25
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten (Haryono, 2013: 39) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk peserta didik dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Mengamati apa yang terjadi. 2. Mencoba mengamati apa yang diamati. 3. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi. 4. Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa dalam pembelajaran IPA mencakup juga melakukan coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal, lalu mencoba lagi. Sedangkan menurut Haryono (2013: 42) IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah.Dalam pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi IPA merupakan proses penemuan. Haryono (2013: 49-50) juga memaparkan bahwa teori belajar yang menonjol di dalam pembelajaran IPA adalah teori kognitivisme dan konstruktivisme. Teori kognitivisme menguraikan perkembangan kognitif dari bayi sampai masa dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme menekankan bahwa individu tidak menerima begitu saja ide-ide dari orang lain. Mereka membangun sendiri dalam pikiran mereka ide-ide tentang peristiwa alam dari pengalaman sebelum mereka mendapat pelajaran IPA di sekolah. Ide-ide yang mereka bentuk dan pengajaran IPA yang mereka dapatkan di sekolah disimpan di dalam struktur kognitif mereka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD

2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA

Menurut Paolo dan Marten (Haryono, 2013: 39) Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) untuk peserta didik dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Mengamati apa yang terjadi.

2. Mencoba mengamati apa yang diamati.

3. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.

4. Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah

ramalan tersebut benar.

Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa dalam pembelajaran IPA

mencakup juga melakukan coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal, lalu

mencoba lagi.

Sedangkan menurut Haryono (2013: 42) IPA adalah pengetahuan yang

telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah.Dalam pembelajaran IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi IPA merupakan proses penemuan.

Haryono (2013: 49-50) juga memaparkan bahwa teori belajar yang

menonjol di dalam pembelajaran IPA adalah teori kognitivisme dan

konstruktivisme. Teori kognitivisme menguraikan perkembangan kognitif dari

bayi sampai masa dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme menekankan bahwa

individu tidak menerima begitu saja ide-ide dari orang lain. Mereka membangun

sendiri dalam pikiran mereka ide-ide tentang peristiwa alam dari pengalaman

sebelum mereka mendapat pelajaran IPA di sekolah. Ide-ide yang mereka bentuk

dan pengajaran IPA yang mereka dapatkan di sekolah disimpan di dalam struktur

kognitif mereka.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

10

2.1.1.2. Tujuan Pembelajaran IPA

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

22 Tahun 2006, mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkankeberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaatdan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanyahubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi danmasyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkanmasalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga

danmelestarikan lingkungan alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannyasebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasaruntuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.1.3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA SD

Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD meliputi aspek-aspek sebagai

berikut :

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

11

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 ruang lingkup bahan kajian IPA untuk

SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

daninteraksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahayadan pesawat sederhana

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

bendalangit lainnya.

2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2013: 15) pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja secara kolaboratif

yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Model pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa

memahami konsep yang sulit saja, tetapi juga berguna untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman.

Isjoni (2013: 16) juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif,

siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak

positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat

memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi.

Lungdren (dalam Isjoni, 2013: 16-17) memaparkan unsur-unsur

pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang

bersama-sama”

2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik

lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang

sama.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

12

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation (GI)

Pembelajaran kooperatif tipe GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan

Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. GI seringkali disebut sebagai model

pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh model ini

memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan

konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Group

investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam

keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group

process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota

serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan

intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual (Riadi, Muchlisin: 2012).

Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang

memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa

melalui berbagai kegiatan dan hasil sesuai pengembangan yang dilalui siswa

(Krismianto, dalam Hesti Retnaningsih: 15).

Senada dengan Krismianto, Eggen & Kauchak (dalam Riadi, Muchlisin:

2012) mengemukakan bahwa GI adalah strategi belajar kooperatif yeng

menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap

suatu topik.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe GI adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

bekerja dalam suatu tim untuk melakukan investigasi atau penyelidikan terhadap

suatu topik atau objek khusus mulai dari pengumpulan data, analisis data, sintesis,

hingga menarik kesimpulan.

2.1.3.2. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation (GI)

Sebagai suatu model pembelajaran yang menjadi pilihan, model

pembelajaran GI memiliki beberapa kelebihan. www.referensimakalah.com

(2012) mengemukakan kelebihan model pembelajaran ini, antara lain :

1) Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

13

2) Melatih berpikir dan bertindak kreatif

3) Dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

4) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan

5) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan

6) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk menghadap

masalah yang dihadapi secara tepat

2.1.3.3. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation (GI)

Selain kelebihan yang dipaparkan, pembelajaran GI ini juga memiliki

beberapa kekurangan. www.referensimakalah.com (2012) juga mengemukakan

kekurangan dalam model pembelajaran kooperatif tipe GI. Kekurangan-

kekurangan tersebut yaitu:

1) Membutuhkan keaktifan dari masing-masing anggota kelompok dalam

melakukan penyelidikan atau investigasi.

2) Jika seluruh anggota kelompok pasif, maka akan menyulitkan dalam

melakukan kegiatan investigasi.

2.1.3.4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI)

Menurut Jamil Suprihatiningrum (2012: 207-208) langkah-langkah dalam

pembelajaran GI antara lain:

1) Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum

yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya

diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas

(task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi

kelompok heterogen, baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan

akademik.

2) Merencanakan kerja sama

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,

tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik

yang telah dipilih.

3) Implementasi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

14

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan. Pembelajaran harus

melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas

mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang

terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus

mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang

diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkas dalam suatu penyajian yang

menarik di depan kelas.

5) Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai

topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan

mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut

6) Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok

terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.

Senada dengan pendapat Jamil Suprihatiningrum, Rusman (2010: 221-

222) menyatakan implementasi pembelajaran GI secara umum dibagi menjadi

enam langkah yaitu :

1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.

Para siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan

mengkategorisasi saran-saran; para siswa bergabung dalam kelompok

didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; guru membantu

atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi.

2) Merencanakan tugas-tugas belajar.

Direncanakan secara bersama-sama oleh para siswa dalam kelompoknya

masing-masing, yang meliputi: apa yang diselidiki; bagaimana kita

melakukannya, siapa sebagai apa – pembagian kerja; dan untuk tujuan apa

topik ini diinvestigasi.

3) Melaksanakan investigasi.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

15

Siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; setiap

anggota kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa

bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensitesis ide-ide

4) Menyiapkan laporan akhir.

Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya;

merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat

presentasinya; membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana

presentasi.

5) Mempresentasikan laporan akhir

Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalamberbagai macam bentuk;

bagian-bagian presntasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar

(kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi presentasi

menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas.

6) Evaluasi.

Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran; asesmen

diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan ketrampilan berpikir

kritis.

Di dalam implementasinya pembelajaran kooperatif GI , setiap kelompok

presentasi atas hasil investigasi mereka di depan kelas. Tugas kelompok lain,

ketika satu kelompok presentasi di depan kelas adalah melakukan evaluasi sajian

kelompok.

Berbeda dengan kedua tokoh diatas Sharan (dalam Riadi, Muchlisin:

2012) juga mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model

pemelajaran GI sebagai berikut:

1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus

dikerjakan.

3) Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi tugas

secara kooperatif dalam kelompoknya.

4) Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam

kelompoknya.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

16

5) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau

salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.

6) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.

7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan

konsep dan memberikan kesimpulan.

8) Evaluasi.

Berdasarkan dari pendapat para ahli yang telah dijabarkan di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe GI yaitu:

1) Pengorganisasi siswa ke dalam kelompok.

2) Pemilihan topik

3) Perencanaan tugas

4) Pelaksanaan investigasi

5) Persiapan pembuatan laporan akhir

6) Presentasi laporan akhir

7) Evaluasi

2.1.3.5. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation (GI)

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran GI yang telah dipaparkan

diatas maka dapat diambil kesimpulan sintaks dari model pembelajaran kooperatif

tipe GI adalah sebagai berikut :

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

17

Tabel 2. Sintaks Pembelajaran GI

Langkah-

langkah

Pembelajaran

Keterangan

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Langkah 1 :

Pengorganisasi

siswa ke dalam

kelompok.

Kegiatan inti

(eksplorasi)

Kelas dibagi

menjadi

beberapa

kelompok kecil.

Setiap kelompok

terdiri antara 5-6

siswa.

a. Membagi kelas

menjadi beberapa

kelompok, dimana

masing-masing

kelompok terdiri

atas 5-6 siswa

b. Menjelaskan

tentang model

pembelajaran

kooperatif tipe GI

Siswa bergabung

dengan

kelompoknya

Langkah 2 :

Pemilihan topik.

Kegiatan inti

(eksplorasi)

Dalam langkah

pembelajaran ini

guru

memberikan

gambaran

terlebih dahulu

tentang materi

pembelajaran

selanjutnya guru

menentukan

topik materi

yang akan

dipecahkan oleh

setiap kelompok

a. Menginformasika

n tentang topik

yang akan

dipelajari

b. Menentukan topik

yang akan

dipecahkan oleh

kelompok

c. Membagikan

Lembar Kerja

Praktikum kepada

masing-masing

kelompok

Menelaah sumber-

sumber informasi.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

18

Langkah-

langkah

Pembelajaran

Keterangan

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Langkah 3 :

Perencanaan

tugas.

Kegiatan inti

(elaborasi)

Masing-masing

kelompok

membahas tugas

yang telah

diberikan

Mendampingi siswa

dalam melakukan

perencanaan kegiatan

investigasi

Membahas dan

merencanakan

kegiatan investigasi

Langkah 4 :

Pelaksanaan

investigasi.

Kegiatan inti

(elaborasi)

Pemilihan

metode yang

akan digunakan

dalam kegiatan

investigasi.

Guru mendampingi

siswa dalam

melaksanaan

investigasi kelompok

Siswa mencari

informasi,

menganalisis data,

melalukan

percobaan, dan

membuat

kesimpulan hasil

investigasi

Langkah 5 :

Persiapan

pembuatan

laporan akhir

Kegiatan inti

(elaborasi)

Mengklarifikasi

dan

mensintesiskan

hasil investigasi

Membimbing siswa

dalam mempersiapkan

pembuatan laporan

akhir

Melakukan

persiapan apa yang

akan dilaporkan

dan bagaimana

membuat

presentasinya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

19

Langkah-

langkah

Pembelajaran

Keterangan

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Langkah 6 :

Presentasi

laporan akhir

Kegiatan inti

(konfirmasi)

Penyajian hasil

investigasi

kelompok yang

telah dilakukan

Memberikan pengutan

dari hasil presentasi

masing-masing

kelompok

Masing-masing

kelompok

menyampaikan

hasil

investigasinya,

sedangkan

kelompok lain

memberikan

sanggahan

Langkah 7 :

Evaluasi .

(kegiatan

akhir)

Guru dan siswa

berkolaborasi

dalam

mengevaluasi

pembelajaran

Membimbing siswa

dalam membuat

kesimpulan

Siswa secara

individu membuat

kesimpulan

2.1.4. Hasil Belajar

2.1.4.1. Pengertian Belajar

Winkel (Jamil Suprihatiningrum, 2012: 15) berpendapat bahwa belajar

adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-

pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Belajar juga dikatakan sebagai suatu

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud

pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.

Sedangkan Budiningsih (2005: 58) dalam Jamil Suprihatiningrum (2012:

15) menyatakan bahwa belajar merupakan proses pembetukan pengetahuan, yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

20

mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan

memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dari kedua pendapat diatas Jamil Suprihatiningrum (2012: 15)

menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik

yang dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam

interaksinya dengan lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa belajar sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,

ketrampilan serta nilai-nilai, dan sikap.

Secara umum teori belajar dikelompok ke dalam empat aliran, yaitu aliran

behavioristik, kognitivistik, humanistik, dan sibernetik. Menurut aliran

behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku berdasarkan stimulus-respon.

Sedangkan aliran kognitivistik mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan

persepsi dan pemahaman sehingga tidak semata-mata merupakan perubahan

perilaku, tetapi melalui proses berpikir. Untuk aliran humanistik lebih cenderung

mementingkan proses belajar yang memanusiakan manusia. Sementara aliran

sibernetik mengemukan bahwa belajar merupakan pengolahan informasi.

Berdasarkan empat aliran tersebut Jamil suprihatingrum (2012: 15-16)

mengemukakan bahwa hasil belajar ditandai oleh adanya beberapa hal, yaitu

adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut melalui pengalaman, proses

berpikir dan mengolah informasi, serta mempunyai manfaat dan memecahkan

persoalan yang menjadi tujuan.

2.1.4.2. Kegiatan Belajar

Jamil Suprihatiningrum (2012: 35) menyatakan bahwa makna belajar

ditinjau dari perspektif guru adalah perlakuan (treatment) terhadap materi

pelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada siswa

(teaching activity). Sebaliknya, ditinjau dari perspektif siswa, perlakuan terhadap

materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi

pembelajaran (learning activity).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

21

Jamil Suprihatiningrum (2012: 35) juga mengatakan bahwa secara

khusus, kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi

empat, antara lain :

1) Menghafal

Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan

menghafal parafrase (remember pharaphrase). Menghafal verbal adalah

menghafal persis seperti apa adanya. Sedangkan menghafal parafrase adalah

menghafal yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat

diungkap dengan bahasa atau kalimat sendiri.

2) Menggunakan/ mengaplikasi

Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau

diaplikasikan. Jadi, dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki

kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi yang

telah dipelajari.

3) Menemukan

Menemukan termasuk kategori ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Contohnya

menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan

fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.

4) Memilih

Memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat. Ketrampilan

ini melibatkan sisi afektif atau sikap.

2.1.4.3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs (Jamil Suprihatiningrum , 2012:

37) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance).

Gagne juga mengemukakan lima tipe hasil belajar, yaitu intellectual skill,

cognitive strategy, verbal information, motor skill, dan attitude.

Reigeluth (Jamil Suprihatiningrum , 2012: 37) berpendapat bahwa hasil

belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan

suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia

juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

22

(performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang

telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus)

perilaku (unjuk kerja).

Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses belajar.

Hasil belajar pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu

pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi empat

macam, yaitu pengetahuan tentang fakta-fakta, pengetahuan tentang prosedur,

pengetahuan konsep, dan ketrampilan untuk berinteraksi.

Untuk menunjukkan tinggi rendahnya atau baik buruknya hasil belajar

yang dicapai siswa salah satu cara yang sudah lazim digunakan adalah dengan

memberikan skor terhadap kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki siswa

setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran tersebut.

Menurut Uno (Jamil Suprihatiningrum , 2012: 38) tujuan pembelajaran

biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi pembelajaran.

Krathwohl, Blom dan Masia (1973) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga

kawasan, yakni kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor.

Sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran, hasil belajar dibedakan

atas tigas aspek yaitu :

1) Aspek kognitif

Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir,

mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif,

aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Kawasan kognitif adalah

kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental

yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni

evaluasi. Anderson dan Krathwohl (2001: 29-31) membedakan aspek kognitif

dalam dua dimensi, yaitu :

a. The knowledge dimension (dimensi pengetahuan)

1) Factual knowledge (pengetahuan fakta)

a) Knowledge of terminology (pengetahuan tentang istilah)

b) Knowledge of specific details and elemants (pengetahuan tentang

unsur-unsur khusus dan detail)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

23

2) Copceptual knowledge (pengetahuan tentang konsep)

a) Knowledge of classification categories (pengetahuan tentang

penggolongan dan kategori)

b) Knowledge of principles and generalizations (pengetahuan tentang

prinsip dan generalisasi)

c) Knowledge of theories, model, and structures (pengetahuan tentang

teori, model, dan struktur)

3) Procedural knowledge (pengetahuan tentang prosedur)

a) Knowledge of subject-specific skills alogarithms (pengetahuan tentang

subjek ketrampilan khusus dan logaritma)

b) Knowledge of subject-specific techniques and methods (pengetahuan

tentang subjek tehnik dan metode khusus)

c) Knowledge of criteria for determining when to use appropriate

procedures (pengetahuan tentang kriteria untuk menetukan

penggunaan prosedur yang sesuai)

4) Metacognitive knowledge (pengetahuan metakognitif)

a) Strategic knowledge (pengetahuan tentang strategi)

b) Knowledge about cognitive task, including appropiate contextual and

conditional knowledge (pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk

pengetahuan kontekstual dan kondisional yang sesuai)

c) Self-knowledge (pengetahuan pribadi)

b. The cognitive process dimension (dimensi proses kognitif)

1) Remember (mengingat)

a) Recognizing (pengenalan)

b) Recalling (pengingatan)

2) Understand (memahami)

a) Interpreting (penafsiran)

b) Exemplifying (pemberian contoh)

c) Classifying (penggolongan)

d) Summarizing (peringkasan)

e) Inferring (penyimpulan)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

24

f) Comparing (membandingkan)

g) Explaining (menjelaskan)

3) Apply (menerapkan)

a) Executing (pelaksanaan)

b) Implementing (menerapkan)

4) Analyze (menganalisis)

a) Differentiating (perbedaan)

b) Organizing (pengaturan)

c) Anttributing (penentuan)

5) Evaluate (mengevaluasi)

a) Checking (pemeriksaan)

b) Critiquing (mengkritisi)

6) Create (menciptakan)

a) Generating (membangkitkan)

b) Planning (merencanakan)

c) Producing (memproduksi)

2) Aspek afektif

Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai,

minat, dan apresiasi. Menurut Uno (2006), terdapat lima tingkat afeksi dari yang

paling sederhana ke yang paling kompleks, yaitu, kemauan menerima, kemauan

menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian.

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau

rancangan tertentu, misal keinginan membaca. Kemamuan menanggapi

merupakan kegiatan yang merujuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu,

misal menyelesaikan suatu tugas terstruktur. Berkeyakinan berkenaan dengan

kemauan menerima sistem nilai tertentu pada suatu individu, misal sikap ilmiah

atau kesungguhan untuk melakukan sesuatu. Penerapan karya berkenaan dengan

penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada

suatu sistem nilai yang lebih tinggi, misal menyadari peranan perencanaan dalam

memecahkan suatu masalah. Sedangkan ketekunan dan ketelitian, yaitu individu

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

25

yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan

sistem nilai yang dipegangnya, misal sikap objektif dalam segala hal.

Menurut Depdiknas (2004a: 7) aspek afektif yang bisa dinilai di sekolah,

yaitu :

1) Sikap

Sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek. Objek ini bisa

berupa kegiatan atau mata pelajaran. Perubahan sikap siswa sebelum dan

setelah mengikuti suatu kegiatan atau pelajaran ini merupakan salah satu

indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk

itu guru harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar

siswa yang memuat sikapnya menjadi lebih positif.

2) Minat

Minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap

suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat

siswa terhadap suatu mata pelajaran.

3) Nilai

Nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.,

misalnya keyakinan akan kemampuan siswa. Sekolah harus menolong siswa

menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa.

4) Konsep diri

Konsep diri digunakan untuk menentukan jenjang karier siswa, yaitu dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, maka bisa dipilih alternatif

karier yang tepat bagi diri siswa.

Winkel (2007: 71) mengemukakan salah satu ciri belajar afektif adalah

belajar menghayati nilai dari suatu objek yang dihadapi melalui alam perasaan,

entah objek tersebut berupa orang, benda atau kejadian/ peristiwa; ciri yang lain

terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi wajah.

3) Aspek psikomotorik

Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan

ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Kawasan ii juga memiliki

berbagai tingkatan dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks, yaitu

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

26

persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respon terbimbing,

kemahiran, adaptasi, dan organisasi. Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra

dalam melakukan kegiatan. Kesiapan berkenaan dengan melakukan sesuatu

kegiatan, termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set

(kesiapan fisik), atau emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan

suatu tindakan. Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah

dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan

menunjukkan kepada suatu kemahiran, seperti menulis halus, menari dll.

Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi

perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, dan melakukan

kegiatan coba-coba (trial and error). Kemahiran adalah penampilan gerakan

motorik dengan ketrampilan penuh. Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang

sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu

memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai situasi dan kondisi

tertentu. Sedangkan organisasi menunjukkan kepada penciptaan kepada

penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah

tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai

ketrampilan tinggi.

Namun hasil belajar yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah

skor atau nilai hasil tes formatif mata pelajaran IPA dalam pokok bahasan cahaya

dan sifat-sifatnya yang diperoleh setelah menerima pengalaman belajar pada

setiap akhir siklus.

2.1.4.4. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003:56-72) dalam skripsi Ayu Permatasari (2011: 11)

yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Pada Mata

Pelajaran IPA Kelas V terhadap Hasil Belajar Siswa di SDN 1 Karanggeneng

Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora” faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat,

motivasi dan cara belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang belajar. Faktor dari dalam ini

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

27

meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologi. Kondisi fisiologis adalah

keadaan jasmani dari seseorang yang sedang belajar, keadaan jasmani dapat

dikatakan sebagai latar belakang aktivitas belajar. Sedangkan kondisi psikologis

yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat,

minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor ekstern yaitu faktor-

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor ekstern yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang mencakup

metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dan sebagainya.

2.1.4.5. Penilaian Hasil Belajar

Menurut Permendikas No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian,

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yangmencerminkan kemampuan

yang diukur.

2) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedurdan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitaspenilai.

3) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan ataumerugikan peserta didik

karena berkebutuhan khususserta perbedaan latar belakang agama, suku,

budaya,adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakansalah satu komponen yang

tak terpisahkan dari ke-giatan pembelajaran.

5) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian

6) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaianoleh pendidik mencakup

semua aspek kompetensidengan menggunakan berbagai teknik penilaian

yangsesuai, untuk memantau perkembangan kemampuanpeserta didik.

7) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku.

8) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan padaukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

9) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

28

3.1.4. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

(GI) Dengan Hasil Belajar IPA

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) sering

dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit untuk

dilaksanakan dibandingkan dengan model kooperatif yang lain. Hal ini

disebabkan karena siswa dibawa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi. Pembelajaran dengan model

ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi

maupun dalam ketrampilan proses kelompok .

Model Pembelajaran kooperatif ini dapat dipakai guru untuk

mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun model

kelompok. Model kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian

tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju

pembentukan manusia sosial (mafune, dalam Rusman 2010: 222).

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe GI ini guru akan menekankan

lebih lanjut agar siswa lebih termotivasi untuk belajar IPA dengan cara yang

menyenangkan karena siswa bersama dengan anggota kelompoknya bekerja sama

melakukan investigasi untuk berpikir secara ilmiah dengan cara mencari/

menemukan sendiri informasi baik dengan cara membaca literatur, mengamati/

wawancara maupun melakukan percobaan ilmiah lalu mentransformasikan dengan

bahasa mereka sendiri selanjutnya menarik kesimpulan dari hasil investigasi yang

telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengupayakan kerja tim yang optimal

sehingga benar-benar terjadi kerja ilmiah yang sesungguhnya dan mendapatkan

hasil maksimal yaitu peningkatan hasil belajar.

Jerome Bruner (Jamil Suprihatingrum, 2012:31) mengemukakan bahwa

manusia harus aktif mencari pengetahuan mereka sendiri agar apa yang dicarinya

lebih bermakna. Dalam hal ini termasuk ketika manusia memecahkan masalah

melalui pengetahuan yang dimilikinya sehingga pengetahuan yang digunakan

benar-benar bermakna. Maka ketika seorang siswa mencari tahu berdasarkan

pengalamannya sendiri lalu mentransformasikan pengetahuan yang ia dapat

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

29

dengan bahasa mereka sendiri akan lebih bermakna sehingga mudah terserap yang

akan berdampak pada hasil belajar yang meningkat.

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Retnaningsih, Hesty (2013) melakukan Penelitian pengembangan dengan

judul “Pengembangan Penilaian Unjuk Kerja IPS Melalui Pendekatan Problem

Solving Dengan Model Group Investigation Siswa Kelas 4 SD N Tanduk II

Ampel Boyolali Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengembangan penilaian unjuk kerja IPS melalui pendekatan

problem solving dengan model group investigation efektif digunakan untuk

penilaian proses unjuk kerja siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis uji

validitas dan reliabilitas instrument yang menyatakan bahwa 25 item penilaian

dalam rubrik unjuk kerja sudah valid, sedangkan hasil uji reliabilitas menyatakan

0,944 dari nilai alpha minimal yaitu 0,7.

Rahayu, Murti (2011) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Hasil Belajar IPS Melalui Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas IV SD N

Soso 03 Gandusari Kabupaten Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat

dari peningkatan perolehan pra tindakan sampai pada siklus kedua yang mencapai

peningkatan sebesar 13% dari 16 siswa yang tuntas 14 siswa dan belum tuntas 2

siswa.

Untari (2012) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan Energi Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester II Tahun

ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang

terlihat dari peningkatan perolehan pada saat kondisi awal siswa yang mencapai

KKM 60 (≥60) hanya sebanyak 13 siswa (36,11%) dan siswa yang belum tuntas

sebanyak 23 siswa (63,89%). Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa

(73,22%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa (27,78%). Sedangkan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

30

pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 34 siswa (94,44%)

dan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (5,56%).

Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) mampu meningkatkan

hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah karena secara

langsung siswa dituntut dapat bekerja dalam tim aktif dan berfikir kritis untuk

menemukan informasi-informasi sehingga dapat menemukan pengetahuan baru.

Beda dengan penelitian yang lain meskipun ketiganya menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation tetapi memiliki

perbedaan pada jenis penelitian, kelas yang diteliti, serta mata pelajaran yang

diteliti. Apabila dalam penelitian Hesti Retnaningsih meneliti pengembangan

penilaian unjuk kerja IPS melalui pendekatan problem solving dengan model

group investigation yang merupakan penelitian pengembangan. Untuk Murti

Rahayu melakukan penelitian peningkatan hasil belajar namun yang diteliti adalah

mata pelajaran IPS pada siswa kelas 4. Dan Untari melakukan penelitian pada

mata pelajaran IPA namun dilakukan di kelas 4. Sedangkan dalam penelitian ini

peneliti mengangkat sebuah penelitian tindakan yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3 Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014”.

2.3. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang baik menurut tuntunan kurikulum adalah guru harus

mampu melibatkan siswa, agar keadaan cara belajar siswa aktif dapat berlangsung

sesuai dengan harapan. Supaya keadaan tersebut dapat terwujud maka guru harus

berupaya untuk menciptakan kondisi kegiatan belajar mengajar yang menarik.

Namun dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, guru cenderung

menggunakan metode konvensional, dimana peran guru yang seharusnya sebagai

fasilitator tetapi lebih menjadi penentu dalam proses pembelajaran sehingga

banyak dijumpai siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Hal ini berdampak pada suasana kelas kurang kondusif yang pada

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

31

akhirnya menghambat bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan. Apabila keadaan ini terus menerus dibiarkan, maka hal ini akan

berdampak terhadap kualitas pembelajaran sehingga pada akhirnya hasil belajar

yang dicapai siswa menjadi rendah.

Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan model pembelajaran

dimana siswa ditutut mampu bekerja dalam tim melakukan suatu investigasi atau

penyelidikan terhadap suatu objek atau permasalahan untuk dipecahkan sehingga

memperoleh suatu pengetahuan baru.

Pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI

sangat memungkinkan siswa dapat terlibat langsung dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM) dengan cara yang menyenangkan karena siswa diberi kebebesan

untuk mentransformasikan informasi yang didapat supaya siswa lebih tertarik

dengan mata pelajaran IPA. Selain itu, siswa juga dapat terlibat aktif dan mampu

berpikir kritis melalui kegiatan ilmiah guna memecahkan masalah melalui

kegiatan investigasi pada saat proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak

positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang kerkualitas.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

32

Gambar 1. Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa lebih meningkat

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

Hasil belajar meningkat

Model pembelajaran kooperatif tipe GI: student centered siswa bekerja dalam

tim siswa dituntut berpikir

kritis dan aktif

Hasil Belajar siswa

rendah/kurang

Pembelajaran Konvensional : Ceramah teacher centered belajar secara

individual pembelajaran abstrak

dan teoritis

Kondisi awal

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. - UKSW...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di SD 2.1.1.1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Menurut Paolo dan Marten

33

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, dapat diambil suatu hipotesis tindakan

bahwa :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)

diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Kelas

5 SD N Urutsewu 3 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali semester 2 tahun

pelajaran 2013/2014.

2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)

sesuai sintaks diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA Kelas 5 SD N Urutsewu 3 Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.