Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Luas wilayah Kota Tanjungbalai sebesar 6.052 Ha atau 60,52 km2. Wilayah
admisnistrasi Kota Tanjungbalai terbagi ke dalam 6 kecamatan dan 31
kelurahan. Kecamatan Datuk Bandar menjadi wilayah terluas dengan luas
wilayah mencapai 2.249 Ha atau sekitar 37,16 persen dari seluruh luas Kota
Tanjungbalai. Sedangkan Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi wilayah
terkecil dengan luas 84 ha atau hanya sekitar 1,39 persen dari seluruh luas
Kota Tanjungbalai.
Gambar 2.1. Peta Administrasi Wilayah Kota Tanjungbalai
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 2
Secara administratif, semua bagian wilayah Kota Tanjungbalai berbatasan
langsung dengan Kabupaten Asahan. Batas wilayah Kota Tanjungbalai secara
rinci adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan
Sebelah selatan : Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan
Sebelah barat : Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan
Sebelah timur : Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan
1) Kondisi Geografi Daerah
a. Posisi Astronomis
Kota Tanjungbalai terletak di antara 2˚58’15”- 3˚01’32” Lintang Utara dan
99˚48’00”-99˚50’16” Bujur Timur dan berada pada pertemuan 2 (dua) sungai
besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka,
memiliki akses yang sangat mudah menuju tempat wisata internasional yakni
kawasan Danau Toba. Oleh karenanya kini Kota Tanjungbalai memiliki sebutan
baru yakni ”Mutiara Selat Malaka di Hilir Danau Toba”.
b. Posisi Geostrategis
Kota Tanjungbalai berada sekitar 184 km dari Medan sebagai ibukota Sumatera
Utara. Meskipun relatif tidak terlalu dekat dengan ibukota provinsi, Kota
Tanjungbalai diuntungkan karena terletak pada pertemuan dua sungai besar
yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka. Kondisi
tersebut menjadikan Kota Tanjungbalai sebagai jalur perdagangan internasional
dan menjadi tempat lalulintas barang dan jasa yang relatif ramai di pesisir timur
Sumatera.
c. Kondisi Kawasan
Kota Tanjungbalai secara umum termasuk dalam kawasan perkotaan yang tidak
memiliki kawasan pedalaman, terpencil, pesisir ataupun pegunungan. Wilayah
pesisir berada di perbatasan dan dimiliki oleh Kabupaten Asahan.
d. Topografi
Secara umum, wilayah Kota Tanjungbalai terletak pada kemiringan 0-3 m diatas
permukaan laut atau berupa dataran rendah dengan dominasi jenis tanah
alluvial, latosol, dan pasir. Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah tertinggi
dengan tinggi wilayah sekitar 3 meter di atas permukaan laut. Sedangkan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 3
Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah terendah dengan tinggi wilayah hanya
sekitar 0-1 meter di atas permukaan laut.
Posisi Kota Tanjungbalai yang dilalui dua sungai besar menyebabkan tingkat
kesuburan tanahnya dipengaruhi oleh pasang surut air, sehingga tidak jarang
wilayah Kota Tanjungbalai digenangi oleh air dan menjadi kawasan rawa-rawa.
Tabel 2.1. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL)MenurutKecamatan di Kota Tanjungbalai Tahun 2017
No Kecamatan Tinggi (m)
1 Datuk Bandar 3
2 Datuk Bandar Timur 2
3 Tanjungbalai Selatan 2
4 Tanjungbalai Utara 2
5 Sei Tualang Raso 1,5
6 Teluk Nibung 0-1
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2018
e. Hidrologi
Selain Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka,
Kota Tanjungbalai juga dialiri beberapa sungai kecil. Sungai-sungai kecil
tersebut di antaranya adalah Sungai Pematang, Sungai Merbau, Sungai Kapias,
dan Sungai Raja yang bermuara ke Sungai Asahan dan Sungai Silau, dan
lain-lain.
f. Klimatologi
Suhu udara rata-rata Kota Tanjungbalai sekitar 250C-320C. Kota Tanjungbalai
beriklim tropis serta mengalami musim hujan dan musim kemarau, relatif sama
dengan wilayah lainnya yang berada di Sumatera Utara. Kota Tanjungbalai
tergolong daerah yang panas karena lokasi yang berada dekat dengan laut.
Selama tahun 2017 tercatat bahwa temperatur rata-rata Kota Tanjungbalai
mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Suhu
maksimum mencapai 270C yang terjadi pada bulan Juni sedangkan suhu
minimum mencapai 190C yang terjadi pada bulan Februari.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungbalai pada
tahun 2017 terdapat 118 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak
1.761 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Mei yaitu 405 mm dengan
hari hujan sebanyak 16 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi pada bulan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 4
April sebesar 33 mm dengan hari hujan 3 hari.
Tabel 2.2. Rata-rata Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan
di Kota Tanjungbalai Tahun 2017
Bulan
Curah Hujan Hari Hujan
(mm) (hari)
Januari 193 11
Februari 73 13
Maret 141 9
April 33 3
M e i 405 16
J u n i 25 4
J u l i 81 11
Agustus 188 11
September 173 15
Oktober 157 9
November 223 10
Desember 69 6
2017 1.761 118
Sumber : Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2018
g. Penggunaan lahan
Tabel 2.3. Penggunaan Lahan Kota Tanjungbalai Tahun 2013—2017 (dalam hektar)
No. Penggunaan Lahan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
I Lahan Pertanian 2.396 2.395 2.395 2.394 2.345
1 Lahan Sawah 319 314 294 288 156
a. Irigasi 166 164 164 164 92
b. Tadah Hujan 78 75 55 49 15
c. Rawa Pasang Surut 75 75 75 75 49
d. Rawa lebak - - - - -
2 Lahan Pertanian Bukan Sawah 2.077 2.081 2.101 2.106 2.189
a. Tegal/Kebun 1.644 1.648 1.668 1.662 1.722
b. Ladang/huma 330 330 330 329 364
c. Perkebunan - - - - -
d. Hutan Rakyat 19 19 19 19 19
e. Padang
Penggembalaan/padang rumput
- - - - -
f. Hutan negara - - - - -
g. Sementara tidak diusahakan 5 5 5 5 5
h. Lainnya (tambak, kolam,
empang, dll)
79 79 79 79 79
II
Lahan Bukan Pertanian (jalan,
permukiman, perkantoran, sungai, dll)
3.656
3.657
3.657
3.670
3.707
III T O T A L ( I + II ) 6.052 6.052 6.052 6.0523. 6.052
Sumber: Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 5
Jenis penggunaan lahan yang terdapat di Kota Tanjungbalai terdiri dari
penggunaan lahan yang telah terbangun pada tahun 2017 sebesar 61,25 persen
dan lahan yang belum terbangun sebanyak 38,75 persen. Jenis lahan terbangun
yang terdapat di Kota Tanjungbalai terdiri dari jalan, permukiman, perkantoran,
sungai, dan lain-lain. Sedangkan jenis lahan non terbangunnya, antara lain
persawahan, perkebunan rakyat, kebun campuran dan lain-lain.
Selama kurun waktu lima trahun terakhir luas lahan pertanian terusmengalami
penurunan dari 2.396 ha pada tahun 2013 menjadi 2.345 ha pada tahun 2017.
Lahan pertanian banyak dialihfungsikan menjadi permukiman penduduk.
Diperlukan upaya serius dari pemerintah daerah dan masyarakat agar lahan
pertanian tidak beralih fungsi karena berkaitan dengan ketahanan pangan
nasional. Hal ini disebabkan setiap tahun pertumbuhan populasi semakin
bertambah sehingga kebutuhan memenuhi persediaan makanan serta energi
juga semakin meningkat.
2) Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tanjungbalai
Tahun 2013-2033 potensi pengembangan wilayah terdiri dari :
a. Kawasan Lindung
Penetapan kawasan ini didasarkan pada kondisi fisik yang rentan/rawan
bencana genangan/banjir serta kekhasan daerah Kota Tanjungbalai yang
dikelilingi aliran sungai besar seperti Sungai Silau dan Sungai Asahan. Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2033 meliputi :
a) Kawasan perlindungan setempat
b) Kawasan suaka alam dan cagar budaya
c) Kawasan rawan bencana alam
d) Kawasan ruang terbuka hijau
b. Kawasan Budidaya
Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya buatan. Rencana pola ruang kawasan budidaya tahun 2013-
2033 adalah sebagai berikut :
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 6
Tabel 2.4. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kota Tanjungbalai
No Rencana Pola Ruang Kawasan
Uraian
1.
Kawasan
Peruntukan Perumahan
-
- Permukiman Kepadatan Tinggi (>150 bangunan/ha)
direncanakan 91 ha pada Kecamatan Tanjungbalai Utara dan Tanjungbalai Selatan (Pusat Pelayanan Kota),
Kecamatan Teluk Nibung (SPPK 4), Kecamatan Sei Tualang Raso (SPPK 3), Kecamatan Datuk Bandar Timur
(SPPK 2) - Permukiman Kepadatan Sedang (51-150 bangunan/ha)
direncanakan 163 hatersebar di Kecamatan Datuk
Bandar, Datuk Bandar Timur, Sei Tualang Raso, dan Teluk Nibung
- Pemukiman Kepadatan Rendah (0-50 Bangunan / ha ) tersebar pada hamper seluruh kelurahan pada tiap
kecamatan. -
2.
Kawasan Peruntukan
Perkantoran
- - Kawasan perkantoran pemerintahan seluas 69 ha
dipertahankan pada kondisi existing - Kawasan perkantoran swasta di Kelurahan Bunga
Tanjung. -
3.
Kawasan Peruntukan
Perdagangan dan
Jasa
-
- Kawasan pasar tradisionalseluas ± 3,5 ha dikembangkan pada Kelurahan Sirantau, Indra Sakti, Karya, Perjuangan
dan Sei Raja.
- Kawasan pusat perbelanjaanseluas ± 5 ha dikembangkan pada Kelurahan Mata Halasan, Tanjungbalai Kota II dan
Tanjungbalai Kota III. - Kawasan Toko Modern seluas ± 3 ha dikembangkan pada
Kelurahan Indra Sakti, Karya dan Perwira. -
4.
Kawasan
Peruntukan Industri
-
- Kawasan industri kecil dan mikroseluas ± 6,15 ha
dikembangkan untuk mendukung sektor industri, terdapat di Kelurahan Sijambi dan Keramat Kubah
- Kawasan industri menengah seluas ± 342,08 ha diperuntukkan industri menengah bidang pengolahan
hasil perikanan dan perkebunan di Kecamatan Sei Tualang Raso dan Kecamatan Teluk Nibung.
-
5.
Kawasan
Pariwisata
Wisata budaya direncanakan seluas ± 157 ha diarahkan
di kawasan bangunan bersejarah
- Wisata buatan diarahkan pada pengembangan Kawasan Perdagangan Terpadu dan dermaga
penyebrangan/Water Front City di Kelurahan Indra Sakti (Kecamatan Tanjungbalai Selatan) dan Pulau
Simardan. - Wisata alam diarahkan pada pengembangan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 7
No Rencana Pola
Ruang Kawasan
Uraian
pulau-pulau di Sungai Asahan.
6.
Ruang Terbuka Non Hijau
seluas ± 7,25 ha pelataran parkir, perkantoran, perdagangan dan jasa di Kel. Sijambi, Indra Sakti dan
Tanjungbalai Kota IV lapangan upacara dan olah raga mempertahankan
kondisi existing pembatas/median jalan dan koridor
antar bangunan di Kelurahan Sijambi. -
7.
Ruang Evakuasi Bencana
merupakan ruang evakuasi darurat untuk tempat berlindung dan penyaluran bantuan sosial di Lapangan
Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah, gedung serbaguna dan
lapangan bola di Teluk Nibung.
8.
Kawasan
Pertanian
seluas ± 1.591 ha diarahkan pada tanaman pangan di Kecamatan Datuk Bandar kawasan hortikultura dengan
komoditas kelapa, kelapa sawit dan palawija.
9.
Kawasan Sektor
Informal
seluas ± 0,23 ha Kegiatan pedagang kaki lima menempati
lokasi Tanjungbalai Food Court, kegiatan perdagangan dan jasa di Water Front City, pasar tradisional
dan jalan-jalan utama.
10.
Kawasan Peruntukan
Perikanan
seluas ± 3 ha Pengelolaan perikanan darat diarahkan di Kelurahan Selat Tanjung Medan, Sijambi, Pantai Johor,
Pahang dan Pasar Baru.
Pembibitan benih ikan (lele, nila, gurame, mas dan udang galah) di Kelurahan Sijambi dan
Kapias Pulau Buaya.
Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2033
Kota Tanjungbalai memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis.
Penetapannya karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkungan
kota terhadap ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan pertahanan
keamanan.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 8
Tabel 2.5. Rencana Pola Ruang kawasan Strategis Kota Tanjungbalai
No Rencana Pola
Ruang Kawasan
Uraian
1.
Kawasan trategis
Dari Sudut
Kepentingan
Ekonomi
Meliputi:
- Kawasan pelabuhan Teluk Nibung di Kel. Perjuangan
Kecamatan Teluk Nibung
- Kawasan industri di Kel. Sei Raja Kec. Sei Tualang Raso
- Kawasan pergudangan di Kel. Perjuangan, Beting Kuala
Kapias, Kapias Pulau Buaya, Pematang Pasir dan Sungai
Merbau Kec Teluk Nibung
- Kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kel. Indra Sakti
Kec. Tanjungbalai Selatan
- Kawasan perdagangan campuran serta hasil perikanan
di kawasan di Kel. Indra Sakti Kec. Tanjungbalai Selatan
- Kawasan pariwisata di Kel. Selat Tanjung Medan
Kec. Datuk Bandar Timur
2. Kawasan
Strategis dari
Sudut
Kepentingan
Sosial dan
Budaya
Meliputi:
- Diarahkan berupa kawasan cagar budaya di sepanjang
Jalan Mesjid, Jalan Asahan, Jalan Gereja dan Jalan
Veteran ± 2,72 Ha di Kel. Indra Sakti dan Karya Kec.
Tanjungbalai Selatan
- Kawasan Pertokoan Lama (Pecinan) dan Vihara di
Kecamatan Tanjungbalai Utara dan Tanjungbalai
Selatan
3. Kawasan
Strategis dari
Sudut
Kepentingan
Pertahanan dan
Keamanan
Meliputi:
- Kawasan TNI-AL seluas ± 0,49 ha di Kel. Indra Sakti dan
Karya Kec. Tanjungbalai Selatan
Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2033
3) Wilayah Rawan Bencana
Identifikasi wilayah rawan bencana di Kota Tanjungbalai dilakukan sebagai
bentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai bencana
yang berpotensi terjadi. Area Kota Tanjungbalai yang relatif berada di dataran
rendah dengan kemiringan wilayah hanya sekitar 0-3 meter di atas permukaan
laut, membuat Kota Tanjungbalai cenderung rawan terhadap genangan-
genangan air baik yang disebabkan oleh air hujan maupun dari pengaruh
pasang surut air sungai. Potensi banjir kiriman juga bisa saja terjadi karena
posisi Kota Tanjungbalai yang berada di antara pertemuan 2 (dua) sungai besar
yakni Sungai Asahan dan Sungai Silau.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 9
Wilayah yang relatif rawan terdampak banjir pada umumnya adalah
wilayah yang berada di sekitar aliran sungai yaitu di Kelurahan Pahang dan
Kelurahan Gading (Kecamatan Datuk Bandar), Kelurahan Bunga Tanjung, Selat
Lancang, Selat Tanjung Medan, Semula Jadi dan Kelurahan Pulau Simardan
(Kecamatan Datuk Bandar Timur).
4) Demografi
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kota
Tanjungbalai, penduduk Kota Tanjungbalai pada tahun 2017 berjumlah 171.187
jiwa dengan kepadatan penduduk 2.829 jiwa per km2. Jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun-tahun sebelumnya terlihat Kota Tanjungbalai
semakin padat penduduknya. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.1.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tanjungbalai, 2013-2017
Sampai dengan periode 2017, jumlah penduduk laki-laki masih mendominasi
populasi Kota Tanjungbalai dengan jumlah 86.277 jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk perempuan berjumlah 84.910 jiwa. Sedangkan secara usia, penduduk
usia 5—9 tahun merupakan penduduk dengan jumlah terbanyak dibanding usia
158.599
164.675
167.012
169.084
171.187
0,91
3,83
1,42 1,24 1,24
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
152.000
154.000
156.000
158.000
160.000
162.000
164.000
166.000
168.000
170.000
172.000
174.000
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 10
penduduk Kota Tanjungbalai lainnya. Sampai dengan periode 2017, jumlah
penduduk usia 5—9 tahun mencapai 19.936 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 10.270 jiwa dan perempuan sebanyak 9.666 jiwa.
Sementara itu jika dilihat dari persebaran penduduk menurut kecamatan, setiap
tahunnya selama 2013-2017 Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan
jumlah penduduk terbanyak. Pada 2017, jumlah penduduk Kecamatan Teluk
Nibung telah mencapai 39.682 jiwa, atau mengalami penambahan sebanyak
2.025 jiwa dibandingkan periode 2013. Sedangkan Kecamatan Tanjungbalai
Utara menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil. Sampai dengan
2017, jumlah penduduk Kecamatan Tanjungbalai Utara sebanyak 17.582 jiwa.
Meskipun demikian, Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi daerah terpadat
dibanding kecamatan lainnya di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2017,
Kecamatan Tanjungbalai Utara memiliki kepadatan 20.931 jiwa/ha. Sedangkan
Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan kepadatan terkecil dengan
kepadatan 1.666 jiwa/ha.
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.2. Piramida Penduduk Kota Tanjungbalai, 2017
15000 10000 5000 0 5000 10000 15000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Perempuan
Laki-Laki
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 11
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Tanjungbalai menurut Kecamatan, 2013—2017
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan perekonomian Kota Tanjungbalai pada Tahun 2017 sebesar
5,51 persen mengalami penurunan dibandingkan laju pertumbuhan tahun
35.551
28.339
20.332
16.685
23.890
37.657
36.036
28.727
20.611
16.913
24.216
38.172
36.547
29.135
20.903
17.153
24.560
38.714
37.001
29.496
21.163
17.365
24.864
39.195
37.461
2.983
21.425
17.582
25.174
39.682
0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000
Datuk Bandar
Datuk Bandar Timur
Tanjungbalai Selatan
Tanjungbalai Utara
Sei Tualang Raso
Teluk Nibung
2017
2016
2015
2014
2013
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 12
sebelumnya, yaitu sebesar 5,76 persen dan masih berada diatas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yaitu 5,12 persen dan nasional sebesar
5,07 persen. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dan nasional
dari tahun 2013 s/d tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2018
Grafik 2.4.
Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara dan Nasional ADHK 2010 Periode Tahun 2013—2017.
Struktur ekonomi Kota Tanjungbalai tahun 2017 sebagian besar
dihasilkan oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan motor, diikuti lapanga usaha industri pengolahan, dan lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha konstruksi.
Sementara peranan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas, lapangan usaha
jasa perusahaan serta lapangan usaha pengadaan air, pengolahan sampah,
limbah dan daur ulang terhadap PDRB merupakan konstribusi terkecil, seperti
yang terlihat pada tabel berikut.
5,94 5,78 5,57
5,76 5,51 6,07
5,23 5,10 5,18 5,12 5,56
5,01 4,88 5,03 5,07
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2013 2014 2015 2016 2017
Tanjungbalai Sumatera Utara Nasional
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 13
Tabel 2.6. Peranan PDRB ADHB Kota Tanjungbalai Menurut
Lapangan Usaha (%), 2013—2017
LAPANGAN USAHA DISTRIBUSI TAHUN
2013 2014 2015 2016* 2017**
A. Pertanian,Kehutanan & Perikanan 17,33 17,26 17,40 17,22 17,32
B. Pertambangan & Penggalian 2,02 1,95 2,04 2,06 1,92
C. Industri Pengolahan 18,35 18,22 18,23 18,44 19,11
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,82 0,74 0,70 0,61 0,72
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah & Daur Ulang
0,82 0,74 0,70 0,61 0,72
F. Konstruksi 15,07 15,12 15,36 15,67 16,03
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reperasi Mobil & Sepeda
21,02 21,58 21,42 21,40 21,13
H. Transportasi & Pergudangan 6,68 6,44 6,28 6,11 5,93
I. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
2,25 2,28 2,27 2,24 2,19
J. Informasi dan Komunikasi 0,96 0,90 0,87 0,85 0,83
K. Jasa Keuangan & Asuransi 2,08 2,00 1,94 1,92 1,85
L. Real Estate 3,45 3,41 3,32 3,25 3,11
M,N. Jasa Perusahaan 0,33 0,31 0,30 0,30 0,30
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan & Jaminan Sosial
6,21 6,32 6,41 6,45 6,15
P. Jasa Pendidikan 1,49 1,48 1,44 1,40 1,35
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,79 0,81 0,80
R,S,T,U. Jasa Lainnya 1,03 1,06 1,07 1,10 1,09
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Tanjungbalai, 2018
Catatan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
2. Laju Inflasi
Sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungbalai,
pendataan terhadap inflasi tidak dilakukan di Kota Tanjungbalai. Ukuran inflasi
Kota Tanjungbalai mengacu pada perkembangan inflasi Kota Pematangsiantar.
Sehingga gambaran inflasi Kota Pematangsiantar dianggap dapat mewakili
inflasi di Kota Tanjungbalai. Selama lima tahun terakhir, perkembangan inflasi
Kota Pematangsiantar berfluktuasi. Pada periode 2013, inflasi Kota
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 14
Pematangsiantar mencapai nilai tertinggi sebesar 12,02 persen. Angka inflasi
tersebut bahkan lebih tinggi dari inflasi Provinsi Sumatera Utara dan inflasi
nasional. Namun pada 2014, nilai inflasi mengalami penurunan menjadi sebesar
7,94 persen dan menurun lagi pada tahun 2015 menjadi 3,36 persen serta 4,76
persen pada tahun 2016 dan menjadi 3,1 persen pada tahun 2017.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2018
Grafik 2.5.
Perkembangan Inflasi Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara Dan Nasional, Tahun 2013—2017
3. PDRB Per kapita
PDRB per kapita Kota Tanjungbalai mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik
atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku. PDRB per kapita
Kota Tanjungbalai atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sebesar
29.890.544 rupiah meningkat sampai dengan 43.373.414 rupiah pada tahun
2017. Sementara itu jika dilihat berdasarkan harga konstan (dengan
menghilangkan kenaikan pengaruh harga/inflasi) PDRB per kapita Kota
Tanjungbalai tahun 2013 sebesar 25.560.430 rupiah dan mengalami
peningkatan sampai dengan 30.229.200 rupiah pada tahun 2017.
Perkembangan PDRB per kapita tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Kota
Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel berikut.
12,0
2
7,94
3,36
4,76
3,10
10,1
8
8,17
3,24
6,34
3,20
8,3
8
8,36
3,35
3,02
3,61
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
2013 2014 2015 2016 2017
Pematangsiantar
Sumatera Utara
Nasional
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 15
Tabel 2.7. PDRB Per Kapita Berdasarkan Harga Konstan 2010 dan Harga
Berlaku di Kota Tanjungbalai, 2013—2017.
No Deskripisi Tahun
2013 2014 2015 2016* 2017**
1 Penduduk (jiwa)
158.599 164.675 167.012 169.084 171.187
2 PDRB ADHK (juta rupiah)
4.152.394,15 4.392.504,69 4.637.213,88 4.904.544,99 5.174.845,42
3 PDRB
perkapita ADHK (rupiah)
25.560.430
26.674.265
27.765.752
29.006.558
30.229.200
4 PDRB ADHB
(juta rupiah) 4.855.838,59 5.439.084,74 6.051.917,22 6.722.588,96 7.424.964,63
5 PDRB
perkapita ADHB (rupiah)
29.890.544
33.029.207
36.236.421
39.758.871
43.373.414
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Tanjungbalai 2013-2017
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Tanjungbalai 2013-2017
Grafik 2.6.
Perkembangan PDRB Perkapita Kota Tanjungbalai Tahun 2013—2017
29.890.544
33.029.207
36.236.421
39.758.871
43.373.414
25.560.430 26.674.265
27.765.752 29.006.558
30.229.200
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
35.000.000
40.000.000
45.000.000
50.000.000
2013 2014 2015 2016 2017
PDRB Perkapita ADHB PDRB Perkapita ADHK
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 16
4. Indeks Gini
Bila dilihat dari aspek kesejahteraan masyarakat, secara umum dapat dikatakan
bahwa pendapatan masyarakat Kota Tanjungbalai cukup merata yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien gini (gini ratio) Kota Tanjungbalai dari tahun
2012—2016 berada dibawah 0,4 (tingkat ketimpangan rendah) yang ditunjukkan
pada grafik berikut.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Grafik 2.7. Gini Ratio Kota Tanjungbalai Tahun 2012—2016
Koefisien gini adalah ukuran ketidak merataan atau ketimpangan agregat, yang
angkanya berkisar nol (pemeratan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang
sempurna). Dengan kata lain bila suatu distribusi pendapatan makin merata
maka nilai koefisien gininya mendekati nol dan sebaliknya bila suatu distribusi
pendapatan dikatakan makin tidak merata maka nilai koefisien gininya makin
mendekati satu. Ada 3 (tiga) tingkat ketimpangan (ketidakmerataan)
berdasarkan nilai koefisien gini yaitu: tingkat ketimpangan rendah (< 0,4),
tingkat ketimpangan sedang (0,4—0,5), dan tingkat ketimpangan tinggi (> 0,5).
Tabel 2.8. Pemerataan pendapatan versi Bank Dunia
KRITERIA BANK DUNIA
Tahun 2014
40% Terbawah 23,00
40% Menengah 37,54
20% Atas 39,46
Tahun 2015
40% Terbawah 19,73
40% Menengah 34,58
20% Atas 45,69
Tahun 2016
40% Terbawah 18,52
40% Menengah 35,84
20% Atas 45,64 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
0,2500
0,2000
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 17
5. Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kota Tanjungbalai hingga tahun 2014 jumlah
penduduk miskin 23.170 jiwa atau 14,02 persen sehingga persentase penduduk
diatas garis kemiskinan sebesar 85,98 persen. Tetapi pada tahun 2015
mengalami peningkatan menjadi 15,08 persen atau sebanyak 25.090 jiwa,
dengan kata lain persentase penduduk yang berada diatas garis kemiskinan
menurun menjadi 84,92 persen. Pada tahun 2016 tingkat kemiskinan tersebut
menurun kembali menjadi 24.420 jiwa atau 14,49 persen sehingga persentase
penduduk diatas garis kemiskinan adalah sebesar 85,51 persen. Sementara
pada tahun 2017 meskipun persentase tingkat kemiskinan menurun sedikit
menjadi 14,46 persen tetapi jumlah penduduk miskinnya bertambah menjadi
24.690 jiwa dengan persentase penduduk yang berada diatas garis kemiskinan
sebesar 85,54 persen. Pada tahun 2018 tingkat kemiskinan meningkat lagi
menjadi 14,64 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 25.300 jiwa
yang berarti persentase penduduk diatas garis kemiskinan sebesar 85,36
persen.
Perkembangan batas Garis kemiskinan di Kota Tanjungbalai dari tahun 2015
sebesar 322.324 rupiah menjadi 345.900 rupiah pada tahun 2016, menjadi
374.442 rupiah pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 menjadi sebesar
397.647 rupiah.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai, 2019
Grafik 2.9.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Tanjungbalai, 2014—2018
23.170
25.090
24.420 24.690
25.300 14,02
15,08
14,49 14,46
14,64
13,40
13,60
13,80
14,00
14,20
14,40
14,60
14,80
15,00
15,20
22.000
22.500
23.000
23.500
24.000
24.500
25.000
25.500
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 18
B. Fokus Kesejahteraan Sosial
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia di suatu daerah dapat
digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kota
Tanjungbalai selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu 65,40
pada tahun 2013 menjadi 66,05 pada tahun 2014 kemudian 66,74 pada tahun
2015 dan 67,09 pada tahun 2016 serta 67,41 pada tahun 2017.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 2.10. Perkembangan IPM Kota Tanjungbalai Tahun 2013—2017.
Angka rata-rata lama sekolah selama lima tahun terakhir cukup dinamis. Pada
tahun 2013 rata-rata lama sekolah di Kota Tanjungbalai mencapai 8,9 tahun
dan mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2017 menjadi 9,14 tahun.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 2.11. Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Tanjungbalai, 2013—2017.
65,40
66,05
66,74
67,09 67,41
64,00
64,50
65,00
65,50
66,00
66,50
67,00
67,50
68,00
2013 2014 2015 2016 2017
IPM
8,90
9,03
9,12 9,13 9,14
8,75
8,80
8,85
8,90
8,95
9,00
9,05
9,10
9,15
9,20
2013 2014 2015 2016 2017
Rata-RataLamaSekolah
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 19
Harapan lama sekolah di Kota Tanjungbalai mencapai 11,91 pada tahun 2013
dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2017 hingga mencapai
12,44 tahun.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 2.12. Perkembangan Harapan Lama Sekolah di Kota Tanjungbalai,
2013—2017.
Perkembangan angka harapan hidup penduduk Kota Tanjungbalai mengalami
tren kenaikan setiap tahunnya, meskipun tidak terlalu signifikan. Jika pada
2013 angka harapan hidup Kota Tanjungbalai sebesar 61,30 tahun, maka pada
periode 2017 angka harapan hidup Kota Tanjungbalai meningkat menjadi 62,28
tahun.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 2.13. Perkembangan Angka Usia Harapan Hidup Kota Tanjungbalai,
2013—2017
11,60
11,70
11,80
11,90
12,00
12,10
12,20
12,30
12,40
12,50
2013 2014 2015 2016 2017
HarapanLamaSekolah
61,30 61,40
61,90
62,09
62,28
60,80
61,00
61,20
61,40
61,60
61,80
62,00
62,20
62,40
2013 2014 2015 2016 2017
HarapanHidup
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 20
2. Bayi Gizi Buruk
Selama beberapa tahun terakhir, angka kelahiran bayi di Kota Tanjungbalai
mengalami kenaikan. Selama tahun 2017, jumlah bayi yang lahir di Kota
Tanjungbalai tercatat sebanyak 3.679 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13
bayi mengalami berat badan yang rendah saat dilahirkan. Di sisi lain, bayi
dengan gizi buruk di Kota Tanjungbalai mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Pada 2014, terdapat 26 bayi gizi buruk. Setahun berikutnya, jumlah bayi gizi
buruk masih tetap sama. Namun pada 2016 angka bayi gizi buruk meningkat
menjadi 27 jiwa dan pada tahun 2017 menjadi 43 jiwa.
Tabel 2.9. Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
BBLR Dirujuk, dan Bergizi Buruk di Kota Tanjungbalai, 2014-2017.
No Kategori Tahun
2014 2015 2016 2017
1 Bayi lahir 3.648 3.459 3.609 3.679
2 Jumlah BBLR 38 22 14 13
3 BBLR yang dirujuk 9 31 14 13
4 Gizi Buruk 26 26 27 43
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
3. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di Kota Tanjungbalai dalam beberapa tahun terakhir
mengalami peningkatan yang relatif besar. Pada 2012, jumlah tenaga kerja di
Kota Tanjungbalai hanya 97.527 orang. Angka tersebut mengalami
pertumbuhan sebesar 17,38 persen pada 2017 sehingga jumlah tenaga kerja di
Kota Tanjungbalai menjadi 114.485 orang.
Tabel 2.10. Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan
Utama di Kota Tanjungbalai, Tahun 2012—2015 dan Tahun 2017.
No Jenis Kegiatan Tahun
2012 2013 2014 2015 2017
A Angkatan Kerja 65.055 62.261 68.469 71.893 80.671
1. Bekerja 55.457 56.671 62.958 64.659 76.233
2. Mencari Pekerjaan 9.598 5.590 5.511 7.234 4.438
B Bukan Angkatan Kerja 32.472 41.712 40.619 38.995 33.814
Tanaga Kerja (A+B) 97.527 103.973 109.088 110.888 114.485
C Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
66,70 59,88 62,76 64,83 70,46
D Tingkat Pengangguran 14,75 8,98 8,05 10,06 5,50
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2018
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 21
C. Fokus Seni Budaya Dan Olahraga
Kota Tanjungbalai merupakan sebuah kota yang sudah berusia lama dan
memiliki kekayaan alam dan kekayaan budaya yang cukup besar dengan
potensi budaya dan nilai-nilai tradisi yang telah mengakar. Kebijakan
pembangunan seni dan kebudayaan selama ini diarahkan dalam rangka
memperkuat, mengembangkan dan melestarikan potensi budaya lokal dalam
rangka membentuk karakteristik masyarakat daerah, mencegah masuknya
budaya lain yang negatif atau tidak sesuai dengan budaya lokal. Selanjutnya
kebijakan pembangunan pada urusan pemuda dan olahraga diarahkan pada
upaya mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana olahraga di lingkungan
masyarakat, melakukan pembinaan atlet-atlet prestasi di tingkat daerah,
pembinaan organisasi kepemudaan serta peningkatan keimanan dan ketaqwaan
kepemudaan dan fasilitasi aksi bhakti sosial kepemudaan melalui pelaksanaan
jambore pemuda antar daerah, dengan harapan terwujudnya pemuda yang
sehat, agamis dan berbudaya.
2.1.3. ASPEK PELAYANAN UMUM
A. Fokus Urusan Layanan Wajib
1. Pendidikan
a. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan proporsi jumlah penduduk yang
sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan terhadap jumlah penduduk
usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka Parsitipasi
Murni (APM) merupakan proporsi jumlah anak pada usia sekolah tertentu yang
sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya
terhadap jumlah anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan.
Keikutsertaan penduduk Kota Tanjungbalai dalam program pendidikan sesuai
dengan usia sekolah menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Angka
partisipasi kasar dan angka partisipasi murni di Kota Tanjungbalai pada tahun
2017 dapat dilihat pada gambar berikut.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 22
Sumber: Dinas Pendidikan
Grafik 2.13. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Tanjungbalai Tahun 2017
b. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Tanjungbalai selama beberapa tahun
terakhir masih didominasi oleh usia 7-12 tahun. Pada periode 2014, sebanyak
99,55 persen penduduk usia tersebut telah berpartisipasi dalam berbagai
sekolah yang tersedia di Kota Tanjungbalai. Pada tahun 2015 meningkat
menjadi 98,81 persen dan sampai pada tahun 2016 mengalami penurunan
menjadi 98,47 persen dan pada tahun 2017 menjadi 98,63 persen. Sementara
itu usia 19-24 tahun menjadi usia dengan angka partisipasi terkecil selama
beberapa tahun terakhir. Pada 2014, APS usia 19-24 tahun sebesar 15,88
persen. Angka tersebut mengalami peningkatan pada 2015 menjadi 23,85 persen
dan menurun kembali menjadi 21,22 persen pada tahun 2016 dan pada tahun
2017 menjadi 16,73 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai
Grafik 2.14.
Angka Partisipasi Sekolah di Kota Tanjungbalai, 2014—2017
98,63
78,03 72,48
10,01
107,05 82,48 93,96
11,15 0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA PT
APM
APK
99,5
5
87,2
8
68,4
5
15,8
8
94,8
3
71,1
6
98,8
1
94,7
6
69,6
0
23,8
5
97,6
1
73,3
2
98,4
7
95,8
1
77,6
9
21,2
2
97,6
4
71,6
8
98,6
3
95,8
7
77,4
6
16,7
3
97,6
6
71,4
1
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
7-12 13-15 16-18 19-24 7-15 7-24
2014
2015
2016
2017
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 23
c. Angka Kelulusan
Tingkat kelulusan siswa pada jenjang SD-SMA di Kota Tanjungbalai relatif
tinggi. Pada 2013, dari 2.970 siswa yang terdaftar pada jenjang SD, sebanyak
2.969 siswa dinyatakan lulus atau hanya 1 siswa yang tidak lulus. Sedangkan
pada jenjang SMP, dari 2.309 siswa yang terdaftar terdapat 2.292 siswa yang
lulus. Sementara pada jenjang SMA, dari 1.713 siswa yang terdaftar terdapat
1.710 siswa yang lulus.
Tabel 2.11. Hasil Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional SD-SMA di Kota Tanjungbalai, 2016.
No Kecamatan SD SMP SMA
Terdaftar Lulus Terdaftar Lulus Terdaftar Lulus
1 Datuk Bandar 276 276 236 236 505 503
2 Datuk Bandar
Timur 282 282 579 579 198 197
3 Tanjungbalai
Selatan 1.213 1.213 850 850 527 526
4 Tanjungbalai Utara 251 251 105 105 226 225
5 Sei Tualang Raso 320 320 486 486 252 252
6 Teluk Nibung 608 608 438 438 187 187
Tanjungbalai 2.950 2.950 2.694 2.694 1.895 1.890
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2017
d. Fasilitas Pendidikan
Sampai dengan periode 2017, jumlah sekolah sebagai prasarana pendidikan di
Kota Tanjungbalai sebanyak 207 sekolah. Angka tersebut terbagi sesuai dengan
tingkat pendidikan dengan rincian Taman Kanak-kanak (TK) 18 sekolah,
Raudatul Atfal (RA) 31 sekolah, Sekolah Dasar (SD) 77 sekolah, Madrasah
Ibtidaiyah (MI) 25 sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 21 sekolah,
Madrasah Tsanawiyah (MTs) 10 sekolah, Sekolah Menengah Atas (SMA) 11
sekolah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 sekolah, dan Madrasah Aliyah
(MA) 6 sekolah.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 24
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
Grafik 2.15. Banyaknya Sekolah Negeri Dan Swasta Menurut Jenisnya di Tanjungbalai, 2017
2. Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan
Tabel 2.12.
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Tanjungbalai s.d Tahun 2017
No Jenis Fasilitas Kesehatan Tahun 2017
1 Rumah sakit 2
2 Rumah bersalin 0
3 Puskesmas 8
4 Puskesmas Pembantu 13
5 Posyandu 118
6 Balai Pengobatan 6
7 Pos Kesehatan Kelurahan 18
8 Praktek Dokter 22
9 Dokter Gigi 4
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
b. Tenaga Kesehatan
Sampai dengan tahun 2017, perawat menjadi tenaga kesehatan terbanyak di
Kota Tanjungbalai dengan jumlah 228 orang. Berikutnya bidan dan dokter
dengan jumlah 92 orang dan 60 orang. Tenaga Teknisi Medis menjadi tenaga
kesehatan paling sedikit di Kota Tanjungbalai dengan jumlah 3 orang.
18
31
77
25
21
10
11
8
6
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
TK
RA
SD
MI
SLTP
MT
SMU
SMK
MA
Jumlah Sekolah
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 25
Tabel 2.13. Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja dan
Sarana Pelayanan di Kota Tanjungbalai, 2017.
No
Unit Kerja
Tenaga Medis Tenaga Non Medis
Dokter
Peraw
at
Bid
an
Farm
asi
Ah
li
Giz
i
Tekn
isi
Medis
San
itasi
Kesm
as
1 Datuk Bandar 2 28 15 1 2 0 1 0
2 Semula Jadi 2 21 10 0 1 0 0 0
3 MU Damanik 1 9 10 1 1 0 0 0
4 Kp. Baru 3 10 5 1 1 0 0 0
5 Kp. Persatuan 1 14 3 1 1 0 1 0
6 ST Raso 2 24 10 1 0 0 1 0
7 Teluk Nibung 3 18 5 1 1 0 1 0
8 Sipori-pori 3 12 1 1 1 0 2 1
9 Instalasi Farmasi 0 0 0 4 0 0 0 0
10 Dinkes 17 0 0 0 0 0 0 0
11 Rumah Sakit 26 92 33 4 2 3 5 5
Jumlah 60 228 92 15 10 3 11 6
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
c. Temuan penyakit
Tabel 2.14.
Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kota Tanjungbalai, 2017
No Jenis Penyakit Banyaknya
1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas 12.815
2 Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas 1.823
3 Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian bawah 1.621
4 Rematik 1.718
5 Penyakit kulit alergi 761
6 Hipertensi 1.316
7 Diare 1.329
8 Penyakit kulit infeksi 786
9 Gangguan gigi dan jaringan penyangga lain 283
10 Infeksi usus lain 5.523
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas menjadi penyakit
terbanyak yang diderita oleh penduduk Kota Tanjungbalai. Kebakaran lahan
yang banyak terjadi di wilayah Sumatera diduga menjadi penyebab utama
banyaknya penderita penyakit tersebut.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 26
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
a. Kondisi jalan
Kondisi jalan dalam kondisi baik di Kota Tanjungbalai selama lima tahun
terakhir mengalami peningkatan. Pada 2013 sebanyak 64,26 persen jalan dalam
kondisi baik. Sedangkan pada 2017 persentase jalan dalam kondisi baik
meningkat signifikan menjadi 79,11 persen.
Tabel 2.15.
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Tanjungbalai, 2013-2017
No Kondisi Jalan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Baik 215,61 229,94 242,29 264,88 280,20
2 Sedang 82,85 73,04 66,86 41,93 27,57
3 Rusak 23,55 27,51 21,35 23,57 20,97
4 Rusak Berat 13,50 15,61 18,07 21,07 25,42
Jumlah 335,51 346,10 348,57 351,45 354,16
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Sementara itu, kondisi jalan yang rusak berat pada 2017 sebanyak 7,18 persen.
Angka tersebut meningkat sebesar 3,16 persen dibandingkan dengan periode
2013 sebesar 4,02 persen.
b. Pengguna Air Minum
Terhitung sampai 2017, jumlah pelanggan air minum di Kota Tanjungbalai
didominasi oleh rumah tempat tinggal dengan jumlah pelanggan sebanyak
20.625 dan nilai Rp 1.736.447.953.
Tabel 2.16.
Banyaknya Pelanggan, Air Minum yang Disalurkan, dan Nilai Air
Minum Menurut Jenis Pemakai di Kota Tanjungbalai, 2017
No Jenis Pemakai Pelanggan Banyaknya
(m3) Nilai(Rp)
1 Rumah Tempat Tinggal 20.625 446.500 1.736.447.953
2 Hotel/Objek Wisata/Pertokoan
dan Industri
2.698 75.104 284.004.297
3 Sosial 302 19.670 46.871.058
4 Umum 122 3.251 5.305.632
5 Instansi Pemerintah 158 7.905 41.170.464
Jumlah 23.905 552.430 2.113.799.404
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
c. Tempat ibadah
Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk beragama islam, tempat ibadah
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 27
bagi penduduk muslim menjadi yang terbanyak di Kota Tanjungbalai. Pada
2017, jumlah masjid sebanyak 60 dan mushola sebanyak 103.
Tabel 2.17. Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2017
No Kecamatan Masjid Mushola Gereja Kuil/Wihara Jumlah
1 Datuk Bandar 14 32 21 0 67
2 Datuk Bandar Timur 9 17 2 0 28
3 Tanjungbalai Selatan 8 10 6 9 24
4 Tanjungbalai Utara 9 7 1 0 26
5 Sei Tualang Raso 8 16 1 0 25
6 Teluk Nibung 12 21 0 0 33
Kota Tanjungbalai 60 103 31 9 203
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
d. Irigasi
Kota Tanjungbalai hanya memiliki irigasi jenis setengah teknis sebagai media
pengairan irigasi pada sawahnya. Sampai dengan 2017, jumlah irigasi setengah
teknis di Kota Tanjungbalai telah mengairi 92 ha lahan sawah yang semuanya
berada di Kecamatan Datuk Bandar.
Tabel 2.18. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2017 (ha)
No Kecamatan
Irigasi
Setengah
Teknis
Tadah Hujan
Pasang Surut
Jumlah
1 Datuk Bandar 92 12 0 104
2 Datuk Bandar Timur 0 0 52 52
3 Tanjungbalai Selatan 0 0 0 0
4 Tanjungbalai Utara 0 0 0 0
5 Sei Tualang Raso 0 0 0 0
6 Teluk Nibung 0 0 0 0
Tanjungbalai 92 12 52 156
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
e. Pengguna Listrik
Pemakai listrik pada jenis rumah tangga menjadi jumlah terbesar di Kota
Tanjungbalai pada 2017 dengan jumlah 53.055 pelanggan. Daya yang
tersambung pada jenis pemakai rumah tangga sebanyak 38.483.900 VA dan
jumlah KWH terjual 7.624.807 KWH.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 28
Tabel 2.19. Banyaknya Pelanggan, Daya Tersambung, KWH Terjual dan
Nilai Listrik yang disalurkan menurut Jenis Pemakai Tahun 2017
No
Jenis Pemakai
Pelanggan
Daya
Tersambung
(VA)
KWH
Terjual (KWH)
Nilai (Juta Rp)
1 Rumah Tangga 53.055 38.483.900 7.624.807 6.091,30
2 Bisnis 1.427 10.323.900 1.463.828 1.892,81
3 Industri 70 20.361.900 3.436.933 3.902,20
4 Sosial 1.139 2.001.550 331.280 210,96
5 Instansi Pemerintah
294 3.767.801 969.457 1.400,66
Jumlah 55.985 74.939.051 13.826.305 13.497,94
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
4. Kependudukan dan Catatan Sipil
Aktivitas penduduk Kota Tanjungbalai yang berkaitan dengan urusan
kependudukan dan catatan sipil didominasi dengan mengurus dokumen
kelahiran. Pada tahun 2017, kegiatan pengurusan dokumen kelahiran sebanyak
5.604 kegiatan. Kematian ada sebanyak 379 kegiatan, perkawinan sebanyak 56
kegiatan dan untuk kegiatan pengurusan perceraian sebanyak 7 kegiatan dan
merupakan kegiatan dengan jumlah terkecil di kantor catatan sipil Kota
Tanjungbalai. Jika dilihat lebih detail, dokumen akta kelahiran yang dikeluarkan
di Kota Tanjungbalai pada tahun 2017 paling banyak dikeluarkan di Kecamatan
Tanjungbalai Utara.
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.16. Banyaknya Kegiatan Pengurusan di Kantor Catatan Sipil Kota Tanjungbalai, 2017.
2.246
379
56
20
7
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500
Kelahiran
Kematian
Perkawinan
Pengesahan Anak
Perceraian
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 29
5. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Akseptor KB
Tabel 2.20. Sasaran dan Realisasi Akseptor Aktif, PUS, dan Akseptor
Baru Menurut Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2017.
Kecamatan
Akseptor Aktif PUS Akseptor Baru
Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi
Datuk Bandar 3.071 3.770 5.903 5.507 871 1.810
Datuk Bandar Timur 2.275 2.989 4.736 4.337 687 663
Tanjungbalai Selatan 1.335 1.960 3.347 2.904 454 956
Tanjungbalai Utara 790 1.436 2.527 2.095 303 623
Sei Tualang Raso 1.841 2.529 4.054 3.675 569 1.146
Teluk Nibung 3.232 3.841 6.169 5.725 910 1.102
Kota Tanjungbalai 12.544 16.525 26.736 24.243 3.794 6.300
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
Sampai dengan 2017, realisasi jumlah akseptor aktif mapupun akseptor baru di
Kota Tanjungbalai lebih dari sasaran yang ditargetkan. Untuk jenis akseptor
aktif, Kecamatan Teluk Nibung dan Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah
dengan realisasi yang paling besar jika dibandingkan dengan realisasi
Kecamatan yang lain. Realisasi akseptor aktif di Kecamatan Teluk Nibung
sebanyak 3.841 orang dan Kecamatan Datuk Bandar sebanyak 3.770 orang dari
yang ditargetkan sebanyak 3.232 orang dan 3.071 orang. Sementara itu untuk
jenis akseptor baru, semua kecamatan di Kota Tanjungbalai pencapaiannya
melebihi angka sasaran yang ditargetkan kecuali Kecamatan Datuk Bandar
Timur. Secara keseluruhan, pada 2017 realisasi jumlah akseptor baru sebanyak
6.300 orang dari yang ditargetkan sebanyak
3.794 orang.
b. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
Pengertian dari keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya sebagai keluarga
Sejahtera I seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang
dan kesehatan. Keluarga Sejahtera I merupakan keluarga – keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu melaksanakan
ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga; seluruh anggota
keluarga makan dua kali sehari atau lebih; seluruh anggota keluarga memiliki
pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah dan bepergian; bagian
yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah; bila anak sakit atau pasangan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 30
usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas kesehatan. Sementara
keluarga sejahtera II adalah keluarga yang disamping telah dapat memenuhi
kriteria keluarga I, harus pula memenuhi syarat sosial psikologis yaitu: anggota
keluarga melaksanakan ibadah secara teratur; minimal sekali seminggu
keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk; seluruh anggota
keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun; lantai
rumah minimal delapan meter persegi tiap penghuni rumah; seluruh anggota
keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat; minimal satu orang
anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap;
seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan
latin; seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini; bila anak
hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai
kontrasepsi kecuali sedang hamil. Untuk kondisi keluarga pra sejahtera dan
kelaurga sejahtera di Kota Tanjungbalai sampai pada tahun 2017 dapat dilihat
pada grafik berikut.
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
Grafik 2.17. Banyaknya Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera di Kota Tanjungbalai, 2017
Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan jumlah keluarga pra keluarga
sejahtera terbanyak di Kota Tanjungbalai. Sedangkan Kecamatan Tanjungbalai
Utara menjadi daerah dengan jumlah keluarga pra keluarga sejahtera terkecil
dengan jumlah 247 keluarga. Di sisi lain, Kecamatan Teluk Nibung menjadi
1.128
591
349
247
459
743
5.000
4.480
3.775
2.928
3.948
5.789
1.581
1.161
661
637
1.273
2.036
0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
Datuk Bandar
Datuk Bandar Timur
Tanjungbalai Selatan
Tanjungbalai Utara
Sei Tualang Raso
Teluk Nibung
KS II
KS I
PRA KS
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 31
daerah dengan jumlah keluarga sejahtera terbanyak di Kota Tanjungbalai.
6. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja Kota Tanjungbalai pada 2017 sebanyak 114.485 orang yang
terdiri dari angkatan kerja sebanyak 80.671 orang dan bukan angkatan kerja
sebanyak 33.814 orang.
Dari total angkatan kerja yang bekerja sebanyak 76.233 orang dan yang sedang
mencari pekerjaan (pengangguran) sebanyak 4.438 orang atau 5,50 persen.
Sebagian besar penduduk yang bekerja di Kota Tanjungbalai bekerja di sektor
jasa yakni sebanyak 53.262 orang atau sebesar 69,87 persen disusul sektor
pertanian sebanyak 13.280 orang atau sebesar 17,42 persen dan sektor industri
sebanyak 9.691 orang atau 12,71 persen.
Tabel 2.21.
Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Tanjungbalai, 2017.
No Lapangan Pekerjaan Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Pertanian 12.700 580 13.280
2. Industri 6.574 3.117 9.691
3. Jasa-jasa 27.398 25.864 53.262
Jumlah 46.672 29.561 76.233
Sumber: Tanjungbalai Dalam Angka Tahun 2018
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
Grafik 2.18. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Tanjungbalai,
2013—2015, 2017
59,88
62,76
64,83
70,46
54,00
56,00
58,00
60,00
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
2013 2014 2015 2017
TPAK
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 32
b. Tingkat Pengangguran Terbuka
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
Grafik 2.19.
Tingkat Pengangguran di Kota Tanjungbalai, 2013—2015 dan 2017
Secara umum,selama beberapa periode terakhir tingkat pengangguran terbuka
menunjukan tren menurun,tetapi pada tahun 2015 tingkat pengangguran Kota
Tanjungbalai mengalami peningkatan dengan persentase 10,06. Tetapi pada
tahun 2017 tingkat pengangguran terbuka menurun sampai 5,05 persen.
B. Fokus Layanan Pilihan
Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan Kota
Tanjungbalai yang meliputi: bidang pertanian, perikanan, dan bidang
perdagangan serta perindustrian.
1. Bidang Pertanian
Kota Tanjungbalai sebagai daerah perkotaan bukan merupakan daerah yang
potensi pertanian. Namun sektor pertanian masih berperan penting dalam
perekonomian Kota Tanjungbalai karena sebagian besar penduduk Kota
Tanjungbalai menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian setelah
sektor jasa.
a. Tanaman Pangan dan Palawija
Kota Tanjungbalai sebagai daerah perkotaan bukan merupakan daerah yang
8,98
8,05
10,06
5,50
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2013 2014 2015 2017
TPT
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 33
potensi pertanian. Tanaman pangan yang di tanam yaitu padi sawah dengan
irigasi setengah teknis. Lahan sawah yang ada di Kota Tanjungbalai terdapat
pada Kecamatan Datuk Bandar, Datuk Bandar Timur, dan Sei Tualang Raso.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) ditemukan bahwa jumlah
usaha pertanian di Kota Tanjungbalai didominasi oleh kegiatan usaha pertanian
rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha
pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum
atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan
pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota
Tanjungbalai tercatat sebanyak 3.164 rumah tangga, menurun sebesar 14,95
persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 3.720
rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tidak
ada dan usaha pertanian lainnya sebanyak 3 unit. Kecamatan Datuk Bandar
tercatat sebagai Kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian
terbanyak, yaitu sebanyak 1.285 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan
pertanian berbadan hukum di masing-masing kecamatan tidak ada dan
Kecamatan Datuk Bandar tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah usaha
pertanian lainnya terbanyak.
Usaha Sub sektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija.
Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di
Kota Tanjungbalai didominasi oleh rumah tangga yang mengelola Ubi Kayu. Dari
keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 515
rumah tangga, 46,60 persen (240) diantaranya mengelola tanaman ubi kayu,
sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman padi adalah sebanyak 46,40
persen (239) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat
9,12 persen (47) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Kota
Tanjungbalai yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus.
Produksi padi sawah pada Tahun 2018 mencapai 858 Ton dengan produktivitas
60 Kw/Ha. Panen padi di Kota Tanjungbalai terjadi pada bulan Februari sampai
Mei dan Agustus sampai Oktober.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 34
Tabel 2.22. Produktivitas Tanaman Pangan dan Palawija di Kota
Tanjungbalai Tahun 2014—2018.
Jenis Tanaman 2014 2015 2016 2017 2018
Padi sawah 47,24 47,03 44,33 44,14 60
Ubi kayu 176,07 269,87 210,79 213 175
Jagung 39,71 60 51,34 27,93 73
Ubi jalar 57
Kacang panjang 12,4 72,92 139,86 140,25 410
Terong 126 90,71 106,56 291,61 392,94
Bayam 132,8 62 113,1 658,13 785,38
Cabai 83,33 165,83 26,12 219,17 219,77
Sawi 72,38 165,83 232,39 903,33 903,33
Kangkung 70 54,29 44,67 512,73 512,73
Ketimun 103,75 112,94 194,87 352,26 352,26
Sumber: Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai
Untuk sub kategori tanaman sayur-sayuran, berdasarkan laporan Indikator
Pertanian Kota Tanjungbalai 2018 yang dikeluarkan oleh BPS, persentase
distribusi produksi tanaman sayur-sayuran yang paling dominan di Kota
Tanjungbalai adalah komoditi sawi sebesar 2.439 kw, kangkung 1.692 kw,
ketimun 1.092 kw dan bayam 1.021 kw, sementara kacang panjang 1.968 kw,
terong 1.336 kw dan cabe 945 kw.
Sedangkan untuk sub kategori tanaman buah-buahan di Kota Tanjungbalai
tahun 2018 mencakup komoditi mangga, pisang, pepaya, sawo, jambu biji,
jambu air, nenas, dan nangka. Pada tahun 2018, produksi tanaman buah-
buahan di Kota Tanjungbalai masing-masing adalah mangga sebesar 2.046 kw,
pisang sebesar 1.604 kw, nangka sebesar 2.529 kw, sawo sebesar 310 kw,
jambu biji 505 kw, nenas 52 kw dan pepaya sebesar 159 kw serta jambu air
sebesar 423 kw.
b. Peternakan
Berdasarkan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), konstribusi
sub kategori peternakan atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2017 sebesar
0,38 persen dari seluruh sektor lapangan usaha.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 35
Tabel 2.23. Banyaknya Ternak/Unggas Menurut Jenis Ternak Kota Tanjungbalai, 2017 dan 2018
No Ternak/Unggas 2017 2018
1. Ternak Besar 650 581
Sapi 645 574
Kerbau 5 7
2. Ternak Kecil 4.228 3.569
Kambing 1.368 1.216
Babi 2.860 2.353
3. Unggas 54.626 57.951
Ayam buras 53.639 47.539
Itik 987 10.412
Sumber: Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai
Pada tahun 2018 populasi jenis ternak besar di Kota Tanjungbalai berkurang
dibandingkan tahun 2017 yakni dari 650 ekor menjadi 581 ekor. Juga ternak
kecil mengalami penurunan dari 4.228 ekor menjadi 3.569 ekor. Sementara
populasi jenis unggas secara umum mengalami peningkatan dari 54.626 ekor
menjadi 57.951 ekor.
2. Bidang Perikanan
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan tahun dasar 2010,
kontribusi sub kategori perikanan atas dasar harga berlaku tahun 2017 sebesar
16,51 persen.
Perkembangan produksi ikan menurut asal tangkapan di Kota Tanjungbalai
tahun 2013 sampai pada tahun 2015 mengalami peningkatan namun tahun
2015 sampai dengan tahun 2017 mengalami penurunan tetapi mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2018. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk
meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya ini seperti bantuan
pembinaan oleh Pemerintah Kota Tanjugbalai, baik dalam bentuk pembinaan
kelompok masyarakat pesisir, pemberian bantuan sarana dan prasarana
perikanan serta bantuan alat tangkap kepada nelayan.
Tabel 2.24. Produksi Ikan menurut Asal Tangkapan Kota Tanjungbalai
Tahun 2013—2018 (Ton)
No Tahun Laut Perairan Umum Budidaya Produksi
1 2013 31.106 33,28 34,30 31.173,58
2 2014 32.849 17,57 31,29 32.897,86
3 2015 42.648 21,25 243,56 42.912,81
4 2016 33.873 17,23 183,56 34.073,79
5 2017 34.644 16,97 107,20 34.767,87
6 2018 40.673 305,03 40.978,03
Sumber: Dinas Perikanan Kota Tanjungbalai
Sampai pada tahun 2017 jumlah perahu/kapal penangkap ikan sebanyak 1.349
unit, masing- masing perahu tanpa motor sebanyak 142 unit dan kapal motor
sebanyak 1.121 unit serta perahu motor tempel sebanyak 86 unit. Bila dilihat
banyaknya rumah tangga perikanan tahun 2017 sebanyak 1.349 rumah tangga
dimana rumah tangga yang menggunakan perahu kecil tanpa motor sebanyak
142 rumah tangga dan perahu motor sebanyak 1.207 rumah tangga.
Banyaknya perahu motor penangkap ikan laut berdasarkan kekuatan mesin
tahun 2017 untuk jenis kurang dari 5 Gt sebanyak 619 unit, 5-9 Gt sebanyak
317 unit, 10-19 Gt sebanyak 98 unit, 20-30 Gt sebanyak 237 unit dan lebih
dari 30 Gt sebanyak 78 unit.
Konsumsi ikan perkapita pertahun di Kota Tanjungbalai pada tahun 2013
sampai pada tahun 2017 mengalami peningkatan yaitu 28,70 kg pada tahun
2013 menjadi 30,35 kg tahun 2014, pada tahun 2015 menjadi 41,70 kg, tahun
2016 menjadi 42,60 kg, tahun 2017 meningkat menjadi 43,28 kg serta pada
tahun 2018 menjadi 43,85 kg.
Selain penanganan aspek produktivitas perikanan, kebijakan lain yang juga
menjadi prioritas adalah pengawasan sumberdaya laut terdiri dari penanganan
dan penindakan terhadap kasus-kasus pelanggaran, seperti kasus penangkapan
ikan tanpa menggunakan izin penangkapan, penangkapan ikan di luar areal
penangkapan ikan dan kasus penangkapan ikan dengan menggunakan bahan
beracun dan aliran listrik (strum).
3. Bidang Perdagangan
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan perdagangan salah
satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
a. Nilai Ekspor Impor Kota Tanjungbalai
Kegiatan perdagangan ekspor impor di KotaTanjungbalai terjadi melalui
pelabuhan Teluk Nibung sebagai tempat perantaraan barang dari luar negeri
terutama Malaysia. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai ekspor
bersih perdagangan di Kota Tanjungbalai selama kurun waktu tahun 2013-
2017.
Tabel 2.25. Bobot dan Nilai Ekspor/ Impor dari Pelabuhan Tanjungbalai-Asahan, 2013-2017
No Tahun Volume Nilai (US$ 000000)
Ekspor Impor Ekspor Impor
1 2013 18.803,78 35.482,36 13,99 17,43
2 2014 14.623,76 27.469,30 13,26 11,76
3 2015 15.950,58 20.135,20 11,44 7,68
4 2016 15.691,94 18.587,0 8,98 7,45
5 2017 14.426,96 10.936,8 8,39 6,12
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2018
b. Kontribusi Sektor Perdagangan (Perdagangan besar dan eceran; Reparasi
mobil dan sepeda motor) terhadap PDRB
Sektor perdagangan (Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda
motor) mempunyai kontribusi cukup signifikan terhadap perolehan nilai PDRB
Kota Tanjungbalai, yang mencapai kisaran 21,13 persen pada tahun 2017.
Demikian juga dengan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan di Kota
Tanjungbalai berupa 20 pasar umum, 59 toko, dan 1.089 kios, dengan jumlah
pedagang sebanyak 2.054 pedagang.
4. Bidang Perindustrian
Perindustrian di Kota Tanjungbalai menjadi salah satu sektor ekonomi yang
menopang kehidupan masyarakat. Pada tahun 2017, sektor industri pengolahan
memberi kontribusi sebesar 19,11 persen terhadap pembentuka PDRB Kota
Tanjungbalai. Selama periode tahun 2013-2017 jumlah industri kecil dan jasa
yang beroperasi di Kota Tanjungbalai mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, demikian jumlah tenaga kerja yang terserap serta nilai produksi dan
investasinya.
Tabel 2.26. Perkembangan Industri Kecil dan Jasa di Kota Tanjungbalai
Tahun 2013-2017
Tahun
Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Tenaga Kerja
Nilai Investasi
(000Rp)
Nilai Produksi
(000Rp)
2013 531 962 704.021.000 5.406.503.000
2014 151 1.285 17.967.380 203.532.657
2015 288 1.296 18.418.875 26.920.000
2016 317 1.464 21.484.150 29.857.500
2017 391 1.899 35.003.200 80.090.340
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
2.1.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu
daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah
dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
Kondisi Kota Tanjungbalai terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari
kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi
dan sumber daya manusia.
A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap
indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran
konsumsi non pangan per kapita, nilai tukar petani dan produktifitas total
daerah. Dan untuk saat ini data yang dapat ditampilkan hanya Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita, sementara data yang lain belum tersedia.
Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif
tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi
RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Hasil
analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 2.27. Pengeluaran rata-rata/kapita/bulan dan Persentase
pengeluaran rata-rata/kapita/bulan Menurut Jenis Konsumsi di Kota
Tanjungbalai Tahun 2016-2018
Uraian Tahun
2016 2017 2018
Pengeluaran/kapita/bulan (%)
- Makanan 57,36 63,26 58,55
- Bukan Makanan 42,64 36,74 41,45
Pengeluaran/kapita/bulan (Rp)
- Makanan 510.606 505.875 567.788
- Bukan Makanan 379.599 293.793 401.914
Total 890.205 799.668 969.702 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tanjungbalai, 2018
B. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu fasilitas yang sangat
diperlukan dalam meningkatkan daya saing daerah. Sarana dan prasarana
wilayah pada dasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya
kehidupan suatu wilayah karena masyarakat yang tinggal di suatu wilayah
akan membutuhkan sarana prasarana untuk melangsungkan kegiatan.
Panjang jalan yang ada di Kota Tanjungbalai adalah 354,16 km, Dimana 106,65
km diantaranya sudah berjenis permukaan hotmix dan 280,21 km sudah
berkondisi baik. Hanya 25,42 km jalan di Kota Tanjungbalai yang rusak berat.
Kendaraan sebagai sarana transportasi yang paling sering digunakan
masyarakat Kota Tanjungbalai adalah becak mesin sehingga pada tahun 2017
tercatat 2.375 unit becak mesin melebihi mobil penumpang dan mobil barang.
Kemudian Sarana transportasi yang ada di Kota Tanjungbalai yaitu 6 terminal
bis, 1 stasiun kereta api, dan 10 tangkahan boat.
Di Kota Tanjungbalai tersedia sepuluh hotel, diantaranya satu hotel berbintang
dan 9 hotel non bintang serta 20 Restoran/rumah makan. Selain itu Kota
Tanjungbalai didukung oleh ketersediaan fasilitas bank sebanyak enam bank
serta satu perusahaan asuransi.
C. Fokus Iklim Berinvestasi.
1. Angka kriminalitas
Kejahatan/pelanggaran yang terjadi di Kota Tanjungbalai relatif bisa ditangani
oleh aparat yang berwenang. Meskipun demikian, angka kriminalitas yang
terjadi di Kota Tanjungbalai tetap harus diwaspadai dan menjadi catatan
tersendiri bagi kenyamanan penduduk Kota Tanjungbalai.
Sampai dengan 2017, jumlah kejahatan/pelanggaran yang terjadi di Kota
Tanjungbalai sebanyak 578 kasus. Jika dilihat lebih detail pada jenis
kejahatan/pelanggaran yang terjadi, narkotika menjadi jenis
kejahatan/pelanggaran terbanyak pada 2017 dengan jumlah 280 kasus.
Jenis kejahatan/pelanggaran yang perlu diwaspadai adalah narkotika yang
mengalami tren meningkat setiap tahunnya. Jika pada 2013 terdapat 95 kasus,
pada periode 2017 angka kejahatan/pelanggaran narkotika meningkat signifikan
menjadi 280 kasus.
Tabel 2.28. Banyaknya Kejahatan/ Pelanggaran MenurutJenisnya di Tanjungbalai, 2013 – 2017
No Jenis Kejahatan/Pelanggaran Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pembakaran 0 3 0 10 0
2 Kebakaran 5 4 3 6 3
3 Pemalsuan Meterai, Merek, dan Surat
0 0 0 0 0
4 Melanggar Kesopanan 1 0 20 0 0
5 Perkosaan 0 0 0 0 0
6 Perjudian 33 17 28 9 11
7 Penganiayaan Berat 0 0 56 0 59
8 Penganiayaan Ringan 53 76 0 84 0
9 Pencurian Biasa 114 80 4 0 109
10 Pencurian dengan kekerasan 0 3 3 9 3
11 Pemerasan 0 0 3 0 4
12 Penggelapan 26 26 34 39 31
13 Penipuan 11 11 16 16 8
14 Merusak Barang Orang Lain 5 0 7 7 6
15 Penadahan 2 0 0 0 0
16 Pembunuhan 1 4 1 1 0
17 Narkotika 95 121 200 200 280
18 Pencurian Kendaraan Bermotor 47 57 97 97 56
19 Penculikan 0 0 0 0 0
20 Penghinaan 4 3 7 7 4
21 Penyelundupan 0 0 3 3 4
22 Lain-lain 0 0 0 181 0
Jumlah 687 438 482 663 578
Sumber: Tanjungbalai Dalam Angka 2018
2. Jumlah Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang di hadapan umum yang biasanya dilakukan untuk
menyatakan pendapat kelompok tertentu atau penentang kebijakan yang
dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai upaya penekanan
politik atau kepentingan kelompok. Jumlah demonstrasi dihitung berdasarkan
jumlah aksi demo selama satu tahun.
Tabel 2.29. Jumah Demostrasi di Kota tanjungbalai, 2016-2018
No Uraian Jenis Demo/ Unjuk Rasa
Tahun
2016 2017 2018
1 Bidang Politik 69 81 98
2 Ekonomi 2 4 14
3 Kasus Pemogokan kerja 2 3 6
Jumlah Demonstrasi/unjuk Rasa 73 88 118
Sumber: Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai
Aksi demo yang terjadi di Tanjungbalai pada tahun 2018 berjumlah 118 unjuk
rasa. Aksi demo yang terjadi biasanya berkisar pada masalah ketidakpuasan
masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah Kota Tanjungbalai yang diantaranya
tentang politik dan masalah ekonomi.
3. Kemudahan Perijinan
Tabel 2.30. Lama Proses Perijinan di Kota Tanjungbalai
No
Uraian
Lama
Mengurus
(hari)
Jumlah
Persayaratan
(dokumen)
Biaya resmi
(Rp.)
1 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
1-3 hari 5-7 -
2 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 1-3 hari 4-6 -
3 Ijin Usaha Industri (IUI) 1-3 hari 6 -
4 Tandan Daftar Industri (TDI) 1-3 hari 6 -
5 Ijin Mendirikan Bangunan 15 hari 4 Rp.37,5/m –
Rp.24.300/m
6 Ijin Gangguan (HO) 7-15 hari 7 Rp.15.000 -
Rp.250.000 Sumber: Kantor Pelayanan Perijinan Kota Tanjungbalai
Daya saing suatu daerah tidak terjadi secara serta merta. Ia berlangsung secara
terus menerus dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Kemudahan perijinan yang diberikan oleh suatu pemerintah daerah menjadi
salah satu pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi atau menanamkan
modalnya di daerah yang bersangkutan. Kemudahan perijinan meliputi
kemudahan kepengurusan, rata-rata waktu yang dibutuhkan dan rata-rata
biaya yang dikeluarkan.
4. Peraturan Daerah (Perda) yang Mendukung Iklim Investasi.
Perda yang mendukung iklim usaha biasanya dibatasi yakni perda yang terkait
dengan perijinan, lalu lintas barang dan jasa serta perda yang tekait dengan
ketenagakerjaan. Sampai tahun 2018 belum ada perda yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kota Tanjungbalai yang diperuntukkan untuk mendukung iklim
investasi.
D. Fokus Sumber Daya manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Oleh karenanya pembangunan SDM
harus diarahkan kepada penciptaan SDM yang produktif, inovatif dan
professional disamping mampu memanfaatkan, mengembangan dan menguasai
IPTEK sehingga mampu bersaing di dunia global. Selanjutnya kualitas SDM juga
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing daerah. Hal
ini salah satunya dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja yang ada.
Kualitas tenaga kerja yang ada salah satunya dapat dilihat dari tingkat
pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi
banyaknya tenaga kerja yang diserap. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang semakin besar kemungkinan orang tersebut memperoleh pekerjaan.
Tingkat pendidikan para pekerja di Kota Tanjungbalai tergolong relatif rendah.
Hal tersebut dapat kita lihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.31. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Tanjungbalai s.d Tahun 2017.
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki +
Perempuan
Tidak/belum pernah sekolah; Tidak/belum tamat Sekolah Dasar
23,18 12,63 35,82
Sekolah Menengah Pertama 12,11 7,60 19,71
Sekolah Menengah Tingkat Atas 14,66 10,05 24,71
Sekolah Menengah Kejuruan 5,43 1,55 6,97
Program Diploma I/II/III 1,64 1,96 3,60
Akademi/ Universitas 4,20 4,99 9,19
Jumlah 61,22 38,78 100,00
Sumber: Statistik Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai 2017
Tabel. 2.32.
Penduduk yang Termasuk Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Tanjungbalai (%), 2017
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan
Tidak/belum pernah sekolah;
Tidak/belum tamat Sekolah Dasar
23,10 12,39 35,49
Sekolah Menengah Pertama 11,61 7,72 19,33
Sekolah Menengah Tingkat Atas 14,92 10,49 25,42
Sekolah Menengah Kejuruan 5,49 1,74 7,24
Program Diploma I/II/III 1,66 2,00 3,67
Akademi/ Universitas 4,14 4,72 8,85
Jumlah 60,93 39,07 100,00
Sumber: Statistik Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai 2017
Tabel. 2.33. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Tanjungbalai, 2017
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki +
Perempuan
Tidak/belum pernah sekolah; Tidak/belum tamat Sekolah
Dasar
7 0 7
Sekolah Menengah Pertama 4 3 7
Sekolah Menengah Pertama Lainnya
2 4 6
Sekolah Menengah Tingkat Atas 76 71 147
Sekolah Menengah Kejuruan 55 32 87
Program Diploma I/II/III 0 5 5
Akademi/ Universitas 20 21 41
Jumlah 164 136 300
Sumber: Statistik Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan tertinggi yang ditamatkan
tenaga kerja yang berada di Kota Tanjungbalai mayoritas tamatan SMA kebawah
(87,21 persen). Pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk angkatan kerja
sebesar 87,48 persen SMA kebawah, begitu juga dengan jumlah pencari kerja
yang ada di Kota Tanjungbalai sebagian besar berpendidikan paling tinggi SMA
kebawah.