29
BAB II TINJAUAN UMUM GLAXOSMITHKLINE 2.1 Sejarah GlaxoSmithKline (GSK) merupakan perusahaan multinasional yang berbasis pada riset yang memiliki keunggulan di bidang penelitian, pengembangan, kekuatan pemasaran, dan keuangan. Selain itu, GlaxoSmithkline adalah satu-satunya perusahaan farmasi yang mengatasi tiga penyakit utama yang diidentifikasi oleh World Health Organization, yaitu HIV/AIDS, Tuberculosis, dan Malaria. GlaxoSmithkline terdapat di 117 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 100,000 orang, dan lebih dari 15,000 orang tim peneliti. GlaxoSmithkline memonitoring lebih dari 65 juta senyawa setiap tahun dalam penelitiannya terhadap obat baru, dan memproduksi hampir 4 milyar obat-obatan dan produk kesehatan, serta mensuplai seperempat dari vaksin di seluruh dunia. Terdapat beberapa produk yang menjadi unggulan 4

BAB II GSK

Embed Size (px)

Citation preview

16

BAB IITINJAUAN UMUM GLAXOSMITHKLINE

2.1 SejarahGlaxoSmithKline (GSK) merupakan perusahaan multinasional yang berbasis pada riset yang memiliki keunggulan di bidang penelitian, pengembangan, kekuatan pemasaran, dan keuangan. Selain itu, GlaxoSmithkline adalah satu-satunya perusahaan farmasi yang mengatasi tiga penyakit utama yang diidentifikasi oleh World Health Organization, yaitu HIV/AIDS, Tuberculosis, dan Malaria. GlaxoSmithkline terdapat di 117 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 100,000 orang, dan lebih dari 15,000 orang tim peneliti. GlaxoSmithkline memonitoring lebih dari 65 juta senyawa setiap tahun dalam penelitiannya terhadap obat baru, dan memproduksi hampir 4 milyar obat-obatan dan produk kesehatan, serta mensuplai seperempat dari vaksin di seluruh dunia. Terdapat beberapa produk yang menjadi unggulan dalam keberhasilan program pemasaran PT. GlaxoSmithKline yaitu empat diantara lima kelas terapeutik utama di dunia ; anti infeksi, Susunan Saraf Pusat/SSP (Central Nervous System/ CNS), saluran nafas (respiratory), dan saluran cerna (gastrointestinal), selain itu didukung pula oleh keberhasilan produk vaksin, dan beberapa produk dibidang perawatan oral seperti perawatan gigi serta minuman kesehatan bernutrisi.GlaxoSmithKline adalah gabungan dua perusahaan farmasi yaitu Glaxo Wellcome dan SmithKline Beecham, yang masing-masing memiliki sejarah yang panjang didunia farmasi. SmithKline Beecham yang dimulai dari SmithKline & Company yang merupakan rumah grosir obat terbesar di Philadelphia pada tahun 1980. Perusahaan ini berkembang dengan pesat setelah bergabung dengan beberapa perusahaan lain dan ditemukannya obat syaraf Eskays Neurophosphates, kapsul lepas lambat, obat demam dan flu, dan obat tukak lambung. SmithKline & Co, kemudian melalui beberapa proses bergabung dengan Beecham yang didirikan tahun 1842. Beecham menjadi besar juga karena akuisisi dan didirikannya laboratorium riset (Beecham research Laboratories). Dari sinilah ditemukannya antibiotik Amoxilin dan Augmentin untuk mengatasi resistensinya. Untuk meningkatkan efisiensi kerja, pada tanggal 26 Juli 1989 dilakukan penggabungan antara SmithKline dan Beecham grup menjadi SmithKline Beecham. Kemudian pada tahun 1994 SmithKline Beecham bergabung dengan Sterling Health.Sementara Glaxo Wellcome memiliki sejarah perkembangan yang panjang dan terbentuk dari dua perusahaan besar yaitu Glaxo dan Burroughs Wellcome. Glaxo berawal dari usaha produksi susu dan mentega, kemudian berkembang dengan ditemukannya Streptomycin dan vitamin B12. Sementara Burroughs Wellcome yang terbentuk pada tahun 1880 terkenal dengan produk Digoxin dan Polymixin. Tahun 1995 Glaxo dan Burroughs Wellcome bergabung menjadi Glaxo Wellcome. Glaxo Wellcome dan SmithKline Beecham bergabung pada tahun 2000 menjadi GlaxoSmithKline. Ini merupakan proses penggabungan GlaxoSmithKline. Sedangkan di Indonesia sendiri penggabungan baru dilakukan pada tahun 2001, tetapi secara hukum di Indonesia masih terdapat tiga perusahaan yaitu PT Sterling Products Indonesia, PT SmithKline Beecham, dan PT Glaxo Wellcome Indonesia.

2.2 Visi, Misi, Struktur Organisasi dan Startegi GSKa. Visi GlaxoSmithKlineSasaran bisnis utama GlaxoSmithKline yaitu menjadi pemimpin yang tidak terbantahkan (Indisputable leader) dalam industri farmasi. Target GSK yaitu menjadi pelopor industri farmasi dalam 5 tahun mendatang dan bagi seluruh industri dalam 10 tahun mendatang. Guna mencapai sasaran tersebut, semua karyawan harus mempunyai GSK spirit. Implementasi dari GSK spirit adalah : Mengejar tujuan dengan semangat kewirausahaan, selalu berinovasi, dan menghargai kinerja yang dicapai dengan integritas . Seluruh SDM GSK harus memiliki GSK spirit yang dijabarkan sebagai berikut :1. Performance with IntegrityMemenuhi semua janji melalui organisasi dan individu yang dapat dipercaya2. People with PassionMemberdayakan dan memotivasi orang untuk melakukan yang terbaik3. Innovation and EnterpreneurshipMenciptakan dan memperkuat keunggulan bersaing melalui keaslian ide dan pelaksanaan yang sempurna.4. Sense of UrgencyMenciptakan organisasi yang fokus, aktif, dan tangguh serta cepat belajar.5. Everyone Commited, Everyone ContributingMemberikan kesempatan kepada semua karyawan untuk memberikan kontribusi yang berarti dan untuk berhasil berdasarkan kelayakan mendapat penghargaan6. Accountability for AchievementMenetapkan, mengkomunikasikan, dan sepakat pada beberapa sasaran yang jelas dan penting, kinerja yang superior akan mendapatkan penghargaan.7. Alignment with GSK InterestBekerja sebagai Satu tim, satu pemikiran dalam mencapai misi bersama merefleksikan semangat dan strategi yang dimiliki bersama8. Develop Self and OthersBelajar secara berkesinambungan dan mengembangkan potensi serta kemampuan profesional. Pemimpin bertindak sebagai guru, pelatih, penggerak pengembangan, menciptakan belajar secara aktif selama bekerja di seluruh fungsi perusahaan.

b. Misi GlaxoSmithKlineMisi GlaxoSithKline yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga memungkinkan untuk dapat berbuat lebih banyak, merasa lebih baik dan dapat hidup lebih lama. To improve the quality of human live by enabling people to do more, feel better and live longer. Misi ini merupakan landasan utama bagi GSK dalam pelaksanaan semua kegiatan bisnisnya di industri farmasi.

c. Struktur OrganisasiGlaxoSmithKline merupakan perusahaan farmasi berbasis research yang terkemuka didunia, dan didukung oleh keahlian serta sumber daya yang tangguh. GSK berpusat di Inggris, dengan pusat operasionalnya berada di Amerika. GSK diatur oleh dewan pengurus direktur (Board of Directors) dan Corporate Executive Team. Dewan pengurus ini terdiri dari beberapa direktur eksekutif dan directur non eksekutif yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinan perusahaan, aktivitas, strategi dan performance perusahaan. Chief Excecutive Officer (CEO) bertanggung jawab dalam mengelola bisnis yang dibantu oleh Corporate Executive Team yang mengelola aktivitas GSK. Tiap anggota bertanggung jawab dalam bidangnya masing-masing untuk memberikan laporan kepada CEO. CEO GlaxoSmithKline saat ini dijabat oleh Andrew Witty.GlaxoSmithKline Indonesia memiliki tiga unit bisnis yaitu :a. Commercial Pharma Product untuk produk Ethicalb. Commercial Consumer Product untuk produk OTCc. GMS Indonesia, GMS (Global Manufacturing and Supply) Indonesia berada di regional GMS Consumer Health Care International.

d. Startegi GSKAdapun strategi bisnis dari GlaxoSmithKline yaitu :1. Mengembangkan bisnis yang bervariasi dan menyeluruhKedepannya GSK ingin membangun pasar potensial di pasar-pasar besar termasuk pasar Jepang. Selain itu, GSK ingin mementapkan dan terus mengembangkan bisnisnya dibidang Pharmaceutical yang mendukung peningkatan investasi pada produk-produk yang sedang berkembang seperti Vaksin, Cutomer helthcare.

2. Menyediakan produk-produk yang berkualitasGSK ingin :a. Memfokuskan pada pengembangan sains dan teknologib. Repersonalisasi R&Dc. Melakukan diverifikasi melalui eksternalisasid. Memfokuskan pada return of investasi

3. Menyederhanakan antibiotic pelaksanaanGSK berencana melakukan penyederhanaan antibiotik pelaksanaan yang melakukan perubahan cara kerja, proses dan struktur kearah yang lebih efektif dan efisien. Selain itu GSK juga melakukan restrukturisasi global yang merupakan katalisator utama dalam misi dan strategi GSK. Selain itu GSK juga memiliki rencana lain yaitu :a. Memajukan sistem komersialb. Melakukan pembentukan ulang proses produksic. Menjadikan proses berjalan dengan mulus secara efisien dan efektifMelakukan pengurangan biaya selama bekerja

2.3 Tata letak GlaxoSmithKline IndonesiaGlaxoSmithKline Indonesia didukung oleh tidak kurang dari 610 tenaga profesional yang berpengalaman dibidangnya, dan fasilitas yang terdapat di dua tempat dengan luas total mendekati 39.000 meter2. Pabrik GlaxoSmithKline berlokasi di :a. Cimanggis (Bagor Site) untuk produk produk Consumer Healthcare (PT. Sterling Products Indonesia) dan Antibiotics (PT. SmithKline Beecham Pharmaceuticals). Keduanya berada di gedung yang terpisah sesuai persyaratan CPOB. Bogor Site mempunyai luas tanah 19.460 m2 dengan luas bangunan 6.407,5 m2 . bangunan tersebut juga dibagi menjadi 2 macam yaitu untuk factory seluas 6.283,5 m2 dan untuk office 124 m2.b. Pulogadung site untuk produk produk Pharmaceuticals (PT. Glaxo Wellcome Indonesia). PT. Glaxo Wellcome Indonesia dengan luas tanah 19.250 m2 dan luas bangunan 10.200 m2 digunakan untuk pabrik 8.658,3 m2 sedangkan yang lain untuk kantor 1.563,7 m2.

2.4 Sistem Kualitas yang TerintegrasiKonsistensi kualitas produk yang dihasilkan merupakan hal terpenting bagi PT. Sterling Products Indonesia. Oleh karena itu, PT. Sterling Products Indonesia sangat memperhatikan Quality System (Gambar 2.1), yaitu sistem yang memungkinkan perusahaan untuk selalu konsisten terhadap tujuan perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Tujuan dari sistem kualitas ini aadalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction), keberhasilan bisnis, kepercayaan, kebanggaan, dan kualitas. Berikut adalah gambar sistem qualitas yang terintegrasi :

GMPStandard ISOSistem Kualitas yang TerintegrasiQMS

Gambar 2.1 Sistem Kualitas yang Terintegrasi

2.5 Laboratorium Quality Assurance (QA)2.5.1 Tugas Divisi QADivisi Quality Assurance berfungsi untuk menjamin bahwa semua produk yang dihasilkan oleh GlaxoSmithKline senantiasa memenuhi standard mutu yang ditetapkan selama self life-nya, yang meliputi segi keamanan dan khasiat dari obat yang dihasilkan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa :a. Bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas, dan keamanannya,b. Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan dan telah divalidasi sebelumnya, antara lain melalui evaluasi dokumentasi produksi terdahulu,c. Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu batch tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusi,d. Mutu produk yang ada di pasaran, produk return, dan complaint dari konsumen.

2.5.2 Kegiatan Divisi QAKegiatan yang dilakukan di QA, antara lain adalah Pemeriksaan bahan baku (Raw Material), Pemeriksaan bahan kemas (Packaging Material), Pemeriksaan Bulk Import, Pemeriksaan Finished Product, Pemeriksaan produk ruahan (antara), Pemeriksaan Retained Sample, Return Product, dan complaint. Selain tugas-tugas di atas, Divisi QA juga melaksanakan Validasi Proses, Validasi Metode Analisis, Kalibrasi alat, dan Pemeriksaan stabilitas obat jadi.A. Pengambilan sampelSebelum dilakukan pemeriksaan suatu barang atau material baik bahan baku maupun bahan jadi, dilakukan pengambilan sampel dari barang atau material yang hendak dianalisa yang disebut sampling, sehingga setelah diperiksa, maka barang atau material tersebut dapat diketahui apakah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sehingga dapat melanjutkan ke proses selanjutnya atau tidak.

Berikut adalah sumber-sumber pengambilan sampel :1. Bahan awal (starting materials) Bahan baku (raw materials) Bahan kemas (packaging materials)2. Produk antara (intermediate product)Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.3. Produk ruahan (bulk product)Tiap bahan olahan yang masih memerlukan tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi.4. Produk akhir (finished product)Sudah dalam wadah, dalam box dengan label dan insert slip. Pemeriksaan terhadap sampel dapat meliputi:1. Secara kimia, fisika, mikrobiologi : kuantitatif / kualitatif.2. Pemeriksaan secara variabel : pemeriksaan dengan pengukuran volume, tebal, diameter, dan lain-lain.Lokasi pengambilan sampel1. Sampel produk antara- Syrup: ruang proses- Cream / ointment: ruang proses- Tablet: ruang proses2. Sampel produk ruahan- Syrup: ruang filling- Cream / ointment: ruang filling- Tablet: ruang coatingPengambilan produk jadi (finished good) syrup, cream, ointment, dan tablet dilakukan di ruang pengemasan pada saat proses pengemasan berjalan. Cara pengambilan sampel tidak sembarangan, harus memenuhi prosedur yang telah ditetapkan, yaitu mencuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih, jika perlu dengan desinfektan (Alkohol 70%), pakailah masker, sarung tangan karet, dan pakaian pelindung.

B. Pemeriksaan Raw MaterialPemeriksaan ini dilakukan pada saat bahan baku baru masuk dan masih berada di gudang. Ketika bahan baku diterima oleh gudang, maka diberi nomor MRN (Material Receiving Note) yang kemudian diserahkan ke bagian PPIC untuk diberi keterangan urgent / CITO atau tidak. Apabila ada keterangan urgent, maka bahan baku tersebut harus segera diperiksa oleh laboratorium QA karena akan segera digunakan. Setelah diperiksa oleh laboratorium QA, hasil berupa Approved atau Rejected kemudian diserahkan ke atasan untuk disetujui.Bahan baku ada dua macam, yaitu bahan baku aktif dan bahan baku tambahan. Bahan baku aktif adalah semua komponen formulasi yang akan menimbulkan efek farmakologi (khasiat) dari suatu obat. Sedangkan bahan baku tambahan adalah untuk meningkatkan kinerja, baik fisik maupun stabilitas dari obat.

C. Pemeriksaan MikrobiologiPemeriksaan mikrobiologi meliputi pemeriksaan pada Raw Material, Produk Ruahan, dan Finished Product. Selain itu juga melakukan monitoring udara dan lingkungan pada ruang produksi dan laboratorium mikrobiologi. Sebelum membahas mengenai kegiatan pemeriksaan mikrobiologi, terlebih dahulu akan dibahas mengenai media, biakan bakteri, dan peralatan yang terdapat di laboratorium mikrobiologi.Media yang tersedia di laboratorium mikrobiologi merupakan media yang siap pakai. Artinya, dalam satu media sudah terkandung komponen-komponen nutrisi yang dibutuhkan. Sebagai contoh di dalam media Triptone Soya Agar(TSA) terkandung pepton, NaCl, dll, dengan komposisi yang sesuai. Berdasarkan bentuknya, media dibagi menjadi dua, yaitu padatan disebut agar dan cairan disebut broth atau kaldu. Sedangkan berdasarkan fungsinya, media dibedakan menjadi dua, yaitu:1. Media yang bersifat general (umum), artinya semua bakteri dapat tumbuh dalam media tersebut. Contohnya : media Triptone Soya Agar (TSA). Media ini digunakan untuk uji Total Microbial Aerobic Count (TMAC).2. Media yang bersifat selektif, artinya hanya bakteri tertentu yang dapat tumbuh dalam media ini. Contohnya : bakteri Pseudomonas aeruginosa yang hanya dapat tumbuh di media Pseudosel Agar(PSA). Media ini digunakan untuk mendeteksi bakteri pathogen. Selain itu, juga terdapat media yang hanya boleh sekali pakai dan harus dipakai dalam keadaan fresh, contohnya media Bismuth Sulphite Agar.D. Pemeriksaan Bulk Import untuk RepackBulk import adalah produk import yang harus dikemas kembali sesuai dengan penandaan dalam registrasi yang telah disetujui Departemen Kesehatan.Repack bulk import adalah proses pengemasan produk-produk import dengan mengadakan penambahan atau perbaikan penandaan (misal : penempelan sticker), penambahan bahan kemas lain (misal : penggantian dengan karton lokal) sesuai dengan penandaan yang telah disetujui Departemen Kesehatan dan Peraturan Pemerintah. Bulk import yang datang juga akan dibuatkan MRN (Material Receiving Note) oleh divisi gudang. Bulk import harus disertai sertifikat analisis. Sertifikat analisis diperiksa dan dicocokkan dengan spesifikasi, apabila sudah lengkap dan sesuai maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila bulk import tidak disertai sertifikat analisis, maka harus diminta kepada supplier atau barang tidak diterima. Sertfikat analisis harus diperiksa dan ditandatangani oleh Manajer QA, QC farmasi, dan analis. Setelah pemeriksaan terhadap sertifikat selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan label, leaflet, dan karton yang disesuaikan artwork.

E. Pemeriksaan Retain SampelTujuan penyimpanan retain sampel adalah untuk mewaspadai apabila terjadi pengaduan dari konsumen mengenai obat yang diproduksi, sehingga dapat menbandingkan obat yang terdapat pada konsumen dan yang disimpan pada retain sampel kemudian dianalisis bersama-sama. Apabila terjadi perbedaan hasil pemeriksaan, maka obat yang terdapat pada konsumen mengalami kerusakan pada saat didistribusikan atau penyimpanan pada pasar yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan.Semua retain sampel harus disimpan dan dijaga selama 5 tahun atau 2 tahun setelah bahan tersebut habis dipakai, kecuali sampel pelarut yang mudah terbakar disimpan selama 12 bulan. Tempat penyimpanannya di QA cool store.Untuk kontrol setiap batch retain sampel dicatat pada daftar contoh pertinggal. Tempat penyimpanannya di QA store.Kondisi penyimpanan retain sampel untuk Raw Material diatur pada suhu 25oC dan penanggung jawab penyimpanan retain sampel diserahkan kepada Quality Assurance Division.Wadah untuk retain sampel adalah botol/vial berwarna coklat, mulut lebar, ukuran disesuaikan dengan jumlah sampel.Penandaan pada wadah retain sampel yaitu berupa label yang berisikan data-data :a. Nama produkg. No. MRNb. Code No.h. No. Labc. Batch No.i. No. wadah...dari...d. Expired datej. Suhu penyimpanane. Supplierk. Tanggal pemeriksaanf. Pabrikl. Paraf pemeriksa

F. Pemeriksaan Packaging MaterialPada bagian packaging ini, diperiksa kelengkapan, kesesuaian kemasan (dus, tube, botol plastik, botol gelas), leaflet, label, yang baru datang dari supplier. Sampel diambil secara random dan diperiksa secara spesifikasinya berdasarkan standard yang telah ditetapkan. Pemeriksaan ini dilakukan di Packaging station, menggunakan metoda sampling by attribute military standard (ISD). Yang diperiksa antara lain pemerian, ukuran, nama supplier, warna, cara penyimpanan, dan lain-lain.Ketidaksesuaian yang terjadi dapat mencapai tingkatan tertentu. Ketidaksesuaian tersebut dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:1. Critical defectDefect berdasarkan pertimbangan dan pengalaman yang dapat membahayakan pemakai atau kurang aman atau menyimpang dari tujuan semula.Misalnya : salah No. Reg, salah formula, salah dosis.2. Major defectDefect di luar critical defect yang dapat mengakibatkan gagalnya atau mengurangi daya guna produk. Misalnya : bentuk/ukuran produk yang tidak sesuai.3. Minor defectDefect yang kecil dari standard yang sudah ditetapkan dan hanya mempunyai sedikit pengaruh efektifitas dari unit tersebutMisalnya : pinggiran label yang tidak rata, etiket yang kumal, dan insert slip yang sobek.Beberapa barang import biasanya mengalami pengemasan kembali, maka kemasan tersebut dibuat di Indonesia dengan melihat kemasan asli di negara asal yang disesuaikan dengan kemasan tersebut. Setelah itu, kemasan tersebut dibuat oleh supplier yang sebelumnya telah diaudit terlebih dahulu oleh Packaging Coordinator, QA Manager, dan Procurement. Tetapi ada pula beberapa obat import yang tidak mengalami pengemasan kembali dan tetap menggunakan kemasan awal, tetapi pada kemasan tersebut ditempelkan label yang berisi lambang bulatan merah dan tulisan HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Selain itu, terdapat beberapa leaflet yang diubah ke dalam bahasa Indonesia (biasanya untuk obat yang diperjual-belikan dengan bebas), atau bahasa Inggris, untuk itu diperlukan keterlibatan pihak medical dalam memeriksa leaflet ini.Aluminium foil untuk blister biasanya diimport, kemudian dicetak di Indonesia, tetapi sekarang pihak pencetak telah dapat menyediakan blister import yang biasa digunakan dan sekaligus mencetaknya. Aluminium foil terdapat dua jenis, yaitu lid foil (tipis, terdiri dari aluminium foil dan PVC) dan bottom foil (tebal). Alur bahan kemas sampai di-realease atau di-reject:Artwork yang dibuat Product Development kemudian diperiksa oleh analis/inspector kemudian di-approved oleh QA Manager dan oleh bagian regulatory. Di bagian regulatory, artwork akan diperiksa kelengkapannya apakah sesuai dengan peraturan dari POM (Pengawas Obat dan Makanan. Setelah itu artwork diperiksa marketing untuk melihat kesesuaian artwork dengan keinginan pasar. Selanjutnya ke bagian medical affair untuk melihat istilah kedokteran yang digunakan, kemudian artwork kembali ke bagian Packaging Coordinator, yang kemudian akan meneruskannya ke Presiden Direktur, yang akan menghasilkan final artwork. Dari final artwork dibuat PMR (Packaging Material Requirement) yang kemudian akan diberitahu melalui email kepada seluruh bagian yang terkait. PPIC (Production Planning and Inventory Control) kemudian akan mengeluarkan PR (Purchase Request) ke bagian Procurement, yang kemudian akan mengeluarkan PO (Purchase Order). Selanjutnya Packaging Coordinator akan memberikan artwork kepada supplier yang sudah dipilih oleh Procurement, kemudian supplier akan memberikan artwork yang sudah dibuat untuk diperiksa Packaging Coordinator. Apabila sudah sesuai, maka dibuat sebanyak 4 sheet untuk Packaging Coordinator, supplier, analis Packaging Material, ditandatangani oleh QA Manager, dan arsip. Kemudian pembuatan proofprint yang diperiksa oleh inspector, Packaging Coordinator, QA Manager, dan supplier. Apabila sudah disetujui, barang akan dikirim kemudian akan diperiksa kembali oleh QA, dan ditentukan apakah bahan kemas tersebut di-approved atau di-reject. Bentuk kemasan yang akan dibuat berdasarkan pada :1. Untuk produk consumer : berdasarkan pemberitahuan/ permintaan marketing.2. Untuk produk etikal : melihat dari negara asal dan dicocokkan di Indonesia.Pengiriman produk dalam bentuk jadi yang langsung dipasarkan, kemasan dibuat oleh negara pengekspor berdasarkan artwork yang dikirim negara pengimpor. Untuk produk dalam bentuk ruahan, kemasan ditentukan oleh negara pengimpor. Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium QA juga melibatkan sistem pelabelan untuk menandai material yang telah diperiksa dengan yang tidak. Sistem pelabelan diterapkan pada : wadah bahan awal, wadah produk dalam proses, wadah produk ruahan, wadah obat jadi, ruang dan peralatan, serta pallet.Status yang digunakan dalam bahan awal, dalam proses, dan obat jadi, terdiri atas :1. QUARANTINED, yaitu label berwarna kuning untuk barang atau material yang baru masuk gudang (warehouse) dan belum disampling oleh pihak laboratorium. Jika sudah diambil bahan baku atau bahan kemas tersebut untuk dianalisa, baik sifat fisik maupun kimianya, maka ditempelkan label CONTOH SUDAH DIAMBIL tepat di bawahnya.2. CONTOH SUDAH DIAMBIL, yaitu label berwarna putih yang digunakan untuk menunjukkan barang atau material tersebut sudah diambil oleh laboratorium dan sedang dalam proses analisa. Barang atau material yang diberi label ini tidak boleh mengalami proses apapun.3. APPROVED, yaitu label berwarna hijau yang menunjukkan bahwa barang atau material tersebut telah diperiksa oleh laboratorium QA dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga dapat melanjutkan ke proses berikutnya. Label ditempel di atas QUARANTINED sehingga menutup seluruh bagian label QUARANTINED tersebut. Label APPROVED juga ada yang berwarna putih, label ini digunakan untuk produk yang masih memerlukan pengemasan.4. REJECTED, yaitu label berwarna merah yang menunjukkan bahwa barang atau material tersebut telah diperiksa oleh laboratorium QA dan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat melanjutkan ke proses selanjutnya. Penempelan label ini harus menutupi label QUARANTINED. Barang atau material yang di-reject, harus dikembalikan ke supplier atau dimusnahkan di GSK.Contoh label dapat dilihat pada lampiran. Untuk melakukan analisis, divisi QA memiliki alat-alat, antara lain :a). Alat untuk Pemeriksaan Kimia 1. Alpha Q / Milli Q9. pH meter2. Bransonic10. Polarimeter3. Tes Disolusi11. Refractometer4. Gas Chromatography (GC)12. Sentrifuge5. High Performance Liquid13. ShakerChromatography (HPLC)14. Spektrofotometer IR6. Karl Fisher15. Spektrofotometer UV-Vis7. Kjeldahl16. Termometer8. Melting Point17. UV-cabinet18. Neraca analitik20. Viscometer19. Vacuum oven21. Ultrasonic

b). Alat untuk Pemeriksaan Mikrobiologi1. Autoclave2. Bio Hazard Cabinet3. Inkubator4. Laminar air flow5. Mikroskop

4