49
BAB II HASIL ANALISIS DATA Sehubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini, maka analisis data yang akan dibicarakan ada dua hal yaitu mengenai istilah-istilah sesaji dalam upacara sadranan, yaitu bentuk yang berupa monomorfemis, polimorfemis, dan frasa, makna yang berupa makna leksikal dan makna kultural yang ada dalam upacara sadranan bagi masyarakat Jawa, serta perkembangan tradisi terkait istilah-istilah sesaji dalam upacara sadranan di dukuh Klinggen, desa Guwokajen, kecamatan Sawit, kabupaten Boyolali. A. Bentuk Istilah Upacara Sadranan Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan ditemukan bentuk istilah sesaji dalam upacara sadranan berupa monomorfemis, polimorfemis, dan frasa. 1. Bentuk Monomorfemis Monomorfemis mencakup semua kata yang tergolong kata dasar, bentuk tunggal istilah-istilah sesaji dalam upacara sadranan, dengan pengertian bahwa morfem itu dapat berdiri sendiri bermakna, dan tidak terikat dengan morfem yang lain. Dengan kata lain, kata tersebut belum mengalami proses morfologis atau 383 833

BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

BAB II

HASIL ANALISIS DATA

Sehubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini, maka

analisis data yang akan dibicarakan ada dua hal yaitu mengenai istilah-istilah

sesaji dalam upacara sadranan, yaitu bentuk yang berupa monomorfemis,

polimorfemis, dan frasa, makna yang berupa makna leksikal dan makna kultural

yang ada dalam upacara sadranan bagi masyarakat Jawa, serta perkembangan

tradisi terkait istilah-istilah sesaji dalam upacara sadranan di dukuh Klinggen,

desa Guwokajen, kecamatan Sawit, kabupaten Boyolali.

A. Bentuk Istilah Upacara Sadranan

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan ditemukan bentuk

istilah sesaji dalam upacara sadranan berupa monomorfemis, polimorfemis, dan

frasa.

1. Bentuk Monomorfemis

Monomorfemis mencakup semua kata yang tergolong kata dasar, bentuk

tunggal istilah-istilah sesaji dalam upacara sadranan, dengan pengertian bahwa

morfem itu dapat berdiri sendiri bermakna, dan tidak terikat dengan morfem yang

lain. Dengan kata lain, kata tersebut belum mengalami proses morfologis atau

383

833

839

38

Page 2: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

belum mendapat tambahan apapun, belum diulang dan belum digabungkan.

Adapun bentuk yang termasuk monomorfemis adalah sebagai berikut:

1. Apem [apêm]

Gambar 1: Apem (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Istilah apem merupakan kata dasar berkategori Nomina. Apem

adalah kue/makanan yang terbuat dari tepung beras biasanya untuk

kenduren atau acara adat Jawa, bertekstur lembut, rasanya manis,

berbentuk bulat, dan di atasnya ada irisan kelapa.

2. Bawang [bawaŋ]

Gambar 2: Bawang (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah bawang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Bawang

adalah tanaman yang umbinya berbau khas, rasanya pahit, berwarna putih,

dan digunakan sebagai bumbu penyedap makanan. Bawang dalam bahasa

Jawa sama dengan bawang putih dalam bahasa Indonesia.

3. Brambang [brambaŋ]

Page 3: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Gambar 3: Brambang (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah brambang merupakan kata dasar berkategori Nomina.

Brambang adalah sejenis umbi lapis berwarna merah, rasanya pedas,

berbau khas, dan berfungsi untuk penyedap masakan.

4. Besek [bese?]

Gambar 4: Besek (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah besek merupakan kata dasar berkategori Nomina. Besek

adalah salah satu tempat untuk sesaji yang berbentuk persegi, kecil, dan

ada tutupnya yang terbuat dari bambu, tempat nasi untuk kenduri.

5. Kembang [kǝmbaŋ]

Gambar 5: Kembang (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Page 4: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Istilah kembang merupakan kata dasar berkategori Nomina.

Kembang adalah bunga untuk sesaji terbuka, mekar yang terdiri dari bunga

mawar, melati, dan kantil.

6. Kerupuk [kerupU?]

Gambar 6: Kerupuk (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Istilah kerupuk merupakan kata dasar berkategori Nomina.

Kerupuk adalah makanan yang terbuat dari adonan yang terdiri dari udang,

bawang, garam yang dicampur dengan tepung terigu yang dikukus dengan

bentuk bulan panjang. Setelah dingin diiris tipis dan dikeringkan. Setelah

kering baru digoreng (sebagai lauk-pauk). Kerupuk ini lebih dikenal

dengan krupuk udang dan sebagai pelengkap lauk-pauk.

7. Kinang [kinaŋ]

Gambar 7: Kinang (Dokumen Eflin, 29 Maret 2016)

Page 5: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang

adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur sirih, dan

tembakau.

8. Lawuh [lawUh]

Lihat Gambar 6, 11, 18, dan 20

Istilah lawuh merupakan kata dasar berkategori Nomina. Lawuh

merupakan lauk pauk atau makanan yang terdiri dari rempeyek, kerupuk,

tahu, tempe, daging atau ikan.

9. Lombok [lOmbO?]

Gambar 8: Lombok (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah lombok merupakan kata dasar berkategori Nomina. Lombok

merupakan tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan

ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecokelat-

kecokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji, dan memiliki rasa pedas.

10. Ingkung [iŋkUŋ]

Page 6: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Gambar 9: Ingkung (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Istilah ingkung merupakan kata dasar berkategori Nomina. Ingkung

adalah ayam jago utuh yang dimasak (yang sudah dibersihkan jeroannya

‘bagian dalam ayam’) dimasak dengan bumbu, ayam diikat leher dan

kakinya sehingga posisinya seperti ayam duduk (ndhekem).

11. Menyan [mǝñan]

Gambar 10: Menyan (Dokumen Eflin, 29 Maret 2016)

Istilah menyan merupakan kata dasar berkategori Nomina. Menyan

adalah sejenis getah yang dipakai sebagai dupa yang berbau harum.

12. Rempeyek [rêmpɛyɛ?]

Gambar 11: Rempeyek (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Page 7: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Istilah rempeyek merupakan kata dasar berkategori Nomina.

Rempeyek adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan

campuran bumbu serta ditambahi bahan tambahan lain seperti kacang/teri.

13. Rokok [rOkO?]

Gambar 12: Rokok (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah rokok merupakan kata dasar berkategori Nomina. Rokok

adalah gulungan tembakau yang bersalut daun nipah kertas.

14. Sudi [sUdI]

Gambar 13: Sudi (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Istilah sudi merupakan kata dasar berkategori Nomina. Sudi adalah

tempat untuk sambel goreng yang terbuat dari daun pisang yang berbentuk

bulat, didalamnya terdapat lancipan seperti gunung, dan disemat dengan

lidi didekat lancipnya.

15. Takir [takIr]

Page 8: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Gambar 14: Takir (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Istilah takir merupakan kata dasar berkategori Nomina. Takir

adalah adalah wadah atau tempat semuran yang terbuat dari daun pisang

yang disemat dengan lidi pada kedua sisinya yang berbentuk seperti kapal.

16. Tambir [tambIr]

Gambar 15: Tambir (Dokumen Eflin, 29 Maret 2016)

Istilah tambir merupakan kata dasar berkategori Nomina. Tambir

adalah anyaman bambu berbentuk bulat, tipis, tempat untuk sesaji.

17. Tumbu [tumbu]

Gambar 16: Tumbu (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Page 9: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Istilah tumbu merupakan kata dasar berkategori Nomina. Tumbu

adalah satu tempat yang berbentuk bulat, ada lubang didalamnya terbuat

dari anyaman bambu.

18. Tampah [tampah]

Gambar 17: Tampah (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah tampah merupakan kata dasar berkategori Nomina. Tampah

adalah satu tempat yang berbentuk bulat, besar, dan tebal terbuat dari

anyaman bambu tempat untuk sesaji.

19. Tahu [tahU]

Gambar 18: Tahu (Dokumen Eflin, 28 Maret 2016)

Istilah tahu merupakan kata dasar berkategori Nomina. Tahu

adalah lauk pauk yang terbuat dari kedelai putih yang dilumuri/dicampur

bumbu halus yang terdiri dari bawang putih, garam, dan dibiarkan sejenak

kemudian digoreng sampai kira-kira bumbunya meresap dan matang.

20. Tebok [tebO?]

Page 10: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Gambar 19: Tebok (Dokumen Eflin, 26 Maret 2016)

Istilah tebok merupakan kata dasar berkategori Nomina. Tebok

adalah tempat yang terbuat dari plastik berbentuk bulat, besar, dan tipis.

21. Tempe [tempǝ]

Gambar 20: Tempe (Dokumen Eflin, 28 Maret 2016)

Istilah tempe merupakan kata dasar berkategori Nomina. Tempe

adalah lauk pauk yang terbuat dari kedelai putih yang dilumuri/dicampur

bumbu halus yang terdiri dari bawang putih, garam, dan dibiarkan sejenak

kemudian digoreng sampai kira-kira bumbunya meresap dan matang.

22. Wajib [wajIb]

Gambar 21: Wajib (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Page 11: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Istilah wajib merupakan kata dasar berkategori Nomina. Wajib

adalah pemberian uang sejumlah dua puluh ribu per orang. Uang yang

terkumpul dibagi menjadi 2 bagian, bagian yang pertama diberikan pada

moden/sesepuh desa yang memimpin upacara Sadranan dan yang bagian

kedua untuk melengkapi sesaji yang kurang dalam upacara Sadranan.

2. Bentuk Polimorfemis

Bentuk Polimorfemis meliputi (a) pengimbuhan atau penambahan afiksasi,

(b) pengulangan atau reduplikasi, (c) pemajemukan. Adapun kata-kata yang

termasuk polimorfemis adalah:

a. Pengimbuhan atau penambahan afiksasi

1. Gorengan [gOrǝŋan]

Lihat Gambar 6, 11, 18, dan 20

Gorengan adalah macam-macam makanan yang pengolahannya

dimasak/digoreng diwajan dengan minyak yang terdiri dari rempeyek,

kerupuk, tahu, tempe.

Gorengan

Goreng -an

‘memasak diwajan dengan minyak’

Gorengan V+sufiks –an = Nomina

2. Semuran [semUran]

Page 12: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Gambar 22: Semuran (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Semuran adalah jenis sayuran yang bersantan dan tidak pedas,

didalamnya terdapat sayur buncis, kobis, kluweh, tahu, tempe, dan

telur bebek.

Semuran

Semur -an

‘sayur yang dimasak dengan santan, masakan daging, sayuran, kentang

dan sebagainya, berupa kuah’

Semuran V + sufiks –an = Nomina

b. Pengulangan atau reduplikasi

c. Pemajemukan

1. Sambel Goreng [sambêl gOrǝŋ]

Gambar 23: Sambel Goreng (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Page 13: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Sambel goreng adalah jenis sayur pedas dan bersantan, didalamnya

terdapat telur puyuh, kerecek, dan ditumis beserta bumbu.

Sambel goreng

Sambel goreng

‘sambal’ ‘memasak menggunakan minyak’ sambel goreng ‘jenis

sayur pedas dan bersantan, didalamnya terdapat telur puyuh, kerecek,

dan ditumis berserta bumbu’.

Sambel goreng merupakan kategori Nomina.

3. Frasa

Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dua atau lebih dari dua kata

yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi pembentuk klausa

(Djoko Kentjono, 1982: 57). Adapun kata-kata yang termasuk frasa adalah:

1. Endhog Jawa [EndOg jOwO]

Gambar 24: Endhog Jawa (Dokumen Eflin, 29 Maret 2016)

Endhog jawa adalah telur ayam kampung

Page 14: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Endhog Jawa

‘telur’ (N) ‘nama pulau’ (N) endhog jawa ‘telur ayam kampung’

Endhog jawa N + N = Frasa Nomina

2. Sega Ambengan [sêgO ambǝŋan]

Gambar 25: Sega Ambengan (Dokumen Eflin, 6 Juni 2015)

Sega ambengan adalah ‘nasi lengkap untuk kenduri yang

didalamnya terdapat semuran, sambel goreng, rempeyek, kerupuk,

tahu, tempe, apem, nasi putih, telur bebek.

Sega ambengan

Sega ambengan

‘nasi’ (N) ‘lengkap untuk kenduri yang didalamnya terdapat semuran,

sambel goreng, rempeyek, dan lain-lain’.

Sega ambengan N + N = Frasa Nomina

3. Sega Tumpeng [sêgO tUmpeŋ]

Page 15: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Gambar 26 : Sega Tumpeng (Dokumen Eflin, 7 Juni 2015)

Sega tumpeng adalah ‘nasi yang dibentuk kerucut untuk selamatan’.

Sega tumpeng

‘nasi’ (N) ‘berbentuk kerucut’ (N)

Sega tumpeng (N) + (N) = Frasa Nomina

4. Jajanan Pasar [jajanan pasar]

Gambar 27: Jajanan Pasar (Dokumen Eflin, 7 Juni 2015)

Jajanan pasar adalah makanan ringan yang biasanya dijual di

pasar. Dalam upacara Sadranan jajanan pasar menggunakan buah-

buahan yang terdiri dari pisang, apel, jeruk, dan salak.

Jajanan pasar

Page 16: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Jajanan pasar

‘pasar’ (N)

‘makanan ringan/buah-buahan’ (N)

Jajanan pasar (N) + (N) = Frasa Nomina

5. Gedhang Raja Setangkep [gêDaŋ rOjO sêtaŋkêp]

Gambar 28: Gedhang Raja Setangkep (Dokumen Eflin, 7 Juni

2015)

Gedhang raja setangkep adalah pisang jenis raja sebanyak dua sisir.

Gedhang raja setangkep

Gedhang raja setangkep

Gedhang raja

Gedhang raja setangkep ((N) + (N) + Adv. = Frasa Nomina

B. Makna Istilah Sesaji Upacara Sadranan

Dalam penelitian istilah sesaji upacara Sadranan di Kabupaten Boyolali

terdapat makna leksikal dan makna kultural. Makna leksikal merupakan makna

Page 17: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

dasar istilah sesaji upacara Sadranan, sedangkan makna kultural yaitu makna

yang dimiliki masyarakat yang berhubungan dengan kebudayaan. Makna istilah

sesaji upacara Sadranan sebagai berikut:

A. Makna Lesikal

Makna leksikal dari istilah sesaji upacara Sadranan di Kabupaten

Boyolali sebagai berikut:

1. Apem [apêm]

Makna leksikal apem adalah kue/makanan yang terbuat dari tepung

beras biasanya untuk kenduren atau acara adat Jawa, bertekstur lembut,

rasanya manis, berbentuk bulat, dan diatasnya ada irisan kelapa. Apem

merupakan salah satu jenis roti yang terbuat dari tepung beras dicampur

dengan tape (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa Indonesia

(edisi terbaru): 42); apem yaitu srabi legi dianggo slametan ‘serabi manis

untuk selamatan’ (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa,

1939: 17).

2. Bawang [bawaŋ]

Makna Leksikal bawang adalah tanaman yang umbinya berbau

khas, rasanya getir, berwarna putih, dan digunakan sebagai bumbu

penyedap makanan. Bawang dalam bahasa Jawa sama dengan bawang

putih dalam bahasa Indonesia. Bawang yaitu brambang rupane putih

‘bawang yang berwarna putih’ (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus

Baoesastra Djawa, 1939: 34).

Page 18: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

3. Brambang [brambaŋ]

Makna Leksikal brambang adalah sejenis umbi lapis berwarna

merah, rasanya pedas, berbau khas, dan berfungsi untuk penyedap

masakan. Brambang yaitu bawang rupane abang ‘bawang yang berwarna

merah’ (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 59).

4. Besek [bese?]

Makna Leksikal besek adalah salah satu tempat untuk sesaji yang

berbentuk persegi, kecil, dan ada tutupnya yang terbuat dari bambu,

tempat nasi untuk kenduri. Besek yaitu wadah sing wujude kaya tumbu

nanging cilik sarta nganggo tutup ‘tempat yang wujudnya seperti tumbu

tetapi kecil serta menggunakan tutup’ (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus

Baoesastra Djawa, 1939: 36).

5. Kembang [kǝmbaŋ]

Makna Leksikal kembang adalah bunga untuk sesaji terbuka,

mekar yang terdiri dari bunga mawar, melati, dan kantil. Kembang yaitu

bunga untuk sesaji terbuka, mekar (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono,

Kamus Bahasa Indonesia (edisi terbaru): 246).

6. Kerupuk [kǝrupU?]

Makna Leksikal kerupuk adalah makanan yang terbuat dari adonan

yang terdiri dari udang, bawang, garam yang dicampur dengan tepung

terigu yang dikukus dengan bentuk bulan panjang. Setelah dingin diiris

tipis dan dikeringkan. Setelah kering baru digoreng (sebagai lauk-pauk).

Page 19: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Kerupuk ini lebih dikenal dengan krupuk udang dan sebagai pelengkap

lauk-pauk. Kerupuk yaitu makanan yang dibuat dari tepung dicampur

dengan lumatan udang atau ikan, diiris tipis, dijemur, dikeringkan lalu

digoreng (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa Indonesia

(edisi terbaru): 250).

7. Kinang [kinaŋ]

Makna Leksikal kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun

sirih, gambir, kapur sirih, dan tembakau. Kinang merupakan sekapur sirih

(Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa Indonesia (edisi

terbaru): 254). Kinang yaitu suruh saadune dianggo ngabang lambe ‘daun

sirih lengkap untuk memberi warna merah mulut’ (W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 223).

8. Lawuh [lawUh]

Makna Leksikal lawuh adalah lauk pauk atau makanan yang terdiri

dari rempeyek, kerupuk, tahu, tempe, daging atau ikan. Lawuh yaitu lauk

pauk atau makanan (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa

Indonesia (edisi terbaru): 275).

9. Lombok [lOmbO?]

Makna Leksikal lombok adalah tanaman perdu yang buahnya

berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah tua

berwarna merah kecokelat-kecokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji,

Page 20: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

dan memiliki rasa pedas. Lombok yaitu cabe rawit (Agus Sulistyo dan

Adhi Mulyono, Kamus Bahasa Indonesia (edisi terbaru): 284). Lombok

merupakan tetuwuhan wohe rasane pedes dianggo nyambel, dene jenenge

warna-warna, yaiku gading, rawit ‘tumbuhan yang berbuah rasanya pedas

untuk menyambel, namanya warna-warna, yaitu gading rawit’ (W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 232).

10. Ingkung [iŋkUŋ]

Makna Lesikal ingkung adalah ayam jago utuh yang dimasak (yang

sudah dibersihkan jeroannya ‘bagian dalam ayam’) dimasak dengan

bumbu, ayam diikat leher dan kakinya sehingga posisinya seperti ayam

duduk (ndhekem).

11. Menyan [mǝñan]

Makna Leksikal menyan merupakan sejenis getah yang dipakai

sebagai dupa yang berbau harum. Dalam upacara Sadranan menyan

merupakan sesaji yang wajib ada. Menyan dibakar sampai keluar asapnya.

Menyan yaitu kemenyan (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus

Bahasa Indonesia (edisi terbaru): 304).

12. Rempeyek [rêmpɛyɛ?]

Makna Leksikal rempeyek adalah sejenis makanan yang terbuat

dari tepung terigu dengan campuran bumbu serta ditambahi bahan

Page 21: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

tambahan lain seperti kacang/teri. Rempeyek sebagai lawuhan dalam

upacara Sadranan seperti halnya kerupuk.

13. Rokok [rOkO?]

Makna Leksikal rokok adalah gulungan tembakau yang bersalut

daun nipah kertas (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa

Indonesia (edisi terbaru): 365). Rokok yaitu lintingan tembako dianggo

udud ‘gulungan tembakau untuk merokok’ (W.J.S. Poerwadarminta,

Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 535).

14. Sudi [sUdI]

Makna Leksikal sudi adalah tempat untuk sambel goreng yang

terbuat dari daun pisang yang berbentuk bulat, didalamnya terdapat

lancipan seperti gunung, dan disemat dengan lidi didekat lancipnya.

15. Takir [takIr]

Makna Leksikal takir adalah wadah atau tempat semuran yang

terbuat dari daun pisang yang disemat dengan lidi pada kedua sisinya yang

berbentuk seperti kapal. Takir yaitu lima dari daun pisang atau daun nyiur

(Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa Indonesia (edisi

terbaru): 420).

16. Tambir [tambIr]

Page 22: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Makna Leksikal tambir adalah anyaman bambu berbentuk bulat,

tipis, tempat untuk sesaji. Tambir yaitu blabag, pring, tampir ‘papan,

pring, tampir’ (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939:

588-589).

17. Tumbu [tumbu]

Makna Leksikal tumbu adalah satu tempat yang berbentuk bulat,

ada lubang didalamnya terbuat dari anyaman bambu. Tumbu yaitu bakul

besar tertutup untuk tempat beras (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono,

Kamus Bahasa Indonesia (edisi terbaru): 467).

18. Tampah [tampah]

Makna Leksikal tampah adalah satu tempat yang berbentuk bulat,

besar, dan tebal terbuat dari anyaman bambu tempat untuk sesaji. Tampah

yaitu niru, nyiru (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa

Indonesia (edisi terbaru): 422). Tampah merupakan tambir (tebok) gede

‘tambir (tebok) besar’ (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa,

1939: 588).

19. Tahu [tahU]

Makna Leksikal tahu adalah lauk pauk yang terbuat dari kedelai

putih yang dilumuri/dicampur bumbu halus yang terdiri dari bawang putih,

garam, dan dibiarkan sejenak kemudian digoreng sampai kira-kira

bumbunya meresap dan matang. Tahu yaitu lelawuhan sing digawe dele

Page 23: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

putih digiling ‘lauk pauk yang dibuat dari kedelai putih yang digiling’

(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 585).

20. Tebok [tebO?]

Makna Leksikal tebok adalah tempat yang terbuat dari plastik

berbentuk bulat, besar, dan tipis. Tebok yaitu tampah wengkune wilahan

pring ‘tampah yang terbuat dari potongan pring tipis’ (W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 596).

21. Tempe [tempe]

Makna Leksikal tempe adalah lauk pauk yang terbuat dari kedelai

putih yang dilumuri/dicampur bumbu halus yang terdiri dari bawang putih,

garam, dan dibiarkan sejenak kemudian digoreng sampai kira-kira

bumbunya meresap dan matang. Tempe merupakan makanan yang dibuat

dari kedelai yang diragikan (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus

Bahasa Indonesia (edisi terbaru): 442). Tempe yaitu lawuh sing digawe

kedelai diragi ‘lauk pauk yang dibuat dari kedelai yang diragi’ (W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 596).

22. Wajib [wajIb]

Makna Leksikal wajib adalah pemberian uang sejumlah dua puluh

ribu per orang. Uang yang terkumpul dibagi menjadi 2 bagian, bagian

yang pertama diberikan pada moden/sesepuh desa yang memimpin

Page 24: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

upacara Sadranan dan yang bagian kedua untuk melengkapi sesaji yang

kurang dalam upacara Sadranan.

23. Gorengan [gOrǝŋan]

Makna Leksikal gorengan adalah macam-macam makanan yang

pengolahannya dimasak/digoreng diwajan dengan minyak yang terdiri dari

rempeyek, kerupuk, tahu, tempe. Gorengan yaitu sing

dikongseng/diratengi ing lenga ‘yang dimasak dengan minyak’ (W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Baoesastra Djawa, 1939: 160).

24. Semuran [semUran]

Makna Leksikal semuran adalah jenis sayuran yang bersantan dan

tidak pedas, didalamnya terdapat sayur buncis, kobis, kluweh, tahu, tempe,

dan telur bebek.

25. Sambel Goreng [sambêl gOrǝŋ]

Makna Leksikal sambel adalah cabai dan bumbu macam-macam

yang dihaluskan, goreng adalah sayur yang ditumis menggunakan minyak,

sedangkan sambel goreng adalah jenis sayur pedas dan bersantan, di

dalamnya terdapat telur puyuh, kerecek, dan ditumis beserta bumbu.

26. Endhog Jawa [EndOg jOwO]

Makna Leksikal endhog adalah benda bercangkang yang

mengandung zat hidup bakal anak yang dihasilkan oleh unggas (ayam,

itik, burung, dan sebagainya), biasanya dimakan (direbus, diceplok,

Page 25: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

didadar, dan sebagainya). Endhog Jawa dalam bahasa Jawa sama dengan

telur ayam kampung dalam bahasa Indonesia.

27. Sega Ambengan [sêgO ambǝŋan]

Makna Leksikal sega adalah nasi, ambengan adalah kelengkapan

lauk-pauk, sedangkan sega ambengan adalah nasi lengkap untuk kenduri

yang didalamnya terdapat semuran, sambel goreng, rempeyek, kerupuk,

tahu, tempe, apem, nasi putih, telur bebek.

28. Sega Tumpeng [sêgO tUmpeŋ]

Makna Leksikal sega adalah nasi, tumpeng adalah berbentuk

kerucut, sedangkan sega tumpeng adalah nasi putih tawar yang dikukus

kemudian dibentuk kerucut. Nasi diletakkan diatas baskom yang

didalamnya sudah dilapisi daun pisang dan diatas kerucutnya diberi tutup

yang terbuat dari daun pisang. Sega Tumpeng adalah nasi yang dibentuk

kerucut untuk selamatan (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus

Bahasa Indonesia (edisi terbaru): 467).

29. Jajanan Pasar [jajanan pasar]

Makna Leksikal jajanan adalah membeli makanan ringan, pasar

adalah tempat perbelanjaan, sedangkan jajanan pasar adalah makanan

ringan yang biasanya dijual di pasar. Dalam upacara Sadranan jajanan

pasar menggunakan buah-buahan yang terdiri dari pisang, apel, jeruk, dan

salak. Jajanan pasar yaitu kue, panganan, buah-buahan yang dibeli

Page 26: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

dipasar (Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono, Kamus Bahasa Indonesia (edisi

terbaru): 206).

30. Gedhang Raja Setangkep [gêDaŋ rOjO sêtaŋkêp]

Makna Leksikal gedhang adalah buah, raja adalah raja, setangkep

adalah dua sisir, sedangkan gedhang raja setangkep adalah pisang raja

yang rasanya paling manis diantara pisang-pisang yang lain, sehingga bisa

dianggap rajanya pisang. Gedhang Raja yang digunakan sebanyak rong

lirang ‘dua sisir’.

B. Makna Kultural

Makna kultural adalah makna bahasa yang dimiliki masyarakat

dalam hubungan dengan budaya tertentu (Wakit Abdullah, 1993: 3).

Makna kultural dari istilah sesaji upacara Sadranan di kabupaten Boyolali

adalah sebagai berikut:

1. Apem [apêm]

Makna kultural Apem bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah kue

yang terbuat dari tepung beras dan dicampuri tape. Apem sebagai simbol

permintaan maaf (ngapura)/untuk payungan ‘tempat yang teduh’ (Mbah

Marso dan Ibu Mujinem, 1 April 2016). Apem berasal dari kata afwam atau

afuan yang berarti permintaan maaf. Manusia diharapkan selalu bisa

memberi maaf atau memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain.

Page 27: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Penyebutan makna akan berbeda berdasarkan pengalaman dan

kepercayaan seseorang. Dalam sadranan Apem merupakan salah satu

istilah sesaji. Oleh karena itu, kebudayaan yang dimiliki masyarakat Jawa

tidak akan bisa lepas dari kebudayaan dan bahasa itu sendiri.

Apem dibuat untuk melambangkan adanya harapan suatu ampunan

akan kesalahan di masa lalu yaitu ngirim luhur, nyuwun donga

keselametan ‘mengirim orang yang sudah meninggal, meminta doa

keselamatan disana’ (Mbah Reso Dinomo, 1 April 2016). Apem berbentuk

bundar atau bulat melingkar. Sebagai perlambang adanya kebulatan tekad

dalam melaksanakan ritual, yakni kemantaban hati untuk mewujudkan rasa

berbakti kepada leluhur bukan hanya sebatas ucapan dan kata-kata dalam

doa. Lebih dari itu diwujudkanlah dalam sikap, tindakan, dan perbuatan

nyata dalam kehidupaan sehari-hari, dalam hal ini kegiatan bersih-bersih

meliputi jagad kecil dan jagad besar.

2. Bawang [bawaŋ]

Makna kultural bawang bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

bahwa hidup tidak selalu mulus jalannya, bawang digambarkan sebagai

bumbu hidup, supaya tidak terasa hambar. Warna putih bawang

melambangkan kesucian dan kebaikan dalam menjalani hidup. Bawang

mempunyai makna perbuatan manusia baik buruk yang selalu jadi

pertimbangan.

Bawang juga bermakna supaya anget ‘agar hangat’ (Bapak

Rajiman, 1 April 2016) maksudnya agar tidak memiliki pikiran yang

Page 28: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

dingin. Hal ini dikaitkan dengan hawa nafsu, terutama nafsu amarah.

Nafsu amarah adalah bujukan setan yang menjadi musuh utama bagi

manusia. Dengan bawang ini diharapkan seluruh masyarakat dukuh

Klinggen memiliki pikiran yang tenang dan tangkas setiap menghadapi

masalah.

3. Brambang [brambaŋ]

Makna kultural brambang bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sebagai bumbu hidup, supaya tidak terasa hambar. Warna merah

brambang melambangkan dalam menjalani kehidupan dibutuhkan

keberanian walau banyak cobaan atau masalah. Brambang (bawang

merah) yang melambangkan mempertimbangkan segala sesuatu dengan

matang baik buruknya. Brambang mempunyai makna perbuatan manusia

baik buruk yang selalu jadi pertimbangan.

Brambang juga bermakna supaya anget ‘agar hangat’ (Bapak

Rajiman, 1 April 2016) maksudnya agar tidak memiliki pikiran yang

panas. Hal ini dikaitkan dengan hawa nafsu, terutama nafsu amarah. Nafsu

amarah adalah bujukan setan yang menjadi musuh utama bagi manusia.

Dengan brambang ini diharapkan seluruh masyarakat dukuh Klinggen

memiliki pikiran yang tenang dan tangkas setiap menghadapi masalah.

4. Besek [bese?]

Makna kultural besek bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

untuk menggambarkan keadaan dukuh Klinggen sebagai tempat hidup

Page 29: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

masyarakat yang memiliki macam-macam karakter, dan di dukuh

Klinggen memiliki kekayaan alam yang beranekaragam. Segala

keanekaragaman itu digambarkan melalui besek sebagai wadah sega go

kondangan ‘tempat nasi untuk kenduren’ (Ibu Suprapti, 1 Apri 2016) dan

segala macam makanan di dalamnya sebagai penggambaran keanekaragam

masyarakat dan alam dukuh Klinggen.

5. Kembang [kǝmbaŋ]

Makna kultural kembang bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

salah satu simbol untuk mencapai tujuan utama yaitu keselamatan warga

desa dari mara bahaya. Bunga yang ada dalam sesaji yaitu bunga melati

yang melambangkan simbol kesucian, bunga kantil yang berwarna kuning

sebagai simbol kehidupan, bunga mawar merupakan simbol manusia yang

berasal dari perpaduan darah merah dan darah putih. Secara keseluruhan

merupakan simbol trimurti antara pencipta, makhluk, dan alam semesta

atau antara Tuhan, manusia, dan kehidupan.

Selain makna tersebut kembang untuk sesaji juga mempunyai

makna sebagai banyu panguripan ‘air kehidupan’, kembang berwarna

merah, putih, dan kuning yang berada di air. Kembang berwarna merah

dan putih melambangkan bapak dan ibu sedangkan air merupakan

penghidupan. Sehingga secara keseluruhan kembang untuk sesaji

Page 30: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

melambangkan bapak, ibuk yang hidup pada suatu kehidupan. Sehingga

tersirat maksud untuk bisa menghormati orang tua.

Kembang juga melambangkan dukuh Klinggen akan selalu

memiliki bau harum maksudnya warga dukuh Klinggen tidak pernah

terjadi perselisihan sehingga di kenang oleh masyarakat sekitar. Bau

harum yang ada pada kembang melambangkan serius lan mulia

‘keseriusan dan kemuliaan’ (Ibu Waginah, 1 April 2016). Maksudnya

adalah kita dengan serius dan dalam suasana hati yang tenang memohon

agar doa-doa kami dikabulkan.

6. Kerupuk [kǝrupU?]

Makna kultural kerupuk bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

jenis makanan ringan/lawuhan sega asahan ‘lauk pauk nasi putih’ (Mbah

Waginah dan Bapak Rajiman, 1 April 2016), dilambangkan sebagai

pengharapan masyarakat dukuh Klinggen supaya diringankan oleh Tuhan

dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Selain itu, kerupuk

melambangkan dalam menjalani kehidupan jangan mudah patah/putus asa.

Sesaji kerupuk dapat diambil suatu peringatan bagi manusia yaitu dalam

menjalani hidup ini supaya tetap gigih dan tidak mudah putus asa.

7. Kinang [kinaŋ]

Makna kultural kinang bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah.

melambangkan sempurna ‘kesempurnaan’ (Ibu Suprapti, 1 April 2016).

Maksudnya dalam kehidupan akan tercipta kesempurnaan hidup, hidup

bahagia dunia dan akhirat.

Page 31: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Kinang memiliki makna dan tujuan supaya manusia menghormati

terhadap sumber kehidupan yaitu dunia seisinya ini, kinang biasanya

diletakkan di atas pisang raja. Daun sirih dalam kinang yang berwarna

hijau melambangkan kesempurnaan. Kapur sirih berwarna putih

melambangkan kesucian ‘kesucian’ (Ibu Mujinem, 1 April 2016), gambir

berwarna hitam melambangkan kecantikan dan tembakau yang berwarna

hitam melambangkan kecocokan hati. Daun sirih yang diolesi sirih

mempunyai maksud sebagai kesegaran dalam menjalankan upacara

Sadranan.

8. Lawuh [lawUh]

Makna kultural lawuh bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sebagai pelengkap dalam hidup dan pelengkap makanan utama, maka

dalam hidup sebagai lambang penikmat salah satunya keluarga. Lawuh

untuk lauk pauk sega asahan ‘nasi putih’ (Mbah Marso, 1 April 2016).

9. Lombok [lOmbO?]

Makna kultural lombok bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

salah satu bumbu dalam menjalani hidup supaya tidak hambar. Rasa pedas

yang dihasilkan lombok sebagai lambang rintangan yang berupa masalah-

masalah yang harus dihadapi dalam kehidupan. Selain itu, cabai yang

pedas merupakan anasir api yaitu simbol adanya nafsu amarah pada diri

manusia. Nafsu marah kalau bisa harus dikontrol jangan sampai tidak

terkendali yang akan berakibat munculnya masalah.

Page 32: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Lombok mempunyai makna yang pada akhirnya akan muncul wani

lan tekat ‘keberanian dan tekat’ untuk manunggal dengan Tuhan Yang

Maha Esa (Mbah Reso Dinomo, 1 April 2016). Lombok juga bermakna

ben gampang golek pangan ‘agar mudah mencari nafkah’ (Bapak

Rajiman,1 April 2016). Masyarakat dukuh Klinggen meyakini bahwa

mengkonsumsi lombok dapat membuat tubuh kita menjadi panas dan dapat

membuat pikiran menjadi cerah. Selain itu, lombok juga diyakini dapat

menambah semangat dalam bekerja. Hal tersebut merupakan simbol untuk

ngajeni ‘menghargai’ para lelembut dengan cara seolah-olah meminta

restu agar mudah untuk mencari nafkah dan kesuksesan dunia.

10. Ingkung [iŋkUŋ]

Makna kultural ingkung bagi masyarakat dukuh Klinggen ingkang

kakung yang dimaksud adalah baginda Rasulullah SAW. Ingkung

merupakan masakan ayam yang disajikan secara utuh. Ingkung ini sebagai

perlambangkan tutunan Rasulullah SAW. Dalam sebuah acara selamatan

ingkung ini dibagikan kepada orang-orang yang mengikuti selamatan. Hal

ini seperti tuntunan Rasulullah SAW yang berguna bagi umat manusia.

Selain itu, ingkung menyimbolkan ajaran luhur dari nenek moyang,

yaitu sifat pemberani demi membela tanah air, selalu menyerahkan segala

masalah kepada Allah SWT, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-

Nya, tidak bergaya hidup mewah, selalu bekerjasama dalam menghadapi

tugas yang dibebankan, dan ikhlas menjalankan apa yang telah ditakdirkan

oleh Allah SWT serta mengajarkan bahwa manusia mempunyai

Page 33: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

kemampuan yang terbatas. Ada kekuatan yang maha besar yang mengatur

mengenai kehidupan manusia di alam ini yaitu Allah SWT.

Ayam jago (jantan) yang dimasak utuh (ingkung) dengan bumbu

kuning/kunir dan diberi areh (kaldu santan yang kental) dinggo kenduren,

ngirim/dongakke luhur e ‘buat kondangan, mengirim/mendoakan keluarga

yang sudah meninggal’ (Mbah Waginah, 1 April 2016), merupakan

symbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang

tenang (wening). Ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan

sabar (nge”reh” rasa). Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna

menghindari sifat-sifat buruk (yang dilambangkan warna merah) ayam

jago, antara lain: sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan

merasa tahu/menang/benar sendiri (berkokok), tidak setia dan tidak

perhatian kepada anak istri.

Makna lain sebagai suatu pengorbanan secara tulus yang

diperuntukkan kepada Tuhan maupun untuk kepentingan mengirim

orang/para leluhur yang sudah meninggal supaya diberi keselamatan,

perlindungan selama ini (Bapak Rajiman, 1 April 2016). Oleh karena itu,

manusia berkewajiban untuk berterima kasih kepada Tuhan agar

leluhurnya selamat.

11. Menyan [mǝñan]

Makna kultural menyan bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

untuk mengusir jin supaya tidak mengganggu jalannya upacara Sadranan.

Menyan disandingkan dengan kembang. Menyan merupakan sejenis getah

Page 34: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

yang dipakai sebagai dupa yang berbau harum, yang biasanya digunakan

dalam upacara adat. Sesaji berupa menyan dengan cara dibakar sampai

keluar asapnya.

Kukus (asap) dupa dari kemenyan yang membumbung ke

atasmelambangkan bahwa tujuan hidup manusia hanya 1 yaitu kepada

Allah, tetapi terkadang dalam perjalanannya terjadi banyak rintangan/tidak

selalu mulus, seperti mobat-mabit ‘berkobar’ ke kanan ke kiri (Ibu

Suprapti, 1 April 2016), merupakan tanda sesajinya dapat diterima.

Dengan perantara menyan diharapkan pelaksanaan upacara Sadranan

dapat berjalan lancar dan permohonannya dapat dikabulkan oleh Tuhan.

Kemenyan memiliki makna sebagai penghubung antara manusia dan

Tuhannya, agar permohonannya terkabul.

12. Rempeyek [rêmpɛyɛ?]

Makna kultural rempeyek bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sebagai lambang kreatifitas masyarakat dukuh Klinggen dalam

menciptakan berbagai jenis makanan, salah satunya rempeyek. Rempeyek

yang melambangkan bersatunya kebudayaan dan masyarakat dalam

mencapai tujuan bersama, dalam hal ini supaya terlaksana dengan baik

upacara sadranan. Terlihat dalam adonan rempeyek yang diberi potongan

kacang tanah. Kacang tanah sebagai simbol kebudayaan sedangkan

adonan sebagai simbol kehidupan (Mbah Marso, 1 April 2016). Meskipun

mempunyai budaya yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama

yaitu hidup tentram dan bahagia tanpa mengganggu kebudayaan yang lain.

Page 35: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Rempeyek juga sebagai simbol untuk menghormati hari pasaran.

Masayarakat masih sangat dipercaya terhadap petungan Jawa dan petngan

Jawa itu sendiri dihitung menggunakan hari pasaran, yaitu legi, pahing,

pon, wage, dan kliwon.

13. Rokok [rOkO?]

Makna kultural rokok bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sebagai sajian untuk makhluk halus laki-laki, supaya tidak merasa

terganggu dan mengganggu. Rokok disandingkan dengan kinang.

Tembakau yang terdapat dalam rokok melambangkan ati sing tabah ‘hati

yang tabah’ (Mbah Reso Dinomo, 1 April 2016) dan bersedia berkorban

dalam segala hal, karena tembakau memiliki rasa yang pahit.

14. Sudi [sUdI]

Makna kultural sudi bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah untuk

selametan keseluruhan yang ada di dukuh Klinggen, baik masyarakatnya

maupun alamnya (Ibu Mujinem, 1 April 2016).

15. Takir [takIr]

Makna kultural takir bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

untuk selametan keseluruhan yang ada di dukuh Klinggen, baik

masyarakatnya maupun alamnya. Takir adalah semacam tempat untuk

menaruh sesaji, takir dibuat dari daun pisang yang dirangkai seperti kapal.

Page 36: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Memiliki makna sebagai tempat/wadah segala sesuatu yang ada di dunia

ini memiliki tempatnya masing-masing.

Selain itu, takir memiliki makna kultural supaya tatak pikir ee

manungsa ‘agar manusia memiliki tekad dan keyakinan yang kuat’ (Mbah

Waginah, 1 April 2016). Dalam upacara Sadranan terdapat tekad yang

kuat dalam menjalankan tradisi tersebut dan ada keyakinan yang berpusat

kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui perantara dhayang dukuh ‘Mbah

Mondoroko’. Takir juga berfungsi sebagai tolak bala maksudnya adalah

untuk menolak bilamana ada roh yang menguasai tempat yang akan

dijadikan tempat berlangsungnya upacara Sadranan. Dengan adanya takir

ini bermaksud untuk meminta ijin secara baik-baik kepada makhluk halus

yang terlebih dahulu menempati tempat tersebut.

16. Tambir [tambIr]

Makna kultural tambir bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

untuk menggambarkan keadaan dukuh Klinggen sebagai tempat hidup

masyarakat yang memiliki macam-macam karakter (Ibu Mujinem, 1 April

2016) dan di dukuh Klinggen memiliki kekayaan alam yang

beranekaragam. Segala keanekaragaman itu digambarkan melalui tambir

sebagai tempat dan segala macam makanan di dalamnya sebagai

penggambaran keanekaragaman masyarakat dan alam dukuh Klinggen.

17. Tumbu [tumbu]

Page 37: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Makna kultural tumbu bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sebagai gambaran masjid sebagai tempat ibadah bersama untuk memohon

keselamatan kepada Tuhan, dan Nabi Muhammad sebagai suri tauladan

mereka (Ibu Mujinem, 1 April 2016).

18. Tampah [tampah]

Makna kultural tampah bagi masyarakat desa Klinggen adalah

untuk menggambarkan keadaan dukuh Klinggen sebagai tempat hidup

masyarakat yang memiliki macam-macam karakter (Ibu Mujinem, 1 April

2016) dan di dukuh Klinggen memiliki kekayaan alam yang

beranekaragam. Segala keanekaragaman itu digambarkan melalui tampah

sebagai tempat dan segala macam makanan di dalamnya sebagai

penggambaran keanekaragaman masyarakat dan alam dukuh Klinggen.

19. Tahu [tahU]

Makna kultural tahu bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sejenis lawuhan ‘lauk pauk’ yang terbuat dari kedelai yang dihaluskan,

dicampur bumbu garam, bawang putih, dan penyedap rasa yang

dihaluskan, digoreng sampai matang. Halus yang ada pada tahu

melambangkan agar kehidupan masyarakat dukuh Klinggen selalu

mendapatkan kebaikan dari Tuhan (Mbah Reso Dinomo, 1 April 2016).

20. Tebok [tebO?]

Page 38: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Makna kultural tebok bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

untuk menggambarkan keadaan dukuh Klinggen sebagai tempat hidup

masyarakat yang memiliki macam-macam karakter (Ibu Mujinem, 1 April

2016) dan di dukuh Klinggen memiliki kekayaan alam yang

beranekaragam. Segala keanekaragaman itu digambarkan melalui tebok

sebagai tempat dan segala macam makanan di dalamnya sebagai

penggambaran keanekaragaman masyarakat dan alam dukuh Klinggen.

21. Tempe [tempe]

Makna kultural tempe bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sejenis lawuhan ‘lauk pauk’ yang terbuat dari kedelai yang kasar,

dicampur bumbu garam, bawang putih, dan penyedap rasa yang

dihaluskan, digoreng sampai matang. Kasar yang ada pada tempe

melambangkan agar masyarakat dukuh Klinggen selalu tabah dan sabar

dalam menghadapi semua cobaan-cobaan yang ada di kehidupan (Mbah

Marso, 1 April 2016).

22. Wajib [wajIb]

Makna kultural wajib bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

uang sebesar dua puluh ribu yang per orang. Uang yang terkumpul dibagi

menjadi 2 bagian, bagian yang pertama diberikan pada moden/sesepuh

desa yang memimpin upacara Sadranan dan yang bagian kedua untuk

melengkapi sesaji yang kurang dalam upacara Sadranan (Bapak Rajiman,

1 April 2016), dan untuk mengukur sejauh mana yang memiliki hajat

Page 39: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

mampu membiayai. Uang adalah sebagai alat pembayaran, yang

dimaksudkan bila dalam sesaji terdapat kekurangan dan penyajiannya,

sehingga diharapkan uang dapat digunakan sebagai pengganti sesaji yang

kurang. Karena menurut masyarakat jika dalam suatu upacara tradisional

terdapat kekurangan sesaji maka akan muncul beberapa bencana.

23. Gorengan [gOrǝŋan]

Makna kultural gorengan bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

sebagai penyemangat hidup. Seperti gorengan yang dapat dijadikan lauk

untuk makan, hidup juga perlu adanya variasi dan berani mencoba hal baru

apapun resikonya (Mbah Waginah, 1 April 2016).

24. Semuran [semUran]

Makna kultural semuran bagi masyarakat dukuh Klinggen adalah

didalamnya terdapat macam-macam sayuran yaitu kacang panjang berarti

pemikiran yang jauh ke depan/innovative dan kluwih berarti linuwih atau

mempunyai kelebihan dibanding lainnya (Ibu Suprapti, 1 April 2016).

25. Sambel Goreng [sambêl gOrǝŋ]

Makna kultural sambel goreng bagi masyarakat dukuh Klinggen

adalah dengan rasanya yang pedas, manis, dan gurih melambangkan

betapa banyak yang dihadapi dalam hidup, ada duka dan bahagia, namun

apapun yang sedang dihadapi dalam hidup, agar tidak lupa pada sang

Pencipta. Selain itu, sambel goreng melambangkan dalam berjuang butuh

Page 40: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

kesemangatan/keberanian dan persatuan (Mbah Reso Dinomo, 1 April

2016). Kesemangatan digambarkan bumbu dengan cabai (merah),

sedangkan persatuan digambarkan dengan bersatunya krecek ‘kulit sapi’.

26. Endhog Jawa [EndOg jOwO]

Makna kultural endhog jawa bagi masyarakat dukuh Kilnggen

adalah telur disajikan utuh dengan kulitnya tidak dipotong, sehingga untuk

memakannya harus dikupas terlebih dahulu. Hal tersebut melambangkan

bahwa semua tindakan kita harus direncanakan (dikupas), dikerjakan

sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan. Piwulang

jawa mengajarkan “Tata, Titi, Titis dan Tatas” (Bapak Rajiman, 1 April

2016), yang berarti etos kerja yang baik adalah kerja yang terencana, teliti,

tepat perhitungan, dan diselesaikan dengan tuntas. Telur juga

melambangkan manusia diciptakan Tuhan dengan derajat (fitrah) yang

sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan dan tingkah lakunya.

Telur sebagai lambang awal mulanya terjadi manusia. Manusia

terbentuk dari sperma dan ovum. Kemudian berbentuk janin dalam rahim

ibu. Rahim ibu sebagai perumpamaan cangkang telur. Ibu memegang

peranan penting dalam kehidupan sang bayi. Maka tersirat pesan supaya

kita berbakti kepada orang tua terutama ibu yang telah melahirkan kita.

27. Sega Ambengan [sêgO ambǝŋan]

Page 41: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Makna kultural sega ambengan bagi masyarakat dukuh Klinggen

adalah sebagai lambang kebersamaan dan kerukunan antar warga. Dapat

dilihat dari nasi yang ditata menjadi satu rapat dan padat.

Sega ambengan yaitu ngirim luhur, nyuwun donga keselametan

ning kono, nyaosi dhaharan sumupe/ambune ‘mengirim orang yang sudah

meninggal, meminta doa keselamatan disana, memberi makanan berupa

asap/baunya’ (Mbah Reso Dinomo, 1 April 2016).

Sega ambengan untuk ngirim donga, sebagai piranti ‘mengirim doa

dan sebagai alat kelengkapan’ (Bapak Rajiman, 1 April 2016). Selain itu,

sega ambengan bermakna dinggo kenduren, ngirim/dongakke luhur e

‘untuk kondangan, mengirim/mendoakan keluarga yang sudah meninggal’

(Mbah Waginah, 1 April 2016).

28. Sega Tumpeng [sêgO tUmpeŋ]

Makna kultural sega tumpeng bagi masyarakat dukuh Klinggen

merupakan saos dhahar kyai/mbah Mondoroko ‘untuk makan kyai/mbah

Mondoroko’ (Mbah Marso, 1 April 2016). Sega tumpeng yaitu untuk

tahlilan (Mbah Waginah, 1 April 2016).

Sega tumpeng adalah olahan yang berasal dari beras yang sudah

tanak.dimasak sehingga matang, untuk keperluan sesaji biasanya

dikerucutkan. Memiliki makna sebagai simbol keberuntungan dan

penyajian nasi tumpeng mengandung permohonan agar mendapat selamat

dan mendapat rejeki. Makna nasi putih juga melambangkan kesucian

Page 42: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

karena nasi yang berwarna putih. Dengan kesucian hati dalam memohon

pada Tuhan akan semakin cepat terkabul permohonannya.

Selain itu, sega tumpeng merupakan sajian nasi kerucut khas

Indonesia dengan aneka lauk pauk yang ditempatkan dalam tampah

(nampan besar, bulat, dari anyaman bambu). Tumpeng merupakan tradisi

sajian yang mungkin sering kita lihat dalam upacara selamatan atau pesta

rakyat 17 agustusan. Sega tumpeng pasti selalu ada dalam setiap sajian.

Sega tumpeng memiliki makna mulai dari kerucut tumpeng yang berada

paling atas, badan tumpeng, lauk pauk, sayur sayuran hingga wadah

tumpeng yang selalu terbuat dari wadah tradisional beralaskan daun

pisang. Kerucut tumpeng berbentuk gunungan yang melambangkan tangan

merapat menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa. Bentuk gunungan ini

juga bisa diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan hidup kita pun

semakin “naik” dan “tinggi”.

Tumpeng yang berbentuk mengerucut ke atas semakin ke atas

semakin lancip sebagai simbol keyakinan dan keteguhan iman kepada

Allah. Dengan keyakinan hidup akan bisa berhasil dan sukses. Begitu pula

dalam prosesi upacara sadranan akan berjalan semestinya tanpa halangan

suatu apapun dan yang paling penting permohonan dapat dikabulkan Sang

Maha Kuasa. Pada dasarnya fungsi dan makna sesaji-sesaji ini adalah

sebagai ucapan terima kasih atas terkabunya permohonan-permohonan

masyarakat melalui upacara Sadranan di dukuh Klinggen ini.

29. Jajanan Pasar [jajanan pasar]

Page 43: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Makna kultural jajanan pasar bagi masyarakat dukuh Klinggen

adalah sebagai simbol anggota masyarakat yang terdiri dari berbagai

macam latar belakang sosial. Sehingga sebagai masyarakat harus bisa

menyesuaikan sedemikian rupa sehingga diterima masyarakat sekitarnya.

Masyarakat akan harmonis jika setiap komponen masyarakat bisa rukun

dan kompak. Selain itu, Jajanan pasar adalah seperangkat makanan yang

dibeli di pasar setempat, jajanan pasar mempunyai makna agar hubungan

manusia selau baik dan harapan akan kemeriahan akan murah pangan (Ibu

Mujinem, 1 April 2016).

30. Gedhang Raja Setangkep [gêDaŋ rOjO sêtaŋkêp]

Makna kultural gedhang raja setangkep bagi masyarakat dukuh

Klinggen adalah pisang raja yang rasanya paling manis diantara pisang-

pisang yang lainnya, sehingga bisa dianggap rajanya pisang. Gedhang raja

yang digunakan sebanyak rong lirang ‘dua sisir’. Biasanya gedhang raja

diletakkan bersama jajanan pasar.

Gedhang raja sebagai simbol pemimpin (raja) yang didukung

seluruh rakyatnya. Suatu masyarakat akan hidup tentram dan bahagia jika

antara pemimpin dan rakyatnya akan saling mendukung dan saling

melengkapi. Pemimpin (raja) tidak semena-mena pada rakyatnya tetapi

ngayomi pada rakyatnya. Sehingga kehidupan akan tentram, makmur, dan

bahagia.

Pemimpin (raja) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW

sebagai perlambang pemimpin umat manusia di bumi. Nabi Muhammad

Page 44: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

SAW menyebarkan Agama Islam sehingga dianggap sebagai penyelamat

umat Islam di bumi ini. Jadi, gedhang raja ini memiliki simbol untuk

menghormati Nabi Muhammad SAW dan sebagai teken/gocekan ‘buat

pegangan’ (Mbah Marso dan Ibu Mujinem, 1 April 2016).

C. Perkembangan Istilah Sesaji Upacara Sadranan

Perkembangan yaitu sebuah proses mutlak yang akan dialami oleh

makhluk hidup. Namun tidak hanya makhluk hidup, banyak juga hal lain yang

dapat berkembang atau berubah seiring perubahan waktu. Dalam sadranan pasti

juga ada sebuah perkembangan, dari macam-macam sesajinya atau alat yang

digunakan untuk sesaji. Sesaji yang digunakan ada yang tetap dan ada yang

berkembang. Adapun perkembangan istilah sesaji upacara Sadranan di kabupaten

Boyolali adalah sebagai berikut:

1. Apem [apêm]

Perkembangan apem pada zaman dahulu kebanyakan masyarakat

membuat sendiri, tapi pada zaman sekarang ada yang membuat sendiri dan

ada juga yang beli di pasar. Perkembangan ini muncul karena sebagian

masyarakat dukuh Klinggen memiliki kesibukan dalam bekerja, sehingga

masyarakat sekarang kebanyakan lebih memilih membeli apem di pasar

dari pada membuat sendiri di rumah.

2. Besek [bese?]

Perkembangan besek yaitu pada zaman dahulu besek digunakan

sebagai tempat nasi untuk kenduren, zaman sekarang terjadi

Page 45: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

perkembangan menggunakan ceting ‘tempat nasi’ yang terbuat dari

plastik. Perkembangan ini muncul karena adanya pola pikir masyarakat

yang menganggap bahwa besek yang terbuat dari bambu dari pring apus,

teksturnya halus, besek dapat dibuat sendiri/ beli (jual-beli) sudah jarang

ditemukan, dan orang yang membuat besek sudah berkurang (beralih

profesi). Hal tersebut menimbulkan pegeseran dari besek ke ceting, karena

harga besek lebih mahal dibandingkan ceting plastik. Selain itu, ceting

plastik lebih bersih rapi, dan praktis.

3. Menyan [mǝñan]

Perkembangan menyan yaitu pada zaman dahulu masih

menggunakan menyan yang berbentuk bulat kecil, pada zaman sekarang

ada yang menggunakan menyan yang berbentuk panjang seperti lidi.

Penggunaannya sama-sama dibakar. Terdapat pola pikir masayarakat yang

ingin menjadi modern yaitu pengunaan menyan yang berbentuk bulat kecil

ke menyan yang berbentuk panjang seperti lidi.

4. Rokok [rOkO?]

Perkembangan rokok yaitu pada zaman dahulu masih

menggunakan rokok yang dilinting ‘dilipat’ sendiri. Pada zaman sekarang

menggunakan rokok yang sudah jadi dan dapat di beli di warung-warung.

Pola pikir masyarakat yang lebih memilih membeli rokok jadi daripada

membuatnya sendiri karena membeli lebih menghemat waktu dan biaya.

Page 46: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

5. Sudi [sUdI]

Perkembangan sudi yaitu pada zaman dahulu kebanyakan

masyarakat membuat sendiri dengan menggunakan daun pisang, tapi pada

zaman sekarang ada yang membuat sendiri dan ada juga yang beli dipasar

yang terbuat dari kertas minyak. Terdapat pola pikit masyarakat yang

menggunakan daun pisang lebih susah dari kertas minyak, karena daun

pisang harus mencari di kebun, membuat sendiri, membuang-buang

banyak waktu, dan tenaga. Sehingga kebanyakan masyarakat sekarang

lebih memilih menggunakan sudi yang terbuat dari kertas minyak, karena

lebih menghemat waktu dan tenaga. Tetapi harus mengeluarkan biaya lagi

untuk membeli sudi.

6. Takir [takIr]

Perkembangan takir yaitu pada zaman dahulu kebanyakan

masyarakat membuat sendiri dengan menggunakan daun pisang, tapi pada

zaman sekarang ada yang membuat sendiri dan ada juga yang beli di pasar

yang terbuat dari kertas minyak. Terdapat pola pikit masyarakat yang

menggunakan daun pisang lebih susah dari kertas minyak, karena daun

pisang harus mencari di kebun, membuat sendiri, membuang-buang

banyak waktu, dan tenaga. Sehingga kebanyakan masyarakat sekarang

lebih memilih menggunakan takir yang terbuat dari kertas minyak, karena

lebih menghemat waktu dan tenaga. Tetapi harus mengeluarkan biaya lagi

untuk membeli takir.

Page 47: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

7. Tambir [tambIr]

Perkembangan tambir yaitu pada zaman dahulu masih

menggunakan tambir yang terbuat dari bambu yang berfungsi untuk

napeni. Pada zaman sekarang tambir bisa diganti dengan tebok yang

terbuat dari plastik. Pola pikir masyarakat yaitu tebok yang terbuat dari

plastik lebih kuat menampung banyak makanan yang ada di dalam wadah

tersebut.

8. Tumbu [tumbu]

Perkembangan tumbu yaitu pada zaman dahulu masih

menggunakan tumbu yang terbuat dari bambu. Pada zaman sekarang

tumbu bisa diganti dengan baskom yang terbuat dari plastik. Pola pikir

masyarakat yaitu baskom yang terbuat dari plastik lebih kuat menampung

banyak makanan yang ada di dalam wadah tersebut.

9. Tampah [tampah]

Perkembangan tampah yaitu pada zaman dahulu masih

menggunakan tampah yang terbuat dari bambu yang berfungsi untuk

ngayaki. Pada zaman sekarang tampah bisa diganti dengan tebok yang

terbuat dari plastik. Pola pikir masyarakat yaitu tebok yang terbuat dari

plastik lebih kuat menampung banyak makanan yang ada di dalam wadah

tersebut.

10. Tahu [tahU]

Page 48: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

Perkembangan tahu yaitu pada zaman dahulu tahu digoreng, pada

zaman sekarang tahu ada yang digoreng dan ada juga yang dicampur di

dalam semuran. Pola pikir masyarakat yang terdapat di dalamnya yaitu

lebih menghemat dalam pengolahan yang dicampurkan ke dalam semuran.

11. Tebok [tebO?]

Tebok merupakan suatu perkembangan pada zaman sekarang dan

pada zaman dahulu masih menggunakan tambir dan tampah. Tebok

berbentuk bulat dan ombo. Pola pikir masyarakat yaitu tebok yang terbuat

dari plastik lebih kuat menampung banyak makanan yang ada di dalam

wadah tersebut.

12. Tempe [tempe]

Perkembangan tempe yaitu pada zaman dahulu tempe digoreng,

pada zaman sekarang tempe ada yang digoreng dan ada juga yang

dicampur di dalam semuran. Pola pikir masyarakat yang terdapat di

dalamnya yaitu lebih menghemat dalam pengolahan yang dicampurkan ke

dalam semuran.

13. Wajib [wajIb]

Perkembangan wajib yaitu pada zaman dahulu wajib diberikan

seikhlasnya, pada zaman sekarang wajib sudah ditentukan dengan

sejumlah uang dua puluh ribu rupiah. Terdapat pola pikir masyarakat yang

berfikiran bahwa kebanyakan masyarakat sekarang lebih mampu daripada

Page 49: BAB II HASIL ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · Istilah kinang merupakan kata dasar berkategori Nomina. Kinang adalah sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur

masyarakat pada zaman dahulu, karena masyarakat pada zaman sekarang

sudah memiliki pekerjaan yang lebih baik/mapan. Sehingga mampu untuk

membayar wajib sesuai dengan apa yang sudah ditentukan.

14. Jajanan Pasar [jajanan pasar]

Perkembangan jajanan pasar yaitu pada zaman dahulu adalah

menggunakan makanan tradisional seperti jadah, wajik, ketan, dan lain-

lain. Pada zaman sekarang hanya menggunakan buah-buahan saja.

Terdapat pola pikir masyarakat yang berfikiran bahwa jadah, wajik, ketan,

dan lain-lain lebih susah ditemukan daripada buah-buahan yang gampang

ditemukan. Sehingga terjadi pergeseran dari yang tradisional ke modern.