43
RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 1 Kabupaten Cirebon BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN CIREBON 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 41 Tahun 2007, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 58 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan menyatakan bahwa Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas : “Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan mempunyai Tugas menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas PembantuanDalam Peraturan Bupati Cirebon Nomor 58 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan dinyatakan bahwa dalam menyelenggarakan tugas tersebut maka Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengembangan tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan dan pengembangan kehutanan; d. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan Dinas;

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN …distan.cirebonkab.go.id/wp-content/uploads/2017/11/2.-OK-Gambaran...RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 3 Kabupaten

  • Upload
    lehanh

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 1

Kabupaten Cirebon

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN

PERKEBUNAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN CIREBON

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 41 Tahun

2007, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Dinas Daerah dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 58 Tahun 2008 tentang

Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan

dan Kehutanan menyatakan bahwa Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan

dan Kehutanan merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh

Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas :

“Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan mempunyai

Tugas menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang

Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan berdasarkan Asas

Otonomi dan Tugas Pembantuan”

Dalam Peraturan Bupati Cirebon Nomor 58 Tahun 2008 tentang Rincian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan

Kehutanan dinyatakan bahwa dalam menyelenggarakan tugas tersebut maka

Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian, perkebunan,

peternakan dan kehutanan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengembangan tanaman

pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan

hewan dan pengembangan kehutanan;

d. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan Dinas;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 2

Kabupaten Cirebon

e. Penyelenggaraan pembinaan teknis dan administrasi terhadap UPT; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan kepada Dinas

Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Kepala

Dinas membawahi 1 (satu) Sekretariat dan 4 (enam) Kepala Bidang dengan 3

(tiga) Kepala Subbagian dan 3 (tiga belas) Kepala Seksi dengan struktur

organisasi sebagai berikut :

1. Struktur Organisasi

B. Kepala Dinas, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

Tugas pokok :

Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan daerah di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan

kehutanan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang pertanian, perkebunan,

peternakan dan kehutanan;

Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan;

Membina dan melaksanakan tugas bidang pengembangan tanaman

pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan

hewan dan kehutanan;

Melaksanakan administrasi ketatausahaan Dinas;

Menyelenggarakan pembinaan teknis dan administrasi terhadap UPT;

dan

Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 3

Kabupaten Cirebon

C. Sekretaris, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan kesekretariatan yang

meliputi administrasi umum, keuangan dan program dinas.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang kesekretariatan;

Mengelola urusan administrasi umum meliputi surat-menyurat,

kearsipan, kepegawaian, pengadaan, perlengkapan,

kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan dinas;

Mengelola urusan administrasi keuangan dinas;

Mengelola penyusunan program dinas;

melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Kepala Subbagian Umum, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Sekretaris dalam melaksanakan kegiatan administrasi

umum, kepegawaian, perlengkapan, hubungan masyarakat dan

keprotokolan Dinas.

Fungsi :

Menyusun perencanaan program kerja Subbagian Umum sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

Melaksanaakan koordinasi kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, perlengkapan, hubungan masyarakat dan

keprotokolan Dinas;

Melaksanakan tugas administrasi umum Dinas;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 4

Kabupaten Cirebon

b. Kepala Subbagian Keuangan, mempunyai uraian tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Sekretaris dalam melaksanakan penatausahaan keuangan

Dinas.

Fungsi :

Menyusun perencanaan dan program kerja Subbagian Keuangan

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Melaksanakan koordinasi kegiatan administrasi keuangan Dinas;

Melaksanakan tugas penatausahaan keuangan Dinas;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Kepala Subbagian Program, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugas urusan perencanaan,

evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas.

Fungsi :

Menyusun perencanaan dan program kerja Subbagian Program

dan Dinas sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Melaksanakan koordinasi kegiatan perencanaan, pemantauan,

evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;

Melaksanakan tugas penyusunan program Dinas;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

D. Kepala Bidang Tanaman Pangan, mempunyai uraian tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di bidang

tanaman pangan.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 5

Kabupaten Cirebon

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang tanaman pangan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang tanaman pangan;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang tanaman serealia,

kacang-kacangan umbi-umbian dan sarana produksi pertanian;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Tanaman Serealia mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan

kegiatan di bidang tanaman serealia (biji-bijian antara lain padi,

jagung, gandum dan sorgum).

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang tanaman serealia,

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang tanaman serealia;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang tanaman serealia;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Tanaman Pangan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian mempunyai

uraian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan

kegiatan di bidang tanaman Kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang tanaman

Kacang-kacangan dan umbi-umbian, sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 6

Kabupaten Cirebon

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang tanaman

Kacang-kacangan dan umbi-umbian;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang tanaman

Kacang-kacangan dan umbi-umbian;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Tanaman Pangan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Sarana Produksi Pertanian, mempunyai uraian tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan

kegiatan di bidang sarana produksi.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang sarana produksi, sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang sarana produksi;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang sarana produksi;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Tanaman Pangan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

E. Kepala Bidang Hortikultura mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di bidang

hortikultura.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang hortikultura sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang hortikultura;

Membina dan melaksanakan tugas di Tanaman Sayuran dan Tanaman

Hias serta Buah-buahan dan Aneka Tanaman;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 7

Kabupaten Cirebon

a. Seksi Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias, mempunyai uraian tugas

pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan kegiatan

di bidang Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Tanaman Sayuran dan

Tanaman Hias, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Tanaman Sayuran

dan Tanaman Hias;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Tanaman Sayuran

dan Tanaman Hias;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Hortikultura, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Buah-buahan dan Aneka Tanaman, mempunyai uraian tugas

pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan kegiatan

di bidang Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Buah-buahan dan Aneka

Tanaman, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Buah-buahan dan

Aneka Tanaman;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Buah-buahan dan

Aneka Tanaman;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Hortikultura, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 8

Kabupaten Cirebon

F. Kepala Bidang Perkebunan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di bidang

perkebunan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang perkebunan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang perkebunan;

Membina dan melaksanakan tugas di Tanaman Semusim serta Tanaman

Rempah, Penyegar dan Tahunan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Tanaman Semusim, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang perkebunan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Tanaman Semusim.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Tanaman Semusim,

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Tanaman Semusim;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Tanaman Semusim;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Perkebunan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Tanaman Rempah, Penyegar dan Tahunan, mempunyai uraian

tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang perkebunan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Tanaman Rempah, Penyegar dan Tahunan.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 9

Kabupaten Cirebon

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Tanaman Rempah,

Penyegar dan Tahunan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Tanaman Rempah,

Penyegar dan Tahunan;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Tanaman Rempah,

Penyegar dan Tahunan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Perkebunan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

G. Kepala Bidang Peternakan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di bidang

Peternakan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Peternakan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Peternakan;

Membina dan melaksanakan tugas di Bidang Ternak Unggas dan Aneka

Ternak serta Ternak Ruminansia;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Ternak Unggas dan Aneka Ternak, mempunyai uraian tugas

pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Peternakan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Ternak Unggas dan Aneka Ternak.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Ternak Unggas dan

Aneka Ternak, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 10

Kabupaten Cirebon

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Ternak Unggas dan

Aneka Ternak;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Ternak Unggas dan

Aneka Ternak;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Peternakan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Ternak Ruminansia, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Peternakan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Ternak Ruminansia

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Ternak Ruminansia,

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Ternak Ruminansia;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Ternak Ruminansia;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Peternakan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

H. Kepala Bidang Kesehatan Hewan, mempunyai uraian tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di bidang

Kesehatan Hewan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Kesehatan Hewan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Kesehatan Hewan;

Membina dan melaksanakan tugas di Bidang Kesehatan Hewan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 11

Kabupaten Cirebon

a. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, mempunyai uraian tugas

pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Peternakan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Kesehatan Masyarakat

Veteriner, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Kesehatan

Masyarakat Veteriner;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Kesehatan

Masyarakat Veteriner;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Kesehatan Hewan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Penanggulangan Penyakit dan Obat Hewan, mempunyai uraian

tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Peternakan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Penanggulangan Penyakit dan Obat Hewan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Penanggulangan Penyakit

dan Obat Hewan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Penanggulangan

Penyakit dan Obat Hewan;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Penanggulangan

Penyakit dan Obat Hewan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Kesehatan Hewan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 12

Kabupaten Cirebon

I. Kepala Bidang Kehutanan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di bidang

Kehutanan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Kehutanan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Kehutanan;

Membina dan melaksanakan tugas di Bidang Kehutanan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

a. Seksi Usaha Hasil Hutan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Kehutanan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Usaha Hasil Hutan.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Usaha Hasil Hutan,

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Usaha Hasil Hutan;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Usaha Hasil Hutan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Kehutanan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan, mempunyai uraian tugas pokok

dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Bidang Kehutanan dalam melaksanakan kegiatan di

bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 13

Kabupaten Cirebon

Fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi Hutan dan

Lahan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Mengelola urusan pelayanan umum di bidang Rehabilitasi Hutan

dan Lahan;

Membina dan melaksanakan tugas di bidang Rehabilitasi Hutan

dan Lahan;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang

Kehutanan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

J. Unit Pelaksana Teknis, yang terdiri atas :

a. Kepala UPT Alat dan Mesin Pertanian, mempunyai uraian tugas pokok

dan fungsi sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Alat dan Mesin Pertanian.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Alat dan Mesin Pertanian;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan Alat

dan Mesin Pertanian di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Alat dan Mesin

Pertanian di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di Alat dan Mesin

Pertanian di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Alat dan

Mesin Pertanian;

Menyiapkan bahan penyusunan data Alat dan Mesin Pertanian;

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Alat dan Mesin

Pertanian di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 14

Kabupaten Cirebon

b. Kepala UPT Benih Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan,

mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Benih Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Benih Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Benih Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan di wilayah

kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Benih Perkebunan,

Pertanian dan Kehutanan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang Benih

Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Benih

Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan;

Menyiapkan bahan penyusunan data Benih Perkebunan,

Pertanian dan Kehutanan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Benih Perkebunan,

Pertanian dan Kehutanan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Kepala UPT Pelayanan Tebu Rakyat, mempunyai uraian tugas pokok

dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Pelayanan Tebu Rakyat.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Pelayanan Tebu Rakyat;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 15

Kabupaten Cirebon

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Pelayanan Tebu Rakyat di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Pelayanan Tebu

Rakyat di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang

Pelayanan Tebu Rakyat di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Pelayanan

Tebu Rakyat;

Menyiapkan bahan penyusunan data Pelayanan Tebu Rakyat;

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Benih Pelayanan

Tebu Rakyat di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

UPT Pelayanan Tebu Rakyat sebanyak 3 (tiga), meliputi :

1) UPT Pelayanan Tebu Rakyat Sindanglaut;

2) UPT Pelayanan Tebu Rakyat Karangsuwung;

3) UPT Pelayanan Tebu Rakyat Tersanabaru.

d. Kepala UPT Perlindungan Tanaman, mempunyai uraian tugas pokok

dan fungsi sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Perlindungan Tanaman.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Perlindungan Tanaman;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Perlindungan Tanaman di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Perlindungan Tanaman

di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang

Perlindungan Tanaman di wilayah kerjanya;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 16

Kabupaten Cirebon

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Perlindungan

Tanaman;

Menyiapkan bahan penyusunan data Perlindungan Tanaman;

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Perlindungan

Tanaman di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

e. Kepala UPT Pengelolaan Lahan dan Air, mempunyai uraian tugas

pokok dan fungsi sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Pengelolaan Lahan dan Air.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Pengelolaan Lahan dan Air;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Pengelolaan Lahan dan Air di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Pengelolaan Lahan

dan Air di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang

Pengelolaan Lahan dan Air di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pelayanan informasi, bimbingan, pembinaan dan

Pengelolaan Lahan dan Air;

Melaksanakan pelaporan kegiatan dan keuangan di bidang

Pengelolaan Lahan dan Air;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 17

Kabupaten Cirebon

f. Kepala UPT Hasil Hutan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Hasil Hutan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Hasil Hutan;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan Hasil

Hutan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Hasil Hutan di wilayah

kerjanya ;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang Hasil

Hutan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Hasil Hutan;

Menyiapkan bahan penyusunan data Hasil Hutan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Hasil Hutan di

wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

UPT Hasil Hutan, sebanyak 2 (dua), meliputi :

1) UPT Hasil Hutan Wilayah Plumbon;

2) UPT Hasil Hutan Wilayah Lemahabang.

g. Kepala UPT Balai Pengembangan Bibit Peternakan, mempunyai

uraian tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Pengembangan Bibit Peternakan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Balai Pengembangan Bibit Peternakan;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 18

Kabupaten Cirebon

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Pengembangan Bibit Peternakan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Pengembangan Bibit

Peternakan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang

Pengembangan Bibit Peternakan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT

Pengembangan Bibit Peternakan;

Menyiapkan bahan penyusunan data Pengembangan Bibit

Peternakan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Pengembangan Bibit

Peternakan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

h. UPT Pusat Kesehatan Hewan, mempunyai uraian tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut:

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam mengelola urusan pembangunan di

bidang Kesehatan Hewan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Pusat Kesehatan Hewan;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Pusat Kesehatan Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Kesehatan Hewan di

wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang

Kesehatan Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Pusat

Kesehatan Hewan;

Menyiapkan bahan penyusunan data Kesehatan Hewan;

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 19

Kabupaten Cirebon

Mengkoordinasikan pelaksanaan operasional Kesehatan Hewan di

wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

UPT Pusat Kesehatan Hewan sebanyak 3 (tiga), meliputi :

1) UPT Pusat Kesehatan Hewan Ciledug;

2) UPT Pusat Kesehatan Hewan Battembat;

3) UPT Pusat Kesehatan Hewan Kaliwedi.

i. UPT Rumah Potong Hewan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam hal melaksanakan sebagian tugas dinas

di bidang Rumah Potong Hewan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Rumah Potong Hewan;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Rumah Potong Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Rumah Potong Hewan

di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang Rumah

Potong Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Rumah

Potong Hewan;

Menyiapkan bahan penyusunan data Rumah Potong Hewan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan Rumah Potong

Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 20

Kabupaten Cirebon

j. Kepala UPT Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan

(Tanbunakhut), mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam hal melaksanakan sebagian tugas dinas

di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Tanbunakhut;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan di wilayah

kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang pertanian,

perkebunan, peternakan dan kehutanan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang

pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan di wilayah

kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT

Tanbunankhut;

Menyiapkan bahan penyusunan data statistik pertanian,

perkebunan, peternakan dan kehutanan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan pertanian,

perkebunan, peternakan dan kehutanan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

UPT Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan

(Tanbunakhut) sebanyak 16 (enam belas), meliputi :

1) UPT Tanbunakhut Palimanan, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Ciwaringin, Gempol dan Palimanan.

2) UPT Tanbunakhut Klangenan, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Klangenan dan Jamblang.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 21

Kabupaten Cirebon

3) UPT Tanbunakhut Gegesik, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Gegesik dan Kaliwedi.

4) UPT Tanbunakhut Arjawinangun, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Arjawinangun dan Susukan.

5) UPT Tanbunakhut Panguragan, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Panguragan dan Kapetakan.

6) UPT Tanbunakhut Suranenggala, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Suranenggala dan Gunung Jati.

7) UPT Tanbunakhut Plered, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Weru, Plered, Kedawung dan Tengah tani.

8) UPT Tanbunakhut Dukupuntang, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Sumber, Depok, Dukupuntang dan

Plumbon.

9) UPT Tanbunakhut Astanajapura, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Astanajapura dan Greged.

10) UPT Tanbunakhut Mundu, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Mundu dan Pangenan.

11) UPT Tanbunakhut Lemahabang, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Lemahabang dan Susukan Lebak.

12) UPT Tanbunakhut Beber, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Beber, Talun dan Sedong.

13) UPT Tanbunakhut Karangwareng, dengan wilayah kerja

meliputi Kecamatan : Karangsembung dan Karangwareng.

14) UPT Tanbunakhut Waled, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Pabuaran, Waled dan Pasaleman.

15) UPT Tanbunakhut Babakan, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Babakan dan Gebang.

16) UPT Tanbunakhut Pabedilan, dengan wilayah kerja meliputi

Kecamatan : Losari, Ciledug dan Pabedilan.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 22

Kabupaten Cirebon

k. UPT Pasar Hewan, mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi sebagai

berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas dalam hal melaksanakan sebagian tugas dinas

di bidang Pasar Hewan.

Fungsi :

Melaksanakan dan mengendalikan urusan ketatausahaan UPT

Pasar Hewan;

Melaksanakan perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan

Pasar Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan teknis operasional dibidang Pasar Hewan di

wilayah kerjanya;

Melaksanakan pengendalian teknis fungsional di bidang Pasar

Hewan di wilayah kerjanya;

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT Pasar

Hewan;

Menyiapkan bahan penyusunan data Pasar Hewan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan Pasar Hewan di

wilayah kerjanya;

Melaksanakan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

l. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Pekebunan Peternakan dan

Kehutanan Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada Bagan 1.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 23

Kabupaten Cirebon

BAGAN 1. STRUKTUR ORGANISASI DISTANBUNAKHUT KABUPATEN CIREBON TAHUN 2014

SEKRETARIAT

- Alat dan Mesin Pertanian - Benih Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan- Pelayanan Tebu Rakyat - Perlindungan Tanaman - Pengelolaan Lahan dan Air- Hasil Hutan- Balai Pengembangan Bibit Peternakan- Pusat Kesehatan Hewan- Rumah Potong Hewan- Pasar Hewan- Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan

KEPALA DISTANBUNAKHUT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN

PROGRAM

KELOMPOK BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG

JABATAN FUNGSIONAL TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN

UMUM KEUANGAN

PETERNAKAN KESEHATAN KEHUTANAN

HEWAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

KESEHATAN USAHA HASIL

SUMBERDAYA HUTAN

TANAMAN SEREALIA TANAMAN SAYURAN

DAN TANAMAN HIAS DAN ANEKA TERNAK

TANAMAN SEMUSIM TERNAK UNGGAS

MASYARAKAT VETERINER

SEKSI SEKSISEKSI SEKSI TANAMAN SEKSI SEKSI

KACANG-KACANGAN ANEKA TANAMAN PENYEGAR DAN RUMINANSIA

TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN TANAMAN REMPAH, TERNAK PENANGGULANGAN REHABILITASI

PENYAKIT DAN HUTAN DAN

OBAT HEWAN LAHANDAN UMBI-UMBIAN TAHUNAN

SEKSI

SARANA PRODUKSI

PERTANIAN

U P T

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 24

Kabupaten Cirebon

2.2. Sumberdaya Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan

Kabupaten Cirebon

2.2.1. Sumberdaya Manusia

Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Dinas Pertanian

Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon sampai akhir tahun

2013 didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 119 (seratus sembilan

belas) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 50 orang pegawai kontrak (data

per 31 Desember 2013). Latar belakang pendidikan PNS bervariasi mulai

Sekolah Dasar (SD) hingga Strata Tiga (S3) dan Sekolah Dasar (SD) hingga

Strata Satu (S1) latar belakang pendidikan pegawai kontrak kerja. Rekapitulasi

pegawai (PNS) berdasarkan golongan pada Dinas Pertanian Perkebunan

Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon disajikan pada Tabel 1.

Tabel 2. Rekapitulasi PNS Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan

Kehutanan Kabupaten Cirebon Tahun 2013 Berdasarkan Golongan

1 I/a 1

2 I/b 3

3 I/c 1

4 I/d 1

Jumlah PNS Gol. I : 6

1 II/a 3

2 II/b 10

3 II/c 2

4 II/d 6

Jumlah PNS Gol. II : 21

1 III/a 10

2 III/b 22

3 III/c 25

4 III/d 26

Jumlah PNS Gol. III : 83

1 IV/a 5

2 IV/b 3

3 IV/c 1

4 IV/d 0

Jumlah PNS Gol. IV : 9

Jumlah Total : 119

No. Golongan Jumlah

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 25

Kabupaten Cirebon

Berdasarkan Tabel 2., jumlah PNS sampai tahun 2013 mengalami

penurunan dikarenakan adanya pegawai yang pensiun, meninggal dunia dan

mutasi pegawai/promosi pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten

Cirebon.

Jumlah PNS berdasarkan Eselon yang dimiliki Dinas Pertanian

Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten berdasarkan struktur

organisasi saat ini adalah 1 orang Kepala Dinas, 1 orang Sekretaris Dinas, 6

orang Kepala Bidang, 3 orang Kepala Subbagian, 13 orang Kepala Kepala Seksi,

31 orang Kepala UPT Tanbunakhut/Teknis Dinas, 32 orang Pelaksana Dinas dan

44 orang staf/pelaksana UPT Dinas.

2.2.2. Asset / Modal Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan

Kehutanan Kabupaten Cirebon

Dalam upaya mendukung tugas dan fungsi Dinas Pertanian Perkebunan

Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon perlu ada asset/modal yang

dimiliki, diantaranya asset tanah, peralatan, mesin, gedung bangunan, jalan,

instalansi, jaringan dan lain-lainnya. Adapun data asset/modal Dinas Pertanian

Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Data Asset Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon

No. Uraian Tahun

2012 2013

1. Tanah 3.836.747.082 3.836.747.082

2. Peralatan dan Mesin 6.933.966.003 6.877.630.003

3. Gedung dan Bangunan 8.082.891.383 8.989.826.383

4. Jalan Irigasi dan Jaringan 2.455.382.838 2.591.425.238

5. Aset Tetap Lainnya 4.475.000 4.475.000

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan - -

7 Aset Rusak Berat 397.893.889 397.893.889

8 BMD Non-Kapitalisasi 72.179.000 84.719.000

Jumlah Total 21.783.535.195 22.782.716.595

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 26

Kabupaten Cirebon

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan

Kehutanan Kabupaten Cirebon

Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas padi dari tahun ke

tahun menunjukan hasil yang cukup menggembirakan, hal ini terlihat pada

Tabel 4. Bahkan dapat melampaui target yang sudah ditetapkan. Keberhasilan

ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

produksi yaitu : peningkatan produktivitas melalui kegiatan Sekolah Lapangan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang sudah dilaksanakan Tahun 2009

sampai dengan 2014. Melalui Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

petani dapat belajar langsung dilapangan dalam berbagai teknologi usahatani

melalui input produksi yang efesien menurut spesifik lokasi sehingga mampu

menghasilkan produktivitas padi tinggi untuk menunjang peningkatan

produktivitas dan pendapatan petani secara berkelanjutan. Selanjutnya

melalui Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) petani akan mampu

mengelola sumberdaya yang tersedia (benih, tanah, air dan sarana produksi

lainnya) secara terpadu dalam melakukan budidaya di tanah usahataninya

berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil

serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka pencapaian sasaran

produksi yang diterapkan. Disamping itu peningkatan produksi maupun

produktivitas juga didukung oleh pengembangan dan peningkatan kuantitas

dan kualitas alat mesin pertanian pra-panen, panen dan pasca panen. Tetapi

pada Tahun 2012, terjadi penurunan produksi sehingga target produksi tidak

tercapai, hal ini disebabkan : Mundurnya waktu tanam selama 2 (dua) bulan

pada tahun 2011 (seharusnya Bulan Oktober menjadi Desember), majunya

musim kemarau, karena samapai awal bulan November 2012, tingkat curah

hujan belum memenuhi syarat kumulatif 3 (tiga) dasarian sebesar 150 mm

sebagai awal MH.

Komoditas jagung mempunyai capain produksi tertinggi pada tahun

2013 sebesar 687 % dibandingkan komoditas palawija lainnya namun tetap

mampu mencapai target yang ditetapkan. Begitupula komoditas sayuran

capaiannya kurang dari 100%, sedangkan kacang hijau dan kacang kedelai pada

tahun 2012 produksinya turun hal ini karena :

1. Penurunan luas panen

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 27

Kabupaten Cirebon

2. Realisasi komoditas palawija dan sayuran tersebut sangat fluktuatif

setiap tahunnya, sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan

kesempatan lahan sawah (persaingan dengan padi)

3. Kondisi iklim yang tidak menentu, disertai dengan sifat pengelolaan

usaha tani yang tergantung pada komoditi palawija dan sayuran

dengan pola tanam yang tidak seragam, sangat mendorong

terjadinya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT)

4. Belum berkembangnya kelembagaan petani yang mampu

mengembangankan usahanya, baik dalam pelayanan agro input

(saprodi/modal usaha tani) maupun dalam pelayanan pengolahan

hasil dan pemasaran, yang telah mengakibatkan terjadinya fluktuasi

harga yang sangat tajam pada saat panen raya, karena tuntutan

cepat menjual hasil setelah panen oleh para petani akan sangat

mendorong tidak adanya keadilan nilai tambah antara on-farm dan

off-farm.

Pencapaian produksi gula Tahun 2009 sd 2013 di Kabupaten Cirebon

yaitu 41.486,05 sd 56.340,49 ton terjadi kenaikan dan penurunan produksi gula

hal ini dikarenan Rendemen yang dihasilkan dibawah rendemen yang

ditetapkan yaitu 7-7,9 % sehingga menyebabkan penurunan kualitas

tebu, adanya anomali iklim yang tidak menentu, terjadinya kebakaran pada

perkebunan tebu. Selanjutnya perlu upaya pencapaian swasembada gula

nasional tahun 2014 melalui program akselerasi peningkatan produksi gula.

Untuk Jawa Barat sendiri dengan jumlah penduduk sekitar 42 juta jiwa

memerlukan gula sekitar 500 ribu ton yang dicapai baru 95,4 ribu ton untuk itu

perlu adanya peningkatan produktivitas baik melalui intensifikasi maupun

dengan perluasan areal pada lahan-lahan yang memungkinkan.

Upaya pencapaian swasembada gula dilakukan melalui beberapa

langkah antara lain :

Pelaksanaan bongkar ratoon dan rawat ratoon yang merupakan salah

satu upaya peningkatan produktivitas tanaman tebu.

Pembangunan kebun bibit tebu

Penataan varietas

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 28

Kabupaten Cirebon

Perluasan areal pertanaman tebu utamanya dilakukan di luar jawa

khususnya lahan kering

Penyediaan air melalui penyiapan embung-embung, dam parit,

pompanisasi air permukaan, pompanisasi air tanah dangkal, dan

menciptakan daerah - daerah tampungan air di bagian hulu

Penerapan pupuk berimbang dan pupuk organik

Peningkatan atau pemanfaatan “ idle capacity”, pabrik gula untuk

mengolah “ raw sugar “,

Pengaturan tata niaga gula

Menyediakan tenaga pendamping di lokasi budidaya tebu Dukungan

pembiayaan melalui : penguatan modal usaha kelompok ( pmuk ), dan

optimalisasi pemanfaatan kredit ketahanan pangan dan energi (kkp-e ).

Pencapaian produksi daging yang cukup tinggi adalah ayam ras pedaging

sebanyak 1.381.931 ton dengan populasi sebanyak 1.417.190 ekor pada tahun

2013, sedangkan produksi daging secara keseluruhan capain tertinggi pada

tahun 2012 yaitu 128%. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya populasi baik

unggas, sapi potong maupun domba seiring dengan kebijakan pemerintah

untuk swasembada daging pada tahun 2015 yang di follow up dengan

pengurangan jumlah import sapi dari Australia dan Negara pengimport sapi

potong lainnya. Sedangkan pada produksi telur pencapaian pada Tahun 2009 sd

2011 adalah 95 sd 97 % dikarenakan masih adanya ancaman penyakit penyakit

unggas yaitu AI, ND, serta belum stabilnya pemenuhan input produksi terutama

pakan yang cukup mahal karena krisis di Eropa dan Amerika sebagai pensuplai

bahan pakan utama sehingga membuat lesu usaha perunggasan terutama ayam

boiler dan ayam layer (petelur).

Pengendalian ancaman penyakit hewan menular seperti antrhrax,

rabies, brucellois dan flu burung yang dapat mempengaruhi produksi dan

produktivitas ternak melalui 17 langkah pengendalian penyakit hewann

menular. Kegiatan vaksinasi AI sebanyak 150.674, rabies sebanyak 2.019,

merupakan upaya menurunkan resiko penularan penyakit dengan memutus

rantai hidup penyebaran di Kabupaten Cirebon. Sedangkan nol kasus untuk

pengendalian antrhrax dan brucellosis artinya bahwa Kabupaten Cirebon untuk

saat ini bebas dari penyakit antrhrax dan brucellosis.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 29

Kabupaten Cirebon

Masih terdapat sekitar 923,09 hektar lahan kritis dari luas hutan 17.200

hektar di Kabupaten Cirebon. Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas

Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon

merencanakan lahan kritis itu menjadi hijau. Upaya mengatasi lahan kritis

budaya menanam pohon harus digalakan di lokasi pemukiman selain di

kawasan hutan. Selama ini pembangunan infrastruktur di perkotaan kerap tak

memperhatikan ruang terbuka hijau (RTH). Dalam rangka mengurangi lahan

kritis Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten

Cirebon telah melakukan kegiatan peningkatan luas hutan rakyat mencapai

13.346 ha pada tahun 2013 dengan cara memberikan bantuan tanaman hutan

yaitu jati, mahoni, albazia, dan tanaman hutan lainnya, PLBTH seluas 47 ha.

Tingkat capaian Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan

Kabupaten Cirebon berdasarkan sasaran target Renstra periode sebelumnya

dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Upaya pembangunan bidang ekonomi

khususnya sektor pertanian melalui kementerian pertanian telah menetapkan

4 ( empat ) target sukses, yaitu :

Pencapaian swasembada kedelai, gula, daging sapi dan

melanjutkan swasembada beras dan jagung.

Meningkatkan diversifikasi pangan

Meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor

Peningkatan kesejahteraan petani

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 30

Kabupaten Cirebon

Tabel 4. Pecapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan kehutanan Kabupaten Cirebon

NO

Indikator Kinerja

sesuai Tugas dan Fungsi

SKPD

Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20 21 1.

Peningkatan produksi pertanian, perkebunan peternakan dan kehutanan:

Menurunkan tingkat kemiskinan

- Padi (ton) 5%/thn 449.164,19 471.623,16 495.204,31 519.964,53 545.964,53 541.039,00 544.784 537.196 490.564 620.788 120 116 108 94 114 - Jagung (ton) 5%/thn 2.990,19 3.139,70 3.296,68 3.461,52 3.634,59 6.924,00 7.350 7.201 14.071 24.964 232 234 218 406 687 - Kacang Hijau 1%/thn 1.923,43 2.019,60 2.120,58 2.226,61 2.337,94 3.383 3.661 3.256 1.265 2.009 176 181 154 57 86 - Kacang Kedelai 1%/thn 245,00 561,00 982,00 517,00 690,00 743,00 666,00 1.166,00 371,00 740,00 303 119 119 72 107 - Bawang

merah 1%/thn 310.272 313.375 316.508 319.674 322.870 39.961 47.404 41.265 29.395 36.451 11 13 10 7 8

-Cabe Besar (KU) 1%/thn

31.664 31.980 32.300 32.623 32.949 8.452 6.356 3.205 6.623 3.863 96 69 33 65 36

- Mangga (KU) 2%/thn

32.091 13.078 49.738 61.975 311,17 124 48 175 207 1 - Jamur Merang

(KU)

-Gula (Ton) 1%/thn 34.965 36.343 37.755 39.201 40.680 56.340,49 61.202,33 41.486,05 48.407,66 55.445,47 120 124 80 89 97 - Kelapa (Ton) 2,1%/thn 250 260 270 280 290 3.599,00 3.013,84 2.683,57 4.379,20 4.379,29 18.887 178 151 235 223 - Rempah dan

Penyegar (ton) 2%/thn 15.000 16.000 17.000 18.000 19.000

- Cengkeh

(ton) 1%thn

7 7,1 7,2 7,3 7,4

- Daging (ton) Ruminansia besar : (ton) -Sapi -Kerbau

5%/thn

3.820 115

4.011 121

4.212 127

4.422 133

4644 140

3.820 115

4.011 121

4.212 127

4.422 133

4.644 140

100 100

100 100

100 100

100 100

100 100

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 31

Kabupaten Cirebon

Ruminansia kecil : (ton) -Domba dan kambing Unggas : (ton) -Ayam Ras -Unggas lokal (itik, ayam buras) -Kelinci Telur (ton): -Ayam ras -Unggas lokal (itik, ayam buras) Susu Sapi (liter) :

-

5% /thn

5%/ thn

5% /thn

5% /thn

5%/ thn 5% /thn

5% /thn

2.955

4.243

1.500

3,21

390 6.592

675.446

3.103

4.455

1.575

3,37

410 6.922

709.218

3.258

4.678

1.654

3,54

430 7.268

744.679

3.421

4.912

1.736

3,72

452 7.631

781.913

3.592

5.158

1.823

3,90

475 8.013

821.009

2.955

4.243

1.500

3,21

390 6.592

675.446

3.103

4.455

1.575

3,37

410 6.922

709.218

3.258

4.678

1.654

3,54

430 7.268

744.679

3.421

4.912

1.736

3,72

452 7.631

781.913

3.592

5.158

1.823

3,90

475 8.013

821.009

100

100

100

100

100 100

100

100

100

100

100

100 100

100

100

100

100

100

100 100

100

100 100

100

100

100 100

100

100

100

100

100

100 100

100

- Lebah madu (stup) 1 unit

10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 25,00 20,00 32,00 16,00 150,00 227,27 166,67 246,15 114,29

- Jamur kayu (log) 2 unit

50,00 52,00 54,00 56,00 58,00 90.000 98.000 106.000 11.600 8,00 180.000 188.462 196.296 20.714 13,79

- PLBTH (ha) 0,25 ha 4,25 5,00 5,25 6,00 6,50 - - 2,00 14,00 47,00 0,00 0,00 38,10 233,33 723,08 - Jati

100

phn/thn 2.500 2.600 2.700 2.800 2.900 3.592 3.478 3.485 2.269 2.311 143,68 133,77 129,07 81,04 79,69

- Mahoni

50 phn/thn

700 750 800 850 900 250,18 261,90 95,21 100,21 98,17 35,74 34,92 11,90 11,79 10,91

- Albazia

200 phn/thn

1.500 1.700 1.900 2.000 2.100 1.100,00 1.150,00 1.000,00 1.000,00 800,00 73,33 67,65 52,63 50,00 38,10

- Tanaman hutan lain-lain

50 phn/thn

400 450 500 550 600 711,00 22,01 35,56 43,56 70,12 177,75 4,89 7,11 7,92 11,69

2.

Peningkatan produktivitas :

- Padi (ku/ha) GKG 5%/thn

51,82 54,41 57,13 59,98 62,98 60,55 59,15 60,91 65,10 81,07 117 109 107 109 129

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 32

Kabupaten Cirebon

-Jagung (ku/ha) 5%/thn 59,41 62,38 65,50 68,77 72,21 43,78 47,73 52,07 62,68 78,06 74 77 79 91 108 - Kacang Hijau

(ku) 1%/thn

9,51 9,61 9,70 10,19 10,70 13,08 10,75 13,14 13,07 16,23 138 112 135 128 152

- Bawang merah (ku/ha) 1%/thn

103,03 104,06 105,10 106,15 107,21 100,03 95,64 99,41 87,93 99,65 97 92 95 83 93

-Cabe Besar (ku/ha) 1%/thn

48,34 48,82 49,31 49,80 50,30 75,20 98,70 67,05 89,26 79,98 156 202 136 179 159

- Mentimun (ku/ha) 1%/thn

67,5 68,18 68,86 69,55 70,24 173,78 113,90 86,48 86,48 96,23 257 167 126 124 137

- Terong (ku/ha) 1%/thn 62,98 63,61 64,25 64,89 65,54 101,86 99,91 90,78 110,47 97,33 162 157 141 170 149 - Semangka

(ku/ha) 1%/thn 134,84 136,19 137,55 138,93 140,32 199,59 149,53 292,67 190,00 135,96 148 110 213 137 97

- Mangga (kg/pohon) 2%/thn

52,89 53,95 55,03 56,13 57,25 41,17 31,44 57,30 56,35 44,92 78 58 104 100 78

-Gula (ton) 1%/thn 6,01 6,13 6,26 6,40 6,53 51,10 54,60 42,23 51,33 47,13 85 89 67 80 72 - Kelapa (ton) 5%/thn 1,00 1,05 1,10 1,15 1,20 35,32 17,82 27,49 27,24 26,89 59 28 42 39 37 ‘- Rempah dan

Penyegar (ton/ha)

2%thn

20,00 21,00 22,00 23,00 24,00

‘- Cengkeh

1%thn 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

2

. Penanganan kasus penyakit hewan :

- Pengendalian rabies dg vaksinasi

2%/thn

2.040 2.080 2.100 2.150 2.200 1.000,00 1.000,00 1.007,00 1.500,00 2.019,00 90,01 85,72 82,21 116,63 149,51

- Pengendalian anthrax

nol kasus

nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol

kasus nol

kasus nol

kasus nol

kasus nol

kasus - Pengendalian

brucellosis

nol kasus

nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol kasus nol

kasus nol

kasus nol

kasus nol

kasus nol

kasus - Pengendalian

flu burung dg cara vaksinasi AI

2%/thn

246.811 259.152 272.109 285.715 300.000 508.173 200.000 204.385 150.000 150.674 205,90 77,17 75,11 52,50 50,22

3.

Peningkatan pengawasan peredaran bahan asal hewan dan

2%/tahn

612 630 661 679 699 612 630 661 679 699

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 33

Kabupaten Cirebon

hasil bahan asal hewan

- Mempertahankan pangan asal hewan (daging, telur dan susu) tetap bebas pencemaran mikroba dan residu obat

4.

Peningkatan kualitas sumberdaya lahan

- Peningkatan pendapatan pertahun masyarakat sekitar hutan dari hasil hutan kayu (ton/ha)

Rp. 1.420.000/ tahun

900.000 2.320.000 3.740.000 5.160.000 6.580.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 111,11 64,66 53,48 48,45 45,59

- Jumlah pengusaha kayu yg berijin

15 pengusa

ha

15,00 30,00 45,00 55,00 70,00 9,00 2,00 3,00 3,00 4,00 60,00 6,67 6,67 5,45 5,71

- Berkurangnya luas lahan kritis berkelanjutan

817,27 ha/thn

4.086,36 3.269,09 2.451,82 1.634,55 817,28 300,00 887,77 950,50 1.025,00 923,09 36,71 108,63 116,30 125,42 112,95

- Peningkatan luas hutan rakyat

14.843,00 15.343,00 15.843,00 16.843,00 17.343,00 14.843,15 14.843,15 13.564,00 13.346,00 13.346,00 100,00 96,74 85,62 79,24 76,95

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 34

Kabupaten Cirebon

Tabel 5. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- (Rp.)

Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp.)

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

Rata-rata pertumbuhan (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggrn

Realsasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Pendapatan Daerah

Pendapatan Asli Daerah

- Retribusi Daerah

503.501.800 527.568.475 546.600.000 524.400.000 620.058.200 509.439.100 527.841.660 546.640.000 544.149.850 620.058.200 101,18 100,05 100,01 103,77 100,00 5,64 5,17

Belanja Daerah

Belanja Operasi

12.230.045.490 8.395.462.500 17.746.557.975 33.181.883.075 38.612.818.625 11.851.367.361 8.311.243.104 16.035.995.108 31.707.844.919 36.860.664.139 96,90 99,00 95,46 95,56 95,46 45,84 19,14

- Belanja Pegawai

7.477.368.000 1.385.073.000 8.416.229.500 9.509.808.800 10.365.574.000 7.296.149.953 1.381.633.000 8.385.734.865 9.386.109.798 10.272.764.944 97,58 99,75 99,10 98,70 99,10 112,04 133,26

- Belanja Barang

4.752.677.490 7.010.389.500 9.330.328.475 23.672.074.275 28.247.244.625 4.555.217.408 6.929.610.104 7.650.260.243 22.321.735.121 26.587.899.195 95,85 98,85 94,13 94,30 94,13 63,41 68,35

Belanja Modal

1.334.680.000 1.598.995.000 695.172.000 2.614.047.700 1.598.995.000 1.299.461.000 356.012.000 661.977.000 2.426.510.605 1.515.250.400 97,36 22,26 95,22 92,83 94,76 50,12 60,59

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 35

Kabupaten Cirebon

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian

Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon

2.4.1. Analisis Kondisi Internal dan Eksternal

2.4.1. 1. Kondisi Internal

A. Kekuatan

Bidang Pertanian :

a. Ketersediaan lahan sawah yang sebagaian besar merupakan sawah irigasi

teknis dan setengah teknis.

b. Sumberdaya manusia tersedia dalam jumlah yang cukup dan pada waktu

dibutuhkan.

c. Tersedia industri pengolahan hasil dan pedagang besar yang mampu

menampung hasil panen.

d. Petani mampu dan bebas mengakses pemasaran hasil secara langsung.

Bidang Perkebunan :

a. Daya dukung kondisi agroklimat untuk komoditas perkebunan.

b. Tersedia industri pengolahan hasil dan pedagang besar yang mampu

menampung hasil panen.

Bidang Peternakan :

a. Daya dukung kondisi agroklimat untuk pengembangan ternak.

b. Ketersediaan sumber pakan melimpah.

c. Strain hewan local lebih tahan penyakit.

d. Vaksin dan obat-obatan hewan tersedia.

e. Sarana dan prasarana keswan dan kesmavet tersedia (rumah pemotongan

hewan, rumah pemotongan unggas, alat-alat, dll.).

f. Minat masyarakat untuk mengembangkan ternak cukup tinggi.

Bidang Kehutanan :

a. Daya dukung kondisi agroklimat untuk pengembangan tanaman kehutanan.

b. Tersedia industri pengolahan hasil kehutanan.

c. Ketersediaan daya dukung lahan yang masih luas.

d. Harga hasil hutan kayu cukup menarik.

Bidang Kesehatan Hewan :

a. Peraturan perundang-undangan tentang kesehatan hewan dan kesehatan

masyarakat veteriner tersedia.

b. Strain hewan lokal lebih tahan penyakit.

c. Vaksin dan obat-obatan hewan tersedia.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 36

Kabupaten Cirebon

d. Sistem informasi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

tersedia.

e. Sarana dan prasarana kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner tersedia (Rumah Pemotongan Hewan, Rumah Pemotongan

Unggas, Alat-alat Kesehatan Hewan, Pakan, Dll)

B. Kelemahan

Bidang Pertanian :

a. Jaringan irigasi mengalami gangguan : saluran mengalami pendangkalan,

kerusakan bangunan irigasi dan jaringan irigasi terputus akibat

pembangunan jalan tol.

b. Kekeringan pada musim kemarau dan banjir menggenangi areal pertanian

pada musim hujan.

c. Keterbatasan dan penurunan kapasitas sumberdaya lahan.

d. Sistem alih teknologi masih lemah dan kurang tepat sasaran.

e. Keterbatasan akses terhadap layanan usaha terutama permodalan.

f. Kualitas, mentalitas, dan keterampilan sumberdaya petani rendah.

g. Kelembagaan petani dan posisi tawar petani rendah.

Bidang Perkebunan :

a. Keterbatasan alokasi lahan.

b. Sistem alih teknologi masih lemah.

c. Kelembagaan petani dan posisi tawar petani rendah.

d. Pengetahuan dan keterampilan petani tentang teknologi produksi maupun

pasca panen masih rendah.

e. Keterbatasan akses terhadap layanan usaha terutama permodalan.

Bidang Peternakan :

a. Kemampuan permodalan rendah dan keterbatasan akses terhadap layanan

permodalan.

b. Pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak rendah dalam memahami

pentingnya kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.

c. Pemilik hewan belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

d. System pemeliharaan ternak ekstensif.

Bidang Kehutanan :

a. Rendahnya partisipasi petani terhadap hutan rakyat. Hutan rakyat hanya

diminati petani usia lanjut (umur 50 tahun lebih).

b. Hutan rakyat umumnya tidak dalam satu hamparan tetapi terpencar.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 37

Kabupaten Cirebon

c. Kurangnya prakarsa petani untuk membentuk kelompok dalam pengelolaan

hutan rakyat sehingga berdampak pada biaya pemeliharaan tinggi dan nilai

tawar rendah.

d. Umumnya petani menjual ke tengkulak atau pedagang pengumpul.

e. Struktur tegakan yang multi strata dan multi spesies.

f. Pengetahuan petani terhadap teknik budidaya dan prosedur perijinan yang

masih rendah.

g. Umumnya petani menjual dalam bentuk tegakan dengan kondisi tanaman

belum matang tebang.

h. Kegiatan pembersihan, pruning, penjarangan, serta pemberantasan hama

dan

i. Penyakit tidak sepenuhnya dilakukan sendiri oleh petani.

j. Petani kurang mampu berperan dalam menentukan harga.

Bidang Kesehatan Hewan :

a. Pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak rendah dalam memahami

pentingnya kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.

b. Pemilik hewan belum menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

c. Munculnya penyakit baru yang belum pernah ada di Kabupaten Cirebon

(penyakit exotic).

d. Sistem pemeliharaan ternak ekstensif.

e. Masyarakat konsumen belum mengutamakan produk pangan asal hewani

yang HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat).

2.4.2. Kondisi Eksternal

A. Peluang

Bidang Pertanian :

a. Optimasi pemanfaatan sumberdaya pertanian.

b. Peningkatan kebutuhan bahan pangan untuk kebutuhan konsumsi dan

penyediaan bahan baku industri.

c. Terbangunnya industri hasil pertanian sampai tingkat desa.

d. Penemuan beberapa kultivar baru yang memiliki potensi hasil tinggi.

Bidang Perkebunan :

a. Peningkatan kebutuhan bahan pangan untuk kebutuhan konsumsi dan

penyediaan bahan baku industri.

b. Terbangunnya industri hasil perkebunan sampai tingkat desa.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 38

Kabupaten Cirebon

Bidang Peternakan :

a. Peningkatan kebutuhan bahan pangan yang bersumber dari bahan ternak

sejalan dengan pertumbuhan penduduk, peningkatan daya beli dan

peningkatan kesadaran masyarakat tentang gizi.

b. Tumbuhnya dukungan dari lembaga-lembaga penyandang dana melalui pola

kemitraan usaha.

c. Peraturan perundang-undangan tentang kesehatan hewan dan kesehatan

masyarakat veteriner tersedia.

d. Tersedia sistim informasi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner tersedia.

Bidang Kehutanan :

a. Kebutuhan bahan baku industri terus meningkat.

b. Harga kayu semakin tinggi dan diprediksi terus meningkat.

c. Diversifikasi produksi dengan komoditas lain seperti kehutanan-

perkebunan, kehutanan-tanaman pangan.

Bidang Kesehatan Hewan :

a. Potensi pasar terbuka lebar bagi ternak sehat.

b. Daya beli relatif baik.

c. Preferensi konsumen terhadap produk hewani selalu berkembang.

d. Stabilitas nasional kondusif.

B. Tantangan

Bidang Pertanian :

a. Rantai tataniaga yang panjang dan sistem pemasaran yang belum adil.

b. Lemahnya koordinasi antar lembaga terkait dan birokrasi.

c. Kebijakan makro ekonomi yang belum berpihak kepada petani.

Bidang Perkebunan :

a. Ketersediaan lahan kering (kritis) untuk perluasan areal.

b. Rantai tataniaga yang panjang dan sistem pemasaran yang belum adil.

Bidang Peternakan :

a. Pengembangan ternak di luar daerah sudah menerapkan teknologi dengan

tingkat keberhasilan produksi tinggi.

b. Munculnya penyakit baru yang belum pernah ada di Kabupaten Cirebon

(penyakit exotic).

c. Pengawasan lalu lintas hewan dan bahan asal hewan lemah

d. Masyarakat konsumen belum mengutamakan produk pangan asal hewan

yang HAUS.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 39

Kabupaten Cirebon

e. Perdagangan bebas dan kecenderungan masyarakat memilih produk impor.

Bidang Kehutanan :

a. Lemahnya koordinasi antar lembaga terkait dan birokrasi terutama dalam

pemasaran hasil hutan.

b. Banyak pihak yang memanfaatkan kelemahan system pemasaran hasil

hutan menyebabkan praktek pemasaran hasil hutan rawan pungutan dan

retribusi liar.

c. Belum adanya Perda (Keputusan Bupati) terhadap penetapan lokasi hukum

kota.

d. Kondisi kawasan hijau Kabupaten Cirebon baru mencapai 10% dari aturan

30% dari luas wilayah.

Bidang Kesehatan Hewan :

a. Perubahan iklim global.

b. Krisis ekonomi global.

c. Sistem perdagangan bebas (arus impor hewan dan bahan asal hewan terus

meningkat).

d. Pengawasan lalu lintas hewan dan bahan asal hewan lemah.

e. Sistem pelaporan penyakit hewan menular lemah.

f. Kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit hewan menular lemah

(khususnya zoonosis).

Berdasarkan analisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang ada Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan

Kabupaten Cirebon merumuskan strategi yang akan ditempuh dengan

memperhatikan kunci keberhasilan untuk mencapai sasaran dan tujuan

organisasi dalam melaksanakan misi guna mencapai visi organisasi. Penentuan

formulasi strategi diturunkan berdasarkan analisis internal-eksternal, dengan

mengkombinasikan keduanya, yaitu :

2.4.3. Peluang-Kekuatan (PEKU)

Memanfaatkan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki, dapat berbentuk

strategi penetrasi atau ekspansi.

Bidang Pertanian :

- Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen

pembangunan pertanian.

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Memberdayakan petani dan pelaku usaha pertanian.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 40

Kabupaten Cirebon

- Mempromosikan dan memproteksi komoditas unggulan.

Bidang Perkebunan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Pemanfaatan lahan tidur untuk pemberdayaan masyarakat.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Pembangunan agroindustri berbasis tanaman perkebunan.

Bidang Peternakan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

Bidang Kehutanan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Menjamin ketersediaan bibit dan sarana produksi lainnya.

- Pemanfaatan lahan sela untuk diversifikasi produksi dengan tanaman

pangan, perkebunan dan tanaman pakan ternak.

2.4.4. Peluang- Kelemahan (PEKA)

Memanfaatkan peluang untuk meminimumkan kelemahan, dapat berbentuk

strategi kolaborasi atau kerja sama yang bersinergi.

Bidang Pertanian :

- Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen

pembangunan pertanian.

- Memanfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan kapasitas kelembagaan.

- Memberdayakan petani dan pelaku usaha pertanian.

- Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Pembangunan agroindustri di pedesaan dalam upaya merasionalisasi jumlah

petani dengan lahan yang ekonomis.

Bidang Perkebunan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan kapasitas kelembagaan.

- Memberdayakan petani dan pelaku usaha pertanian.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 41

Kabupaten Cirebon

- Pemanfaatan lahan tidur untuk pemberdayaan masyarakat.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Pembangunan agroindustri berbasis tanaman perkebunan.

Bidang Peternakan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Mendorong peran lembaga keuangan (bank dan non-bank) untuk masuk

sektor peternakan dengan skema yang menguntungkan petani.

- Mendorong penguatan modal kolektif petani.

- Mendorong usaha agribisnis peternakan yang ramah lingkungan.

Bidang Kehutanan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Mendorong gerakan pertanian dan teknologi pertanian yang ramah

lingkungan.

- Pemanfaatan lahan sela untuk diversifikasi produksi dengan tanaman

pangan, perkebunan dan tanaman pakan ternak.

2.4.5. Ancaman-Kekuatan (AKU)

Menghadapi ancaman dengan kekuatan, dapat berbentuk strategi diversifikasi.

Bidang Pertanian :

- Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen

pembangunan pertanian.

- Memanfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memberdayakan petani dan

pelaku usaha pertanian.

Bidang Perkebunan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Pemanfaatan lahan tidur untuk pemberdayaan masyarakat.

- Pembangunan agroindustri berbasis tanaman perkebunan.

- Menciptakan pasar alternatif, dengan rantai tata niaga pendek (direct

marketing.)

- Mendorong terwujudnya organisasi tani yang kuat dan mengakar.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 42

Kabupaten Cirebon

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

Bidang Peternakan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

- Mempromosikan dan memproteksi komoditas unggulan.

Bidang Kehutanan :

- Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen

pembangunan kehutanan.

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Menjamin ketersediaan bibit dan sarana produksi lainnya.

- Sosialisasi peraturan dan perundangan kehutanan dan pengawasan

pelaksanaannya.

2.4.6. Ancaman-Kelemahan (AKA)

Menghadapi ancaman (tantangan) dengan kelemahan, dapat berbentuk

kontraksi (penutupan), konsolidasi.

Bidang Pertanian :

- Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen

pembangunan pertanian.

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan kapasitas kelembagaan.

- Memberdayakan petani dan pelaku usaha pertanian.

- Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Mempromosikan dan memproteksi komoditas unggulan.

- Pemanfaatan lahan tidur untuk pemberdayaan masyarakat.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Pembangunan agroindustri di pedesaan dalam upaya merasionalisasi jumlah

petani dengan lahan yang ekonomis.

Bidang Perkebunan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Pemanfaatan lahan tidur untuk pemberdayaan masyarakat.

- Pembangunan agroindustri berbasis tanaman perkebunan.

RENSTRA Pertanian, Perkebunan, Peternakan & Kehutanan II - 43

Kabupaten Cirebon

- Menciptakan pasar alternatif, dengan rantai tata niaga pendek (direct

marketing).

- Mendorong terwujudnya organisasi tani yang kuat dan mengakar.

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

Bidang Peternakan :

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

- Mempromosikan dan memproteksi komoditas unggulan.

- Mendorong peran lembaga keuangan (bank dan non-bank) untuk masuk

sektor peternakan dengan skema yang menguntungkan petani.

- Mendorong penguatan modal kolektif petani.

- Mendorong usaha agribisnis peternakan yang ramah lingkungan.

Bidang Kehutanan :

- Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen

pembangunan kehutanan.

- Manfaatkan basis produksi secara berkelanjutan.

- Menjamin ketersediaan bibit dan sarana produksi lainnya.

- Sosialisasi peraturan dan perundangan kehutanan dan pengawasan

pelaksanaannya.

- Meningkatkan layanan informasi bagi petani.

- Meningkatkan akses layanan modal usaha.

- Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna.