8
Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1 Bab 2 : Hukum Berobat 43 Bab 2 : Hukum Berobat Ikhtishar A. Pengertian 1. Tadawi 2. Mu’alajah 3. Istisyfa’ B. Masyru’iyah C. Hukum Berobat 1. Wajib 2. Istihbab 3. Mubah A. Pengertian Ada beberapa istilah yang berdekatan makna dari kata berobat, misalnya mengupayakan kesembuhan, yang di dalam bahasa Arab dikenal dengan isitlah at-tadawi, al-mu’alajah dan istisyifa’. 1. Tadawi Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan at-tadawi ( يوا ا), yang asal katanya dari ad-dawa(  او ا) yaitu obat.  At-tadawi  diartinya sebagai menyupayakan kesembuhan yang biasanya menggunakan obat-obatan. Rasulullah SAW menggunakan istilah ad-dawa’ dengan

Bab II. Hukum Berobat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 1/8

Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1 Bab 2 : Hukum Berobat

43

Bab 2 : Hukum Berobat

Ikhtishar

A. Pengertian1. Tadawi

2. Mu’alajah

3. Istisyfa’

B. Masyru’iyah

C. Hukum Berobat

1. Wajib

2. Istihbab

3. Mubah

A. Pengertian

Ada beberapa istilah yang berdekatan makna dari kataberobat, misalnya mengupayakan kesembuhan, yang di dalam

bahasa Arab dikenal dengan isitlah at-tadawi, al-mu’alajah dan istisyifa’.

1. Tadawi

Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan at-tadawi  (التداوي

),yang asal katanya dari ad-dawa’ (

الدوا 

) yaitu obat.  At-tadawi diartinya sebagai menyupayakan kesembuhan yang biasanyamenggunakan obat-obatan.

Rasulullah SAW menggunakan istilah ad-dawa’  dengan

Page 2: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 2/8

Bab 2 : Hukum Berobat Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1

44

makna obat di dalam salah satu hadits beliau :

اإ

 

أ

 

الدن

 

. Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat. (HRا Abu Daud)

Dr. Muhammad Kan’an mendefinisikan at-tadawi sebagai :2 

الداتـ

 اي

 اا

 أ

 ال

 ا

 

 Pemberian obat dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakitatau pencegahan atasnya.

Namun pada masa berikutnya, upaya untuk mendapatkankesembuhan tidak hanya sebatas dengan meminum obat saja,karena ada juga penyembuhan dengan berbagai tekniknya,seperti pembedahan dan sebagainya.

2. Mu’alajah

Kata mu’alajah (ةجلاعملا) berasal dari kata al-‘ilaj (جالعلا) yang jugabermakna penyembuhan dari sakit.

3. Istisyfa’

Selain istilah berobat, di dalam dunia Islam juga dikenalistilah al-istisyfa’  (

االستشفا 

) yang bermakna mengupayakankesembuhan. Dan kata mustasyfa  (

مستشفى

) kalau diterjemahkansecara bebas ke dalam bahasa Indonesia menjadi rumah sakit.

Asal katanya dari syafa-yusyfi-syifa’an (  شفا    یشفي شفى

) yangartinya menyembuhkan. Di dalam Al-Quran Allah SWT

menggunakan kata syifa’ dengan makna sesuatu yangmenyembuhkan.

شفا

 للافيه

 

 Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.(QS. An-Nahl : 69)

2  Lihat http://www.imamu.edu.sa/events/conference/reseashe/res68/Pages/1_45.aspx

Page 3: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 3/8

Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1 Bab 2 : Hukum Berobat

45

Adapun kata  mustasyfa  adalah bentuk isim makan  dari katasyifa’  yang bermakna tempat dimana di dalamnya orang-orangmelakukan berbagai upaya agar dapat menyembuhkan pasienyang sedang menderita sakit.

B. Masyru’iyah

Al-Quran dan As-Sunnah banyak membicarakan tentangupaya penyembuhan dan juga pengobatan. Misalnya ketikamembicarakan tentang madu dan manfaatnya, Allah SWTdengan tegas menjelaskan bahwa madu berfungsi sebagai obat

buat manusia.

ا

بطو

 من

 خيرج

 ذلال

 ربك

 سبل

 فاسلكي

 الثمرات

 كل

 من

 كلي

 مث

 فكرون تـ يـ

 لقوم

 آلية

 ذلك

 يف

 إن

 للاس

 شفا

 فيه

 لوانه

أ

 خمتلف

 شراب

 Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dantempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macamwarnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagimanusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang

memikirkan. (QS. An-Nahl : 69)

Dan juga ada pesan tersirat tentang penyembuhan ketikaAllah SWT menyampaikan kisah Nabi Isa alahissalam  di dalamsurat Ali Imran. Meski pun perbuatan itu sebagai mukjizat,namun hal ini menunjukkan tentang masyru’iyahpenyembuhan.

رو بـألاو

 األكمه

 برئ

أ

 Dan Aku (Nabi Isa alaihissalam) menyembuhkan orang yang buta(sejak dari lahir) dan orang yang berpenyakit kusta. (QS. Ali Imran : 49)

Selain itu juga ada ayat Al-Quran yang juga bicara tentangkesembuhan yang datang dari Allah SWT :

Page 4: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 4/8

Bab 2 : Hukum Berobat Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1

46

يشفني

 فـهو

 مرضت

  وإذا

 Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, (QS. Asy-Syu’ara : 80)

C. Hukum Berobat

Para ulama berijtihad bahwa berobat dan mengupayakankesembuhan pada dasarnya adalah sesuatu yang dibenarkanatau diperbolehkan dalam syariat Islam. Karena pada dasarnyakita terikat dengan kaidah :

اإلباحة

 األشيا

 يف

 األصل

 

 Segala sesuatu hukum asalnya adalah kebolehan 

Namun dalam penerapannya, terkadang berobat itu adayang sampai hukumnya wajib, kadang ada juga yang sekedarsunnah saja, bahkan ada juga yang hukumnya mubah sepertibiasa.

Bahkan ada sebagian ulama yang menganggap berobat itumalah kurang disukai alias makruh, dan juga ada yangmengharamkannya.

1. Wajib

Banyak para ulama termasuk di dalamnya sebagian ulamamazhab Asy-Syafi’iyah dan juga sebagian kalangan mazhab Al-Hanabilah berfatwa bahwa mengupayakan kesembuhanhukumnya adalah wajib. Terutama bila sakit yang diderita akan

berakibat kepada kematian atas peringatan dokter.Dalilnya karena Rasulullah SAW secara khusus memang

memerintahkan untuk berobat dan mengupayakan kesembukan.Selain itu juga karena penyembuhan dan pengobatan itu sebagaiupaya untuk menjaga agar nyawa seseorang tidak melayang sia-sia. Dan menjaga nyawa manusia adalah sesuatu yang wajibserta termasuk dari adh-dharuriyatul-khamsah. Dalil-dalil atas halini antara lain :

Page 5: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 5/8

Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1 Bab 2 : Hukum Berobat

47

a. Perintah Nabi SAW

Rasulullah SAW bukan seorang dokter, dan tidak diutus

untuk mengambil alih profesi para dokter. Namun perhatianbeliau kepada urusan penyembuhan penyakit sangat jelas dantegas. Sehingga beliau SAW bersabda :

أع

 الد

 أا

 ال

  ا

 أ

 الدن

 ا

 االد

 

ل

 ا

 فا

 ا

 توا

 اواا

 Dari Abi Ad-Darda' radhiyallahuanhu bahwa Nabi saw. bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat. Dan Dia menjadikan buat tiap-tiap penyakit ada obatnya. Maka,makanlah obat, tapi janganlah makan obat dari yang haram.(HR. Abu Daud)

Dan kalimat  fatadawu  (فتداووا

) berbentuk  fi’il amr   atau katadalam bentuk perintah. Dan yang namanya kata perintah ituaslinya menunjukkan kewajiban. Para ulama punya kaidahdalam hal ini yaitu al-maru lil wujub  (

 للوجوب األمر

). Hadits yang

serupa juga kita temukan dalam lain teks.

 ي  فقاان اهللا أوا  ا:ى     ا تا وا ا

  و را:ا ا يا

Orang-orang bertanya,”Ya Rasulullah SAW, bolehkah kitaberobat?”. Beliau SAW menjawab,”Berobatlah, karena sungguh Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkanobatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua. (HR. Abu Daud, At-Tirmizy dan An-Nasai)

b. Haramnya Mencelakakan Diri Sendiri

Yang kedua, wajibnya mengupayakan kesembuhan danberobat dari penyakit didasari atas ketentuan dari Allah SWTyang mengharamkan seseorang menceburkan diri ke dalam jurang kecelakaan atau kehancuran.

Page 6: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 6/8

Bab 2 : Hukum Berobat Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1

48

المحسنني

 حيب

 الله

 إن

 وا نـسح

و

 التـهلكة

 إىل

 بأيديكم

 لقوا تـ

 وال

 

 Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalamkebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allahmenyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah : 195)

Membiarkan saja penyakit menyerang sehinggamenggerogoti kesehatan, sampai akhirnya meninggal dunia,dianggap sama saja dengan membiarkan diri seseorangmengalami kecelakaan dan kebinasaan. Padahal perbuatan itudiharamkan Allah SWT. Maka seorang muslim diwajibkanuntuk mengupayakan kesembuhan agar tidak termasuk orangyang mencelakakan diri sendiri.

b. Haramnya Membunuh Diri Sendiri

Yang ketiga dari alasan kenapa berobat dan mengupayakankesembukan menjadi wajib hukumnya, karena di dalam syaraitIslam bunuh diri hukumnya diharamkan.

Dan termasuk di antara perbuatan bunuh diri adalah ketikaseseorang mendiamkan saja dirinya terkena penyakit sampai

maut datang menjemput, tanpa melakukan upaya apapun untukmenolak penyakit yang menimpanya. Padahal di dalam Al-Quran Allah SWT juga mengharamkan seseorang membunuhdirinya sendiri :

نفسكم إن الله كان بكم رحيما

أ لوا  تـق تـ الو

 

 Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allahadalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’ : 29)

c. Wajibnya Menolak Bahaya

Rasulullah SAW telah bersabda tentang kewajiban untukmenolak dharar   atau sesuatu yang membahayakan diri kitadengan sabdanya :

ا   ال

Tidak boleh ada dharar dan dhirar (HR. Ahmad, Malik dan Ibnu

Page 7: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 7/8

Seri Fiqih Kehidupan (13) : Kedokteran - 1 Bab 2 : Hukum Berobat

49

 Majah) 

Dan penyakit yang menimpa seseorang adalah sebuah

dharar atau bahaya, karena akan melemahkan seseorang danbahkan bisa mencabut nyawa kalau didiamkan saja.

2. Istihbab

3. Mubah

Page 8: Bab II. Hukum Berobat

7/23/2019 Bab II. Hukum Berobat

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-hukum-berobat 8/8