29
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas Penggunaan Metode Brain Gym terhadap Minat Belajar IPA 2.1.1 Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa Yunani Methodosyang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pendapat lain juga mengatakan bahwa metode adalah cara tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan informasi dari satu penyampai informasi kepada penerima informasi (Mulyani Sumantri, 2001: 254). Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar (Slameto, 2003: 15). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (2002) disebutkan bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. 2.2 Pengertian Brain Gym Brain Gym adalah program pelatihan yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison sejak tahun 1970. Awalnya program ini dirancang untuk mengatasi gangguan belajar pada anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit berkonsentrasi dan depresi, namun dalam perkembangannya setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan. Dasar pemikirannya, belajar adalah kegiatan alami dan menyenangkan yang dilakukan sepanjang hidup. Kesulitan belajar biasanya berasal dari ketidakmampuan mengatasi stres dan keraguan dalam menghadapi tugas baru. Brain Gym atau senam otak adalah latihan gerak sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun harga diri, dan rasa kebersamaan, rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa memperbaiki konsentrasi belajar siswa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas Penggunaan Metode Brain Gym terhadap Minat Belajar IPA

2.1.1 Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut

masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Pendapat lain juga mengatakan bahwa metode adalah cara tertentu yang

digunakan untuk menyampaikan pesan informasi dari satu penyampai informasi

kepada penerima informasi (Mulyani Sumantri, 2001: 254). Sedangkan pakar lain

mengatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilakukan dalam mengajar (Slameto, 2003: 15). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

ketiga (2002) disebutkan bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

2.2 Pengertian Brain Gym

Brain Gym adalah program pelatihan yang dikembangkan oleh Paul E.

Dennison dan Gail E. Dennison sejak tahun 1970. Awalnya program ini dirancang

untuk mengatasi gangguan belajar pada anak yang mengalami gangguan hiperaktif,

kerusakan otak, sulit berkonsentrasi dan depresi, namun dalam perkembangannya

setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan. Dasar pemikirannya,

belajar adalah kegiatan alami dan menyenangkan yang dilakukan sepanjang hidup.

Kesulitan belajar biasanya berasal dari ketidakmampuan mengatasi stres dan

keraguan dalam menghadapi tugas baru.

Brain Gym atau senam otak adalah latihan gerak sederhana yang dilakukan

untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun harga diri, dan rasa kebersamaan,

rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa memperbaiki konsentrasi belajar siswa,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

7

meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan minat belajar, serta membuatnya

lebih mampu mengendalikan stres dan kesulitan-kesulitan belajarnya (Dennison,

2005: 3). Pendapat lain mengemukakan tentang Brain Gym atau senam otak adalah

serangkaian latihan fisik yang bisa digunakan untuk memperbaiki konsentrasi belajar.

(Nirmala, 2001: 2). Pendapat lain menyebutkan Brain Gym adalah serangkaian

latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan

tuntutan sehari-hari (Kartini Supardjiman, 2007: 1). Tokoh lain menyebutkan bahwa

Brain Gym adalah serangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang digunakan untuk

memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar,

membangun harga diri dan rasa kebersamaan (Gunawan, 2006: 270), pendapat yang

sama menyebutkan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang

menyenangkan dan digunakan para siswa di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk

meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak

(Paul & Gail, 2004: 3). Gerakan-gerakan dalam Brain Gym yang dilakukan di

Educational Kinesiology (Edu-K) membuat segala macam pelajaran menjadi lebih

mudah dan menarik, dan terutama sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik.

Kata Education berasal dari kata Latin educare, yang berarti “menarik keluar.”

Kinesiology dikutip dari Bahasa Yunani Kinesis, berarti gerakan” dan merupakan

pelajaran gerakan tubuh manusia. Edu-K adalah suatu sistem yang memberdayakan

semua orang yang belajar, tanpa batas umur, dengan menggunakan aktivitas gerakan-

gerakan untuk menarik keluar seluruh potensi seseorang. Senam yang bertujuan

mengaktifkan dan melancarkan semua fungsi otak, serta dilakukan dengan gerakan-

gerakan sederhana, terbukti dapat menjaga keseimbangan manusia, meningkatkan

percaya diri, serta mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki

(Kompas, 2005: 7). Pada umumnya pendidik mengatasi kegagalan dengan membuat

program untuk lebih memotivasi, menekankan, mengulang-ulang, dan “memaksa”

belajar. Orang mencoba terlalu keras dan mematikan (“switch off”) mekanisme

integrasi otak yang diperlukan untuk menyerap pelajaran secara keseluruhan.

Informasi diterima oleh otak bagian belakang sebagai pesan (impress), tetapi tidak

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

8

dapat diungkapkan oleh otak bagian depan (express). Ketidakmampuan untuk

menerangkan apa yang sudah dipelajari menyebabkan pelajar terperangkap dalam

sindrom kegagalan. Jalan keluarnya adalah belajar dengan seluruh otak, melalui

pembaruan pola bergerak dan kegiatan Brain Gym sehingga pelajar dapat menguasai

juga bagian-bagian otak yang sebelumnya terhambat. Perubahan belajar dan perilaku

kadang-kadang amat cepat dan mendalam, karena para pelajar menemukan cara untuk

menerima informasi dan pada saat yang sama dapat mengungkapkan diri.

Buzan dalam (Gordon dan Jeannette, 2003: 231) menyarankan anak-anak sedini

mungkin mendapatkan latihan sebanyak yang mereka inginkan, yang mengandung

sebanyak mungkin aktivitas fisik seperti tangan, kaki, merangkak dan memanjat,

biarkan ia membuat kesalahannya sehingga ia belajar dengan cara mencoba-coba,

karena anak belajar paling cepat dari pengalaman indrawi. Olahraga sederhana adalah

salah satu cara yang dapat menumbuhkan semangat belajar pada anak (Gordon dan

Jeannette, 2003: 226). Palmer mantan presiden Masyarakat Pembelajaran dan

Pengajaran Cepat dalam (Gordon dan Jeannette, 2003: 237) menyarankan

memberikan aktifitas-aktifitas stimulasi yang didesain untuk mengaktifkan bagian-

bagian otak yang akan meningkatkan indra penglihatan, perasa, pendengaran sebaik

kemampuan mereka menyerap pengetahuan.

Otak merupakan bagian yang paling penting dari tubuh kita, karena semua

fungsi organ-organ tubuh, dan semua pusat kehidupan kita terletak di otak. Contoh

jantung yang merupakan organ, denyutnya diatur oleh susunan saraf otonom yang

berpusat disalah satu bagian otak (Tim Power Brain Indonesia). Berdasarkan fungsi

keseluruhan otak, maka akan menstimulasi, meringankan, atau merelaksasi peserta

didik dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengatasi semua hambatan

belajarnya. Berdasarkan beberapa pengertian Brain Gym yang telah dikemukakan,

maka dapat disimpulkan bahwa Brain Gym atau senam otak adalah serangkaian gerak

sederhana yang digunakan untuk menumbuhkan minat belajar, meningkatkan

kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa

kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan Brain

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

9

Gym ke dalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat

teratasi sehingga para siswa menjadi lebih tertarik dan berminat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran IPA.

2.2.1 Gerakan Brain Gym (Paul E. Dennison, 2004)

Berikut gerakan-gerakan Brain Gym yang dikembangkan oleh Paul E.

Dennison, yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Angka 8 Tidur

Menggambar 8 tidur atau simbol “tak terhingga” memungkinkan pembaca

untuk menyeberangi garis tengah visual tanpa berhenti, dengan demikian

mengaktifkan mata kanan dan kiri serta mengintegrasikan bidang penglihatan

kanan dan kiri. Angka 8 digambar dalam posisi tidur dengan titik tengah yang

jelas, yang memisahkan wilayah lingkaran kiri dan kanan, dan dihubungkan

dengan garis yang tersambung. Gerakan 8 tidur berfungsi mengaktifkan otak untuk

menyebrangi garis tengah penglihatan, meningkatkan integrasi kedua sisi,

memperbaiki penglihatan dengan dua mata bersamaan (binokular) dan melihat

lebih jauh ke samping (perifer), dan meningkatkan koordinasi otot mata (terutama

untuk menyusun) (Paul & Gail, 2004: 9-10). Contoh gerak sederhana Brain Gym

pada gambar 2.1 dengan membentuk angka ”8” menggunakan gerak kepala, bahu,

tangan, pinggul, dan kaki.

Gambar 2.1

Gambar 2.1

Contoh gerakan Brain Gym

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

10

b. Gajah

Gerakan gajah digunakan untuk mengaktifkan bagian dalam terlinga,

keseimbangan menjadi lebih baik, juga mengintegrasikan otak untuk mendengar

dengan kedua telinga, membuat rileks otot-otot tengkuk yang tegang, yang sering

timbul sebagai reaksi terhadap bunyi atau gerakan bibir yang berlebihan sewaktu

membaca dalam hati. Cara melakukan gerakan gajah yaitu berdiri dengan kedua

lutut agak menekuk, lekatkan satu telinga pada bahu, dan lengan yang sama

menunjuk ke seberang ruangan, berfokus pada suatu daerah arbitrasi yang akan

membantu sebagai titik tengah gambar imajiner 8 yang akan digambar secara

horizontal. Pada gerakan gajah, batang tubuh, kepala dan tangan bekerja sebagai

satu kesatuan, yang bergerak di sekeliling bayangan 8 Tidur dari jarak jauh,

dengan fokus mata melewati tangan. Seluruh tubuh ikut bergerak, bukan hanya

lengan. Gerakan gajah mengaktifkan otak untuk menyebrangi garis tengah

pendengaran (termasuk kemampuan untuk memperhatikan, pengenalan, persepsi,

pembedaan, dan ingatan), mendengarkan suara sendiri, daya ingat jangka panjang

dan jangka pendek, kemampuan berbicara dalam hati dan berpikir, integrasi

penglihatan, pendengaran, dan gerakan seluruh tubuh, dan kedalaman persepsi dan

kemampuan kerja sama mata. (Paul & Gail, 2004: 15-16).

c. Saklar Otak

Cara dalam melakukan gerakan ini adalah letakkan satu tangan di atas pusar

dengan ibu jari dan jari-jari tangan yang lain, raba kedua lekukan di antara rusuk

tepat di bawah tulang selangka dan kira-kira 2-3 cm kiri-kanan dari tulang dada.

Pijat daerah ini selama 30 detik sampai satu menit, sambil melirik mata dari kiri ke

kanan dan sebaliknya. Manfaat dalam gerakan ini adalah membantu memulihkan

komunikasi antar bagian-bagian tubuh, memudahkan membaca, menulis, dan

berbicara.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

11

d. Titik Positif

Dalam keadaan stres, otot bagian depan pada kening adalah salah satu yang

mengerut, sehingga menghambat kelancaran arus neurovascular ke daerah

prefrontal dari bagian depan otak. Jika kita bisa menenangkan otot bagian depan

itu dengan memberikan sentuhan lembut otot wajah lainnya juga akan relaks dan

arus neurovascular tidak terhambat lagi. Meningkatnya arus darah ke bagian depan

otak, tempat bagian rasional terjadi, menyehatkan dan menumbuhkan serat-serat

prefrontal dan membantu mencegah respons “maju atau lari” sehingga respons

baru terhadap suatu situasi dapat dipelajari. Belum lama ini ada beberapa peneliti

yang menstimulasi bagian depan otak dengan obat-obatan, namun gerakan Brain

Gym ini telah membantu bagian depan otak hanya dengan sentuhan. Cara

melakukan gerakan titik positif ini adalah dengan menyetuh lembut titik-titik di

atas kedua mata, di tengah antara batas rambut dan alis, dengan ujung jari-jari tiap

tangan. Gunakan tekanan secukupnya untuk menarik kulit agar kencang, dan tahan

kontak itu selama sekitar satu menit.

e. Gerakan Silang (Cross Crawl)

Dalam latihan silang ini, pelajar menggerakkan secara bergantian pasangan

kaki dan tangan yang berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat. Gerak silang

mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk

semua keterampilan yang memerlukan penyebrangan garis tengah bagian lateral

tubuh. Gerakan silang mengaktifkan otak untuk menyebrangi garis tengah

penglihatan/ pendengaran/ kinestetik/ perabaan/ sentuhan, gerakan mata dari kiri

ke kanan, dan meningkatkan kebersamaan penglihatan kedua mata (binokular)

(Paul & Gail, 2004: 7).

f. Gerakan Homolateral

Gerakan homolateral meliputi mengangkat lengan pada sisi yang sama pada

tubuh, dan tidak pada sisi yang berlawanan seperti dalam gerakan silang.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

12

Dikontrol oleh serebelum (otak kecil sebelah belakang), modulator gerak dari

batang otak kita, gerakan ini merupakan gerakan yang lebih primitif dalam

gerakan Brain Gym.

g. Burung Hantu

Gerakan ini mengembangkan kualitas yang sama dari luasnya persepsi. Cara

melakukan gerakan ini adalah memutar mata dan kepala pada waktu yang

bersamaan dengan rotasi 180 derajat, yang berfungsi memberi bidang penglihatan

yang luas dan pendengaran yang tajam.

h. Putaran Leher (Neck Rolls)

Putaran leher menunjang relaksnya tengkuk dan melepaskan ketegangan

yang disebabkan oleh ketidakmampuan menyebrangi garis tengah visual atau

untuk bekerja dalam bidang tengah. Bila gerakan ini dilakukan sebelum membaca

dan menulis, akan memacu kemampuan penglihatan dengan kedua mata

(binokular) dan pendengaran dengan dua telinga (binaural) secara bersamaan.

Kepala diputar di posisi depan saja, setengah lingkaran dari kiri ke kanan dan

sebaliknya. Tidak disarankan memutar kepala hingga ke belakang. Gerakan

putaran leher berfungsi mengaktifkan otak untuk penglihatan dengan dua mata

secara bersamaan (binokular), kemampuan membaca dan menulis pada bidang

tengah, pemusatan (centering), pasang kuda-kuda (grounding), dan sistem saraf

pusat lebih rileks (Paul & Gail, 2004: 17-18).

2.2.2 Manfaat Metode Brain Gym

Manfaat dari metode Brain Gym (Paul E. Dennison, 2006: 32), diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Membantu peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar secara

berkesinambungan secara aktif dan kreatif.

b. Memberikan stimulus terhadap aktivitas belajar peserta didik dengan

menggunakan seluruh kemampuan otak.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

13

c. Dapat mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik.

d. Menjadikan anak tidak mudah bosan dengan aktivitas belajarnya

e. Menumbuhkan minat belajar anak

f. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stres

g. Dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit)

h. Tidak memerlukan bahan atau tempat khusus

i. Dapat dipakai dalam semua situasi termasuk saat belajar/bekerja

j. Meningkatkan kepercayaan diri

k. Menunjukkan hasil dengan segera

l. Dapat dijelaskan secara neurofisiologi : “why learning is not all in your head” by

Dr. Carla Hannaford

m. Sangat efektif dalam penanganan seseorang yang mengalami hambatan dan stress

belajar.

n. Memandirikan seseorang dalam hal belajar, dan mengaktifkan seluruh potensi

dan keterampilan yang dimiliki seseorang.

o. Diakui sebagai salah satu teknik belajar yang paling baik oleh National Learning

Foundation USA, dan sudah tersebar luar di lebih dari 80 negara.

2.2.3 Penerapan Brain Gym dalam Pembelajaran

Brain Gym atau senam otak dalam penelitian ini adalah serangkaian gerak

sederhana yang digunakan untuk menumbuhkan minat belajar siswa, menumbuhkan

rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan

keseluruhan otak. Dengan menerapkan Brain Gym ke dalam pembelajaran, maka

diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi sehingga proses belajar mengajar

menjadi lebih efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang menjadi dasar dalam

penerapan Brain Gym adalah untuk menumbuhkan minat belajar anak, sehingga

tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Penerapan Brain

Gym sangat baik dilakukan pada awal proses pembelajaran terlebih lagi bila diiringi

dengan lagu atau musik yang bersifat riang dan gembira (Heru Subrata, 2008: 3).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

14

Brain Gym juga bisa dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa setelah

menjalani proses pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi yang

mengakibatkan kelelahan pada otak. Brain Gym mempunyai tujuan agar siswa dapat

bermain dan melakukan olah tubuh yang dapat membantu meningkatkan kemampuan

otak mereka. Adapun gerakan tubuh dalam Brain Gym dapat dilakukan dengan

mudah oleh siapa saja dan dengan efek yang langsung terlihat. Dalam filosofi

Educational Kinesiology, siswa justru sangat disarankan untuk bergerak mengikuti

dorongan gerak secara alamiah dan tidak dipaksakan.

Brain Gym telah digunakan oleh guru dan para ahli terapi dalam suatu program

yang ditujukan untuk membantu anak yang mengalami kesulitan dalam

perkembangan dan pembelajaran. Apabila Brain Gym dilakukan teratur dalam

kegiatan pembelajaran di kelas, akan menghasilkan efek positif, seperti mind focusing

(konsentrasi pikiran) serta ice breaking (penawar kejenuhan belajar) yang pada

akhirnya membantu menumbuhkan minat belajar siswa, memunculkan spirit,

motivasi, energi positif dan optimis dalam meraih prestasi. Brain Gym juga berfungsi

sebagai hidden curriculum untuk membangun character building ke dalam semua

bidang studi. (Koran pendidikan, 2007: 4).

Brain Gym awalnya dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan

hiperaktif, kerusakan otak, sulit berkonsentarasi dan depresi. namun dalam

perkembangannya, setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan.

Brain Gym pertama kali diperkenalkan oleh Paul E. Dennisson diawal 1981. Seperti

penelitian yang telah dilakukan oleh Paul dan Gail (2004: 3) gerakan-gerakan dalam

Brain Gym yang dilakukan di Educational Kinesiology (Edu-K) membuat segala

macam pelajaran menjadi lebih mudah dan menarik, terutama sangat bermanfaat bagi

kemampuan akademik. Selain itu Team Power Brain Indonesia juga telah

mengadakan sebuah penelitian latihan otak dengan optimalisasi fungsi sepuluh menit

sehari selama 30 hari pada anak usia 5 tahun hingga usia lanjut (75 tahun). Dalam

penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengembangkan 9 aspek

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

15

kecerdasan, optimalisasi otak kanan dan otak kiri dan meningkatkan daya kreatifitas

anak.

2.2.4 Tahap Pembelajaran dengan Metode Brain Gym

Tahap pembelajaran yang peneliti laksanakan dalam penggunaan metode

Brain Gym yaitu dengan melakukan pengenalan/orientasi kepada siswa tentang Brain

Gym dan pengenalan-pengenalan gerakan yang akan dilakukan, kemudian meminta

siswa untuk mencoba mengikuti gerakan-gerakan yang telah dibuat dan gerakan

pertama ini dilakukan pada awal pembelajaran/pra pembelajaran agar siswa tertarik

dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Tahap kedua yaitu melakukan gerakan

Brain Gym disaat pembelajaran tengah berlangsung sebagai ice breaking (penawar

rasa jenuh belajar) dan kegiatan ini dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa

jika telah terlihat lelah atau bosan dalam mengikuti pembelajaran agar minat

belajarnya dapat tumbuh kembali. Tahap yang ketiga yaitu gerakan Brain Gym

dilakukan pada akhir pembelajaran untuk melihat kemampuan siswa lebih lanjut

dalam melakukan gerakan-gerakan Brain Gym yang telah dilakukan bersama dan

gerakan terakhir pada kegiatan pembelajaran ini merupakan pemantapan gerakan-

gerakan Brain Gym yang telah dilakukan pada awal pembelajaran serta memberikan

penjelasan lebih lanjut tentang Brain Gym kepada siswa. Berikut tahap kegiatan

pembelajaran dengan metode Brain Gym secara lebih rinci dan sistematis:

a. Pengenalan/tahap orientasi Brain Gym (senam otak) kepada siswa dan

melakukan gerakan Brain Gym dengan bantuan peneliti. Penerapan Brain Gym

sangat baik dilakukan pada awal proses pembelajaran terlebih lagi bila diiringi

dengan lagu atau musik yang bersifat riang dan gembira (Heru Subrata, 2008: 3).

b. Melakukan gerakan-gerakan Brain Gym pada saat pembelajaran berlangsung

dengan jeda sejenak atau beberapa menit, sebagai ice breaking (penawar rasa

jenuh belajar).

c. Melakukan gerakan-gerakan pada akhir pembelajaran sebagai pemantapan

gerakan-gerakan Brain Gym yang telah dilakukan pada awal pembelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

16

d. Penjelasan kembali kepada siswa tentang manfaat dari gerakan-gerakan Brain

Gym.

2.3 Pengertian Minat belajar

Minat belajar terdiri dari dua kata yaitu minat dan belajar, dua kata ini berbeda

arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai berikut definisi dari

minat belajar :

2.3.1 Pengertian Minat

Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan

suatu aktivitas, dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena

itu minat dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong

untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek,

cenderung untuk memperbaiki perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada

objek tersebut. Namun apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka

ia tidak akan memiliki minat pada objek tersebut. Minat adalah suatu pemusatan

perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang

tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus: 1981). Minat menurut kamus

besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah

keinginan. Pendapat lain tentang minat yaitu Slameto (2010: 180) mengatakan bahwa

minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas

tanpa ada yang menyuruh, sedangkan menurut Hilgart (dalam Romlah: 22) minat

adalah kecenderungan yang taat untuk memperhatikan dan mengenal beberapa

kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai

rasa senang. Purbakawaca (dalam Nurkancana: 182) mengembangkan minat adalah

kesediaan jiwa yang sifatnya aktif menerima sesuatu dari luar. Pengertian minat

tersebut mengandung arti bahwa minat melibatkan unsur batin atau jiwa yang

memiliki keinginan untuk melakukan aktivitas. Dimyati (1984: 22) menyebutkan

minat adalah memuaskan kegiatan mental dan perhatian pada suatu objek yang ada

sangkut pautnya dengan keadaan individu. Manusia akan berbuat sesuatu apabila ia

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

17

memenuhi minat terhadap kegiatan tersebut, minat muncul apabila manusia menyukai

sesuatu. Crow and Crow berpendapat bahwa minat erat hubungannya dengan daya

gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,

benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh kegiatan itu

sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi

dalam kegaiatan itu. Selain itu Crow and Crow juga mengemukakan pendapat bahwa

minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional.

Misalnya minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari

tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu

seseorang terhadap kegiatan tersebut. Selanjutnya Skinner juga berpendapat bahwa

minat sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap objek yang

menarik atau menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan

objek tersebut. Sementara itu Dailer dan Sumartono (1983: 224) berpendapat bahwa

minat adalah psikis yang berkaitan dengan objek atau menstimulir perasaan senang

yang ada pada setiap individu. Minat tersebut akan tumbuh apabila seseorang

menyenangi sesuatu, minat diawali dengan adanya perasaan senang terhadap sesuatu.

Minat juga merupakan dorongan yang menyebabkan timbulnya perhatian seseorang

dan pemusatan pikiran.

Minat pada dasarnya adalah tindakan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri

(internal) dan di luar diri (eksternal). Semakin besar hubungan tersebut semakin

besar pula minat yang timbul. Berdasarkan beberapa definisi minat yang telah

dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah keinginan seseorang

(individu) yang melibatkan unsur jiwa atau batin melakukan kegiatan (aktivitas)

dengan senang serta penuh perhatian untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya Crow

and Crow mengemukakan pendapat tentang tanda-tanda bahwa seseorang mencapai

ke taraf ini antara lain adalah mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri,

melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi,

melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu di mana saja, kapan saja, dan atas

inisiatif sendiri. Skinner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

18

hal yang dapat mempengaruhi minat siswa, maka seorang pendidik harus dapat

mengubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang

menggairahkan, caranya antara lain sebagai berikut:

a. Materi yang dipelajari haruslah menjadi menarik dan menimbulkan suasana baru,

misalnya dalam bentuk permainan, diskusi atau pemberian tugas di luar sekolah

sebagai variasi kegiatan belajar.

b. Materi pelajaran akan menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari

pelajaran itu.

c. Media yang menarik sesuai dengan materi yang diajarkan. Ada dua aspek yang

terdapat dalam minat antara lain aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif

mengandung pengertian bahwa minat selalu didahului oleh pengetahuan,

pengetahuan, pemahaman dan konsep yang diperoleh dan dikembangkan dan

pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek afektif

menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam bentuk proses

menilai untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila

disertai dengan minat individu yang kuat, maka ia akan mencurahkan perhatiannya

dengan baik terhadap aktivitas tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau

sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya

perhatian, dan keaktifan untuk berbuat tanpa adanya unsur paksaan.

2.3.2 Pengertian Belajar

Banyak ahli yang telah mencoba merasakan dan membuat tafsirannya tentang

belajar. Seringkali tafsiran tersebut berbeda antara satu sama lain. Dalam uraian ini

dikemukakan beberapa rumusan para ahli untuk melengkapi dan memperluas

pandangan tentang belajar. Menurut Gagne, belajar merupakan perubahan yang

diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum

individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

19

sempurna itu, sedangkan pengertian belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia,

secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Ahmad Fauzi yang mengemukakan pendapat tentang belajar adalah “Suatu proses di

mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas

situasi (rangsangan) yang terjadi”.

Kemudian Slameto mengemukakan pendapat dari Gronback yang mengatakan

“Learning is show by a behavior as a result of experience”. Selanjutnya Moh. Uzer

Usman dan Lilis Setiawati mengartikan “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada

diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya”. Nana Sudjana mengatakan “belajar adalah proses yang aktif, belajar

adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, belajar adalah

proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman,

belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.” Sedangkan menurut

Sardiman (2004: 2) belajar adalah usaha mengubah tingkah laku. Arthur J. Gates

dalam Fudyartanto (2002: 150) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku melalui pengalaman dan latihan, selanjutnya Hamalik (1994: 36) belajar adalah

modifikasi atau mempengaruhi kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini

belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan saja mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yaitu

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perbaikan

kelakuan. R.S. Chauhan juga mengemukakan pendapat bahwa belajar adalah

membawa perubahan-perubahan dalam tingkah laku organisme. Sementara Morgan

dalam Ngalin Purwanto (1998: 84) belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman. Witting dalam Muhibin Syah (1999: 61), mengemukakan belajar adalah

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan

tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman. Sejalan dengan rumusan di atas

ada pula penafsiran lain tentang belajar yang mengatakan bahwa belajar adalah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

20

perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu

berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori ini adalah

bahwa setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya

sebagaimana dalam teori konstruktivisme (Suceati 2005: 33).

Berdasarkan beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu

dari hasil pengalaman dan latihan, perubahan tingkah laku tersebut baik dalam aspek

pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif)

dan dapat disimpulkan bahwa pengertian dari minat belajar adalah sesuatu keinginan

atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya

melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

2.3.3 Aspek Minat Belajar

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari untuk sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Usman Effendi dan

Juhaya S. Praja (1989: 72) berpendapat bahwa minat itu dapat ditimbulkan dengan

cara sebagai berikut:

a. Membangkitkan suatu kebutuhan misalnya, kebutuhan untuk menghargai

keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.

b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Memberikan kesempatan mendapat hasil yang baik “Nothing succes like

success” atau mengetahui sukses yang diperoleh individu itu sebab success akan

memberikan rasa puas.

Selanjutnya, akan memperoleh ukuran dan data minat belajar siswa, kunci

pokoknya adalah dalam mengetahui aspeknya. Aspek minat belajar yaitu, terdiri dari

partisipasi/perbuatan, perhatian dan perasaan senang, berikut diuraikan secara rinci:

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

21

1. Partisipasi/Perbuatan

Minat yang telah muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan

belajar mengajar, dengan sendirinya telah membawa siswa kesuasana partisipasi

aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Ahmad Tafsir, 1992: 24). Sementara itu,

Bernard yang dikutif Sardiman A.M. (1996: 76) mengatakan bahwa minat tidak

timbul secara tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari adanya

partisipasi. Jadi, jelas bahwa soal minat akan selalu terkait dengan soal

kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang penting bagaimana menciptakan

kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan ingin terus belajar.

2. Perhatian

Perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan pemulihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

(Slameto, 1996: 183) mengemukakan bahwa istilah perhatian dapat berarti sama

dengan konsentrasi, dapat pula minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada

suatu masalah yang sedang dipelajari. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi

oleh perasaan siswa dalam minatnya terhadap belajar. Siswa yang berperasaan

tidak senang dalam belajar dan tidak berminat dalam materi pelajaran akan

mengalami kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya. Sebaliknya siswa

yang berperasaan senang dan berminat akan mudah berkonsentrasi dalam belajar.

Senada dengan pendapat di atas Agus Sujanto (1991: 89) menyatakan bahwa

perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,

pengertian dan sebagainya.

3. Perasaan

Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak yang bersifat

subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung

pada perangsang dan alat-alat indra (Agus Sujanto, 1991: 75). Sementara itu

Kartini Kartono (1996: 87) menyebut perasaan dengan istilah rencana. Maka

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

22

merasa itu adalah kemampuan untuk menghayati perasaan atau rencana. Rencana

itu bergantung kepada isi-isi kesadaran, kepribadian, kondisi psikisnya.

Ringkasnya, rencana ini merupakan reaksi-reaksi rasa dari segenap organisme

psiko fisik manusia. W.S. Winkel (1996: 187) menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan perasaan di sini, adalah perasaan momentan dan intensional. Momentan

berarti bahwa perasaan pada saat-saat tertentu, intensional berarti bahwa reaksi

perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Apabila

situasi berubah, maka perasaan berganti pula sehingga perasaan momentan dan

intensional dapat digolongkan ke dalam perasaan tidak senang. Antara minat dan

berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak

mengherankan jika siswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang

berminat dan sebaliknya.

2.3.4 Perlunya Minat dalam Melakukan Aktivitas Belajar

Sering tidak disadari bahwa minat merupakan faktor yang penting dalam

aktivitas belajar. Minat merupakan unsur pendorong yang kuat yang sering menjadi

alasan seseorang mengapa ia melakukan sesuatu. Di dalam belajar, minat sangat

diperlukan, oleh sebab itu jika di dalam aktivitas belajar seseorang didasari oleh

adanya minat maka akan menimbulkan suasana batin yang sangat kondusif dalam

belajar. Belajar akan selalu didukung oleh suasana kegembiraan, keikhlasan,

semangat, perhatian dan rasa nyaman tanpa merasa terbebani oleh adanya kesulitan

yang harus dipahami dalam pelajaran. Dengan kata lain bahwa seseorang yang penuh

minat dalam belajar akan melakukan aktivitas belajar tanpa perasaan terpaksa, karena

belajar menjadi suatu kebutuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Nurkancana

(1986: 230) bahwa anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila

pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minat. Hal yang sama dikemukakan

pula oleh Usman (2001: 27) bahwa minat seseorang mau melakukan apa saja yang

diminatinya. Hal tersebut lebih ditegaskan lagi oleh James (dalam Usman, 2001: 27)

bahwa minat merupakan faktor yang menentukan derajat keaktifan belajar. Menurut

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

23

Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

d. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

e. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.

Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, minat berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Robert

(dalam Syah, 2005: 136) minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena

ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti

pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Berdasarkan hal ini

faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat diklasifikasikan, antara lain:

Kemampuan dasar siswa, strategi pembelajaran, dan lingkungan keluarga.

1. Kemampuan Dasar.

Thorndike (dalam Sagala, 2008: 37) menjelaskan bahwa belajar akan terjadi

antara lain apabila siswa memiliki kematangan, kesiapan belajar dan motivasi

berperanan penting dalam keberhasilan belajar. Kemampuan dasar yang dimaksud

dalam hal ini adalah bagaimana sikap siswa menyikapi minat belajar. Dalam

belajar diperlukan adanya pemahaman atau insight. Hilgara (dalam Sagala, 2008:

50) menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar dengan pemahaman

yaitu kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Berbicara tentang kemampuan dasar

juga tak lepas dari intelegensi siswa. Stern (dalam Djamarah, 2000: 57)

mengemukakan intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara

mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-bahan pikiran yang ada

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

24

menurut tujuannya. Seseorang dikatakan intelegen, apabila orang yang

bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat

tanpa mengalami suatu masalah, ini berarti, seseorang yang sukar beradaptasi dan

banyak mengalami masalah dikatakan tidak intelegen. Jadi dapat disimpulkan

bahwa dengan kemampuan dasar yang dimiliki, siswa akan dengan mudah

memiliki minat terhadap apa yang dipelajari.

2. Strategi Pembelajaran.

Kozna (dalam Uno, 2008: 1) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan

fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan

pembelajaran tertentu. Di sisi lain, Dick dan Carey (dalam Uno, 2008: 1)

menguraikan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru

dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau

tahapan-tahapan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau

paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Memperhatikan pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh

seorang pengajar, untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan

memudahkan peserta didik termasuk dalam menimbulkan minat dalam menerima

dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran

dapat dikuasainya diakhir kegiatan pembelajaran.

3. Lingkungan Keluarga.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya

mengembangkan pribadi siswa. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang

dan pendidikan tentang nilai- nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

25

yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak

menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Maslow (dalam Jusuf, 2006:

37) mengemukakan keluarga merupakan lembaga yang dapat memenuhi

kebutuhan individu. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua,

anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik secara fisik-biologis

maupun sosio-psikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman,

penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan

tertingginya, yaitu perwujudan diri (self actualization). Minat merupakan aspek

psikologis yang pembentukannya dimulai dari lingkungan keluarga. Untuk itu,

diharapkan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama harus lebih

banyak berperan dalam menimbulkan minat karena minat adalah salah satu

faktor yang menentukan keberhasilan belajar.

2.3.6 Fungsi Minat dalam Belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang

dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan

tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki

rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya dalam belajar.

Dalam hal fungsi minat The Liang Gie (1998: 28) mengemukakan bahwa minat

merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih

terperinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar

adalah sebagai berikut:

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

c. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri, rincian penjelasannya

diuraikan sebagai berikut:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

26

1. Minat Melahirkan Perhatian yang Serta Merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang dipaksakan,

perhatian yang serta merta secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang

tumbuh tanpa pemaksaan dan kemauan dalam diri seseorang, sedang perhatian

yang dipaksakan harus menggunakan daya untuk berkembang dan

kelangsungannya. Menurut Jhon Adams yang dikutif The Liang Gie (1998: 29)

mengatakan bahwa jika seseorang telah memiliki minat belajar, maka saat itulah

perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan. Semakin besar

minat seseorang, maka akan semakin besar derajat spontanitas perhatiannya.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992: 24) bahwa minat

telah muncul maka perhatian akan mengikutinya. Tetapi sama dengan minat

perhatian mudah sekali hilang. Pendapat di atas, memberikan gambaran tentang

eratnya kaitan antara minat dan perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa untuk meningkatkan perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap

sesuatu, maka terlebih dahulu harus ditingkatkan minatnya.

2. Minat Memudahkan Terciptanya Konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang.

Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga

kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu

memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi

terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan (The Liang Gie, 1998: 29). Pendapat

senada dikemukakan oleh Winkel (1996: 183) bahwa konsentrasi merupakan

pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini

peristiwa belajar mengajar di kelas. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan

kemauan dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi

oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar. Berdasarkan Pendapat di atas dapat

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

27

disimpulkan, bahwa tanpa adanya minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit

dipertahankan.

3. Minat Mencegah Gangguan Perhatian Dari Luar

Minat mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya,

orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami

pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, jika minat

belajarnya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired (The Liang Gie, 1998: 30)

menjelaskan bahwa gangguan-gangguan perhatian sering kali disebabkan oleh

sikap batin karena sumber-sumber gangguan itu sendiri.

4. Minat Memperkuat Melekatnya Bahan Pelajaran dalam Ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran adalah daya mengingat

bahan pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana jika seseorang

berminat terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa

bacaan atau isi ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan

minat senantiasa teringat walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya,

sesuatu bahan pelajaran yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila

tanpa minat (The Liang Gie, 1998: 30). Anak yang mempunyai minat dapat

menyebut bunyi huruf, dapat mengingat kata-kata, memiliki kemampuan

membedakan dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang

memadai. Pendapat di atas, menunjukkan minat belajar memiliki peranan dalam

memudahkan dan menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat Memperkecil Kebosanan Belajar dalam Diri Sendiri.

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus

berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian (Kartini, 1996:

31). Pendapat senada dikemukakan oleh The Liang Gie (1998: 31) bahwa

kejemuan melakukan sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal

dari dalam diri seseorang dari pada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

28

karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa

terlaksana dengan jalan pertama yaitu menumbuhkan minat belajar dan kemudian

meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

2.3.7 Minat terhadap Mata Pelajaran

Setiap siswa seharusnya menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran

yang mereka ikuti, karena minat selain memusatkan pikiran juga akan menimbulkan

kegembiraan dalam usaha belajar, seperti yang kemukakan oleh The Liang Gie

(1983: 12) adalah keriangan hati akan memperbesar kemampuan belajar seseorang

dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya itu. Materi pelajaran

dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan pikirannya dan

menyenangi materi pelajaran tersebut. Siswa kurang berhasil dalam menerima materi

pelajaran itu disebabkan siswa itu tidak tertarik atau tidak memiliki minat dengan

materi pelajaran yang disampaikan.

2.3.8 Hubungan Metode Brain Gym dengan Minat Belajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam

mengajar (Slameto: 2003). Cara tersebut berkaitan dengan cara menyampaikan bahan

pelajaran oleh guru kepada siswa yang dalam proses belajar agar dapat menerima,

menguasai dan lebih mengembangkan bahan pelajaran itu maka cara mengajar harus

menggunakan cara yang setepat-tepatnya, seefektif dan seefisien mungkin. Brain

Gym adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi kerja

otak sehingga dapat merespon dan mengaplikasikan informasi yang diterima.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa metode mengajar itu mempengaruhi minat belajar

peserta didik. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi minat

belajar siswa yang kurang baik pula. Guru yang progresif berani mencoba metode-

metode baru yang dapat membantu meningkatkan proses pembelajaran dan

memotivasi proses belajar siswa dengan demikian akan berimplikasi terhadap minat

belajar siswa.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

29

Team Power Brain Indonesia telah mengadakan sebuah penelitian latihan otak

dengan optimalisasi fungsi sepuluh menit sehari selama 30 hari pada anak usia 5

tahun hingga usia lanjut (75 tahun). Dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang

signifikan dalam mengembangkan 9 aspek kecerdasan, optimalisasi otak kanan dan

otak kiri, meningkatkan daya kreativitas anak. Berdasarkan uraian tersebut peneliti

berusaha untuk menggunakan metode Brain Gym dalam pembelajaran IPA di kelas V

SD untuk mengukur minat belajarnya.

2.4 Pelajaran IPA

2.4.1 Pengertian IPA

IPA berasal dari kata Sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998: 5)

merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada

henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis,

berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Sedangkan menurut Abdullah

(1998: 2), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan

cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,

penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya

kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Berdasarkan pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan

manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa

metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat

umum sehingga akan terus disempurnakan.

2.4.2 Prinsip dan Tujuan Pembelajaran IPA

Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran IPA diterapkan dalam program-

program yang menekankan pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-

pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain serta

peranan guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

30

siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar (Slavin, 1994). Implikasi teori

kognitif Piaget pada pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar

kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses

yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.

b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam

kegiatan belajar. Oleh karena itu, selain mengajar secara klasik, guru

mempersiapkan beraneka ragam kegiatan secara langsung dengan dunia fisik.

c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan

melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung

pada kecepatan yang berbeda.

Selain prinsip di atas, pembelajaran IPA juga memiliki beberapa tujuan

pembelajaran bagi peserta didik. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar dan MI oleh Refandi (2006: 37) bahwa mata pelajaran IPA

di SD/MI diantaranya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

a. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

Pendapat lain (Bernal, 1998: 3) juga menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran

IPA bagi peserta didik agar peserta didik memiliki kemampuan sebagi berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

31

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan.

Berdasarkan beberapa tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar sains

tidak hanya menimbun pengetahuan, tetapi harus dikembangkan serta diaplikasikan

ke dalam bentuk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut skripsi Weka Erindrawanta (2009) sebuah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru

Sekolah Dasar UKSW dengan judul “Pembelajaran yang Menyenangkan Melalui

Penerapan Brain Gym pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPA Semester II SD

Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo, Kabupaten Grobogan”.

Berdasarkan penelitian Weka Erindrawanta (2009) menyimpulkan bahwa

terjadi peningkatan kesenangan belajar siswa dari kondisi awal hingga pelaksanaan

Siklus II. Pada kondisi awal menunjukkan bahwa tingkat kesenangan belajar siswa

termasuk dalam kategori sedang yang berada pada rerata 58, siklus I terjadi

peningkatan rata-rata tingkat kesenangan belajar siswa menjadi 64 meskipun masih

berada dalam kategori sedang, sedangkan untuk siklus II terjadi peningkatan yang

signifikan akan tingkat kesenangan belajar siswa yang termasuk dalam kategori

sangat tinggi dengan rerata 89, dengan menerapkan metode Brain Gym ke dalam

pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan pada siswa kelas IV

mata Pelajaran IPA SDN 1 Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo, Kabupaten Grobogan.

Dalam penelitian Ratna Arumsari (2010) sebuah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar

dan Prasekolah Universitas Negeri Malang dengan judul “Meningkatkan Kemampuan

Bercerita dengan Menerapkan Teknik Senam Otak (Brain Gym) pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri Sumberingin 3 Kabupaten Trenggalek,

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

32

menyatakan bahwa penerapan teknik Brain Gym dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam bercerita. Terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata persiklus,

siklus satu menunjukan rata-rata nilai kelas 73,75 dengan ketuntasan kelas mencapai

62,5%, pada siklus satu masih terdapat 6 siswa yang belum tuntas karena siswa

tersebut belum bisa bercerita dengan lancar, hasil pada siklus dua menunjukan adanya

peningkatan nilai rata-rata kelas 80,62 dengan ketuntasan kelas mencapai 93,75%.

Sedangkan dalam penelitian Aryani Utami (2009) Universitas Muhammadyah

Surakarta sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Optimalisasi

Penerapan Brain Gym untuk Meminimalkan Phobia Siswa dalam Belajar

Matematika di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri” menyimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menerapkan Brain Gym dapat meminimalkan phobia siswa dan

dapat meningkatkan keberanian siswa untuk aktif di kelas. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa persentase siswa yang mengalami phobia sebelum tindakan

sebesar 81,25%, mengalami penurunan setelah diberi tindakan menjadi 37,5%.

Keberanian siswa untuk aktif di kelas mengalami peningkatan yaitu siswa yang

berani menjawab pertanyaan guru sebelum tindakan sebesar 25%, setelah diberikan

tindakan menjadi 75%. Siswa yang berani mengajukan pertanyaan sebelum tindakan

sebesar 18,75%, setelah tindakan menjadi 62,5%. Sedang siswa yang berani

mengerjakan soal ke depan sebelum tindakan sebesar 18,75%, setelah tindakan

menjadi 75%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah permasalahan phobia siswa

dalam belajar matematika dapat diatasi dengan menerapkan Brain Gym.

Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti “Efektivitas Penggunaan Metode Brain

Gym terhadap Minat Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang semester II Tahun pelajaran 2011/2012 ”.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

33

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori dan kajian dari berbagai penelitian yang telah

diuraikan pada bagian sebelumnya, peneliti cenderung berpendapat bahwa penerapan

metode Brain Gym lebih efektif terhadap minat belajar IPA siswa siswa kelas V SD

Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran

2011/2012. Untuk kerangka berpikirnya digambarkan dalam pola kerangka berpikir

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2

Model Kerangka Berpikir

Pengukuran Awal

Pembelajaran IPA dengan Metode Brain Gym

Pengukuran Akhir

Pembelajaran dengan Penggunaan Metode Brain Gym Lebih

Efektif terhadap Minat Belajar IPA

Pembelajaran Biasa dengan Metode

Ceramah (Konvensional)

Kelas Eksperimen

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Brain Gym - UKSW

34

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori serta kerangka berpikir,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym tidak efektif terhadap

minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Ha : Pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym lebih efektif terhadap

minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka peneliti menduga ”Pembelajaran dengan

penggunaan metode Brain Gym lebih efektif terhadap minat belajar IPA siswa kelas

V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.