41
13 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran IPS a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata "instruction" yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau "intruere" yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan (Warsita, 2008: 265). Sagala berpendapat (2013 : 61) bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2007: 255). Jadi, pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar peserta didik tersebut. Sanjaya (2014: 129) menyatakan pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita

BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

13

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata "instruction" yang dalam

bahasa Yunani disebut instructus atau "intruere" yang berarti menyampaikan

pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau

ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini

lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan (Warsita, 2008: 265).

Sagala berpendapat (2013 : 61) bahwa pembelajaran ialah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih

baik (Mulyasa, 2007: 255). Jadi, pembelajaran merupakan interaksi antara

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar

peserta didik tersebut.

Sanjaya (2014: 129) menyatakan pembelajaran pada dasarnya adalah proses

penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan

kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita

Page 2: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

14

semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat

tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa

yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena

itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat diguakan, ada

beberapa pertimbangan apa yang harus diperhatikan.

Istilah pembelajaran sering diidentikan dengan pengajaran juga terlihat

dalam redaksi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20 (tentang Standar Proses)

dinyatakan : “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan

penilaian hasil belajar “ ( Suyono dan Hariyanto, 2014 : 4).

Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung

bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi

pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi

kognitif. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada

keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang

terjadi secara pada diri siswa ataupun lingkungannya (Thobroni, 2015:17).

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk membelajarkan

siswa secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Pengetahuan tidak hanya langsung ditransfer kepada siswa dengan

menganggap bahwa siswa itu seperti gelas yang masih kosong akan tetapi siswa

juga harus dihormati sebagai individu. Individu yang pada dasarnya telah

Page 3: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

15

memiliki pengetahuan sebelumnya. Proses pembelajaran dituntut untuk dapat

mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sehingga siswa

mempunyai inisiatif dan merasa bertanggung jawab atas pengalamannya dalam

belajar serta memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri.

Menurut Sugandi, dkk dalam Poerwati (2013 : 59) Ciri – ciri pembelajaran

antara lain :

a. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi dalam belajar.

b. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

c. Pembelajaran dapat menciptakan suasana yang aman dan menyenangkan

bagi siswa.

d. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

e. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara

fisik maupun psikologis.

b. Perencanaan Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2010) dalam Agung dan Wahyuni (2013 : 1-6) secara

terminologi, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni perencanaan

dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana dan berarti

pengambilan keputusan tentang hal yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan. Oleh karena itu, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan

tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan kemudian menetapkan

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap

perencanaan minimal harus memiliki empat unsur yakni (1) adanya tujuan yang

Page 4: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

16

harus dicapai; (2) adanya strategi untuk mencapai tujuan; (3) adanya sumber

daya yang dapat mendukung; dan (4) implementasi setiap keputusan.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang memuat identitas materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi

ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil

belajar, dan sumber belajar (Suprihatiningrum, 2013: 114 ).

Dalam penyusunan perencanaan khususnya dalam pendidikan karakter di

sekolah harus terdapat beberapa hal sebagai berikut :

a. Perencanaan hendaknya selalu berorientasi ke depan. Itu artinya perencanaan

pendidikan karakter harus bisa meramal nilai-nilai yang akan terjadi di masa

yang akan datang, berdasarkan analisis yang akan terjadi di masa yang akan

datang, berdasarkan analisis atau kajian terhadap kondisi masa lalu, dan

masa sekarang;

b. Perencanaan itu hendaknya sengaja dilahirkan, bukan karena faktor

kebetulan, tetapi merupakan hasil pemikiran yang matang dan cerdas, serta

bersumber pada data eksplorasi sebelumnya;

c. Perencanaan hendaknya disertai tindakan nyata dari segenap warga sekolah,

seperti kepala sekolah, guru, peserta didik, dan tenaga kependidikan lainnya;

d. Perencanaan harus bermakna. Itu artinya perencanaan usaha atau tindakan-

tindakan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

karakter yang sudah ditetapkan, hendaknya menjadi efektif dan efisisen.

Page 5: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

17

Oleh karena itu sebelum menyusun perencanaan pendidikan karakter,

hendaknya dilakukan kajian yang mendalam, kritis dan komprehensif terhadap

harapan peserta didik, sekolah, guru, masyarakat pengguna (customers) dan

stakeholders. Hasil analisis internal dan eksternal itu, kemudian dijadikan

pertimbangan dalam penyususnan rencana strategis pengembangan pendidikan

karakter, serta untuk merealisasikan visi dan misi sekolah (Wibowo, 2013: 144).

Perencanaan pembelajaran yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan

tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran, sehingga tercipta suatu

situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mencapai

tujuan yang diharapkan. Perencanaan ini meliputi: (1) tujuan apa yang hendak

dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku yang diinginkan dapat dicapai atau

dapat dimiliki oleh siswa setelah terjadinya proses belajar mengajar; (2) bahan

pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan; (3) bagaimana

proses belajar mengajar yang akan diciptakan oleh guru agar siswa mencapai

tujuan secara efektif dan efisien; (4) bagaimana menciptakan dan menggunakan

alat untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak (Ali,

2010: 4-5).

c. Pembelajaran IPS di SMP/MTs

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan

pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik

secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan

konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Salah satu diantaranya

Page 6: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

18

adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta

didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah

kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang

hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat

menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari

berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran

terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu tema dari suatu cabang ilmu

tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan

cabang-cabang ilmu yang lain. Tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa,

dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat

dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya

banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial,

modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial

(Kemdikbud, 2014:10).

` Konten pendidikan IPS dalam Kurikulum 2013 meliputi :

1. Pengetahuan : tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya, bangsa, dan umat

manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan lingkunganya.

2. Keterampilan : berfikir logis dan kritis, membaca, belajar (learning skills,

inquiry), memecahkan masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam

kehidupan bermasyarakat-berbangsa.

Page 7: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

19

3. Nilai : nilai- nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan, cinta

damai, dan kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai

tersebut.

4. Sikap : rasa ingin tahu, mandiri,menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan

inovatif, dan bertanggungjawab. Konten tersebut dikemas dalam bentuk

Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar IPS SMP dikemas secara integratif

dengan menggunakan aspek geografis sebagai elemen pengikat (Kemdikbud,

2014:13).

d. Tujuan IPS

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat (Trianto, 2013 : 176).

Abdu-Raheem dan Oluwagbohunmi dalam jurnalnya yang berjudul “Pre-

Service Teachers’ Problems of Improvisation of Instructional Materials in

Social Studies in Ekiti State University” menjelaskan bahwa Ilmu sosial adalah

subjek yang membantu peserta didik untuk menjadi lebih kompeten untuk

tinggal di dunia modern. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk

mengembangkan wawasan ke dalam hubungan manusia , sikap dan nilai-nilai

sosial.

“Social Studies is a subject that assists learners to become more competentfor living in the modern world. It also enables them to develop insight into

Page 8: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

20

human relationship, social values and attitudes. For the above aims andgoals to be achieved, teachers of Social Studies including the pre-serviceteachers need to bear in mind all necessary ingredients of learning, such asmethods, techniques, devices and instructional materials that can be usedfor effective teaching and learning of the subject” (Oluwagbohunmi &Abdu-Raheem, 2015: Vol.6, No.3 hlm 207).

Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Kemendikbud

( 2014 : 9) adalah menekankan pada pengetahuan dan pemahaman tentang

bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di

bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. Sedangkan menurut

Gunawan (2013: 51) mengemukakan, mata pelajaran IPS bertujuan agar anak

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu.

Dengan rumusan tujuan di atas, hasil belajar IPS yang diharapkan adalah

melahirkan warga negara yang baik, yang demokratis, kreatif, kritis, memiliki

kemampuan belajar, senang membaca, rasa ingin tahu, mampu berkomunikasi

secara produktif di masyarakat, jujur, kasih sayang, bertanggung jawab, empati

dan memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial serta fisik,

toleransi dan saling menghargai, santun dan saling menghormati, kemandirian

dan kebersamaan, rasa kebangsaan dan menghargai karya budaya bangsa sendiri.

Dengan memperhatikan tujuan dan hasil belajar tersebut, pembelajaran IPS

adalah mata pelajaran yang sarat dengan pendidikan nilai atau pendidikan

Page 9: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

21

karakter. Pembelajaran IPS senantiasa memiliki posisi dan peran yang sangat

strategis dalam pendidikan nilai atau pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di

SMP/MTs diorganisasikan secara baik. Ketercapaian tujuan mata pelajaran IPS

didukung oleh proses pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013 dan

berlaku juga untuk IPS. Ada dua hal dalam pembelajaran IPS yaitu pendekatan

pengembangan materi ajar yang selau dikaitkan dengan lingkungan masyarakat

di satuan pendidikan dan model pembelajaran yang dikenal dengan istilah

pendekatan saintifik.

Duwarna (2004:55) dalam Susanto (2014 : 5) mengidentifikasi beberapa

kelemahan guru pendidikan IPS ke dalam tujuh hal serius, yaitu :

1. Guru pendidikan IPS tidak bertindak sebagai fasilitator akan tetapi lebih

banyak bertindak dan berposisi sebagai sumber belajar.

2. Guru pendidikan IPS lebih banyak cenderung tampil sebagai pendidik yang

dapat mengembangkan secara terintegrasi dimensi intelektual, emosional,

dan sosial.

3. Guru pendidikan IPS lebih cenderung bertindak sebagai pemberi bahan

pembelajaran belum bertindak pembelajar.

4. Guru pendidikan IPS belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara

optimal lebih banyak bertindak sebagai penyaji informasi dari buku.

5. Guru pendidikan IPS belum berkiprah secara langsung terencana membentuk

kemampuan berpikir dan sistem nilai peserta didik.

Page 10: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

22

6. Guru pendidikan IPS lebih banyak bertindak sebagai pengajar, sehingga

belum banyak bertindak sebagai panutan.

7. Guru pendidikan IPS belum secara optimal memberikan kemudahan bagi

apara peserta didik perlu bertindak sebagai motivator dalam belajar.

8. Kelemahan pembelajaran dalam pendidikan IPS sebagaimana yang

digambarkan di atas, pada intinya dapat disimpulkan adalah karena

terbatasnya aktivitas belajar peserta didik dan sangat dominannya peran guru

dalam proses pembelajaran.

e. Karakteristik IPS

Karakteristik mata pelajaran IPS di SMP/MTs menurut Kemdikbud (2014:

8) antara lain sebagai berikut :

1. IPS dibelajarkan dengan menggunakan geografi sebagai platform.

2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum

dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,

pendidikan dan agama.

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan

geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa

sehingga menjadi pokok bahasan atau tema tertentu.

4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai

masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan

perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan,

Page 11: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

23

adaptasi dan pengelolaan lingungan, struktur, proses dan masalah sosial serta

upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kenutuhan,

kekuasaan, keadilan danjaminan keamanan.

6. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi

dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia

secara keseluruhan.

f. Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan

karakter di sekolah adalah mengusahakan agar peserta didik itu mengenal dan

menerima nilai-nilai karakter sebagai milik mereka. Siswa dapat bertanggung

jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan,

menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai

sesuai dengan kaykinan diri (Wibowo dan Hamrin, 2012 : 85).

Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya.

Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan

untuk menjadikan manusia bermartabat marupakan sumber-sumber

pembelajaran pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi wadah dalam

menghimpun nilai-nilai keluhuran umat manusia yang terhimpun dari agama,

budaya, adat istiadat, kearifan lokal dan sebagainya.

Semua mata pelajaran mengusung pendidikan karakter sebagai salah satu

substansi pengetahuan dan nilai yang ingin ditanamkan kepada siswa. Berikut

disajikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Page 12: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

24

Sosial (IPS) sebagaimana dilansir oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan berikut ini :

Tabel 1. Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran IPS

Mata Pelajaran Nilai Utama

IPS

Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,

demokratis, nasionalis, menghargai keberagaman,

berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli

sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, kerja

keras.

(Sumber: Kemendikbud, 2014: 80).

Nilai dasar karakter di atas, guru (pendidik) dapat memilih nilai-nilai

karakter tertentu untuk diterapkan pada peserta didik disesuaikan dengan

muatan materi dari setiap mata pelajaran (mapel) yang ada. Guru juga dapat

mengintegrasikan karakter dalam setiap proses pembelajaran yang dirancang

(skenario pembelajaran) dengan memilih metode yang cocok untuk

dikembangkannya karakter peserta didik. Seperti contoh materi IPS Sejarah

dengan materi “Pergerakan Nasional”, guru menerapkan nilai0nilai karakter

tangguh, demokrtais, nasionalis serta kerja keras.

2. Nasionalisme

a. Konsep Nilai Nasionalisme

Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan,

berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik,

Page 13: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

25

bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok

orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai,

diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang

menghayatinya menjadi bermartabat ( Adisusilo, 2014: 56).

Di dalam Dictionary of Sosciology and Related Sciences dikemukakan

bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda

untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik

minat seseorang atau kelompok. (the believed capacity of any object to statisfy a

human desire). Jadi nilai itu hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat

pada suatu obyek, bukan objek itu sendiri (Darmadi, 2012 : 67).

Menurut Winarno (2010 :3) Nilai bersifat abstrak, artinya nilai tidak dapat

ditangkap melalui indra. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang

diinginkan. Misalnya nilai keadilan, kesederhanaan. Orang hidup mengharapkan

mendapat keadilan. Kemakmuran adalah keinginan setiap orang. Jadi, nilai

bersifat normatif, suatu keharusan yang menuntut diwujudkan dalam tingkah

laku.

Sependapat dengan itu Sjarkawi (2006: 29) mengungkapkan bahwa nilai

merupakan kualitas suatu hal yang dapat menjadi objek kepentingan. Nilai

merupakan suatu yang tidak hanya diyakini melainkan suatu yang menjiwai

tindakan seseorang. Nilai seseorang selalu diukur melalui tindakan yang telah

dilakukannya. Nilai-nilai ini merupakan bagian kenyataan yang tidak dapat

dipisahkan atau diabaikan. Setiap orang melakukan tindakan haruslah sesuai

Page 14: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

26

dengan seperangkat nilai-nilai baik nilai yang telah tertulis di masyarakat

maupun belum.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasanya nilai adalah hal yang

bersifat abstrak yang tidak ditangkap melalui indra dan merupakan sifat atau

kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi pada dasarnya niai tidak dapat

dilihat maupun dirasakan oleh indra manusia. Apabila suatu objek memiliki sifat

atau kualitas yang baik maka dapat dikatakan objek itu bernilai positif. Nilai

seseorang selalu diukur melalui tindakan yang telah dilakukannya, sehingga

segala tindakan seseorang haruslah didasari dengan nilai-nilai yang sesuai dan

telah berlaku di masyarakat.

Dalam pembelajaran sejarah, nasionalisme merupakan tujuan pembelajaran

yang sangat penting dalam rangka membangun karakter bangsa. Dalam

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, mata pelajaran sejarah telah diberikan pada tingkat

pendidikan dasar sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan

pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri

(Aman, 2011:34).

Nasionalisme sendiri mengacu pada faham yang mementingkan perbaikan

dan kesejahteraan nasion atau bangsanya. Di Indonesia terdapat banyak suku

atau etnik. Kelompok etnik yang bersifat sangat lokal ini perlu dikoordinasi

secara kolektif untuk menuju keinginan bersama. Jadi, klimaks dari pergerakan

nasional adalah pembentukan bangsa Indonesia. E Renan menyebut bahwa

nation est le desir d etre ensemble yaitu keinginan untuk ada bersama atau

Page 15: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

27

nation est le desir de vivre ensemble yaitu keinginan untuk hidup bersama

(Suhartono, 2001:4).

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan

kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas

bersama utuk sekelompok manusia. Substansi nasionalisme Indonesia

mempunyai dua unsur. Pertama; kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik, dan agama. Kedua,

kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk

penjajahan dan penindasan dari bumi Indonesia ( Susanto, 2014: 2).

Menurut Abdullah (2001: 45) nasionalisme adalah sebuah cita-cita yang

ingin memberi batas antara “kita yang sebangsa” dengan mereka dari bangsa

lain, antara “negara kita” dan negara mereka, hubungan cita-cita nasionalisme,

yang bercorak trans-etnik dan yang menginginkan terjadinya identifikasi

“bangsa” dan “negara”, bisa tersalin dalam pola perilaku, yang bahkan menuntut

pengorbanan.

Berdasarkan pengertian nasionalisme di atas, maka terdapat unsur pokok

pembentukan nasionalisme yaitu :

a. Kesetiaan tertinggi individu diserahkan kepada Negara kebangsaan.

b. Keinginan untuk hidup bersama, pendirian rohani yang diwujudkan dengan

keinginan untuk membentuk suatu Negara kedaulatan.

Kesimpulan dari unsur-unsur di atas bahwa nasionalisme adalah paham

kesadaran seseorang (individu) dalam suatu bangsa yang berkeinginan untuk

mendirikan, mempertahankan serta mengisi suatu bangsa untuk

Page 16: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

28

memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasionalnya yang didorong oleh

keinginan untuk hidup bersama, persamaan satu jiwa serta suatu kebudayaan.

Sikap nasionalisme merupakan sikap cinta akan tanah air, menurut (Aman,

2011 :141) ada 6 indikator yang menunjukkan sikap nasionalisme yaitu sebagai

berikut :

a. Cinta tanah air

Cinta tanah air atau patriotisme merupakan modal yang penting dalam

membangun suatu Negara. Suatu Negara yang dihuni oleh orang-orang yang

cinta tanah air akan membawa kearah kemajuan. Sebaiknya negara yang tidak

didukung oleh cinta tanah air dari penduduk tersebut maka negara tersebut

menunggu kehancuran.

Pergerakan nasional yang tumbuh dan berkembang pada masa kolonial,

merupakan wujud cinta tanah air yang puncaknya dengan diproklamasikan

kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Wujud negara yang cinta

tanah air ialah melestarikan budaya bangsa di era globalisasi dunia,

meningkatkan etos kerja, mempunyai disiplin dalam arti luas, penghargaan

terhadap pahlawan, peringatan hari bersejarah, mempunyai semangat kerja dan

pengabdian terhadap negara.

b. Menghargai jasa-jasa pahlawan

Meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme adalah bentuk nyata

penghargaan terhadap para pahlawan. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat

melatih diri supaya memiliki sifat-sifat kepahlawanan dan semangat cinta

bangsa dengan memulainya menghargai para pahlawan bangsa dengan

Page 17: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

29

mengingat jasa-jasa mereka. Selain itu, mencontoh beberapa sikap mereka

seperti sikap rela berkorban, bersedia meminta dan memaafkan.

c. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

Realitas menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa mengarahkan kepada

bangsa Indoenesia pluraritas diberbagai hal seperti suku, budaya, ras, agama,

dan sebagainya. Anugrah itu patut disyukuri dengan cara menghargai

kemajemukan tetap dipertahankan, dipelihara, dan dikembangkan demi

kemajuan dan kejayaan bangsa.

d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan

Kata persatuan dan kesatuan berasal dari kata “satu” yaitu sesuatu yang

tidak terpisah-pisah. Nilai persatuan Indonesia mengandung usaha kearah

bersatu dalam kebulatan rakyat membina nasional dalam Negara.

Mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan suatu proses

terwujudnya nasionalisme. Modal dasar persatuan suatu warga negara

Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dari macam-macam suku

bangsa dapat menjalin kerjasama yang erat dalam gotong royong dan

kebersamaan

e. Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah

Kesadaran bernegara dari seseorang ditentukan oleh kualitas mental

sumber daya manusia itu sendiri. Kualitas mental yang diharapkan adalah

manusia yang berkualitas tersebut maka diperlukan manusia yang berjiwa

inovatif dan tidak kenal menyerah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

Page 18: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

30

usaha mempertahankan kelangsungan bangsa dan tanah air, giat mempelajari

sejarah bangsa.

f. Memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia

Tenggang rasa artinya dapat menghargai dan menghormati perasaan orang

lain, dengan tenggang rasa manusia dapat merasakan atau menjaga perasaan

orang lain sehingga orang lain tidak merasa tersinggung. Pelaksanaan sikap

tenggang rasa dapt diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya sebagai

berikut:

a) Menghormati hak-hak orang lain.

b) Kerelaan membantu teman yang mengalami musibah

c) Kesediaan menjenguk teman yang sedang sakit.

d) Kemampuan mengendalikan sikap, perbuatan, dan tutur kata yang dapat

menyinggung atau melukai perasaan orang lain.

Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau

tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai

berikut :

a) Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia

b) Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan

kemerdekaan bangsa Indonesia.

c) Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi.

d) Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang

membutuhkan.

e) Mencintai produk dalam negeri.

Page 19: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

31

f) Menjenguk teman yang sakit.

g) Menghormati bapak ibu guru di sekolah

h) Menghormati teman di sekolah

i) Tidak memaksakan pendapat kepada orang lain.

Sedangkan menurut Yaumi (2014 : 105) karakter cinta tanah air harus

ditanamkan sejak dini sehingga peserta didik bisa memiliki cinta yang begitu

besar kepada negara dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi modal dasar

dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

2. Menunjukkan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa

Indonesia.

3. Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada perjuangan para

pendahulu (pendiri) bangsa dengan menghargai dan mengamalkan hasil

karya dan jerih payah yang ditinggalkan.

4. Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kebersihan

lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan fauna.

5. Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih pemimpin bangsa

yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia.

Sartono Kartodirjo menyatakan bahwa semangat nasionalisme dalam

negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme, yaitu:

a. Kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan

doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintah, sistem perekonomian,

sistem pertahanan keamanan, dan policy kehidupan.

Page 20: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

32

b. Kebebasan (liberty,freedom,independence), dalam beragama, berbicara dan

berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi.

c. Kesamaan (equality), dalam keadaan hukum, hak dan kewajiban.

d. Kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri

(self estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap

kepribadian dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan

sejarah dan kebudayaan.

e. Prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan

(walfare) serta kebesaran dan manusia (the greatnees and the gloryfication)

dari bangsanya (Kartodirjo dalam Aman, 2011:41).

Dari berbagai pendapat yang terdapat pada pengertian nilai dan pengertian

nasionalisme, dapat dikaji bahwasanya nilai nasionalisme yakni rasa cinta tanah

air serta sikap untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa,

sehingga akan muncul perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh

warga yang ada dalam masyarakat. Adapun bentuk dari nasionalisme yaitu

memiliki toleransi, memiliki kedisiplinan, memiliki tanggung jawab, memiliki

kerja keras, memiliki sopan santun, dan memiliki sikap peduli sosial.

b. Strategi Penanaman Nilai Nasionalisme

Nasionalisme berkaitan erat dengan pendidikan karakter. Karakter sepeti

juga kualitas diri yang lainnya, tidak berkembang dengan sendirinya. Sekolah

perlu memilih model penanaman nilai yang sesuai dengan kenyataan dan kondisi

sekolah masing-masing. Dari model yang dipilih, metode penyampaiannya pun

perlu diperhatikan. Metode penyampaian harus sesuai dengan model pendidikan

Page 21: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

33

karakter dan tujuan yang akan di capai, metode adalah cara untuk

menyampaikan nilai-nilai kepada siswa (Suprihatiningrum, 2013 : 262).

Menurut Samani (2011 : 58-63) strategi penanaman nilai bisa melalui:

1. Penanaman nilai secara terpadu melalui pembelajaran

Penanaman karakter atau nilai yang terpadu dalam pembelajaran

merupakan pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya

nilai-nilai, dan internalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik

sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam

maupun luar kelas pada semua mata pelajaran.

Kegiatan pembelajaran bertujuan menjadikan peserta didik menguasai

kompetensi (materi) yang ditargetkan. Serta, dirancang untuk menjadikan

peserta didik mengenal, menyadari atau peduli, dan menginternalisasi nilai-

nilai dalam bentuk perilaku.

2. Penanaman nilai secara terpadu melalui manajemen sekolah

Manajemen didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki

tujuan bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

diterapkan. Sedangkan proses yang berlangsung terus menerus, yakni

dimulai dari membuat perencanaan dan pembuatan keputusan (planning),

mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki (organizing), menerapkan

kepemimpinan untuk menggerakkan sumber daya (actuating); hingga

melaksanakan pengendalian (controlling).

Sebagai suatu sistem pendidikan, dalam menanamakan nilai juga

terdiri atas unsur-unsur pendidikan, yang selanjutnya akan dikelola mellaui

Page 22: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

34

bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Unsur-unsur

penanaman nilai yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan

tersebut antara lain meliputi nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, muatan

kurikulum nilai-nilai karakter, nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, nilai-

nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, serta nilai-nilai karakter

pembinaan peserta didik. Manajemen yang diterapkan dalam pendidikan

karakter harus bersifat partisipatif, demokratis, eloboratif, dan eksploraif

sehingga semua pihak merasakan kemajuan secara signifikan.

3. Penanaman nilai secara terpadu melalui ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta

didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Ekstrakulikuler jangan hanya didesain biasa-biasa saja, tidak menarik,

monoton, menjadi beban bagi anak, tidak ada nilai rekreasi dan

refreshingnya serta memusingkan kepala dan memberatkan peserta didik. Ini

yang harus dihindari dan menjadi tantangan bagi kepala sekolah dalam

memberdayakan ekstrakulikuler ini secara maksimal, efektif, dan produktif

bagi perkembangan karakter anak.

Sependapat dengan hal tersebut, Kokom Komalasari dkk menyebutkan

dalam jurnalnya yang berjudul “Living Values Education Model in Learning

and Extracurricular Activities to Construct the Students’ Character” bahwa

Page 23: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

35

sekolah sebagai pendidikan lingkungan merupakan suatu wadah dalam

membangun karakter generasi muda. Pembangunan karakter di sekolah

dilakukan melalui integrasi dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

dan di luar kelas melalui kegiatan ekstrakurikuler.

“School as education environment is a place to construct the characterof young generation. The construction of character at school isconducted through the integration of learning activities in theclassroom and outside the classroom through extracurricularactivities” ( Komalasari, 2014 : Vol.5, No.7 hlm 168).

Suparno (202 : 45-47) memberikan contoh metode penyampaian

penanaman nilai yang relevan :

1. Metode keteladanan

Keteladanan merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk

mengajarkan nilai-nilai. Siswa terutama di tingkat pendidikan dasar akan

meniru apa yang dilakukan oleh guru dan orang tuanya. Hal ini penting bagi

guru dan orang tua memberikan teladan yang baik. Pengalaman anak

sewaktu kecil yang terendap di memori jangka panjang akan lebih mudah

dimunculkan kembali ketika anak menjadi dewasa. Dengan demikian,

penting untuk menciptakan lingkungan yang penuh dengan keteladanan

nilai-nilai baik.

2. Metode Pembiasaan

Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal

dengan istilah operan conditioning, mengajarkan pesera didik untuk

membiasakan perilaku terpuji, disiplin, giat belajar, bekeraj keras, ikhlas,

jujur, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan. Metode

Page 24: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

36

ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembentukan karakter, untuk

membiasakan peserta didik dengan sifat-sifat baik dan terpuji.

3. Metode live in (Boarding School)

Metode live in memungkinkaan anak memiliki pengalaman hidup

bersama orang lain dalam situasi yang berbeda dengan situasi hidupnya

sehari-hari, metode ini diterapkan dalam pondok pesantren, panti asuhan,

atau asrama. Namun dapat juga dilaksanakan secara periodik seperti

pesantren kilat atau tinggal di panti asuhan selama beberapa hari. Pada

umumya, orang-orang yang tinggal di tempat tersebut berasal dari latar

belakang keluarga yang berbeda. Hal ini akan memberikan pengalaman

kepada anak dalam mengenal lingkungan yang berbeda. Dengan

pengalaman langsung ini anak dapat mengenal lingkungan hidup yang

berbeda dalam cara berpikir, tantangan, permasalahan dan dapat jadi tentang

nilai-nilai hidupnya.

c. Media Penanaman Nilai Nasionalisme

Media apa saja yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai karakter

seseorang? Banyak faktor atau media yang memengaruhi penanaman nilai

karakter ini, menyebabkan pendidikan sebagai wahana penanaman karakter

bukan sebuah usaha yang mudah.

Dalam berkembangnya teknologi informasi saat ini, peran media masa

yang terdiri atas media cetak, elektronik maupun multimedia termasuk di

dalamnya internet, juga memberikan pengaruh positif terhadap penanaman

nilai karakter. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

Page 25: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

37

karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,

lingkungan sosial, pendidikan formal, dan media massa (Sulistyowati,

2012:38).

1. Keluarga

Keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia, sejakn usia

dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan

salah. Dengan kata lain, di keluargalah proses pendidikan karakter

berawal. Pendidikan di keluarga ini akan menentukan seberapa jauh

seorang anak dalam prosesnya menjadi orang yang lebih bdewasa,

memiliki komitmen terhadap nilai moral tertentu seperti kejujuran, empati,

kesederhanaan, dan menentukan bagaimana dia melihat dunia sekitarnya,

seperti memandang orang lain yang tidak sama dengan dia berbeda status

sosial, suku, agama, ras, latar belakang budaya.

Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor

bawaan, faktor sosialisasi dan lingukungan. Oleh karea itu, disamping

pendidikan, peran keluarga juga sangat penting terhadap berkembangnya

karakter anak. Sebagimana yang diungkapkan Istiningsih dalam jurnalnya

yang berjudul “Contribution of Religion and Media Awareness in

Building Character Appearance in the Family, Campus, Community, and

in the Self” bahwa keluarga merupakan lingkungan strategis dalam

membentuk karakter siswa dan menekan munculnya karakter. Oleh karena

itu penting untuk memberdayakan keluarga.

“The family is the strategic environment in shaping the character ofthe students and suppress the appearance of the character. Therefore

Page 26: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

38

important to empower families” (Istianingsih, 2013 : Vol.4, No.9 hlm72).

2. Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang dikelola dalam berbagai lembaga pendidikan

diharapkan berperan besar dalam pembangunan karakter. Lembaga-

lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mewujudkan tujuan

pendidikan nasional untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur

dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian, pengalaman

Indonesia selama empat dekade terakhir ini menunjukkan bahwa sekolah-

sekolah dan perguruan tinggi dengan cara-cara pendidikan yang

dilakukannya sekarang, belum banyak berkontribusi dalam hal ini.

Dalam menjalankan pendidikan karakter, terdapat tiga elemen yang

penting untuk diperhatikan yaitu prinsip, proses dan praktiknya dalam

pengajaran. Dalam menjalankan prinsip itu, nilai-nilai yang diajarkan

harus termanifestasikan dalam kurikulum. Sehingga, semua siswa dalam

sekolah paham benar tentang nilai-nilai tersebut dan mampu

menerjemahkannya dalam perilaku nyata. Untuk itu, diperlukan

pendekatan optimal untuk mengajarkan karakter secara efektif diterapkan

di seluruh sekolah.

3. Media Masa

Peran media dalam penanaman karakter siswa sangat besar. Pengaruh

media massa terdiri atas 3 varian, di antaranya :

a. Menimbulkan peniruan langsung (copy-cut)

b. Menyebabkan ketumpulan terhadap norma (desensitisation)

Page 27: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

39

c. Terbebas dari tekanan psikis (catharsis) bagi khalayak media massa.

3. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan proses untuk menuntun peserta didik

menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam hati, raga, pikir, serta rasa

dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-

buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Samani 2011 : 45).

Menurut Jarolimek dalam Zuriah (2007: 19) pendidikan karakter sering

disamakan dengan pendidikan budi pekerti. Seseorang dapat dikatakan

berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai-nilai dan keyakinan

yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam

hidupnya. Sedangkan Amri (2011: 6) menyatakan bahwa pendidikan karakter

adalah usaha-usaha yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk

membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Oleh karena itu, dari pengertian pendidikan karaker diatas dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan konsep dasar yang

diterapkan ke dalam pemikiran seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani

Page 28: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

40

rohani maupun budi pekerti agar lebih berarti dari sebelumnya sehingga dapat

mengurangi krisis moral yang menerpa negeri ini

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan

dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan

karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang,

sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan

peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya untuk mengkaji, menanamkan, serta memaknai nilai-nilai

karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Amri

2011:31).

Adapun tujuan pendidikan karakter menurut Aqib (2012 : 65) adalah :

1. Mendorong kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan

dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

2. Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat tercela yang dapat

merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

3. Memupuk ketegaran dan kepekaan peserta didik terhadap situasi sekitarnya

sehingga tidak terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang baik secara

individual maupun sosial.

4. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai

penerus bangsa.

Guru merupakan aktor utama pembelajaran. Karena itu, guru sangat

menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Jika dikaitkan dengan

Page 29: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

41

pendidikan karakter lebih-lebih pendidikan antikorupsi yang saat ini tengah

menjadi andalan pemerintah, maka peranan guru sangat penting. Pendek kata,

peran guru dalam keberhasilan internalisasi pendidikan karakter kepada anak

didik adalah kunci utama. Faktor lain seperti kurikulum, budaya, kegiatan-

kegiatan spontan, hanya merupakan pendukung bagi guru (Wibowo, 2013 :125).

c. Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 berkaitan erat dengan penerapan pendidikan karakter di

sekolah melalui pembelajaran di kelas. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada

model pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik yang berbasis pada

pendidikan karakter yang diharapkan dapat mengembangkan tiga kompetensi

penting, yakni kognisi, afeksi, dan psikomotor. Kurikulum 2013 telah

mengamanatkan untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam

mengembangakan domain sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dituangkan

dalam standar Kompetensi Lulusan (SKL) baik tingkat SD, SMP maupun

SMA/SMK yang selanjutnya di uraikan dalam Kompetensi Inti (KI) yang terdiri

dari KI sikap spiritual, KI sikap sosial, KI pengetahuan dan KI keterampilan.

Kompetensi inti ini menjadi payung bagi semua mata pelajaran yang diajarkan

pada jenjang sekolah tertentu. Kompetensi Inti ini selanjutnya dijabarkan di

masing-masing mata pelajaran dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD) yang

meliputi KD yang berasal dari sikap spiritual, KD yang berasal dari sikap social,

KD yang berasal dari pengetahuan, dan KD dari keterampilan. Dalam proses

pembelajaran yang dilakukan guru terhadap siswa harus mencakup KD sikap

spiritual, KD sikap sosial, KD pengetahuan dan KD keterampilan sehingga

Page 30: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

42

kompetensi yang berkembang dalam pribadi siswa tentu menyeluruh dari semua

domain sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Hal tersebut sesuai dengan Muzamiroh (2013:54) pendidikan karakter

sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan

watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan

kebaikan, kurikulum 2013 menekankan pada pembentukan sikap. Salah satu ciri

kurikulum 2013 adalah selalaui mengaitkan antar sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dalam satu kontek pembelajaran. Guru menyampaikan materi dari

KD yang berasal dari KI 3 yaitu unsur pengetahuan, selanjutnya dikembangkan

KD yang berasal dari KI 4 yaitu unsur keterampilan, barulah di pikirkan sikap(KD

yang berasal dari KI 1 dan 2) apa yang akan dikembangkan melalaui KD 3 dan

KD 4 itu. Dengan demikian satu proses pembelajaran berlangsung siswa akan

mengembangkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan secara bersama-

sama, artinya dengan kurikulum 2013 itu akan terbangun pendidikan karakter

secara otomatis karena penanaman nilai-nilai kehidupan (nilai-nilai karakter)

terintegrasi dalam setiap proses pembelajaran.

d. Pendidikan Karakter Kemendiknas

Grand desain yang dikembangkan Kemendiknas (2010) mengandung arti

bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri

individu meliputi fungsi dari seluruh potensi manusia yakni meliputi kognitif,

afektif, konatif, dan psikomotorik dalam konteks interaksi sosial kultural.

Interaksi sosio kultural tersebut yakni dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat

Page 31: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

43

yang berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas

proses psikologis dan sosial kultural tersebut dapat dikelompokkan menjadi olah

hati (spiritual and emosional development), olah pikir (intellectual development)

olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic development), serta olah rasa

(affective and creativity development).

Gambar 1 : Pengelompokan Konfigurasi Karakter dalam Psikologis

(Sumber : Aqib, 2012: 32)

Berdasarkan gambar di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada

pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter

merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi

individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-

kultural dalam konteks interkasi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan

masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat (Wibowo, 2011: 45).

Pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan,

pembelajaran, dan fasilitas. Melalui pendidikan, pembangunan karakter dilakukan

dalam konteks makro dan mikro. Dalam konteks makro, penyelenggaraan

Page 32: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

44

pendidikan karakter mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan (implementasi) dan pengendalian mutu, yang

melibatkan seluruh unti utama di lingkungan pemangku kepentingan pendidikan

nasional. Sedangkan dalam konteks mikro merupakan penyelenggaraan

pendidikan karakter pada tingkat sekolah (Sulistyowati, 2012: 9)

Alur penyelenggaraan pendidikan karakter secara makro seperti pada gambar

di bawah ini :

Gambar 2 : Desain pengembangan pendidikan secara makro (Sumber: Aqib,

2012: 72)

Berdasarkan gambar di atas, implementasi nilai-nilai pendidikan karakter

dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan sebagaimana

digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses

ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan, yakni dalam : 1) sekolah, 2) keluarga,

3) masyarakat.

Dalam masing-masing pilar pendidikan, akan ada dua jenis pengalaman

belajar yang akan dibangun melalui dua pendekatan yakni intervensi dan

habituasi. Dalam intervensi, dikembangkan suasana interaksi belajar dan

Page 33: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

45

pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan

karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur . Agar proses pembelajaran

tersebut berhasil, peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan

menentukan.

Menurut Mir Abdullah Shahneaz dalam jurnalnya yang berjudul “ The Impact

of Teacher and Technology in Class Room” guru dalam menjalankan perannya

tidak saja hanya menjadi penyampai ilmu tapi juga menjadi contoh anak didiknya

serta bisa menjadi peran apapun yang dibutuhkan anak didiknya termasuk

penasihat yang bijak.

“Teacher is responsible for many tasks in the classroom teaching. Teacherplans and implement the instructions. He plays the role of managers,psychologists, counselors, custodians, communicators, social ambassadorsand entertainers”. (Shahneaz, 2014 : Vol.5, No.27 hlm 84).

Sedangkan di lingkungan keluarga dan masyarakat, intervensi dilakukan

dengan memberikan contoh pembelajaran melalui perilaku terpuji dan karakter

yang baik.

Sementara itu, dalam habituasi, diciptakan situasi dan kondisi dan penguatan

yang memungkinkan siswa pada sekolah, rumah, lingkungan, membiasakan diri

berperilaku sesuai nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi melalui

proses intervensi. Proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup

pemberian contoh, pembelajaran, pembiasaan, dan penguatan harus

dikembangkan secara sistematik, holistik, dinamis, kuat dan pikiran yag

argumentatif. Diharapkan, melalui pilar satuan pendidikan (sekolah), keluarga dan

Page 34: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

46

masyarakat dapat dilakukan proses pembudayaan dan pemberdayaan nilai

karakter secara efektif.

Sedangkan alur penyelenggaraan pendidikan karakter secara mikro seperti

pada gambar di bawah ini :

Gambar 3 : Desain pengembangan pendidikan karakter secara mikro

(Sumber: Aqib, 2012: 34)

Pengembangan karakter di sekolah dibagi dalam empat pilar, yakni belajar-

mengajar di kelas, keseharian dalam bentuk pengembangan budaya sekolah; ko-

kurikuler dan/ atau ekstrakulikuler, serta keseharian di rumah dan masyarakat.

Implementasi pendidikan karakter di sekolah dikembangkan melalui

pengalaman belajar, dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan

karakter dalam diri siswa. Pendekatan karakter dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas, dilaksanakan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata

Page 35: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

47

pelajaran. Selain itu, pendidikan karakter juga dikembangkan melalui kegiatan

ekstrakulikuler. Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat difasilitasi untuk

mengembangkan karakter mereka, pendidikan karakter di sekolah juga harus

dilaksanakan melalui pengelolaan sekolah.

Selanjutnya implementasi pendidikan karakter bisa dilakukan dalam bentuk

budaya sekolah, perlu dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosio kultural

sekolah, memungkinkan para siswa membangun kegiatan keseharian di sekolah

yang mencerminkan perwujudan karakter yang dituju. Pola ini ditempuh dengan

melakukan pembiasaan dengan pembudayaan aspek-aspek karakter dalam

kehidupan keseharian di sekolah dengan pendidik sebagai teladan (Aqib,

2012:35).

Pendidikan karakter, selain diterapkan di sekolah, dilingkungan keluarga dan

masyarakat, diupayakan juga agar terjadi proses penguatan dari orang tua/wali

serta tokoh-tokoh masyarakat sehingga menjadi kegiatan keseharian di rumah dan

lingkungan masing-masing. Hal ini dapat dilakukan lewat komite sekolah,

pertemuan wali murid, kunjungan/kegiatan wali murid yang berhubungan dengan

kumpulan kegiatan sekolah dan keluarga yang bertujuan menyamankan langkah

dalam membangun karakter di sekolah, rumah, dan masyarakat (Wibowo,

2011:48).

Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan assesment program untuk perbaikan

berkelanjutan yang dirancang dan dilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasi

karakter dalam diri siswa sebagai indikator bahwa proses pembudayaan dan

Page 36: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

48

pemberdayaan karakter itu berhasil dengan baik, menghasilkan sikap yang kuat,

dan pikiran yang argumentatif.

Ketika semua urusan sekolah dari hari ke hari dikelola dengan dilandasi oleh

pelaksanaan nilai-nilai karakter, sekolah akan menjadi komunitas yang

berkarakter. Sekolah akan menjadi tempat di mana nilai-nilai karakter

dilaksanakan, dan sekolah akan menjadi tempat bagi setiap siswa membiasakan

perilaku berkarakter.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dikemukakan penelitian yang relevan dengan bahasan dalam

penelitian ini :

1. Jurnal pendidikan karakter, Tahun IV, Nomor 1, Februari 2014. Aman Dengan

judul “Aktualisasi Nilai-Nilai Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme Dalam

Pembelajaran Sejarah di SMA”

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) aktualisasi nilai-nilai kesadaran

sejarah dalam pembelajaran sejarah ditunjukkan melalui upaya a)penanaman

penghayatan arti penting, sejarah untuk masa kini dan mendatang, b)

mengenal diri sendiri dan bangsanya, c) pembudayaan sejarah bagi pembinaan

budaya bangsa, dan (d) menjaga kepentingan sejarah bangsa. (2) aktualisasi

nilai-nilai nasionalisme ditunjukkan melalui upaya penanaman (a) rasa bangga

sebagai bangsa Indonesia, (b) rasa cinta tanah air dan bangsa, (c) rela

berkorban demi bangsa, (d) menerima kemajemukan, (e) rasa bangga pada

budaya yang beraneka ragam, (f) menghargai jasa para pahlawan, dan (g)

mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Page 37: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

49

2. Skripsi.Gita Enggarwati (2013) berjudul “ Penanaman Sikap Nasionalisme

Melalui Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”

Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa cara guru untuk menanamkan sikap

nasionalisme melalaui mata pelajaran IPS antara lain dengan pembiasaan,

keteladanan, pemberian contoh yang kontekstual, pembelajaran melalui cerita

dan media, seperti gambar pahlawan dan lagu nasional. Hal yang paling

efektif dilakukan oleh guru diantara cara tersebut adalah pembiasaan dan

keteladanan karena dapat dilakukan guru setiap hari. Perwujudan sikap

nasionalisme siswa antara lain perilaku rela berkorban, cinta naha air, bangga

sebagai bangsa Indonesia, persatuan dan kesatuan, patuh terhadap peraturan,

disiplin, berani, jujur, serta bekerja keras. Perilaku siswa yang paling

menonjol diantara aspek tersebut adalah kerja keras karena guru melakukan

pembiasaan kepada siswa untuk aktif ketika pembelajaran. Penyebab

terhambatnya penanaman sikap nasionalisme antara lain keterbatasan media

pembelajaran, waktu, serta kesenjangan antara lingkungan keluarga dan

masyarakat.

3. Agung, Leo.2011. Vol XII, No. 2 : “Character Education Integration in

Social Studies Learning, dalam HISTORIA: International Journal of History

Education”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan karakter yang

berfokus pada pengembangan identitas siswa untuk menjadi cerdas dan

berkarakter perlu dipaksa melalui pendidikan formal dan informal. Hal ini

dapat diimplementasikan dalam pendidikan formal di sekolah, khususnya

melalui pelajaran IPS, karena tujuan IPS tidak hanya tentang aspek kognitif

Page 38: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

50

(keterampilan intelektual), tetapi juga aspek afektif (keterampilan personal).

Dengan kata lain, pembelajaran IPS umumnya diajarkan tentang sikap, nilai,

dan moral. Oleh karena itu, guru IPS harus mampu kreatif merencanakan

pelajaran dan menerapkannya. Hal yang penting dalam proses pembelajaran

adalah guru sebagai model peran.

4. Sutrisna, Edy dan Wasino.2010. Vol 20 No.2 dalam PARAMITA hlm 178-

189 “Pembelajaran IPS dalam realita di era KTSP: Studi Eksplorasi

Pelaksanaan Pembelajaran IPS Pada SMP di Kabupaten Pati” menyatakan

bahwa Di tengah-tengah keterbatasan media pembelajaran dan sumber

pembelajaran IPS yang tersedia di sekolah, para guru IPS secara umum juga

jarang memanfaatkan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial sebagai media dan sumber pembelajaran. Padahal rata-rata guru telah

memahami bahwa laboratorium IPS sebagian besar justru terdapat di

lingkungan. Sejatinya, para guru IPS telah mengetahui dengan baik bahwa

lingkungan merupakan sumber dan media pembelajaran IPS. Kepedulian dan

kreativitas guru dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan

pembelajaran yang baik masih menjadi kendala.

5. Citra Ayu (2014) Universitas Negeri Semarang, Judul: “Peranan

Pembelajaran Sejarah Dalam Penanaman Sikap Nasionaslisme siswa kelas XI

IPS SMA Negeri Pecangaan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh

globalisasi, internet dikalangan siswa kelas XI IPS SMA Negeri Pecangaan

begitu mudah memasuki pikiran siswanya. Hal ini mengakibatkan siswa susah

menerima apa yang disampaikan oleh guru. Siswa seringkali menggunakan

Page 39: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

51

intenet tidak secara bijak sehingga dampak dalam pembelajaran berlangsung,

siswa tidak konsentrasi dan penyerapan nilaipun terhambat.

6. W. O Ibukun. 2010. Vol 1, No 2. “Nigeria’s National Policy on Education

and the University Curriculum in History: Implication for Nation Building”

Penelitian ini mengkaji masalah pendidikan di Nigeria yang menekankan

pendekatan yang lebih proaktif dalam pengajaran sejarah di sekolah menengah

dan perguruan tinggi. Pendidikan di Nigeria telah mengajarkan studi sosial

karena pengajaran IPS dianggap sebagai pilihan yang tepat untuk dapat maju

dalam rangka membangun bangsa dari sekelompok etnis yang beragam.

Pemerintah Nigeria membuat strategi adanya pengajaran sejarah atau ilmu

sosial di tingkat sekolah dan perguruan tinggi disebabkan kurangnya

kesadaran historis. pengajarn sejarah sebagai pendekatan untuk mencapai

pembangunan bangsa di Nigeria hanya bisa bermakna jika teknik mengajar

yang seperti teknik berpikir kritis yang digunakan di dalam kelas.

Dalam penerapan pembelajaran sosial di sekolah menengah di Nigeria

menggunakan pendekatan yang menekankan siswa pada ketrampilan berpikir

analisis untuk memahami arti dan makna peistiwa masa lalu. Strategi tersebut

mendorong siswa lebih mengerti keadaan historis negaranya yang membuat

kecintaannya bertambah terhadap negara dan membuat siswa lebih

menghormati kelompok-kelompok etnis lain yang ada di Negara tersebut.

C. Kerangka Pikir

Kerangka teoritis adalah kerangka pikir yang bersifat teoritis atau

konseptual mengenai masalah yang akan diteliti. Kerangka pikir tersebut

Page 40: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

52

menggambarkan hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang

akan diteliti.

Pendidikan dewasa ini mempunyai tantangan yang besar, terkait masalah

moral bangsa yang semakin mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya pergeseran moral anak bangsa, misalnya banyak siswa yang tawuran,

demo mahasiswa yang berakhir kerusuhan merusak fasilitas umum, hal ini

disebabkan karena mereka tidak menjunjung nilai nasionalis dan persatuan

bangsa. Demikian ini sudah tergerusnya nilai-nilai bangsa yang mulai luntur,

pendidikan merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan masalah yang

kompleks tersebut.

Konsep yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tentang penanaman

nilai nasionalismemelalui pembelajaran IPS sehingga dapat membentuk sikap

nasionalisme peserta didik. Pengaruh arus deras budaya global yang negatif

menyebabkan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa semakin

memudar. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat Indonesia yang lebih

menghargai budaya asing dibandingkan budaya bangsa sendiri. Baik dalam

cara berpakaian, bertutur kata, kurangnya penghargaan terhadap produk dalam

negeri.

Melalui Pendidikan karakter inilah penanaman nilai-nilai karakter yang

saat ini sedang gencar dideklarasikan oleh pemerintah ditujukan untuk

perbaikan moral bangsa. Guru IPS sebagai pendidik merupakan salah satu

agen perubahan yang dapat ikut andil dalam pelaksanaan pendidikan karakter

melalui proses pembelajaran IPS. Mata pelajaran IPS ini meliputi materi yang

Page 41: BAB II a. Pengertian Pembelajaran instruction yang dalam ... · 2. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, eknomi, hukum dan plitik, kewarganegaraan, sosiologi,

53

telah dianalisis oleh guru sehingga didapatkan nilai-nilai karakter yang baik

yang dapat dikembangkan dari diri peserta didik. Metode penanaman nilai

yang dilakukan oleh guru IPS yaitu metode kebiasaan dan metode keteladanan

untuk menenamkan nilai nasionalisme dalam pembelajaran IPS. Dalam

penyampaian pembelajaran, metode, model, dan media (perencanaan

pembelajaran) yang digunakan pun disesuaikan dengan nilai-nilai karakter

yang akan dikembangkan melalui budaya sekolah, kegiatan ekstrakulikuler

yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Selain itu, faktor-faktor yang

menghambat pengembangan karakter pun perlu untuk digali agar pendidikan

karakter dalam pelaksanaannya benar-benar maksimal dan terealisasi dengan

baik sehingga pengembangan karakter peserta didik dapat berjalan sesuai

dengan tujuan dari adanya pendidikan karakter itu sendiri.

Gambar 4 : Kerangka Pikir Penelitian

Budaya SekolahPenanaman NilaiNasionalsime

Pembelajaran IPS

Perencanaan PembelajaranGuru IPS

Kendala

Evaluasi

PendidikanKarakter

KegiatanEkstrakulikuler

Pembiasaan

Peneladanan