dalam

    pembelajaran. LKS konvensinal adalah LKS yang tinggal pakai, tinggal beli,

    instan, serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusun sendiri. LKS

    merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan

    keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses belajar mengajar (Darmodjo dan

    Kaligis,1993:40) yang dapat membantu guru dalam memudahkan proses belajar

    mengajar dan mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep

    melalui aktivitasnya sendiri dalam kelompok kerja. Untuk itu diperlukan

    pengembangan LKS dalam pembelajaran. Penerapan LKS berbasis model inkuiri

    terbimbing dapat membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka khususnya

    kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran akan bersifat student centered (

    berpusat pada siswa) dan siswa akan menjadi lebih aktif. Dengan demikian

    dengan adanya pengembangan LKS berbasis model inkuiri terbimbing, membantu

    siswa menemukan dan memperoleh pengetahuan baru berdasarkan pengalaman-

    pengalaman pribadi siswa masing-masing, maka siswa dapat mengembangkan

    kemampuan berpikir kritis, keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar.

    LKS juga mempunyai fungsi dalam pembelajran yaitu sebagai penyusun

    materi sesuai dengan tujuan yang akan di capai dalam perbelajaran yang di

    lakukan bukan hanya untuk menyusun materi tetapi juga untuk menyusun

    langkah-langkah pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam proses belajar

    siswa dan juga berfungsi untuk pemberia tugas belajar siswa secara terpadu

  • 22

    Tetapi LKS juga mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam di gunakan

    dalam pembelajaran kelebihan LKS seperti sebagai media pembelajaran yang

    mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar dan juga sebagai media

    yang paling mudah yang dapat di pelajari dimana saja dan kapan saja. Dari sisi

    kelemahan LKS tidak mampu mempresentasikan gerakan, memaparkan materi

    bersifat linier dan tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan yang

    tidak mudah dipelajari oleh siswa dalam belajar, sulit memberikan bimbingan

    kepada pembaca yang mengalami kesulitan memahami bagian yang sulit di

    pahami oleh siswa jika belajar sendiri tanpa banyuan oleh guru.

    LKS ini mempunyai manfaat bagi siswa dalam penunjang pembelajaran

    seperti meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan

    juga untuk melatih mengembangkan ketrampilan bagi siswa sebagai dasar

    penerapan ilmu pengetahuan, bagi siswa juga sangat membantu menambah

    informasi tentang konsep yang akan di pelajari melalui kegiatan belajar siswa.

    Manfaat secara umum dari penyususnan lembar kerja siswa adalah sebagai

    pembantu guru dalam penyususnan rencana pembelajaran agar lebih mudah,

    mengaktifkan siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

    Dalam pengembangan lembar kerja siswa berbasis model inkuiri terbimbing

    sifat-sifat cahaya ini di harapkan LKS mempunyai peran yang penting bagi siswa

    dalam pembelajaran karena akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi

    yang akan di pelajari, dalam LKS ini akan di buat semenarik mungkin agar siswa

    tertarik memperlajari yang ada dalam LKS ini dengan ketertarikan tersebut maka

    siswa lebih mudah menangkap pembelajar yang ada di dalam LKS ini maka hasil

    belajar siswa akan sesuai dengan tujuan yang akan di capai. LKS ini akan

    membantu siswa dalam belajar di sekolah maupun di rumah, karena LKS ini di

    susun tidak hanya untuk belajar di sekolah dengan bantuan guru tetapi juga

    membantu siswa dalam belajar di rumah dengan tanpa bantuan guru karena di

    dalam LKS ini di sediakan langkah-langkah dalam mempelajari LKS ini dan di

    berikan petunjuk pembelajaran.

    Dalam pengembangan LKS ini di bantu dengan metode inkuiri

    terbimbing,karena metode ini adalah cara ampuh untuk menemukan hal yang baru

  • 23

    dengan bantuan LKS ini, walaupun demikian metode inkuiri terbimbing ini juga

    memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan dari metode ini seperti halnya

    kurang berhasil untuk di ajarkan untuk kelas kecil metode ini juga mungkin akan

    mengecewakan bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

    pengajaran secara tradisional atau cara mengajar kuno. Semua itu akan ditutupi

    dengan kelebihan dari metode inkuiri terbimbing ini karena metode inkuiri ini

    sangat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan

    penguasaan ketrampilan proses belajar aktif juga memberi kesempatan pada siswa

    untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan sendiri dan membantu

    memperkuat kepercayaan diri siswa yang dulunya kurang aktif dan malu tetapi

    akan menjadi aktif dan kreatif.

    Dampak dari pengembangan Lembar Kerja Siswa bebrbasis model inkuiri

    terbimbing ini sangat banyak bagi siswa maupun bagi guru, bagi siswa akan

    memudahkan dalam belajar siswa yang akan menemukan hal yang baru dalam

    pembelelajaran, siswa akan menemukan hal-hal yang baru yang belum pernah di

    pelajari siswa sebelumnya, karena dengan pengembangan LKS berbasis inkuiri

    terbimbing ini memacu siswa untuk menemukan hal baru dan mempelari dengan

    cara menemukan sendiri bukan hanya dengan penjelasan guru semata. Dalam

    pengembangan Lembar Kerja Siswa ini juga mempunyai dampak bagi guru

    seperti guru akan melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan aktif bukan

    yang pasif atau monoton dan juga akan menambah pengalaman guru dalam

    pengguanaan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini untuk mencapai kompetensi

    siswa yang di inginkan oleh guru. Pengembangan LKS berbasis inkuiri

    terbimbing ini akan berdampak positif dalam pembelajaran karena pembelajaran

    akan menjadi aktif dan bukan hanya pembelajaran yang berpusat di guru saja

    melainkan akan berpusat di siswa, maka dari itu siswa akan menjadi lebih aktif

    kan kreatif.

    Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada topic sifat-sifat cahaya pada mata

    pelajaran IPA dengan menggunaka model inkuiri terbimbing ini mempunyai

    hubungan yang erat karena model inkuiri terbimbing ini adalah metode

    menemukan hal yang baru dalam pembelajaran, dengan menggunakan metode

  • 24

    inkuiri ini dalam LKS siswa akan menemukan sendiri bukan melalui penjelasan

    saja melainkan dengan melakukan sendiri dengan melakukan sendiri maka siswa

    akan cepat menangkap pembelajaran yang di pelajari. Dalama metode ini siswa di

    minta mempraktikkan sendiri, mencoba sendiri dan akan menemukan jawaban

    sendiri tanpa penjelasan dari guru.Maka pembelajaran akan semakin

    menyenangan bagi siswa karena bukan hanya mendengarkan penjelasan semata

    tetapi siswa di beri kesempatan untuk melakukan sendiri.

    Adapun skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagaimana pada

    gambar berikut:

  • 25

    Indentitas

    Petunjuk

    Tugas dan langkah kerja

    Model Inkuiri Terbimbing: a. Orientasi b. Merumuskan masalah c. mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis f. Merumuskan

    Kesimpulan

    Kompetensi

    Indikator

    LKS IPA

    Manfaat LKS

    1. Bahan ajar yang paling mudah

    2. Menyajikan tugas-tugas

    3. Melatih kemandirian siswa

    4. Memudahkan pendidik dalam memberi tugas

    Kelebihan Model inkuiri

    1. siswa dapat menemukan pengetahuan baru,

    2. mengembangkan berpikir kritis,

    3. Pembelajaran lebih bermakna

    4. Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya.

    Syarat

    didaktik

    Syarat

    kontruksi

    Syarat teknis

    Kriteria LKS

    Penilaian

    Gambar 1

    Skema kerangka

    Berfikir