54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psoriasis adalah suatu penyakit kulit kronik dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang cepat. Pergantian epidermis pada kulit yang abnormal berlangsung rata-rata 28 hari tetapi pada penderita psoriasi, proses keratinisasi berlangsung cepat sekali yaitu kira-kira 7 kali lebih cepat dari yang biasanya. Penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda dari satu tempat ketempat yang lain. Di Amerika Serikat prevalensi penyakit ini sebesar 1-2% dan Swedia sebesar 3%. Di Indonesia belum ada angka prevalensi yang jelas untuk penyakit ini. Tidak ada perbedaan dalam prevalensi bagi kedua jenis kelamin dan semua kelomppok umur dapat diserang penyakit ini, walaupun pada bayi dan ana-anak penyakit ini jarang ditemukan. Faktor genetic dan lingkungan sangat mempengaruhi insidens penyakit ini. Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa psoriasis diturunkan sebagai simple autosomal dominant dengan penetrasi yang tak 1

BAB II dan III.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 2

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Psoriasis adalah suatu penyakit kulit kronik dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang cepat. Pergantian epidermis pada kulit yang abnormal berlangsung rata-rata 28 hari tetapi pada penderita psoriasi, proses keratinisasi berlangsung cepat sekali yaitu kira-kira 7 kali lebih cepat dari yang biasanya.Penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda dari satu tempat ketempat yang lain. Di Amerika Serikat prevalensi penyakit ini sebesar 1-2% dan Swedia sebesar 3%. Di Indonesia belum ada angka prevalensi yang jelas untuk penyakit ini. Tidak ada perbedaan dalam prevalensi bagi kedua jenis kelamin dan semua kelomppok umur dapat diserang penyakit ini, walaupun pada bayi dan ana-anak penyakit ini jarang ditemukan.Faktor genetic dan lingkungan sangat mempengaruhi insidens penyakit ini. Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa psoriasis diturunkan sebagai simple autosomal dominant dengan penetrasi yang tak lengkap. Tanda-tanda pertama penyakit ini sering kali ada hubungan dengan trauma pada kulit, dan lesi-lesi yang timbul sesudah didahului oleh trauma disebut dengan reaksi isomorfik atau gejala Koebner.Faktor-faktor lain seperti kelembaban udara yang relative rendah, kerusakan-kerusakan kulit oleh bahan-bahan kimia, dan pengaruh obat-obatan seperti klorokuin mempunyai hubungan erat terhadap timbulnya gejala-gejala pertama penyakit ini, atau dapat memperberat penyakit yang sudah ada.

B. Rumusan Masalah1. Apa Definisi Psoriasis?2. Apa Etiologi Psoriasis?3. Apa Manifestasi Klinis Psoriasis?4. Bagaimana Patofisiologi Psoriasis?5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Psoriasis?6. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Psoriasis? 7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien N Psoriasis?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Definisi Psoriasis2. Untuk mengetahui Etiologi Psoriasis 3. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Psoriasis 4. Untuk mengetahui Patofisiologi Psoriasis 5. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Psoriasis 6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis Psoriasis 7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien N Psoriasis

BAB IITINJAUAN TEORI

A. DefinisiPsoriasis adalah suatu penyakit kulit kronik dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang cepat. Pergantian epidermis pada kulit yang abnormal berlangsung rata-rata 28 hari tetapi pada penderita psoriasi, proses keratinisasi berlangsung cepat sekali yaitu kira-kira 7 kali lebih cepat dari yang biasanya. (Harahap, Marwali, 1990).Psoriasis adalah penyakit kulit yang termasuk dermatosis eritroskuamus yang bersifat kronik residif dengan efloresensi berupa macula eritemasus yang ditutupi oleh skuama yang berlapis-lapis, berwarna putih, bening, seperti mika dan berbatas tegas. (Harahap, Marwali, 1990).B. EtiologiEtiologi yang pasti belum dapat diketahui. Ada beberapa factor predisposisi dan factor provokatif yang dapat menimbulkan penyakit ini. Factor factor predisposisi adalah :1. Factor herediter yang bersifat residif yang umumnya diturunkan melalui dominan otosoma dengan penetrasi tak komplit2. Factor factor psikis seperti stress dan emosi. Penelitian menyebutkan 68% penderita psoriasis menyatakan stress dan kegelisahan menyebabkan penyakitnya lebih hebat dan lebih berat.3. Infeksi fokal ditempat tempat lain seperti infeksi kronik didaerah hidung dan telinga, penyakit tubercolosis paru, dermatomikosis, dan radang kronik ginjal.4. Penyakit penyakit metabolic seperti diabetes mellitus yang laten 5. Gangguan gangguan pencernaan6. Factor cuaca : beberapa kasus menunjukan tendensi untuk menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.Factor factor provokatif yang dapat mencetuskan atau menyebabkan penyakit ini bertambah hebat adalah :1. Factor trauma : berupa geseran atau tekanan. Dengan adanya trauma padda kulit, maka sering lesi lesi psoriasis dapat timbul pada tempat trauma itu yang disebut dengan fenomena koebner.2. Infeksi : infeksi streptokokus dari faring (faringitis) dapat merupakan factor pencetus pada penderita penderita dengan predisposisi psoriasis. Pada psoriasis bentuk ini, apusan tenggorokan untuk mencari infeksi fokal. Apabila infeksi tenggorokan ini, biasanya psoriasisnya juga akan sembuh 3. Obat obatan : obat steroid merupakan obat yang bermata dua. Pada permulaan steroid dapat menyembuhkan psoriasis, tetapi apabila steroidnya dihentikan penyakit akan kambuh bahkan lebih berat dari pada sebelumnya. Psoriasis kambuh seperti ini dapat kambuh seperti ini dapat berbentuk pustulasi, generalisata dan keadaan penyakit yang lebih berat. Obat obatan lain anti malaria seperti klorokuin, dan obat obatan anti hipertensi betabloker memperberat penyakit psoriasis4. Sinar ultra violet : sinar ultra violet dapat menghambat pertumbuhan sel sel tetapi bila penderita sensitive terhadap sinar matahari, malahan penyakit psoriasis akan tambah hebat karena reaksi isomorfik.5. Stres psikologik : pada sebagian penderita, factor stress psikologis merupakan factor pencetus. Penyaki ini sendiri dapat menyebabkan gangguan psikologik pada penderita, sehinnga menimbulkan suatu lingkaran setan, dan ini memperberat penyakit. Sering pengobatan psoriasis tidak akan berhasil apabila stress psikologis ini belum dapat dihilangkan.6. Kehamilan: kadang kadang wanita yang menderita psioriasis dapat sembuh pada ssat dia hamil, tetapi akan kambuh lagi sesudah bayinya lahir, dan psoriasis ini akan kebal terhadap pengobatan beberapa bulan.

C. Manifestasi Klinis1. Gatal ringan (kulit kepala, wajah, ekstremitas, daerah lumbalsakral, siku dan lutut)2. Bercak bercak eritema yang meninggi dengan skuama3. Disertai dengan atau tanpa gatal4. Bersisik seperti lilin digores

D. HipertermiPatofisiologi etiologi

Suhu meninggi sel kulit matur 3 4hari

Gangguan integritas kulitPeningkatan suplai darah sel kulit peningkatan kumpulan Plak berwarna kemerahan

Berbentuk berwarna putih seperti tetesan lilin

Gangguan rasa nyaman disertai dengan atau tanpa gatal

defisit perawatan diri melebar secara perlahan Invasi bakteri

Resiko tinggi infeksi ketidakmampuan fisik bentuk bercak irregular

Gangguan citra tubuh

Kelainan yang dapat dijumpai pada gambaran hitopatologi lesi-lesi psoriasis adalah akantosis atau penebalan stratum spinosum. Hal ini disebabkan oleh proses mitosis oleh sel-sel epidermis sangat cepat sehingga pertukaran dari sel-sel epidermis menjadi lebih cepat. Pertumbuhan stratum spinosum ini mengakibatkan pemanjangan papil-papil dermis atau papilo matosis, dan hilangnya stratum granulosum. Papilo matosis ini dapat memberi beberapa gambaran variasi bentuk, yaitu dapat memberikan gambaran pemukul bola kasti dan baseball atau pemukul bola golf.Aktivitas mitosis sel-sel epidermis tampak begitu tinggi sehingga mudah dilihat dan banyak didapati di stratum basal dan stratum spinosum oleh karena waktu yang dipergunakan untuk proses pematangan keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat maka stratum korenium tampak menebal atau hyperkeratosis, dan didalam sel-sel zat tanduk ini masih dapat ditremukan inti-inti sel dan ini dikenal sebagaui parakeratosis.Didalam stratum korneum dapat ditemukan infiltrasi sel-sel radang polimorfonuklear terkumpl didalam kantong kecil sehingga membentuk suatu abses kecil dan ini dikenang mikroabses munro. Didalam stratum papilare, pada puncak-puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh-pembuluh darah kecil disertai sebukan sel-sel radang limfosit dan monosit.

E. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan darah rutin2. Elektrolit dan gas darah3. Pemeriksaan gula darah

F. Penatalaksanaan Medis1. Terapi topicalPreparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-obatannya mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis (pembentukan sel-sel epidermis).

2. Formulasi terMencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat. Terapi ter dapat dikombinasikan dengan sinar ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan secara cermat sehingga menghasilkan radiasi dengan panjang gelombang antara 280 dan 320 nanometer (nm). Selama fase terapi ini pasien dianjurkan untuk menggunakan kacamata pelindung dan melindungi matanya.Pemakaian sampo ter setiap hari yang diikuti dengan pengolesan losion steroid dapat digunakan untuk lesi kulit kepala.Pasien juga diajarkan untuk menghilangkan sisik yang berlebihan dengan menggosoknya memakai sikat lunak pada waktumandi.

3. AnthralinPreparat (Anthra-Derm, Dritho-Crme, Lasan) yang berguna untuk mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter lainnya.

4. KortikosteroidTopikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.

5. Terapi intralesiPenyuntikan triamsinolon asetonida intralesi(Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.Kita harus hati-hati agar kulit yang normal tidak disuntuik dengan obat ini.

6. Terapi sistemikMetotreksatbekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu, obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan yang irreversible.Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoitik dan renal pasien masih berfungsi secara adekuat.

7. Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama menjalani pengobatan dengan metotreksat karena preparat ini akan memperbesar kemungkinan kerusakn hepar. Metotreksat bersifat teratogenik (menimbulkan cacat fisik janin) pada wanita hamil.

8. Hidroksiureamenghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis DNA. Monitoring pasien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejal depresi sumsum tulang.

9. Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk mencegah rejeksi organ yang dicangkokkan, menunjukkan beberapa keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus psoriasis yang berat dan resisten terhadap terapi. Kendati demikian, penggunaannya amat terbatas mengingat efek samping hipertensi dan nefroktoksisitas yang ditimbulkan.

10. Retinoid oral(derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin A) akan memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epiterial, dan dengan demikian pemakaian preparat ini memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien psoriasis yang berat.

11. Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhi keadaan umum pasien adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA). Terapi PUVA meliputi pemberian preparat fotosensitisasi (biasanya 8-metoksipsoralen) dalam dosis standar yang kemudian diikuti dengan pajanan sinar ultraviolet gelombang panjang setelah kadar obat dalam plasma mencapai puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidak dimengerti sepenuhnya, namun diperkirakan ketika kulit yang sudah diobati dengan psoralen itu terpajan sinar ultraviolet A, maka psoralen akan berkaitan dengan DNA dan menurunkan proliferasi sel. PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko jangka panjang terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit.

12. Terapi PUVAmensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dan setelah 2 jam kemudian diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet gelombang panjang denagn intensitas tinggi. (sinar ultraviolet merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang mengandung panjang gelombang yang berkisar dari 180 hingga 400 nm).

13. Terapi sinar ultraviolet B (UVB)juga digunakan untuk mengatasi plak yang menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan terapi topikalterbatubara (terapi goeckerman). Efek sampingnya serupa dengan efek samping pada terapi PUVA.

14. Etretinate (Tergison)adalah obat yang relatif baru (1986). Ia adalah derivat dari Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau dikombinasi dengan sinar ultraviolet. Hal ini dilakukan pada penderita yang sudah bandel dengan obat obat lainnya yang terdahulu.

Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untuk mengobati psoriasis adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih cepat mengalami clearing atau almost clearing (keadaan dimana kelainan / gejala psoriasis hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut remisi.

Masa remisi fototerapi tersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan lainnya.1. Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasi radiasi ultraviolet dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalah untuk jangka panjang dapat menimbulkan kanker kulit.2. Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVB broadband dengan panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis karana pasien harus masuk ke dalam light box.3. Fototerapi dengan alat Monochromatic Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm) merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling mutakhir dengan menggunakan sinar laser narrowband UVB dengan panjang gelombang 308 nm. Dibandingkan dengan narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif dalam mengobati psoriasis yang resisten.

G. Konsep Asuhan KeperawatanI. Pengkajiana. IdentitasNama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat status perkawinan, suku banngsa, no. RM, tanggal masuk RS, dan diagnosa medis.b. Keluhan UtamaGatal-gatal, timbul bercak-bercak putih, demam tinggic. Riwayat Kesehatan SekarangKapan terjadi bercak bercak, dimana lokasinya, penampakan kulitd. Riwayat Kesehatan DahuluAda alergi obat atau tidak, pernah trauma atau tidake. Riwayat Kesehatan KeluargaDari genogram keluarga, terdapat salah satu angora keluarga yang menderita penyakit yang samaf. Riwayat PsikososialMeliputi informasi perilaku, perasaan dan emosi, penilaian citra tubuhg. Pemeriksaan Fisik1) Status Kesehatan UmumKeadaan penderita, kesadaran, suara bicara, TB, BB, TTV2) Kepala dan LeherBentuk kepala, keadaan rambut, pembesaran leher, gangguan pendengaran, gusi mudah benngkak atau berdarah, penglihatan kabur atau tidak3) System IntegumentTurgor kulit elastis atau tidak, adanya luka atau bercak-bercak perak, kulit mengelupas atau tidak, lokasi bercak, terasa gatal atau tidak, terdapat mapula, papula atau tidak, nyeri pada lesi.4) System PernafasanKaji frekuensi nafas nyeri dada, suara nafas5) System KardiovaskulerRetraksi intercostal, palpasi iktus cordis, bunyi jantung, 6) System GastroinstestinalMual, muntah, diare atau konstipasi, dehidrasi, bising usus7) System UrinariaRetensi urine, inkontenensia urine8) System MusculoskeletalNyeri atau tidak, kekuatan otot9) System NeurologisNyeri disekitar luka

h. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit 3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan krisis kepercayaan diri5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis.i. PerencanaanNoDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONAL

1Kerusakan integritas kulit berhubungan adanya lesi.

Tujuan :Tidak terjadi kerusakan intergritas kulitKriteria Hasil : Intergritas kulit yang baik dapat dipertahankan(sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi) Tidak ada luka/lesi pada kulit1. Anjurkan pasien menggunakan baju yang longgar2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali)4. Monitor kulit akan adanya kemerahan

5. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan

6. Anjurkan mandi dengan sabun antiseptic dan air hangat1. Baju yang longgar dapat memberikan sirkulasi pada kulit2. Kulit yang bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mobilisasi dapat mencegah luka dekubitus4. Mengetahui batasan karakteristik dan mengobservasi luka5. Membantu mempercepat proses penyembuhan dengan menjaga kelembaban kulit6. Antiseptik dapat mencegah kulit dari mikroorganisme

2Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan :Tidak terjadi hipertermiKriteria hasil : Suhu tubuh dalam batas normal Nadi dan RR dalam batas normal Tidak ada perubahan warna kulit dan pusing

1. Kaji TTV

2. Monitor intake dan output

3. Beri kompres hangat

4. Anjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat

5. Kolaborasi pemberian antipiretik.1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya2. Untuk mengetahui penngeluaran dan pemasukan cairan3. Kompres hangat sebagai vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan demam4. Mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas5. Pemberian obat mempercepat menurunkan panas

3Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulitTujuan :tidak terjadi resiko infeksiKriteria Hasil : Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal

1. Monitor tanda dan gejala infeksi

2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

3. Monitor kulit akan adanya kemerahan

4. Berikan obat antibiotic dan antialergi1. Mengetahui tanda dan gejala infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi2. Kulit yang bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mengetahui batasan karakteristik dan mengobservasi luka4. Mencegah terjadinya infeksi

4Gangguan citra tubuh berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

Tujuan:Pasien dapat percaya diri dengan kondisinyaKriteria hasil : Body image positif Mampu mengindentifi-kasi kekuatan personal Mendeskripsi-kan secara factual perubahan fungsi tubuh Mempertahan-kan interaksi social1. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya2. Bina trust

3. Monitor frekuensi mengkritik dirinya4. Dorong klien mengungkapkan perasaannya

5. Dorong interaksi keluarga.1. Mengetahui perasaan yang dialami pasien

2. Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien.3. Meningkatkan perilaku positif4. Support dapat memberikan pasien dalam mengungkapkan perasaannya5. Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus menerus pada pasien

5Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis

Tujuan :Kecemasan berkurangKriteria hasil : Klien mampu mengidentifika-si dan mengungkapkan gejala cemas TTV dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan1. Identifikasi tingkat kecemasan

2. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV

3. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 4. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

5. Intruksikan pasien menggunakan tekhnik relaksasi

1. Mengetahui kecemasan yang dilamai pasien2. TTV sebagai indicator respon kecemasan3. Agar pasien merasa diterima.

4. Sebagai indicator awal dalam menentukan intervensi berikutnya.5. Melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi kecemasan pasien.

A. PENGKAJIAN1. Identitas KlienNama: Ny. NUmur: 32 tahunJenis Kelamin: PerempuanPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus Perkawinan: MenikahAgama: IslamSuku Bangsa: Betawi / IndonesiaAlamat : Kp. Kayu Gede Rt 04/04 Paku Jaya CiledugNomor Telepon: -Diagnosa Penyakit: Psoriasis Von ZumbuschTanggal Masuk: 17 November 2014Tanggal Pengkajian: 25 November 2014Rujukan dari: Poli Kulit RSU Kota TangerangPemberi Jaminan Pelayanan Kesehatan: BPJSSumber Data: Klien, rekam medik

2. Identitas Penanggung JawabNama: Tn. SUmur: 37 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiHubungan Dengan Klien: SuamiPekerjaan: Pegawai SwastaStatus Perkawinan: MenikahAgama: IslamSuku Bangsa: Betawi / IndonesiaAlamat: Kp. Kayu Gede Rt 04/04 Paku Jaya CiledugNomor Telepon: -3. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaGatal gatal diseluruh tubuh

b. Riwayat Kesehatan SekarangPasien mengatakan bahwa pasien memiliki penyakit ini sudah dari 1 tahun yang lalu. Dan pasien mengatakan penyakit ini muncul pertama kali saat melahirkan anak kedua. Pada tanggal 15 November 2014 pasien kontrol di Poliklinik Kulit dengan dokter tentang penyakit yang dideritanya. Dan kemudian pasien dirujuk oleh dokter untuk dirawat di RSUD Kota Tangerang pada tanggal 17 November 2014 jam 14.00 dan pasien dirawat inap diruang perawatan umum.Saat dikaji pada tanggal 25 November 2014, Ny. N mengeluh gatal-gatal diseluruh tubuh. Gatal tersebut hilang timbul. Apabila gatal ingin timbul biasanya pasien demam. Gatal tersebut seperti skuama yang berlapis-lapis, berwarna putih, bening, seperti mika dan berbatas tegas dengan berdiameter 5 cm dan pasien mengeluh panas. Gatal biasanya timbul 10 kali/ hari saat pasien tidak melakukan aktivitas. Dan gatal hilang saat pasien melakukan relaksasi dengan cara menarik nafas dalam.

c. Riwayat kesehatan dahulu Penyakit pada masa kanak kanak Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit pada masa kanak kanak Penyakit akut/ kronik yang dideritaPasien mengatakan memiliki penyakit yang sama sejak 1 tahun yang lalu TraumaPasien mengatakan tidak memliki trauma Riwayat pernah dirawatPasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RSCM sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat pernah dioperasiPasien mengatakan tidak pernah dioperasi AlergiPasien mengatakan tidak memiliki alergi ImunisasiPasien mengatakan imunisasi klien lengkap Pengobatan/ transfusi darahPasien mengatakan tidak pernah ditransfusi darah Kebiasaan sehari hariPasien mengatakan dulu pernah mengkonsumsi kopi tapi sekarang sudah berhenti mengkonsumsi kopi sejak 4 tahun yang lalu

d. Riwayat kesehatan keluarga1. Riwayat Penyakit menularPasien mengatakan tidak ada penyakit menular dari keluargannya2. Riwayat penyakit keturunanPasien mengatakan ayahnya memiliki penyakit Diabetes mellitus

Genogram

Keterangan : : Laki Laki + : Meninggal : Garis Pernikahan : Perempuan : Klien : Garis keturunan : Tinggal serumahPasien mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Pasien mengatakan tinggal satu rumah dengan suami dan kedua anaknya. Pasien mengatakan perannya sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya. Pasien mengatakan memiliki penyakit keturunan (diabetes mellitus) dari ayahnya.

e. Pola aktivitas sehari hariNoaktivitasSebelumSesudah

1NutrisiMakan

MinumPasien mengatakan makan 3x/ hari dengan porsi habis, dengan jenis makanan nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan pasien mengatakan tidak ada pantangan makanan

Minum 8 gelas, 1500-2000 ccPasien mengatakan makan 3x/ hari dengan porsi habis, dengan jenis makanan nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, diet rendah lemak dan pasien mengatakan tidak ada pantangan makananMinum 5-7 gelas, 1250-1750 cc

2Eliminasi BAB

BAKFrekuensi 2 hari sekali, Konsistensi padat, Warna kuning, Bau Khas feses, tidak ada keluhanFrekuensi 6 kali/ hari, Warna kuning jernih, Bau amoniak, Jumlah 750 cc, tidak ada keluhanFrekuensi seminggu 2 kali, Konsistensi padat, Warna kuning, Bau Khas feses, tidak ada keluhanFrekuensi 5 kali/ hari, Warna kuning jernih, Bau amoniak, Jumlah 600 cc, tidak ada keluhan, tidak terpasang kateter

3Personal hygieneMandi 2x/ hari menggunakan sabun, gosok gigi, keramas terpenuhi sendiriMandi 1x/ hari menggunakan sabun baby, sebelum mandi pasien menggunakan salep gosok gigi, keramas terpenuhi sendiri

4Istirahat tidurTidur siang 1-2 jam Tidur malam 7-8 jam,, kualitas tidur baik, tidak ada keluhan tidurTidur siang 2-3 jam Tidur malam 8 jam, tidak ada keluhan tidur, kualitas tidur baik

5Latihan/ olahragaPasien mengatakan tidak pernah olahragaPasien tampak melakukan aktivitas secara mandiri, skala aktivitas 1

6Gaya hidupPasien memiliki kebiasaan minum kopi tapi sudah berhenti sejak 4 tahun yang laluTidak memiliki kebiasaan merokok, minum alcohol, dan minum kopi

4. Pemeriksaan fisika. Keadaan umum Tingkat kesadaran: Compos mentis Penampilan secara umum : Baik Tinggi badan: 155 Cm Berat badan: Sebelum sakit : 55 Kg Saat sakit : 52 Kg Berat badan ideal: 52 Kg Tanda tanda vital : Tekanan darah: 120/80 MmhgSuhu : 38,50 CNadi: 89 x/menitPernafasan: 20 x/menit

b. Kulit, Rambut, Kepala, Kuku Kulit:Bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, bening, seperti mika dan berbatas tegas, terasa gatal dengan berdiameter 5 cm Rambut:Warna rambut hitam, tekstur rambut kasar, tidak ada ketombe, kulit kepala mengelupas dengan warna kulit berwarna kemerahan Kepala:Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan Kuku:Warna kuku merah muda, bentuk kuku normal, CRT >2 detik

c. Mata Bentuk simetris, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pergerakan bola mata dapat mengikuti instruksi tangan perawat, refleks pupil (+), visus 6/6, TIO tidak ada nyeri tekand. Hidung dan sinusBentuk simetris, tidak ada nyeri tekan pada sinus, tidak ada pembengkakan, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung, penciuman dapat membedakan aroma

e. MulutBentuk simetris, mukosa mulut lembab, Bibir warna merah muda, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada sianosis, tidak ada pembesaran tonsil, pharyng tidak ada kemerahan, gigi tidak ada karies, tidak menggunakan gigi palsu, test perasa (+).

f. TelingaBentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada seruman, membrane timpani memantulkan cahaya, tidak ada nyeri tekan, lubang telinga tampak bersih, test pendengaran (+).

g. Leher Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjra tyroid, reflek menelan baik,tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran KGB, tidak ada kaku kuduk, mobilitas (+).

h. Paru paru dan ThorakBentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, suara paru sonor, suara nafas vesikuler, Ictus cordis tidak teraba, frekuensi pernafasan 20 x/menit, Irama pernapasan teratur, terdengar bunyi s1 s2.

i. AbdomenBentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, suara tympani, bising usus 10 kali/ menit

j. Ekstermitas Ekstermitas atasBentuk simetris, kulit ekstremitas bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, seperti mika dan berbatas tegas, pergerakan baik, kekuatan otot 4/4, terpasang gelang identitas pada tangan kiri, terpasang IVFD NaCl 0,9/8 tetes permenit pada tangan kanan Ekstermitas bawahBentuk simetris, kulit bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, seperti mika dan berbatas tegas, pergerakan baik, kekuatan otot 4/4, pergerakan baik, tidak ada edema, reflek patella (+)k. GenetaliaTidak terpasang cateter, pasien mengatakan selalu membersihkan area genetalia saat BAK

5. Data psikologisa. Status emosi:Emosi baik, saat berkenalan dengan orang yang baru dikenal pasien tampak bersikap terbuka.b. Pola koping: Pasien bercerita pada suaminya jika ada masalah, pasien dapat menerima para tenaga kesehatan serta segala tindakan medis dan keperawatan baik tanpa ada penolakanc. Kecemasan:Pasien mengatakan tidak cemas dengan penyakit yang dideritanyad. Gaya komunikasi: Pasien berbicara dengan sangat jelas dengan menggunakan bahasaIndonesia, pasien adalah orang yang humorise. Konsep diri: Gambaran diri:Pasien mengenal diri sendiri yang sudah dewasa dan sudah berumah tangga dan menjadi seorang isteri. Peran diri:Pasien sebagai isteri dan berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak-anaknya. Ideal diri: Pasien bertugas sebagai ibu rumah tangga. Harga diri: Pasien mengatakan sakitnya merupakan ujian dari allah SWT Identitas diri: Pasien berjenis kelamin perempuan.

6. Data socialHubungan pasien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik, pasien seorang ibu rumah tangga dan sudah menikah, pasien dapat berinteraksi baik dengan orang lain.

7. Data spiritualPasien merasa saat yang dideritanya adalah cobaan dari allah swt, pasien shalat 5 waktu dan berdoa untuk kesembuhannya.

8. Data penunjanga. Pemeriksaan laboratoriumTanggal 17 november 2014 Darah rutinNoJenis PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan

1Hemoglobin11,9g/dl12,0 15,0

2Hematokrit34%35 49

3Leukosit16,6Ribu/ ul4,5 11,5

4Trombosit365Ul150 450

Elektrolit NoJenis PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan

1Natrium138Mmol/L135 145

2Kalium3,9Mmol/L3,5 5,5

3Klorida102Mmol/L96 106

4Kalsium ion1,23Mmol/L1,10 1,35

f. Pemeriksaan GDATanggal 21 november 2014GDA stick : 143 mg/dl

9. Program dan rencana pengobatan Formuno2x1mg- Ceftriaxone1x3 gr Omeprazol3x4 mg- Methylprednisolon3x125 mg Novorapid 3x100- CTM2x4 mg KSR3x1 gr- IVFD NaCl 0,9/8 tetes permenit PCT 3x1 tab

B. Diagnosa Keperawatan1. Analisa dataData SenjangInterpretasi DataMasalah

DS : Pasien mengatakan kulitnya mengelupas diseluruh tubuh Pasien mengatakan gatal pada kulitnyaDO : Kulit tampak bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, bening, seperti mika Skuama berbatas tegas Diameter 5 cm Pasien tampak gatal gatal dan menggaruk kulitnyaEtiologi

Sel kulit matur 3 4 hari

() kumpulan flak berwarna kemerahan

Kerusakan integritas kulitKerusakan integritas kulit

DS = Pasien mengatakan badannya panas pada saat timbul kemerahanDO = k/u CM Badan pasien teraba panas Hemoglobin 11,9 g/dlTTV : Tekanan darah :120/80 Mmhg Suhu : 38,50 C Nadi : 89 x/menit Pernafasan: 20 x/menitEtiologi

Sel kulit matur 3-4 hari

( ) Kumpulan plak berwarna kemerahan

( ) Suplai darah sel kulit

Suhu meninggi

HipertermiHipertermi

DS = -DO = Kulit tampak bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, bening, seperti mika Skuama berbatas tegas Diameter 5 cm Leukosit 16,6 ribu/ul Hemoglobin 11,9 g/dlEtiologi

( ) Kumpulan plak berwarna kemerahan

Melebar secara perlahan

Invasi bakteri

Resiko tinggi infeksiResiko tinggi infeksi

2. Daftar Diagnosa Keperawatana. Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan adanya lesib. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakitc. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit

C. PERENCANAANNoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasional

1Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas kulit dengan kriteria hasil : Intergritas kulit yang baik dapat dipertahankan(sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi) Tidak ada luka/lesi pada kulit1. Anjurkan pasien menggunakan baju yang longgar2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali)4. Monitor kulit akan adanya kemerahan5. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan

6. Anjurkan mandi dengan sabun antiseptic dan air hangat7. Berikan obat antibiotic dan antialergi

1. Baju yang longgar dapat memberikan sirkulasi pada kulit2. Kulit yang bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mobilisasi dapat mencegah luka dekubitus

4. Mengetahui batasan karakteristik dan mengobservasi luka5. Membantu mempercepat proses penyembuhan dengan menjaga kelembaban kulit6. Antiseptik dapat mencegah kulit dari mikroorganisme

7. Mencegah terjadinya infeksi

2

Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam tidak terjadi hipertermi dengan kriteria hasil : Suhu tubuh dalam batas normal (36,5 37oC) Nadi dan RR dalam batas normal Tidak ada perubahan warna kulit1. Kaji TTV

2. Monitor intake dan output

3. Beri kompres hangat

4. Anjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat5. Kolaborasi pemberian antipiretik1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya2. Untuk mengetahui penngeluaran dan pemasukan cairan3. Kompres hangat sebagai vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan demam4. Mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas

5. Pemberian obat mempercepat menurunkan panas

3Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi resiko infeksidengan kriteria hasil : Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal

1. Monitor tanda dan gejala infeksi

2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

3. Monitor kulit akan adanya kemerahan

4. Berikan obat antibiotic dan antialergi1. Mengetahui tanda dan gejala infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi2. Kulit yang bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mengetahui batasan karakteristik dan mengobservasi luka

4. Mencegah terjadinya infeksi

D. PELAKSANAANNoTanggal/jamTindakanNo. DPParaf

1

2

325-11-201407.30

07.55

08.00

08.10

08.25

09.00

26-11-201407.30

09.45

10.00

10.25

11.00

11.25 Mengkaji keadaan umum dan mengobservasi TTV Hasil : Keadaan umum : CM TD = 110/70 mmHg N = 87 x/menitS = 36,5oC RR = 19 x/menit Mengkaji keadaan kulit Hasil : Bersisik mengelupas berwarna putih Bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, bening, seperti mika Berbatas tegas Terasa gatal dengan berdiameter 5 cm Menganjurkan pasien menggunakan baju yang longgarHasil :Pasien tampak mengganti baju yang longgar Melakukan kompres hangatHasil : Suhu 36,5oC Saat dipalpasi badan pasien tidak panas Memberikan obat antipiretik, antibiotic, antialergiCTM2x4 mgCeftriaxone1x3 grPCT 3x1 tab Menganjurkan mandi dengan sabun antiseptic dan air hangatHasil :Pasien mengatakan mandi menggunakan sabun baby yang berantiseptic Mengkaji TTV Hasil : TD = 120/90 mmHg, N = 87 x/menitS = 36,3oC RR = 19 x/menit Memberikan obat antialergi, antipiretik, antibiotikCTM2x4 mgCeftriaxone1x3 grPCT 3x1 tab Menganjurkan pasien menggunakan baju yang longgarHasil :Pasien tampak mengganti baju yang longgar Memonitor kulit akan adanya kemerahan Bersisik mengelupas berwarna putih Bintik bintik kemerahan seperti skuama yang berlapis-lapis, bening, seperti mika Berbatas tegas Mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekanHasil : Kulit tampak lembab

Melakukan mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali)Hasil : Pasien tampak mengubah posisi tubuhnya

1,2,3

1,3

1,3

2

1,2,3

1

1,3

1,2,3

1,3

1,3

1

1

E. EVALUASITanggalNo.DPCatatan perkembanganParaf

26-11-201414.00

26-11-201414.20

26-11-201414.30

1

2

3

S = - Pasien mengatakan mandi menggunakan sabun baby yang berantisepticO = - Pasien tampak mengganti baju yang longgar Pasien tampak mengubah posisi tubuhnya Kulit tampak lembab Turgor kulit elastic Klien tampak menggunakan lotion/salep disekitar tubuh Tidak ada luka/lesi pada kulit CTM 2x4 mg Ceftriaxone 1x3 gr PCT 3x1 tabA = Masalah sebagian teratasiP = Lanjutkan intervensi

S = Pasien mengatakan dapat menerima keadaannyaO = - Saat dipalpasi badan pasien tidak panas TD = 120/90 mmHg N = 87 x/menit S = 36,3oC RR = 19 x/menitA = Masalah teratasiP = Hentikan IntervensiS = -O = - Kulit tampak lembab Turgor kulit elastic Tidak ada luka/lesi pada kulit Tidak ada tanda tanda infeksi CTM 2x4 mg Ceftriaxone 1x3 gr PCT 3x1 tabA = Masalah sebagian teratasiP = Lanjutkan intervensi

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan 1. DefinisiPsoriasis adalah suatu penyakit kulit kronik dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang cepat. Pergantian epidermis pada kulit yang abnormal berlangsung rata-rata 28 hari tetapi pada penderita psoriasi, proses keratinisasi berlangsung cepat sekali yaitu kira-kira 7 kali lebih cepat dari yang biasanya. (Harahap, Marwali, 1990).

2. Etiologi Factor herediter yang bersifat residif yang umumnya diturunkan melalui dominan otosoma dengan penetrasi tak komplit Factor factor psikis seperti stress dan emosi. Penelitian menyebutkan 68% penderita psoriasis menyatakan stress dan kegelisahan menyebabkan penyakitnya lebih hebat dan lebih berat. Infeksi fokal ditempat tempat lain seperti infeksi kronik didaerah hidung dan telinga, penyakit tubercolosis paru, dermatomikosis, dan radang kronik ginjal. Penyakit penyakit metabolic seperti diabetes mellitus yang laten Gangguan gangguan pencernaan Factor cuaca : beberapa kasus menunjukan tendensi untuk menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.

3. PATOGENESISPerubahan perubahan morfologik dan kerusakan kerusakan sel sel epidermis penderita psoriasis telah banyak diketahui. Gambaran hispatologi kulit yang terkena psoriasi (dan kulit yang terkena penyakit) sering kali menunjukan adanya akumulasi sel-sel limfosit dan monosit dipuncak-puncak papil dermis, dan didalam stratum basalis. Sel-sel radang ini tampak lebih banyak apabila lesi tambah hebat. Pembesaran dan pemanjangan papil-papil dermis menyebabkan epidermo-dermal bertambah luas dan menyebabkan lipatan-lipatan basal germinatifum bertambah banyak, dan juga menyebabkan massa pertumbuhan kulit menjadi lebih cepat dan massa pertukaran kulit lebih pendek dari normal yakni dari 28 hari menjadi 3-4 hari, sehingga stratum granulosum tak terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi parakeratosis yaitu sel keratin yang masih mengandung inti. Dengan pemendekan interval proses keratinisasi sel-sel epidermis dari stratum basalis menjadi stratum korneum maka proses pe matangan keratinisasi gagal mencapai proses yang sempurnaSelain itu terlihat morfologi sel-sel dan proses biokimia didalam masing-masing sel berubah. Dengan mikroskop electron sel-sel epidermis produksi tonofilamen keratin dan butir-butir keratohialin berkurang, dan adenosine 3-5 monofosfat (AMP-siklik) pada lesi-lesi psoriasis berkurang, dan ini sangat penting didalam pengaturan aktifitas mitosis sel-sel epidermis.

4. Manifestasi Klinis Gatal ringan (kulit kepala, wajah, ekstremitas, daerah lumbalsakral, siku dan lutut) Bercak bercak eritema yang meninggi dengan skuama Disertai dengan atau tanpa gatal Bersisik seperti lilin digores

5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah rutin Elektrolit dan gas darah Pemeriksaan gula darah6. Penatalaksanaan Medis Pengobatan sistemika. Kortikosteroid b. Obat sitostatik (prednisone)c. Levadopad. Diamonidofenilsulfone. Etretinat dan asitretein siklosporin

Pengobatan topikala. Preparat testb. Kortikosteroidc. Ditranold. Salcipatrioe. Pengobatan dengan penyinaranB. Saran Kepada pembaca untuk menjaga system integument nya karena kulit kita bagian yang sangat sensitive dalam penerimaan cahaya benda asing maupun kuman. Salah satu penyakit yang timbul pada system integumen adalah psoriasis erythoderma.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap Marwali. 1990. Penyakit Kulit. Jakarta: PT Gramedia.Nurarif, Amin Huda, Kusuma Hardi. 2013. NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta: Media Action Publishing.

31